keperawatan sistem neurobehavior 1 pertemuan 11

34
CRANIAL NERVE EXAMINATION BY NIA AYU SURIDATY

Upload: trinhminh

Post on 15-Jan-2017

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

CRANIAL NERVE EXAMINATION

BY NIA AYU SURIDATY

Page 2: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

Roman Numeral

Number Nerve Function Foramen Sensory orMotor

I 1 Olfactory Smell CribriformPlate

Sensory

II 2 Optic Vision Optic Canal SensoryIII 3 Oculo-

motor Moves Eyes

SuperiorOrbitalFissure

Motor

IV 4 Trochlear Moves Eyes

SuperiorOrbitalFissure

Motor

V 5 Trigeminal Facial Feeling

Opthalmic: SOFMaxillary: ForamenRotundum

FacialFeeling

VI 6 Abducens Moves Eyes

SuperiorOrbitalFissure

VII 7 Facial FacialExpression

InternalAcustic Meatus

Both

VIII 8 Vestibulo-cochlear

Hearing &Balance

Internal AcusticMeatus

Sensory

IX 9 Glosso-Pharyngeal

TasteSwallow

JugularForamen

Both

X 10 Vagus Respiratory, Digestion, Heart

JugularForamen

Both

XI 11 Accessory Trapezius, Sterno-clydo Mastoid

JugularForamen

Motor

XII 12 Hypoglossal

MovesTounge

Hypoglossal Canal

Motor

Page 3: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

VIII 8 Vestibulo-cochlear

Hearing &Balance

Internal AcusticMeatus

Sensory

IX 9 Glosso-Pharyngeal

TasteSwallow

JugularForamen

Both

X 10 Vagus Respiratory, Digestion, Heart

JugularForamen

Both

XI 11 Accessory Trapezius, Sterno-clydo Mastoid

JugularForamen

Motor

XII 12 Hypoglossal

MovesTounge

Hypoglossal Canal

Motor

Page 4: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

LANGKAH KLINIK PEMERIKSAAN NERVI CRANIALIS

NERVUS OFTALMICUS (Nn.Cranialis I)1. Menerangkan tujuan pemeriksaan kepada penderitaSyarat Pemeriksaan : Tidak ada penyakit intranasal : Meminta penderita duduk atau berbaring, sambil menutup

matanya 2. Menaruh salah satu bahan/zat di depan salah satu

lubang hidung penderita sementara lubang hidung yang lain ditutup 3. Meminta penderita mencium bahan/ zat yang dikenalnya

: penderita mengenal zat dengan baik disebut normosmia bila daya cium berkurang : hiposmia tidak dapat mencium sama sekali ; anosmia

Page 5: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

NERVUS OPTIKUS (Nn.Cranialis II)

Ketajaman penglihatanSyarat Pemeriksaan : Tidak ada kelainan organic

pada bola mata,tidak ada fotofobia :1. Meminta penderita duduk atau berdiri dengan

jarak 3 meter dari pemeriksa2. Penderita diminta menghitung jari dari jarak

tersebut.3. Normal : ketajaman penglihatan 3/60 (60

adalah jarak orang normal dapat menghitung jari)

Page 6: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

Bila penderita hanya mampu menghitung jari dengan jarak kurang dari 3 meter maka ketajaman penglihatan (visus) menurun

Gerakan tangan : Orang normal membedakan geraktangan pada jarak 300 meter.

Pemeriksaan senter : bila penderita hanya dapat Membedakan gelap dan terang, maka ketajaman penglihatan adalah 1/tak terhingga. Ketajaman penglihatan nol (0) bila tidak dapat melihatcahaya.

Page 7: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

lapangan penglihatan1. Tes konfrontasi1. Syarat Pemeriksaan : Pemeriksa harus normal : Meminta penderita duduk atau berdiri menghadap pemeriksa dengan jarak 60-100 cm ( duduk atau berdiri berhadapan)

2. Mata penderita yang akan diperiksa berhadapan dengan mata pemeriksa, biasanya mata yang berlawanan, mata kiri berhadapan dengan mata kanan pada garis dan ketinggian yang sama. Mata yang lain ditutup obyek (jari, benda) . Menggerakkan jari/polpen dari kuadran perifer menuju ke arah sentral sampai penderita melihat obyek. Obyek digerakkan dari segala jurusan.

3. Meminta penderita memberi respon jika mulai melihat gerakan jari dan hal ini dibandingkan dengan pemeriksa apakah ia juga sudah melihatnya. Bila ada gangguan lapangan penglihatan maka pemeriksa akan lebih dahulu melihat gerakan obyek tersebut.

Page 8: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

CRANIAL NERVE II: OPTIC

SNELLEN’S CHART

Page 9: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

OPHTHALMOSCOPY

Page 10: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

PEMERIKSAAN NERVI CRANIALIS III, IV, VI

1. Pemeriksa memperhatikan celah mata penderita untuk menilai apakah

terdapat ptosis : kelopak mata terjatuh, mata tertutup dan tidak dapat

dibuka.

2. Pemeriksa memperhatikan posisi mata penderita, untuk menilai

apakah terdapat exopthalmus, enopthalmus, strabismus (divergen dan

konvergen) atau salah satu mata dalam posisi melihat ke atas atau

bawah (skew deviation).

Page 11: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

3. Perhatikan dan catat pupil penderita : bentuk (bundar/lonjong), ukuran (mm), sama besar (isokor).

Meminta penderita melihat jauh(fiksasi pada benda yang jauh letaknya), senter pupil penderita dari arah luar ke sentral, dan pupil yang disenter akan kontriksi pada

keadaan normal (refleks cahaya langsung positif). Bila tidak

terjadi konstriksi, refleks cahaya langsung negatif. Meminta

penderita melihat jauh (fiksasi pada benda yang jauh letaknya),

senter pupil penderita dari arah luar ke sentral, dan lihat pupil sebelah kontralateral. Normal, pupil kontralateral ikut berkontriksi (refleks cahaya tidak langsung/refleks

konsensual positif). Bila tidak terjadi konstriksi pupil kontralateral, refleks cahaya tidak langsung/refleks konsensual negatif.

Page 12: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

4. Meminta penderita melihat jauh, kemudian penderita diminta melihat

dekat dengan menempatkan pen di dekat mata penderita. Perhatikan

apakah pupil berkontriksi. Refleks akomodasi positif, bila pupil

berkontriksi dan sebaliknya negatif bila pupil tidak berkontriksi.

Page 13: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

5. Penderita tidur terlentang, pemeriksa menempatkan pen pada posisi

vertikal sejauh 50 cm dari mata penderita dalam arah penglihatan

sentral. Tangan yang lain memegang kelopak mata atau dagu penderita untuk fiksasi kepala.

Pemeriksa menggerakkan pen secara perlahan ke arah lateral, medial, atas, bawah, dan ke arah yang miring yaitu atas-lateral, bawah medial, atas-medial dan bawah-lateral. Perhatikan apakah mata penderita dapat mengikuti gerakan itu dan tanyakan apakah penderita melihat ganda (diplopia).

Page 14: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

Bila penderita tidak dapat menggerakkanmata ke arah lateral, parese m rectuslateralis yang dipersarafi N cranialis VI. Bilapenderita tidak dapat menggerakkanmata ke arah medial bawah, parese mobliqus superior yang dipersarafi N cranialisIV. Bila penderita tidak dapat menggerakkan mata ke arah selain lateraldan medial-bawah, parese N cranialis III

Page 15: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

CRANIAL NERVE III: OCULOMOTOR

OCULOMOTOR NERVE PARALYSIS› PTOSIS OF THE

UPPER EYELID

Page 16: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

CRANIAL NERVE V: TRIGEMINAL

Page 17: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

CRANIAL NERVE VI: ABDUCENS

PARALYSIS OF LATERAL RECTUS

Page 18: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS VII

1. Perhatikan muka penderita : simetris atau tidak. Perhatikan kerutandahi, pejaman mata, sulcus nasolabialis, dan sudut mulut

2. Meminta penderita mengangkat alis dan mengerutkan dahi. Perhatikan simetris atau tidak. Kerutan dahi menghilang pada sisi yang lumpuh

Page 19: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

3. Meminta penderita memejamkan mata dan kemudian pemeriksa mencoba membuka mata penderita. Pada sisi yang lumpuh, penderita tidak dapat/sulit memejamkan mata (lagopthalmus) dan lebih mudah dibuka oleh pemeriksa.

4. Meminta penderita menyeringai atau menunjukkan gigi, mencucurkanbibir atau bersiul, dan mengembungkan pipi. Perhatikan sulcus nasolabialis akan mendatar, sudut mulut menjadi lebih rendah, dan tidak dapat mengembungkan pipi pada sisi lumpuh.

Page 20: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

5. Bedakan kelumpuhan nervus VII tipe UMN dan tipe LMN. Tipe UMN, bila kelumpuhan hanya terdapat pada daerah mulut (m. orbicularis oris). Tipe LMN, bila kelumpuhan terjadi baik pada daerah mulut maupun pada mata (m. orbicularis oculi) dan dahi (m. frontalis).

6. Menjelaskan penderita tentang pemeriksaan fungsi pengecapan. Pemeriksa menulis rasa larutan yang disediakanMeminta penderita menjulurkan lidah.

Mengeringkan lidah dengan tissue. Meminta penderita tutup mata dan meneteskan larutan

yang telah disediakan. Meminta penderita buka mata, tetap menjulurkan lidah,

dan menunjuk rasa larutan yang telah tertulis di kertas.

Page 21: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

CRANIAL NERVE VII: FACIAL

MUSCLES OF FACIAL EXPRESSIONS

Page 22: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

CRANIAL NERVE VII: FACIAL

FACIAL NERVE PARALYSIS

Page 23: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS VIII

Terdiri dari 2 Akustikus, dan vestibularis

Akustikus untuk pendengaranVestibularis untuk keseimbangan

Page 24: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

Pemeriksaan pendengaran dapat dilakukan dengan menggunakan arloji jam dengan jarak bervariasi dari tleinga untuk menetapkan pada jarak berapa klien tidak dapat mendengar

Page 25: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

Pemeriksaan Rinne Letakkan garputala pada prosesus

mastoideus dibelakang telinga dan meminta klien untuk memberitahu pada saat tidak terdengar lagi kemduian didekatkan pada liang telinga sampai tidak lagi mendengar.

Normalnya hantaran melalui udara akan lebih lam terdengar diandingkan hantaran melalui tulang

Page 26: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

Tes SwabachTujuan : Membandingkan daya transport melalui tulang mastoidAntara pemeriksa (normal) dengan pasien

Pemeriksa meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkanpada puncak kepala pasien. Pasien akan mendengarsuara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidakmendengar suara garputala lagi. Pada saat garputala tidakmendengar suara garputala, maka pemeriksa akan segeramemindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yangdiketahui normal ketajaman pendengarannya (pembanding).Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi :akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara.

Page 27: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

Tes Weber Pemeriksa meletakkan pangkal garputala

yang sudah digetarkan pada puncak kepala pasien.

Pasien memperhatikan intensitas dikedua telinga .

Apabila pasien mendengar lebih keras pada sisi sebelah kanan, disebut lateralisasi ke kanan.

Disebut normal apabila antara sisi kanan dan kiri intensitasnya sama.

Page 28: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

VESTIBULAR NERVE: STATIC EQUILIBRIUM

Page 29: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

VESTIBULAR NERVE: DYNAMIC EQUILIBRIUM

Page 30: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS IXNervus IX Glosopharingeus

Mensarafi otot stilofaringeus dan serat sensorik liang telinga tengah, tuba eustachius dan pengecapan lidah 1/3 belakangPasie diminta membuka mulutnya dan berkata ‘Ah”, palatum lunak dan ovula bergerak ke atas bersama sama.

Page 31: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS X

Pemeriksa meletakkan tangan pada tengorokan dan meminta klien untuk menelan. Jika ada reflek menelan maka akan ada terasa adanya gerakan pada leher saat menelan

Page 32: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS XII

1. Penderita disuruh membuka mulut dan perhatikan lidah dalam keadaan istirahat : besar lidah, kesamaan bagian kiri dan kanan, atrofi, berkerut, dan fasikulasi.

2. Penderita disuruh menjulurkan lidah untuk memeriksa adanya parese

- Perhatikan apakah ada tremor dan fasikulasi- Perhatikan apakah ada deviasi lidah ke satu sisi. Sebagaipatokan dapat dipakai garis diantara kedua seri (incisivus).Bila ada parese satu sisi, lidah berdeviasi ke sisi parese.- Meminta penderita menyentuhkan lidah ke pipi kiri dan kanan.Saat bersamaan, tangan pemeriksa ditempatkan di pipi sisi luar untuk merasakan kekuatan sentuhan lidah penderita.

Page 33: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11

3. Meminta penderita mengucapkan huruf R atau kata-kata yang mengandung huruf R, misalnya ular lari lurus. Pemeriksaan ini untuk menilai apakah ada disartria (cadel atau pelo).

Page 34: Keperawatan Sistem Neurobehavior 1 Pertemuan 11