k3 p1-p3

Upload: sulpia-farhika-reyaldhi-nugraha

Post on 06-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    1/66

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    2/66

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    3/66

    Penilaian hasil belajar

    Keaktifan

    • Tugas (20%) siapkan buku tugas tersendiri• Kuis (15%) dilaksanakan setiap 1 sub pokok

    bahasan habis

    Ujian

    • Mid Test (25%)

    • Final Test (25%)

    Penunjang

    • Kehadiran (5%)

    • Etika (10%)

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    4/66

    PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)

    Nilai Angka Nilai Mutu Nilai Konversi

    80 – 10070 – 79

    60 – 69

    50 – 59< 49

    AB

    C

    DE

    4,003,00

    2,00

    1,000,00

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    5/66

    Deskripsi Mata Kuliah

    Mata kuliah ini diberikan sebagai penunjang

    keahlian bagi peserta didik agar memahami tentanghigienis dan sanitasi di laboratorium kesehatan, sertakesehatan dan keselamatan kerja dan carapertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di

    laoratorium.Tujuan Mata Kuliah1. Memahami dan mengimplementasikan konsep

    higienis dan sanitasi di laboratorium kesehatan.

    2. Menerapkan konsep K3 dalam melaksanakanpekerjaannya di laboratorium.

    3. Mengatasi dan menghindarkan kecelakaan sertadapat melakukan pertolongan pertama pada

    kecelakaan di laboratoium.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    6/66

    Kegiatan Belajar Mengajar

    Kuliah tatap muka/ceramah

    Diskusi

    Penugasan

    Praktik serta kegiatan ko-kurikuler yang mendukung

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    7/66

    Substansi Kajian

    Bahan MID test:

    Penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3).

    Penanganan bahan infeksius.

    Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)terhadap korban menelan asam.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    8/66

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    9/66

    Referensi

    Bagyono. (2004). Mengikuti Prosedur Kesehatan,

    Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja. Jakarta: Pesona Wisata Klaten.

    Nurseha. (2005). Mengikuti Prosedur K3 dalam

    Bekerja. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah

    Kejuruan.

    Soedjono. (2000). Keselamatan Kerja jilid 1.

    Jakarta: Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan.  Yusafir Hala dan Syarifuddin Liong, Manajemen

    Laboratorium, diktat kuliah, Jurusan Kimia

    FMIPA UNHAS.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    10/66

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    11/66

    PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA &

    BERACUN (B3)

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    12/66

    Manajemen atau pengelolaan dan penangananbahan kimia berbahaya dan beracun (B3) dalamrangka keselamatan dan kesehatan kerja,merupakan aspek penting yang perlu mendapatperhatian.

    Banyak terjadi kecelakaan di laboratorium yangdisebabkan karena ketidaktahuan operator dalammengenali dan menangani B3.

    Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harusdiperhitungkan dan di antisipasi, sehingga sedapatmungkin hal ini harus dihindari dan dicegah agartidak terjadi.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    13/66

    DAMPAK KECELAKAAN KERJA YANG

    BERHUBUNGAN DENGAN K3:

    Menimbulkan korban bagi pekerja/orang

    lain.

    Menimbulkan dampak tehadap kesehatan.

    Menimbulkan pencemaran lingkungan.

    Menimbulkan kerugian materi.

    Menimbulkan dampak yang lebih luas

    terhadap lingkungan dan masyarakat.

    Penggunaannya dalam istalasi nuklir dapat

    menimbulkan radiasi/kontaminasi.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    14/66

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    15/66

    Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia

    yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif

    terhadap perubahan/kondisi lingkungan yang

    dengan sifatnya tersebut dapat menimbulkan

    bahaya bagi lingkungannya.

    Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang

    dalam jumlah kecil menyebabkan bahaya

    terhadap kesehatan manusia apabila terserapdalam tubuh melalui pernafasan, tertelan, atau

    kontak melalui kulit.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    16/66

    Secara umum B3 digolongkan menjadi:

    Bahan mudah terbakar (Flammable Substance):

     yaitu bahan yang mudah bereaksi dengan oksigendan menimbulkan kebakaran. Kebakaran dapat

    terjadi bila ada 3 unsur bertemu yaitu bahan yang

    mudah terbakar, oksigen, dan panas.

    Bahan mudah meledak (Explosives): yaitu bahan

    kimia padat, cair atau campuran keduanya yang

    karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas

    dalam jumlah dan tekanan yang besar disertai suhutinggi sehingga dapat menimbulkan ledakan. Selain

    itu juga termasuk bahan yang karena struktur

    kimianya tidak stabil dan reaktif sehingga mudah

    meledak.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    17/66

     

    Bahan reaktif terhadap air/asam: yaitu bahankimia yang amat mudah bereaksi dengan air

    disertai pengeluaran panas dan gas yang mudah

    terbakar, dan disertai ledakan. Bahan yang reaktifterhadap air juga reaktif terhadap asam, dimana

    reaksi yang terjadi adalah eksothermis dan

    menghasilkan gas yang mudah terbakar, sehingga

    dapat menimbulkan ledakan.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    18/66

    Bahan beracun: yaitu bahan kimia yang dalam

    konsentrasi tertentu akan dapatmenimbulkan gangguan kesehatan terhadap

    manusia.

    Gas bertekanan: yaitu gas yang disimpan

    dalam tekanan tinggi baik gas yang ditekan ,

    gas cair, atau gas yang dilarutkan dalam

    pelarut dibawah tekanan.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    19/66

    Pengaruh B3:

    KEBAKARAN

    LEDAKAN

    KERACUNAN

    IRITASI

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    20/66

      Kebakaran, terjadi bila bahan kimia yang

    mudah terbakar (pelarut organik dan gas)

    berkontak dengan sumber panas. Sumber

    panas dapat berupa api terbuka, logam panas,

    bara api atau loncatan listrik. Kebakaran dapatpula menimbulkan ledakan lain yang lebih

    dahsyat atau dapat juga menghasilkan bahan

    lain yang bersifat racun.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    21/66

      Ledakan, yaitu suatu reaksi yang amat cepat

    dan menghasilkan gas dalam jumlah yang

    besar. Ledakan dapat terjadi oleh reaksi yang

    amat cepat dari bahan peledak, atau gas yang

    mudah terbakar atau reaksi dari berbagaiperoksida organik. Dapat juga terjadi karena

    adanya gas cair pada tekanan tinggi yang tidak

    terkendali.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    22/66

      Keracunan, yaitu masuknya bahan kimia

    kedalam tubuh yang dapat berakibat keracunan

    akut atau keracunan kronik. Keracunan akut  sebagai akibat penyerapan B3 dalam jumlah yang

    besar dan dalam waktu yang singkat dan dapat

    pula berakibat fatal seperti keracunan gas CO,

    dan HCN. Keracunan kronik  adalah penyerapanB3 dalam jumlah sedikit tetapi berlangsung

    dalam waktu yang lama, sehingga akibatnya baru

    dirasakan setelah beberapa bulan atau beberapatahun sampai puluhan tahun. Kemudian bahan

    kimia tersebut seperi uap Pb, benzena dapat

    mengakibatkan leukimia.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    23/66

      Iritasi, yaitu kerusakan atau peradangan

    permukaan tubuh seperti kulit, mata dan

    saluran pernafasan oleh bahan kimia korosif,

    atau iritan seperti asam klorida dan lain-lain.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    24/66

    Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

    Sumber: Manajemen B3 sebagai Upaya K3 serta Perlindungan

    Lingkunagan (Harjanto N.T., dkk., 2011)

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    25/66

    Sikap dan tingkah laku pekerja sebagai faktor

    penyebab terjadinya kecelakaan kerja antara

    lain karena : Keterbatasan pengetahuan/ keterampilan

    pekerja.

    Lalai dan ceroboh dalam bekerja.

    Tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai

    dengan petunjuk yang diberikan.

    Tidak disiplin dalam mentaati peraturankeselamatan kerja termasuk pemakaian alat

    pelindung diri.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    26/66

    Upaya meningkatkan K3:

    Peningkatan pembinaan rasa tanggung jawab, sikapdalam bekerja.

    Peningkatan pengetahuan tentang pentingnya

    keselamatan dan kesehatan kerja.

    Peningkatan pengetahuan juga memegang peranan

    penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan,

    baik dalam cara mengenali maupun menangani

    bahan-bahan kimia berbahaya dan beracun

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    27/66

    PENANGANAN B3

    Pengorganisasian (organizing) 

    Pelaksanaan (Actuating) 

    Pengendalian (Controlling) 

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    28/66

    Bahan Kimia Mudah Terbakar

    3 Kelompok, yaitu:

    Padat: belerang, fosfor merah, fosfor kuning, hibrida

    logam, logam alkali, dsb. Cair: eter, etanol, metanol, n-heksana, benzena,

    aseton, pentana, dsb.

    Gas: hidrogen, asetilen, dsb.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    29/66

    Cara penyimpanan yang baik

    Ruangan dingin dan berventilasi.

    Jauhkan dari sumber api/panas, terutama

    loncatan api akibat hubungan listrik atau baraapi rokok.

    Sediakan selalu alat pemadam kebakaranyang masih baik.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    30/66

    Bahan Kimia Mudah Meledak

    Bahan oksidator adalah bahan kimia yang dapat

    menghasilkan oksigen dalam penguraian atas

    reaksinya dengan senyawa lain.Bahan tersebut juga bersifat reaktif dan

    eksplosif serta sering menimbulkan kebakaranyang sukar dipadamkan karena mampu

    menghasilkan oksigen sendiri.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    31/66

    2 macam bahan oksidator

    Oksidator anorganik seperti permanganat,

    perklorat, dikromat, hidrogen peroksida,

    periodat, dan persulfat.Oksidator organik seperti peroksid, asetil

    peroksida, asam parasetat.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    32/66

    Syarat penyimpanan bahan oksidator

     Ruangan dingin dan berventilasi.

    Jauhkan dari sumber api dan panas,

    terutama loncatan api listrik dan bara rokok.Jauhkan dari bahan-bahan mudah terbakar

    dan bahan yang bersifat reduktor.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    33/66

    Bahan Kimia Reaktif

    Bahan yang reaktif terhadap air, adalah bahan

    yang mudah bereaksi dengan air menghasilkan

    panas yang hebat dan gas yang mudah terbakar.Contoh: Na, K, Ca, halida anhidrat, oksida non

    logam halida, dan asam sulfat pekat.

    harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam

    ruangan kering dan bebas kebocoran.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    34/66

    Bahan Kimia Reaktif

    Bahan yang reaktif terhadap asam, adalah bahan kimia yang

    mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas, gas mudah

    terbakar atau beracun.

    Contoh:

    Logam alkali seperti Na, K, dan alkali tanah seperti Ca.

    Oksidator kalium klorat atau perklorat, kalium permanganat,dan asam kromat.

    Penyimpanannya harus dijauhkan dari bahan yang bersifat

    asam.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    35/66

    Syarat Penyimpanan

    Bahan yang reaktif terhadap air:

    o Ruangan dingin, kering, dan berventilasi.

    o Jauhkan dari sumber api atau panas, dan asam.o Bangunan ruang harus kedap air.

    o Sediakan pemadam kebakaran non air seperti CO2 ,

    halon, dry powder.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    36/66

    Syarat Penyimpanan

    Bahan yang reaktif terhadap asam:

    oDesain ruang harus memenuhi syarat agar tidak

    memungkinkan terbentuknya kantong-kantonghidrogen.

    oJauhkan dari sumber api, panas, dan asam.

    oRuangan dingin dan berventiasi.oGunakan selalu alat pelindung diri seperti kaca

    mata, sarung tangan, dan pakaian kerja.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    37/66

    Syarat Penyimpanan

    Bahan yang reaktif terhadap air:

    o Ruangan dingin, kering, dan berventilasi.

    o Jauhkan dari sumber api atau panas, dan asam.o Bangunan ruang harus kedap air.

    o Sediakan pemadam kebakaran non air seperti CO2 ,

    halon, dry powder.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    38/66

    Bahan Kimia Beracun

    • Hampir semua bahan kimia adalah

    beracun, tetapi bahayanya terhadapkesehatan sangat bergantung pada jumlah

    zat/bahan yang masuk ke dalam tubuh.• Efek toksik: akut dan kronis

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    39/66

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    40/66

    Syarat Penyimpanan

    Penyimpanan bahan kimia beracun, dilakukan dengan

    mempertimbangkan hal-hal berikut:

    • Ruangan dingin dan berventilasi

    • Jauh dan aman dari kemungkinan terjadinya kebakaran

    • Terisolasi, terutama dengan bahan kimia reaktif• Gunakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan

    sarung tangan

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    41/66

    Cara Penanganan

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    42/66

    Cara Penanganan Letakkan tabung gas dalam keadaan tegak, di tempat

    yang bebas dari panas, terikat kuat, serta diberi labelyang jelas.

    Gunakan regulator tekanan dan selalu memeriksa

    adanya kebocoran.

    Jangan menggunkan pipa atau klep yang terbuat dari

    tembaga atau perak pada gas asetilen.

    Gunakan troley dalam pengangkutan gas tersebut.

    Jauhkan dari api dan panas.

    TUGAS

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    43/66

    TUGAS

    Pilih salah satu bahan kimia yang tergolong ke dalam

    bahan berbahaya dan beracun kemudian cari

    Material Safety Data Shet (MSDS) bahan tersebut!

    Catatan:

    • Di dalam MSDS terdapat keterangan mengenai identitas, sifat,

    penanganan dan lain-lain yang berkaitan dengan keselamatan.• Kerjakan di buku tugas, kumpul hari Senin, 18 04 16.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    44/66

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    45/66

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    46/66

    B3 adalah Bahan bahan yang selama pembuatan pengolahan

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    47/66

    B3 adalah Bahan-bahan yang selama pembuatan, pengolahan,

    pengangkutan, penyimpanan, penggunaan dan pembuangan

    limbah dapat melepaskan debu, partikel, gas, serat, radiasi

    yang bisa menimbulkan iritasi, korosif, keracunan, kebakaran,

    ledakan dan bahaya lain yang bisa menimbulkan gangguan

    kesehatan, cacat, kematian dan kerusakan harta benda dan

    lingkungan hidup.Bahan infeksius adalah bahan yang dicurigai mengandung

    bahan patogen.

    Contoh: kultur laboratorium, limbah dari ruang isolasi, kapas,materi atau peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi,

    ekskreta, limbah medis, cairan tubuh pasien infeksius, dll.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    48/66

    Contoh Bahan Infeksius

    Limbah Infeksius: meliputi limbah yang

    berkaitan dengan pasien yang memerlukan

    isolasi penyakit menular serta limbahlaboratorium yang berkaitan dengan

    pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang

    perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.

    C t h B h I f k i

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    49/66

    Contoh Bahan Infeksius

    Limbah RS

    Limbah Medis

    - Pelayanan medis- Perawatan

    - Gigi

    - Veterinary (hewan uji)

    - Farmasi

    - Ruang Penelitan

    - Pengobatan

    Pendidikan

    Limbah Non-medis

    Dari loundy & dapur

    Tempat Penyimpanan B3 Infeksius

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    50/66

    Tempat Penyimpanan B3 Infeksius

    • Tempat penyimpanan tidak untuk aktifitas.

    • Dekat dengan hidrant/safety shower .

    • Ruang cukup luas dapat melindungi mutu produk,

    •Menjamin keamanan produk.

    • Menjamin keamanan petugas.

    • Ada rambu/tanda, denah lokasi, jalur evakuasi.

    • Bahan tidak diletakkan di lantai (palet, rak,lemari),

    • Ada APD (Alat Pelindung Diri).

    P li d Di i

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    51/66

    Pelindung Diri

    Menggunakan sarung tanganSarung tangan digunakan dalam melakukan prosedur

    tindakan, dengan tujuan mencegah terjadinya penularan

    kuman dan mengurangi resiko tertularnya penyakit.

    Menggunakan masker 

    Tindakan pengamanan dengan menutup hidung dan mulut

    dengan menggunakan masker bertujuan untuk mencegahatau mengurangi transmisi droplet mikroorganisme saat

    kontak dengan bahan infeksius.

    P l d D

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    52/66

    Pelindung Diri

    Menggunakan skort pelindungSkort yang dibuat dari bahan tahan lembab harus

    dikenakan jika ada kemungkinan kotor karena sekresi atau

    ekskresi. Penggunaan skort ini dapat mencegah

    terkontaminasi diri dan juga terkontaminasinya pakaian

    kerja dengan bahan infeksius. Skort hanya boleh dikenakan

    satu kali. Buanglah skort pada tempat yang sesuai setelah

    skort digunakan.

    T d k P h I f k

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    53/66

    Tindakan Pencegahan Infeksi

    Aseptik

    Antiseptik

    Dekontaminasi

    Ti d k P h I f k i (P j l )

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    54/66

    Tindakan Pencegahan Infeksi (Penjelasan)

    Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanankesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua

    usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya

    mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar

    akan mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalahmengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme,

    baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar

    alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.Contoh : Pencucian alat dengan menggunakan sabun.

    Tindakan Pencegahan Infeksi (Penjelasan)

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    55/66

    Tindakan Pencegahan Infeksi (Penjelasan)

    Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan caramembunuh atau menghambat pertumbuhan

    mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.

    Contoh :

    o Mencuci alat dengan cara biasa, lalu setelah kering

    dilanjutkan dengan mencuci menggunakan alkohol.

    o

    Menuangkan alat dengan alkohol, lalu dibakar.

    Tindakan Pencegahan Infeksi (Penjelasan)

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    56/66

    Tindakan Pencegahan Infeksi (Penjelasan)

    Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda matidapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman,

    terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian

    dilakukan.

    Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan,

    dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah atau

    cairan tubuh disaat prosedur tindakan dilakukan.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    57/66

    Pengelolaan Limbah Infeksius

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    58/66

    Pengelolaan Limbah Infeksius

     Pemisahan limbah

     Penyimpanan limbah Penanganan limbah

    Pengangkutan limbah

     Pembuangan limbah

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    59/66

    Pemisahan Limbah

    a. Limbah harus dipisahkan dari sumbernya.

    b. Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label

     jelas.c. Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna

    yang berbeda yang menunjukkan ke mana kantong

    plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang.

    Penanganan Limbah

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    60/66

    Penanganan Limbah

    a. Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3

    bagian. Kemudian diikiat bagian atasnya dan diberi label yang jelas.

    b. Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika

    dibawa mengayun menjauhi badan limbah tidak tercecer keluar dan

    diletakkan di tempat tertentu untuk dikumpulkan.

    c. Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung

    dengan warna yang sama telah dijadikan satu dan dikirimkan

    ketempat yang sesuai.

    d. Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu

    dan hewan perusak sebelum diangkut ke tempat pembuangan.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    61/66

    Pengangkutan Limbah 

    Kantung limbah dipisahkan menurut kode warnanya.Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa ke kompaktor,

    limbah bagian Klinik dibawa ke insenerator. Pengangkutan

    dengan kendaraan khusus (mungkin ada kerjasama dengandinas pekerja umum) kendaraan yang digunakan untuk

    mengangkut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan

    dibersihkan setiap hari, jika perlu (misalnya bila ada

    kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan

    menggunakan larutan klorin.

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    62/66

    Pembuangan Limbah

     Autoclaving

    Disinfeksi dengan Bahan Kimia

    Insenerator

    Pembuangan Limbah (Penjelasan)

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    63/66

    Pembuangan Limbah (Penjelasan)  Autoclaving  

    Autoclaving  sering dilakukan untuk perlakuan limbah infeksius. Limbahdipanasi dengan uap dibawah tekanan. Perlakuan dengan suhu tinggi

    pada periode singkat akan membunuh bakteri vegetatif dan

    mikroorganisme lain yang bisa membahayakan penjamah sampah.

    Kantong limbah plastik biasa hendaknya tidak digunakan karena tidaktahan panas dan akan meleleh selama autoclaving . Oleh karena itu

    diperlukan kantong autoclaving , pada kantong ini terdapat indikator,

    seperti pita autoclave yang menunjukkan bahwa kantong telah

    mengalami perlakuan panas yang cukup. Autoclave yang digunakan

    secara rutin untuk limbah biologis harus diuji minimal setahun sekali

    untuk menjamin hasil yang optimal.

    Pembuangan Limbah (Penjelasan)

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    64/66

    Pembuangan Limbah (Penjelasan) 

    Disinfeksi dengan Bahan Kimia

    Peranan disinfeksi untuk institusi yang besar tampaknya terbataspenggunanya, misalnya digunakan setelah mengepel lantai atau membasuh

    tumpahan dan mencuci kendaraan limbah. Limbah infeksius dengan jumlah

    kecil dapat didesinfeksi (membunuh mikroorganisme tapi tidak membunuh

    spora bakteri) dengan bahan kimia seperti hypochloite atau permanganate.Limbah dapat menyerap cairan disinfeksi sehingga akan menambah masalah

    penanganan. Pembuangan dan pemusnahan dapat ditempuh melalui dua

    alternatif yaitu:

    a. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis secaraterpisah.

    b. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis dijadikan satu.

    Pembuangan Limbah (Penjelasan)

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    65/66

    Pembuangan Limbah (Penjelasan)  Insinerator

    Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan sampahdengan membakar sampah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-

    1800 F dan dapat mengurangi sampah 70 %. Dalam penggunaan

    insinerator, maka beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah

    ukuran, desain yang disesuaikan dengan peraturan pengendalianpencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur

    pengangkutan sampah dan jalur pembuangan abu dan sarana gedung

    untuk melindungi insinerator dari bahaya kebakaran. Insinerator hanya

    digunakan untuk memusnahkan limbah klinis atau medis. Ukuran

    insinerator disesuaikan dengan jumlah dan kualitas sampah. Sementara

    untuk memperkirakan ukuran dan kapasitas insinerator perlu

    mengetahui jumlah puncak produksi sampah

  • 8/18/2019 K3 p1-p3

    66/66