jurnal analisis import container dwelling di terminal jakarta

Upload: greensangrilla

Post on 03-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Jurnal Analisis Import Container Dwelling Di Terminal Jakarta

    1/4

    1

    ANALISIS IMPORTCONTAINERDWELLI NG TIMEDI PELABUHAN

    PETI KEMAS JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER

    TERMINAL (JICT) TANJUNG PRIOK

    Oleh

    Afif Artakusuma

    NIM: 15008081

    Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil

    [email protected]

    Perairan Indonesia memegang peranan

    penting dalam kehidupan dunia. Hal ini

    disebabkan oleh letak Indonesia yang sangat

    strategis dalam jalur perdagangan global.

    Kepulauan Indonesia terletak diantara duabenua dan dua samudera. Indonesia terletak

    diantara Samudera Hindia dan Samudera

    Pasifik yang merupakan jalur pelayaran

    utama bagi kapal-kapal dari arah barat

    (Eropa) ke timur (Asia) maupun sebaliknya.

    Sayangnya walaupun letak Indonesia sangat

    strategis, pelabuhan yang ada di Indonesia

    saat ini yang melayani kapal-kapal pelayaran

    asing masih tergolong sangat sedikit. Dalam

    skala regional ASEAN, pelabuhan-pelabuhan

    utama di Indonesia khususnya Tanjung Priokkalah bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan

    regional lainnya di ASEAN seperti

    pelabuhan Singapura dan Port Klang di

    Malaysia.

    Kurangnya minat kapal-kapal asing untuk

    singgah di pelabuhan-pelabuhan utama

    Indonesia khususnya Tanjung Priok dapat

    disebabkan oleh beberapa parameter.

    Beberapa parameter diantaranya adalah

    kedalaman draft, jumlah dermaga yangtersedia, jumlah crane dan alat-alat berat

    lainnya, luas lahan terminal, tingkat sumber

    daya manusia (SDM), dsb. Salah satu

    parameter yang dijadikan acuan utama dalam

    suatu pelabuhan adalah import container

    dwelling time.

    Import container dwelling time adalah waktu

    yang dihitung mulai dari suatu peti kemas

    (kontainer) dibongkar dan diangkat

    (unloading) dari kapal sampai peti kemas

    tersebut meninggalkan terminal melaluipintu utama (World Bank, 2011). Sedangkan

    standar internasional import containerdwell

    time adalah lama waktu peti kemas

    (kontainer) berada di pelabuhan sebelum

    memulai pejalanan darat baik menggunakan

    truk atau kereta api (Nicoll, 2007). Importcontainer dwelling time memegang peranan

    penting karena berhubungan dengan lama

    waktu yang harus dilalui oleh peti kemas saat

    masih berada di dalam terminal untuk

    menunggu proses dokumen, pembayaran,

    dan pemeriksaan Bea Cukai selesai.

    Dalam operasionalnya, pelabuhan peti kemas

    di Tanjung Priok terdiri dari beberapa

    operator-operator terminal seperti operator

    Terminal Koja, operator Jakarta International

    Container Terminal (JICT), dsb. yangdibawahi oleh otoritas pelabuhan. Sebagai

    salah satu operator di pelabuhan peti kemas

    di Tanjung Priok, Jakarta International

    Container Terminal (JICT) bertugas untuk

    melayani kegiatan bongkar muat kapal peti

    kemas dan memfasilitasi pemeriksaan peti

    kemas oleh Bea Cukai.

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

    mengevaluasi import containerdwelling time

    di Pelabuhan Peti Kemas JakartaInternational Container Terminal (JICT)

    Tanjung Priok baik secara keseluruhan

    maupun untuk masing-masing jalur barang

    yaitu jalur merah, kuning, hijau, MITA Non-

    Prioritas, dan MITA Prioritas.

    Perhitungan dwell time di Pelabuhan Peti

    Kemas Jakarta International Container

    Terminal (JICT) Tanjung Priok dalam

    penelitian ini lebih cocok dengan definisi

    dari World Bank yaitu sejak unloading

    sampai keluar dari pintu utama terminal,yaitu pintu JICT. Perhitungan ini tidak bisa

  • 7/28/2019 Jurnal Analisis Import Container Dwelling Di Terminal Jakarta

    2/4

    2

    dibandingkan langsung dengan standar

    internasional yaitu sejak unloading sampai

    keluar dari pintu pelabuhan dan memulai

    perjalanan darat. Hal ini dikarenakan

    terdapat beberapa peti kemas yang

    dipindahkan keluar (overbrengen) dari lahanJICT dan ditumpuk disana menunggu untuk

    diangkut tidak dimasukkan dalam analisis

    perhitungan.

    Secara garis besar proses yang menentukan

    lamanya import container dwelling time di

    pelabuhan adalah pre-clearance, customs

    clearance, dan post-clearance.

    Yang termasuk kegiatan pre-clearance

    adalah peti kemas diletakkan di tempat

    penimbunan sementara (TPS) dan penyiapandokumen Pemberitahuan Impor Barang

    (PIB). Kegiatan customs clearance adalah

    pemeriksaan fisik peti kemas (khusus untuk

    jalur merah), verifikasi dokumen-dokumen

    oleh Bea Cukai, dan pengeluaran Surat

    Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

    Kegiatan post-clearance adalah peti kemas

    diangkut keluar pelabuhan dan pembayaran

    ke operator pelabuhan.

    Berdasarkan penjelasan tersebut maka import

    container dwelling time dapat dihitungsebagai berikut:

    DT = TP + TCC + TPC

    DT =Import container dwelling time

    TP = Lama waktupre-clearance

    TCC = Lama waktu customs clearance

    TPC = Lama waktupost-clearance

    Data sekunder didapatkan dari Laboratorium

    Rekayasa Transportasi ITB. Data yang

    dibutuhkan antara lain adalah nomor

    identifikasi peti kemas (container ID), waktu

    unloadingpeti kemas, dan waktu peti kemas

    keluar dari gate JICT. Selain itu data yang

    dibutuhkan juga meliputi nomor dokumen

    Pemberitahuan Impor Barang (PIB), jenis

    jalur barang, waktu pemasukan dokumen

    PIB, dan waktu dikeluarkan surat

    persetujuan pengeluaran barang (SPPB).

    Berdasarkan hasil perhitungan dalam

    penelitian ini, rata-rata import container

    dwelling time di Pelabuhan Peti KemasJakarta International Container Terminal

    (JICT) Tanjung Priok adalah 6,77 hari pada

    Bulan Januari 2012 dan 6,69 hari pada Bulan

    Februari 2012. Perhitungan rata-rata import

    container dwelling time ini tidak

    memasukkan data peti kemas yang

    dipindahkan ke tempat penimbunan lain(overbrengen).

    Komponen pre-clearance memiliki

    kontribusi paling besar terhadap dwell time

    baik pada Bulan Januari maupun Bulan

    Februari 2012 dengan waktu rata-rata

    masing-masing selama 3,82 hari (56,43 %)

    dan 4,17 hari (62,36 %). Kedua komponen

    lainnya, yaitu komponen customs clearance

    danpost-clearance memakan waktu rata-rata

    masing-masing selama 0,9 hari (13,34 %)

    dan 2,05 hari (30,23 %) pada Bulan Januari

    2012. Sedangkan pada Bulan Februari 2012

    komponen customs clearance dan post-

    clearance memakan waktu rata-rata masing-

    masing selama 0,76 hari (11,28 %) dan 1,76

    hari (26,36 %).

    Analisis import container dwelling time di

    JICT Tanjung Priok dapat dilakukan untuk

    tiap-tiap jenis jalur barang. Jumlah total peti

    kemas yang dihitung pada Bulan Januari

    2012 adalah sebanyak 21.857 peti kemas danpada Bulan Februari 2012 adalah sebanyak

    19.707 peti kemas.

    Dari total 21.857 peti kemas pada Bulan

    Januari 2012, jalur hijau memiliki persentase

    jumlah peti kemas paling banyak

    dibandingkan dengan keempat jalur lainnya

    yaitu sebanyak 10.920 peti kemas (49,96 %).

    Sedangkan MITA Prioritas memiliki jumlah

    terbanyak kedua yaitu sebanyak 4.444 peti

    kemas (20,33 %). Jalur merah memiliki

    jumlah terbanyak ketiga yaitu sebanyak

    2.495 peti kemas (11,42 %). Jalur kuning

    dan MITA Non-Prioritas memiliki

    persentase jumlah yang hampir sama, dengan

    jumlah masing-masing peti kemas sebanyak

    2.017 peti kemas (9,23 %) dan 1.981 peti

    kemas (9,06 %). Begitu pula untuk Bulan

    Februari 2012, dari total 19.707 peti kemas

    jalur hijau memiliki persentase jumlah peti

    kemas paling banyak dibandingkan dengan

    keempat jalur lainnya yaitu sebanyak 10.421peti kemas (52,88 %). Sedangkan MITA

  • 7/28/2019 Jurnal Analisis Import Container Dwelling Di Terminal Jakarta

    3/4

    3

    Prioritas memiliki jumlah terbanyak kedua

    yaitu sebanyak 3.684 peti kemas (18,69 %).

    MITA Non-Prioritas dan jalur merah

    memiliki persentase jumlah yang hampir

    sama, dengan jumlah masing-masing peti

    kemas sebanyak 2.120 peti kemas (10,76 %)dan 2.041 peti kemas (10,36 %). Jalur

    kuning memiliki persentase jumlah yang

    paling sedikit yaitu sebanyak 1.441 peti

    kemas (7,31 %).

    Dari hasil statistik untuk kedua bulan

    tersebut, dapat disimpulkan bahwa peti

    kemas jalur hijau memiliki kontribusi paling

    besar terhadap import container dwelling

    time di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta

    International Container Terminal (JICT)

    Tanjung Priok, dengan total hampir separuh

    dari keseluruhan jumlah peti kemas yang ada

    di JICT.

    Jalur MITA Prioritas memiliki rata-rata

    dwell time yang paling singkat dibandingkan

    keempat jalur lainnya yaitu 4,96 hari pada

    Bulan Januari 2012 dan 4,64 hari pada Bulan

    Februari 2012. Sedangkan MITA Non-

    Prioritas dan jalur hijau memiliki rata-rata

    dwell time yang hampir sama yaitu masing-

    masing selama 6,67 hari dan 6,1 hari padaBulan Januari 2012, serta 6,47 hari dan 6,29

    hari pada Bulan Februari 2012. Selanjutnya

    jalur kuning memiliki rata-rata dwell time

    selama 8,52 hari pada Bulan Januari 2012

    dan 9,03 hari pada Bulan Februari 2012.

    Jalur merah memiliki rata-rata dwell time

    paling lama dibandingkan keempat jalur

    lainnya yaitu 11,6 hari pada Bulan Januari

    2012 dan 11,07 hari pada Bulan Februari

    2012.

    Lama waktu rata-rata komponen pre-

    clearance dan customs clearance cenderung

    berkurang sejalan dengan kemudahan jenis

    penanganan barang peti kemas tsb. Mulai

    dari penanganan yang paling rumit (jalur

    merah) sampai penanganan yang paling

    mudah (jalur MITA Prioritas). Hal ini tidak

    terlepas dari keistimewaan yang diberikan

    kepada importir jalur MITA Prioritas seperti

    dapat mengirim dokumen PIB tanpa

    manifest, pembayaran dilakukan berkala dandapat dilakukan secara deffered payment.

    Dengan adanya kemudahan tersebut, lama

    waktu rata-rata yang dibutuhkan untukpre-

    clearance dapat berkurang secara signifikan

    karena keistimewaan yang diberikan kepada

    importir jalur MITA Prioritas dapat

    mengurangi lamanya waktu persiapandokumen PIB dan membuat sistem

    pembayaran pajak dan bea masuk menjadi

    lebih cepat dan efisien dibandingkan jalur

    lainnya. Sedangkan lama waktu rata-rata

    customs clearance bergantung pada

    dilakukan atau tidaknya pemeriksaan fisik

    dan penelitian dokumen. Sejalan dengan hal

    itu maka peti kemas jalur merah memiliki

    waktu rata-rata customs clearance yang

    paling lama dibandingkan jalur lainnya,

    disusul oleh peti kemas jalur kuning. Padapeti kemas jalur hijau, MITA Non-Prioritas,

    dan MITA Prioritas tidak dilakukan

    pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen

    untuk mendapatkan dokumen SPPB

    sehingga lama waktu rata-rata customs

    clearance menjadi sangat singkat.

    Berbanding terbalik dengan hal itu, lama

    waktu rata-rata komponen post-clearance

    cenderung meningkat sejalan dengan

    kemudahan jenis penanganan barang petikemas tsb. Mulai dari penanganan yang

    paling rumit (jalur merah) sampai

    penanganan yang paling mudah (jalur MITA

    Prioritas). Hal ini dapat disebabkan oleh

    beberapa hal salah satunya adalah menunggu

    kedatangan truk pengangkut. Misalnya peti

    kemas jalur MITA Prioritas walaupun sudah

    menyelesaikan dokumen-dokumen dan dapat

    meninggalkan pelabuhan harus menunggu

    kedatangan truk pengangkutnya yang belum

    sampai ke pelabuhan, sedangkan trukpengangkut peti kemas jalur merah sudah

    berada di pelabuhan.

    Pada Bulan Januari, jalur MITA Non-

    Prioritas dan MITA Prioritas memiliki

    bentuk distribusi yang mirip dengan kisaran

    dwell time paling banyak berada di range 2-3

    hari namun memiliki nilai standar deviasi

    yang berbeda. Jalur MITA Non-Prioritas

    memiliki nilai standar deviasi yang paling

    besar dan ekor yang panjang disebabkan oleh

    banyaknya peti kemas yang memiliki dwell

  • 7/28/2019 Jurnal Analisis Import Container Dwelling Di Terminal Jakarta

    4/4

    4

    time diatas 22 hari. Sedangkan grafik

    distribusi jalur kuning dan jalur merah sama-

    sama memiliki ekor yang panjang, dengan

    kisaran dwell time paling banyak masing-

    masing berada di range 8-9 hari dan 11-12

    hari. Jalur hijau memiliki kisaran dwell timepaling banyak berada di range 3-4 hari.

    Sedangkan pada Bulan Februari jalur hijau,

    MITA Non-Prioritas dan MITA Prioritas

    memiliki bentuk distribusi yang mirip,

    dengan kisaran dwell time paling banyak

    berada di range 2-3 hari dengan nilai standar

    deviasi yang berbeda-beda. Jalur MITA Non-

    Prioritas memiliki nilai standar deviasi yang

    paling besar dan ekor yang panjang

    disebabkan oleh banyaknya peti kemas yang

    memiliki dwell time diatas 22 hari.

    Sedangkan grafik distribusi jalur kuning dan

    jalur merah sama-sama memiliki ekor yang

    panjang, dengan kisaran dwell time paling

    banyak masing-masing berada di range 4-5

    hari dan 7-8 hari.

    Untuk dapat membandingkan import

    container dwelling time di JICT dengan

    pelabuhan negara lain, dibuat estimasi dwell

    time yang mencakup peti kemas yang

    dipindahkan ke tempat penimbunan lain(overbrengen) maka dwell time rata-rata

    Januari-Februari 2012 selama 7 hari

    diestimasi menjadi 8 hari.

    Perbandingan dilakukan dengan pelabuhan

    peti kemas India karena jumlah TEUs yang

    dilayani dan tahapan impor barang pada

    kedua pelabuhan dianggap komparabel.

    Pelabuhan JICT memiliki jumlah peti kemas

    yang dilayani mencapai 2.265.202 TEUs

    pada tahun 2011. Sedangkan pelabuhan peti

    kemas terbesar di India adalah Jawaharlal

    Nehru Port (JNPT) dengan jumlah peti

    kemas yang dilayani mencapai 2.667.000

    TEUs (57,81 %) dari total peti kemas yang

    dilayani oleh seluruh pelabuhan utama

    adalah 4.613.000 TEUs. Berdasarkan kondisi

    pelabuhan India secara umum sama dengan

    JICT antara lain:

    1. Pengeluaran barang kargo didominasi

    melalui jalan darat

    2. Daerah industri berada cukup jauh daripelabuhan

    3. Terbatasnya lahan penumpukan

    4. Sistem IT yang belum bekerja

    sepenuhnya

    5. Penyelesaian pabean harus diselesaikan

    di pelabuhan

    Dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhanutama India yang memiliki import container

    dwelling time sebesar 5 hari, pelabuhan

    India menerapkan satu tagihan di bagian

    terakhir saat peti kemas akan di keluarkan

    dari pelabuhan dimana tagihan mencakup

    biaya yang dikenakan oleh semua instansi

    terkait.

    Di Pelabuhan Tanjung Priok sendiri terdapat

    beberapa terminal peti kemas lain yang

    melayani peti kemas ekspor-impor selainJICT yaitu:

    1. Terminal peti kemas Koja

    2. Terminal peti kemas Mustika Alam

    Lestari (MAL)

    3. Terminal peti kemas Multi Terminal

    Indonesia (MTI)

    Rata-rata import container dwelling time di

    JICT (6,73 hari) lebih lama dibandingkan

    dengan Terminal Koja (5,5 hari) dan

    Terminal MAL (5,14 hari). SedangkanTerminal MTI memiliki rata-rata dwell time

    yang paling lama (8,23 hari). Jumlah peti

    kemas impor yang dilayani di JICT

    mencapai 176.540 TEUs, Terminal Koja

    sebanyak 64.814 TEUs, Terminal MAL

    sebanyak 19.065 TEUs, dan Terminal MTI

    sebanyak 12.213 TEUs. Lama rata-rata

    import container dwelling time di masing-

    masing terminal dapat dipengaruhi oleh

    beberapa hal seperti kapasitas lahan

    penumpukan, fasilitas bongkar muat yangdigunakan oleh masing-masing operator

    terminal, dan banyaknya peti kemas yang

    dilayani.

    Saran yang diajukan untuk penelitian

    selanjutnya adalah dibutuhkannya data

    identifikasi dan waktu peti kemas yang

    dipindahkan ke tempat penimbunan lain

    (overbrengen) untuk mengetahui secara pasti

    berapa lama import container dwelling time

    sebenarnya di Pelabuhan Peti Kemas Jakarta

    International Container Terminal (JICT)

    Tanjung Priok.