no.1 vol3 jan-april2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/no.1-vol.-3-januari... ·...

12
JURNAL INFORMATIKA No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012 68 EVALUASI PERFORMANSI MPLS VPN DENGAN EMULATOR GNS3 Lisa Kristiana [1] , Lita Lidyawati [2] , Abdissalam Rido [3] Jurusan Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung ABSTRACT Virtual Private Network is the form of network performing high security. It offer two different types of VPN based on the public demand such us overlay VPN and peer-to-peer VPN. The most implemented VPN is Multi Protocol Label Switching (MPLS) VPN, which is high-performance method using label to deliver packets. MPLS can connect all WAN technologies such as ATM, Frame relay, ISDN, Fiber Optic etc. This research analyze every Multi Protocol Label Switching Virtual Private Network characters, (MPLS VPN) layer 2 and layer 3 on OSI layer particularly. I. PENDAHULUAN Saat ini, jaringan komputer menjadi kebutuhan bagi setiap perusahaan baik kecil atau besar. Dengan menyewa jasa Internet Service Provider (ISP) sebagai salah satu solusi praktis, dan akan lebih nyaman jika suatu perusahaan mengimplementasikan Virtual Private Network (VPN). VPN adalah suatu jaringan virtual pribadi yang dibangun melalui suatu jaringan ISP / jaringan publik yang menghubungkan suatu titik ke titik yang telah ditentukan. Hal ini lebih menguntungkan karena jaringan virtual ini tidak kelihatan oleh orang lain sehingga keamanannya tinggi. VPN yang ditawarkan ada dua macam yaitu tradisional VPN atau overlay VPN dan peer-to-peer VPN. Keduanya memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda tergantung kepada kebutuhan perusahaan akan menggunakan jaringan yang bagaimana. Salah satu VPN yang banyak diimplementasikan adalah Multi Protocol Label Switching (MPLS) VPN. MPLS merupakan suatu metode high- performance yang menggunakan label untuk menyampaikan paket dalam suatu jaringan. MPLS dapat menghubungkan semua WAN teknologi seperti ATM, Frame relay, ISDN, Fiber Optik dan lain- lain. MPLS VPN adalah salah satu keunggulan MPLS karena konfigurasinya yang sederhana, dapat menggunakan traffic engineering, dan dapat melalui WAN teknologi yang berbeda. Dengan keuntungan-keuntungan tersebut maka ISP menerapkan teknologi MPLS ini pada router-routernya, ATM switch, Frame relay. MPLS VPN sendiri dapat dibedakan berdasarkan layernya yaitu MPLS VPN layer 3 (BGP MPLS VPN) dan MPLS VPN layer 2 (Any Transport over MPLS). Berdasarkan perbedaan pada konfigurasi, cara kerja dan performansi MPLS VPN layer 2 dan MPLS VPN layer 3

Upload: vankhue

Post on 02-Mar-2018

236 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  68 

EVALUASI PERFORMANSI MPLS VPN DENGAN EMULATOR GNS3

Lisa Kristiana [1], Lita Lidyawati [2], Abdissalam Rido[3]

Jurusan Teknik Informatika,

Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung

ABSTRACT

Virtual Private Network is the form of network performing high security. It offer two different types of VPN based on the public demand such us overlay VPN and peer-to-peer VPN. The most implemented VPN is Multi Protocol Label Switching (MPLS) VPN, which is high-performance method using label to deliver packets. MPLS can connect all WAN technologies such as ATM, Frame relay, ISDN, Fiber Optic etc. This research analyze every Multi Protocol Label Switching Virtual Private Network characters, (MPLS VPN) layer 2 and layer 3 on OSI layer particularly.

I. PENDAHULUAN

Saat ini, jaringan komputer menjadi kebutuhan bagi setiap perusahaan baik kecil atau besar. Dengan menyewa jasa Internet Service Provider (ISP) sebagai salah satu solusi praktis, dan akan lebih nyaman jika suatu perusahaan mengimplementasikan Virtual Private Network (VPN).

VPN adalah suatu jaringan virtual pribadi yang dibangun melalui suatu jaringan ISP / jaringan publik yang menghubungkan suatu titik ke titik yang telah ditentukan. Hal ini lebih menguntungkan karena jaringan virtual ini tidak kelihatan oleh orang lain sehingga keamanannya tinggi. VPN yang ditawarkan ada dua macam yaitu tradisional VPN atau overlay VPN dan peer-to-peer VPN. Keduanya memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda tergantung kepada kebutuhan perusahaan akan menggunakan jaringan yang bagaimana.

Salah satu VPN yang banyak diimplementasikan adalah Multi Protocol Label Switching (MPLS) VPN. MPLS merupakan suatu metode high-performance yang menggunakan label untuk menyampaikan paket dalam suatu jaringan. MPLS dapat menghubungkan semua WAN teknologi seperti ATM, Frame relay, ISDN, Fiber Optik dan lain-lain. MPLS VPN adalah salah satu keunggulan MPLS karena konfigurasinya yang sederhana, dapat menggunakan traffic engineering, dan dapat melalui WAN teknologi yang berbeda. Dengan keuntungan-keuntungan tersebut maka ISP menerapkan teknologi MPLS ini pada router-routernya, ATM switch, Frame relay.

MPLS VPN sendiri dapat dibedakan berdasarkan layernya yaitu MPLS VPN layer 3 (BGP MPLS VPN) dan MPLS VPN layer 2 (Any Transport over MPLS). Berdasarkan perbedaan pada konfigurasi, cara kerja dan performansi MPLS VPN layer 2 dan MPLS VPN layer 3

Page 2: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  69 

penelitian ini akan mengevaluasi melibatkan empat parameter yaitu, delay, throughput, packet loss dan jitter

II. METODE PENELITIAN

1. Tahap studi literature dan kepustakaan, Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan dan pendalaman konsep dan teori tentang Multi Protocol Label Switching (MPLS) dan turunannya dari buku-buku, website, ataupun manual handbook yang berkaitan.

2. Penelitian lapangan (observasi) dan analisis, yaitu melakukan try and error konfigurasi pada router Cisco dengan Global Network Simulator 3 (GNS3), melakukan pengujian dan menganalisis pendekatan berdasarkan hasil pengujian dengan melihat teori yang telah dimiliki.

III. DASAR TEORI

3.1.Klasifikasi VPN

VPN model yang pertama adalah model Overlay VPN dimana service provider menyediakan sebuah layanan link point-to-point atau sirkuit virtual melalui jaringannya antar router pelanggan. Router-router pelanggan membentuk peering routing antar mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual dari service provider. Router-router atau switch-switch dari service provider membawa data pelanggan melalui jaringan service provider, tetapi tidak ada peering routing yang terjadi antara router pelanggan dan router service provider. Hasilnya router service provider tidak akan pernah melihat rute pelanggan, seperti yang terlihat pada gambar 3.1. Layanan point-to-point ini dapat merupakan layer 1, 2, atau 3. Contoh

layer 1 adalah TDM (Time Division Multiplexing),E1,E3, SONET, and SDH links. Contoh layer 2 adalah sirkuit virtual yang dibuat oleh X.25, ATM, atau Frame Relay.

Gambar 3.1.Jaringan Overlay di Frame Relay

Model VPN yang kedua adalah

model peer-to-peer VPN. Service provider membawa data pelanggan melalui jaringan tetapi mereka juga ikut berpartisipasi pada routing pelanggan. Dengan kata lain, router-router service provider di-peer langsung dengan router-router pelanggan pada layer 3. Hasilnya adalah satu protokol routing neigborship atau adjacency berada antara pelanggan dan service provider. Gambar 3.2 menunjukkan konsep peer-to-peer VPN.

Gambar 3.2. Model Peer-to-peer VPN

Page 3: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  70 

3.2.Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MPLS merupakan teknologi jaringan yang

menggunakan label pada paket yang akan

di transmisikan melalui jaringan. Label

MPLS di-advertise antar router sehingga

mereka dapat membuat peta label ke label.

MPLS membuat router di ujung jaringan

untuk menambahkan label sederhana ke

paket, sehingga membuat router berikutnya

melihat label bukan melihat IP address

untuk meneruskan paket sehingga

meringankan kinerja router, seperti yang

terlihat pada gambar 3.3. Hal ini

memungkinkan seseorang untuk

menciptakan end-to-end sirkuit di semua

jenis media transportasi yang

menggunakan protokol berbeda. Manfaat

utama MPLS adalah untuk menghilangkan

ketergantungan pada Data Link Layer

teknologi, seperti ATM, frame relay,

SONET atau Ethernet, dan menghilangkan

kebutuhan untuk beberapa jaringan layer 2

untuk memenuhi berbagai jenis lalu lintas.

Gambar 3.3. Konsep dasar MPLS

3.2.1.MPLS VPN Layer 3

MPLS VPN Layer 3 atau BGP MPLS VPN, teknologi MPLS yang paling banyak digunakan. MPLS VPN Layer 3 menggunakan “Virtual Routing instances” untuk membuat sebuah pemisahan table routing untuk tiap-tiap pelanggan seperti dapat kita lihat pada gambar 3.2.b. dan menggunakan BGP untuk membentuk koneksi (peering relations) dan signal VPN-berlabel dengan masing-masing router Provider Edge (PE) yang sesuai seperti dapat kita lihat pada gambar 3.2.c. Hasilnya sangat scalable untuk diimplementasikan, karena router Core (P) tidak memiliki informasi tentang VPNs.

Gambar 3.2.b. Arsitektur PE di MPLS

VPN

Gambar 3.2.c. Propagasi routing informasi

di jaringan service provider

Page 4: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  71 

3.2.2. MPLS VPN Layer 2

MPLS VPN Layer 2 mengacu pada kemampuan dan kebutuhan dari pelanggan Service Provider untuk menyediakan Layer 2 Circuits melalui MPLS-enabled IP backbone. Penting untuk memahami 3 komponen utama dari MPLS VPN Layer 2:

1. Layer 2 Transport over MPLS - Layer 2 circuit membawa data secara transparan melalui MPLS enabled IP backbone (juga dikenal sebagai AToM).

2. Virtual Private Wire Services - Kemampuan untuk menambahkan signalling ke AToM, dan untuk fitur-fitur seperti auto-discovery perangkat CE.

3. Virtual Private LAN Services - Kemampuan menambahkan Virtual Switch Instances (VSIs) pada router PE untuk membentuk LAN based services melalui MPLS-enabled IP backbone.

Layer 2 sirkuit yang dominan adalah Ethernet, ATM, Frame Relay, PPP, dan HDLC. AToM dan MPLS VPN Layer 3 didasarkan pada konsep yang sama, tetapi AToM menggunakan sebuah directed LDP session untuk mendistribusikan Labels Virtual Circuit (analogi dengan Label BGP VPN). Oleh karena itu, router Core tidak perlu mengetahui per-subscriber base, hasilnya sebuah architecture yang sangat scalable. Sebelum ada AToM, Service Provider harus membangun jaringan yang berbeda untuk menyediakan koneksi Layer 2. Contoh, Service Provider harus membangun sebuah ATM dan sebuah Frame Relay Network, hasilnya peningkatan biaya operasional dan capital expenses. Saat ini, MPLS VPN Layer 2 memungkinkan Service Provider untuk menggabungkan jenis jaringan yang berbeda ini, sehingga menghemat biaya

operasional dan capital expenses secara signifikan. MPLS VPN Layer 2 dan MPLS VPN Layer 3 dapat dikonfigurasi dalam satu box dan dapat difungsikan untuk meningkatkan keuntungan dari pelanggan. MPLS VPN Layer 2 dan MPLS VPN Layer 3 saling melengkapi satu sama lain. Dengan berjalannya waktu, demand untuk MPLS VPN Layer 2 bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan MPLS VPN Layer 3.

3.3.Ethernet over MPLS

Dikarenakan AToM luas cakupannya maka difokuskan pada Ethernet over MPLS atau EoMPLS. Hal ini disebabkan penelitian ini difokuskan pada jaringan ethernet. Solusi AToM membawa EoMPLS titik ke titik, intinya semua frame Ethernet dibawa dari satu ingress PE ke satu egress PE. Hal ini sama dengan LAN-to-LAN bridging di atas link WAN point-to-point bukan koneksi multipoint. AC pada EoMPLS bisa berupa Ethernet port atau VLAN 802.1Q.

Untuk kedua tipe AC tersebut LDP mengirim sinyal yang berbeda tipe VC atau PW dalam PW ID FEC TLV session yang ditargetkan antar router PE. VC tipe 5 digunakan untuk mode ethernet port dan VC tipe 4 digunakan untuk mode ethernet VLAN. Pada mode ethernet VLAN, header VLAN memiliki suatu arti untuk router PE atau dapat dikatakan router PE melihat header VLAN. Pada mode Ethernet port header VLAN bisa ada atau tidak pada frame jadi PE router tidak memperhatikan header VLAN pada mode ini.

Menjalankan EoMPLS pada mode ethernet port harus membuat trunk Ethernet sepenuhnya untuk ditranspor di atas satu pseudowire. Sedangkan mode Ethernet VLAN dengan menkonfigurasi perintah xconnect pada VLAN interface atau Ethernet subinterface. Berikut adalah gambar format frame Ethernet.

Page 5: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  72 

Gambar 3.3. Format frame Ethernet dan

Ethernet dengan 802.1Q

Empat byte header VLAN dibagi menjadi : • TPID/ Tag Protocol identifier (16

bits), di set ke 0x08100 untuk mengidentifikasi protokol yang di-tag sebagai 802.1Q.

• TCI/ Tag Control Information (16 bits), terdiri dari beberapa field lagi yaitu

o Priority(3 bits), digunakan untuk QoS agar diprioritaskan.

o CFI(1 bit), mengindikadi MAC address-nya resmi atau tidak.

o VID(12 bits), adalah pengidentifikasi VLAN, atau nomor VLAN.

Berikut adalah perjalanan frame

Ethernet pada jaringan MPLS VPN layer 2. Ketika router ingress PE menerima frame Ethernet lalu membuka preamble , Start Fame Delimitter (SFD), dan FCS, menambahkan suatu control word, member label frame , dan meneruskan ke seberang jaringan MPLS. Jika frame Ethernet berlabel dengan suatu tag 802.1Q , tag ini dijaga. Pada router egress PE, VC label dibuka, control word dibuang, Ethernet FCS ditambahkan, dan frame dikirim ke arah CE router atau switch.

IV. ANALISIS Penelitian ini di implementasikan pada desain topolgi jaringan service provider skala besar.

4.1.Konfigurasi VPN pada jaringan MPLS

Desain topologi jaringan yang dibuat adalah sebagai berikut.

Gambar 4.2. Desain topologi untuk MPLS

VPN

Topologi pada gambar diatas dipilih karena merupakan penyederhanaan jaringan MPLS yang kompleks sehingga dilihat dari konfigurasi maka jaringan MPLS ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu inti jaringan (core) dan ujung-ujung jaringan (edge). Inti jaringan dapat merupakan sekumpulan router yang banyak sekali tapi memiliki fungsi yang sama hanya meneruskan paket dengan menukarkan label tanpa melihat isi paket tersebut. Sedangkan untuk ujung-ujung jaringan terdiri dari dua yaitu ingress edge dan egress edge. Pada ingress edge paket yang dating dari pelanggan akan diberikan label agar dapat dikirimkan ke pelanggan pada sisi jaringan MPLS yang lain. Lalu pada egress edge paket yang tadinya dikirim ketika hendak sampai pada pelanggan akan dibuang labelnya oleh router ini sehingga yang tertinggal adalah paket tersebut. Jadi dilihat dari fungsi dan konfigurasinya hanya akan digunakan 3 router pada jaringan MPLS. Dan 4 router pada sisi pelanggan yang mewakili dua user yang berbeda yang memiliki router masing-masing pada kedua ujung jaringan MPLS.

Page 6: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  73 

Gambar 4.3. Flowchart konfigurasi MPLS

VPN

Pada konfigurasi ini dibahas secara umum langkah-langkah membentuk MPLS, seperti yang terlihat pada gambar 4.3

4.2.Skenario Pengujian

Skenario pengujian untuk mengetahui performansi MPLS VPN layer 3 bila dibandingkan dengan MPLS VPN layer 2 dengan menggunakan produk Internet Control Messaging Protocol(ICMP) yaitu ping. Skenario pengujian ini dibagi menjadi 3 skenario yang bertujuan melihat delay, throughput, packet loss dan jitter masing-masing MPLS VPN. Sekarang akan dipisahkan MPLS VPN berdasaran konfigurasinya, yaitu:

1. MPLS VPN layer 2 EIGRP (EoMPLS EIGRP) , EIGRP disini adalah routing pada jaringan provider.

2. MPLS VPN layer 2 OSPF (EoMPLS OSPF) , OSPF disini adalah routing pada jaringan provider.

3. MPLS VPN layer 3 EIGRP (MPLS BGP VPN EIGRP) , EIGRP disini

adalah routing pada jaringan provider.

4. MPLS VPN layer 2 OSPF (MPLS BGP VPN OSPF), OSPF disini adalah routing pada jaringan provider. Skenario yang dilakukan adalah

mengirimkan paket berukuran 100 bytes, 200 bytes, 300 bytes, 500 bytes, 1000 bytes, 1500 bytes, 2500 bytes dan 5000 bytes.

4.2.1. Skenario Pengujian Pertama

Skenario pertama adalah salah satu site pelanggan melakukan ping ke site yang masih dalam satu VPN seperti yang terlihat pada gambar 4.4. Dilakukan pada setiap site pelanggan yaitu VPN1A, VPN1B, VPN2X, dn VPN2Y. Hal ini untuk menguji jalur dari jalur antar CE ke PE dan jalur di dalam jaringan MPLS.

Gambar 4.4. Skenario pertama Sehingga data yang akan diperoleh

adalah 1. VPN1A ke VPN1B , 2. VPN1B ke VPN1A, 3. VPN2X ke VPN2Y, 4. VPN2Y ke VPN2X.

4.2.2. Skenario Pengujian Kedua

Skenario kedua adalah dua site customer yang dalam satu VPN melakukan ping bersamaan

MULAI

Konfigurasi ip address untuk semua interface pada masing-masing

router

Konfigurasi MPLS

Konfigurasi MPLS VPN

SELESAI

Konfigurasi Routing Protokol di jaringan

Page 7: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  74 

Gambar 4.5. Skenario kedua

Dapat dilihat dari gambar 4.5 dua site dalam satu VPN yaitu VPN1 melakukan ping bersamaan. Sehingga dianalogikan akan ada proses pengiriman dan penerimaan pada interface router VPN1A dan VPN1B. Hal ini untuk melihat satu kecepatan Router VPN1 dalam mengolah data yang diterima dan data yang dikirim. Dan pada router PE akan menunjukkan performansi router dalam mengolah paket dan memasang label.

Sehingga data yang diperoleh adalah 1. VPN1A ke VPN1B dan VPN1B ke

VPN1A secara bersamaan, 2. VPN2X ke VPN2Y dan VPN2X ke

VPN2Y secara bersamaan. 4.2.3. Skenario Pengujian Ketiga

Skenario ketiga adalah semua site melakukan ping pada waktu bersamaan

Gambar 4.6. Skenario ketiga

Dapat dilihat dari gambar 4.6,

keempat site melakukan ping bersama-sama. Hal ini menguji kemampuan router CORE untuk men-switching paket yang

berlabel dan juga menguji PE dengan input dan output yang banyak.

Sehingga data yang diperoleh adalah 1. VPN1A ke VPN1B, VPN1B ke

VPN1A, VPN2X ke VPN2Y dan VPN2X ke VPN2Y secara bersamaan.

4.3 Hasil Skenario Pengujian

Skenario pengujian semuanya dilakukan dengan command ping dari protokol Internet Control Messaging Protocol(ICMP). Data yang dikirimkan bervariasi ukurannya yaitu 100 bytes, 200 bytes, 300 bytes, 500 bytes, 1000 bytes, 1500 bytes, 2500 bytes, dan 5000 bytes. Dengan setiap ukurannya dilakukan sebanyak 100 kali. Data yang didapatkan adalah roundtrip min/avg/max beserta packet drop. Berikut penjelasan lebih detail dari ping pada router Cisco, dengan Syntax ping seperti yang terlihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7. Syntax ping pada

router Cisco Dapat dilihat bahwa ping dapat

mengatur data pattern, nilai repeat (pengulangan), nilai size (ukuran), dan lainnya. Sedangkan hasil ping dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar4.8. Keluaran perintah ping pada

router Cisco

Page 8: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  75 

Dapat dilihat bahwa nilai pengulangannya 5 kali, ukuran datanya 100 bytes, timeout-nya 2 detik, tanda seru (!) menunjukkan data yang mendapat balasan dari host yang dituju sedangkan tanda (.) menunjukkan data yang gagal atau tidak mendapat balasan dari host yang dituju dan masih ada tanda-tanda lain. Success rate menunjukkan keberhasilan proses ping dalam 5 kali pengiriman paket ping sehingga dapat dianalogikan sebagai jumlah paket yang berhasil dikirim. Round-trip menunjukkan waktu yang dibutuhkan dari sumber ke tujuan kembali lagi ke sumber dan dianalogikan sebagai 2 kali delay sehingga untuk mendapat nilai delay diambil nilai round-trip rata-rata (avg/average) dibagi 2. Berikut perumusannya.

2)(avgtripRoundDelay −

=

4.4.Hasil perhitungan

Bab berikut akan menyajikan perhitungan delay, throughput dan packet loss delay per bit 4.4.1. Perhitungan Delay per bit Grafik rata-rata adalah nilai yang diakumulasikan dari keempat site karena setiap site mengalami kondisi dan situasi yang sama sehingga analisis bisa difokuskan pada grafik rata-rata tersebut dan dilakukan perhitungan delay per bit maka didapatlah data pada tabel 4.1.

Tabel 4.1.a. Delay per bit (ms/bit) dari 3

skenario pengujian

MPLS VPN EoMPLS EIGRP (ms/bit)

MPLS VPN

EoMPLS OSPF

(ms/bit)

MPLS VPN BGP

EIGRP (ms/bit)

MPLS VPN BGP OSPF

(ms/bit) Skena

rio perta

0.02247487

0.023223438

0.022565495

0.022566667

ma rata-rata

Skenario

kedua rata-rata

0.022949609

0.023393359

0.022840495

0.022814974

Skenario

Ketiga

rata-rata

0.024635156

0.026073

0.024613021

0.026199219

Rata-rata

0.023353212

0.024229932

0.02333967

0.023860287

Sehingga apabila dilihat dari tabel diatas kita dapat mengurutkan bahwa dengan skenario yang berubah-ubah yaitu:

1. MPLS VPN BGP EIGRP dengan 23,33967 µs/bit

2. MPLS VPN EoMPLS EIGRP dengan 23,353212 µs/bit

3. MPLS VPN BGP OSPF dengan 23,860287 µs/bit

4. MPLS VPN EoMPLS OSPF dengan 24,229932 µs/bit Dari urutan itu dapat dilihat bahwa

MPLS VPN layer 3 unggul dari MPLS VPN layer 2. Hal ini dikarenakan ukuran paket MPLS VPN layer 2 lebih besar dikarenakan adanya header VLAN selain header label MPLS dan header label MPLS VPN, sedangkan pada MPLS VPN layer 3 hanya ada header MPLS dan header MPLS VPN.

Dan juga dapat dilihat dari tabel 4.1. , perbandingan routing protocol dan pengaruhnya terhadap MPLS VPN yaitu EIGRP memiliki kecepatan dalam konvergensi (kecepatan sinkronisasi informasi sehingga setiap router memiliki informasi dari setiap router) lebih baik daripada OSPF, berikut ini adalah perbandingannya untuk MPLS VPN layer 3:

Page 9: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  76 

Tabel 4.2. Perbandingan Delay per bit EIGRP dan OSPF MPLS VPN layer 3

Delay per bit (µs/bit) MPLS VPN BGP EIGRP 23.33967 MPLS VPN BGP OSPF 23.860287 Selisih delay 0.520617

Sedangkan untuk MPLS VPN layer 2:

Tabel 4.3. Perbandingan Delay per bit EIGRP dan OSPF MPLS VPN layer 2

Delay per bit (µs/bit)

MPLS VPN EoMPLS EIGRP 23.353212MPLS VPN EoMPLS OSPF 24.229932 Selisih delay 0.87672 4.4.2. Perhitungan dan analisis

Throughput dan Packet Loss Paket loss didapat dari ping dilihat

dari repetisi data dalam penelitian ini repetisi pengiriman data sebesar 100 kali. Dan hasil pengamatan success rate dapat dilihat lampiran D. Sehingga packet loss dapat dirumuskan sebagai berikut.

esuccessratPacketLoss −=1 Sedangkan throughput didapat dari

paket dalam bit dibagi delay. Berikut perumusannya.

)(det)(

ikDelaybittUkuranpakeThroughput =

a. Skenario pertama

Tabel 4.4.a. Packet Loss dan Throughpuy

skenario pengujian pertama Paket Loss

(%) Throughput

(bps) MPLS VPN EoMPLS EIGRP 22.4375 110779.4114 MPLS VPN EoMPLS OSPF 22.59375 108967.0427 MPLS VPN BGP EIGRP 26.34375 111980.3948MPLSVPN BGP OSPF 28.15625 108256.0188

b. Skenario kedua Tabel 4.4.b. Packet Loss dan Throughput

skenario pengujian kedua Paket Loss

(%) Throughput

(bps) MPLS VPN EoMPLS EIGRP 22.75

112762.7472

MPLS VPN EoMPLS OSPF 28.25

106135.0931

MPLS VPN BGP EIGRP 28.125

108423.0842

MPLSVPN BGP OSPF 27.25 107069.806

c. Skenario ketiga

Tabel 4.4.c. Packet Loss dan Throughput

skenario pengujian ketiga Paket

Loss(%) Throughput

(bps) MPLS VPN EoMPLS

EIGRP 23.9375 108647.1736 MPLS VPN EoMPLS

OSPF 27.3125 99042.22704 MPLS VPN BGP

EIGRP 28.03125 104827.2534 MPLSVPN BGP

OSPF 27.34375 100489.1004

d. Rata-rata dari ketiga skenario Tabel 4.4.d. Packet Loss dan Throughput

rata-rata dari ketiga scenario Paket

Loss(%) Throughput(

bps) MPLS VPN EoMPLS

EIGRP 23.041666

67 110729.777

4 MPLS VPN EoMPLS

OSPF26.052083

33 104714.787

6MPLS VPN BGP

EIGRP 27.5 108410.244

1 MPLSVPN BGP

OSPF 27.583333

33 105271.641

7

Dari data diatas dapat dilihat rata-ratanya pada tabel 4.4.2.d. bahwa MPLS VPN layer 2 memiliki packet loss yang lebih sedikit dibanding MPLS VPN layer 3. Hal ini dilihat dari teknik antrian yang digunakan yaitu First In First Out (FIFO) dan juga adanya buffer size (tempat data mengantri) yang ukurannya default atau sesuai setting-an dari pabrikasi routernya

Page 10: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  77 

dapat menyebabkan packet loss atau packet drop serta proses enkapsulasi dan dekapsulasi pada layer 2 lebih sederhana dibandingkan layer 3 pada Provider Edge (PE) juga dapat mempengaruhi nilai packet loss dan nilai throughput.

Tetapi nilai throughput memiliki nilai yang bervariasi yang lebih dipengaruhi oleh routing protocol pada jaringan MPLS karena throughput erat kaitannya dengan delay sehingga memiliki urutan sebagai berikut:

1. MPLS VPN EoMPLS EIGRP dengan 110729,7774 bps

2. MPLS VPN BGP EIGRP dengan 108410,2441 bps

3. MPLS VPN BGP OSPF dengan 104714,7876 bps

4. MPLS VPN EoMPLS OSPF dengan 105271,6417 bps

4.4.3. Perhitungan dan analisis Jitter Jitter adalah variasi delay dari

paket–paket yang dikirimkan. Sehingga dari hasil ping diambil round-trip maksimal dikurangi round-trip minimal. Berikut perumusannya.

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

−⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

=2

(min)2

(max) triproundtriproundJitter

Tabel 4.5 Jitter semua skenario pengujian

Jitter Skenari

o 1 (ms)

Jitter Skenari

o 2 (ms)

Jitter Skenar

io 3 (ms)

Rata-rata (ms)

MPLS VPN

EoMPLS EIGRP

100.5625

121.9375

119.1875

113.895833

3

MPLS VPN

EoMPLS OSPF

95.3125 103.3125

144.1875

114.270833

3

MPLS VPN BGP

EIGRP 100.625 96.9375 114.31

25

103.958333

3

MPLSVPN BGP OSPF 98.4375 93.75 120.5

104.229166

7

Sehingga dapat dianalisis dari nilai rata-ratanya bahwa MPLS VPN layer 3 memiliki jitter yang lebih baik dengan selisih sekitar 10 milisecond dengan MPLS VPN layer 2. Hal ini bisa disebabkan oleh pengaruh routing protocol dan juga pengaruh dari ukuran header paket MPLS VPN layer 3 lebih kecil dari MPLS VPN layer 2.

V. KESIMPULAN 1. Dari sisi delay dapat dilihat bahwa

MPLS VPN BGP EIGRP atau MPLS VPN layer 3 dengan routing protocol EIGRP memiliki nilai delay per bit terkecil yaitu 23,33967 µs/bit, tetapi nilai delay juga dipengaruhi oleh routing protocol bisa dilihat bahwa EIGRP lebih cepat daripada OSPF, hal ini dilihat dari nilai selisih delay per bit yaitu 0,520617 µs/bit pada MPLS VPN layer 3 dan 0,87672 us/bit pada MPLS VPN layer 2.

2. Dari sisi packet loss dilihat dari data yang diperoleh MPLS VPN layer 2 memiliki jumlah packet loss lebih kecil dibanding MPLS VPN layer 3 yaitu 23,0416667 % untuk routing protocol EIGRP dan 26,0508333 % untuk routing protocol OSPF.

3. Dari sisi throughput dilihat dari data yang didapatkan bahwa routing protocol memegang peranan penting dan yang tertinggi nilai throughput-nya adalah MPLS VPN EoMPLS EIGRP atau MPLS VPN layer 2 dengan routing protocol EIGRP yang bernilai 110729,7774 bps atau 110,7297774 kbps.

4. Dari sisi jitter diketahui bahwa MPLS VPN layer 3 lebih baik nilai jitter-nya dengan nilai rata-rata 103,958 ms untuk EIGRP dan 104,229 ms untuk OSPF serta memiliki selisih 10 ms dengan

Page 11: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

No.1 ,  Vol.  3, Januari – April 2012  78 

MPLS VPN layer 2 untuk masing-masing routing protocol.

5. Banyak hal yang mempengaruhi MPLS VPN yaitu pada delay terpengaruh oleh perbedaan ukuran header paket antara MPLS VPN layer 2 dan MPLS VPN layer 3 serta dipengaruhi juga oleh routing protocol walau hanya beberapa microsecond. Pada throughput dan packet loss juga terpengaruh oleh proses yang terjadi selama pengiriman paket yakni paket fragmentasi, buffer size router, teknik antrian yang digunakan dimana dalam hal ini digunakan teknik antrian default yakni FIFO. Selain itu juga dipengaruhi resource router secara hardware yaitu prosessor, ram untuk menyimpan tabel-tabel seperti tabel label, tabel routing dan lain-lain serta ram untuk buffer.

VI. REFERENSI 1. Moechammad Sarosa dan Sigit

Anggoro. 2000.Jaringan Komputer Data Link, Network, and Issue. Diktat Institut Teknologi Bandung

2. Sukaridhoto, Sitrusta. 2007. Jaringan Komputer. Diktat Politeknik Elektronika Institut Teknologi Surabaya.

3. Ghein ,Luc De. 2006. MPLS Fundamental. United State. Cisco Press of Cisco System Inc.

4. Cisco, Interconnecting Devices 2007

5. Cisco, CCNA 2007

Page 12: No.1 Vol3 Jan-April2012lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/No.1-Vol.-3-Januari... · konfigurasi, cara kerja dan ... mereka langsung melalui link-link atau sirkuit virtual

JURNAL INFORMATIKA 

NO.x, VOL.x, BULAN‐BULAN TAHUN  79