issn 1410-8720 - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
TRANSCRIPT
Pembuatan Graft Kopolimer PTFE-G-DMAA untuk Bahan Dasar Polimer Membran Fuel Cell (Mirzan T. Razzak)
PEMBUATAN GRAFT KOPOLIMER PTFE-g-DMAA UNTUKBAHAN DASAR POLIMER MEMBRAN FUEL CELL
Mirzan T. Razzakl,Agus Salimi Sri YadiaPAdjat Sudradjat2,Ambiyah Soeliwarno2 dan Idrus Kadir
IFakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif HidayatullahJl. Ciputat Raya, Jakarta
2Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi (P3TIR) - BATANJl. Raya Cinere Pasar Jumat, Jakarta
ABSTRAK
PEMBUATAN GRAFTKOPOLIMER PTFE-g-DMAA UNTUKBAHANDASARMEMBRANPOLIMERFUEL CELL. Pembuatan graft kopolimer PTFE-g-DMAA telah dilakukan dengan menggunakan teknik irradiasisimultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan graft kopolimer PTFE-g-DMAA yang bersifat hidrofiliksehingga dapat dipakai sebagai bahan dasar untuk pembuatan membran elektrolit polimer dalam sistemfuel eel/.
Film politetrafluoroetilen (PTFE) ditempatkan dalam ampul gelas khusus yang berisi monomer Di-methylacrylamide(DMAA) dan kemudian setelah divakumkan (dibebaskan dari udara) maka ampul itu diiradiasi dengan sinar gammayang berasal dari isotop Kobalt-60. Didapatkan bahwa proses graft kopolimerisasi itu hanya dapat berlangsungsecara berarti bila digunakan pelarut etilasetat atau pelarut aseton. Studi kinetika menunjukkan bahwa laju graftingawal adalah berbanding langsung dengan pangkat 0,55 dari laju dosis dan energi pengaktifan didapatkan sebesar7,92 kkal/ mol. Persentase penangkapan air meningkat sebanding dengan meningkatnya kadar grafting dan jugadistribusi rantai grafting dalam substrat film PTFE menunjukkan bahwa graft kopolimer PTFE-g-DMAA adalahbersifat hidrofilik.
Kata kunci : Kopolimer graft, politetrafluoro etilen (PTFE), dimethylaerylamide (PMAA)
ABSTRACT
PREPARATION OF PTFE-g-DMAA GRAFT COPOLYMER FOR POLYMER BASE IN FUEL CELLMEMBRANE. The preparation ofPTFE-g-DMAA copolymer has been done by using an irradiation simultaneoustechnique. The purpose of the work was to obtain a hydrophilic graft copolymer of PTFE-g-DMAA that can beused as a polimer base for making a polymer membrane electrolytes in a fuel cell system.The polytetrafluoroethylene (PTFE) film was placed in a special designed glass ampoule that containing Di-methylacrylamide (DMAA)monomer and than it was irradiated under vacuum by gamma rays from a Co-60 source.It was found that the graftcopolymerizathn can be only significantly proceeded in the presence of either ethylacetate or acetone as a solvent.The kinetic study show that the initial grafting rate was proportional to 0.55 power of dose rate and the apparentactivation energy was found to be 7.92 kcal/mole. The presentage of water up-take was increase linearly with thedegree of grafting and also the distribution of grafting chain in the PTFE film substrate suggest that the graftcopolymer ofPTFE-g-DMAA was a hydrophilic one.
Key words: Garft copolymer, polytetrafluoro ethylene (PTFE), di-methylacrylamide (DMAA)
PENDAHULUAN
Dalam sistem fuel cell jenis ProtonExchange Membran Fuel Cell (P EMFC)terdapatpolimer membran yang bersifatelektrolitPolimer membran tersebut memisahkanAnoda
dan Katoda. Gas hidrogen berinteraksi dengananoda menghasilkan elektron dan proton (ionhidrogen) pada anoda. Melalui sirkuit listrik,elektron dialirkan ke katoda menghasilkan arus
listrik, sedangkan proton melalui membranelektrolit masuk ke katoda dan dengan adanya
oksigen di katoda akan dihasilkan air ~ 0) danpanas hasil reaksi [1].
Sampai sekarang polimer membranelektrolit yang banyak dipakai adalah jenisfluoropolimer yang mengandung gugus asam
sulfonat dengan nama dagang Nation. Banyak
81
penelitian telah dilakukan dalam upaya menggrafling DMAA padasubstrat PTFE yaitumendapatkan polimermembranelektrolityang PTFE film dalam larutan DMAA diradiasilebih baik atau lebih ekonomis [2,3]. Diantaranya secara simultan dengan sinar gamma dari isotopBallard Advanced Materials telah Kobalt-60. Untuk itu sampel PTFE berukuran
mengembangkansuatubahanmembranyangtidak 3,50 cm x 3,50 cm dimasukkan dalam ampulsepenuhnya fluoropolimeryang diharapkan lebih khusus yang seng~a didesain untuk keperluan ini.cocok untuk keperluanfuel cell automotive [2]. Kemudianlarutanmonomer DMAA yangterlebihW.L. Gore & Associates berhasil membuat dahulu di larutkan dalam pelarut etylasetat atau
membran komposit yaitu dengan jalan pelarutasetonjugadimasukkankedalamampul
mengimpregnasikan polytetrafluoroet!Jyle~~ itu. ~onsentrasi DMAA dalam.pelarut tersebut(PTFE) ke dalam--Iarutan e~~ktrolit/ berkIsar antara 20% sampat dengan 50%.
perfluoronated !ulfonic acidJ3]. Baru baru ini, Kandungan oksigen dalam ampul dibuangMasaru Yosliida [4] berhasil membuat membran dengan teknik vakum beku-cair yaitu ampuldengan cara radiasi grafting sulfonic styrene dibekukan dan dicairkan secara bergantianpada film PTFE berikatan silang. serta oksigen atau udara dalam ampul dibuang
Dalam makalah ini dilaporkan hasil at au ditarik keluar dengan menggunakan
penelitian pembuatangraft kopolimer hidrofilik. pompa vakum. Kevakuman dari ampul gelasPTFE-g-DMAA yang dimaksudkan untuk dalam keadaan monomer beku adalahselanjutnya disulfonasi sehingga dapat dipakai mencapai 10-4Torr.sebagai polimer elektrolit membran untuk Setelah vakum, ampul gelas tersebutkeperluanfuel cell. dibiarkan suhunya mencapai suhu kamar dan
monomer dalam ampulkembali dalam bentukcairoSelanjutnyaampul diiradiasi dengan sinar gammadalam irradiator Co-60 dengan dosis radiasitertentu. Pengukuran dosis dilakukan dengandosimeter Fricke (larutan ferrosulfat).
Sebagai catatan, oksigen atau udara dalamampul dapat juga dibuang dengan teknikpenjenuhan gas nitrogen.Artinya oksigen atauudara dalam ampul digantikan oleh gas inertnitrogenyangjuga sarnafungsinyayaitumencegahadanya gangguan oksigen dalam proses graftingatau proses radiasi kopolimerisasi.
Setelah diirradiasi,sample film PTFEdikeluarkan dari ampul, dicuci bersih denganair dan direndam dalam aquades (air distilasi)selama 5jam agar supaya sisa monomer dapatterektraksi secara lebih sempurna at au
homopolimer yang mungkin melekat padapermukaan sampel film dapat terlepas. Sampelfilm PTFE tersebut di keringkan dalam vakumselama minimal 12 jam pada suhu kamar danakhimya ditimbang.
Prosiding Simposium Nasional PoUmer V
BAHAN DAN CARA KERJA
Polimer Substrat __/ - -------Polytetrafluoroethylene (PTFE) film
dengan keteb'aian-50_lilll dan specific gravity2,20 g/cm3 dibeli dari Baluka IndustryCo.Ltd.,Jepang. PTFE film tersebut dipotongpotong menjadi sampel dengan ukuran 3,50 emx 3,50 cm. Sampel dicuci bersih dengan air dandeteIjen,dibilas berturut turut dengan air , alkoholdan aquades. Selanjutnya dikeringkan dalamvakum sekurang kurangnya selama 2 jam padasuhu kamar sebelum digunakan sebagai sampel.
Monomer
N,N-Dimethylacrylamide (DMAA) cairdalam kemasan botol 500 mL, dibeli dari
Kohjin CoJepang dan langsung digunakan tanpapemurnian lebih lanjut. Pelarut dan bahan kimialainnya sesuai kebutuhan dengan kualitas murni(pure analysis) dan digunakan sebagaimanaadanya.
Prosedur Grafting
Pembuatan graft kopolimerPTFE-g-DMAA dilakukan dengan cara
ISSN 1410-8720
Perhitungan Persen Grafting
Persen grafting atau banyaknya graftkopolimer yang terbentuk dihitung menurutpersamaan berikut.:
82
Pembuatan Graft Kopolimer PTFE-G-DMAA untuk Bahan Dasar Polimer Membran Fuel Cell (Mirzan T. Razzak)
w-wg 0
Persen Grafting (wt.%) =---- x 100 %w
o
Dimana W g dan W 0 masing-masing adalah beratsampel sesudah dan sebelum grafting.
Pengukuran Daya Serap Air
Sampel yang diketahui beratnyadimasukkan kedalam beker gelas yang berisiaquadestpada suhue kamar claD;direndam selama24 jam. Setelah diusap dengan kertas saring,sample itukemudian ditimbang.
Persentase daya serap air selanjutnyadihitung menurut persamaan berikut :
W-Ws g
(wt.%) = ---- x 100%W
g
Dimana W g dan W s masing-masing adalahberat sample kering (awal) dan berat sampel basah(sesudah direndam).
Spektrum Infra Merah
Rekaman spektrum infra merah darisampledilakukandengan teknik attenuasi refleksitotal (Attenuated total reflection) menggunakaninstrument JASCO IRA-2 Grating InfraredSpectrophotometer. Dalam hal ini sampel filmdipotong dalam ukuran 1.0 em x 2.0 em dandipasang pada muka kristal KRS-5 dan dilapisibantalan busa yang dibungkus dengan kertastimah. Kemudian susunan itu diapit dalam sampelholder stainless steel ATR-6. Holder dengansample tersebut dipasang pada posisi pengukurandengan sudut 450 dari sudut sinar dating,kemudian spektrum infra merahnya langsungdirekam. Hasil rekaman ini digunakan untukmengevaluasi distribusi rantai polimer dalamsubstrat PTFE [7].
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemilihan Pelarut
Pada pereobaan pendahuluan, sudahdiketahui bahwa grafting DMAA pad PTFEsarna sekali tidak terjadi atau dengan kata laingraft kopolimer PTFE-g-DMAA tidak terbentuk,bila radiasi PTFE dalam monomer DMAA
dilakukan tanpa zat pelarut. Oleh karena itu , telahdieoba dan dipilih beberapa pelarut yang tepatsehingga graft kopolimer PTFE-g-DMAA dapatterbentuk dengan kadar grafting yang memadai.Pada Tabell ditunjukkan kadar grafting yangdidapat setelah digunakan beberapa maeampelarut. Diantara pelarut yang digunakan, temyatapelarut etylasetat dan aseton dapat memberikankadar graftingyang eukup tinggi. Oleh karena itu,kedua pelarut tersebut terutama digunakandalam mempelajari kinetikagraft kopolomerisasidari proses pembentukan graft kopolimerPTFE-g-DMAA.
Tabell. Pengaruh pelarut pada grafting DMAA padaPTFE dengan teknik simultan .
No.Sampel PelarutKadar Grafting(wt.%)GPT-l
Air 0,68GPT-I-2
Methanol 0,43GPT-I-3
Ethanol 0,44GPT-I-4
Methylethylketone0,76GPT-I-5
Ety lasetat 9,86zGPT-I-6
Carbontetrachlorida0,34GPT-I-7
Aseton 6,60
Kondisi grafting (graft kopolimerisasi) adalah :Laju dosis radiasi = 1,50 kGy/jamTotal dosis radiasi = 3,0 kGyKonsentrasi DMAA dalam pelarut = 23,1 Vol%Suhu irradiasi 27 0 C
Untuk mengetahui alasan mengapa kadargrafting dalam pelarut etylasetat lebih besardibandingkan dengan di dalam aseton, makadilakukan test swelling PTFE dalam keduapelarut tersebut. Pada Tabel 2, ditunjukkanhasil test swelling tersebut. Ternyata padaseluruh konsentrasi DMAA, kemampuanswelling PTFE jauh lebih besar dalam Pelarutetylasetat dibandingkan dengan dalam pelarutaseton. Hal ini menunjukkan bahwa pelarutetylasetat akan lebih mampu membawamonomer DMAA memprenetrasi susbtratPTFE sehingga kemungkinan untuk interaksigrafting atau pembentukan kopolimer akanlebih besar.
Dari Tabel 2 dapat pula diketahui bahwaswelling optimal pada konsentrasi an tara10 Vol.% sarnpai dengan 30 Vol.%. Oleh karena
83
Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720
2 4Waktu iradiasi (jam)
Gambar 2. Pengaruh suhu pada radiasi graftingDMAA ke substrat PTFE.
Kondisi grafting: Laju dosis = 1,10kGy/jam,Konsentrasi DMAA : 23 Vol. % dalam pelarutetylasetat.
Pengaruh Suhu
Pengaruh suhu pada proses pembentukangraft kopolimer PTPE-g-DMAA ditunjukkanpada Gambar 2. Kadar grafting meningkatdengan kenaikan suhu. Hal ini menunjukkanbahwa kenaikan suhu berarti dapat meningkatkandifusi monomer dalam substrat PTPE dan jugameningkatkan mobilitas segmen rantai polimerPTFE yangpada gilirannya memberi kesempatanlebih banyak monomer DMAA untukmembentuk rantai graft kopolimer at autegraftingnya DMAA pada substrat PTPE.Dengan demikian bertambah tinggi suhu berartipula memberi kemungkinan pembentukan rantaigrafting yang lebih banyak.
Tabel2. Kemampuan swelling PTFE dalam berbagaikonsentrasi monomer DMAA dalam pelarut etylasetatdan aseton selama 24 jam pada suhu kamar.
Kemampuan swellingKonsentrasi DMAA
(wt.%)
(vol.%)EtylasetatAseton
100,570,39
300,770,47
500,570,29
700,390,20
900,190,10
itu dalam percobaan lebih lanjut konsentrasiDMAA dalam pelarut ditetapkan sekitar23 Vol. %.
Pada Gambar 1ditunjukan hubungan antarawaktu irradiasi dan kadar graft kopolimer (kadargrafting) yang didapat dengan menggunakan
pelarut etylasetat dan aseton. Kadar graftingmeningkat dengan bertambahnya waktu irradiasidan pada setiap saat kadar grafting DMAApada substrat PTPE selalu lebih tinggi biladigunakanpelarutetylasetate.Laju grafting dalampelarut ethylacetate mencapai 2,25 wt.%dibandingkan dengan dalam aseton yang hanya0,94 %. Dengan kata lain laju grafting awaldalam pelarut etylasetat mencapai lebih dari duakali lipat dibandingkan dengan dalam aseton.
15
o 6
2
Waktu iradiasi (jam)
Gambar 1. Kurva hubungan an tara kadargrafting dan waktu iradiasi.Kondisi grafting: Laju dosis = 1,50 kGy/jam,Konsentrasi DMAA : 23 Vol. % dalam pelarutEtylasetat atau aseton, Suhu iradiasi : 27°C
84
o 3
Pada Gambar 3 ditunjukkan kurvaArrhenius yang digunakan untuk menghitungenergi aktivasi. Hubungan antara lajugraftingdengan energi aktivasi dapat dinyatakan dalampersamaan Arrhenius sebagai berikut:
R = A. e-EalRTp
Dimana :
R = Laju grafting,p
Ea = Energi aktivasiR =Tetapan gas (1,986 kal/ oK/mol)T = Suhu absolute,A = Konstanta
Pembuatan Graft Kopolimer PTFE-G-DMAA untuk Bahan Dasar Polimer Membran Fuel Cell (Mirzan T.Razzak)
10
4.0o 2 3 4 5
Gambar 3. Arrhenius plot pada radiasi graftingDMAA ke substrat PTFE.
Kondisi grafting: Laju dosis = 1,IOkGy/jam,Konsentrasi DMAA : 23 Vol. % dalam pelarutetylasetat.
Bentuk logarithmic dari persamaanArrhenius tersebut dapat ditulis menjadi,
In Rp = - Ea/RT + In A
atau
logRp =-Ea/2,303 R(lIT) + 2,303 log A
Hubungan log R p sebagai ordinat dan Iffsebagai absis akan menghasilkan kurva denganbentuk garis lurns miring seperti ditunjukkanGambar 3. Harga energi aktifasi selanjutnyadapatdihitung daripersamaanArrhenius dan didapatkanEa = 7,92 kkal/mol.
Pengaruh Laju Dosis
Pengaruh laju dosis dalam proses radiasigrafting untuk pembentukan graft kopolimerPTFE-g-DMAA dapat dilihat pada Gambar 4.Sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 4. kadargrafting meningkat dengan bertambahnya waktuirradiasi untuk semua kondisi laju dosis.Peningkatan kadar grafting tersebut cenderungmenjadi jenuh dalam waktu irradiasi tertentu.Bertambah besar laju dosis, temyata bertambahcepat terjadinya kejenuhan. Dari Gambar 4 iniharga laju grafting pada setiap laju dosis dapatdiketahui yaitu dengan jalan menarik garissinggung pada setiap kurva laju dosis, kemudian
Waktu iradiasi (jam)
Gambar 4. Kurva hubungan an tara kadargrafting dan waktu iradiasi.Kondisi grafting: Laju dosis = 1,50 kGy/jam,Konsentrasi DMAA : 23 Vol. % dalam pelarutEtylasetat atau aseton, Suhu iradiasi : 27°C
menghitung besamya kadar grafting per waktuirradiasi.
Hubungan lajugrafting dengan laju dosisdinyatakan dalam persamaan,
R =cPp
Dimana :
R p= Laju graftingc = Konstanta
I = Laju dosisx = Angka ketergantungan
Logaritma laju grafting ini akanmenghasilkan persamaan garis luruslog R = x log I + c, sehingga dapat digambarkanp
dalam skala log-log sebagaimana ditunjukkanGambar 5. Sebagaimana ditunjukkan Gambar 5yang merupakan plating log-log dari lajugrafting dan laju dosis, maka ketergantunganlaju grafting terhadap laju dosis dapat segeradihitung yang diwakili oleh harga x. Untuk ituhargax merupakan tangensial dari sudutalfa yangnilainya adalah 0,55. Dengan demikianpersamaan yang menyatakan ketergantunganlaju grafting dengan laju dosis dapat ditulismenjadi R = c I 0,55 •p
Artinya laju grafting berbandinglangsung dengan laju dosis pangkat 0,55.Baik angka ketergantungan laju grafting
85
Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720
1"0
0.1
0.1--'
1 10
Laju dosis (kGy/jam )
Bilangan gelombang (em-I)
Gambar 6. Spektrum IR dari graft kopolimerPTFE-g-DMAA dan substrat PTFE.
Menurut Reikichi Iwamoto dan Koji Ohta[7], rekaman spektrum in:&amerah tersebut dapatdijadikan indikator penting dalam mengevaluasidistribusi rantai grafting, khususnya distribusigrafting pada permukaan susbtrat polimer. Halini dapat dilakukan dengan mengevaluasi secarakuantitatif perbandingan (ratio) puncak absorpsi-CO dibandingkan dengan puncak absorpsi-CF dari setiap sampel yang mempunyai kadargrafting berbeda. Sebagaimana ditunjukkan padaGambar 7, perbandingan absorpsl -COICF
Gambar 7. Hubungan antara puneak ratio-CO/CF dan kadar grafting pad a graft kopolimerPTFE-g-DMAA.
-c.d> 1620 em-1 t
50
800 em-l
403020
Kadar grafting (wt%)
1600 1200
10)
2000
,......••••UI~6'IIUI'-'
dengan laju dosis terse but maupun hargaenergi aktivasi yang sudah dihitung sebelumnya,temyata angka-angka tersebut mengindikasikanbahwa proses radiasi grafting padapembentukangraft kopolimer PTFE-g-DMAAberlangsung mengikuti kaidah mekanismereaksi radikal bebas dan terminasi reaksi radikal
bebas tersebut berlangsung secara reaksibimolekuler [6].
Distribusi Rantai Grafting
Distribusi rantaigrafting dievaluasi denganmelakukan pengamatan rekaman spectrum in:&amerah. Gambar 6 , menunjukkan hasil rekamanspektrum infra merah (IR) dari graft kopolimerPTFE-g-DMAA dan spektrum IR dari substratPTFE sebagai pembanding. Sebagaimana dapatdilihat pada Gambar 6., graft kopolimermemberikan puncak absorpsi sekitar panjanggelombang 1620 cm -I.
Puncak absorpsi ini mewakili adanyastretching vibrasi dari gugus -C=O yang berasaldari DMAA. Sebaliknya pincak absorpsi padapanjang gelombang sekitar 1190 cm -I adalahmewakili puncak absorpsi untuk gugus -CF darisubstratpolimer PTFE. Hal inimemberi kejelasanbahwa telahteIjadigrafting DMAA pada substratPTFE sehingga membentuk graft kopolimerPTFE-g-DMAA.
Gambar 5. Log-Iogplot laju grafting dan laju dosispada radiasi grafting DMAA ke substrat PTFE .Kondisi grafting: Konsentrasi DMAA = 23 YO\.%dalam etylasetat, Suhu iradiasi = 27°C.
86
Pembuatan Graft Kopolimer PTFE-G-DMAA untuk Bahan Dasar Poli",,~r Membran Fuel Cell (Mirzan T.Razzak)
meningkat dengan kenaikan kadar grafting. Halini menunjukkan bahwa distribusi rantai graftingakan lebih merata pada permukaan substratpolimer PTFE.
Temyatahasil evaluasi inikonsisten denganhasil pengukuran daya serap air maupun hasilpengukuran sudut kontak dari sampel graftkopolimer PTFE-g-DMAA. Oleh karena ituevaluasidistribusirantaigrafting inidapatditerima.
Daya Scrap Air
Daya serap air dari graft kopolimerPTFE-g-DMAA ditunjukkan pada Gambar 8.Sebagaiman dapat dilihat pada Gambar 8, dayaserap air atau water uptake meningkat secaralinear at au berbanding langsung denganpeningkatan kadar grafting. Dalam hal ini dapatpula diketahui bahwa laju dosis tidak banyakberpengaruh pada sisfat daya serap air ini.Artinyadaya serap air semata-mata bergantung padakadar grafiingyang dirnilikinya.Bertambah besarkadar grafting berarti akan memberikan dayaserap air yang lebih besar pula. Dengan adanyakemampuan daya serap air ini,jelas bahwa graftkopolimer PTFE-g-DMAA mempunyai sifathidrofilik.
50
KESIMPULAN
Graft kopolimer PTFE-g-DMAA telahberhasil dibuat dengan teknik radiasi graftingDMAA pada susbtrat PTFE secara simultan.Kinetika grafting telah dipelajari dengan baikdan juga hasil grafting yaitu graft kopolimerPTFE-g-DMAA telah dikarekterisasi.
Didapat kesimpulan bahwa graftkopolimer PTFE-g-DMAA adalah hidrofilik.Untuk selanjutnya penelitian ini akan diteruskandengan melakukan sulfonasi terhadap graftkopolimerPTFE-g-DMAA yang selanjutnyaakandiuji penggunaannya sebagai membran elektrolitbagi keperluanfuel cell.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih banyakkepada Kementrian Ristek yang melalui LembagaIlmu Pengetahuan (LIPI) telah bersediamenyandang sebagian dana penelitian.Demikianpula terimakasih pada Badan Tenaga Nuklir(BAT AN) dan Universitas Islam SyarifHidayatullah Jakarta yang telah memberikankesempatan menggunakan fasilitas irradiasi danlaboratorium.Tidak lupa penulis mengucapkanterima kasih kepada Konsorsium Fuel CellIndonesia (KFCI) yang telah memberikandukungan moril sehingga penelitian ini dapatterlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 8. Water uptake versus kadar graftingdari graft kopolimer PTFE-g-DMAA.Kondisigrafting: Konsentrasi DMAA = 23 vol.%dalam pelarut etyl asetat, Laju dosis bervariasidari 0,10 - 1,50 kGy/jam, Suhu iradiasi = 27°C
//A
A//~ ....lJi:A./
/.~;:j)~..11>:111 .o v;JU . I _ I I
) 10 20 30
Kadar grafting (wt%)
10
1
40--'50
[1]. ANONYMOUS, Product information, DuPont Nafion PFSA Membranes, DuPont themiracle of Science, NAE 101a, Nov.2002.
[2]. ANONYMOUS, Fuel Cell Fact Sheet,Environmental and Energy Study Institute,Washington DC, 20001, 202-628-1400,February 2000.
[3]. T.R.RALPH, Proton Exchange MembraneFuel Cells, Platinum Metals Rev., 41 (3)
(1997) 102-113.[4]. MASARU YOSHIDA, Irradiation of
Polymer Materials, Department ofMaterials Development, TakasakiRadiation Chemistry ResearchEstablishment, JAERI (2003)
87
Prosiding Simposium Nasional Pplimr-r V ISSN 1410-8720
[5]. ACHIAR OEMRY, Technology Fuel Cell,Diskusi interaksif Pemanfaatan PeluangBisnis Teknologi Fuel Cell di Indonesia,Bandung, 9 November (200 1)
[6]. MIRZAN T.RAZZAK, YONEHOTABATA, KAZUSHIGE OTSUHATA,Modification ofNatural Rubber by DifferentGrafting Techn k;.ues.Rad.Phys. Chern., 42
(1-7) (1993) 57-60[7]. REIKICHI IWAMOTO and KOJI OHTA,
Applied Spectroscopy, (1984) 38,3,359
88