outlook 2020 etidakpastian ekonomi global 2019_161219_yj... · 2019-12-17 · 3...
TRANSCRIPT
KETIDAKPASTIAN EKONOMI GLOBAL
Jakarta, 16 Desember 2019
MARKET OUTLOOK 2020
Agenda
1. Ringkasan Pertimbangan Investasi
2. Perkembangan Ekonomi Global
3. Perkembangan Ekonomi Nasional
4. Kinerja dan Target IHSG 2019 ‐ 2020
5. Outlook Sektoral
3
Ringkasan Pertimbangan InvestasiEkonomi global 2019 diproyeksikan tumbuh 3,0% YoYDalam publikasi World Economic Outlook (WEO) bulan Oktober 2019, IMF kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini sebesar20 bps menjadi 3,0% YoY (vs proyeksi sebelumnya 3,2% YoY) yang dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian global terkait dengan eskalasi tensi perangdagang AS‐Tiongkok. Untuk tahun 2020, IMF juga memangkas proyeksi ekonomi global sebesar 10 bps menjadi 3,4% YoY (vs proyeksi sebelumnya 3,5%YoY).
Ketidakpastian global mendorong terjadinya pelemahan nilai tukar global dan koreksi harga komoditasDampak dari ketidakpastian global tersebut mendorong terjadinya pelemahan beberapa nilai tukar mata uang asing global dan melemahnya hargakomoditas dunia (terutama minyak dunia, batubara, nikel dan timah). Hal ini tentunya akan berdampak terhadap outlook ekonomi RI, namun demikian,Pemerintah RI lebih siap menghadapi dinamika ekonomi global yang didukung oleh sistem ketahanan ekonomi dan perbankan RI yang masih terjaga dilevel yang sehat.
Belanja konsumsi rumah tangga penyokong utama PDB RI 2019PDB RI 3Q19 tumbuh 5,02% YoY mencapai senilai Rp 2.818,9 triliun lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan PDB 3Q18 (+5,17% YoY senilaiRp 2.684,2 triliun) dan PDB 2Q19 (+5,05% YoY senilai Rp 2.735,2 triliun). Pertumbuhan PDB 3Q19 didorong oleh naiknya belanja investasi barang modalsebesar 4,2% YoY pasca berakhirnya tekanan tensi Pilpres 2019 dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga (+5,0% YoY).
Defisit Neraca Perdagangan RI turun menjadi US$ 112,4 juta di 3Q19Neraca perdagangan RI 3Q19 mengalami defisit senilai US$ 112,4 juta turun signifikan dibandingkan defisit 2Q19 (vs US$ 1,8 miliar) dan defisit 3Q18 (vsUS$ 2,6 miliar) dipicu oleh turunnya impor migas (‐37,8% YoY dan ‐18,9% QoQ) sejalan dengan tren pelemahan harga minyak dunia di 3Q19. Hal tersebutmemberikan andil terhadap perbaikan defisit transaksi berjalan RI di 3Q19 ke level 2,66% (vs 3,22% di 3Q18 dan vs 2,93% di 2Q19).
Pemerintah Targetkan Pertumbuhan PDB RI dalam APBN sebesar 5,3% YoYPemerintah dan DPR menyetujui target pertumbuhan PDB 2020 sebesar 5,3% YoY yang akan ditopang oleh belanja konsumsi rumah tangga dan investasibarang modal serta proyeksi perbaikan kinerja ekspor RI tahun depan. Selain itu, Pendapatan dan Belanja Negara dalam APBN 2020 ditetapkan masing‐masing senilai Rp 2.233 triliun dan Rp 2.540 triliun.
Revisi turun target IHSG 2019 di level 6.335 (target PER 2019F 16,08x); Target IHSG 2020 diperkirakan di Llvel 6.936 (target PER 2020 15,60x)Kami merevisi turun proyeksi target IHSG 2019 menjadi berada pada level 6.335 (vs sebelumnya di level 6.660) yang merefleksikan target PER 2019F16,08x dan PER 2020F 14,25x. Hal ini disebabkan oleh 1) eskalasi tensi ketidakpastian perang dagang AS‐Tiongkok; 2) pertumbuhan PDB dibawah targetasumsi APBN 2019 dan 3) faktor psikologis kasus gagal bayar reksadana. Untuk tahun 2020, kami memproyeksikan target IHSG berpotensi mencapailevel 6.936 yang mencerminkan target PER 2020F 15,60x dengan asumsi pertumbuhan EPS 2020F sebesar 13% YoY. Top Pick kami adalah: BBCA, BBNI,WIKA, PTPP, WTON, SMGR, JSMR, LSIP, AALI, SIMP, UNVR, ICBP, ROTI, GGRM, MAPI, RALS dan KLBF.
Key Risk: 1) Lonjakan harga minyak dunia; 2) Pelemahan harga komoditas batu bara dan 3) Pelemahan nilai tukar Rupiah.Key catalyst: 1) Diperolehnya rating investment grade dari S&P; 2) Solid‐nya belanja konsumsi rumah tangga; 3) Belanja produktif untukpercepatan infrastruktur; 4) Inflasi relatif rendah; dan 5) Sehatnya kondisi makro dan ketahanan perbankan nasional.
Agenda
1. Ringkasan Pertimbangan Investasi
2. Perkembangan Ekonomi Global
3. Perkembangan Ekonomi Nasional
4. Kinerja dan Target IHSG 2019 ‐ 2020
5. Outlook Sektoral
5
Dinamika Perkembangan Ekonomi Global
• Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) per Oktober 2019, IMF kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun inisebesar 20 bps menjadi 3,0% YoY (vs proyeksi sebelumnya 3,2% YoY). Untuk tahun 2020, IMF juga memangkas proyeksi ekonomi global sebesar10 bps menjadi 3,4% YoY dari proyeksi sebelumnya 3,5% YoY;
• Hal ini disebabkan oleh faktor meningkatnya ketidakpastian global terkait: 1) tensi perang dagang AS‐Tiongkok, 2) pengetatan kebijakan kreditdi Tiongkok (terutama fintech), 3) faktor geopolitik Eropa yakni ketidakpastian realisasi Brexit dari Uni Eropa & krisis Italia serta geopolitikHongkong, 4) ketegangan Timur Tengah antara AS‐Iran dan 5) kontraksi ekonomi Argentina dan Turki.
Proyeksi PDB Regional dan Global ‐ YoY (%)
2017 2018 2019F 2020F 2019F 2020F 2019F 2020FDunia 3.8 3.6 3.0 3.4 3.2 3.5 ‐0.2 ‐0.1Negara maju 2.5 2.3 1.7 1.7 1.9 1.7 ‐0.2 0.0AS 2.4 2.9 2.4 2.1 2.6 1.9 ‐0.2 0.2Uni Eropa 2.5 1.9 1.2 1.4 1.3 1.6 ‐0.1 ‐0.2Jepang 1.9 0.8 0.9 0.5 0.9 0.4 0.0 0.1UK 1.8 1.4 1.2 1.4 1.3 1.4 ‐0.1 0.0La innya 2.9 2.6 1.6 2.0 2.1 2.4 ‐0.5 ‐0.4
Negara Berkembang 4.8 4.5 3.9 4.6 4.1 4.7 ‐0.2 ‐0.1As ia 5.7 5.5 5.0 5.1 5.4 5.4 ‐0.4 ‐0.3Eropa 3.9 3.1 1.8 2.5 1.2 2.1 0.6 0.4Amerika Latin 1.2 1.0 0.2 1.8 0.8 2.3 ‐0.6 ‐0.5Timur Tengah 2.3 1.9 0.9 2.9 1.4 3.2 ‐0.5 ‐0.3Afrika 3.0 3.2 3.2 3.6 3.4 3.6 ‐0.2 0.0
*) WEO IMF Juli 2019Sumber: World Economic Outlook IMF (WEO Oktober 2019)
Sebelumnya* Perubahan*Periode
Proyeksi TerbaruActual
Proyeksi PDB Beberapa Negara ‐ YoY (%)
2017 2018 2019F 2020F 2019F 2020F 2019F 2020FAmerika Serikat 2.4 2.9 2.4 2.1 2.6 1.9 ‐0.2 0.2Jerman 2.2 1.4 0.5 1.2 0.7 1.7 ‐0.2 ‐0.5UK 1.8 1.4 1.2 1.4 1.3 1.4 ‐0.1 0.0Perancis 2.3 1.7 1.2 1.3 1.3 1.4 ‐0.1 ‐0.1Ita l ia 1.5 0.9 0.0 0.5 0.1 0.8 ‐0.1 ‐0.3Kanada 3.0 1.9 1.5 1.8 1.5 1.9 0.0 ‐0.1Rus ia 1.6 2.3 1.1 1.9 1.2 1.9 ‐0.1 0.0Austra l ia 2.4 2.7 1.7 2.3 2.1 2.8 ‐0.4 ‐0.5Bras i l 1.1 1.1 0.9 2.0 0.8 2.4 0.1 ‐0.4Mexico 2.1 2.0 0.4 1.3 0.9 1.9 ‐0.5 ‐0.6Afrika Selatan 1.4 0.8 0.7 1.1 0.7 1.1 0.0 0.0Jepang 1.9 0.8 0.9 0.5 0.9 0.4 0.0 0.1Tiongkok 6.8 6.6 6.1 5.8 6.2 6.0 ‐0.1 ‐0.2India 7.2 6.8 6.1 7.0 7.0 7.2 ‐0.9 ‐0.2Korea Selatan 3.2 2.7 2.0 2.2 2.6 2.8 ‐0.6 ‐0.6Singapura 3.7 3.1 0.5 1.0 2.3 2.4 ‐1.8 ‐1.4Thai land 4.0 4.1 2.9 3.0 3.4 3.5 ‐0.5 ‐0.5Malays ia 5.7 4.7 4.5 4.4 4.7 4.8 ‐0.2 ‐0.4Indones ia 5.1 5.2 5.0 5.1 5.2 5.2 ‐0.2 ‐0.1Fi l ipina 6.7 6.2 5.7 6.2 6.5 6.6 ‐0.8 ‐0.4*) WEO IMF July 2019Sumber: World Economic Outlook IMF (WEO October 2019)
Perubahan*Sebelumnya*Periode
Proyeksi TerbaruActual
Dampak Meningkatnya Ketidakpastian Global
6
• Ketidakpastian global memberikan dampak psikologis pelemahan nilai tukar beberapa negara regional terhadap dolar AS. YTD 2019, nilai tukarPeso Argentina tercatat mengalami pelemahan paling signifikan diantara nilai tukar mata uang asing global lainnya dikontribusikan darikekalahan Presiden Argentina Mauricio Macri yang mengejutkan dalam Pilpres 2019;
• Nilai tukar Rupiah secara YTD 2019 mengalami penguatan sebesar 2,9% terhadap dolar AS berada di level Rp 14.032,‐ per dolar AS;
• Selain itu, dampak dari melambatnya outlook ekonomi global memberikan kontribusi atas melemahnya permintaan komoditas dunia sehinggamengerek turun harga komoditas dunia terutama batu bara, nikel dan timah. Sementara harga komoditas CPO mengalami kenaikan signifikanberkat adanya pelaksanaan B‐30 domestik dan permintaan kebutuhan CPO India dalam hubungan bilateral RI‐India.
‐58.8%
‐9.9%‐5.4%
‐5.2%‐3.3%
‐2.1%
‐1.9%‐0.7%
‐0.6%
0.2%
0.4%
0.6%
2.0%
2.7%
2.9%2.9%
3.0%
3.3%
3.3%
6.8%
9.6%
Peso ArgentinaLira
Real BrasilWonGbpYuan
RupeeRand
RinggitDongYen
Dolar SingapuraDolar Australia
KyatEur
RupiahPeso MeksikoDolar KanadaPeso Filipina
BhatRubel
Nilai Tukar Beberapa Negara ‐ YTD
Sumber: Bloomberg dan Riset Lotus Andalan
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov
‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov
‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov
‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov
‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov
‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐1
9Sep‐19
Nov
‐19
Harga Komoditas
WTI CPO Nikel Timah Emas Batubara
Jan 2014 = 100
Sumber: Bloomberg
Ketahanan Ekonomi RI Masih Solid
7
• Kondisi ekonomi makro dan sistem ketahanan perbankan RI yang terjaga dengan baik menjadi katalis utama penyokong ekonomi RI dalammenghadapi eskalasi ketidakpastian ekonom global yang masih akan berlanjut tahun depan;
• Dampak yang ditimbulkan merupakan tekanan psikologis potensi berlanjutnya pelemahan nilai tukar Rupiah tahun ini serta mempengaruhiterbatasnya pergerakan IHSG;
• Key catalyst: Lembaga pemeringkat, S&P akhirnya menaikkan peringkat RI menjadi investment grade (BBB outlook stabil) dari sebelumnyaBBB‐ outlook stabil didukung oleh solidnya ketahanan ekonomi RI dan Pemerintahan Joko Widodo – Ma’aruf Amin periode II.
1997 1998 1999 2007 2008 2009 2013 2014 2015 2017 2018 2019Sektor Eksternal Cadangan Devisa (US$ miliar) 21.4 23.8 27.1 56.9 51.6 66.1 99.4 111.9 105.9 130.2 120.7 126.7**Transaksi Berjalan (% PDB) ‐2.30 2.58 4.12 2.40 0.02 2.00 ‐3.19 ‐3.09 ‐2.03 ‐1.71 ‐2.98 ‐2.66*Rasio Pembayaran Utang (%) 42.9 54.6 52.8 19.4 18.1 23.1 18.4 24.0 30.6 25.5 25.4 27.4*Rasio Utang thd PDB (%) N.A. 57.7 85.0 32.2 30.1 31.8 29.1 33.0 36.1 34.7 36.2 36.3*Kurs Rupiah Akhir Periode (Rp) 5,403 8,000 7,100 9,393 11,120 9,404 12,171 12,388 13,795 13,555 14,481 14,008**
Sektor RiilPDB (%) 4.70 ‐13.70 0.80 6.35 6.01 4.63 5.58 5.10 4.87 5.09 5.17 5.02*Inflasi (%) 10.31 77.63 1.25 6.59 11.06 2.78 8.38 8.36 3.35 3.61 3.13 3.00**IKK n.a. n.a. n.a. 99.1 90.6 108.7 116.5 116.5 107.5 126.4 127.0 118.4***) periode 3Q19**) periode 10M19
1997 1998 1999 2007 2008 2009 2013 2014 2015 2017 2018 2019*CAR (%) 9.2 ‐15.7 ‐8.1 19.3 16.2 17.4 18.1 19.1 21.4 23.2 23.0 23.3 LDR (%) n.a. n.a. n.a. 66.3 74.6 72.9 89.7 89.4 92.1 90.4 94.8 94.3 NIM (%) n.a. n.a. n.a. 5.7 5.7 5.6 4.9 4.2 5.4 5.3 5.1 4.9 Suku bunga deposito** (%) n.a. 41.4 12.2 7.2 10.8 6.9 7.7 8.6 7.6 5.7 6.9 6.3 NPL (%) 8.2 35.1 7.3 4.1 3.8 3.3 2.2 2.3 2.5 2.6 2.4 2.6 LPS*) September 2019**) 1 bulan mata uang Rupiah
Sektor Eksternal dan Riil ‐ Periode Krisis vs Saat IniSaat ini
Sumber: Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan Bloomberg
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia
Belum ada
Krisis MoneterIndikator
Saat Ini
Berdiri 2004 dan resmi beroperasi sejak 2005
Sektor Perbankan ‐ Periode Krisis vs Saat Ini
Indikator Krisis Moneter
Subprime Mortgage AS
Subprime Mortgage AS
Pilpres 2014
Pilpres 2014
Agenda
1. Ringkasan Pertimbangan Investasi
2. Perkembangan Ekonomi Global
3. Perkembangan Ekonomi Nasional
4. Kinerja dan Target IHSG 2019 ‐ 2020
5. Outlook Sektoral
9
Cadangan Devisa RI
• Cadangan devisa RI pada bulan November 2019 tercatat sebesar US$ 126,6 miliar relatif stabil dibandingkan dengan posisi Oktober2019 senilai US$ 126,7 miliar dikontribusikan dari adanya penerimaan devisa migas dan adanya pembayaran ULN Pemerintah;
• Secara YTD 2019, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menguat sebesar 2,9% pada level Rp 14.032,‐ per dolar AS (vs Rp 14.458,‐perdolar AS pada awal tahun 2019) didorong oleh: 1) kebijakan pemangkasan FFR oleh The Fed tahun ini; 2) membaiknya defisit neracaperdagangan RI; 3) adanya capital inflow asing YTD 2019 dari pasar saham senilai Rp 41 triliun (termasuk didalamnya M&A BDMN‐BBNP dan MASA) dan 4) capital inflow asing pada pasar obligasi RI YTD 2019 senilai Rp 174 triliun.
9,000
10,000
11,000
12,000
13,000
14,000
15,000
16,000 (6,000)
(4,000)
(2,000)
‐
2,000
4,000
6,000
8,000
1Q13
2Q13
3Q13
4Q13
1Q14
2Q14
3Q14
4Q14
1Q15
2Q15
3Q15
4Q15
1Q16
2Q16
3Q16
4Q16
1Q17
2Q17
3Q17
4Q17
1Q18
2Q18
3Q18
4Q18
1Q19
2Q19
3Q19
Rp pe
r US$
Juta US$
ULN, Neraca Perdagangan dan Rupiah
Pembayaran ULN pemerintah Surplus (Defisit) Neraca Perdagangan Nilai Tukar Rupiah ‐ Sumbu Kanan*
Sumber: Badan Pusat Startistik, Bank Indonesia dan Riset Lotus Andalan
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
11,000
12,000
13,000
14,000
15,000
16,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
100,000
110,000
120,000
130,000
140,000
1Q14
2Q14
3Q14
4Q14
1Q15
2Q15
3Q15
4Q15
1Q16
2Q16
3Q16
4Q16
1Q17
2Q17
3Q17
4Q17
1Q18
2Q18
3Q18
4Q18
1Q19
2Q19
3Q19
4Q19*
Cadangan Devisa vs Nilai Tukar Rupiah
Cadangan Devisa ‐ Juta dolar AS Nilai tukar Rupiah (sumbu kanan) ‐ per dolar AS
*) Per November 2019Sumber: Bank Indonesia dan Bloomberg
10
Outlook Harga Komoditas
• Pada tahun 2019, tren harga komoditas diproyeksikan mengalami penurunan disebabkan oleh melemahnya permintaan global sejalan denganperlambatan pertumbuhan ekonomi global yang terjadi, sebagai konsekuensi dari ketidakpastian global terutama tensi perang dagang AS‐Tiongkok dan ancaman terjadi resesi ekonomi global;
• Tingginya permintaan batu bara domestik untuk kebutuhan PLN diharapkan dapat mendorong kinerja sektoral pertambangan untukmengimbangi penurunan harga batu bara saat ini;
• Permintaan kebutuhan bahan baku produksi stainlees steel dan baterai kendaraan listrik diproyeksikan dapat menyokong rebound‐nya harganikel. Sementara itu, harga timah masih akan ditopang dari kebutuhan bahan baku semi konduktor untuk peralatan elektronik;
• Tren pelemahan CPO masih berlanjut sebagai akibat Uni Eropa masih melarang impor CPO dari Indonesia dan Malaysia. Implementasikebijakan B20/B30 RI diharapkan dapat mendongkrak kebutuhan CPO sehingga ekspektasi harga CPO dapat mengalami kenaikan tahundepan;
• Harga minyak dunia telah mengalami kenaikan sebesar 29% YTD 2019 berada di level US$ 60,1 per barel dipicu oleh gangguan pasokanminyak dunia dari Venezuela (akibat krisis ekonomi) dan Iran (adanya sanksi dari AS serta ancaman embargo AS atas produk baja danpertambangan Iran) serta adanya pemangkasan produksi minyak dunia oleh negara anggota OPEC dan Rusia. Kenaikan harga minyak duniatersebut menjadi “KEY RISK” bagi RI yang merupakan net importir sehingga dapat mempengaruhi kembali melebarnya defisit neracaperdagangan dan transaksi berjalan RI.
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐ 1
9Sep‐19
Nov‐19
Harga Komoditas
WTI CPO Nikel Timah Emas Batubara
Jan 2014 = 100
Sumber: Bloomberg
2,000
2,250
2,500
2,750
3,000
3,250
10
30
50
70
90
110
130
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐1
4Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐1
5Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐1
6Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐1
7Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐1
8Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐1
9Sep‐19
Nov‐1
9
Harga dan Inventori Minyak Dunia (Bulanan)
Persediaan (juta barel) ‐ Sumbu Kanan WTI (dolar AS per barel)
Sumber: Bloomberg dan Riset Lotus Andalan
11
PDB RI 3Q19
• PDB RI 3Q19 tumbuh 5,02% YoY mencapai senilai Rp 2.818,9 triliun lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan PDB 3Q18(+5,17% YoY senilai Rp 2.684,2 triliun) dan PDB 2Q19 (+5,05% YoY senilai Rp 2.735,2 triliun). Pertumbuhan PDB 3Q19 didorong olehnaiknya belanja investasi barang modal sebesar 4,2% YoY pasca berakhirnya tekanan tensi Pilpres 2019 dan pertumbuhan konsumsirumah tangga (+5,0% YoY) sejalan dengan solid‐nya daya beli masyarakat ;
• Kami melihat bahwa pertumbuhan PDB RI tahun ini masih akan disokong oleh belanja konsumsi rumah tangga dan investasi barangmodal yang diperkirakan tumbuh lebih baik di 2H19 pasca selesainya Pilpres 2019 ditengah ketidakpastian ekonomi global akibatdampak dari eskalasi tensi perang dagang AS‐Tiongkok.
PDB Menurut Lapangan UsahaPDB (Rp Triliun) 9M18 9M19 YoY 2Q19 3Q19 QoQ 3Q18 3Q19 YoYPertanian, Kehutanan dan Perikanan 1,024.5 1,059.9 3.46% 366.9 370.6 1.01% 359.5 370.6 3.08%Pertambangan & Pengga l ian 596.1 603.2 1.19% 198.7 204.6 2.97% 200.7 204.6 1.94%Industri Pengolahan 1,640.0 1,703.3 3.86% 565.0 583.0 3.19% 559.7 583.0 4.16%Pengadaaan Lis trik dan Gas 79.4 82.1 3.42% 27.0 28.4 5.19% 27.3 28.4 3.95%Konstruks i 770.2 814.5 5.75% 267.9 280.7 4.78% 265.6 280.7 5.67%Perdagangan Besar dan Eceran 1,030.7 1,080.9 4.87% 359.4 370.8 3.17% 354.0 370.8 4.74%Transportas i dan Pergudangan 324.1 343.2 5.90% 114.5 118.2 3.23% 110.9 118.2 6.61%Akomodas i dan Makan Minum 234.3 247.4 5.59% 82.5 83.7 1.45% 79.5 83.7 5.34%Infromas i dan Komunikas i 400.7 437.7 9.24% 145.5 150.2 3.23% 137.6 150.2 9.12%Jasa Keuangan dan Asurans i 309.9 328.6 6.03% 107.2 112.2 4.66% 105.7 112.2 6.17%Real Estate 224.0 236.8 5.71% 78.9 79.9 1.27% 75.4 79.9 5.94%Adminis tras i , Pertahanan dan Sos ia l 252.5 266.8 5.67% 91.1 87.9 ‐3.51% 86.3 87.9 1.89%Pendidikan 232.2 247.6 6.62% 82.3 86.0 4.50% 79.7 86.0 7.88%Kesehatan 86.2 94.0 8.99% 31.3 32.0 2.24% 29.3 32.0 9.15%Lainnya 283.0 311.9 10.21% 104.3 106.9 2.49% 97.0 106.9 10.25%Total Nilai Tambah Bruto 7,487.9 7,857.9 4.94% 2,622.5 2,695.1 2.77% 2,568.3 2,695.1 4.94%Pajak dikurang Subsidi Atas Produk 298.5 321.3 7.6% 112.7 123.8 9.85% 115.9 123.8 6.8%PDB 7,786.4 8,179.2 5.04% 2,735.2 2,818.9 3.06% 2,684.2 2,818.9 5.02%
Sumber: Badan Pusat Statistik
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
5.5
‐
200.0
400.0
600.0
800.0
1,000.0
1,200.0
1,400.0
1,600.0
1Q14
2Q14
3Q14
4Q14
1Q15
2Q15
3Q15
4Q15
1Q16
2Q16
3Q16
4Q16
1Q17
2Q17
3Q17
4Q17
1Q18
2Q18
3Q18
4Q18
1Q19
2Q19
3Q19
(Triliu
n Rp
)
PDB Berdasarkan Pengeluaran ‐ Kuartalan
Belanja Konsumsi Rumah Tangga Belanja Pemerintah
Belanja Investasi Barang Modal Pertumbuhan PDB YoY (%) ‐ Sumbu kanan
Sumber: Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik
12
Neraca Perdagangan dan Transaksi Berjalan RI
• Neraca perdagangan RI 3Q19 mengalami defisit senilai US$ 112,4 juta turun signifikan dibandingkan defisit 2Q19 (vs US$ 1,8 miliar) dandefisit 3Q18 (vs US$ 2,6 miliar) dipicu oleh turunnya impor migas (‐37,8% YoY dan ‐18,9% QoQ) sejalan dengan tren pelemahan hargaminyak dunia di 3Q19 sebagai akibat dari ketidakpastian outlook ekonomi global;
• Hal tersebut memberikan andil terhadap perbaikan defisit transaksi berjalan RI di 3Q19 ke level 2,66% (vs 3,22% di 3Q18 dan vs 2,93%di 2Q19);
• Defisit transaksi berjalan tahun ini kami proyeksikan berpotensi kembali melebar hingga berada pada level 3,25% sebagai akibat darikonsekuensi melambatnya kinerja ekspor RI ditengah fluktuatifnya harga timah dan nikel serta tren pelemahan harga batubara.
Neraca Pedagangan dan Transaksi Berjalan (US$ juta)9M18 9M19 YoY 2Q19 3Q19 QoQ 3Q18 3Q19 YoY
EksporNon Migas 122,331.4 114,749.6 ‐6.2% 37,106.7 40,522.6 9.2% 42,935.9 40,522.6 ‐5.6%Migas 12,750.5 9,421.3 ‐26.1% 2,624.9 3,311.0 26.1% 4,152.2 3,311.0 ‐20.3%Total 135,081.9 124,170.9 ‐8.1% 39,731.6 43,833.6 10.3% 47,088.1 43,833.6 ‐6.9%
ImporNon Migas 116,716.9 110,253.4 ‐5.5% 35,370.7 38,975.6 10.2% 41,729.0 38,975.6 ‐6.6%Migas 22,059.9 15,862.4 ‐28.1% 6,130.6 4,970.4 ‐18.9% 7,996.2 4,970.4 ‐37.8%Total 138,776.8 126,115.8 ‐9.1% 41,501.3 43,946.0 5.9% 49,725.2 43,946.0 ‐11.6%
Surplus (defisit) (3,694.9) (1,944.9) ‐47.4% (1,769.7) (112.4) ‐93.6% (2,637.1) (112.4) ‐95.7%
Cadangan Devisa 114,847.5 124,332.0 8.3% 123,823.3 124,332.0 0.4% 114,847.5 124,332.0 8.3%Surplus (Defisit) Transaksi Be (21,298.0) (22,544.0) 5.9% (8,151.0) (7,665.0) ‐6.0% (8,477.0) (7,665.0) ‐9.6%% PDB ‐2.74% ‐2.76% 0.7% ‐2.93% ‐2.66% ‐9.2% ‐3.22% ‐2.66% ‐17.4%Sumber: Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan Riset Lotus Andalan
‐4.5%
‐4.0%
‐3.5%
‐3.0%
‐2.5%
‐2.0%
‐1.5%
‐1.0%
‐0.5%
0.0%
‐12,000
‐10,000
‐8,000
‐6,000
‐4,000
‐2,000
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
1Q14
2Q14
3Q14
4Q14
1Q15
2Q15
3Q15
4Q15
1Q16
2Q16
3Q16
4Q16
1Q17
2Q17
3Q17
4Q17
1Q18
2Q18
3Q18
4Q18
1Q19
2Q19
3Q19
US$
Juta
Transaksi Berjalan
Defisit Transaksi Berjalan (CAD) Investasi LangsungSurplus (defisit) Neraca Perdagangan CA to PDB ‐ Sumbu kanan
Sumber: Bank Indonesia dan Riset Lotus Andalan
13
Postur RAPBN 2020
• Pemerintah dan DPR menyepakati postur APBN 2020 denganmengesahkan target pertumbuhan PDB 2020 sebesar 5,3% YoYyang akan ditopang oleh belanja konsumsi rumah tangga daninvestasi barang modal serta proyeksi perbaikan kinerja eksporRI tahun depan;
• Inflasi 2020 ditargetkan berada di level 3,1% dengan upayapengendalian harga melalui kontrol ketersediaan pasokan dandistribusi serta peningkatan koordinasi antara Pemerintah pusatdan daerah;
• Nilai tukar Rupiah dalam APBN 2020 diproyeksikan di level Rp14.400,‐ per dolar AS yang berpeluang berfluktuatif akibatfaktor ketidakpastian global terutama efek perang dagang AS‐Tiongkok. Harga minyak ICP dipatok berada di level US$ 63 perbarel dengan memperhatikan dinamika perkembangangeopolitik Timur Tengah;
• Target Pendapatan Negara 2020 ditetapkan senilai Rp 2.233triliun naik tipis sebesar 0,5% dari target RAPBN 2020 terdiriatas penerimaan pajak sebesar Rp 1.866 triliun dan penerimaannegara bukan pajak senilai Rp 367 triliun;
• Belanja Negara 2020 ditetapkan senilai Rp 2.540 triliun lebihtinggi 0,5% dari RAPBN 2020 terdiri atas belanja K/L sebesar Rp909 triliun, belanja non K/L sebesar Rp 774 triliun dan danadesa sebesar Rp 857 triliun.
Ringkasan Ekonomi MakroPeriode 2016 2017 2018 2019F 2020FPDB 5.03% 5.07% 5.17% 5.20% 5.20%Rupiah/US$ (Rp) 13,436 13,555 14,481 15,000 14,400 BI rate (%) 6.25 ‐ ‐ ‐ ‐ BI‐7day repo (%) 4.75 4.25 6.00 5.75 5.50 Inflasi (%) 3.02 3.61 3.13 3.50 3.25 CA/PDB (%) (1.80) (1.70) (2.98) (3.25) (3.00) Cadangan Devisa (US$ juta) 116,362 130,196 120,654 126,687 133,021
Sumber: Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan Riset Lotus Andalan
APBN 2019 dan RAPBN 2020 (Triliun Rupiah)Perb thd
RAPBN APBN RAPBN APBN RAPBN 2020Asumsi Makro APBNPertumbuhan PDB 5.3% 5.3% 5.3% 5.3% 0.0%Inflas i 3.5% 3.5% 3.1% 3.1% 0.0%Ni la i Tukar (Rp/US$) 14,400.0 15,000.0 14,400.0 14,400.0 0.0%SPN 3 bulan 5.3% 5.3% 5.4% 5.4% 0.0%ICP (US$/barrel ) 70.0 70.0 65.0 63.0 ‐3.1%Lifting Minyak (tpbd) 750.0 775.0 734.0 755.0 2.9%Lifting Gas (setara tpbd) 1,250.0 1,250.0 1,191.0 1,191.0 0.0%
Pendapatan Negara 2,142.5 2,165.1 2,221.5 2,233.2 0.5%I . Pendapatan Dalam Negeri 2,142.1 2,164.7 2,221.1 2,232.7 0.5%‐ Penerimaan Perpa jakan 1,781.0 1,786.4 1,861.8 1,865.7 0.2%‐ Penerimaan Negara Bukan Pajak 361.1 378.3 359.3 367.0 2.1%
II. Penerimaan Hibah 0.4 0.4 0.4 0.5 25.0%
Belanja Negara 2,439.7 2,461.1 2,528.8 2,540.4 0.5%I . Belanja Pemerintah Pusat 1,607.4 1,634.3 1,670.0 1,683.5 0.8%‐ Belanja K/L 840.3 855.4 884.6 909.6 2.8%‐ Belanja Non K/L 767.1 778.9 785.4 773.9 ‐1.5%
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 832.3 826.8 858.8 856.9 ‐0.2%
Keseimbangan Primer (21.7) (20.1) (12.0) (12.0) 0.0%Surplus (Defisit) Anggaran (297.2) (296.0) (307.3) (307.2) 0.0%% terhadap PDB (1.84) (1.84) (1.76) (1.76) 0.0%
Pembiayaan Anggaran 297.2 296.0 307.3 307.2 0.0%I. Dalam Negeri 386.2 359.3 389.3 389.3 0.0%II. Luar Negeri (netto) (89.0) (63.3) (82.0) (82.1) 0.1%
Sumber: Kementerian Keuangan
Uraian 2019 2020
14
Jokowi II Didukung Soildnya DPR dan Kabinet Indonesia Maju
• Pemerintahan Jokowi‐Ma’aruf Amin periode II ini akan lebih mudah menjalankan roda pemerintahan dan kebijakan program kerja dalam 5 tahun mendatangkarena didukung oleh solid‐nya koalisi Pemerintah di DPR ditambah dengan bergabungnya Partai Gerindra yang menguasai 427 kursi di DPR;
• Susunan Kabinet Indonesia Maju periode 2019‐2024 juga telihat cukup solid dengan komposisi Menteri dari Partai sebanyak 53% dan dari kalanganprofesional 47%. Dilihat dari susunan tim ekonomi yang masih dipimpin oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga cukup solid dan diterima pelaku pasar untukmenghadapi gejolak global yang masih akan berlanjut tahun depan terutama dari ketidakpastian perang dagang AS‐Tiongkok;
• Program kerja Pemerintahan Jokowi‐Ma’aruf Amin periode II ini lebih berfokus pada penyederhanaan birokrasi dan regulasi serta tetap mendorongkeberlanjutan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan interkoneksi dengan KEK, pariwisata dan industri kecil.
NO. PARTAI1 Profesional2 Golkar3 Golkar4 Profesional5 Profesional6 Profesional7 Profesional8 Gerindra9 PDIP10 Profesional11 Profesional12 Golkar13 PKB14 Nasdem15 Nasdem16 Profesional17 Gerindra18 PKB19 PKB20 Profesional21 Profesional22 Nadiem Makarim Profesional23 Profesional24 PDIP25 Profesional26 Profesional27 Nasdem28 Profesional29 PDIP30 PDIP31 PPP32 Profesional33 Profesional34 Golkar35 Profesional36 PDIP37 Profesional38 ProfesionalDiolah, Berbagai Sumber
SUSUNAN KABINET INDONESIA MAJU 2019‐2024
Jaksa AgungSekretaris KabinetKepala Staf PresidenanKepala BKPM
ST BurhanuddinPramono AnungMoeldokoBahlil Lahadalia
Menteri PPN/Kepala BappenasMenteri ATR/ Kepala BPNMenteri BUMN
Menteri Tenaga Kerja
Menteri Luar NegeriMenteri PertahananMenteri Hukum & HAMMenteri KeuanganMenteri ESDMMenteri Perindustrian
Menteri Lingkungan Hidup & KehutananMenteri PerhubunganMenteri Kelautan dan Perikanan
Siti Nurbaya BakarBudi Karya SumadiEdhy Prabowo
Menteri Pemuda & Olahraga
Menteri AgamaMenteri Pariwisata & Ekonomi KreatifMenteri KominfoMenteri Koperasi dan UKMMenteri PPPAMenteri PAN‐RB
Menteri Desa & PDTTMenteri PUPRMenteri KesehatanMenteri Pendidikan & Kebudayaan ‐ DiktiMenteri Riset & TeknologiMenteri Sosial
Menteri PerdaganganMenteri Pertanian
Erick ThohirZainudin Amali
Juliari BatubaraJenderal (Purn) Fachrul RaziWishnutamaJohhny G PlateTeten MasdukiI Gusti Ayu Bintang Darmawati
Ida FauziyahAbdul Halim IskandarBasuki HadimuljonoTerawan Agus Putranto
Bambang Brodjonegoro
Tjahjo KumoloSuharso MonoarfaSofyan Djalil
JABATAN
Retno LP MarsudiPrabowo SubiantoYasonna LaolySri MulyaniArifin Tasrif
NAMAMahfud MDAirlangga HartartoLuhut B. PandjaitanMuhadjir EffendyPratiknoJenderal Tito Karnavian
Menko Polhukam Menko PerekonomianMenko Kemaritiman & InvestasiMenko Pembangunan Manusia & KebudayaanMenteri Sekretaris NegaraMenteri Dalam Negeri
Agus Gumiwang KartasasmitaAgus SuparmantoSyahrul Yasin Limpo
128
8578
59 58
19
54 5044
PDIP
Golkar
Gerindra
NasDem PKB
PPP
Dem
okrat
PKS
PAN
DPR 2019‐2024
Diolah dari berbagai sumber
Dominasi Koalisi Pemerintah plus Gerindra kuasai Psrlemen dengan 427 kursi / 74%
Agenda
1. Ringkasan Pertimbangan Investasi
2. Perkembangan Ekonomi Global
3. Perkembangan Ekonomi Nasional
4. Kinerja dan Target IHSG 2019 ‐ 2020
5. Outlook Sektoral
Kinerja IHSG 2019 ‐ YTD
• YTD 2019, IHSG tercatat mengalami kenaikan yang tipis 0,3% sebagaikonsekuensi dari adanya kehilangan kepecayaan sejalan denganadanya kasus gagal bayar reksadana sehingga IHSG berpotensimembentuk titik keseimbangan baru;
• Tekanan jual signifikan melanda saham‐saham berbasis sektoralsektoral konsumer (‐22% YTD), aneka industri (‐13% YTD),pertambangan (‐13% YTD), manufaktur (‐10% YTD), perkebunan (‐8% YTD) dan perdagangan (‐2% YTD);
• Koreksi yang terjadi relatif masih dapat ditahan adanya akumulasisaham yang selektif terutama dari penguatan indeks sektoral industridasar (+15% YTD), properti (+13% YTD), finansial (+12% YTD) daninfrastruktur (+6% YTD);
• IHSG saat ini diperdagangkan pada valuasi yang cukup menarik yakniPER 2020F 13,94x mendekati forward PER rata‐rata 5 tahun – 2 stdev13,41x dan dibawah PER 2020F rata‐rata global 13,79x.
16
‐5.8%
0.3%
0.5%
5.2%
5.8%
8.0%
9.8%
10.2%
13.2%
20.4%
20.5%
21.7%
22.8%
Malaysia
Indonesia
Thailand
Filipina
Singapura
Korea Selatan
UK
Hongkong
India
Tiongkok
AS
Australia
Jepang
Kinerja Pasar Saham Global YTD 2019
Sumber: Bloomberg, Bursa Efek Indonesia dan Riset Lotus Andalan
17.45 16.83
15.89 15.81 15.15 14.96
13.94 13.76
12.04 11.74
11.00 10.45 10.31
India
Jepa
ng
Australia AS
Filipina
Malaysia
Indo
nesia
Thailand
Singapura
UK
Korea Selatan
Tion
gkok
Hongkong
PER 2020F (x)
Rata‐rata PE = 13.79x
Harga Penutupan 13 Desember 2019Sumber: Bloomberg dan Riset Lotus Andalan
15.4%
12.8%
11.9%
5.7%
‐1.8%
‐8.2%
‐10.4%
‐12.5%
‐12.5%
‐21.6%
BASIC‐IND
PROPERTY
FINANCE
INFRASTRUCTURE
TRADE
AGRI
MANUFACTURE
MISC‐IND
MINING
CONSUMER
Kinerja Sektoral IHSG YTD
Sumber: Bursa Efek Indonesia dan Riset Lotus Andalan
Transaksi Asing di Pasar Obligasi dan Saham YTD 2019
17
• YTD 2019, investor asing tercatat membukukan capital inflow dalam pasar saham RI senilai Rp 41 triliun yang disumbangkan dari adanya M&ABDMN‐BBNP oleh MUFG senilai total Rp 52 triliun dan akuisisi MASA oleh Michelin senilai Rp 6,8 triliun. Eskalasi ketidakpastian global terutamadampak dari perang dagang AS dan Tiongkok mendorong terjadinya capital ouflow investor asing di 3Q19 senilai Rp 17 triliun dan kemudianmasih berlanjut di 4Q19 senilai Rp 11 triliun yang juga dikontribusikan dari sentimen faktor psikologis gagal bayar reksadana;
• Penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi hingga ke level Rp 14.032,‐ per dollar didorong oleh tingginya capital inflow asing dalam pasar obligasi RIsenilai total Rp 174 triliun YTD 2019. Hal ini dikontribusikan dari hasil serapan lelang Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Negara (SBN)berdenominasi Rupiah senilai Rp 412 triliun serta melalui penerbitan obligasi global (berdenominasi US$, Yen dan Eur) senilai Rp 119 triliunhingga 12M19;
• Nilai tukar Rupiah saat ini cenderung menguat dan terjaga pada kisaran Rp 14.000,‐ per dolar AS hingga Rp 14.100,‐ per dolar AS ditopang olehsolid‐nya ketahanan fiskal ekonomi domestik dalam menghadapi pelemahan ekonomi global akibat dari eskalasi ketidakpastian perang dagangAS‐Tiongkok.
(40.0)
(30.0)
(20.0)
(10.0)
‐
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
1Q14
2Q14
3Q14
4Q14
1Q15
2Q15
3Q15
4Q15
1Q16
2Q16
3Q16
4Q16
1Q17
2Q17
3Q17
4Q17
1Q18
2Q18
3Q18
4Q18
1Q19
2Q19
3Q19
4Q19
*
Transaksi Net Buy (Sell) Asing ‐ Pasar Saham RI (Rp triliun)
*) Oktober ‐ November 2019Sumber: Bursa Efek Indonesia dan Riset Lotus Andalan
9,000
10,000
11,000
12,000
13,000
14,000
15,000
16,000 (40.0)
(30.0)
(20.0)
(10.0)
‐
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
1Q14
2Q14
3Q14
4Q14
1Q15
2Q15
3Q15
4Q15
1Q16
2Q16
3Q16
4Q16
1Q17
2Q17
3Q17
4Q17
1Q18
2Q18
3Q18
4Q18
1Q19
2Q19
3Q19
4Q19
*
Transaksi Net Buy (Sell) Asing ‐ Pasar SUN RI
Capital Inflow (Outflow) Asing ‐ Net (triliun Rp) Rupiah ‐ sumbu kanan (Rp)
*) Oktober ‐ November 2019Sumber: Kementerian Keuangan ‐ 4 Desember 2019
Target IHSG 2019 dan 2020
18
• Kami merevisi turun proyeksi target IHSG tahun ini menjadi berada pada level 6.335 (vs sebelumnya di level 6.660) yangmerefleksikan target PER 2019F 16,08x dan PER 2020F 14,25x. Hal ini disebabkan oleh: 1) eskalasi tensi ketidakpastian perang dagangAS‐Tiongkok; 2) pertumbuhan PDB dibawah target APBN 2019 dan 3) faktor psikologis kasus gagal bayar reksadana. Target IHSG tersebutdiperoleh dengan menggunakan asumsi pertumbuhan EPS 2019F/2020F sebesar 6% YoY/13% YoY;
• Berdasarkan asumsi pertumbuhan EPS 2020F sebesar 13% YoY, kami memperkirakan target IHSG pada tahun 2020 berpotensimencapai level 6.936 mencerminkan target PER 2020F 15,60x;
• Sektoral infrastruktur dan finansial masih menjadi motor penggerak IHSG pada tahun 2020. Indeks sektoral perkebunan dan konsumerkami perkirakan berpotensi mengalami kenaikan signifikan tahun depan;
• Saat ini, IHSG mengalami koreksi sebesar 6% dari harga penutupan tertinggi YTD 2019 dan diperdagangkan pada PER 2020F 13,94xmendekati fwd PER IHSG rata‐rata 5 tahun ‐2 stdev 13,41x (ekivalen IHSG level 5.962). Kami melihat bahwa IHSG tengah mencari titikkeseimbangan baru terimbas dari sentimen psikologis kasus gagal bayar reksadana;
• Top Pick kami adalah: BBCA, BBNI, WIKA, PTPP, WTON, SMGR, JSMR, LSIP, AALI, SIMP, UNVR, ICBP, ROTI, GGRM, MAPI, RALS dan KLBF.
10
12
14
16
18
20
22
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐1
9Sep‐19
Nov‐19
Forward PER Band IHSG (x)
PER Average Avg + 1 stdev
Avg ‐ 1 stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
19.21x
17.76x
16.31x
14.86x
13.41x
Sumber: Bloomberg dan Riset Lotus Andalan
Ikhtisar IHSGTahun 2016A 2017A 2018A 2019F 2020F 2021FEPS (Rp) 294 347 372 394 445 487 Pertumbuhan 11.3% 18.0% 7.2% 5.9% 12.9% 9.5%PER (x) 21.09 17.87 16.66 15.73 13.94 12.73 BVPS (Rp) 2,232 2,533 2,800 2,785 3,039 3,262 PBV (x) 2.78 2.45 2.21 2.23 2.04 1.90 Dividen (Rp) 97 122 140 150 165 203 Dividen yield 1.57% 1.96% 2.26% 2.42% 2.66% 3.27%
Harga penutupan 13 Desember 2019Sumber: Bloomberg dan Riset Lotus Andalan
Agenda
1. Ringkasan Pertimbangan Investasi
2. Perkembangan Ekonomi Global
3. Perkembangan Ekonomi Nasional
4. Kinerja dan Target IHSG 2019 ‐ 2020
5. Outlook Sektoral
Sektoral Perbankan – NEUTRAL
20
• Penyaluran kredit industri perbankan di 9M19 tumbuh moderat sebesar 7,8% YoY didorong oleh kredit korporasi dan konsumer. Sementara itu, BankIndonesia telah memangkas suku bunga acuan BI 7‐Day RR sebesar 100 bps YTD 2019 (5,0% vs sebelumnya 6,0% di 1Q19) merespon kebijakan pemangkasansuku bunga acuan FFR oleh The Fed tahun ini dan outlook melambatnya pertumbuhan ekonomi global;
• Mengikuti penurunan BI 7‐Day RRR, industri perbankan RI sudah menurunkan bunga deposito jangka waktu 1 dan 3 bulan masing‐masing sebesar 47 bps dan33 bps YTD 2019 berada pada level 6,3% (vs 6,8% di 1Q19) dan ke level 6,6% (vs 6,9% di 1Q19). Sementara itu, rata‐rata suku bunga kredit perbankan RI YTD2019 cenderung relatif stagnan berada di level 10,7%. Pun demikian dengan NIM perbankan RI juga tercatat cenderung stagnan berada pada level 4,9% diperiode yang sama YTD 2019;
• Pada tahun ini, kami perkirakan industri perbankan akan melakukan penyesuaian bunga kredit sebesar 50 bps menjadi 10,3% (vs 10,8% di 2018)dikontribusikan dari penurunan kredit segmen korporasi sedangkan kredit konsumer kami perkirakan stagnan di level 12%;
• Sejalan dengan ketatnya likuiditas industri perbankan, kami memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan cenderung melambat pada 2019 (10%YoY – 11% YoY). Selain itu, NPL perbankan 2019 kami perkirakan berpotensi memburuk berkisar 2,7%‐3% dikontribusikan dari melemahnya tren hargakomoditas, penerapan aturan PSAK 71 dan adanya faktor psikologis kredit macet dari KRAS & Duniatex. Fee based income dan write off akan menjadi andalankalangan perbankan untuk mengimbangi perburukan NPL tahun depan sehingga mampu mengerek naik laba bersih industri perbankan;
• Dengan demikian, kami memberikan rekomendasi Neutral dengan pilihan saham BBCA (Neutral ‐ TP Rp 30.150,‐) dan BBNI (BUY ‐ TP Rp 11.500,‐).
Statistik Perbankan IndonesiaPeriode 2014 2015 2016 2017 2018 9M18* 9M19*Operasional (Triliun Rp)Pinjaman Yang Diberikan 3,706.5 4,092.1 4,413.4 4,781.9 5,358.0 5,175.1 5,580.7 Pertumbuhan 11.6% 10.4% 7.9% 8.3% 12.0% 13.0% 7.8%Dana Pihak Ketiga 4,114.4 4,413.1 4,836.8 5,289.4 5,630.4 5,482.5 5,891.9 Pertumbuhan 12.3% 7.3% 9.6% 9.4% 6.4% 6.6% 7.5%Surat Berharga 54.3 65.5 93.2 113.3 115.1 111.1 127.9 Pertumbuhan ‐0.4% 20.7% 42.2% 21.5% 1.6% 2.8% 15.1%Pinjaman yang Diterima 145.9 177.7 179.7 199.1 296.7 274.8 275.0 Pertumbuhan 29.2% 21.8% 1.1% 10.8% 49.1% 51.7% 0.1%Laba Rugi (Triliun Rp)Pendapatan bunga bers ih 274.2 308.4 342.8 358.1 377.3 279.1 288.6 Pertumbuhan 12.8% 12.5% 11.2% 4.5% 5.3% 4.9% 3.4%Laba usaha 143.8 133.2 136.3 165.4 185.4 132.4 148.2 Pertumbuhan 9.3% ‐7.3% 2.3% 21.3% 12.1% 6.1% 12.0%Laba bers ih 112.2 104.6 106.5 131.2 150.0 110.3 117.6 Pertumbuhan 5.1% ‐6.7% 1.8% 23.1% 14.4% 10.3% 6.6%Rasio Keuangan (%)CAR 19.57 21.4 22.93 23.2 23.0 22.9 23.3 NIM 4.23 5.4 5.6 5.3 5.1 5.1 4.9 CASA to Deposi t 52.84 54.0 55.3 55.5 55.8 55.4 55.4 LDR 90.09 92.73 91.25 90.41 95.16 94.39 94.72 LFR 85.91 87.88 86.37 85.37 88.67 88.19 88.66 NPL 2.14 2.47 2.90 2.57 2.34 2.63 2.63 *) Pertumbuhan YoY (9M19 vs 9M18 dan 9M18 vs 9M17)Sumber: Statistik Perbankan Indonesia ‐ OJK, per September 2019
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
1Q14
2Q14
3Q14
4Q14
1Q15
2Q15
3Q15
4Q15
1Q16
2Q16
3Q16
4Q16
1Q17
2Q17
3Q17
4Q17
1Q18
2Q18
3Q18
4Q18
1Q19
2Q19
3Q19
‐
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0Suku Bunga Kredit vs Deposito Rupiah (%)
Rata‐rata suku bunga kredit ‐ Sumbu Kiri BI 7‐Day RR
Suku bunga deposito 1 bln Suku bunga deposito 3 bln
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia ‐ OJK (September 2019)
PT Bank Central Asia Tbk – NEUTRAL (TP ‐ Rp 30.150,‐)
21
• Pendapatan bunga bersih BBCA 9M19 Rp 37,4 triliun (+12,2% YoY vs Rp 33,4triliun di 9M18) disokong oleh laju pertumbuhan kredit sebesar 10,9% YoYlebih tinggi dibandingkan dengan industri (+7,8% YoY per 9M19) dan adanyakenaikan earning asset yield sebesar 46 bps (8,0% di 9M19 vs 7,5% di 9M18);
• Laba bersih BBCA 9M19 mencapai Rp 20,9 triliun tumbuh 13,0% YoY (vs Rp18,5 triliun di 9M18);
• Meski terjadi adanya downgrade kredit KRAS dan UMKM di Palu menjadikategori NPL, BBCA masih mampu mempertahankan NPL di level yangrendah (1,6% di 3Q19), signifikan lebih rendah dibandingkan dengan NPLindustri (2,6% per 9M19) dan NPL perbankan BUKU IV lainnya;
• Kami melihat BBCA merupakan salah satu saham yang paling defensif diantara bank nasional lainnya berkat likuiditas yang cukup longgar, NPLrendah dan bank yang paling efisien. Saat ini, BBCA sudah terkoreksi 1% dariharga tertingginya tahun ini dan diperdagangkan dibawah PBV rata‐rata 5tahun + 2stdev 4,20x. Netral Rating ‐ TP Rp 30.150,‐ per saham.
9M18 9M19 YoY FY19F cover 2Q19 3Q19 QoQP/L (In Rp billion)Net Interest Income 33,359 37,431 12.2% 49,383 76% 12,642 12,800 1.2%Operating expenses (20,876) (22,607) 8.3% (29,072) 78% (7,565) (6,958) ‐8.0%PPOP 25,059 29,831 19.0% 38,845 77% 9,987 11,238 12.5%Provision (1,747) (3,497) 100.2% (4,327) 81% (1,465) (1,050) ‐28.3%Pre‐tax profit 23,312 26,334 13.0% 34,519 76% 8,522 10,188 19.5%Net Profit 18,508 20,921 13.0% 27,600 76% 6,800 8,059 18.5%Balance Sheet (In Rp billion)Loan 527,880 585,491 10.9% 617,537 95% 560,314 585,491 4.5%Customer deposit 618,863 683,053 10.4% 692,637 99% 673,872 683,053 1.4%ProfitabilityEarning assets yield 7.5% 8.0% 8.7% 8.1% 8.0%Cost of Fund 1.8% 2.0% 2.3% 2.0% 2.0%NIM 6.1% 6.2% 6.6% 6.2% 6.2%BOPO 60.2% 59.8% 58.7% 62.6% 59.8%Capital & Asset QualityCAR 23.2% 23.8% 24.6% 23.6% 23.8%LDR 80.9% 80.6% 88.5% 79.0% 80.6%CASA to Deposits 77.7% 75.2% 76.9% 75.7% 75.2%NPL ‐ gross 1.4% 1.6% 1.4% 1.4% 1.6%Provisioning coverage 187.0% 163.8% 198.8% 183.7% 163.8%
Interim Financial Result
Source: Company dat a and Lot us Andalan Research
Financial Summary(Rp billion) 2017A 2018A 2019F 2020F 2021FNet interest income 41,826 45,291 49,383 54,561 59,619 PPOP 31,791 35,383 38,845 42,611 46,976 Net profit 23,310 25,855 27,600 30,575 34,672 EPS (Rp) 945 1,049 1,119 1,240 1,406 PER (x) 33.63 30.32 28.41 25.64 22.61 BVPS (Rp) 5,326 6,151 6,966 7,821 8,652 PBV (x) 5.97 5.17 4.57 4.07 3.68 Dividend yield (%) 0.80 0.94 1.18 1.70 2.21 RoAE (%) 19.13 18.27 17.07 16.77 17.07 NIM (%) 6.86 6.74 6.61 6.50 6.38 Source: Company dat a and Lot us Andalan Research
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐ 1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PBV Band (x)
PBV Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
4.20x
3.40x
3.80x
3.00x
2.60x
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk – BUY (TP ‐ Rp 11.500,‐)
22
• Laba bersih BBNI di 9M19 hanya naik 4,7% YoY mencapai senilai Rp 11,97triliun (vs Rp 11,44 triliun di 9M18) disebabkan kenaikan CoF 40 bps dandipangkasnya suku bunga kredit perseroan;
• Pendapatan bunga bersih perseroan di 9M19 naik tipis 3,3% YoY mencapai Rp26,9 triliun (vs Rp 26,0 triliun di 9M18) dikarenakan adanya penurunan bungakredit rata‐rata 50 bps. Kredit BBNI tercatat tumbuh 14,7% YoY (didominsioleh segmen korporasi BUMN dan swasta), lebih tinggi diatas industri (+7,8%YoY per 9M19);
• NPL BBNI 3Q19 berlanjut membaik berada pada level 1,8% (vs 2,0% di 3Q18)berkat adanya pembayaran pinjaman sebesar Rp 845 miliar dari sektoralpertambangan, upgrade pinjaman segmen medium menjadi kategori lancardan adanya write off Rp 4,2 triliun. Coverage ratio turut membaik ke level159% (vs 152% di 3Q18);
• Harga saham BBNI sudah terkoreksi sebesar 22% dari harga tertingginya dandiperdagangan dibawah forward PBV rata‐rata 5 tahun – 1 stdev 1,08xmerefleksikan valuasi yang attractive. BUY (TP Rp 11.500,‐/shr, +54% upside).
BBNI Interim Financial Result9M18 9M19 YoY FY19F cover 2Q19 3Q19 QoQ
P/L (In Rp billion)Net Interest Income 26,010 26,873 3.3% 37,141 72% 8,754 9,260 5.8%Operating expenses (16,112) (17,200) 6.8% (22,687) 76% (5,773) (5,932) 2.8%PPOP 19,742 20,544 4.1% 29,951 69% 6,737 6,914 2.6%Provision (5,340) (5,430) 1.7% (7,411) 73% (2,240) (1,462) ‐34.7%Non operating income ‐ net (84) (59) ‐29.8% 85 N.A. 2 (28) N.A.Pre‐tax profit 14,318 15,056 5.2% 22,625 67% 4,499 5,425 20.6%Net Profit 11,438 11,973 4.7% 17,095 70% 3,558 4,339 22.0%Balance Sheet (In Rp billion)Loan ‐ gross 487,042 558,674 14.7% 587,255 95% 549,234 558,674 1.7%Customer deposit 548,593 580,976 5.9% 651,127 89% 595,067 580,976 ‐2.4%ProfitabilityAvg Loan Yield 9.8% 9.3% 9.0% 9.3% 9.3%Cost of Fund 2.8% 3.2% 3.4% 3.2% 3.2%NIM 5.3% 4.9% 5.1% 4.9% 4.9%Opr. Expense to Opr. Income (BOPO) 70.3% 71.8% 73.2% 72.6% 71.8%Capital & Assets QualityTotal CAR 17.8% 19.3% 18.8% 18.7% 19.3%Loan to Deposit Ratio (LDR) 89.0% 96.6% 90.2% 92.3% 96.6%CASA to Deposits 61.9% 64.3% 66.4% 64.6% 64.3%NPL ‐ gross 2.0% 1.8% 2.1% 1.8% 1.8%Provisioning coverage 152.0% 159.2% 162.9% 156.5% 159.2%
Source: Company data and Lotus Andalan Research
Financial Summary(Rp billion) 2017A 2018A 2019F 2020F 2021FNet interest income 31,938 35,446 37,141 42,497 48,690 PPOP 24,349 26,988 29,951 32,957 37,801 Net profit 13,616 15,015 17,095 19,042 22,646 EPS (Rp) 731 806 918 1,022 1,216 PER (x) 10.47 9.49 8.34 7.48 6.29 BVPS (Rp) 5,291 5,801 6,437 7,138 7,996 PBV (x) 1.45 1.32 1.19 1.07 0.96 Dividend yield (%) 3.34 3.68 4.19 4.67 5.56 RoAE (%) 14.66 14.53 15.00 15.06 16.06 NIM (%) 5.69 5.44 5.11 5.26 5.35 Source: Company data and Lotus Andalan Research
0.50
0.75
1.00
1.25
1.50
1.75
2.00
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐ 1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PBV Band (x)
PBV Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
0.88x
1.08x
1.28x
1.47x
1.67x
Sektoral Infra Related – OVERWEIGHT
23
• Pemerintah RI masih berfokus terhadap percepatan pemerataan pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia dimana diputuskan terdapatproyek 247 Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan total estimasi nilai investasi senilai Rp 4.197 triliun;
• Dari 247 PSN tersebut, Pemerintah RI memprioritaskan 37 proyek infrastruktur dengan total nilai investasi Rp 2.585 triliun yang terdiri atas jalan &jembatan, transportasi, telekomunikasi, listrik, energi, air & sanitasi serta energi asal sampah;
• Skema pendanaan infrastruktur yang fleksibel melalui kombinasi APBN, APBD, Sinergi BUMN (penerbitan obligasi dan Sekuritasi Aset) dan swasta;
• Permintaan semen domestik di 9M19 turun tipis 0,7% YoY mencapai sebanyak 48,8 juta ton dengan porsi semen kantong (73%) dan curah (27%).Seasonality, konsumsi semen domestik akan cenderung lebih tinggi pada 2H seirama dengan tingginya realisasi pembangunan infrastruktur di 2H;
• Pembebasan lahan masih menjadi faktor resiko utama penghambat pembangunan infrastruktur di Indonesia;
• Untuk sektor berelasi dengan infrastruktur kami merekomendasikan OVERWEIGHT dengan pilihan saham antara lain: WIKA (BUY – TP Rp 2.750,‐),PTPP (BUY – TP Rp 2.300,‐), WTON (BUY – TP Rp 790,‐), SMGR (BUY – TP Rp 14.610,‐) dan JSMR (BUY – TP Rp 6.615,‐).
Sumber: Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
‐80%
‐60%
‐40%
‐20%
0%
20%
40%
60%
‐
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
1Q14
2Q14
3Q14
4Q14
1Q15
2Q15
3Q15
4Q15
1Q16
2Q16
3Q16
4Q16
1Q17
2Q17
3Q17
4Q17
1Q18
2Q18
3Q18
4Q18
1Q19
2Q19
3Q19
4Q19
*
'000
ton
KONSUMSI SEMEN NASIONAL
Jawa Luar Jawa Pertumbuhan QoQ ‐ Sumbu Kanan
*) Periode Oktober 2019Sumber: Asosiasi Semen Indonesia dan SMGR
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk – BUY (TP – Rp 2.750,‐)
24
• Sepanjang 9M19, WIKA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 18,3triliun,(‐12,9% YoY) sedangkan laba bersih tercatat sebesar Rp 1,4 triliunmiliar (+57,2% YoY);
• WIKA bukukan kontrak baru 9M19 sebesar Rp 25,7 triliun naik tipis 1,6%YoY akibat tertundanya tender proyek infrastruktur akibat sentimenPilpres 2019;
• Marjin laba kotor WIKA meningkat dari 11,3% di 9M18 menjadi 12,4% di9M19. Pun demikian dengan marjin EBITDA yang naik dari 9,9% menjadi11,7% di periode yang sama;
• Katalis positif di 2019: percepatan eksekusi proyek HSR, RDMP dan potensipertumbuhan kontrak luar negeri yang kembali pulih;
• Harga saham WIKA saat ini diperdagangkan sedikit dibawah fwd PE rata‐rata 5 tahun – 1stdev sebesar 8.58x yang merefleksikan valuasi yangmenarik. BUY dengan TP Rp 2.750,‐ (potensi kenaikan 34%).
Interim Financial Result9M18 9M19 YoY FY19F Cons % cover 2Q19 3Q19 QoQ
Assumption (in billion Rp)New contract 25,323 25,738 1.6% 50,560 51% 4,322 10,506 143.1%
P/L (In Rp billion)Revenue 21,004 18,297 ‐12.9% 36,726 50% 4,859 6,933 42.7%Cost of revenue 18,628 16,028 ‐14.0% 32,182 50% 4,237 6,001 41.7%Gross profit 2,376 2,269 ‐4.5% 4,544 50% 623 932 49.6%Operating Expense 639 636 ‐0.5% 723 88% 266 197 ‐25.8%Operating profit 1,737 1,634 ‐5.9% 3,821 43% 357 735 105.7%EBITDA 2,069 2,146 3.7% 4,318 50% 587 879 49.8%Net Profit 860 1,352 57.2% 2,026 67% 605 462 ‐23.7%
ProfitabilityGross margin 11.3% 12.4% 12.4% 12.8% 13.4%EBIT margin 8.3% 8.9% 10.4% 7.4% 10.6%EBITDA margin 9.9% 11.7% 11.8% 12.1% 12.7%Net margin 4.1% 7.4% 5.5% 12.4% 6.7%
Source: Company data, Bloomberg and Lotus Andalan Research
Financial Summary(billion Rp) 2017A 2018A 2019F Cons 2020F Cons 2021F ConsRevenue 26,176 31,158 36,726 43,963 49,348 EBITDA 2,746 3,111 4,318 5,346 6,068 Net profit 1,202 1,730 2,022 2,339 2,631 EPS (Rp) 134 193 226 258 289 PER (x) 15.29 10.62 9.08 7.95 7.10 BVPS (Rp) 1,408 1,650 1,816 1,997 2,187 PBV (x) 1.46 1.24 1.13 1.03 0.94 EV/EBITDA (x) 11.28 9.96 7.17 5.79 5.10 Dividend yield (%) 1.31 1.88 2.21 2.67 2.96 RoE (%) 9.51 11.69 12.58 12.73 13.01 Source: Company data, Bloomberg dan Lotus Andalan Research
‐
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐ 1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
29.19x
22.02x
15.30x
8.58x
2.30x
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk – BUY (TP ‐ Rp 2.300,‐)
25
• PTPP membukukan pendapatan 9M19 Rp 16,1 triliun (+8,6% YoY). Laba bersih9M19 turun 37,8% YoY mencapai Rp 544 miliar akibat adanya penurunansignifikan bagian laba asosiasi (‐92% YoY), penurunan nilai persediaan,turunnya laba JV (‐16,8% YoY) dan adanya kenaikan beban bunga (+9,9% YoY);
• PTPP membukukan kontrak baru 9M19 sebesar Rp 22 triliun turun 32% YoYakibat tertundanya tender proyek infrastruktur ditengah momen Pilpres 2019;
• Proyek potensial 2019 antara lain pelabuhan Pelindo I dan II, extensionpelabuhan Kuala Tanjung yang dikhususkan untuk terminal Sumatera Utara,pelabuhan Patimban tahap lanjutan, beberapa proyek bandara Angkasa Pura Idan II, dan beberapa proyek pembangkit listrik, serta rencana berkolaborasidengan beberapa Pemda untuk proyek perumahan murah;
• Harga saham PTPP terkoreksi signifikan 34% dari harga tertinggi tahun ini yangdiperdagangan pada valuasi PER 2020F 5,93x menunjukan valuasi yang murah.BUY dengan TP Rp 2.300,‐ (potensi kenaikan 39%).
Interim Financial Result9M18 9M19 YoY FY19F Cons % cover 2Q19 3Q19 QoQ
Assumption (in billion Rp)New contract 32,450 22,030 ‐32.1% 45,000 49% 5,017 7,213 43.8%
P/L (In Rp billion)Revenue 14,787 16,063 8.6% 28,100 57% 5,754 5,339 ‐7.2%Cost of revenue 12,559 13,918 10.8% 24,013 58% 4,951 4,657 ‐5.9%Gross profit 2,228 2,145 ‐3.7% 4,087 52% 804 682 ‐15.1%Operating Expense 600 668 11.3% 832 80% 241 217 ‐10.1%Operating profit 1,628 1,477 ‐9.3% 3,255 45% 562 465 ‐17.3%EBITDA 1,998 1,884 ‐5.7% 3,815 49% 617 597 ‐3.2%Net Profit 875 544 ‐37.8% 1,424 38% 188 181 ‐3.5%
ProfitabilityGross margin 15.1% 13.4% 14.5% 14.0% 12.8%EBIT margin 11.0% 9.2% 11.6% 9.8% 8.7%EBITDA margin 13.5% 11.7% 13.6% 10.7% 11.2%Net margin 5.9% 3.4% 5.1% 3.3% 3.4%
Source: Company data, Bloomberg and Lotus Andalan Research
Financial Summary(billion Rp) 2017A 2018A 2019F Cons 2020F Cons 2021F ConsRevenue 21,602 25,120 28,100 32,335 36,498 EBITDA 3,330 3,126 3,815 4,522 5,200 Net profit 1,453 1,502 1,468 1,761 1,907 EPS (Rp) 234 242 232 278 299 PER (x) 7.05 6.82 7.10 5.93 5.51 BVPS (Rp) 1,847 2,059 2,327 2,537 2,766 PBV (x) 0.89 0.80 0.71 0.65 0.60 EV/EBITDA (x) 6.39 6.80 5.57 4.70 4.09 Dividend yield (%) 3.00 2.94 3.16 3.31 3.58 RoE (%) 12.69 11.77 10.23 17.00 11.40 Source: Company data, Bloomberg dan Lotus Andalan Research
‐
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
22.99x
18.54x
13.77x
9.01x
3.92x
PT Wijaya Karya Beton Tbk – BUY (TP ‐ Rp 790,‐)
26
• WTON membukukan kinerja yang solid di 3Q19 dimana pendapatan dan lababersih meningkat signifikan sebesar 28,9% QoQ dan 42,5% QoQ mencapaisenilai Rp 1,7 triliun (vs Rp 1,3 triliun di 2Q19) dan Rp 137 miliar (vs Rp 96miliar di 2Q19) ditopang oleh belanja infrastruktur yang meningkat danberakhirnya tensi politik Pilpres 2019;
• Dari sisi profitabilitas di 3Q19 juga mengalami peningkatan berkat solid‐nyakinerja perseroan dan strategi one stop solution. Marjin laba kotor naik 140bps menjadi 14,8% (vs 13,4% di 2Q19) terutama berasal dari kenaikan marjindari segmen beton pra cetak dan jasa servis. Marjin usaha dan laba bersihmasing‐masing juga naik sebesar 295 bps dan 75 bps;
• Kami memangkas proyeksi pendapatan dan laba bersih 2019 masing‐masingsebesar 7,7% dan 6,6% menjadi Rp 7,3 triliun (vs sebelumnya Rp 7,9 triliun)dan menjadi Rp 495 miliar (vs sebelumnya Rp 530 miliar) akibat rendahnyabelanja infra di 1H19 dan tertundanya tender proyek infra akibat momenpolitik Pilpres 2019. Alhasil, target harga WTON kami pangkas menjadi Rp 790per saham (vs sebelumnya rp 830 per saham). BUY.
9M18 9M19 YoY FY19F ‐ old % cover 2Q19 3Q19 QoQAssumption (In Rp billion)New Contract 5,381 4,798 ‐10.8% 9,077 53% 1,251 2,078 66.1%
P/L (In Rp billion)Revenue 4,106 4,371 6.5% 7,858 56% 1,344 1,733 28.9%Cost of revenue 3,561 3,773 5.9% 6,847 55% 1,164 1,476 26.8%Gross profit 544 599 10.0% 1,011 59% 181 257 42.3%Operating Expense 115 108 ‐6.1% 186 58% 45 31 ‐30.1%Operating profit 429 490 14.3% 825 59% 136 226 66.6%EBITDA 596 683 14.6% 1,035 66% 209 286 37.3%Net Profit 280 303 8.4% 530 57% 96 137 42.5%
ProfitabilityGross margin 13.3% 13.7% 12.9% 13.4% 14.8%EBIT margin 10.4% 11.2% 10.5% 10.1% 13.0%EBITDA margin 14.5% 15.6% 13.2% 15.5% 16.5%Net margin 6.8% 6.9% 6.7% 7.1% 7.9%
Gross Margin BreakdownConcrete 14.0% 14.5% 14.1% 15.3%Quarry 11.2% 5.6% 11.0% 4.0%Service 6.0% 11.0% 9.4% 14.1%Total Gross Margin 13.3% 13.7% 13.4% 14.8%
Source: Company dat a and Lot us Andalan Research
WTON Interim Financial Result
Financial Summary(Rp billion) 2 0 17 A 2 0 18 A 2 0 19 F 2 0 2 0 F 2 0 2 1FRevenue 5,362 6,931 7,252 9,642 11,143
EBITDA 709 959 989 1,296 1,473
Net profit 337 486 495 708 813
EPS (Rp) 39 56 57 81 93
PER (x) 11.38 7.88 7.74 5.42 4.71
BVPS (Rp) 307 352 392 456 525
PBV (x) 1.43 1.25 1.12 0.97 0.84
EV/EBITDA (x) 6.55 4.98 5.02 4.14 3.78
Dividend yield (%) 2.76 3.80 3.87 5.54 6.36
RoAE (%) 13.22 16.94 15.29 19.16 19.03 Source: Company dat a and Lot us Andalan Research
‐5
0
5
10
15
20
25
30
35
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐16
Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐17
Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐18
Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐19
Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdev
Avg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
30.84x
14.24x
22.54x
5.94x
‐2.36x
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk – BUY (TP ‐ Rp 14.610,‐)
27
• SMGR bukukan kenaikan penjualan 9M19 sebesar 31% YoY mencapai Rp28 triliun (vs Rp 21 triliun di 9M18) berkat adanya efek konsolidasi kinerjaSMCB tahun ini pasca akuisisi 80,6% saham milik Holderfin B.V.;
• Laba bersih perseroan pada periode yang sama turun 38% YoY menjadi Rp1,3 triliun disebabkan lonjakan beban keuangan signifikan 3,4 kali lipat (Rp2,4 triliun vs Rp 710 miliar di 1H18) konsekuensi dari pembiayaan akuisisiSMCB tersebut;
• Pasca akuisisi SMCB, perseroan menguasai pangsa pasar semen domestiksebesar 53% ;
• Marjin laba kotor di 9M19 sedikit naik ke level 30,1% sedangkan marjinEBITDA relatif stagnan di level 21%;
• Harga saham SMGR terkoreksi sebesar 15% dari harga penutupan tertinggitahun ini yang diperdagangkan pada valuasi PER 2020F 23,23x sehinggamerefleksikan potensi kenaikan 19%. Upgrade BUY rating dari Neutral.
Interim Financial Result9M18 9M19 YoY FY19F Cons % cover 2Q19 3Q19 QoQ
P/L (In Rp billion)Revenue 21,455 28,123 31.1% 40,128 70% 8,224 11,772 43.1%Cost of revenue 15,116 19,647 30.0% 28,563 69% 5,773 7,961 37.9%Gross profit 6,339 8,476 33.7% 11,566 73% 2,451 3,811 55.5%Operating Expense 3,134 4,581 46.2% 6,241 73% 1,471 1,957 33.1%Operating profit 3,206 3,895 21.5% 5,325 73% 980 1,854 89.1%EBITDA 4,551 5,796 27.4% 8,107 71% 1,604 2,632 64.1%Net Profit 2,087 1,295 ‐38.0% 1,940 67% 217 810 273.9%
ProfitabilityGross margin 29.5% 30.1% 28.8% 29.8% 32.4%EBIT margin 14.9% 13.9% 13.3% 11.9% 15.7%EBITDA margin 21.2% 20.6% 20.2% 19.5% 22.4%Net margin 9.7% 4.6% 4.8% 2.6% 6.9%
Source: Company data, Bloomberg and Lotus Andalan Research
Financial Summary(billion Rp) 2017A 2018A 2019F Cons 2020F Cons 2021F ConsRevenue 27,814 30,688 40,128 42,816 46,176 EBITDA 4,586 6,726 8,107 9,706 10,869 Net profit 1,621 3,079 1,940 3,122 4,076 EPS (Rp) 273 519 335 529 688 PER (x) 45.05 23.70 36.68 23.23 17.88 BVPS (Rp) 4,809 5,259 5,380 5,806 6,293 PBV (x) 2.56 2.34 2.29 2.12 1.95 EV/EBITDA (x) 22.28 15.19 12.60 10.53 9.40 Dividend yield (%) 1.10 1.69 1.49 1.42 2.09 RoE (%) 5.68 9.87 6.07 9.14 11.06 Source: Company data, Bloomberg dan Lotus Andalan Research
‐
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
32.75x
26.99x
21.23x
15.47x
9.71x
PT Jasa Marga (Persero) Tbk – BUY (TP ‐ Rp 6.615,‐)
28
• JSMR bukukan pendapatan jalan tol 9M19 senilai Rp 7,9 triliun tumbuh 11,6%YoY (vs Rp 7,1 triliun di 9M18) sedangkan laba bersih perseroan turun 15,2%YoY dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 1,5 triliun sejalan dengan tingginya bebankeuangan;
• Signifikannya pertambahan portofolio proyek jalan tol mendorong JSMRmelakukan pendanaan yang fleksibel antara lain melalui sekuritasi aset,penerbitan obligasi dan pinjaman perbankan (konsekuensinya timbul lonjakanbeban keuangan signifikan);
• Marjin laba kotor dan EBITDA perseroan mengalami kenaikan sejalan denganmasifnya proyek pembangunan jalan tol yang konsensinya dimiliki perseroan;
• JSMR merupakan pilihan saham yang bersifat defensif terhadap fluktuasi nilaitukar rupiah dikarenakan semua pendapatan dan beban dalam mata uangRupiah;
• Saat ini JSMR diperdagangkan pada rentang PER rata‐rata 5 tahun – 1stdev(15,15x) dan PER rata‐rata 5 tahun (20,50x). BUY rating dengan TP Rp 6.615,‐yang merefleksikan potensi kenaikan 27%.
Financial Summary 2017A 2018A 2019F Cons 2020F Cons 2021F ConsToll Road & Other Revenue 8,922 9,784 13,108 14,337 15,428 EBITDA 5,481 5,657 6,540 7,803 8,962 Net profit 2,200 2,203 2,082 2,235 2,514 EPS (Rp) 303 303 285 306 339 PER (x) 17.24 17.22 18.30 17.08 15.43 BVPS (Rp) 2,080 2,330 2,585 2,830 3,176 PBV (x) 2.51 2.24 2.02 1.85 1.65 EV/EBITDA (x) 12.34 11.95 10.34 8.67 7.54 Dividend yield (%) 1.16 0.87 0.95 1.10 1.20 RoE (%) 14.57 14.59 11.13 10.19 10.64 Source: Company data, Bloomberg and Lotus Andalan Research
Interim Financial Result9M18 9M19 YoY FY19F Cons % cover 2Q19 3Q19 QoQ
P/L (In Rp billion)
Toll Road & other revenue 7,130 7,956 11.6% 13,108 61% 2,639 2,800 6.1%
Cost of revenue 3,033 3,254 7.3% 5,200 63% 1,266 1,097 ‐13.4%
Gross profit 4,236 4,780 12.9% 7,908 60% 1,373 1,773 29.2%
Operating expenses 929 941 1.4% 2,551 37% 417 283 ‐32.1%
Operating profit 3,307 3,839 16.1% 5,357 72% 955 1,646 72.3%
EBITDA 4,002 3,959 ‐1.1% 6,540 61% 1,318 968 ‐26.5%
Net Profit 1,771 1,502 ‐15.2% 2,091 72% 475 443 ‐6.8%
Profitability
Gross margin 59.4% 60.1% 60.3% 52.0% 63.3%
EBIT margin 46.4% 48.3% 40.9% 36.2% 58.8%
EBITDA margin 56.1% 49.8% 49.9% 49.9% 34.6%
Net margin 24.8% 18.9% 16.0% 18.0% 15.8%
Source: Company dat a, Bloomberg and Lot us Andalan Research
‐
5
10
15
20
25
30
35
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdev
Avg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
31.20x
9.80x
15.15x
20.50x
25.85x
Sektoral Perkebunan ‐ OVERWEIGHT
29
• Pada 1H20 sektor CPO berpeluang menguat seiring peningkatan impor dari India (+4,1% YoY) dan Tiongkok, serta implementasi Biodieseldi Indonesia;
• Di sisi lain, produksi kedelai dari AS dan India yang diprediksikan hanya tumbuh flat berkisar 2% YoY di 2020 memberi sentimen positifuntuk permintaan CPO. Mengingat CPO merupakan minyak subtitusi untuk kedelai global;
• Dari domestic, kebijakan B30 di Indonesia berpeluang meningkatkan konsumsi CPO domestik, dimana kami estimasikan konsumsi B30 diIndonesia untuk 2020F mencapai 6,5 juta KL (+4% YoY). Hal ini berpeluang menggantikan ekspor CPO ke EU sekitar ‐3 juta ton per tahunhingga 2030 seiring kebijakan RED II di 2020;
• Kami estimasikan harga di sisa tahun 2019 sebesar MYR 2.450/mt (1H19: MYR 2.160/mt). Untuk FY20 kami memperkirakan harga rata‐rata di level MYR 2.500/ton (+16.3% YoY);
• Kami menaikkan rating menjadi Overweight (sebelumnya Neutral) untuk sektor perkebunan, dengan top picks: AALI (BUY ‐ TP Rp15.000,‐), LSIP (BUY ‐ TP Rp 1.550,‐), dan SIMP (BUY – TP Rp 465,‐);
• Key risk: 1) Kondisi cuaca yang kurang mendukung, 2) Kebijakan RED II dan 3) Fluktuasi MYR.
Harga dan Persedian CPO
Sumber: USDA, GAPKI, Bloomberg, Lotus Andalan Research Sumber: Bloomberg, Lotus Andalan Research
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
Indonesia India China Eropa2019F 2020F
Konsumsi CPO Global (Metrik Ton)
‐
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
2014 2015 2016 2017 2018 2019F 2020F 2021F
CPO price (MYR/ton)
PT Astra Agro Lestari Tbk ‐ BUY (TP Rp15.000,‐)
30
• Produksi CPO AALI berpeluang naik +13,5% YoY didukung oleh produksi TBSyang menguat +4,9% YoY seiring FFB yield yang naik 4% menjadi 20,6xdengan Extraction Rate CPO di 20,5%;
• Beroperasinya pabrik CPO perseroan di Kalimantan Selatan berpotensimeningkatkan produksi hingga 700 ribu ton/tahun. Kami yakini AALI mampumencatatkan pertumbuhan penjualan CPO untuk beberapa tahun kedepan;
• Untuk 2020F laba bersih berpeluang tumbuh menjadi Rp 1,26 trilliun denganvolume penjualan yang tumbuh 11% YoY dan harga jual rata‐rata yang naik9% YoY;
• Berdasarkan analisa sensitifitas, laba bersih AALI akan mengalami penurunan1,1% untuk setiap 1% penguatan Rupiah terhadap USD;
• Saat ini AALI diperdagangkan pada rentang PER rata‐rata 5 tahun (24,5x) dankami merekomendasikan BUY untuk AALI dengan TP Rp 15,000/saham.
• Risiko investasi: 1.Usia tanaman perkebunan (Rata‐rata berumur 21 tahun),2. Cuaca yang kurang mendukung, dan 3. Melemahnya harga CPO.
Interim Financial Result
1H18 1H19 YoY FY19F % cover 1Q19 2Q19 QoQ
P/L (In Rp billion)
Revenue 9,021 8,526 ‐5.5% 16,640 51% 4,233 4,294 1.4%
Cost of revenue (7,370) (7,797) 5.8% (14,316) 54% (3,900) (3,897) ‐0.1%
Gross profit 1,651 729 ‐55.8% 2,324 31% 333 396 18.8%
Operating Expense (565) (586) 3.8% (1,248) 47% (299) (287) ‐3.9%
Operating profit 1,087 143 ‐86.8% 1,076 13% 34 109 223.6%
Net Profit 784 44 ‐94.4% 553 8% 37 6 ‐83.2%
Profitability
Gross margin 18.3% 8.6% 14.0% 7.9% 9.2%
EBIT margin 12.0% 1.7% 6.5% 0.8% 2.5%
Net margin 8.7% 0.5% 3.3% 0.9% 0.1%
Source: Company data, Bloomberg and Lotus Andalan Research
Financial Summary
(billion Rp) 2017A 2018A 2019F 2020F 2021F
Revenue 17,306 19,084 16,640 19,318 19,392
EBITDA 4,119 3,457 2,296 3,370 3,107
Net profit 2,070 1,521 553 1,267 1,024
EPS (Rp) 1,023 747 273 624 504
PER (x) 10.22 13.98 38.34 16.74 20.73
PBV (x) 1.32 1.27 1.27 1.22 1.19
EV/EBITDA (x) 6.87 8.47 12.06 8.42 9.06
Dividend yield (%) 4.14 3.47 2.47 1.30 2.14
RoE (%) 11.35 8.01 2.92 6.40 5.05
Source: Company data, Bloomberg dan Lotus Andalan Research
‐
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐14
Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐15
Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐16
Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐17
Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐18
Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐19
Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
35.32x
25.10x
4.65x
14.87x
45.54x
PT London Sumatra Tbk ‐ BUY (TP Rp 1.550,‐)
31
• Fokus LSIP dengan pure upstream bisnis menyebabkan tingkatprofitabilitas LSIP menjadi yang tertinggi dibanding perusahaan laindalam cakupan analisa kami;
• Kami memproyeksikan pendapatan LSIP di 2020F tumbuh +9,6% YoYmenjadi Rp 4,29 triliun sejalan dengan meningkatnya volume penjualan,dengan harga jual rata‐rata menguat di Rp 8.245/kg (+12% YoY).
• LSIP tidak berencana untuk untuk melakukan pencairan hutang dalambeberapa tahun ke depan. Menjadikan perusahaan dengan fundamentalbaik yaitu, cleanest balance sheet dengan zero debt level.
• Beberapa katalis diatas membuat marjin keuntungan LSIP relatif stabil.Saat ini LSIP diperdagangkan pada rentang PER rata‐rata 5 tahun – 1stdev (21,6x). Kami merekomendasikan BUY dengan TP Rp 1.550/saham.
• Resiko investasi: 1.) Kondisi cuaca yang kurang mendukung, 2.) HargaCPO yang dibawah estimasi.
Interim Financial Result
1H18 1H19 YoY FY19F % cover 1Q19 2Q19 QoQ
P/L (In Rp billion)
Revenue 1,763 1,596 ‐9.5% 3,922 41% 928 668 ‐28.0%
Cost of revenue (1,367) (1,420) 3.8% (3,497) 41% (792) (628) ‐20.8%
Gross profit 396 176 ‐55.6% 426 41% 136 40 ‐70.6%
Operating Expense (159) (188) 18.2% 397 ‐47% (98) (91) ‐7.4%
Operating profit 254 (19) ‐107.3% 28 ‐65% 50 (69) ‐236.9%
Net Profit 224 10 ‐95.3% 79 13% 37 (26) ‐171.6%
Profitability
Gross margin 22.5% 11.0% 10.8% 14.6% 6.0%
EBIT margin 14.4% ‐1.2% 0.7% 5.4% ‐10.3%
Net margin 12.7% 0.7% 2.0% 4.0% ‐4.0%
Source: Company data, Bloomberg and Lotus Andalan Research
Financial Summary
(billion Rp) 2017A 2018A 2019F 2020F 2021F
Revenue 4,738 4,020 3,922 4,297 4,389
EBITDA 1,319 684 427 675 672
Net profit 733 329 79 266 277
EPS (Rp) 108 48 12 39 41
PER (x) 10.98 24.43 98.33 30.27 29.08
PBV (x) 1.00 0.98 0.99 0.97 0.95
EV/EBITDA (x) 4.97 9.54 14.88 8.86 8.53
Dividend yield (%) 2.92 3.75 2.01 0.39 1.30
RoE (%) 8.91 3.95 0.96 3.13 3.20
Source: Company data, Bloomberg dan Lotus Andalan Research
0
10
20
30
40
50
60
70
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐14
Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐15
Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐16
Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐17
Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐18
Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐19
Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
42.9x
32.1x
10.5x
21.3x
53.4x
PT Salim Invomas Tbk ‐ BUY (TP Rp 465,‐)
32
• Hingga 9M19, SIMP mencatatkan penurunan laba operasi pada divisiCPO sebesar ‐3.8% YoY dan Divisi EOF tumbuh +5,1% YoY, sehingga OPMpada divisi perkebunan melemah ‐3,78% sedangkan OPMMinyak Nabatisebesar tumbuh +12% .
• Kami memproyeksikan pendapatan SIMP di 2020F tumbuh +10.3% YoYmenjadi Rp 15,6 triliun sejalan dengan meningkatnya volume penjualan,dengan harga jual rata‐rata menguat di Rp 8.124/kg (+9.1% YoY).
• SIMP diuntungkan dengan merek dagang Bimoli yang relatif kuat dipasar dan mampu membukukan marjin lebih tinggi ~ 3% diantara peers‐nya. Kami menilai positif lini bisnis SIMP dengan estimasi Produksi TBSdan CPO berpeluang tumbuh ~10% YoY menjadi 1.4 juta ton.
• Harga saham SIMP terkoreksi sebesar 16% secara YTD sehinggamerefleksikan potensi kenaikan 19%. Merekomendasikan BUY denganTP Rp 465/saham.
• Resiko investasi: 1.) Kondisi cuaca yang kurang mendukung, 2.) HargaCPO yang dibawah estimasi.
(Rp billion) 2 0 17 A 2 0 18 A 2 0 19 F 2 0 2 0 F 2 0 2 1F
Revenue 15,827 15,214 14,162 15,616 18,120
EBITDA 3,114 2,758 2,293 2,620 2,980
Net profit 511 350 (7) 111 226
EPS (Rp) 32 22 (0.42) 7 14
PER (x) 10.83 15.83 (843.08) 49.93 24.54
PBV (x) 0.37 0.37 0.37 0.37 0.36
EV/EBITDA (x) 1.78 2.01 2.42 2.12 1.86
Dividend Yield (%) 3.14 3.71 4.29 4.57 4.86
Financial Summary
Source: Company dat a and Lot us Andalan Research
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdev Avg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
27.8x
19.9x
4.1x
27.8x
35.8x
Interim Financial Result
9M18 9M19 YoY FY19F Coverage 2Q19 3Q19 QoQ
P/L (In US$ million)
Revenue 10,261 10,095 23.0% 14,162 71.3% 3,143 3,593 14.3%
Cost of revenue (8,400) (8,775) 29.9% 11,329 ‐77.5% (2,942) (2,966) 0.8%
Gross profit 1,862 1,320 ‐5.0% 2,833 46.6% 202 627 210.8%
Operating Expense (1,039) (1,090) 25.2% 1,929 ‐56.5% (368) (392) 6.4%
Operating profit 880 177 ‐36.2% 905 19.6% (180) 183 ‐202.0%
Net Profit 85 (470) ‐11.1% (7) na (392) (47) ‐88.1%
Profitability
Gross margin 18.1% 13.1% 20.0% 6.4% 17.4%
EBIT margin 8.6% 1.8% 6.4% ‐5.7% 5.1%
Net margin 0.8% ‐4.7% 0.0% ‐12.5% ‐1.3%
Source: Company data and Lotus Andalan Research
Sektoral Consumer Staples – OVERWEIGHT
33
• Kami estimasikan perekonomian Indonesia berpeluang tumbuh menjadi 5,3 % di 2020 didorong oleh: 1) manajemen makroekonomi yang lebihsolid; 2) permintaan domestik yang kuat seiring meningkatnya lapangan kerja; 3) kenaikan gaji PNS dan pensiunan sebesar 5%; 4) proyekpembangunan infrastruktur pemerintah; 5) inflasi relatif rendah dan 6) program KIS/KIP dan KJS/KJP bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.Hingga 3Q19, BPS mencatat konsumsi rumah tangga tercatat 5,02% YoY tumbuh tipis dibandingkan 3Q18 di angka 5,01%;
• Sementara kenaikan anggaran perlindungan sosial 2020 sebesar 32,8% menjadi Rp 387,3 triliun dimana dana sosial PKH (Program KeluargaHarapan) naik dua kali lipat menjadi Rp 38 triliun akan meningkatkan konsumsi dari masyarakat berpenghasilan rendah dan berpeluangmenguntungkan emiten‐emiten di sektor konsumer staples;
• Kinerja emiten‐emiten konsumer staples dalam coverage kami relatif bervariasi hingga 9M19. Dari segi pertumbuhan laba bersih ROTI tumbuh diatas perkiraan yaitu +153,8%. Sedangkan ICBP dan GGRM tumbuh double digit menguat +12,4% YoY dan 20,4%% YoY;
• Disisi lain, pelemahan rupiah terhadap US$ serta kenaikan harga sejumlah bahan baku seperti gandum yang menekan marjin sejumlah emiten di2018 akan berbalik arah merespon penguatan Rupiah di 2019 untuk kemudian stabil di 2020;
• OVERWEIGHT rating. Top pick: ICBP (BUY‐ Rp 15.000,‐), ROTI (BUY– TP Rp 1.700,‐), UNVR (NEUTRAL Rp 46.500,‐), GGRM (BUY, TP Rp 60.900,‐).
Indeks Harga Konsumen (CPI)
Sumber: Bloomberg, Lotus Andalan Research
Alokasi Perlindungan Sosial
Sumber: Nielsen Market Data, Lotus Andalan Research
115
120
125
130
135
140
145
0.00%0.50%1.00%1.50%2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%4.50%5.00%
1/1/20
16
3/1/20
16
5/1/20
16
7/1/20
16
9/1/20
16
11/1/201
6
1/1/20
17
3/1/20
17
5/1/20
17
7/1/20
17
9/1/20
17
11/1/201
7
1/1/20
18
3/1/20
18
5/1/20
18
7/1/20
18
9/1/20
18
11/1/201
8
1/1/20
19
3/1/20
19
5/1/20
19
7/1/20
19
9/1/20
19
Indeks Harga Konsumen Inflasi0
50
100
150
200
250
300
350
400
2016 2017 2018 2019F 2020F
PT Unilever Tbk – NEUTRAL (TP – Rp 46.500,‐)
34
• Sepanjang 9M19, laba bersih UNVR sebesar Rp 5,52 triliun tumbuh 5,9% YoYdengan marjin kotor relatif stabil di level 50,8% dan marjin EBIT yang sedikitlebih rendah menjadi 23,3% seiring peningkatan biaya operasional yang naik+17% YoY;
• Di 2020F, kami memperkirakan pertumbuhan penjualan dan EBIT sebesarmasing‐masing 7,0% dan 9,1% pada tahun 2020 sejalan dengan pandangankami bahwa situasi di industri akan membaik di tahun depan;
• Dalam jangka panjang kami masih meyakini prospek positif perusahaanseiring track record yang solid selama ini dimana perusahaan terusmengembangkan kekuatan inovasi dan strategi bisnis berbasis sustainabilitysebagai penopang pertumbuhan di tengah‐tengah kompetisi ketat;
• NEUTRAL dengan target harga Rp 46.500. Besarnya dividen dengan payoutratio dan ROE sekitar 100% serta aksi korporasi stock split 1:5 merupakandaya tarik saham ini.
• Resiko investasi: 1) Depresiasi rupiah mengingat besarnya kebutuhan imporbahan bakun; 2) Pertumbuhan sektor konsumsi yang melambat.
Interim Financial Result
9M18 9M19 YoY FY19F Cons % cover 2Q19 3Q19 QoQ
P/L (In Rp billion) Revenue 31,531 32,361 2.6% 42,596 76% 10,793 10,904 1.0%
Cost of revenue (15,710) (15,923) 1.4% (21,386) 74% (5,145) (5,420) 5.3%
Gross profit 15,821 16,438 3.9% 21,981 77% 5,647 5,484 ‐2.9%
Operating expense (8,770) (8,913) 1.6% (12,072) 78% (2,988) (2,983) ‐0.2%
Operating profit 9,895 7,527 ‐23.9% 10,854 77% 2,693 2,504 ‐7.0%
Net Profit 7,285 5,510 ‐24.4% 7,289 76% 1,948 1,813 ‐7.0%
Core Net Profit 5,203 5,510 5.9% 7,289 76% 1,948 1,813 ‐6.9%
Profitability
Gross margin 50.2% 50.8% 51.7% 52.3% 50.3% EBIT margin 31.4% 23.3% 25.5% 25.0% 23.0% Net margin 23.1% 17.0% 17.1% 18.0% 16.6%
Core Net Margin 16.5% 17.0% 17.1% 18.0% 16.6%
30.00
35.00
40.00
45.00
50.00
55.00
60.00
65.00
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
51.9x
46.8x
36.7x
41.7x
56.9x
Financial Summary(billion Rp) 2017A 2018A 2019F 2020F 2021FRevenue 35,607 38,413 42,596 45,186 48,729 EBITDA 6,553 6,746 10,589 10,954 12,159 Net profit 3,797 4,576 7,239 7,411 8,239 EPS (Rp) 918 917 949 971 1,080 PER (x) 44.91 44.96 43.45 42.44 38.18 BVPS (Rp) 617 678 993 820 899 EV/EBITDA (x) 16.69 16.20 14.48 13.21 11.97 Dividend yield (%) 2.04 2.03 2.51 1.99 2.04 RoE (%) 135.40 120.21 115.75 108.02 101.30 Source: Company data, Bloomberg dan Lotus Andalan Research
PT Indofood CBP Tbk – BUY (TP ‐ Rp 15.000,‐)
35
• Penjualan dan laba bersih ICBP di 9M19 tercatat tumbuh masing‐masing+11,2% YoY dan +11,5% YoY, didorong konsumsi masyarakat yang lebihkuat dengan cairnya bantuan sosial pemerintah melalui program PKH danpeluncuran produk baru seperti Indomie Goreng Ayam Geprek dan MieAceh;
• Marjin laba kotor naik 162 bps YoY ke 35,1%, terutama karena bebanbahan baku yang berhasil ditekan seperti terigu, gula dan susu skim, sertakenaikan ASP mie instan di awal tahun;
• Penjualan ICBP di 2020 kami perkirakan masih terus akan menguatterutama didorong kebijakan pemerintah yang fokus pada kesejahteraanrakyat demi menggenjot konsumsi;
• ICBP diuntungkan dengan konsumen yang loyal khususnya untuk mieinstan dan tidak begitu sensitif terhadap kenaikan harga;
• BUY dengan TP Rp 15,000/saham.
Interim Financial Result
9M18 9M19 YoY FY19F Cons % cover 2Q19 3Q19
P/L (In Rp billion)
Revenue 29,478 32,790 11.2% 42,295 78% 10,874 10,660
Cost of revenue (19,886) (21,531) 8.3% (28,411) 76% (7,151) (6,913)
Gross profit 9,591 11,258 17.4% 13,884 81% 3,724 3,746
Operating Expense (5,539) (5,586) 0.8% (6,980) 80% (1,872) (1,854)
Operating profit 4,052 5,672 40.0% 6,904 82% 1,928 1,893
Net Profit 3,484 3,886 11.5% 4,972 78% 1,238 1,311
Profitability
Gross margin 32.5% 34.3% 32.8% 34.2% 35.1%
EBIT margin 13.7% 17.3% 16.3% 17.7% 17.8%
Net margin 11.8% 11.8% 11.8% 11.4% 12.3%
Source: Company data, Bloomberg and Lotus Andalan Research
Financial Summary(billion Rp) 2017A 2018A 2019F Cons 2020F Cons 2021F ConsRevenue 35,607 38,413 42,295 45,647 49,328 EBITDA 6,553 6,746 7,990 8,655 9,588 Net profit 3,797 4,576 4,972 5,403 5,948 EPS (Rp) 326 392 425 461 509 PER (x) 36.81 30.61 28.22 26.00 23.58 BVPS (Rp) 1,678 1,854 2,024 2,157 2,356 PBV (x) 7.15 6.47 5.93 5.56 5.09 EV/EBITDA (x) 20.69 20.09 16.97 15.66 14.14 Dividend yield (%) 1.35 1.63 1.79 1.97 2.13 RoE (%) 19.41 21.17 21.30 20.86 20.56 Source: Company data, Bloomberg dan Lotus Andalan Research
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐ 1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
23.3x
17.8x
6.9x
12.4x
28.7x
PT Nippon Indosari Tbk – BUY (TP ‐ Rp 1.700,‐)
36
• Hingga 9M19 ROTI mencatat penjualan sebesar Rp 2,46 triliun, tumbuh24,0% YoY, didukung oleh permintaan yang kuat baik di MT dan GT diIndonesia dan Filipina sejalan dengan ekspansi outlet distribusi di keduanegara.
• Kami estimasikan NPM di 2020 tumbuh seiring harga terigu yang lebihrendah mengikuti peningkatan panen dan Rupiah yang cenderung stabil.NPM kami estimasikan di level 9,4%. (vs 2019F: 6,7% dan 2018: 6,2%);
• Untuk ekspansi, ROTI berfokus pada pembangunan 2 pabrik baru diKalimantan dan Pekanbaru yang beroperasi pada 2020. Hal ini berpeluangmenurunkan biaya transportasi ~8% YoY di 2020. (vs 1H19 di level 9,5% )dan berpotensi turun menjadi 7% pada 2021;
• ROTI saat ini sedang meninjau kebijakan kenaikan harga musiman tahunanyang rata‐rata di 5%‐6% (dalam 3 tahun terakhir sebesar 8%‐9%), kamimelihat ini merupakan langkah yang cukup beresiko, khusunya untuksegmen pelanggan B&C yang sangat sensitif terhadap kenaikan harga.
• Saat ini ROTI diperdagangkan pada – 1 stdev di 29.0 x fwd PE rata‐rata 5tahun. BUY TP Rp1,700 saham.
Interim Financial Result 9M18 9M19 YoY FY19F Coverage 2Q19 3Q19 QoQ
P/L (In Rp billion) Revenue 1,985.2 2,462.6 24.0% 3,268.6 75.3% 795.5 875.4 10.0%
Cost of revenue 933.8 1,097.0 17.5% 1,513.3 72.5% 361.3 375.9 4.0%
Gross profit 1,051.4 1,365.6 29.9% 1,755.2 77.8% 434.2 499.5 15.0%
Operating expense 978.4 1,158.9 18.4% 1,470.7 78.8% 400.3 404.3 1.0%
Operating profit 73.0 206.7 183.1% 284.5 72.7% 33.8 95.2 181.4%
Net Profit 102.9 211.7 105.8% 219.4 96.5% 36.6 110.3 201.3%
Profitability Gross margin 53.0% 55.5% 53.7% 54.6% 57.1%
EBIT margin 3.7% 8.4% 53.7% 54.6% 57.1%
Net margin 5.2% 8.6% 6.7% 4.6% 12.6%
Source: Company data and Lotus Andalan Research
Financial Summary (Rp billion) 2017A 2018A 2019F 2020F 2021FRevenue 2,491 2,767 3,319 3,933 4,348EBITDA 378 326 510 592 700Net profit 146 173 277 379 480EPS (Rp) 28 28 45 61 78PER (x) 46.8 46.4 29.0 21.1 16.7BVPS (Rp) 517 447 488 538 600PBV (x) 2.5 2.9 2.7 2.4 2.2EV/EBITDA (x) 16.0 22.9 14.4 12.2 9.9Dividend yield (%) 1.02 0.45 0.54 0.86 1.17RoE (%) 7.15 6.29 9.56 11.94 13.65
Source: Company data and Lotus Andalan Research
0
10
20
30
40
50
60
70
Jan‐14
Apr‐14
Jul‐1
4Oct‐14
Jan‐15
Apr‐15
Jul‐1
5Oct‐15
Jan‐16
Apr‐16
Jul‐1
6Oct‐16
Jan‐17
Apr‐17
Jul‐1
7Oct‐17
Jan‐18
Apr‐18
Jul‐1
8Oct‐18
Jan‐19
Apr‐19
Jul‐1
9Oct‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdev
Avg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
44.5x
34.0x
12.8x
23.4x
55.1x
PT Gudang Garam Tbk – BUY (TP ‐ Rp 60.900,‐)
37
• Sepanjang 9M19, GGRM mencatat penjualan tumbuh 16,9% YoY mencapaisenilai Rp 81,7 triliun (vs Rp 69,9 triliun di 9M18) sedangkan laba bersihperseroan naik 25,7% YoY mencapai Rp 7,2 triliun (vs Rp 5,8 triliun di 9M18);
• Marjin laba kotor perseroan di 1H19 turun 30 bps YoY berada di level 19,3%terutama karena bauran penjualan, dimana konsumen banyak beralih keproduk SKM Full Flavor (harganya lebih murah dari SKM LTLN).
• Awal bulan Mei, perseroan menaikkan harga rata‐rata 1,5%‐3,6%, pertamakali sejak September 2018, terutama didukung oleh pertumbuhan volumeperseroan sepanjang 2 kuartal terakhir yang cukup kuat.
• Key downside risk: 1) Kenaikan cukai yang lebih tinggi dari perkiraan; 2) Risikoregulasi (aturan iklan yang lebih ketat); 3) Kompetisi yang semakin ketat; 4)Risiko makroekonomi yang tumbuh melambat.
• Harga saham GGRM sudah terdiskon cukup dalam (‐38% YTD 2019 dan ‐45%dari harga tertinggi tahun ini) sehingga ditransaksikan di bawah fwd PE rata‐rata 5 tahun – 2 stdev 11,84x. BUY dengan TP Rp 60.900,‐ (potensi kenaikan17%)
Financial Summary(billion Rp) 2017A 2018A 2019F Cons 2020F Cons 2021F ConsRevenue 83,306 95,708 109,075 114,809 125,442 EBITDA 13,363 13,358 15,823 14,831 16,343 Net profit 7,754 7,792 9,692 8,913 9,861 EPS (Rp) 4,030 4,050 5,010 4,638 5,140 PER (x) 12.91 12.85 10.38 11.22 10.12 BVPS (Rp) 21,917 23,457 25,737 27,445 29,750 PBV (x) 2.37 2.22 2.02 1.90 1.75 EV/EBITDA (x) 7.89 7.90 6.67 7.11 6.45 Dividend yield (%) 5.00 4.73 5.23 5.32 5.22 RoE (%) 18.39 17.26 20.16 17.25 18.05 Source: Company data, Bloomberg dan Lotus Andalan Research
Interim Financial Result9M18 9M19 YoY FY19F Cons % cover 2Q19 3Q19 QoQ
P/L (In Rp billion)Revenue 69,889 81,721 16.9% 109,075 75% 26,548 28,976 9.1%Cost of revenue 56,179 65,984 17.5% 87,273 76% 21,509 23,197 7.8%Gross profit 13,710 15,737 14.8% 21,802 72% 5,039 5,779 14.7%Operating Expense 5,508 5,765 4.7% 8,088 71% 2,412 1,714 ‐29.0%Operating profit 8,203 9,973 21.6% 13,714 73% 2,627 4,065 54.7%EBITDA 9,834 11,744 19.4% 15,823 74% 3,208 4,672 45.6%Net Profit 5,761 7,243 25.7% 9,692 75% 1,926 2,962 53.8%
ProfitabilityGross margin 19.6% 19.3% 20.0% 19.0% 19.9%EBIT margin 11.7% 12.2% 12.6% 9.9% 14.0%EBITDA margin 14.1% 14.4% 14.5% 12.1% 16.1%Net margin 8.2% 8.9% 8.9% 7.3% 10.2%
Source: Company data, Bloomberg and Lotus Andalan Research
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐ 1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
21.44x
19.04x
16.64x
14.24x
11.84
Sektoral Ritel ‐ OVERWEIGHT
38
• Penyaluran bantuan seperti program keluarga harapan (PKH) di 2019 yang naik 100% YoY berkontribusi positif untuk sektor peritel khususnyamenengah ke bawah. Konsumsi rumah tangga secara garis besar terus tumbuh hingga 9M19 sebesar 8,43% YoY (3Q19: +3,97% QoQ). Kami melihatkonsumsi rumah tangga berpeluang tumbuh hingga 2020;
• Di 2020, pertumbuhan ekonomi diperkirakan di atas 5%. Hal ini sejalan dengan adanya konsumsi tambahan dalam mengejar angka pertumbuhanekonomi. Di sisi lain, BI juga memperkirakan konsumsi rumah tangga cenderung berlanjut di 2H19. Hal itu ditandai dengan indeks keyakinanKonsumen di bulan November 2019 masih berada pada level optimis (>100) sebesar 124,2.
• Pemerintah menargetkan pada tahun 2020 nilai bisnis e‐commerce retail di Indonesia akan mencapai US$ 130 miliar. Penjualan e‐commerce globaldiperkirakan akan terus tumbuh pesat hingga US$ 4 triliun. Adapun di 2018, Riset Google dan Temasek menyatakan Gross Merchandise Value (GMV)e‐commerce di Indonesia diperkirakan mencapai US$ 12,2 miliar, tertinggi di Asia Tenggara yang nilai totalnya mencapai US$ 23,2 miliar
• Sementara, pertumbuhan Same Store Sales Growth (SSSG) yang menguat memberikan peluang pertumbuhan untuk sektor ritel terutama pada NetProfit Margin (NPM). Kami masih melihat NPMmasih akan terus tumbuh di akhir tahun 2020.
• Sektor ritel merupakan sektor yang indirect competition; OVERWEIGHT rating. Top pick: MAPI (BUY, TP Rp 1.300) dan RALS (BUY, TP Rp 1.400)• Key risk: 1) Fluktuasi nilai tukar Rupiah; 2) Perkembangan perang dagang AS‐Tiongkok; 3) Melambatnya ekonomi global; 4) Rendahnya hargakomoditas; dan 5) Kompetisi semakin ketat.
Indeks Keyakinan Konsumen Upah Minimum Regional
115
120
125
130
135
140
145
0.00%0.50%1.00%1.50%2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%4.50%5.00%
1/1/20
16
3/1/20
16
5/1/20
16
7/1/20
16
9/1/20
16
11/1/2016
1/1/20
17
3/1/20
17
5/1/20
17
7/1/20
17
9/1/20
17
11/1/2017
1/1/20
18
3/1/20
18
5/1/20
18
7/1/20
18
9/1/20
18
11/1/2018
1/1/20
19
3/1/20
19
5/1/20
19
7/1/20
19
9/1/20
19
Indeks Harga Konsumen Inflasi
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
2016 2017 2018 2019F 2020F
Upah Minimum Rata‐rata Inflasi
PT Mitra Adiperkasa Tbk ‐ BUY (TP Rp 1.300,‐)
39
• Selama 3Q19, MAPI membukukan pendapatan Rp 208 miliar (‐55.4% YoY) dengantotal pendapatan di 9M19 menjadi Rp 813 miliar (+45.8% YoY). Kinerja tersebutinline dengan estimasi kami merefleksikan 74.8% dari kami dan 87.4% konsensus;
• Peningkatakan laba bersih di 9M19 lebih disebabkan oleh meningkatnya GPM+130 bps YoY, yang mana kami asumsikan oleh sales mix yang lebih baik. Untukkuartalan, GPM dan EBIT marjin melemah menjadi 45.8% (‐560 bps QoQ) dan 3.9%(‐480 bps QoQ) yang lebih dikarenakan oleh “lower seosonality” (vs 2Q19: Highbase);
• Tahun 2020F, perseroan menargetkan penambahan area hingga 60.000‐75.000m2 yang sebagian besar dialokasikan untuk specialty stores serta mengakuisisibeberapa brand baru. SSSG diperkirakan mencapai 5% dengan pertumbuhanpenjualan tumbuh 18% YoY;
• Saat ini MAPI diperdagangkan pada fwd PE rata‐rata 5 tahun di ‐1stdev (11.9x)Maintain BUY, TP Rp 1.300/ saham;
• Resiko investasi meliputi: 1) Berlanjutnya depresiasi Rupiah; 2) Pertumbuhanekonomi Indonesia tidak sesuai dengan ekspektasi; 3) Masuknya peritel asingsehingga memperketat kompetisi yang ada.
Interim Financial Result9M18 9M19 YoY FY19F Coverage 2Q19 3Q19 QoQ
P/L (In Rp billion) Revenue 13,828 15,410 11.4% 21,773 70.8% 5,337 5,393 1.1%
Cost of revenue 7,355 8,000 8.8% 11,326 70.6% 2,595 2,922 12.6%
Gross profit 6,472 7,410 14.5% 10,447 70.9% 2,741 2,471 - 9.9%
Operating expense 5,411 6,068 12.1% 8,704 69.7% 1,786 2,372 32.8%
Operating profit 1,062 1,342 26.4% 1,742 77.0% 683 372 - 45.4%
Net Profit 558 813 45.8% 1,087 74.8% 466 208 - 55.4%
Profitability Gross margin 46.8% 48.1% 48.0% 51.4% 45.8%
EBIT margin 7.7% 8.7% 8.0% 12.8% 6.9%
Net margin 4.0% 5.3% 5.0% 8.7% 3.9%
Source: Company dat a and Lot us Andalan Research
5
10
15
20
25
30
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐ 1
9Sep‐19
Nov‐19
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
26.8x
17.8x
22.3x
13.3x
8.8x
Fwd PER Band (x)
Financial Summary(Rp million) 2 0 17 A 2 0 18 A 2 0 19 F 2 0 2 0 F 2 0 2 1F
Revenue 16,305.7 18,921.1 22,066.8 24,595.1 25,896.6
EBITDA 1,807.2 2,274.5 2,599.9 2,975.5 3,018.9
Net profit 334.7 735.8 1,153.9 1,571.6 1,655.2
EPS (Rp) 20 44 70 95 100
PER (x) 50.40 22.92 14.62 10.73 10.19
BVPS (Rp) 256.54 366.58 425.34 506.67 588.66
PBV (x) 3.98 2.78 2.40 2.01 1.73
EV/EBITDA (x) 9.75 7.35 6.23 5.01 4.70
Dividend yield (%) 0.25 0.39 0.86 1.35 1.84
RoE (%) 8.99 14.28 17.62 20.39 18.28
Source: Company dat a and Lot us Andalan Research
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (BUY ‐ TP Rp 1.400,‐)
40
• Pada 3Q19, RALS membukukan pendapatan Rp 937 miliar (‐29% YoY) dengantotal pendapatan di 9M19 mencapai Rp 4,4 triliun (‐2.0% YoY). Hal ini sejalandengan pelemahan SSSG hingga 9M19. Untuk bottom line, peningkatakan lababersih di 9M19 lebih disesabkan oleh efisiensi biaya operasional. Pencapaianpendapatan dan laba bersih tersebut merefleksikan 73% dan 101% untukestimasi di FY19.
• Setelah penutupan 18 gerai SPAR di 2018, RALS membukukan marjin kotormencapai 28% (vs 2018 25.7%), dengan kontribusi divisi supermarket mencapai8%. Kami estimasikan di 2019 dan 2020 divisi supermarket akan membukukanmarjin yang stabil dengan tingkat gross margin di level 8% (vs: FY18:7.3%)
• RALS diuntungkan dari sisi: eksposur terhadap nilai tukar Rupiah yang rendahserta kas internal yang cukup besar.
• Saat ini saham RALS diperdagangkan pada ‐1 Stdv atau fwd PER di 12,21x untuk2020F. Merekomendasikan BUY dengan TP sebesar Rp 1,400.
• Resiko rekomendasi, penetrasi e‐commerce yang lebih cepat dan hargakomoditas yang lebih rendah yang dapat membatasi daya beli konsumen.
Interim Result9M18 9M19 YoY FY19F % coverage 2Q19 3Q19 QoQ
P/L (In Rp billion) Revenue 4,517 4,426 - 2.0% 6,048 73% 2,443 937 - 62%
Cost of revenue (2,512) (2,425) - 3.5% (3,435) 71% (1,318) (505) - 62%
Gross profit 2,005 2,002 - 0.2% 2,614 77% 1,125 432 - 62%
Operating Expense (1,444) (1,441) - 0.2% (2,020) 71% (544) (469) - 14%
Operating profit 561 561 0.0% 594 94% 607 (62) - 110%
Net Profit 527 612 16.1% 607 101% 511 23 - 95%
Profitability Gross margin 44.4% 45.2% 43.2% 46.1% 46.1%
EBIT margin 12.4% 12.7% 9.8% 24.8% - 6.6%
Net margin 11.7% 13.8% 10.0% 20.9% 2.5%
Source: Company dat a and Lot us Andalan Research
Financial Summary(Rp billion) 2 0 17 A 2 0 18 A 2 0 19 F 2 0 2 0 F 2 0 2 1F
Gross sales 8,145.9 8,538.7 8,938.3 9,426.1 9,946.8
Revenue 5,622.7 5,739.6 6,048.4 6,310.3 6,658.9
EBITDA 560.5 782.3 811.6 843.0 898.3
Net profit 406.6 587.1 608.3 649.7 724.1
EPS (Rp) 60 87 90 97 108
PER (x) 19.51 13.51 13.04 12.21 10.95
BVPS (Rp) 519.77 569.32 600.95 637.74 681.90
PBV (x) 2.27 2.07 1.96 1.85 1.73
EV/EBITDA (x) 10.53 7.05 6.48 5.90 5.14
Dividend yield (%) 3.1% 3.4% 4.9% 5.1% 5.4%RoE (%) 11.90 16.04 15.46 15.60 16.32
Source: Company dat a and Lot us Andalan Research
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐1
9Sep‐19
Nov‐19
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
7.67x
21.04x
12.13x
16.59x
25.50x
Fwd PER Band (x)
Sektoral Farmasi ‐ NEUTRAL
41
• Sektor farmasi merupakan sektor yang defensif terhadap kondisi ekonomi, namun profitabilitasnya sensitif terhadap nilai tukar rupiah mengingat 90%‐95%bahan baku farmasi dan 50% material kemasan obat masih impor;
• Program JKN pemerintah sejak awal 2014 merupakan katalis penting pertumbuhan sektor farmasi. Per akhir 2018, sekitar 216 juta penduduk Indonesiasudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dan target pemerintah untuk mengikutsertakan 95% populasi di tahun 2019 ini atau sekitar 260 jutapenduduk;
• BKPM mencatat terdapat 901 proyek penanaman modal asing di sektor kimia dan farmasi yang terealisasi sepanjang 9M18 dengan total nilai investasi US$1,51 miliar didorong oleh dikeluarkannya sektor farmasi dari daftar negatif investasi dan Paket Deregulasi Pemerintah X dan XI serta Inpres No.6/ 2016, yangmemungkinkan 100% kepemilikan asing pada manufaktur bahan baku farmasi dan mendukung pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan;
• GP Farmasi menyatakan pertumbuhan industri farmasi di Indonesia dalam dua tahun belakangan bahkan tidak mencapai 5% sebagai bagian dari dampakimplementasi BPJS Kesehatan dan kebijakan pemerintah melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) memasang harga serendah‐rendahnya untuk obat‐obatan yang dimasukkan dalam e‐katalog;
• Anggaran kesehatan dalam APBN tahun 2019 dialokasikan sebesar Rp 123,1 triliun, tumbuh 10,91% dari anggaran kesehatan dalam APBN 2018 senilai Rp111 triliun, yang ditujukan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan serta penguatan penanganan stunting;
• Key risk: 1) Pelemahan nilai tukar rupiah; 2) Diterapkannya peraturan baru oleh Pemerintah Tiongkok, mengenai proteksi lingkungan terhadap industri kimia(berkurangnya pasokan bahan baku sehingga timbul kenaikan harga bahan baku); 3) Persaingan harga yang ketat di JKN; dan 4) Signifikannya defisit BPJSyang mencapai Rp 10,98 triliun per 2018;
• NEUTRAL rating. Top pick: KLBF (BUY TP Rp 1,800/ share).
Anggaran Kesehatan APBN 2019
Sumber: Kementrian Keuangan RI
Realisasi Target JKN (Juta)
Sumber: IMS Health, GP Farmasi, Lotus Andalan Research
0
50
100
150
200
250
300
350
2014 2015 2016 2017 2018 2019F 2020F
PT Kalbe Farma Tbk ‐ NEUTRAL (TP Rp 1.800,‐)
42
• KLBF membukukan laba bersih 9M19 sebesar Rp 1,9 triliun (+6,2% YoY).Pertumbuhan kinerja yang kuat didorong oleh efisiensi biaya, terutama dalampemasaran (‐3% YoY);
• GPM perseroan turun 190 bps YoY menjadi sebesar 46,6% terutama karena1) pelemahan nilai tukar Rupiah secara YoY; 2) penguatan harga minyakglobal di 1H19; 3) perubahan portofolio produk; 4) regulasi manufakturTiongkok sebagai supplier bahan baku utama perseroan; 5) kenaikan hargasusu skim bubuk dan 6) persaingan harga segmen obat resep unbrandedterkait dengan BPJS Kesehatan;
• NPM perseroan hanya mengalami koreksi 70 bps YoY, berkat penghasilanbunga yang tumbuh 30,5% YoY sejalan dengan posisi kas dan setara kas yanglebih tinggi secara YoY;
• Didukung oleh optimisme perbaikan daya beli masyarakat, perseroanmenargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 6%‐8% YoY, dengan marjinoperasi juga stabil di level 14,5%‐15,5%.
• Saat ini KLBF diperdangankan pada fwd PE 5 tahun terakhir di ‐1 stdv (25.9x)BUY dengan TP Rp 1.800/ lembar.
Interim Financial Result 9M18 9M19 YoY FY19F Coverage 2Q19 3Q19 QoQ P/L (In Rp billion) Revenue 15,678 16,827 7.3% 22,498.8 74.8% 5,813 5,648 ‐2.8% Cost of revenue 8,194 9,064 10.6% 11,908.7 76.1% 3,134 3,158 0.8% Gross profit 7,484 7,763 3.7% 10,590.0 73.3% 2,679 2,490 ‐7.1% Operating Expense 5,174 5,270 1.9% 7,139.9 73.8% 1,821 1,620 ‐11.0% Operating profit
2,310 2,493 7.9% 3,450.2 72.3% 858 870 1.4% Net Profit 1,804 1,916 6.2% 2,649.0 72.3% 663 657 ‐0.9%
Profitability Gross margin
47.7% 46.1% 47.1% 46.1% 44.1% EBIT margin 14.7% 14.8% 15.3% 14.8% 15.4% Net margin 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Source: Company data and Lotus Andalan Research
(Rp billion) 20 17 A 20 18 A 2 0 19 F 20 2 0 F 2 0 21F
Revenue 20,182 21,074 22,499 24,034 25,793
EBITDA 3,562 3,639 3,720 4,072 4,467
Net profit 2,404 2,457 2,649 2,910 3,205
EPS (Rp) 51 52 57 62 68
PER (x) 32.37 31.67 29.37 26.74 24.28
BVPS (Rp) 296.41 326.28 357.28 393.34 433.31
PBV (x) 5.60 5.09 4.65 4.22 3.83
EV/EBITDA (x) 21.15 20.61 20.10 18.28 16.50
Dividend yield (%) 1.35 1.53 1.50 1.65 1.80
RoE (%) 18.24 16.84 16.53 16.54 16.54
Financial Summary
Source: Company dat a and Lot us Andalan Research
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
50.0
Jan‐14
Mar‐14
May‐14
Jul‐1
4Sep‐14
Nov‐14
Jan‐15
Mar‐15
May‐15
Jul‐1
5Sep‐15
Nov‐15
Jan‐16
Mar‐16
May‐16
Jul‐1
6Sep‐16
Nov‐16
Jan‐17
Mar‐17
May‐17
Jul‐1
7Sep‐17
Nov‐17
Jan‐18
Mar‐18
May‐18
Jul‐1
8Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Mar‐19
May‐19
Jul‐ 1
9Sep‐19
Nov‐19
Fwd PER Band (x)
PER Average Avg + stdevAvg ‐ stdev Avg + 2 stdev Avg ‐ 2 stdev
42.04x
31.29x
36.67x
25.92x
20.55x
Never invest in any ideas you can’t illustrate with a crayon
DISCLAIMER
This report has been prepared by PT. Lotus Andalan Sekuritas on behalf of itself and its affiliated companies and is provided for informationpurposes only. Under no circumstances is it to be used or considered as an offer to sell, or a solicitation of any offer to buy. This report has beenproduced independently and the forecasts, opinions, and expectations contained herein are entirely those of PT. Lotus Andalan Sekuritas.
While all reasonable care has been taken to ensure that information contained herein is not untrue or misleading at the time of publication, PT.Lotus Andalan Sekuritas makes no representation as to its accuracy or completeness and it should not be relied upon as such. This report isprovided solely for the information of clients of PT. Lotus Andalan Sekuritas who are expected to make their own investment decisions withoutreliance on this report. Neither PT Lotus Andalan Sekuritas nor any officer or employee of PT Lotus Andalan Sekuritas accept any liabilitywhatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this report or its contents. PT Lotus Andalan Sekuritas and/or personsconnected with it may have acted upon or used the information herein contained, or the research or analysis on which it is based, beforepublication.
Tim RisetTheodorus Ariel Kristian [email protected] L. Malik [email protected] Andriani Lestari [email protected]