listrikku fix

37
I. TUJUAN I.1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Mahasiswa mampu merencanakan, memasang, dan memperbaiki panel distribusi dan instalasi tegangan rendah. I.2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : Mahasiswa diharapkan dapat melakukan perhitungan beban listrik Mahasiswa mampu memahami peralatan/komponen panel dan mengetahui fungsi masing-masing komponen. II. TINJAUAN PUSTAKA Komponen Panel Distribusi Tenaga Listrik Panel distribusi tenaga listrik berfungsi sebagai sistem pendistribusian tenaga listrik yang dihasilkan oleh sumber PLN dan / diesel generator set. Panel distribusi terdiri dari berbagai peralatan listrik yang difabrikasikan /di instalasi menjadi rangkaian kontrol dan proteksi terhadap sumber tegangan dan beban dengan komponen peralatan listrik sebagai berikut :

Upload: fendi-ilham

Post on 04-Sep-2015

241 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas listrik

TRANSCRIPT

I. TUJUAN

1.1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :

Mahasiswa mampu merencanakan, memasang, dan memperbaiki panel distribusi dan instalasi tegangan rendah.

1.2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

Mahasiswa diharapkan dapat melakukan perhitungan beban listrik

Mahasiswa mampu memahami peralatan/komponen panel dan mengetahui fungsi masing-masing komponen.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Komponen Panel Distribusi Tenaga Listrik

Panel distribusi tenaga listrik berfungsi sebagai sistem pendistribusian tenaga listrik yang dihasilkan oleh sumber PLN dan / diesel generator set. Panel distribusi terdiri dari berbagai peralatan listrik yang difabrikasikan /di instalasi menjadi rangkaian kontrol dan proteksi terhadap sumber tegangan dan beban dengan komponen peralatan listrik sebagai berikut :

1. Box Panel / Almari Panel

Rumah panel : yaitu tempat / almari panel distribusi listrik yang di dalamnya terpasang peralatan listrik. Berdasarkan lokasi instalasi dan kondisi lingkungan sekitar almari panel ini harus di desain agar dapat memberikan perlindungan terhadap benda asing / debu dan air, dengan menentukan tingkat perlindungannya IP (DIN 40 050. IEC publ. 144). Kode IP disertai dua angka. Angka pertama menunjukkan perlindungan terhadap sentuhan dan benda padat, angka ke dua menunjukkan perlindungan terhadap benda cair.

Gambar 2.1. Gambar almari panel AMF

2. Indikator dan Metering

Pada panel di butuhkan peralatan / instrumentasi yang di pasang untuk melakukan monitoring kelistrikan yang ada. Suatu panel distribusi listrik umumnya di pasang metering yang standart yaitu : ampere meter, volt meter, kW meter, frekwensi meter, cos phi meter, dan untuk panel generator set yang bekerja paralalel digunakan zero volt meter, double volt meter, dan synkronoskop, dan juga dilengkapi dengan indilator lampu (pilot lamp).

Dalam pemasangan kW meter, ampere meter, cos phi meter dibutuhkan current transformer (CT) yang bekerja dengan perbandungan arus sekunder 5A. untuk penggunaan volt meter digunakan VSS (volt selector switch). Untuk mengatur pembacaan sesuai kebutuhan ( mis : phse-netral atau phase-phase).

3. Circuit Breaker

Panel distribusi membutuhkan peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengaman terhadap terjadinya gangguan yang disebabkan oleh hubung singkat (short circiut) dan pembebanan yang melebihi kapasitas arus yang terjadi secara sepat (over loading), keandalan suatu breaker ditentukan dari kecepatan kecepatan memutus jika terjadi ganguan dan kemampuan untuk menahan arus hubung singkat secara cepat. Dalam panel distribusi tegangan rendah terdiri dari bermacam-macam breaker sesuai dengan kapasitasnya, yaitu antara lain : miniatur circuit breaker (MCB), moulded case circuit breaker (MCCB), no fuse breaker (NFB), NT, fuse, air balast circuit breaker (ACB) yang mempunyai berbagai kutub dari satu kutub sampai empat kutub.

Dalam memilih circuit brealer hal hal yang perlu dipertimbangkan adalah :

Karaktristik sistem dimana circuit breaker dipasang

Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik

Aturan dan standart proteksi yang berlaku

Karakteristik sistem

1. Sistem Tegangan

Tegangan oprasional dari CB harus lebih besar atau minimum sama dengan tegangan sistem

2. Frekwensi Sistem

Frekwensi pengenal CB harus sesuai denga frekwensi sistem.

3. Arus Pengenal

Arus pengenal CB harus disesuaikan dengan arus beban yang di lewatkan oleh kabel, dan harus dari arus ambang yang dijinkan pada kabel

4. Kapasitas Pemutusan

Kapasitas pemutusan CB paling sedikit sama dengan arus hubung singkat prospektif yang mungkin terjadi

5. Jumlah Pole

Jumlah pole dari CB tergantung dari sistem pembumiannya

Kebutuhan Kontinuitas Sumber Daya

Dalam memilih CB harus diperhatikan :

1. Diskriminasi total dari CB yang ditempatkan secara seri

2. Diskriminasi terbatas (sebagaian) diskriminasi hanya dijamin sampaia tingkat arus gangguan tertentu.

Aturan Dan Standart Proteksi

Aturan instalasi listrik yang berlaku seperti PUIL, BKI, harus diikuti standart yang diacu baik lokal maupun internasional seperti SPLN, IEC 60947-2 harus diperhatikan.

Penamaan tipe MCB beragam tergantung pada pabrik pembuat, dalam pemakaian yang perlu diperhatikan adalah karakteristik tiap MCB untuk disesuaikan dengan kebutuhan sistem. Berikut ini contoh klasifikasi MCB (instalasi listrik II muhaimin) :

1. MCB tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo trafo tegangan yang peka

2. MCB tipe K (rating dan breaking capacity kecil) digunakan untuk pengaman alat-alat rumah tangga (home appliance)

3. MCB tipe G (rating besar) untuk pengaman motor

4. MCB tipe L (rating besar) pengaman kabel atau jaringan.

5. MCB tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan.

Gambar 2.2. Gambar MCB (kiri) & MCCB (kanan)

ELCB

Prinsip pengaman ini didasarkan pada arus bocor yang terjadi. Arus bocor ini berdasarkan standart, umumnya tidak lebih dari 30 mA, alasan penetapan ini didasarkan pada resistansi tubuh manusia bila dikenai tegangan. Komponen ini tidak mempunyai pengaman thermal dan magnetis, sehingga ELCB harus diamankan dari hubung singkat dan beban lebih oleh MCB disisi arusnya.ELCB mempunyai mekanisme trip tersendiri dan juga dapat dioperasikan secara manual seperti saklar. Alat ini digunakan jika pengaman arus bocor dibutuhkan pada sekelompok sirkit yang maksimum terdiri dari 4 sirkit.

Gambar 2.3. Gambar ELCB

Pengaman lain DPNa Vigi (MG) merupakan kombinasi MCB dan ELCB dipakai ketika pengamanan penuh terhadap hubung singkat, beban lebih dan arus bocor di butuhkan pada sirkit tunggal.

Modul Vigi (MG) merupakan pendeteksi arus bocor sebagai alat bantu MCB atau disebut juga relay arus bocor. Alat ini tidak memiliki mekanisme trip namun mengirimkan perintah secara mekanis ke MCB. Digunakan pada bangunan komersial dan aplikasi industri jika hubung singkat tinggi dan MCB harus di pasang dengan baik.

Push Button

Adalah peralatan listrik yang berfungsi sebagai saklar impuls yang berfungsi dalam rangkaian listrik. Push button ada 2 macam, yaitu push button on dengan warna hijau yang bekerja dengan normally open dan push button off yang berwarna merah dan bekerja dengan normally close pada rangkaian kobtrol.

Gambar 2.4. Gambar push button

Kontaktor

Adalah peralatan listik yang berfungsi untuk memutus atau menghubungkan suatu rangkaian listrik. Kontaktor terdiri dari 3 bagian yang pokok, yaitu : kontak utama, kontak bantu, dan koil magnetik. Prinsip kerja kontaktor berdasarkan induksi elektromagnet, dimana koil magnetik kontaktor tersebut disuplai sumber tegangan listrik AC / DC, pada kumparan tembaga tersebut terjadi induksi elektromagnetik sehingga dapat menarik bahan fero magnetik yang ada didekatnya (prinsip magnet buatan. Kapasitas penghubung dan pemutus suatu kontaktor dapat dilihat dari data teknik dari suatu kontaktor itu sendiri, jadi jika suatu kontaktor menghubungkan arus listrik yang melebihi kemampuan hantar arusnya (KHA), maka kontaktor akan leleh dan mengakibatkan hubung singkat.

Gambar 2.5. Gambar kontaktor

Rell Tembaga / Busbar

Adalah tembaga batangan yang berfungsi untuk memberikan sistem distribusi listrik yang ada pada panel, sebelum menentukan penampang busbar / rell tembaga maka harus diperhitungkan / ditentukan berapa kemampuan hantaran arus (KHA) yang mengalir pada rell tembaga tersebut. Maka setelah itu ditentukan penampangnya busbar dapat mempunyai KHA yang lebih besar dari niminalnya jika busbar tersebut dicat atau diberi warna, sehingga dilapisi dengan cat, adapun warna standart yang dipakai sistem PLN yaitu :

warnah merah =adalah fasa L1

warnah kuning =adalah fasa L2

warnah hitam =adalah fasa L3

warnah biru =adalah netral (N)

warnah kuning hijau =adalah grounding (PE)

Kabel Daya / Kontrol Kabel

Adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk penghantar / konduktor listrik dan berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari suatu sumber ke suatu beban. Kabel mempunyai luas penampang yang berbeda-beda tergantung dari kemampuan hantaran arus (KHA) yang digunakan. Perencanaan pemasangan power kabel / kontrol kabel harus mempertimbangkan terhadap suhu ruang dan pemasangan di udara atau didalam tanah (underground), jenis penghantar yang selama ini dipakai untuk kabel tegangan rendah / kabel dibawah tegangan kerja 1 kV dengan isolasi PVC.

Jenis kabel yang di gunakan antara lain sebagai berikut :

1. NYY, jenis kabel ini dapat digunakan sebagai kabel tenaga untuk instalasi industri dan dalam panel hubung bagi. Apabila diperkirakan tidak ada ganguan mekanis, kabel ini dapat juga ditanam dalam tanah asal diberi pelindung secukupnya.

2. NYM, jenis kabel ini untuk instalasi penerangan dimana dalam pemasangannya tidak merusak isolasi PVC nya, tapi kabel jenis ini tidak boleh ditanam dalam tanah karena alasan keamanan dimana isolasinya tidak untuk kabel tanam

3. NYA, kabel inti tunggal dengan kawat tembaga berisolasi PVC seperti NYY.

4. NYAF, berupa kabel inti tunggal dengan kawat tembaga berisolasi PVC fleksibel

5. BC (bore copper) digunakan untuk pentanahan berupa kabel tanpa isolasi biasanya disambung dengan elektroda yang ditanam dalam tanah

Tabel 2.1. Tabel data teknik BCC keras

Luas penampang

Konstruksi hantar

Diameter hantar kira - kira

Berat hantaran

Tahanan DC 20 0C maksimum

Nominal

Nyata

mm2

mm2

-

mm

Kg / km

Ohm / km

6 re

10 re

16 rm

25 rm

35 rm

50 rm

70 rm

95 rm

120 rm

150 rm

185 rm

240 rm

300rm

400 rm

500 rm

2,81/

1/3,50

7/1,2

7/2,1

7/2,5

19/1,8

19/2,1

19/2,5

19/2,8

37/2,25

37/2,5

61/2,25

61/2,5

61/2,89

61/3,23

2.8

3.5

5.1

6.3

7.5

9.0

10.5

12.5

14.0

15.8

17.5

20.3

22.5

26.0

29.0

54.7

85.5

144

219.8

312

438.4

596.7

345.7

1060.8

1334

1647

2199.3

2715.2

3628.4

4532.4

2.95

1.89

1.17

0.766

0.54

0.384

0.282

0.20

0.159

0.126

0.102

0.0766

0.062

0.046

0.037

Perhitungan & Perencanaan Penentuan Spesifikasi Komponen Panel

Instalasi yang aman harus memenuhi ketentuan :

1. KHA pengaman > I beban nominal

2. KHA peralatan instalasi dan penghantar > KHA pengaman

Penentuan KHA penghantar dan pengaman (dengan mengabaikan voltage drop) :

1 fasa : In =

3 fasa : In =

Dengan perolehan nilai In diatas dapat ditentukan nilai Isn sehingga diperoleh nilai KHA pengaman yang digunakan.

Jenis pengaman disesuaikan dengan beban yang terpasang

Penentuan I max beban tergantung faktor pengali,

Misal:- beban penerangan : 2

beban motor : 5

(umumnya tertera pada name plate peralatan)

tiap tipe MCB juga memiliki faktor pengali, misal :-tipe L : 3,1

-tipe G : 7,5

-tipe H : 8

(perhatikan kurva karakteristik MCB dari brosur, lihat lampiran)

misal beban penerangan digunakan tipe MCB L, maka terpenuhi :

Isn x3,1 > In x2

Pemilihan penghantar dilakukan dengan acuan KHA dan kondisi lingkungan atau tempat pemasangan. Besarnya diameter kabel harus memberikan nilai KHA yang lebih besar dari KHA pengaman.

Panel daya maupun panel distribusi daya merupakan keharusan, hal tersebut akan memudahkan :

a) Pembagian energi listrik secara merata dan tepat

b) Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik

c) Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan

Untuk itu di dalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting agar :

a) Mudah dilayani dan aman

b) Dipasang pada tempat yang mudah dicapai

c) Di depan panel ruangannya harus bebas

d) Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab

Rangkuman

Aturan instalasi listrik yang berlaku seperti PUIL, BKI, harus diikuti standart yang diacu baik lokal maupun internasional seperti SPLN, IEC 60947-2 harus diperhatikan.

Penamaan tipe MCB beragam tergantung pada pabrik pembuat, dalam pemakaian yang perlu diperhatikan adalah karakteristik tiap MCB untuk disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

Kabel mempunyai luas penampang yang berbeda-beda tergantung dari kemampuan hantaran arus (KHA) yang digunakan. Perencanaan emasangan power kabel/kontrol kabel harus mempertimbangkan terhadap suhu ruang dan pemasangan di udara atau di dalam tanah (underground), jenis penghantar yang selama ini dipakai untuk kabel tegangan rendah/kabel dibawah tegangan 1 kV dengan isolasi PVC. Perhitungan & perencanaan penentuan spesifikasi komponen panel instalasi yang aman harus memenuhi ketentuan :

1. KHA pengaman > I beban nominal

2. KHA peralatan instalasi dan penghantar > KHA pengaman

III.METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Alat dan Bahan Praktikum

Peralatan

No

Nama

Spesifikasi

Jumlah

Keterangan

1.

Tang potong

1 bh

MEKANIK

2.

Tang kombinasi

1 bh

MEKANIK

3.

Tang cable schoon

1 bh

MEKANIK

4.

Tang kerucut

1 bh

MEKANIK

5.

Pisau potong

1 bh

MEKANIK

6.

Obeng +, -

1 bh

MEKANIK

7.

Kikir

1 bh

MEKANIK

8.

Palu

1 bh

MEKANIK

9.

Penitik

1 bh

MEKANIK

10.

Penggores

1 bh

MEKANIK

11.

Penggaris

1 bh

MEKANIK

12.

Solder

220 V/ 40 W

1 bh

MEKANIK

13.

Hand bor

220 V / 300 W

1 bh

MEKANIK

14.

Multitester

1 bh

MEKANIK

15.

Insulation tester

1 bh

MEKANIK

16.

Tespen

1 bh

MEKANIK

Bahan

No

Nama

Spesifikasi

Jumlah

Keterangan

1.

MCB

3P, 6A

1P, 6A

I bh

I bh

MG

MG

2.

ELCB

3P, 25 A, coil:220 V

50 Hz

I bh

TM

2.

Kontaktor

3P, 25 A, coil: 220 V

50 Hz

I bh

TM

3.

Auxiliary Contact

2 NO, 2 NC

1 bh

TM

4.

Termal Overload

1 bh

TM

5.

Push Button

NC ( Stop)

1 bh

TM

NC ( Start )

1 bh

6.

Indicator Lamp

Merah

Hijau

I bh

1 bh

TM

7.

Terminal Block

Krem

Biru

Kuning hijau

20 bh

8 bh

8 bh

LEGRAND

8.

Mounting Rail

1 m

TM

10.

Cable schoon

2,5 mmsq

2 pak

TM

11.

Spiral kabel

1 pak

12

Cable gland

PG 16.PG 21.PG 29

6 bh

TM

13.

Kabel

NYY 5x2 mmsq

NYAF 1,5 mmsq ( ht )

4 m

10 m

JEMBO

14.

Baut + mur

M3, M4

4 pak

15.

Box panel

600x 500x 200

1 bh

3.2. Prosedur Kerja

Sebelum melaksanakan pekerjaan maka harus mengikuti prosedur kerja sebagai berikut :

1. Buat single line diagram (diagram garis tunggal), yang meliputi : diagram PHB lengkap dengan keterangannya mengenai ukuran dan besaran nominal dari hasil perhitungan beban listrik yang akan dipasang.

2. Buat keterangan mengenaia jenis dan beban listrik yang terpasang dan pembagiannya pada beban tiga / satu fasanya pada single line diagram.

3. Tentukan jenis hantaran yang dipakai dan kemudian periksakan kepada instruktur untuk mendapatkan tanda persetujuan dan buat gambar perlengkapan panlel distribusi yaitu :

a) gambar susunan komponen-komponen listrik dan busbar.

b) Gambar konstruksi panel dengan rail, isolator-isolator, terminal untuk kabel.

c) Gambar detail untuk satu lokasi (gambar dengan pengawatan panel)

d) Gambar susunan komponen-komponen untuk pintu panel

e) Gambar untuk sambungan kawat dengan pintu (wiring diagram pintu panel)

f) Gambar konstruksi pintu panel dan rencanakan pengukurannya

g) Gambar konstruksi tutup (PVC 3 mm pertinax 5mm) atau plexi 3mm(akryl) yaitu 2 atau 3 buah untuk tiap panel (gunakan diameter bor 6.5mm)

h) Gambar lubang-lubang water mur dan bushing panel

i) Gambar konstruksi detail dan mounting plate dengan semua lokasi titik pengeboran, ukuan baut dan ulir

j) Fabrikasi panel (lakukan pekerjaan pengawatan ) dengan semua detai gambar dan cara pemasangannya dan memakai standart warna sebagai berikut :

Warnah kawat merah:untuk fasa L1

Warnah kawat kuning:untuk fasa L2

Warnah kawat hitam :untuk fasa L3

Warnah kawat biru:untuk hantaran netral ( N )

Warnah kawat kuning hijau :untuk protection eart

3.3. Prosedur Keselamatan

1. Perhatikan setiap langkah kerja yang akan saudara kerjakan semua harus sesuai dengan SOP (standart operasi prosedur).

2. Sebelum merangkai pastikan power dalam keadaan off atau mati.

3. Perikasa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman digunakan.

4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bercanda dan bercakap yang tidak ada hubungannya dengan praktikum.

5. Sebelum mencoba pastikan dicek terlebih dahulu dengan menghubungi instruktur bengkel/laboratorium.

3.4. Gambar Kerja

Rangkaian Kontrol

IV.ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1.Analisa

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa setiap fase baik L1, L2 dan L3, maupun N sebelum langsung dihubungkan ke beban, kesemuanya dimasukkan kedalam terminal strip untuk selanjutnya keluaran dari terminal strip dimasukkan kedalam ELCB. Dan keluaran dari ELCB dihubungkan di kontaktor. ELCB digunakan untuk memutus fase dari sumber ke beban, prinsip pemutusannya dengan cara mendeteksi ada atau tidaknya perbedaan arus yang dialrirkan dari masukan (sumber) dengan dari keluaran (setelah beban).

Fase dan N keluaran MCB dihubungkan ke kontaktor namun dari ketiga fase tersebut harus ada satu fase yang dimasukan secara langsung ke MCB sebagai MCB control. Keluaran dari MCB control dihungkan ke Switch Off. Dari Switch Off dipararel ke switch On dan ke kontaktor (13) kemudian keluaran dari Switch On dihubungkan ke kontaktor (A1) kemudian dari (A1) atau keluaran dari Switch On dipararel dengan Kontaktor (14). Keluaran dari Switch on dihubungkan ke lampu indicator dan kemudian keluaran dari lampu indicator di beri netral. Kemudian (A2) pada kontaktor dihubungkan ke netral (N). Sehingga ketika MCB control di On kan dan Switch On di On kan maka akan ada arus yang mengalir ke kontaktor (A1) kemudian ke (A2). Karena (A1, A2) terdapat koil sehingga K1 (13,14) yang semula normally open menjadi close dan walaupun switch on dilepas, K1 (13,14) tetap dalam keadaan close. Hal ini juga ditunjukkan dengan menyalanya lampu indikator. Dan untuk mematikannya dapat dilakukan dengan menekan switch off sehingga switch off yang semula normally close menjadi open dan hal ini menyebabkan tidak adanya arus yang diteruskan ke beban. Hal ini juga ditandai dengan matinyna lampu indicator.

Ketiga fase dari keluaran kontaktor dihubungkan ke bus bar yang digunakan sebagai alat untuk pendistribusian fase. Yang selanjutnya dihubungkan ke MCB ubaru kemudian ke terminal strip lalu ke masing masing beban yang dibutuhkan. Sedangkan untuk netralnya dapat langsung dihubungkan ke beban masing masing atau dapat juga dibuatkan bus bar trsendiri untuk pendistribuasian netral. Bus bar disini juga berfungsi untuk menaikkan arus yang digunakn ketika beban yang digunakan besar karena dari bus bar fase yang belum didistribusikan diperbesar arusnya dengan memperbesar bus bar. Dan ini juga efektif untuk mengurangi besarnya rugi tegangan yang ditimbulkan

Selanjutnya fase yang didistribusikan dari bus bar ke MCB lalu ke terminal strip diambil masing masing satu untuk L1, L2 dan L3 utnuk dimasukkan ke Vss. Demikian pula untuk netral juga harus dihubungkan ke Vss. Sehingga untuk dapat mengetahui besar tegangan atau arus yang ada pada L1, L2 dan L3 dapat diketahui dengan mudah hanya denga memutar switch Vss untuk disesuaikan bagian mana yang ingin diketahui besar tegangan atau arusny tanpa harus mengukur langsung dengan menggunkan avo meter ke dalam instalasi atau rangkaiannya.

4.2.Tugas Laporan Resmi

Rancanglah dan buatkan suatu panel distribusi tegangan rendah beserta pengawatannya dengan tegangan suplai incoming 220/380 volt, frekwensi 50 Hz untuk sebuah apartement mewah, juga tentukan estimasi harga dari panel distribusi dengan beban beban listrik sebagai berikut :

1 Water Heater 3 fasa, 25kW, effisiensi 0,8 jarak dari panel 8 meter

2 Electric Cooker 3 fasa 7,5 kW effisiensi 0, 86 jarak dari panel 7 meter

3 Dish Washer 1 fasa 2,5 kW effisiensi 0, 83 cos phi 0,8 jarak dari panel 7,5 meter

4 Washing machine 1 fasa 1,25 kW cos phi 0, 78 jarak dari panel 12 meter

5 Air Conditioning 1 fasa 0,75 kW effisiensi 0, 75 cos phi 0,84 dari panel 1 meter

6 Apa tujuan diagram instalasi dan diagram instalasi?

7 Apa tujuan gambar situasi dan mengapa gambar ini diperlukan?

8 Apa perbedaan diagram garis tunggal dan gari s ganda?

PERHITUNGAN BEBAN

1. Diketahui:

P = 25 kw = 25000 w

UL = 380 v

Cos = 0,8

= 0,8

Jawab:

In=

== 59,34 A

2. Diketahui:

P = 7.5 kw = 7500 w

UL= 380 v

Cos = 0,8

= 0,86

Jawab:

In=

= =16,56 A

3. Diketahui:

P = 2,5kw = 2500 w

Un = 220 v

Cos = 0,8

= 0,83

Jawab:

In=

==17,11 A

4. Diketahui:

P = 1.25 kw = 1250 w

UL = 220 v

Cos = 0,8

= 0,78

Jawab:

In=

==9,10A

5. Diketahui:

P = 0,75 kw = 750 w

Un = 220 v

Cos = 0,84

= 0,8

Jawab:

In=

== 5,07 A

6. Gambar instalasi bertujuan untuk menunjang kebutuhan dalam instalasi listrik dan sebagai tolok ukur dalam perancangan instalasi dan juga memudahkan seseorang dalam bekerja karena dengan gambar instalasi tersebut dapat membimbing seseorang dalam proses perancangan instalasi.

Sedangkan diagram instalasi bertujuan untuk mengetahui jalur pemasangan penghantar ke komponen-komponen dan mengetahui berapa banyak penghantar yang melalui jalur tersebut.

7. Gambar situasi merupakan suatu gambar teknik yang melukiskan letak atau posisi suatu instalasi. Tujuan gambar situasi adalah untuk menunjukkan dengan jelas agar letak bangunan instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungan dengan jaringan listrik PLN

8. Diagram garis tunggal yaitu diagram perencanaan instalasi listrik . Sedangkan diagram garis ganda adalah diagram pelaksanaannya

4.3.Pembahasan

Setelah melakukan praktikum panel distribusi, dilakukan pembahasan dengan menjawab tugas laporan resmi adalah sebagai berikut :

1. Water Heater

In =

== 56,38 A

2. Electric Cooker

In =

== 12,70 A

3. DishWash

In =

==10,61 A

4. Washing Machine

In =

== 5,46 A

5. AC

In =

== 3,25 A

4.4.Ukuran Kabel Berdasarkan Tabel Data Teknik NYY 06/1,2 KV

1. Diketahui:In=56,48A (3 phasa)

Ukuran kabel pada suhu 300C=4 x 10 mm2

2. Diketahui:In=12,70 A (3 phasa)

Ukuran kabel pada suhu 300C=4 x 1,5 mm2

3. Diketahui:In=10,61 A (1 phasa)

Ukuran kabel pada suhu 300C=3 x 1,5 mm2

4. Diketahui:In=5,46 A (1 phasa)

Ukuran kabel pada suhu 300C=3 x 1,5 mm2

5. Diketahui:In=3,25 A (1 phasa)

Ukuran kabel pada suhu 300C=2 x 1,5 mm2

4.5.MCB Berdasarkan Tabel C120 N Circuit-Breakers

1. Diketahui:In=56,38 A (3 phasa)

MCB kurva C=25837

2. Diketahui:In=12,70 A (3 phasa)

MCB kurva C=25830

3. Diketahui:In=10,61 A (1 phasa)

MCB kurva C=25801

4. Diketahui:In=5,46 A (1 phasa)

MCB kurva C=25800

5. Diketahui:In=3,25 A (1 phasa)

MCB kurva C=25800

4.6.Data Hasil Pengukuran Tegangan

a) MCB 3 1 :b)MCB 1 1 :

L1 L2=385 vL1 N=219 v

L1 L3=384 vL1 N=219 v

L2 L3=385 vL2 N=215 v

4.7.Tabel Data Hasil Praktikum Panel Distribusi

Panel No

Name of Mechine

Cos

A

Tipe Kabel

Ukuran Kabel

Kuat Arus Max

Dalam Tanah

Di Udara

30oC

30oC

1

Water Heater

0,8

0,8

56,38

NYY 0,6/1kV

4x 10

69

60

2

Electric Cooker

0,8

0,86

12,70

NYY 0,6/1kV

4 x 1,5

24

18

3

Dish Washer

0,8

0,83

10,61

NYY 0,6/1kV

2 x 1,5

21

27

4

Washing Machine

0,78

0,8

5,46

NYY 0,6/1kV

3 x 1,5

24

18

5

AC

0,84

0,75

3,25

NYY 0,6/1kV

3 x 1,5

24

118

4.8.Single Diagram Panel Distribusi

5.0.Wiring Diagram Panel Distribusi

5.1 Box Panel Distribusi dengan Ukurannya

V.KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil praktikum Panel Distribusi adalah sebagai berikut :

1. Semua komponen yang digunakan pada wiring diagram berjalan normal.

2. MCB yang digunakan menurut perhitungan bisa mencukupi atau memproteksi saat beban dinyalakan.

3. Untuk membuat panel terlebih dulu membuat perencanaan yang meliputi perhitungan beban yang terpasang, pemilihan MCB sesuai dengan beban, dan pembuatan diagram garis tunggal.

4. Jika semua telah terpasang, dilakukan pengujian terhadap instalasi.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Hendro Agus Widodo, Modul Ajar Praktikum Teknik Listrik, 2013, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya

Tim revisi PUIL 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2000, LIPI, Jakarta.

q

Cos

Un

P

.

q

Cos

Ul

P

.

.

3

1

2

5

4

3

9

8

7

6

10

K

A

2

A

1

N

EMERGENCY SWITCH

PUSH BOTTON

ON

PUSH BOTTON

OFF

V

27

,

5

0

,

96

5

,

26

3

,

75

6

,

875

4

,

05

1

,

3

2

,

1

0

,

1

0

,

1

6

,

51

5

,

46

5

,

85

6

,

875

6

,

875

6

,

875

27

,

5

27

,

5

27

,

5

40

,

885

39

,

835

40

,

225

S

W

I

C

T

E

R

K

V

A

AC

E

N

D

G

E

D

F

R

E

S

E

R

W

A

S

H

I

N

G

M

A

C

H

I

N

E

K

V

A

D

I

S

H

W

A

S

H

E

R

K

V

A

E

L

E

C

T

R

I

C

C

O

O

L

E

R

K

V

A

E

L

E

K

T

R

I

C

L

A

M

P

L

1

KVA

L

3

KVA

L

2

KVA

KVA

KVA

KVA

KVA

KVA

SUB DISTRBUSI

PANEL

1

2

5

4

3

9

8

7

6

10

K

A2

A1

N

PUSH BOTTON OFF

V

EMERGENCY SWITCH

PUSH BOTTON ON

27,5

0,96

5,26

3,75

6,875

4,05

1,3

2,1

0,1

0,1

6,51

5,46

5,85

6,875

6,875

6,875

27,5

27,5

27,5

40,885

39,835

40,225

SWICTERKVA

AC

ENDGED FRESER

WASHING MACHINEKVA

DISH WASHERKVA

ELECTRIC COOLERKVA

ELEKTRIC LAMP

L3 KVA

L2 KVA

L1 KVA

KVA

KVA

KVA

KVA

KVA

SUB DISTRBUSI PANEL

K

Push Button On

14

13

MCB

Push Button Off

A

1

A

2

K

Push Button On

14

13

MCB

Push Button Off

A1

A2

Vss

L

1

L

2

L

3

N

Volmeter

Lampu Indikator

Push Button On

Push Button Off

Push Button On

Vss

L1

L2

L3

N

Volmeter

Lampu Indikator

Push Button Off

h

q

x

Cos

x

UL

x

P

3

8

,

0

8

,

0

380

3

25000

x

x

v

x

h

q

x

Cos

x

UL

x

P

3

86

,

0

8

,

0

380

3

7500

x

x

v

x

h

q

x

Cos

x

Un

P

83

,

0

8

,

0

220

2500

x

x

v

h

q

x

Cos

x

UL

P

78

,

0

8

,

0

220

1250

x

x

v

h

q

x

Cos

x

Un

P

8

,

0

84

,

0

220

750

x

x

v