infleksi verba dalam album overexposed maroon 5: …

12
75 INFLEKSI VERBA DALAM ALBUM OVEREXPOSED MAROON 5: KAJIAN MORFOSINTAKSIS (INFLECTION OF VERBS IN MAROON 5’S OVEREXPOSED ALBUM: A MORPHOSYNTAX STUDY) Ilham Munandar Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia Pos-el: [email protected] Wagiati Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia Pos-el: [email protected] Abstract As one of a class of lexical units, verbs can be identified by morphosyntax, which is the relation between morphology and syntax. Inflection is often used by writers or linguists to get a more specific meaning tailored to the circumstances of a sentence. Inflection of verbs or conjugation are influenced by several factors that cause the verb form and meaning to change. This writing discusses the inflection of verbs in Maroon 5’s Overexposed album song lyrics as a morphosyntax study. using qualitative descriptive method. The theory about inflections by O’Grady & Archibald and Herring are used as references to analyze the data. The result shows that there are three types of inflection of verbs in Overexposed album, namely (1) suffix –s, functions as the third-person singular pronoun, (2) suffix –ing, functions as the progressive form, and (3) suffix –ed, functions as the past tense. Keywords: morphosyntax, inflection, verbs, Maroon 5. Abstrak Sebagai salah satu kategori unit leksikal, verba dapat diidentifikasi secara morfosintaksis, yaitu persinggungan antara kajian morfologi dan sintaksis. Infleksi sering digunakan oleh para penulis atau ahli bahasa untuk mendapatkan makna yang lebih spesifik yang disesuaikan dengan keadaan dalam suatu kalimat. Infleksi verba atau konjugasi terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan suatu verba berubah bentuk dan juga maknanya. Penelitian ini membahas infleksi verba dalam kajian morfosintaksis yang menjelaskan bentuk infleksi verba yang terdapat pada lirik lagu Maroon 5 dalam album Overexposed. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teori mengenai infleksi oleh O’Grady & Archibald serta Herring digunakan sebagai acuan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga jenis infleksi verba yang terdapat dalam album Overexposed di antaranya (1) sufiks –s yang berfungsi sebagai penanda pronomina persona ketiga tunggal, (2) sufiks –ing yang berfungsi sebagai penanda progressive, dan (3) sufiks –ed yang menunjukkan bentuk past tense. Kata kunci: morfosintaksis, infleksi, verba, Maroon 5.

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ilham Munandar, et al: Infleksi Verba dalam Album ...

75

INFLEKSI VERBA DALAM ALBUM OVEREXPOSED MAROON 5: KAJIAN MORFOSINTAKSIS

(INFLECTION OF VERBS IN MAROON 5’S OVEREXPOSED ALBUM: A MORPHOSYNTAX STUDY)

Ilham MunandarFakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran

Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, IndonesiaPos-el: [email protected]

WagiatiFakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran

Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang, IndonesiaPos-el: [email protected]

Abstract

As one of a class of lexical units, verbs can be identified by morphosyntax, which is the relation between morphology and syntax. Inflection is often used by writers or linguists to get a more specific meaning tailored to the circumstances of a sentence. Inflection of verbs or conjugation are influenced by several factors that cause the verb form and meaning to change. This writing discusses the inflection of verbs in Maroon 5’s Overexposed album song lyrics as a morphosyntax study. using qualitative descriptive method. The theory about inflections by O’Grady & Archibald and Herring are used as references to analyze the data. The result shows that there are three types of inflection of verbs in Overexposed album, namely (1) suffix –s, functions as the third-person singular pronoun, (2) suffix –ing, functions as the progressive form, and (3) suffix –ed, functions as the past tense.

Keywords: morphosyntax, inflection, verbs, Maroon 5.

Abstrak

Sebagai salah satu kategori unit leksikal, verba dapat diidentifikasi secara morfosintaksis, yaitu persinggungan antara kajian morfologi dan sintaksis. Infleksi sering digunakan oleh para penulis atau ahli bahasa untuk mendapatkan makna yang lebih spesifik yang disesuaikan dengan keadaan dalam suatu kalimat. Infleksi verba atau konjugasi terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan suatu verba berubah bentuk dan juga maknanya. Penelitian ini membahas infleksi verba dalam kajian morfosintaksis yang menjelaskan bentuk infleksi verba yang terdapat pada lirik lagu Maroon 5 dalam album Overexposed. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teori mengenai infleksi oleh O’Grady & Archibald serta Herring digunakan sebagai acuan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga jenis infleksi verba yang terdapat dalam album Overexposed di antaranya (1) sufiks –s yang berfungsi sebagai penanda pronomina persona ketiga tunggal, (2) sufiks –ing yang berfungsi sebagai penanda progressive, dan (3) sufiks –ed yang menunjukkan bentuk past tense.

Kata kunci: morfosintaksis, infleksi, verba, Maroon 5.

76

Metalingua, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 75–86

1. PendahuluanManusia sebagai makhluk sosial memerlukan

alat untuk berkomunikasi yang disebut dengan bahasa. Sugono (2008:116) mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Sementara itu, Bauer (2007:4) mengemukakan bahwa bahasa adalah sebuah kontrak sosial yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok di dalam masyarakat. Oleh karena itu, dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi manusia dapat mengekspresikan hal yang mereka rasakan, kemudian disampaikan kepada kelompok dalam suatu masyarakat sebagai sebuah gagasan pikiran.

Karya seni juga tidak pernah lepas dari bahasa karena penggunaan bahasa dalam suatu karya seni dapat menarik perhatian para penikmat, salah satunya adalah lagu. Penggunaan bahasa dalam sebuah lagu sangatlah beragam bentuknya. Bahasa dalam lagu bertujuan untuk menyampaikan perasaan dari sang pencipta lagu sekaligus sebagai media untuk berbagi cerita atau aspirasi dengan para pendengar yang dituangkan ke dalam lirik lagunya. . Lirik lagu terdiri atas kumpulan morfem yang dibentuk menjadi kata-kata, kemudian disusun sedemikian rupa untuk menghasilkan karya yang bernilai.

Sebagian orang mungkin tidak mengetahui gramatika dari kata-kata yang ada pada lirik suatu lagu. Memang tidak ada hubungannya dengan lagu tersebut, namun tidak akan jadi masalah jika kita mengetahuinya karena dapat menambah pengetahuan dan memperkaya kosakata beserta fungsi gramatikalnya. Untuk membedakan kelas kata seperti nomina, verba, dan yang lainnya, banyak bahasa yang menggunakan akhiran pada suatu kata. Carter & McCarthy (2006:296) mengemukakan bahwa bahasa Inggris menggunakan sufiks dalam proses derivasi untuk membedakan kelas kata yang dibentuk dan infleksi untuk menunjukkan kategori, seperti tense, person, dan number.

Verba sebagai salah satu kategori unit leksikal yang khas dari unit sintaksis berperan sebagai predikat yang menunjukkan tindakan atau proses (Matthews, 2003). Berdasarkan hal tersebut, verba menjadi sangat penting adanya dalam suatu kalimat untuk menggambarkan

sebuah tindakan yang dilakukan dan proses terjadinya. Menurut Kridalaksana (dalam Lagarens, 2018), verba dapat diidentifikasi secara morfologis dengan mengamati ciri morfologisnya melalui berbagai bentuk yang dihasilkan setelah melewati suatu proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi (perpaduan), dan derivasi zero). Namun, ciri sintaktis verba dapat juga diidentifikasi melalui distribusinya di dalam struktur frasa, klausa, atau kalimat, bahkan verba dapat juga diidentifikasi secara morfosintaksis sebagai persinggungan antara dua bidang tersebut.

Infleksi verba sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam kalimat She eats pasta ‘Dia makan pasta’. Dapat kita ketahui bahwa kalimat tersebut menggambarkan kejadian pada masa sekarang (present) yang ditunjukkan dengan adanya verba eat, kemudian ditambahkan dengan sufiks –s menjadi eats yang menandakan penggunaan pronomina persona ketiga tunggal she. Jika dilihat dari prosesnya, makna verba eats menerangkan kejadian tersebut telah selesai dilakukan (perfective). Oleh karena itu, dengan infleksi verba kita dapat manghasilkan makna yang lebih spesifik yang disesuaikan dengan keadaan.

Proses tersebut seperti yang dijelaskan oleh oleh Lagarens (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Morfosintaksis Verba Bahasa Tonsea”, yang menjelaskan berbagai afiks yang digunakan dalam verba bahasa Tonsea secara morfosintaksis. Kemudian, penelitian Ramsi (2017) yang berjudul “Infleksi dalam Bahasa Kalisusu” juga menjelaskan berbagai afiks infleksi yang terdapat dalam bahasa Kalisusu. Oleh karena itu, dalam artikel ini peneliti akan membahas infleksi verba pada lirik lagu-lagu Maroon 5 dalam album Overexposed dalam kajian morfosintaksis.

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk infleksi verba pada lirik lagu-lagu Maroon 5 dalam album Overexposed? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk perubahan infleksi verba yang terdapat pada lirik lagu-lagu Maroon 5 dalam album overexposed.

Metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau diterapkan (Sudaryanto, 2015). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penyediaan data dalam penelitian

Ilham Munandar, et al: Infleksi Verba dalam Album ...

77

ini menggunakan metode simak dengan taknik catat. Menurut Mahsun (2014:92), alasan penyebutan metode simak disebabkan cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis.

Data primer dalam penelitian ini adalah lirik lagu-lagu Maroon 5 dalam album Overexposed yang diambil dari AZLyrics (2012). Dalam album tersebut, terdapat lima belas judul lagu di antaranya One More Night, Payphone, Daylight, Lucky Strike, The Man Who Never Lied, Love Somebody, Ladykiller, Fortune Teller, Sad, Tickets, Doin’ Dirt, Beautiful Goodbye, Wipe Your Eyes, Wasted Years, dan Kiss.

Teknik catat merupakan teknik pengumpulan data dengan mencatat hasil penyimakan data. Dengan teknik catat, peneliti mencatat bentuk verba yang menggunakan sufiks dan mengalami perubahan dari bentuk dasarnya pada lirik lagu-lagu Maroon 5 dalam album Overexposed, kemudian mengklasifikasikan verba tersebut ke dalam bentuk-bentuk sufiks yang berinfleksi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih (distribusional). Sudaryanto (2015:18) mengemukakan bahwa metode agih merupakan metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung (BUL), yaitu dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur (Sudaryanto, 2015: 37).

2. Kerangka TeoriMaroon 5 adalah grup musik beraliran

pop rock yang dibentuk di California, Amerika Serikat. Dengan anggota Adam Levine, James Valentine, Mickey Madden, Jesse Carmichael, Sam Farrar, dan PJ. Morton. Mereka merilis banyak album dan salah satu di antaranya adalah Overexposed yang dirilis tahun 2012.

Menurut Aronoff dan Fudeman (2011:2), morfem dapat terdiri atas kata itu sendiri, atau berupa satuan yang memiliki arti dari suatu kata yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Menurut Akmajian et al. (2010:13), kata merupakan salah satu unit

yang paling mendasar dari struktur linguistik bahasa manusia yang memainkan peran yang utuh dalam kemampuan manusia menggunakan bahasa dengan kreatif.

Crystal (2008:314) mengemukakan bahwa morfologi biasanya dibedakan dari sintaksis yang berkaitan dengan aturan dalam mengatur gabungan kata di dalam kalimat. Namun, ada istilah yang digunakan dalam linguistik yang merujuk pada kategori gramatikal yang menentukan morfologi dan sintaksis berlaku keduanya dalam menggambarkan karakteristik kata, yaitu morfosintaksis. Morfosintaksis membedakan pengertian nomina dalam jumlah, misalnya perbedaan jumlah memengaruhi sintaksisnya (subjek tunggal menuntut verba tunggal), di sisi lain mereka memerlukan definisi morfologisnya (penambahan –s untuk jamak).

Menurut O’Grady dan Archibald (2016:115) infleksi paling sering diungkapkan melalui afiksasi dan dimiliki oleh banyak bahasa (seperti bahasa Jepang, Swahili, Inuktitut, dan Finlandia). Bahasa Inggris hanya mempunyai delapan afiks infleksi (semua sufiks) karena bukan merupakan bahasa yang sangat berinfleksi dan empat di antaranya merupakan infleksi verba, yaitu (1) –s kelas kata verba yang berfungsi sebagai penanda pronomina persona ketiga tunggal, (2) –ing kelas kata verba yang berfungsi sebagai penanda progressive, (3) –ed kelas kata verba yang menunjukkan bentuk past tense, (4) –en/-ed kelas kata verba yang menunjukkan past participle.

Infleksi digunakan untuk mendapatkan makna baru yang lebih spesifik dengan cara mengubah bentuk dari suatu kata. Bentuk kata yang paling sering berubah adalah verba, yaitu untuk menggambarkan tense, mood, voice, aspect, person, dan konjugasi (Herring, 2016: 625).

Menurut Herring (2016), konjugasi merupakan cara untuk menciptakan makna tertentu dengan mengubah bentuk verba untuk menggambarkan (1) tense yang menerangkan suatu tindakan dilakukan dalam waktu present, past, continuous, perfect, perfect continuous, atau future; (2) aspect yang menerangkan makna verba bahwa suatu tindakan telah selesai dilakukan (perfective) berkelanjutan (continuous), atau terjadi berulang (habitual); (3) mood yang menunjukkan sikap atau maksud seseorang terhadap suatu tindakan dalam suatu kalimat yang menyatakan

78

Metalingua, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 75–86

pernyataan atau pertanyaan (indicative mood), harapan atau keinginan (subjunctive mood), atau perintah (imperative mood); (4) voice yang menghubungkan antara verba dan agen yang bertindak (active voice) atau antara verba dan objek yang mengalami tindakan (passive voice); (5) grammatical person yang menerangkan apakah subjek tersebut sebagai orang yang berbicara (first person), orang yang diajak bicara (second person), atau orang yang dibicarakan (third person), tunggal (singular) atau jamak (plural); dan (6) speech untuk menerangkan kutipan atau referensi yang dikatakan secara langsung (direct speech) atau tidak langsung (indirect speech).

3. Hasil dan PembahasanDalam pembahasan berikut, ditemukan 35

data infleksi verba yang terdapat pada lirik lagu-lagu Maroon 5 dalam album Overexposed yang menggunakan penambahan sufiks. Lima data di antaranya merupakan verba dengan sufiks –s, delapan belas data merupakan verba dengan sufiks –ing, dan dua belas data merupakan verba dengan sufiks –ed dengan rincian penjelasan sebagai berikut.

3.1 Sufiks(–s) Kelas kata verba dengan penambahan sufiks

(–s) berfungsi sebagai penanda pronomina persona ketiga tunggal. Berikut disajikan judul-judul lagu yang mengandung verba dengan penambahan sufiks (–s) dalam liriknya, di antaranya

Tabel 1 Ladykiller

No 1 2Lirik She/knows/

I love you still ‘Dia tahu aku masih mencintaimu’

She/smells/ your blood in the water ‘Dia mencium bau darahmu dalam air’

Tense present simple present simpleAspect perfective

(knows)perfective (smells)

Mood indicative indicativeVoice active active

Person third-person singular

third-person singular

Speech free indirect free indirect

Pada data 1, kalimat She knows I love you still mengandung verba knows. Bentuk dasar verba tersebut adalah know. Penambahan sufiks –s pada kata know menunjukkan bahwa subjek kalimat tersebut berupa pronomina persona ketiga tunggal, yaitu she. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif dalam bentuk present yang menggambarkan sebuah pernyataan dan makna verba knows ‘tahu’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Pada data 2, kalimat She smells your blood in the water mengandung verba smells. Bentuk dasar verba tersebut adalah smell. Penambahan sufiks –s pada kata smell menunjukkan bahwa subjek kalimat tersebut berupa pronomina persona ketiga tunggal, yaitu she. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif dalam bentuk present yang menggambarkan sebuah pernyataan dan makna verba smells ‘mencium’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Tabel 2 Wasted Years

No 3 4 5

Lirik

Her sweat,/it/ tastes/ like sugar cane

‘Keringat-nya itu terasa seperti gula tebu’

But I know/ she/ wants/ me

‘tapi aku tahu dia mengingin-kanku’

She/ makes/ me/ want her right now

‘Dia membuat-ku ingin dia sekarang’

Tense present simple present simple present simple

Aspect perfective (tastes)

perfective (wants)

perfective (makes)

Mood indicative subjunctive indicativeVoice active active active

Person third-person singular

third-person singular

third-person singular

Speech free indirect free indirect free indirect

Pada data 3, kalimat Her sweat, it tastes like sugar cane mengandung verba tastes. Bentuk dasar verba tersebut adalah taste. Penambahan sufiks –s pada kata taste menunjukkan bahwa subjek kalimat tersebut berupa pronomina persona ketiga tunggal, yaitu it. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif dalam bentuk present yang menggambarkan sebuah pernyataan, dan makna verba tastes ‘terasa’

Ilham Munandar, et al: Infleksi Verba dalam Album ...

79

menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Pada data 4, kalimat But I know she wants me mengandung verba wants. Bentuk dasar verba tersebut adalah want. Penambahan sufiks –s pada kata want menunjukkan bahwa subjek kalimat tersebut berupa pronomina persona ketiga tunggal, yaitu she. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif dalam bentuk present yang meng-gambarkan sebuah pernyataan dan makna verba wants ‘meng-inginkan’ menerangkan bahwa ke-jadiannya telah selesai dilakukan.

Kemudian, pada data 5, kalimat She makes me want her right now mengandung verba makes. Bentuk dasar verba tersebut adalah make. Penambahan sufiks –s pada kata make menunjukkan bahwa subjek kalimat tersebut berupa pronomina persona ketiga tunggal, yaitu she. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif dalam bentuk present yang menggambarkan sebuah pernyataan dan makna verba makes ‘membuat’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

3.2 Sufiks(–ing)Kelas kata verba dengan penambahan

sufiks (–ing) berfungsi sebagai penanda bentuk progressive. Berikut judul-judul lagu yang mengandung verba dengan penam-bahan sufiks (–ing) dalam liriknya, di antaranya

Tabel 3 Doin’ Dirt

No 6 7

Lirik

We/’re putting on/ a show for the crowd

‘Kami mengadakan pertunjukan untuk penonton’

You/’re hanging up/and now I’m all alone

‘kau menutupnya dan kini aku sendirian’

Tense present continuous present continuous

Aspect continuous (putting) continuous (hanging)

Mood indicative indicative

Voice active active

Person first-person plural second-person singular

Speech free indirect free indirect

No 8 9

Lirik

My heart/ ‘s exploding/ like a burning sun

‘Jantungku meledak bagaikan matahari terbakar’

Everybody/ ‘s watching/ us now

‘Semua orang menyaksikan kita sekarang’

Tense present continuous present continuous

Aspect continuous (exploding) continuous (watching)

Mood indicative indicativeVoice active activePerson - -

Speech free indirect free indirect

Pada data 6, kalimat We’re putting on a show for the crowd mengandung verba putting. Bentuk dasar verba tersebut adalah put. Penambahan sufiks –ing pada kata put menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang meng-gambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama jamak we dan makna verba putting ‘mengadakan’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berke-lanjutan.

Pada data 7, kalimat You’re hanging up and now I’m all alone mengandung verba hanging. Bentuk dasar verba tersebut adalah hang. Penambahan sufiks –ing pada kata hang menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan meng-gunakan pronomina persona kedua tunggal you dan makna verba hanging ‘menutup’ menerangkan bahwa keja-diannya masih berkelanjutan.

Pada data 8, kalimat My heart’s exploding like a burning sun mengandung verba exploding. Bentuk dasar verba tersebut adalah explode. Penambahan sufiks –ing pada kata explode menun-jukkan kejadian yang sedang ber-langsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah per-nyataan, dan makna verba exploding ‘meledak’ menerangkan bahwa keja-diannya masih berkelanjutan.

Kemudian, pada data 9, kalimat Everybody’s watching us now mengandung verba watching. Bentuk dasar verba tersebut adalah watch.

80

Metalingua, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 75–86

Penambahan sufiks –ing pada kata watch menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang meng-gambarkan sebuah pernyataan dan makna verba watching ‘menyaksikan’ menerangkan bahwa kejadiannya ma-sih berkelanjutan.

Tabel 4 One More Night

No. 10

LirikNow/ I/ ‘m feeling/ stupid

‘Kini aku merasa bodoh’Tense present continuousAspect continuous (feeling)Mood indicativeVoice activePerson first-person singularSpeech free indirect

Pada data 10, kalimat Now I’m feeling stupid mengandung verba feeling. Bentuk dasar verba tersebut adalah feel. Penambahan sufiks –ing pada kata feel menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggu-nakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba feeling ‘merasa’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Tabel 5 Tickets

No. 11 12

Lirik

We/ ‘re dancing/ in the dark of the night

‘Kami menari di gelapnya malam’

I/ ‘m singing/ along like there’s no tomorrow

‘Aku terus ber-nyanyi seakan tak ada hari esok ’

Tense present continuous present continuous

Aspect continuous (dancing) continuous (singing)

Mood indicative indicativeVoice active activePerson first-person plural first-person singular

Speech free indirect free indirect

Pada data 11, kalimat We’re dancing

in the dark of the night mengandung verba dancing. Bentuk dasar verba tersebut adalah dance. Penambahan sufiks –ing pada kata dance menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama jamak we dan makna verba dancing ‘menari’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Pada data 12, kalimat I’m singing along like there’s no tomorrow mengandung verba singing. Bentuk dasar verba tersebut adalah sing. Penambahan sufiks –ing pada kata sing menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba singing ‘bernyanyi’ menunjukkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Tabel 6 Beautiful Goodbye

No. 13 14

Lirik

It/ ‘s dripping/ from your eyes

‘Itu menetes dari matamu’

Now/ I/ ‘m kissing/ your tears goodnight

‘Kini aku men-ciumi air mata-mu, selamat malam’

Tense present continuous present continuous

Aspect continuous (dripping)

continuous (kissing)

Mood indicative indicativeVoice active activePerson third-person singular first-person singular

Speech free indirect free indirect

Pada data 13, kalimat It’s dripping from your eyes mengandung verba dripping. Bentuk dasar verba tersebut adalah drip. Penambahan sufiks –ing pada kata drip menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang meng-gambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona ketiga tunggal it dan makna verba dripping ‘menetes’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Ilham Munandar, et al: Infleksi Verba dalam Album ...

81

Pada data 14, kalimat Now I’m kissing yYour tTears goodnight mengandung verba kissing. Bentuk dasar verba tersebut adalah kiss. Penambahan sufiks –ing pada kata kiss menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba kissing ‘menciumi’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Tabel 7 Daylight

No. 15 16 17

Lirik

The sky/ is getting/ bright

‘Langit-nya menjadi cerah’

Here/ I/ am staring/ at your perfection

‘Disini aku menatap kesempur-naanmu’

Here/ I/ am waiting/

‘Disini aku menung-gu’

Tense present continuous

present continuous

present continuous

Aspect continuous (getting)

continuous (staring)

continuous (waiting)

Mood indicative indicative indicative

Voice active active active

Person - first-person singular

first-person singular

Speech free indirect free indirect free indirect

Pada data 15, kalimat The sky is getting bright mengandung verba getting. Bentuk dasar verba tersebut adalah get. Penambahan sufiks –ing pada kata get menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dan makna verba getting ‘menjadi’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Pada data 16, kalimat Here I am staring at your perfection mengandung verba staring. Bentuk dasar verba tersebut adalah stare. Penambahan sufiks –ing pada kata stare menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut liriknya termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba staring ‘menatap’

me-nerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Kemudian, pada data 17, kalimat Here I am waiting mengandung verba waiting. Bentuk dasar verba tersebut adalah wait. Penambahan sufiks –ing pada kata wait menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba waiting ‘menunggu’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Tabel 8 Lucky Strike

No. 18 19 20

Lirik

You/ ‘re shaking/ like an earth-quake

‘Kau bergoyang bagai gempa bumi’

Baby/ I/ ‘m begging/ please

‘Sayang, aku memohon’

You/ ‘re taking/ all my pain away

‘Kau meng-ambil semua lukaku’

Tense present continuous

present continuous

present continuous

Aspect continuous (shaking)

continuous (begging)

continuous (taking)

Mood indicative indicative indicative

Voice active active active

Person second-person singular

first-person singular

second-person singular

Speech free indirect free indirect free indirect

Pada data 18, kalimat You’re shaking like an earthquake mengandung verba shaking. Bentuk dasar verba tersebut adalah shake. Penambahan sufiks –ing pada kata shake menunjukkan kejadian yang sedang ber-langsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah per-nyataan dengan menggunakan pronomina persona kedua tunggal you dan makna verba shaking ‘bergoyang’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Pada data 19, kalimat Baby I’m begging please mengandung verba begging. Bentuk dasar verba tersebut adalah beg. Penambahan sufiks –ing pada kata beg menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang.

82

Metalingua, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 75–86

Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba begging ‘memohon’ menerangkan bahwa kejadiannya masih ber-kelanjutan.

Kemudian, pada data 20 mengandung verba taking. Bentuk dasar verba tersebut adalah take. Penambahan sufiks –ing pada kata take menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona kedua tunggal you dan makna verba taking ‘mengambil’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Tabel 9 Wasted Years

No. 21

LirikI/ ‘m behaving/ badly

‘Aku bertindak dengan buruk’Tense present continuousAspect continuous (behaving)Mood IndicativeVoice ActivePerson first-person singularSpeech free indirect

Pada data 21, kalimat I’m behaving badly mengandung verba behaving. Bentuk dasar verba tersebut adalah behave. Penambahan sufiks –ing pada kata behave menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba behaving ‘bertindak’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Tabel 10 Wipe Your Eyes

No. 22

Lirik

I know that/ I/ ‘m causing/ you pain too

‘Aku tahu, akulah yang menyebabkan kau sakit juga’

Tense present continuousAspect continuous (causing)

Mood indicative

Voice active

Person first-person singular

Speech free indirect

Pada data 22, kalimat I know that I’m causing you pain too mengandung verba causing. Bentuk dasar verba tersebut adalah cause. Penambahan sufiks –ing pada kata cause menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba causing ‘menyebabkan’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

Tabel 11 Sad

No. 21

LirikI/ ‘m kicking/ the curb

‘Aku menendang trotoar’Tense present continuous

Aspect continuous (kicking)

Mood indicativeVoice active

Person first-person singular

Speech free indirect

Pada data 23, kalimat I’m kicking the curb mengandung verba kicking. Bentuk dasar verba tersebut adalah kick. Penambahan sufiks –ing pada kata kick menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menerangkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba kicking ‘menendang’ menerangkan bahwa kejadiannya masih berkelanjutan.

3.3 Sufiks(–ed)Kelas kata verba dengan penambahan

sufiks (–ed) berfungsi sebagai penanda bentuk past tense. Berikut ini judul-judul lagu yang mengandung verba dengan penambahan sufiks (–ed) dalam liriknya, di antaranya

Ilham Munandar, et al: Infleksi Verba dalam Album ...

83

Tabel 12 One More Night

No. 24

Lirik We/ stopped/ keeping score ‘Kami berhenti menghitung angka’

Tense pastAspect perfective (stopped)Mood indicativeVoice activePerson first-person pluralSpeech free indirect

Pada data 24, kalimat We stopped keeping score mengandung verba stopped. Bentuk dasar verba tersebut adalah stop. Penambahan sufiks –ed pada kata stop menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tadi dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan meng-gunakan pronomina persona pertama jamak we, dan makna verba stopped ‘berhenti’ menerangkan bahwa ke-jadiannya telah selesai dilakukan.

Tabel 13 Payphone

No. 25 26

Lirik

All of our bridges/ burned/ down

‘Semua jembatan kita sudah terbakar’

Still stuck in that time/ when/ we/ called/ it love

‘Masih terjebak di waktu itu ketika kita menyebutnya cinta’

Tense past past

Aspect perfective (burned) perfective (called)

Mood indicative indicative

Voice active active

Person - first-person plural

Speech free indirect free indirect

No. 27 28 29

Lirik

But/ you/ missed/ your last shot

‘Tapi kau melewatkan tembakan terakhirmu’

Phantom/ pulled up/ valet open doors

‘Hantu menarik pelayan pintu yang terbuka’

You/ turned out/ the lights

‘Kau memati-kan lampunya’

Tense past past past

Aspect perfective (missed)

perfective (pulled)

perfective (turned)

Mood indicative indicative indicative

Voice active Active active

Person second-person singular -

second-person singular

Speech free indirect free indirect free indirect

Pada data 25, kalimat All of our bridges burned down mengandung verba burned. Bentuk dasar verba tersebut adalah burn. Penambahan sufiks –ed pada kata burn menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tadi dilaksanakan pada waktu lampau. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan, dan makna verba burned ‘terbakar’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Pada data 26, kalimat Still stuck in that time when we called it love mengandung verba called. Bentuk dasar verba tersebut adalah call. Penambahan sufiks –ed pada kata call menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tersebut dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan meng-gunakan pronomina persona pertama jamak we dan makna verba called ‘menyebut’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Pada data 27, kalimat But you missed your last shot mengandung verba missed. Bentuk dasar verba tersebut adalah miss. Penambahan sufiks –ed pada kata miss menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tersebut dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan meng-gunakan pronomina persona kedua tunggal you dan makna verba missed ‘melewatkan’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Pada data 28, kalimat Phantom pulled up valet open doors mengandung verba pulled. Bentuk dasar verba tersebut adalah pull. Penambahan sufiks –ed pada kata pull menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tadi dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang

84

Metalingua, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 75–86

menggambarkan sebuah pernyataan, dan makna verba pulled ‘menarik’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Kemudian, pada data 29, kalimat You turned out the lights mengandung verba turned. Bentuk dasar verba tersebut adalah turn. Penambahan sufiks –ed pada kata turn menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tadi dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut termasuk dalam kalima aktif yang meng-gambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona kedua tunggal you dan makna verba turned ‘mematikan’ menerangkan bah-wa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Tabel 14 Lucky Strike

No. 30 31

Lirik

Got me so high, and then/ she/ dropped/ me

‘Membuatku terbang tinggi, lalu dia menja-tuhkanku’

Took me inside and then/ she/ rocked/ me

‘Membawaku masuk, lalu dia mengguncang-ku’

Tense past past

Aspect perfective (dropped) perfective (rocked)

Mood indicative indicative

Voice active active

Person third-person singular third-person singular

Speech free indirect free indirect

Pada data 30, kalimat Got me so high, and then she dropped me me-ngandung verba dropped. Bentuk dasar verba tersebut adalah drop. Penam-bahan sufiks –ed pada kata drop menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tadi dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona ketiga tunggal she dan makna verba dropped ‘menjatuhkan’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Pada data 31, kalimat Took me inside and then she rocked me mengandung verba rocked. Bentuk dasar verba tersebut adalah rock. Penambahan sufiks –ed pada kata rock menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tadi dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut

termasuk dalam kalimat aktif yang menunjukkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona ketiga tunggal she dan makna verba rocked ‘mengguncang’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Tabel 15 Beautiful Goodbye

No. 32

LirikWe/ got knocked off/ course by a natural force

‘Kami dikalahkan oleh kekuatan alam’Tense pastAspect perfective (knocked)Mood indicativeVoice activePerson first-person pluralSpeech free indirect

Pada data 32, kalimat We got knocked off course by a natural force mengandung verba knocked. Bentuk dasar verba tersebut adalah knock. Penambahan sufiks –ed pada kata knock menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tadi dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang meng-gambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama jamak we dan makna verba knocked ‘dikalahkan’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai di-lakukan.

Tabel 16 The Man Who Never Lied

No. 33

LirikI/ never/ lied/ until today

‘Aku tak pernah berbohong sampai sekarang’

Tense pastAspect perfective (lied)Mood indicativeVoice activePerson first-person singularSpeech free indirect

Pada data 33, kalimat I never lied until today mengandung verba lied. Bentuk dasar verba tersebut adalah lie. Penambahan sufiks –ed pada kata lie menunjukkan bahwa verba

Ilham Munandar, et al: Infleksi Verba dalam Album ...

85

dalam kalimat tadi dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba lied ‘berbohong’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Table 17 Sad

No. 34 35

Lirik

The words that/ you/ needed/ so bad

‘Kata-kata yang kau butuhkan sa-ngat buruk’

Wondering/ if/ I/ really/ tried/ everything I could

‘Bertanya-tanya apakah aku benar-benar sudah mencoba semua yang aku bisa’

Tense past past

Aspect perfective (neede) perfective (tried)

Mood indicative subjunctive

Voice active active

Person second-person singular first-person singular

Speech free indirect free indirect

Pada data 34, kalimat The words that you needed so bad mengandung verba needed. Bentuk dasar verba tersebut adalah need. Penambahan sufiks –ed pada kata need menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tadi dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat aktif yang menggambarkan sebuah pernyataan dengan menggunakan pronomina persona kedua tunggal you dan makna verba needed ‘butuhkan’ menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

Kemudian, pada data 35, kalimat Wondering if I really tried everything I could mengandung verba tried. Bentuk dasar verba tersebut adalah try. Penambahan sufiks –ed pada kata try menunjukkan bahwa verba dalam kalimat tadi dilakukan pada waktu lampau. Kalimat tersebut ter-masuk dalam kalimat aktif yang meng-gambarkan sebuah keinginan dengan menggunakan pronomina persona pertama tunggal I dan makna verba tried ‘mencoba’

menerangkan bahwa kejadiannya telah selesai dilakukan.

4. Penutup4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa infleksi verba terjadi karena dipengaruhi oleh waktu keja-dian dalam suatu kalimat, apakah itu terjadi pada masa lampau (past tense) yang ditandai dengan adanya verba bersufiks –ed atau kejadian tersebut masih berlangsung pada masa sekarang (progressive) yang ditandai dengan adanya verba bersufiks –ing. Selain itu, infleksi verba juga dipengaruhi oleh persona ketiga tunggal (she/he/it) yang ditandai dengan adanya verba bersufiks –s dalam bentuk present. Peneliti menemukan bentuk-bentuk infleksi verba tersebut ditemukan pada lirik lagu-lagu Maroon 5 dalam album Overexposed.

Infleksi verba bersufiks –s dalam album Overexposed ditemukan dalam lirik lagu berjudul Ladykiller, dan Wasted Years, kemudian infleksi verba bersufiks –ing ditemukan dalam lirik lagu berjudul Doin’ Dirt, One More Night, Tickets, Beautiful Goodbye, Daylight, Lucky Strike, Wasted Years, Wipe Your Eyes, dan Sad, dan infleksi verba bersufiks –ed ditemukan dalam lirik lagu berjudul One More Night, Payphone, Lucky Strike, Beautiful Goodbye, The Man Who Never Lied, dan sad. Sementara itu, infleksi verba bersufiks –en/ed yang menunjukkan bentuk past participle tidak ditemukan dalam album overexposed.

4.2 Saran Berdasarkan uraian, penelitian ini

merupakan sebagian kecil pembahasan infleksi verba dalam karya seni lagu sehingga peneliti yang akan datang masih dapat mengembangkan pem-bahasan mengenai infleksi verba dalam kajian morfosintaksis dengan menggunakan teori dan sumber data yang lain, misalnya dalam media massa atau karangan. Semakin banyak penelitian mengenai infleksi verba, diharapkan akan semakin banyak memberikan kontribusi yang lebih baik terhadap ilmu linguistik.

86

Metalingua, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 75–86

DAFTAR PUSTAKAAkmajian, A., Demers, R. A., Farmer, A. K., & Harnish, R. M. 2010. Linguistics: An Introduction

to Language and Communication, Sixth Edition. London: Massachusetts Institute of Technology.

Aronoff, M., & Fudeman, K. 2011. What is Morphology. Second Edition. Chichester: Wiley-Blackwell.Bauer, L. 2007. The Linguistics Student’s Handbook. Edinburgh: Edinburgh University Press.Carter, R., & McCarthy, M. 2006. Cambridge Grammar of English. A Comprehensive Guide Spoken

and Written English Grammar and Usage. Cambridge: Cambridge University Press.Crystal, D. 2008. A Dictionary of Linguistics and Phonetics. Sixth Edition. Oxford: Blackwell

Publishing.Herring, P. 2016. Complete English Grammar Rules: Examples, Exceptions, Excercises, and

Everything You Need to Master Proper Grammar. Dublin: Farlex International.Lagarens, Y. L. 2018. “Morfosintaksis Verba Bahasa Tonsea”. Kajian Linguistik, 6(1) , 17—37.Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Edisi Revisi.

Jakarta: Rajawali Pers.Maroon 5 Lyrics. 2012. Dipetik April 23, 2020, dari AZLyrics: https://www.azlyrics.com/m/maroon5.

htmlMatthews, P. H. 2003. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford: Oxford University

Press.O’Grady, W., & Archibald, J. 2016. Contemporary Linguistic Analysis. An Introduction. Eight Edition.

Canada: Pearson Canada.Ramsi, I. S. 2017. “Infleksi dalam Bahasa Kulisusu”. Jurnal Bastra, 1(4).Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Pengantar Penelitian Wahana

Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.Sugono, D. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.