pedoman algoritma diagnosis-revisi 2012_siap cetak
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
1/84
0 algoritma diagnosis penyakit dan respon
ALGORITMA
DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON
SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2012
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
2/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 1
BUKU ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON
SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
EDISI REVISI TAHUN 2012
Katalog Terbitan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012
Pembina
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal PP dan PL
Pengarah
Dr. Andi Muhadir, MPH; Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra
Penulis
DR. Hari Santoso, SKM, M.Epid; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Rosliany, SKM, M.Sc.PH; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Edy Purwanto, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Indra Jaya, SKM, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Abdurrahman, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Gunawan Wahyu Nugroho, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Kontributor
WHO Representative for Indonesia
CDC–
Atlanta Representative for Indonesia
Dr. Juzi Delianna, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Rosmaniar, S.Kep, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Soitawati, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Eka Muhiriyah, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Mieke Vennyta; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Viviyanti Sidi, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Lia Septiana, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Fajrianto, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Subdirektorat Pengendalian Zoonosis
Subdirektorat Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan
Subdirektorat Pengendalian Malaria
Subdirektorat Pengendalian Arbovirosis
Subdirektorat Infeksi Saluran Pernafasan
Editor
DR. Hari Santoso, SKM, M.Epid; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
3/84
2 algoritma diagnosis penyakit dan respon
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
4/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga buku ”ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI” ini dapat diterbitkan kembali setelah dilakukan beberapa revisi mengikutiperkembangan penyakit menular di Indonesia.
Buku ini merupakan salah satu dari Trilogi tentang EWARS (Early Warning Alert and Respon
System) yang terdiri dari tiga seri buku yaitu:
1. Buku “Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon“
2. Buku “Algoritma Diagnosis Penyakit dan Respon serta Format Penyelidikan Epidemiologi“
3. Buku “Panduan Pengguna Piranti Lunak (Software) Peringatan Dini Penyakit Menular“
Buku kedua ini ditujukan bagi petugas surveilans di tingkat Propinsi, Kabupaten dan Puskesmas
sebagai pedoman dalam melakukan deteksi dini beberapa penyakit menular dengan cara
mengenali gejala dan sindrom penyakit tersebut serta tetap melakukan konfirmasi penegakan
diagnosis melalui dokter dan hasil laboratorium sederhana, dilanjutkan dengan melakukan respon
cepat meliputi respon tata laksana kasus, respon pelaporan, dan respon kesehatan masyarakat.
Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan format acuan dalam melakukan penyelidikan
epidemiologi dan pembuatan laporan lengkap, sehingga diharapkan hasil deteksi dini dan respon
cepat yang dilakukan dapat segera didiseminasikan kepada pihak yang berkepentingan.
Satu hal yang perlu disampaikan adalah bahwa tindakan respon KLB (terutama respon kesehatan
masyarakat) yang tertuang di dalam buku ini bersifat fleksibel, tidak kaku, dan sangat adaptif
bergantung kepada penyelidikan epidemiologi di lapangan yang akan menghasilkan sejumlah
rekomendasi dan kebijakan penanggulangan KLB yang akurat dan spesifik. Sehingga kegiatanpenyelidikan epidemiologi adalah sangat penting dan harus dilakukan dalam seluruh rangkaian
algoritma respon KLB setiap penyakit.
Akhirnya disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam
penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat digunakan oleh seluruh propinsi dan
kabupaten hingga puskesmas di Indonesia sehingga Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon dapat
berjalan lebih optimal.
Jakarta, Agustus 2012
Direktur SIMKAR-KESMA
Dr. H. Andi Muhadir, MPH
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
5/84
4 algoritma diagnosis penyakit dan respon
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL
PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga buku “ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKANEPIDEMIOLOGI“ ini dapat terwujud.
Kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan salah satu anggota dari organisasi Persatuan
Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu mendukung kebijakan dari organisasi tersebut apabila tidak
bertentangan dengan kebijakan nasional maupun internasionalnya. Indonesia yang telah
meratifikaskasi IHR (International Health Regulation) tahun 2005 mau tidak mau harus mengikuti
dan menjalankan aturan tersebut. WHO telah menyatakan bahwa IHR 2005 mulai
diimplementasikan pada 15 Juni 2007 tetapi kepada seluruh negara masih diberikan waktu selama
5 tahun hal ini sesuai dengan IHR, Bab II, Pasal 5, ayat 1 dinyatakan bahwa Suatu Negara harus
mengembangkan, memperkuat, dan memelihara kemampuan untuk mendeteksi, menilai, danmelaporkan kejadian sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 1 IHR (Kapasitas Inti Bidang
Surveilans Dan Respon Yang Harus Dipenuhi), sedini mungkin dan paling lambat lima tahun sejak
diberlakukannya IHR.
Disamping itu Indonesia juga merupakan negara yang selalu komit terhadap komitmen global
seperti eradikasi polio, eliminasi Tetanus Neonatorum (TN), reduksi maupun eliminasi campak,
eliminasi malaria, pengendalian HIV/AIDS maupun Tuberkulosis (TB) Paru. Untuk eradikasi polio,
Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tahun 2005 dengan jumlah sebanyak 349
kasus (termasuk 46 kasus VDVP tipe 1) dan dapat ditangani dengan baik untuk memutus mata
rantai penularan melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) sehingga sampai saat ini tidak ditemukankembali virus polio. Untuk menjaring kasus polio maka surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP)
yang optimal juga sangat berperan penting.
Dalam era globalisasi ini mobilisasi manusia maupun barang sudah sangat tinggi dan sangat cepat.
Tetapi kondisi ini juga dapat dilihat sebagai sebuah ancaman misalnya transmisi penyakit menular
dari suatu negara ke negara lain. Salah satu contoh adalah Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di
Indonesia tahun 2005 terjadi karena ada import virus polio dari negara lain. Selain itu saat ini
dunia telah mengalami perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yang semakin
cepat. Kondisi ini juga akan mempengaruhi pola dan jenis penyakit potensial wabah secara
langsung maupun tidak langsung misalnya seperti malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD),
maupun penyakit new emerging seperti flu burung.
Indonesia yang letaknya strategis secara geografis masih memiliki beberapa penyakit potensial KLB
seperti malaria, demam dengue, leptospirosis, diare, kolera, difteri, antraks, rabies, campak,
pertusis, maupun ancaman flu burung pada manusia. Penyakit-penyakit tersebut apabila tidak
dipantau dan dikendalikan maka akan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia dan
menyebabkan KLB yang lebih besar atau bahkan dapat menyebar ke negara tetangga lainnya.
Dengan latar belakang itu semua maka sangat penting pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon ditingkatkan kembali di seluruh wilayah di Indonesia.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
6/84
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
7/84
6 algoritma diagnosis penyakit dan respon
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
8/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………………………………... 3
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PP DAN PL ………………………………………………………………………………………….. 4
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………………………………... 7
DEFINISI OPERASIONAL KASUS/PENYAKIT …………………………………………………………………………………………….... 8
ALGORITMA DAN FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI SESUAI PENYAKIT
A. GASTROENTERITIS AKUT (Diare, Diare Berdarah, Tersangka Kolera, Tifoid) …………………………………….. 9
B. CAMPAK …………………………………………………………………………………………………………………………………………. 17
C. SINDROM NEUROLOGI AKUT (AFP, Tersangka Tetanus Neonatorum, Tersangka Tetanus,
Meningitis/Ensefalitis) …………………………………………………………………………………………………………………….. 23
D. SINDROM INFEKSI SALURAN PERNAFASAN (Pneumonia, Pertusis, Difteri, Tersangka Flu Burung) ….. 35
E. PENYAKIT DENGAN DEMAM (Malaria Konfirmasi, Tersangka Demam Dengue,
Tersangka Demam Tifoid, Tersangka Chikungunya, ILI, Tersangka Flu Burung) ……………………………….. 50
F. SINDROM JAUNDIS AKUT (Hepatitis, Leptospirosis, Demam Dengue, Malaria) ………………………………. 61
G. TERSANGKA LEPTOSPIROSIS …………………………………………………………………………………………………………… 66
H. TERSANGKA ANTRAKS ……………………………………………………………………………………………………………………… 69
I. KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES ………………………………………………………………………………………. 73
J. TERSANGKA PENYAKIT TANGAN, KAKI, dan MULUT (HFMD) ……………………………………………………………. 76
K. KLASTER PENYAKIT YANG TIDAK LAZIM …………………………………………………………………………………………… 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 FORMAT MINGGUAN (W2) ……………………………………………………………………………………………. 80
LAMPIRAN 2 FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI UMUM ……………………………………………………………. 81
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
9/84
8 algoritma diagnosis penyakit dan respon
DEFINISI OPERASIONAL KASUS/PENYAKIT
KODE
SMS PENYAKIT DEFINISI
A Diare Akut Pada dewasa: BAB (defekasi) dengan tinja lembek ATAU setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali
sehari ATAU dapat berbentuk cair saja.
Pada anak: BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih per hari
dengan konsistensi cair DAN berlangsung kurang dari 7 hari).
Pada neonatus yang mendapat ASI: diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering(biasanya 5-6 kali per hari) dengan konsistensi cair.
B Malaria Konfirmasi Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau parasit malaria DAN dibuktikan dengan RDT (Rapid
Diagnostic Test ) positif DAN/ATAU pemeriksaan Mikroskopis positif.
C Tersangka Demam
Dengue
Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata
(nyeri retro orbital ), nyeri sendi, dan adanya manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uji torniquet positif.
D Pneumonia Pada usia 38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, disertai salah
satu gejala batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis)
L Tersangka Difteri Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan
(pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran kelenjar leher.
M Tersangka Pertussis Batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan batuk yang khas (terus-menerus/ paroxysmal), napas dengan bunyi
“whoop” dan kadang muntah setelah batuk.
N AFP (Lumpuh LayuhMendadak)
Kasus lumpuh layuh mendadak, BUKAN disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak < 15 tahun.
P Kasus Gigitan Hewan
Penular Rabies
Kasus gigitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet, Kelelawar) yang dapat menularkan rabies pada manusia .
ATAU
Kasus dengan gejala Stadium Prodromal (demam, mual, malaise/lemas), atau kasus dengan gejala Stadium
Sensoris (rasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka, cemas dan reaksi berlebihan
terhadap ransangan sensorik).
Q Tersangka Antraks (1). Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax ); Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3 hari
vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering,
Eschar (patognomonik), demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthrax ); Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak
nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran
kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena.
(3). Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax ); Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda
bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam,
sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematianbiasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul.
R Tersangka Leptospirosis Pasien dengan gejala demam < 9 hari dengan suhu > 38 derajat Celcius disertai gejala khas conjunctival
suffusion (radang pada konjungtiva), nyeri betis, jaundis/ikterik/kuning.
S Tersangka Kolera Penderita berumur lebih dari 5 tahun menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-tiba (biasanya
disertai muntah dan mual), tinjanya cair seperti air cucian beras tanpa rasa sakit perut atau mulas.
T Klaster Penyakit yang
tidak lazim
Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam satu kelompok masyarakat/ desa
dalam satu periode waktu yang sama (lebih kurang 7 hari), yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi
kasus penyakit yang lain.
U Tersangka
Meningitis/Ensefalitis
Panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada
anak < 1 tahun ubun-ubun besar cembung.
V Tersangka Tetanus
Neonatorum
Setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/menetek, dan mulut mencucu dan disertai dengan
kejang rangsang.
W Tersangka Tetanus Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat luka.
Y ILI (Influenza Like Illness) Penderita dengan gejala Demam ≥ 38°C disertai batuk ATAU sakit tenggorokan
Z Tersangka HFMD (Hand,
Foot, Mouth Disease)
Demam 38 - 39°C dalam 3-7 hari, nyeri telan, nafsu makan turun, muncul vesikel di rongga mulut dan atau
ruam di telapak tangan, kaki dan bokong. Biasanya terjadi pada anak dibawah 10 tahun.
X Total Kunjungan Jumlah kunjungan pasien yang datang berobat dan terdaftar di fasilitas kesehatan (puskesmas atau pustu)
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
10/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 9
ALGORITMA DIAGNOSIS KASUS GASTROENTERITIS AKUT
* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (kotak warna merah)
Catat dan Kirim ke Dinkes Kabupaten/Kota
TERSANGKA KOLERA DIARE BERDARAH /
DISENTRI DIARE
Kemungkinan Etiologi:
Vibrio Kolera
Kemungkinan Etiologi:
Shigella, Salmonela,
Amuba, dll
Kemungkinan Etiologi:
Viral Gastro, E. Coli,
Giardiasis,
Cryptosporidium, dll
Jika ada tanda peringatan
KLB, ambil spesimen
dengan media Carry-Blair
Jika hasil positif, Lakukan
RESPON KLB
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
11/84
10 algoritma diagnosis penyakit dan respon
ALGORITMA RESPON KLB KASUS GASTROENTERITIS AKUT
RESPON KLB KASUS GASTROENTERITIS
(PENYAKIT DIARE, DIARE BERDARAH,
TERSANGKA KOLERA, DEMAM TIFOID)
Respon Pelaporan
Register
Kirim laporan W1 ke
Dinkes Kab/Kota.
Untuk suspek kolera:
laporan langsung ke
DinKes Kab/Kota dan
koordinasi dengan
Dinkes Propinsi.
Respon Tatalaksana
Kasus:
Lakukan pengobatan
terhadap pasien
berupa tatalaksana
pencegahan
dehidrasi dan
pemberian
antibiotika secara
selektif sesuai
dengan etiologi.
Rujuk pasien ke RS
apabila diperlukan
penanganan lebih
lanjut untuk
tersangka kolera,
isolasi pasien di RS
Spesimen:
Pengambilan sample
tinja (untuk kasus
diare berdarah &
tersangka kolera) &
kirim ke lab Provinsi
Respon Kesehatan
Masyarakat:
Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi.
Surveilans Intensif
Menjamin tersedianya
sumber air bersih
Penyuluhan masyarakat
tentang PHBS meliputi:
Cuci tangan dengan
sabun sebelum dan
sesudah makan.
Membersihkan bahan
makanan sebelum
dimasak
Memasak makanan dan
minuman sampai
matang
Memberikan
desinfektan (Kaporisasi)
pada sumber air diduga
tercemar
Hanya makan makanan
yang segar
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
12/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 11
Sisipan 1
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
13/84
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
14/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 13
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
15/84
14 algoritma diagnosis penyakit dan respon
Sisipan 2
Form Penyelidikan KLB Diare
Formulir Wawancara Kasus Dirawat Untuk Penegakan Diagnosis
KLB Diare
Puskesmas/RS : …………………………… Kabupaten/Kota : ……………………………
Tanggal Wawancara : ……………………………
T a n g g a l . B e r o b a t
N a m a P e n d e r i t a
A l a m a t
L o k a s , D e s a , K e c a
m a t a n
U m u r
S e x
T a n g g a l
u l a i
Gejala
H a s i l l a b
S t a t u s r a w a t
Obat
S t a t u s p u l a n g
d i a r e
d . e n c e r
d . d a r a h
d . l e n d i r
d e m a m
m u n t a h
m u l e s
d e h i d r a s i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Catatan :
a. Setidaknya ditanyakan pada 25 penderita rawat jalan, rawat inap atau ke rumah di lokasi KLB diare.
Apabila terdapat keragu-raguan dapat ditanyakan pada beberapa lokasi dan ditambahkan beberapa
gejala lain yang diperlukan.
b. Kolom 14 diisi sesuai dengan derajat dehidrasinya
Tanpa Dehidrasi = TD
Dehidrasi Ringan-Sedang = DRSDehidrasi Berat = DB
Formulir Sanitasi dan Pelayanan Kesehatan
KLB Diare
Puskesmas : ………………………………………..
Kabupaten/Kota : ………………………………………..
Tanggal Pendataan : ………………………………………..
Desa/
Kelurahan
/ Lokasi
Jumlah Penduduk
Menurut UmurSarana Air Bersih
Jamban
Keluarga
Warung,
Kantin
dsb.
PKM,
PKM-P
Klinik,
PosKes
Curah
Hujan
0 - 4
5 - 1 4
> 1 4
L a k i - l a k i
p e r e m p u a n
S G , S P T
P A H
P e r p i p a a n
C a k u p a n
A i r
B e r s i h
(
)
J u m l a h
C a k u p a n
( % )
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
16/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 15
Sisipan 3
Format Laporan Penyelidikan KLB Diare
1. Tim Penyelidkan : Nama, gelar dan tempat tugas
2. Lokasi dan Tanggal penyelidikan KLB
3. Penegakan diagnosis etiologi KLB diare Gambaran klinis penderita
Distribusi gejala dan tanda kasus
Gambaran epidemiologi
Hasil pemeriksaan laboratorium
4. Data Epidemiologi
Kurva epidemi harian atau mingguan
Tabel, grafik dan peta distribusi kasus menurut lokasi, umur dan jenis kelamin
Tabel dan peta data sanitasi
Analisis epidemiologi tentang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB, kelompok
rentan KLB (menurut lokasi, umur, jenis kelamin, sanitasi) dan risiko beratnya KLB (dehidrasi dankematian)
5. Upaya penanggulangan :
rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan,
rencana surveilans
rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan
6. Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dijalankan.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
17/84
16 algoritma diagnosis penyakit dan respon
Sisipan 4
Surveilans Ketat pada KLB Diare
Laporan Surveilans Ketat pada KLB Diare
Harian dan Mingguan
Dinas Kesehatan Kab/Kota : ………………………………….
Tanggal Laporan : …………………..................
Unit Pelayanan Minggu Ke … Minggu Ke … Minggu Ke … Minggu Ke …
Puskesmas A U
m u r
K
a s u s
D
e h i d r a s i B e r a t
M
e n i n g g a l
U
m u r
K
a s u s
D
e h i d r a s i B e r a t
M
e n i n g g a l
U
m u r
K
a s u s
D
e h i d r a s i B e r a t
M
e n i n g g a l
U
m u r
K
a s u s
D
e h i d r a s i B e r a t
M
e n i n g g a l
0-4 0-4 0-4 0-4
5-14 5-14 5-14 5-14
>14 >14 >14 >14
Total Total Total Total
Puskesmas B U m u r
K a s u s
D e h i d r a s i B e r a t
M e n i n g g a l
U m u r
K a s u s
D e h i d r a s i B e r a t
M e n i n g g a l
U m u r
K a s u s
D e h i d r a s i B e r a t
M e n i n g g a l
U m u r
K a s u s
D e h i d r a s i B e r a t
M e n i n g g a l
0-4 0-4 0-4 0-45-14 5-14 5-14 5-14
>14 >14 >14 >14
Total Total Total Total
RS X U m u r
K a s u s
D e h i d r a s i B e r a t
M e n i n g g a l
U m u r
K a s u s
D e h i d r a s i B e r a t
M e n i n g g a l
U m u r
K a s u s
D e h i d r a s i B e r a t
M e n i n g g a l
U m u r
K a s u s
D e h i d r a s i B e r a t
M e n i n g g a l
0-4 0-4 0-4 0-4
5-14 5-14 5-14 5-14>14 >14 >14 >14
Total Total Total Total
Catatan: Data ini kemungkinan didistribusikan setiap hari, tetapi data epidemiologi tetap dibuat menurut
mingguan berobat, bukan mingguan pelaporan.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
18/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 17
ALGORITMA DIAGNOSIS CAMPAK
CAMPAK
Demam >38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercakkemerahan berbentuk makulopapular, disertai salah satu
gejala batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis)
Ambil Spesimen serum darah sesuai SOP dan kirim ke
laboratorium rujukan (Litbangkes Jakarta, BLK Surabaya,
Biofarma Bandung, BLK Yogyakarta)
Jika hasil positif, Lakukan
Respon KLB
Respon Tatalaksana
Kasus
Respon Pelaporan dgnmenggunakan standar
pelaporan KLB
Respon Kesehatan
Masyarakat
Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
19/84
18 algoritma diagnosis penyakit dan respon
ALGORITMA RESPON KLB CAMPAK
RESPON KLB
PENYAKIT CAMPAK
Respon sistem pelaporan:
W1
CKLB
Hasil pemeriksaan
penunjang/
laboratorium
Respon tatalaksana
kasus:
Lakukan pengobatan
simptomatis dan untuk
mengatasi komplikasi
yang muncul sepertibronchopneumonia dan
konjungtivitis
Lakukan pemberian
vitamin A dosis tinggi
pada kasus sesuai dengan
usia dan populasi balita
beresiko sekitar lokasi KLB
Respon Kesehatan
Masyarakat:
Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi
Lakukan Surveilans
Intensif Lakukan pemberian
vaksinasi pada anak-
anak beresiko tinggi
(Belum Vaksinasi
campak) di lokasi
sekitar KLB
Lakukan surveilans
intensif.
Penyuluhan tentang
pentingnya imunisasi
dan GIZI pada bayi Pemberian makanan
tambahan
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
20/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 19
Sisipan 4
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
21/84
20 algoritma diagnosis penyakit dan respon
Sisipan 5
FORM PENYELIDIKAN KLB CAMPAK
Propinsi : Kab./Kota :
Kecamatan : Puskesmas :
Desa : Dusun/RT :
I. IDENTITAS
Nama : Umur : Sex :
Alamat :
II. IDENTIFIKASI PENYAKIT
1. Gejala umum yang dirasakan/teramati :
a. Demam b. Batuk c. Pilek d. Rash
2. Tanggal mulai sakit/timbul gejala :
3. Apakah ada komplikasi yang menyertai : Ya / Tidak,
Jika ya, sebutkan ……………
III. RIWAYAT PENGOBATAN
1. Kapan mendapatkan pengobatan pertama kali : ………………………
2. Dimana mendapatkan pengobatan pertama kali : ………………………
3. Obat yang sudah diberikan : ………………………………
IV. RIWAYAT KONTAK
1. Apakah di rumah ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Ya / Tidak,
Kapan …………………………….
2. Apakah di sekolah anak ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Ya /Tidak,
Kapan………………………………
3. Apakah penderita menunjukan keadaan kekurangan gizi ? Ya/ Tidak (BB/U)
4. Apakah imunisasi campak sudah diberikan pada penderita : Ya / Tidak,
Pada usia berapa imunisasi campak terakhir diberikan : ……….............
V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
Sediaan yang diambil : darah vena , Hasil Lab : + / -
Tanggal Penyelidikan :
Pelaksana
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
22/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 21
Sisipan 6
Surveilans Ketat pada KLB Campak (C-1) (contoh data)
Lokasi
Pengamatan Harian Penderita & Kematian Campak
1 2 3
P M P M P M
RT A 1 0 3 1 3 0RT B 2 0 4 0 2 0
RT C 5 1 8 0 3 0
RT D 4 0 1 0 1 0
Sisipan 7 (Format C-2)
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
23/84
22 algoritma diagnosis penyakit dan respon
Sisipan 8
Formulir Permintaan Pemeriksaan SpesimenYth. Laboratorium ___________________ __________________________________
Bersama ini kami kirimkan spesimen penderita Campak dari :Desa: _______________ Puskesmas : _______________ Kabupaten : _____________Provinsi : ______________ KLB minggu ke : ____________ No EPID KLB : ____________
No EpidNama
Tgl Tgl Imun
campak
terakhir
Tgl spesimen
Panas Rash Darah Urine
Tanggal pengiriman spesimen ke propinsi:
Tanggal pengiriman spesimen ke laboratorium:
Kondisi spesimen waktu di terima di provinsi: BAIK Volume kurang
Tidak dingin
Catatan: Formulir C 1 terlampir ___________.tanggal _________
Pengirim : __________________
Tembusan : Kasubdit Surveilans dan Respon KLB (………………………………)
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
24/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 23
ALGORITMA DIAGNOSIS SINDROM NEUROLOGI AKUT
* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (dalam kotak warna merah)
Meningitis/
Encefalitis*:
panas > 38°C
mendadak, sakit
kepala, kaku kuduk,
kadang disertai
penurunan kesadaran
dan muntah. Pada anak
< 1 tahun ubun-ubunbesar cembung
Tersangka Tetanus
Neonatorum *:Adalah setiap bayi lahir
hidup umur 3- 28 hari
sulit
menyusu/menetek, dan
mulut mencucu dan
disertai dengan kejang
rangsang.
Lakukan rujukan pemeriksaan
Lakukan Respon KLB
Respon Tatalaksana
Kasus: sesuai SOP
Respon Pelaporan dgn
menggunakan standar
pelaporan KLB
Respon Kesehatan
Masyarakat
AFP *:
Kasus lumpuh
layuh mendadak,
bukan disebabkan
oleh ruda paksa/
trauma pada anak
< 15 tahun
Meningitis/Encefalitis:
Pemeriksaan dengan RDT,
Serum darah, Cairan serebrospinal
AFP:
Pemeriksaan Tinja
Tersangka Tetanus:
ditandai dgn
kontraksi dan
kekejangan otot
mendadak, dan
sebelumnya ada
riwayat luka
SINDROM NEUROLOGI AKUT
Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
25/84
24 algoritma diagnosis penyakit dan respon
ALGORITMA RESPON KLB AFP/POLIO
RESPON KLB
AFP (LUMPUH LAYUH MENDADAK)
Respon sistem
pelaporan:
W1
FP1
FPS
Hasil pemeriksaan
laboratorium
Respon tatalaksana
kasus:
Pengawasan ketat
penderita
Lakukan kunjungan
ulang 60 hari.
Respon Kesehatan
Masyarakat:
Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi.
Surveilans Intensif
Perlindungan terhadap
kontak
Pengambilan spesimen
untuk diperiksa di
Laboratorium rujukan
nasional
KIE kepada masyarakat
agar segera melaporkan
kasus AFP ke tempat
pelayanan kesehatan
KIE kepada masyarakat
tentang pentingnya
imunisasi polio
Pemberian Imunisasi
Polio Tambahan
Mopping Up Polio
apabila hasil
laboratorium positif
polio
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
26/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 25
Sisipan 9
Formulir Pelacakan Kasus AFP (FP1)
Kabupaten/kota: Propinsi: Nomor EPID:
Laporan dari : 1. RS: ………………………... 3. Dokter praktek : ………………………………
2. Puskesmas: ....…………… 4. Lainnya : ……………………………….
Tanggal laporan diterima: Tanggal pelacakan:
I. Identitas Penderita
Nama penderita: Jenis kelamin: L P
Tanggal lahir: Umur: ……..tahun; ……..bulan; ………..hari
Alamat: RT: RW:
Kelurahan/desa: Kecamatan:
Nama orang tua:
II. Riwayat Sakit
Tanggal mulai sakit: Tanggal mulai lumpuh:
Tanggal meninggal (bila penderita meninggal):
Sebelum dilaporkan Apakah penderitaberobat ke unitpelayanan lain ?
Ya Tidak
Nama unit pelayanan :
Tanggal berobat :
Diagnosis :No. rekam medik:
Apakah kelumpuhan sifatnya akut (1-14 hari)? Ya Tidak Tidak Jelas
Apakah kelumpuhan sifatnya layuh (flaccid)? Ya Tidak Tidak Jelas
Stop pelacakan
Apakah kelumpuhan disebabkan ruda Ya Tidak Tidak Jelas
Bila kelumpuhan akut, layuh, tidak disebabkan rudapaksa, lanjutkan pelacakan, beri nomor EPID
III. Gejala/Tanda
Apakah penderita demam sebelum lumpuh? Ya Tidak
Anggota gerak Kelumpuhan Gangguan rasa raba
•Tungkai kanan Ya Tidak Ya Tidak
•Tungkai kiri Ya Tidak Ya Tidak
•Lengan kanan Ya Tidak Ya Tidak
•Lengan kiri Ya Tidak Ya Tidak
•Lain-lain, sebutkan: Muka, leher, ....................................................................................
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
27/84
26 algoritma diagnosis penyakit dan respon
IV. Riwayat Kontak NO. EPID :
Dalam satu bulan terakhir sebelum sakit,apakah penderita pernah bepergian? Ya
Lokasi :
Tanggal pergi :
Tidak
Tidak tahuDalam satu bulan terakhir sebelum sakit,apakah penderita pernah berkunjung kerumah anak yang baru mendapat imunisasipolio?
Ya Tidak Tidak tahu
V. Status Imunisasi polio
Imunisasi
Jumlah dosis 1x 2x 3x 4x Belum pernah Tak Tahu
rutin Sumber
informasi
KMS/catatan Jurim Ingatan responden
PIN, Mop-up, ORI,BIAS Polio
Jumlah dosis 1x 2x 3x 4x 5x 6x
Belum pernah Tak Tahu
Sumberinformasi
Catatan Ingatan responden
Tanggal imunisasi polio yang paling akhir: Tidak tahu
VI. Pengumpulan spesimen
Kabupaten/kota Propinsi
Spesimen I Tanggal ambil: Tanggal kirim: Tanggal kirim:
Spesimen II Tanggal ambil: Tanggal kirim: Tanggal kirim:
Tak diambil spesimen, alasan:
Petugas pelacak: Hasil Pemeriksaan:
Nama:Diagnosis:
Tanda tangan:
Nama DSA
/DSS/DRM/ Dr/Pemeriksa lain:
No. Telp./ HP:
Tanda tangan:
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
28/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 27
ALGORITMA RESPON KLB TETANUS NEONATORUM
RESPON KLB
TETANUS NEONATORUM
Respon sistem pelaporan:
W1
T2
Respon tatalaksana
kasus:
Dirawat di Rumah
Sakit
Respon Kesehatan
Masyarakat:
Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi
KIE oleh Puskesmas
bertujuan agar
mayarakat membantu
dalam menemukan danmelaporkan kesakitan
dan kematian bayi umur
≤ 28 hari.
KIE untuk peningkatan
cakupan ANC dan
persalinan nakes.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
29/84
28 algoritma diagnosis penyakit dan respon
Sisipan 10
FORMULIR PELACAKAN KESAKITAN/KEMATIANTERSANGKA KASUS TETANUS NEONATORUM (T2)
Pusk: Kab : Prop: No. Epid : .................................
Sumber laporan pertama : a. Rumah sakit b. Puskesmas c. MasyarakatTanggal Laporan diterima :____________________Tanggal Pelacakan :____________________
==============================================================================
I. IDENTITAS BAYI1. Nama bayi :_____________________________Laki-Iaki/Perempuan Anak ke : _____________
2. Nama Ayah :______________ Umur : _____Th Pendidikan:_______ Pekerjaan :__________
3. Nama Ibu :______________ Umur : _____Th Pendidikan:_______ Pekerjaan :___________
4. Alamat: Jl.__________________________________________________ Rt.___Rw.___No._____
Dusun : __________________ Kelurahan /Desa :______________________________
Kecamatan :___________________ Kabupaten :______________________________
II. INFORMASI RIWAYAT KESAKITAN/KEMATIAN BAYI 3-28 HARI
Nama yang diwawancarai :____________ Hubungan keluarga dengan bayi:____________
1. Bayi lahir hidup : a. Ya b. Tidak bila tidak, stop pelacakan !!!
2. Tanggal lahir bayi :______________ Tanggal mulai sakit :__________________
3. Bila bayi meninggal, tanggal meninggal :__________ Umur meninggal :________hari
4. Waktu lahir apakah bayi menangis : a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu
5. Bila jawaban no 4 tidak tahu, maka tanyakan apakah terlihat tanda-tanda kehidupan lain dari bayi(mis. sedikit gerakan) : a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
6. Setelah lahir apakah bayi bisa menetek atau mengisap susu botol dengan baik :a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu bila tidak, stop pelacakan !!!
7. Apakah 3 hari kemudian tiba-tiba mulut bayi mencucu dan tidak bisa menetek :a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu, stop pelacakan !!!
8. Apakah bayi mudah kejang jika disentuh/terkena sinar atau bunyi:a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
9. Apakah bayi dirawat : a. Ya b. TidakBila ya, dimana : RS/Puskesmas :_______________________ Tanggal. Mulai dirawat:___________
10. Keadaan bayi setelah dirawat :a. Sembuh b. Belum sembuh c. Meninggal
III. RIWAYAT KEHAMILAN
No Profesi Nama Pemeriksa Alamat Frekuensi
1
2
3
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
30/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 29
1. Apakah ibu pernah mendapat lmunisasi TT pada waktu hamil bayi ini : a. Ya b. tidak
2. Sumber informasi lmunisasi TT : a. Ingatan b. Buku catatan
3. Berapa kali mendapat imunisasi TT pada saat kehamilan bayi tersebut :a. Pertama kali, pada kehamilan : __________ bulan, tanggal. Imunisasi :______________b. Kedua kali, pada kehamilan : ___________ bulan, tanggal. Imunisasi:_______________
4. Pernahkah ibu mendapat imunisasi TT pada kehamilan sebelumnya : a. Ya b. TidakBila "Ya": kapan mendapat suntikan : a. Pertama thn :_______b. Kedua thn: ______Bila "Tidak" : pernahkah ibu mendapat suntikan TT calon pengantin : a. ya b. TidakBila ”Ya” kapan mendapat suntikan: a. Pertama thn: _______b. Kedua thn: ______
5. Tentukan status TT ibu pada saat kehamilan bayi tersebut berdasarkan jawaban no 3 dan 4 denganmempertimbangkan interval waktu pemberian TT :a. TT1 b. TT2 c. TT3 d. TT4 e.TT5
IV. RIWAYAT PERSALINAN
No Profesi Nama Alamat Tempat Persalinan
12
1. Tali pusat dipotong dengan :a. Gunting b. Silet c. Pisau d. Sembilu e. Tidak tahu f. Lain-Iain:_______________
2. Setelah tali pusat dipotong obat apa saja yang dibubuhkan di tali pusat .a. Alkohol b. Betadin /Yodium c. Ramuan tradisional :_________________________
3. Siapa yang merawat tali pusat sejak lahir sampai tali pusat puput.a. Tenaga kesehatan b. Bukan Tenaga kesehatan
4. Obat/ramuan apa yang dibubuhkan selama merawat tali pusat :__________________________
Kesimpulan Diagnosis: a. Konfirm TN b. Tersangka TN c. Bukan TN
I. Cakupan Imunisasi TT di desa kasus TN
a. TT1 =___________ % b. TT2=____________% c. TT3=___________%
d. TT4 =___________ % e. TT5=____________%
II. Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan = __________%
III. Cakupan Kunjungan Neonatus
a. KN1= __________% b. KN2=___________%
Tim Pelacak :
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1
2
3
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
31/84
30 algoritma diagnosis penyakit dan respon
ALGORITMA RESPON KLB TETANUS
RESPON KLB
TETANUS
Respon sistem pelaporan:
W1Respon tatalaksana
untuk kasus:
Pembersihan luka
dan pemberian TT
Pemberian anti
tetanus serum
sesuai dosis
Respon Kesehatan
Masyarakat:
Lakukan
Penyelidikan
Epidemiologi
(dengan format PE
Umum)
Penyuluhan tentang
pentingnya
imunisasi DT,TT,DPT.
Penyuluhan tentang
Hyangiene
perseorangan
terutama luka luar
Respon tatalaksana
untuk penderita luka
tetapi belum
menunjukan gejala:
Pembersihan luka
dan vaksinasi
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
32/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 31
ALGORITMA RESPON KLB MENINGITIS / ENSEFALITIS
RESPON KLB
MENINGITIS / ENSEFALITIS
Respon sistem
pelaporan:
W1
Hasil pemeriksaan
laboratorium
Respon tatalaksana
kasus:
Pengobatan harus
segera diberikan bila
diagnosis terhadap
tersangka telah
ditegakkan, bahkansebelum bakteri
diidentifikasi.
Pemberian Antibiotik
sesuai dengan dosis.
Segera rujuk ke
Rumah Sakit
Respon Kesehatan
Masyarakat:
Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi untuk
mencari kasus kontak
terutama pada
kelompok rentan Surveilans Intensif
terutama pada kasus
kontak, anggota
keluarga
Pemberian
pengobatan profilaksis
pada kasus kontak
Pencegahan dengan
pemberian vaksin pada
semua kelompok umur
yang terkena Pisahkan orang-orang
yang pernah terpajan
dengan penderita
Perbaikan hygeine,
sanitasi dan ventilasi
terhadap tempat
tinggal dan ruang tidur
bagi masyarakat
terutama kelompok
terpajan
Pengendalian vektor
dan reservoir (untuk
Japanese encephalitis)
bekerjasama dengan
Dinas peternakan
setempat
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
33/84
32 algoritma diagnosis penyakit dan respon
Sisipan 11
FORMULIR PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI MENINGITIS / ENCEFALITIS
I. Identitas Pelapor
1. Nama : ____________________
2. Nama Kantor & Jabatan : ____________________3. Kabupaten/Kota : _______________
4. Propinsi : ________________
5. Tanggal Laporan : ____/____/20__
II. Identitas Penderita
1. No. Epid :
2. Nama :
3. Nama Orang Tua/KK :
4. Jenis Kelamin : [1] Laki-laki [2]. Peremp, Tanggal. Lahir : __/__/___, Umur :__ th, __ bl
5. Tempat Tinggal Saat ini :
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
Desa/Kelurahan : , Puskesmas:
Kecamatan : , Kabupaten/Kota :
Propinsi: Tel/HP :
6. Pekerjaan :
7. Alamat Tempat Kerja :
8. Orang tua/ Saudara dekat yang dapat dihubungi :
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
Desa/Kelurahan : , Kecamatan :
Kabupaten/Kota : , Propinsi : Tel/HP :
III. Riwayat Sakit
1. Tanggal mulai sakit (demam) :
2. Keluhan Utama yang mendorong untuk berobat:
3. Gejala dan Tanda Sakit
Demam Tanggal : __/__/20__
Nyeri kepala Tanggal : __/__/20__
Kaku kuduk Tanggal : __/__/20__
Mual muntah Tanggal : __/__/20__
Ruam Tanggal : __/__/20__
Gejala lain, sebutkan _____________________________
4. Status imunisasi Meningitis:
a. Belum Pernah b. Sudah, berapa kali: tahun: c. Tidak Tahu
5. Jenis Spesimen yang diambil:
a. LCS b. Darah c. Keduanya
6. Tanggal pengambilan spesimen: ___/___/____ No. Kode Spesimen:
IV. Riwayat Pengobatan
Penderita berobat ke:
A. Rumah Sakit Dirawat Y/T
B. Puskesmas Dirawat Y/T
C. Dokter Praktek Swasta
D. Perawat/mantri/Bidan
E. Tidak Berobat
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
34/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 33
Antibiotik:
Obat lain:
Kondisi Kasus saat ini:
a. Masih Sakit b. Sembuh c. Meninggal
V. Riwayat Kontak
1. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
2. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah teman/saudara yang
sakit/meninggal dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
3. Dalam 1 bulan terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sakit dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, dari mana:
4. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah pernah berkunjung ke daerah peternakan hewan babi atau
menetap di daerah tersebut
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
VI. Kontak kasus
NAMA/UMURHUB DENGAN
KASUS
STATUS
IMUNISASIHASIL LAB PROFILAKSIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
35/84
34 algoritma diagnosis penyakit dan respon
Sisipan 12
Format Laporan Penyelidikan KLB Meningitis / Encefalitis
1. Tim Penyelidikan Epidemiologi: Nama, gelar, dan tempat tugas
2. Lokasi dan tanggal penyelidikan KLB
3. Penegakan diagnosis KLBo Gambaran klinis penderita
o Distribusi gejala dan kasus
o Gambaran epidemiologi
o Hasil pemeriksaan laboratorium
4. Data Epidemiologi
o Kurva epidemi harian dan mingguan
o Tabel, grafik dan peta distribusi kasus menurut lokasi, umur dan jenis kelamin
o Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun
o Analisis epidemiologi tentang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB dari satu daerah
ke daerah lain, kelompok rentan KLB (menurut lokasi, umur, jenis kelamin, status imunisasi) dan risiko
beratnya KLB (syok dan kematian)
o Faktor risiko (berkunjung ke daerah endemis atau daerah peternakan babi)
5. Upaya penanggulangan:
o Rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan
o Rencana surveillans
o Rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan
6. Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dilakukan
Sisipan 13
SURVEILANS KETAT PADA KLB MENINGITIS / ENCEFALITIS
Laporan Surveilans Ketat pada KLB Meningitis/Encefalitis
Pos/Puskesmas/Rumah Sakit : ………………………………………..
Kabupaten/Kota : ………………………………………..
Laporan Tanggal : …………………………
T a n g g a l .
B e r o b a t
N a m a
P e n d e r i t a
A l a m a t
L o k a s / D e s a
K e c a m a t a n
U m u r
S e x
T a n g g a l
M u l a i S a k i t
R i w a y a t
P e n y a k i t
G e j a l a / T a n d a
u t a m a
K o n t a k
D i a g n o s i s
O b a t / T i n d a k
a n
S t . r a w a t
S t . p u l a n g
K e t e r a n g a n
S t a t u s I m u n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
M / E
M / E
Catatan : laporan surveilans epidemiologi berupa laporan perorangan kasus, baik Kab/kota, maupun Propinsi.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
36/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 35
ALGORITMA DIAGNOSIS SINDROM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (dalam kotak warna merah)
Pneumonia:
Pada usia 38°C, sakit
menelan, sesak
napas disertai bunyi
(stridor) dan ada
tanda selaput putih
keabu-abuan
(pseudomembran) ditenggorokan dan
pembesaran kelenjar
leher.
Lakukan rujukan pemeriksaan
Pertusis:
batuk lebih dari 2 minggu
disertai dgn batuk yang
khas (terus-menerus/
paroxysmal), napas dgn
bunyi “whoop” dan
kadang muntah setelah
batuk.
Pneumonia:
rongent dadaDifteri:- Usap tenggorok,
hidung, kulit
- Serum utk antibodi
Avian Influenza:
- Rongent dada
- usap dari nasofarings
SINDROM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA
Tersangka Flu
Burung*:
ILI dengan kontak
unggas sakit atau
mati mendadak,
produk unggas
ATAU leukopeniaATAU pneumonia.
Jika hasil positif:
Lakukan Respon KLB
Respon Tatalaksana
Kasus
Respon Pelaporan dgn
menggunakan standar
pelaporan KLB
Respon Kesehatan
Masyarakat
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
37/84
36 algoritma diagnosis penyakit dan respon
ALGORITMA RESPON KLB PERTUSIS
RESPON KLB
PENYAKIT PERTUSIS
Respon sistem
pelaporan:
W1
Hasil
pemeriksaan
penunjang/lab
Respon tatalaksana
kasus:
Lakukan pengobatan
spesifik dengan
antibiotika eritromicin
terhadap penderitadan kontak dekat
selama 5-14 hari
Lakukan desinfeksi
serentak terhadap
discharge (cairan)
hidung dan tenggorok
serta barang yang
dipakai penderita.
Respon Kesehatan
Masyarakat:
Penyelidikan
epidemiologi
(format PE Umum)
dan mencari kasuskontak
Lakukan karantina
terhadap kontak
yang tidak
mendapatkan
imunisasi DPT
selama 21 hari
dengan usia < 12
bulan.
Memberikanpenyuluhan
tentang
pentingnya
imunisasi DPT
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
38/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 37
Sisipan 14
Formulir Penyelidikan Epidemiologi Pertussis
I. Identitas Pelapor
1. Nama :
2. Nama Kantor & Jabatan :3. Kabupaten/Kota :
4. Propinsi :
5. Tanggal Laporan : ____/____/20__
II. Identitas Penderita
1. No. Epid :
2. Nama :
3. Nama Orang Tua/KK :
4. Jenis Kelamin : [1] Laki-laki [2]. Peremp, Tanggal. Lahir : __/__/___, Umur :__ th, __ bl
5. Tempat Tinggal Saat ini :
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
Desa/Kelurahan : , Puskesmas:
Kecamatan :
Kabupaten/Kota : , Propinsi:
Tel/HP :
6. Pekerjaan :
7. Alamat Tempat Kerja :
8. Orang tua/ Saudara dekat yang dapat dihubungi :
9. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
Desa/Kelurahan : , Kecamatan :
Kabupaten/Kota : , Propinsi : Tel/HP :
III. Riwayat Sakit
Tanggal mulai sakit (demam) :
Keluhan Utama yang mendorong untuk berobat:
Gejala dan Tanda Sakit
1. Batuk Tanggal : __/__/20__
2. Batuk disertai pengeluaran lendir Tanggal : __/__/20__
3. Batuk disertai tarikan nafas Tanggal : __/__/20__
4. Muntah Tanggal : __/__/20__
5. Gejala lain, sebutkan _____________________________
6. Status imunisasi Pertussis:
a. Belum Pernah b. Sudah, berapa kali: tahun: c. Tidak Tahu
7. Jenis Spesimen yang diambil:
a. Tenggorokan b. Hidung c. Keduanya
8. Tanggal pengambilan spesimen:___/___/____ No. Kode Spesimen:
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
39/84
38 algoritma diagnosis penyakit dan respon
IV. Riwayat Pengobatan
Penderita berobat ke:
A. Rumah Sakit Dirawat Y/T
B. Puskesmas Dirawat Y/T
C. Dokter Praktek Swasta
D. Perawat/mantri/Bidan
E. Tidak Berobat
Antibiotik:
Obat lain:
Kondisi Kasus saat ini:
a. Masih Sakit b. Sembuh c. Meninggal
V. Riwayat Kontak
1. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
2. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah teman/saudara
yang sakit/meninggal dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
3. Dalam 2 minggu terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sakit dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, dari mana:
VI. Kontak kasus
NAMA/UMURHUB DENGAN
KASUS
STATUS
IMUNISASIHASIL LAB PROFILAKSIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
40/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 39
Sisipan 15
Laporan Penyelidikan KLB Pertussis
1. Tim Penyelidkan : Nama, gelar dan tempat tugas
2. Lokasi dan Tanggal penyelidikan KLB
3. Penegakan diagnosis etiologi KLB Pertusis
Gambaran klinis penderita
Distribusi gejala dan tanda kasus
Gambaran epidemiologi
Hasil pemeriksaan laboratorium
4. Data Epidemiologi
Kurva epidemi harian atau mingguan
Tabel, grafik dan peta distribusi kasus menurut lokasi, umur dan jenis kelamin
Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun
Analisis epidemiologi tentang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB dari satu
daerah ke daerah lain, kelompok rentan KLB (menurut lokasi, umur, jenis kelamin, status imunisasi)
dan risiko beratnya KLB
5. Upaya penanggulangan :
rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan
rencana surveilans
rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan
6. Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dijalankan.
Sisipan 16
Surveilans Ketat pada KLB Pertussis
Laporan Surveilans Ketat pada KLB Pertussis
Pos/Puskesmas/Rumah Sakit : ………………………………………..
Kabupaten/Kota : ………………………………………..
Laporan Tanggal : …………………………
T a n g g a l .
r
t
N a m a P e n d e r i t a
A l a m a t
L o k a s / D e s a K e c a
m a t a n
U m u r
S e x
T a n g g a l M u l a
i
S a k i t
R i w a y a t
P e n y a k i t
G e j a l a / T a n d a
u t a m a
K o n t a k
D i a g n o s i s
O b a t / T i n d a k a n
S t a t u s r a w a t
S t a t u s p u l a n g
K e t e r a n g a n
S t a t u s I m u n
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pertusis
Pertusis
Catatan : laporan surveilans epidemiologi berupa laporan perorangan kasus, baik Kab/kota, maupun Propinsi.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
41/84
40 algoritma diagnosis penyakit dan respon
ALGORITMA RESPON KLB DIFTERI
RESPON KLB
PENYAKIT DIFTERI
Respon sistem
pelaporan:
W1
Hasil pemeriksaan
penunjang/lab:
o Serum Antibodi
o Usap Tenggorok,
hidung, kulit Form pemantauan
harian minum obat
pada kontak kasus
Respon tatalaksana
kasus:
Isolasi penderita
Terapi serum
antitoksin difteri
Terapi antibiotik
Imunisasi aktif (Td)
pada fase konvalesen Memutus rantai
penularan
Lakukan tata laksana
untuk kontak kasus
Respon Kesehatan
Masyarakat:
Penyelidikan
epidemiologi
Identifikasi kontak
erat
Penatalaksanaan
Kontak untukpengambilan usap
nasofarings dan
profilaksis
Hindari kontak erat
kasus dengan individu
terimunisasi tidak
lengkap
KIE (Komunikasi,
Informasi, Edukasi) ke
masyarakat
Upaya peningkatancakupan imunisasi (7 tahun
dT) melalui sweeping
Meningkatkan
imunisasi DPT rutin.
Lakukan pemantauan
harian kepada kontak
untuk memastikan
obat profilaksis
diminum dengan
teratur
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
42/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 41
Sisipan 17
Formulir Penyelidikan Epidemiologi Difteri
I. Identitas Pelapor
1. Nama : ____________________
2. Nama Kantor & Jabatan : ____________________3. Kabupaten/Kota : _______________
4. Propinsi : ________________
5. Tanggal Laporan : ____/____/20__
II. Identitas Penderita
1. No. Epid :
2. Nama :
3. Nama Orang Tua/KK :
4. Jenis Kelamin : [1] Laki-laki [2]. Peremp, Tanggal. Lahir : __/__/___,
5. Umur :__ th, __ bl
6. Tempat Tinggal Saat ini :
7. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
8. Desa/Kelurahan : , Puskesmas:
9. Kecamatan :
10. Kabupaten/Kota : , Propinsi:
11. Tel/HP :
12. Pekerjaan :
13. Alamat Tempat Kerja :
14. Orang tua/ Saudara dekat yang dapat dihubungi :
15. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :16. Desa/Kelurahan : , Kecamatan :
17. Kabupaten/Kota : , Propinsi : Tel/HP :
III. Riwayat Sakit
1. Tanggal mulai sakit (demam) :
2. Keluhan Utama yang mendorong untuk berobat:
3. Gejala dan Tanda Sakit
Demam Tanggal : __/__/20__
Sakit Kerongkongan Tanggal : __/__/20__
Leher Bengkak Tanggal : __/__/20__
Sesak nafas Tanggal : __/__/20__
Pseudomembran Tanggal : __/__/20__
Gejala lain, sebutkan _____________________________
4. Status imunisasi Difteri:
a. Belum Pernah b. Sudah, berapa kali: tahun: c. Tidak Tahu
5. Jenis Spesimen yang diambil:
a. Tenggorokan b. Hidung c. Keduanya
6. Tanggal pengambilan spesimen: ___/___/____ No. Kode Spesimen:
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
43/84
42 algoritma diagnosis penyakit dan respon
IV. Riwayat Pengobatan
1. Penderita berobat ke:
A. Rumah Sakit ; Dirawat Y/T Trakeostomi Y/T
B. Puskesmas; Dirawat Y/T
C. Dokter Praktek Swasta
D. Perawat/mantri/Bidan
E. Tidak Berobat2. Antibiotik:
3. Obat lain:
4. ADS (Anti Difteri Serum):
5. Kondisi Kasus saat ini:
a. Masih Sakit b. Sembuh c. Meninggal
V. Riwayat Kontak
1. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
2. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah
teman/saudara yang sakit/meninggal dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
3. Dalam 2 minggu terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sakit dengan gejala yang sama:
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, dari mana:
VI. Kontak kasus
NAMA/UMURHUB DENGAN
KASUS
STATUS
IMUNISASIHASIL LAB PROFILAKSIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
44/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 43
Sisipan 18
Format Laporan Penyelidikan KLB Difteri
1. Tim Penyelidikan Epidemiologi: Nama, gelar, dan tempat tugas
2. Lokasi dan tanggal penyelidikan KLB
3. Penegakan diagnosis KLB Gambaran klinis penderita
Distribusi gejala dan kasus
Gambaran epidemiologi
Hasil pemeriksaan laboratorium
4. Data Epidemiologi
Kurva epidemi harian dan mingguan
Tabel, grafik dan peta distribusi kasus menurut lokasi, umur dan jenis kelamin
Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun
Analisis epidemiologi tentang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB dari satu
daerah ke daerah lain, kelompok rentan KLB (menurut lokasi, umur, jenis kelamin, status imunisasi)
dan risiko beratnya KLB (bullneck dan kematian)
5. Upaya penanggulangan:
Rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan
Rencana surveillans
Rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan
6. Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dilakukan
Sisipan 19
Format Surveilans Ketat pada KLB Difteri
Laporan Surveilans Ketat pada KLB Difteri
Pos/Puskesmas/Rumah Sakit : ………………………………………..
Kabupaten/Kota : ………………………………………..
Laporan Tanggal : …………………………
T a n g g a l . B e r o b a t
N a m a P e n d e r i t a
A l a m a t
L o k a s / D e s a K e c a m a t a n
U m u r
S e x
T a n g g a l M u l a i S a k i t
R i w a y a t P e n y a k i t
G e j a l a / T a n d a u t a m
a
S t a t u s I m u n i s a s i
K o n t a k
D i a g n o s i s
O b a t / T i n d a k a n
S t a t u s r a w a t
S t a t u s p u l a n g
K e t e r a n g a n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Difteri
Difteri
Catatan : Laporan surveilans epidemiologi berupa laporan perorangan kasus, baik Kab/kota, maupun
Propinsi.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
45/84
44 algoritma diagnosis penyakit dan respon
ALGORITMA RESPON KLB TERSANGKA FLU BURUNG
RESPON KLB
TERSANGKA FLU BURUNG PADA MANUSIA
Respon sistem
pelaporan:
W1
Hasil pemeriksaan
penunjang/lab
Respon tatalaksana
kasus:
Berikan tamiflu
sesuai dosis
Lakukan Rujukan
pasien ke RS Rujukan
Flu Burung
Respon Kesehatan
Masyarakat:
Penyelidikan
epidemiologi
Melakukan
pengamatan kontak
kasus dan kontak
unggas positif AI
selama 14 hari sejak
kontak terakhir
terhadap adanya
gejala ILI (Influenza
Like Illness), Bila ada
gejala ILI beri tamiflu,
ambil spesimen dan
rujuk ke RS
Melakukan Koordinasi
dengan petugas
peternakan.
Melakukan Upaya
penyuluhan kepada
masyarakat tentang
cara pencegahan Flu
Burung.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
46/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 45
Sisipan 20
FORMULIR PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS FLU BURUNG PADA MANUSIA
Nama Pelapor : ____________________
Pekerjaan Pelapor : ________________
Tanggal laporan : ___________________
I. Identitas Penderita
1. No. Epid :
2. Nama : ___________________ Nama Orang Tua/KK___________________
3. Jenis Kelamin : L/P
4. Tanggal. Lahir : __/__/___, Umur :__ th, __ bl
5. Tempat Tinggal Saat ini (alamat lengkap) :
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman)__________________________
Desa/Kelurahan : _____________________, Kecamatan : _______________
Kabupaten/Kota : ____________, Propinsi : _____________, Tel/HP : _____
6. Pekerjaan : [1] RS/Klinik [3] Veterinarian [5] Peternak babi[2] Laboratorium [4] Peternak unggas [6] Pasar unggas/babi
[7] Lainnya : _________________________________________________
7. Alamat Tempat Kerja : _______________________________________________
8. Saudara dekat yang dapat dihubungi : __________________Tel/HP :__________
II. Riwayat Sakit
Tanggal mulai sakit (demam) : ___/___/20__
Gejala dan Tanda Sakit serta Hasil Pemeriksaan Lain
Gejala YaTida
k
Tida
k
tahu
Tanggal
mulai Gejala YaTida
k
Tida
k
tahu
Tanggal
mulai
Demam >38oC Rash
Sakit Tenggorokan Sesak nafas/nafas pendek
Pilek Muntah
Mata Merah Diare
Sakit kepala Gambaran Foto Thorax
pneumonia atipikal
Batuk Lekopenia ( < 5000)
Gejala lain : ________________________________
III. Perjalanan Penyakit(waktu timbulnya gejala dan tanda sakit, pemeriksaan pendukung dan pengobatan ke RS/Klinik) dibuat
diagram timeline.
(Contoh data):
mulai demam ke bidan
unggas mati di
rumah, dibuang
Batuk, ke puskesmas.
WD/susp FB, beri tamiflu,
rujuk RS rujukan AI
Sesak, rontgen pneumonia
Makin berat,
gagal nafas
Meninggal dunia
28/12 30/12 2/1 4/1 6/1 8/1
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
47/84
46 algoritma diagnosis penyakit dan respon
IV. Pengambilan Spesimen
1. Apakah spesimen diambil ? Ya / Tidak
2. Jika ya, kapan dan di mana diambilnya?
3. Apa jenis spesimennya?
4. Ke mana spesimen dikirim dan kapan ?
V. Pemberian Obat antivirus
1. Apakah pasien diberikan oseltamivir ?
2. Jika ya, kapan diberikan ?
VI. Riwayat Kontak/paparan
Dalam 7 hari terakhir sebelum sakit apakah
penderita pernah : Ya Tidak
Tidak
tahu
Jika ya, kapan
kontak terakhir
(tgl/bln/thn)
Keterangan
Memegang unggas sakit/mati
Berkunjung ke / tinggal di daerah yang terjadikematian unggas/ unggas positif AI
Berkunjung ke tempat penjualan ayam/unggas
di pasar
Kontak dengan penderita FB konfirmasi
Kontak dengan penderita penyakit pernafasan
yang tidak jelas penyebabnya
Lain-lain......................................................
Catatan : berikan tanda √ pada
VII. Pelacakan/Identifikasi kontak
Kontak yang dilacak adalah semua orang yang kontak dengan kasus ( ≤ 1 m) sejak satu hari sebelum
kasus sakit. (Kontak meliputi kontak serumah, sepermainan, sekerja, tenaga kesehatan yang merawat
dan lain-lain)
Nama / Jenis Kelamin/umur Alamat
Jenis kontak
(hubungan
dengan kasus)
Tanggal kontak
terakhirKondisi kesehatan
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
48/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 47
VIII. Klasifikasi kasus final
1. Konfirmasi
2. Probabel
3. Bukan Flu Burung
Tanggal penyelidikan epidemiologi : __________________
Tim Penyelidikan : _______________________
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
49/84
48 algoritma diagnosis penyakit dan respon
Sisipan 21
FORMULIR PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KE LOKASI KEJADIAN AI PADA UNGGAS/HEWAN TERTULAR LAINNYA
1. Tanggal laporan/informasi diterima: ____________________
2. Informasi berasal dari : ____________________
3. Tanggal penyelidikan epidemiologi : _______________
Lokasi Kejadian
1. Alamat : ________________________________________________________
2. Kabupaten/Kota : _________________
3. Propinsi : ______________________
4. Tanggal kejadian : awal ___/___/20__ akhir ___/___/20__
5. Jenis hewan yang tertular :
Data Epidemiologi Lingkungan (denah lokasi)
Daftar Kontak / Orang berisiko tinggi :
No Nama L/P Umur (tahun) Keterangan (gejala ILI)
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
50/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 49
ALGORITMA RESPON KLB PNEUMONIA
RESPON KLB
PENYAKIT PNEUMONIA
Respon sistem
pelaporan:
W1
Hasil pemeriksaan
penunjang/lab
Respon tatalaksana
kasus:
Lakukan pemberian
antibiotika spesifik
pada penderita.
Penatalaksanaan
kontak untuk
profilaksis
Isolasi penderita dirumah atau di
pelayanan kesehatan.
Pemberian obat
simtomatik
Respon Kesehatan Masyarakat:
1. Penyelidikan epidemiologi
(menggunakan format PE
Umum)
2. Surveilans Intensif
3. KIE meliputi:
Pendidikan kesehatan
pribadi yang baik,
terutama dalam mencucitangan
Pendidikan etika batuk
(menutup mulut saat
batuk)
Pendidikan di awal
pengenalan gejala-gejala
dan infeksi/peradangan
dan untuk mencari
perawatan lebih dini ke
fasilitas perawatan
kesehatan.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
51/84
50 algoritma diagnosis penyakit dan respon
ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DENGAN DEMAM
Catatan Penting:
* Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (dalam kotak warna merah)
** Algoritma Respon KLB Demam Tifoid dapat dilihat pada halaman 10. *** Respon peningkatan kasus ILI harus diikuti dengan pengambilan sampel darah, disertai kecurigaan
adanya kematian unggas mendadak. Sebaiknya dibandingkan juga dengan kenaikan kasus pneumonia.
Jika ditemukan hubungan sebab akibat antara kenaikan kasus ILI, kasus pneumonia, dan kematian
unggas mendadak, harus diwaspadai munculnya kasus Flu Burung pada manusia. Bila diperlukan,
lakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan usap nasofaring. Segera lakukan upaya respon
KLB sesuai algoritma Flu Burung pada Manusia (halaman 44). Lakukan juga koordinasi lintas sektor,
misalnya dengan pihak Dinas Peternakan setempat.
MALARIA
KONFIRMASI
TERSANGKA
DEMAM DENGUE
TERSANGKA
DEMAM TIFOID **
TERSANGKA
CHIKUNGUNYA
Catat dan Kirim ke Dinkes Kab/Kota
Lakukan rujukan pemeriksaan
Demam
Dengue/Chik/ILI:
Cek Darah Lengkap
(Tromb & Ht), Serologi
Malaria Konfirmasi :
RDT, Mikroskopis
Jika Hasil Positif Lakukan Respon KLB
Flu Burung/ILI :
Rontgen dada, usap
nasofaring
ILI
(INFLUENZA LIKE
ILLNESS) ***
TERSANGKA
FLU BURUNG *
Demam Tifoid :
Widal, Serologi, Kultur
Darah
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
52/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 51
ALGORITMA RESPON KLB DEMAM DENGUE DAN
DEMAM CHIKUNGUNYA
RESPON KLBPENYAKIT DEMAM DENGUE
DAN DEMAM CHIKUNGUNYA
Respon sistem
pelaporan:
W1
Hasil pemeriksaan
penunjang/lab
Respon tatalaksana
kasus:
• Beri minum yang
banyak, kompres,
antipiretik golonganparasetamol, obat
pereda nyeri sendi
bila perlu
• Istirahat cukup
• Rujuk ke Rumah Sakit
bila panas tidak turun
dalam 2 hari atau
keadaan tambah
memburuk.
Respon Kesehatan
Masyarakat
Penyelidikan
Epidemiologi
Surveilans intensif Ambil spesimen dari
sebagian kasus untuk
konfirmasi Lab
serologi
Membentuk posko
pengobatan di
lapangan
Melakukan
pemberantasan vektor
(PSN, Fogging,
Larvasidasi) KIE
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
53/84
52 algoritma diagnosis penyakit dan respon
Sisipan 22
FORM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM DENGUE-DEMAM BERDARAH DENGUE
Tanggal Penyelidikan : Pukul :
IDENTITAS KEPALA KELUARGA
1. Nama :2. Umur : Th L / P
3. Alamat :
RT : RW : Kel :
Kec. : Kab./Kota :
4. Pekerjaan :
5. Alamat Pekerjaan :
6. Hubungan dengan penderita :
(diisi bila responden adalah orang-orang kontak)
a. Hubungan sedarah serumah (orang tua, anak, saudara, bukan saudara)
b. Hubungan tidak serumah (tetangga, teman kantor, teman sekolah, atau lainnya)
Sebutkan , ………………………………
IDENTITAS PENDERITA
1. Nama :
2. Umur : Th L / P
3. Pekerjaan/sekolah :
4. Alamat Pekerjaan/sekolah :
RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan / gejala utama yang muncul :
2. Kapan mulai muncul (tanggal / jam) :3. Apa yang dilakukan saat timbul gejala pertama kali ? Sebutkan :
a. …………………………………………………….
b. …………………………………………………….
c. …………………………………………………….
4. Gejala lain yang timbul :
No Gejala Kapan Kondisi (baik/tetap/kurang)
1.
2.
3.
5. Saat sekarang ini sedang menderita sakit lain (yang sudah didiagnosa oleh tenaga medis) ?
a. Ya b. Tidak
Bila Ya, sebutkan : …………………………………………………………..
6. Apakah ada anggota serumah juga menderita gejala serupa (tersangka DBD) ?
a. Ada b. Tidak
(Bila ada, lakukan pelacakan dengan form ini)
SPESIMEN DIPERIKSA
No Jenis Sampel diperiksa Hasil Laboratorium Keterangan
1.
2.
3.* Ambil darah dari ujung jari teteskan ke “ paper disc” hingga penuh.
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
54/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 53
PEMERIKSAAN JENTIK
No Tempat Pemeriksaan Jentik Hasil Pemeriksaan Keterangan
1.
2.
3.
4.5.
6.
7.
Dlm Rumah Di luar rumah
PENGOBATAN DAN KONDISI TERAKHIR
a) Perawatan yang diberikan :
a. ……………………………………………..
b. ……………………………………………..
c. ……………………………………………. .
d. ……………………………………………..
b) Keadaan penderita saat ini :
a. Sembuh
b. Meninggal, tanggal ………
c. Tetap
Sisipan 23
Surveilans Ketat pada KLB Demam Berdarah
Formulir Rawat jalan/Rawat Inap
KLB DD-DBD
Pos/Puskesmas/RS : ……………………………
Kabupaten/Kota : ……………………………
T a n g g a l . B e r o b
a t
N a m a P e n d e r i t a
A l a m a t
L o k a s , D e s a , K e c a m a t a n
U m u r
S e x
T a n g g a l M u l a i
D e m a m
Gejala
S t a t u s r a w a t
O b a t d a n t i n d a k
a n
S t a t u s p u l a n g
d e m a m
… … .
p e t e k i e
r a s h
T a n d a p e r d a r a
h a n
t r o m b o s i t
h e m a t o k r i t
s y o k
1 2 3 4 5 6 7 16 9 10 11 12 13 14 15 20
Catatan : data direkam setidak-tidaknya 2 minggu sebelum KLB sampai dengan 2 minggu setelah seluruh
wilayah Kabupaten/Kota dinyatakan tidak ada KLB
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
55/84
54 algoritma diagnosis penyakit dan respon
Sisipan 24
FORM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM CHIKUNGUNYA
(Pendataan Kasus Rawat Jalan/Inap)
Tanggal Penyelidikan : Pukul :
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : …………………………………….
Tanggal
BerobatNama Alamat
Desa/
Lurah
Umur
Tanggal
Mulai
Demam
Gejala
Lab StatusKetera
ngan
L a k i - l a k i
P e r e m p u a n
D e m a m
R u a m
N y e r i S e n d i
T a n d a
p e r d a r a h a n
Sisipan 25
Formulir Penyelidikan KLB Demam Chikungunya (Contoh data)
Gambaran Epidemiologi Menurut Lokasi
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : …………………………………….
Tanggal Penyelidikan KLB : ……………..
Lokasi Populasi Kasus Meninggal AR/100 CFR/100
Desa A 1500 0 0 0 0
Desa B 500 0 0 0 0
Desa C 1000 5 0 0,5 0
Desa D 1500 25 0 0,8 0
Desa E 900 0 0 0 0
Total 5400 30 0 0,6 0
AR adalah attack rate per 100 populasi pada periode KLB
CFR adalah kasus meninggal per 100 kasus
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
56/84
algoritma diagnosis penyakit dan respon 55
Sisipan 26
Formulir Penyelidikan KLB Demam Chikungunya
Gambaran Epidemiologi Menurut Umur
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : ……………………………………. Tanggal Penyelidikan KLB : ……………..
Umur Populasi Kasus Meninggal AR/100 CFR/100
0-1 th
1- 4 th
5-14 th
≥ 15 th
Total
AR adalah attack rate per 100 populasi pada periode KLB
CFR adalah kasus meninggal per 100 kasus
Sisipan 27
Formulir Penyelidikan KLB Demam Chikungunya
Pendataan Nyamuk, Jentik dan Tempat Perindukan Jentik (TP)
Puskesmas/RS : …………………………………….
Puskesmas : …………………………………….
Kabupaten/Kota : …………………………………….
Tanggal Penyelidikan KLB : ……………..
Lokasi Jml Kasus Jml. TPJ Jml. TPJ (+) Keterangan
SD ………….. Asrama ……..
Pasar ……..
Desa ……..
……..
Sisipan 28
Format Laporan Penyelidikan KLB Demam Chikungunya
1. Tim Penyelidikan KLB
Nama, Gelar, Tempat Tugas, Jabatan
2. Tanggal Penyelidikan KLB :
3. Distribusi Gejala (setidak-tidaknya ditanyakan kepada 10 - 25 penderita yang dicurigai yang dipilih secara
acak pada waktu berobat), kasus meninggal dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Gejala/Tanda Kasus Diperiksa Jumlah Persentase
Demam
Ruam
Nyeri Sendi
Perdarahan
Meninggal
Serologi
-
8/19/2019 Pedoman Algoritma Diagnosis-Revisi 2012_siap Cetak
57/84
56 algoritma diagnosis penyakit dan respon
4. Kurva Epidemi KLB Demam Chikungunya menurut tanggal mulai sakit atau tanggal berobat kasus dengan
gejala demam dengan ruam.
5. Gambaran Epidemiologi Menurut Wilayah dan Umur
Gambaran epidemiologi meliputi wilayah kejadian, kelompok umur dan gambaran faktor risiko nyamuk
Aedes sp. di lokasi kejadian yang dicurigai.
6. Upaya Penanggulangan KLB
a) Upaya Pelayanan Pengobatan dan Rujukan
b) Upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk
c) Upaya Penunjang lainnya
d) Penyelenggaraan Surveilans pada periode KLB
7. Kesimpulan
a) Penetapan adanya KLB
b) Diagnosis KLB
c) Waktu mulai terjadinya KLB
d) Gambaran epidemiologi dan keadaan pada saat penyelidikan yang meliputi kecenderungan dan
kemungkinan penyebaran (buat grafik dan mapping)
e) Upaya Penanggulangan KLBf) Rencana upaya penanggulangan, termasuk rencana penyelenggaraan surveilans epidemiologi dan
upaya pencegahan terjadinya KLB di daerah lain.
Sisipan 29
Laporan Surveilans Ketat pada KLB Demam Chikungunya (Contoh data)
Puskesma