jurnal mengenai obesitas

Upload: damal-an-nasher

Post on 09-Mar-2016

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

obes

TRANSCRIPT

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 20151

    ANGKA KEJADIAN OBESITAS SENTRALPADA MASYARAKAT KOTA PEKANBARU

    Elsa SundariHuriatul MasdarDani Rosdiana

    Email: [email protected] /085265357195

    ABSTRACT

    Obesity has become a big problem in the world mostly known asglobesity. Central obesity can cause degenerative diseases such ascardiovascular diseases, diabetes mellitus and cancer. This research informed theincidence of central obesity in Pekanbaru community. Descriptive cross sectionalstudy method was used in this research and two hundred sixty people were involved.Determination of central obesity in this research used waist circumferencemethode. In which waist circumference 90 cm in men and 80 in woman werecategorized as central obesity . The result shows 165 people with central obesity(63,4%). The insidence of central obesity in Pekanbaru community was higher inwoman (55%), age > 60 years old (79,1%), high education (65,9%) and housewife(77,3%).

    Key word : Obesity, Central obesity, Pekanbaru city.

    PENDAHULUAN

    Indonesia merupakan salah satunegara yang saat ini sedangmengalami transisi epidemiologi yangmenyebabkan terjadinya perubahanpola penyakit dari penyakit infeksi kepenyakit tidak menular (PTM) ataupenyakit kronik.1 Selain penyakitinfeksi yang masih tetap tinggi, kiniangka kematian akibat penyakitdegeneratif yaitu penyakit jantung-pembuluh darah dan neoplasmameningkat tajam hampir tiga kalilipat.2 Urbanisasi, industrialisasi,peningkatan pendapatan merupakanpenyebab terjadinya transisiepidemiologi tersebut. Kinimasyarakat mengadopsi gaya hidupyang tidak sehat, misalnyamerokok, kurang aktifitas fisik,konsumsi minuman beralkohol serta

    makanan tinggi lemak dan kalori yangberperan penting pada kemunculanobesitas yang merupakan faktor risikoutama terjadinya penyakitdegeneratif.1,3

    Obesitas adalah suatu keadaandengan akumulasi lemak yang tidaknormal atau berlebihan dijaringanadiposa.4 Obesitas terjadi akibatlebih banyaknya kilokalori yangmasuk melalui makanan daripadayang digunakan untuk menunjangkebutuhan energi tubuh. Akumulasilemak yang lebih banyak di daerahabdominal disebut dengan obesitassentral atau obesitas android.5Obesitas sentral lebih berkaitandengan peningkatan risiko terjadinyasejumlah penyakit degeneratif biladibandingkan dengan obesitas umum.6

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 20152

    Salah satu faktor risikoterjadinya obesitas sentral adalahtingkat aktifitas fisik yang rendah.Kemajuan teknologi saat inimerupakan penyebab dari rendahnyaaktifitas fisik yang dilakukan. Kinimesin yang menggantikan sebagianbesar kerja fisik dan juga adanyakomputer yang mendorong orangduduk untuk waktu yang lama.Faktor risiko lainnya adalahkebiasaan makan seseorang yangdipengaruhi oleh psikologis, sosialdan lingkungan. Stress, rasa cemas,depresi dan kebosanan dapatmengubah kebiasaan makanseseorang. Orang sering makan untukmemuaskan kebutuhan psikologisbukan untuk menghilangkan lapar.Dilihat dari kebiasaan sosial, makananjuga sering berperan penting dalamaktifitas hiburan, santai dan bisnis.Selain itu, pengaruh lingkungan,misalnya jumlah makanan yangtersedia dengan rasa, aromadantekstur yang nikmat dapat menambahnafsu makan dan asupan makanan.6

    Saat ini obesitas menjadimasalah epidemi diseluruh dunia baikdi negara maju maupun di negaraberkembang yang dikenal denganistilah globesitas.3 Prevalensi obesitaspopulasi dewasa di dunia pada tahun2008 lebih dari 200 juta pria dan 300juta wanita. Secara keseluruhan lebihdari 10% populasi dewasa di duniamengalami obesitas.4 Prevalensiobesitas antara tahun 1980 dan tahun2008 mengalami peningkatan duakali lipat. Pada tahun 2008,prevalensi obesitas terjadi pada 10%pria dan 14% wanita biladibandingkan dengan tahun 1980prevalensi obesitas pada pria hanyamencapai 5% dan 8% pada wanita.7Obesitas merupakan penyebabkematian utama di dunia, sebanyak3,4 juta orang dewasa meninggal

    setiap tahunnya akibat obesitas.Dilaporkan 44% kematian terjadiakibat diabetes, 23% dari penyakitjantung iskemik dan 7-41% adalahakibat kanker, semua itu disebabkanoleh adanya obesitas.4

    Amerika merupakan negaradengan prevalensi obesitas tertinggiyaitu 26%.7 Di Indonesia prevalensiobesitas berdasarkan Hasil RisetKesehatan Dasar (RISKESDAS)tahun 2013 menunjukkan bahwaProvinsi Sulawesi Utara memilikiprevalensi obesitas tertinggi yaitu24% dan untuk prevalensi obesitassentral tertinggi ditempati olehProvinsi DKI Jakarta yaitu mencapai39,7%. Di Provinsi Riau prevalensiobesitas pada tahun 2013 adalah13,7% dan obesitas sentral mencapaiangka yang lebih tinggi yaitu 27%.8Bila dibandingkan dengan prevalensiobesitas sentral di Provinsi Riaupada tahun 2007 yaitu 15,4%,menunjukkan bahwa telah terjadipeningkatan prevalensi obesitassentral yang cukup tinggi daritahun ke tahun. Prevalensiobesitas sentral menurutkabupaten/kota di Provinsi Riau padatahun 2007 menunjukkan bahwaKabupaten Kampar memilikiprevalensi tertinggi yaitu 19,7% danKota Pekanbaru berada diperingkatkedua mencapai 19,1%.10

    Kota Pekanbaru merupakan kotayang memiliki kepadatan penduduktertinggi dengan luas kota terkecildibandingkan dengan kabupaten/kotalainnya. Hal ini disebabkan karenatingkat urban yang cukup tinggi,baik perpindahan penduduk darikabupaten/kota di Riau ataupun dariSumatera Utara, Sumatera Barat danJawa, juga karena terjadinyapertumbuhan ekonomi yang pesat diKota Pekanbaru.11 Jumlah pendudukdi Kota Pekanbaru pada tahun

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 20153

    2007 adalah 779.899 jiwa dan padatahun 2014 sudah meningkat menjadi1.052.570 jiwa.

    Berdasarkan data diatas,dikhawatirkan akan terjadipeningkatan kejadian obesitas sentralsehubungan dengan semakin pesatnyajumlah penduduk di Kota Pekanbarusaat ini. Oleh karena itu, peneliti inginmengetahui angka kejadian obesitassentral pada masyarakat KotaPekanbaru.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini telahdinyatakan lolos kaji etik olehUnit Etika Penelitian Kedokterandan Kesehatan Fakutas KedokteranUniversitas Riau dengan nomor155/UN19.1.28/UEPKK/2014.

    Jenis penelitian yang dilakukanadalah penelitian deskriptif denganmenggunakan desain cross sectional.Penelitian ini telah dilakukan padabulan November 2013-Desember2014 di Kota Pekanbaru. Populasi

    dari penelitian ini adalah masyarakatKota Pekanbaru yang memenuhikriteria inklusi yaitu berusia >20tahun dan bersedia menjadi sampelpenelitian dengan mengisi lembarinformed consent. Sampel daripenelitian ini merupakan bagian daripopulasi dan pengambilan sampelmenggunakan teknik multistagerandom sampling dengan jumlahsampel minimal adalah 260responden.

    Hasil penelitian akandimasukkan dalam bentuk tabeldistribusi frekuensi. Data yangdikumpulkan berupa data primer.Data identitas responden melaluilembar identitas responden. Datamengenai kejadian obesitas sentraldiperoleh dengan mengukur lingkarpinggang menggunakan kriteria Asiapasifik. Analisis data pada penelitianini adalah analisa univariat yangdilakukan untuk mengetahuidistribusi obesitas sentral padamasyarakat kota Pekanbaru. Datadisajikan dalam bentuk tabeldistribusi frekuensi.

    HASIL PENELITIAN

    Penelitian ini telah dilakukan pada 8 kecamatan, 12 kelurahan dan 12RT di Kota Pekanbaru. Total sampel yang didapatkan berjumlah 326 sampel.Sampel yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 260 sampel, sedangkan 66sampel lainnya di drop out dari penelitian ini karena pengisian data yang tidaklengkap.

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 20154

    1. Gambaran karakteristik identitas respondenDistribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden dapat dilihat pada

    tabel 1.Tabel 1. Karakteristik responden

    Kategori JumlahFrekuensi (n) Persentase (%)

    Jenis kelaminLaki-lakiPerempuan

    69191

    26,673,6

    Usia (tahun)21-4041-60> 60

    10712924

    41,249,79,2

    Tingkat pendidikanTingkat pendidikan rendah(tidak sekolah, SD)Tingkat pendidikan menengah(SMP, SMA sederajat)Tingkat pendidikan tinggi(PT)

    68

    151

    41

    26,2

    58,1

    15,9

    PekerjaanTidak bekerja/mahasiswa/iPNSSwastaWiraswastaPetani/buruhIRT

    1722162629150

    6,68,66,21011,257,8

    Berdasarkan tabel 1 diketahuibahwa dari 260 responden terdapat 69orang laki-laki (26,6%) dan terdapatjumlah responden perempuan yanglebih banyak yaitu 191 orangperempuan (73,6%). Berdasarkan usiadidapatkan 107 orang (41,2%) berusia21-40 tahun, 129 orang (49,7%)berusia 41-60 tahun dan 24 orang(9,2%) berusia > 60 tahun. Bila dilihatberdasarkan tingkat pendidikanterdapat 68 orang (26,2%) yangmemiliki tingkat pendidikan rendah,

    151 orang (58,1%) tingkat pendidikanmenengah dan 41 orang (15,9%)tingkat pendidikan tinggi. Respondenjuga dapat dibedakan berdasarkanpekerjaan yaitu 17 orang (6,6%) tidakbekerja/mahasiswa/i, 22 orang (8,6%)PNS, 16 orang (6,2%) swasta, 26orang (10%) wiraswasta, 29 orang(11,2%) petani/buruh dan respondenterbanyak yaitu 150 orang (57,8%)memiliki pekerjaan sebagai IRT.

    2. Angka kejadian obesitas sentral pada masyarakat Kota Pekanbaru

    Angka kejadian obesitas sentral pada masyarakat Kota Pekanbaru dapat dilihatpada tabel 2.

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 20155

    Tabel 2. Angka kejadian obesitas sentral pada masyarakat Kota PekanbaruKategori JumlahFrekuensi (n) Persentase (%)

    Obesitas sentralBukan obesitas sentral

    16595

    63,436,6

    Berdasarkan tabel 2 didapatkanangka kejadian obesitas sentral pada

    masyarakat Kota Pekanbaru mencapaiangka yang cukup tinggi yaitu 63,4%.

    3. Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan jenis kelamin

    Distribusi frekuensi responden obesitas sentral berdasarkan jenis kelamin dapatdilihat pada tabel 3.Tabel 3. Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan jenis kelamin

    Berdasarkan tabel 3 dapatdiketahui bahwa kejadian obesitassentral lebih tinggi pada responden

    perempuan (74,9%) daripada laki-laki(31,9%).

    4. Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan usia

    Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4Tabel 4. Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan usia

    Karakteristikobesitassentral

    Bukanobesitassentral

    Obesitassentral

    Jumlah

    N % N % N21-40 tahun41-60 tahun> 60 tahun

    55345

    51,426,320,9

    529519

    48,673,779,1

    10712924

    Berdasarkan tabel 4 dapat dilihatbahwa kejadian obesitas sentraltertinggi terdapat pada usia > 60 tahun(79,1%) dan tidak jauh berbeda pada

    usia 41-60 tahun (73,7%), sedangkankejadian obesitas sentral terendahterdapat pada usia 21-40 tahun(48,6%).

    Karakteristikobesitassentral

    Bukanobesitassentral

    Obesitassentral

    Jumlah

    N % N % NLaki-lakiPerempuan

    4748

    68,125,1

    22143

    31,974,9

    69191

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 20156

    5. Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan tingkat pendidikan

    Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan tingkat pendidikan dapatdilihat pada tabel 5.

    Tabel 5 Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan tingkat pendidikanKarakteristik obesitas

    sentralBukan

    obesitassentral

    Obesitassentral

    Jumlah

    N % N % NTingkat pendidikan rendah(tidak sekolah,SD sederajat)Tingkat pendidikanmenengah(SMP,SMA sederajat)Tingkat pendidikan tinggi(PT atau sederajat)

    25

    56

    14

    36,8

    37

    34,1

    43

    95

    27

    63,2

    63

    65,9

    68

    151

    41

    Berdasarkan tabel 5 dapatdiketahui bahwa kejadian obesitassentral tertinggi terdapat padaresponden yang memiliki tingkatpendidikan tinggi (PT atau sederajat)yaitu 65,9%. Kejadian obesitas sentralterendah terdapat pada responden yang

    memiliki tingkat pendidikanmenengah (SMP, SMA sederajat)yaitu 63% dan tidak jauh berbeda padaresponden yang memiliki tingkatpendidikan rendah (tidak sekolah, SDatau sederajat) yaitu 63,2%.

    6. Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan pekerjaan

    Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan pekerjaan dapat dilihat padatabel 6.Tabel 6. Distribusi frekuensi obesitas sentral berdasarkan pekerjaan

    Karakteristikobesitas sentral

    Bukanobesitassentral

    Obesitassentral

    Jumlah

    N % N % NTidakbekerja/mahasiswa/iPNSSwastaWiraswastaPetani/buruhIRT

    8

    712102234

    47

    31,97538,475,922,7

    9

    154167116

    53

    68,12561,624,177,3

    17

    22162629150

    Berdasarkan tabel 6 dapatdilihat bahwa kejadian obesitas sentraldengan persentase tertinggi terdapatpada responden yang bekerja sebagaiIRT yaitu 77,3% dan kejadian obesitas

    sentral terendah terdapat padaresponden yang bekerja sebagaipetani/buruh yaitu 24,1%.

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 20157

    PEMBAHASAN

    1. Angka kejadian obesitassentral pada masyarakatKota PekanbaruPada penelitian ini didapatkan

    bahwa angka kejadian obesitas sentralpada masyarakat Kota Pekanbarumencapai 63,4% dengan jumlahresponden yang mengalami obesitassentral sebanyak 165 orang dari totalresponden berjumlah 260 orang. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwaangka kejadian obesitas sentral padamasyarakat Kota Pekanbarumengalami peningkatan yang cukuptinggi bila dibandingkan dengan HasilRISKESDAS Provinsi Riau tahun2007 berdasarkan kabupaten/kota yangmendapatkan angka kejadian obesitassentral di Kota Pekanbaru yaitu19,1%.9

    Kota Pekanbaru merupakankota yang memiliki kepadatanpenduduk tertinggi dengan luas kotaterkecil dibandingkan dengankabupaten/kota lainnya. Hal inidisebabkan karena tingkat urban yangcukup tinggi, baik perpindahanpenduduk dari kabupaten/kota di Riauataupun dari Sumatera Utara,Sumatera Barat dan Jawa, juga karenaterjadinya pertumbuhan ekonomi yangpesat di Kota Pekanbaru.11 Jumlahpenduduk di Kota Pekanbaru padatahun 2007 adalah 779.899 jiwa danpada tahun 2014 sudah meningkatmenjadi 1.052.570 jiwa.12 Rosen S(2008) menemukan bahwa arusurbanisasi berhubungan dengankonsumsi kalori dan lemak.13 Di kota-kota besar telah terjadi perubahan polamakan masyarakat dari pola makantradisional ke pola makan barat yangtinggi kalori, tinggi lemak, gula tetapirendah serat yang menimbulkanketidakseimbangan asupan gizi dan

    mengakibatkan terjadinya obesitas.Selain pola makan yang tidakseimbang adanya gaya hidup sedentari(kurang gerak) merupakan kondisiyang juga menyebabkan timbulnyaobesitas.14 Aktifitas fisik yang rendahmerupakan dampak dari kemajuanteknologi yang ada diperkotaan, kinimesin yang menggantikan sebagianbesar kerja fisik dan juga adanyakomputer yang mendorong orangduduk untuk waktu yang lama.6Rendahnya aktifitas fisik padamasyarakat urban disebabkan karenaketersediaan akses yang sangat mudah,contohnya adanya kendaraan pribadi,TV didalam rumah maupun dalamkendaraan, adanya AC (airconditioner) dalam ruangan pekerjaanyang membuat ruangan tersebut terasasangat nyaman bagi pekerja.15 Sesuaidengan penelitian yang dilakukan olehIstiqamah N (2013 ) menemukanbahwa gaya hidup sedentari danketersediaan akses teknologi(komputer, laptop, AC) dan aksestransportasi (mobil) serta memilikipembantu rumah tangga merupakanfaktor risiko terhadap kejadianobesitas sentral.16

    2. Angka kejadian obesitassentral berdasarkan jeniskelaminPada penelitian ini didapatkan

    jumlah laki-laki yang mengalamiobesitas sentral sebanyak 22 orang(31,9%) dari total laki-laki yangmenjadi sampel penelitian yaitu 69orang sedangkan jumlah perempuanyang mengalami obesitas sentral jauhlebih banyak yaitu 143 orang (74,9%)dari total sampel perempuan sebanyak191 orang. Hal ini sesuai dengan HasilRISKESDAS nasional tahun 2013yang menyebutkan bahwa obesitassentral lebih banyak terjadi pada

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 20158

    perempuan (42,1%) daripada laki-laki(11,3%).8 Sejalan dengan HasilRISKESDAS Provinsi Riau tahun2007 yang menemukan kejadianobesitas sentral tinggi pada perempuan(19,3%) daripada laki-laki (5,9%).10Begitupula penelitian yang dilakukanoleh Sugianti E (2009) yangmendapatkan bahwa kejadian obesitassentral lebih tinggi pada perempuan(40,2%) dibandingkan dengan laki-laki (11,5%).17

    Morgan NG (2001) yangdikutip dari Pujiati S (2010)menyatakan adanya perbedaandistribusi lemak tubuh antaraperempuan dan laki-laki yang didugamenjadi salah satu penyebab tingginyakejadian obesitas sentral padaperempuan dibandingkan laki-laki.Rata-rata lemak pada perempuandewasa adalah 20% sampai 25%sedangkan pada laki-laki sebesar15%.18 Hal ini menyebabkan cadanganlemak tubuh lebih banyak terdapatpada perempuan yang mengakibatkantingginya risiko obesitas sentral padaperempuan.17

    Sherina (2009) menyatakanbahwa obesitas pada perempuandipengaruhi oleh status perkawinan.19Sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Saraswati I (2012)yang menemukan wanita yangmengalami kelebihan berat badansebanyak 93,3% telah menikah.20Perempuan yang telah menikahcenderung mengalami kenaikan beratbadan yang disebabkan karenarangsangan makan meningkat dan jugakarena adanya proses kehamilan danmelahirkan. Perempuan akan menjadilebih gemuk setelah melahirkan.Selain itu berdasarkan penelitian yangdilakukan oleh Sherina (2009) yangmenyebutkan bahwa wanita yang telahmenikah dan tinggal di daerahperkotaan kebanyakan membeli

    makanan di luar atau makanan jadiuntuk kebutuhan keluarganya daripadamemasak sendiri dan sebagian besarmereka yang menghabiskan makanantersebut, hal ini yang dapatmenyebabkan tingginya risiko obesitassentral pada wanita yang telahmenikah.19

    Janghorbani et al (2007)menyatakan bahwa tingginya kejadianobesitas sentral pada perempuandibandingkan dengan laki-laki karenaadanya perbedaan aktifitas fisik danasupan energi.21 Beson et al (2009),Erem et al (2004) dan Slentz et al(2004) dikutip dari Istiqamah N (2013)menyatakan adanya hubunganpenurunan aktifitas fisik denganpeningkatan lingkar perut.16 Semakinringan intensitas aktifitas fisik yangdilakukan maka berpengaruh terhadaptimbulnya obesitas.22 Insel (2000)yang dikutip dari Pujiati S (2010)menyatakan bahwa perempuan lebihbanyak sedentary life style ditambahdengan kebiasaan olahraga yang lebihjarang daripada laki-laki.18 Sesuaidengan hasil penelitian Rahmawati(2008) yang menemukan bahwaperempuan yang tidak berolah ragamencapai 54,2% sedangkan laki-lakisebanyak 33%.23 Saraswati I (2012)mendapatkan bahwa gaya hidupsedentari pada perempuan dapatdilihat dari lamanya menonton televisi.Perempuan dengan kelebihan beratbadan menghabiskan 6-8 jamwaktunya untuk menonton televisisetiap harinya. Menonton televisidalam waktu yang cukup lama dapatmengurangi pengeluaran energi untukaktifitas sehingga memperburuk statusgizi.20

    Kebiasaan berolahraga jugaberpengaruh terhadap kejadianobesitas pada perempuan. Olahragadapat membakar kalori lebih banyakdan meningkatkan metabolisme tubuh.

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 20159

    Seseorang dengan tingkat metabolismetubuh yang rendah cenderung menjadiobesitas dibandingkan orang dengantingkat metabolisme normal.18Frekuensi berolahraga atau latihanfisik 3 kali seminggu selama 30 menitsecara teratur dapat menurunkanlemak pada daerah perut dan dapatmengontrol berat badan sertamengurangi risiko penyakitkardiovaskuler, stroke dan kanker.20

    3. Angka kejadian obesitassentral berdasarkan usiaPada penelitian ini ditemukan

    bahwa kejadian obesitas sentraldengan persentase tertinggi terdapatpada responden yang berusia > 60tahun yaitu 79,1%. Kejadian obesitassentral juga cukup tinggi pada usia 41-60 tahun yaitu mencapai 73,7%.Kejadian obesitas sentral terendahterdapat pada usia 21-40 tahun yaitu48,6%.

    Kejadian obesitas sentralmeningkat seiring denganmeningkatkannya umur seseorangyang diakibatkan karena penumpukanlemak tubuh, terutama lemak perut.18Hal yang sama dinyatakan pula olehKantachuvessiri et al (2005) bahwakecenderungan obesitas yang dialamioleh seseorang yang berusia lebih tuayaitu pada usia 40-59 tahun didugaakibat lambatnya metabolisme,rendahnya aktivitas fisik, seringnyafrekuensi konsumsi pangan dankurangnya perhatian terhadap bentuktubuhnya.24 Hal ini sesuai dengan hasilpenelitian yang dilakukan olehChristina D dan Sartika AD (2011)yang menemukan bahwa respondenyang berusia > 40 tahun memilikirisiko terjadinya obesitas lebih besardibandingkan dengan responden yangberusia < 40 tahun.22

    Hasil RISKESDAS nasionaltahun 2013 menemukan bahwakejadian obesitas sentral terbanyakpada usia 45-54 tahun yaitu 36,9%.8Sedangkan Hasil RISKESDASProvinsi Riau tahun 2007 menemukanbahwa kejadian obesitas sentralcenderung meningkat pada usia 35-44tahun dengan presentase obesitassentral mencapai 17,1%, pada usia 45-54 tahun yaitu 19,2% dan kejadianobesitas sentral tertinggi terdapat padausia 55-64 tahun yaitu 20,1%. Padausia yang lebih tua kejadian obesitassentral cenderung menurun yaitu padausia 65-74 tahun mencapai 12,5% danpada usia > 75 tahun 7,2%.10 Brown(2005), Denise (2008) dan Hill et al(2006) yang dikutip dari Pujiati Smenyatakan bahwa kenaikan beratbadan dimulai pada usia 40 tahunkeatas dan umumnya obesitas terjadipada usia sekitar 40 tahun. Ditemukanbahwa prevalensi obesitas yang tinggiterdapat pada rentang usia 20-60 tahundan setelah usia > 60 tahun kejadianobesitas sentral tersebut akanmenurun.18 Hal ini tidak sesuai denganhasil penelitian ini yang menemukanbahwa persentase obesitas sentraltertinggi terdapat pada usia yang lebihtua yaitu pada usia > 60 tahun denganpersentase obesitas sentral mencapai79,1%. Namun angka kejadianobesitas sentral pada usia 40-60 tahunpada penelitian ini juga sangat tinggiyaitu 73%.

    Pada proses menua terjadiperubahan komposisi tubuh yangmengakibatkan kehilangan massa ototsecara progresif dan proses ini terjadisejak usia 40 tahun dengan penurunanmetabolisme basal mencapai 2% pertahun. Selain penurunan massa otot,pada lansia juga terjadi peningkatanlemak tubuh. Peningkatan lemak tubuhtelah dimulai sejak seseorang berusia30 tahun sebanyak 2% per tahunnya.23

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 201510

    Penurunan massa otot menyebabkanterjadinya penurunan BMR (basalmetabolic rate) sehingga terjadipenurunan kebutuhan energi padalansia. Hal ini perlu diperhatikan agarpemberian nutrisi pada lansia sesuaidengan kebutuhannya.25 Yuniar R(2010) menambahkan bahwa padalansia juga terjadi penurunan aktifitasfisik yang menyebabkan jumlahkebutuhan energi akan menurun,sehingga asupan energi harusdiseimbangkan dengan kebutuhanenergi yang diperlukan agar tidakterjadi penumpukan lemak tubuh ataukegemukan.26

    4. Angka kejadian obesitassentral berdasarkan tingkatpendidikan

    Hasil penelitian ini diketahuibahwa kejadian obesitas sentraltertinggi terdapat pada responden yangmemiliki tingkat pendidikan tinggi(PT atau sederajat) yaitu mencapai65,9%. Total responden yang memilikitingkat pendidikan tinggi padapenelitian ini adalah 41 orang danjumlah responden yang mengalamiobesitas sentral sebanyak 27 orang.Responden dengan tingkat pendidikanmenengah (SMP, SMA sederajat)memiliki angka kejadian obesitassentral terendah yaitu 63% dan tidakjauh berbeda dengan persentaseresponden yang memiliki tingkatpendidikan rendah (tidak sekolah, SD)yaitu 63,2%.

    Hasil yang berbeda didapatkanpada penelitian yang dilakukan olehRahmawati dan Sudikno (2008) yangmenemukan bahwa kejadian obesitastertinggi terdapat pada respondendengan tingkat pendidikan SMP yaitusebesar 23,1% dan terendah padaresponden dengan tingkat pendidikanperguruan tinggi (10%). Pada

    penelitian tersebut tampak adanyakecenderungan penurunan kejadianobesitas dengan semakinmeningkatnya tingkat pendidikanresponden.27 Rosmond danBjorntorp (2000) yang dikutip dariSugianti E (2009) menemukan bahwarendahnya status ekonomi (pekerjaandan pendidikan) berhubungan dengantingginya kejadian obesitas sentral.17Pengetahuan makanan yang sehatsering kurang dipahami olehresponden dengan tingkat pendidikanyang rendah sehingga masalah gizisering timbul akibat ketidaktahuanatau kekurangan informasi tentanggizi.28 Penelitian yang dilakukan olehSada M, Hadju V dan Dachlan DM(2012) juga menemukan bahwapengetahuan gizi seimbangberhubungan dengan konsumsi dankebiasaan makan yang pada akhirnyamempengaruhi status gizi seseorang.29Obesitas dipengaruhi oleh faktorpengetahuan. Pengetahuan seseorangtentang pengaturan makanan, carapengolahan makanan dan kandungangizi dalam bahan makanan sangatmempengaruhi asupan makananseseorang, ditambah pengetahuantentang pentingnya aktifitas fisikuntuk mencegah terjadinya obesitas.30Namun tingkat pendidikan tinggi tidakmenjamin seseorang memahami danmengaplikasikan pengetahuan yangdimilikinya.

    Hasil penelitian ini sejalandengan hasil RISKESDAS nasionaltahun 2013 yang menemukan bahwakejadian obesitas sentral tertinggiterdapat pada responden dengantingkat pendidikan tinggi (D1-D3/PT)yaitu 36,9%.8 Begitupula dengan hasilpenelitian yang dilakukan olehChristina D (2011) yang menemukanbahwa peluang kejadian obesitas padaresponden dengan pendidikan tinggihampir 3 kali lipat lebih tinggi

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 201511

    dibandingkan respondenberpendidikan rendah. Sebagian besarindividu yang memiliki pendidikantinggi mengalami obesitas danumumnya semakin tinggi pendidikanseseorang maka pekerjaannya semakinbaik sehingga tingkat pendapatannyamenjadi lebih tinggi. Peningkatanpendapatan akan mempengaruhi gayahidup seseorang termasuk perubahanpola makan. Hal tersebutmenyebabkan tingginya kejadianobesitas pada individu yang memilikitingkat pendidikan tinggi.22 DiIndonesia, penelitian yang dilakukanoleh Lely (2007) yang dikutip dariPujiati S (2010) mendapatkanbesarnya persentase pengeluaran rerataperkapita sebulan untuk makananadalah 64,1% dan untuk bukanmakanan 35,9%, sehingga dapatdisimpulkan bahwa konsumsimakanan akan meningkat seiringdengan peningkatan pendapatan.18

    Hasil penelitian yangdilakukan oleh Ritapurnamasari(2013) menunjukkan bahwa respondenyang menderita obesitas sentralberlatar belakang pendidikan strata 2(S2) sebesar 76,5%. Penelitiantersebut menemukan bahwa tidakadanya hubungan yang signifikanantara pengetahuan responden dengankejadian obesitas sentral. Respondenyang memiliki pengetahuan yangkurang maupun yang cukup sama-sama berpeluang mengalami obesitassentral.31 Indriani SD (2014) juga telahmeneliti bahwa tidak adanyahubungan pengetahuan dengankejadian obesitas.32 Dewi ACN (2011)menyatakan bahwa tidak adanyahubungan antara pengetahuan terhadapstatus gizi. Walaupun tingkatpengetahuan seseorang baik, hal initidak langsung mempengaruhi perilakuresponden untuk memiliki status giziyang baik pula. Pada penelitian

    tersebut didapatkan responden yangmemiliki pengetahuan yang baik tetapmengalami obesitas.33 Kantachuvessiriet al (2005) juga menyatakan bahwaseseorang yang memiliki pengetahuanyang baik tentang obesitas masih sajamelakukan perilaku yang tidak sehatseperti gaya hidup sedentari danmakan dalam jumlah yang berlebihanketika mengalami stress.19 Selain itukejadian obesitas sentral tidak hanyadipengaruhi oleh pengetahuan saja,tetapi juga dipengaruhi oleh beberapafakor lain seperti aktifitas fisik yangkurang, asupan makanan yangberlebihan, stress dan faktor genetik.31

    5. Angka kejadian obesitassentral berdasarkanpekerjaanPada penelitian ini diketahui

    bahwa kejadian obesitas sentraltertinggi terdapat pada responden yangbekerja sebagai IRT yaitu mencapai77,3%. Total responden yang memilikipekerjaan sebagai IRT adalah 150orang dan sebanyak 116 orang yangmengalami obesitas sentral.Responden yang bekerja sebagaipetani/buruh memiliki angka kejadianobesitas sentral terendah yaitu 24,1%.Hasil penelitian ini sesuai denganRISKESDAS Provinsi Riau tahun2007 yang menemukan kejadianobesitas sentral tinggi pada pekerjaansebagai IRT yaitu 24,3%.10 Penelitianyang dilakukan oleh Sugianti E (2009)juga mendapatkan kejadian obesitassentral tertinggi ditemukan padasampel yang bekerja sebagai IRT(47,1%) dan kejadian obesitas sentralterendah terdapat pada sampel yangbekerja sebagai petani/nelayan/jasa(11,4%).17 Berbeda dengan hasil yangdilakukan oleh Rachmawati danSudikno (2008) yang mendapatkanbahwa persentase obesitas tertinggi

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 201512

    terdapat pada responden yang bekerjasebagai PNS, TNI/POLRI yaitusebesar 29,4%.27 Kelompokmasyarakat yang berisiko tinggimengalami obesitas salah satunyaadalah masyarakat pekerja kantor.Pegawai kantoran dengan jumlahwaktu kerja yang telah ditentukanmemaksa pegawai memiliki polahidup yang kurang sehat sepertimengkonsumsi makanan yang siapsaji. Disamping asupan makanan yangcukup tinggi tiap hari serta aktifitasfisik yang kurang membuat kelompokmasyarakat pekerja kantoran berisikotinggi terhadap obesitas.34 Hal inisesuai dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Indriani SD (2014)pada Pegawai Sekretariat DaerahProvinsi Riau yang menunjukkanbahwa 50% responden mengalamiobesitas.32

    Adanya hubungan obesitassentral dengan pekerjaan disebabkankarena perbedaan aktifitas fisik antarpekerja. Petani/nelayan/buruhmemiliki aktifitas fisik yang lebihtinggi dibandingkan dengan IRT danpekerja kantor sehingga kejadianobesitas sentral rendah padapetani/nelayan/buruh.17 Penelitianyang dilakukan oleh Rahmawati danSudikno (2008) menemukan bahwaresponden yang bekerja sebagai IRTdan pedagang memiliki kebiasaanolahraga yang masih rendah (dibawah50%) sedangkan PNS, TNI/POLRIdan karyawan swasta memilikikebiasaan olahraga yang cukup baik(diatas 70%).27 Selain aktifitas yangfisik dan kebiasaan olahraga yangrendah, asupan energi dan zat gizi jugaberpengaruh terhadap kejadianobesitas sentral pada IRT. Sesuaidengan penelitian yang dilakukan olehUtami YM (2014) yang menemukanbahwa sebagian besar IRTmengonsumsi makanan dalam jumlah

    yang berlebihan, asupan karbohidratdan lemak dalam jumlah yang besarsedangkan asupan serat yang rendahyang menyebabkan tinggi angkakejadian obesitas sentral pada IRT.35

    SIMPULAN DAN SARAN

    Angka kejadian obesitassentral pada masyarakat KotaPekanbaru yaitu sebesar 63,4%.Angka kejadian obesitas sentralpada responden perempuan (74,9%)lebih tinggi dibandingkan denganlaki-laki (31,9%). Angka kejadianobesitas sentral tertinggi pada usia> 60 tahun yaitu 79,1% dan tidakjauh berbeda pada usia 41-60 tahunyaitu 73,7%. Kejadian obesitas sentralterendah pada usia 21-40 tahun yaitu48,6%. Angka kejadian obesitassentral tertinggi pada respondenyang memiliki tingkat pendidikantinggi (PT atau sederajat) yaitu65,9% dan terendah padaresponden dengan tingkatpendidikan menengah (SMP, SMAsederajat) yaitu 63% dan tidak jauhberbeda dengan tingkat pendidikanrendah (tidak sekolah, SD sederajat)yaitu 63,2%. Angka kejadian obesitassentral tertinggi pada respondenyang bekerja sebagai IRT yaitu77,3% dan terendah padapetani/buruh yaitu 24,1%.

    Disarankan untuk masyarakatKota Pekanbaru untuk dapatmeningkatkan aktifitas fisik denganberolahraga secara rutin dan mengaturpola makan sesuai dengan kebutuhanenergi tubuh agar energi yang masuksama dengan energi yangdikeluarkan untuk mencapaikeseimbangan energi sehinggamencegah terjadinya penumpukanlemak yang menyebabkanterjadinya obesitas sentral. Kepada

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 201513

    instansi kesehatan dianjurkan untukdapat meningkatkan kegiatan berupapenyuluhan atau edukasi mengenaicara mencegah terjadinya obesitassentral dan bahaya dari obesitassentral bagi kesehatan sehinggameningkatkan pengetahuanmasyarakat mengenai obesitas sentral.Selain itu juga membuat sebuahprogram untuk melakukanpengukuran lingkar pinggang secararutin.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terimakasih kepada Fakultas KedokteranUniversitas Riau, serta masyarakatKota Pekanbaru yang telah bersediameluangkan waktunya untukmenjadi subjek penelitian. Penulisjuga mengucapkan terima kasihkepada semua pihak yang telahturut serta membantu sehinggapenelitian ini dapat terlaksana.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Pradono J, Senewe F, KristantiCh.M, Soemantri S. Transisikesehatan di Indonesia (KajianData Surkesnas). Jurnal ekologikesehatan. (dikutip 3 Desember2005); 4(3): 336-50.Available from:http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/view/1640/pdf

    2. Djaja S, Soemantri S, IriantoJ. Perjalanan transisiepidemiologi di Indonesia danimplikasi penanganannya, studimortalitas-survei kesehatan rumahtangga (1986-2001). (dikutip 3September 2003). Available from:http://ejournal.litbang.depkes.go.id

    /index.php/BPK/article/view/2062/1204.

    3. World Health Organization.Global database on body massindex. An interactive surveillancetool for monitoring nutritiontransition; 2014.

    4. World Health Organization.Obesity and overweight. WHOtechnical report series.Geneva.WHO; 2013.

    5. Soegih R, Kunkun. Obesitas(permasalahan dan terapipraktis). Jakarta. Sagung Seto;2009.

    6. Sheerwood L. Keseimbanganenergy dan pengaturan suhutubuh. Fisiologi manusia dari selkesistem. Jakarta: EGC; 2012: 704-10.

    7. World Health Organization.Obesity. Situation and trends.WHO technical report series.Geneva. WHO; 2014.

    8. Badan Penelitian danPengembangan KesehatanDepartemen Kesehatan RepublikIndonesia. Riset kesehatan dasarnasional 2013.

    9. Badan Penelitian danPengembangan KesehatanDepartemen Kesehatan RepublikIndonesia. Riset kesehatan dasarnasional 2007.

    10. Badan Penelitian danPengembangan KesehatanDepartemen Kesehatan RepublikIndonesia. Riset kesehatan dasarProvinsi Riau 2007.

    11. Dinas Kesehatan Provinsi Riau.Profil kesehatan Provinsi RiauTahun 2011.

    12. http://bappeda.pekanbaru.go.id/berita/381/jumlah-penduduk-pekanbaru- bertambah-71-ribu-jiwa/page/1/ (diakses pada 2Desember 2014)

    13. Rosen S, Shapouri S. Obesity in

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 201514

    the midst of unyielding foodinsecurity in developingcountries. Amber Waves.(dikutip 1 September 2008).Available from:http://www.ers.usda.gov/amber-waves/2008- september/obesity-in-the-midst-of-unyielding-food-insecurity-in- developing-countries.aspx#.VLfTxdKUejE

    14. Wiardani NK, Arsana IWJ.Kejadian sindroma metabolikberdasarkan status obesitas padamasyarakat perkotaan diDenpasar. Jurnal ilmu gizi; 2011;2(2): 129-138. Availablefrom: http://poltekkes-denpasar.ac.id/files/JIG/V2N2/Wiardani.pdf15.

    15. Raynor AH et al. Sedentarybehaviors,weight and health anddisease risks. Jurnal of obesity.Hindawi publishing corporation(dikutip 1 November 2011).Availablefrom:file:///C:/Users/Windows/Downloads/852743%20(1).pdf

    16. Istiqamah N, Sirajuddin S,Indriasari R. Hubungan polahidup sedentarian dengan kejadianobesitas sentral pada pegawaipemerintahan di kantor BupatiKabupaten Jeneponto. FakultasKesehatan Masyarakat UniversitasHasanuddin. Makassar.2013. Availablefrom:http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5671/Jurnal%20Istiqamah%20MKMI.pdf?sequence=1

    17. Sugianti E. Faktor risiko obesitassentral pada orang dewasa diSulawesi Utara, Gorontalo danDKI Jakarta [Skripsi]. DepartemenGizi Masyarakat. Fakultas Ekologi

    Manusia: Institut Pertanian Bogor;2009. Available from:http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11550

    18. Pujiati S. Prevalensi dan faktorrisiko obesitas sentral padapenduduk dewasa kota dankabupaten Indonesia tahun2007 [tesis]. Depok: UnivesitasIndonesia (UI). (dikutip 16 Juni2010). Available from:http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303912-T%2030837-Prevalensi%20dan full%20text.pdf

    19. Sidik SM, Rampel L. Theprevalence and faktors associatedwith obesity among adult womenin Selangor. Malaysia: Asia PasificFamily Medicine. (dikutip 9 April2009): 8(2). Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2674032/

    20. Saraswati I. Perbedaankarakteristik usia, asupanmakanan, aktifitas fisik, tingkatsosial ekonomi dan pengetahuangizi pada wanita dengan kelebihanberat badan antara di desa dan dikota. Semarang: UniversitasDipenogoro; 2012.Availablefrom:http://eprints.undip.ac.id/38474/1/477_INDIRA_SARASWATI_G2C006029.pdf

    21. Janghorbani M et al. Firstnationwide survey of prevalenceof overweight, underweight andabdominal obesity in iranianadults. Obesity. 2007; 15: 2797-2808. Availablefrom:http://www.who.int/chp/steps/IRIranSTEPSPaper.pdf

    22. Christina D, Sartika RA.Obesitas pada pekerja minyakdan gas. Departemen gizikesehatan masyarakat fakultas

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 201515

    kesehatan masyarakat UniversitasIndonesia (dikutip 3 Desember2011). Available from:http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas/article/view/100/101

    23. http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2010/07/komposisi-tubuh lansia.pdf

    24. Kantachuvessiri A, SirivichayakulC, Kaewkungwal J,Tungtrongchitr R, Lotrakul M.Factors associated with obesityamong workers in ametropolitan waterworksauthority. Southeast Asian JTrop Med Public Health.(dikutip 4 Juli 2005);36:1057-65. Available from:http://www.thaiscience.info/journals/Article/Factors%20associated%20with%20obesity%20among%20workers%20in%20a%20metropolitan%20wate rworks%20authority.pdf

    25. http://www.researchgate.net/publication/256089009_PERUBAHAN_KOMPOSISI_TUBUH_PADA_LANJUT_USIA ( diakses pada 21 Mei2014)

    26. Yuniar R, Dewi P. Energyexpenditure kelompok pre lansiadan lansia di kota dan desa. GiziIndon; 2010; 33(1): 50-58.Available from:file:///C:/Users/Windows/Downloads/85-168-1-SM%20(1).pdf

    27. Rahmawati, Sudikno. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadapstatus gizi obesitas orang dewasadi Kota Depok tahun 2007. Giziindon; 2008; 31(1): 35-48.Available from:file:///C:/Users/Windows/Downloads/51-100-1- SM%20(2).pdf

    28. Nurzakiah. Analisa faktor risikoobesitas pada orang dewasa diKota Depok tahun 2008 [tesis].

    Depok: Universitas Indonesia;2008.

    29. Sada M, Hadju V, Dachlan DM.Hubungan body image,pengetahuan gizi seimbang danaktifitas fisik terhadap status gizimahasiswa politeknik kesehatanJayapura. Makasar: UniversitasHasanuddin; 2012. Available from:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=29782&val=2168

    30. Maulana LOAM, Sirajudin S,Najamudin. Gambaranpengetahuan, sikap dan tindakanterhadap status gizi siswa sekolahdasar Inpres 2 Pannampu. FakultasKesehatan Masyarakat UniversitasHasanuddin. Makasar. (dikutip 2April 2008).Available from:http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4324/LA%20ODE%20ABDUL%20MALIK_K2108101.pdf?sequence=1

    31. Ritapurnamasari, Sirajudin S,Najamudin U. Hubunganpengetahuan, status merokok dangejala stres dengan kejadianobesitas sentral pada pegawaipemerintahan di kantor BupatiJeneponto. Fakultas kesehatanmasyarakat UniversitasHasanuddin. Makasar.Available from:http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5517/JURNAL.p df?sequence=1

    32. Indriani SD, Chandra F, MasdarH. Hubungan antara pengetahuandan sikap dengan kejadian obesitaspada pegawai sekretariat daerahProvinsi Riau [skripsi]. Pekanbaru:Universitas Riau; 2014. Availablefrom:http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFDOK/article/view/2842

    33. Dewi ACN. Hubungan pola

  • JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 201516

    makan, aktivitas fisik, sikap danpengetahuan tentang obesitasdengan status gizi pegawai negerisipil di kantor dinas kesehatanprovinsi jawa timur. Surabaya:FKM; (dikutip 1 Januari 2012).Available from:file:///C:/Users/Windows/Downloads/relationships-diet- physical-activity-attitudes-and-knowledge-of-obesity-with-nutritional-status-of-employees-state-civil-service.pdf

    34. Chandra F, Masdar H, danRosdiana D. Identifikasi pola

    aktivitas fisik dan status gizipegawai negeri sipil pemerintahdaerah Provinsi Riau danhubungannya dengan kadar guladarah. Universitas Riau; 2012.

    35. Utami YM. Gambaran asupangizi pada penderita sindrommetabolik di RW 04 KelurahanSidomulyo Barat KecamatanTampan Kota Pekanbaru [skripsi].Pekanbaru: Universitas Riau; 2014.Available from:http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFDOK/article/view/1941/1901