pelatihan dasar augmented reality bagi guru smk … · 2020. 11. 11. · isbn 978-623-7482-47-5...

7
ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 199 PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU SMK NEGERI 1 SUKASADA, BULELENG, BALI I Made Putrama 1 , Gede Rasben Dantes 2 , Luh Joni Erawati Dewi 3 , I Nyoman Saputra Wahyu Wijaya 4 , Ketut Agus Seputra 5 , Gede Beny Indrawan 6 , Putu Andika Eka Putra 7 , Ketut Gede Subiksha 8 1,4,6,7,8 Prodi Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika FTK UNDIKSHA, 2 Pascasarjana Ilmu Komputer, UNDIKSHA, 3,5 Prodi Manajemen Informatika, Jurusan Teknik Informatika, FTK UNDIKSHA Email:[email protected] ABSTRACT The community service program carried out at SMK N 1 Sukasada, Buleleng aims to: (1) improve the skills of teachers in using multimedia technology, especially Augmented Reality (AR) in making learning media (2) encourage increased creativity and teacher innovation in multimedia learning so as to optimize the potential of students in producing AR-based multimedia works. The service program is carried out in the form of training and mentoring activities by involving teachers as training participants and lecturers as presenters and assistants. The activity committee used the tutorial which was packaged into a practicum module which was summarized and was invincible with the implementation time. The results of the activity show: (1) increasing the skills and abilities of participants in making AR-based applications (2) the enthusiasm of participants who want activities to be carried out again to sharpen their skills in making AR applications with material complexity and limited time for activities. Keywords: Augmented Reality, Multimedia, Community Service, Module ABSTRAK Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di SMK N 1 Sukasada, Buleleng bertujuan untuk: (1) meningkatkan keterampilan guru-guru dalam menggunakan teknologi multimedia khususnya Augmented Reality (AR) dalam pembuatan media pembelajaran (2) mendorong peningkatan kreatifitas dan inovasi guru dalam pembelajaran multimedia sehingga dapat mengoptimalkan potensi peserta didik dalam menghasilkan karya-karya multimedia berbasis AR. Program pengabdian dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelatihan dan pendampingan dengan melibatkan guru sebagai peserta pelatihan dan dosen beserta mahasiswa sebagai pemateri dan pendamping. Panitia kegiatan memanfaatkan tutorial yang dikemas ke dalam sebuah modul praktikum yang dirangkum dan disesuaikan dengan waktu pelaksanaan. Hasil kegiatan menunjukkan: (1) peningkatan keterampilan dan kemampuan peserta dalam membuat aplikasi berbasis AR (2) antusiasme peserta yang menginginkan kegiatan dilaksanakan kembali untuk mempertajam keterampilan dalam membuat aplikasi AR dikarenakan kompleksitas materi dan keterbatasan waktu kegiatan. Kata kunci: Augmented Reality, Multimedia, Pengabdian, Modul PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (RISTEKDIKTI, 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan sekolah yang dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kompetensi lulusan yang siap kerja pada bidang tertentu yang dibutuhkan dunia usaha/dunia industri. Untuk itu, pemerintah saat ini telah berupaya memfasilitasi penguasaan kompetensi oleh lulusan SMK dengan mengeluarkan kebijakan sertifikasi kompetensi yang kualifikasinya telah diatur dalam Skema Sertifikasi Kualifikasi Level II dan Level III di tingkat SMK. Salah satu Skema Sertifikasi yang dimaksud adalah sertifikasi kompetensi keahlian bidang Multimedia. Dalam rangka mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi uji kompetensi ini, tentunya dibutuhkan tenaga pendidik yang handal di bidang tertentu khususnya bidang Multimedia. Permasalahannya, teknologi khususnya di

Upload: others

Post on 23-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU SMK … · 2020. 11. 11. · ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 199 PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 199

PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU SMK

NEGERI 1 SUKASADA, BULELENG, BALI

I Made Putrama1, Gede Rasben Dantes2, Luh Joni Erawati Dewi3, I Nyoman Saputra Wahyu

Wijaya4, Ketut Agus Seputra5, Gede Beny Indrawan6, Putu Andika Eka Putra7,

Ketut Gede Subiksha8 1,4,6,7,8Prodi Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika FTK UNDIKSHA, 2Pascasarjana Ilmu Komputer, UNDIKSHA,

3,5Prodi Manajemen Informatika, Jurusan Teknik Informatika, FTK UNDIKSHA

Email:[email protected]

ABSTRACT

The community service program carried out at SMK N 1 Sukasada, Buleleng aims to: (1) improve the skills

of teachers in using multimedia technology, especially Augmented Reality (AR) in making learning media (2)

encourage increased creativity and teacher innovation in multimedia learning so as to optimize the potential of

students in producing AR-based multimedia works. The service program is carried out in the form of training and

mentoring activities by involving teachers as training participants and lecturers as presenters and assistants. The

activity committee used the tutorial which was packaged into a practicum module which was summarized and was

invincible with the implementation time. The results of the activity show: (1) increasing the skills and abilities of

participants in making AR-based applications (2) the enthusiasm of participants who want activities to be carried

out again to sharpen their skills in making AR applications with material complexity and limited time for activities.

Keywords: Augmented Reality, Multimedia, Community Service, Module

ABSTRAK

Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di SMK N 1 Sukasada, Buleleng bertujuan

untuk: (1) meningkatkan keterampilan guru-guru dalam menggunakan teknologi multimedia khususnya

Augmented Reality (AR) dalam pembuatan media pembelajaran (2) mendorong peningkatan kreatifitas dan

inovasi guru dalam pembelajaran multimedia sehingga dapat mengoptimalkan potensi peserta didik dalam

menghasilkan karya-karya multimedia berbasis AR. Program pengabdian dilaksanakan dalam bentuk kegiatan

pelatihan dan pendampingan dengan melibatkan guru sebagai peserta pelatihan dan dosen beserta mahasiswa

sebagai pemateri dan pendamping. Panitia kegiatan memanfaatkan tutorial yang dikemas ke dalam sebuah modul

praktikum yang dirangkum dan disesuaikan dengan waktu pelaksanaan. Hasil kegiatan menunjukkan: (1)

peningkatan keterampilan dan kemampuan peserta dalam membuat aplikasi berbasis AR (2) antusiasme peserta

yang menginginkan kegiatan dilaksanakan kembali untuk mempertajam keterampilan dalam membuat aplikasi AR

dikarenakan kompleksitas materi dan keterbatasan waktu kegiatan.

Kata kunci: Augmented Reality, Multimedia, Pengabdian, Modul

PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan, sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

(RISTEKDIKTI, 2003) tentang Sistem

Pendidikan Nasional merupakan sekolah yang

dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta

didik untuk memiliki kompetensi lulusan yang

siap kerja pada bidang tertentu yang dibutuhkan

dunia usaha/dunia industri. Untuk itu,

pemerintah saat ini telah berupaya

memfasilitasi penguasaan kompetensi oleh

lulusan SMK dengan mengeluarkan kebijakan

sertifikasi kompetensi yang kualifikasinya telah

diatur dalam Skema Sertifikasi Kualifikasi

Level II dan Level III di tingkat SMK. Salah

satu Skema Sertifikasi yang dimaksud adalah

sertifikasi kompetensi keahlian bidang

Multimedia.

Dalam rangka mempersiapkan peserta didik

dalam menghadapi uji kompetensi ini, tentunya

dibutuhkan tenaga pendidik yang handal di

bidang tertentu khususnya bidang Multimedia.

Permasalahannya, teknologi khususnya di

Page 2: PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU SMK … · 2020. 11. 11. · ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 199 PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 200

bidang Multimedia yang perkembangannya

sangatlah cepat belum diimbangi dengan

pemerataan dalam pemberian program-program

pengayaan ke pendidik sebagai tenaga pengajar

yang handal. Selain itu, guru-guru secara umum

masih menemui hambatan dalam hal

pengembangan dirinya khususnya dikarenakan

penguasaan teknologi ini sarat dengan

kebutuhan fasilitas yang memadai, keberadaan

instruktur yang siap memberikan pelatihan

kepada guru-guru secara langsung ke sekolah-

sekolah.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan

dengan salah satu pihak sekolah di SMK Negeri

1 Sukasada, Kabupaten Buleleng, yakni dengan

Kepala Program Keahlian Teknik Komputer

dan Informatika mengatakan bahwa untuk

kepentingan peningkatan proses belajar

mengajar, guru-guru di sekolah tersebut sangat

membutuhkan kehadiran instruktur pelatihan

khususnya di bidang Multimedia karena selain

dapat mendukung pengembangan media

pembelajaran, penguasaan teknologi juga akan

membantu kreatifitas siswa dalam

mengembangkan karya yang didukung dengan

pemanfaatan teknologi khususnya dalam

bidang pemasarannya. Sedangkan Wakil

Kapala Sekolah urusan Kurikulum mengatakan

bahwa ada beberapa program studi Desain

Produksi Kriya di sekolahnya yang

mengajarkan tentang pembuatan produk seperti

Lukisan, Ukiran, Keramik maupun Tekstil

berupa Batik/Endek. Akan tetapi saat ini, dalam

proses pembelajaran di kelas maupun di

laboratorium, guru-guru masih menemui

kendala diantaranya sulitnya menumbuhkan

antusiasme siswa dalam belajar khususnya di

beberapa tahapan latihan yang membutuhkan

kesabaran dan ketekunan seperti saat membuat

ukiran, kain tenun ataupun Batik. Di samping

itu, proses pembelajaran yang masih berfokus

pada guru sebagai instruktur pelatihan sangat

melelahkan disebabkan karena latihan-latihan

yang dilakukan memerlukan aktifitas fisik dan

menggunakan peralatan yang cukup kompleks

dalam penggunaannya. Padahal, untuk tahap

pembelajaran konsep dasar seperti pengenalan

bagian peralatan dan tahapan pengerjaan

seharusnya dapat dibuatkan sebuah model yang

bisa dipergunakan oleh guru untuk disajikan

kepada siswa dari satu semester ke semester

selanjutnya. Saat ini penggunaan bantuan media

pembelajaran untuk latihan di laboratorium

masih sangat terbatas dan belum optimal. Selain

itu, pengetahuan guru dalam membuat media

penunjang juga masih terbatas, hanya beberapa

yang disebutkan menggunakan bantuan media

berupa rekaman video dalam menjelaskan

konsep dasar pelatihan. Pengetahuan

pemanfaatan media digital dalam pemasaran

produk yang dihasilkan juga merupakan hal

yang tidak kalah penting. Saat ini produk yang

dihasilkan masih dipajang di dalam etalase yang

ada di laboratorium sekolah karena guru-guru

belum mengetahui bagaimana cara yang lebih

baik untuk digunakan. Penampilan yang tidak

menarik dan terkesan tidak tertata dengan baik

menjadi salah satu kendala sekolah dalam

mengenalkan produk yang dihasilkan kepada

masyarakat.

Dengan menggunakan teknologi multimedia

yang ada saat ini, permasalahan-permasalahan

di atas seharusnya dapat diminimalisir

setidaknya untuk dapat membantu proses

pembelajaran maupun pemasaran produk yang

telah dihasilkan agar bisa mencapai sasaran

yang diharapkan sekolah dengan lebih efektif

dan efisien. Teknologi multimedia adalah salah

satu media pembelajaran baru yang bisa

digunakan untuk membantu proses pengajaran

dan pembelajaran lebih berkesan (Surasmi,

2016). Misalnya, untuk sebuah aktifitas

pembelajaran pembuatan sebuah karya tenun

atau batik, saat ini laboratorium yang ada masih

memiliki jumlah alat yang terbatas dan dengan

kondisi penampilan yang tidak cukup menarik.

Selain itu ada beberapa proses latihan

memerlukan percobaan-percobaan yang

menghabiskan bahan mentah seperti

mencampur warna dan penggunaan benang

tenun yang datap terbuang percuma setelah

aktifitas latihan. Interaksi guru dengan siswa

juga masih cukup melelahkan sebab harus

dipandu secara langsung satu-per-satu.

Page 3: PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU SMK … · 2020. 11. 11. · ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 199 PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 201

Dengan menggunakan teknologi multimedia

yang ada saat ini, permasalahan-permasalahan

di atas seharusnya dapat diminimalisir

setidaknya untuk dapat membantu proses

pembelajaran maupun pemasaran produk yang

telah dihasilkan agar bisa mencapai sasaran

yang diharapkan sekolah dengan lebih efektif

dan efisien. Seperti pada penelitian Maulana

yang menyebutkan AR sangat membantu

konsumen untuk melihat detail produk yang

akan dibeli (Maulana, 2016). Misalnya, untuk

sebuah aktifitas pembelajaran pembuatan

sebuah karya tenun atau batik, saat ini

laboratorium yang ada masih memiliki jumlah

alat yang terbatas dan dengan kondisi

penampilan yang tidak cukup menarik. Selain

itu ada beberapa proses latihan memerlukan

percobaan-percobaan yang menghabiskan

bahan mentah seperti mencampur warna dan

penggunaan benang tenun yang datap terbuang

percuma setelah aktifitas latihan. Interaksi guru

dengan siswa juga masih cukup melelahkan

sebab harus dipandu secara langsung satu-per-

satu. Pemanfaatan AR juga cocok untuk

dimanfaatkan pada jurusan teknik gambar

bangunan. Seperti pada penelitian Zainuddin

dkk “AR pada sistem informasi bangunan cerdas ini

mampu memproyeksikan objek 3D bangunan”

(Zainuddin, Areni, & Wirawan, 2016).

Pembelajaran dengan pemanfaatan media

digital sebenarnya sudah cukup baik dilakukan

di bidang lain di SMK Negeri 1 Sukasada.

Untuk ujian semester, saat ini sekolah telah

menerapkan ujian berbasis teknologi dengan

memanfaatkan smartphone yang berarti bahwa

sebagian aktifitas di sekolah telah mengadopsi

era teknologi digital namun belum sepenuhnya

diterapkan di beberapa aktifitas inti yang lain

seperti pembelajaran di laboratorium.

Karakteristik siswa saat ini yang lebih

menyukai pembelajaran menggunakan media

digital menyebabkan sulitnya guru dalam

menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar

khususnya mempelajari hal-hal yang berkaitan

dengan aktifitas fisik yang berhubungan dengan

pelestarian budaya seperti apa yang diajarkan di

SMK Negeri 1 Sukasada.

Untuk membantu menciptakan pembelajaran

yang lebih menarik dalam dunia digital, seperti

kasus pembelajaran konsep dasar pengetahuan

penggunaan peralatan misalnya, Augmented

Reality (AR) merupakan salah satu teknologi

yang dapat diterapkan. Augmented Reality dapat

diterapkan pada aplikasi perangkat mobile android

karena sistem pada Augmented Reality menganalisa

secara realtime obyek yang ditangkap dalam kamera

yang bisa diimplementasikan pada perangkat yang

memiliki GPS, akselerometer, kompas, dan kamera

(Oktavia, Setiawan, & Christianto, 2019). Dengan

menggunakan teknologi ini, siswa dapat

mempelajari sebuah obyek atau benda layaknya

melihat benda nyata dalam bentuk virtual

dengan informasi konsep yang dapat

ditampilkan dan dipelajari secara mandiri

menggunakan smartphone. Menurut Mustakim

dan Kurniawan “Melaui Augmented Reality, guru

dapat membuat media pembelajaran yang

menyenangkan, interaktif, dan mudah digunakan.

Augmented Reality juga dapat menggantikan modul

pembelajaran yang belum ada di sekolah dalam

bentuk virtual atau maya”(Mustaqim &

Kurniawan, 2017). Penerapan media digital

dalam pembelajaran dapat memberikan

susasana belajar yang baru yang sekaligus dapat

meng-efesien-kan waktu dan usaha guru dalam

membimbing siswanya serta dapat memberikan

fasilitas kepada siswa untuk bisa belajar

mandiri di rumah ataupun di tempat lain di luar

laboratorium. Teknologi AR ini juga dapat

digunakan untuk keperluan pemasaran produk

yang inovatif. Jika siswa dapat menguasai

teknologi ini, karya-karya yang dibuat dapat

dilengkapi dengan aplikasi AR berbasis

smartphone, sehingga di dalam

mempromosikan produknya, misalnya saat

pameran kerajinan, pengunjung dapat

mengetahui seluk-beluk produk secara mandiri

tanpa harus dijelaskan secara manual.

Akan tetapi, masalah mendasar saat ini adalah

kurangnya pengetahuan guru dalam

menerapkan teknologi yang telah disebutkan.

Tidak sedikit guru yang mengetahui bagaimana

mengajarkan siswa tentang penerapan teknologi

dalam pembuatan karyanya khususnya di

bidang Augmented Reality. Sesuai yang

Page 4: PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU SMK … · 2020. 11. 11. · ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 199 PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 202

disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah bagian

Kurikulum, guru-guru memerlukan pelatihan

untuk dapat menerapkan teknologi-teknologi

tersebut di dalam proses pembelajaran.

Sehingga diharapakan dapat mendidik siswanya

untuk dapat berkolaborasi menghasilkan

produk karya inovatif yang dikemas dengan

teknologi digital era sekarang.

Gambar 1. Wawancara dengan guru sekolah

Gambar 2. Observasi lapangan

Berdasarkan analisis situasi tersebut dapat

diidentifikasi permasalahan pokok yakni

kebutuhan guru-guru dalam mengembangkan

keterampilannya untuk memanfaatkan dan

menerapkan teknologi untuk dapat

mengajarkan kepada peserta didik dalam

menghasilkan produk kreatif berbasis

multimedia. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, sesuai permintaan guru di sekolah,

sangat diperlukan sebuah program kegiatan

Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dalam

bentuk pelatihan sehingga dapat memberikan

bekal tambahan bagi para guru dalam

meningkatkan keterampilannya memanfaatkan

teknologi AR dalam pembelajaran.

METODE

Khalayak sasaran dari pelaksanaan program

pengabdian masyarakat ini adalah Guru-guru

SMK Negeri 1 Sukasada. Dalam menyiapakan

pelaksanaan PkM ini, tim pelaksana merancang

program pelatihan dengan membuat kerangka

pelatihan yang disusun sebagai berikut: (1)

Tahap Penentuan Target Kegiatan. Pada tahap

ini ditentukan target dari kegiatan pelatihan

pembuatan aplikasi berbasis Augmented

Reality bagi Guru-guru beberapa sekolah SMK

di kabupaten Buleleng. (2) Tahap Penentuan

Kuota Peserta. Setelah target kegiatan telah

ditentukan, selanjutnya dilakukan penentuan

jumlah kuota dari masing – masing guru yang

telah ditentukan.

(3) Tahap Penyebaran Surat Undangan. Setelah

tahap penentuan kuota peserta, langkah

selanjutnya adalah penyebaran surat undangan

ke Sekolah SMK Negeri yang ada di Kabupaten

Buleleng dengan kuota peserta sesuai dengan

yang telah ditentukan. (4) Tahap Prosedur

Peminjaman Tempat Pelatihan. Sejalan dengan

pelaksanaan tahap penentuan kuota peserta,

juga dilakukan tahap penentuan tempat/lokasi

pelatihan dan prosedur peminjamannya.

Dimana rencana lokasi yang dipilih adalah

ruang Laboratorium sekolah SMK Negeri 1

Sukasada. (5) Tahap Persiapan Tempat

Pelatihan. Setelah tahap prosedur peminjaman

tempat pelatihan dilakukan dan telah disetujui,

selanjutnya dilakukan proses persiapan tempat

pelatihan. Pada proses ini dilakukan

pengecekan komputer dan pengecekan

prasarana pendukung lainnya. (6) Tahap

Penyusunan Materi dan Modul Pelatihan.

Sejalan dengan pelaksanaan tahap penentuan

kuota peserta, juga dilakukan tahap penyusunan

Page 5: PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU SMK … · 2020. 11. 11. · ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 199 PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 203

materi dan modul pelatihan pembuatan aplikasi

Augmented Reality. (7) Tahap Pencetakan

Modul Pelatihan. Modul pelatihan yang telah

selesai disusun, selanjutnya dicetak sesuai

dengan maksimal kuota peserta pelatihan. (8)

Tahap Perencanaan dan Penentuan Jadwal

Pelatihan. Setelah tahap penyebaran surat

undangan, tahap persiapan tempat pelatihan dan

tahap pencetakan modul pelatihan telah

dilakukan, maka selanjutnya ditentukan jadwal

dari pelatihan. (9) Tahap Pelaksanaan Pelatihan.

Pada tahap ini proses pelatihan dasar

pemrograman dilakukan. Pelaksanaan pelatihan

dimulai dari proses mengisi daftar hadir oleh

peserta pelatihan, proses perkenalan, proses

penyampaian materi yang diikuti dengan

praktek dan terakhir pelatihan mandiri

pembuatan aplikasi dengan contoh yang telah

disediakan. (10) Tahap Evaluasi Pelatihan.

Keberhasilan dari kegiatan pelatihan

pembuatan aplikasi berbasis Augmented

Reality bagi guru-guru SMK Negeri se-

Buleleng ini dinilai berdasarkan kualitas

aplikasi yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan

tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini

sudah dilaksanakan dalam dua sesi yaitu sesi

pelatihan dengan pendampingan latihan

mandiri dengan contoh soal. Pelatihan telah

dilakukan pada tanggal 28-30 Juli 2020 dan

dipusatkan di SMK Negeri 1 Sukasada,

Buleleng, Bali. Dalam pelaksanaannya,

sebelum kegiatan pelatihan dimulai, pertama-

tama dilakukan kegiatan pembukaan oleh

kepala SMK Negeri 1 Sukasada (dalam hal ini

diwakili oleh Bu Nyoman Nilon, selaku

koordinator P2M di sekolah), disaksikan oleh

seluruh peserta pelatihan serta anggota tim

pelaksana kegiatan P2M.

Setelah kegiatan pembukaan selesai dilakukan,

kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

pelatihan pembuatan aplikasi dasar Augmented

Reality bagi guru. Kegiatan pelatihan ini

dilaksanakan di sebuah laboratorium TKJ SMK

Negeri 1 Sukasada, mulai dari proses mengisi

daftar hadir oleh peserta pelatihan, dilanjutkan

dengan proses perkenalan oleh tutor, kemudian

proses pemaparan materi tentang Augmented

Reality. Pada sesi pertama diisi dengan

pemaparan teori tentang Augmented Reality

kemudian mendemonstrasikan pembuatan

aplikasi contoh yang dirangkum dalam sebuah

modul dengan sub materi sebagai berikut:

Keg.1 Instalasi Unity; Keg.2 Instalasi Vuforia;

Keg.3 Materi Pengantar Augmented Reality;

Keg.4 Membuat Aplikasi AR: Splash Screen;

Keg.5 Membuat Aplikasi AR: Menu; Keg.6

Membuat Aplikasi AR: Loading; Keg.7

Membuat Aplikasi AR: Marker Based; Keg.8

Praktik Mandiri; Keg.9 Evaluasi.

Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 15 guru SMK

Negeri 1 Sukasada dan dipandu oleh panitia

yang terdiri dari 1 narasumber, 3 dosen dan 3

mahasiswa.

Gambar 4. Pengantar kegiatan

Page 6: PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU SMK … · 2020. 11. 11. · ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 199 PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 204

Gambar 5. Pelaksanaan Pelatihan

Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari tanggal

28-30 Juli 2020. Peserta pelatihan yang hadir

adalah guru-guru SMK N 1 Sukasada yang

berjumlah 13 orang. Pemateri terdiri dari tiga

orang dosen dan didampingi oleh tiga

mahasiswa dari program studi Ilmu Komputer,

Undiksha. Setelah sesi pengantar diberikan,

pelatihan dilaksanakan dalam bentuk praktikum

di laboratorium dengan diawali demonstrasi

pembuatan produk aplikasi berbasis AR yang

diikuti oleh peserta guru selama dua hari dan

selanjutnya guru diberikan penugasan untuk

membuat aplikasi AR secara mandiri selama

satu minggu. Aplikasi yang dibuat oleh masing-

masing guru dipresentasikan dan dievaluasi

oleh pengampu dalam pertemuan yang

dilaksanakan secara daring memalui Google

Meet.

Adapun respon peserta pelatihan direkam

menggunakan angket dalam bentuk Google

Form sebagai berikut:

Gambar 6. Angket Kepuasan Peserta Pelatihan

Dari angket yang diperoleh, peserta guru

merasa puas dengan pelaksanaan pelatihan yang

dilakukan khususnya dilihat dari sisi Kejelasan

Perencanaan Kegiatan PkM (30.76% sangat

puas, 69.24% puas), Kesesuaian PkM dengan

kebutuhan guru (38.5% sangat puas, 61.5%

puas), Peofesionalisme Pengampu (23.08%,

76.92% puas), Penyampaian Materi (30.76%

sangat puas, 69.24% puas) dan Kualitas

Pelaksanaan Kegiatan secara keseluruhan

(38.5% sangat puas, 61.5% puas).

Namun demikian, dari angket berupa isian

komentar dan pertanyaan terbuka yang

diberikan terhadap peserta pelatihan, secara

umum merasa pelaksanaan pelatihan terlalu

singkat. Disamping itu, beberapa peserta

mengeluhkan kompleksitas materi karena

melibatkan pemahaman programming dimana

guru-guru yang lebih tua sulit untuk memahami

materi dan senantiasa membutuhkan penjelasan

ulang dari pengampu. Masukan lain yang

diberikan adalah terkait penyempurnaan Modul

yang digunakan diharapkan agar dibuat lebih

mudah dipahami oleh pemula.

SIMPULAN

Dari hasil pelaksanaan kegiatan dan

berdasarkan survei angket peserta yang

dilakukan dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan kegiatan PkM ini telah berhasil dan

sesuai kebutuhan khalayak. Namun demikian

masih perlu dilakukan perbaikan dalam hal

penyempurnaan media pelatihan yang

digunakan dan perlu menyesuaikan dengan

tingkat keterampilan peserta pelatihan.

Page 7: PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU SMK … · 2020. 11. 11. · ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 199 PELATIHAN DASAR AUGMENTED REALITY BAGI GURU

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 205

DAFTAR RUJUKAN

Maulana, G. G. (2016). Penerapan Augmented

Reality untuk Pemasaran Produk

Menggunakan Software Unity 3D dan

Vuforia. Jurnal Teknik Mesin (JTM), 6,

74–78.

Mustaqim, I., & Kurniawan, N. (2017).

Pengembangan Media Pembelajaran Pai

Berbasis Augmented Reality. Jurnal

Edukasi Elektro, 1(1), 36–48. Retrieved

from

http://journal.uny.ac.id/index.php/jee

Oktavia, C. A., Setiawan, R. F., & Christianto,

A. (2019). Perancangan Aplikasi

Augmented Reality Untuk Pengenalan

Ruangan Menggunakan Marker 3D

Objects Tracking. Jurnal Ilmiah

Teknologi Informasi Asia, 13(1), 53–60.

Retrieved from

https://doi.org/10.32815/jitika.v13i1.332

Surasmi, W. A. (2016). Pemanfaatan

Multimedia untuk Mendukung Kualitas

Pembelajaran. In Temu Ilmiah Nasional

Guru (TING) VIII (pp. 593–607).

Retrieved from [email protected]

Zainuddin, Z., Areni, I. S., & Wirawan, R.

(2016). Aplikasi Augmented Reality

pada Sistem Informasi Smart Building.

Jurnal Nasional Teknik Elektro Dan

Teknologi Informasi (JNTETI), 5(3), 1–

6. Retrieved from

https://doi.org/10.22146/jnteti.v5i3.258