modul 1.docx

54
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Tahun 2013, Tanggal 7,Modul 1 PENGENALAN DAN PENERAPAN PERALATAN ANALISIS FATRA MAKALALAG (441412005) Department of Chemistry Education Faculty of Mathematics and Natural Sciences 1

Upload: inangmokodongan

Post on 10-Apr-2016

55 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

PENGENALAN DAN PENERAPAN PERALATAN

ANALISIS

FATRA MAKALALAG (441412005)

Department of Chemistry Education

Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Gorontalo State University

2013

E-mail: [email protected] Report Received: Oktober , 2013

1

Page 2: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

1. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat menggunakan Peralatan analisis serta

mampu menerapkannya.

2. Dasar Teori

Pada setiap melakukan percobaan, maka praktikan tidak terlepas dengan yang namanya alat

percobaan. Dimana alat perobaan ini sangat penting dan sangat diperlukan untuk membantu

praktikan pada saat melakukan percobaan atau pengamatan. Untuk hasil pengamatan yang lebih

bagus dan valid, maka dibutuhkan keterampilan khusus untuk menggunakan alat percobaan

tersebut.1

Menggunakan alat dengan betul merupakan syarat untuk memperoleh hasil-hasil yang

betul pada analisis kuantitatif. Cara penggunaan yang benar ini ditanamkan pada diri dari

permulaan, bagi percobaan-percobaan selanjutnya. Dalam praktikum ini kita akan belajar mengenal

dan meggunakan alat: pipet, labu takar, buret2

Alat-alat yang biasanya dipakai dalam percobaan yaitu :

1.1 Peralatan Dasar

Gelas Kimia (beaker) : berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang

dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran

alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Fungsinya :Untuk mengukur volume larutan yang tidak

memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi

1 Underwood. Quantitative chemical analysis.(Jakarta: Erlangga), hal.3-42 Team Teaching, Modul praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Kimia Analitik. (Gorontalo:UNG), hal.1

2

Page 3: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan

skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.Fungsinya : Untuk

menyimpan dan memanaskan larutan.

Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca

atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.Fungsi :Untuk

mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.

Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. Jenisnya

: Pipet seukuran, digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian

tengahnya menggelembung. Pipet berukuran, berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang

dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara

tepat. Pipet tetes, berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya

meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan

kecil.3

Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5

dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL. Fungsi

untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi. Tabung

reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan

panas, terdiri dari berbagai ukuran. Fungsi Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Kaca

arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter. Fungsi Sebagai penutup gelas

kimia saat memanaskan sampel

Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas

bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan

meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut. Fungsi : Untuk menyaring campuran kimia

dengan gravitasi. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.

Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk

menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

3 Hasani. Soemamto, MSDS Jurnal PUSLITBANG.(Jakarta:UPI), hal.6-7

3

Page 4: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel

atau alumunium. Fungsi Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan. Batang

pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.

Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran

panas yang berasal dari suatu pembakar. Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan

untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.4

Bunsen / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia. Bola hisap : digunakan

untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk

menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty). Neraca

analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.5

1.2 Peralatan Pendukung

Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan

tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.

Fungsi :Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Labu

bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar, ada yang rata. Terbuat

dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 oC.Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL.

Fungsi :Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.

Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar.

Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat kering.

Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter

corong. Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil,

ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal

yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai

untuk menampung cairan hasil filtrasi.

4 Astin Lukum. Bahan Ajar Dasar-Dasar Kimia Analitik. (Gorontalo : UNG), hal.1625 Anonym.( tanpa tahun).pengenalan alat dan bahan. (online)

4

Page 5: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Corong pisah : berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di

sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca. Fungsi :Untuk memisahkan campuran

larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.

Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering,

dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam

desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa

dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan

adalah silika gel. Fungsi :Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air

Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari

kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia,

mikrobiologi. Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi

sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai

airnya keluar.

Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan

panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Pada saat krus masih

dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus

pecah. Kaki tiga krus : terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat akan

dipanaskan langsung di atas api. Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk

menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.

Klem manice : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk memegang peralatan

gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif

menggunakan klem bosshead. Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi

untuk menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang corong. Klem buret : terbuat dari

besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi.

Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang corong atau corong pisah

yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian belakang disambungkan dengan

statif menggunakan klem bosshead. Tang krusibel : terbuat dari besi atau baja untuk mengambil

5

Page 6: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

dan membawa krusibel. Stirrer magnetic : magnet yang digunakan untuk mengaduk larutan.

Sentrifuge : berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan dari larutan.

Chromatography chamber : terbuat dari kaca yang digunakan dalam proses kromatografi kertas.

Spectronic 20 : digunakan untuk mengukur absorbansi larutan berwarna dalam proses

spektrofotometri.6

1.3. Teknik Dasar di Laboratorium

a. Cara memanaskan cairan

Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat

peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas

kimia.

Pemanasan cairan dalam tabung reaksi. Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi

kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain. Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan

mulut tabung. Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok.

Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasa7.

b. Cara membaca volume pada gelas ukur

Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang

diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung

skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan

yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.

c. Cara menggunakan buret

Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara

mengisinya Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong

gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan

6 Anonym.( tanpa tahun).peralatan pendukung laboratorium. (online)7 Mulyono, Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. (Bandung : Bumi Aksara), hal 16-17

6

Page 7: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata.

Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada

gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk

mengatur cairan agar tepat pada skala nol.

d. Cara menggunakan neraca analitis

Nolkan terlebih dulu neraca tersebut. Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian

timbangan. Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca. Setelah digunakan, nolkan kembali

neraca tersebut.8

1.4. Pengenalan bahan kimia

Pengetahuan sifat bahan menjadi suatu keharusan sebelum bekerja di laboratorium. Sifat-

sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety Data Sheet (MSDS) di

dalam buku, CD, atau melalui internet. Pada tabel berikut disajikan sifat bahaya bahan berdasarkan

kode gambar yang ada pada kemasan bahan kimia. Peraturan pada pengepakan dan pelabelan

bahan kimia diwajibkan mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia

khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan berbahaya dan

beracun (B3). Bahan berdasarkan fasa : Padat, cair, gas. Bahan berdasarkan kualitas yaitu teknis,

special grade : pro analyses (pa), special grade : material references.9

1.5 Pengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol)

1. Harmful (Berbahaya).

Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem

pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak

dengan kulit, dihirup atau ditelan.

8 Purba, Michael, Kimia untuk SMA Kelas XI. (Jakarta: Erlangga), hal.469Diajeng.2011.peralatan pendukung laboratorium jenis.(online).

7

Page 8: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

2. Toxic (beracun). Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan

kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau

penyerapan melalui kulit.

3. Corrosive (korosif). Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit,

gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada

Mata.

4. Flammable (Mudah terbakar). Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi

dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar

(seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen, permukaan

metal panas, loncatan bunga api listrik, dan lain-lain.

5. Explosive (mudah meledak). Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga

api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada

kontak (singgungan dengan logam/metal)

6. Oxidator (Pengoksidasi) Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini

menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor).10

10 Anonym.( tanpa tahun).simbol-simbol berbahaya. (online)

8

Page 9: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

3. Alat dan Bahan

3.1 Alat-alat

Gelas Kimia erlenmeyer batang pengaduk Gelas ukur

Pipet tetes labu takar pipet volume Corong

Kertas saring buret

3.2 Bahan

9

Page 10: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

- Larutan detergen

- 250 mL reagen A

- 100 mL HCL 0.1 N

- 100 mL NaOH o.1 N

4. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

4.1 Gambar alat-alat beserta fungsinya

Gelas kimia ada yang berukuran 50. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2

L.Fungsinya :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi

Batang pengaduk Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain pipih. Panjang 15 cm.

Kegunaan Pengocok larutan

Boshead Dua pasang tempat jepitan, 2 pasan jepitan yang saling menyilang siku-siku. Kegunaan

Penjepit klem universal

10

Page 11: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala

sepanjang dindingnya. Fungsinya :Untuk menyimpan dan memanaskan larutan

besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. Kaki tiga

mempunyai garis tengah 8 cm dan tinggi 15 cm digunakan sebagai tungku dan terbuat dari batang

besi

Klem universal Satu baud pengencang jepitan, ukuran panjang sekitar 15 cm, bukaan rahang dapat

menggenggam beker 50 ml. Kegunaan Untuk menjepit erlenmeyer dan lain-lain.

Kondensor Gelas borosilikat. Panjang jaket kaca 300 mm. Diameter pipa masukan keluaran OD:8,

tanpa ada sambungan gelas. Kegunaan Untukl destilasi larutan

Labu destilasi Bahan borosilikat. Berlengan, kapasitas 125, dilengkapi karet penutup berlubang

kira-kira 6 mm. Kegunaan Untuk destilasi larutan

11

Page 12: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Indikator universal strips, satu boks isi: 100; pH: 0-14 Kegunaan Untuk identifikasi keasamaan

larutan/zat

Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit

yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

Neraca Kapasitas: 311 g, pan tunggal bahan stainless steel, ketelitian 10 mg. Bahan : Die-casting.

Tipe: tiga lengan. cast aluminium body and beam, stainless steal pan and bow. Kegunaan Untuk

menimbang zat

Pembakar spirtus Kapasitas 100 ml, bertutup untuk mencegah

penguapan, bahan kaca. Kegunaan Untuk membakar zat atau memanasi larutan.

Penjepit tabung reaksi Bentuk rahang: persegi. Pegas : dipoles nikel

dengan diameter: 10 -25 mm. Kegunaan Untuk menjepit tabung reaksi

Pipa kapiler Diameter: 8 mm. Diameter dalam: 0.8 mm. Panjang 15 cm. Kegunaan Untuk

mengalirkan gas ke spesimen tertentu.

12

Page 13: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Pipet Filler (pengisap pipet) Tipe: bola karet kenyal dengan 3 knop. Bola karet tidak mudah lembek.

Kegunaan Untuk menghisap larutan yang akan diukur

Pipet tetes biasanya digunakan untuk memindahkan beberapa tetes larutan atau zat dari tempat

tempat satu ke tempat yang lain

Rak tabung reaksi. Bahan: Plastik , jumlah lubang: 40, diameter: 16 mm.rak tabung reaksi

digunakan sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi.

Selang kondenser Diameter dalam: 6 mm, tebal dinding: min. 1.5 mm, Panjang:15 m; Bahan:

karet latek sangat plastis. Kegunaan Untuk pengaliran air ke kondensor.

Spatula plastik Bahan: plastik, kedua ujung bundar. Panjang: 150 mm. Kegunaan Pengambil zat

kristal

13

Page 14: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Spatula logam Terbuat dari bahan stainles stail: bibir lonjong, panjang : 150 mm. Kegunaan

Pengambil zat yang tidak bereaksi dengan logam.

Statif dasar persegi Dimensii: landasan: 210 x 145 mm.panjang batang: 600 dengan diamater

batang: 10 mm. Material : cast iron di cat. Kegunaan Merangkai peralatan praktikum

Tabung reaksi Bahan: gelas borosilikat, Ukuran: 15 x 150mm. Per pak 50 buah. Kegunaan Untuk

mereaksikan zat.

Termometer alkohol Jangkauan pengukuran -10 oC - 110 oC. Kegunaan Untuk mengukur suhu

larutan

Plat alas pembakaran Bahan: logam anti karat. Tanpa asbes.

Ukuran: 100 x 100 mm. Kegunaan Alas tempat pemanasan

Selang Dialisis Diameter: kira-kira 15 mm. Selaput semipermiabel. Panjang 20 cm. Kegunaan

Untuk percobaan difusi osmosis

14

Page 15: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Kertas saring Tingkatan untuk siswa (teknis). Ukuran: 58 x 58 cm, Kegunaan Untuk menyaring

larutan

Desikator ini di isi dengan silica gel yang berperan untuk menjaga agar ruangan dalam desikator

tetap kering. Selanjutnya angsang dipasang di atas silica gel yang digunakan

15

Page 16: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Labu takar. ada yang berukuran 10 mL, 50 mL, 250 mL, 500 mL x 100 mL, yang biasanya

digunakan membuat larutan sebanyak volume tertentu dengan konsentrasi tertentu pula.

Pipet volume biasanya digunakan untuk memindahkan larutan atau zat

dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

Cawan Porselein fungsinya digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan

pemanasan.

.

16

Page 17: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.

Gelas ukur ada yang berukuran 5 mL, 10 mL, 50 mL x 100 mL. Gelas ukur ini biasanya digunakan

untuk mengukur volume larutan atau cairan.

4.2 Teknik Dasar di Laboratorium

Cara memanaskan cairan

Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat

peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam

gelas kimia.

a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi. Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi

kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain. Jepit tabung reaksi pada bagian dekat

dengan mulut tabung. Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali

dikocok. Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan

b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer Bagian bawah dapat kontak

langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.

Cara membaca volume pada gelas ukur

Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang

diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis

singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung

permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas

ukur.

Cara menggunakan buret

17

Page 18: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya

: Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas.

Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret

dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata.

Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada

gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit

untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.

Cara menggunakan neraca analitis. Nolkan terlebih dulu neraca tersebut. Letakkan zat

yang akan ditimbang pada bagian timbangan. Baca nilai yang tertera pada layar monitor

neraca. Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut

4.3 Teknik Analisis Kualitatif

Reaksi pembentukan warna atau pembentukan endapan. Jika tidak dinyatakan lain, ambil

kira-kira 1 ml (20 tetes) larutan sampel, masukkan tabung reaksi (jika masih ada proses

selanjutnya) atau druppel plat (jika tidak ada proses selanjutnya), tambahkan pereaksi

secukupnya secara bertetes-tetes sampai terjadi perubahan warna. Jika pereaksi yang

digunakan sudah cukup banyak (± 1 ml) tetapi tidak terjadi perubahan warna ataupun

menghasilkan endapan, maka hasil reaksi dinyatakan negatif.

Cara memanaskan

ambillah kaki tiga dan letakkan kasa kawat diatasnya. letakkan gelas kimia yang berisi larutan

diatas kasa dan panaskan dengan pemanas spiritus

Cara memanaskan zat dalam tabung reaksi. Jepit tabung reaksi yang berisi larutan dengan

penjepit kayu/besi. Panaskan dengan nyala api spiritus, api pemanas hendaknya terletak

pada bagian atas larutan. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata. Arahkan

18

Page 19: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai orang lain

maupun diri sendiri

Cara menyaring endapan

gunakan kertas saring yang dibentuk seperti gambar

disamping. saringlah sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya larutan adalah sepertiga tinggi

kertas

Cara mencuci endapan pada kertas saring. Arahkan aliran air dari sebuah botol pencuci

pertama-tama di sekitar pinggir atas kertas saring menyusul gerakkan spiral (memutar ke

arah dalam) menuju endapan dan tiap pencucian kertas saring terisi antara separuh sampai

dua pertiganya.

4.4 Teknik Analisis Kuantitatif

Penimbangan, Gunakan sendok untuk mengambil zat yang akan ditimbang. Pilih timbangan

yang tepat sesuai kapasistasnya. Jangan menimbang zat melebihi kapasitas maksimal timbangan

yang digunakan.

Pengukuran. Pengukuran volume larutan bisa menggunakan gelas ukur, kecuali jika dinyatakan

perintah ”ukur dengan saksama...”, dimaksudkan bahwa pengukuran dilakukan dengan memakai

pipet standar dan harus digunakan sedemikian rupa sehingga kesalahannya tidak melebihi batas

yang ditetapkan.

19

Page 20: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Penggunaan buret. Periksa terlebih dahulu apakah buret dalam kondisi baik (tidak pecah atau

bocor), berikan sedikit saja vaselin pada kran agar pengaturan penetesan mudah dilakukan.

Bersihkan buret sebelum digunakan dengan air, bilaslah buret tersebut dengan sedikit zat kimia

yang akan dimasukkan kedalamnya. Masukkan zat kimia yang akan digunakan ke dalam buret

tersebut dengan menggunakan corong. Lakukan pengisian sampai seluruh bagian buret terisi

(perhatikan bagian bawahnya !) dan tidak terdapat gelembung gas pada buret.

Pembacaan volume titrasi. Mata harus sejajar miniskus, gunakan miniskus bawah untuk

menentukan volume titrasi. Jangan lupa perhatikan skala buret, karena masing-masing kapasitas

buret memiliki skala yang berbeda.

.

4.5 Simbol pada Bahan Kimia

Explosive (bersifat mudah meledak)Huruf kode: E .Bahan dan formulasi yang ditandai dengan

notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan

sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. .

Oxidizing (pengoksidasi Huruf kode: O Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi

bahaya „oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar

atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan.

20

Page 21: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar). Huruf kode:F Bahan-bahan dan formulasi

yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik

nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC).

Highly flammable (sangat mudah terbakar) Huruf kode: F Bahan dan formulasi ditandai dengan

notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi

atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC).

Very toxic (sangat beracun) Huruf kode: T+ Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi

bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan

kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut

(ingestion), atau kontak dengan kulit.

Toxic (beracun). Huruf kode: T Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’

dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi

sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan

kulit.

21

Page 22: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

Harmful (berbahaya) Huruf kode: Xn Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya

‘harmful’ memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi , melalui

mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Corrosive (korosif) Huruf kode: C Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak

jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat

diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai

sebagai bahan korosif.

Irritant (menyebabkan iritasi). Huruf kode : Xi Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah

tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.

Bahan berbahaya bagi lingkungan. Huruf kode: N Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous

for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu

kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan

menyebabkan gangguan ekologi

1. KESIMPULAN

Dengan mengenal alat-alat tersebut, maka akan mempermudah praktikan pada

saatmelakukan analisis ataupun percobaan yang lain sehingga hasil yang dicapai akan lebih

meyakinkan atau lebih valied dan tngkat ketelitian dalam percobaan semakin besar sehingga

22

Page 23: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

kemungkinan kesalahan pada saat melakukan percobaan sangat kecil. Oleh karena itu, mahasiswa

atau praktikan butuh ketrampilam khusus dalam menggunakan alat-alat tersebut.

2. KEMUNGKINAN KESALAHAN

Setiap melakukan percobaan atau analisis pasti hasilnya tidak selalu tepat sesuai harapan,

artinya tidak selamanya sesuai akan tetapi ada lesalahan-kesalahan tertentu walau tingkat

ksalahannya sangat kecil. Adapun kemungkinan kesalahan pada percobaan ini antara lain

Mahasiswa tidak mengetahui secara keseluruhan alat-alat kimia. Mahasiswa atau praktikan tidak

mengetahui fungsi alat-alat tersebut. Mahasiswa atau praktikan kurang trampil dalam melakukan

atau menggunakan alat.

DAFTAR PUSTAKA

Hasani. Soemamto.2012. MSDS.( jurnal PUSLITBANG.UPI)

Lukum. Astin P 2OO9. Bahan Ajar Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo : UNG

Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Bandung : Bumi Aksara

Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Team Teaching.2009. Modul praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo : UNG.

Underwood. 1988. Quantitative chemical analysis . Erlangga:Jakarta

Anonym tanpa tahun. Peralatan pendukung laboratorium (online). Tersedia :

http://images.google.co.id diakses tanggal 6 oktober 13.08 wita

Anonym tanpa tahun. Symbol-sombol berbahaya (online).

Tersedia :http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com diakses tanggal 6 oktober 13.15 wita

Diajengsurendeng. Peralatan pendukung laboratorium jenis (online). Tersedia:

http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/11/peralatan-pendukung-laboratorium-jenis.html diakses

23

Page 24: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

tanggal 6 oktober 13.28 wita

Anonim tanpa tahun. Kertas saring (online) tersedia : http://www.kamusbesar.com/53128/kertas-

saring diakses tanggal 6 oktober 13.47 wita

24

Page 25: MODUL 1.docx

Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun 2013, Tanggal 7,Modul 1

25