on friday, april 8, 2016 6:27 am, chan ct

16
1 On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT <[email protected]> wrote: Perjuangan Klas Weleeeh, ... rupanya saya sedang berhadapan dengan seorang nenek yang masih meledak-ledak! Bahkan masih berbau aroma Garda Merah masa RBKP yang begitu ekstrimnya, sampai-sampai harus gunakan huruf MERAH! Marah atau menunjukkan ke-MERAH-annya? Hehehee, ... Tapi, saya hanya akan melayani secara santai-santai saja, ... entah siapa yang bersikap angkuh tanpa berani melihat bagaimana kenyataan sesungguhnya yang terjadi sudah bercuap seenak udelnya? Hanya berdasarkan teori-teori yang tertulis di buku dan, ... nampaknya juga hanya mengikuti sementara pemberitaan yang entah sumbernya bisa dipertanggungjawabkan atau tidak, akhirnya mengambil kesimpulan yang melenceng! Saya jelas ingat apa yang saya pelajari dan dapatkan selama sebelas tahun di TIongkok, itu dinyatakan baru langkah pertama dari perjalanan jauh masyarakat SOSIALISME! Jadi, dalam pengertian saya, Tiongkok dimasa Mao itu belum berhasil mewujudkan masyarakat SOSIALISME, baru langkah pertama dari perjalanan jauh itu! Mengapa? karena masyarakat sosialisme itu dalam arti sesungguhnya, adalah masyarakat kelanjutan dari kapitlisme tingkat tinggi, dimana sudah tercapai KEMAKMURAN yang memadai. Jadi yang diratakan dalam masyarakat itu BUKAN KEMISKINAN-nya, tapi KEMAKMURANnya! Sehingga bisa terlaksanakan prinsip sosialisme, “setiap orang bekerja menurut kemampuan dan mendapatkan hasil sesuai kerjanya”. Dan JELAS-JELAS dimasa itu, bahkan SAMPAI SEKARANG ini, dimana masyarakat sudah jauh lebih makmur dibanding ketika itu, TETAP BELUM sampai kemasyarakat yang bisa dinamakan adil dan makmur, masyarakat yang bisa dinamakan masyarakat SOSIALISME itu! Ini adalah KENYATAAN yang tidak dapat disangkal oleh siapapun! Ini pertama. Kedua, anda betul-betul sudah seperti katak dalam tempurung, yang tidak berani melihat sinar matahari lagi! Bagaimana bisa masih membandingkan keadaan BURUH/PEKERJA di TIongkok dengan di Indonesia sekarang ini? Sudah jauh beda dengan masa tahun 50-60an itu lagi dan sudah tidak bisa dibandingkan lagi, neng! Apalagi pekerja yang didesa dinamakan PETANI itu, sudaaah buuuaaanyak yang WAAAH! Pernah perhatikan touris-touris dari Tiongkok yang melancong dan berbelanja melanda dibanyak negeri itu? Bukankah sekarang jadi rebutan usaha untuk menarik touris-touris dari RRT itu, agar mereka bisa belanja dan ikut meningkatkan ekonomi negara yang sedang kempas-kempis itu? Jepang saja sudah akan bebaskan visa bagi touris Tiongkok! Mengapa? Karena lapisan klas menengah di Tiongkok sudah lebih 300 juta jumlahnya, sudah jauh melampaui

Upload: hanguyet

Post on 10-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

1

On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT <[email protected]> wrote:

Perjuangan Klas

Weleeeh, ... rupanya saya sedang berhadapan dengan seorang nenek yang masih

meledak-ledak! Bahkan masih berbau aroma Garda Merah masa RBKP yang begitu

ekstrimnya, sampai-sampai harus gunakan huruf MERAH! Marah atau menunjukkan

ke-MERAH-annya? Hehehee, ...

Tapi, saya hanya akan melayani secara santai-santai saja, ... entah siapa yang bersikap

angkuh tanpa berani melihat bagaimana kenyataan sesungguhnya yang terjadi sudah

bercuap seenak udelnya? Hanya berdasarkan teori-teori yang tertulis di buku dan, ...

nampaknya juga hanya mengikuti sementara pemberitaan yang entah sumbernya bisa

dipertanggungjawabkan atau tidak, akhirnya mengambil kesimpulan yang melenceng!

Saya jelas ingat apa yang saya pelajari dan dapatkan selama sebelas tahun di TIongkok,

itu dinyatakan baru langkah pertama dari perjalanan jauh masyarakat SOSIALISME!

Jadi, dalam pengertian saya, Tiongkok dimasa Mao itu belum berhasil mewujudkan

masyarakat SOSIALISME, baru langkah pertama dari perjalanan jauh itu! Mengapa?

karena masyarakat sosialisme itu dalam arti sesungguhnya, adalah masyarakat

kelanjutan dari kapitlisme tingkat tinggi, dimana sudah tercapai KEMAKMURAN yang

memadai. Jadi yang diratakan dalam masyarakat itu BUKAN KEMISKINAN-nya, tapi

KEMAKMURANnya! Sehingga bisa terlaksanakan prinsip sosialisme, “setiap orang

bekerja menurut kemampuan dan mendapatkan hasil sesuai kerjanya”. Dan

JELAS-JELAS dimasa itu, bahkan SAMPAI SEKARANG ini, dimana masyarakat sudah

jauh lebih makmur dibanding ketika itu, TETAP BELUM sampai kemasyarakat yang bisa

dinamakan adil dan makmur, masyarakat yang bisa dinamakan masyarakat SOSIALISME

itu! Ini adalah KENYATAAN yang tidak dapat disangkal oleh siapapun! Ini pertama.

Kedua, anda betul-betul sudah seperti katak dalam tempurung, yang tidak berani melihat

sinar matahari lagi! Bagaimana bisa masih membandingkan keadaan BURUH/PEKERJA di

TIongkok dengan di Indonesia sekarang ini? Sudah jauh beda dengan masa tahun

50-60an itu lagi dan sudah tidak bisa dibandingkan lagi, neng! Apalagi pekerja yang

didesa dinamakan PETANI itu, sudaaah buuuaaanyak yang WAAAH! Pernah perhatikan

touris-touris dari Tiongkok yang melancong dan berbelanja melanda dibanyak negeri itu?

Bukankah sekarang jadi rebutan usaha untuk menarik touris-touris dari RRT itu, agar

mereka bisa belanja dan ikut meningkatkan ekonomi negara yang sedang kempas-kempis

itu? Jepang saja sudah akan bebaskan visa bagi touris Tiongkok! Mengapa? Karena

lapisan klas menengah di Tiongkok sudah lebih 300 juta jumlahnya, sudah jauh melampaui

Page 2: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

2

klas menengah AS, dan yang mencolok 5 tahunan terakhir ini, justru buuuaanyak petani

di desa-desa itu yang jadi kaya-kaya.

Coba saja lihat sekalipun mereka kenakan baju/sepatu bagus bermerek, tapi gaya dan

lagak nya nampak sekali ORANG DESA, yang nora! Belum lagi jorog-nya, minta ampuuun,

deh. Lha, orang desa mana ada kebiasaan buang-air di WC, yaa dimana saja boleh saja

dilepas. Bahkan buang air besar, juga bisa saja dilepas ditaman, sambil nongkrong saja.

Hehehee, ... Mana ada budaya orang kota begitu lagi? Tapi mereka-mereka itu sudah jadi

orang kaya yang mampu melancong keluarnegeri, dan kalau belanja juga gak

tanggung-tanggung, ... keluarkan belasan sampai puluhan ribu Yuan itu sudah bukan

apa-apa bagi mereka! Itu yang membuat banyak orang HK matanya jadi merah, iri dan

jadi dengki melihat kemajuan begitu banyak orang dari TIongkok daratan!

Saya 3-4 tahun yl, juga pernah cerita, dipesawat dari Shen Zhen ke Chong Qing,

kebetulan disebelah saya duduk seorang buruh yg pulang kampung. Jelas buruh ini untuk

pertama kali naik pesawat, karena bagaimana kenakan belt-pengaman dia tidak mengerti.

Berapa tahun bekerja memburuh di Shen Zhen? Saya tanya. Sudah 8 tahunan, katanya.

Apa tidak terlalu berat untuk bayar tiket pesawat? Sekali-kali bolehlah, karena mau

bermain dengan istri-anaknya lebih lama, liburan tahunan hanya bisa 10 hari. Dia juga

cerita, keadaan sekarang sudah jauh lebih baik ketimbang dahulu, ... juga keadaan

keluarga didesa nya tidak lagi sepenuhnya harus saya tunjang, tegasnya! Ini adalah

kenyataan yang terjadi dibanyak buruh, ... sekalipun saya juga tidak menutup

kemungkinan masih ada buruh yang sial, ketemu majikan serakah/jahat, yang diperas

habis-habisan. Namanya juga manusia normal, ada yang baik juga ada yang jahat. Sedang

HUKUM di Tiongkok juga masih dalam proses penegakkan yang lebih baik, ...

Itulah kenyataan yang ada, ... makanya, sekali-kali PERLUKAN-lah kembali berkunjung ke

Tiongkok, melihat dengan mata kepala sendiri! Lha, itu Dislneyland yang bulan Juni

dibuka, ternyata tiket untuk hari-pertama pembukaannya yang dibanrol seharga 400

dollarHK itu, ternyata bisa terjual habis sudah! Saya disuruh beli, mah harus pikir-pikir

seribu-kali! Itu kan menunjukkan taraf hidup rakyat yang sudah tinggi, ...! Sekalipun juga

adalah kenyataan yang TIDAK DISANGKAL, masih ada 70 juta rakyat yang belum

terangkat, masih harus hidup dalam kategori rakyat-MISKIN! Pemerintah menargetkan

dalam plan5 tahun ke-13 ini, ditahun 2020 nanti menyelesaikan sisa 70 juta rakyat yang

masih miskin itu, ...! Cukup baguuus! Mudah-mudahan saja BERHASIL dan berhasil

mewujudkan masyarakat Tiongkok yang sedikit makmur!

Ketiga, Ingat, ... perselisihan PKT vs PKUS ketika itu, berawal dari kebablasan Kruschove

Page 3: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

3

mengkritik kesalahan Stalin, tanpa melihat jasa dan keberhasil STALIN membawa dan

membangun Sovyet. Deng yang berperan sebagai ketua grup menyusun 9 Komentar itu,

tentu jelas apa yang dia serang kesalahan-kesalahan PKUS itu! Begitulah Deng was-was,

jangan sampai PKT saat mengkritik kesalahan Mao, juga mengikuti kesalahan Khruschove

saat mengkritik Stalin! Ketua Mao dengan segala kekurangan dan kesalahan yang ada,

TETAP adalah pemimpin besar bangsa Tionghoa, yang harus dijunjung tinggi dan

dihormati! Tidak bisa menghitamkan segalanya, Kritik saja yang salah, PERTAHANKAN

yang BENAR!

Dari mana anda dapatkan pidato Deng bisa menyangkal “Perjuangan Klas” itu? Aaachh, ...

yang benar aja! Dari sumber Falungong, yang sengaja memelintir dan membengkokkan

ucapannya, ya??? Saya tidak menemukan pidato Deng ditahun 80 yang menguraikan

“perjuangan klas”, tapi ada pidato pada 30 Maret 1979, “Mempertahankan 4 Prinsip”

yang dengan tandas dan tegas mengatakan: “Perjuangan klas dalam masyarakat

sosialisme adalah KENYATAAN OBJEKTIF (Huruf tebal dari ChanCT), jangan diperkecil

maupun diperbesar. Praktek membuktikan, baik mengecilkan maupun

membesar-besarkan adalah kesalahan serius. Apakah dalam seluruh proses masyarakat

sosialisme dari awal sampai akhir itu terdapat perjuangan klas dengan berbagai

manifestasinya, dalam hal ini termasuk teori dan praktek yang sangat rumit itu, tidak

bisa hanya diselesaikan dengan teori-teori dari buku yang ada, kalian harus menelitinya

sendiri lebih lanjut. Pokoknya, perjuangan klas dalam masyarakat dewasa ini dan

kemudian adalah kenyataan objektif yang tidak bisa disangkal, adalah kesalahan serius

kalau menyangkal.”

Itupula DASAR PEMIKIRAN Deng dengan TEGAS mempertahankan Diktatur

Proletariat dan dibawah pimpinan PKT! Itupula ketegasan sikap Deng dalam menindas

gerakan mahasiswa/BURUH yg sudah ditunggangi CIA dengan meledaknya Peristiwa Tian

An Men, 4 Juni 1989 yl! Barangkali TANPA KETEGAS sikap Deng ini, PKT juga runtuh

seperti PKUS, begitu yang dikehendaki Amerika!

Sementara sekian saja, ...

Salam,

ChanCT

From: Tatiana Lukman

Sent: Thursday, April 7, 2016 1:42 AM

Page 4: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

4

To: [email protected] ; [email protected] ; [email protected]

Cc: DISKUSI FORUM HLD ; Gol ; Daeng ; Lusi.D ; Roeslan ; Mitri ; Harry Singgih ; Farida Ishaja ; Rachmat Hadi-Soetjipto ;

Ajeg ; ASAHAN ; Mang Broto ; Sandalista 1789 ; Kristian Ginting ; Chan CT ; Lingkar Sitompul ; Jonathan Goeij ;

[email protected]

Subject: Re: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Utang Indonesia ke China Semakin Melejit, Per Januari Sudah Naik 59 Persen

Anda nih memang amat sangat angkuh sekali. Mengapa? Tanpa mempelajari, dengan

seksama dan rendah hati, sejarah pembangunan Sosialisme Di Soviet Uni pada jaman

Lenin dan Stalin, dan di Tiongkok di bawah pimpinan Mao, berani bilang belum ada contoh

dan belum ada Negara yang BERHASIL mewujudkan SOSIALISME.

Lalu sistim dan ideologi apa yang telah memungkinkan Tiongkok membantu perjuangan

rakyat Korea untuk mengusir imperialisme AS serta begundalnya Korea Selatan? Sistim apa

yang memungkinkan rakyat Vietnam Utara membantu dan mengusir imperialisme AS dari

Vietnam selatan? Sistim apa yang memungkinkan Soviet dibawah Stalin mengalahkan

Fasisme Jerman??? Dapatkah anda bayangkan negeri dengan sistim seperti di negeri kita

yang sudah “merdeka” selama 70 tahun akan mampu mengalahkan agresi Imperialisme dan

fasisme seperti Tiongkoknya Mao Tse tung dan Sovietnya Stalin?

Tahu nggak pandangan anda yang sama sekali tidak mengakui perjuangan dan

pengorbanan rakyat Tiongkok dan Soviet dalam usaha dan keberhasilan membangun

Sosialisme sudah menempatkan anda di posisi orang-orang Kanan reaksioner dan

Trotskys????Mengapa?

Tahukah anda orang-orang penganut Trotkyisme tidak pernah mengakui Mao sebagai

seorang Marxis-Leninis, karena Mao berasal dari kaum tani. Mereka menganggap Mao

sebagai pemimpin borjuis kecil. Mereka juga TIDAK MENGAKUI pembangunan di Tkk di

bawah pimpinan Mao sebagai PEMBANGUNAN SOSIALISME. Saya pernah langsung

berdebat dengan pengikut Trotsky dari Australia tentang hal ini.

Trotsky sendiri tidak pernah menganggap bahwa pembangunan Sosialisme di Soviet Uni

adalah mungkin, tanpa bantuan dan meletusnya revolusi proletar di negeri-negeri Eropa

Barat yang perkembangan kapitalisnya lebih maju dari pada Rusia. Maka itu kaum Trotskys

selalu menuduh Stalin mengkhianati revolusi dunia karena meneruskan pembangunan

sosialisme di Soviet Uni. Mereka tidak pernah mengakui bahwa keberhasilan Soviet

mengatasi kelaparan (ingat, setelah kelaparan dan kehancuran serta krisis ekonomi sebagai

akibat dari perang melawan agresi koalisi kekuatan imperialis dan perlawanan kaum

reaksioner dalam negeri dengan Tentara Putihnya, 1918-21), Soviet TIDAK PERNAH LAGI

mengalami kelaparan, sampai datangnya agresi Jerman fasis!!!).

Trotsky dan para pengikutnya , selalu mengatakan bahwa yang dibangun Stalin itu BUKAN

Page 5: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

5

SOSIALISME melainkan DEFORMED WORKERS STATE. (Negara Buruh yang Cacad)

Anda menganggap di dunia belum ada negeri yang berhasil membangun SOSIALISME, lalu

Negara apa yang ada di Soviet pimpinan Stalin? Anda SAMA dengan orang-orang Trotsky

dalam hal tidak menganggap Soviet jaman Stalin itu SOSIALIS. Jadi Negara apa?

Sudah tentu anda tidak mampu mengerti atau membayangkan atau menghargai bahwa

kemampuan Soviet Uni membangun industry berat yang memungkinkannya membuat tank,

kapal terbang dan semua yang diperlukan di front depan adalah hasil luar biasa dari

pembangunan SISTIM SOSIALIS!!! Atau barangkali menurut anda itu TSARISME atau

KAPITALISME??? Kalau anda tidak setuju bahwa apa yang dibangun oleh rakyat Soviet di

bawah pimpinan Stalin itu adalah SOSIALISME, lalu sistim apa yang mereka bangun itu?

Jelaskan dengan argumentasi dan fakta jangan cuma keluarkan judgement tapi tanpa

argumentasi.

Dubes AS dari 1936-38, J.E. Davies, ketika itu mampu mengakui keberhasilan ini langsung

di hadapan Stalin:” I then went on to say that I had personally inspected typical plants of

practically all of the heavy industries of the Soviet Union, as well as the great hydraulic

developments of the country; that these extraordinary achievements, which had been

conceived and projected in the short period of ten years, had commanded my great

admiration; (Mission to Moscow)

Tak terkilaskah pada anda pertanyaan mengapa Indonesia, atau India, atau South

Africa atau Brazil sampai sekarang tidak dapat menjadi superpower seperti Soviet

pada jaman Stalin dan menghapuskan sepenuhnya masalah kemiskinan dan

kelaparan??? Mampukah negeri-negeri itu dengan pemerintahannya yang anti-rakyat

menang seandainya diserang langsung oleh AS atau fasisme Jerman seperti

menangnya rakyat Soviet pimpinan Stalin? Apa perbedaan antara sistim ekonomi,

politik dan sosial antara Soviet Unie dan keempat negeri itu?

Dan jangan lupa fakta sejarah dunia, agresi imperialis AS dan fasisme hanya dapat

dikalahkan oleh rakyat yang dipimpin oleh Partai Komunis yang berusaha

membangun Sosialisme !!!!! Korea Utara, Tiongkok Vietnam dan Kuba!!! Mengapa

rakyat negeri-negeri lain yang diagresi oleh Imperailisme, tapi dipimpin partai-partai

borjuis tidak berhasil mengalahkan Imperialisme?

Tahukah anda bahkah Winston Churchill, PM Inggris yang sangat anti-komunis toh

mengakui kebesaran dan keberhasilan pembangunan Sosialisme dengan kata-kata:

“Stalin received Russia with a wooden plough and left it with the atomic bomb”.

Apakah anda kira main-main saja Churchill mengeluarkan kata-kata itu?

Dukungan anda kepada Deng xiao ping berarti anda mendukung RESTORASI

KAPITALIS. Restorasi kapitalis yang juga dilakukan oleh Khrushchov di Soviet Uni.

Page 6: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

6

Tapi Khruschov bukan pemimpin PKUS pertama yang punya ide merestorasi

Kapitalisme. Untuk dapat merestorasi kapitalisme diperlukan proses penghujatan dan

penghitaman terhadap Stalin melalui KEBOHONGAN dan

PEMALSUAN sejarah Soviet jaman Stalin.

(Baca bukunya Grover Furr: Khrushev Lied)

Pengadilan Moskow 1936, 37, 38 telah membongkar komplotan grup

Kamenev-Zinoviev, komplotan Kanan Bukharin, Rykov dan Tomsky dan komplotan

pendukung Trotsky serta komplotan militer Tukhachevsky , Putna dkk yang

anti-Partai dengan tujuan membunuh Stalin dan menggulingkan Pemerintah Soviet

dan MERESTORASI KAPITALISME. Dan ini direncanakan melalui kolaborasi dengan

fasisme Jerman dan Jepang.

Simak interogasi Jaksa Vyshinsky terhadap tertuduh Bukharin.

VYSHINSKY: What aims were pursued by this counterrevolutionary organization?

Bukharin: This counter-revolutionary organization, to formulate it briefly...

VYSHINSKY: Yes, briefly for the present.

Bukharin: The principal aim it pursued although, so to speak, it did not fully realize it, and

did not dot all the "i's" - was essentially the aim of restoring capitalist relations in the

U.S.S.R.

Jadi kaum “kanan” , orang-orang Trotskys, grup Kamenev-Zinoviev dan beberapa perwira

tinggi militer di bawah pimpinan Tukhachevsky , banyak di antara mereka yang anggota CC

bahkan Polibiro di dalam Partai Bolshevik, berkomplot dengan kekuatan fasis Jerman dan

Jepang untuk membunuh Stalin dan menggulingkan pemerintah Soviet dengan tujuan

MERESTORASI HUBUNGAN KAPITALIS di Soviet Uni .

Apakah arti dari “restoring capitalis relations”? Hubungan apa yang ingin mereka bongkar

dan dikembalikan ke hubungan (tentu maksudnya hubungan produksi) kapitalis?

Mungkinkah yang ingin mereka bongkar adalah hubungan yang ada dalam Tsarisme? Atau

hubungan feudal? Satu-satunya jawaban yang mungkin adalah “hubungan produksi

SOSIALIS”!!!!!!

Seandainya hubungan produksi SOSIALIS belum terbangun ketika itu, tentunya tidak

masuk akal kaum Kanan, dan kaum Trotskys ingin “merestorasi hubungan kapitalis”,

bukan??? Kalau hubungan yang ada ketika itu MASIH hubungan kapitalis, tidak ada alasan

bagi mereka untuk berkomplot guna “merestorasi hub. kapitalis”, bukan?

Simak pengakuan dari Kamenev:"Thus," says Kamenev in conclusion, "we served fascism,

thus we organized counter-revolution against socialism, prepared, paved the way for the

interventionists. Such was the path we took, and such was the pit contemptible treachery

and all that is loathsome into which we have fallen.”

Kamenev mengaku telah mengorganisasi kontrarevolusi menentang Sosialisme. Kalau

Page 7: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

7

belum terwujud SOSIALISME ketika itu, mengapa Kamenev perlu mengorganisasi

kontrarevolusi untuk menentang SOSIALISME?????

Lenin dalam tulisannya “On Co-operation”, menulis :”Indeed, the power of the state over all

large-scale means of production, political power in the hands of the proletariat, the alliance

of this proletariat with the many millions of small and very small peasants, the assured

proletarian leadership of the peasantry, etc. -- is this not all that is necessary to build a

complete socialist society out of co-operatives, out of co-operatives alone, which we

formerly ridiculed as huckstering and which from a certain aspect we have the right to treat

as such now, under NEP? Is this not all that is necessary to build a complete socialist society?

It is still not the building of socialist society, but it is all that is necessary and sufficient for it.

Stalin mengaku dirinya sebagai murid Lenin dan apa yang ia kerjakan hanyalah

melaksanakan kebijakan, plan yang sudah dirancang oleh Lenin. Bagi Lenin, syarat untuk

membangun masyarakat Sosialis pada tahun 1923 sudah ada. Yaitu, alat produksi berskala

besar ada di tangan Negara, kekuasaan politik ada ditangan kaum proletariat, aliansi kaum

proletariat dengan jutaan tani kecil dan sangat kecil dan kepemimpinan kaum proletariat

atas kaum tani. Apakah ini bukan yang diperlukan untuk membangun Sosialisme? Masih

belum masuk dalam pembangunan masyarakat sosialis, tapi semua itulah yang diperlukan

dan sudah cukup.

Garis panduan sudah diletakkan oleh Lenin, dan Stalin yang memimpin pelaksanaan dari

garis bimbingan itu.

Anda harus menciptakan “teori baru” untuk menyanggah fakta dan kenyataan dalam sejarah

Soviet ini dan untuk mendukung tesis anda bahwa di dunia ini belum ada negeri yang

berhasil membangun Sosialisme.

Kehancuran Soviet Uni SAMA SEKALI BUKAN BUKTI bahwa SOSIALISME tidak pernah

ada di Soviet Uni. Karena anda sendiri sudah

MEMEROSOTKAN DIRI MENJADI REVISIONIS, maka menjadi sulit bagi anda untuk

mengakui bahwa RESTORASI KAPITALIS telah terjadi di Soviet Uni sejak klik revisionis

Khrushchov berkuasa. Untuk itu diperlukan pada Kongres ke XX PKUS , 1956, menghujat

dan menghitamkan Stalin yang telah memimpin seluruh keberhasilan pembangunan

Sosialisme.

Kegagalan komplotan besar pimpinan Bukharin, Zinoviev, Kamenev, Trotsky dan

Tukhachevsky tahun 30-an untuk merestorasi kapitalisme tidak membuat Khrushchov dan

klik revisionisnya mundur dari tujuan membongkar Sosialisme. Stalin meninggal,

kawan-kawan dekatnya (Molotov, Malenkov dan Kaganovich) dipecat, mayoritas revisionis

menguasai Partai dan berjalanlah proses restorasi kapitalis.

Anda tentunya tahu tentang polemik antara PKT dan PKUS dan perjuangan orang-orang

Marxis-Leninis menentang Revisionisme modern pimpinan PKUS dan Khrushchov???

Page 8: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

8

Jadi yang runtuh dan lenyap di Soviet Unie bukan Sosialisme, tapi Kapitalisme birokrat

dengan PKUS yang sudah lama menjadi revisionis!!!!

Kalau anda masih revolusioner dan anti-remo seperti dulu yang saya kenal, pasti dengan

mudah anda akan mengenali remo Tkk yang setali tiga uang dengan remo Soviet.

Salah satu ciri Remo Soviet pimpinan Khrushchov adalah tidak mengakui adanya kelas dan

perjuangan kelas dalam Sosialisme, bukan? (Suar Suroso tahu betul ciri-ciri Remo Soviet,

tapi buta terhadap remo Tkk)

Amati sendiri apa yang dikatakan Deng dalam pidatonya di depan sidang CCPKT tahun

80-an:”.......: dia bermimpi di Tiongkok ada klas borjuis. Tidak bisa! Pada tahun 1949 kita

sudah membasmi klas borjuis dan melakukan pembangunan Sosialisme, bagaimana bisa

ada klas borjuis? Mengatakan bahwa perjuangan klas masih belum selesai? Itulah fikiran

Revolusi Kebudayaan”.

Dari kata-kata Deng ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, Deng menganggap perjuangan kelas sudah selesai. Artinya Deng sama dengan

Krushchov, bukan? Sama-sama revisionis, bukan?! Yang menganggap perjuangan kelas

belum selesai adalah Mao. Makanya Deng bilang “Itulah fikiran Revolusi Kebudayaan”

(karena Revolusi Kebudayaan dipimpin Mao).

Kedua, Deng menganggap kelas borjuis sudah dibasmi tahun 1949 dan melakukan

pembangunan Sosialisme. (Logis kan! Karena dia anggap tidak ada lagi kelas borjuis, maka

tidak ada lagi perjuangan kelas!). Namun Deng mengakui adanya pembangunan Sosialisme

di Tkk. Artinya Anda menentang guru anda sendiri dengan mengatakan belum ada negeri

yang berhasil membangun Sosialisme.

Pendapat Mao tentang kelas borjuasi sebagai berikut.

Pada bulan Juni 1950, setelah kemenangan Revolusi Demokrasi Baru, Mao

mengkarakterisasi situasi sebagai berikut:” Pada akhirnya kaum borjuasi nasional tidak

akan ada lagi, tetapi pada tahap saat ini kita harus mengumpulkan mereka di sekitar kita

dan tidak mendorong mereka keluar. Di satu pihak, kita harus berjuang menentang mereka,

di lain pihak kita harus bersatu dengan mereka.” (”Jangan memukul ke semua arah” PT

MTT V).

Ini jelas bertentangan dengan pendapat Deng yang menganggap kelas borjuis sudah

dibasmi tahun 1949.

Dua tahun kemudian, situasi sudah begitu berubah sehingga Mao menggaris

bawahi: ”Kontradiksi antara klas pekerja dan klas borjuasi adalah kontradiksi pokok di

Tiongkok” (Ibid, 77).

Lebih lanjut, dalam karyanya, “Tentang Menyelesaikan Secara Tepat Kontradiksi di

Kalangan Rakyat” yang ditulis tahun 1957, Mao berpendapat sebagai berikut: “..Masih ada

Page 9: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

9

sisa-sisa dari tuan tanah dan klas komprador yang sudah digulingkan, masih ada borjuasi

dan pengubahan terhadap borjuis kecil baru saja dimulai. Perjuangan klas antara proletariat

dan borjuasi, perjuangan klas antara berbagai kekuatan politik dan perjuangan klas antara

proletariat dan borjuasi di bidang ideologi akan makan waktu panjang, berliku-liku dan

kadang-kadang bahkan sangat tajam. Kaum proletariat berusaha merubah dunia menurut

pandangan dunianya sendiri dan begitu juga kaum borjuasi. Dalam hal ini, masalah siapa

yang akan menang, sosialisme atau kapitalisme masih belum sungguh-sungguh

dipecahkan”.

Ciri lain dari Remo Soviet adalah koexistensi damai dengan Imperialisme . (Jangan

disamakan dengan koeksistensi damai Lenin yang sepenuhnya tanpa mengorbankan

perjuangan kaum proletar sedunia! Suar Suroso pernah menggunakan Lenin untuk

membela politik luar negeri Tkk revisionis). Sekaligus ini berarti hilangnya solidaritas

internasional. Lihat sendiri dalam praktek politik luar negeri PKT dan RRT sekarang?

Adakah ia mendorong perjuangan melawan Imperialisme? Adakah solidaritas dengan

perjuangan rakyat di negeri-negeri yang terus bergolak dengan perlawanan rakyat melawan

Imperialisme dan neo-kolonialisme.

Suar Suroso dulu diusir oleh kaum revisionis Soviet. Diterima dengan kedua tangan terbuka

oleh PKT dan RRT yang masih dipimpin Mao. Kemudian, orang-orang PKI yang tidak

mau menuruti kehendak PKT revisionis juga diusir dari Tkk. Buktinya, pengakuan Sidik

Kertapati. Boleh tinggal di Tkk dengan syarat tidak lagi melakukan kegiatan politik. Semua

ini dilakukan Deng untuk membuka kembali hubungan dengan Indonesia Suharto!

Dalam kasus Filipina, diakui sendiri oleh Direktur Umum Depar-temen Urusan Asia Selatan

dan Asia Tenggara dari Komite Sentral PKT, Shen Beili, bahwa hubungan dengan Partai

Komunis Filipina putus pada tahun 80’an. Dengan gamblang ia mengemukakan bahwa

selama organisasi itu dilarang atau dianggap ilegal di negeri itu, maka PKT tidak akan

mempunyai hubungan dengan Partai tersebut.

Dengan siapa PKT punya hubungan kepartaian sekarang? Dengan Golkar, dengan PDI-P.

Ya, logis kan, sama sekali tidak aneh! Seandainya Mao masih hidup dan memimpin PKT,

maukan PKT mengorbankan orang-orang PKI demi hubungan dengan Suharto???

Mengorbankan semua Partai yang dengan sungguh-sungguh sedang berjuang bersama

rakyatnya?

Ciri lain dari Remo Soviet adalah Partai seluruh rakyat.

Tahukah anda bahwa pada Kongres PKT ke XVI Piagam Partai diubah dan mengijinkan

kaum kapitalis tanpa meninggalkan praktek penghisapan masuk menjadi anggota Partai.

Dilempar kemana tuh watak pelopor Partai Komunis sebagai detasemen termaju dari kelas

buruh?? Bukankah dengan demikian PKT juga sudah berubah menjadi Partai “seluruh

rakyat”?

Page 10: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

10

Saya sudah perlihatkan beberapa persamaan ciri antara kaum remo Soviet dan kaum remo

Tkk, antara Deng dengan Khrushchov. Soalnya, ya itu tadi, karena anda sendiri dan juga

Suar Suroso sudah jadi revisionis, tidak mungkin lagi kalian bisa atau mau mengakui bahwa

dalam kenyataannya MEMANG ADA PERSAMAAN antara Revisionisme Modern di Soviet

dan di Tkk. Sudah tentu ada juga perbedaannya. Tapi persamaan yang begitu menyolok

seharusnya dapat dengan mudah membuat orang melihat bahwa yang terjadi di Tkk adalah

juga RESTORASI KAPITALISME.

Dan untuk itu, juga dilakukan pembongkaran struktur ekonomi sosialis yang sudah dibangun

oleh Mao. Misalnya, dibubarkannya Komune Rakyat dan kehidupan kolektif di pedesaan.

Undang-undang ketenaga kerjaan juga diubah: hilang status kerja tetap, hilang hak mogok,

hilang sistim kerja 8 jam, hilang pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis untuk seluruh

rakyat.

Saya pernah tanya dan minta anda supaya menunjukkan perbedaan kondisi kerja buruh Tkk

dan buruh Indonesia, perbedaan dalam kesewenang-wenangan majikan terhadap mereka.

Karena kalau anda mampu memperlihatkan perbedaannya, maka akan ada alasan untuk

mengatakan bahwa masyarakat di Tkk memang berbeda dan lebih baik dari pada

masyarakat di Indonesia. Tapi, sampai sekrang anda tidak mampu memp;erlihatkan

perbedaannya. Buruh Tkk dan buruh Indoensia sama-sama dihisap dengan upah

kadang-kadang ditangguhkan atau tidak dibayar sama sekali, sama-sama kerja lebih dari 8

jam sehari dan 7 hari seminggu, sama-sama menerima perlakuan tak berkemanusiaan dari

majikan dan juga dari aparat Negara. Penyakit social yang diderita masyarakat Indonesia

juga terdapat semuanya di Tkk. Lalu di mana bedanya sehingga Tkk patut menyandang

nama mentereng “Sosialisme dengan ciri Tkk”?

Melihat tingkah Jokowi yang berguru pada Tkk dalam soal menggantungkan perkembangan

dan pembangunan kepada modal asing, sebentar lagi, Indonesia juga akan “pantas”

menyandang nama “Sosialisme dengan ciri Indonesia”!

Saya bukan ahli teori atau peneliti, simaklah pendapat profesor Wertheim tentang

masyarakat apa yang dikembangkan oleh reform-reformnya Deng:”Pada awal tahun 80-an,

menjadi cukup jelas bagi saya bahwa politik yang dijalankan oleh Partai Komunis Tiongkok,

walaupun masih mempertahankan nama dan pura-pura mendukung ’Fikiran Mao Zedong’,

sudah sama sekali meninggalkan apa yang saya namakan model per-kembangan Mao.

Pukulan terakhir terhadap politik Mao adalah dibongkarnya komune rakyat dan

menggantikan ’garis massa’ Mao dengan komitment sepenuhnya kepada tindakan hukum

sebagai cara untuk menjamin kesepakatan rakyat dengan tujuan yang ingin dicapai

pimpinan partai. Pernyataan Deng Xiaoping bahwa ’memperkaya diri sendiri adalah sesuatu

yang harus dipuji’ berarti, dalam praktek sebenarnya, kapitalisme diundang masuk

melalui pintu depan”. (Wim F. Wertheim:” Lasting Significance of Mao- Model For Third

World Countries”)

Page 11: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

11

On Tuesday, April 5, 2016 9:58 AM, "'Chan CT' [email protected] [temu_eropa]"

<[email protected]> wrote:

Iyaa, ... masalah pokoknya adalah sudut pandang yang berbeda. Apalagi masalah jalan

SOSIALISME itu belum ada contoh dan ada negara yang BERHASIL mewujudkan dalam

kenyataan. Bahkan Sovyet dan RRT dimasa Mao itu juga belum mencapai negara

sosialisme sesungguhnya, baru langkah pertama dari perjalanan jauh menuju sosialisme

juga. Sovyet sudah roboh, diikuti negara-negara sosialis Eropah timur, RRT mencoba

mengoreksi kesalahan yl. dan menentukan sendiri jalan yang dianggapnya bisa

meneruskan cita-citanya mewujudkan sosialisme didunia ini. Jadi, yang mereka namakan

Sosialisme bercici khas Tiongkok itu juga baru langkah pertama dari perjalanan jauh

menuju SOISALISME!

Lalu, kalau sekarang sudah berani menuduh Tiongkok sudah berubah menjadi

KAPITALISME itukan hanya berdasarkan dalil-dalil klasik 200-an tahun yl, dan

dipraktekkan di Rusia oleh Lenin dan roboh dengan dengan sendirinya setelah 70-an

tahun. Jadi, jelas ada salahnya, ada kesalahan serius yang perlu diperbaiki, dikoreksi

untuk maju terus lebih baik. Dan, Deng berani mengambil jalan tengah, memadukan

keunggulan kapitalisme dengan keunggulan sosialisme. Nah, berhasil atau tidak PKT terus

membawa 1,4 milyar rakyat Tiongkok mewujudkan masyarakat adil dan makmur didunia

ini, yaa hanya bisa kita lihat bagaimana kelanjutannya nya saja. Bukankah teori-teori itu

dibuktikan kebenarannya melalui praktek! Yaa, kita lihat saja bersama-sama bagaimana

kemajuan pembangunan RRT, sekalipun melambat tapi kan TETAP jauh lebih baik

ketimbang banyak negara didunia ini, ... padahal sudah lama, sejak krismon 1998, 2008

melanda, ekonom-ekonom kondang didunia meramalkan ekonomi RRT segera akan ambruk,

ternyata sampai sekarang juga tidak ambruk! Bahkan masih saja berjaya, lebih agresif

untuk investasi modal keluar, ... produksi baja, batu-bara yang harus diperlambat

memaksa mempensiunkan dini jutaan buruh nya, ... Tapi, upah BURUH malah dinyatakan

meningkat dan tetap menargetkan dalam 5 tahun kedepan ini, tahun 2020 nanti RRT akan

menyelesaikan sisa 70 juta rakyat yang masih berada dalam kategori miskin.

Sekarang kalau hanya melihat gejala yang dijalankan Deng di Tiongkok dengan Remo

Sovyet itu, lha jelas Deng ketika itu adalah ketua Grup yang melahirkan 9 Komentar pada

PKUS itu, masak iya dia tidak mengerti dimana kesalahan remo yang dia serang itu, dan

sekarang mau jalankan remo yang dikutuknya dahulu??? Karena Tatiana tidak berhasil

melihat hakekat perbedaan yang masih ada. Apa itu? Yaitu, TETAP menempuh jalan

sosialisme, dengan tetap dipertahankannya kepemimpinan PKT, DIKTATUR

PROLETARIAT dan dengan ideologi pembimbingnya ML-FMTT juga tidak berubah! 4

Page 12: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

12

prinsip yang masih dipegang teguh ini yang membedakan PKT dengan Sovyet remo dulu

dan tentunya juga berbeda dengan golongan Sosial Demokrat.

Karena RRT mengambil sebagian dari sistem kapitalisme yang dianggap unggul tapi juga

tetap pertahankan keunggulan sistem sosialisme semula, jadi ekonom-ekonom kondang

didunia dalam melihat gerak ekonomi di Tiongkok, yang menurut hukum sistem

kapitalisme dengan gejala-gejala begitu bisa ambruk, ternyata tidak sepenuhnya berlaku

di Tiongkok. Begitu juga dengan dikembangkannya DEMOKRASI dalam partai, bahkan

kapitalis elemen maju juga bisa jadi anggota PKT, tetap saja tidak merubah PKT menjadi

partai seluruh rakyat atau sudah berubah jadi Sosial-Demokrat yang melepaskan

Diktatur Proletariat itu.

Sederhana saja kok, untuk MEMBUKTIKAN kebenaran teori “Reformasi dan

Keterbukaan” Deng ini, ya harus dilihat dalam PRAKTEK, ... selama masih terjadi

kemajuan dan perkembangan membaik, saya yakin masih bisa dikatakan BENAR! Kalau

dalam peroses ada kesalahan-kesalahan, nanti kan mereka betulkan dan koreksi sambil

jalan, ... biarkan saja mereka jalankan. Bukankah setiap negara dan setiap bangsa didunia

ini BERHAK menentukan sendiri jalan yang ditempuh dan dipilihnya! Tidak perlu dimarahi,

dimaki, dikutuk, ... sekalipun kita tidak sependapat. Lha, mau dimaki, dikutuk, ... juga

mereka tetap saja jalan, kok. Siapa peduli dengan teriakan suara sumbang orang-orang

diluar yang jelas tidak tahu bagaimana sesungguhnya yang terjadi di Tiongkok, dan, ...

sama sekali tidak berhak menentukan garis politik PKT!

Salam,

ChanCT

From: mailto:[email protected]

Sent: Monday, April 4, 2016 11:21 PM

To: [email protected]

Subject: RE: [GELORA45] Utang Indonesia ke China Semakin Melejit, Per Januari Sudah Naik 59 Persen

Diskusinya sudah bagus. Hanya tidak perlu emosi. Ini diskusi yang bagus. Pokok

permasalahannya terletak di sudut pandangnya. Bung berpenpandangan tengah dan

Tatiana lebih kekiri. Itu jelas dan bukan bunglon.

Kalau ajeg dan jonathan itu bunglon. Yang begini ini yang repot.

Page 13: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

13

Saya respek kedua pendapat bung dan Tatiana.

Pendapatnya tidak akan ketemu karena dasarnya memang sudah berbeda: perbedaan

ideology.

Yang bisa dibicarakan itu adalah diluar perbedaan ideology itu. Misalnya kalau mau bicara

ttg ekonomi. Gimana perbedaan ekonomi kedua ideology itu akan membawa masyarakat

sejahtera ini perlu didiskusikan. Setiap negara itu berbeda2. RI diawal kemerdekaannya

oleh bung Karno ditempuh jalan sosialisme. Bentuk sosialisme nya yg terpilih adalah

demokrasi terpimpin, nasakom, dekon dll.

Ide2 bung Karno itu menunjukkan bahwa dia tidak memilih jalan komunisme walaupun dia

dekat dengan PKI. Dia memasukkan unsur komunisme karena melihat realitas politik saat

itu dimana PKI itu adalah salah satu komponen bangsa. Kita akan sadar dengan NASAKOM

nya sebagai pemersatu komponen bangsa dan ini masih menjadi realitas bangsa RI

sekarang ini.

Jadi persoalan radikalisme kiri maupun radikalisme kanan itu akan selalu ada dan realitas ini

perlu dibicarakan bersama sebagai bangsa. Jangan dibunuh ide2 ini tetapi digunakan

sebagai kekuatan karena begitulah realitas bangsa Indonesia.

Ada 2 hal yang saya lihat kelemahan sosialisme: produktifitas dan demokrasi. Produktifitas

itu susah dicapai dari pemerintah yang sentral dimana birokrasi menjadi besar. Ini masalah

manusianya bukan masalah system. Sebagus apapun planned economy nya ketika

berhadapan dengan top power yang memegang kekuasaan akan susah berjalan dengan

baik karena manusia pemegang kekuasaan itu rentan akan korupsi, kolusi dan

kepentingan2 pribadi, golongan dll. Disinilah letak permasalahannya kenapa central

government itu tidak bisa berjalan walaupun di negara demokratis pun.

Kalau kita lihat riset2 ilmu social dan sejarah, memang konklusi yg mengecewakan adalah

planned government = non market planning itu tidak bisa jalan walaupun dimasyarakat yang

demokratis sekalipun. Jadi kalangan progressive maupun egaliter harus menciptakan

planning yg menggunakan pasar. Inilah kritik bagi classical Marxism yg terjawabkan dalam

bentuk negara social democrat = social welfare states.

Saya berpendapat bahwa bung Karno itu luar biasa pintarnya. Dia sudah melihat rakyat

sosialisme seperti apa yang sesuai di RI. Marhaenisme itu adalah jawabannya bukan

komunisme.

Kalau kita mengikuti perubahan didunia ini abad 18 ada revolusi industry lalu 100 tahun

Page 14: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

14

kemudian ada mass production sbg hasilnya. Begitu juga sejak 1960an ada Arpanet sbg

pelopor internet sekarang ini dimana perlu berpuluh2 tahun untuk melihat hasilnya seperti

sekarang ini dengan media social, smart phone, online stores dll. Dari kedua perbandingan

ini apa yg kita bisa pelajari adalah: masyarakat beradaptasi.

Memang betul perbedaan kelas itu penting dalam menganalisa masalah social. Begitu juga

sangat penting dalam menganalisa masalah agama, ekonomi, kultur, Bahasa, keinginan

masyarakat itu sendiri.

Jaman Marx kelas proletariat menjadi focus kajiannya krn itulah realitas masyarakat saat itu

dimana eksploitasi labor sangat menyedihkan krn mass production hasil dari revolusi

industry.

Kalau kita pelajari teori proletariat itu selama 250 tahun kelompok proletar yang miskin ini

terciptakan. Dimulai dari sector pertanian dan tekstil ditambah dengan otomatisasi di pabrik2

membuat kaum proletariat bertambah banyak.

Jaman berubah. Ada public company dimana labor dan rakyat bisa menjadi pemilik

perusahaan. Ada non profit organization dimana fokusnya adalah mengembangkan

komunitas bukan mencari profit.

Dokter, pengacara, guru, dosen adalah labor dan tidak miskin lagi. Teori bisnis seperti

LBO/leveraged buy out, MBO/management buy out itu adalah bentuk bisnis dimana labor,

management bisa memiliki suatu perusahaan.. dst…dst…

Belum lama ini Walmart menaikkan minimum wage menjadi $9/jam ($1.7 lebih tinggi drpd

federal minimum) adalah bentuk strategi bisnis yang penting. Banyak orang berpikiran

Walmart akan rugi krn akan harus menanggung biaya gaji yang meroket. Ini pernah

dilakukan oleh Ford yg menaikkan 2 kali gaji labornya. Hasilnya adalah produktifitas

meningkat, employee turnover berkurang dan menaikkan jumlah consumer/pembeli.

Fenomena Walmart ini banyak dibicarakan oleh para labor economists yang kebanyakan

setuju dengan strategi Walmart ini. Gebrakan Walmart ini akan mengkatalisasi perusahaan2

dan sektor2 lain untuk mengadopsi kalau memang mau kompetitif dalam dunia usaha.

Perlu juga diingat bahwa labor di Walmart itu tidak unionized artinya pekerja di Walmart

bukan anggota serikat buruh. Ini hebatnya.

Dunia itu berubah.

Salam

Page 15: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

15

Nesare

From: [email protected] [mailto:[email protected]]

Sent: Saturday, April 2, 2016 8:30 PM

To: [email protected]; [email protected]

Subject: Re: [GELORA45] Utang Indonesia ke China Semakin Melejit, Per Januari Sudah Naik 59 Persen

Baguslah bung Nesare masih bersedia menanggapi, ... saya terkadang malas melayani

orang-orang ekstrim yang sudah menjurus RADIKALIS, yang sudah terbenam didalam

perjuangan klas begitu! Mana bisa minta dijawab iya atau tidak. Memang kenapa harus

menyangkal perjuangan klas adalah motor penggerak perkembangan masyarakat?

Padahal yang menjadi masalah lebih serius, bukan mengakui ada tidak perjuangan klas

dalam masyarkat sekarang, tapi bagaimana melihat dan dengan bijaksana menemukan

strategi-taktik perjuangan klas untuk mencapai masyarakat ADIL dan MAKMUR! Jadi

sekarang ini, tingkat perjuangan klas BURUH dinegara-negara didunia sekarang ini, yang

PASTI belum bisa menjadikan KAPITALIS musuh yang harus dibasmi! Klas kapitalis

tetap dikategorikan RAKYAT yang harus ditarik dalam satu FRONT untuk bersama-sama

mendorong maju perkembangan masyarakat lebih baik dan makmur, bukan secara

serampangan main hajar main babat yang dinamakan klas KAPITALIS itu!

Apa jadinya kalau sedikit-sedikit saja membiarkan dan mengembangkan hak-milik

perseorangan sudah dituduh “KAPITALIS”, sedikit saja membolehkan dan membiarkan

petani menjual hasil produksi tanaman sayuran dihalaman rumah dan jual telur ayam

peliharaannya sudah dituduh mengembangkan “PASAR BEBAS”, jalan kapitalis! Lalu, ....

tidak tanggung-tanggung dibombardir sebagai “markas komando Penempuh Jalan

KAPITALIS” yang harus dicabut sampai keakar-karnya! Menjadi lebih CELAKA, yang

terjadi bukan menekankan pada “PENDIDIKAN” atas “KESALAHAN GARIS/JALAN”

sebagaimana diserukan Ketua Mao, tapi Garda Merah, anak-anak muda yang beringas itu

seperti kemasukan SETAN main hajar/babat PRIBADI orangnya secara kejam dan

sangat TIDAK manusiawi lagi! Entah konkritnya berapa banyak kader-tinggi, anggota dan

RAKYAT tidak berdosa jadi KORBAN, termasuk mantan Presiden RRT Liu Shaochi,

Marshekal Peng Tehuai, .... KORBAN-KORBAN radikalis ekstrim-kiri yang TIDAK

seharusnya terjadi!

Menjadi lebih ironis, ternyata sementara tokoh-tokoh radikalis Garda Merah, termasuk

gadis yang menyandangkan “GARDA MERAH” dilengan Ketua Mao dihadapan jutaan rapat

akbar Garda Merah diatas Tian An Men tahun 1966, sekarang hidup ongkang-ongkang

di-Amerika, menjadi WNAmerika, negara dedengkot KAPITALIS! Bahkan ada yang

bilang ketua Garda Merah ketika itu, Kwai Ta-fu juga menjadi pengusaha, menjadi

Page 16: On Friday, April 8, 2016 6:27 AM, Chan CT

16

KAPITALIS! Itulah orang-orang yang begitu ekstrim-radikal menghajar, membabat apa

yang dinamakan KAPITALIS dimasa RBKP tahun 1966-1976, ... tanpa melihat keunggulan

sistem kapitalis yang sesungguhnya masih bisa diterima, digunakan untuk mendorong

maju perkembangan ekonomi dan masyarakat lebih baik dan cepat!

Salam,

ChanCT

From: mailto:[email protected]

Sent: Sunday, April 3, 2016 2:11 AM

To: [email protected]

Subject: RE: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Utang Indonesia ke China Semakin Melejit, Per Januari Sudah Naik 59 Persen

Saya tidak tahu apakah analisa kelas bisa dianalogikan ke analisa agama, analisa ras,

analisa suku dll.

Kalau boleh berarti kita bisa ambil kesimpulan:

Orang komunis akan focus ke perbedaan kelas.

Orang radikalis agama akan focus ke agama.

Orang rasis akan focus ke ras.

Dll.

Memang susah mengatur suatu negara dan bangsa.

Salam

Nesare