judul : analisis kesalahan berbahasa anak...

23

Click here to load reader

Upload: truongkiet

Post on 25-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUAL(Studi Kasus Terhadap Siswa SMP METHODIST III Medan

Dengan B1 Bahasa Cina Hokkien)

Elza Leyli L Saragih

ABSTRACT

This study deals with the errors in written Indonesian language made by the Junior High School Students of Methodist III, Medan. Most of the students are Chinese (Tionghua) in which the Hokkien dialect as their mother tongue. Specifically, the study describes the types of errors made and analyzes the causes of the errors. The data were collected from the subjects and were analysed by errors analysis procedures are proposed by Ellis (1984) and Tarigan (1995)

The findings indicate that errors made by the students cover morphological, syntactical and lexical aspects. The dominant errors are lexical item.Morphological and syntactic errors follow the lexical errors.The finding also indicates that causes of the errors are interference intra language, incomplete application rules, students carelessness and lack of vocabulary.

Keywords:error,interference,intralingual,addition,missformation,omission, isordering

1. PENDAHULUANBahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.Saat

berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan maupun tulisan. Kenyataannya, masih banyak terjadi kesalahan pemakaian bahasa di kalangan siswa dalam situasi formal.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia siswa tingkat sekolah menengah lanjutan yang bahasa Ibunya bahasa Cina Hokkien dalam bentuk tulisan. Objek penelitiannya adalah Siswa SMP Methodist III Medan. Alasan pemilihan sekolah ini karena mayoritas siswanya sebelum mendapat B2 bahasa Indonesia di sekolah formal, mereka menggunakan B1 Bahasa Cina Hokkien.

Siregar (1997:27) menyatakan bahwa etnis Cina adalah salah satu etnis yang ada di Indonesia yang secara kontinu selalu menggunakan bahasa daerahnya terhadap sanak famili atau lawan bicaranya.Hal ini mengakibatkan terjadinya banyak kesalahan dalam pemakaian bahasa B2 (dalam hal ini bahasa Indonesia) di sekolah formal. Jika kesalahan ini terus dibiarkan maka akan terjadi fosilisasi kesalahan yang akan mengganggu perkembangan B2 mereka.

Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk kesalahan morfologis, sintaksis dan leksikal bahasa Indonesia tulis siswa, mencari jenis kesalahan yang paling dominan dilakukan dan faktor penyebab terjadinya kesalahan tersebut.

Ellis (1978) mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasanya dilakukan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi

_____________ISSN 0853 - 0203

504

Page 2: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan tersebut berdasarkan penyebabnya serta pengevaluasian dan penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.

Untuk pengidentifikasian tipe kesalahan, digunakan format analisis kesalahan bahasa oleh Tarigan (1995) yang mengelompokkan kesalahan berdasarkan taksonomi kategori linguistik yaitu kesalahan fonologis, morfologis, sintaksis dan leksikon. Selanjutnya, James (1998) mengatakan Morphological error is one which involves a failure to comply with the norm in supplying any part of any instance of these word classes as noun, verb, adverb and adjective.Kesalahan Morpologi merupakan kesalahan penggunaan bentuk kata yang tidak lengkap karena adanya penghilangan dalam kata berimbuhan. Contoh : 1) Saya lebih baik berpulang daripada meninggal di sini. Kalimat ini termasuk kesalahan taksonomi kategori morfologi dimana penggunaan imbuhan ber- dan me- tidak tepat. Seharusnya : 2) Saya lebih baik pulang daripada tinggal di sini.

Kesalahan sintaksis adalah kategori kesalahan yang mencakup frase nomina, verba, konstruksi verba, runtutan kata dan tipe transfornmasi. Kesalahan ini juga mencakup kalimat, paragraf dan wacana. Ramlan (1987) mengelompokkan kesalahan sintaksis meliputi penyimpangan struktur frasa, klausa dan kalimat : Contoh : 3) Mengapa kamu pergi dengan tanpa pamit ? Kalimat ini mengandung kesalahan dalam kategori sintaksis. Penggunaan kata dengan harus dihilangkan menjadi :4) Mengapa kamu pergi tanpa pamit ?

Kesalahan leksikon mencakup kesalahan pemilihan kata yang tidak tepat atau yang kurang tepat. Contoh : 5) Persetujuan itu disetujui pada hari minggu yang lalu. Penggunaan kata disetujui pada kalimat tersebut seharusnya diganti menjadi : 6) Persetujuan itu ditandatangani minggu yang lalu.

Dari segi kategori taksonomi siasat permukaan Corder (1981) membuat klasifikasi kesalahan menjadi ommision, addition, misformation dan misordering.Ommision adalah kesalahan yang bersifat penghilangan di mana suatu butir seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar. Biasanya bentuk yang sering dihilangkan adalah morfem dan kata.

Addition adalah kesalahan yang ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya ada, tidak muncul dalam ucapan yang baik dan benar. Biasanya kesalahan ini terjadi pada tahap dimana pembelajar telah menerima kaidah B2 dan akibatnya dia terlalu berhati-hati menggunakannya. Misformation adalah kesalahan yang ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah sedangkan Missordering adalah kesalahan yang ditandai dengan penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran.

Di bawah ini dijelaskan jenis-jenis kesalahan tersebut beserta contoh-contohnya oleh Ellis (1984)

_____________ISSN 0853 - 0203

505

Page 3: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

Category Description ExampleOmissions The absence of an utem that nust

appear in a well-formed utterance

She sleeping

Additions The presence of an item that must nt appear in well-formed utterance

We didn’t went there

Misformations The use of the wrong form of the morphems or structure

The dog ated the chicken

Misordering The incorret pleacement of a mrphem or group of morphemes in an utterance

What daddy is doing?

Burth (1993) mengelompokkan pula jenis kesalahan dalam dua kategori yaitu local erros dan global errors. Local error adalah jenis kesalahan yang bersifat lokal dan tidak mempengaruhi makna kalimat secara keseluruhan, sedangkan global error adalah jenis kesalahan yang sudah mempengaruhi makna kalimat secara keseluruhan.Kesalahan global errors yang paling sistematis terjadi adalah kesalahan menyusun unsur pokok, kesalahan menempatkan kata sambung dan hilangnya ciri kalimat pasif.

2. METODOLOGI PENELITIANMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif. Metode ini adalah metode yang berbentuk studi kasus yang mencoba menggambarkan dan menganalisis data mulai tahap penghimpunan, penyusunan data dibarengi dengan analisis dan interpretasi terhadap data tersebut seakurat mungkin sesuai dengan sifat-sifat ilmiahnya (Djajasudarma ,1993:)

Selain itu, penulis juga menggunakan metode analisis kesalahan. Kridalaksana (1993) mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah metode untuk mengukur kemajuan belajar bahasa dengan mencatat dan mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seseorang atau kelompok .

Penelitian ini berupa studi kasus yang dilaksanakan di SMP Methodist III dengan fokus analisis kesalahan bahasa Indonesia tulis siswa . Sampel penelitian berjumlah 331 siswa yang diambil dengan teknik proportional random sampling, yang dilakukan secara acak berlapis dari seluruh jumlah siswa yang ada . Instrumen diperoleh melalui :Tes mengarang bebas dengan panjang satu halaman ( 250-300 kata) dengan waktu 60 menit, tes mengarang terikat yang menggunakan panduan gambar dengan waktu 30 menit dan cloze-test, dimana siswa diinstruksikan mengisi bagian yang rumpang dengan pilihan kata yang disediakan .

Sebelum melakukan tes yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan tes uji coba untuk menmperhitungkan validitas, reliabilitas, penyesuaian alokasi waktu dan kejelasan petunjuk. Uji coba dilakukan diluar populasasi, yakni sebanyak 10 orang siswa.

_____________ISSN 0853 - 0203

506

Page 4: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan langkah Corder (1981) dan Tarigan (1993) yang meliputi:1. Identifikasi data kesalahan2. Mentabulasi jenis kesalahan sesuai dengan kategori kesalahan3. Mencatat kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dan membuktikan

kesalahannya4. Menemukan faktor penyebab kesalahan 5. Menyimpulkan hasil analisis data kesalahan yang telah diidentifikasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HasilBerdasarkan data yang telah diperoleh, hasil analisis taksonomi linguistik

menunjukkan bahwa jenis kesalahan yang dominan adalah kesalahan leksikal sebanyak 42,96%, diikuti oleh kesalahan morfologi sebanyak 33,6% dan kesalahan sintaksis sebanyak 23,38%.

Kategori jenis kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan mencakup ommision sebanyak17,7% ,addition sebanyak 31,3% missformation sebanyak 25,3%, misordering sebanyak 19,5 % sedangkan 6,2% tidak dapat dikelompokkan secara tegas berdasarkan kategori yang ada. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa umumnya masih dalam kategori local errors yaitu sebanyak 94,29%. Kesalahan global yang dilakukan oleh siswa hanya dalam jumlah yang kecil yakni 5,71%.

Kesalahan sintaksis yang dilakukan mencakup penggunaan kata keterangan dan partikel, kesalahan penggunaan kata depan, kesalahan struktur frasa dan kalimat, kesalahana penggunaan kata tugas dan kata sambung serta kesalahan penggunaan kata bilangan. Kesalahan leksikal menyangkut kesalahan pemilihan kata yang tidak tepat, penambahan kosa kata yang tidak perlu, penghilangan kata, penggunaan kata ganti, makna kata yang tidak logis, penggunaan kata tanya, dan kesalahan penggunaan istilah asing.

Penyebab kesalahan antara lain adanya interferensi, kesalahan intralingual, aplikasi yang tidak sempurna, ketidakhati-hatian dan kecerobohan serta kurangnya perbendaharaan kosa kata yang dimiliki oleh siswa. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi fosilisasi kesalahan dalam beberapa bentuk kata.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Kesalahan Berdasarkan Taksonomi Kategori Linguistik3.2.1.1 Kesalahan Bidang Morfologi dan Penyebab Kesalahannya

Kesalahan yang dilakukan oleh siswa di bidang morfologi mencakup kesalahan penghilangan imbuhan, kesalahan penggunaan kata ulang, kesalahan penggunaan penanda ganda, penanda kata benda, penanda kata kerja aktif dan penanda kata kerja pasif.

_____________ISSN 0853 - 0203

507

Page 5: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

Tarigan (1995) mengatakan bahwa kesalahan penghilangan imbuhan ini bukan hanya terjadi pada saat belajar bahasa kedua. Pada saat belajar bahasa pertama pun si pembelajar akan melakukan hal yang sama. Kesalahan penghilangan imbuhan yang dilakukan tidak terlalu mengganggu jalannya komunikasi. Artinya, pembaca masih dapat memahami maksud kalimat yang dituliskan, aekalipun sudah diketahui terjadi kesalahan dalam strukturnya. Misalnya :(1a)* Tetapi gagal adalah awal dari suatu sukses(2a)*Saya tetap pertahankan karena itu (menjadi pianis) adalah keinginanku sejak kecil.

Berdasarkan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Muliono, 1997) pada kalimat (1a) terjadi kesalahan karena adanya penghilangan konfiks ke-an yang seharusnya dilekatkan pada kata gagal dan sukses. Demikian juga kalimat (2a) terjadi penghilangan awalan me- pada kata pertahankan.Kalimat tersebut haru diperbaiki menjadi :(1b) Tetapi kegagalan adalah awal dari suatu kesuksesan.(2b)Saya tetap mempertahankannya, karena itu (menjadi pianis) adalah keinginanku sejak kecil.

Kesalahan lain adalah penggunaan kata ulang berimbuhan dan kata ulang sebagian yang kurang tepat. Hal ini disebabkan oleh kekuranghati-hatian siswa dalam membentuk kata ulang tersebut. Misalnya : (3a*) Polusi tidak bertambah banyak dengan menanam pepohonan-pepohonan di sekitar tepi-tepi jalan.(4a*) Penumpang di dalam bus itu berdesakan-berdesakan

Sesuai dengan Tata Bahasa Baku, penggunaan kata ulang pepohonan-pepohonan pada kalimat (1) tidak tepat karena kata ulang tersebut berasal dari kata dasar pohon yang mendapat perulangan dan penambahan imbuhan.Jadi, kata ulang yang tepat adalah pohon-pohonan. Demikian pula kata berdesakan-berdesakan pada kalimat (2) seharusnya menjadi berdesak-desakan.Kalimat yang benar adalah :(3b) Polusi tidak bertambah banyak dengan menanam pohon-pohonan di sekitar tepi-tepi jalan.(4b) Penumpang di dalam bus itu berdesak-desakan

Kesalahan penggunaan penanda ganda terjadi karena siswa menggunakan bentuk imbuhan dan perulangan yang sebenarnya sudah berfungsi menyatakan bermakna ganda tetapi masih diikuti oleh keterangan yang menyatakan ganda sehingga terjadi pleonasme (berlebihan). Misalnya :(5a)* …tetapi ada dampak negatif dari semua hal-hal itu(6a)*Di dalam pom bensin ada banyak peraturan-peraturan yang ditujukan untuk pelanggan.

Berdasarkan Tata Bahasa Baku (Muoeliono, 1997) , kata hal pada kalimat di atas sudah menyatakan jamak, jadi tidak perlu mendapatkan penjelasan semua. Demikian juga kata peraturan-peraturan yang mengikuti kata banyak. Kalimat di atas seharusnya menjadi :(5b) …tetapi ada dampak negatif dari semua hal itu.

_____________ISSN 0853 - 0203

508

Page 6: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

(6b) Di pom bensin banyak peraturan yang ditujukan untuk pelanggan.Jenis kesalahan yang paling jarang dilakukan oleh siswa adalah kesalahan

penggunaan imbuhan penanda kata benda. Kesalahan ini terjadi karena ketidak,mampuan siswa membedakan kelas kata benda dan kata kerja. Misalnya :(7a)*Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan kita harus memiliki sifat kebersihan.(8a) *Asap pabrik-pabrik pembuangan sampah secara sembarangan

Sesuai dengan Tata Bahasa Indonesia Baku (Moeliono,1997) , konfiks ke-an pada kata kebersihan berfungsi membentuk kata benda,seharusnya kata dalam kalimat tersebut meminta jenis kata sifat. Demikian juga kata pembuangan yang berfungsi sebagai penanda benda tidak sesuai di tempatkan pada kalimat tersebut. Kalimat di atas harus diperbaiki menjadi :(7b)Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan kita harus menjaga kebersihan.(8b) Pabrik-pabrik membuang sampah secara sembarangan

Kesalahan lain yang dilakukan oleh siswa adalah kesalahan dalam hal penggunaan imbuhan kata kerja aktif dan pasif. Kesalahan ini terjadi karena ketidakmengertian siswa mengenai bentuk imbuhan aktif dan pasif. Misalnya:(9a*) Kata petugas itu, di sini melarang merokok.(10a*) Lingkungan yang bersih harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sesuai dengan Tata bahasa baku Bahasa Indonesia (1997) pada kalimat (9a) terdapat kesalahan penggunaan imbuhan penanda kata kerja aktif pada kata melarang, yang seharusnya menjadi dilarang. Demikian juga pada kalimat (10a) terdapat kesalahan penggunaan imbuhan panda pasif pada kata diterapkan. Awalan di- pada bentuk dasar terapkan adalah membentuk kata kerja pasif , yang seharusnya menerapkan. Kalimat tersebut diperbaiki menjadi :(9b) Kata petugas itu, di sini dilarang merokok.(10b) Kita harus menerapkan (membiasakan) hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari.

3.2.1.2 Kesalahan di Bidang Sintaksis dan Penyebab Kesalahannya Kesalahan sintaksis yang dilakukan mencakup penggunaan kata keterangan

dan partikel, kesalahan penggunaan kata depan, kesalahan struktur frasa dan kalimat, kesalahana penggunaan kata tugas dan kata sambung serta kesalahan penggunaan kata bilangan

Kesalahan penggunaan kata keterangan sebanyak 16,91%. Kesalahan ini terjadi karena ketidaktepatan dan ketidaktahuan siswa mengenai fungsi kata keterangan dan partikel.Hal ini mengakibatkan kalimat yang dibuat oleh siswa menjadi rancu dan strukturnya tidak jelas. Misalnya :1a)* Saya terkecut dengan melihat rumahnya yang sangat mewah sekali.2a) *Dengan banyaknya penumpang sehingga mengakibatkan berdesak-desakan.

Sesuai dengan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kalimat di atas salah karena penggunaan kata keterangan kurang tepat . Kata dengan digunakan untuk menerangkan kata sebelumnya atau sesudahnya misalnya: dengan baik, dengan cepat dan sebagainya. Pada kalimat (1a) harus diganti dengan kata ketika atau saat.

_____________ISSN 0853 - 0203

509

Page 7: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

Demikian pula kata dengan pada kalimat (2a) kata dengan dan sehingga tidak perlu digunakan. Kalimat yang benar adalah :1b) Saya terkejut saat melihat rumahnya yang sangat mewah.2b) Banyaknya penumpang mengakibatkan berdesak-desakan.

Kesalahan penggunaan kata depan sebanyak 12,43%. Kesalahan ini terjadi karena siswa tidak dapat membedakan fungsi pemakaian kata depan yang ada. Misalnya:(3a)* Pada lingkungan sekolah yang harus diperhatikan siswa adalah lantai dari masing-masing kelas.(4a) *Pada beberapa saat supir tersebut berhenti di pertamina yang ada.

Pada kedua kalimat di atas, terdapat kesalahan penggunaan kata depan yaitu kata pada dan dari. Sebenarnya, kata pada diikuti oleh kata benda dan bukan menunjukkan tempat sedangkan kata dari digunakan untuk menunjukkan asal, daerah, atau bahan. Kata pada seharusnya diganti menjadi di , dan kata dari pada kalimat (3a) harus dihilangkan karena tidak menunjukkan tempat. Perbaikan kalimat tersebut adalah :(3b) Di lingkungan sekolah yang harus diperhatikan siswa adalah lantai masing-masing kelas.(4b) Beberapa saat supir tersebut berhenti di pertamina yang ada.

Kesalahan struktur frase yang dilakukan oleh siswa sebanyak 39,31%. Kesalahan ini terjadi karena siswa salah menempatkan dan membentuk frase, klausa maupun kalimat sehingga strukturnya rancu. Misalnya :(5a)* Suatu hari di dalam bus sangatlah padat penumpangnya.(6a) *Hanya tinggal dia seorang dan pembantunya yang tinggal di rumah itu.

Kesalahan kalimat (5a) di atas terletak pada sangatlah padat penumpangnya. Struktur ini mengaburkan makna sehingga kalimat tersebut tidak mempunyai subjek yang jelas. Kalimat tersebut harus menjadi : (5b) Suatu hari di sebuah bus terdapat banyak penumpang. Kesalahan pada kalimat (6a) adalah peletakan subjek dan keterangan.Kalimat tersebut menjadi :(6b) Hanya dia dan pembantunya yang menempati rumah itu.

Kesalahan penggunaan kata tugas dan kata sambung sebanyak 21,44%. Faktor penyebabnya adalah kekuranghati-hatian siswa dalam penggunaan kata tugas dan kata sambung. Misalnya :(7a)*Aku mempunyai cita-cita untuk menjadi dokter(8a) *Bus umum yang dipenuhi penumpang yang pada siang itu hendak pergi.

Kata untuk pada kalimat (7a) tidak perlu. Demikian juga penggunaan yang berulang-ulang pada kalimat (8a). Perbaikan kalimat tersebut adalah :(7b)Aku mempunyai cita-cita menjadi dokter(8b) Bus umum dipenuhi penumpang yang hendak pergi.

Kesalahan susunan kata bilangan sebanyak 9,91%. Kesalahan ini terjadi diakibatkan oleh pemakaian yang tidak tepat serta peletakan posisi kata bilangan yang salah. Misalnya :

_____________ISSN 0853 - 0203

510

Page 8: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

(9a)* Akhirnya saya dan sekeluargapun kembali ke Medan.(10a)* Saya seorang siswa SLTP 3.

Penggunaan susunan kata bilangan pada kalimat (10a) salah. Susunan yang baku adalah Kelas III SLTP. Demikian pula penggunaan imbuhan se- yang menyatakan keseluruhan tidak perlu digunakan. Perbaikan kalimat tersebut adalah :(9b) Akhirnya saya dan keluargapun kembali ke Medan.(10b) Saya seorang siswa kelas tiga SLTP.

3.2.1.3 Kesalahn di Bidang Leksikal dan Faktor PenyebabnyaKesalahan di bidang leksikal mencakup kesalahan pemilihan kata,

penambahan kosa kata yang tidak perlu, penghilangan kata, makna kata yang tidak logis,penggunaan kata tanya, dan kesalahan penggunaan istilah asing.

Kesalahan dalam pemilihan kata yang tidak tepat sebanyak 28,75%. Kesalahan ini terjadi karena siswa salah menggunakan atau memilih kata yang digunakan kedalam kalimat. Misalnya:(1a) Udara di dalam bus sangat penat

Kesalahan pada kalimat di atas terletak pada penggunaan kosa kata yang tidak tepat. Dalam kalimat (1a) kata pengap sebaiknya diganti menjadi penat karena menurut KBBI (1994) kata penat bermakna letih setelah melakukan suatu pekerjaan. Kalimat diatas diperbaiki menjadi:(1b) Udara di dalam bus sangat pengap

Kesalahan penggunaan kosa kata yang tidak perlu sebanyak 21,62%. Kesalahan ini terjadi karena siswa menambahkan kata yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya : (2a)* Ia pernah berniat untuk melakukan hal-hal yang mengerikan yaitu sempat bunuh diri. (3a)* Limbah di manapun hendaknya didaur ulang kembali.

Pada kalimat (2a) dan (3a) terdapat penggunaan kata yang tidak perlu seperti kata kembali (3a) karena makna daur-ulang sudah berarti kembali. Demikian juga kata melakukan hal-hal yang mengerikan yaitu sempat (2a) tidak perlu digunakan .Kalimat di atas menjadi:(2b) Ia pernah berniat untuk bunuh diri. (3b) Limbah di manapun hendaknya didaur ulang.

Kesalahan penghilangan kata yang dilakukan oleh siswa sebanyak 8,49%. Kesalahan ini diakibatkan oleh ketidakhati-hatian siswa dalam membentuk makna kalimat. Misalnya :(4a)* Orang disana selalu berdesakan untuk mendapat duduk.(5a)* Memang bus tersebut harganya murah.

Ada beberapa kata yang sudah dihilangkan pada kalimat di atas yaitu tempat (4a) dan ongkos (5a). Kalimat di atas diperbaiki menjadi:(4b) Orang disana selalu berdesakan untuk mendapat tempat duduk.(5b) Memang ongkos bus tersebut harganya murah.

_____________ISSN 0853 - 0203

511

Page 9: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

Kesalahan penggunaan makna yang tidak logis sebanyak 11,98%. Kesalahan ini terjadi karena siswa benar-benar tidak mengerti dan tidak mampu membuat kalimat yang baik dan bermakna logis. Misalnya :(6a)* Pencemaran udara sangatlah penting bagi kita(7a)* Setelah itu maka bus berlangsung terus perjalanan yang dituju

Adanya ketidaklogisan makna pada kalimat di atas mengakibatkan terganggunya komunikasi. Kesalahan seperti ini hendaknya menjadi pusat perhatian para guru dan harus segera diperbaiki karena dapat mengganggu perkembangan bahasa anak (Tarigan 1993). Kalimat di atas harus diperbaiki menjadi :(6b) Pencemaran udara berakibat buruk bagi kita.(7b) Setelah itu, bus pun melanjutkan perjalanan ke tempat yang dituju.

Kesalahan penggunaan kata tanya sebanyak 1,96%. Kesalahan ini terjadi karena ketidakmampuan siswa menggunakan pilihan kata tanya yang tepat. Misalnya :(8a)* Pak supir turun untuk mengatakan mau mengisi berapa liter bensin.(9a)* Supir turun dan mengatakan kepada tukang pom bensinn berapa liter bensin yang perlu.

Kata tanya berapa yang digunakan pada kalimat (8a) dan (9a) tidak tepat dan seharusnya menjadi :(8b) Pak supir turun untuk mengatakan jumlah bensin yang dibutuhkan.(9b) Supir turun dan mengatakan kepada petugas pom bensin agar mengisiskan beberapa liter bensin.

Kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam penggunaan kosa kata atau istilah asing sebnayak 5,36%. Kesalahan ini terjadi karena pemakaian istilah asing dengan kaidah bahasa yang sering digunakannya. Misalnya :(10a)* Saya sering mengikuti festival lomba karaoke(11a)* Biasanya kalau kita bertiga punya masalah selalu disharingkan.

Kata festival (10a) tidak perlu digunakan karena sama maknanya dengan kata lomba. Demikian juga kata disharingkan sebaiknya diganti dengan padanan makna dalam bahasa Indonesia yaitu kata dibicarakan.Kalimat di atas menjadi :(10b) Saya sering mengikuti lomba karaoke(11b) Biasanya kalau kita bertiga punya masalah selalu dibicarakan.

3.2.2 Kesalahan Berdasarkan Taksonomi Siasat PermukaanOmmision (penghilangan) yang dilakukan oleh siswa sebanyak 17,7%.

Kesalahan ini terjadi karena siswa menghilangkan bentuk morfologi, kata atau klausa yang seharusnya ada dalam bentuk yang baku. Misalnya :(1a)* Ia akan lapor hal itu kepada petugas keamanan(2a)* Jika lingkungan sudah dicemar, maka akan berakibat buruk pada masyarakat.

Penghilangan bentuk morfologi me-kan pada kata lapor (1a) dan –i pada kata dicemar (2a) mengkibatkan kerancuan pada kalimat di atas. Perbaikan dari kalimat tersebut adalah:

_____________ISSN 0853 - 0203

512

Page 10: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

(1b )Ia akan me laporkan hal itu kepada petugas keamanan(2b)Jika lingkungan sudah dicemari, maka akan berakibat buruk pada masyarakat.

Kesalahan penambahan (addition) yang dilakukan siswa sebanyak 31,3%. Kesalahan ini terjadi karena penambahan bentuk yang seharusnya tidak ada (baik morfologi, kata atau klausa) dalam bentuk yang baku. Misalnya :(3a)* Setiap masyarakat harus mempertanggungjawabi lingkungannya agar tidak tercemar.(4a)* Guru menyarankan agar semua murid-murid belajar.

Kata mempertanggungjawabi (3a) salah karena adalnya penambahan bentuk morfologis yaitu imbuhan per-. Bentuk kata yang benar adalah menaggungjawabi. Demikian juga kata semua sebaiknya tidak digunakan karena kata ulang murid-murid sudah bermakna jamak. Perbaikannya adalah: (3a)* Setiap masyarakat harus menanggungjawabi lingkungannya agar tidak tercemar.(4a)* Guru menyarankan agar murid-murid belajar.

Jenis kesalahan formasi (misformation) yang dilakukan sisiwa sebanyak 25,3%. Kesalahan ini terjadi karena siswa menggunakan formasi yang salah dalam pembentukan kata. Misalnya :(5a)* Polusi tidak bertambah banyak dengan menanam pepohonan-pepohonan di sekitar tepi jalan raya.(6a)* Kata petugas itu, di sini melarang merokok

Bentuk kata ulang pepohonan-pepohonan (5a) tidak tepat karena bentuk kata ulang tersebut adalah kata ulang sebagian dengan kata dasar pohon. Kata tersebut seharusnya pohon-pohonan. Demikian pula kata melarang (6a) yang seharusnya menjadi dilarang. Perbaikannya adalah :(5b) Polusi tidak bertambah banyak dengan menanam pohon-pohonan di sekitar tepi jalan raya.

Kesalahan susunan kalimat (misordering) sebanyak 19,5%. Kesalahan ini terjadi karena penyusunan bentuk frase, klausa atau kalimat yang tidak sesuai dengan tata bahasa baku karena adanya interferensi dari B1. Misalnya :(7a)* Buku itu saya punya.(8a)* Saya sekarang sangat menginginkan menjadi seorang pianis di gereja.

Susunan kalimat di atas tidak tepat . Hal ini dipengaruhi oleh tata bahasa B1 siswa yang merenggangkan hubungan Subjek dan jabatan predikat dengan menambahkan kata keterangan diantara kedua jabatan tersebut. Kalimat tersebut menjadi :(7b) Buku itu punya saya.(8b) Sekarang saya sangat menginginkan menjadi seorang pianis di gereja.

3.2.3 Kesalahan Berdasarkan Efek KomunikasiKesalahan global error yang dibuat siswa sebanyak 5,71%.Jenis kesalahan

ini sudah sangat mengganggu dalam proses komunikasi. Pembaca tidak mengerti

_____________ISSN 0853 - 0203

513

Page 11: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

ide yang disampaikan oleh penulis. Kesalahan ini diakibatkan oleh siswa tidak tahu dan tidak mampu membentuk susunan kalimat. Misalnya :(1a)* Setelah itu maka bus berlangsung terus perjalalan yang dituju(2a)* Di sebuah bus yang berdesak-desakan terdapat banyak penumpang.

Pada umumnya jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa masih berupa kesalahan local error yakni sebanyak 94,26%. Kesalahan ini terjadi karena siswa tidak teliti menempatkan kata ganti ataupun kata depan. Juga karena kesalahan pemakaian imbuhan sehingga terjadi penghilangan atau penambahan bentuk . Misalnya :(3a)* Tetapi gagal adalah awal dari suatu sukses(4a)* Ia mengancam lapor pada polisi, barulah si perokok itu matikan rokoknya.

Kesalahan kalimat di atas masih termasuk kategori local error karena tidak sampai menghambat jalannya penyampaian ide. Penyempurnaan kalimat tersebut adalah :(3b) Tetapi kegagal adalah awal dari kesuksesan(4b)Setelah ia mengancam melapor pada polisi, barulah si perokok itu mematikan rokoknya.

3.3. Penyebab KesalahanBeberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya kesalahan adalah :

1. Adanya Interferensi atau transfer yang dilakukan oleh siswa secara otomatis dari bahasa ibunya kepada B2 yang sedang dipelajari (interlanguage error). Siswa membuat penyamarataan yang berlebihan (overgeneralisation) terhadap struktur B1 yakni bahasa Cina Hokkien dengan B2 yang sedang dipelajari yaitu bahasa Indonesia.

2. Kesalahan intralingual . Struktur bahasa Indonesia yang mengenal imbuhan untuk bentuk pasif dan aktif membuat siswa kesulitan dalam menyusun kalimat, ditambah lagi B1 mereka tidak mengenal bentuk-bentuk imbuhan

3. Aplikasi yang tidak sempurna terhadap kaidah-kaidah bahasa (incomplete application rules). Struktur bahasa Indonesia yang cukup rumit belum dapat dipahami oleh siswa secara sempurna mengingat mereka masih duduk di bangku Sekolah Menengah

4. Kecerobohan yang dilakukan oleh siswa dalam pembentukan struktur kata khususnya untuk penggunaan penanda ganda.

5. Kurangnya perbendaharaan kata bahasa Indonesia yang dimiliki oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh intensitas pemakaian B1 mereka yang lebih sering daripada B2.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KesimpulanBerdasarkan uraian dan pembahasan mengenai kesalahan berbahasa anak-

anak di atas , maka dapat disimpulkan hal-hal berikut :

_____________ISSN 0853 - 0203

514

Page 12: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

1. Jenis kesalahan yang dominan adalah kesalahan leksikal sebanyak 42,96%, diikuti oleh kesalahan morfologi sebanyak 33,6% dan kesalahan sintaksis sebanyak 23,38%.

2. Kategori jenis kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan mencakup ommision sebanyak17,7% ,addition sebanyak 31,3% missformation sebanyak 25,3%, misordering sebanyak 19,5 % sedangkan 6,2% tidak dapat dikelompokkan secara tegas berdasarkan kategori yang ada. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa umumnya masih dalam kategori local errors yaitu sebanyak 94,29%. Kesalahan global yang dilakukan oleh siswa hanya dalam jumlah yang kecil yakni 5,71%.

3. Kesalahan sintaksis yang dilakukan mencakup penggunaan kata keterangan dan partikel, kesalahan penggunaan kata depan, kesalahan struktur frasa dan kalimat, kesalahana penggunaan kata tugas dan kata sambung serta kesalahan penggunaan kata bilangan. Kesalahan leksikal menyangkut kesalahan pemilihan kata yang tidak tepat, penambahan kosa kata yang tidak perlu, penghilangan kata, penggunaan kata ganti, makna kata yang tidak logis, penggunaan kata tanya, dan kesalahan penggunaan istilah asing.

4. Penyebab kesalahan antara lain adanya interferensi, kesalahan intralingual, aplikasi yang tidak sempurna, ketidakhati-hatian dan kecerobohan serta kurangnya perbendaharaan kosa kata yang dimiliki oleh siswa.

4.2 Saran

1. Disarankan agar guru bahasa Indonesia lebih banyak memperkenalkan kosa kata baru bagi siswa sehingga jumlah perbendaharaan kata mereka semakin bertambah

2. Perlu adanya penambahan alokasi waktu untuk materi menulis, sehingga siswa terbiasa menuangkan id mereka ke dalam bentuk tulisan

3. Secara terus-menerus guru perlu memberikan perbaikan terhadap bahasa anak baik secara langsung maupun tidak langsung

DAFTAR PUSTAKA

Badudu,J.S. 1981 Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Prima

Corder,S.P. 1981. Error Analysis and Interlanguage. Oxford: Oxford University Press

Djajasudarma, Fatimah.1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung : PT Eresco

Djiwandono, Soendjono.1989. Tes Bahasa Dalam Pengajaran. Bandung : Penerbit ITB Bandung

Effendi, S. 1978. Pedoman Penilaian Hasil Penelitian. Jakarta : Pusat Pembinana dan Pengembangan Bahasa

_____________ISSN 0853 - 0203

515

Page 13: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

Ellis, Rod. 1978.The Study Of Second Language Acquisition.Oxford: Oxford University Press

_______ 1984. Understanding Second Language Acquisition. Oxford: Oxford University Press

James, Carl.1998. Errors in Language Learning and Use Exploring Errors Analysis. New York : Longman

Keraf, Gorys.1979. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores : Nusa Indah

Kridalaksana, Harimurti.1993.Kamus Linguistik Edisis III. Jakarta : PT Gramedia

Lado, Robert.1966.Linguistics Across Culture: Aplied Linguisticsfor Language Teacher.Ann Arbor : University Of Michigan Press

Moeliono, Anton,dkk.1997.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Naibaho,J. 2001. Contrastive Linguistics : A Course Material.Medan : Pps USU

Pateda, Mansoer.1989. Analisis Kesalahan.Flores: Nusa Indah

Pranowo. 1993. ‘Penerapan Analisis Kesilapan Dalam Penelitian Bahasa . Jakarta : MLI

Ramlan,M.1987. Sintaksis.Jogyakarta:CV Karyono

Siregar, Bahren.1998.Pemertahanan Bahasa dan Sikap Bahasa.Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasaa

Surakhmand,W. 1972. Metode dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah.Bandung : CV Tarsito

Subyakto, Sri Utari.1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : PT Gramedia

Tarigan,H.G.1988. Pengajaran pemerolehan Bahasa.Bandung: Angkasa

-------------- 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung : Angkasa

_____________ISSN 0853 - 0203

516

Page 14: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Elza Leyli Lisnora Saragih

Tempat/tgl lahir : Parapat, 21 Maret 1975

Alamat : Jl Tempirai 7 no 178 Medan

Pekerjaan : Dosen Kopertis Dpk FKIP Nommensen

Jurusan Bahasa

dan Sastra Indonesia

Masa Kerja : 3 tahun

Awal Bertugas : September 2005

Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan :

Tahun 1987 Menamatkan Pendidikan dari SD Negeri II Parapat

Tahun 1990 Menamatkan Pendidikan SMP di SMPN I Parapat

Tahun 1993 Menamatkan Pendidikan SMA di SMA Katolik Budi Mulia P.

Siantar

Tahun 1998 Menamatkan Pendidikan Sarjana Strata 1 dari Fakultas Sastra

Jurusan

Bahasa Indonesia Universitas Sumatera Utara

Tahun 2002 Menamatkan pendidikan Pasca Sarjana Program Studi

Linguistik Universitas

Sumatera Utara

_____________ISSN 0853 - 0203

517

Page 15: JUDUL : ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ANAK BILINGUALakademik.uhn.ac.id/.../2008/VISI_Vol_16_No_2-2008/6_Elza_S.doc  · Web view... mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu

VISI (2008) 16 (2) 504 -516

Tahun 2005 – sekarang Menjadi Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Universitas HKBP Nommensen

Hormat saya,

Elza L. Saragih, M.Hum

_____________ISSN 0853 - 0203

518