mv sewol assignment

10
CAREER Name Ferry Naminoue (1994–2012) Sewol (2013–2014) Owner Oshima Unyu,Kagoshima, Japan (1994–2007) A-Line Ferry Company, Kagoshima, Japan (2007– 2012) Chonghaejin Marine Co., Ltd.,Incheon, South Korea (2012–2014) Port of registry Naze,Japan (1994–2012) Incheon, South Korea (2012–2014) Builder Hayashikane Shipbuilding & Engineering Co. Ltd., Nagasaki, Japan Yard number 1006 Launched 13 April 1994 Completed June 1994 Identi cation IMO number: 9105205 Fate Capsized and sank on 16 April 2014

Upload: mathias-hotma

Post on 05-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ships shink

TRANSCRIPT

CAREER

Name Ferry Naminoue (19942012)Sewol (20132014)

Owner Oshima Unyu, Kagoshima, Japan (19942007)A-Line Ferry Company, Kagoshima, Japan (20072012)Chonghaejin Marine Co., Ltd., Incheon, South Korea (20122014)

Port of registry Naze, Japan (19942012)Incheon, South Korea (20122014)

Builder Hayashikane Shipbuilding & Engineering Co. Ltd., Nagasaki, Japan

Yard number 1006

Launched 13 April 1994

Completed June 1994

Identification IMO number: 9105205

Fate Capsized and sank on 16 April 2014

GENERAL CHARACTERISTICS

TypeRoPax ferry

Tonnage6,835GT3,794DWT

Length146.61m (481ft 0in) (as built)157.02m (515.16ft)

Beam22.00m (72ft 2in)

Height14.00m (45ft 11in)

Draught6.26m (20ft 6in)

Installed power2Diesel United-Pielstick 12PC2-6V-40011,912kW (15,974hp) (combined)

PropulsionTwo shafts; fixed pitch propellersBow and stern thrusters

Speed21.5 knots (39.8km/h; 24.7mph)

CapacityAs Sewol: 960 passengers88 cars60 8-ton trucksOriginal capacity was 804 passengers, 90 cars and 60 trucks

Crew36

Tragedi kapal feri MV Sewol di Korea Selatan yang menenggelamkan ratusan penumpangnya berdampak serius. Pada Minggu (27/4), Perdana Menteri Korea Selatan Chung Hong-won menyampaikan permohonan pengunduran diri menyusul kemarahan rakyat dan keluarga korban penumpang kepada pemerintah memuncak. Pemerintah dinilai tidak mampu merespons krisis dengan cepat dan melakukan penyelamatan penumpang dengan segera.Permohonan pengunduran diri PM Korsel Chung Hong-won langsung disetujui Presiden Korsel Park Geun-hye.

Ketika saya melihat orang-orang bersedih dan berduka, saya pikir sudah waktunya bagi saya untuk mundur dengan rasa penyesalan yang mendalam. Saya mengambil tanggung jawab atas insiden ini dan saya mengundurkan diri sebagai perdana menteri, kata Chung Hong-won di Gedung Pemerintah Terpadu di Seoul.Atas nama pemerintah, saya meminta maaf atas banyaknya persoalan, mulai dari mencegah kecelakaan kapal feri Sewon, sampai pada penanganan awal bencana ini. Terlalu banyak aturan tak jelas dan malapraktik dalam masyarakat kita. Saya harap ketidak beresan ini dikoreksi dan kecelakaan seperti ini tidak pernah terjadi lagi, kata Chung dalam pernyataan resminya 11 hari setelah kapal feri Sewol tenggelam.Chung memang menjadi sasaran amarah rakyat Korsel. Ketika Chung menemui keluarga korban di Pulau Jindo sehari setelah feri tenggelam, Chung dilempari botol air minuman oleh keluarga dan kerabat korban yang berkumpul di sana. Mereka marah dan kecewa dengan cara kerja pemerintah menangani kecelakaan laut itu.Tragedi Sewol juga menyebabkan wakil kepala sekolah yang selamat dari peristiwa itu tewas gantung diri. Pihak berwajib Kosel sudah menangkap kapten kapal MV Sewol dan sejumlah awak kapal yang selamat.Kecelakaan feri Sewol juga meningkatkan suhu politik di negeri ginseng itu. Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, menyebutkan, pengunduran diri Chung Hong-won memunculkan spekulasi baru yaitu perombakan kabinet untuk mendengarkan kemarahan publik sekaligus memberikan darah baru bagi pemerintahan Park Geun-hye.Chung Hong-won adalah pejabat pemerintah tertinggi di Korsel yang mengundurkan diri dan kehilangan jabatannya setelah terjadi bencana terburuk sejak 1995 ketika sebuahdepartment storedi Seoul roboh, dan menewaskan 501 orang.Pengunduran diri Chung Hong-won ditanggapi sinis oleh keluarga penumpang yang hilang. Pengunduran diri itu tak ada artinya apa-apa. Dia tidak mau mengambil tanggung jawab atas kekacauan ini. Pemerintah tak becus melakukan operasi penyelamatan, kata seorang ibu korban. Dia juga menyarankan agar Presiden Korea Selatan juga mundur.

114 penumpang masih hilang

Kapal feri Sewol berangkat dari Pelabuhan Incheon, sebelah barat Seoul, dan memuat 476 penumpang. Sebagian besar penumpang feri itu adalah siswa dan guru dari Danwon High School (Ansan City) yang melakukan perjalanan praktik lapangan ke Pulau Jeju.Kapal itu berangkat pada 15 April malam setelah terlambat selama 2,5 jam. Perjalanan sepanjang 400 kilometer dari Incheon ke Jeju biasanya ditempuh dalam waktu 13,5 jam.Pada 16 April pagi, kapal feri ini terbalik. Lokasinya kira-kira 2,7 kilometer lepas pantai Pulau Gwanmae di kawasan Jindo, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan.Pada saat kapal terbalik, kondisi laut dilaporkan tenang dan kawasan yang dilintasi kapal itu bukan daerah karang.Sampai Senin, sebanyak 188 orang ditemukan tewas. Sementara 114 orang lainnya masih hilang. Hanya 174 orang yang sejauh ini selamat, termasuk 22 dari 29 kru kapal feri tersebut.Upaya pencarian korban yang hilang masih terus dilakukan meskipun terhambat cuaca buruk dan air laut yang sangat dingin.

Kapal Bekas Jepang

Kapal feri MV Sewol dibuat oleh perusahaan Jepang, Hayashikane Shipbuilding & Engineering Co Ltd. Kapal sepanjang 146 meter dan lebar 22 meter itu berkapasitas maksimum 956 penumpang, termasuk kru kapal. Feri ini juga mampu menampung 180 sampai 220 mobil, dan membawa 152 kontainer. Kecepatan maksimum MV Sewol 22 knot (41 km per jam).Pada periode 1994-2012, kapal ini bernama Naminoue-Maru, dan beroperasi selama 18 tahun di Jepang. Pada Oktober 2012, kapal itu dibeli oleh Cheonghaejin Marine Company di Incheon, dan dinamakan MV Sewol. Perusahaan Korsel itu melakukan modifikasi kapal, termasuk menambah kabin penumpang di dek tiga, empat, dan lima, serta meningkatkan kapasitas penumpang dan berat kapal.Setelah melalui pengecekan oleh Pemerintah Korea Selatan dan Korean Register of Shipping, kapal MV Sewol mulai beroperasi pada 15 Maret 2013. Kapal ini melayani rute dua-tiga kali seminggu dari Incheon ke Jeju.

Apa penyebabnya?

Tragedi tenggelamnya kapal feri MV Sewol di negara maju seperti Korea Selatan memang menyisakan pertanyaan, bagaimana bisa kapal feri itu tenggelam dengan cepat, dan bagaimana bisa upaya penyelamatan begitu lambat?Penyebab kapal MV Sewol terbalik dan tenggelam itu sedang diselidiki. Ada beberapa dugaan penyebabnya.

Pertama, kapal kelebihan muatan. Kapal itu diduga memuat 3.608 ton kargo ketika berangkat dari Incheon. Padahal, kapasitasnya hanya 987 ton kargo.

Kedua, akibat renovasi. Profesor Kim Gill-Soo, profesor dari Departemen Teknologi Transportasi Maritim di Korea Maritime University, menduga tambahan kabin penumpang di dek lantai tiga, empat dan lima, penyebab utama kecelakaan kapal.

Ketiga, berbelok mendadak. Ada dugaan kapal berbelok tiba-tiba sehingga kapal terbalik.Teori lainnya disampaikan Lee Sang-Yun, profesor di Pukong National University, antara lain kecepatan abnormal. Sementara Gong Gil-Young, profesor rekayasa penerbangan pada Korea Maritime University, menduga terjadi ledakan dalam kapal.Sementara itu, badan penjaga pantai (coast guard) Korea Selatan menduga MV Sewol menabrak karang karena cuaca saat itu berkabut.

Menganalisa dengan menggunakan metoda Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)

Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) was one of the first systematic techniques for failure analysis. An FMEA is often the first step of a system reliability study. It involves reviewing as many components, assemblies, and subsystems as possible to identify failure modes, and their causes and effects. For each component, the failure modes and their resulting effects on the rest of the system are recorded in a specific FMEA worksheet. There are numerous variations of such worksheets. An FMEA is mainly a qualitative analysis.

Three Variable of which contributes in counting RPN (Risk Priority Number) Severity Criteria for FMEA Probability of Occurrence Criteria for FMEA Probability of detection for FMEA

No.Failure ModeFailure CauseFailure EffectsLikelihood of occurrence(1-10)Likelihood of detection(1-10)Severity(1-10)Risk Priority Number(RPN)Actions to Reduce Occurrence of Failure

1.Kebocoran lambungMenabrak karangKapal guling847224Perketat pengamanan

Ledakan bomApabila melakukan perubahan jalur gunakan pilot

2.Modivikasi KapalPerubahan struktur Kelebihan muatan848256Perhitungkan gaya

Perubahan bobot kapal

3.Crew tidak kompeten Tidak tepat dalam mengambil keputusanKeterlambatan evakuasi penumpang867336Lakukan Pelatihan rutin dalam keadaan emergency

Panik dalam keadaan darurat

Kurangnya rasa tanggung jawab

4.Kapal berbelok mendadakHilangnya stabilitas kapal (restoring force) karena perubahan struktur kapal dan kelebihan muatanKapal tidak mampu menerima gaya yang besar sehingga guling756210Kapal dikemudikan oleh crew yang professional

5.LingkunganArus kencangKesulitan dalam mengambil keputusan untuk proses evakuasi676252Memperhitungkan kemungknan terburuk dalam menghadapi cuaca yang ekstrim

Temperatur air dingin

6.Uji KelayakanKapal kelebihan muatanKapal guling779441Perketat dalam sertifikasi kapal yang melakukan modivikasi

Mengurangi stabilitas

7.Safety equipmentPenambahan kapasitas kapalKorban jiwa839216

Failure Mode :What could go wrong ?

Failure Causes :Why would the failure happen ?

Failure Effects :What would be the consequences of failure ?

Likelihood of Occurrence :1-10, 10 = very likely to occur

Likelihood of Detection :1-10, 10 = very unlikely to detect

Severity :1-10, 10 = most severe effect

Risk Priority Number (RPN) :Likelihood of Occurrence * Likelihood of Detection * Severity

Referensi

http://en.wikipedia.org/wiki/Sinking_of_the_MV_Sewolhttp://img.astroawani.com/2014-04/81397619522_950x600.jpghttp://en.wikipedia.org/wiki/Failure_mode_and_effects_analysishttp://robertadhiksp.net/2014/05/01/tragedi-sewol-di-korsel/