journal reading mci salivary biomarker
DESCRIPTION
journal reading hubungan biomarker saliva dengan deteksi myocardial injury using alcohol septal ablationTRANSCRIPT
Hubungan Biomarker Saliva dengan Myocardial Necrosis: (berdasarkan hasil
alcohol septal ablation)
Pembimbing : drg. Indriani Oktaria, Sp.Prost
oleh:Rani Puspitasari (2011-061-059)Evelyne Sandjojo (2011-061-061)
Maggie (2011-061-062)Hendro Susanto (2011-061-063)
Floribertus Wiwoho Albert H.C (2012-061-132)Yanty (2012-061-135)
Ardio Rizky Tansil (2012-061-141)
ABSTRAK
Tujuan
Menentukan penggunaan penanda biomarker saliva dalam identifikasi nekrosis miokard.
Hasil
Biomarker kerusakan dan inflamasi miokard (troponin I, creatine kinase-MB, myoglobin, C-reactive protein) meningkat sekitar 2-812 kali lipat pada serum setelah ASA (p<.01). Kenaikan signifikan 2.0 – 3.5 kali lipat diobservasi dengan C-reactive protein dan troponin I (p<.02). Korelasi signifikan antara serum dan saliva diobservasi dengan C-reactive protein, matrix metalloproteinase-9, dan myeloperoxidase (p <.001).
Kesimpulan
Biomarker saliva tertentu menunjukan adanya perubahan yang terjadi selama dan setelah nekrosis miokard yang disebabkan oleh ASA.
PENDAHULUAN
Komponen Air liur berasal dari : Serum, cairan sulkus gingiva, dan trasudasi mukosa mulut
Beberapa penelitian melaporkan biomarker sistemik muncul dalam air liur, termasuk elektrolit, darah, enzim dan molekul kerusakan jaringan, inflamasi, serta protein putatively yang terkait dengan penyakit mematikan
Skrining air liur untuk mendeteksi infark miokard dan Cerebrovaskular disease (CVD)
•CVD: penyebab utama kematian di Amerika Serikat dan seluruh dunia.
•2008 17 juta orang meninggal karena CVD, terutam areriosklerotik dan infark miokard
Hipotesis
Biomarker saliva tertentu mempunyai korelasi dengan biomarker serum CVD pada pasien dengan riwayat penyakit jantung.
Hipotesis
Pengujian Hipotesis dengan:
Pasien dengan riwayat CVD sebelumnya yaitu, hipertrofi kardiomiopati yang akan menjalani alcohol septal ablation (ASA).
Penelitian ini menunjukan bahwa kadar troponin (Tn) I dan C-reactive protein (CRP) pada saliva mencerminkan perubahan dalam serum sesuai dengan kerusakan miokard, dan biomarker saliva tertentu berhubungan dengan biomarker serum CVD
MATERIAL DAN METODE
PASIEN
Pasien yang menjalani tindakan alcohol septal ablation (ASA) untuk penanganan dalam kardiomiopati hipertrofi di University of Kentuckuy Chandler Medical Center pada tanggal 1 Mei 2007 sampai 31 Mei 2011
Pasien kardiomiopati hipertrofi yang mempunyai gejala berat yaitu : dyspnea, class III-IVexercise-induced syncope yang berulangkegagalan terapi dengan left ventricular outflow
tract gradients (LVOT) pada saat istirahat ≥30 mmHg dan dengan provokasi ≥50 mmHg
Kriteria eksklusi :usia kurang dari 18 tahun belum bisa memberikan informed consentminum obat kemoterapeutik dan imunomodulator 3
bulan yang lalu atau selama masa penelitiandemam atau infeksi aktifhamil
Penyaringan 21 pasien
Kontrol 97 pasien
Pada semua pasien, akses arteri dilakukan pada regio femoral dan menggunakan angiography coronary.
Coronary guide catheter diposisikan di ostium arteri koroner utama kiri dan guidewire pada arteri koroner descenden anterior kiri
Coronary guide catheter diposisikan di ostium arteri koroner utama kiri dan guidewire pada cabang arteri koroner descenden anterior kiri
Coronary balloon dipompa pada cabang septal dan diinjeksikan etanol 96% kira-kira 1 ml melalui balon ke dalam pembuluh darah untuk diablasi. Balon akan mengempis dalam 5 menit setelah memasukkan alkohol.
Prosedur ini dilakukan sampai left ventricular outflow tract gradients (LVOT) turun serendah mungkin, ideal 0 mmHg
Setelah prosedur, pasien dimonitor 72 jam untuk efek samping yang terjadi.
Follow up dilakukan di klinik kardiologi dalam 2-4 minggu berikutnya yang dilakukan pengulangan transthoracic echocardiography.
SpesimenSerum dan unstimulated whole saliva (UWS)baseline
(8 a.m dan 6 p.m), 8, 16, 24, dan 48 post prosedur.
Subyekberkumur dengan air keran meludahkan seluruh air liurtabung steril berisi protease inhibitor (SIGMAFAST, Sigma, St.Louis, MO) pada posisi tegak.
Sampel diletakkan di atas es dan dipindahkan dalam waktu 10 menit.
Immunoassays
Sampel
Kadar biomarker klasik jantung (TnI, CKMB, MYO, dan BNP) dianalisis menggunakan Beckman Access di RS CLIA
Konsentrasi serum CRP, metalloproteinase (MMP-9), dan myeloperoxidase (MPO) sebagai biomarker inflamasi dan kerusakan jaringan ditentukan dengan Luminex IS100.
n 190: ablasi
n 194: kontrol
Analisis Statistik(1)
Analisis statistik menggunakan komputer SAS 9.2
Continous demographic variables dipresentasikan dalam mean dan standar deviasi (SD)
Categorial demographic variables dipresentasikan dalam frekuensi dan presentase
Analisis Statistik (2)Varibel interval pasien dan kontrol dibandingakan
menggunakan 2 sampel t.
Variabel kategorial dibandingan kedua kelompok menggunakan X2 atau test Fischer
Kadar biomarker pada air liur dan serum digunakan korelasi Sperman
Kadar biomarker dibandingkan pada setiap follow up dengan baseline menggunakan Wilcoxon signed rank test
Analisis Statistik (3)
Kadar biomarker baseline dan rata-rata konrol yang sehat Wilcoxon rank sum test.
Untuk mengontrol type I error digunakan signifikan statistik P < 0,01 dan signifikan marginal digunakan P < 0.05.
Hasil
21 pasien = 19 pasien + 2 pasien dieksklusi
Sebagian besar perempuan, kulit putih dan tidak merokok dan jarang menggunakan alkohol
8 / 19 complete heart block alat pacu jantung permanen
97 kontrol : 10 tahun lebih muda, ras bervariasi, tembakau <<, alkohol > pasien ASA
Tabel 1Ablasin = 19
Kontroln = 97
Umur, y, mean ± SD 58,58 ± 13,41 48,6 ± 8,6*
Wanita, % 63,2 60,8
Kulit putih, % 100 86,6
African American, % 0 8,2
Ras lainnya 0 5,2
Konsumsi rokok 47,4 22,7*
Konsumsi alkohol 10,5 22,7*
Riwayat infark miokard sebelumnya
15,8 0*
*P<.05.
Biomarker Myocardial Necrosis dalam serum dan UWSNaik signifikan setelah pemberian infus alkoholMYO pada 8 jam naik 11x lipat dari baselineCK-MB pada 8-16 jam naik 70x lipatTnl pada 16-24 jam > 800x lipat
Gambar 1
Gambar 2
BNP level pada awal di atas nilai kontrol sehat (P< .01), dan cenderung terus turun setelah 16 jam
Saliva CK-MB meningkat pada awalnya (P> .05) dan kembali ke baseline sesudahnya, dan menetap di bawah tingkat kontrol sehat
MYO saliva meningkat 2x lipat di atas baseline 8 jam setelah ablasi dan secara signifikan berada di atas level kontrol sehat antara 8 dan 24 jam (P< .01)
Saliva TnI lebih rendah daripada kontrol sehat pada baseline (P< .004) dan meningkat secara signifikan di atas baseline antara 24 dan 48 jam post-ASA (P≤ .002)
Saliva BNP, secara signifikan lebih rendah dari kontrol sehat pada baseline, kemudian cenderung meningkat setelah 16 jam ke level 2,3 kali lipat di atas baseline pada 48 jam (P< .02)
Biomarker yang terkait dengan inflamasi, cedera jaringan, dan remodelingSerum CRP naik setelah 8 jam ke level 3,6 kali lipat
di atas baseline pada 48 jam (P< .001)Biomarker remodeling MMP-9 dan enzim neutrofil
MPO meningkat pada awal namun kurang dari 2x lipat di atas baseline pada puncaknya(P> .05)
Gambar 3
Saliva MMP-9 yang ditingkatkan di atas baseline pada 16 jam (P< .012) namun masih di bawah baseline setelahnya
Penurunan tren diamati untuk MPO saliva yang signifikan bawah baseline pada 48 jam (P= .037)
Biomarker Jam r Nilai PCRP 0 0.8 <.0001 8 0.71 .0217 16 0.49 .0899 24 0.52 .0491 48 0.66 .0108MMP-9 0 0.78 .0001 8 0.68 .0424 16 0.76 .0045 24 0.74 .0027 48 0.71 .0067MPO 0 0.72 .0012 8 0.85 .0016 16 0.9 <.0001 24 0.73 .003 48 0.86 .0001
Tabel II. Biomarker dengan tampilan korelasi antara tingkatan serum dan saliva pada beragam titik waktuCRP, C-reactive protein; MMP-9, matrix metalloproteinase-9;
MPO, myeloperoxidase; r, koefisien korelasi
Proses penggunaan alkohol selama prosedur ablasi menghasilkan nekrosis miokard, respon inflamasi dan proses remodeling jaringan
Penggunaan ASA sebagai "infark miokard yang direncanakan" memberikan keuntungan dalam hal kesamaan pengambilan waktu dan kemampuan untuk mendapatkan cairan secara keseluruhan pada titik-titik waktu yang tepat setelah timbulnya nekrosis miokard
Terjadi peningkatan enzim jantung serum yang sesuai dengan gambaran myocardial necrosis berjam-jam post ASA
Hage dkk : peningkatan biomarker berhubungan dengan ukuran infark miokard
TnI dan CK-MB serum meningkat post ASA
Peningkatan MYO merupakan biomarker awal kerusakan miokard post ASA
70% pasien mengalami peningkatan pada lebih dari satu biomarker pada fase postoperatif
Sebaliknya, peningkatan biomarker pada saliva tidak terlalu menonjol dan membutuhkan waktu lebih lama
TnI dan MYO meningkat signifikan setelah 16 jam
Keuntungan penelitian :
Biomarker pada saliva memiliki kegunaan dalam screening myocardial necrosis saat ada penyulit dalam menggunakan darah
Membantu perkembangan alat diagnostik portabel yang dapat menggunakan cairan dalam jumlah kecil
Penelitian lanjutan dapat menentukan jenis cairan yang memiliki fungsi diagnostik
48 jam setelah infark miokard, terjadi peningkatan CRP, MMP-9 dan MPO
Kadar CRP serum meningkat secara signifikan dan progresif yang menandakan infark miokard dan inflamasi post ablasi
Terjadi peningkatan kadar CRP pada saliva namun tidak sebesar peningkatan yang terjadi di serum
8 jam post ASA, MMP-9 dan MPO pada serum dan saliva mengalami penurunan
Ada hubungan antara konsentrasi MMP-9 dan MPO dalam serum dan saliva dengan titik terendah yang tercapai dalam 48 jam pada kedua biomarker tersebut
Korelasi Biomarker dan Waktu
Korelasi biomarker saliva dengan kadar serum dalam 48 jam setelah ASA :
-CRP memprediksi faktor resiko kematian penyakit jantung
-MPO memprediksi faktor resiko
-MMP-9 remodeling dari kolagen
Biomarker CVD
Penelitian oleh Mirzaii-Dizgah I et al.
Terdapat korelasi antara kadar serum dan saliva kreatin fosfokinase dan CK-MB pada 30 kasus miokard infark
Penelitian yang dilakukan peneliti sendiri
Kadar saliva dari CK-MB tidak berkorelasi dengan kadar serum
Hanya terdapat peningkatan sekitar 0,4 diatas normal setelah ablasi
KESIMPULAN• Terdapat perubahan konsentrasi TnI dan CRP dibandingkan
kadar rata-rata ASA
• Ketiga biomarker CVD (CRP, MMP-9, MPO) di saliva berkorelasi dengan kadar serum
• 6 dari 7 biomarker bergerak kearah yang sama seperti pada observasi
• Beberapa dari kadar biomarker berubah dalam 24 jam pertama setelah ablasi