implikasi program pembangunan sektor … · timor-leste 12. china 13. hong kong sar, china 14....
TRANSCRIPT
IMPLIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN SEKTOR KEHUTANAN TERHADAP ORGANISASI LITBANG
KEHUTANAN
Oleh
Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas
Disampaikan pada Pembahasan Kelembagaan Badan Litbang Kehutanan Bogor, 3 September 2014
THE SKY IS NOT THE LIMIT FOR OUR FORESTS
MENGAPA R&D DIBUTUHKAN • Obama, 2010-North Carolina
– “That world has changed. In the last few decades, revolutions in communications, revolutions in technology have made businesses mobile and has made commerce global. So today, a company can set up shop, hire workers, and sell their products wherever there’s an Internet connection. That’s a transformation that’s touched off a fierce competition among nations for the jobs and industries of the future.
– Some of you know I traveled through Asia several weeks ago. You’ve got a billion people in India who are suddenly plugged into the world economy. You’ve got over a billion people in China who are suddenly plugged into the global economy.
– And that means competition is going to be much more fierce and the winners of this competition will be the countries that have the most educated workers, a serious commitment to research and technology, and access to quality infrastructure like roads and airports and high-speed rail and high-speed Internet. Those are the seeds of economic growth in the 21st century. Where they are planted, the most jobs and businesses will take root.
• Obama: – At such a difficult moment, there are those who say we cannot
afford to invest in science, that support for research is somehow a luxury at moments defined by necessities. I fundamentally disagree. Science is more essential for our prosperity, our security, our health, our environment, and our quality of life than it has ever been before.
• Wernher von Braun: – Research is what I'm doing when I don't know what I'm doing
• Bill Gates: – I believe in innovation and that the way you get innovation is
you fund research and you learn the basic facts
MENGAPA R&D DIBUTUHKAN
1
10
100
1000
10000
100000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Asia Tenggara dan Asia Timur
WORLD DEVELOPMENT INDICATORS SCIENCE AND TECHNOLOGY
Research and development (R&D) Researchers full-time equivalent per million people 2005-11
Research and development (R&D) Technicians full-time equivalent per million people 2005-11
Scientific and technical journal articles 2011
1. Brunei Darussalam
2. Cambodia
3. Indonesia
4. Lao PDR
5. Malaysia
6. Myanmar
7. Philippines
8. Singapore
9. Vietnam
10. Thailand
11. Timor-Leste
12. China
13. Hong Kong SAR, China
14. Macao SAR, China
15. Japan
16. Korea, Rep.
KONDISI R&D GLOBAL
0.01
0.1
1
10
100
1000
10000
100000
1000000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Axi
s Ti
tle
Asia Tenggara dan Asia Timur
Belanja R&D dari GDP dan Export High-Tech %-$ mios-%
Expenditures for R&D % of GDP 2005-11 High-technology exports $ millions 2012
High-technology exports % of manufactured exports 2012
1. Brunei Darussalam
2. Cambodia
3. Indonesia
4. Lao PDR
5. Malaysia
6. Myanmar
7. Philippines
8. Singapore
9. Vietnam
10. Thailand
11. Timor-Leste
12. China
13. Hong Kong SAR, China
14. Macao SAR, China
15. Japan
16. Korea, Rep.
KONDISI R&D GLOBAL
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 RKP 2015
Litbang 134,191.2 96,520.9 212,260.0 233,790.0 270,490.0 274,386.8 203,143.0 329,700.0
Kementerian Kehutanan 3,450,998.8 2,616,925.7 3,348,444.1 6,000,023.6 6,232,969.1 6,717,498.1 4,977,760.4 5,574,979.7
-
1,000,000.0
2,000,000.0
3,000,000.0
4,000,000.0
5,000,000.0
6,000,000.0
7,000,000.0
8,000,000.0
Axi
s Ti
tle
ALOKASI ANGGARAN BADAN LITBANG (Rp. juta)
KONDISI R&D KEMENTERIAN KEHUTANAN
VISI-MISI JOKOWI-JK
TIGA MASALAH POKOK BANGSA
• Ancaman Terhadap Wibawa Negara
• Kelemahan Sendi Perekonomian Bangsa – Lemahnya sendi-sendi perekonomian bangsa terlihat dari
belum terselesaikannya persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah, kerusakan lingkungan hidup sebagai akibat dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, dan ketergantungan dalam hal pangan, energi, keuangan dan teknologi. Negara tidak mampu memanfaatkan kandungan kekayaan alam yang sangat besar, baik yang mewujud maupun bersifat non-fisik, bagi kesejahteraan rakyatnya
• Intoleransi dan Krisis Kepribadian Bangsa
VISI DAN MISI PRESIDEN TERPILIH • VISI
– Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong
• MISI 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum
3. Mewujudkna politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
NAWACITA 1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara • Memperkuat peran Indonesia dalam kerjasama global dan regional untuk membangun saling pengertian antar
peradaban, memajukan demokrasi dan perdamaian dunia, meningkatkan kerjasama pembangunan selatan-Selatan, dan mengatasi masalah-masalah global yang mengancam umat manusia
• Meminimalisasi dampak dari globalisasi, integrasi ekonomi regional dan perdagangan bebas terhadap kepentingan ekonomi nasional Indonesia
2. Membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya • Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan • Secara konsisten menjalankan agenda Reformasi Birokrasi secara berkelanjutan dengan restrukturisasi
kelembagaan, perbaikan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kompetensi aparatur, memperkuat monitoring dan supervisi atas kinerja pelayanan publik, serta membuka ruang partisipasi publik melalui citizen charter dalam UU Kontrak Layanan Publik
• Mendorong partisipasi publik dalam proses pengambilan kebijakan publik dengan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam kerangka Negara Kesatuan • Meletakkan dasar-dasar bagi dimulainya desentralisasi asimetris yang dimaksudkan untuk melindungi
kepentingan nasional Indonesia di kawasan-kawasan perbatasan, memperkuat daya saing ekonomi Indonesia secara global, dan untuk membantu daerah-daerah yang kapasitas berpemerintahan belum cukup memadai dalam memberikan pelayanan publik
• Mensinergikan tata kelola pemerintahan Indonesia sebagai satu kesatuan sistem yang tidak terfragmentasi • Regim desentralisasi sebagai ujung tombak pengelolaan pemerintahan negara menggantikan dominasi regim
sektoral dan keuangan dalam tata pengelolaan pemerintahan negara
4. Menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya • Pemberantasan penebangan liar, perikanan liar, dan penambangan liar • Penegakan hukum lingkungan • Menjamin kepastian hukum hak kepemilikan tanah, penyelesaian sengketa tanah dan menentang kriminalisasi
penuntutan kembali hak tanah masyarakat
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
• Peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dengan mendorong landreform dan program kepemilikan tanah seluas 9 juta hektar
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional • Komitmen meningkatkan anggaran riset untuk mendorong inovasi teknologi, dan menjadikan instansi urusan
hak cipta dan paten bekerja proaktif melayani para inovator dan para inventor • Membangun sejumlah Science and Techno Park di daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana
dan sarana dengan teknologi terkini. • Memanfaatkan potensi yang belum tergarap dengan baik tetapi memberi peluang besar untuk meningkatkan
akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, yakni industri manufaktur, industri pangan, sektor maritim, dan pariwisata
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik • Melakukan langkah pemulihan kualitas kesuburan lahan yang air irigasinya tercemar oleh limbah industri dan
rumah tangga, penghentian konversi lahan produktif untuk usaha lain, seperti industri, perumahan, dan pertambangan
• Mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional (kerjasama swasta-pemerintah-perguruan tinggi) khususnya untuk sektor pertanian dan industri, serta riset dan pengembangan dasar didukung dengan dana pemerintah
8. Melakukan revolusi karakter bangsa • Memprioritaskan pembiayaan untuk kegiatan yang berhubungan dengan penelitian pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi akan diupayakan untuk diberikan secara regular dengan terintegrasi dengan arah pengembangan pendidikan tinggi
• Mewajibkan aparatur pemerintah untuk menganut ‘techno-ideology’, bahwa melalui pendidikan penguasaan teknologi kita harus bangkit dari ámnesia sejarah’ dan ‘ámnesia ideology’
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
NAWACITA
KEHUTANAN
TATA KELOLA
DAYA SAING
PENEGAKAN HUKUM
ENERGI BARU TERBARUKAN
KETAHANAN PANGAN
AKSES MASYARAKAT
RESEA
RC
H A
ND
DEV
ELOP
MEN
T
SUSTA
INA
BLE D
EVELO
PM
ENT
KEHUTANAN – R&D – VISI-MISI PRESIDEN
KEHUTANAN – R&D – VISI-MISI PRESIDEN
TATA KELOLA KPH
DAYA SAING PRODUKTIVITAS
EFISIENSI
AKSES MASYARAKAT
KEMITRAAN
R&D DAN EKONOMI
Q = Output f = function K = Capital input L = Labor input t = technical change, labor efficiencies, capital efficiencies, skill improvement, atau faktor lain
Q = f (K, L, t)
R&D DAN EKONOMI
Sumber: John J Wetter., the Impact of Research and Development Expenditure
POHON INDUSTRI KEHUTANAN BERBASIS
KAYU
YANG LAIN
NILAI KEANEKARAGAMAN
HAYATI
NILAI HASIL HUTAN BUKAN KAYU
NILAI JASA LINGKUNGAN
FUNGSI R&D
R&D SEBAGAI KATALISATOR PASAR
Genetics Stand
Management Final
Harvest
Seedlings Financial
Optimization
Site Preparation, Fertilizer, Thinning,
and Pruning
SUSTAINABILITY
SKEMA R&D HULU KEHUTANAN
BIO-FUELS AND BIO-ENERGY • CO-GENERATION • HOUSEHOLDS • PELLETS
TRADITIONAL PRODUCTS • PULP & PAPER • KAYU GERGAJIAN
2ND GENERATION FUELS • CELLULOSIC
ETHANOL • RENEWABLE
DIESEL
HIGH VALUE CO-PRODUCTS • BIO-CHEMICALS • BIO-MATERIALS • ADVANCED
PRODUCTS
MIXING . TRANSPORTATION . STORAGE
RANGE OF POSSIBLE VALUE-ADDED CO PRODUCTS
BIO-REFINERY
WOOD FIBRE
SKEMA R&D HILIR
KEHUTANAN
SKEMA R&D HILIR KEHUTANAN
TANTANGAN R&D KEMENTERIAN KEHUTANAN
• Perbaikan Tata Kelola Kehutanan kawasan hutan, pengelolaan kawasan hutan, nilai tambah kawasan hutan melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
• Penyediaan Data dan informasi Sumber Daya Hutan kayu, bukan kayu, keanekaragaman hayati, dan jasa lingkungan sebagai prasyarat dasar dalam penyusunan RPHJP dan Business Plan KPH
• Peningkatan efisiensi pengelolaan kawasan hutan • Peningkatan produktivitas kawasan hutan • Peningkatan nilai tambah kawasan hutan
TANTANGAN R&D KEMENTERIAN KEHUTANAN
BALITBANG
THE KEYS
INNOVATION
An integrated organizational
approach
Incentives for innovators, a
systematic process to
convert invention into innovation
Team skills
Communication
Learning
Project management
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
ALTERNATIF KELEMBAGAAN R&D
• BERBASIS PRODUK – R&D pada tingkat hulu (benih hingga panen) mengintegrasikan
perbenihan tanaman hutan sebagai ‘development’ dari research – R&D pada tingkat hulu hingga hilir (benih hingga pohon industri)
sinergi hulu hingga hilir (FEM)
• BERBASIS BISNIS PROSES – Penelitian dasar – Penelitian aplikatif – Hasil hutan kayu – Hasil hutan bukan kayu – Keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan
• BERBASIS EKOSISTEM – Ekonomi – Sosial dan budaya – Lingkungan hidup – Kemitraan
EKSPEKTASI OUTCOME STRUKTUR KELEMBAGAAN R&D BARU
KESIMPULAN