jurnal vol.10 no.1
TRANSCRIPT
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 1/15
ANALISIS HUBUNGAN TEKNOLOGI SWALAYAN
DAN LAYANAN PERSONAL
TERHADAP LOYALITAS : STUDI EMPIR IS
PADA MASKAPAI PENERBANGAN AIR ASIA
LIA PRATIW I CHANDRA
SABRINA OKTORIA SIHOM BING
Universitas Pelita HarapanJakarta
ABSTRAK
Many companies use self-service technology nowadays as a result of advances in technology.
In the speatk; those companies replace personal services with self-service technology facilities. For
instance, a bank can use automatic teller machine(ATM) instead of a bank teller inside the bank. Theuse of self-service technologies is aimed to fulfill the variety of consumers' needs. However, not many
research focus on the impact of self-service technology on consumer satisfaction and loyalty.
Therefore, the aim of this research is to test a model of the impact of self-service' technology on
consumer satisfaction and loyalty. This research replicated the model which was developed by
Beatson et at. (2006) and extend the model by adding a variable called consumer loyalty.
Questionnaires were distributed to respondents by the drop-off/pick-up method and a total of 372
completed questionnaires were used in the analysis. The data was then analyzed using structural
equationmodeling. All research hypotheses were supported this paper also provides the implications
for theoretical and managerial and offers directions for future research.
Keywords : Self-service technology, personal service, consumer satisfaction, commitment, and
consumer loyalty
PENDAHULUAN
Sekarang ini kebutuhan masyarakatakan sarana transportasi makin meningkat.
Banyak orang yang melakukan aktivitasnyauntuk berpergian ke luar ~ota, baik dengan
alasanuntuk berlibur ataupun alasan tuntutanpekerjaan. Oleh karena itu, dari tahun ketahun jumlah angka penumpang pesawatpenerbangan pun meningkat. Tercatat pada
tahun 2003, perkembangan bisnis atauindustri jasa transportasi udara semakin
kompetitif. Hal ini ditunjukkan dengan mulaibermunculannya perusahaan-perusahaan
maskapai penerbangan domestik baru (new
entrY>di Indonesia.Banyaknya perusahaan maskapai
penerbangan yang bermunculan membuat
perusahaanmaskapai penerbangan berlomba-
lomba untuk memberikan kualitas pelayananyang terbaik. Secara konvensional, kualitaspelayanan dihubungkan dengan evaluasi
selama interaksi antara karyawan dengankonsumen.Namun, dengan adanya kemajuan
teknologi, peran dari karyawan digantikandenganpenggunaan teknologi swalayan (self-
sevice technologJl). Dengan adanya fasilitas
teknologi swalayan, konsumen melayanidirinya sendiri dengan menggunakan teknologiyang disediakan tanpa bantuan langsung dari
karyawan (Meuter et at. 2005: 61).Dalam industri maskapai
penerbangan, teknologi swalayan jugaditerapkan dalarn bentuk e-ticketing yaitu
pemesanan tiket melalui internet. Pada tahun2006 Asosiasi Angkatan Udara Internasional(lATA) menghendaki seluruh anggotanyauntuk menerapkan sistem pemesanan tiket via
internet (e-ticketing). Hal ini dikarenakan e-ticketing dipercaya mempunyai banyak
kelebihan dibandingkan dengan pemesanantiket secara konvensional. Sistem e-ticketing
memberikan banyak kenyamanan baik bagipenyedia jasa maskapai penerbangan maupunbagi pengguna jasa maskapai penerbangan
(Lin et at. 2007: 225). Bagi penyedia jasamaskapai penerbangan e-ticketing dapatmenghemat biaya hingga US$ 9 per tiket atau
US$ 3 miliar per tahun. Sedangkan bagipenggunanya, e-ticketing dapat memberikan
efisiensi dan meminimalkan resiko kehilangantiket dan penggunaan tiket oleh orang lain
(www.swa.co.id).
21na/isisHubungan (Lia Pratiwi Chandra & Sabrina Oktoria Sihombing)
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 2/15
Chen (2005: 307) menyatakan bahwabagi perusahaan jasa yangmenyediakanfasilitas teknologi swalayan (seperti, e-
ticketing) perlu untuk rnernaharnt bagaimanaevaluasi konsumen terhadap kinerja teknologi
swalayan yang disediakan. Namun, penelitianyang mempelajari pengaruh dari teknologiswalayan terhadap perilaku konsumen masihsangat jarang dilakukan (Beatson et a/. 2007:76). Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untukmereplikasi model penelitian yangdikembangkan oleh Beatson et al. (2006).
Dalam penelitiannya, Beatson et a/. (2006)
meneliti hubungan antara teknologi swalayandan layanan personal terhadap kepuasan dan
komitmen. Dalam penelitian ini, dilakukanekstensi model dengan menambahkan satu
variabel independen yaitu variabel loyalitas.
LAN DASAN TEO RI DAN H IPO TESIS
Teknologi Swalayan
Teknologi swalayan merupakan suatumetode penyampaian jasa yang masih barudibandingkan dengan penggunaan layananpersonal. Teknologi swalayan didefinisikansebagai suatu kemajuan teknologi yang
memperkenankan konsumen untuk melayanidirlnya sendiri dalam proses produksi dankonsumsi jasa melalui fasilitas teknologi yangdisediakan, tanpa adanya bantuan atau kontaklangsung dengan karyawan perusahaan(Curan dan Meuter 2007: 284). Tujuan darisebuah perusahaan jasa menggunakanfasilitas Inl karena dipercaya dapat
meningkatkan kualitas jasa dan produktivitas
perusahaan dan untuk menqherriat biayaoperasional. Menurut Ding et a/ . (2007: 248),
ada beberapa keuntungan yang ditawarkanoleh fasilitas teknologi swalayan bagi
konsumen. Keuntungan pertama adalahmenghemat biaya. Penghematan biayadipandang sebagai tingkat dimana seorang
konsumen yakin bahwa dengan menggunakansebuah sistem tertentu akan menghemat uangyang dikeluarkan dalam proses penyampaian
jasa. Kedua, menghemat waktu. Penghematanwaktu dipandang sebagai tingkat dimanaseseorang yakin bahwa dengan menggunakan
sebuah sistem akan lebih menghemat waktuyang akan dihabiskan dalam prosespenyampaian jasa. Dengan menggunakanteknologi swalayan, membuat kinerja dariproses penyampaian jasa menjadi lebih cepatdan efisien daripada apabila proses pelayanan
disampaikan secara tradisional melaui interaksipersonal antara karyawan dan konsumen.Ketiga, adanya kontrol perilaku yang lebih
besar. Kontrol perilaku didefinisikan sebagaikemampuan konsumen untuk dengan suksesmelakukan tugas-tugas dalam prosespelayanan tanpa adanya bantuan dari kontakpersonal.
Layanan Personal
Berbeda dengan teknologi swalayan,dimana jasa diberikan kepada konsumenmelalui pengunaan fasilitas teknologi dan tidakadanya kontak atau interaksi langsung dengankaryawan. Layanan personal didefinisikansebagai suatu proses penyampaian jasa ataulayanan dengan tujuan memuaskan konsumenmelalui penggunaan personal (manusia) di
dalam proses penyampaian jasa (Beatson eta/ . 2006: 855). Menurut Hoffman dan Bateson
(2006: 10), layanan secara personal dapatdisampaikan melalui interaksi antarakonsumen dengan kontak personal atauinteraksi konsumen dengan penyedia, jasa.Kontak personal adalah karyawan dari suatuperusahaan jasa yang berinteraksi secaralangsung dengan konsumen. Contoh darikontak personal adalah resepsionis di hotel,pramugari di maskapai penerbangan.
Sedangkan penyedia jasa adalah pihak atauorang yang menyediakan inti dari suatulayanan. Contoh dari penyedia jasa adalahpelayan di restoran, dokter gigi, dosen diuniversitas, psikolog, dokter di rumah sakit.
Di mata konsumen, kontak personaladalah sebuah dimensi penting dari citrasebuah perusahaan jasa karena secara umum
mereka yang menjadi titik pertama saatkonsumen melakukan transaksi jasa.
Berdasarkan hal ini, penting bagi perusahaanjasa untuk selalu berusaha meningkatkankualitas dari kontak personal yang dimilikinya
(Nguyen dan Leblanc 2002: 245). MenurutBeatson et a/. (2006: 857), kualitas darikontak personal dapat dievaluasi melalui lima
dimensi. Dimensi pertama adalahketanggapan. Dimensi kedua adalahkemampuan kontak personal untuk dapat
dengan mudah ditemui saat konsumenmembutuhkan bantuan. Dimensi ketiga adalah
jaminan atau keyakinan. Dimensi keempatadalah kesopanan dari kontak personal dalammemberikan pelayanan kepada konsumen,dan dimensi kelima adalah kemampuan kontakpersonal untuk memberikan pelayanan secaraprofesional.
Kepuasan
Kepuasan adalah sebuah kata yang secara
sederhana diartikan sebagai keinginan yang
22 EKOBIS Vol.10, No.1, Januari 2009 : 21-35
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 3/15
telah terpenuhi. Menurut Tjiptono (2000: 95),kepuasan berasal dari bahasa latin yaitu"sstis" dan "tscid'. Satis artinya cukup baik,memadai. Sedangkan facio artinya melakukanatau membuat. Pada dasarnya kepuasan atau
ketidakpuasan konsumen diperoleh dari hasilevaluasi yang dilakukan konsumen setelah
melakukan konsumsi. Garbarino dan Johnson
(1999, dalam Beatson et a/. 2006: 865)mendefinisikan kepuasan sebagai sebuahevaluasi berdasarkan pengalaman konsumenterhadap sebuah perusahaan dari waktu kewaktu. Kottler dan Keller (2006: 13)mendefinisikan kepuasan sebagai perasaanseseorang yang diperoleh setelah
membandingkan kinerja suatu produk denganharapannya atas produk tersebut. Apabila
kinerja lebih rendah dari harapan makakonsumen akan merasa tidak puas. Apabilakinerja sesuai dengan harapan maka pembeliakan merasa puas. Dan apabila kinerjamelebihi harapan maka konsumen akanmerasasangat puas.
Hubungan antara Teknologi Swalayan
dan Layanan Personal dengan Kepuasan
Menurut Beatson et a /. (2006: 857), ada duaatribut jasa yang dapat mempengaruhikepuasan konsumen terhadap sebuah
layanan. Pertama adalah teknologi swalayan.
Mengacu pada Meuter et a/. (2000, dalamBeatson et a /. 2006: 879) kinerja dari
teknologi swalayan yang disediakan olehperusahaan dievaluasi dengan menggunakan
empat dimensi, yaitu kenyamanan konsumen
saat menggunakan fasilitas teknologi
swalayan, efisiensi waktu, keamanan, dankemampuan fasilitas teknologi swalayan untuk
beradaptasi dengan kebutuhan konsumen.Apabila konsumen menilai kinerja dari tiap
dimensi secara positif maka akanmeningkatkan kepuasan konsumen terhadap
keseluruhan pengalamannya saatmenggunakan jasa tersebut.
Atribut yang kedua adalah layanan
personal. Mengacu pada Beatson et a/. (2006:
879), kinerja dari karyawan atau kontak
personal dari sebuah perusahaan jasadievaluasi dengan menggunakan empat
dimensi, yaitu kesopanan karyawan saatmemberikan pelayanan, kemampuankaryawan dalam memberikan informasi yangkonsumen butuhkan, keramahan karyawan,dan kemampuan karyawan dalam memberikan
pelayanan. Apabila kontak personal dapatmemberikan pelayanan dengan ramah maka
konsumen akan merasa puas terhadap jasa
atau layanan yang diberikan (Beatson et a/.
2006: 857). Berdasarkan penjelasan di atasmaka hipotesis penelitian adalah sebagaiberikut:
Hi: terdapat hubungan positif antara tekn%giswa/ayan dan kepuasan.
H2: terdapat hubungan positif antara /ayanan
personal dan kepuasan.
Komitmen
Moorman et a/. (1992, dalam Terblanche2007: 3) mendefinisikan komitmen sebagai
sebuah keinginan atau hasrat yang abadiuntuk menjaga sebuah hubungan yang
dianggap penting dan bernilai. Hasrat yang
abadi menggambarkann bahwa satu pihak
akan memilih untuk menjalin sebuahhubungan yang abadi untuk periode yang takterbatas dan pihak tersebut rela untukmelakukan berbagai usaha untuk menjagahubungan tersebut. Hubungan tersebutmenjadi bernilai yang menunjukkan bahwakomitmen di dalam sebuah hubungan akanmuncul apabila kedua pihak atau lebih
menyetujui bahwa hubungan tersebut penting.Dwyer et a/. (1987, dalam Swanson dan Dav is
2006: 127) mendefinisikan komitmen sebagai
sebuah janji implisit atau eksplisit mengenai
kelanjutan sebuah hubungan antara dua pihak
atau lebih, dan komitmen merupakan tahapyang paling tinggi dari pengikatan sebuah
hubungan. Beatson et a/. (2006: 859)membagi komitmen menjadi tiga dimensi.
Dimensi pertama adalah komitmen afektif,
dimensi kedua adalah komitmen temporal, dan
dimensi ketiga adalah komitmen instrumental.
Komitmen Afektif. Komitmen afektif seringdigunakan sebagai variabel untuk menjelaskanketerikatan seorang karyawan terhadap
perusahaan, namun komitmen afektif juga
dapat diaplikasikan dalam situasi hubunganantara konsumen dengan sebuah perusahaan.
Esensidari komitmen afektif adalah konsumenmempunyai ikatan emosional terhadap
perusahaan di dalam sebuah hubungan
konsumsi. Saat konsumen menyukai atau
mencintai merek atau jasa tertentu, maka
mereka secara psikologis mempunyaikomitmen afektif terhadap merek atau jasatersebut (Fullerton 2003: 334). Komitmenafektif didefinisikan sebagai suatu keinginanatau hasrat untuk meneruskan hubungan
dengan sebuah perusahaan karena adanyasikap positif atau perasaan suka terhadap
23na/isis Hubungan .......... (Lia Pratiwi Chandra & Sabrina Oktoria Sihombing)
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 4/15
perusahaan tersebut (Beatson et al. 2006:
859).
Komitmen Temporal. Komitmen temporaldidefinisikan sebagai sebuah keinginan jangka
panjang dari konsumen terhadap sebuah
perusahaan atau harapan konsumen akankelanjutan sebuah hubungan (Garbarino danJohnson 1999, dalam Beatson et al. 2006:
859). Swanson dan Davis (2006: 127)menyatakan bahwa komitmen temporal adalahdimensi komitmen yang ditunjukkan denganhubungan yang konsisten dari waktu ke
waktu. Menurut Kim dan Fraizer (1997, dalam
Beatson et al. 2007: 859), komitmen temporal
digambarkan oleh adanya hubungan yangstabil dan hubungan akan terus terjalin dari
waktu ke waktu. Dwyer et al. (1987, dalamBeatson et al. 2006: 859) menyatakan bahwadaya tahan dan konsistensi dari waktu kewaktu adalah dua komponen penting dalamsebuah hubungan.
Komitmen Instrumental. Berdasarkan teori
perilaku pembelian konsumen dapat diketahui
bahwa konsumen melakukan pertimbangan
antara keuntungan (benefit) dan biaya (costs)
d ad sebuah kepu tu san pembel lan t -er ten tu(Hauser dan Wernerfelt 1990; Ratchford 1982,dalam Lacey 2007: 319). Teori biaya transaksi
(transaction-cost therory? juga menyatakanbahwa konsumen akan menjadi terikatterhadap sebuah merek atau perusahaantertentu karena adanya biaya untuk tetap
menggunakan merek tertentu lebih rendah
daripada biaya seandainya tidak menggunakan
merek tersebut (Williamson 1975, dalam Lacey2007: 319). Berdasarkan hal ini, Lacey (2007:319) menyatakan bahwa biaya pindahberhubungan positif dengan komitmeninstrumental.
Komitmen instrumental didefinisikansebagai komitmen yang muncul karena
adanya biaya pindah (switching cost) dan•menyebabkan adanya sesuatu yang hilang
apabila mengakhiri sebuah hubungan (Casalo
et al. 2007: 587). Beatson et al. (2006: 859)
menyatakan bahwa komitmen instrumentalmenggambarkan keinginan konsumen untuk
tetap bersama dengan sebuah perusahaandikarenakan adanya biaya yang harusditanggung apabila konsumen mengakhirihubungan dengan perusahaan tersebut. Biaya
yang dimaksud dapat bersifat ekonomi atau
psikologi. Selain itu menurut Gustafsson et al.
(2005, dalam Casalo et al. 2007: 587),
komitmen instrumental juga dapat muncul
karena tidak adanya alternatif lain yangmenarik.
Hubungan antara Kepuasan dengan
Komitmen Afektif, Komitmen Temporal,dan Komitmen Instrumental
Saat konsumen merasa puas terhadap
pengalamannya dengan sebuah perusahaan,maka memungkinkan konsumen mempunyaisikap dan perasaan positif terhadapperusahaan tersebut. Dengan kata lain,apabila pengalaman konsumen baik, maka
konsumen akan mempunyai keinginan untukkembali menggunakan produk atau jasatertentu karena konsumen menyukai
perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkanbahwa kepuasan dapat menyebabkan
terciptanya komitmen afektif. Demikian juga,saat konsumen mempunyai pengalamanpositif terhadap sebuah layanan dari suatuperusahaan akan mendorong konsurnen untukingin kembali menggunakan jasa dariperusahaan tersebut di masa yang akandatang. Hal nu menunjukkan adanya
hubungan antara kepuasan dengan komitmen
temporal. Selain itu, konsumen yang merasa
puas dengan sebuah pelayanan secara
ke se lurun an a ka n m e ra sa ka n b ah wa mereka
memp u ny ai k ep e nU ng an p rib a di. u ntu k tetapmenggunakan jasa dari perusahaan tersebut
karena adanya biaya yang tinggi apabilamengakhiri hubungan terse but, hal inimenunjukkan adanya hubungan antarakepuasan dengan komitmen instrumental
(Beatson et al. 2006: 860). Berdasarkan
penjelasan di atas maka hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut:
H3a: terdapat hubungan posmr antara
kepuasandan komitmen afektif.
H3b: terdapat hubungan positif antara
kepuasandan komitmen temporal.
H3c: terdapat hubungan positif antara
kepuasandan komttmen instrumental.
Hubungan antara Teknologi Swalayan
dan layanan Personal dengan Komitmen
Afektif, Komitmen Temporal, dan
Komitmen Instrumental
Konsumen yang mempunyai pengalaman
positif saat menggunakan fasilitas teknologiswalayan dari suatu perusahaan jasa ataukonsumen yang mempunyai pengalamanpositif saat berinteraksi dengan kontak
personal atau penyedia jasa dari suatu
perusahaan, konsumen tersebut akan
mempunyai perasaan positif dan menimbulkan
rasa keterikatan terhadap perusahaan
24 EKOBIS Vo1.10,No.1, Januari 2009 : 21-35
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 5/15
tersebut. Berdasarkan hal uu, dapat
disimpulkan bahwa adanya hubungan antarateknologi swalayan dan layanan personal
dengankomitmen afektif (Beatson et a!. 2006:
861) .Beatson et a!. (2006: 861) juga
menyatakan bahwa jika konsumen menilai
secara positif kinerja dari fasilitas teknologiswalayan dan layanan personal dari suatuperusahaanjasa, maka hal ini akan membuatkonsumeningin kembali untuk menggunakanjasa dari perusahaan terse but di masamendatang. Saat kinerja dari teknologiswalayan dan layanan personal adalah baik,rnakakonsumen akan mempunyai keinginan
untuk kembali menggunakan jasa dari
perusahaan yang sama untuk mendapatkankinerja yang baik kembali. Hal tnl
menunjukkan bahwa adanya hubungan antarateknologi swalayan dan layanan personaldengankomitmen temporal.
Selain itu, seandainya konsumenmenilai baik kinerja dari teknologi swalayandan layanan personal suatu perusahaan, makakonsumen berharap untuk tidak mengakhiri
hubungandengan perusahaan tersebut. Oleh
karena itu, konsumen yang mempunyaipengalaman positif dengan sebuah teknologi
swalayandan layanan personal akan merasabahwa seandainya mereka berpindah ke
perusahaanlain, mereka tidak akan menerimalayanan dengan kualitas yang sama. Dengankata lain, biaya untuk berpindah keperusahaan lain terlalu besar. Hal In!
menunjukkan bahwa adanya hubunqan antara
teknologi swalayan dan layanan personal
dengankomitmen instrumental (Beatson et a!.
2006: 861). Berdasarkan penjelasan di atas
rriaka hipotesis penelitian adalah sebagaiberikut:
H4a: terdapat hubungan positlf antarateknologiswalayan dan komitmen afektif.
H4b: terdapat hubungan positif antara
teknologiswalayan dan komitmen temporal.
H4c: terdapat hubungan POSItf antara
teknologi swalayan dan komitmen
instrumental.
HSa:terdapat hubungan positif antara layanan
personaldan komitmen afektif.
HSb:terdapat hubungan posit If antara layanan
personaldan komitmen temporal.
HSc:terdapat hubungan posittf antara layanan
personal dan komitmen instrumental.
Loyalitas
Loyalitas konsumen didefinisikan sebagai
komitmen yang kuat untuk membeli kembali
produk yang disukai atau mengulang
pelayanan secara konsisten di masa
mendatang, dan lebih lanjut akanmenyebabkan pembelian yang berulang
terhadap merek atau serangkaian merek yangsama tanpa memperhatikan pengaruhsituasional (Taylor et a!. 2004: 218).
Sedangkan Mowen dan Minor (2001:210) mendefinisikan loyalitas sebagai suatutingkat di mana konsumen memiliki sikappositif terhadap suatu merek, memilikikomitmen terhadapnya, dan melanjutkanpembelian di masa mendatang. MenurutLovelock dan Wright (2002: 104), ada tiga halyang menunjukkan loyalitas konsumen
terhadap sebuah merek atau perusahaan.
Pertama, referral, merupakan kesediaankonsumen untuk merekomendasikan suatumerek atau perusahaan kepada konsumen lainatas produk barang atau jasa yang diberikan.Kedua, retention, merupakan' kesediaankonsumen untuk kembali melakukanpembelian berikutnya pada jangka waktu yang
lama. Ketiga, repeat purchase, yaitumelakukan pembelian ulang atau
mengkonsumsi barang atau jasa secara
berulang kali.
Hubungan antara Komitmen Afektif,Komitmen Temporal, dan Komitmen
Instrumental dengan Loyalitas
Roberts, Varki, dan Brodie (2003: 172)menyatakan bahwa komitmen afektif
menentukan keinginan atau hasrat konsumen
untuk melanjutkan hubungan di masa yang
akan datang. Komitmen afektif biasanya
menggambarkan proses di mana konsumen
menjadi loyal karena konsumen memiliki sikappositif terhadap produk barang atau jasa yang
sering atau biasa dikonsumsi. Proses ini
merupakan sebuah bentuk dari identifikasi diriseorang konsumen terhadap sebuah merekatau perusahaan tertentu (Fullerton 2005: 99).
Coulter et a!. (2003, dalam Fullerton
2005: 99) menyatakan akan lebih baik apabilakomitmen afektif menjadi jantung dari sebuah
hubungan antara konsumen dengan merek
atau perusahaan tertentu. Hal ini dikarenakan,
komitmen afektif mempunyai pengaruh lebihbesar dalam menciptakan loyalitasdibandingkan dengan kepuasan (Matilla 2004:135; Dimitriades 2006: 785). Matilla (2006:
174) juga menyatakan bahwa komitmenafektif menunjukkan sebuah ikatan emosional
seorang konsumen terhadap sebuahperusahaan, dan ikatan emosional ini
dibutuhkan untuk memastikan bahwa
25nalisisHubungan .., (Lia Pratiwi Chandra & Sabrina Oktoria Sihombing)
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 6/15
konsumen akan kembali berlangganan dengansebuah perusahaan. Hal ini menunjukkanadanya hubungan antara komitmen afektifdengan loyalitas.
Selain komitmen afektif, Swanson dan
Davis (2006: 127) menyatakan bahwa seorangkonsumen yang mempunyai komitmentemporal terhadap sebuah perusahaan akanmempunyai keinginan untuk berhubungansecara konsisten dari waktu ke waktu denganperusahaan tersebut. Hubungan yangkonsisten dapat ditunjukkan denganmenggunakan jasa atau membeli barang dari
suatu perusahaan secara konsisten dari waktuke waktu. Berlangganan secara konsisten
merupakan salah satu perilaku yangmenunjukkan loyalitas konsumen terhadapsebuah perusahaan (Cacares dan
Paparoidamis 2007: 845). Hal ini menunjukkanbahwa adanya hubungan antara komitmentemporal dengan loyalitas.
Selain komitmen afektif dan temporal,komitmen instrumental juga mempunyaihubungan dengan loyalitas konsumenterhadap sebuah perusahaan. Johnson et at.
(2008: 355) menyatakan bahwa saat seorang
konsumen mempunyai komitmen instrumentalterhadap sebuah perusahaan, maka komitmentersebut didasarkan pada kepentingan pribadi.Artinya, seorang konsumen akan memilikikomitmen terhadap sebuah hubungan
dikarenakan nilai dari sumber daya yangdiinvestasikan di dalam hubungan tersebutakan secara substansial menurun seandainyakonsumen memilih untuk mengakhirihubungan dengan sebuah perusahaan danmemulai hubungan dengan perusahaanlainnya. Berdasarkan hal ini, konsumen akanmemilih untuk kembali menggunakan produk
atau jasa dari sebuah perusahaan di masamendatang. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya hubungan antara komitmeninstrumental dengan loyalitas. Berdasarkanpenjelasan di atas maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:H6a: terdapat hubungan positit antara
komitmen atektit dan loyalltas.
H6b: terdapat hubungan positit antara
komitmen temporal dan loyalitas.
H6c: terdapat hubunganpositit antara
komitmen instrumental dan loyalitas.
HO.
H4.
Gambar 1
Model Penelitian
METODE PENEL IT IAN
Sampel. Obyek dalam penelitian ini adalah
maskapai penerbangan Air Asia. Air Asiaadalah sebuah perusahaan maskapai
penerbangan yang berbiaya rendah dan telahmenyediakan fasilitas e-ticketing bagi para
penumpangnya. Penelitian menggunakanmahasiswa dan mahasiswi Universitas X di
26 EKOBIS Vol.10, No.1, Januari 2009 : 21-35
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 7/15
Jawa Barat yang pernah menggunakan jasamaskapai penerbangan Air Asia dan pernahmelakukan pembelian tiket maskapai Air Asia
melalui e-ticketing, khususnya untuk
penerbangan domestik. Total responden
dalam penelitian ini adalah 378. Dari 378
kuesioner, 6 responden tidak dapat digunakankarena responden tidak mempunyaipengalaman membeli tiket maskapai AirAsiamenggunakan fasilitas e-ticketing ataudikarenakan responden tidak menjawabseluruh pertanyaan dengan lengkap.
Jumlah sampel mempunyai peranandalam analisis data dengan menggunakan
structural equation modeling (SEM). Menurut
Hair et al. (2006: 741), jumlah sampel yang
berkisar antara 150 sampai 400 respondendisarankan saat menggunakan metode SEM.
Penelitijuga menentukan jumlah sampel yangdigunakan dalam penelitian rm denganmenggunakan rata-rata jumlah sampel daripenelitian sejenis sebelumnya (Churchill danBrown2004: 462).
Instrumen Penelltian. Indikator yang
digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari
penelitian sebelumnya yang menggunakan
bahasa inggris.. Oleh karena itu, sebuahproses terjemahan kembali (back translation)
dilakukan dalam penelitian ini untuk
memastikan keakuratan dari terjemahanantara versi bahasa Indonesia dan bahasaInggris. Menurut Craig dan Douglas (2005:256), back translation merupakan pendekatan
yang berguna di dalam mengidentifikasikan
apakah adanya kesalahan dalam terjemahan
dan kemampuan dari penerjemah. Lampiran 1menunjukkan definisi konseptual danoperasional dari tiap variabel dalam penelitian
ini. Tiap indikator yang ada menggambarkansebuah pernyataan yang digunakan di dalam
kuesioner.
£tudi Pendahuluan. Untuk memastikan bahwaindikator-indikator dalam kuesioner telah
diartikan secara jelas, sebuah studi
pendahuluan dilakukan dalam penelitian ini.
Tujuan dari sebuah studi pendahuluan adalahuntuk mengetahui reaksi responden terhadappertanyaan-pertanyaan dan untukmemperoleh kesepadanan pengertian antararesponden dan peneliti sebelum penelitianaktual dilakukan (Cooper dan Schindler 2006:
431). Penelitian ini menggunakan Cronbach's
alpha untuk menguji reliabilitas. Nilai minimumuntuk Cronbach's alpha yang digunakan
adalah 0,7 (Hair et at. 2006: 137).
Selain uji reliabilitas, validitas
konverjen, diskriminan, dan nomologikal dari
indikator-indikator dalam penelitian illi juga
dilakukan. Validitas diskriminan dievaluasidengan menggunakan korelasi Pearson, yangmana batas nilainya adalah tidak melebihi 0,75(Hair et at. 2006: 530). Validitas konverjendiuji dengan menggunakan confirmatory factor
analysis (CFA). Batas nilai untuk cnticst ratio
pada CFA adalah 1,96 (Ghozali dan Fuad2005: 40).
Analisis Data. Untuk menguji hipotesis,penelitian ini menggunakan structural
equation modeling (SEM). Metode ini
digunakan dikarenakan beberapa alasan.Salah satunya adalah metode SEM dapatsecara langsung menguji sebuah kesatuanhubungan dependen yang saling berhubungan
antara indikator dan varia bel laten sertahubungan antara variabel laten (Hair et al.
2006: 771). Dalam SEM terdapat dua macam
pemodelan yaitu model pengukuran dan
model struktural.
Komparasi Model. Salah satu keuntungan dari
menggunakan SEM adalah peneliti dapatmembandingkan model awal dengan model
alternatif lain untuk menilai kesesuaianmasing-masing model. Strategipengembangan model (competing model
strategy? dilakukan dengan membandingkan
hasil suatu model untuk menentukan model
terbaik dari berbagai alternatif model yang ada(Ghozali 2008: 70). Menurut Hair et al. (2006: 733),walaupun tidak dihipotesiskan, analisis SEM
perlu melakukan komparasi model untukmelihat perbandingan hasil dari model awal
dengan model-model lain yang telah
dikembangkan berdasarkan landasan teoritisyang ada.
Model awal penelitian ini ditunjukkan
pada Gambar 1. Dalam penelitian ini
dikembangkan satu model komparasi yang
menunjukkan bahwa terdapat hubunganpositif antara teknologi swalayan dan loyalitas;terdapat hubungan positif antara layananpersonal dan loyalitas; terdapat hubunganpositif antara kepuasan dan loyalitas (Gambar
2).
27nalisisHubungan (Lia Pratiwi Chandra & Sabrina Oktoria Sihombing)
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 8/15
dibawah 0,75. Hal ini menunjukkantercapainya validitas diskriminan. . Selainvaliditas diskriminan, validitas nomologikaljuga tercapai dalam penelitian ini dikarenakanhasil uji korelasi menunjukkan bahwa semua
korelasi antara variabel adalah positif yang
artinya sesuai dengan teori yang ada dan
semua korelasi antar variabel adalahsignifikan.
Gambar 2
Model Komparasi
Penelitian Aktual
Pada penelitian aktual dilakukan uji korelasi,reliabilitas, dan validitas. Hasil uji reliabilitas
menunjukkan bahwa semua nilai Cronbach's
alpha adalah diatas 0,7 (Tabel 2). Dengan
demikian, disimpulkan bahwa tercapainya
reliabilitas dalam penelitian ini.
Tabel 2 juga menunjukkan korelasi antarvariabel berkisar antara 0,247 sampai 0,602,yang mana semua nilai korelasinya berada
Tabel2Uji Korelasi dan Nilai Cronbach's alpha
Teknologi
Swalayan
Teknologi
Swalayan
Layanan
Personal 0,461 **
Kepuasan 0,516**
KomitmenAfektif 0,342**
Komitmen
Temporal 0,339**
KomitmenInstrumental 0,284**
Loyalitas 0,291 **
Cronbach's a 0,832
Kepuasan Komitmen
Temporal
Layanan
Personal
Komitmen
Afektif
Komitmen Loyalitas
Instrumental
0,602**
0,382** 0,394**
0,372** 0,392** 0,441 **
0,332** 0,339** 0,363** 0,470**
0,247** 0,290** 0,354** 0,481 ** 0,483**
0,876 0,875 0,846 0,852 0,747 0,854
Sumber : Data Primer Yang Diolah.
** Correlation is Significant at 0.01 level (2 -tetled)
Tabel 3 menunjukkan hasil analisis faktorkonfirmatori dari data yang diperoleh denganmenggunakan 372 responden. Dalam
penelitian ini, analisis faktor konfirmatoridilakukan dengan menggunakan SEM. Hasil
tersebut memperlihatkan bahwa semua
indikator mencapai validitas konverjen karenamemiliki nilai critical ratio diatas 1,96 atausignifikan. Hasil analisis faktor konfirmatori
juga menunjukkan nilai GFI = 0,934; AGFI =0,918; CMIN/DF = 1,131; RMSEA= 0,019; CFI
= 0,991. Hal ini menunjukkan bahwa GFI,
28 EKOBIS VoLlO, No.1, Januari 2009 : 21-35
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 9/15
AGFI, CMIN/DF, RMSEA,dan CFI adalah good fit.
Tabel3
Hasll Analisis Faktor Konfirmatori
Path CRtandarized
Regression Weight
Absolute At
0,755
0,8020,694
0,728
GFI = 0,934
14,39312,592
13,211
AGFI = 0,918
Teknologi Swalayanh-Teknologi Swalayan
Teknologi Swalayan 2<- Teknologi SwalayanTeknologi Swalayan 3<- Teknologi SwalayanTeknologi Swalayan 4<- Teknologi Swalayan
LayananPersonal 1 <- Layanan Personal
LayananPersonal 2 <- Layanan PerosnalLayananPersonal 3 <- Layanan Personal
LayananPersonal 4 <- Layanan Personal
Kepuasan1 <- KepuasanKepuasan2 <- KepuasanKepuasan3 <- KepuasanKepuasan4 <- Kepuasan
KomitmenAfektif 1<-Komitmen Afektif
KomitmenAfektif 2<-Komitmen Afektif
KomitmenAfektif 3<-Komitmen AfektifKomitmenAfektif 4<-Komitmen Afektif
KomitmenTemporal 1<-Komitmen Temporal
KomitmenTemporal 2<-Komitmen TemporalKomitmenTemporal 3<-Komitmen Temporal
KomitmenTemporal 4<-Komitmen Temporal
Komitmen Instrumental l<-K)lmitmen Instrumental
Komitmen Instrumental 2<-Komitmen Instrumental
Komitmen Instrumental 3<-Komitmen InstrumentalKomitmen Instrumental 4<-Komitmen Instrumental
Loyalitas l<-LoyalitasLoyalitas 2<-LoyalitasLoyalitas 3<-Loyalitas
Loyalitas 4<-Loyalitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2008)
Tabel 4 menunjukkan hasil uji komparasi
antara model awal dengan komparasi model
yang telah dikembangkan oleh peneliti.Berdasarkan hasil uji komparasi menunjukkanbahwa model awal adalah superior
dibandingkan model 2 pada indeks AGFIsebesar 0,900 dan CMIN/DF sebesar 1,377.
0,806
0,802
0,799
0,790
CMIN/OF = 1,131
RMSEA= 0,0196,608
16,52416,315 CFI = 0,991
0,8010,8060,8240,766
16,66617,11715,685
0,739
0,805
0,7410,763
14,337
13,31813,698
0,763
0,7690,787
0,761
14,47814,81614,327
0,568
0,570
0,7140,766
8,246
9,4619,757
0,741
0,8070,800
0,733
14,66114,55813,391
Sehingga membuat model awal lebih
cenderung dapat digunakan dalam penelitian.
Akan tetapi hal ini tidak mengindikasikan
bahwa model 2 tidak dapat digunakan untukpenelitian lainnya.
29nalisis Hubungan .......... (Lia Pratiwi Chandra & Sabrina Oktoria Sihombing)
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 10/15
Tabel4
Hail Uji Komparasi
Kriteria Model 2odel Awal
RMSEA
GFIAGFICMIN/DFCFI
0,032
0,9170,8991,3790,975
0,032
0.9170,9001,3770,975
PGFI 0,757 0,750
PNFI 0,810 0,803
AIC 603227 605784
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2008)
H~sil dari uji hipotesis ditunjukkan pada Tabel5. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebutdapat disimpulkan bahwa semua hipotesis
dalam penelitian ini didukung, karena memilikinilai critical ratio diatas 1,96.
Tabel5
Hubungan Struktural, Standardized Regression Weight,
dan Critical Ratio Model Pengukuran
Hipotesis Path 5tandarized CR Absolute Fit Analisis
Regression Terhadap
Weight Hipotesis
H1 Kepuasan ._ Teknologi Swalayan 0,331 5,499 GFI = 0,917 DidukungH2 Kepuasan ._ Layanan Personal 0,511 8,258 AGFI = 0,900 Didukung
H3a Komitmen Afektif._ Kepuasan 0,204 2,267 CMIN/DF = 1,377 Didukung
H3b Komitmen Temporal ._ Kepuasan 0,213 2,375 RMSEA= 0,032 Didukung
H3c Komitmen Instrumental ._ Kepuasan 0,198 2,033 CFI = 0,975 Didukung
H4a Komitmen Afektif +- J
Teknologi Swalayan 0,180 2,381 DidukungH4b Komitmen Temporal ._
Teknologi Swalayan 0,193 2,559 Didukung
H4c Komitmen Instrumental ._
Teknologi Swalayan 0,164 2,001 Didukung
H6a Komitmen Afektif ._
Layanan Personal 0,221 2,643 DidukungH5b Komitmen Temporal ._
Layanan Personal 0,196 2,361 Didukung
H5c Komitmen Instrumental ._
Layanan Personal 0,191 2,114 Didukung
H6a Loyalitas ._ Komitmen Afektif 0,126 2,248 Didukung
H6b Loyalitas ._ Komitmen Temporal 0,325 5,469 Didukung
H6c Loyalitas ._ Komitmen Instrumental 0,404 5,748 Didukung
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2008)
30 EKOBISVo1.10,No.1, Januari 2009 : 21-35
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 11/15
KESIMPULAN DAN KETERBATASAN
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab
perumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian t r u . Berdasarkan hasil dan
pernbahasan yang telah dilakukan sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa semuahipotesis dalam penelitian ini didukung. Hal inimenunjukkan adanya hubungan positif antarateknologi swalayan dan layanan personaldengan kepuasan, komitmen afektif,komitmen temporal, dan komitmeninstrumental; adanya hubungan positif antarakepuasandengan komitmen afektif, komitmen
temporal, dan komitmen instrumental; sertaadanya hubungan positif antara komitmen
afektif, komitmen temporal, dan komitmeninstrumental dengan loyalitas.
Ada beberapa keterbatasan dalampenelitian ini. Pertama, obyek yang digunakandalam penelitian In! adalah perusahaanmaskapai penerbangan AirAsia untukpenerbangan domestik sehingga tidak
mewakili pelayanan perusahaan maskapaipenerbangan AirAsia secara keseluruhan, dan
tidak mewakili maskapai penerbangan lainnya.
Keterbatasan yang kedua adalah metode
pengambilan sampel yang digunakan dalampenelitian r ru bersifat non-probabilitassehingga hasil yang didapat dalam penelitianhanya dapat mewakili sampel yang dipakai
saja dan tidak dapat digeneralisasi. Hal inimenunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidakmenggambarkan populasi dari mahasiswa danmahasiswi yang berada di Universitas X di
Jawa Barat.
Ketiga, pemilihan sarnpel hanyalah
mahasiswa dan mahasiswi Universitas X yangpernah menggunakan jasa penerbangan
AirAsia dan pernah melakukan pembelian tiketvia internet (e-ticketing), khususnya untuk
penerbangan domestik. Hal iru tidaklahmewakili pengguna dari jasa penerbangan
AirAsia yang lain, dimana pengguna yang lain(misal: pengusaha) mempunyai kepentingan
dan juga pandangan yang berbeda dengan
mahasiswa Universitas X. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan status ekonomi dan sosial.
Implikasi Teori dan Manajerial
Terdapat beberapa implikasi teori daripenelitian ini. Sebagai hasil dari replikasi danekstenst model dari penelitian yang dilakukanoleh Beatson et al. (2006), penelitian ini
memperkuat pendapat yang dinyatakan oleh
peneliti sebelumnya. Beatson et al. (2006)
menyatakan bahwa dalam kenyataannya
kualitas dari atribut pelayanan baik dengan
menggunakan fasilitas teknologi swalayan
maupun layanan personal akan mempengaruhikepuasan konsumen. Sehingga apabila
konsumen merasa puas akan menciptakankomitmen konsumen terhadap perusahaan.
Berdasarkan hubungan ini, maka Beatson etal. (2006) menyatakan bahwa adanyahubungan positif antara teknologi swalayandan layanan personal dengan komitmenkonsumen.
Hasil dari penelitian mendukungpendapat Beatson et al. (2006) bahwaterdapat hubungan positif antara teknologiswalayan dan kepuasan; terdapat hubungan
positif antara variabel layanan personal dan
kepuasan; terdapat hubungan positif antara
variabel kepuasan dan komitmen afektif;
terdapat hubungan positif antara kepuasandan komitmen temporal; terdapat hubunganpositif antara kepuasan dan komitmeninstrumental; terdapat hubungan positif antaravariabel teknologi swalayan dan komitmen
afektif; terdapat hubungan positif antarateknologi swalayan dan komitmen temporal;
terdapat hubungan positif antara teknologi
swalayan dan komitmen instrumental;
terdapat hubungan positif antara layananpersonal dan komitmen afektif; terdapathubungan positif antara layanan personal dankomitmen temporal; terdapat hubungan positif
antara layanan personal dan komitmeninstrumental.
Hasil dari penelitian iru jugamenunjukkan bahwa terdapat hubungan
positif antara komitmen afektif dan loyalitas;
terdapat hubungan positif antara komitmen
temporal dan loyalitas; terdapat hubunganpositif antara komitmen instrumental dan
loyalitas. Dengan demikian, hasil penelitian ini
mendukung pendapat dari Dimitriades (2006)dan Matilla (2004) yang menyatakan bahwaadanya hubungan positif antara komitmen
afektif dan loyalitas; Cacares danPaparoidamis (2007) yang menyatakan bahwa
adanya hubungan positif antara komitmen
temporal dan loyalitas; Johnson et al. (2008)
yang menyatakan bahwa adanya hubungan
positif antara komitmen instrumental dengan
loyalitas.Selain mempunyai implikasi teoritis,
penelitian ini juga mempunyai implikasimanajerial. Dari hasil yang diperoleh dalampenelitian ini menyatakan bahwa semuahipotesis dalam penelitian ini didukung. Hal ini
tentu saja memberikan gambaran yang jelas
mengenai pentingnya kualitas pelayanan dari
sebuah perusahaan jasa terhadap kepuasan,
31na/isisHubungan (Lia Pratiwi Chandra & Sabrina Oktoria Sihombing)
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 12/15
komitmen afektif, komitmen temporal,
komitmen instrumental, dan loyalitas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas dari
layanan personal mempunyai peranan yangpaling besar dalam menciptakan kepuasan,
komitmen, dan loyalitas para penumpangterhadap AirAsia. Oleh sebab itu, maskapaipenerbangan AirAsia harus mampu untukterus meningkatkan kualitas dari layananpersonalnya.
Beragam upaya dapat dilakukanAirAsia dalam meningkatkan kualitas darikontak personalnya, dalam penelitian ini
adalah pramugari AirAsia. Misalnya, upayayang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan program pelatihan kepadapramugarinya. Pelatihan yang diberikankepada pramugari difokuskan pada
kemampuan untuk bersikap dengan ramah,sopan, profesional serta mampu memberikaninformasi yang dibutuhkan oleh penumpang.
Hal ini berdasarkan pada budaya perusahaanAirAsia yang menyatakan bahwa perusahaan
AirAsia adalah perusahaan yang ramah dan
menyenangkan sehingga AirAsia berusaha
mencerminkan budayanya dari kinerja layananpersonalnya (pramugari).
Hasil penelitian ini juga menunjukkanbahwa kualitas dari teknologi swalayan (e-
ticketing) mempunyai hubungan positif
terhadap kepuasan dan komitmen parapenumpang, yang mana dengan adanya
kornitrnen akan mendorong terciptanya
loyalitas. Beragam upaya juga dapat
digunakan oleh maskapai penerbangan AirAsia
untuk meningkatkan kualitas dari fasilitas e-
ticketing nya. Salah satunya adalah dengan
memberikan kenyamanan kepada para calon
penumpang saat melakukan pembelian tiketmelalui e-ticketing, misalnya melalui tampilanweb site yang menarik serta kemudahan bagicalon penumpang untuk bertransaksi melaluiinternet.
Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Peneliti dapat menyimpulkan beberapa saranyang dapat diusulkan dalam melakukanpenelitian selanjutnya. Saran pertama, obyek
penelitian ini adalah maskapai penerbanganAirAsia untuk penerbangan domestik saja.
Maka pada penelitian selanjutnya disarankanuntuk melakukan penelitian selanjutnyadilakukan pada obyek yang sama denganmemperluas rute penerbangan (misalnya,penerbangan internasional) sehingga dapat
menggambarkan penggunaan jasapenerbangan AirAsia secara keseluruhan.
Saran berikutnya adalah dapat juga dilakukan
pengambilan sampel dari penumpang jasa
penerbangan AirAsia yang lain di luarmahasiswa dan mahasiswi Univesitas X,karena penumpang yang lain (misal:pengusaha) mempunyai kepentingan dan
pandangan yang berbeda dengan mahasiswaUniversitas X.
DAFTAR PUSTAKA;
Barbara, R.L. dan Magdalini, S. (2006). The antecedents of customer loyalty in retail banking. Journalof Consumer Behavior, 15-31.
Beatson, A., Coote, L.V. dan Rudd, J.M. (2006). Determining consumer satisfaction and commitmentthrough self-service technology and personal service usage. Journal of Marketing Management,
22, 7-8, 853-882.
Beatson, A., Lee, N. dan Coote, L.V. (2007). Self-service technology and the service encounter. The
Service Industry Journal, 27,1, 75-89.
Berthon, P., Pitt, L., Ewing, M. dan Carr, C.L. (2002). Potential research space in MIS: A framework
for envisioning and evaluating research replication, extension, and generation. Information
System Research, 13 ,4,416-427.
Brown, S.A., Kelley, H. dan Schwarz, A. (2006). Special issue on re-serarching paradigmatic
extensions of existing theory: special issues. Database for Advances in Information Systems,37,8-14.
Caceres, R.C. dan Paparoidamis, N.G. (2007). Service quality, relationship satisfaction, trust,commitment and business-to-business loyalty. European Journal of Marketing, 41, 7-8, 836-867.
Carter, C.R. (2008). Knowledge production and knowledge transfer: closing the research-practice gap.Journal of Supply Chain Management, 44, 2, 78-83.
32 EKOBIS Vol.10, No.1, Januari 2009: 21-35
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 13/15
Casalo,L.V., Flavian, C. dan Guinaliu, M. (2007). The role of security, privacy, usability and reputationin the development of online banking. Online Information Review, 31, 5, 583.
Chen, KJ. (2005). Technology-based service and customer satisfaction in developing countries.
Journal of Management, 22, 2, 307-318.
Churchill, G.A. dan Brown. (2004). Basic Marketing Research, 5th ed. USA:Thomson South Western.
Cooper, D.R. dan Schindler, P.S. (2006). Marketing Research. New York, NY: Mc-Graw HillCompanies, Inc.
Coulter, R., Price, L. dan Feick, L. (2003). Rethinking the origins of involvement and brandcommitment: Insights from post-socialist central Europe. Journal of Customer Research, 30, 2,151-168.
Craig, C.S. dan Douglas, P.D. (2005). International Marketing Research, 3rd ed. Chichester, UK: JohnWiley & Sons.
Curran, J.M. dan Meuter, M.l. (2007). Encouraging existing customers to switch to self-service
technologies: put a little fun in their lives. Journal of Marketing Theory and Practice, 15, 4, 283-
298.
Davis,D. (2005). Research for Decision Making, 6th ed. USA:Thomson South Western.
Dimitriades, Z.S. (2006). Customer satisfaction, loyalty and commitment in service organization: some
evidence from Greece. Management Research News, 29, 12, 792-800.
Ding, X., Verma, R. dan Iqbal, Z. (2007). Self-service technology and online financial service choice.
International Journal of Services Industry Management, 18, 3, 246-268.
Dwyer, F. Schurr, R.P. dan Oh, S. (1987). Developing buyer-seller relationships. Journal of Marketing,
51, April, 11-27.
Fullerton, G. (2003). When does commitment lead to loyalty? Journal of Service Research: JSR, 5, 4,
333-344.
Fullerton, G. (2005). The impact of brand commitment on loyalty to retail service brands. canadian
Journal of Administrative Sciences, 22, 2, 97-110.
Ganesan, S. (1994). Determinants of long-term orientation in buyer-seller relationships. Journal of
Marketing, 58, April, 1-19.
Garbarino, E. dan Johnson! M.S. (1999). The different roles of satisfaction, trust, and commitment in
customer relationships. Journal of Marketing, 63, April, 70-82.
Ghozali, 1 . dan Fuad. (2005). Structural Equation Modeling: Teori, konsep, dan Apllkasi Dengan
Program LISREL 8.54. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, 1 . (2008). Konsep dan Apllkasi dengan Program Amos 16.0. Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.
Gilliand, D.L dam Bello, D.C. (2002). Two sides to attitudinal commitment: the effect of calculative
and loyalty commitment on enforcement mechanisms in distribution channels. Academy of
Marketing Science Journal, 30, 1,24-43.
Gravetter, J. dan Forzano, L.B. (2003). Research Methods for The Behavioral Sciences. USA:
Thomson.
Gustafsson, A., Johnson, M. dan Roos, 1 . (2005). The effects of consumer satisfaction, relationshipcommitment dimensions, and triggers on consumer retention. Journal of Marketing, 69, 4, 210-
218.
Hair, J.F.Jr, Black, W.c., Babin, B.J., Anderson, R.E.,Tatham, R.L. (2006). Multivariate Data Analysis,
6th ed. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.
Hauser, J.R. dan Wernerfelt, B. (1990). An evaluation cost model of consideration sets. Journal of
Consumer Research, 16, March, 393-408.
Analisis Hubungan " (Lia Pratiwi Chandra & Sabrina Oktoria Sihombing) 33
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 14/15
Hoffman, K.D. dan Bateson, J.E.G. (2006). "Services Marketing: Concepts, Streteates, and Cases,3rd
ed. USA": Thomson South-Western.
Johnson, M.S., Sivadas, E. dan Garbarino, E. (2008), "Customer satisfaction, perceived risk and
affective commitment: an investigation of directions of influence", Journal of Service Marketing,
22, 5, 353-362.
Kaufman, A.S. dan Kufman, N.L. (2005). "Essentials of Research Design and Methodology", NewJersey, NJ: John Wiley & Sons, Inc.
Kim, K. dan Fraizer, G.L. (1997), "On distributor commitment in industrial channels of distribution: amulticomponent approach", Psychology and Marketing, 14,8,847-877.
Kottler, P. dan Keller, K.L. (2006), "Marketing Management'; 12thed. Upper Saddle, NJ: PearsonEducation, LTD.
Lacey, R. (2007), "Relationships drivers of consumer commitment", Journal of Marketing Theory and
Practice, 15,4,315-333.
Lin, J.e., Jang, W. dan Chen, K. (200n "Assessing the market valuation of e-servlces initiatives.International Journal of Service Industry Management", 18, 3, 224-245.
Lovelock, e. dan Wright, L. (2002), "Principles of Service Marketing and Management'; z = ed. NewJersey: Pearson Education International, Inc.
Matilla, A. (2004), "The impact of service failure on customer loyalty", International Journal of Service
Industry Management, 15,2, 134-149.
Matilla, A.S. (2006), "How affective commitment boosts guest loyalty (and promotes frequent-guest
programs)", Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly, 47, 2, 174-182.
Meuter, M.L., Bitner, MJ., Ostrom, A.L. dan Brown, S.W. (2005), "Choosing among alternative service
delivery modes: an investigation of customer trial of self-service technologies", Journal of
Marketing, 62, 4, 61-83.
Moorman, e., Zaltman, G. dan Deshpande, R. (1992), "Relationships between providers and users of
marketing research: the dynamics of trust within and between organizations", Journal ofMarketing Research,29, 3, 314-329.
Mowen, J.e. dan Minor, M.S. (2001), "Consumer Behavior a Framework'; Singapore: Prentice Hall.
Nguyen, N. dan Leblanc, G. (2002), "Contact personnel, physical environment and the perceive
corporate image of intangible services by new client", International Journal of Service Industry
Management, 12, 242-262.
Ratchford, B.T. (1982), "Cost-benefit models for explaining consumer choice and information-searching behavior", Management Science,28, February, 197-212.
Roberts, K., Varki, S. dan Brodie, R. (2003), "Measuring the quality of relationships in customer
services: an empirical study", European Journal of Marketing, 31, 2, 169-176.
Shang, R.A., Chen, Y.e. dan Liao, H.J. (2006), "The value of participation in virtual consumercommunities on brand loyalty", Internet Research, 16,4,398-418.
Swat Check-in Tanpa Tiket? Nggak Masalah!, available from
http://www.swa.co.id/swamajalah/swadigital/details. php?cid= l&id= 5214&pageNum=2;
Internet; accessed 23 September 2008.
Swa, Strategi Air Asia Taklukan Pasar Indonesia, available fromhttp://www.swa.co.id/swamajalah/praktikldetails.php7cid= 1&id=3747&pageNum= 11; Internet;accessed 28 Oktober 2008.
Swanson, S.R. dan Davis, J.e. (2006), "Arts patronage: a social identity perspective", Journal of
Marketing Theory and Practice, 14, 2, 125-139.
Taylor, S.A., Celuch, B. dan Goodwin, S. (2004), "The Importance of Brand Equity to Customer
Loyalty", Journal of Product and Brand Management, 13,4, 217-227.
34 EKOBIS Vo1.10,No.1, Januari 2009 : 21-35
5/17/2018 Jurnal Vol.10 No.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-vol10-no1 15/15
Terblanche, N.S. (2007), "Customer commitment to South African fast food brands: an application of
the conversion model", Management Dynamics, 16,2,2-15.
Tjiptono, F. (2000), "Strategi Pemsss r sn ' ; edisi kedua. Yogyakarta: Andi.
Wetzels, M., Ruyter, K.D. dan Birgelen, M.V, (1998), "Marketing service relationships: the role ofcommitment", Journal of Businessand Industrial Marketing, 13, 45, 406-423.
Williamson, O.E. (1975), "Markets and Hierarchies: Analysis and Antitrust Implications'; New York:Free Press.
-000-
Analisis Hubungan (Lia Pratiwi Chandra & Sabrina Oktoria Sihombing) 35