karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (cassiae folium)

47
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Saat musim hujan, air banyak menggenang di segala tempat. Ini menyebabkan banyak bakteri, virus, jamur, maupun parasit kulit lainnya berkembang pesat sehingga setiap orang dengan mudah terkena penyakit kulit. Pada lingkup perkotaan, sumber air bersih sulit ditemukan. Hal ini menyebabkan frekuensi terjadinya penyakit kulit lebih besar lagi. Hujan yang terjadi secara terus–menerus di perkotaan, dapat menimbulkan banjir dan air yang tercemar akan tersebar kemana– mana. Akibatnya, berbagai macam sumber penyakit baik itu virus, bakteri, jamur maupun organisme renik lainnya dapat berkembang biak semakin banyak. Sehingga berbagai macam penyakit dapat timbul terutama penyakit kulit. Di desa juga tidak kalah banyak karena pada musim hujan petani memulai masa tanam padi. Sehingga petani selalu beinteraksi secara langsung dengan genangan 1

Upload: afifah-nur-indah-sari

Post on 17-Jan-2017

1.839 views

Category:

Science


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang mempunyai dua musim

yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Saat musim hujan, air banyak

menggenang di segala tempat. Ini menyebabkan banyak bakteri, virus, jamur,

maupun parasit kulit lainnya berkembang pesat sehingga setiap orang dengan

mudah terkena penyakit kulit.

Pada lingkup perkotaan, sumber air bersih sulit ditemukan. Hal ini

menyebabkan frekuensi terjadinya penyakit kulit lebih besar lagi. Hujan yang

terjadi secara terus–menerus di perkotaan, dapat menimbulkan banjir dan air

yang tercemar akan tersebar kemana–mana. Akibatnya, berbagai macam sumber

penyakit baik itu virus, bakteri, jamur maupun organisme renik lainnya dapat

berkembang biak semakin banyak. Sehingga berbagai macam penyakit dapat

timbul terutama penyakit kulit.

Di desa juga tidak kalah banyak karena pada musim hujan petani

memulai masa tanam padi. Sehingga petani selalu beinteraksi secara langsung

dengan genangan air. Setelah melakukan penanaman di sawah, petani merasakan

gatal-gatal maupun infeksi–infeksi kulit yang diakibatkan oleh parasit kulit

lainnya. Sehingga para petani membutuhkan waktu untuk beristirahat mengobati

rasa gatal maupun kelainan kulit lainnya. Hal ini memengaruhi hasil produksi

pertanian.

Penyakit kulit adalah terganggunya sel-sel kulit maupun infeksi yang

disebabkan oleh berbagai macam penyebab penyakit kulit. Bentuk penyakit kulit

ini seperti gatal–gatal, panu, kadas, dan kudis. Rasa gatal, panu dan kudis sangat

mengganggu dalam aktifitas sehari-hari. Baik bagi masyarakat Indonesia yang

mayoritas berprofesi sebagai petani maupun masyarakat di kota–kota besar yang

saat musim penghujan rawan terkena banjir.

1

Page 2: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

Berbagai macam pengobatan dilakukan untuk mengobati penyakit kulit

yang terjadi. Sebagian besar dari mereka mengatasi penyakit kulit dengan

menggunakan produk–produk kimia buatan pabrik yang mempunyai efek

samping bagi kesehatan kulit. Padahal kita dapat memanfaatkan tumbuhan di

sekitar kita yang mempunyai khasiat sebagai antiseptik.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati khususnya dalam tumbuh-

tumbuhan berkhasiat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Namun, banyak

orang yang tidak mengetahui tentang khasiat dari tumbuh-tumbuhan di sekitar

kita. Lebih dari seribu spesies tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku

obat herbal. Obat herbal mempunyai kelebihan diantaranya mudah didapat,

terjangkau dan tidak mempunyai efek samping yang membahayakan. Salah satu

yang dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik ekstern adalah daun ketepeng.

Berdasarkan data empiris, di daerah Cebongan Lor, Tlogoadi, Mlati,

Sleman daun ketepeng dimanfaatkan oleh orang–orang zaman dahulu untuk

mengobati berbagai macam penyakit kulit. Contohnya saat mereka merasakan

gatal–gatal ataupun penyakit kulit lainnya, orang–orang zaman dahulu hanya

menumbuk daun ketepeng kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit. Selang

beberapa hari menggunakanya, penyakit dapat sembuh.

Berdasarkan data, daun ketepeng mempunyai kandungan antara lain

alkaloida, flavonoida, saponin, dan antrakinon yang bermanfaat untuk

menyembuhkan penyakit kadas ataupun penyakit yang disebabkan oleh parasit

kulit.

Penggunaan daun ketepeng untuk mengobati penyakit kulit dapat

dipermudah dengan membuat dalam bentuk sediaan krim. Keuntungan dibuat

dalam sediaan krim adalah praktis dan mudah dibawa ke mana saja.

2

Page 3: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

B. Rumusan Masalah

1. Kandungan apakah yang terdapat dalam daun ketepeng sehingga dapat

digunakan untuk antiseptik ekstern?

2. Bagaimana pembuatan krim daun ketepeng sebagai antiseptik ekstern?

3. Bagaimana cara penggunaan krim daun ketepeng sebagai antiseptik ekstern?

4. Bagaimana tingkat kesukaan konsumen terhadap keadaan organoleptik krim

daun ketepeng?

5. Berapakah besar keuntungan yang diperoleh dari penjualan krim daun

ketepeng?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui zat yang terkandung dalam daun ketepeng sehingga

berkhasiat untuk antiseptik ekstern.

2. Untuk mengetahui pembuatan krim daun ketepeng sebagai antiseptik ekstern.

3. Untuk mengetahui cara penggunaan krim daun ketepeng sebagai antiseptik

ekstern.

4. Untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap keadaan organoleptik

krim daun ketepeng.

5. Untuk mengetahui besar keuntungan yang diperoleh dari penjualan krim daun

ketepeng.

3

Page 4: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

D. Manfaat Penelitian

A. Bagi Dunia Farmasi

Menambah pengetahuan dan muncul temuan baru tentang tanaman obat

sebagai bahan untuk pengobatan.

B. Bagi Masyarakat

a) Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa daun ketepeng dapat

digunakan untuk menghambat atau mengobati mikroba ringan.

b) Menambah pengetahuan tentang alternatif pengobatan yang lebih

terjangkau, aman dan mempunyai khasiat yang tidak kalah dengan

produk – produk kimia buatan pabrik.

c) Membuka peluang usaha bagi masyarakat dengan pemasaran krim daun

ketepeng sehingga dapat mengurangi pengangguran.

C. Bagi siswa dan penulis

Menambah pengetahuan tentang tanaman yang berkhasiat sebagai

antiseptik ekstern.

D. Manfaat lain

Meningkatkan nilai ekonomis dan daya guna dari tanaman ketepeng.

4

Page 5: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis Teoretis

1. Tanaman Ketepeng (Cassia alata L.)

Ketepeng merupakan tanaman herbal yang banyak ditemukan di wilayah

Indonesia seperti di Jawa, Sumatra dan Maluku. Tanaman herbal ini dapat

tumbuh di lingkungan liar yang lembab. Kini tanaman ini digunakan untuk

perindang halaman rumah atau gedung karena keadaan fisiknya yang tinggi dan

besar. Secara empiris, ketepeng (Cassia alata L.) memiliki khasiat

menyembuhkan berbagai penyakit karena banyak masyarakat yang telah

membuktikannya.

Tanaman ketepeng (Cassia alata L.) dari keluarga Leguminosae

mempunyai sinonim Smilax macrocarpaBl.. Ada dua variasi yaitu ketepeng

kecil (Cassia tora Linn.) dan ketepeng cina (Cassia alata Linn.).

a. Berikut ini klasifikasi tanaman ketepeng:

kingdom : Plantae (tumbuhan)

subkingdom : Traecheobionta (tumbuhan berpembuluh)

super divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

sub divisi : Angiospermae

kelas : Dicotyledonae(berkeping dua / dikotil)

sub kelas : Rosidae

bangsa : Rosales

keluarga : Leguminosae

marga : Cassia

jenis : Cassia alata L.

5

Page 6: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

b. Berikut ini deskripsi tanaman ketepeng:

habitus : Perdu, tinggi ± 5 m.

batang : Berkayu, bulat, percabangan sipodial, coklat kotor.

daun : Majemuk, menyirip genap, anak daun 8-24 pasang, bentuk bulat

panjang, ujung tumpul, tepi rata, pangkal membulat, panjang 3,5-

15 cm, lebar 2,5-9 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek,

hijau.

bunga : Majemuk, bentuk tandan, kelopak berbagi lima, benang sari 3,

kuning, daun pelindung pendek, jingga, mahkota bentuk kupu-

kupu, kuning.

buah : Polong, panjang, bersegi empat, panjang ± 18 cm, lebar ± 2,5

cm, masih muda hijau, setelah tua hitam kecoklatan, masih muda

hijau, setelah tua hitam.

akar : Tunggang, bercabang, bulat, kehitaman

biji : Segitiga lancip, pipih.

c. Berikut ini kandungan kimia daun ketepeng

Daun Cassia alata L. mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tannin,

dan antrakinon (Materia Medika ed IV, 2002).

2. Kulit

Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap

pengaruh luar baik pengaruh fisik maupun pengaruh kimia. Kulit merupakan

sawar fisiologik yang penting karena mampu menahan penembusan bahan gas,

cair maupun padat baik yang berasal dari lingkungan luar tubuh maupun dari

komponen organisme.

6

Page 7: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

a. Fungsi kulit secara umum

1. Fungsi proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik,

misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, misalnya zat-zat

kimia terutama yang bersifat iritan, gangguan yang bersifat panas,

misalnya radiasi, sengatan UV, gangguan infeksi luar terutama kuman

maupun jamur.

2. Fungsi absorbsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda

padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap,

begitupun yang larut lemak.

3. Fungsi ekskresi

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna

lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat,

dan ammonia.

4. Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan

subkutis. Rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di

dermis dan subkutis. Rangsangan dingin oleh badan Krause. Rabaan

diperankan oleh taktil meissner. Rangsangan tekanan diperankan oleh

badan vates paccini.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh

Kulit melakukan peranan pengaturan suhu tubuh dengan cara

mengeluarkan keringat dan mengerutkan pembuluh darah kulit.

6. Fungsi pembentukan pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel

ini berasal dari rigi syaraf.

7

Page 8: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

7. Fungsi keratinisasi

Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu

keratinosit, sel langerhans, dan melanosit.

b. Anatomi fisiologi kulit

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan yaitu :

1. Lapisan epidermis atau kutikula

Bagian-bagian epidermis dapat dilihat dengan mikroskop yaitu terdiri

dari:

a) Stratum korneum, selnya tipis, datar seperti sisik dan terus menerus

dilepaskan.

b) Stratum lucidum, selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada

intinya.

c) Stratum granulosum, selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan

juga granulosum.

d) Stratum spinosum, yaitu sel dengan fibril halus yang menyambung

sel yang satu dengan yang lainnya di dalam lapisan inti, sehingga

setiap sel seakan-akan berduri.

e) Sel basal, yaitu sel yang terus menerus memproduksi sel epidermis

baru.

f) Zona germinalis, terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas

dua lapis sel epitel yang berbentuk tegas.

2. Lapisan dermis

Korium atau dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat

yang elastik. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang

berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Ujung akhir syaraf

sensorik yaitu putting peraba yang terletak di dalam dermis.

8

Page 9: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

3. Lapisan subkutis

Lapisan subkutis terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel

lemak di dalamnya. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan

satu dengan yang lainnya oleh trabekula fibrosa.

c. Absorbsi perkutan

Kulit karena impermeabilitasnya dapat dilewati oleh senyawa kimia

dalam jumlah sedikit. Bila suatu sistem obat digunakan secara topikal, maka

obat akan keluar dari pembawanya dan berdifusi ke permukaan jaringann

kulit. Obat dapat berdifusi ke jaringan kulit melalui daerah kantung rambut,

melalui kelenjar keringat atau di antara kelenjar keringat dan kantung

rambut.

Ada 4 jenis kulit wajah yakni kulit kering, berminyak, normal, dan

kombinasi :

a. Kulit kering

Pada jenis kulit kering, kelenjar sebasea dan keringat hanya dalam

jumlah sedikit. Jenis kulit kering mempunyai ciri-ciri penampakan kulit

terlihat kusam.

b. Kulit berminyak

Pada jenis kulit berminyak, kelenjar sebasea dan keringat terdapat

dalam jumlah banyak. Jenis kulit berminyak mempunyai ciri kulit wajah

mudah berjerawat.

c. Kulit normal

Pada jenis kulit normal, jumlah sebasea dan keringat tidak terlalu

banyak karena tersebar secara merata. Ciri jenis kulit normal : kulit

tampak lembut, cerah dan jarang mengalami masalah.

9

Page 10: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

d. Kulit kombinasi

Pada jenis kulit kombinasi, penyebaran kelenjar sebasea dan

keringat tidak merata. Jenis kulit kombinasi mempunyai ciri kulit dahi,

hidung dan dagu tampak mengkilap, berjerawat, tetapi kulit dibagian pipi

tampak lembut.

3 . Krim

Menurut Farmakope Indonesia edisi III, krim adalah sediaan setengah

padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan

untuk pemakaian luar. Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air dan

krim tipe air dalam minyak.

a. Stabilitas Krim

Stabilitas krim rusak disebabkan perubahan suhu dan perubahan

komposisi. Hal ini dapat terjadi jika penambahan salah satu fase secara

berlebihan atau pencampuran 2 tipe krim dan pengemulsinya tidak tercampur

dengan baik. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan dengan pengencer yang

cocok dengan teknik aseptik.

b. Zat Pengemulsi

Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim

yang dikehendaki. Sebagai zat pengemulsi, dapat digunakan emulgid, lemak

bulu domba, setaseum, polisorbat, polietilenglikol, dan sabun.

c. Zat Pengawet

Umumnya digunakan metal paraben 0,12% hingga 0,18% atau propil

paraben 0,02% hingga 0,05%.

d. Penyimpanan

Penyimpanan dalam wadah tertutup baik atau tube, ditempat sejuk.

e. Penandaan

Penandaan pada etiket harus juga tertera “obat luar”.

10

Page 11: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

4 . Antiseptik

Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat

pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang

terdapat pada permukaan tubuh luar makluk hidup. Secara umum, antiseptik

berbeda dengan obat-obatan maupun desinfektan. Obat antibiotik berfungsi

membunuh mikroorganisme secara internal, sedangkan desinfektan berfungsi

untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada benda tidak bernyawa.

Diantara zat antiseptik yang umum digunakan diantaranya adalah alkohol,

iodium, hidrogen peroksida, dan asam borat. Kekuatan masing-masing zat

antiseptik tersebut berbeda-beda. Ada yang memiliki kekuatan yang sangat

tinggi ada pula yang bereaksidengan cepat ketika membunuh mikroorganisme

dan sebaliknya. Contohnya merkuri klorida yaitu zat antiseptik yang sangat

kuat, akan tetapi dapat menyebabkan iritasi bila digunakan pada bagian tubuh

atau jaringan tubuh. Lain halnya dengan perak nitrat, dengan kekuatan

membunuh yang lebih rendah, namun ia aman digunakan pada jaringan yang

lembut, seperti mata atau tenggorokan. Iodium dapat memusnahkan

mikroorganisme dalam waktu kurang 30 detik.

Antiseptik lain bekerja lebih lambat, tetapi memiliki efek yang cukup

lama. Kekuatan suatu zat biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara

kekuatan zat antiseptik tertentu terhadap kekuatan antiseptik dari fenol (pada

kondisi dan mikroorganisme yang sama) atau yang lebih dikenal sebagai

koefisien fenol (coefficient of fenol). Fenol sendiri pertama kali digunakan

sebagai zat antiseptik oleh Joseph Lister pada proses pembedahan.

5 . Kuman

Kuman adalah organisme kecil seperti bakteri, jamur, protozoa

mikroskopik jahat yang dapat menyebabkan suatu penyakit atau gangguan

kesehatan. Kuman bisa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan

ringan maupun berat pada tubuh organisme inangnya seperti manusia, hewan

dan organisme lainnya.

11

Page 12: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

Kuman menggandakan diri dalam waktu kurang lebih 20 detik.

6 . Bakteri

Bakteri adalah sel prokariotik yang mempunyai kromosom tunggal dan

tidak dibungkus membran inti. Bakteri tidak mempunyai organel dan struktur

internal seperti ditemukan dalam sel eukariotik. Bakteri mempunyai ukuran

yang sangat kecil (<1μm-50μm lebar / diameter). Bersel tunggal, tidak

mempunyai organel yang berfungsi sebagai penghasil energi yang dimiliki

oleh sel eukariotik.

7 . Pengawet

Bahan pengawet adalah bahan yang dimaksudkan untuk menghambat

pembusukan dan menjamin mutu produk agar tetap terjaga dalam jangka waktu

yang lama.

8 . Pewangi

Bahan pewangi (corrigen odoris) adalah bahan yang dimaksudkan untuk

memperbaiki aroma yang kurang sedap. Untuk memperbaiki bau krim daun

ketepeng yang kurang sedap kami menggunakan oleum rosarum sebanyak 20

tetes.

Oleum Rosae

Nama Lain : Minyak Mawar, Rose oil

Nama Tanaman Asal : Rosa gallica (L), Rosa damascene (Niler),

Rosa alba (L), Rosa centifolia (L), dan varietas

rosa lainnya.

Keluarga : Rosaceae

Zat Berkhasiat : Generaniol, paraffin, nerol, dan egenol.

Penggunaan : Corigen odoris.

Pemerian : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning,

baunya aromatik seperti bunga mawar, rasa

12

Page 13: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

khas. Pada suhu 25 kental, jika didinginkan

perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur,

jika dipanaskan mudah melebur.

B. Kerangka pikir

Penyakit kulit yang disebabkan oleh virus, jamur, bakteri, kuman dan

organisme renik lainnya dapat disembuhkan oleh zat-zat yang berkhasiat sebagai

antiseptik seperti saponin dan flavonoid. Berdasarkan data, daun ketepeng

mengandung saponin dan flavonoid sehingga daun ketepeng dapat digunakan

sebagai alternatif pengobatan kulit.

C. Hipotesis penelitian

Dari data yang dijabarkan oleh penulis dalam kajian teori di atas, diduga

daun ketepeng dapat mengobati penyakit kulit seperti kadas, kurap, panu, dan

penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit kulit lainnya.

13

Page 14: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Tempat

1) Uji kandungan saponin dan flavonoid daun ketepeng dilakukan di

Laboratorium Kimia SMK “INDONESIA” Yogyakarta Jalan Ibu Ruswo

35, Yogyakarta.

2) Uji pembuatan krim daun ketepeng dilakukan di Laboratorium Resep

SMK “INDONESIA” Yogyakarta, Jalan Ibu Ruswo 35, Yogyakarta.

3) Uji penggunaan krim daun ketepeng dilakukan di rumah masing-masing

responden.

4) Uji kesukaan konsumen terhadap keadaan organoleptik krim daun

ketepeng dilaksanakan di

Cebongan Lor, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta

Bendo, Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta

SMK “INDONESIA” Yogyakarta, Jalan Ibu Ruswo 35, Yogyakarta

5) Uji pemasaran krim daun ketepeng dilakukan di

Cebongan Lor, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta

Bendo, Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta

SMK“INDONESIA” Yogyakarta, Jalan Ibu Ruswo 35, Yogyakarta

Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada 1-27 Juni 2012.

B. Instrumen Penelitian

14

Page 15: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

1. Bahan

a. Uji identifikasi Saponin

● Sari 500 mg daun ketepeng

● 5 tetes kloroform

● 5 tetes asam asetat

● 3 tetes asam sulfat

b. Uji Identifikasi Flavonoid

● 0,5 mg daun ketepeng yang dirajang halus

● 5 ml metanol

● 2-3 tetes HCL pekat

● 500 mg serbuk magnesium

c. Uji Pembuatan Krim Daun Ketepeng

● 100 gram sari daun ketepeng

● 142 gram asam stearat

● 100 gram gliserin

● 2,5 gram natrium tetraborat

● 10 gram trietanolamin

● 650 gram aqua destillata

● 1 gram nipagin

● 10 ml oleum rosae

2. Alat

15

Page 16: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

a. Uji Identifikasi Saponin

● Sari daun ketepeng

● Plat tetes

● Pipet tetes

b. Uji Identifikasi Flavonoid

● Sari daun ketepeng

● Tabung reaksi

c. Uji Pembuatan Krim Daun Ketepeng

● Mortir

● Stamfer

● Timbangan

● Batu timbangan

● Sendok

● Beker glass

● Pengaduk kaca

● Gelas ukur kapasitas 10 ml

● Cawan porselain

● Waterbath

● Tube krim

d. Uji tingkat kesukaan konsumen terhadap organoleptik krim daun ketepeng

● Krim daun ketepeng

● Kertas kuisioner

C. Desain Penelitian

16

Page 17: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

Penulis melakukan uji pembuatan krim daun ketepeng dan uji cara

pengunaannya. Kemudian dilanjutkan dengan uji kesukaan konsumen

terhadap keadaan organoleptik krim daun ketepeng dan uji pemasaran krim

daun ketepeng.

a. Teknik Pengumpulan Data

- Wawancara dengan warga yang pernah menggunakan daun ketepeng

untuk mengobati penyakit kulit di :

Cebongan Lor, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

Bendo, Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta.

- Pemberian angket kepada sejumlah warga yang pernah mengalami

penyakit kulit.

- Mencari sumber tertulis tentang penyebab penyebab kulit, bagaimana cara

mengobatinya dan cara penggunaan obat penyakit kulit di Perpustakaan

SMK “INDONESIA” Yogyakarta, Perpustakaan Kota Yogyakarta dan

Perpustakaan UNY Fakultas Biologi.

b. Jumlah Tenaga yang Dimiliki

Penyusunan penelitian ini dikerjakan oleh dua orang dan dibimbing

oleh dua guru pembimbing. Pembagian tugas dalam penyusunan proposal ini

dilakukan secara merata.

D. Prosedur Penelitian

1) Uji Identifikasi Saponin

a. Sterilisasi alat

b. Teteskan sari daun ketepeng di plat tetes menggunakan pipet.

c. Tambahkan 5 tetes asam asetat di atas plat tetes yang berisi sari daun

ketepeng.

d. Tunggu sampai kering, lalu tambahkan dengan 3 tetes asam sulfat pekat.

e. Tunggu sampai berubah warna, apabila warna berubah menjadi merah

muda / jingga maka sari daun ketepeng terbukti mengandung saponin.

17

Page 18: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

2) Uji Identifikasi Flavonoid

a. 0,5 mg sampel yang telah dirajang halus diekstrak dengan 5 ml metanol.

b. Panaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi.

c. Ekstraknya ditambahkan 2-3 tetes HCL pekat dan sedikit serbuk

magnesium.

d. Bila terjadi perubahan warna merah, merah muda atau kuning menunjukkan

sampel mengandung flavonoid.

3) Uji Pembuatan “Krim Daun Ketepeng”

a. Timbang asam stearat, gliserin, dan natrium tetraborat.

b. Masukkan ke dalam cawan kemudian dipanaskan diatas waterbath.

c. Sambil menunggu campuran di atas meleleh, timbang trietanolamin

kemudian larutkan dalam 650 air panas.

d. Setelah meleleh, masukkan larutan di atas ke dalam campuran tersebut.

Masukkan ke dalam mortir.

e. Aduk menggunakan stamfer hingga dingin.

f. Tambahkan sari daun ketepeng ke dalam mortir tersebut, aduk kembali

hingga homogen.

g. Tambahkan oleum rosae dan nipagin, aduk kembali hingga homogen.

g. Krim daun ketepeng siap digunakan atau dikemas dalam pot krim untuk

dipasarkan.

4) Uji penggunaan krim daun ketepeng

a. Oleskan krim pada bagian yang sakit secara merata.

b. Gunakan 3 x sehari selama 1 minggu.

5) Uji kesukaan konsumen terhadap keadaan organoleptik krim daun ketepeng

a. Siapkan krim daun ketepeng yang telah jadi.

18

Page 19: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

b. Bagikan kertas kuisioner yang akan diisi oleh 50 orang panelis yang dipilih

secara acak (umur dan pekerjaan).

c. Hitung hasil dari uji kesukaan konsumen terhadap organoleptik krim daun

ketepeng.

6) Uji pemasaran krim daun ketepeng

a. Hitung anggaran pembuatan krim daun ketepeng.

b. Tetapkan prosentase laba yang ingin diraih untuk menetapkan harga jual

krim daun ketepeng.

c. Berikan brosur pada calon konsumen dan promosikan krim daun ketepeng

secara langsung.

d. Setelah memperoleh konsumen, segera produksi krim daun ketepeng.

e. Hitung banyak krim daun ketepeng yang berhasil dijual.

f. Hitung keuntungan per hari dari hasil penjualan krim daun ketepeng.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

19

Page 20: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

A. Hasil Penelitian1. Uji Identifikasi Saponin dan Flavonoid

Tabel 1. Uji Identifikasi Saponin

No Landasan Teori Pengamatan Hasil1 Larutan zat + Asam

Asetat pekat, ditunggu sampai kering + Larutan Asam Sulfat pekat

Warna ekstrak daun ketepeng berubah menjadi merah muda / jingga

Zat yang terindentifikasi adalah saponin

Tabel 2 . Uji Identifikasi Flavonoid

No Landasan Teori Pengamatan Hasil1 a. Rajangan daun

ketepeng + larutan methanol dipanaskanekstrak ab. Ekstrak a + larutan HCL pekat + serbuk Mgekstrak b

Warna ekstrak daun ketepeng berubah menjadi merah muda atau kuning

Zat yang terindentifikasi adalah flavonoid

2. Uji Pembuatan Krim Daun Ketepeng

Tabel 3 . Hasil Uji Pembuatan Krim Daun Ketepeng

Sari Warna AromaDaun Ketepeng Hijau Khas Daun Ketepeng

3. Uji Cara Penggunaan Krim Daun Ketepeng

Data Responden

a. Nama Responden : Isdiwinoto

20

Page 21: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

Tempat, tanggal lahir : Bantul, 1 Januari 1956

Alamat : Bendo, Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta

b. Nama Responden : Risman

Tempat, tanggal lahir : Sleman, 17 Agustus 1966

Alamat : Cebongan Lor, Tlogoadi, Mlati, Sleman

c. Nama Responden : Bagas Prasetyo

Tempat, tanggal lahir : Sleman, 3 Agustus 1990

Alamat : Gabahan, Sumberadi, Mlati, Sleman

d. Nama Responden : Susilowati

Tempat, tanggal lahir : Sleman, 23 Maret 1982

Alamat : Cebongan Lor, Tlogoadi, Mlati, Sleman

e. Nama Responden : Ani Setyaningsih

Tempat, tanggal lahir : Bantul, 16 Juni 1994

Alamat : Bendo, Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta

Uji Penggunaan

Tabel 4. Uji Cara Penggunaan Krim Daun Ketepeng

21

Page 22: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

No Nama Lama Pemakaian

Hasil

1 Isdiwinoto (56 tahun)

5 Hari Gatal – gatal akibat serangga sembuh

2 Risman (46 tahun)

5 Hari Gatal – gatal akibat bakteri tidak memberi efek sembuh

3 Bagas (22 tahun)

5 Hari Penyakit kurap berkurang

4 Susi (30 tahun)

5 Hari Gatal – gatal akibat genangan air sembuh

5 Ani (18 tahun)

5 Hari Gatal – gatal akibat serangga sembuh

4. Uji Kesukaan Konsumen Terhadap Organoleptik Krim Daun Ketepeng

a. Warna

Tabel 5 . Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap

Warna Krim Daun Ketepeng

22

No. Penilaian

Krim Daun Ketepeng

Warna

Jumlah %

1. Sangat Kurang 0 0

2. Kurang 8 16

3. Cukup 16 32

4. Suka 22 44

5. Sangat Suka 4 8

  JUMLAH 50 100

Page 23: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

b. Aroma

Tabel 6. Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap

Aroma Krim Daun Ketepeng

NO. Penilaian

Krim Daun Ketepeng

Mawar

Jumlah %

1 Sangat Kurang 0 0

2 Kurang Suka 0 0

3 Cukup 10 20

4 Suka 12 24

5 Sangat Suka 28 56

JUMLAH 50 100

5. Uji Pemasaran Krim Daun Ketepeng

Tabel 7 . Anggaran Pengeluaran Krim Daun Ketepeng

No. Uraian Jumlah Harga

1. Daun Ketepeng 200 gram Rp 5.000,00

2. Oleum Rosarum 18 tetes Rp 3.600,00

3. Tenaga 2 orang Rp 33.000,00

4. Base Krim 500 gram Rp 80.000,00

JUMLAH PENGELUARAN Rp 121.600,00

i. Harga Kotor Krim Daun Ketepeng Tiap Tube

Tabel 8. Harga Kotor Krim Daun Ketepeng Tiap Tube

No. Uraian Jumlah Harga

1. Harga bersih tiap tube Rp121.600,00: 40 Rp 3.040,00

2. Harga tara print Rp960,00 Rp 960 ,00

23

Page 24: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

(plastik & label)

Harga kotor krim

daun ketepeng

1 tube Rp 4.000,00

ii. Harga Jual Krim Daun Ketepeng Tiap Tube

Harga Kotor Rp 4.000,00

Laba yang ingin diperoleh Rp 450,00

Cadangan kerugian R p 50,00_ +

Harga jual krim daun ketepeng tiap tube Rp 4.500,00

Hasil Penjualan

Tabel 9 . Hasil Penjualan Krim Daun Ketepeng

No. Jenis Harga /

satuan

Jumlah Total harga

1 1. Krim Daun

Ketepeng

Rp 4.500,00 40 Rp 180.000,00

JUMLAH PENDAPATAN Rp180.000,00

Total Keuntungan

Penjualan Krim Daun Ketepeng :

Jumlah pendapatan Rp 180.000,00

Anggaran pengeluaran Rp 121.600,00

Cadangan kerugian total R p 50 , 00 –

Keuntungan total Rp 58.350,00

B. Pembahasan Penelitian

1. Uji Pembuktian Adanya Saponin dan Flavonoid dalam Ekstrak Daun Ketepeng

a. Pembuktian uji Saponin

Pengujian ini cukup mudah dilakukan yaitu dengan melihat perubahan

warna yang terjadi pada ekstrak daun ketepeng yang berwarna hijau menjadi

24

Page 25: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

merah muda / jingga akibat reaksi larutan identifikasi yang dicampurkan. Cara

pembuktiannnya dilakukan dengan daun ketepeng yang sudah diambil

ekstraknyanya diletakkan ke dalam pelat tetes, kemudian ditambahkan larutan

asam asetat sebanyak 5 tetes dan tunggu hingga kering. Apabila larutan sudah

kering tambahkan dengan 3 tetes asam sulfat pekat, tunggu sampai berubah

warna, apabila warna berubah menjadi merah muda / jingga maka ekstrak

daun ketepeng terbukti mengandung saponin.

b. Pembuktian uji Flavonoid

Seperti pada uji saponin, uji flavonoid juga cukup mudah untuk

dilakukan. Pengujian flavonoid dilakukan dengan mengambil 0,5 mg sampel

sari daun ketepeng kemudian diekstrak dengan 5ml metanol. Larutan yang

terjadi dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi. Ekstrak hasil pemasan

ditambahkan 2-3 tetes HCL Pekat dan sedikit serbuk magnesium. Bila terjadi

perubahan warna merah, merah muda atau kuning menunjukkan sampel

mengandung flavonoid.

2. Uji Pembuatan Sari Daun Ketepeng

Pembuatan sari daun ketepeng tidak sulit dan tidak membutuhkan waktu

yang lama. Sari yang dihasilkan berwarna hijau tua. Warna hijau tua berasal

dari klorofil daun ketepeng yang larut dalam air. Dari tabel diatas dapat

disimpulkan bahwa warna sari daun ketepeng menarik, sehingga kami tetap

menggunakan warna alami daun ketepeng.

Dilihat dari tabel 3. dapat ketahui bahwa aroma sari daun ketepeng adalah

bau khas daun ketepeng. Bau khas sari daun ketepeng kurang sedap sehingga

kurang disukai oleh konsumen atau masyarakat. Namun kami menambahkan

5 tetes Oleum Rosarum sehingga dapat mengurangi bau khas daun ketepeng

dan menjadikan sari daun ketepeng lebih aromatik. Dalam membuat sari daun

ketepeng ini kami tidak menggunakan pengawet. Penggunaan pengawet dapat

25

Page 26: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

mempengaruhi khasiat dari sari daun mangkokan dan dapat memberikan efek

samping berbahaya.

3. Uji Cara Penggunaan Krim Daun Ketepeng

Sebelum menggunakan, rata-rata responden memiliki keluhan yang

hampir sama yaitu penyakit gatal-gatal. Setelah pemakaian, sebagian

responden menyatakan bahwa gejala-gejala tersebut berkurang sampai hilang.

Hasil tersebut menunjukkan keberhasilan krim daun ketepeng sebagai

antiseptik ekstern. Hampir seluruh responden menyatakan bahwa penyakit

kulit dengan berbagai sebab antara lain akibat infeksi kuman, virus, bakteri,

jamur dapat berkurang bahkan sembuh. Ini menunjukan bahwa tanaman

ketepeng mampu menjadi obat antiseptik ekstern dengan pemakaian yang

rutin dan teratur.

4. Uji Kesukaan Konsumen Terhadap Organ o leptik Krim Daun Ketepeng

a. Warna

Dari tabel 5. dapat diperoleh data tingkat kesukaan panelis terhadap

warna krim daun ketepeng. Sebanyak 16% panelis menyatakan bahwa

warna krim kurang menarik, 32% panelis menyatakan bahwa krim daun

ketepeng cukup menarik, 44% panelis menyatakan bahwa warna krim

daun ketepeng menarik, dan 8% panelis menyatakan bahwa krim daun

ketepeng sangat menarik. Penulis tetap menggunakan warna asli daun

ketepeng karena mayoritas konsumen dan masyarakat menyukai warna

asli daun ketepeng.

b. Aroma

Pada tabel 6. diperoleh data tingkat kesukaan panelis terhadap sari

daun ketepeng aroma mawar. Sebanyak 20 % panelis menyatakan bahwa

aroma krim daun ketepeng cukup harum, 24 % panelis menyukai aroma

26

Page 27: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

krim daun ketepen dan 56 % panelis sangat menyukai aroma krim daun

ketepeng. Penulis menambahkan Oleum Rosarum untuk memperbaiki

aroma krim daun ketepeng.

5. Uji Pemasaran Sari Daun Mangkokan

Cara penjualan dilakukan dengan memberikan brosur kepada calon

konsumen di tempat pemasaran yang telah direncanakan, yaitu SMK

“Indonesia”, masyarakat di Cebongan Lor, Tlogoadi, Mlati, Sleman dan

masyarakat Bendo, Trimurti, Srandakan, Bantul. Penulis memberikan brosur

krim daun ketepeng kepada siswa-siswi dan pamong di SMK Indonesia serta

masyarakat di Cebongan Lor, Tlogoadi, Mlati, Sleman dan masyarakat di

Bendo, Trimurti, Srandakan, Bantul. Selain memberikan brosur, penulis juga

mempromosikan krim daun ketepeng dengan cara menawarkan langsung

kepada calon konsumen. Hal ini dikarenakan jumlah brosur yang terbatas.

Namun justru dengan cara ini penulis bisa lebih meyakinkan calon konsumen.

Informasi yang diberikan, antara lain:

Khasiat krim daun ketepeng

Cara penggunaan.

Harga yang sangat terjangkau.

27

Page 28: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Zat yang terkandung dalam krim daun ketepeng dapat digunakan sebagai

alternatif untuk obat antiseptik ekstern adalah saponin dan flavonoid.

2. Langkah – langkah pembuatan krim daun ketepeng mudah dilakukan.

3. Cara penggunaan krim daun ketepeng untuk antiseptik ekstern mudah

digunakan.

4. Tingkat kesukaan konsumen terhadap krim daun ketepeng berdasarkan data

yang diperoleh menunjukkan bahwa rata – rata konsumen menyukai aroma

dan warna krim daun ketepeng. Penulis menambahkan Oleum Rosarum

sebagai corigent odoris, sehingga dapat memperbaiki bau khas daun ketepeng

tetapi penulis tidak menambahkan zat pewarna karena ditakutkan akan

mempengaruhi zat berkhasiat yang terkandung dalam krim daun ketepeng.

5. Keuntungan yang diperoleh dari pemasaran gel daun binahong adalah

Rp 58.350,00 dari penjualan 40 kemasan krim daun ketepeng.

B. Saran

Dalam pemasaran produk ini kami masih terbatas di lingkup SMK

“Indonesia” Yogyakarta dan masyarakat di sekitar kami akan lebih baik jika

pemasaran juga dilakukan melalui poster dan iklan yang ditempelkan di tempat-

tempat umum. Produk yang kami hasilkan merupakan produk herbal yang tidak

ada pengawetnya sehingga produk ini hanya bertahan digunakan dalam rentang

28

Page 29: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

waktu 3-5 hari, bagi peneliti diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut

untuk menyempurnakan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Universitas

Indonesia Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1970.Farmakope Indonesia Edisi III.

http://blog.rosihanari.net/tata-cara-penulisan-daftar-acuan-referensi/

Pharmacopee Nederland Edisi V. 1929. Brussel

Susilowati dan Kiki Widyastuti.2008.Farmakognosi Kelas II edisi 2004. Yogyakarta :

Sekolah Menengah Farmasi “Indonesia” Yogyakarta

Wurandini, M.Dkk.2006.Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Anion dan Kation

Kelas II. Yogyakarta:Laboratorium Kimia Sekolah Menengah Farmasi “Indonesia”

Yogyakarta

29

Page 30: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Peserta

1. Nama Lengkap : Afifah Nur Indah Sari

Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 26 Juni 1996

2. Nama Lengkap : Devi Kurniawati

Tempat, Tanggal Lahir : Bantul, 13 Desember 1994

B. Pembimbing

1. Nama Lengkap : Anita Isdarmini, S.Pd,

M.Hum.

Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 15 April 1971

Alamat : Jalan Minggiran 5 Yogyakarta

Jabatan : Guru Bahasa Indonesia SMK

“Indonesia”

30

Page 31: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

LAMPIRAN

Daun Ketepeng

Uji Identifikasi

31

Page 32: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

Ekstrak daun ketepeng

Proses pembuatan krim daun ketepeng

32

Page 33: karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)

Produk krim daun ketepeng

33