its-paper-27898-2508100162-paper

Upload: mas-toyiman

Post on 07-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper

    1/7

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1

    Abstrak  — Fasilitas yang dimiliki PT.Pertamina dalam upaya

    menyalurkan LPG di area Surabaya saat ini masih memiliki

    keterbatasan dalam memenuhi permintaan. Kondisi

    pertumbuhan demand yang semakin besar dan bervariasi secara

    geografis berpotensi menjadikan rancangan sistem distribusi

    yang diterapkan saat ini terjadi Over Capacity   serta Stockout .

    Terjadinya over capacity   dan stockout   akan menurunkan

    efektivitas dan efisiensi dalam sistem distribusi LPG 3Kg.

    Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuahlangkah untuk melakukan perancangan ulang terhadap jaringan

    distribusi LPG 3Kg untuk area Surabaya. Tujuan dari penelitian

    ini untuk menentukan keputusan strategis terkait dengan sistem

    distribusi yang dapat diterapkan untuk mengakomodasi

    peningkatan demand hingga tahun 2020. Keputusan yang

    dilakukan dalam penelitian ini berupa penentuan total fasilitas

    (SPPBE) yang harus tersedia, keputusan kapasitas fasilitas

    (SPPBE), penentuan lokasi dari fasilitas serta coverage area  tiap

    SPPBE. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan

    menggunakan Allocation Model   serta Minimum-Cost Method .

    Hasil akhir dari penelitian ini adalah rancangan sistem distribusi

    LPG 3Kg di Kota Surabaya yang menghasilkan Total Revenue  

    maksimal dan Total Transportation Cost  minimal.

    Kata Kunci  —   Kinerja Sistem Distribusi, LPG 3Kg,

    Pertumbuhan Demand, Rancangan Sistem Distribusi,

    I.  PENDAHULUAN

    EBIJAKAN yang tertuang dalam Peraturan Menteri

    ESDM No.32429/26/MEM/2006 menyebutkan bahwa

     perlunya dilakukan upaya konversi dari Minyak Tanah ke

    LPG bagi konsumen rumah tangga. Terhitung sejak Agustus

    2009 PT.Pertamina mulai memberlakukan sistem distribusi

    yang tertutup (Closed Loop System) untuk mendistribusikan

    gas LPG 3Kg. Pihak yang terlibat dalam aktivitas distribusi

    LPG 3Kg ini terdiri dari Filling Plant, Stasiun Pengangkutan

    dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE), Agen, Pangkalan dan

    Pengecer (Retailer). Dalam sistem tertutup mensyaratkan

     bahwa tiap pelaku turunan dibawah SPPBE hanya

    diperkenankan untuk di-supply oleh satu pihak yang diatas

    tingkatnya.

    SPPBE

    SPPBE

    SPPBE

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    AGEN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALANPANGKALAN

    PANGKALAN

    PANGKALAN

     Gambar 1 Sistem Distribusi Closed-Loop Gas LPG 3Kg

    Pada tahun 2011, penyaluran LPG 3 kg di Jawa Timur

    mencapai 637.256 MT. Penyaluran itu meningkat 24,8 persen

    dibanding penyaluran tahun 2010 sebesar 539.366 MT.

    Peningkatan itu juga berarti dua kali lebih besar jika

    dibandingkan dengan penyaluran LPG 3 Kg Jatim tahun 2009

    sebesar 293.993 MT.

    Gambar 2 Tingkat Komsumsi LPG 3Kg Jawa Timur

    Pada tahun 2012 terhitung sejak bulan Januari hingga Mei2012 penyaluran mencapai 309.105 MT dan hingga akhir

    tahun 2012 jumlah permintaan sebesar 720.000 Metric Ton.

    Data permintaan LPG 3Kg tiap kecamatan di Kota Surabaya

    menunjukan bahwa karakteristik permintaan LPG 3Kg di Kota

    Surabaya bervariasi secara geografis serta berfluktuasi.

    Sebaran demand   fluktuatif dan bervariasi secara geografis

     berpotensi untuk menghasilkan biaya distribusi yang lebih

    tinggi meskipun fluktuasinya dapat diprediksi dengan baik.

    Tetapi biaya-biaya yang muncul disepanjang supply chain

    akan tinggi oleh karena permintaan yang berfluktuasi. Kondisi

    2009 2010 2011 2012

    Tingkat Konsumsi (MT) 293993 539366 637256 720000

    0

    200000

    400000

    600000

    800000

    1000000

    1200000

       K  o  n  s  u  m  s   i   (   M   T   /   T  a   h  u  n   )

    Tingkat Konsumsi LPG Jatim (dalam MT)

    Perancangan Sistem Distribusi LPG 3Kg di

    Kota Surabaya Dengan Mempertimbangkan

    Pertumbuhan Demand

    Muchlis, Stefanus Eko WiratnoJurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesiae-mail : [email protected]

    K

  • 8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper

    2/7

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 2

    ini sekaligus akan menyebabkan sistem distribusi yang kurang

    efektif dan efisien.

    Dengan demikian struktur jarigan  supply chain  secara

    signifikan berpengaruh terhadap kinerja dari aktivitas

    operasional yang terdapat didalamnya termasuk aktivitas

    distribusi. Total Cost  aktivitas distribusi akan dipengaruhi oleh

    rancangan sistem distribusi yang diterapkan. Struktur Jaringan

    Distribusi yang efisien merupakan keunggulan kompetitif

    dalam aplikasi jaringan logistik.Oleh karena itu perumusan masalah yang dibahas dalam

     penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1.  Berapa jumlah SPPBE yang diperlukan untuk

    mengakomodasi peningkatan demand LPG 3Kg di

    Kota Surabaya yang diproyeksikan hingga tahun

    2020

    2.  Keputusan lokasi penempatan SPPBE baru relatif

    terhadap SPPBE eksisting sedemikian rupa sehingga

    menghasilkan biaya distribusi yang minimal

    3.  Berapa kapasitas yang dimiliki oleh tiap SPPBE

    ketika diproyeksikan peningkatan demand hingga

    tahun 2020

    4.  Keputusan cakupan wilayah pemasaran (Coverage

    area) yang dimiliki oleh tiap SPPBE pada saat

    demand diproyeksikan mengalami kenaikan hingga

     pada tahun 2020

    Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

    melakukan perancangan sistem distribusi LPG 3Kg yang

    diterapkan di Kota Surabaya dengan skenario pertumbuhan

    demand LPG 3Kg hingga tahun 2020 sehingga dapat

    meningkatkan capaian indikator kinerja yang digunakan

    (teknis dan ekonomis).

    Batasan yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu:

    1.   pihak di sepanjang rantai distribusi yang diamatiadalah Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk

    Elpiji (SPPBE)

    2.  Horizon perencanaan sistem distribusi yangdigunakan adalah hingga tahun 2020

    Sedangkan asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:

    1.  kontrak kerjasama yang dimiliki tiap SPPBE saat ini

    dengan PT.Pertamina akan dilakukan perpanjangan

    kontrak setelah periode kontrak sekarang telah

     berakhir yaitu pada tahun 2020

    2.  Kenaian  filling fee  yang diterima oleh SPPBE dari

    PT.Pertamina pada tahun 2020 sebanding dengan

    kenaikan biaya transportasi yang dibutuhkan SPPBE

    untuk mendistribusikan LPG 3Kg di tiap Kecamatandi Surabaya.

    3.   Nilai filling fee yang diterima tiap SPPBE pada tahun

    2020 serta biaya transportasi pada tahun 2020 yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah nilai yang

     berlaku sekarang, karena dalam penelitian ini fokus

     pada besarnya selisih antara revenue SPPBE dengan

    cost  yang dibutuhkan

    4.  Keputusan penambahan jumlah SPPBE baru tidak

    menggeser keberadaan SPPBE eksisting

    II.  METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Tahap Identi fi kasi Permasalahan

    Dalam tahap identifikasi permasalahan dalam penelitian ini

    terdiri dari tahap identifikasi masalah, perumusan masalah,

     penentuan tujuan penelitian dan tinjauan kondisi lapangan.

    Secara umum dalam tahap ini adalah melakukan pengumpulan

    informasi terhadap sistem distribusi LPG 3Kg yang diterapkan

    hingga saat ini.

    B.  Tahap Studi Pustaka

    Pada tahap ini aktivitas utama yang dilakukan adalam

    mencari dan mengumpulkan sumber-sumber literatur yang

    relevan dengan konsep sistem distribusi,  Location-Allocation

     Model ,  Minimum-Cost Method   serta dapat digunakan dalam

     penyelesaian terhadap permasalahan. Dengan adanya studi

     pustaka maka akan mendukung rancangan dan metode

     penelitian yang tepat.

    C.  Tahap Pengumpulan Data dan In formasi

    Pada tahap ini akan dilakukan penentuan jenis data dan

    informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, penentuan

    sumber data/informasi serta rentang data yang diperlukanuntuk menunjang aktivitas penelitian yang dilakukan. Data

    dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

    1.  Jumlah dan lokasi SPPBE eksisting di Surabaya2.  Kapasitas SPPBE Eksisting di Kota Surabaya3.  Coverage area tiap SPPBE eksisting di Surabaya4.  Tingkat permintaan eksisting dan proyeksi

     permintaan LPG 3Kg tiap kecamatan di Surabaya

    hingga tahun 2020

    5.  Konfigurasi sistem distribusi LPG yang diterapkan diKota Surabaya

    D.  Tahap Perumusan Model Matematis

    Pada tahap perumusan model matematis ini yang dilakukan

     berupa formulasi biaya distribusi yang minimal. Biayadistribusi yang ditentukan adalah biaya transportasi atau

     perpindahan LPG dari SPPBE menuju tiap kecamatan yang

    ada di Surabaya.model matematis yang dirumuskan

    merupakan  Location-Allocation Model . Model matematis

    dengan tujuan meminimasi biaya transportasi dapat

    diformulasikan sebagai berikut:

    Subject to:

  • 8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper

    3/7

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 3

    Tabel 1 Penjelesan Index Formulasi Matematis Location-Allocation Model No Index Penjelasan

    1 mJumlah lokasi potensial untuk SPPBE dalam hal ini terdapat 6 lokasi, yaitu:Pabean Cantikan, Tambaksari, Rungkut, Lakarsantri, Sukolilo dan Krembangan

    2n Jumlah customer, dalam hal ini berupa kecamatan di Kota Surabaya yang

     berjumlah 31 Kecamatan

    3 i Index untuk SPPBE

    4 j Index untuk Kecamatan

    5 cij Biaya transportasi pemindahan 1 unit komoditas dari SPPBE i ke lokasiKecamatan j

    6 Fi  Biaya tetap untuk membuka dan operasiona l SPPBE i 

    7 D j  Jumlah permintaan LPG 3Kg Kecamatan j 

    8 xij  Jumlah LPG 3Kg yang dikirimkan SPPBE i ke Kecamatan j 

    9 yi  1 jika SPPBE i dibuka dan 0 jika tidak

    Formulasi matematis tersebut memiliki fungsi tujuan (2.1)

    untuk meminimalkan biaya transportasi dari tiap SPPBE

    (Eksisting dan Baru) ke Kecamatan yang terdapat di Surabaya.

    Persamaan (2.2) memastikan bahwa masing-masing dari

     permintaan dari customer telah dipenuhi oleh satu atau lebih

    dari m fasilitas (SPPBE eksisting dan SPPBE baru). Batasan

    (2.3) dan (2.4) memastikan bahwa jumlah unit komoditas yang

    dikirimkan tidak melebihi dari total permintaan customer.

    Fasilitas SPPBE i  yang tidak mengirimkan sejumlah

    komoditas ke lokasi customer manapun, maka biaya tetap dan

    operasional tidak akan terjadi. Batasan (2.4) merupakan

     batasan non-negativitas untuk jumlah alokasi LPG 3Kg yang

    dilakukan oleh tiap SPPBE.

    E.  Tahap Pengolahan Data

    Pada tahap ini akan dilkukan pengolahan terhadap data dan

    informasi yang telah diperoleh dari PT.Pertamina Unit

    Pemasaran V Surabaya. Pengolahan data yang dilakukan

     berupa perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan

    aplikasi POM  for Windows 3. Hasil yang didapatkan dari

     pengolahan data ini akan diketahui jumlah biaya minimal

    yang dihasilkan dari sistem distribusi dengan keputusan

    alokasi dari tiap SPPBE ke sejumlah kecamatan yang

    terdapat di Surabaya.

    F.  Tahap Anali sis dan I nterpretasi

    Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil perhitungan

    dan pengolahan data. Analisis yang dilakukan dengan

    mempertimbangkan variasi dari nilai tiap variabel. Jenis

    variabel yang telah ditentukan akan diterapkan skenario untuk

    mengetahui dampak yang dihasilkan terhadap objective

     function yang ditentukan.

    G.  Tahap Pengambilan Kesimpulan

    Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari aktivitas penelitian

    yang ditandai oleh tersusunnya butir-butir kesimpulan yang

    menjawab tujuan dari penelitian yang telah didefinisikan

    dalam tahap awal.

    III.  PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    A.  Pertumbuhan Demand Hingga Tahun 2020 danCoverage area Eksisting ti ap SPPBE

    Dalam penelitian ini, akan memproyeksikan tingkat

     permintaan LPG 3Kg di Kota Surabaya hingga tahun 2020.

    Permintaan yang diproyeksikan meliputi permintaan agregat

    tingkat kota Surabaya dan permintaan tingkat kecamatan yang

    terdapat di seluruh Surabaya. Berikut merupakan data

     perumbuhan permintaan LPG 3Kg di Kota Surabaya dan

    Proyeksi permintaan hingga tahun 2020:

    Tabel 2 Demand Eksisting LPG 3Kg dan Proyeksi Hingga Tahun 2020Tahun Demand (MT/Tahun) Pertumbuhan

    2009 28,746.65 -

    2010 52,749.99 83.50%

    2011 62,323.64 18.15%

    2012 70,416.00 12.98%

    2013 77,542.10 10.12%2014 84,815.55 9.38%

    2015 91,702.57 8.12%

    2016 97,589.88 6.42%

    2017 103,269.61 5.82%

    2018 108,164.59 4.74%

    2019 112,220.76 3.75%

    2020 116,083.40 3.44%

    Sumber: Pertamina, 2012

    Sedangkan coverage area eksisting dari sistem distribusi yang

    diterapkan adalah sebagai berikut:

    Tabel 3 Coverage area tiap SPPBE Eksisting di SurabayaSPPBE Coverage area

    PT. Andhika Dian UtamaTandes,Asemrowo, Benowo, Pakal, Lakarsantri,

    Sambikerep

    PT. Nusantara Multi AgroWonokromo,Karang Pilang, Dukuh Pakis, Wiyung,Wonocolo, Sukomanunggal

    PT. Sarana Gasa NusrayaTegalsari,Genteng, Bubutan, Pabean Cantikan,Gubeng, Tenggilis, Sawahan

    PT. Gubah Tiara PerkasaSemampir, Krembangan, Kenjeran, Gunung Anyar,Sukolilo

    PT. Cahaya Anugrah Gasindo Simokerto, Bulak, Tambaksari, Rungkut, Mulyorejo

    B.  Perhitungan Jumlah SPPBE Baru berdasarkan padaTingkat Demand hingga Tahun 2020

    Untuk menentukan jumlah SPPBE yang diperlukan untuk

    mengantisipasi kenaikan permintaan LPG hingga tahun 2020

    dilakukan dengan cara menghitung kapasitas rata-rata dari tiap

    SPPBE mulai tahun 2012 hingga 2020 untuk tiap jumlah

    SPPBE yang dikehendaki. Berikut merupakan metode

    sederhana dalam penentuan jumlah SPPBE untuk memenuhi

    tingkat permintaan hingga tahun 2020.

    Tabel 4 Tingkat Kapasitas Rata-rata tiap SPPBE berdasarkan Demand per

    Tahun Hingga Tahun 2020

    Kapasitas Rata-rata SPPBE berdasarkan Demand per TahunJumlah SPPBE

    2009 2010 2011 2012 2013 2014

    2874.66 5275.00 6232.36 7041.60 7754.21 8481.55 10

    3194.07 5861.11 6924.85 7824.00 8615.79 9423.95 9

    3593.33 6593.75 7790.45 8802.00 9692.76 10601.94 8

    4106.66 7535.71 8903.38 10059.43 11077.44 12116.51 7

    4791.10 8791.66 10387.27 11736.00 12923.68 14135.92 6

    Tabel 5 Tingkat Kapasitas Rata-rata tiap SPPBE berdasarkan Demand perTahun hingga Tahun 2020 (Lanjutan)

    Kapasitas Rata-rata SPPBE berdasarkan Demand per TahunJumlah SPPBE

    2015 2016 2017 2018 2019 2020

    9170.26 9758.99 10326.96 10816.46 11222.08 11608.34 10

    10189.17 10843.32 11474.40 12018.29 12468.97 12898.15 9

    11462.82 12198.73 12908.70 13520.57 14027.59 14510.42 8

    13100.37 13941.41 14752.80 15452.08 16031.54 16583.34 7

    15283.76 16264.98 17211.60 18027.43 18703.46 19347.23 6

    Bagian cell   yang di- shading   pada Tabel 4 dan Tabel 5

    menunjukan tahun dimana diperlukan penambahan SPPBE

     baru. Penambahan pada tahun-tahun tertentu ini dilakukan

  • 8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper

    4/7

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 4

    dengan pertimbangan tingkat kapasitas rata-rata yang dimiliki

    oleh tiap SPPBE yang ada. Ketentuan penambahan

     berdasarkan pada kapasitas ini adalah jika tingkat kapasitas

    rata-rata mendekati angka 12.000 Metric Ton maka perlu

    dilakukan penambahan fasilitas. Hal ini karena sesuai dengan

    rekomendasi dari PT.Pertamina yang menyebutkan bahwa tiap

    SPPBE hendaknya tidak melakukan produksi melebihi nilai 40

    Metric Ton per hari atau setara dengan 12.000 Metric Ton per

    tahun (hari kerja per tahun adalah 300 hari).C.  Perhitungan Location-Allocation Model dengan POMfor Windows 3

    Untuk melakukan perhitungan dengan Location-Allocation

    Model diperlukan alternatif lokasi yang akan dipilih. Berikut

    merupakan alternative lokasi yang digunakan untuk

     penempatan SPPBE baru:

    Tabel 6 Alternatif Lokasi SPPBE Baru

     Alternatif SPPBE Baru KecamatanKoordinat

    X y

    SPPBE A Pabean cantikan 112.7332 -7.220

    SPPBE B Tambaksari 112.769 -7.251

    SPPBE C Rungkut 112.801 -7.320

    SPPBE D Lakasrantri 112.655 -7.309

    SPPBE E Sukolilo 112.806 -7.293

    SPPBE F Krembangan 112.721 -7.229

    Berdasarkan pada Tabel 6 menunjukan terdapat 6 alternatif

    lokasi untuk SPPBE baru. Alternatif lokasi yang tersedia ini

    selanjutnya akan dilakukan pemilihan berdasarkan pada

    indicator kinerja berupa Total Cost Minimization  dan Total

     Revenue Maximization. Pemilihan alternatif lokasi untuk

    SPPBE Baru dilakukan dengan menggunkan  software  POM

    for Windows versi 3 dengan menggunakan modul

    transportation.

    Perhitungan dengan menggunakan  software  POM for

    Windows versi 3 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

    Tabel 7 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan JumlahTambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 3 lokasi)Tambahan SPPBE Cost Minimal Revenue Maksimal Revenue - Cost Maksimal

    3

    Rungkut Pabean Cantikan Rungkut

    Lakarsantri Tambaksari Lakarsantri

    Krembangan Sukolilo Krembangan

    Tabel 7 menunjukkan tambahan SPPBE untuk memenuhi

    demand pada tahun 2020 sebanyak 3 lokasi dari 6 alternatif

    lokasi yang menghasilkan cost   minimal, revenue maksimal

    dan selisih revenue dengan cost  yang maksimal.

    Tabel 8 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan Jumlah

    Tambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 4 lokasi)Tambahan SPPBE Cost Minimal Revenue Maksimal Revenue - Cost Maksimal

    4

    Tambaksari Pabean Cantikan Pabean Cantikan

    Rungkut Rungkut RungkutLakarsantri Lakarsantri Lakarsantri

    Krembangan Krembangan Krembangan

    Tabel 8 menunjukkan bahwa lokasi yang menghasilkan biaya

    yang minimal adalah Kecamatan Tambaksari, Rungkut,

    Lakarsantri dan Krembangan. Sedangkan 4 lokasi yang

    menghasilkan revenue maksimal dan selisih revenue dengan

    cost yang maksimal adalah Kecamatan Pabean Cantikan,

    Rungkut, Lakarsantri dan Krembangan.

    Tabel 9 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan Jumlah

    Tambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 5 lokasi)Tambahan SPPBE Cost Minimal Revenue Maksimal Revenue - Cost Maksimal

    5

    Pabean Cantikan Pabean Cantikan Pabean Cantikan

    Tambaksari Tambaksari Tambaksari

    Rungkut Rungkut Rungkut

    Lakarsantri Sukolilo Lakarsantri

    Krembangan Krembangan Krembangan

    Tabel 9 menunjukkan bahwa pemilihan jumlah lokasi dari

    alternatif yang ada yang dapat memenuhi semua indikator

    kinerja adalah sebanyak 5 lokasi baru. Lokasi yang

    menghasilkan cost   minimal, revenue  maksimal dan selisih

    revenue dengan cost   yang maksimal adalah Kecamatan

    Pabean Cantikan, Tambaksari, Rungkut, Lakarsantri dan

    Krembangan.

    Keputusan pemilihan lokasi dari alternatif yang ada

     berdasarkan pada indicator kinerja berpeluang memiliki

    coverage area yang berbeda untuk tiap SPPBE (Eksisting dan

    Baru). Dalam penelitian ini coverage area  yang ditentukan

    adalah berdasarkan pada pemilihan lokasi yang memberikan

     biaya minimal untuk tiap jumlah penambahan SPPBE baru

    yang diperlukan. Secara lebih detil coverage area  tersebut

    dapat disajikan sebagai berikut:

    Tabel 10 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk Demand

    Tahun 2014 yang memiliki Total Cost   Minimal  untuk Jumlah TambahanSPPBE Baru sebanyak 3 Lokasi

    From To Shipment Cost per unit Shipment cost

    PT. Andhika Dian Utama

    Sukomanunggal 3085.7 8606 26555530

     Asemrowo 1309.7 4500 5893650

    Pakal 1453.85 8216 11944830

    Lakarsantri 1570.11 18669 29312380

    Sambikerep 1873.92 12792 23971190

    Dummy 2706.72 0 0

    PT. Cahaya Anugrah Gasindo

    Tambaksari 3721.47 11414 42476860

    Wonokromo 4085.49 4500 18384700

    Karang Pilang 2222.57 3997 8883613

    Dukuh Pakis 1970.47 7796 15361780

    PT. Gubah Tiara Perkasa

    Pabean Cantikan 2129.15 4500 9581175

    Semampir 1587 8300 13172180

    Krembangan 3271.31 6071 19860120

    Kenjeran 5012.53 10579 53027550

    PT. Nusantara Multi Agro

    Bulak 1141.33 13841 15797150

    Wonocolo 2462.01 6962 17140510

    Jambangan 554.75 6681 3706282

    Benowo 1660.22 4500 7470990

    Dummy 6181.69 0 0

    PT. Sarana Gasa Nusraya

    Tegalsari 2625.48 4655 12221610

    Genteng 1427.59 8172 11666270

    Bubutan 2590.48 7443 19280940

    Tambaksari 425.4 18302 7785698

    Sukolilo 1976.71 11451 22635280

    Wiyung 2085.11 8965 18693010

    Jambangan 869.23 4500 3911537

    Tambaksari

    Simokerto 2432.66 5820 14158080

    Semampir 3057.21 7341 22442980

    Gunung Anyar 1905.18 9862 18788850

    Sukolilo 1699.71 9318 15837920

    Mulyorejo 2905.24 4500 13073580

    Rungkut

    Tambaksari 2134.36 14480 30905520

    Gubeng 3929.57 5878 23098010

    Rungkut 3713.56 4500 16711020

    Tenggilis 2222.51 8292 18429050

    Lakarsantri

    Sawahan 5232.34 12705 66476880

    Gayungan 1310.1 9669 12667360Tandes 3161.51 4500 14226800

    Dummy 2296.05 0 0

    TOTAL REVENUE 25,188,348,400

    TOTAL COST 685,550,885.00

    REVENUE - COST 24,502,797,515

    Tabel 11 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk DemandTahun 2016 yang memiliki Total Cost Minimal  untuk Jumlah Tambahan

    SPPBE Baru sebanyak 4 LokasiFrom To Shipment Cost per unit Shipment cost

    PT. Andhika Dian Utama

    Sukomanunggal 3254.91 8606 28011750

     Asemrowo 1624.3 4500 7309350

    Pakal 1821.43 8216 14964870

  • 8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper

    5/7

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 5

    Lakarsantri 1904.59 18669 35556790

    Sambikerep 2347.33 12792 30027050

    Dummy 1047.44 0 0

    PT. Cahaya Anugrah Gasindo

    Tambaksari 2572.98 11414 29367990

    Wonokromo 4289.61 4500 19303240

    Karang Pilang 2761.45 3997 11037520

    Dukuh Pakis 2375.96 7796 18522980

    PT. Gubah Tiara Perkasa

    Simokerto 1320.63 7974 10530720

    Pabean Cantikan 2258.75 4500 10164380

    Semampir 4900.56 8300 40674650

    Krembangan 3520.05 6071 21370220

    PT. Nusantara Multi Agro

    Wonocolo 3016.52 6962 21001010

    Jambangan 265.09 6681 1771059

    Benowo 2021.42 4500 9096390

    Dummy 6696.97 0 0

    PT. Sarana Gasa Nusraya

    Tegalsari 2720.46 4655 12663740

    Genteng 1138.15 8172 9300949

    Tambaksari 4090.3 18302 74860670

    Wiyung 2532.98 8965 22708170

    Jambangan 1518.11 4500 6831500

    Tambaksari

    Genteng 380.29 7690 2924442

    Simokerto 1235.9 5820 7192925

    Gunung Anyar 2365.6 9862 23329550

    Sukolilo 4423.18 9318 41215190

    Mulyorejo 3595.03 4500 16177640

    Rungkut

    Tambaksari 963.32 14480 13948880

    Gubeng 4172.94 5878 24528540

    Rungkut 4547.4 4500 20463300

    Tenggilis 2316.34 8292 19207090

    Lakarsantri

    Sawahan 5559.83 12705 70637640

    Gayungan 1591.95 9669 15392560

    Tandes 3859.16 4500 17366220

    Dummy 989.06 0 0

    Krembangan

    Bubutan 2686.23 6295 16909820

    Kenjeran 6232.16 4525 28200520

    Bulak 1404.94 4500 6322230

    Dummy 1676.67 0 0

    TOTAL REVENUE 28,945,158,000

    TOTAL COST 758,891,545.00

    REVENUE - COST 28,186,266,455.00

    Tabel 12 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk Demand

    Tahun 2018 yang memiliki Total Cost Minimal  untuk Jumlah TambahanSPPBE Baru sebanyak 5 Lokasi

    From To Shipment Cost per unit Shipment cost

    PT. Andhika Dian Utama

    Sukomanunggal 3607.6 8606 31047010

     Asemrowo 1800.31 4500 8101396

    Pakal 1879.44 8216 15441480

    Lakarsantri 2110.96 18669 39409510

    Sambikerep 2601.69 12792 33280820

    PT. Cahaya Anugrah Gasindo

    Tambaksari 1347.41 11414 15379350

    Sawahan 204.07 8803 1796427

    Wonokromo 4754.42 4500 21394890

    Karang Pilang 3060 .68 3997 12233540

    Dukuh Pakis 2633.42 7796 20530140

    PT. Gubah Tiara Perkasa

    Pabean Cantikan 2503.5 4500 11265750

    Semampir 5152.18 8300 42763090

    Krembangan 3901.47 6071 23685820

    Dummy 442.84 0 0

    PT. Nusantara Multi Agro

    Wonocolo 3343.38 6962 23276610

    Benowo 2240.46 4500 10082070

    Dummy 6416.16 0 0

    PT. Sarana Gasa Nusraya

    Tegalsari 3015.25 4655 14035990

    Genteng 1682.98 8172 13753310

    Wiyung 2807.45 8965 25168790

    Jambangan 1976.43 4500 8893935

    Dummy 2517.89 0 0

    Tambaksari

    Simokerto 2833.55 5820 16491260

    Semampir 279.4 7341 2051075Sukolilo 4902.47 9318 45681210

    Mulyorejo 3984.58 4500 17930610

    Rungkut

    Tambaksari 7105.6 14480 102889100

    Gubeng 4625.12 5878 27186460

    Rungkut 269.28 4500 1211766

    Lakarsantri

    Sawahan 5958.21 12705 75699060

    Gayungan 1764.46 9669 17060560

    Tandes 4277.33 4500 19247990

    Sukolilo

    Rungkut 4770.87 8292 39560040

    Tenggilis 2567 .34 4500 11553030

    Gunung Anyar 2621.94 7761 20348880

    Dummy 2039.85 0 0

    Krembangan

    Bubutan 2977.31 6295 18742170

    Kenjeran 6907 .47 4525 31256300

    Bulak 1557.18 4500 7007310

    From To Shipment Cost per unit Shipment cost

    Pakal 139.36 9879 1376734

    Dummy 418.68 0 0

    TOTAL REVENUE 32,086,079,600

    TOTAL COST 826,833,483.00

    REVENUE - COST 31,259,246,117.00

    Penentuan coverage area  sebagaimana ditampilkan pada

    Tabel 10,  Tabel 11 dan Tabel 12 dilakukan berdasarkan

    scenario penambahan SPPBE pada tiap tahun dimana

     penambahan SPPBE Baru diperlukan. Sedangkan scenario penambahan yang dilakukan secara agregat pada tahun 2020

    memiliki hasil yang berbeda untuk tiap penambahan SPPBE.

    Berikut merupakan hasil penambahan lokasi SPPBE secara

    agregat pada tahun 2020.

      Untuk Penambahan SPPBE Baru 3 lokasi Penambahan SPPBE sebanyak 3 lokasi dari 6 alternatif untuk

    demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimal

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 13 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlahSPPBE tambahan 3 lokasi

    From To Shipment Cost per unit Shipment cost

    Dummy

    Tambaksari 9071.86 0 0

    Tenggilis 1128.17 0 0Sawahan 5826.89 0 0

    Tandes 1790.94 0 0

    Lakarsantri 2265.49 0 0

    PT. Andhika Dian Utama

    Tandes 2799.54 15,869 44,425,900

    Sukomanunggal 3871.72 8,606 33,320,020

     Asemrowo 1932.11 4,500 8,694,495

    Pakal 604.47 8,216 4,966,324

    Sambikerep 2792.16 12,792 35,717,310

    PT. Cahaya Anugrah Gasindo

    Sawahan 786.54 8,803 6,923,912

    Wonokromo 5102.5 4,500 22,961,250

    Karang Pilang 3284.75 3,997 13,129,150

    Dukuh Pakis 2826.21 7,796 22,033,130

    PT. Gubah Tiara Perkasa

    Simokerto 2212.53 7,974 17,642,720

    Pabean Cantikan 2686.79 4,500 12,090,560

    Semampir 5829.23 8,300 48,382,610

    Krembangan 1271.45 6,071 7,718,974

    PT. Nusantara Multi Agro

    Bubutan 430.49 10,619 4,571,366Wonocolo 3588.15 6,962 24,980,700

    Gayungan 1893.63 13,445 25,459,860

    Jambangan 2121.12 6,681 14,171,200

    Benowo 2404.48 4,500 10,820,160

    Pakal 1562.13 9,979 15,588,500

    PT. Sarana Gasa Nusraya

    Tegalsari 3235.99 4,655 15,063,530

    Genteng 1806.19 8,172 14,760,180

    Bubutan 2764.79 7,443 20,578,340

    Sukolilo 1180.05 11,451 13,512,750

    Wiyung 3012.98 8,965 27,011,370

    Pabean Cantikan

    Krembangan 2915.65 4,768 13,901,820

    Kenjeran 7413.17 4,500 33,359,260

    Bulak 1671.18 4,525 7,562,090

    Tambaksari

    Simokerto 828.47 5,820 4,821,694

    Gunung Anyar 2813.89 9,862 27,750,580

    Sukolilo 4081.34 9,318 38,029,930

    Mulyorejo 4276.3 4,500 19,243,350

    Rungkut

    Gubeng 4963.73 5,878 29,176,800

    Rungkut 5409.14 4,500 24,341,130

    Tenggilis 1627.13 8,292 13,492,160

    TOTAL REVENUE 28,320,000,000

    TOTAL COST 676,203,125

    REVENUE - COST 27,643,796,875

    Tabel 13 menunjukkan pada tahun 2020 jumlah tambahan

    SPPBE baru sebanyak 3 lokasi tidak mampu memenuhi

    tingkat demand (kapasitas maksimal tiap SPPBE adalah

    12.000 MT/Tahun). Kekurangan pasokan ( stoclout ) yang

    terjadi sebesar 20.083,35 MT.

  • 8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper

    6/7

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 6

      Untuk Penambahan SPPBE Baru 4 lokasi Penambahan SPPBE sebanyak 4 lokasi dari 6 alternatif untuk

    demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimal

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 14 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlahSPPBE tambahan 4 lokasi

    From To Shipment Cost per unit Shipment cost

    DummyTambaksari 6955.18 0 0

    Tenggilis 1128.17 0 0

    PT. Andhika Dian Utama

    Sukomanunggal 3,872 8,606 33,320,020

     Asemrowo 1,932 4,500 8,694,495

    Pakal 1,139 8,216 9,354,074

    Lakarsantri 2,265 18,669 42,294,440

    Sambikerep 2,792 12,792 35,717,310

    PT. Cahaya Anugrah Gasindo

    Tambaksari 787 11,414 8,977,568

    Wonokromo 5,103 4,500 22,961,250

    Karang Pilang 3,285 3,997 13,129,150

    Dukuh Pakis 2,826 7,796 22,033,130

    PT. Gubah Tiara Perkasa

    Pabean Cantikan 2,687 4,500 12,090,560

    Semampir 5,126 8,300 42,546,710

    Krembangan 4,187 6,071 25,419,880

    PT. Nusantara Multi Agro

    Bubutan 280 10,619 2,969,387

    Tambaksari 1,330 23,162 30,808,690

    Wiyung 151 14,245 2,148,999

    Wonocolo 3,588 6,962 24,980,700

    Gayungan 1,098 13,445 14,756,430Jambangan 2,121 6,681 14,171,200

    Benowo 2,404 4,500 10,820,160

    Pakal 1,028 9,979 10,259,220

    PT. Sarana Gasa Nusraya

    Tegalsari 3,236 4,655 15,063,530

    Genteng 1,806 8,172 14,760,180

    Sukolilo 4,096 11,451 46,899,860

    Wiyung 2,862 8,965 25,658,910

    Tambaksari

    Simokerto 3,041 5,820 17,698,620

    Semampir 703 7,341 5,161,605

    Gunung Anyar 2,814 9,862 27,750,580

    Sukolilo 1,166 9,318 10,861,900

    Mulyorejo 4,276 4,500 19,243,350

    Runtkut

    Gubeng 4,964 5,878 29,176,800

    Rungkut 5,409 4,500 24,341,130

    Tenggilis 1,627 8,292 13,492,160

    Lakarsantri

    Sawahan 6,613 12,705 84,023,630

    Gayungan 796 9,669 7,697,394Tandes 4,590 4,500 20,657,160

    Krembangan

    Bubutan 2,916 6,295 18,354,020

    Kenjeran 7,413 4,525 33,544,590

    Bulak 1,671 4,500 7,520,310

    TOTAL REVENUE 31,860,000,000

    TOTAL COST 809,359,102

    REVENUE - COST 31,050,640,898

    Tabel 14 menujukkan pada tahun 2020 jumlah tambahan

    SPPBE Baru sebanyak 4 lokasi masih belum mampu

    memenuhi tingkat demand. Kekurangan pasokan ( stockout )

    yang terjadi adalah sebesar 8.083,35MT.

      Untuk Penambahan SPPBE Baru 5 lokasi Penambahan SPPBE sebanyak 5 lokasi dari 6 alternatif untuk

    demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimaladalah sebagai berikut:

    Tabel 15 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlah

    SPPBE tambahan 5 lokasi

    From To Shipment Cost per unit Shipment cost

    PT. Andhika Dian Utama

    Sukomanunggal 3871.72 8606 33320020

     Asemrowo 1932.11 4500 8694495

    Pakal 1138.52 8216 9354072

    Lakarsantri 2265.49 18669 42294460

    Sambikerep 2792.16 12792 35717310

    PT. Nusantara Multi Agro

    Wonocolo 3588.15 6962 24980700

    Gayungan 1062.64 13445 14287200

    Benowo 2404.48 4500 10820160

    From To Shipment Cost per unit Shipment costPakal 1028.08 9979 10259220

    Dummy 3916.65 0 0

    PT. Sarana Gasa Nusraya

    Tegalsari 3235.99 4655 15063530

    Genteng 1806.19 8172 14760180

    Bubutan 279.63 7443 2081283

    Tambaksari 262.28 18302 4800245

    Sukolilo 1281.81 11451 14678010

    Wiyung 3012.98 8965 27011370

    Jambangan 2121.12 4500 9545041

    PT. Gubah Tiara Perkasa

    Pabean Cantikan 2686.79 4500 12090560

    Semampir 5126.11 8300 42546710Krembangan 4187.1 6071 25419880

    PT. Cahaya Anugrah Gasindo

    Tambaksari 751.64 11414 8579221

    Sawahan 34.9 8803 307223.8

    Wonokromo 5102.5 4500 22961250

    Karang Pilang 3284.75 3997 13129150

    Dukuh Pakis 2826.21 7796 22033130

    Tambaksari

    Simokerto 3041 5820 17698620

    Semampir 703.12 7341 5161605

    Sukolilo 3979.58 9318 37081730

    Mulyorejo 4276.3 4500 19243350

    RungkutTambaksari 7036.27 14480 101885200

    Gubeng 4963.73 5878 29176800

    Lakarsantri

    Sawahan 6578.53 12705 83580220

    Gayungan 830.99 9669 8034841

    Tandes 4590.48 4500 20657160

    Sukolilo

    Tambaksari 1021.67 18741 19147130

    Rungkut 5409.14 8292 44852590Tenggilis 2755.3 4500 12398850

    Gunung Anyar 2813.89 7761 21838600

    Krembangan

    Bubutan 2915.65 6295 18354020

    Kenjeran 7413.17 4525 33544590

    Bulak 1671.18 4500 7520310

    TOTAL REVENUE 34,285,005,000

    TOTAL COST 904,910,037

    REVENUE - COST 33,380,094,963

    IV.  ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

    A.  Anal isa Sensitivitas Jumlah Penambahan SPPBE Baru

    Penentuan jumlah SPPBE untuk memenuhi demand tidak

    hanya bergantung pada jumlah permintaan yang harus

    dipenuti. Jumlah SPPBE juga dipengaruhi oleh kapasitas dariSPPBE Eksisting dan SPPBE baru yang diharapkan. Untuk

    tingkat kapasitas SPPBE Baru yang sama, penurunan

    kapasitas SPPBE Eksisting menjadi dibawah 12.000

    MT/Tahun menyebabkan jumlah SPPBE baru yang diperlukan

     bertambah. Sensitivitas perubahan jumlah SPPBE baru yang

    diperlukan terhadap perubahan kapasitas SPPBE Eksisting

    dapat ditunjukkan sebagai berikut:

    -2000

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    16000

    0 1 2 3 4 5 6

        T    I    N    G    K    A    T    K    A    P    A    S    I    T    A    S    (    M    T    0

    JUMLAH TAMBAHAN FASILITAS BARU

    Analisa Sensitivitas Jumlah Tambahan Fasilitas Barupada Berbagai Tingkat Kapasitas Fasilitas Eksisting

    (Untuk Kapsitas Fasilitas Baru = 40MT/Hari)

    Kapasitas Produksi Fasilitas Eksisting (MT/Tahun)

    Jumlah Tambahan Fasilitas Baru

    Kapasitas Sisa

     Gambar 3Analisa Sensitivitas Jumlah SPPBE Baru terhadap Perubahan

    Kapasitas SPPBE Eksisting dan SPPBE Baru yang Diharapkan

  • 8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper

    7/7

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 7

    B.  Anali sa Kapasitas Produksi tiap SPPBE

    Untuk menentukan kapasitas design yang diterapkan untuk

    masing-masing SPPBE dapat dikaitkan dengan perhitungan

    Total Revenue dari keputusan tingkat kapasitas SPPBE.

    Tingkat kapasitas yang diputuskan tidak hanya terhadap

    SPPBE Eksisting, tetapi juga pada berbagai tingkat kapasitas

    SPPBE Baru. Perbedaan terhadap keputusan kapasitas yang

    diterapkan pada SPPBE Eksisting serta pada SPPBE baru akan

    mempengaruhi tingkat Total Revenue yang dihasilkan darisistem distribusi. Perbedaan Total Revenue yang dihasilkan

    oleh perubahan tersebut adalah sebagai berikut:

    Tabel 16 Skenario Perubahan Kapasitas SPPBE Eksisting terhadap Kebutuhan

    Jumlah SPPBE Baru dan RevenueKAPASITAS SPPBE BARU 30MT/Hari

    Kapasitas SPPBEEksisting (MT/Tahun)

    TambahanSPPBE Baru

    Unmet Demand(MT)

    Revenue Normal

    9.000 7 8.083,40 Rp 34.663.350.935

    10.500 7 583,40 Rp 34.663.350.935

    12.000 6 2.083,40 Rp 34.483.350.935

    13.500 5 3.583,40 Rp 34.303.350.935

    15.000 4 5.083,40 Rp 34.123.350.935

    Tabel 17 Skenario Perubahan Kapasitas SPPBE Eksisting terhadap Kebutuhan

    Jumlah SPPBE Baru dan Revenue

    KapasitasSPPBEEksisting

    (MT/Tahun)

    TambahanSPPBEBaru

    UnmetDemand

    Revenue Normal Revenue Optimal

    KAPASITAS SPPBE BARU 40MT/Hari

    9.000 5 11.083,40 Rp 34.303.350.935 Rp 34.483.350.935

    10.500 5 3.583,40 Rp 34.303.350.935 Rp 34.303.350.935

    12.000 4 8.083,40 Rp 34.303.350.935 Rp 34.303.350.935

    13.500 4 583,40 Rp 34.123.350.935 Rp 34.123.350.935

    15.000 3 5.083,40 Rp 33.943.350.935 Rp 33.943.350.935

    Tabel 16 dan Tabel 17 menunjukkan semakin banyak jumlah

    SPPBE baru yang diperlukan maka tingkat revenue  yang

    dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini karena untuk setiap

     pembukaan SPPBE baru maka sebanyak 9000 MT LPG akan

    dikenai  filling fee  sebesar Rp.300/Kg. Sedangkan jika

    kapasitas tersebut dibebankan kepada SPPBE eksisting yang

    telah berkapasitas lebih dari 9000MT maka  filling fee  yangdigunakan adalah Rp.280/Kg. Sehingga dapat dipastikan

     bahwa setiap pembukaan SPPBE baru, maka aka nada

    kesempatan sebanyak 9000 MT LPG untuk dihargai  filling fee 

    sebesar Rp. 300/Kg.

    V.  KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1.  Jumlah fasilitas baru yang menghasilan nilai revenuetertinggi sekaligus cost minimal   yaitu sebanyak 5 lokasi

    yang berada di kecamatan Sukolilo pada tahun 2012,

    Tambaksari pada tahun 2013, Krembangan pada tahun2014, Rungkut pada tahun 2016 dan Kecamatan

    Lakarsantri pada tahun 2018 

    2.  Kapasitas produksi rata-rata yang memberikan revenue yang optimal untuk SPPBE Eksisting dan SPPBE baru

    adalah sebesar 40MT/hari atau setara dengan 12.000

    MT/Tahun dan kapasitas produksi terkecil dari SPPBE

    yang ada setelah terjadi penambahan SPPBE Baru

    sebanyak 5 titik adalah sebesar 8083,35 MT/Tahun 

    3.  Coverage Area  terluas diantara SPPBE yang ada setelah penambahan SPPBE Baru sebanyak 5 lokasi sebanyak7

    kecamatan yang di-cover   oleh SPPBE Eksisting dan 4

    kecamatan yang di-cover  oleh SPPBE Baru 

    VI.  DAFTAR  PUSTAKA

    Amiri, A. (2006). Designing a distribution network in a supply

    chain system: formulation and efficient solution

     procedure.  European Journal of Operational, 171, 567-

    576.

    Ariswari, N. P. (2009). Simulasi Penerapan Closed System pada Distribusi LPG 3Kg Studi Kasus Distribusi LPG

    3Kg Kec Klojen Malang. 10.

    Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya. (2010).

     Penyusunan IPM, IKM dan IPG Kota Surabaya tahun

    2010. Surabaya.

    Ballou, R. H. (1999).  Business Logistic Management   (4 ed.).

    Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

    Delaney, R. (1991). Trends in logistics and US world

    competitiveness. Transportation Quarterly, 45, 19-41.

    Heragu, S. (1997). Facilities Design. Boston: PWS Publishing

    Company.

    Kiya, F. (2012). Stochastic programming approach to re-

    designing a warehouse network under uncertainty.Transportation Research Part E, 48, 919-936.

    Kotler, P. (2002). manajemen Pemasaran (Terjemahan)  (2

    ed.). Jakarta: PrenHallindo.

    Pertamina. (2012, Juli 16). Dipetik Oktober 15, 2012, dari

    www.pertamina.com

    Pertamina. (2012, Mei 24). Retrieved Oktober 29, 2012, from

    www.pertamax.pertamina.com

    Pujawan, I. N. (2005). Pengelolaan Permintaan dan

    Perencanaan Produksi. In I. K. Gunarta (Ed.), Supply

    Chain Management  (p. 87). Surabaya: Guna Widya.

    Ristono, A. (2009).  Perencanaan Fasilitas.  Yogyakarta:

    Graha Ilmu.

    Sitinjak, T. J. (2006). Riset Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Swastha, B. (2002). Saluran Pemasaran: Konsep dan Strategi

     Analisa Kuantitatif. Yogyakarta: BPFE.

    Widad, F. (2009). Rancangan Konfigurasi Jaringan Logistik

    Dengan Penekatan Sistem Tertutup (Studi Kasus:

    Distribusi LPG 3Kg di Kab/Kota Malang dan Kota

    Batu). 11.