its-paper-27898-2508100162-paper
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper
1/7
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1
Abstrak — Fasilitas yang dimiliki PT.Pertamina dalam upaya
menyalurkan LPG di area Surabaya saat ini masih memiliki
keterbatasan dalam memenuhi permintaan. Kondisi
pertumbuhan demand yang semakin besar dan bervariasi secara
geografis berpotensi menjadikan rancangan sistem distribusi
yang diterapkan saat ini terjadi Over Capacity serta Stockout .
Terjadinya over capacity dan stockout akan menurunkan
efektivitas dan efisiensi dalam sistem distribusi LPG 3Kg.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuahlangkah untuk melakukan perancangan ulang terhadap jaringan
distribusi LPG 3Kg untuk area Surabaya. Tujuan dari penelitian
ini untuk menentukan keputusan strategis terkait dengan sistem
distribusi yang dapat diterapkan untuk mengakomodasi
peningkatan demand hingga tahun 2020. Keputusan yang
dilakukan dalam penelitian ini berupa penentuan total fasilitas
(SPPBE) yang harus tersedia, keputusan kapasitas fasilitas
(SPPBE), penentuan lokasi dari fasilitas serta coverage area tiap
SPPBE. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan
menggunakan Allocation Model serta Minimum-Cost Method .
Hasil akhir dari penelitian ini adalah rancangan sistem distribusi
LPG 3Kg di Kota Surabaya yang menghasilkan Total Revenue
maksimal dan Total Transportation Cost minimal.
Kata Kunci — Kinerja Sistem Distribusi, LPG 3Kg,
Pertumbuhan Demand, Rancangan Sistem Distribusi,
I. PENDAHULUAN
EBIJAKAN yang tertuang dalam Peraturan Menteri
ESDM No.32429/26/MEM/2006 menyebutkan bahwa
perlunya dilakukan upaya konversi dari Minyak Tanah ke
LPG bagi konsumen rumah tangga. Terhitung sejak Agustus
2009 PT.Pertamina mulai memberlakukan sistem distribusi
yang tertutup (Closed Loop System) untuk mendistribusikan
gas LPG 3Kg. Pihak yang terlibat dalam aktivitas distribusi
LPG 3Kg ini terdiri dari Filling Plant, Stasiun Pengangkutan
dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE), Agen, Pangkalan dan
Pengecer (Retailer). Dalam sistem tertutup mensyaratkan
bahwa tiap pelaku turunan dibawah SPPBE hanya
diperkenankan untuk di-supply oleh satu pihak yang diatas
tingkatnya.
SPPBE
SPPBE
SPPBE
AGEN
AGEN
AGEN
AGEN
AGEN
AGEN
AGEN
AGEN
AGEN
AGEN
AGEN
AGEN
AGEN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALANPANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
Gambar 1 Sistem Distribusi Closed-Loop Gas LPG 3Kg
Pada tahun 2011, penyaluran LPG 3 kg di Jawa Timur
mencapai 637.256 MT. Penyaluran itu meningkat 24,8 persen
dibanding penyaluran tahun 2010 sebesar 539.366 MT.
Peningkatan itu juga berarti dua kali lebih besar jika
dibandingkan dengan penyaluran LPG 3 Kg Jatim tahun 2009
sebesar 293.993 MT.
Gambar 2 Tingkat Komsumsi LPG 3Kg Jawa Timur
Pada tahun 2012 terhitung sejak bulan Januari hingga Mei2012 penyaluran mencapai 309.105 MT dan hingga akhir
tahun 2012 jumlah permintaan sebesar 720.000 Metric Ton.
Data permintaan LPG 3Kg tiap kecamatan di Kota Surabaya
menunjukan bahwa karakteristik permintaan LPG 3Kg di Kota
Surabaya bervariasi secara geografis serta berfluktuasi.
Sebaran demand fluktuatif dan bervariasi secara geografis
berpotensi untuk menghasilkan biaya distribusi yang lebih
tinggi meskipun fluktuasinya dapat diprediksi dengan baik.
Tetapi biaya-biaya yang muncul disepanjang supply chain
akan tinggi oleh karena permintaan yang berfluktuasi. Kondisi
2009 2010 2011 2012
Tingkat Konsumsi (MT) 293993 539366 637256 720000
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
K o n s u m s i ( M T / T a h u n )
Tingkat Konsumsi LPG Jatim (dalam MT)
Perancangan Sistem Distribusi LPG 3Kg di
Kota Surabaya Dengan Mempertimbangkan
Pertumbuhan Demand
Muchlis, Stefanus Eko WiratnoJurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesiae-mail : [email protected]
K
-
8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper
2/7
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 2
ini sekaligus akan menyebabkan sistem distribusi yang kurang
efektif dan efisien.
Dengan demikian struktur jarigan supply chain secara
signifikan berpengaruh terhadap kinerja dari aktivitas
operasional yang terdapat didalamnya termasuk aktivitas
distribusi. Total Cost aktivitas distribusi akan dipengaruhi oleh
rancangan sistem distribusi yang diterapkan. Struktur Jaringan
Distribusi yang efisien merupakan keunggulan kompetitif
dalam aplikasi jaringan logistik.Oleh karena itu perumusan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa jumlah SPPBE yang diperlukan untuk
mengakomodasi peningkatan demand LPG 3Kg di
Kota Surabaya yang diproyeksikan hingga tahun
2020
2. Keputusan lokasi penempatan SPPBE baru relatif
terhadap SPPBE eksisting sedemikian rupa sehingga
menghasilkan biaya distribusi yang minimal
3. Berapa kapasitas yang dimiliki oleh tiap SPPBE
ketika diproyeksikan peningkatan demand hingga
tahun 2020
4. Keputusan cakupan wilayah pemasaran (Coverage
area) yang dimiliki oleh tiap SPPBE pada saat
demand diproyeksikan mengalami kenaikan hingga
pada tahun 2020
Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
melakukan perancangan sistem distribusi LPG 3Kg yang
diterapkan di Kota Surabaya dengan skenario pertumbuhan
demand LPG 3Kg hingga tahun 2020 sehingga dapat
meningkatkan capaian indikator kinerja yang digunakan
(teknis dan ekonomis).
Batasan yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu:
1. pihak di sepanjang rantai distribusi yang diamatiadalah Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk
Elpiji (SPPBE)
2. Horizon perencanaan sistem distribusi yangdigunakan adalah hingga tahun 2020
Sedangkan asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. kontrak kerjasama yang dimiliki tiap SPPBE saat ini
dengan PT.Pertamina akan dilakukan perpanjangan
kontrak setelah periode kontrak sekarang telah
berakhir yaitu pada tahun 2020
2. Kenaian filling fee yang diterima oleh SPPBE dari
PT.Pertamina pada tahun 2020 sebanding dengan
kenaikan biaya transportasi yang dibutuhkan SPPBE
untuk mendistribusikan LPG 3Kg di tiap Kecamatandi Surabaya.
3. Nilai filling fee yang diterima tiap SPPBE pada tahun
2020 serta biaya transportasi pada tahun 2020 yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai yang
berlaku sekarang, karena dalam penelitian ini fokus
pada besarnya selisih antara revenue SPPBE dengan
cost yang dibutuhkan
4. Keputusan penambahan jumlah SPPBE baru tidak
menggeser keberadaan SPPBE eksisting
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tahap Identi fi kasi Permasalahan
Dalam tahap identifikasi permasalahan dalam penelitian ini
terdiri dari tahap identifikasi masalah, perumusan masalah,
penentuan tujuan penelitian dan tinjauan kondisi lapangan.
Secara umum dalam tahap ini adalah melakukan pengumpulan
informasi terhadap sistem distribusi LPG 3Kg yang diterapkan
hingga saat ini.
B. Tahap Studi Pustaka
Pada tahap ini aktivitas utama yang dilakukan adalam
mencari dan mengumpulkan sumber-sumber literatur yang
relevan dengan konsep sistem distribusi, Location-Allocation
Model , Minimum-Cost Method serta dapat digunakan dalam
penyelesaian terhadap permasalahan. Dengan adanya studi
pustaka maka akan mendukung rancangan dan metode
penelitian yang tepat.
C. Tahap Pengumpulan Data dan In formasi
Pada tahap ini akan dilakukan penentuan jenis data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, penentuan
sumber data/informasi serta rentang data yang diperlukanuntuk menunjang aktivitas penelitian yang dilakukan. Data
dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Jumlah dan lokasi SPPBE eksisting di Surabaya2. Kapasitas SPPBE Eksisting di Kota Surabaya3. Coverage area tiap SPPBE eksisting di Surabaya4. Tingkat permintaan eksisting dan proyeksi
permintaan LPG 3Kg tiap kecamatan di Surabaya
hingga tahun 2020
5. Konfigurasi sistem distribusi LPG yang diterapkan diKota Surabaya
D. Tahap Perumusan Model Matematis
Pada tahap perumusan model matematis ini yang dilakukan
berupa formulasi biaya distribusi yang minimal. Biayadistribusi yang ditentukan adalah biaya transportasi atau
perpindahan LPG dari SPPBE menuju tiap kecamatan yang
ada di Surabaya.model matematis yang dirumuskan
merupakan Location-Allocation Model . Model matematis
dengan tujuan meminimasi biaya transportasi dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Subject to:
-
8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper
3/7
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 3
Tabel 1 Penjelesan Index Formulasi Matematis Location-Allocation Model No Index Penjelasan
1 mJumlah lokasi potensial untuk SPPBE dalam hal ini terdapat 6 lokasi, yaitu:Pabean Cantikan, Tambaksari, Rungkut, Lakarsantri, Sukolilo dan Krembangan
2n Jumlah customer, dalam hal ini berupa kecamatan di Kota Surabaya yang
berjumlah 31 Kecamatan
3 i Index untuk SPPBE
4 j Index untuk Kecamatan
5 cij Biaya transportasi pemindahan 1 unit komoditas dari SPPBE i ke lokasiKecamatan j
6 Fi Biaya tetap untuk membuka dan operasiona l SPPBE i
7 D j Jumlah permintaan LPG 3Kg Kecamatan j
8 xij Jumlah LPG 3Kg yang dikirimkan SPPBE i ke Kecamatan j
9 yi 1 jika SPPBE i dibuka dan 0 jika tidak
Formulasi matematis tersebut memiliki fungsi tujuan (2.1)
untuk meminimalkan biaya transportasi dari tiap SPPBE
(Eksisting dan Baru) ke Kecamatan yang terdapat di Surabaya.
Persamaan (2.2) memastikan bahwa masing-masing dari
permintaan dari customer telah dipenuhi oleh satu atau lebih
dari m fasilitas (SPPBE eksisting dan SPPBE baru). Batasan
(2.3) dan (2.4) memastikan bahwa jumlah unit komoditas yang
dikirimkan tidak melebihi dari total permintaan customer.
Fasilitas SPPBE i yang tidak mengirimkan sejumlah
komoditas ke lokasi customer manapun, maka biaya tetap dan
operasional tidak akan terjadi. Batasan (2.4) merupakan
batasan non-negativitas untuk jumlah alokasi LPG 3Kg yang
dilakukan oleh tiap SPPBE.
E. Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini akan dilkukan pengolahan terhadap data dan
informasi yang telah diperoleh dari PT.Pertamina Unit
Pemasaran V Surabaya. Pengolahan data yang dilakukan
berupa perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan
aplikasi POM for Windows 3. Hasil yang didapatkan dari
pengolahan data ini akan diketahui jumlah biaya minimal
yang dihasilkan dari sistem distribusi dengan keputusan
alokasi dari tiap SPPBE ke sejumlah kecamatan yang
terdapat di Surabaya.
F. Tahap Anali sis dan I nterpretasi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil perhitungan
dan pengolahan data. Analisis yang dilakukan dengan
mempertimbangkan variasi dari nilai tiap variabel. Jenis
variabel yang telah ditentukan akan diterapkan skenario untuk
mengetahui dampak yang dihasilkan terhadap objective
function yang ditentukan.
G. Tahap Pengambilan Kesimpulan
Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari aktivitas penelitian
yang ditandai oleh tersusunnya butir-butir kesimpulan yang
menjawab tujuan dari penelitian yang telah didefinisikan
dalam tahap awal.
III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
A. Pertumbuhan Demand Hingga Tahun 2020 danCoverage area Eksisting ti ap SPPBE
Dalam penelitian ini, akan memproyeksikan tingkat
permintaan LPG 3Kg di Kota Surabaya hingga tahun 2020.
Permintaan yang diproyeksikan meliputi permintaan agregat
tingkat kota Surabaya dan permintaan tingkat kecamatan yang
terdapat di seluruh Surabaya. Berikut merupakan data
perumbuhan permintaan LPG 3Kg di Kota Surabaya dan
Proyeksi permintaan hingga tahun 2020:
Tabel 2 Demand Eksisting LPG 3Kg dan Proyeksi Hingga Tahun 2020Tahun Demand (MT/Tahun) Pertumbuhan
2009 28,746.65 -
2010 52,749.99 83.50%
2011 62,323.64 18.15%
2012 70,416.00 12.98%
2013 77,542.10 10.12%2014 84,815.55 9.38%
2015 91,702.57 8.12%
2016 97,589.88 6.42%
2017 103,269.61 5.82%
2018 108,164.59 4.74%
2019 112,220.76 3.75%
2020 116,083.40 3.44%
Sumber: Pertamina, 2012
Sedangkan coverage area eksisting dari sistem distribusi yang
diterapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Coverage area tiap SPPBE Eksisting di SurabayaSPPBE Coverage area
PT. Andhika Dian UtamaTandes,Asemrowo, Benowo, Pakal, Lakarsantri,
Sambikerep
PT. Nusantara Multi AgroWonokromo,Karang Pilang, Dukuh Pakis, Wiyung,Wonocolo, Sukomanunggal
PT. Sarana Gasa NusrayaTegalsari,Genteng, Bubutan, Pabean Cantikan,Gubeng, Tenggilis, Sawahan
PT. Gubah Tiara PerkasaSemampir, Krembangan, Kenjeran, Gunung Anyar,Sukolilo
PT. Cahaya Anugrah Gasindo Simokerto, Bulak, Tambaksari, Rungkut, Mulyorejo
B. Perhitungan Jumlah SPPBE Baru berdasarkan padaTingkat Demand hingga Tahun 2020
Untuk menentukan jumlah SPPBE yang diperlukan untuk
mengantisipasi kenaikan permintaan LPG hingga tahun 2020
dilakukan dengan cara menghitung kapasitas rata-rata dari tiap
SPPBE mulai tahun 2012 hingga 2020 untuk tiap jumlah
SPPBE yang dikehendaki. Berikut merupakan metode
sederhana dalam penentuan jumlah SPPBE untuk memenuhi
tingkat permintaan hingga tahun 2020.
Tabel 4 Tingkat Kapasitas Rata-rata tiap SPPBE berdasarkan Demand per
Tahun Hingga Tahun 2020
Kapasitas Rata-rata SPPBE berdasarkan Demand per TahunJumlah SPPBE
2009 2010 2011 2012 2013 2014
2874.66 5275.00 6232.36 7041.60 7754.21 8481.55 10
3194.07 5861.11 6924.85 7824.00 8615.79 9423.95 9
3593.33 6593.75 7790.45 8802.00 9692.76 10601.94 8
4106.66 7535.71 8903.38 10059.43 11077.44 12116.51 7
4791.10 8791.66 10387.27 11736.00 12923.68 14135.92 6
Tabel 5 Tingkat Kapasitas Rata-rata tiap SPPBE berdasarkan Demand perTahun hingga Tahun 2020 (Lanjutan)
Kapasitas Rata-rata SPPBE berdasarkan Demand per TahunJumlah SPPBE
2015 2016 2017 2018 2019 2020
9170.26 9758.99 10326.96 10816.46 11222.08 11608.34 10
10189.17 10843.32 11474.40 12018.29 12468.97 12898.15 9
11462.82 12198.73 12908.70 13520.57 14027.59 14510.42 8
13100.37 13941.41 14752.80 15452.08 16031.54 16583.34 7
15283.76 16264.98 17211.60 18027.43 18703.46 19347.23 6
Bagian cell yang di- shading pada Tabel 4 dan Tabel 5
menunjukan tahun dimana diperlukan penambahan SPPBE
baru. Penambahan pada tahun-tahun tertentu ini dilakukan
-
8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper
4/7
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 4
dengan pertimbangan tingkat kapasitas rata-rata yang dimiliki
oleh tiap SPPBE yang ada. Ketentuan penambahan
berdasarkan pada kapasitas ini adalah jika tingkat kapasitas
rata-rata mendekati angka 12.000 Metric Ton maka perlu
dilakukan penambahan fasilitas. Hal ini karena sesuai dengan
rekomendasi dari PT.Pertamina yang menyebutkan bahwa tiap
SPPBE hendaknya tidak melakukan produksi melebihi nilai 40
Metric Ton per hari atau setara dengan 12.000 Metric Ton per
tahun (hari kerja per tahun adalah 300 hari).C. Perhitungan Location-Allocation Model dengan POMfor Windows 3
Untuk melakukan perhitungan dengan Location-Allocation
Model diperlukan alternatif lokasi yang akan dipilih. Berikut
merupakan alternative lokasi yang digunakan untuk
penempatan SPPBE baru:
Tabel 6 Alternatif Lokasi SPPBE Baru
Alternatif SPPBE Baru KecamatanKoordinat
X y
SPPBE A Pabean cantikan 112.7332 -7.220
SPPBE B Tambaksari 112.769 -7.251
SPPBE C Rungkut 112.801 -7.320
SPPBE D Lakasrantri 112.655 -7.309
SPPBE E Sukolilo 112.806 -7.293
SPPBE F Krembangan 112.721 -7.229
Berdasarkan pada Tabel 6 menunjukan terdapat 6 alternatif
lokasi untuk SPPBE baru. Alternatif lokasi yang tersedia ini
selanjutnya akan dilakukan pemilihan berdasarkan pada
indicator kinerja berupa Total Cost Minimization dan Total
Revenue Maximization. Pemilihan alternatif lokasi untuk
SPPBE Baru dilakukan dengan menggunkan software POM
for Windows versi 3 dengan menggunakan modul
transportation.
Perhitungan dengan menggunakan software POM for
Windows versi 3 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 7 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan JumlahTambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 3 lokasi)Tambahan SPPBE Cost Minimal Revenue Maksimal Revenue - Cost Maksimal
3
Rungkut Pabean Cantikan Rungkut
Lakarsantri Tambaksari Lakarsantri
Krembangan Sukolilo Krembangan
Tabel 7 menunjukkan tambahan SPPBE untuk memenuhi
demand pada tahun 2020 sebanyak 3 lokasi dari 6 alternatif
lokasi yang menghasilkan cost minimal, revenue maksimal
dan selisih revenue dengan cost yang maksimal.
Tabel 8 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan Jumlah
Tambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 4 lokasi)Tambahan SPPBE Cost Minimal Revenue Maksimal Revenue - Cost Maksimal
4
Tambaksari Pabean Cantikan Pabean Cantikan
Rungkut Rungkut RungkutLakarsantri Lakarsantri Lakarsantri
Krembangan Krembangan Krembangan
Tabel 8 menunjukkan bahwa lokasi yang menghasilkan biaya
yang minimal adalah Kecamatan Tambaksari, Rungkut,
Lakarsantri dan Krembangan. Sedangkan 4 lokasi yang
menghasilkan revenue maksimal dan selisih revenue dengan
cost yang maksimal adalah Kecamatan Pabean Cantikan,
Rungkut, Lakarsantri dan Krembangan.
Tabel 9 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan Jumlah
Tambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 5 lokasi)Tambahan SPPBE Cost Minimal Revenue Maksimal Revenue - Cost Maksimal
5
Pabean Cantikan Pabean Cantikan Pabean Cantikan
Tambaksari Tambaksari Tambaksari
Rungkut Rungkut Rungkut
Lakarsantri Sukolilo Lakarsantri
Krembangan Krembangan Krembangan
Tabel 9 menunjukkan bahwa pemilihan jumlah lokasi dari
alternatif yang ada yang dapat memenuhi semua indikator
kinerja adalah sebanyak 5 lokasi baru. Lokasi yang
menghasilkan cost minimal, revenue maksimal dan selisih
revenue dengan cost yang maksimal adalah Kecamatan
Pabean Cantikan, Tambaksari, Rungkut, Lakarsantri dan
Krembangan.
Keputusan pemilihan lokasi dari alternatif yang ada
berdasarkan pada indicator kinerja berpeluang memiliki
coverage area yang berbeda untuk tiap SPPBE (Eksisting dan
Baru). Dalam penelitian ini coverage area yang ditentukan
adalah berdasarkan pada pemilihan lokasi yang memberikan
biaya minimal untuk tiap jumlah penambahan SPPBE baru
yang diperlukan. Secara lebih detil coverage area tersebut
dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 10 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk Demand
Tahun 2014 yang memiliki Total Cost Minimal untuk Jumlah TambahanSPPBE Baru sebanyak 3 Lokasi
From To Shipment Cost per unit Shipment cost
PT. Andhika Dian Utama
Sukomanunggal 3085.7 8606 26555530
Asemrowo 1309.7 4500 5893650
Pakal 1453.85 8216 11944830
Lakarsantri 1570.11 18669 29312380
Sambikerep 1873.92 12792 23971190
Dummy 2706.72 0 0
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
Tambaksari 3721.47 11414 42476860
Wonokromo 4085.49 4500 18384700
Karang Pilang 2222.57 3997 8883613
Dukuh Pakis 1970.47 7796 15361780
PT. Gubah Tiara Perkasa
Pabean Cantikan 2129.15 4500 9581175
Semampir 1587 8300 13172180
Krembangan 3271.31 6071 19860120
Kenjeran 5012.53 10579 53027550
PT. Nusantara Multi Agro
Bulak 1141.33 13841 15797150
Wonocolo 2462.01 6962 17140510
Jambangan 554.75 6681 3706282
Benowo 1660.22 4500 7470990
Dummy 6181.69 0 0
PT. Sarana Gasa Nusraya
Tegalsari 2625.48 4655 12221610
Genteng 1427.59 8172 11666270
Bubutan 2590.48 7443 19280940
Tambaksari 425.4 18302 7785698
Sukolilo 1976.71 11451 22635280
Wiyung 2085.11 8965 18693010
Jambangan 869.23 4500 3911537
Tambaksari
Simokerto 2432.66 5820 14158080
Semampir 3057.21 7341 22442980
Gunung Anyar 1905.18 9862 18788850
Sukolilo 1699.71 9318 15837920
Mulyorejo 2905.24 4500 13073580
Rungkut
Tambaksari 2134.36 14480 30905520
Gubeng 3929.57 5878 23098010
Rungkut 3713.56 4500 16711020
Tenggilis 2222.51 8292 18429050
Lakarsantri
Sawahan 5232.34 12705 66476880
Gayungan 1310.1 9669 12667360Tandes 3161.51 4500 14226800
Dummy 2296.05 0 0
TOTAL REVENUE 25,188,348,400
TOTAL COST 685,550,885.00
REVENUE - COST 24,502,797,515
Tabel 11 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk DemandTahun 2016 yang memiliki Total Cost Minimal untuk Jumlah Tambahan
SPPBE Baru sebanyak 4 LokasiFrom To Shipment Cost per unit Shipment cost
PT. Andhika Dian Utama
Sukomanunggal 3254.91 8606 28011750
Asemrowo 1624.3 4500 7309350
Pakal 1821.43 8216 14964870
-
8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper
5/7
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 5
Lakarsantri 1904.59 18669 35556790
Sambikerep 2347.33 12792 30027050
Dummy 1047.44 0 0
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
Tambaksari 2572.98 11414 29367990
Wonokromo 4289.61 4500 19303240
Karang Pilang 2761.45 3997 11037520
Dukuh Pakis 2375.96 7796 18522980
PT. Gubah Tiara Perkasa
Simokerto 1320.63 7974 10530720
Pabean Cantikan 2258.75 4500 10164380
Semampir 4900.56 8300 40674650
Krembangan 3520.05 6071 21370220
PT. Nusantara Multi Agro
Wonocolo 3016.52 6962 21001010
Jambangan 265.09 6681 1771059
Benowo 2021.42 4500 9096390
Dummy 6696.97 0 0
PT. Sarana Gasa Nusraya
Tegalsari 2720.46 4655 12663740
Genteng 1138.15 8172 9300949
Tambaksari 4090.3 18302 74860670
Wiyung 2532.98 8965 22708170
Jambangan 1518.11 4500 6831500
Tambaksari
Genteng 380.29 7690 2924442
Simokerto 1235.9 5820 7192925
Gunung Anyar 2365.6 9862 23329550
Sukolilo 4423.18 9318 41215190
Mulyorejo 3595.03 4500 16177640
Rungkut
Tambaksari 963.32 14480 13948880
Gubeng 4172.94 5878 24528540
Rungkut 4547.4 4500 20463300
Tenggilis 2316.34 8292 19207090
Lakarsantri
Sawahan 5559.83 12705 70637640
Gayungan 1591.95 9669 15392560
Tandes 3859.16 4500 17366220
Dummy 989.06 0 0
Krembangan
Bubutan 2686.23 6295 16909820
Kenjeran 6232.16 4525 28200520
Bulak 1404.94 4500 6322230
Dummy 1676.67 0 0
TOTAL REVENUE 28,945,158,000
TOTAL COST 758,891,545.00
REVENUE - COST 28,186,266,455.00
Tabel 12 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk Demand
Tahun 2018 yang memiliki Total Cost Minimal untuk Jumlah TambahanSPPBE Baru sebanyak 5 Lokasi
From To Shipment Cost per unit Shipment cost
PT. Andhika Dian Utama
Sukomanunggal 3607.6 8606 31047010
Asemrowo 1800.31 4500 8101396
Pakal 1879.44 8216 15441480
Lakarsantri 2110.96 18669 39409510
Sambikerep 2601.69 12792 33280820
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
Tambaksari 1347.41 11414 15379350
Sawahan 204.07 8803 1796427
Wonokromo 4754.42 4500 21394890
Karang Pilang 3060 .68 3997 12233540
Dukuh Pakis 2633.42 7796 20530140
PT. Gubah Tiara Perkasa
Pabean Cantikan 2503.5 4500 11265750
Semampir 5152.18 8300 42763090
Krembangan 3901.47 6071 23685820
Dummy 442.84 0 0
PT. Nusantara Multi Agro
Wonocolo 3343.38 6962 23276610
Benowo 2240.46 4500 10082070
Dummy 6416.16 0 0
PT. Sarana Gasa Nusraya
Tegalsari 3015.25 4655 14035990
Genteng 1682.98 8172 13753310
Wiyung 2807.45 8965 25168790
Jambangan 1976.43 4500 8893935
Dummy 2517.89 0 0
Tambaksari
Simokerto 2833.55 5820 16491260
Semampir 279.4 7341 2051075Sukolilo 4902.47 9318 45681210
Mulyorejo 3984.58 4500 17930610
Rungkut
Tambaksari 7105.6 14480 102889100
Gubeng 4625.12 5878 27186460
Rungkut 269.28 4500 1211766
Lakarsantri
Sawahan 5958.21 12705 75699060
Gayungan 1764.46 9669 17060560
Tandes 4277.33 4500 19247990
Sukolilo
Rungkut 4770.87 8292 39560040
Tenggilis 2567 .34 4500 11553030
Gunung Anyar 2621.94 7761 20348880
Dummy 2039.85 0 0
Krembangan
Bubutan 2977.31 6295 18742170
Kenjeran 6907 .47 4525 31256300
Bulak 1557.18 4500 7007310
From To Shipment Cost per unit Shipment cost
Pakal 139.36 9879 1376734
Dummy 418.68 0 0
TOTAL REVENUE 32,086,079,600
TOTAL COST 826,833,483.00
REVENUE - COST 31,259,246,117.00
Penentuan coverage area sebagaimana ditampilkan pada
Tabel 10, Tabel 11 dan Tabel 12 dilakukan berdasarkan
scenario penambahan SPPBE pada tiap tahun dimana
penambahan SPPBE Baru diperlukan. Sedangkan scenario penambahan yang dilakukan secara agregat pada tahun 2020
memiliki hasil yang berbeda untuk tiap penambahan SPPBE.
Berikut merupakan hasil penambahan lokasi SPPBE secara
agregat pada tahun 2020.
Untuk Penambahan SPPBE Baru 3 lokasi Penambahan SPPBE sebanyak 3 lokasi dari 6 alternatif untuk
demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimal
adalah sebagai berikut:
Tabel 13 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlahSPPBE tambahan 3 lokasi
From To Shipment Cost per unit Shipment cost
Dummy
Tambaksari 9071.86 0 0
Tenggilis 1128.17 0 0Sawahan 5826.89 0 0
Tandes 1790.94 0 0
Lakarsantri 2265.49 0 0
PT. Andhika Dian Utama
Tandes 2799.54 15,869 44,425,900
Sukomanunggal 3871.72 8,606 33,320,020
Asemrowo 1932.11 4,500 8,694,495
Pakal 604.47 8,216 4,966,324
Sambikerep 2792.16 12,792 35,717,310
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
Sawahan 786.54 8,803 6,923,912
Wonokromo 5102.5 4,500 22,961,250
Karang Pilang 3284.75 3,997 13,129,150
Dukuh Pakis 2826.21 7,796 22,033,130
PT. Gubah Tiara Perkasa
Simokerto 2212.53 7,974 17,642,720
Pabean Cantikan 2686.79 4,500 12,090,560
Semampir 5829.23 8,300 48,382,610
Krembangan 1271.45 6,071 7,718,974
PT. Nusantara Multi Agro
Bubutan 430.49 10,619 4,571,366Wonocolo 3588.15 6,962 24,980,700
Gayungan 1893.63 13,445 25,459,860
Jambangan 2121.12 6,681 14,171,200
Benowo 2404.48 4,500 10,820,160
Pakal 1562.13 9,979 15,588,500
PT. Sarana Gasa Nusraya
Tegalsari 3235.99 4,655 15,063,530
Genteng 1806.19 8,172 14,760,180
Bubutan 2764.79 7,443 20,578,340
Sukolilo 1180.05 11,451 13,512,750
Wiyung 3012.98 8,965 27,011,370
Pabean Cantikan
Krembangan 2915.65 4,768 13,901,820
Kenjeran 7413.17 4,500 33,359,260
Bulak 1671.18 4,525 7,562,090
Tambaksari
Simokerto 828.47 5,820 4,821,694
Gunung Anyar 2813.89 9,862 27,750,580
Sukolilo 4081.34 9,318 38,029,930
Mulyorejo 4276.3 4,500 19,243,350
Rungkut
Gubeng 4963.73 5,878 29,176,800
Rungkut 5409.14 4,500 24,341,130
Tenggilis 1627.13 8,292 13,492,160
TOTAL REVENUE 28,320,000,000
TOTAL COST 676,203,125
REVENUE - COST 27,643,796,875
Tabel 13 menunjukkan pada tahun 2020 jumlah tambahan
SPPBE baru sebanyak 3 lokasi tidak mampu memenuhi
tingkat demand (kapasitas maksimal tiap SPPBE adalah
12.000 MT/Tahun). Kekurangan pasokan ( stoclout ) yang
terjadi sebesar 20.083,35 MT.
-
8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper
6/7
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 6
Untuk Penambahan SPPBE Baru 4 lokasi Penambahan SPPBE sebanyak 4 lokasi dari 6 alternatif untuk
demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimal
adalah sebagai berikut:
Tabel 14 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlahSPPBE tambahan 4 lokasi
From To Shipment Cost per unit Shipment cost
DummyTambaksari 6955.18 0 0
Tenggilis 1128.17 0 0
PT. Andhika Dian Utama
Sukomanunggal 3,872 8,606 33,320,020
Asemrowo 1,932 4,500 8,694,495
Pakal 1,139 8,216 9,354,074
Lakarsantri 2,265 18,669 42,294,440
Sambikerep 2,792 12,792 35,717,310
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
Tambaksari 787 11,414 8,977,568
Wonokromo 5,103 4,500 22,961,250
Karang Pilang 3,285 3,997 13,129,150
Dukuh Pakis 2,826 7,796 22,033,130
PT. Gubah Tiara Perkasa
Pabean Cantikan 2,687 4,500 12,090,560
Semampir 5,126 8,300 42,546,710
Krembangan 4,187 6,071 25,419,880
PT. Nusantara Multi Agro
Bubutan 280 10,619 2,969,387
Tambaksari 1,330 23,162 30,808,690
Wiyung 151 14,245 2,148,999
Wonocolo 3,588 6,962 24,980,700
Gayungan 1,098 13,445 14,756,430Jambangan 2,121 6,681 14,171,200
Benowo 2,404 4,500 10,820,160
Pakal 1,028 9,979 10,259,220
PT. Sarana Gasa Nusraya
Tegalsari 3,236 4,655 15,063,530
Genteng 1,806 8,172 14,760,180
Sukolilo 4,096 11,451 46,899,860
Wiyung 2,862 8,965 25,658,910
Tambaksari
Simokerto 3,041 5,820 17,698,620
Semampir 703 7,341 5,161,605
Gunung Anyar 2,814 9,862 27,750,580
Sukolilo 1,166 9,318 10,861,900
Mulyorejo 4,276 4,500 19,243,350
Runtkut
Gubeng 4,964 5,878 29,176,800
Rungkut 5,409 4,500 24,341,130
Tenggilis 1,627 8,292 13,492,160
Lakarsantri
Sawahan 6,613 12,705 84,023,630
Gayungan 796 9,669 7,697,394Tandes 4,590 4,500 20,657,160
Krembangan
Bubutan 2,916 6,295 18,354,020
Kenjeran 7,413 4,525 33,544,590
Bulak 1,671 4,500 7,520,310
TOTAL REVENUE 31,860,000,000
TOTAL COST 809,359,102
REVENUE - COST 31,050,640,898
Tabel 14 menujukkan pada tahun 2020 jumlah tambahan
SPPBE Baru sebanyak 4 lokasi masih belum mampu
memenuhi tingkat demand. Kekurangan pasokan ( stockout )
yang terjadi adalah sebesar 8.083,35MT.
Untuk Penambahan SPPBE Baru 5 lokasi Penambahan SPPBE sebanyak 5 lokasi dari 6 alternatif untuk
demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimaladalah sebagai berikut:
Tabel 15 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlah
SPPBE tambahan 5 lokasi
From To Shipment Cost per unit Shipment cost
PT. Andhika Dian Utama
Sukomanunggal 3871.72 8606 33320020
Asemrowo 1932.11 4500 8694495
Pakal 1138.52 8216 9354072
Lakarsantri 2265.49 18669 42294460
Sambikerep 2792.16 12792 35717310
PT. Nusantara Multi Agro
Wonocolo 3588.15 6962 24980700
Gayungan 1062.64 13445 14287200
Benowo 2404.48 4500 10820160
From To Shipment Cost per unit Shipment costPakal 1028.08 9979 10259220
Dummy 3916.65 0 0
PT. Sarana Gasa Nusraya
Tegalsari 3235.99 4655 15063530
Genteng 1806.19 8172 14760180
Bubutan 279.63 7443 2081283
Tambaksari 262.28 18302 4800245
Sukolilo 1281.81 11451 14678010
Wiyung 3012.98 8965 27011370
Jambangan 2121.12 4500 9545041
PT. Gubah Tiara Perkasa
Pabean Cantikan 2686.79 4500 12090560
Semampir 5126.11 8300 42546710Krembangan 4187.1 6071 25419880
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
Tambaksari 751.64 11414 8579221
Sawahan 34.9 8803 307223.8
Wonokromo 5102.5 4500 22961250
Karang Pilang 3284.75 3997 13129150
Dukuh Pakis 2826.21 7796 22033130
Tambaksari
Simokerto 3041 5820 17698620
Semampir 703.12 7341 5161605
Sukolilo 3979.58 9318 37081730
Mulyorejo 4276.3 4500 19243350
RungkutTambaksari 7036.27 14480 101885200
Gubeng 4963.73 5878 29176800
Lakarsantri
Sawahan 6578.53 12705 83580220
Gayungan 830.99 9669 8034841
Tandes 4590.48 4500 20657160
Sukolilo
Tambaksari 1021.67 18741 19147130
Rungkut 5409.14 8292 44852590Tenggilis 2755.3 4500 12398850
Gunung Anyar 2813.89 7761 21838600
Krembangan
Bubutan 2915.65 6295 18354020
Kenjeran 7413.17 4525 33544590
Bulak 1671.18 4500 7520310
TOTAL REVENUE 34,285,005,000
TOTAL COST 904,910,037
REVENUE - COST 33,380,094,963
IV. ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
A. Anal isa Sensitivitas Jumlah Penambahan SPPBE Baru
Penentuan jumlah SPPBE untuk memenuhi demand tidak
hanya bergantung pada jumlah permintaan yang harus
dipenuti. Jumlah SPPBE juga dipengaruhi oleh kapasitas dariSPPBE Eksisting dan SPPBE baru yang diharapkan. Untuk
tingkat kapasitas SPPBE Baru yang sama, penurunan
kapasitas SPPBE Eksisting menjadi dibawah 12.000
MT/Tahun menyebabkan jumlah SPPBE baru yang diperlukan
bertambah. Sensitivitas perubahan jumlah SPPBE baru yang
diperlukan terhadap perubahan kapasitas SPPBE Eksisting
dapat ditunjukkan sebagai berikut:
-2000
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
0 1 2 3 4 5 6
T I N G K A T K A P A S I T A S ( M T 0
JUMLAH TAMBAHAN FASILITAS BARU
Analisa Sensitivitas Jumlah Tambahan Fasilitas Barupada Berbagai Tingkat Kapasitas Fasilitas Eksisting
(Untuk Kapsitas Fasilitas Baru = 40MT/Hari)
Kapasitas Produksi Fasilitas Eksisting (MT/Tahun)
Jumlah Tambahan Fasilitas Baru
Kapasitas Sisa
Gambar 3Analisa Sensitivitas Jumlah SPPBE Baru terhadap Perubahan
Kapasitas SPPBE Eksisting dan SPPBE Baru yang Diharapkan
-
8/18/2019 ITS-paper-27898-2508100162-Paper
7/7
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 7
B. Anali sa Kapasitas Produksi tiap SPPBE
Untuk menentukan kapasitas design yang diterapkan untuk
masing-masing SPPBE dapat dikaitkan dengan perhitungan
Total Revenue dari keputusan tingkat kapasitas SPPBE.
Tingkat kapasitas yang diputuskan tidak hanya terhadap
SPPBE Eksisting, tetapi juga pada berbagai tingkat kapasitas
SPPBE Baru. Perbedaan terhadap keputusan kapasitas yang
diterapkan pada SPPBE Eksisting serta pada SPPBE baru akan
mempengaruhi tingkat Total Revenue yang dihasilkan darisistem distribusi. Perbedaan Total Revenue yang dihasilkan
oleh perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 16 Skenario Perubahan Kapasitas SPPBE Eksisting terhadap Kebutuhan
Jumlah SPPBE Baru dan RevenueKAPASITAS SPPBE BARU 30MT/Hari
Kapasitas SPPBEEksisting (MT/Tahun)
TambahanSPPBE Baru
Unmet Demand(MT)
Revenue Normal
9.000 7 8.083,40 Rp 34.663.350.935
10.500 7 583,40 Rp 34.663.350.935
12.000 6 2.083,40 Rp 34.483.350.935
13.500 5 3.583,40 Rp 34.303.350.935
15.000 4 5.083,40 Rp 34.123.350.935
Tabel 17 Skenario Perubahan Kapasitas SPPBE Eksisting terhadap Kebutuhan
Jumlah SPPBE Baru dan Revenue
KapasitasSPPBEEksisting
(MT/Tahun)
TambahanSPPBEBaru
UnmetDemand
Revenue Normal Revenue Optimal
KAPASITAS SPPBE BARU 40MT/Hari
9.000 5 11.083,40 Rp 34.303.350.935 Rp 34.483.350.935
10.500 5 3.583,40 Rp 34.303.350.935 Rp 34.303.350.935
12.000 4 8.083,40 Rp 34.303.350.935 Rp 34.303.350.935
13.500 4 583,40 Rp 34.123.350.935 Rp 34.123.350.935
15.000 3 5.083,40 Rp 33.943.350.935 Rp 33.943.350.935
Tabel 16 dan Tabel 17 menunjukkan semakin banyak jumlah
SPPBE baru yang diperlukan maka tingkat revenue yang
dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini karena untuk setiap
pembukaan SPPBE baru maka sebanyak 9000 MT LPG akan
dikenai filling fee sebesar Rp.300/Kg. Sedangkan jika
kapasitas tersebut dibebankan kepada SPPBE eksisting yang
telah berkapasitas lebih dari 9000MT maka filling fee yangdigunakan adalah Rp.280/Kg. Sehingga dapat dipastikan
bahwa setiap pembukaan SPPBE baru, maka aka nada
kesempatan sebanyak 9000 MT LPG untuk dihargai filling fee
sebesar Rp. 300/Kg.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Jumlah fasilitas baru yang menghasilan nilai revenuetertinggi sekaligus cost minimal yaitu sebanyak 5 lokasi
yang berada di kecamatan Sukolilo pada tahun 2012,
Tambaksari pada tahun 2013, Krembangan pada tahun2014, Rungkut pada tahun 2016 dan Kecamatan
Lakarsantri pada tahun 2018
2. Kapasitas produksi rata-rata yang memberikan revenue yang optimal untuk SPPBE Eksisting dan SPPBE baru
adalah sebesar 40MT/hari atau setara dengan 12.000
MT/Tahun dan kapasitas produksi terkecil dari SPPBE
yang ada setelah terjadi penambahan SPPBE Baru
sebanyak 5 titik adalah sebesar 8083,35 MT/Tahun
3. Coverage Area terluas diantara SPPBE yang ada setelah penambahan SPPBE Baru sebanyak 5 lokasi sebanyak7
kecamatan yang di-cover oleh SPPBE Eksisting dan 4
kecamatan yang di-cover oleh SPPBE Baru
VI. DAFTAR PUSTAKA
Amiri, A. (2006). Designing a distribution network in a supply
chain system: formulation and efficient solution
procedure. European Journal of Operational, 171, 567-
576.
Ariswari, N. P. (2009). Simulasi Penerapan Closed System pada Distribusi LPG 3Kg Studi Kasus Distribusi LPG
3Kg Kec Klojen Malang. 10.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya. (2010).
Penyusunan IPM, IKM dan IPG Kota Surabaya tahun
2010. Surabaya.
Ballou, R. H. (1999). Business Logistic Management (4 ed.).
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Delaney, R. (1991). Trends in logistics and US world
competitiveness. Transportation Quarterly, 45, 19-41.
Heragu, S. (1997). Facilities Design. Boston: PWS Publishing
Company.
Kiya, F. (2012). Stochastic programming approach to re-
designing a warehouse network under uncertainty.Transportation Research Part E, 48, 919-936.
Kotler, P. (2002). manajemen Pemasaran (Terjemahan) (2
ed.). Jakarta: PrenHallindo.
Pertamina. (2012, Juli 16). Dipetik Oktober 15, 2012, dari
www.pertamina.com
Pertamina. (2012, Mei 24). Retrieved Oktober 29, 2012, from
www.pertamax.pertamina.com
Pujawan, I. N. (2005). Pengelolaan Permintaan dan
Perencanaan Produksi. In I. K. Gunarta (Ed.), Supply
Chain Management (p. 87). Surabaya: Guna Widya.
Ristono, A. (2009). Perencanaan Fasilitas. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sitinjak, T. J. (2006). Riset Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Swastha, B. (2002). Saluran Pemasaran: Konsep dan Strategi
Analisa Kuantitatif. Yogyakarta: BPFE.
Widad, F. (2009). Rancangan Konfigurasi Jaringan Logistik
Dengan Penekatan Sistem Tertutup (Studi Kasus:
Distribusi LPG 3Kg di Kab/Kota Malang dan Kota
Batu). 11.