kasyf el fikr volume 1, nomor 2, desember 2014 · pdf filemeet the needs of learners who have...
TRANSCRIPT
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
85
PROGRAM AKSELERASI MAN MODEL BANGKALAN
Mujtahidatus Solihah1
Abstract
Madrasah Aliyah Model Bangkalan only Madrasah Aliyah in Bangkalan that in the
Soekarno Hatta 5 Bangkalan, or rather strategic location, because it is near the highway to
the south Stadium Bangkalan.
The purpose of the accelerated program for students MAN Bangkalan namely (1)
Meet the needs of learners who have specific characteristics in terms of cognitive and
affective development, (2) Meets Human Rights yag learners according to the needs of
education for himself, (3) Meets interest intellectual and future perspectives of students,
(4) Meeting the needs of self-actualization of learners, (5) Considering the role of the
learner as an asset to the community and society kebutuha filling the role, (6) Preparing
students as future leaders, (7) Improving the efficiency and effectiveness of the learning
process of students, (8) Prevent boredom classroom climate unfavorable development of
the potential benefits of learners optimally and (9) Encourage students to increase the
quality of the spiritual, intellectual, and emotional balance.
Class acceleration in Madrasah Aliyah (MAN) Bangkalan model provides an
opportunity to study only two years or one year sooner than the normal school time.
The learning method was trimmed shorter than usual. If in the regular classroom learning
takes 6 hours, in accelerated classes it only takes 4 hours. "They are a special student. We
opened the class started first grade."
In the recruitment of 360 new students who enroll, only netted 23 students with a
rigorous selection by the University of Malang (UM) through tests Intelligence Quotient
(IQ). "Of the 23 new students recommended UM, we only take 20 students to a class
acceleration. The results of those tests the average value of eight with an IQ of 130."
Accelerated classes each semester only four months. It was not the same as regular classes
each semester of six months. They deserved to take two years.
Keywords: Acceleration Program, MAN, model
A. Pendahuluan
Madrasah Aliyah Negeri Model Bangkalan adalah satu-satunya Madrasah Aliyah
Negeri di Kabupaten Bangkalan. Letaknya di jalan Soekarno Hatta No.5, atau tepatnya di
sebelah selatan Stadion Gelora Bangkalan. Letaknya cukup strategis, karena berada di
dekat jalan raya. Sehingga sekolah ini banyak diminati oleh masyarakat Bangkalan.
1 Penulis adalah guru pada Madrasah Aliyah Negri Bangkalan madura
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
86
Meskipun awalnya sekolah ini di anggap remeh oleh masyarakat, tetapi akhirnya sekolah
ini bisa menarik banyak minat masyarakat. Saat ini jumlah siswa MAN Model Bangkalan
sudah melebihi dari seribu orang.
Madrasah Aliyah Negri Model adalah sekolah yang mengutamakan pelajaran
Agama Islam. Siswa dapat belajar Agama Islam lebih banyak dibanding di Sekolah
Menengah Umum yang hanya satu macam mata pelajaran Agama Islam. Di sekolah ini
kita bisa menjumpai 4 macam mata pelajaran Agama Islam yaitu Aqidah Ahklaq, Bahasa
Arab, Fiqih dan Al-Quran Al-Hadist.
Selain pelajaran agama juga diajarkan pelajaran umum. Meskipun sekolah ini
berbasis agama, tetapi pelajaran umunya tidak kalah dengan sekolah lain. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya siswa yang di kirim sebagai delegasi perwakilan sekolah
untuk mengikuti olimpiade baik dalam pelajaran kimia, fisika, biologi, ekonomi dan
lainnya. Meskipun sedikit peluang untuk menang dalam pelajaran umum tetapi tetap
berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menjadi yang terbaik.
MAN Model Bangkalan juga merupakan sekolah yang tetap mengutamakan
kebersihan lingkungan dan juga kerapian siswa-siswinya. Sering di adakan program
penghijauan dan juga kerja bakti untuk menjaga lingkungan MAN Model Bangkalan tetap
bersih dan hijau. Untuk menjaga kerapian dan ketertiban siswa, tim tata tertib sekolah juga
sering mengadakan pemeriksaan kerapian siswa MAN Model Bangkalan.
Kedisiplinan di sekolah ini juga menjadi prioritas yang paling utama. Pembelajaran
di mulai pada jam 06.45 pagi. Siswa yang terlambat di beri toleransi 15 menit sampai jam
07.00. Dan setelah lewat jam 07.00 gerbang sekolah akan di tutup, siswa yang terlambat
tidak di perbolehkan masuk dan di persilahkan pulang. Sehingga dengan di berlakukannya
aturan tersebut di harapkan siswa MAN Bangkalan bisa menjadi lebih disiplin.
Berangkat dari persoalan ini kelas akselerasi di buka pada tahun ajaran 2011-2012
berdasarkan Surat Keputusan Wilayah Kantor Kementrian Agama Propinsi Jawa Timur
Nomor: Kw.13.4/4/PP.00.6/539/2010 tanggal 1 Juli 2010 dengan perpanjangan ijin tahun
pelajaran 2013. Berdasarkan Surat Keputusan Wilayah Kantor Kementrian Agama
Propinsi Jawa Timur Nomor: Kw.13.4/1/PP.00.5/1171/2013 tanggal 19 April 2013. Akan
tetapi kelas akselerasi terancam di hapus oleh kemendikbud. Namun menurut kepala
Kementerian Agama Kabupaten Bangkalan mengatakan :
“Sampai saat ini kami belum terima suratnya. Hal itu masih sebatas wacana
Kemendikbud.” katanya. Menurut Amin, sekolah yang melaksanakan kelas
akselerasi di Bangkalan di bawah naungan Kemenag sebanyak dua lembaga, yaitu
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) B
angkalan. Sejauh ini ujarnya, dua sekolah tersebut tengah menerapkan kelas
akselerasi dan berharap tidak dihapus. “Sementara waktu, lembaga sekolah yang
mengelola kelas akselerasi terus berjalan,” lanjutnya.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
87
Jika benar kelas akselerasi di hapus, kemungkinan akan ada prograrn baru sebagai
pengganti. “Mungkin dari wacana itu, Kemendikbud maupun Kankemenag memiliki
bentuk baru, tapi ini masih kemungkinan saja,” tukas Amin.
Kepala MAN Bangkalan, Fathorrakhman mengaku keberatan mengenai
penghapusan kelas akselerasi. Pihaknya mengaku akan mengirimkan surat keberatan
kepada Kanwil Kemenag Jatim terkait rencana itu. Pihaknya akan mengajukan surat
keberatan kepada Kanwil Kemenag agar kelas akselerasi jangan dihapus. Dijelaskan, kelas
akselerasi sangat bermanfaat bagi perkembangan siswa. Hal ini dikarenakan sebelum
masuk kelas akselerasi calon siswa di tes bakat dan kemampuan akademiknya. Dalam hal
ini MAN Bangkalan bekerja sama dengan salah satu universitas di Malang untuk
melakukan tes calon siswa kelas akselerasi. Lebih lanjut Fathorrakhman menjelaskan, saat
ini jumlah siswa kelas akselerasi di MAN Bangkalan mencapai 20 orang.
Siswa-siswa kelas akselerasi layak lulus dua tahun. Keaktifannya sangat luar biasa,
bahasa inggris dan mata pelajaran lainnya dapat diunggulkan. Sebelum mengadakan kelas
akselerasi harus memperoleh izin operasional dari Kanwil Kemenag Jatim. Selain itu
sarana dan prasarana untuk kelas akselerasi lebih lengkap dibanding kelas siswa reguler.
Ruang kelas akselerasi dilengkapi dengan sarana AC, DCD proyektor, unji, dan satu-
satunya di Madura.2
B. Tinjauan Umum Program Akselerasi
I. Perspektif Program Akselerasi Bagi Anak Berbakat Akademik
1. Pengertian akselerasi:
Pengertian “Akselerasi” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 3 berarti:
a. Percepatan
b. Peningkatan Kecepatan
c. Laju Perubahan Kecepatan
Depdiknas mendefinisikan program percepatan belajar (akselerasi) adalah sebuah
pemberian layanan pendidikan sesuai potensi siswa berbakat, dengan memberi kesempatan
siswa tertentu untuk menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih cepat
dibandingkan siswa lainnya.4
Sedangkan menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik akselerasi berarti memberi
kesempatan kepada siswa yang bersangkutan untuk naik ke tingkat kelas berikutnya lebih
cepat satu atau dua sekaligus.5
2 Hasil wawancara dengan bapak Fathorrakhman selaku Kepala MAN Bangkalan, Senin (27/1/2014). 3 Wjs.Poerwadarminta,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Halai Pustaka, Jakarta, 2006, hlm.22. 4 Depdiknas, Program Penyelenggaran Program Percepatan Belajar SD, SLTP, SMU, Jakarta, 2001,
hlm. 13. 5 Iif Khoiru Ahmadi, Pembelajaran Akselerasi , Prestasi Pustaka, Jakarta, 2011, hlm.1.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
88
Menurut Mimin Haryati akselerasi berarti percepatan belajar sebagai implikasi dari
sistem belajar tuntas (master learning) juga menunjukkan adanya siswa yang memiliki
kecerdasan luar biasa dan mampu mencapai kompetensi yang telah di tetapkan jauh lebih
cepat dan mempunyai nilai yang amat baik (>95). Siswa yang memiliki kecerdasan yang
luar biasa memiliki karakteristik khusus yaitu tidak banyak memerlukan waktu dan
bantuan dalam menyelesaikan percepatan kompetensi yang telah ditetapkan, misalnya
program remidial dan pengayaan dapat mengganggu optimalisasi belajarnya.6
Dari beberapa pengertian tentang akselerasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kelas akselerasi adalah kelas yang diperuntukan bagi siswa yang belajarnya dipercepat
sesuai dengan tingkat pemahaman materi sehingga ia dapat menempuh waktu studinya
lebih cepat dari waktu yang ditentukan pada kelas biasa.7
2. Tujuan Penyelenggaraan Program Akselerasi (Percepatan)
Ada 2 (dua) tujuan yang mendasari dikembangkannya program percepatan belajar
bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa:8
a) Tujuan Umum
Memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari segi
perkembangan kognitif dan afektifnya.
Memenuhi Hak Azasi manusia peserta didik yag sesuai dengan kebutuhan
pendidikan bagi dirinya sendiri.
Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.
Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri peserta didik.
Menimbang peran serta peserta didik sebagai aset masyarakat dan kebutuha
masyarakat untuk pengisian peran.
Menyiapkan peserta didik sebagai pemimpin masa depan.
b) Tujuan Khusus
Memberikan penghargaan untuk dapat menyelesaikan program pendidikan secara
lebih cepat.
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran peserta didik.
Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung
berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal.
Memacu mutu siswa untuk peningkatan kecerdasan spiritual, intelektual, dan
emosionalnya secara seimbang.
6 Ibid., hlm.2. 7 Ibid., hlm.3. 8 Ibid., hlm. 220.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
89
3. Bentuk Penyelenggaraan Program Akselerasi
Program akselerasi belajar dapat diselenggarakan dalam 3 (tiga) bentuk pilihan
seperti kelas reguler, dimana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
belajar bersama-sama dengan siswa lainnya dikelas reguler (model terpadu/inklusif).
Bentuk penyelenggaraan pada kelas reguler dapat dilakukan dengan model sebagai
berikut:9
a. Kelas reguler dengan kelompok (cluster)
Siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama
siswa lain (normal) dikelas reguler dengan kelompok khusus.
b. Kelas reguler dengan pull out
Siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama
siswa lain(normal) dikelas reguler, namun dalam waktu tertentu ditarik dari kelas
reguler ke ruang sumber (ruang khusus) untuk belajar mandiri, belajar kelompok,
dan/atau belajar dengan guru pembimbing khusus.
1. Kelas Khusus, dimana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa belajar dalam kelas khusus.
2. Sekolah khusus, dimana siswa yang belajar di sekolah ini adalah siswa yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
4. Sarana Belajar
Kegiatan pembelajaran berlangsung seperti kelas regular (non akselerasi)
dengan tempat pembelajaran di ruang kelas khusus yang dilengkapi AC,
Computer,OHP serta LCD.
5. Persyaratan Peserta didik
Siswa yang diterima sabagai peserta program percepatan belajar adalah siswa
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:10
1. Persyaratan akademis, uang diperoleh dari skor rata-rata nilai rapor, nilai Ujian
Nasional, serta tes kemampuan akademis dengan nilai sekurang-kurangnya
8,00
2. Persyaratan Psikologis, yang diperoleh dari hasil pemeriksaan psikologis
meliputi tes kemampuan intelektuan umum, tes kreativitas, dan keterikatan
pada tugas. Peserta yang lulus psikologi adalah mereka yang memiliki
kamampuan itelejensi umum dengan kategori jenius (IQ ≥ 140) atau mereka
dengan kategori cerdas (IQ ≥ 125) yang ditunjang oleg=h kreativitas dan
keterikatan terhadap tugas dalam kategori diatas rata-rata.
9. Hendro Ari Setyono.dkk. Pembelajaran Akselerasi, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2011, hlm. 221. 10 Ibid., hlm.223.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
90
3. Informasi data Subyektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri sendiri(self
nomination), teman sebaya (peer nomination), orangtua, dan guru sebagai hasil
dari pengamatan sejumlah ciri-ciri keberbakatan.
4. Kesehatan fisik, yang ditunjukan dengan surat keterangan sehat dari dokter.
5. Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua.
6. Manfaat Akselerasi
Southern dan Jones dalam Akbar menyebutkan keuntungan dari
penyelenggaraan program kelas akselerasi bagi anak berbakat, antara lain:11
1. Meningkatkan efisiensi . Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran
dan menguasai kurikulum pada tingkat akan belajar lebih baik dan efisien.
2. Meningkatkan efektivitas. Siswa yang terikat belajar pada tingkat kelas yang
dipersiapkan dan menguasai keterampilan-keterampilan sebelumnya
merupakan siswa yang paling efektif.
3. Penghargaan. Siswa yang telah mampu mencapai tingkat tertentu sepantasnya
memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapainya.
4. Meningkatkan waktu untuk karier. Adanya pengurangan waktu belajar akan
meningkatkan produktivitas siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya pada
waktu yang lain.
5. Membuka siswa pada kelompok barunya. Dengan program akselerasi, siswa
dimungkinkan untuk bergabung dengan siswa lain yang memiliki kemampuan
intelektual dan akademis yang sama.
6. Ekonomis. Keuntungan bagi sekolah ialah tidak perlu mengeluarkan banyak
biaya untuk mendidik guru khusus anak berbakat.
7. Kelemahan Akselerasi
a. Segi akademik
Bahan ajar terlalu tinggi bagi siswa akselerasi.
Kemampuan siswa melebihi teman sebayanya bersifat sementara
Siswa akseleran kemungkinan imatur secara sosial, fisik dan emosional
dalam tingkatan kelas tertentu
Siswa akseleran terikat pada keputusan karier lebih dini tidak efisien
sehingga mahal.
Siswa ekseleran mengembangkan kedewasaan yang luar biasa tanpa adanya
pengalaman yang dimiliki sebelumnya
11 Ibid., hlm. 12.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
91
Pengalaman-pengalaman yang sesuai untuk anak seusianya tidak dialami
karena tidak merupakan bagian dari kurikulum
Tuntutan sebagai siswa sebagian besar pada produk akademik konvergen
sehingga siswa akseleran akan kehilangan kesempatan mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif dan divergen.
b. Segi penyesuaian sosial
Kekurangan waktu beraktivitas dengan teman sebayanya
iswa akan kehilangan aktivitas sosial yang penting dalam usia sebenarnya
dan kehilangan waktu bermain.
c. Berkurangnya kesempatan kegiatan ekstrakurikuler
d. Penyesuaian emosional
Siswa akseleran pada akhirnya akan mengalami burn out di bawah rekanan
yang ada dan kemungkinan menjadi underachiever
Siswa akseleran akan mudah frsutasi dengan adanya tekanan dan tuntutan
berprestasi.
Adanya tekanan untuk berprestasi membuat siswa akseleran kehilangan
kesempatan untuk mengembangkan hobi.
8. Landasan Program Akselerasi (Percepatan)
Landasan dan pengembangan sistim pembelajaran program akselerasi adalah
sesuai dengan:
1. Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional12 yang
tertuang dalam:
a. Pasal 8 ayat 2:
Warga Negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
berhak memperoleh perhatian khusus.
b. Pasal 24 ayat 1 dan 6:
c. Setiap peserta didik berhak mendapatkan perlakuan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuannya dan berhak menyelesaikan program pendidikan lebih awal
dari waktu yang ditentukan.
d. Pasal 26:
Peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan
dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam perjalanan hidupnya sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuan masing-masing.
2. Garis_Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999
12 Depertemen Pendidikan Nasional RI, UU tentang sistem pendidikan Nasional, PT.Pradya Paramita,
Jakarta, 1989.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
92
Butir 1:
Yaitu mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia
menuju terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan
peningkatan anggaran pendidikan secara berarti.
Butir 7:
Yaitu mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin secara terarah,
terpadu,dan menyentuh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh
seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara
optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan
potensinya.
9. Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan agar potensi
keberbakatan tinggi yang dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan dan tersalur
secara optimal. Program Bimbingan dan Konseling diarahkan untuk dapat
menjaga terjadinya keseimbangan dan keserasian dalam perkembangan intelektual,
emosional dan social. Hendaknya dijaga agar jangan sampai penyelenggara
Program Cerdas Istimewa (Akselerasi) terlalu menekankan perkembangan
intelektual dan kurang mementingkan perkembangan emosional dan sosial anak
seirama dengan jiwa keremajaannya. Selain itu, Program Bimbingan dan
Konseling diharapkan dapat mencegah dan mengatasi potensi-potensi negative
yang dapat terjadi dalam proses percepatan belajar. Potensi negative tersebut,
misalnya, siswa akan mudah frustasi karena adanya tekanan dan tuntutan untuk
berprestasi, siswa menjadi terasing atau agresif terhadap orang lain karena sedikit
kesempatan untuk membentuk persahabatan pada masanya, ataupun kegelisahan
akibat harus menentukan keputusan karier lebih dini dari biasanya.
II. Kurikulum Akselerasi
Kurikulum yang digunakan kelas akselarasi adalah kurikulum Deferensiasi.
Kurikulum Deferensiasi adalah kurikulum nasional dan lokal yang dimodifikasi
dengan penekanan pada materi esensial dan dikembangkan melalui sistem eskalasi
dam enrichment yang dapat memacu dan mewadahi secara integrasi pengembangan
spiritual, logika, etika dan estetika, kreatif, sistematik, linier dan konvergen.
Merupakan salah satu intrumen yang digunakan untuk menata materi
kurikulum agar diperoleh keterkaitan antar konsep dan keutuhan materi yang akan
disajikan kepada siswa dalam satu kesatuan waktu (semester).
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
93
Dengan peta konsep siswa akan mengetahui cakupan, urutan dan seberapa
banyak materi yang direncanakan akan dipelajari oleh siswa serta bagaimana
hubungan antara materi satu dengan lainnya.
Peta konsep merupakan gambaran visual yang berisikan jumlah materi serta
hubungan antar konsep.
Peta konsep juga dinamakan dengan road map (McAleese, 1986) sebab peta
konsep disamakan seperti peta jalan yang menunjukan letak tempat dan bagaimana
urutan jalan yang harus diikuti bila seseorang menuju suatu tempat.
Dalam pembahasan materi guru harus jeli-jeli dalam penyampeyannya, dalam
materi harus dipilah atau dengan kata lain esensial dan non esensial.
Materi esensial adalah Materi yang harus disampaikan kepada siswa melalui
bimbingan khusus atau personal kepada siswa karena dianggap penting bagi siswa.
Tingkat intensitas kepentingan materi esensi adalah wewenang guru dalam
penetapannya dengan memperhatikan beberapa hal berikut :
a. Merupakan konsep dasar yang harus dimengerti siswa untuk memahami materi
selanjutnya.
b. Materi yang sering atau pasti keluar di ujian nasional
c. Materi yang sulit dan memerlukan bimbingan khusus oleh guru.
Materi non esensial adalah materi yang dapat dipelajari siswa melalui
penugasan dan pembahasan sepintas. Pada prinsipnya materi non esensial ini
merupakan materi yang dapat dibaca dan dipahami siswa tanpa bimbingan khusus
dari guru. Kolaborasikan dengan penggunaan IT.
Konsekuensi diferensiasi tidak hanya berhenti pada diferensiasi kurikulum
tetapi juga domain lainnya yaitu pada pembelajaran, pada kebutuhan siswa sehingga
sesungguhnya dalam melayani pembelajaran diperlukan tindakan diferensiasi pula.
III. Apakah Akselerasi itu Efektif?
Menurut pengalaman Nicholas Colangelo selama berpuluh tahun di Belin-Blank
International Center For Gifted Education and Talent Development di Universitas of
Lowa, beliau menyimpulkan masalah dan mamfaat yang telah terbukti tentang topik
akselerasi. kritik menyatakan secara tidak tepat bahwa akselerasi merusak siswa yang
cerdas dalam hal pendidikan, psikologi, dan sosial, diantaranya:
1. Menghasilkan kesenjangan dalam pengetahuan
2. Menyebabkan ketidak seimbangan sosial/emosial dengan menempatkan mereka
bersama siswa yang lebih tua, dengan jangka panjang dan mengerikan
3. Memburu-buru dan menekan anak
4. Tidak adil untuk anak mereka “karena semua anak kelas 2 SD tempatnya di kelas
2 SD!”; atau tidak perlu karena tanpa akselerasipun tak masalah.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
94
Selain itu Karen Roger menambahkan kekhawatiran lain tentang akselerasi
tingkatan kelas, yaitu harga diri anak bisa berkurang bila teman kelas yang mengalami
percepatan itu aneh dan anak yang cerdas mungkin mengurangi persepsi diri dalam
bidang akademisnya, karena tugas sekolah tidak lagi mudah.13
Colangelo menyatakan bahwa akselerasi sangat membatu siswa yang sangat
cerdas secara akademis, tanpa mengubah mereka secara sosial atau emosional. Selain
itu colangelo juga menekankan bahwa semua siswa yang luar biasa berbakat jelas-
jelas membutuhkan akselerasi. Sebenarnya hambatan untuk melakukan akselerasi
siswa yang sangat cerdas adalah dengan tidak memahami penelitian tentang akselerasi
atau mengabaikannya. Selain itu anggapan negatif tentang program akselerasi itu
berasal dari pilihan pribadi atau bias politik dari pengawas, kepala sekolah, atau guru.
Rogerspun menambahkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap semua siswa
yang melakukan akselerasi bahwa tidak ada pilihan akselerasi yang merusak
kesehatan psikologis, penyesuaian sosial, harga diri akademis atau prestasi akademis.
Banyak kemampuan penting keberhasilan anak yang cerdas mengikuti
akselerasi mencakup, kemampuan untuk memahami intruksi, pengetahuan
keterampilan, dan kemampuan analisis didalam sistem simbol tertentu (misalnya
matematika, bahasa), kemampuan untuk bekerja sendiri, minat yang tinggi,
ketekunan, tidak mengikuti kata hati, dan kekhawatiran yang rendah.
C. Kelas Akselerasi Man Model Bangkalan
1. Profil Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Bangkalan
MAN Bangkalan atau Madrasarah Aliyah Negeri Bangkalan yang beralamat di Jl.
Soekarno Hatta No.5 Bangkalan 69116 adalah Sekolah setingkat SMA/SMU, sama halnya
dengan madrasah-madrasah aliyah lainnya. Namun MAN Bangkalan termasuk kedalam
daftar sekolah/madrasah aliyah yang favorit sehingga kadang disebut MAN Model
Bangkalan, dengan kata "Model" sebagai tanda "Madrasah Aliyah Unggulan".
MAN Model Bangkalan mempunyai banyak sekali failitas. Bisa dikatakan
MAN Model Bangkalan adalah salah satu sekolah yang mempunyai fasilitas yang paling
lengkap dibandingkan dengan sekolah-sekolah di sekitarnya.Sehingga masyarakat kagum
degan kelengkapan fasilitas yang ada.dan guru-guru di di MAN Model Bangkalan itu
berkualitas.Dan banyak masyarakat menginginkan anak-anaknya bersekolah di MAN
Model Bangkalan.
MAN Model Bangkalan memiliki fasilitas yang lengkap itu di antaranya
yaitu terdapat 25 ruang kelas yang masing-masing dilengkapi dengan perlengkapan yang
disediakan oleh sekolah.Berbagai macam-macam laboratorium yaitu laboratorium IPA,
fisika, kimia, laboratorium bahasa, laboratorium IPS, laboratorium komputer. Masing
13 A.Gary Davis, Anak Berbakat dan Pendidikan keberbakatan, GPP, indeks, Jakarta, 2012, hlm.101.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
95
masing Laboratorium berisi perlengkapan yang dibutuhkan. Dan sekarang pun di MAN
Model Bangkalan ada kelas yg lebih unggul dari kelas unggulan biasanya yaitu kelas
Akselerasi.
MAN Model Bangkalan juga memiliki Musholla dan bisa dikatakan
Musholla MAN Model Bangkalan itu adalah Musholla yang megah.Musholla tersebut
sering digunakan oleh Para Siswa dan Siswi MAN Model Bangkalan untuk melaksanakan
Ibadah. Terutama pada Jumat sore Musholla itu digunakan oleh Para Siswa dan Siswi
MAN Model Bangkalan untuk membaca ayat Suci Al-Quran.
MAN Model Bangkalan memiliki fasilitas Parkir yang cukup luas, karena
rata rata siswa siswi MAN Model Bangkalan menggunakan Sepeda Motor dan juga
dilengkapi oleh Kantin yang menjual berbagai macam makanan dan minuman untuk
siswa-siswi MAN Model Bangkalan. Terdapat 2 buah kantin di MAN Model Bangkalan
melihat dari kenyataannya MAN Model Bangkalan memliki jumlah siswa-siswi ± 1200
orang, sehingga pihak sekolah menyediakan 2 buah kantin MAN Model Bangkalan juga
terdapat fasilitas AULA.
2. Program Kelas Akselarasi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Bangkalan
Kelas akselarasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Bangkalan memberikan
kesempatan untuk menempuh pendidikan hanya dua tahun atau lebih cepat satu tahun
dibanding waktu sekolah normal.
Metode pembelajaran pun dipangkas lebih singkat dari biasanya. Jika di kelas
reguler memerlukan waktu belajar 6 jam, di kelas akselerasi itu hanya membutuhkan
waktu 4 jam. "Mereka adalah siswa khusus. Kami membuka kelas mulai kelas satu."14
Tak mudah untuk bergabung dalam kelas akselerasi itu. Dari 360 siswa baru yang
mendaftar, hanya terjaring 23 siswa dengan seleksi ketat yang dilakukan Universitas
Malang (UM) melalui tes Intelligence Quotient (IQ). "Dari 23 siswa baru yang
direkomendasikan UM, kami hanya mengambil 20 siswa untuk kelas akselerasi. Hasil tes
mereka rata-rata nilainya delapan dengan IQ 130," jelasnya kepada Surya.
Guna menunjang proses belajar mengajar, pihak sekolah melengkapi kelas dengan
LCD proyektor permanen, AC, karpet, dan fasilitas wi-fi. "Kalau ada siswa yang tidak
kuat, pasti mengundurkan diri. Karena di situ kelas pilihan," katanya.
Namun, upaya MAN Bangkalan menciptakan sekolah singkat berdasarkan Surat
Keputusan Wilayah Kantor Kementrian Agama Propinsi Jawa Timur Nomor:
Kw.13.4/4/PP.00.6/539/2010 terancam gagal. Mengingat muncul wacana penutupan kelas
akselerasi. "Itu hanya wacana. Tapi kami juga resah karena mereka (siswa kelas
akselerasi) cerdas. Kami akan ajukan keberatan karena adalah tahun pertama dan semoga
bukan tahun terakhir," tandasnya.
14 Fathorrakhman selaku Kepala MAN Bangkalan, Senin (27/1/2014).
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
96
Ketua Program Akselerasi Hj Aisyah Fidhiyah menjelaskan, kelas akselerasi kini
persiapan memasuki semester dua akhir karena setiap semesternya hanya empat bulan. Hal
itu tidak sama dengan kelas reguler yang baru memasuki semester dua awal. "Usai
semester dua berakhir sudah naik kelas. Jadi dua tahun bisa lulus. Mereka memang layak
menempuh dua tahun," .
Selain kelas akselerasi, MAN Bangkalan juga mempunyai dua kelas unggulan dan
enam kelas reguler untuk kelas satu. (Surya Online)
Perpanjangan Ijin Program Layanan Kelas Akselerasi (CI+BI) Dengan surat No:
Kw.13.4/1/PP.00.5/1171/2013 tanggal 19 April 2013 Kanwil Kemenag Propinsi Jatim
menyampaikan bahwa Penerbit an SK perpanjangan ijin program layanan kelas akselerasi
(CI+BI) Tahun 2013 akan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Prosedur Perpanjanganlzin Kelas Akselerasi sesuai pedoman terdahulu;
b. Khusus untuk Tahun Pelajaran 2013/2014 hasil test IQ dari Psikolog dilakukan oleh
lembaga Universitas Negeri/Swasta yang ditunjuk dan telah bekerjasama dengan
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur antara lain: Universitas
Airlangga, Universitas Surabaya, Universitas Negeri Malang dan Universitas
Muhammadiyah Malang;
c. SK Perpanjangan lzin Kelas Akselerasi Tahun 2013 akan diterbitkan jika Madrasah
penyelenggara program layanan kelas akselerasi telah melampirkan hasil test IQ
diatas;
d. Program Visitasi untuk permohonan perpanjangan izin Kelas Akselerasi akan
dimaksimalkan/disinergikan melalui Program monitoring yang dilakukan secara
berkala oleh Bidang Pendidikan Madrasah.
3. Metode Pembelajaran Sejarah
Metode pembelajaran di Madrasah salah satu contoh pelajaran sejarah kebudayaan
Islam di kelas aksel seperti ;
a. Metode demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.15
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran.16
15 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung, 2000, hlm.118 16 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Renika Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 20.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
97
Langkah-Langkah Metode Demonstrasi;
a. Tahap PersiapanPada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus
dilakukan:
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir.
2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan
3. Lakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, di antaranya:
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,
misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap
penting dari pelaksanaan demonstrasi.
2. Langkah pelaksanaan demonstrasi.
a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana
yang menegangkan.
c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi
itu.
3. Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai
dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-
tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan
proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk
meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak.
Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa
melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu
untuk perbaikan selanjutnya.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
98
b. Model Examples Non Examples
Model Examples Non Examples merupakan salah satu pendekatan Group
investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik. Tipe
pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap model pembelajaran
kelas tradisional dan menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil
dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada individu.17
Pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu contoh
modelpembelajaran yang menggunakan media. Media dalam pembelajaran
merupakan sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Manfaat media
ini adalah untuk guru membantu dalam proses mengajar, mendekati situasi dengan
keadaan yang sesungguhnya. Dengan media diharapkan proses belajar dan
mengajar lebih komunikatif dan menarik.
Menurut Yadi Rochyandi model pembelajaran kooperatif tipe example non
example adalah:18
“Tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan cara guru menempelkan
contoh gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan gambar lain
yang relevan dengan tujuan pembelajaran, kemudian siswa disuruh untuk
menganalisisnya dan mendiskusikan hasil analisisnya sehingga siswa dapat
membuat konsep yang esensial.”
Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar
langkah-langkah
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan
c. Model Picture And Picture
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model
17 Muslimin Ibrahin, Pembelajaran Kooperatif, University Pers, Surabaya, 2000, hlm. 3. 18 Rochyandi, Yadi, Model Pembelajaraan Kooperatif , University Pers, Surabaya, 2004, hlm.11.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
99
Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.
Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga
sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan
ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
d. Jigsaw (Model Tim Ahli)/(Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan
guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan
pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang
tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi
sendirian.
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub
bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
100
DAFTAR PUSTAKA
A.Gary Davis, Anak Berbakat dan Pendidikan keberbakatan, Jakarta: GPP, Indeks. 2012.
Ahmadi, Abu & Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka
Setia
Anonim. 2010. Metode Pembelajaran Efektif. http:// shinta91. wordpress. com/ 2010/ 01/
28/metode-pembelajaran-efektif/. Diakses pada tanggal 17 maret 2010
Anonim. 2010. Metode Permainan http://dewasudewa. files. wordpress. com/2009/12/
metode-permainan.ppt. Diakses pada tanggal 15 maret 2010
Anonim. 2010. Metode-Metode-Pembelajaran http:// www. scribd. com/ doc/ 1306 5635 /
Metode-metode-pembelajaran. Diakses pada tanggal 19 maret 2010
Depdiknas, Program Penyelenggaran Program Percepatan Belajar SD, SLTP, SMU
Jakarta : 2001.
Depertemen Pendidikan Nasional RI, UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:
PT.Pradya Paramita, 1989.
Fathorrakhman selaku Kepala MAN Bangkalan, Senin (27/1/2014).
Fathurrohman, Pupuh & Sutikno Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : PT Refika Aditama
Hasibuan, J.J, dan Mudjiono. 1988. Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja Karya.
Bandung.
Hendro Ari Setyono.dkk. Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011.
Huda, Miftahul.2013.Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarata .Pustaka
Pelajar.
Iif Khoiru Ahmadi, Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: Prestasi Pustaka,2011.
Komalasari Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Aditama
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, ( 2000).
Muslimin Ibrahin,Pembelajaran Kooperatif Surabaya: University Pres 2000
Rahman. Model Mengajar & Bahan Pembelajaran, (cetakan ke-2) Bandung: Alqaprint,
2008.
Rochyandi, Yadi Model Pembelajaraan Kooperatif, Surabaya: University Pers, 2004.
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Wjs. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2006.