laringitis tb.doc
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
1/18
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran nafas bagian atas. Kelainan
pada laring dapat berupa kelainan kongenital, peradangan/infeksi, tumor lesi jinak serta
kelumpuhan pya suara. Laringitis merupakan suatu peradangan pada laring, yang dapat
terjadi secara akut maupun kronis.1
Laringitis merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada daerah laring.
Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada laring yang dapat terjadi, baik secara akut
maupun kronik. Laringitis akut biasanya terjadi mendadak dan berlangsung dalam kurun
waktu kurang dari 3 minggu. Infeksi akut terjadi dalam waktu ! hari, disertai distres
pernapasan, demam, dan lebih sering menyerang anak " anak dibanding orang dewasa.#
Laringitis akut merupakan gejala yang umum terjadi yang disebabkan oleh $irus yang juga
berperan dalam infeksi saluran napas atas lainnya. %elain itu, laringitis akut juga dapat
disebabkan oleh penyalahgunaan suara &vocal abuse'. 3(ila gejala telah lebih dari 3 minggu
dinamakan laringitis kronis. Infeksi kronik umumnya telah terjadi dalam waktu lebih dari
seminggu sebelum munculnya gejala seperti distres pernapasan. %uara serak dan nyeri
merupakan gejala yang dominan, faktor sistemik berperan penting dalam kasus ini, dan lebih
sering ditemukan pada orang dewasa dibanding anak " anak. # Laringitis kronik dikaitkan
dengan infeksi traktus respirasi atas atau bawah, tetapi lebih sering karena iritasi akibat kerja
atau lingkungan, penyalahgunaan suara, dan penggunaan tembakau.) %alah satu bentuk
laringitis kronis spesifik adalah laringitis tuberkulosis.
*uberculosis &*(' merupakan penyakit yang di sebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, M.bovis, atau M.Africanum., walaupun mikobakteria lain menyebabkan
penyakit yang mirip *(. *uberkulosa merupakan suatu infeksi kronis yang umumnya terjadi
di paru+paru, tetapi setiap organ dapat diserang.
i -egara maju, infeksi terjadi semata+mata melalui inhalasi organism yang tersebar
sebagai nuclei droplet dari penderita *( pulmonal dengan apusan sputum positif. rganism
dapat melayang+layang di udara selama beberapa jam meningkatkan kemungkinan
menginfeksi kontak. alaupun pertahanan imunologis spesifik terhadap *( hanya timbul
setelah infeksi, pertahanan bawaan yang cukup tinggi dapat terjadi dan menahan in$asi awal.
Laringitis tuberkulosis adalah penyakit granulomatosa yang paling umum dari laring dan
seringkali dihubungkan dengan tuberkulosis paru aktif. Laringitis tuberkulosis merupakan
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
2/18
salah satu komplikasi dari tuberkulosis paru. 0ada awal abad ke+#, laringitis tuberkulosis
mengenai #2+3 pasien tuberkulosis paru. %edangkan sekarang hanya 1 kasus laringitis
tuberkulosis.2 0enurunan kejadiaan laringitis tuberkulosis ini terjadi sebagai akibat dari
peningkatan perawatan kesehatan masyarakat dan perkembangan antituberkulosis yang
efektif.
0enderita dengan laringitis tuberkulosis biasanya datang dengan gejala, seperti
disfonia, odynophagia, dyspnea, odynophonia, dan batuk. bstruksi pernafasan bisa terjadi
pada stadium lanjut penyakit. 0emahaman bahwa karsinoma laring juga sering menunjukkan
gejala serupa merupakan keharusan untuk menge$aluasi laringitis. 4ejala pada saluran
pernapasan seperti batuk kronis, hemoptisis dan gejala sistemik seperti demam, keringat
malam, dan penurunan berat badan merupakan gejala+gejala umum yang sering dijumpai
pada pasien dengan tuberkulosis.5
0ada masa lalu, laringitis tuberkulosis dikenal sebagai gejala sisa dari tuberkulosis
paru yang berat. -amun, dalam # tahun terakhir ini, pola keterlibatan telah berubah, dan
banyak pasien dengan laringitis tuberkulosis ditemukan tanpa adanya gejala " gejala kelainan
pada paru atau riwayat *( paru sebelumnya.# %ering kali setelah diberi pengobatan,
tuberkulosis parunya sembuh tetapi laringitis tuberkulosisnya menetap. 6al ini terjadi karena
struktur mukosa laring yang sangat lekat pada kartilago serta $askularisasi yang tidak sebaik
paru, sehingga bila infeksi telah mengenai kartilago, pengobatannya menjadi lebih lama.1+
iagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan sampel dahak yang positif,
temuan karakteristik pada radiografi dada, dan biopsi positif. 0enatalaksanaan pada penyakit
ini terutama adalah medikamentosa dengan didasarkan pada sensitifitas dari organisme
penyebab.#
leh karena itu, pembahasan mengenai laringitis tuberkulosis lebih lanjut diperlukan
agar dapat memberi pengetahuan mengenai cara diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat
guna mencegah komplikasi yang akan terjadi.
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
3/18
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Laring
Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan
suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi $ertebra
cer$icalis I7 " 7I, dimana pada anak+anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi.
Laring pada umumnya selalu terbuka, hanya kadang+kadang saja tertutup bila sedang
menelan makanan.!
(atas+batas laring berupa sebelah kranial terdapat aditus laringeus yang
berhubungan dengan hipofaring, di sebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior kartilago
krikoid dan berhubungan dengan trakea, di sebelah posterior dipisahkan dari $ertebra
cer$icalis oleh otot+otot pre$ertebral, dinding dan ca$um laringofaring, serta di
sebelah anterior ditutupi oleh fascia, jaringan lemak, dan kulit. %edangkan di sebelah
lateral ditutupi oleh otot+otot sternokleidomastoideus, infrahyoid, dan lobus kelenjar
tiroid.!,8
(angunan kerangka laring tersusun dari satu tulang, yaitu tulang hyoid dan
beberapa buah tulang rawan. *ulang hyoid berbentuk seperti huruf 9, yang
permukaan atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula, dan tengkorak oleh tendo
dan otot+otot. *ulang rawan yang menyusun laring adalah kartilago epiglotis,
kartilago krikoid, kartilago aritenoid, kartilago kornikulata dan kartilago tiroid.!,8,:
0ada laring terdapat dua buah sendi, yaitu artikulasi krikotiroid dan artikulasi
krikoaritenoid. Ligamentum yang membentuk susunan laring adalah ligamentum
seratokrikoid &anterior, lateral, dan posterior', ligamentum krikotiroid medial,
ligamentum krikotiroid posterior, ligamentum kornikulofaringal, ligamentum hiotiroid
lateral, ligamentum hiotiroid medial, ligamentum hioepiglotika, ligamentum
$entrikularis, ligamentum $okal yang menghubungkan kartilago aritenoid dengan
kartilago tiroid dan ligamentum tiroepiglotika.!,8
Laring berbentuk piramida triangular terbalik dengan dinding kartilago
tiroidea di sebelah atas dan kartilago krikoidea di sebelah bawahnya. s 6yoid
dihubungkan dengan laring oleh membrana tiroidea. *ulang ini merupakan tempat
melekatnya otot+otot dan ligamenta serta akan mengalami osifikasi sempurna pada
usia # tahun.!,8
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
4/18
Gambar 1. Topograi Anatomi Laring1!
Gambar 2. T"lang #an $artilago Laring1!
4erakan laring dilaksanakan oleh kelompok otot+otot ekstrinsik dan otot " otot
intrinsik. tot " otot ekstrinsik terutama bekerja pada laring secara keseluruhan,
sedangkan otot " otot intrinsik menyebabkan gerak bagian " bagian laring sendiri.
tot " otot ekstrinsik laring ada yang terletak di atas tulang hyoid &suprahyoid', dan
ada yang terletak di bawah tulang hyoid &infrahyoid'. tot suprahyoid antara lain, m.
igastrikus, m. 4eniohyoid, m. %tylohyoid, dan m. ;ylohyoid. tot infrahyoid antara
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
5/18
lain, m. %ternohyoid, m. mohyoid, dan m. *yrohyoid. tot suprahyoid berfungsi
menarik laring ke bawah, sedangkan otot infrahyoid menarik laring ke atas. 1
Gambar %. &tot'&tot Laring1!
tot intrinsik laring antara lain, m. Krikoaritenoid lateral, m. *iroepiglotika,
m. 7ocalis, m. *iroaritenoid, m.
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
6/18
Laring dipersarafi oleh cabang " cabang ner$us $agus, yaitu n.
laringeus superior dan n. laringeus inferior. Kedua saraf ini merupakan
campuran saraf motorik dan sensorik. -er$us laringeus superior mempersarafi
m. Krikotiroid, sehingga memberikan sensasi pada mukosa laring di bawah
pita suara. -er$us ini awalnya terletak di atas m. Konstriktor faring medial, di
sebelah medial a. Karotis interna dan eksterna, kemudian menuju ke kornu
mayor tulang hyoid, dan setelah menerima hubungan dengan ganglion ser$ikal
superior, membagi diri dalam # cabang, yaitu ramus eksterna dan ramus
internus.1
-er$us laringeus inferior merupakan lanjutan dari ner$us rekuren.
-er$us rekuren merupakan cabang dari ner$us $agus.1
Gambar *. Per)araan pa#a Laring1!
2.1.2 +a)k"lari)a)i Laring
7askularisasi laring terdiri dari # cabang, yaitu a. laringeus superior
dan a. laringeus inferior. =rteri laringeus superior merupakan cabang dari
a.tiroid superior. =rteri laringeus superior berjalan agak mendatar melewati
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
7/18
bagian belakang membran tirohyoid bersama " sama dengan cabang internus
dari ner$us laringis superior kemudian menembus membran ini untuk berjalan
ke bawah submukosa dari dinding lateral dan lantai dari sinus piriformis,
untuk memperdarahi mukosa dan otot " otot laring.1
=rteri laringeus inferior merupakan cabang dari a. *iroid inferior dan
bersama " sama dengan ner$us laringeus inferior berjalan ke belakang
artikulasio krikotiroid, masuk laring melalui daerah pinggir bawah dari m.
Konstriktor faring inferior. i dalam laring arteri itu bercabang " cabang,
memperdarahi mukosa dan otot serta beranastomosis dengan a. laringeus
superior.1
7ena laringeus superior dan $ena laringeus inferior letaknya sejajar
dengan a. laringeus superior dan inferior dan kemudian bergabung dengan
$ena tiroid superior dan inferior.1
Gambar ,. +a)k"lari)a)i #an Si)tem Limatik pa#a Laring1!
2.1.% Pemb"l"- Lime
0embuluh limfe untuk laring banyak kecuali didaerah lipatan $okal. i
sini mukosanya tipis dan melekat erat dengan ligamentum $okale. i daerah
lipatan $okal, pembuluh limfe dibagi menjadi superior dan inferior.1
0embuluh aferen dari bagian superior berjalan lewat lantai sinus
piriformis dan a. laringis superior kemudian ke atas, dan bergbaung dengan
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
8/18
kelenjar dari bagian superior rantai ser$ikal dalam. 0embuluh aferendari
bagian inferior berjalan ke bawah dengan a. laringis inferior dan bergabung
dengan kelenjar ser$ikal dalam, dan beberapa diantaranya menjalar sampai
kelenjar suprakla$ikular.1
2.2 ISI&L&GI LA/ING
alaupun laring biasanya dianggap sebagai organ penghasil suara, namun
ternyata mempunyai tiga fungsi utama, yaitu proteksi jalan napas, respirasi, dan
fonasi. Kenyatannya, secara filogenetik, laring mula " mula berkembang sebagai
suatu sfingter yang melindungi saluran pernafasan, sementara perkembangan suara
merupakan peristiwa yang terjadi belakangan.11
0erlindungan jalan napas selama aksi menelan terjadi melalui berbagai
mekanisme berbeda. =ditus laringis sendiri tertutup oleh kerja sfingter dari otot
tiroaritenoideus dalam plika ariepiglotika dan korda $okalis palsu, di samping aduksi
korda $okalis sejati dan aritenoid yang ditimbulkan oleh otot intrisik laring lainnya.
elaksasi otot krikofaringeus yang terjadi
bersamaan, mempermudah jalan makanan ke dalam esofagus sehingga tidak masuk ke
laring. i samping itu, respirasi juga dihambat selama proses menelan melalui suatu
refleks yang diperantari oleh reseptor mukosa pada daerah supraglotis. 6al ini
mencegah inhalasi makanan atau sali$a.11
0ita suara yang merupakan dua pita jaringan elastik yang terentang di bukaan
laring dapat diregangkan dan diposisikan dalam berbagai bentuk oleh otot " otot
laring. 0ada saat udara mengalir cepat melewati pita suara yang teregang, pita suara
tersebut bergetar untuk menghasilkan bermacam " macam bunyi. 0ada saat menelan,
pita suara mengambil posisi rapat satu sama lain untuk menutup pintu masuk ke
trakea.1#
Gambar 0. Laring
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
9/18
Dik"tip #ari kep")takaanAtlas of Netter
2.% PAT&GENESIS
=da dua teori yang menjelaskan perjalanan penyakit ini, yaitu lesi primer bisa
berasal dari hidung, faring, atau laring. ?ang kedua adalah lesi sekunder berasal dari
paru " paru dan infeksi dari laring dan traktus respiratori atas merupakan infeksi
sekunder akibat kontak langsung dengan sputum atau melalui aliran limfatik dan
darah.13
0enelitian lain menunjukkan bahwa infeksi laring terjadi akibat kontak dengan
sputum yang mengandung bakteri yang berdiam untuk waktu yang lama di laring.
(asil tuberkel bisa berpenetrasi ke dalam membran mukosa normal tanpa
menimbulkan lesi di permukaan. Lesi tuberkulosis sering terbentuk di daerah
posterior laring, struktur supraglotik seperti plika aryepiglotika dan epiglotis. Lesinya
dapat berupa inflamasi nonspesifik hingga lesi nodular, lesi eksopitik, dan ulserasi
mukosa. ute penyebaran infeksi pada laringitis
tuberkulosis primer yang saat ini diterima adalah in$asi langsung dari basil
tuberkel melalui inhalasi &udara pernafasan'.1
#. Laringitis *uberkuosis %ekunder
Laringitis tuberkulosis sekunder terjadi jika ditemukan infeksi laring
akibat Mycobacterium tuberculosa yang disertai adanya keterlibatan paru.13
(asil tuberkel pada sputum yang berasal dari bronkus akan berpenetrasi ke
mukosa laring di regio interaritenoid &penyebaran bronkogenik'. 6al ini
mengakibatkan terbentuknya tuberkel submukosa yang nantinya membentuk
perkijuan dan ulserasi.;ukosa laring tampak hiperemis dan edema akibat
infiltrasi selular &pseduedema'.12
2.* EPIDEMI&L&GI
%ebagaimana insidensi dan pre$alensi tuberkulosis paru yang mengalami
penurunan, kejadian laringitis tuberkulosis juga mengalami penurunan, meskipun
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
10/18
kecenderungan peningkatan kejadian laringitis tuberkulosis dalam beberapa tahun
terakhir.15
ulu, dinyatakan bahwa penyakit ini sering terjadi pada kelompok usia muda
yaitu # " ) tahun. alam # tahun belakangan, insidens penyakit ini pada penduduk
yang berumur lebih dari 5 tahun jelas meningkat. %aat ini tuberkulosis dalam semua
bentuk dua kali lebih sering pada laki+laki dibanding dengan perempuan. *uberkulosis
laring juga lebih sering terjadi pada laki+laki usia lanjut, terutama pasien+pasien
dengan keadaan ekonomi dan kesehatan yang buruk, banyak diantaranya adalah
peminum alkohol.1!
2., ETI&L&GI
6ampir selalu disebabkan tuberkulosis paru. %etelah diobati biasanya
tuberkulosis paru sembuh namun laringitis tuberkulosisnya menetap, karena struktur
mukosa laring sangat lekat pada kartilago serta $askularisasi tidak sebaik paru. Infeksi
laring olehMycobacterium tuberculosahampir selalu sebagai komplikasi tuberkulosis
paru aktif, dan ini merupakan penyakit granulomatosis laring yang paling sering.15,1!,18
2.0 GE3ALA $LINIS
alam masa sebelum ditemukannya antibiotik, laringitis tuberkulosis sering
didapatkan dalam perjalanan penyakit yang telah lanjut, bersama dengan lesi pada
mulut dan epiglotik, ulkus tonsil, otitis media, dan penyebaran bronkogenik.13*eori
baru menyatakan bahwa keterlibatan laring dalam penyakit tuberkulosis menjadi lebih
sering walaupun terapi antibakteri telah diterapkan. 6al ini disebabkan oleh
penyebaran hematogen atau limfatik dari organisme penyebab tuberkulosis.#
Laringitis tuberkulosis sangat menular karena aerosolisasi efektif dari bacil patogen
saat pasien berbicara, bersin, atau batuk.1:
4ejala awal yang paling umum adalah suara serak yang dapat berlangsung
berminggu " minggu , sedangkan pada stadium lanjut dapat timbul afonia.1 4ejala
sistemik seperti, penurunan berat badan, demam, keringat malam, dan kelelahan juga
dapat ditemukan. 4ejala seperti, batuk, mengi, hemoptisis, disfagia yang lebih hebat
jika dibandingkan dengan nyeri karena radang lainnya merupakan tanda yang khas,
odynophagia, dan otalgia adalah gejala lokal yang dominan. %tridor didapatkan
sebagai gejala sekunder akibat terjadinya fibrosis subglottic dan penyempitan, massa
tumor lokal, atau kelumpuhan pita suara.1:
%ecara klinis, laringitis tuberkulosis terdiri dari ) stadium, yaitu @1
1. %tadium Infiltrasi
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
11/18
?ang pertama " tama mengalami pembengkakan dan hiperemis ialah
mukosa laring bagian posterior. Kadang " kadang pita suara juga terkena. 0ada
stadium ini mukosa laring berwarna pucat.
Kemudian di daerah submukosa terbentuk tuberkel, sehingga mukosa
tidak rata, tampak bintik " bintik yang berwarna kebiruan. *uberkel itu makin
membesar, serta beberapa tuberkel yang berdekatan bersatu, sehingga mukosa
di atasnya meregang. 0ada suatu saat, karena sangat meregang, maka akan
pecah dan timbul ulkus.
#. %tadium 9lserasi
9lkus yang timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar. 9lkus ini
dangkal, dasarnya ditutupi oleh perkijuan, serta sangat dirasakan nyeri oleh
pasien.
3. %tadium 0erikondritis9lkus masih dalam sehingga mengenai kartilago laring dan yang
paling sering terkena ialah kartilago aritenoid dan epiglotis. engan demikian
terjadi kerusakan tulang rawan, sehingga terbentuk nanah yang berbau, proses
ini akan berlanjut, dan terbentuk sekuester. 0ada stadium ini, keadaan umum
pasien sangat buruk dan dapat meninggal dunia. (ila pasien dapat bertahan
maka proses penyakit ini berlanjut dan masuk dalam stadium terakhir yaitu,
stadium fibrotuberkulosis.
). %tadium 0embentukan *umor / Aibrotuberkulosis
0ada stadium ini terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior,
pita suara, dan subglotik.
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
12/18
Gambar 4. *emuan Laringoskopi pada Laringitis *uberkulosis, =. Lesi 9lseratif &pada
seluruh laring', (. Lesi 4ranuloma &pada glotis posterior', B. Lesi 0olyploid &pada plika
$okalis palsu kanan', . Lesi -onspesifik &pada plika $okalis kanan'
2.4 DIAGN&SIS
iagnosis ditegakkan berdasarkan @
1. =namnesis1
=namnesis dari pasien laryngitis tuberculosis seperti keluhan pasien
radang pada umumnya, didapatkan seperti demam, suara serak sampai tidak
bersuara afoni', nyeri pada saat menelan atau berbicara, rasa kering panas dan
tertekan di daerah laring, batuk yang lama hingga hemoptisis, keringat pada
malam hari, serta keluarga yang mempunyai riwayat batuk lama.
#. 0emeriksaan Aisik0ada pemeriksaan fisik, tampak sakit berat, terdapat stridor inspirasi,
sianosis, sesak nafas yang ditandai dengan nafas cuping hidung dan/atau retraksi
dinding dada, frekuensi nafas dapat meningkat, dan adanya takikardi yang tidak
sesuai dengan peningkatan suhu badan merupakan tanda hipoksia.
3. 0emeriksaan 0enunjang
%ebagai pemeriksaan penunjang/tambahan dapat digunakan foto
rontgen toraks dan pemeriksaan sputum, serta biopsi lesi pada laring untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma dan keadaan lainnya.#
0emeriksaa endoscopi dapat dianjurkan bila didapatkan adanya gejala suara
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
13/18
serak yang persisten. 6al ini dilakukan untuk menyingkirkan adanya
keganasan.#1
Gambar 5. oto T-orak)22
ari pemeriksaan histopatologi didapatkan granuloma sel epiteloid
dengan sel " sel atia Langhans yang dikelilingi oleh limfosit dan fibroblast
dan adanya daerah yang menunjukkan proses perkejuan.#3
Gambar 6. Ha)il Pemerik)aan Hi)topatologi) Laring #engan Sel Be)ar
Lang-an)2%
2.5 DIAGN&SIS BANDING
iagnosis banding laringitis tuberculosis, antara lain@
1. Laringitis luetika
Laringitis luetika seringkali memberikan gejala yang sama dengan
laringitis tuberkulosis. =kan tetapi, radang menahun ini jarang ditemukan.
Laringitis luetika terjadi pada stadium tertier dari sifilis, yaitu stadium
pembentukan guma. =pabila guma pecah, maka timbul ulkus. 9lkus ini
mempunyai sifat yang khas, yaitu sangat dalam, bertepi dengan dasar yang keras,
berwarna merah tua serta mengeluarkan eksudat yang berwarna kekuningan.
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
14/18
9lkus tidak menyebabkan nyeri dan menjalar sangat cepat, sehingga bila tidak
terbentuk proses ini akan menjadi perikondritis.1
#. Karsinoma Laring
Karsinoma laring memberikan gejala yang serupa dengan laringitis
tuberkulosa. %erak adalah gejala utama karsinoma laring, namun hubungan antara
serak dengan tumor laring tergantung pada letak tumor.10asien dengan karsinoma
laring, lebih dari : memiliki riwayat merokok yang berat dan mengkonsumsi
alhokol.12
2.6 PENATALA$SANAAN
2.6.1 Terapi non me#ikamento)a
9ntuk laringitis tuberkulosis sangat diharapkan pasien dapat
mengistirahatkan pita suara dengan cara pasien tidak banyak berbicara. 1,8,136al
ini dapat mengurangi rasa tidak nyaman pada daerah laring dan nyeri.13
2.6.2 Terapi me#ikamento)a 7 &bat antit"berk"lo)i) &AT
0engobatan laringitis tuberkulosis sama dengan pengobatan
tuberkulosis pada paru.1)%trategi pengobatan difokuskan pada penggunaan 3
atau lebih jenis obat. bat =ntituberkulosis &=*' yang paling penting adalah
I-6 dan rifampisin, termasuk juga etambutol, piraCinamid , streptomisin,
kuinolon dan obat antituberkulosis sekunder lainnya.1:
&bat Do)i) -arian
mg8kgbb8-ari
Do)i) 298mingg"
mg8kgbb8-ari
Do)i) %98mingg"
mg8kgbb8-ari
I-6 2+12 &maks. 3 mg' 12+) &maks. :
mg'
12+) &maks. :
mg'
>ifampisin 1+# &maks. 5mg'
1+# &maks. 5mg'
12+# &maks. 5mg'
0iraCinamid 12+) &maks. # g' 2+! &maks. ) g' 12+3 &maks. 3 g'
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
15/18
*rakeostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding
depan/anterior trakea untuk bernafas. *rakeostomi dilakukan atas indikasi,
berikut@
o ;engatasi obstruksi laring
o ;engurangi ruang rugi &dead air space' di saluran napas bagian
atas seperti daerah rongga mulut, sekitar lidah, dan faring.
o ;empermudah penghisapan secret dari bronkus pada pasien yang
tidak dapat mengeluarkan secret secara fisiologik.
o 9ntuk memasang respirator &alat bantu pernapasan'.
o 9ntuk menambil benda asing dari subglotik, apabila tidak
mempunyai fasilitas bronkoskopi.*rakeostomi pada kasus laringitis tuberkulosis dilakukan atas indikasi yaitu jika
terjadi obstruksi laring dan mengurangi ruang rugi di saluran napas bagian atas seperti
daerah rongga mulut, sekitar lidah, dan faring.
2.1! P/&GN&SIS
0rognosis penyakit ini tergantung pada keadaan sosial ekonomi pasien,
kebiasaan hidup serta ketekunan untuk berobat. (ila diagnosis dapat
ditegakkan pada stadium dini maka prognosisnya baik.1
2.11 $&MPLI$ASI
0ada laringitis akibat peradangan yang terjadi dari daerah lain maka
dapat terjadi inflamasi yang progresif dan dapat menyebabkan kesulitan
bernafas. Kesulitan bernafas ini dapat disertai stridor baik pada periode
inspirasi, ekspirasi atau keduanya. 0ada laringitis tuberkulosis dapat terjadi
sekuele, di antaranya stenosis glotis posterior, stenosis subglotis, paralisis
plika $okalis, dan persisten disfonia.
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
16/18
BAB III
$ESIMPULAN
*uberkulosa laring hampir selalu disebabkan tuberkulosis paru. %etelah diobati
biasanya tuberkulosis paru sembuh namun laringitis tuberkulosisnya menetap, karena struktur
mukosa laring sangat lekat pada kartilago serta $askularisasi tidak sebaik paru, sehingga bila
sudah mengenai kartilago, pengobatannya lebih lama.
%ecara klinis tuberkulosa laring terdiri dari ) stadium, yaitu @ stadium infiltrasi,
stadium ulserasi, stadium perikondritis, stadium pembentukan tumor &fibrotuberkulosis'.
iagnosa laringitis tuberculosis ditegakkan berdasarkan pada anamnesis, gejala dan
pemeriksaan fisik, laringoskopi direct dan indirect, laboratorium, foto toraks, dan
pemeriksaan patologi anatomi.
*erapinya dibagi menjadi medikamentosa dan pembedahan. *erapi non
medikamentosa yaitu mengistirahatkan pita suara dengan cara pasien tidak banyak berbicara,
menghindari iritan yang memicu nyeri tenggorokan atau batuk misalnya goreng+gorengan,
makanan pedas, konsumsi cairan yang banyak, berhenti merokok dan konsumsi alkohol.
%edangkan terapi medikamentosa adalah =* &bat =nti *uberkulosis'. *erapipembedahannya pengangkatan sekuester dan trakeostomi bila terjadi obstruksi laring.
0rognosisnya tergantung pada keadaan sosial ekonomi pasien, kebiasaan hidup sehat
serta ketekunan berobat. (ila diagnosa dapat ditegakkan pada stadium dini maka
prognosisnya baik.
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
17/18
DATA/ PUSTA$A
1. %oepardi . Bolor =tlas of
-
7/26/2019 Laringitis TB.doc
18/18
12. Lalwani, =nil K.Malignant Laryngeal Lesions. In @ Burrent iagnosis D *reatment in
tolaryngology 6ead D -eck %urgery #th edition. -ew ?ork@ *he ;c4raw+6ill
BompaniesF#!
15. 0robst, >udolf, 4erhard 4re$ers, 6einrich Iro. *asic #torhinolaryngology :
+nfectious %isease of Laryn$ and (rachea. -ew ?ork@ *hiemeF #5. 6al 32)+351
1!. (allenger EE, 0enyakit *elinga 6idung, *enggorok Kepala dan Leher, 0enyakit
4ranulomatosis Kronik Laring,