menyoal ” two state solution” untuk palestina

3
Menyoal ” Two State Solution” Untuk Palestina May 4th, 2015 by farid Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina kembali muncul. Kali ini keluar dari mulut Presiden Jokowi dalam pembukaan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta , Selasa (21/4). Jokowi menyatakan Palestina adalah satusatunya negara yang masih dalam penjajahan dan hal ini harus diakhiri. Presiden RI ini pun menegaskan akan ada tindak lanjut dari pernyataannya. Harapan kita, tentu tindak lanjut itu kongkret. Namun berkaca dari pengalaman sebelumnya, seringkali dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, hanya sekadar retorika politik kosong, tanpa ada bukti nyata. Sekadar pencitraan untuk mencari simpati umat yang memang sangat berharap penjajahan Palestina bisa dihentikan. Terkait dengan KAA, dukungan ini, bisa diduga untuk membangun citra anti penjajahan. Apa yang terjadi selama ini membuat kita pesimistis. Retorika mendukung Palestina dari penguasa negeri Islam baik itu dari Turki, Iran, Saudi, Indonesia dan negaranegara lainnya, cuma basabasi. Buktinya saat Gaza dibombardir oleh entitas penjajah Yahudi, penguasapenguasa negeri Islam itu, tidak melakukan tindakan apapun untuk mencegah pembantaian itu, misalnya dengan mengirim pasukan perang. Padahal hanya dengan pasukan peranglah kebiadaban entitas penjajah Zionis itu bisa dihentikan. Yang sering terjadi, penguasa negeri Islam untuk menunjukkan kepeduliannya, cukup hanya membantu dengan mengirim bantuan obatobatan, makanan, atau dana bagi pembangunan gedunggedung yang dihancurkan. Tak pernah ada upaya konkret menghentikan serangan pelaku kejahatan, yakni Israel. Setelah para korban ditolong , gedunggedung dibangun, penjajah Yahudi kembali membombardir, tanpa ada yang mencegah. Patut kita cermati, apa yang dimaksud dengan kemerdekaan Palestina. Kalau pengakuan kemerdekaan Palestina dengan tetap membiarkan keberadaan penjajah Yahudi, maka kemerdekaan itu hanyalah semu. Sebab, keberadaan penjajah Yahudilah yang menjadi pangkal krisis dan malapetaka di Palestina. Kemerdekaan Palestina yang disertai pengakuan terhadap keberadaan penjajah Yahudi sebagai sebuah negara, tidak lebih merupakan perwujudan dari kebijakan Amerika di Palestina. Kebijakan yang dikenal dengan two state solution itu menghendaki adanya dua negara di bumi Palestina, negara Palestina dan negara Yahudi Israel. Ini yang harus kita tolak, karena hal ini berarti pengakuaan terhadap penjajahan Yahudi. Apalagi kemudian negara Palestina yang dimaksud tetap dalam kontrol penjajah Yahudi dengan pembatasanpembatasan yang diatur oleh mereka. Kembali kita tegaskan, persoalan Palestina akan selesai kalau penjajah Yahudi

Upload: rizkysamuraiflamenco

Post on 19-Jul-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menyoal ” two state solution” untuk palestina

4/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Menyoal ” Two State Solution” Untuk Palestina

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 1/3

Menyoal ” Two State Solution” Untuk Palestina

May 4th, 2015 by farid

Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina kembali muncul. Kali ini keluar dari mulutPresiden Jokowi dalam pembukaan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta , Selasa(21/4). Jokowi menyatakan Palestina adalah satu­satunya negara yang masih dalampenjajahan dan hal ini harus diakhiri. Presiden RI ini pun menegaskan akan ada tindaklanjut dari pernyataannya.

Harapan kita, tentu tindak lanjut itu kongkret. Namun berkaca dari pengalamansebelumnya, seringkali dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, hanya sekadarretorika politik kosong, tanpa ada bukti nyata. Sekadar pencitraan untuk mencari simpatiumat yang memang sangat berharap penjajahan Palestina bisa dihentikan. Terkaitdengan KAA, dukungan ini, bisa diduga untuk membangun citra anti penjajahan.

Apa yang terjadi selama ini membuat kita pesimistis. Retorika mendukung Palestina daripenguasa negeri Islam baik itu dari Turki, Iran, Saudi, Indonesia dan negara­negaralainnya, cuma basa­basi. Buktinya saat Gaza dibombardir oleh entitas penjajah Yahudi,penguasa­penguasa negeri Islam itu, tidak melakukan tindakan apapun untuk mencegahpembantaian itu, misalnya dengan mengirim pasukan perang. Padahal hanya denganpasukan peranglah kebiadaban entitas penjajah Zionis itu bisa dihentikan.

Yang sering terjadi, penguasa negeri Islam untuk menunjukkan kepeduliannya, cukuphanya membantu dengan mengirim bantuan obat­obatan, makanan, atau dana bagipembangunan gedung­gedung yang dihancurkan. Tak pernah ada upaya konkretmenghentikan serangan pelaku kejahatan, yakni Israel. Setelah para korban ditolong ,gedung­gedung dibangun, penjajah Yahudi kembali membombardir, tanpa ada yangmencegah.

Patut kita cermati, apa yang dimaksud dengan kemerdekaan Palestina. Kalau pengakuankemerdekaan Palestina dengan tetap membiarkan keberadaan penjajah Yahudi, makakemerdekaan itu hanyalah semu. Sebab, keberadaan penjajah Yahudi­lah yang menjadipangkal krisis dan malapetaka di Palestina.

Kemerdekaan Palestina yang disertai pengakuan terhadap keberadaan penjajah Yahudisebagai sebuah negara, tidak lebih merupakan perwujudan dari kebijakan Amerika diPalestina. Kebijakan yang dikenal dengan two state solution itu menghendaki adanya duanegara di bumi Palestina, negara Palestina dan negara Yahudi Israel. Ini yang harus kitatolak, karena hal ini berarti pengakuaan terhadap penjajahan Yahudi. Apalagi kemudiannegara Palestina yang dimaksud tetap dalam kontrol penjajah Yahudi denganpembatasan­pembatasan yang diatur oleh mereka.

Kembali kita tegaskan, persoalan Palestina akan selesai kalau penjajah Yahudi

Page 2: Menyoal ” two state solution” untuk palestina

4/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Menyoal ” Two State Solution” Untuk Palestina

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 2/3

dilenyapkan dari bumi Palestina. Hal itu tidak akan bisa ditempuh lewat jalan diplomasiala Barat atau lewat PBB. Karena solusi yang mereka tawarkan tetap dalam kerangkamempertahankan keberadaan penjajah Yahudi.

Jalan satu­satunya untuk menyelesaikan persoalan Palestina adalah tindakan kongkretperang jihad fi sabilillah. Inilah jalan satu­satunya untuk melenyapkan Yahudi. Namun halini tidak cukup hanya menyandarkan kepada Hamas yang telah menunjukkan keberaniandan kepahlawanan luar biasa mempertahankan Palestina selama ini.

Jihad fi sabilillah ini harus dilakukan dengan mengirim pasukan perang dari tentara­tentara reguler dunia Islam dari Mesir, Saudi, Turki, Pakistan, Indonesia dan lain­lain. Disinilah letak pentingnya umat Islam memiliki khilafah yang akan menyatukan danmemobilisasi tentara­tentara di negeri Islam membebaskan Palestina dan melenyapkankeberadaan penjajah Yahudi di bumi Palestina. Tidak terbayangkan, bagaimanamenyatukan para tentara negeri Islam, memobilisi mereka tanpa ada khilafah.

Keberadaan khilafah juga akan menghilangkan penghalang­penghalang persatuan umat,penghalang­penghalang bergeraknya umat untuk membebaskan Palestina. Siapa yangmenjadi penghalang itu? Merekalah para penguasa­penguasa negeri Islam. Merekamenjadi penghalang persatuan umat dengan alasan nasionalisme. Mereka menjadipenghalang umat untuk jihad fi sabilillah dengan tuduhan teroris.

Untuk bergerak memerangi Yahudi penguasa­pengusa itu demikian berat bergerak.Namun di sisi lain, mereka dengan ringan mengirimkan pesawat­pesawat tempur untukmembombardir kaum Muslimin di Suriah, Irak, Libya, Yaman dengan mengeksploitasiancaman ISIS atau isu­isu lainnya. Padahal semua itu mereka lakukan karena sejalandengan kepentingan Amerika yang menjadikan isu perang melawan ISIS sebagai alatintervensi di negeri Islam.

Perlu kembali kita tegaskan, siapapun yang memang sungguh­sungguh dan serius untukmembebaskan Palestina dan negeri­negeri Islam lainnya, harus sungguh­sungguh pulamemperjuangkan tegaknya Khilafah Islam. Apalagi, tegaknya khilafah adalah merupakankewajiban syar’i yang tidak boleh kaum Muslimin berlepas dari dari kewajiban ini.

Penting kita pikirkan kutipan sambutan Amir Hizbut Tahrir, al­Alim al­Jalil Atha’ bin KhalilAbu Rastah hafidzahullāh, dalam Konferensi Khilafah yang diadakan di Istanbul, Selasa3/3/2015. Amir Hizbut Tahrir menegaskan : Wahai orang­orang yang memiliki mata, hatidan akal, serta orang­orang yang merasakan sakit dan perih akibat tidak adanya Khilafah,perisai yang melindungi kaum Muslim … Selamatkan diri kalian dari dosa besar.Berjuanglah untuk mengembalikan kehidupan Islam di bumi dengan menegakkan kembaliKhilafah Rasyidah. Ingat, berdiam diri dari (kewajiban menegakkan khilafah) adalah dosabesar, kecuali orang yang terlibat dalam perjuangan. Rasulullah SAW bersabda: “Siapasaja yang mati, sementara di pundaknya tidak ada baiat, maka ia mati seperti matijahiliyah (dalam keadaan berdosa).” (HR. Muslim). Artinya, hingga ada baiat padakhalifah dengan benar. Untuk itu, marilah para laki­laki dan perempuan, pribadi dankelompok, semuanya berjuang dengan serius, sungguh­sungguh, jujur dan ikhlas untuk

Page 3: Menyoal ” two state solution” untuk palestina

4/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Menyoal ” Two State Solution” Untuk Palestina

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015… 3/3

kembali menegakkan khilafah. Sebab hanya dengan itu kemenangan besar akan kitadiraih.Allahu Akbar! [] Farid Wadjdi

Baca juga :

1. Masjid al­Aqsa Menyeru Penduduk Palestina untuk Berjaga di Dalamnya danMemanggil Tentara Umat untuk Membebaskannya

2. Masjid al­Aqsa Menyeru Penduduk Palestina untuk Berjaga di Dalamnya danMemanggil Tentara Umat untuk Membebaskannya

3. Tanpa Melenyapkan Entitas Penjajah Yahudi, Dukungan KemerdekaanPalestina Omong Kosong !

4. Doa Bersama Untuk Perdamaian Palestina di Vatikan, Penyesatan Politik5. Donasi Rekonstruksi Gaza 4 Milyar Dolar, Bukan Solusi untuk Palestina!