merkur i

10
FRONTIR Nomor 33, Maret 2001 KANDUNGAN MERKURI DAN KADMIUM SEPANJANG KALI DONAN KAWASAN INDUSTRI CILACAP (Mercury and Cadmium contents Alongside of Donan River Bank of Industrial Area, Cilacap ) Henny Pagoray ABSTRACT The aim of the research is to identify the mercury and cadmium contents in sea water, sediment, gastrophods, and bivalvias on mangroove forest community at industrial area of Donan River bank, Cilacap, Central Java. The samples was analysed by AAS. The result of analysis conducted that Hg and Cd contents in sediment still feasible in range of RNO standard, but in sea water was higher than limit of the standard quality for sea water organism; and in gastrphods and bivalvias flesh positively detected, however, still lower than limit of the standard quality for fish and their product. PENDAHULUAN Proses industrialisasi tidak dapat melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkan, adanya bahan sisa industri baik yang berbentuk padat maupun cair berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Bilamana sisa-sisa tersebut dilepaskan ke perairan bebas, akan terjadi perubahan nilai dari perairan itu baik kualitas maupun kuantitas sehingga perairan dapat dianggap tercemar. Perairan daerah Cilacap merupakan perairan dinamik yakni merupakan perairan percampuran (mixing) antara perairan tawar dan laut. Perubahan kualitas air sebagai penentu daya dukung potensi sumber daya hayati perairan sangat ditentukan oleh faktor daya tampung dari ekosistem perairan. Hubungan dinamik dari ke-seimbangan komposisi komponen unsur hara, bahan organik dan biomassa sangat penting bagi kemantapan ekosistem perairan, namun hubungan kemantapan tersebut akan segera terganggu bila terjadi masukan bahan bersifat racun, radioaktif ataupun suhu panas. Masuknya bahan pencemar akan mampu menurunkan potensi sumber daya hayati. Pencemaran oleh bahan- bahan industri yang mengandung bahan berbahaya, misalnya pestisida, logam berat seperti merkuri (Hg), cadmium (Cd), plumbum (Pb) cenderung meningkatkan kasus keracunan dan gangguan kesehatan masyarakat (Harjana, 1983 dalam Sugijanto, dkk., 1991). Kawasan industri Cilacap berlokasi disepanjang bagian Timur Kali Donan. Pengembangan kawasan industri Cilacap dan aktivitasnya akan mempengaruhi lingkungan

Upload: masdarto7032

Post on 01-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: Merkur i

FRONTIR Nomor 33, Maret 2001

KANDUNGAN MERKURI DAN KADMIUM SEPANJANG KALI DONAN KAWASAN INDUSTRI CILACAP

(Mercury and Cadmium contents Alongside of Donan River Bank

of Industrial Area, Cilacap )

Henny Pagoray

ABSTRACT

The aim of the research is to identify the mercury and cadmium contents in sea water, sediment, gastrophods, and bivalvias on mangroove forest community at industrial area of Donan River bank, Cilacap, Central Java. The samples was analysed by AAS. The result of analysis conducted that Hg and Cd contents in sediment still feasible in range of RNO standard, but in sea water was higher than limit of the standard quality for sea water organism; and in gastrphods and bivalvias flesh positively detected, however, still lower than limit of the standard quality for fish and their product.

PENDAHULUAN Proses industrialisasi tidak dapat melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkan, adanya bahan sisa industri baik yang berbentuk padat maupun cair berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Bilamana sisa-sisa tersebut dilepaskan ke perairan bebas, akan terjadi perubahan nilai dari perairan itu baik kualitas maupun kuantitas sehingga perairan dapat dianggap tercemar. Perairan daerah Cilacap merupakan perairan dinamik yakni merupakan perairan percampuran (mixing) antara perairan tawar dan laut. Perubahan kualitas air sebagai penentu daya dukung potensi sumber daya hayati perairan sangat ditentukan oleh faktor daya tampung dari ekosistem perairan. Hubungan dinamik dari ke-seimbangan komposisi komponen unsur hara, bahan organik dan biomassa sangat penting bagi kemantapan ekosistem perairan, namun hubungan kemantapan tersebut akan segera terganggu bila terjadi masukan bahan bersifat racun, radioaktif ataupun suhu panas. Masuknya bahan pencemar akan mampu menurunkan potensi sumber daya hayati. Pencemaran oleh bahan-bahan industri yang mengandung bahan berbahaya, misalnya pestisida, logam berat seperti merkuri (Hg), cadmium (Cd), plumbum (Pb) cenderung meningkatkan kasus keracunan dan gangguan kesehatan masyarakat (Harjana, 1983 dalam Sugijanto, dkk., 1991). Kawasan industri Cilacap berlokasi disepanjang bagian Timur Kali Donan. Pengembangan kawasan industri Cilacap dan aktivitasnya akan mempengaruhi lingkungan

Page 2: Merkur i

FRONTIR Nomor 33, Maret 2001

sekitarnya, khususnya ekosistem di Kali Donan, yang merupakan sungai pasang surut, memiliki berbagai biota, termasuk biota yang hidup di hutan mangrove. Jenis organisme hutan mangrove yang mudah dipergunakan sebagai indikator biologik untuk pencemaran logam berat ialah jenis keong (gastropoda) dan kerang (bivalvia). Dasar pertimbangan penggunaan keong dan kerang sebagai indikator biologik adalah karena jenis tersebut hidup menetap (sessile), organisme penyaring makanan (filter feeder) dan mempunyai sifat mengakumulasi bahan-bahan pencemar seperti pestisida, hidrokarbon, logam berat dan lain-lain ke dalam jaringan tubuh. Selain itu kerang yang hidup di daerah intertidal juga merupakan organisme yang eurihaline (organisme yang mampu hidup pada kisaran lebar salinitas), teradaptasi serta mempunyai toleransi yang besar terhadap berbagai variasi dan perubahan parameter atau sifat lingkungan. Mengingat perairan Kali Donan merupakan badan air yang akan menampung limbah buangan terutama dari kegiatan industri di sekitarnya maka perlu untuk mengadakan penelitian tentang kandungan logam berat dalam air, sedimen, gastropoda dan bivalvia pada hutan mangrove di sekitar kawasan industri sepanjang Kali Donan Cilacap. Khusus logam berat yang akan dianalisis yaitu unsur Hg dan Cd. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan logam berat Hg, Cd, dalam air, sedimen, gastropoda dan bivalvia pada hutan mangrove disekitar kawasan industri sepanjang Kali Donan Cilacap.

TINJAUAN PUSTAKA Logam berat secara alamiah terdapat dalam air laut namun dalam jumlah yang sangat rendah. Kandungan ini dapat meningkat bila limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan perindustrian yang banyak mengandung logam berat masuk ke lingkungan. Dari jenis-jenis limbah ini, umumnya yang banyak mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini disebabkan kerena senyawa senyawa atau unsur logam berat banyak dimanfaatkan dalam industri, baik sebagai bahan baku, kata-lisator maupun sebagai bahan tambahan (Hutagalung, 1991). Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu logam berat tidak dapat dihancurkan (non degradable) oleh organisme hidup di lingkungan dan terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi (Djuangsih, dkk., 1982). Biota air yang hidup dalam perairan tercemar logam berat, dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya. Makin tinggi kandungan logam berat dalam perairan akan semakin tinggi pula kandungan logam berat yang terakumulasi dalam tubuh hewan air tersebut (Rai et al., 1981).

Page 3: Merkur i

FRONTIR Nomor 33, Maret 2001

Surtipanti, dkk. (1992), menyatakan bahwa merkuri (Hg) memiliki sifat yang sama dengan cadmium (Cd) yaitu selain bersifat esensial juga toksik terhadap organisme yang hidup di air. Oleh karena sifat tersebut, dalam berbagai penelitian logam berat, kedua jenis logam tersebut selalu mendapat prioritas untuk dianalisis dan dievaluasi. Phillips (1980), menyatakan bahwa moluska (gastropoda, bivalvia) dan makroalgae merupakan indikator yang paling tepat dan efisien untuk pencemaran logam berat, kerena : dapat mengakumulasi pencemar tanpa ia sendiri mati terbunuh; terdapat dalam jumlah banyak; terikat pada suatu wilayah yang luas sehingga dapat mewakili daerah yang diteliti; hidup dalam waktu yang lama sehingga memungkinkan sampling yang lebih dari satu kali jika dibutuhkan; mempunyai ukuran yang memadai untuk keperluan analisis; mudah diambil serta tidak mudah rusak; mempunyai toleransi terhadap air payau yang memungkinkan penelitian di daerah estuaria; dapat menunjukkan korelasi antara kandungan bahan pencemar dalam air dan dalam tubuh organisme.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi pengambilan sampel yaitu pada hutan mangrove di sepanjang Kali Donan Cilacap Jawa Tengah. Sampel dianalisis di Laboratorium Pusat Antar Unit (PAU) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Waktu penelitian yaitu tanggal 18 Mei s/d 30 Oktober 1997. Bahan Penelitian Bahan uji berupa sampel air, sedimen, gastropoda (Telescopium sp, Nerita sp) dan bivalvia (Venus sp, Lutraria sp). Parameter yang dianalisis yaitu logam berat Hg, Cd, dalam air, sedimen, daging gastropoda dan bivalvia. Prosedur Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu secara observasi. Pengambilan sampel air, sedimen, gastropoda dan bivalvia yaitu secara purposive. Lokasi pengambilan sampel yaitu : (1) hutan mangrove seberang Pabrik Semen Nusantara; (2) hutan mangrove seberang penyeberangan Lomanis; (3) hutan mangrove seberang kilang minyak Pertamina, (4) hutan mangrove dekat dengan muara dan (5) hutan mangrove di perairan Sapuregal (lokasi kontrol). Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga periode, periode I tanggal 18 Mei 1997, periode II tanggal 1 Juni 1997 dan periode III tanggal 15 Juni 1997. Pengambilan sampel gastropoda dan bivalvia dengan metode kuadrat, masing-masing plot berukuran 4 x

Page 4: Merkur i

FRONTIR Nomor 33, Maret 2001

4 meter. Cara pengambilan sampel secara tree fauna, epifauna dan infauna. Analisis logam berat menggunakan AAS (Atomic Absorbsion Spectrophotometer). Analisis Data Data hasil pengukuran kandungan logam berat dalam air dibandingkan dengan Baku Mutu Air untuk Keperluan Biota (Golongan C) dan Rekreasi kecuali Renang bagi Propinsi Jawa Tengan Nomor: 660.1/26/1990; dan Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut Kep-02/MENKLH/I/1988. Hasil analisis logam berat dalam daging gastropoda dan bivalvia dibandingkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor: 03725/B/SK/VII/1989, Departemen Kesehatan RI untuk ikan dan olahannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Logam Berat Hg dan Cd pada Air Laut

Hasil analisis kandungan logam berat Hg, Cd pada air laut di 5 lokasi terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-Rata Kandungan Logam Berat Hg, Cd pada Air Laut di Daerah Hutan Mangrove Kali Donan Cilacap

Lokasi Kandungan Logam Berat (ppm) Hg Cd 1 0,00209 0,01264 2 0,00278 0,02456 3 0,00312 0,03705 4 0,00243 0,03006 5 0,00070 0,00345

Kep-02/MENKLH/I/88 BM Diinginkan ≤ 0,0001 0,00002 Air Laut Untuk Biota Laut Diperbolehkan ≤0,003 ≤ 0,01 Kep. Gub. Jawa Tengah No. 660.1/26/1990

0,0 - 0,002 0,0 - 0,01

Sumber data : Data Primer (1997) Keterangan : 1 : Hutan mangrove seberang pabrik semen Nusantara Cilacap 2 : Hutan mangrove seberang Lomanis 3 : Hutan mangrove seberang kilang minyak Pertamina Cilacap 4 : Hutan mangrove dekat muara (hilir Kali Donan Cilacap) 5 : Hutan mangrove perairan Sapuregal

Page 5: Merkur i

FRONTIR Nomor 33, Maret 2001

Hasil analisis kandungan logam berat Hg pada air laut 0,0007 - 0,00312 ppm, dan Cd 0,00345 - 0,03705 ppm. Logam berat Hg tertinggi pada lokasi 3 dan terendah pada lokasi 5. Tingginya kandungan logam berat Hg tersebut disebabkan karena aktivitas disekitar lokasi pengambilan sampel yaitu dekat dengan Kilang Minyak Pertamina, dimana kegiatan tersebut menggunakan logam berat Hg dan Cd sebagai bahan katalisator, hasil analisis berat kering dari limbah katalis untuk Hg 0,328 ppm dan Cd 3,00 ppm (laporan pemantauan kualitas air Pertamina, 1997), sehingga logam Hg pada lokasi 3 melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan, Baku Mutu untuk Biota Perairan (Budidaya Perikanan) Kep-02/MENKLH/I/88, yaitu < 0,003 ppm. Sedangkan untuk kandungan logam berat Cd tertinggi pada lokasi 3. Tingginya kandungan logam berat tersebut karena lokasi pengambilan sampel dekat dengan kegiatan Pabrik Semen Nusantara, kilang minyak Pertamina, pupuk pestisida, dan juga kemungkinan adanya aktivitas penduduk disekitarnya (sampah yang dibuang kemungkinan mengandung logam berat). Hasil penelitian terdahulu di tepi Kali Donan (Prihatmo, 1991), bahwa kandungan logam berat Cd dalam air laut 0,0944 - 0,1055 ppm, dan Team Amdal PPLH UGM (Anonim, 1996), kandungan logam berat Cd dalam ait laut di Kali Donan yaitu 0,07 ppm. Hasil ini jika dibandingkan dengan baku mutu sudah melebihi yang diperbolehkan yaitu < 0,01 ppm. Kandungan Logam Berat Hg, Cd dalam Sedimen

Hasil analisis kandungan logam berat Hg, Cd dalam sedimen di 5 lokasi terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Hasil Analsis Kandungan Logam Berat Hg, Cd dalam Sedimen Hutan Mangrove Perairan Kali Donan Cilacap

Lokasi Kandungan Logam Berat (ppm)

Hg Cd 1 0,04710 0,80718 2 0,05345 0,83125 3 0,06658 0,91838 4 0,06160 0,86697 5 0,01387 0,38686

Resau National D’ Observatiin (RNO)

Tahun 1988

0,02 - 0,35 0,1 - 2,0

Sumber data : Data Primer (1997).

Logam berat cenderung terakumulasi pada sedimen kemudian mengalami mobilisasi sehingga terlepas lagi ke perairan atau badan air dan selanjutnya dapat masuk ke dalam

Page 6: Merkur i

FRONTIR Nomor 33, Maret 2001

rantai makanan, yang akhirnya sampai pada manusia dan dapat membahayakan kesehatan manusia (Bachtiar dan Prasetyo, 1984).

Hasil analisis logam berat Hg, Cd dalam sedimen tertinggi pada semua lokasi di Kali Donan dan terendah pada lokasi Sapuregal. Tingginya logam berat pada lokasi tersebut disebabkan karena perairan tersebut menrupakan tempat penampungan bahan buangan dari daratan, baik dari kegiatan industri maupun dari buangan limbah rumah tangga.

Batas kadar almiah untuk sedimen yang telah direkomendasikan oleh Reseau National d'observation (Hamidah, 1986) untuk logam berat Hg sebesar 0,02 - 0,035 ppm dan untuk logam Cd sebesar 0,1 - 2,0 ppm. Kandungan Logam Berat Hg, Cd Dalam Daging Gastropoda dan Bivalvia

Hasil analisis logam berat dalam daging gastropoda (Nerita sp, Telescopium sp) dan Bivalvia (Venus sp, Lutraria sp) dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Rata-rata Hasil Analisis Kandungan Logam Berat Hg, Cd dalam Daging Gastropoda di Hutan Mangrove Perairan Kali Donan Cilacap.

Lokasi Jenis Hg (ppm) Cd (ppm) 1 Nerita sp 0,01889 0,24770 Telescopium sp 0,02558 0,41833 2 Nerita sp 0,02009 0,29000 Telescopium sp 0,02851 0,44048 3 Nerita sp 0,02293 0,39245 Telescopium sp 0,03555 0,354748 4 Nerita sp 0,02147 0,34013 Telescopium sp 0,03042 0,49708 5 Nerita sp 0,00100 0,11042 Telescopium sp 0,00628 0,17478

NAB 0,5 1,0 Keterangan : NAB : Nilai Ambang Batas Tabel 4. Rata-Rata Hasil Analisis Kandungan Logam Berat Hg, Cd dalam Daging Bivalvia di Hutan Mangrove Perairan Kali Donan Cilacap.

Lokasi Jenis Hg (ppm) Cd (ppm) 1 Venus sp 0,02940 0,59624 Lutraria sp 0,02767 0,53003

Page 7: Merkur i

FRONTIR Nomor 33, Maret 2001

2 Venus sp 0,03333 0,65145 Lutraria sp 0,03141 0,60913 3 Venus sp 0,04019 0,71496 Lutraria sp 0,03958 0,71455 4 Venus sp 0,03649 0,68853 Lutraria sp 0,03649 0,68082 5 Venus sp 0,00883 0,21396 Lutraria sp 0,00809 0,20397

NAB 0,5 1,0

Hasil analisis kandungan logam berat Hg, Cd dalam daging gastropoda dan bivalvia pada lokasi hutan mangrove Kali Donan tertinggi jika dibandingkan dengan yang terdapat pada perairan hutan mangrove Sapuregal (Tabel 3 dan 4). Tingginya kandungan logam berat dalam daging gastropoda dan bivalvia pada lokasi tersebut karena adanya kegiatan di sepanjang Kali Donan Cilacap, seperti pabrik semen Nusantara, kilang minyak Pertamina, adanya pelabuhan dan limbah kota. Walaupun kandungan logam berat Hg dan Cd tersebut sudah terakumulasi dalam daging gastropoda dan bivalvia, tetapi masih berada di bawah ambang batas untuk makanan, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM) No. 03725/B/SK/VII/89, tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam makanan, untuk Hg 0,5 ppm dan untuk Cd 1,0 ppm (Frieberg et al., dalam Dartius, 1996).

Dari Tabel 3 dan 4 juga terlihat bahwa kandungan logam berat Hg, Cd dalam daging bivalvia (venus sp dan Lutraria sp) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan logam berat dalam daging gastropoda (Nerita sp dan Telescopium sp), hal ini disebabkan karena habitat yang berbeda, bivalvia membenamkan diri dalam lumpur sehingga lebih muda terkontaminasi oleh adanya logam dalam air dan sedimen sedangkan gastropoda berada pada permukaan dan batang-batang pohon mangrove.

Logam berat yang terakumulasi oleh organisme kerang-kerang (bivalvia) dapat bersumber dalam air, sedimen serta plankton (phytoplankton dan zooplankton). Waldichuk (1974), menyatakan bahwa sebagian besar logam berat yang terakumulasi dalam tubuh organisme masuk melalui rantai makanan dan sedikit yang masuk melalui air. Unsur logam berat masuk ke dalam tubuh organisme melalui 3 cara, yaitu melalui rantai makanan, insang, difusi dan kemudian diikat oleh protein pada sel.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 1. Hasil analisis kandungan logam berat Hg berkisar antara 0,0007 - 0,00312 ppm, Cd

0,00345 - 0,03705 ppm dalam air di hutan mangrove Kali Donan, telah melebihi nilai

Page 8: Merkur i

FRONTIR Nomor 33, Maret 2001

ambang batas menurut Kep.Gubernur Jawa tengah No.660.1/26/1990 tentang Baku Mutu Air untuk Keperluan Biota (Gol.C) dan Rekreasi kecuali Renang serta Kep-02/MENKLH/I/88 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut (Budidaya Perikanan).

2. Hasil analisis kandungan logam berat Hg yaitu 0,013875 - 0,0658 dan Cd 0,38686 - 0,91838 ppm dalam sedimen di hutan mangrove Kali Donan. Jika dibandingkan dengan Reseau National d'Observation, Hg (0,02 - 0,35 ppm), Cd (0,1 - 2 ppm), maka sedimen pada daerah penelitian masih menunjukkan kisaran menurut standar tersebut.

3. Hasil analisis kandungan logam berat dalam daging gastropoda Hg 0,00128 - 0,03555 ppm dan Cd 0,11042 - 0,54748 ppm dan dalam daging bivalvia Hg 0,00809 - 0,04019 ppm dan Cd 0,20397 - 0,71496 ppm, menunjukkan positif terdeteksi adanya kandungan logam berat, tetapi masih berada di bawah ambang batas untuk ikan dan olahannya menurut Keputusan Dirjen POM No. 03725/B/SK/VII/89.

Saran 1. Perlu dilakukan penelitian secara intensif khususnya kandungan logam berat bersifat

toksik pada komuditi perikanan yang mempunyai nilai ekonomis, mengingat daerah tersebut merupakan daerah industri yang potensial menghasilkan limbah logam berat.

2. Industri yang ada di sepanjang Kali Donan Cilacap supaya lebih memperhatikam limbah yang akan dibuang ke lingkungan, yaitu dengan memaksimalkan pengolahan limbah.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1996. Analisis Dampak Lingkungan (Andal) Kegiatan Terpadu

Pembangunan dan Peningkatan Kapasitas Produksi Semen PT. Semen Nusantara. Laporan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anonim, 1997. Pengukuran Kualitas Lingkungan. Laporan. Pertamina Unit

Pengolahan IV Cilacap. Bachtiar I., dan B.Prasetyo, 1984. Kualitas Perairan di Daerah Cilacap. Simposium.

Pengkajian Atas Usaha Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Cilacap, Pertamina.

Darmono, 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Penerbit Universitas

Indonesia, Jakarta.

Page 9: Merkur i

FRONTIR Nomor 33, Maret 2001

Dartius, 1996. Kandungan Logan berat Dalam Kerang di Muara Sungai Asahan. Artikel Lingkungan dan Pembangunan No. 16(1).

Djuangsih, N., A.K. Benito,H. Salim, 1982. Aspek Toksikologi Lingkungan, Laporan

Analisis Dampak Lingkungan, Lembaga Ekologi Universitas Padjadjaran, Bandung. Hamidah, 1986. Pengaruh Logam Berat Terhadap Lingkungan. Pusat Penelitian

Ekologi, Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI, Jakarta. Hutagalung, H.P., 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat dalam Status

Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta.

Phillips, D.J.H., 1980. Proposal for Monitoring Studies on Metals and

Organochlorines. Dalam "South Chines Fisharies Development and Coordinating Programme". Manila: FAO.

Prihatmo, G., 1991. Pengaruh Pencemaran Dari Kegiatan Industri di Tepi Kali Donan

Cilacap terhadap Tumbuhan Mangrove (Avicenia sp) di Kali Donan dan Sapuregal dilihat dari Morfologi dan Anatomi Daun. Tesis. Fakultas Pascasarjana, Bidang Ilmu Lingkungan UGM. Yogyakarta.

Rai, L.L., J.P. Gaur and H.D. Kumar, 1981. Phycology and Heavy Metal Pollution. In

Biological Review of The Phycology Society. Cambridge University Press London.

Sugijanto, Koeswadji H., Mukono J. dan Hadiadi H., 1991. Analisis Kadar Merkuri dan

Kadmium Dalam beberapa Hewan Laut di Muara Sungai Kalimas. Artikel Lingkungan dan Pembangunan.

Surtipanti, S.,S. Suwirma, S. Yuniarti dan J.Mellawati, 1992. Determination of Heavy

Metal in Meat, Intestine, Liver, Eggs, and Chiken Using Neutron Activation and AAS. Buletin PAIR-BATAN. Yogyakarta.

Waldichuk, M., 1974. Some Biological Concern in Heavy Metals Pollution. In, F.J.

and W.B. Vernberg. Pollution and Physiology of Marine Organisms. Academy Press, London.

Page 10: Merkur i

FRONTIR Nomor 33, Maret 2001