oil

14
Basic knowledge of oil 1 LUBRICATION SYSTEM FUNGSI OLI PELUMAS 1. Pendingin (cooling), membuang panas dari piston, liner, dll. 2. Pelumas (lubrication), mengurangi gesekan (anti wear). 3. Pencegah korosi (anti corrosion), melindungi pengaruh senyawa sulfur dan oksidasi. 4. Penyekat gas (gas sealing), mencegah kebocoran gas antara liner dan piston. 5. Pembersih (cleaning), membersihkan carbon dan lumpur. Diagram sistem pelumasan pada engine

Upload: ade-kurniawan

Post on 02-Dec-2015

202 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oil

Basic knowledge of oil

1

LUBRICATION SYSTEM FUNGSI OLI PELUMAS

1. Pendingin (cooling), membuang panas dari piston, liner, dll. 2. Pelumas (lubrication), mengurangi gesekan (anti wear). 3. Pencegah korosi (anti corrosion), melindungi pengaruh

senyawa sulfur dan oksidasi. 4. Penyekat gas (gas sealing), mencegah kebocoran gas antara

liner dan piston. 5. Pembersih (cleaning), membersihkan carbon dan lumpur.

Diagram sistem pelumasan pada engine

Page 2: Oil

Basic knowledge of oil

2

PENGETAHUAN DASAR OLI OLI PELUMAS

KOMPOSISI DASAR OLI Dasar oli terdiri dari suatu campuran senyawa-senyawa hydrocarbon dengan bermacam-macam komposisi. Senyawa hydrocarbon diklasifikasikan kedalam hydrocarbon paraffinic, hydrocarbon naphthenic, dan hydrocarbon aromatic. Karena hydrocarbon paraffinic memiliki karakteristik kekentalan yang terbaik, oli dasar paraffinic-rich biasanya digunakan oli pelumas. HYDROCARBON PARAFFINIC HYDROCARBON NAPHTHENIC HYDROCARBON AROMATIC

CH2 CH CH CH2 CH CH CH2 CH2 CH2

CH3 CH2 CH3 CH3

CH3 CH3 CH_ CH2

_ CH CH3 CH3

Page 3: Oil

Basic knowledge of oil

3

KOMPOSISI ADDITIVE

Oli pelumas engine, pelumas roda gigi dan oli hidrolik diproduksi dengan menambahkan paket-paket additive berlainan kedalam oli dasar. Tipe additive ditunjukan dalam tabel berikut. Para supplier (pabrik) oli mengembangkan oli-oli aslinya dengan perpaduan tipe-tipe additive yang berlainan atau dengan pengambilan bermacam-macam metode penyulingan oli dasar. Sehingga ada beberapa perbedaan performance untuk setiap merek oli. ENGINE OIL GEAR OIL HYDRAULIC OIL ADDITIVE UNTUK OLI JENIS ADDETIVE KINERJA MEKANISME

Detergency

Sejenis sabun, additive ini membersihkan dan melarutkan jelaga (soot), pernis (lacquer), dan partikel-partikel keausan pada temperatur tinggi. Sehingga additive mencegah ring piston melekat.

Detergent: Calcium sulphonanate, Magnesium Sulphonate, Calcium phenate, Magnesium phenate, etc. Acid neutralization

Asam sulfat dan asam organik yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar atau oksidasi oli, menyebabkan metal korosi. Sifat alkali dari additive-additive ini dapat me-netralkan asam dan mencegah korosi.

Oxidization inhibit- tor

Oksidasi oli menghasilkan lumpur (sludge) dan kemudian menyebabkan kenaikan viscocity. Additive ini menguraikan oksida-oksida dan mencegah oksidasi oli.. Selanjutnya, menahan timbulnya resin, varnish, dan lumpur.

Oxidization inhibitor, anti wear

Antiwear Sulphur, phosphorus, dan zink, yang terkandung dalam ZnDTP , mencegah kerusakan dan keausan dari metal.

Dispersant, succinimide Dispersancy Additive ini memiliki kesamaan struktur kimia dengan deterjen dirumah tangga. Ini dapat melarutkan lumpur didalam oli pada temperatur rendah.

VI Improver : OCP ( Olefin Copolymer )

Improvement of viscosity index

OCP menaikan viscosity pada temperatur tinggi. Kemudian, OCP mencegah kerusakan metal engine dan mengurangi konsumsi oli.

Silicon oil: Antifoam agent Antifoam

Adanya busa pada oli mengakibatkan cavitation dan kerusakan pada film oli. Sejumlah kecil silicon dapat memecah gelembung dan busa.

Extreme pressure additive (EP agent)

Load-carrying capacity

Gabungan fosfor dan sulfur biasanya digunakan pada gear oil sebagai extreme pressure additive. ZnDTP yang digunakan pada oli engine juga merupakan additive extreme pressure. Dibawah kondisi beban gesek berat, EP agents mengurai pada permukaan metal dan membentuk besi sulfida dan besi posfat. Kedua produk senyawa tadi mengurangi gesekan dan mencegah kerusakan.

Detergents, dispersants, ZnDTP, viscosity index improver

EP additives

Oxidation inhibitors,Rust inhibitors, dan EP inhibitors

Page 4: Oil

Basic knowledge of oil

4

STANDARD DAN KATEGORI OLI

Viskositas dan kualitas oli diklasifikasikan dengan standard SAE (The Society of Automotive Engineers).

VISCOSITY(cP) at TEMP. (0C), MAX

SAE

Viscocity Grade

CRANKING PUMPING

STABLE POUR POINT 0C

VISCOSITY(cSt) at 1000C MIN. MAX..

0 W

5 W

10 W

15 W

20 W

25 W

20

30 40

3250 pada -30

3500 pada -25

3500 pada -20

3500 pada -15

4500 pada -10

6500 pada - 5

-- --

30.000 at -35 30.000 at -30 30.000 at -25 30.000 at -20 30.000 at -15 30.000 at -10

-

-35

-30 - - - - - -

3.8 -

3.8 - 4.1 - 5.6 - 5.6 - 9.3 - 5.6 < 9.5 9.3 <12.5

12.5 <16.3

KLASIFIKASI VISKOSITAS Klasifikasi terlihat dalam tabel. Huruf “W” artinya “winter” dan menjamin oil pada temperaturre rendah, mudah mengalir. Sebagai contoh, dalam Multigrade SAE 15W-40, oil ini mempunyai mempunyai kemampuan pelumasan yang baik sampai 150C, dan memiliki viskositas sama seperti oli SAE 40 pada temperatu 1000C. KATEGORI OLI MENURUT KUALITAS Oli diklasifikasikan kedalam C Series (klas CA sampai CE) untuk engine diesel, dan S series (klas SA sampai SG) untuk engine gasolin. Oli engine klas CD telah memewati test charger (pembebanan) pada engine diesel turbocharger silinder tunggal. Uji engine ini ialah untuk mengevaluasi kemampuan pencegahan terhadap melekatnya (stuck) ring piston . Oli klas CE baru-baru ini terlihat dipasaran, juga boleh digunakan. Oli CE ini telah diuji pada engine Cummins dan truck Mack disamping klas CD.

NOTE: 1 cP = 100 cSt 1 cSt = 1mm2/s

Page 5: Oil

Basic knowledge of oil

5

KLASIFIKASI PERFORMANCE OLI

Light Duty Heavy Duty For Diesel engine

CA CB CC CD CE-(CF-4)

SAE/API Classification

NOT TO BE USED TO BE USED TO BE USED WHEN CHANGING OIL IN HALF INTER VAL

Note: Uraian klasifikasi oli Lihat halaman 7. BATAS DETERIORASI PADA OLI ENGINE Tabel dibawah menunjukan batas deteriorasi hanya untuk engine KOMATSU.

USABLE AREA TEST SUBJECTS

EO10-CD

EO20-CD

EO30-CD

EO40-CD

EO10W-30CD

EO15W-40CD

FLASH POINT 0C 180 - 270

VISCOCITY mm2/s (cSt) 55 - 9 8 - 12 9 - 15 12 - 18 8 - 16 10 - 20

TOTAL ACID NUMBER mg KOH/g 8 MAX

HYDRO CHLOR ACID

METHOD 3 MIN

TOTAL BASE NO MgKOH/g PERCHLORIC

ACID METHOD REFERENCE 5 MIN

n-PENTAN INSOLUBLES,mg% 3 MAX

MOISTURE 0.2 MAX

REMARKS : *1 ASTM D664 *2 ASTM D2676

Page 6: Oil

Basic knowledge of oil

6

FLASHING POINT (Fuel Dilution) Titik nyala minyak diesel (fuel) kira-kira 700C., dan untuk oli engine adalah 1800C-2700C. Jadi, jika fuel masuk bercampur dengan oli engine, titik nyala akan turun. Oleh karena itu, kita dapat mendeteksi pencairan bahan bakar (fuel dilution) dengan pengukuran flash point. Jika jumlah fuel didalam oli 4%, titik nyala turun kiri-kira 15%,dan viskositas juga turunkira-kira 20%. Fuel bisa masuk bercampur dengan oli disebabkan karena injection timing kurang tepat, kebocoran saluran fuel, atau kegagalan yang berulang-ulang saat engine start. Jika kandungan fuel menjadi tinggi akan menyebabkan piston scuffing dan juga akan mengakibatkan keausan bearing atau macet.

KINEMATIC VISCOSITY Viscosity dinyatakan sebagai Absolut Viscosity (P: Poise atau cP:centi-Poise) dan Kinematic Viscosity (cSt: Centistoke) Hubungannya adalah: 1cP = 0.01 P 1cSt = 1 cP/100 Penurunan viscosity disebabkan karena pengenceran fuel (fuel dilution) atau karena pencampuran dengan oli lain. Kenaikan viscosity disebabkan karena oksidasi oli, atau karena kontaminasi jelaga (soot), pasir, atau karena pencampuran dengan viscosity oli yang lain. Viscosity oli terlalu tinggi atau terlalu rendah, keduanya sama-sama mempunyai effect yang merugikan pada engine.

TOTAL ACID NUMBER (TAN)Total Acid Number menunjukan kondisi oksidasi oli. Jika nilai TAN meningkat, menunjukan kerusakan (deterioration) oli dan penurunan performance oli. Nilai Total Acid Number menunjukan berat potassium (KOH) dalam mg yang diperlukan untuk menetralkan asam yang terkandung dalam 1 g oli pengujian, dan dinyatakan sebagai mg KOH/g. Karena beberapa additive memiliki ke-asaman yang lemah, umumnya nilai TAN oli baru adalah 2-4 mg KOH/g. Berikut adalah penyebab terjadi oksidasi; 1. Oksidasi melalui kontak dengan air

atau udara. 2. Peningkatan oksidasi karena

masuknya partikel-partikel metal. 3. Peningkatan oksidasi akibat

kenaikan temperatur oli. Jika nilai TAN diatas 8 (max. 8), akan mengakibatkan lead (timah) pada bearing metal mengelupas, kemudian rusak(macet), atau menyebabkan keausan abnormal pada metal (logam) enigine, perhatikan batas nilai TAN yang diizinkan.

Page 7: Oil

Basic knowledge of oil

7

TOTAL BASE NUMBER (TBN) Nilai TBN menunjukan sifat alkali dari additive didalam oli. Angka TBN menyatakan jumlah basa yang diperlukan untuk menetralisir acid yang dimasukan dalam 1 g oli, dan mengkonversikannya ke mg potassium hydroxide (KOH). Nilai ini dinyatakan dalam satuan mg.KOH/g. Nilai untuk oli baru pada umumnya adalah 6.0-13.0 mg.KOH/g. Bila angka TBN menjadi dibawah 2.0 kinerja penetral asam dari oli hilang dan dengan cepat meningkatkan korosif dan terjadi keausan. Metode pengukuran Total Base Number ada dua metode: Metode hydrochloric acid (ASTM D664) dan metode perchloric acid (ASTM D2896). Karena metode perchloric acid memperhitungkan basa yang lemah, maka nilaiTBN yang diperoleh lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu ditetapkan metode perhitungan mana yang digunakan. Jika nilai TAN melewati batas, oli mesin jangan digunakan meskipun sisa nilai TBN masih tinggi. n - PENTANE INSOLUBLE Nilai n-pentane insoluble terutama berhubungan dengan jumlah jelaga (soot) didalam oil engine. Jika dengan meningkatnya jelaga dalam oli, kondsi oli memburuk,dan nilai TAN naik. Jika nilai n-pentane insoluble melebihi batas, akan timbul kerusakan bearing-bearing, piston dan liner rusak(aus) atau filter buntu. Banyaknya jelaga diakibatkan karena kualitas fuel yang rendah, atau pembakaran tidak sempurna karena kerusakan pompa injeksi dan nozle/injector, atau karena air system buntu. MOISTURE Air masuk kedakam oli dengan berbagai cara: • Bila temperatur didalam crankcase turun, maka uap air yang ada didalam

crankcase akan menjadi embum (moisture)/butiran air dan mengkontaminasi oli didalam crankcase. Uap air berasal dari kelembaban (hummidity) udara dan dari gas hasil pembakaran yang masuk ke-crankcase lewat ring piston (blow-by)

• Kebocoran seal silinder liner, dari cooling system. Jika air yang mengkontaminasi oli bertambah, maka terjadi bermacam-macam problem..Contohnya, air (moisture) yang terbawa oli kesistim pelumasan pada bearing connecting rod akan menguap lagi, sehingga menyebabkan pitting, bunyi , atau bearing macet. Batas kandungan air didalam oli engine (didalam crankcase) harus dibawah 2.0%. STANDARD DAN KLASIFIKASI OLI Klas Keterangan

CA Untuk engine gasolin dan engine dieselnatural aspiration yang menggunakan fuel dengan kadar sulfur rendah.

CB Untuk engine gasolin dan engine diesel natural aspiration yang menggunakan fuel dengan kadar sulfur tinggi. Mencegah corrosi pada bearing dan timbulnya deposit pada temperatur tinggi.

CC Untuk engine diesel supercharger low output dan engine gasolin beban tinggi. Diguanakan untuk truck,mesin industri,tractor pertanian dan mesin konstruksi. Mempunyai sifat anti korosi.

CD Untuk engine diesel supercharger putaran tinggi dan high output. Mempunyai sifat anti-friction,anti-korosi,dan ant-deposi.Engine dengan menggunakan fuel kadar sulfur tinggi.

CE Untuk engine diesel supercharger heavy duty yang dibuat tahun mulai tahun1983. Untuk engine dengan putaran rendah dan tinggi dan dengan beban tinggi. Memperbaiki oil consumption, anti-deposit dan sludge yang sifatnya lebih baik dari klas CD.

CF-4 Untuk engine 4 langkah. Dapat digunakan sebagai pengganti CC,CD,CE, dan cocok untuk heavy-duty truck. Mempunyai fungsi pengontrolan oil consumption dan anti-piston-deposit.

Page 8: Oil

Basic knowledge of oil

8

DETERIORASI OLI ENGINE

FU

EL

O

PERA

SI EN

GIN

E

B

END

A

ASIN

G

A

IR

FAK

TOR

PR

OD

UK

Hasil pem

bakaran sem

purna,asam sul

fat, air

Penurunan fungsi additive

Hasil oksidasi,acid

organik,sludge,lac- quer(pernis)

Hasil pem

bakaran tidak sem

purna, soot,asam

organik

Masuknya partikel

keausan

Sludge temperatur

rendah

Masuknya kotoran,

debu(partikel)padat

Gagal pem

bakaran Fuel, fuel dilution

Penurunan TBN

, peningkatan TA

N,

penaikanem

bun

Peningkatan n-pentane insolu- ble,kenaikan vis- kositas

Penurunan flash point,penurunan viskositas

Penaikan larutan insoluble,viskosi- tas,TA

N

Penurunan TBN

, penigkatan porsi insoluble

Peningkatan kan- dungan logam

(Fe C

u,Pb,Al,C

r)

Peningkatan kadar Si,A

l

Peningkatan air, tidak m

ungkin utk m

engukur flash point

Peningkatansludge filter buntu,ring jam

, aus abnormal

padacam

,tapetl

Korosi pd.liner dan

valve exhaust, aus abnorm

al tau metal

metalm

acet

Valve exhaust jam,

bearing aus abnrm

Sludge,kororsi,bea-R

ing rusak/macet

Sludge, ring stuck

Keausan abnorm

al, lecet,all parts rusak

Aus abnorm

al padaring piston,bearing

Air m

endidih, akan pitting, peeling m

a-cet pada bearing

Penggantian oli tidak benar,kebocor- A

ir dari seal liner,gasket head,kebo- coran oli,atau liner berlubang karena kavitasi

Penggantian oli tidak benar, kerusakan intake system

Penggantian oli tidak benar, filter oli

Kualitas oli rendah,penggantian

oli tidak benar,overheating

Kualitas oli rendah,penggantian

oli tidak benar

Kerusakan injector, fuel pum

p, problem

saat start,fuel dgn.cetan num

ber rendah.

Kerusakan pada injector, turbo-

charger,fuel pump,air cleaner,

dan filter buntu

Menggunakan fuel yang salah,

kualitas fuel jelek,kandungan sulfur tinggi

PERU

BA

HA

N SIFA

T OLI

EFEK PD

.ENG

INE

PENYEB

AB

Page 9: Oil

Basic knowledge of oil

9

CONTOH KERUSAKAN KARENA DETERIORASI OIL

Page 10: Oil

Basic knowledge of oil

10

PENGARUH FUEL TERHADAP OLI

Kandungan sulfur didalam fuel sangat meningkatkan proses oksidasi oli. Secara umum semua engine diesel direkomendasikan untuk menggunakan fuel dengan kandungan sulfur lebih kecil dari 0.5%. Jika tidak memungkinkan untuk menggunakan fuel dengan kandungan dibawah 0.5%, maka penggantian oli harus dilakukan setengah dari interval penggantian yang dianjurkan. Fuel yang direkomendasikan adalah fuel dengan klasifikasi standard ASTM D 975 No. 2D. HUBUNGAN ANTARA KANDUNGAN SULFUR (DALAM FUEL) DENGAN

NILAI TBN OLI

Diagram disebelah kanan memperlihatkan hubungan antara kandungan sulfur yang terdapat didalam fuel dengan nilai basa/alkali (TBN). Nilai TBN sangat menurun bila kadar (%) sulfur dalam fuel semakin tinggi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui kandungan sulfur dalam penseleksian fuel yang layak digunakan. HUBUNGAN ANTARA KANDUNGAN SULFUR (DALAM FUEL) DENGAN

n-PENTANE INSOLUBLE

Fuel dengan kadar sulfur tinggi dihasilkan banyak sekali jelaga (soot) dari hasil pembakarannya. Bila jumlah jelaga meningkat, viskositas-pun naik, akibatnya fungsi pelumas menurun. Hal ini menyebabkan problem-problem seperti keausan abnormal dan penyumbatan filter oli.

Page 11: Oil

Basic knowledge of oil

11

PROSES PEMBAKARAN FUEL SEMPURNA + Sulfur yang terkandung didalam fuel pada proses pembakaran akan teroksidasi (bereaksi dengan oxygen O2) dan membentuk gas SO2 (sulfur dioxide), dan sebagian akan berubah menjadi SO3 (sulfur trioxide) jika temperatur pembakaran drop secara cepat ketika langkah expansion (power). Selanjutnya gas SO3 akan bereaksi dengan embun H2O yang dihasilkan pembakaran dan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sangak korosif. S + O2 SO2 (gas) (1) 2SO2 + O2 2SO3 (gas) (2) SO3 + H2O(embun) H2SO4(cair) (3) Asam sulfat yang dihasilkan bisa terbentuk didalam ruang pembakaran dan/atau diluar ruang bakar. Kalau proses (2) dan (3) berlangsung didalam crankcase, karena selama engine beroperasi selalu terjadi blow-by (kebocoran gas hasil pembakaran lewat piston ring), asam sulfat yang terbentuk akan mencemari oil. Akibatnya nilai TBN turun dan fungsi oli tidak sempurna.

PEMBAKARAN TIDAK SEMPURNA Dalam hal ini, terjadi karena kualitas bahan bakar jelek (kandungan sulfur tinggi), pompa injeksi rusak, injector/nozzle rusak, atau air restriction dari air filter besar(over-fueling), maka hasil pembakaran selain dihasilkan gas-gas CO2, H2O(uap), SO2, SO3, juga timbul partikel-partikel carbon (C) dan sulfur (S) yang berupa jelaga (soot). Juga jelaga ini akan mencemari oli, sehingga n-pentane naik.

HUBUNGAN ANTARA VISKOSITAS DENGAN TEMPERATUR

Kekuatan film oli berbeda untuk setiap tingkat viskositas. Bila oli berviskositas rendah digunakan pada temperatur tinggi akan pecah, dan menyebabkan kerusakan pada bearing. Gambar sebelah kanan menunjukan hubungan antara tingkat viscositas oli dengan temperatur kerusakan/kemacetan bearing. Adalah penting untuk memilih oli sesuai dengan temperatur ambient-nya, dan harus diperhatikan terhadap perubahan viskositas yang disebabkan engine overheating atau pendingin oli (oil cooler) kurang sempurna.

FUEL(CnH2n) SULFUR (S,max. 0.5 %)

UDARA

(21%O2,78%N2,1% OTHERS)

GAS HASIL PEMBAKARAN

CO2+H2O+SO2+N2

Page 12: Oil

Basic knowledge of oil

12

HUBUNGAN ANTARA UMUR OLI DANTEMPERATUR

Bila temperatur oli naik, mengakibatkan tidak hanya viskositasnya menurun, tetapi umur oli-pun akan berkurang. Seperti dapat dilihat dari gambar sebelah kanan, umur oli engine berkurang kira-kira 50% kalau oli digunakan pada temperatur 100 diatas temperaatur yang dispesifikasikan. Dengan alasan ini, perlu diperhatikan untuk mencegah naiknya temperatur oli yang disebabkan overheating karena kerusakan water pump, radiator tersumbat, atau air pendingin kurang. Jika temperatur oli engine naik, cari penyebabnya dan atasi.

MULTIGRADE OIL Oli multigrade dibuat dari low-viscosity base oil dan viscosity index dinaikan, dan mudah mengalir pada temperatur rendah dan viskositasnya lebih tinggi pada temperatur tinggi. Sebagai contoh SAE 10W/30 dan SAE 15W/40. Jika oli multigrade digunakan pada engine, mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1. Dibandingkan dengan oli viskositas rendah seperti oli SAE10W, film oli pada oli

multigrade lebih kental dan tidak ada penurunan ketahanan engine meskipun pada temperatur tinggi. Sehingga hasilnya oli memberikan suatu rentang temperatur penggunaan yang luas dan dapat digunakan sepanjang tahun.

2. Viskositas stabil meskipun ada perubahan temperatur. Kemampuan start dari oli multigrade lebih baik dari pada oli single grade yang berviskositas tinggi seperti oli SAE30 atau SAE40, dan juga memberikan penghematan konsumsi fuel.

3. Konsumsi oli lebih rendah dibandingkan dengan oli single grade yang ber- viskositas tinggi seperti SAE30 atau SAE40.

(SAE 30)

Page 13: Oil

Basic knowledge of oil

13

Oli multigrade dapat digunakan juga untuk sistim hidrolik. Jangan menggunakan oli multigrade untuk transmisi dan penggerak akhir! Alasannya adalah bahwa dengan kopling (clutch) yang menggunakan friction (gesekan) dengan kecepatan putaran tinggi dan temperatur tinggi, atau pada roda gigi yang mendapat tekanan permukaan (beban) sangat tinggi, additive-additive yang biasanya memperbaiki viscosity index secara mekanikal hilang fungsinya dalam waktu yang singkat. Akibatnya, viskositas menurun dan hal ini mungkin menyebabkan problem seperti clutch cepat aus, atau lecet (scuffing), atau keausan abnormal pada roda gigi-rodagigi. CATATAN: • Klasifikasi oli dinyatakan oleh API (American Petroleum Institute)

Contoh klas CD,CE dst. • Viskositas oli dinyatakan oleh SAE (Society of American Engineers). • Klasifikasi Fuel dinyatakan oleh ASTM (American Society of Testing

and Material. • Untuk rekomendasi oli yang harus digunakan dan jadwal

penggantian untuk jelasnya ikuti Maintenance Manual.

MEMPERPANJANG UMUR ENGINE

• Gunakan oli yang tepat.

• Hindari kontaminasi.

• Gunakan fuel yang tepat.

• Ganti oli secara periodik.

• Hindari overheat yang terus menerus.

• Hindari temperatur gas buang yang terlalu tinggi.

Page 14: Oil

Basic knowledge of oil

14

PROBLEM-PROBLEM KARENA FILTER OLI BUNTU/RUSAK

PROBLEM FILTER OLI BUNTU ATAU RUSAK

GEJALA

Tekanan oli drop

Sifat alami oli berubah

Kebocoran oli ke related parts

Overheating

Deteriorasi oli prematur

Power output turun

Gas buang biru

Blowby berlebihan

Suara abnormal/noise

Kontaminasi elem

ent berlebihan

Caution lamp m

enyala

Perubahan viscosity

Level oli bertambah

CONTOH KERUSAKAN EFFEK PADA ENGINE

SEBAB

Interval penggantian oli tidak tepat

Tidak mengguna-

kan oli khusus

Menggunakan filter im

itasi

Penyimpanan

filter baru kurang tepat

Penyimpanan oli

baru kuran g tepat Keboran air dari cylinder head

Keausan dari valve-valve

Scuffing,kerusakan pada piston,liner

Peeling, kerusakan pada bearing

Seizure, kerusakan pada crankshaft

Seizure pada turbocharger

Seizure pada bearing

Pitting pada liner

Kerusakan pada piston ring

Pembentukan carbon sludge

Keausan pada berbagai parts

Kerusakan pada connecting rod

Retak,deformasi pada cylinder head