jurnal fajar al-habibi

13
ISSN 2337-3776 EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEGUNDI (Vitex trifolia L.) SEBAGAI OVISIDA Aedes aegypti Fajar Al Habibi 1) Dra. Endah Setyaningrum, M. Biomed 2) dr. Syazilli Mustofa 2) 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2) Dosen Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Email: [email protected] ABSTRAK World Health Organization mencatat negara Indonesia dengan penyakit demam berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan 595 orang meninggal dunia selama tahun 2011 karena penyakit ini. Daun legundi diketahui mengandung alkaloid, terpenoid dan flavonoid yang dapat menghambat daya tetas telur Aedes aegypti sehingga dapat mengendalikan populasi vektor penyakit ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun legundi efektif sebagai ovisida Aedes aegypti. Penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan acak lengkap ini dilakukan pada Bulan November-Desember 2012 di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Kosentrasi ekstrak yang digunakan adalah 0%, 0,1%, 0,3%, 0,5%, 0,7% dan 1% dengan 4 kali pengulangan untuk tiap perlakuan. Selanjutnya, diletakkan 20 butir telur pada tiap perlakuan dan pengulangan, sehingga didapatkan jumlah total sampel sebanyak 480 butir telur. Kemudian, diamati jumlah telur yang tidak menetas tiap 6 jam selama tiga hari. Pada akhir penelitian, uji hipotesis one way ANOVA menghasilkan nilai p <0,001. Pada analisis post hoc Bonferroni diketahui konsentrasi yang efektif dibandingkan kontrol (0%) adalah 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak daun legundi efektif sebagai ovisida Aedes aegypti. kata kunci : Aedes aegypti, ovisida, Vitex trifolia L. EFFECTIVENESS OF LEGUNDI (Vitex trifolia L.) LEAVES EXTRACT AS Aedes Aegypti OVICIDE 1 MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Upload: fajar-al-habibi

Post on 03-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fajar

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Fajar Al-habibi

ISSN 2337-3776

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEGUNDI (Vitex trifolia L.) SEBAGAI

OVISIDA Aedes aegypti

Fajar Al Habibi1) Dra. Endah Setyaningrum, M. Biomed2) dr. Syazilli Mustofa2)

1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2) Dosen Pengajar

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Email: [email protected]

ABSTRAK

World Health Organization mencatat negara Indonesia dengan penyakit demam berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan 595 orang meninggal dunia selama tahun 2011 karena penyakit ini. Daun legundi diketahui mengandung alkaloid, terpenoid dan flavonoid yang dapat menghambat daya tetas telur Aedes aegypti sehingga dapat mengendalikan populasi vektor penyakit ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun legundi efektif sebagai ovisida Aedes aegypti. Penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan acak lengkap ini dilakukan pada Bulan November-Desember 2012 di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Kosentrasi ekstrak yang digunakan adalah 0%, 0,1%, 0,3%, 0,5%, 0,7% dan 1% dengan 4 kali pengulangan untuk tiap perlakuan. Selanjutnya, diletakkan 20 butir telur pada tiap perlakuan dan pengulangan, sehingga didapatkan jumlah total sampel sebanyak 480 butir telur. Kemudian, diamati jumlah telur yang tidak menetas tiap 6 jam selama tiga hari. Pada akhir penelitian, uji hipotesis one way ANOVA menghasilkan nilai p <0,001. Pada analisis post hoc Bonferroni diketahui konsentrasi yang efektif dibandingkan kontrol (0%) adalah 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak daun legundi efektif sebagai ovisida Aedes aegypti.

kata kunci : Aedes aegypti, ovisida, Vitex trifolia L.

EFFECTIVENESS OF LEGUNDI (Vitex trifolia L.) LEAVES EXTRACT AS

Aedes Aegypti OVICIDE

Fajar Al Habibi1) , Dra. Endah Setyaningrum, M. Biomed2) dr. Syazilli Mustofa2)

1)Medical Faculty Student of Lampung University, 2)Medical Faculty Lecturer of

Lampung University

Email: [email protected]

ABSTRACT

The World Health Organization (WHO) notes the country Indonesia with the highest dengue hemorraghic fever disease in Southeast Asia. Ministry of Health of the Republic of Indonesia reports 595 people was died because of this disease. Legundi leaves is known contains alkaloid, terpenoid and flavonoid that can inhbite hatchability of Aedes aegypti’s eggs. This research objective was to know if legundi leaves extract effective as Aedes aegypti ovicide. This experimental studies which used completely randomized design was performed from November

1MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 2: Jurnal Fajar Al-habibi

ISSN 2337-3776

untill December 2012 in Laboratory of Zoology, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Lampung. Concentration of the extract used was 0%, 0.1%, 0.3%, 0.5%, 0.7% and 1% with 4 repetitions for each treatment. Furthermore, was laid 20 eggs in each treatment and repetition, so was getten the total number of samples of 480 eggs. Then, was observed number of eggs that did not hatch every 6 hours for three days. At the end of the study, hypothesis test of one-way ANOVA resulted p-value <0.001. In the post hoc Bonferroni analysis was known effective concentration than controls (0%) was 1%. The results showed that the legundi leaves extract is effective as ovisida Aedes aegypti.

Key Word : Aedes aegypti, ovicide, Vitex trifolia L

PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Pusat Data dan Surveilans

Epidemiologi Kemenkes RI, 2010). DBD masih merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas

daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya

mobilitas dan kepadatan penduduk. Pada tahun 2011 dilaporkan bahwa 65.432

orang menderita DBD dan 595 orang meninggal dunia dengan case fatality rate

0,91% dan incidence rate 27,56 per 100.000 penduduk Indonesia (Ditjen PP dan

PL Kemenkes RI, 2012).

DBD, penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui perantara

nyamuk Aedes aegypti, dapat dicegah dengan mengendalikan vektor nyamuk

tersebut. Menurut WHO, pengendalian vektor yang telah dilakukan dengan

penggunaan insektisida sintetik dalam kurun waktu yang lama secara terus

menerus akan mengakibatkan kematian hewan non-target termasuk hilang atau

matinya musuh alami, kerusakan lingkungan, bahkan dapat menyebabkan

terjadinya resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap beberapa bahan insektisida

(WHO, 2003). Berdasarkan hal tersebut, pemanfaatan ekstrak tumbuhan sebagai

insektisida botani yang lebih alami dan ramah lingkungan dirasa lebih aman

karena memiliki residu yang pendek (Novizan, 2002).

Tanaman Legundi (Vitex trifolia L.) diketahui mengandung senyawa

alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol dan minyak ester/atsiri yang bersifat toksin

bagi serangga (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Kandungan ekstrak Legundi

ini diduga dapat menghambat daya tetas telur Aedes aegypti. Saponin yang

merupakan kelompok senyawa terpenoid bersama dengan flavonoid berperan

2MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 3: Jurnal Fajar Al-habibi

ISSN 2337-3776

sebagai edyson blocker yang dapat menghambat kerja hormon ekdison pada tubuh

serangga dalam perkembangan telur menjadi larva (Kardinan dan Dhalimi, 2003).

Terpenoid, flavonoid dan alkaloid memiliki aktivitas hormon juvenil yang dapat

mengganggu perkembangbiakan telur Aedes aegypti menjadi larva (Elimam,

2009). Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas ekstrak daun

Legundi sebagai ovisida Aedes aegypti.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah telur Aedes aegypti. Telur nyamuk ini diperoleh dari

Loka Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pemberantasan Penyakit

Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis dalam bentuk kering dengan media kertas

saring. Sampel yang digunakan berdasarkan acuan WHO (2005), yaitu untuk

setiap perlakuan dipakai jumlah sampel 20-30 telur dan pengulangan yang

dilakukan sebanyak 4-6 kali. Penelitian efektivitas ekstrak daun legundi (V.

trifolia L.) sebagai ovisida Aedes aegypti ini dilakukan di Laboratorium Zoologi,

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lampung. Sedangkan pembuatan ekstrak daun legundi (V. trifolia L.) dilakukan

di Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Keseluruhan penelitian ini dilakukan

pada Bulan November-Desember 2012.

Proses pembuatan ekstrak berdasarkan metode Harbone (1987), yaitu daun

legundi dicuci, dikeringkan dengan dianginkan selama 1-3 hari, ditimbang,

dimaserasi dengan etanol 95% selama 3 hari, dipekatkan dalam rotary evaporator,

Ekstrak pekat etanol daun legundi (kosentrasi 100%) diencerkan sesuai dengan

kosentrasi yang diinginkan. Uji daya tetas telur dilakukan dengan menggunakan

kosentrasi 0,1%; 0,3%; 0,5%; 0,7%; 1% dan 0% sebagai kontrol masing-masing

dengan 4 kali ulangan dan diamati 6 jam sekali selama 3 hari (Bria dkk, 2008).

Data dari hasil penelitian berupa jumlah telur yang tidak menetas menjadi larva

akan diolah dan dianalisis dengan uji hipotesis one way ANOVA menggunakan

program komputer SPSS 17.00 for windows.

3MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 4: Jurnal Fajar Al-habibi

ISSN 2337-3776

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian efektivitas ekstrak daun Legundi yang dilakukan selama

tiga hari pengamatan memperlihatkan bahwa kosentrasi ekstrak daun legundi 1%

menyebabkan terhambatnya daya tetas telur Aedes aegypti. Hal tersebut terlihat

pada grafik rerata jumlah telur yang tidak menetas (gambar 1) relatif konstan pada

tiap 6 jam pengamatan, khususnya dari jam pengamatan ke 6 sampai jam

pengamatan ke 54. Pada perlakuan lainnya (kosentrasi 0%, 0,1%, 0,3%, 0,5% dan

0,7%), rerata jumlah telur yang tidak menetas menjadi larva mengalami

penurunan yang signifikan.

Gambar 7. Grafik rerata jumlah telur yang tidak menetas pada pengamatan

tiap enam jam selama tiga hari dengan berbagai kosentrasi ekstrak

daun Legundi.

Selanjutnya, data pengamatan pada jam ke 72 dianalisis dengan uji

hipotesis one way ANOVA untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang

bermakna antar perlakuan. Berdasarkan hasil analisis one way ANOVA (tabel 1)

tersebut, terdapat perbedaan daya tetas telur Aedes aegypti yang bermakna antar

perlakuan (kosentrasi ekstrak daun Legundi).

4MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 5: Jurnal Fajar Al-habibi

ISSN 2337-3776

Tabel 1. Hasil analisis One Way ANOVA

Kosentrasi ekstrak daun Legundi

Nrerata±simpang baku

P

0% 4 8,75±2,5

<0,001

0,1% 4 8±1,8260,3% 4 7,75±1,2580,5% 4 9±2,160,7% 4 12±1,8261% 4 19±1,414

Untuk mengetahui kosentrasi ekstrak daun Legundi yang efektif dalam

menghambat penetasan telur Aedes aegypti, dilakukan uji post hoc Least

significance difference (LSD). Hasil analisis post hoc LSD tersaji dalam tabel 5.

Pada tabel terlihat bahwa kosentrasi yang efektif dibandingkan dengan kontrol

(kosentrasi 0%) adalah kosentrasi ekstrak daun Legundi 0,7% dan 1%.

Tabel 2. Hasil analisis uji post hoc LSD dengan kosentrasi 0% (kontrol)

sebagai pembanding

Kosentrasi ekstrak (a)

Kosentrasi ekstrak (b)

Perbedaan rerata (a-b)

Interval Kepercayaan 95%P

Minimum Maksimum

0%

0,1% 0,75 -2,04 3,54 0,5790,3% 1 -1,79 3,79 0,4610,5% -0,25 -3,04 2,54 0,8530,7% -3,25 -6,04 -0.46 0,0251% -10,25 -13,04 -7,46 <0,001

Rendahnya daya tetas telur Aedes aegypti pada kosentrasi 0,7% dan 1%

diduga disebabkan kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak

daun Legundi yang bersifat menghambat perkembangan stadium pradewasa Aedes

aegypti. Hal ini didukung oleh pendapat yang terdapat dalam kepustakaan, yaitu

menurut Syamsuhidayat dan Hutapea (1991). Daun Legundi mengandung

senyawa alkaloid, saponin, flavonoid minyak atsiri dan polifenol yang bersifat

insektisida (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Proses penghambatan terhadap daya tetas telur Aedes aegypti diduga

terjadi karena masuknya zat aktif insektisida ke dalam telur melalui proses difusi

pada bagian permukaan cangkang melalui titik-titik poligonal yang terdapat pada

seluruh permukaan telur serangga tersebut. Masuknya zat aktif insektisida

5MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 6: Jurnal Fajar Al-habibi

ISSN 2337-3776

disebabkan potensial insektisida dalam air yang berada di lingkungan luar telur

lebih tinggi (hipertonis) dari pada potensial air yang terdapat di dalam telur

(hipotonis). Masuknya zat aktif insektisida ke dalam telur akan mengganggu

proses metabolisme dan menyebabkan berbagai macam pengaruh terhadap telur

(Astuti dkk., 2004).

Ekstrak Daun Legundi mengandung zat yang bersifat juvenil hormon

seperti yang mampu mempengaruhi titer hormon juvenil dalam tubuh Aedes

aegypti sehingga menyebabkan waktu perkembangan yang abnormal (Andesfha,

2004) sehingga dapat pula mempengaruhi penetasan telur Aedes aegypti.

Senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas hormon juvenil adalah terpenoid,

flavonoid dan alkaloid (Elimam, 2009).

Pengaruh terhadap kemampuan menetas telur diduga terjadi karena

kandungan senyawa yang berperan sebagai ecdyson blocker sehingga serangga

akan terganggu dalam proses perubahan telur menjadi larva. Saponin yang

merupakan kelompok senyawa terpenoid bersama dengan flavonoid berperan

sebagai edyson blocker (Kardinan dan Dhalimi, 2003).

Kemampuan menetas telur Aedes aegypti dipengaruhi oleh beberapa faktor

lingkungan seperti suhu, pH, intensitas cahaya, kandungan oksigen terlarut dan

kelembaban. Pada penelitian ini hanya dilakukan pengukuran terhadap faktor

lingkungan suhu dan pH media. Kisaran suhu optimum untuk perkembangan telur

nyamuk adalah 27-320 C, sedangkan pH optimum yang dibutuhkan oleh telur

nyamuk untuk perkembangannya 6-8 (Depkes RI, 2007). Pada pengukuran pH

didapatkan hasil bahwa pH yang terukur pada kontrol adalah 6, sedangkan pH

yang terukur pada perlakuan kosentrasi 0,1%, 0,3%, 0,5%, 0,7% dan 1% masing-

masing adalah 5, 5, 5, 4 dan 4. Hal ini diduga kandungan zat aktif pada ekstrak

daun Legundi mempengaruhi nilai pH pada media perkembangan telur.

Pada kosentrasi 0,1%, 0,3%, 0,5%, 0,7% dan 1% didapatkan nilai pH yang

yang tidak optimum. Bahkan pada kosentrasi 1% didapatkan nilai pH cukup asam

untuk penetasan telur menjadi larva, yaitu 4. Dengan demikian pH media yang

berada dibawah pH optimum atau bersifat asam tersebut diduga dapat

mempengaruhi penetasan telur menjadi larva karena secara umum perkembangan

pra dewasa nyamuk dipengaruhi oleh suhu dan pH air perindukan yang erat

6MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 7: Jurnal Fajar Al-habibi

ISSN 2337-3776

kaitannya dengan kerja enzim dan hormon yang mengatur metabolisme selama

stadium pradewasa nyamuk Aedes aegypti.

Suhu yang terukur pada media air semua perlakuan adalah sama, yaitu

280C. Angka tersebut mengindikasikan bahwa zat aktif pada ekstrak daun Legundi

tidak mempengaruhi suhu sistem pada semua media percobaan. Pada suhu

tersebut perkembangan telur Aedes aegypti masih berada pada kondisi optimum.

Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap daya tetas telur nyamuk

Aedes aegypti adalah umur dan fertilitas dari telur aedes aegypti itu sendiri. Telur

yang diletakkan lebih awal oleh induk nyamuk mempunyai umur yang lebih tua

dibandingkan telur yang diletakkan kemudian. Menurut Astuti dkk (2004), umur

dan kualitas telur akan berpengaruh terhadap jumlah telur yang menetas menjadi

larva karena kemungkinan telur-telur tersebut berasal dari induk yang berbeda

sehingga daya tetas telur yang satu berbeda dengan telur lainnya.

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Ekstrak

daun Legundi (Vitex trifolia L.) efektif sebagai ovisida Aedes aegypti. Konsentrasi

ekstrak daun Legundi (Vitex trifolia L.) yang paling efektif sebagai ovisida Aedes

aegypti adalah 1%.

DAFTAR PUSTAKA

Andesfha, E. 2004. Pengaruh Juvenil Hormon Dari Ekstrak Daun Legundi (Vitex

negundo) Terhadap Perkembangan Pradewasa Nyamuk Aedes aegypti.

Skripsi Mahasiswa Kedokteran Hewan. Fakultas Kedokteran Hewan.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bria Y.R., Widiarti dan Hatini E. 2008. Pengaruh Kosentrasi Tawas Pada Air

Sumur Terhadap Daya Tetas Telur Aedes aegypti Di Laboratorium. Jurnal

Vektora, Vol II, No 1, Hal 29-41. Balai Besar penelitian dan

Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga. Universitas Dian

Nuswantoro. Semarang.

7MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 8: Jurnal Fajar Al-habibi

ISSN 2337-3776

Astuti U.N.W., Cahyani R.W. dan Ardiansyah M. 2004. Pengaruh Ekstrak Etanol

Daun Mindi (Melia azedarach L.) Terhadap Daya Tetas Telur,

Perkembangan dan Mortalitas Larva Aedes aegypti. Laboratorium

Parasitologi. Fakultas Biologi. Universitas Gajah Mada. Jogjakarta.

Departemen Kesehatan. 2007. Nyamuk Vampir Mini yang Mematikan, Inside

(Inspirasi dan Ide Litbangkes P2B2)., Volume 2, Halaman 95. Badan

Penelitian dan Pengembangan\ Kesehatan Loka Litbang Pemberantasan

Penyakit Bersumber Binatang. Ciamis.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kemenkes RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Elimam A.M., Elmalik K.H. dan Ali, F.S. 2009. Larvicidal, Adult Emergence

Inhibition and Oviposition Deterrent Effects of Foliage Extract from

Ricinus communis L. against Anopheles arabiensis and Culex

quinquefasciatus in Sudan. Tropical Biomedicine. 26(2): 130–139.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Institut Teksnologi Bandung. Bandung.

Kardinan A dan Dhalimi A. 2003. Mimba (Azadirachta indica Juss.) Tanaman

Multimanfaat. Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat

Volume XV, No 1. Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat. Bogor.

Novizan. 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan.

Cetakan I. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kemenkes RI. 2010. Buletin Jendela

Epidemiologi, Volume 2, Agustus 2010. Pusat Data dan Surveilans

Epidemiologi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Syamsuhidayat S.S. dan Hutapea J.R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.

Edisi I. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.

Jakarta.

8MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 9: Jurnal Fajar Al-habibi

ISSN 2337-3776

World Health Organization. Reg Publication. 2003. Prevention Control of Dengue

and Dengue Haemorage Fever. Regional Office for South East Asia. New

Delhi.

World Health Organization. 2005. Guidelines for Laboratory and Field Testing of

Mosquito Larvasides.

9MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013