k3 p1-p3
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 K3 p1-p3
1/66
-
8/18/2019 K3 p1-p3
2/66
-
8/18/2019 K3 p1-p3
3/66
Penilaian hasil belajar
Keaktifan
• Tugas (20%) siapkan buku tugas tersendiri• Kuis (15%) dilaksanakan setiap 1 sub pokok
bahasan habis
Ujian
• Mid Test (25%)
• Final Test (25%)
Penunjang
• Kehadiran (5%)
• Etika (10%)
-
8/18/2019 K3 p1-p3
4/66
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)
Nilai Angka Nilai Mutu Nilai Konversi
80 – 10070 – 79
60 – 69
50 – 59< 49
AB
C
DE
4,003,00
2,00
1,000,00
-
8/18/2019 K3 p1-p3
5/66
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini diberikan sebagai penunjang
keahlian bagi peserta didik agar memahami tentanghigienis dan sanitasi di laboratorium kesehatan, sertakesehatan dan keselamatan kerja dan carapertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di
laoratorium.Tujuan Mata Kuliah1. Memahami dan mengimplementasikan konsep
higienis dan sanitasi di laboratorium kesehatan.
2. Menerapkan konsep K3 dalam melaksanakanpekerjaannya di laboratorium.
3. Mengatasi dan menghindarkan kecelakaan sertadapat melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan di laboratoium.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
6/66
Kegiatan Belajar Mengajar
Kuliah tatap muka/ceramah
Diskusi
Penugasan
Praktik serta kegiatan ko-kurikuler yang mendukung
-
8/18/2019 K3 p1-p3
7/66
Substansi Kajian
Bahan MID test:
Penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3).
Penanganan bahan infeksius.
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)terhadap korban menelan asam.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
8/66
-
8/18/2019 K3 p1-p3
9/66
Referensi
Bagyono. (2004). Mengikuti Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja. Jakarta: Pesona Wisata Klaten.
Nurseha. (2005). Mengikuti Prosedur K3 dalam
Bekerja. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan.
Soedjono. (2000). Keselamatan Kerja jilid 1.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Yusafir Hala dan Syarifuddin Liong, Manajemen
Laboratorium, diktat kuliah, Jurusan Kimia
FMIPA UNHAS.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
10/66
-
8/18/2019 K3 p1-p3
11/66
PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA &
BERACUN (B3)
-
8/18/2019 K3 p1-p3
12/66
Manajemen atau pengelolaan dan penangananbahan kimia berbahaya dan beracun (B3) dalamrangka keselamatan dan kesehatan kerja,merupakan aspek penting yang perlu mendapatperhatian.
Banyak terjadi kecelakaan di laboratorium yangdisebabkan karena ketidaktahuan operator dalammengenali dan menangani B3.
Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harusdiperhitungkan dan di antisipasi, sehingga sedapatmungkin hal ini harus dihindari dan dicegah agartidak terjadi.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
13/66
DAMPAK KECELAKAAN KERJA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN K3:
Menimbulkan korban bagi pekerja/orang
lain.
Menimbulkan dampak tehadap kesehatan.
Menimbulkan pencemaran lingkungan.
Menimbulkan kerugian materi.
Menimbulkan dampak yang lebih luas
terhadap lingkungan dan masyarakat.
Penggunaannya dalam istalasi nuklir dapat
menimbulkan radiasi/kontaminasi.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
14/66
-
8/18/2019 K3 p1-p3
15/66
Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia
yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif
terhadap perubahan/kondisi lingkungan yang
dengan sifatnya tersebut dapat menimbulkan
bahaya bagi lingkungannya.
Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang
dalam jumlah kecil menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan manusia apabila terserapdalam tubuh melalui pernafasan, tertelan, atau
kontak melalui kulit.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
16/66
Secara umum B3 digolongkan menjadi:
Bahan mudah terbakar (Flammable Substance):
yaitu bahan yang mudah bereaksi dengan oksigendan menimbulkan kebakaran. Kebakaran dapat
terjadi bila ada 3 unsur bertemu yaitu bahan yang
mudah terbakar, oksigen, dan panas.
Bahan mudah meledak (Explosives): yaitu bahan
kimia padat, cair atau campuran keduanya yang
karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas
dalam jumlah dan tekanan yang besar disertai suhutinggi sehingga dapat menimbulkan ledakan. Selain
itu juga termasuk bahan yang karena struktur
kimianya tidak stabil dan reaktif sehingga mudah
meledak.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
17/66
Bahan reaktif terhadap air/asam: yaitu bahankimia yang amat mudah bereaksi dengan air
disertai pengeluaran panas dan gas yang mudah
terbakar, dan disertai ledakan. Bahan yang reaktifterhadap air juga reaktif terhadap asam, dimana
reaksi yang terjadi adalah eksothermis dan
menghasilkan gas yang mudah terbakar, sehingga
dapat menimbulkan ledakan.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
18/66
Bahan beracun: yaitu bahan kimia yang dalam
konsentrasi tertentu akan dapatmenimbulkan gangguan kesehatan terhadap
manusia.
Gas bertekanan: yaitu gas yang disimpan
dalam tekanan tinggi baik gas yang ditekan ,
gas cair, atau gas yang dilarutkan dalam
pelarut dibawah tekanan.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
19/66
Pengaruh B3:
KEBAKARAN
LEDAKAN
KERACUNAN
IRITASI
-
8/18/2019 K3 p1-p3
20/66
Kebakaran, terjadi bila bahan kimia yang
mudah terbakar (pelarut organik dan gas)
berkontak dengan sumber panas. Sumber
panas dapat berupa api terbuka, logam panas,
bara api atau loncatan listrik. Kebakaran dapatpula menimbulkan ledakan lain yang lebih
dahsyat atau dapat juga menghasilkan bahan
lain yang bersifat racun.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
21/66
Ledakan, yaitu suatu reaksi yang amat cepat
dan menghasilkan gas dalam jumlah yang
besar. Ledakan dapat terjadi oleh reaksi yang
amat cepat dari bahan peledak, atau gas yang
mudah terbakar atau reaksi dari berbagaiperoksida organik. Dapat juga terjadi karena
adanya gas cair pada tekanan tinggi yang tidak
terkendali.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
22/66
Keracunan, yaitu masuknya bahan kimia
kedalam tubuh yang dapat berakibat keracunan
akut atau keracunan kronik. Keracunan akut sebagai akibat penyerapan B3 dalam jumlah yang
besar dan dalam waktu yang singkat dan dapat
pula berakibat fatal seperti keracunan gas CO,
dan HCN. Keracunan kronik adalah penyerapanB3 dalam jumlah sedikit tetapi berlangsung
dalam waktu yang lama, sehingga akibatnya baru
dirasakan setelah beberapa bulan atau beberapatahun sampai puluhan tahun. Kemudian bahan
kimia tersebut seperi uap Pb, benzena dapat
mengakibatkan leukimia.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
23/66
Iritasi, yaitu kerusakan atau peradangan
permukaan tubuh seperti kulit, mata dan
saluran pernafasan oleh bahan kimia korosif,
atau iritan seperti asam klorida dan lain-lain.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
24/66
Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Sumber: Manajemen B3 sebagai Upaya K3 serta Perlindungan
Lingkunagan (Harjanto N.T., dkk., 2011)
-
8/18/2019 K3 p1-p3
25/66
Sikap dan tingkah laku pekerja sebagai faktor
penyebab terjadinya kecelakaan kerja antara
lain karena : Keterbatasan pengetahuan/ keterampilan
pekerja.
Lalai dan ceroboh dalam bekerja.
Tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai
dengan petunjuk yang diberikan.
Tidak disiplin dalam mentaati peraturankeselamatan kerja termasuk pemakaian alat
pelindung diri.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
26/66
Upaya meningkatkan K3:
Peningkatan pembinaan rasa tanggung jawab, sikapdalam bekerja.
Peningkatan pengetahuan tentang pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.
Peningkatan pengetahuan juga memegang peranan
penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan,
baik dalam cara mengenali maupun menangani
bahan-bahan kimia berbahaya dan beracun
-
8/18/2019 K3 p1-p3
27/66
PENANGANAN B3
Pengorganisasian (organizing)
Pelaksanaan (Actuating)
Pengendalian (Controlling)
-
8/18/2019 K3 p1-p3
28/66
Bahan Kimia Mudah Terbakar
3 Kelompok, yaitu:
Padat: belerang, fosfor merah, fosfor kuning, hibrida
logam, logam alkali, dsb. Cair: eter, etanol, metanol, n-heksana, benzena,
aseton, pentana, dsb.
Gas: hidrogen, asetilen, dsb.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
29/66
Cara penyimpanan yang baik
Ruangan dingin dan berventilasi.
Jauhkan dari sumber api/panas, terutama
loncatan api akibat hubungan listrik atau baraapi rokok.
Sediakan selalu alat pemadam kebakaranyang masih baik.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
30/66
Bahan Kimia Mudah Meledak
Bahan oksidator adalah bahan kimia yang dapat
menghasilkan oksigen dalam penguraian atas
reaksinya dengan senyawa lain.Bahan tersebut juga bersifat reaktif dan
eksplosif serta sering menimbulkan kebakaranyang sukar dipadamkan karena mampu
menghasilkan oksigen sendiri.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
31/66
2 macam bahan oksidator
Oksidator anorganik seperti permanganat,
perklorat, dikromat, hidrogen peroksida,
periodat, dan persulfat.Oksidator organik seperti peroksid, asetil
peroksida, asam parasetat.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
32/66
Syarat penyimpanan bahan oksidator
Ruangan dingin dan berventilasi.
Jauhkan dari sumber api dan panas,
terutama loncatan api listrik dan bara rokok.Jauhkan dari bahan-bahan mudah terbakar
dan bahan yang bersifat reduktor.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
33/66
Bahan Kimia Reaktif
Bahan yang reaktif terhadap air, adalah bahan
yang mudah bereaksi dengan air menghasilkan
panas yang hebat dan gas yang mudah terbakar.Contoh: Na, K, Ca, halida anhidrat, oksida non
logam halida, dan asam sulfat pekat.
harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam
ruangan kering dan bebas kebocoran.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
34/66
Bahan Kimia Reaktif
Bahan yang reaktif terhadap asam, adalah bahan kimia yang
mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas, gas mudah
terbakar atau beracun.
Contoh:
Logam alkali seperti Na, K, dan alkali tanah seperti Ca.
Oksidator kalium klorat atau perklorat, kalium permanganat,dan asam kromat.
Penyimpanannya harus dijauhkan dari bahan yang bersifat
asam.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
35/66
Syarat Penyimpanan
Bahan yang reaktif terhadap air:
o Ruangan dingin, kering, dan berventilasi.
o Jauhkan dari sumber api atau panas, dan asam.o Bangunan ruang harus kedap air.
o Sediakan pemadam kebakaran non air seperti CO2 ,
halon, dry powder.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
36/66
Syarat Penyimpanan
Bahan yang reaktif terhadap asam:
oDesain ruang harus memenuhi syarat agar tidak
memungkinkan terbentuknya kantong-kantonghidrogen.
oJauhkan dari sumber api, panas, dan asam.
oRuangan dingin dan berventiasi.oGunakan selalu alat pelindung diri seperti kaca
mata, sarung tangan, dan pakaian kerja.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
37/66
Syarat Penyimpanan
Bahan yang reaktif terhadap air:
o Ruangan dingin, kering, dan berventilasi.
o Jauhkan dari sumber api atau panas, dan asam.o Bangunan ruang harus kedap air.
o Sediakan pemadam kebakaran non air seperti CO2 ,
halon, dry powder.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
38/66
Bahan Kimia Beracun
• Hampir semua bahan kimia adalah
beracun, tetapi bahayanya terhadapkesehatan sangat bergantung pada jumlah
zat/bahan yang masuk ke dalam tubuh.• Efek toksik: akut dan kronis
-
8/18/2019 K3 p1-p3
39/66
-
8/18/2019 K3 p1-p3
40/66
Syarat Penyimpanan
Penyimpanan bahan kimia beracun, dilakukan dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut:
• Ruangan dingin dan berventilasi
• Jauh dan aman dari kemungkinan terjadinya kebakaran
• Terisolasi, terutama dengan bahan kimia reaktif• Gunakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan
sarung tangan
-
8/18/2019 K3 p1-p3
41/66
Cara Penanganan
-
8/18/2019 K3 p1-p3
42/66
Cara Penanganan Letakkan tabung gas dalam keadaan tegak, di tempat
yang bebas dari panas, terikat kuat, serta diberi labelyang jelas.
Gunakan regulator tekanan dan selalu memeriksa
adanya kebocoran.
Jangan menggunkan pipa atau klep yang terbuat dari
tembaga atau perak pada gas asetilen.
Gunakan troley dalam pengangkutan gas tersebut.
Jauhkan dari api dan panas.
TUGAS
-
8/18/2019 K3 p1-p3
43/66
TUGAS
Pilih salah satu bahan kimia yang tergolong ke dalam
bahan berbahaya dan beracun kemudian cari
Material Safety Data Shet (MSDS) bahan tersebut!
Catatan:
• Di dalam MSDS terdapat keterangan mengenai identitas, sifat,
penanganan dan lain-lain yang berkaitan dengan keselamatan.• Kerjakan di buku tugas, kumpul hari Senin, 18 04 16.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
44/66
-
8/18/2019 K3 p1-p3
45/66
-
8/18/2019 K3 p1-p3
46/66
B3 adalah Bahan bahan yang selama pembuatan pengolahan
-
8/18/2019 K3 p1-p3
47/66
B3 adalah Bahan-bahan yang selama pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan, penggunaan dan pembuangan
limbah dapat melepaskan debu, partikel, gas, serat, radiasi
yang bisa menimbulkan iritasi, korosif, keracunan, kebakaran,
ledakan dan bahaya lain yang bisa menimbulkan gangguan
kesehatan, cacat, kematian dan kerusakan harta benda dan
lingkungan hidup.Bahan infeksius adalah bahan yang dicurigai mengandung
bahan patogen.
Contoh: kultur laboratorium, limbah dari ruang isolasi, kapas,materi atau peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi,
ekskreta, limbah medis, cairan tubuh pasien infeksius, dll.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
48/66
Contoh Bahan Infeksius
Limbah Infeksius: meliputi limbah yang
berkaitan dengan pasien yang memerlukan
isolasi penyakit menular serta limbahlaboratorium yang berkaitan dengan
pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang
perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.
C t h B h I f k i
-
8/18/2019 K3 p1-p3
49/66
Contoh Bahan Infeksius
Limbah RS
Limbah Medis
- Pelayanan medis- Perawatan
- Gigi
- Veterinary (hewan uji)
- Farmasi
- Ruang Penelitan
- Pengobatan
Pendidikan
Limbah Non-medis
Dari loundy & dapur
Tempat Penyimpanan B3 Infeksius
-
8/18/2019 K3 p1-p3
50/66
Tempat Penyimpanan B3 Infeksius
• Tempat penyimpanan tidak untuk aktifitas.
• Dekat dengan hidrant/safety shower .
• Ruang cukup luas dapat melindungi mutu produk,
•Menjamin keamanan produk.
• Menjamin keamanan petugas.
• Ada rambu/tanda, denah lokasi, jalur evakuasi.
• Bahan tidak diletakkan di lantai (palet, rak,lemari),
• Ada APD (Alat Pelindung Diri).
P li d Di i
-
8/18/2019 K3 p1-p3
51/66
Pelindung Diri
Menggunakan sarung tanganSarung tangan digunakan dalam melakukan prosedur
tindakan, dengan tujuan mencegah terjadinya penularan
kuman dan mengurangi resiko tertularnya penyakit.
Menggunakan masker
Tindakan pengamanan dengan menutup hidung dan mulut
dengan menggunakan masker bertujuan untuk mencegahatau mengurangi transmisi droplet mikroorganisme saat
kontak dengan bahan infeksius.
P l d D
-
8/18/2019 K3 p1-p3
52/66
Pelindung Diri
Menggunakan skort pelindungSkort yang dibuat dari bahan tahan lembab harus
dikenakan jika ada kemungkinan kotor karena sekresi atau
ekskresi. Penggunaan skort ini dapat mencegah
terkontaminasi diri dan juga terkontaminasinya pakaian
kerja dengan bahan infeksius. Skort hanya boleh dikenakan
satu kali. Buanglah skort pada tempat yang sesuai setelah
skort digunakan.
T d k P h I f k
-
8/18/2019 K3 p1-p3
53/66
Tindakan Pencegahan Infeksi
Aseptik
Antiseptik
Dekontaminasi
Ti d k P h I f k i (P j l )
-
8/18/2019 K3 p1-p3
54/66
Tindakan Pencegahan Infeksi (Penjelasan)
•
Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanankesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua
usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar
akan mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalahmengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme,
baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar
alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.Contoh : Pencucian alat dengan menggunakan sabun.
Tindakan Pencegahan Infeksi (Penjelasan)
-
8/18/2019 K3 p1-p3
55/66
Tindakan Pencegahan Infeksi (Penjelasan)
•
Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan caramembunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
Contoh :
o Mencuci alat dengan cara biasa, lalu setelah kering
dilanjutkan dengan mencuci menggunakan alkohol.
o
Menuangkan alat dengan alkohol, lalu dibakar.
Tindakan Pencegahan Infeksi (Penjelasan)
-
8/18/2019 K3 p1-p3
56/66
Tindakan Pencegahan Infeksi (Penjelasan)
•
Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda matidapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman,
terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian
dilakukan.
Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan,
dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah atau
cairan tubuh disaat prosedur tindakan dilakukan.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
57/66
Pengelolaan Limbah Infeksius
-
8/18/2019 K3 p1-p3
58/66
Pengelolaan Limbah Infeksius
Pemisahan limbah
Penyimpanan limbah Penanganan limbah
Pengangkutan limbah
Pembuangan limbah
-
8/18/2019 K3 p1-p3
59/66
Pemisahan Limbah
a. Limbah harus dipisahkan dari sumbernya.
b. Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label
jelas.c. Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna
yang berbeda yang menunjukkan ke mana kantong
plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang.
Penanganan Limbah
-
8/18/2019 K3 p1-p3
60/66
Penanganan Limbah
a. Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3
bagian. Kemudian diikiat bagian atasnya dan diberi label yang jelas.
b. Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika
dibawa mengayun menjauhi badan limbah tidak tercecer keluar dan
diletakkan di tempat tertentu untuk dikumpulkan.
c. Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung
dengan warna yang sama telah dijadikan satu dan dikirimkan
ketempat yang sesuai.
d. Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu
dan hewan perusak sebelum diangkut ke tempat pembuangan.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
61/66
Pengangkutan Limbah
Kantung limbah dipisahkan menurut kode warnanya.Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa ke kompaktor,
limbah bagian Klinik dibawa ke insenerator. Pengangkutan
dengan kendaraan khusus (mungkin ada kerjasama dengandinas pekerja umum) kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan
dibersihkan setiap hari, jika perlu (misalnya bila ada
kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan
menggunakan larutan klorin.
-
8/18/2019 K3 p1-p3
62/66
Pembuangan Limbah
Autoclaving
Disinfeksi dengan Bahan Kimia
Insenerator
Pembuangan Limbah (Penjelasan)
-
8/18/2019 K3 p1-p3
63/66
Pembuangan Limbah (Penjelasan) Autoclaving
Autoclaving sering dilakukan untuk perlakuan limbah infeksius. Limbahdipanasi dengan uap dibawah tekanan. Perlakuan dengan suhu tinggi
pada periode singkat akan membunuh bakteri vegetatif dan
mikroorganisme lain yang bisa membahayakan penjamah sampah.
Kantong limbah plastik biasa hendaknya tidak digunakan karena tidaktahan panas dan akan meleleh selama autoclaving . Oleh karena itu
diperlukan kantong autoclaving , pada kantong ini terdapat indikator,
seperti pita autoclave yang menunjukkan bahwa kantong telah
mengalami perlakuan panas yang cukup. Autoclave yang digunakan
secara rutin untuk limbah biologis harus diuji minimal setahun sekali
untuk menjamin hasil yang optimal.
Pembuangan Limbah (Penjelasan)
-
8/18/2019 K3 p1-p3
64/66
Pembuangan Limbah (Penjelasan)
Disinfeksi dengan Bahan Kimia
Peranan disinfeksi untuk institusi yang besar tampaknya terbataspenggunanya, misalnya digunakan setelah mengepel lantai atau membasuh
tumpahan dan mencuci kendaraan limbah. Limbah infeksius dengan jumlah
kecil dapat didesinfeksi (membunuh mikroorganisme tapi tidak membunuh
spora bakteri) dengan bahan kimia seperti hypochloite atau permanganate.Limbah dapat menyerap cairan disinfeksi sehingga akan menambah masalah
penanganan. Pembuangan dan pemusnahan dapat ditempuh melalui dua
alternatif yaitu:
a. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis secaraterpisah.
b. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis dijadikan satu.
Pembuangan Limbah (Penjelasan)
-
8/18/2019 K3 p1-p3
65/66
Pembuangan Limbah (Penjelasan) Insinerator
Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan sampahdengan membakar sampah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-
1800 F dan dapat mengurangi sampah 70 %. Dalam penggunaan
insinerator, maka beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah
ukuran, desain yang disesuaikan dengan peraturan pengendalianpencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur
pengangkutan sampah dan jalur pembuangan abu dan sarana gedung
untuk melindungi insinerator dari bahaya kebakaran. Insinerator hanya
digunakan untuk memusnahkan limbah klinis atau medis. Ukuran
insinerator disesuaikan dengan jumlah dan kualitas sampah. Sementara
untuk memperkirakan ukuran dan kapasitas insinerator perlu
mengetahui jumlah puncak produksi sampah
-
8/18/2019 K3 p1-p3
66/66