olahan buah durian

6
OPTIMALISASI OLAHAN BUAH DURIAN SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF DALAM USAHA AGROWISATA DURIAN F. Widhi Mahatmanti, Winarni Prodi Kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang E-Mail: [email protected] Abstract: Durian fruit is one of high taste fruit and has multipurpose. Beside the delicious taste, seed and skin of durian can be processed become high nutrient food. This community sevice activity was carried out at durian park agrotourism of 5 hectares belong to H. Djauhari in Sapen Kuripan, subdistrict Mijen, Semarang City, that operated by Mr. Udoyo. The purposes of this activity are to produce series of production processes and apply variation of fruit, skin, and seed products to increase productivity in order to increase entrepreneur’s income. Problem solving method was conducted by repairing the post-harvest technology system by design technology for fruit, seed, and skin conservation. Based on the analysis of vucer program activity result, it can be concluded that training of technology to produce some alternative product for post-harvest technology can increase the amount of durian agrotourism visitor, and can be used to attrack comsumers, in order to increase income of durian agrotourism. Abstrak: Buah durian merupakan buah dengan cita rasa tinggi dan multiguna, biji dan kulit buahnya pun dapat diolah menjadi makanan dengan kandungan gizi tinggi. Kegiatan ini dilakukan di agrowisata durian milik H. Djauhari di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang yang dikelola oleh Bapak Udoyo. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan serangkaian proses produksi dan menerapkan penganekaragaman produk olahan dari buah, kulit, serta biji durian dalam rangka peningkatan produktivitas sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusaha. Metode penanganan masalah dilakukan dengan memperbaiki sistem teknologi pasca panen buah dengan merancang teknologi pengawetan buah, biji dan kulitnya. Berdasarkan analisis hasil kegiatan program vucer yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian dapat mengoptimalisasi produk olahan buah durian sebagai produk alternatif dalam usaha agrowisata durian, meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke agrowisata durian, dan dapat digunakan sebagai usaha menarik konsumen, sehingga meningkatkan pendapatan agrowisatadurian. Kata kunci: olahan, buah durian; agrowisata PENDAHULUAN Agrowisata taman durian seluas 5 ha milik H. Djauhari di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang dikelola oleh Bapak Udoyo. Pada tahun 2008, tercatat ada 450 pohon durian dengan pohon produktif sebanyak 200 batang berbuah setiap musim, sedangkan 250 batang lainnya sedang belajar berbuah dan berbunga. Musim panen biasanya terjadi antara bulan NopemberDesember atau Januari. Pada tahun 20042005 dihasilkan hampir 3000 buah durian matang di pohon (madihon). Perkiraan musim panen durian pada tahun 2009 hampir semua pohon berbuah sehingga akan dihasilkan kurang lebih 7500 buah durian madihon. Bagian utama dari tanaman durian yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi adalah buahnya. Buah yang telah matang selain enak dikonsumsi dalam keadaan segar, juga dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam jenis makanan lain. Buah durian mengandung gizi cukup tinggi dan komposisinya lengkap. Menurut Bapak Udoyo, pengunjung pa- ling banyak di agrowisata durian adalah pada hari minggu dan hari libur, ratarata 30 buah mobil dan 50 buah sepeda motor. Pengunjung berasal dari berbagai kota. Di agrowisata durian, pengunjung dapat memetik sendiri buah durian yang akan dibelinya, belajar bercocok tanam durian, dan berkeliling kebun durian sambil menikmati udara segar di lingkungan kebun dengan sirkuit sepanjang 2 km. Namun, pada bulanbulan tertentu saat pohon tidak berbuah, pengunjung yang datang tidak banyak. Mereka hanya bisa menikmati pemandangan yang ada

Upload: gosang

Post on 12-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Artikel Ilmiah Hasil Olahan Biji Durian sebagai sumber bahan makanan Alternatif

TRANSCRIPT

  • OPTIMALISASI OLAHAN BUAH DURIAN SEBAGAI PRODUK

    ALTERNATIF DALAM USAHA AGROWISATA DURIAN

    F. Widhi Mahatmanti, Winarni

    Prodi Kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang

    E-Mail: [email protected]

    Abstract: Durian fruit is one of high taste fruit and has multipurpose. Beside the delicious taste,

    seed and skin of durian can be processed become high nutrient food. This community sevice

    activity was carried out at durian park agrotourism of 5 hectares belong to H. Djauhari in Sapen

    Kuripan, subdistrict Mijen, Semarang City, that operated by Mr. Udoyo. The purposes of this

    activity are to produce series of production processes and apply variation of fruit, skin, and seed

    products to increase productivity in order to increase entrepreneurs income. Problem solving method was conducted by repairing the post-harvest technology system by design technology for

    fruit, seed, and skin conservation. Based on the analysis of vucer program activity result, it can be

    concluded that training of technology to produce some alternative product for post-harvest

    technology can increase the amount of durian agrotourism visitor, and can be used to attrack

    comsumers, in order to increase income of durian agrotourism.

    Abstrak: Buah durian merupakan buah dengan cita rasa tinggi dan multiguna, biji dan kulit

    buahnya pun dapat diolah menjadi makanan dengan kandungan gizi tinggi. Kegiatan ini dilakukan

    di agrowisata durian milik H. Djauhari di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang yang

    dikelola oleh Bapak Udoyo. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan serangkaian proses

    produksi dan menerapkan penganekaragaman produk olahan dari buah, kulit, serta biji durian

    dalam rangka peningkatan produktivitas sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusaha.

    Metode penanganan masalah dilakukan dengan memperbaiki sistem teknologi pasca panen buah

    dengan merancang teknologi pengawetan buah, biji dan kulitnya. Berdasarkan analisis hasil

    kegiatan program vucer yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa pelatihan teknologi

    pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian dapat

    mengoptimalisasi produk olahan buah durian sebagai produk alternatif dalam usaha agrowisata

    durian, meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke agrowisata durian, dan dapat digunakan

    sebagai usaha menarik konsumen, sehingga meningkatkan pendapatan agrowisatadurian.

    Kata kunci: olahan, buah durian; agrowisata

    PENDAHULUAN

    Agrowisata taman durian seluas 5 ha

    milik H. Djauhari di Sapen Kuripan Kecamatan

    Mijen Kota Semarang dikelola oleh Bapak

    Udoyo. Pada tahun 2008, tercatat ada 450 pohon

    durian dengan pohon produktif sebanyak 200

    batang berbuah setiap musim, sedangkan 250

    batang lainnya sedang belajar berbuah dan

    berbunga. Musim panen biasanya terjadi antara

    bulan NopemberDesember atau Januari. Pada tahun 20042005 dihasilkan hampir 3000 buah durian matang di pohon (madihon). Perkiraan

    musim panen durian pada tahun 2009 hampir

    semua pohon berbuah sehingga akan dihasilkan

    kurang lebih 7500 buah durian madihon. Bagian

    utama dari tanaman durian yang mempunyai

    nilai ekonomi cukup tinggi adalah buahnya.

    Buah yang telah matang selain enak dikonsumsi

    dalam keadaan segar, juga dapat diolah lebih

    lanjut menjadi berbagai macam jenis makanan

    lain. Buah durian mengandung gizi cukup tinggi

    dan komposisinya lengkap.

    Menurut Bapak Udoyo, pengunjung pa-

    ling banyak di agrowisata durian adalah pada

    hari minggu dan hari libur, ratarata 30 buah mobil dan 50 buah sepeda motor. Pengunjung

    berasal dari berbagai kota. Di agrowisata durian,

    pengunjung dapat memetik sendiri buah durian

    yang akan dibelinya, belajar bercocok tanam

    durian, dan berkeliling kebun durian sambil

    menikmati udara segar di lingkungan kebun

    dengan sirkuit sepanjang 2 km. Namun, pada

    bulanbulan tertentu saat pohon tidak berbuah, pengunjung yang datang tidak banyak. Mereka

    hanya bisa menikmati pemandangan yang ada

  • sambil belajar bercocok tanam dan budidaya

    pohon durian dari pemandu tanpa bisa menik-

    mati buah durian segar, melainkan buah durian

    yang dibekukan (sisa panen bulan sebelumnya)

    dan buah durian yang sudah dibuat es. Keter-

    batasan pengetahuan yang dimiliki oleh peng-

    usaha, hanya memungkinkan membuat produk

    olahan yang cukup sederhana. Selama ini buah

    durian yang kualitasnya jelek, hanya dibuat produk es buah durian dan sirup durian. Sayang-

    nya sirup durian yang tersedia di agrowisata

    bukan produksi sendiri, sehingga harga sirup

    durian menjadi mahal. Selain itu, kulit buah

    durian dan biji yang ditinggalkan oleh pengun-

    jung sangat banyak karena mereka lebih senang

    menyantap buah durian di areal kebun tersebut

    sambil menikmati kesejukan dan kesegaran

    kebun. Tentu saja keberadaan kulit-kulit dan biji

    buah durian yang menumpuk akan menggangu

    kenyamanan para pengunjung.

    Kandungan daging buah durian merupa-

    kan 20-35% dari berat buah, sedangkan bijinya

    5-15%, sisanya berupa kulit 60-75%. Dari kete-

    rangan diatas dapat dihitung jumlah biji yang

    dihasilkan oleh agrowisata buah durian H. Dju-

    hari dalam 1 periode panen. Jumlah buah durian

    yang dihasilkan pada musim panen tahun 2007-

    2008 ini sebanyak 6000 buah, dengan asumsi 1

    buah durian menghasilkan rata-rata 15 biji maka

    dapat dihitung jumlah biji yang dihasilkan

    sebanyak 15 x 6000 = 90.000 biji buah durian.

    Jumlah kulit yang dihasilkan 6000 x 5 kamar sehingga dihasilkan 30.000 kulit buah durian.

    Kulit buah maupun bijinya yang selama ini

    menjadi limbah atau sampah perlu dipikirkan

    suatu usaha untuk peningkatan pemanfaatannya.

    Hasil penelitian Hatta (2007) menun-

    jukkan bahwa kulit durian secara proposional

    mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-

    60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandung-

    an pati yang rendah (5%) sehingga dapat diindi-

    kasikan bahan tersebut bisa digunakan sabagai

    campuran bahan baku pangan olahan serta

    produk lainnya yang dimampatkan. Selain itu,

    limbah kulit durian mengandung sel serabut

    dengan dimensi yang panjang serta dinding

    serabut yang cukup tebal sehingga akan mampu

    berikatan dengan baik apabila diberi bahan

    perekat sintesis atau bahan perekat mineral.

    Apabila dihubungkan dengan kebiasaan orang

    jaman dulu, kulit durian dimanfaatkan untuk

    bahan bakar pengusir nyamuk atau bahan bakar

    untuk memasak. Hal tersebut terbukti berdasar-

    kan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

    nilai kalor kulit durian yang diperoleh angka

    sebesar 3786,95 kal/gram dengan kadar abu

    rendah yaitu 4%. Hasil tersebut dibandingkan

    dengan nilai kalor arang dari kayu alaban yaitu

    sebesar 5422,74 kal/gram maka nilai ini tidak

    terlalu jauh berbeda.Untuk produk briket arang,

    kedua bahan ini dapat dikombinasikan sehingga

    diharapkan nilai kalornya menjadi meningkat.

    Pengujian sifat mekanik menunjukkan bahwa

    nilai keteguhan lengkung (Modulus of Elastisi-

    ty) produk papan partikel dari limbah kulit

    durian yang menggunakan perekat mineral

    (semen) adalah sebesar 360 kg/cm2 dengan nilai

    keteguhan patah (Modulus of Rupture) sebesar

    543 kg/cm2. Apabila dilihat dari besarnya angka

    tersebut dan dibandingkan dengan nilai keteguh-

    an lengkung dan nilai keteguhan kayu pejal/utuh

    maka produk papan partikel dari bahan baku

    kulit durian ini termasuk klasifikasi kelas kuat

    III cocok digunakan sebagai bahan konstruksi di

    bawah atap dengan beban ringan sampai sedang.

    Kandungan nutrisi 100 gram biji durian dalam

    bentuk pati (tepung pada biji durian) yang

    berwarna putih kecoklatan meliputi nilai derajat

    putih sebesar 71,23%, susut pengeringan dan

    sisa pijarnya masing-masing sebesar 12,05%

    dan 4,41%. Suspensi pati biji durian mempunyai

    pH 4,96. Kadar amilosa dari pati biji durian

    sebesar 26,607%. Densitas bulk dan densitas

    mampatnya masing-masing 0,3704 g/cm3 dan

    0,513 g/cm3 (Jufri, dkk., 2006). Dari hasil pene-

    litian tersebut dapat dilihat bahwa biji durian

    bisa bernilai ekonomis tinggi karena kandungan

    kandungan gizi dan nilai nutrisinya cukup

    banyak.

    Berdasarkan keadaan di atas, maka Indus-

    tri kecil mitra dapat dikatakan produktivitasnya

    rendah (terutama saat tidak musim panen),

    menambah jumlah sampah, tidak menjaga ling-

    kungan, menambah pengangguran tidak kentara

    (pekerja tidak dapat mengerjakan pekerjaan

    apapun). Semua hal yang terjadi pada agrowi-

    sata tersebut menyebabkan pengusaha mempu-

    nyai keuntungan yang kecil. Menurut analisis

    tim bersama-sama dengan pengusaha, maka

    dengan adanya beberapa masalah yang dihadapi

    oleh industri kecil mitra tersebut, maka tim

    mencoba untuk mengatasi masalah tersebut

    berdasarkan apa yang disampaikan oleh bebera-

    pa peneliti yang ada. Dengan merujuk pada

    beberapa pendapat di atas, maka masalah yang

    akan diatasi sesuai persetujuan mitra adalah

    dengan memberikan penerapan teknologi bebe-

    rapa produk olahan buah durian dengan mem-

  • perbaiki proses teknologi pasca panen seperti

    tercantum dalam lampiran.

    Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan

    ini adalah untuk menghasilkan serangkaian

    proses produksi dan menerapkan penganekara-

    gaman produk olahan dari buah durian, kulit

    buah durian, serta biji durian kepada agrowisata

    taman durian selaku pemilik kebun durian

    seluas 5 ha di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen

    Kota Semarang untuk meningkatkan produkti-

    fitas (kualitas dan kapasitas aneka olahan) se-

    hingga dapat meningkatkan pendapatan peng-

    usaha.

    METODE

    Pengunjung agrowisata taman durian

    untuk hari biasa memang dikatakan sepi pe-

    ngunjung seperti tempat wisata lain pada umum-

    nya. Jumlah pengunjung ini dapat meningkat

    bila hari libur dan hari minggu terutama pada

    musim buah tiba. Pada saat musim buah mulai

    berkurang, pengunjung yang datang menyusut

    tajam. Penyusutan pengunjung sebetulnya dapat

    diatasi bila agrowisata tersebut menyediakan

    produk olahan makanan dari buah durian untuk

    mengimbangi fasilitas lain yang terdapat pada

    agrowisata. Hal ini dapat digunakan untuk me-

    narik minat pengunjung untuk melakukan wisa-

    ta pada agrowisata tersebut, mengingat fasilitas

    lain juga tersedia seperti tempat kemping, per-

    mainan di alam terbuka (outbond), serta belajar

    menanam buah durian. Selama ini yang terjadi

    selama musim buah durian sudah berlalu pe-

    ngunjung hanya datang sesekali untuk berkem-

    ping atau berkegiatan di alam terbuka sambil

    menghirup udara segar tanpa ditemani buah

    durian yang ada. Buah durian yang kualitasnya

    tidak begitu bagus pada saat musim durian tentu

    banyak ditolak oleh pengunjung, bahan ini dapat

    digunakan sebagai bahan baku pembuat produk

    olahan buah durian. Kulit buah durian serta biji-

    nya pun dapat dimanfaatkan untuk produk olah-

    an makanan yang dapat dinikmati pengunjung.

    Peralatan yang dimiliki adalah peralatan yang

    mulai dipakai sejak agrowisata ini dibuka untuk

    umum, dengan kapasitas produksi es durian

    yang masih rendah karena minimnya peralatan

    yang dipunyai (volume peralatan yang dipunyai

    berukuran sedang sebagaimana peralatan yang

    biasa digunakan dalam rumah tangga).

    Pemasaran hasil produksi selama musim

    buah durian ini tidak menjadi masalah karena

    banyak pengunjung yang langsung menikmati

    buah segar ke lokasi kebun dan lokasi produksi

    es durian. Untuk memanfaatkan fasilitas yang

    tersedia agar pengunjung tetap mau datang ke

    agrowisata adalah memanfaatkan buah yang

    ditolak saat panen melimpah serta mendaya-

    gunakan biji buah durian menjadi produk ma-

    kanan olahan yang berguna (jeli kulit buah

    durian, krupuk biji durian, sirup buah durian,

    dan dodol durian) saat tidak ada buah matang

    dan segar langsung dari pohon (madihon).

    Agrowisata taman durian H. Djauhari

    yang berlokasi di Sapen Kuripan Kecamatan

    Mijen Kota Semarang dikelola oleh Bapak

    Udoyo dan istrinya. Bapak Udoyo (65 tahun)

    merupakan pensiunan PNS berlatar belakang

    Sarjana Pendidikan, sedangkan ibu Udoyo

    adalah pensiunan guru dengan latar belakang

    Sarjana Muda Pendidikan. Agrowisata tersebut

    memiliki 4 orang pekerja, 2 orang wanita yang

    mengurus penjualan dan pelayanan konsumen

    dan 2 orang laki-laki yang mengurus kebun

    buah dengan pendidikan mereka yang rendah

    yaitu hanya lulusan SD dan SMP. Sejak bebe-

    rapa bulan terakhir pengelolaan agrowisata

    diserahkan kepada putra bungsunya yaitu bapak

    Jatmiko. Jadi khalayak sasaran kegiatan ini

    adalah pegawai dan pemilik agrowisata taman

    durian yang berjumlah 6 orang ditambah dengan

    penduduk sekitar yang berjumlah 18 orang,

    mengingat penduduk sekitar adalah penduduk

    asli yang banyak tergolong ekonomi lemah.

    Seluruh khalayak sasaran yang hadir pada

    pelaksanaan kegiatan sebanyak 24 orang.

    Pada prinsipnya, modifikasi penerapan

    teknologi yang akan dilakukan adalah serang-

    kaian proses produksi yang dapat berfungsi an-

    tara lain untuk: (1) menyediakan makanan dan

    minuman dari buah durian, kulit buah durian

    serta biji durian di luar musim panen, (2)

    Memanfaatkan kulit buah durian (yang tidak

    dipakai untuk pembuatan selai) menjadi bahan

    bakar pengolahan produk, (3) menjadikan ling-

    kungan asri dan bersih karena tumpukan sampah

    berupa kulit buah durian dan biji durian yang

    telah dimanfaatkan, (4) menggunakan tenaga

    kerja yang tersedia di luar musim panen buah

    durian.

    Untuk memecahkan permasalahan seperti

    yang telah dirumuskan di depan, beberapa alter-

    natif pemecahan dapat dikemukakan. Metode

    penanganan masalah dilakukan dengan memper-

    baiki sistem teknologi pasca panen buah yang

    digunakan untuk mengawetkan buah yang

    berlimpah selama musim buah dengan meran-

  • cang dan membuat teknologi pengawetan buah,

    biji dan kulitnya. Metode ini diharapkan dapat

    meningkatkan secara kuantitatif produk alter-

    natif olahan buah durian serta meningkatkan

    kualitas (daya simpan) produk buah segar.

    Metode penanganan masalah tersebut meliputi

    langkah-langkah sebagai berikut: (1) meman-

    faatkan teknologi pasca panen buah durian yang

    menghasilkan beberapa alternatif produk olahan

    buah durian dan bagian lain yang menjadi

    sampah mengotori lingkungan, (2) pembuatan

    alatalat sederhana dengan pengembangan alat rumahtangga yang ada yang selama ini diguna-

    kan untuk membuat es durian, (3) memper-

    kenalkan dan melatihkan teknologi pembuatan

    beberapa produk alternatif untuk teknologi

    pasca panen buah durian hasil rancangan kepada

    pengusaha mitra untuk digunakan dalam usaha

    menarik konsumen, sehingga setelah berakhir-

    nya kegiatan vucer ini diharapkan dapat me-

    ningkatkan kualitas dan kuantitas produksi

    hingga mencapai dua kali dibandingkan sebe-

    lum adanya kegiatan vucer, (4) mengujikan hasil

    pengolahan beberapa produk buah durian di

    laboratorium kimia Jurusan Kimia FMIPA

    Universitas Negeri Semarang, (5) memberikan

    pelatihan dan penerapan tata cara administrasi

    pembukuan keuangan pada UKM mitra (Kegiat-

    an ini tidak jadi dilakukan karena terjadi pergan-

    tian pengelola manajemen keuangan)

    Teknologi pembuatan beberapa produk

    alternatif untuk teknologi pasca panen buah

    durian secara lengkap terdapat dalam lampiran

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil kegiatan ini secara keseluruhan

    dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: (1) uji

    coba pembuatan produk makanan, (2) uji labo-

    ratoris dan organoleptis produk makanan pada

    bagian 1, (3) Ketrampilan pengusaha dan ma-

    syarakat sekitar dalam memanfaatkan pelatihan

    teknologi pembuatan beberapa produk alternatif

    untuk teknologi pasca panen buah durian.

    Berikut ini adalah penjabaran dari ma-

    sing-masing kegiatan yang telah dilakukan oleh

    tim: (1) uji coba pembuatan produk makanan. Uji coba pembuatan produk makanan berupa jeli

    kulit buah durian, sirup buah durian, dodol buah

    durian, serta krupuk biji durian dilaksanakan di

    laboratorium Kimia FMIPA Unnes. Untuk

    mengetahui kualitas produk makanan yang

    dihasilkan dilakukan uji organoleptis dan uji

    mikrobiologis terhadap produk makanan. Bila

    ditinjau dari produk makanan yang dihasilkan,

    berdasarkan hasil uji organoleptis secara umum

    menunjukkan bahwa produk makanan yang

    dihasilkan disukai oleh konsumen. Produk

    makanan yang dihasilkan dapat dilihat pada

    Gambar 1, sedangkan hasil uji organoleptis dan

    uji mikrobiologis produk makanan yang telah

    dilakukan mendapatkan hasil sebagaimana

    tertera pada tabel 1,2, 3, 4, dan 5.

    Gambar 1. Produk olahan buah durian yang

    dihasilkan

    Tabel 1. Hasil uji organoleptis produk ma-

    kanan yang dihasilkan

    Jenis produk Warna Bau Rasa

    Jeli kulit buah

    durian

    Coklat muda khas Khas Khas

    Krupuk biji

    durian

    Coklat khas Khas Rasa bawang

    Sirup buah

    durian

    Kuning warna

    durian

    Khas Khas

    Dodol buah

    durian

    Coklat tua khas Khas Khas

    Tabel 2. Hasil pengujian secara mikrobio-

    logis produk makanan (jeli kulit

    durian)

    Usia

    sampel

    (minggu)

    Hasil

    Keterangan Jamur

    ragi

    Bakteri E

    coli

    0 Neg Neg Sesuai SNI

    1 Neg Neg Sesuai SNI

    2 Neg Neg Sesuai SNI

    3 Neg Neg Sesuai SNI

    4 Neg Neg Sesuai SNI

  • Tabel 3. Hasil pengujian secara mikrobio-

    logis produk makanan (krupuk biji

    durian)

    Usia sampel

    (minggu)

    Hasil

    Keterangan Jamur

    ragi

    Bakteri

    E coli

    0 Neg Neg Sesuai SNI

    1 Neg Neg Sesuai SNI

    2 Neg Neg Sesuai SNI

    3 Neg Neg Sesuai SNI

    4 Neg Neg Sesuai SNI

    Tabel 4. Hasil pengujian secara mikrobio-

    logis produk makanan (sirup buah

    durian)

    Usia

    sampel

    (minggu)

    Hasil

    Keterangan Jamur

    ragi

    Bakteri E

    coli

    0 Neg Neg Sesuai SNI

    1 Neg Neg Sesuai SNI

    2 Neg Neg Sesuai SNI

    3 Neg Neg Sesuai SNI

    4 Neg Neg Sesuai SNI

    Tabel 5. Hasil pengujian secara mikrobio-

    logis produk makanan (dodol buah

    durian)

    Usia

    sampel

    (minggu)

    Hasil

    Keterangan Jamur

    ragi

    Bakteri

    E coli

    0 Neg Neg Sesuai SNI

    1 Neg Neg Sesuai SNI

    2 Neg Neg Sesuai SNI

    3 Neg Neg Sesuai SNI

    4 Pos Neg Tidak sesuai SNI

    Berdasarkan tabel 5, diperoleh hasil bahwa

    dodol buah durian pada minggu keempat sudah

    berjamur. Hal tersebut disebabkan oleh pem-

    buatan dodol yang masih mengandung air

    (belum terlalu kering) sehingga menyebabkan

    dodol cepat berjamur. Pada produk yang lain

    diperoleh hasil yang bagus sehingga uji coba

    pembuatan produk makanan kecuali dodol tidak

    diulang lagi. (2) Uji Laboratoris dan organo-

    leptis produk makanan pada bagian 1. Pada

    bagian ini hanya menjelaskan bahwa produk

    makanan yaitu dodol dicoba diulang cara pem-

    buatannya dengan meminimalkan jumlah air

    yang terkandung dalam produk yaitu dengan

    cara santan yang dipakai harus lebih kental dan

    dipanaskan agak lama tetapi dengan mengguna-

    kan api yang kecil. Hasil pengujian secara mi-

    krobiologis produk makanan (dodol buah

    durian) dapat dilihat pada tabel 6.

    Tabel 6. Hasil pengujian secara mikrobiologis

    produk makanan (dodol buah

    durian)

    Usia sampel

    (minggu)

    Hasil

    Keterangan Jamur ragi

    Bakteri E

    coli

    0 Neg Neg Sesuai SNI

    1 Neg Neg Sesuai SNI

    2 Neg Neg Sesuai SNI

    3 Neg Neg Sesuai SNI

    4 Neg Neg Sesuai SNI

    Dengan demikian maka cara kerja yang dipakai

    untuk membuat dodol adalah cara kerja yang

    terakhir dimana air harus diminimalkan sehing-

    ga produk terlihat kering (kesat) sehingga men-

    jadi produk yang tahan lama dan tetap aman

    untuk dikonsumsi, (3) Ketrampilan pengusaha

    dan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan

    pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk

    alternatif untuk teknologi pasca panen buah

    durian.

    Berdasarkan pengamatan dan pemantauan

    tim pengabdi, mitra pengusaha tidak mengalami

    kendala yang berarti dalam mempraktekkan

    membuat produk makanan. Hal tersebut dikare-

    nakan mitra pemngusaha sudah mendapatkan

    pelatihan baik secara teori maupun praktis ten-

    tang cara-cara pengolahan produk makanan.

    Kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan

    praktek pembuatan produk adalah bulan Juli

    sampai Agustus bukan merupakan bulan meru-

    pakan bulan musim buah durian sehingga harus

    membawa dan membeli buah durian montong

    yang bijinya sangat kecil. Untuk keperluan pem-

    buatan krupuk biji durian, menggunakan sisa

    biji durian musim yang lalu yang masih tersim-

    pan di dalam lemari pendingin.

    Keuntungan dari Sisi Ekonomi

    Setelah diterapkannya program Vucer

    diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel 7.

    Tabel 7. Perbandingan sebelum dan sesudah

    dilaksanakan program vucer

    Uraian

    Sebelum

    pelaksanaan

    program vucer

    Setelah pelaksanaan

    program Vucer

    Jenis produk

    olahan buah durian

    Es durian,

    durian beku

    Es durian, durian beku, jeli

    kulit durian, krupuk biji

    durian, dodol buah durian,

    sirup buah durian.

    Jumlah pengun-

    jung saat tidak

    musim buah

    Biasa Mengalami peningkatan

    pengunjung

    Pendapatan Biasa Meningkat (diharapkan)

  • Faktor pendorong kegiatan program vucer

    ini adalah antusiasme dan kerjasama yang baik

    pengusaha mitra dalam setiap tahapan yang

    dilaksanakan oleh tim pengabdi, sehingga pelak-

    sanaan kegiatan vucer ini dapat dikatakan tidak

    ada hambatan yang berarti karena buah durian

    dapat dibeli dari luar agrowisata mengingat

    pelaksanaan kegiatan belum musim buah durian.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Berdasarkan analisis hasil kegiatan pro-

    gram vucer yang telah dilaksanakan, dapat

    diperoleh beberapa kesimpulan: (1) pelatihan

    teknologi pembuatan beberapa produk alternatif

    untuk teknologi pasca panen buah durian hasil

    rancangan kepada pengusaha mitra dapat meng-

    optimalisasi produk olahan buah durian sebagai

    produk alternatif dalam usaha agrowisata

    durian, (2) pelatihan teknologi pembuatan bebe-

    rapa produk alternatif untuk teknologi pasca

    panen buah durian hasil rancangan kepada

    pengusaha mitra dapat meningkatkan jumlah

    pengunjung yang datang ke agrowisata taman

    durian, (3) pelatihan teknologi pembuatan bebe-

    rapa produk alternatif untuk teknologi pasca

    panen buah durian hasil rancangan kepada

    pengusaha mitra dapat digunakan dalam usaha

    menarik konsumen, sehingga meningkatkan

    pendapatan agrowisata durian.

    Saran

    Saran untuk pengusaha mitra agar dapat

    meningkatkan pengetahuan tentang produk

    alternatif teknologi pasca panen baik melaui

    buku, pelatihan lain maupun sumber-sumber

    belajar lain yang dapat dijangkau.

    DAFTAR PUSTAKA

    Hatta, Violet Hj, 2007, Manfaat Kulit Durian

    Selezat Buahnya, Jurusan Teknik Hasil

    Hutan Fakultas Kehutanan Unlam.

    Jufri, Mahdi, dkk, Studi Kemampuan Pati Biji

    Durian sebagai Bahan Pengikat Dalam

    Tablet Ketoprofen Secara Granulasi

    Basah, Majalah Ilmu Kefarmasian,

    Vol.III, No.2, Agustus 2006, 78-86,

    ISSN: 1693-9883.