implementasi task based risk assessment... · risk assessment and determine the steps control so it...

116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT (TBRA) DI AREA WAREHOUSE CHEMICAL PT EASTERN LOGISTICS LAMONGAN Danuaji Hananto R0009027 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Upload: nguyentu

Post on 04-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAPORAN TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT

(TBRA) DI AREA WAREHOUSE CHEMICAL

PT EASTERN LOGISTICS

LAMONGAN

Danuaji Hananto

R0009027

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

Page 2: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT (TBRA) DI

AREA WAREHOUSE CHEMICAL PT EASTERN LOGISTICS

LAMONGAN

Danuaji Hananto*, Hardjanto

*, Seviana Rinawati

*

Tujuan: Bahan baku, peralatan, manusia, serta lingkungan kerja mengandung

potensi bahaya dan faktor bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu upaya

pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan

penelitian ini adalah mengetahui gambaran tentang cara mengidentifikasi potensi

bahaya dan faktor bahaya yang ada di tempat kerja, kemudian melakukan

penilaian dan pengendalian terhadap potensi bahaya dan faktor bahaya tersebut.

Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif yang

memberikan gambaran tentang task based risk assessment. Pengambilan data

mengenai task based risk assessment di area warehouse chemical dilakukan

melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara terhadap pekerja, serta studi

kepustakaan.

Hasil: Tempat kerja terdapat karyawan, peralatan dan lingkungan kerja yang

memiliki potensi dan faktor bahaya. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan

tersebut diperlukan identifikasi bahaya, penilaian risiko serta menentukan langkah

pengendaliannya sehingga tempat kerja dapat menjadi aman. Pengambilan data

tentang identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan melalui observasi

langsung ke lapangan, wawancara kepada karyawan serta studi kepustakaan. Data

yang diperoleh kemudian dibahas dengan menyesuaikan OHSAS 18001 : 2007

mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Simpulan: Perusahaan telah melakukan identifikasi potensi bahaya dan faktor

bahaya di tempat kerja untuk menentukan tingkat risiko dan kemudian dilakukan

pengendalian sesuai dengan OHSAS 18001 : 2007 klausa 4.3.1. Saran yang

diberikan adalah supaya dilakukan pembuatan task based risk assessment untuk

seluruh area kerja agar kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dikendalikan.

Kata kunci: Task Based Risk Assessment

*. Prodi Diploma III Hiperkes dan KK, FK UNS.

Page 5: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF TASK BASED RISK ASSESSMENT (TBRA)

CHEMICAL WAREHOUSE AREA IN EASTERN LOGISTICS PT

LAMONGAN

Danuaji Hananto*, Hardjanto

*, Seviana Rinawati

*

Purpose : Raw materials, equipment, people, and work environment contains

potential hazards and high hazard factors necessitating a preventive effort to

prevent accidents and occupational diseases. The purpose of this study was to

determine an idea of how to identify potential hazards and hazard factors are at

work, then do the assessment and control of potential hazards and the danger

factor.

Method : The study was conducted using descriptive methods that provide an

overview of the task based risk assessment. Data retrieval task based on risk

assessment in chemical warehouse area is done through direct observation in the

field, interviews with workers, as well as library research.

Results: The workplace are employees, equipment and working environment and

potential danger factor. To prevent such accidents required hazard identification,

risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace.

Retrieval of data on hazard identification and risk assessment is done through

direct observation in the field, interviews of employees as well as library research.

The data obtained and discussed by adapting OHSAS 18001: 2007 on the Safety

Management System and Occupational Health.

Conclusion: The company has to identify potential hazards and dangers in the

workplace factors to determine the level of risk and control is then performed in

accordance with the OHSAS 18001: 2007 clause 4.3.1. Advice given is to be done

making task based risk assessment for the entire work area so that accidents and

occupational diseases can be controlled.

Key word : Task Based Risk Assessment

* Prodi Hiperkes Diploma III and KK, FK UNS.

Page 6: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh. Alhammdulillah, Puji dan

syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan

khusus dengan judul “Implementasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Serta

Lingkungan di PT Eastern Logistics Lamongan”.

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan

studi di Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan

laporan penelitaian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis

dalam penyusunan laporan penelitian ini antara lain yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp. PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sumardiyono, SKM, M. Kes, Selaku Ketua Program D.III Hiperkes

dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Bapak Tarwaka. Sc., M.Erg selaku penguji yang telah memberikan saran dan

masukan kepada penulis.

4. Bapak Hardjanto, dr., Ms,Sp.Ok selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan saran.

5. Ibu Seviana Rinawati, SKM, Selaku pembimbing II dalam penyusunan

laporan ini, terima kasih banyak atas saran dan bimbingannya serta

pengarahannya dalam pembuatan laporan.

6. Ibu Florentina Nining Hastiani, selaku Human Resources Director PT Eastern

Logistics Lamongan yang telah memberi kesempatan penulis agar dapat

melaksanakan program magang.

7. Bapak Yudhi Feri Kurniawan, selaku QHSE Manager PT Eastern Logistics

yang telah memberikan spirit, bimbingan, ilmu dan waktu luangnya kepada

penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

8. Bapak Nurdiyanto, Bapak Syamputra Wahyu Ihroza, Bapak Wahyu Minar

Widodo, Bapak Dedi Kurniawan, Bapak M. Imron, Bapak Ahmad

Safurwanto, Bapak Rachmad Ahdan F dan Ibu Sinta Fitriandini, selaku

QHSE officer staff PT. Eastern Logistics, terima kasih atas segala ilmu,

masukan dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan

laporan ini.

9. Bapak-Ibu staff dan karyawan PT Eastern Logistics, PT Mekar Bangun Eka

Sejati, BP Tangguh, Petronas Carigali, Surveyor Indonesia, yang telah

memberikan arahan demi kelancaran selama pelaksanaan penelitian.

10. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahandaku Almarhum Kadar Slameto,

ibundaku Ibu Japtatik, kakak dan adik-adikku Danar Adji S, Ismi danawati

M, Febrian Aji D tercinta terimakasih atas dukungan moril, materil dan doa

Page 7: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

yang dipanjatkan serta dorongan semangat luar biasa untuk kesuksesan

putera, adik dan kakak tercintanya.

11. Deviku yang tak lelah memberikan semangat dan menemani penulis sampai

saat ini, serta saran dan bantuannya selama penulis menyelesaikan laporan.

12. Teman- teman hiperkes angkatan 2009 yang selalu bersemangat.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari

kesempurnaandan memiliki banyak kekurangan . Untuk itu diharapkan kritik dan

saran membangundemi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.

Wabitaufiq Walhidayah. Wassalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Surakarta, Juni 2012

Penulis,

Danuaji Hananto

Page 8: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ......................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 3

C. Tujuan Magang ................................................................. 4

D. Manfaat Magang ............................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka .............................................................. 6

B. Kerangka Pemikiran ......................................................... 54

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 56

A. Metode Penelitian ............................................................. 56

B. Lokasi Penelitian .............................................................. 56

C. Objek Dan Ruang Lingkup Penelitian ............................. 56

D. Sumber Data ...................................................................... 57

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 57

F. Pelaksanaan ....................................................................... 58

G. Analisa Data ...................................................................... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 60

A. Hasil Penelitian ................................................................ 60

B. Pembahasan ....................................................................... 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 102

A. Simpulan ........................................................................... 102

B. Saran .................................................................................. 104

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 105

LAMPIRAN

Page 9: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkatan racun Bahan berbahaya dan beracun (B3) ................... 10

Tabel 2. Nilai Kemungkinan (Likelyhood).................................................. 46

Tabel 3. Nilai Keparahan (Saverity)............................................................ 46

Tabel 4. Identifikasi Bahaya, penilaian resiko dan pengendalian Bongkar

Muat Tanki Nitrogen (iso tank) ................................................... 68

Tabel 5. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian Membuka

dan memasang lashing .................................................................. 69

Tabel 6. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian Bongkar

muat gas asitilen ........................................................................... 71

Tabel 7. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan PengendalianBongkar

Muat Barite ................................................................................... 73

Tabel 8. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan PengendalianBongkar

Muat Gas Oksigen ......................................................................... 74

Tabel 9. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian

Bongkar Muat Bentonaite ............................................................. 75

Tabel 10. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian

Bongkar Muat Kcl ...................................................................... 76

Tabel 11. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian

Membuka Dan Melhasing KCl ................................................... 77

Tabel 12. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian

Bongkar Muat Gas Hydrogen ..................................................... 80

Page 10: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Tabel 13. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian Bongkar

muat gas helium .......................................................................... 81

Tabel 14. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian

Bongkar Muat Gas Karbon Dioksida ......................................... 82

Tabel 15. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian

Strapping Drum Methanol .......................................................... 84

Tabel 16. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian

Menata Drum Engine Oil Diatas Palet ....................................... 85

Tabel 17. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian

Menata Drum Methanol Diatas Palet ......................................... 86

Tabel 18. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian

Strapping Tabung Oksigen ......................................................... 87

Tabel 19. Identifikasi Bahaya, Penilaian Rsiko Dan Pengendalian

Bongkar Muat Totetank .............................................................. 89

Tabel 20. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian

Transportasi Drum Methanol...................................................... 90

Tabel 21. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian

Transportasi Jumbo Bag Barite .................................................. 91

Tabel 22. Identifikasi Bahaya, Penilaian Rsiko Dan Pengendalian

Transportasi Tabung Oksigen ..................................................... 93

Page 11: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. GHS Pictograms and Hazard Classes ...................................... 13

Gambar 2. Transport "Pictograms" ........................................................... 14

Gambar 3. Acute Oral Toxicity .................................................................. 14

Gambar 4. Titik Penyalaan .......................................................................... 23

Gambar 5. Tiga Jalur Pemaparan Utama .................................................... 24

Gambar 6. Sistem gastrointestinal............................................................... 28

Gambar 7. Kemungkinan Dampak dan Resiko dari Penyimpanan B3 ....... 30

Gambar 8. Panduan Untuk Daerah Penyimpanan Bahan Kimia................. 31

Gambar 9. Panduan untuk Container Bahan Kimia.................................... 33

Gambar 10. Pola Penyimpanan Kemasan Drum di Atas Palet .................. 34

Gambar 11. Penyimpanan kemasan drum menggunakan rak ................... 35

Gambar 12. Penyimpanan Bahan Kimia yang Kompatibel ....................... 37

Gambar 13. Rasio Perhitungan Peluang Dan Konsekuens ........................ 47

Gambar 14. Kerangka Pemikiran ................................................................ 55

Page 12: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Panggilan Magang

Lampiran 2. Jadwal Magang

Page 13: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan pembangunan industri dewasa ini menunjukkan

perkembangan yang sangat pesat dalam rangka menunjang laju pembangunan

di segala sektor. Kemajuan industri tersebut, dibarengi dengan penggunaan

bahan-bahan berbahaya antara lain bahan-bahan kimia berisiko tinggi. Bahan-

bahan termasuk bahan kimia berbahaya adalah bahan di mana pada suatu

kondisi tertentu dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang bersumber

dari kandungan bahan kimia tersebut.

PT. Eastern Logistics adalah Perusahaan yang bergerak di bidang

pelayanan jasa untuk industri minyak dan gas bumi, serta batu bara di Jawa

Timur. Pelayanan yang diberikan oleh PT Eastern logistic untuk menunjang

industri migas, maupun industri batu bara yaitu berupa, barang, jasa,

rekayasa, fabrikasi, perbaikan alat produksi dan perawatannya dan aktivitas

pekerjaan manual, sehingga bermanfaat bagi semua klien dan pengguna jasa

tersebut. Penyediaan fasilitas penunjang tersebut salah satunya adalah

penyediaan gudang bahan kimia.

Bahan-bahan kimia harus disimpan secara tepat, bilamana ingin dicegah

kemungkinan bahaya-bahayanya. Selain itu, perlu dijamin agar bahan-bahan

berbahaya tidak bereaksi dengan bahan-bahan lain yang disimpan dan perlu

Page 14: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dijaga agar bahan-bahan yang dapat menimbulkan bahaya seperti bahan

eksplosif, obat narkotika, dan lain-lain tidak ikut tersimpan (Suma’mur, 1996)

Menurut Suma’mur (1996) keamanan pengangkutan sehubungan dengan

bahan-bahan yang berbahaya juga sangat penting, agar dicegah bahaya bagi

tenaga kerja, bahaya terhadap masyarakat dan kerusakan harta kekayaan

termasuk alat angkutan.

Delapan belas orang tewas ketika bahan kimia yang sedang diturunkan

dari sebuah truk di Linyi, Provinsi Shandong meledak insiden itu juga

mencederai 10 orang. Sejumlah pemerintah daerah China mulai

memberlakukan peraturan mengenai pengangkutan bahan kimia berbahaya,

untuk mengurangi bahaya terhadap daerah penduduk ketika bahan kimia

diangkut ke dan dari pabrik (Kompas, 2009)

Maka jika mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.

187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat

Kerja, pada pasal 2 menyebutkan bahwa Pengusaha atau Pengurus yang

menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan

kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya

untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, maka

suatu perusahaan yang menyimpan dan mengangkut bahan kimia berbahaya

harus dikelola secara tepat.

Jika prosedur yang dijalankan dan tindakan pencegahan yang tepat

dijalankan dengan benar maka baik tenaga kerja, masyarakat, maupun

lingkungan akan terlindung dari paparan zat kimia. Akan tetapi, baik

Page 15: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

disengaja maupun tidak, buangan bahan kimia tidak dapat dihindari (Palupi,

2000). Oleh karena itu perlu adanya penerapan OHSAS 18001 : 2007

terutama Klausul 4.3.1 Hazard Identification Risk Assessment and

Determining Control yang diperlukan untuk mengelola sumber bahaya

tersebut agar tidak meyebabkan kecelakaan. Dengan melihat Material Safety

Data Sheet (MSDS) dapat pula membantu memberikan informasi mengenai

karakteristik dan sifat utama bahan kimia serta potensi bahaya yang dimiliki

oleh bahan kimia sehingga melalui pengetahuan MSDS dapat diprediksi

seberapa besar potensi yang dapat dihasilkan (Robby, 2006).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul “Implementasi

Task Based Risk Assessment (TBRA) di Area Warehouse Chemical PT

Eastern Logistics Lamongan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apa faktor dan potensi bahaya yang terdapat pada proses pengangkutan

bahan kimia di PT. Eastern Logistics Lamongan Jawa Timur?

2. Bagaimanakah penerapan OHSAS 18001:2007 terutama klausul 4.3.1

Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control pada

warehouse chemical di PT. Eastern Logistics Lamongan Jawa Timur?

3. Bagaimana penerapan Task Based Risk Assessment di area warehouse

chemical PT Eastern Logistics Lamongan Jawa Timur?

Page 16: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan

Tujuan pelaksanaan magang yang dilakukan penulis di PT. Eastern

Logistics Lamongan adalah :

1. Mengidentifikasi faktor dan potensi bahaya serta aspek yang timbul

dalam proses pekerjaan di warehouse chemical.

2. Mengidentifikasi dampak atau akibat faktor dan potensi bahaya serta

konsekuensinya dari suatu pekerjaan.

3. Menerapkan Task Based Risk Assessment sebagai langkah pengendalian

terhadap faktor dan potensi bahaya di perusahaan..

D. Manfaat

Kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Bagi Perusaahaan

Dapat memberi masukan pada perusahaan mengenai data-data aspek

K3, informasi tentang kondisi lingkungan kerja terbaru dan penerapan

K3 yang telah dilaksanakan. Hal tersebut sebagai acuan untuk perbaikan

lingkungan kerja dan pelaksanaan program K3 selanjutnya serta dapat

memberikan tambahan masukan dalam klausul Hazard Identification

Risk Assessment and Determining Control berupa Task Based Risk

Assessment.

Page 17: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Bagi Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Menambah kepustakaan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dan peningkatan kualitas pembekalan pengetahuan di

bangku perkuliahan tentang penerapan klausul 4.3.1 Klausul 4.3.1

Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control

terutama tentang Task based risk Assessment.

3. Bagi Penulis

Penulis dapat mengetahui faktor dan potensi bahaya yang terdapat di

area warehouse chemical serta bagaimana penerapan OHSAS

18001:2007 terutama klausul 4.3.1 Klausul 4.3.1 Hazard Identification

Risk Assessment and Determining Control di PT. Eastern Logistics

Lamongan dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan.

Page 18: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Tempat Kerja

Tempat kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,

bergerak atau tetap, untuk tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki

tenaga kerja untuk keperluan sesuatu usaha dan terdapat sumber-sumber

bahaya (Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja).

Dalam arti lain tempat kerja adalah setiap lokasi fisik dimana aktivitas-

aktivitas terkait pekerjaan dilaksanakan dalam kendali organisasi.

(OHSAS 18001)

2. Definisi Bahan berbahaya dan beracun

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun

2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. bahan

berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah

bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,

baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan

atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan

lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk

hidup lainnya.

Sedangkan menurut Suma‟mur (1996) bahan-bahan berbahaya

adalah bahan-bahan yang selama pembuatannya, pengolahannya,

Page 19: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

pengangkutannya, penyimpanan, dan penggunaannya mungkin

menimbulkan atau membebaskan debu-debu, kabut, uap-uap, gas-gas,

serat atau radiasi mengion yang yang mungkin menimbulkan iritasi,

kebakaran, ledakan, korosi, mati lemas, keracunan dan bahaya-bahaya

lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan orang yang

bersangkutan dengannya atau menyebabkan kerusakan kepada barang-

barang atau harta kekayaan.

Sedangkan terkait dengan perdagangan bahan berbahaya juga

terdapat peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik

Indonesia Nomor: 254/MPP/Kep/7/2000 tentang Tata Niaga Impor dan

Peredaran Bahan Berbahaya Tertentu. Menurut aturan di atas yang

disebut dengan Bahan Berbahaya (B2) adalah zat, bahan kimia dan

biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat

membayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak

langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik,

mutagenik, korosif dan iritasi.

3. Klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun

Mengingat Bahan B3 ini sangat berbahaya bagi manusia dan

lingkungan, maka terhadap bahan B3 ini perlu adanya

perlakuan/pengelolaan yang khusus/hati-hati. Pengelolaan B3 dilakukan

dengan tujuan (Adang dkk, 2011) :

a. Mencegah dan atau mengurangi risiko dampak B3 terhadap

lingkungan hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Page 20: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib

mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan.

Menurut Anang dkk (2011) untuk dapat mengelola suatu bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) dengan baik dan benar, maka kita perlu

mengetahui pengklasifikasian B3 tersebut. Pengklasifikasian bahan

berbahaya dan beracun menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 74/2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan

Beracun adalah sebagai berikut :

a. Mudah Meledak (Explosive)

Mudah meledak (explosive), adalah bahan yang pada suhu dan

tekanan standar (250C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui

reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu

dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di

sekitarnya.

b. Pengoksidasi (Oxidizing)

Bahan-bahan ini kaya akan oksigen, yang mendukung terjadinya

kebakaran, sehingga meningkatkan terjadinya kebakaran. Beberapa

bahan yang mengoksidasi seperti klorat dan permanganat dapat

menyebabkan nyala api pada bubuk kayu atau jerami jika terjadi

gesekan. Asam-asam kuat tertentu seperti asam sulfat dan nitrat

dapat menyebabkan pembakaran jika bersentuhan dengan bahan-

bahan organik.

Page 21: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Sangat Mudah Sekali Menyala (Extremely Flammable)

B3 baik berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala

dibawah 0oC dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35

oC.

d. Sangat Mudah Menyala (Highly Flammable)

Bahan berbahaya dan beracun (B3) baik berupa padatan maupun

cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21

oC.

e. Mudah Menyala (Flammable);

Mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :

1) Berupa Cairan

Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari

24% volume dan atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih

dari 60oC (140

oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan

api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760

mmHg.

2) Berupa Padatan

Bahan berbahaya dan beracun (B3) yang bukan berupa

cairan, pada temperatur dan tekanan standar (25oC, 760 mmHg)

dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui

gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara

spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran

yang terus menerus dalam 10 detik.

f. Amat sangat beracun (extremely toxic)

g. Sangat beracun (highly toxic)\

Page 22: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

h. Beracun (moderately toxic)

Bahan berbahaya dan beracun (B3) yang bersifat racun bagi

manusia akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila

masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.

Tingkatan racun B3 dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 1. Tingkatan racun Bahan berbahaya dan beracun (B3)

No Kelompok LD50 (mg/kg)

1 Amat sangat beracun

(extremely toxic)

≤ 1

2 Sangat beracun (highly toxic) 1 - 50

3 Beracun (moderately toxic) 51 - 500

4 Agak beracun (slightly toxic) 501 -5.000

5 Praktis tidak beracun

(practically non-toxic)

5001 -15.000

6 Relatif tidak berbahaya

(relatively harmless)

> 15.000

Sumber : Peraturan Pemerintah No.74/2001

i. Berbahaya (harmful)

Bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi

kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan

bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

j. Korosif (corrosive)

Bahan ini meliputi asam-asam, alkali-alkali, dan bahan-bahan

kuat lainnya yang mungkin berakibat terbakar sebagian tubuh yang

dikenainya atau merangsang kulit, mata atau sistem pernapasan atau

mungkin berakibat kerusakan kepada benda.

Page 23: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

k. Bersifat Iritasi (irritant)

Bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak

secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan

kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.

l. Berbahaya Bagi Lingkungan (dangerous to the environment);

Bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak

lapisan ozon (misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya

PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.

m. Karsinogenik (carcinogenic)

Sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel liar yang dapat

merusak jaringan tubuh.

n. Teratogenik (teratogenic)

Sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan

pertumbuhan embrio.

o. Mutagenik (mutagenic)

Sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang

berarti dapat merubah genetika.

4. Pemasangan Label dan tanda

Menurut Suma‟mur (1996) pemasangan label dan tanda dengan

memakai lambang atau tulisan-tulisan peringatan pada wadah untuk

bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan yang esensial. Ketika

bahan kimia sedang diproduksi, tenaga kerja biasanya mempraktekan

usaha keselamatan kerja secara baik. Mengenai bahan-bahan kimia dalam

Page 24: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

botol, kaleng, atau wadah lainnya, biasanya tenaga kerja mengolahnya

belum mengetahui sifat bahaya dalam wadah tersebut. Demikian pula,

dalam pengangkutan lebih lanjut orang-orang yang bersangkutan dengan

transportasinya tidak pula mengenal bahaya-bahayanya, dalam hal ini

pemberian label dan tanda adalah sangat penting.

Sesuai Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Nomor KEP- 05/BAPEDAL/09/1995 Tentang Simbol dan Label Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun. Simbol adalah gambar yang menyatakan

karakteristik limbah B3. Pemberian simbol dan label pada setiap

kemasan B3 adalah untuk mengetahui klasifikasi B3 sehingga

pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik guna mengurangi risiko

yang dapat ditimbulkan dari B3.

Untuk Standar Internasional, Chemical label mengacu pada GHS

standard (Globally Harmonised System), chemical label tersebut dapat

dilihat pada gambar di bawah ini :

GHS Pictograms and Hazard Classes

Oxidizers Flammables

Self Reactives

Pyrophorics

Self-Heating

Emits Flammable

Gas

Organic Peroxides

Explosives

Self Reactives

Organic Peroxides

Page 25: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Acute toxicity

(severe)

Corrosives Gases Under Pressure

Carcinogen

Respiratory

Sensitizer

Reproductive

Toxicity

Target Organ

Toxicity

Mutagenicity

Aspiration Toxicity

Environmental

Toxicity

Irritant

Dermal Sensitizer

Acute toxicity

(harmful)

Narcotic Effects

Respiratory Tract

Irritation

Gambar 1. GHS Pictograms and Hazard Classes

Sumber : GHS (Globally Harmonised System), 2005

Transport "Pictograms"

Flammable Liquid

Flammable Gas

Flammable Aerosol

Flammable solid Self-

Reactive Substances

Pyrophorics

(Spontaneously

Combustible) Self-

Heating Substances

Page 26: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

G

a

m

b

a

Gambar 2. Transport "Pictograms"

Sumber : GHS (Globally Harmonised System), 2005

ACUTE ORAL TOXICITY - Annex 1

Category 1 Category 2 Category 3 Category 4 Category 5

LD50 £ 5 mg/kg > 5 < 50

mg/kg

³ 50 < 300

mg/kg

³ 300 < 2000

mg/kg

³ 2000 < 5000

mg/kg

Pictogram

No symbol

Signal

word Danger Danger Danger Warning Warning

Substances, which in

contact with water,

emit flammable gases

(Dangerous When

Wet)

Oxidizing Gases

Oxidizing Liquids

Oxidizing Solids

Explosive Divisions

1.1, 1.2, 1.3

Explosive Division 1.4 Explosive Division 1.5 Explosive Division 1.6

Compressed Gases Acute Toxicity (Poison):

Oral, Dermal,

Inhalation

Corrosive

Marine Pollutant Organic Peroxides

Page 27: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Hazard

statement

Fatal if

swallowed

Fatal if

swallowed

Toxic if

swallowed

Harmful if

swallowed

May be

harmful if

swallowed

Gambar 3. Acute Oral Toxicity

Sumber : GHS (Globally Harmonised System), 2005

5. Data Safety Sheet Bahan Berbahaya

Berdasarkan PP 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun, maka setiap orang yang memproduksi B3 wajib

membuat Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet)

dan setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan, dan

pengedaran B3 wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan

(Material Safety Data Sheet). Pengusaha atau Pengurus yang

menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut

bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia

berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja. Pengendalian bahan kimia berbahaya dalam tempat kerja

akan meliputi :

a. Penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan label;

b. Penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.

Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) dapat

diperbanyak dengan cara menggandakan Lembar Data Keselamatan

Bahan (Material Safety Data Sheet) sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor

254/MPP/Kep/7/2000 pada lampiran V dinyatakan bahwa Lembar Data

Page 28: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Keselamatan Bahan (LDKB/MSDS) berisi mengenai hal-hal sebagai

berikut:

a. Identitas Bahan dan Perusahaan

Nama Bahan :

Rumus Kimia :

Kode Produksi :

Sinonim :

Nama perusahaan (pembuat) atau distributor atau importir :

1) Nama Perusahaan :

Alamat :

Phone :

2) Nama Distributor :

Alamat :

Phone :

3) Nama Importir :

Alamat :

Phone :

b. Komposisi Bahan

c. Identifikasi Bahaya

1) Ringkasan bahaya yang penting

2) Akibat terhadap kesehatan

a) Mata

b) Kulit

Page 29: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c) Tertelan

d) Terhirup

e) Karsinogenik

f) Teratogenik

g) Reproduksi

d. Tindakan pertolongan pertama pada kesehatan (P3K) terkena pada :

1) Mata

2) Kulit

3) Tertelan

4) Terhirup

e. Tindakan Penanggulangan Kebakaran

1) Sifat-sifat bahan mudah terbakar

Titik nyala : C (.........F)

2) Suhu nyala sendiri : C

3) Daerah mudah terbakar

Batas terendah mudah terbakar : %

Batas tertinggi mudah terbakar : %

4) Media pemadaman api

5) Bahan khusus

6) Instruksi pemadaman api

f. Tindakan Terhadap Tumpukan dan Kebocoran

1) Tumpahan dan kebocoran kecil

2) Tumpahan dan kebocoran besar

Page 30: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3) Alat pelindung diri yang digunakan

g. Penyimpanan dan Penanganan Bahan

1) Penangan bahan

2) Pencegahan terhadap pemajanan

3) Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan

4) Penyimpanan

5) Syarat khusus penyimpanan bahan

h. Pengendalian Pemajanan dan Alat pelindung Diri

1) Pengendalian Teknis

2) Alat Pelindung Diri : plindung pemajanan, mata, kulit, tangan,

dan lain-lain.

i. Sifat-sifat Fisika dan Kimia

1) Bentuk : Padat/Cair/Gas

2) Bau :

3) Warna :

4) Masa Jenis :

5) Titik Didih :

6) Titik Lebur :

7) Tekanan Uap :

8) Kelarutan Dalam Air :

9) P H :

j. Reaktifitas dan Stabilitas

1) Sifat Reaktifitas :

Page 31: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2) Sifat Stabilitas :

3) Kondisi yang Harus Dihadapi :

4) Bahan yang Harus Dihindari :

5) Bahan Dekomposisi :

6) Bahaya Polimerisasi :

k. Informasi Toksikologi

1) Nilai Ambang Batas (NAB) : …….. ppm

2) Terkena Mata :

3) Tertelan LD 50 (mulut) :

4) Terkena Kulit :

5) Terhirup LD 50 (pernapasan) :

6) Efek Lokal :

7) Pemaparan Jangka Pendek (Akut) :

8) Pemaparan Jangka Panjang (Kronik) :

a) Korsinogen

b) Teratogen

c) Reproduksi

d) Mutagen

l. Informasi Ekologi

1) Kemungkinan dampaknya terhadap lingkungan

2) Degradasi

3) Bio akumulasi

m. Pembuangan Limbah

Page 32: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

n. Pengangkutan

1) Peraturan internasional

2) Pengangkutan darat

3) Pengangkutan laut

4) Pengangkutan udara

o. Peraturan perundang – undangan yang menjadi acuan bahan

berbahaya tersebut.

6. Informasi Sumber Bahaya yang Terkait Dengan Bahan Kimia

Menurut Adidas Group (2010) menguraikan bahwa hampir semua

bahan kimia yang digunakan dapat memberikan dampak merugikan pada

pekerja, lingkungan kerja, masyarakat, umum dan lingkungan diluar

pabrik.

a. Sumber Bahaya Bagi Kesehatan

Berbagai sumber bahaya bagi kesehatan dikaitkan dengan bhaan

kimia. Resiko yang ditimbulkan oleh setiap bahan tertentu

merupakan fungsi dari :

1) Keseriusan Sumber Bahaya yaitu toksisitas bawaan dari bahan

kimia atau “kekuatan”nya untuk menimbulkan dampak yang

merugikan kesehatan.

2) Paparan : kemungkinan, lama waktu dan intensitas paparan

(terhirup, masuk melalui kulit, tertelan) berbagai bentukbahan

kimia (gas atau uap, cairan, debu yang terbawa udara atau

serbuk padat)

Page 33: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3) Kerentanan atau Kepekaan Individu pada umumnya

kemungkinan ada rentang kerentanan individu terhadap paparan

berbagai bahan kimia. Selain itu, sebagai individu bisa saja

menjadi peka terhadap bahan kimia tertentu setelah terkena

paparan, dan sesudahnya akan memperlihatkan dampak yang

merugikan bagi kesehatan pada tingkat paparan yang tidak

berpengaruh pada mayoritas individu.

Sumber bahaya bagi kesehatan tertentu yang terkait dengan

bahan kimia yang berbeda-beda dapat bervariasi. Pada umumnya

terdapat dua kategori dampak yang merugikan kesehatan: akut (yang

terjadi selama atau segera setelah terpapar) dan kronis (yang terjadi

setelah kurun-waktu paparan rutin yang lama, misalnya dalam

hitungan bulan atau tahun). Dalam dua kategori ini, bahan kimia

dapat berdampak pada manusia dengan berbagai cara:

1) Karsinogenisitas : terpapar sebagian bahan kimia dapat

mengakibatkan berkembangnya kanker di salah satu organ atau

sistem tubuh atau lebih.

2) Korosivitas : paparan dapat mengakibatkan luka bakar akut,

timbul tukak dan kerusakan jaringan pada mata, kulit dan

saluran pernapasan.

3) Iritasi : paparan dapat menimbulkan iritasi pada kulit, mata dan

pernapasan serta dermatitis [radang kulit] (tetapi yang pada

umumnya dapat dibalik)

Page 34: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4) Toksisitas Organ Sasaran : sebagian bahan kimia

memperlihatkan toksisitasnya pada organ (atau “sasaran”)

tertentu, seperti hati, ginjal, paru, darah, mata, telinga atau

sistem saraf, termasuk sistem reproduksi dan janin yang tengah

berkembang

5) Kepekaan : paparan dapat menimbulkan reaksi alergi dari kulit

atau sistem pernapasan (biasanya dimediasi oleh sistem

kekebalan).

b. Sumber Bahaya Fisik

Bahan kimia dapat menghadirkan sumber bahaya fisik

disamping sumber bahaya bagi kesehatan. Yang sifatnya lebih umum

mencakup: kemampuan menyala, kapasitas oksidasi, reaktivitas

terhadap air, gas dan cairan bertekanan atau termampatkan, dan

ketidak-kompatibelan dan kemungkinan reaktivitas dengan bahan

kimia lain. Apabila terdapat kemungkinan sumber bahaya ini, maka

kesadaran sangat penting agar bahan kimia yang relevan dapat

disimpan dan digunakan dengan benar.

Kemampuan menyala (atau kemampuan terbakar) adalah

sumber bahaya fisik yang paling umum yang terkait dengan bahan

kimia di pabrik. Pemahaman atas titik nyala, yaitu karakteristik unik

dari cairan yang dapat menyala, dan perbedaannya dari titik

penyalaan, yaitu karakteristik unik lain, sangat penting bagi

kesadaran akan resiko kemampuan menyala dari bahan kimia

Page 35: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dimana dapat dilihat pada Gambar 2. Titik nyala dan titik penyalaan

keduanya adalah temperatur dan keduanya terkait dengan

kemungkinan penyalaan. Pada temperatur titik nyala, terdapat uap

yang cukup di udara tepat di atas wadah terbuka cairan sehingga

pembakaran akan terjadi dengan adanya sumber penyalaan. Pada

temperatur titik penyalaan (jauh lebih tinggi dari titik nyala), panas

dari lingkungan setempat sudah cukup untuk menyalakan bahan.

Untuk praktisnya, cairan kimia dengan titik nyala lebih rendah dari

temperatur pabrik yang lazim (misalnya < 35°C) mengharuskan

penyimpanan dan penggunaannya mendapat perhatian seksama.

Gambar 4. Titik Penyalaan

Sumber : Adidas Group, 2010

Page 36: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

7. Jalur Pemaparan Bahan Kimia Terhadap Pekerja

Menurut Palupi (2000) Zat kimia dapat menyebabkan kerusakan

pada manusia dan makhluk hidup lainnya melalui berbagai jenis cara.

Akan tetapi, sebelum dapat dikatakan sebagai zat membahayakan, zat

kimia harus memiliki setidaknya satu jalur pemaparan terlebih dahulu.

Jika tidak kontak dengan suatau zat, bagaimanapun toksiknya zat kimia

itu tidak akan membahayakan. Jalur pemaparan ada berbagai jenis dan

tipe pemaparan itu sendiri dapat mempengaruhi toksisitas zat kimia. Ada

tiga jalur pokok pemaparan : penetrasi melalui kuilit (absorpsi

kulit/dermal), absorpsi melalui paru-paru (inhalasi), dan absorpsi melalui

saluran pencernaan (ingesti). Jalur pemaparan zat kimia berbahaya dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Tiga Jalur Pemaparan Utama

Sumber : Palupi, 2000

Page 37: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berbagai jalur yang dapat dilewati zat kimia berbahaya dijelaskan

dibawah ini :

a. Jalur Pemaparan Dermal

Kulit merupakan jalur pemaparan yang paling umum dari suatu

zat, namun kulit merupakan barier yang efektif terhadap berbagai

jenis zat bahan kimia. Jika bahan kimia tidak dapat menembus kulit,

toksisitasnya akan tergantung pada derajat absorpsi yang

berlangsung. Semakin besar absorpsinya, semakin besar

kemungkinan zat tersebut untuk mengeluarkan efek toksiknya. Zat

kimia lebih banyak diabsorpsi melalui kulit yang rusak atau tergores

dari pada melalui kulit yang utuh. Begitu menembus kulit, zat

tersebut akan memasuki aliran darah dan terbawa keseluruh bagian

tubuh. Kemampuan suatu zat utntuk menembus kulit bergantung

pada dapat atau larut tidaknya zat tersebut dalam lemak. Zat kimia

yang dapat larut dalam lemak, kemungkinannya untuk menembus

kulit lebih besar daripada zat yang dapat larut dalam air.

Iritasi kulit dan alergi kult merupakan kondisi yang paling lazim

ditemui akibat paparan terhadap kulit yang terjadi ditempat kerja.

Iritasi adalah suatu kondisi pada kulit yang muncul akibat kontak

berkepanjangan dengan zat kimia tertentu. Setelah beberapa waktu,

kulit akan mengering, terasa nyeri, mengalami pendarahan, dan

pecah-pecah. Kondisi ini diakibatkan oleh solven, asam, alkali

(basa), deterjen, dan coolant. Begitu kontak dengan zat kimia yang

Page 38: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menyebabkan kondisi tersebut dihentikan, kulit akan pulih seperti

sedia kala.

Dermatitis kontak alergik merupakan satu tipe tunda penyakit

kulit akibat sensitivitas yang tinggi terhadap suatu zat kimia. Zat

kimia dalam kadar yang rendah yang biasanya tidak menyebabkan

iritasi kulit, akan menimbulkan kerusakan pada kulit akibat

meningkatkan sensitivitas. Gejalanya antara lain ruam kulit,

bengkak, gatal-gatal, dan melepuh. Gejala tersebut biasanya akan

lenyap begitu kontak dengan zat kimia penyebab dihentikan.

Kontak zat kimia dengan mata dapat menyebabkan kerusakan

kulit mulai dari tipe ketidaknyamanan ringan dan sementara sampai

kerusakan permanen. Contoh substansi penyebab kerusakan pada

mata antara lain asam, alkali, dan solven.

Walaupun iritasi kulit umumnya terjadi setelah pemaparan

dermal terhadap suatu zat kimia, efek yang paling dikhawatirkan

adalah efek sistematik. Setelah terabsorpsi melalui kulit dan

memasuki sistematik, zat kimia dapat menjalar kemana saja di dalam

tubuh dan merusak organ serta sistem tubuh.

b. Jalur Pemaparan Inhalasi

Paru merupakan sumber pemaparan yang umum, tetapi tidak

seperti kulit, jaringan paru bukan merupakan barier yang sangat

protektif terhadap paparan zat kimia. Fungsi utama paru adalah

pertukaran antara oksigen dari udara ke dalam darah dengan karbon

Page 39: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dioksida dari darah keudara. Akibatnya, jaringan paru yang sangat

tipis memungkinkan aliran langsung bukan saja oksigen teapi

berbagai jenis zat kimia lain dalam darah. Selain kerusakan

sistemati, zat kimia yang berhasil melewati permukaan paru dan

mengganggu fungsi vitalnya sebagai pemasok oksigen.

Zat kimia dapat menjadi bawaan udara melalui dua cara baik

sebagai partikel yang sangat halus (misal debu) mauopn sebagai gas

atau uap.

Inhalasi zat kimia dapat berbentuk gas, uap, atau partikel dan

absorpsinya melalui paru-paru merupakan jalur pemaparan yang

paling penting. Berbagai jenis zat kimia dapat terawa melalui udara

di tempat kerja. Resiko kesehatan akibat pemaparan okupational

terhadap kontaminan bawaan udara seringkali lebuh tinggi ditempat

kerja yang kecil karena biasanya tidak dilengkapi dengan sistem

pengaturan nasional. Untk mengurangi resiko terhadap pemaparan

inhalasi, penting untuk memiliki ventilasi yang sangat baik dan

memakai respiator dengan tipe filter yang tepat.

c. Ingesti Sebagai Jalur Pemaparan

Ingesti merupakan jalur utama masuknya senyawa yang

terkandung dalam makanan dan minuman. Zat kimia yang tertelan

masuk kedalam tubuh melalui absorpsi di saluran gastrointestinal.

Jika tidak diabsorpsi, zat kimia itu tidak dapat menimbulkan

kerusakan sistematik. Absorpsi zat kimia sapat berlangsung

Page 40: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

sepanjang saluran pencernaan, dari mulut sampai rektum, tetapi

lokasi utama absorpsi adlah usus halus karena fungsi fisiologisnya

didalam mengabsorpsi zat gizi.

Gambar 6. Sistem gastrointestinal

Sumber : Palupi, 2000

Ingesti merupakan jalur utama masuknya senyawa yang

terkandung dalam makanan dan minuman, penejelasan mengenai

makanan dan minuman adalah sebagai berikut :

1) Makanan

Ingesti makanan yang terkontaminasi zat kimia berbahaya

berkadar tinggi memang dapat menimbulakn kerusakan yang

serius pada kesehatan manusia. Sebagai contoh adalah karena

memakan roti yang terbuat dari biji gandum yang sebelumnya

Page 41: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

disemprot dengan fungisida alkilmerkuri, metilmerkuri adalah

bentuk merkuri yang paling beracun yang terbukti dapat

menyebabkan efek yang serius pada sistem saraf, yang ada pada

beberapa kasus parah.

2) Air

Ribuan zat kimia organik berhasil diidentifikasi dalam air

minum diseluruh dunia, banyak diantaranya ditemukan dalam

konsentrasi yang rendah. Ada beberapa unsur kimia pokok

dalam air yang dapat menimbulkan masalah kesehatan akut,

kecuali terjadin pencemaran besar-besaran pada air. Air

biasanya tidak dapat diminum karena rasa, bau, dan tampilannya

tidak dapat diterima. Masalah yang berkaitan dengan unsur

kimia pokok dalam air minum muncul terutama dari

kemampuan unsur tersebut untuk menimbulkan efek yang

merugikan kesehatan setelah periode paparan yang panjang.

8. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun

Bahan kimia harus disimpan secara tepat, bilamana ingin dicegah

kemungkinan bahaya-bahayanya. Selain itu perlu dijamin agar bahan-

bahan berbahay tidak bereaksi dengan bahan-bahan lain yang disimpan

dan juga perlu dijaga agar bahan-bahan yang dapat menimbulkan bahaya

seperti bahan eksplosif, obat narkotika, dan lain-lain tidak ikut tersimpan

(Suma‟mur, 1996).

Page 42: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 7. Kemungkinan Dampak dan Resiko dari Penyimpanan B3

Sumber : Adidas Group, 2010

MSDS untuk tiap bahan kimia di pabrik harus mencakup informasi

dan instruksi dasar terkait dengan penyimpanan yang benar dari material

tersebut. Sebagai aturan umum, hanya pasokan bahan kimia satu hari

yang boleh ada dan tersedia untuk digunakan di lantai produksi. Jika

tidak, maka semua bahan kimia berbahaya harus disimpan di lokasi yang

telah ditetapkan yang terpisah dari daerah produksi, daerah kantor,

asrama, dapur, dst ( Adidas Group, 2010)

Page 43: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 8. Panduan Untuk Daerah Penyimpanan Bahan Kimia

Sumber : Adidas Group, 2010

Keterangan Gambar 8 :

A. Bangunan tahan-api

B. Sistem pendeteksian uap/asap

C. Lampu kedap-ledakan

D. Container : di‟ground‟/di‟bond‟, ditutup, diberi label

E. Penampung sekunder

F. Ventilasi yang dipaksa pada ruang penyimpan

G. Tidak ada floor drain

H. Material Safety Data Sheet (MSDS)

I. Pintu tahan-api yang dapat menutup sendiri

J. Alat pemadam kebakaran atau sistem tetap yang sesuai

K. Saklar lampu kedap-ledakan

L. Rambu peringatan

Page 44: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

M. Pancuran darurat dan fasilitas pencuci mata diperlukan untuk

penyimpanan bahan kimia yang dapat menyala dan diperlukan untuk

penyimpanan bahan kimia lain yang berbahaya.

Bahan kimia harus disimpan sedemikian rupa sehingga dampak yang

dapat terjadi pada pekerja dan lingkungan minimal. Untuk memastikan

hal ini, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut ( Adidas Group,

2010) :

a. Container, drum atau dispenser, apabila sedang tidak digunakan,

harus ditutup dengan tutup rapat-udara.

b. Seluruh container, drum atau dispenser memerlukan label yang

dapat dibaca dan tahan lama dengan kata-kata ditulis dalam bahasa

setempat yang sesuai dan dalam bahasa Inggris.

c. Penampung sekunder harus disediakan untuk mencegah terjadinya

kebocoran, tumpahan dan pembebasan lain ke tanah. Penampung

sekunder ini harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut:

1) Dibangun dari material tahan lama (misalnya: logam) dan tahan

terhadap cairan kimia yang tersimpan (kedap-korosi apabila

diperlukan).

2) Kapasitas volume penampung sekunder sekurang-kurangnya

harus 10% dari total volume bahan kimia yang disimpan di

dalamnya tetapi dalam hal apapun tidak boleh lebih kecil dari

volume container tunggal terbesar di dalam penampung

sekunder lihat Gambar 9.

Page 45: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 9. Panduan untuk Container Bahan Kimia

Sumber : Adidas Group, 2010

Perancangan ruang penyimpanan bahan kimia menurut Keputusan

Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 dapat digunakan sebagai panduan.

Dalam keputusan tersebut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,

antara lain:

a. Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok. Setiap blok

terdiri atas 2 (dua) x 2 (dua) kemasan, agar dapat dilakukan

pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan sehingga jika

terdapat kerusakan kecelakaan dapat segera ditangani.

b. Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan peruntukannya.

Lebar gang untuk lalu lintas manusia minimal 60 cm dan lebar gang

untuk lalu lintas kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan

kelayakan pengoperasiannya.

Page 46: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar 10. Pola Penyimpanan Kemasan Drum di Atas Palet

Sumber : Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995

c. Penumpukan kemasan bahan kimia harus mempertimbangkan

kestabilan tumpukan kemasan. Jika kemasan berupa drum logam (isi

200 liter), maka tumpukan maksimum adalah 3 (tiga) lapis dengan

tiap lapis dialasi palet (setiap palet mengalasi 4 drum).

d. Jika tumpukan lebih dari 3 (tiga) lapis atau kemasan terbuat dari

plastik, maka harus dipergunakan rak.

Page 47: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Gambar 11. Penyimpanan kemasan drum menggunakan rak

Sumber : Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995

e. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar

terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh

kurang dari 1 (satu) meter.

f. Kemasan-kemasan berisi bahan kimia yang tidak saling cocok harus

disimpan secara terpisah, tidak dalam satu blok, dan tidak dalam

bagian penyimpanan yang sama. Penempatan kemasan harus dengan

syarat bahwa tidak ada kemungkinan bagi bahan kimia tersebut jika

terguling/tumpah akan tercampur.

g. Tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan lebih dari 1

(satu) karakteristik bahan kimia, maka ruang penyimpanan :

1) Harus dirancang terdiri dari beberapa bagian penyimpanan,

dengan ketentuan bahwa setiap bagian penyimpanan hanya

diperuntukkan menyimpan satu karakteristik bahan kimia, atau

bahan kimia yang saling cocok.

Page 48: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2) Antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya harus dibuat

tanggul atau tembok pemisah untuk menghindarkan

tercampurnya atau masuknya tumpahan bahan kimia ke bagian

penyimpanan lainnya.

3) Setiap bagian penyimpanan masing-masing harus mempunyai

bak penampung tumpahan limbah dengan kapasitas memadai.

4) Sistem dan ukuran saluran yang ada harus dibuat sebanding

dengan kapasitas maksimum limbah bahan kimia yang

tersimpan sehingga cairan yang masuk ke dalamnya dapat

mengalir dengan lancar ke tempat penampungan yang telah

disediakan.

5) Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak

bergelombang, kuat dan tidak retak. Lantai bagian dalam dibuat

melandai turun kearah bak penampungan dengan kemiringan

maksimum 1%.

Adidas Group (2010) menjelaskan untuk meminimalkan

kemungkinan dampak dari bahan kimia yang bocor dan tumpah dan

kemungkinan akibat dari kebakaran di daerah penyimpanan bahan kimia,

maka bahan kimia yang tidak kompatibel perlu disimpan dengan

pemisahan yang memadai.

Page 49: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Gambar 12. Penyimpanan Bahan Kimia yang Kompatibel

Sumber : Adidas Group, 2010

Menurut Suma‟mur (1996) pemisahan bahan-bahan kimia tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Bahan-bahan yang Mudah Meledak

Tempat penyimpanan harus terletak jauh dari bangunan-

bangunan agar pengaruh peledakan sekecil mungkin. Penyimpanan

tidak boleh dilakukan didekat bangunan yang didalamnya terdapat

oli, gemuk, bensin, bahan-bahan sisa yang dapat terbakar, api

terbuka atau nyala api.

b. Bahan-bahan yang Mengoksidasi

Penyimpanan bahan-bahan yang mengoksidasi kuat tidak boleh

berada di dekat cairan yang mudah terbakar. Maka dari itu, untuk

keamanan lebik baik untuk menjauhkan bahan yang dapat menyala

Page 50: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

terhadap bahan-bahan yang mengoksidasi. Tempat penyimpanan

bahan yang dapat mengoksidasi harus sejuk, mendapat pertukaran

udara yang baik dan tahan api.

c. Bahan-bahan yang Dapat Terbakar

Bahan-bahan yang mudah menyala harus disimpan di tempat-

tempat yang cukup sejuk untuk mencegah nyala manakala uapnya

bercampur dengan udara. Bahan-bahan yang sangat mudah terbakar

harus disimpan terpisah dari bahan oksidator kuat atau dari bahan-

bahan yang dapat terbakar sendiri.

d. Bahan- bahan Beracun

Tempat penyimpanan harus sejuk dengan pertukaran udara yang

baik, tidak terkena sinar matahari langsung, dan jauh dari sumber

panas. Bahan-bahan yang dapat bereaksi satu dengan yang lainnya

harus disimpan secara terpisah.

e. Bahan-bahan Korosif

Bahan-bahan korosif harus dijaga suhunya dengan didinginkan

tetapi diatas titik bekunya. Daerah penyimpanan bahan-bahan

korosif harus terpisah dari bagian bangunan lainnya dengan dinding

dan lantai tak tembus dan disertai perlengkapan untuk penyaluran

tumpahan. Lantai harus tahan bahan korosif dan ventilasi harus baik.

Page 51: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

9. Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun

Menurut suma‟mur (1993) keamanan pengangkutan sehubungan

dengan bahan-bahan yang berbahaya adalah sangat penting, agar dicegah

bahaya bagi tenaga kerja, bahaya terhadap masyarakat dan kerusakan

harta kekayaan termasuk alat angkutan.

Bagi angkutan udara IATA mengeluarkan ketentuan-ketentuan

pengankutan yang bertalian dengan bahan-bahan berbahaya antara lain

larangan membawa bahan eksplosif dan bahan yang mudah terbakar.

Untuk angkutan laut, antara lain terdapat norma-norma Maritim

Internasional Bahan-bahan Berbahaya (International Maritime

Dangerous Goods Code)

Dalam kegiatan pengankutan bahan-bahan berbahaya, bahaya utama

adalah kebakaran dan peledakan. Pada angkutan kapal, berbagai faktor

harus diperhatikan yaitu pengaturan muatan secara keseluruhan,

pengaruh gerakan kapal dalam cuaca buruk, dan pengaruh perubahan

suhu dan kelembapan terhadap keselamatan bahan yang diangkut.

Beberapa bahan hanya boleh dilempatkan diatas dek, sedangkan lainnya

dibawah dek dan jauh dari tempat-tempat orang atau bahan makanan.

Kapal tangki minyak harus memiliki perlengkapan listrik yang bebas dari

kemungkinan nyala api. Ketentuan-ketentuan yang bertalian dengan

pengangkutan bahan-bahan yang berbahaya melalui laut, sunagi, terusan

harus lebih ketat. Demikian juga peraturan pengangkutan bahan

berbahaya lewat udara sangat ketat. Bahan radioaktif diangkut dalam

Page 52: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

suatu kompartemen kecil diujung sayap dan dimasukkan dalam tempat

yang memberi perlindungan secara baik.

Pada angkutan kereta api, terdapat pembatasan mengenai jumlah

maksimum yang boleh disimpan dalam sesuatu wadah. Pada angkutan

mobil, pengemudi harus sepenuhnya mengenal bahaya-bahaya dan

pencegahan serta tindakan bila terjadi kebocoran, kebakaran atau

kecelakaan lalu lintas.

10. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Menentukan Pengendalian

Risiko

Identifikasi faktor bahaya, penilaian dan pengendalian risiko pada

proses produksi harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana

untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu,

harus ditetapkan dan dipelihara prosedurnya. Sumber bahaya yang

teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang

merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit

akibat kerja. Rincian langkah umum yang biasanya dilaksanakan dalam

melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan menentukan

pengendaliannya meliputi :

a. Menentukan personil penilai

Penilai risiko dapat berasal dari intern perusahaan atau dibantu

oleh petugas lain diluar perusahaan yang berkompeten baik dalam

pengetahuan, kewenangan maupun kemampuan lainnya yang

Page 53: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

berkaitan. Tergantung dari kebutuhan, pada tempat kerja yang luas,

personil dapat berupa suatu tim yang terdiri dari beberapa orang.

b. Menentukan obyek/bagian yang akan dinilai Obyek atau bagian yang

akan dinilai dapat dibedakan menurut bagian/departemen, jenis

pekerjaan, proses produksi dan sebagainya.

c. Kunjungan/Inspeksi tempat kerja

Kegiatan ini dapat dimulai melalui suatu “walk through survey

Inspection” yang bersifat umum sampai kepada inspeksi yang lebih

detail. Dalam kegiatan ini prinsip utamanya adalah melihat,

mendengar dan mencatat semua keadaan di tempat kerja baik

mengenai bagian kegiatan, proses, bahan, jumlah pekerja, kondisi

lingkungan, cara kerja, teknologi pengendalian, alat pelindung diri

dan hal lain yang terkait.

Berdasarkan penjelasan tersebut pelaksanaan identifikasi bahaya,

penilaian risiko dan menentukan pengendaliannya dapat berupa :

a. Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya adalah upaya sitematis untuk mengetahui

potensi bahaya yang ada dilingkungan kerja. Dengan mengetahui

sifat dan karakteristik bahaya, kita dapat lebih berhati-hati dan

waspada dalam melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak

terjadi kecelakaan, namun tidak semua bahaya dapat dikenali dengan

mudah. (Ramli, 2009). Dalam arti lain indentifikasi bahaya adalah

Page 54: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

proses untuk mengenali hazard yang ada dan menetapkan

karakteristiknya. (OHSAS 18001 tahun 2007).

Prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko sebaiknya

mempertimbangkan :

1) Aktivitas rutin dan non rutin.

2) Aktivitas semua individu yang memiliki akses ke tempat kerja.

3) Perilaku, kemampuan dan faktor manusia.

4) Identifikasi semua bahaya yang berasal dari luar tempat kerja

yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja bagi

tenaga kerja.

5) Bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas pekerjaan.

6) Tersedianya infrastruktur, peralatan dan material oleh

perusahaan.

7) Perubahan atau rencana perubahan baik kegiatan maupun

materialnya.

8) Perubahan pada system manajemen K3 yang bedampak terhadap

operasi, aktivitas maupun prosesnya.

Tujuan persyaratan ini untuk memastikan identifikasi bahaya

secara komperhensif dan rinci agar semua peluang bahaya dapat

diidentifikasi dan dapat dilakukan tindakan pengendalian.

Pelaksanaan identifikasi bahaya dapat dilakukan dengan metode dan

aspek dalam melaksanakan di perusahaan. Beberapa teknik

identifikasi bahaya menurut dapat diklasifikasikan menjadi :

Page 55: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

1) Teknik pasif

Bahaya dapat dikenal dengan mudah jika kita

mengalaminya sendiri secara langsung. Misalnya, sesesorang

akan tahu bahaya lobang dijalan setelah tersandung atau

terperosok. Cara ini sangat primitif dan terlambat karena

kecelakaan terjadi baru kita menyadari dan mengambil langkah

pencegahan dan metode ini sangat rawan, karena tidak semua

bahaya dapat menunjukkan eksistensinya sehingga dapat dilihat

dengan mudah.

2) Teknik Semi Proaktif

Teknik ini juga disebut belajar dari pengalaman orang lain

karena kita tak perlu mengalaminya sendiri. Namun teknik ini

tidak efektif karena tidak semua bahaya yang diketahui atau

pernah menimbulkan dampak kejadian kecalakaan, tidak semua

kejadian kecelakaan yang dilaporkan dan diinformasikan kepada

pihak lain untuk dijadikan pelajaran, kecelakaan telah terjadi

dan tetap menimbulkan kerugian, walaupun menimpa pihak lain.

3) Teknik Pro Aktif

Metode terbaik untuk mengidentifikasikan bahaya adalah

cara proaktif, atau mencari bahaya sebelum sebelum bahaya

tersebut menimbulkan kecelakaan yang merugikan. Tindakan

proaktif tersebut memiliki kelebihan:

Page 56: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

a) Bersifat preventif karena bahaya dikendalikan sebelum

menimbulkan kecelakaan atau cedera

b) Bersifat peningkatan berkelanjutan (continual improvement)

karena dengan mengenal bahaya dapat dilakukan upaya

pencegahan.

c) Meningkatkan “Awareness” semua pekerja setelah

mengenal bahaya yang ada disekitarnya.

d) Mencegah pemborosan yang tidak diinginkan karena

bahaya menimbulkan kerugian.

Terdapat beberapa teknik identifikasi bahaya yang bersifat

proaktif yang antara lain data kejadian, daftar periksa,

Brainstorming, What If Analisys, Hazops (Hazard and

Operability Study), analisa moda kegagalan dan efek (Failure

Mode and Effect Analisys), task Analisys, Even Tree Analisys,

analisa pohon kegagalan (Fault Tree Analisys) serta analisa

keselamatan kerja (Job Safety Analisys). (Ramli, 2009)

b. Penilaian Risiko

Menurut Ramli (2009) risiko adalah manifestasi atau

perwujudan potensi bahaya (hazard event) yang mengakibatkan

kemungkinan kerugian menjadi lebih besar, tergantung dari cara

pengelolaannya, tingkat risiko mungkin berbeda dari yang paling

ringan atau rendah sampai ke tahap yang paling berat atau tinggi.

Sedangkan penilaian risiko adalah proses evaluasi risiko-risiko yang

Page 57: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

diakibatkan adanya bahaya-bahaya, dengan memperhatikan

kecukupan pengendalian yang dimiliki dan menentukan apakah

risiko dapat diterima atau tidak (OHSAS 18001).

Penilaian risiko (Risk Assessment) mencakup dua tahap proses

yaitu mengalisa risiko (risk analysis) dan mengevaluasi risiko (risk

evaluation), dimana kedua tahapan ini sangat penting karena akan

menentukan langkah dan strategi pengendalian risiko.

1) Analisis Risiko

Analisis risiko adalah menentukan besarnya suatu risiko

yang merupakan kombinasi antara kemungkinan terjadinya

bahaya (likelyhood) dan tingkat keparahan (saverity). Banyak

teknik yang dapat digunakan untuk melakukan analisis risiko

baik kualitatif, semi maupun kuantitatif. Ada beberapa

pertimbangan dalam pemilihan teknik alalisis risiko yang tepat

antara lain memeperhatikan kondisi, fasilitas dan jenis bahaya

yang ada, dapat membantu dalam penentuan pengendalian risiko

serta dapat membedakan tingkat bahaya secara jelas agar

memudahkan dalam menentukan prioritas langkah

pengendaliannya. Metode analisis risiko antara lain adalah:

a) Menghitung peluang insiden (probability) atau Likelyhood

Dalam menentukan peluang insiden yang terjadi

ditempat kerja kita dapat menggunakan skala

berberdasarkan tingkat potensinya.

Page 58: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 2. Nilai Kemungkinan (Likelyhood)

Tingkat Kriteria Penjelasan

4 Mungkin terjadi Umum atau sering terjadi

3 Sedang Pernah terjadi kejadian

2 Kecil

kemungkinannya

Kejadian bisa terjadi atau

terdengar pernah terjadi

1 Jarang sekali Tidak mungkin terjadi

Sumber : PT. Eastern Logistics, 2007

b) Menghitung tingkat keparahan (saverity)

Tabel 3. Nilai Keparahan (Saverity)

Dampak

Keselamatan

Dampak

Kesehatan

Dampak

Lingkungan

Dampak

Keuangan

1 Cidera ringan Perlu

pertolongan

P3K, kasus

rawat jalan

Berdampak

kelingkungan

unit kerja

< 10 juta

2 Berdampak

pada

performa

kerja,

pembatasan

kerja

Memerlukan

perawatan

intensif di

rumah sakit

Berdampak

pencemaran

lingkungan

perusahaan

100 juta

atau lebih

3 Cacat

permanen dan

pengaruh

performa

kerja dalam

waktu yang

lama

Mengancam

jiwa

menimbulakn

kecacatan

atau penyakit

kronis

Berdampak

pencemaran

lingkungan

perusahaan

dan

masyarakat

disekitar

pabrik

100 juta –

1 milyar

4 Menyebabkan

kematian dan

kematian

banyak orang

kematian Berdampak

lingkunagn

sangat besar

dan

masyarakat

luas jauh dari

kawasan

pabrik

> 1 milyar

Sumber : PT. Eastern Logistics, 2007

Page 59: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

c) Mengkombinasikan perhitungan peluang dan konsekuensi

untuk menentukan tingkat risiko. Tingkatan risiko

ditentukan oleh hubungan antara nilai hasil identifikasi

peluang bahaya dan konsekuensi. Hubungan ini dapat kita

gambarkan dalam matriks sebagai berikut :

Gambar 13. Rasio Perhitungan Peluang Dan Konsekuens

Sumber : PT Eastern logistics 2012

Keterangan :

H : High (tinggi)

M : Medium (sedang)

L : Low (rendah)

d) Prioritas resiko

Setelah dilakukan penilaian tingkat resik, selanjutnya

harus dibuat skala prioritas resiko untuk setiap potensi

bahaya yang diidentifikasi dalam upaya menyusun rencana

pengendalian resiko. Potensi bahaya (hazard) dengan

tingkat resiko „urgent‟ harus menjadi prioritas utama,

diikuti tingkat resiko „hight‟, „medium‟, dan terakir tingkat

resiko „low‟. Sedangkan tingkat resiko „none‟ untuk

Page 60: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

sementara dapat diabaikan dari rencana pengendalian

resiko, namun tidak menutup kemungkinan untuk tetap

menjadi prioritas terakir.

Berdasarkan matrik rangking tersebut kita dapat

mengidentifikasi atau menentukan tindakan yang akan kita

lakukan terhadap setiap risiko. Ketentuan tindak lanjutnya untuk

penanganan risiko tersebut adalah sebagai berikut :

a) Risiko Rendah

Pengendalian tambahan tidak diperlukan. Hal yang

perlu diperhatikan adalah jalan keluar yang lebih

menghemat biaya atau peningkatan yang tidak memerlukan

biaya tambahan besar. Pemantauan diperlukan untuk

memastikan bahwa pengendalian dipelihara dan diterapkan

dengan baik dan benar, langkah pencegahan dengan kontrol

administrasi, dan alat pelindung diri.

b) Risiko Sedang

Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi biaya

pencegahan yang diperlukan perlu diperhitungkan dengan

teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan risiko perlu

diterapkan dengan jangka waktu yang ditentukan, langkah

Page 61: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

pencegahan dengan substitusi, kontrol administrasi,

rekayasa enginering dan alat pelindung diri.

c) Risiko tinggi

Pekerjaan tidak dilaksanakan sampai risiko telah

direduksi. Perlu dipertimbangkan sumber daya yang akan

dialokasikan untuk mereduksi risiko. Apabila risiko ada

dalam pelaksanaan pekerjaan yang masih berlangsung,

maka tindakan segera dilakukan, langkah pencegahan

dengan eliminasi, substitusi, kontrol administrasi, rekayasa

enginering dan alat pelindung diri.

Setelah kriteria risiko dapat diterima ditetapkan, maka akan

dibandingkan dengan hasil penilaian risiko yang telah

ditentukan. Apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak oleh

perusahaan. Apabila risiko tersebut masih berada pada tingkat

yang dapat diterima, harus ada tindakan pengendalian.

2) Evaluasi Risiko

Evaluasi risiko digunakan untuk menilai apakah risiko

tersebut dapat diterima atau tidak, dengan membandingkan

terhadap standar yang berlaku, atau kemampuan perusahaan

untuk menghadapi risiko. Memprediksi tingkat risiko melalui

evaluasi yang akurat merupakan langkah yang sangat

menentukan dalam rangkaian penilaian risiko. Kualifikasi dan

Page 62: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kuantifikasi risiko dikembangkan dalam proses tersebut.

Konsultasi dan nasehat dari para ahli seringkali dibutuhkan pada

tahap analisis dan evaluasi risiko.

Risiko memang harus ditekan, namun memiliki

keterbatasan seperti faktor biaya, teknologi, kepraktisan,

kebiasaan, dan kemampuan dalam menjalankannya dengan

konsisten. Kita dapat menekan risiko sampai ketingkat paling

rendah dengan menggunakan teknologi yang canggih dengan

sistem pengamanan yang mutakhir, namun memerlukan biaya

yang sangat tinggi sehingga tidak dapat diterima oleh

manajemen perusahaan. Perlunya kajian mendalam dari

beberapa aspek untuk menentukan batas risiko yang dapat

diterima As Low As Reasonably Practicably (ALARP) tidak

mudah, aspek teknis, sosial, moral, lingkungan, atau tingkat

ekonomi perusahaan membutuhkan analisa keuangan (cost

benefit analisys) dan berbeda pada setiap perusahaan. Oleh

karena itu tingkat ALARP yang ditetapkan harus baik untuk K3

dan baik pula untuk bisnis sehingga kelangsungan usaha dapat

terus berjalan.

c. Tindakan Pengendalian Risiko

Organisasi harus memastikan bahwa penilaian risiko

dipertimbangkan dalam menentukan pengendaliannya. Pengendalian

merupakan metode untuk menurunkan tingkat faktor bahaya dan

Page 63: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

potensi bahaya sehingga tidak membahayakan. Cara pengendalian

yang dapat dilakukan antara lain :

1) Pengendalian langsung pada sumber bahaya, misalnya :

a) Eliminasi, upaya menghilangkan bahaya yang ada secara

langsung.

b) Subsitusi, mengganti bahan yang memiliki potensi risiko

tinggi dengan bahan yang potensi risikonya rendah.

c) Isolasi, pemisahan bahaya dari manusia agar tidak terjadi

kontak langsung.

2) Pengendalian pada lingkungan

Pengendalian terhadap lingkungan yang dapat dilakukan

dengan :

a) Lay out (tata ruang) dan housekeeping

b) Ventilasi keluar setempat.

c) Ventilasi umum untuk memasukkan udara segar dari luar

d) Mengatur antara jarak sumber bahaya dengan tenaga kerja

3) Pengendalian pada tenaga kerja

a) Rotasi tenaga kerja

b) Peningkatan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja

(K3) dikalangan karyawan.

c) Penggunaan APD yang baik dan benar sehingga dapat

memberi perlindungan terakhir kepada pekerja dari bahaya

yang dihadapi di tempat kerja, berat alat pelindung diri

Page 64: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

seringan mungkin, dipakai secara fleksibel, tahan lama,

bentuk menarik, memenuhi standar, tidak menimbulkan

bahaya tambahan karena salah penggunaan, tidak

membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakai, mudah

disimpan, harus sesuai dengan standar yang ditetapkan.

4) Pemberian pelatihan kepada karyawan yang sudah disesuaikan

dari semua potensi bahaya yang ada di perusahaan, pemberian

pelatihan tersebut harus dilakukan sesuai kebutuhan karyawan.

5) Referency of Document diperlukan agar ada petunjuk praktis

bagi karyawan sebelum melakukan pekerjaan, biasanya dalam

bentuk Standar operasional Prosedur perusahaan. Setelah

dilakukan pengendalian risiko, kita dapat melihat sisa risiko

(risk residu) dari hasil pengendalian bahaya tersebut, sehingga

penilai terhadap efektifitas pengendalian bahaya dapat diketahui

dan melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan agar risiko

yang masih besar dapat dikendalikan menjadi bisa ditoleransi.

d. Implementasi/Penerapan

Langkah untuk implementasi hasil pelaksanaan Hazard

Identification Risk Assessment and Determining Control

(HIRADC) selanjutnya dilakukan pelaksanaan dan

penerapannya antara lain :

Page 65: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Setelah menentukan kontrol yang sesuai, kepala departemen

menetapkan pelaksanaan dalam setiap aktivitas harian di

dalam tim.

2) Selama proses kegiatan, masing-masing departemen harus

menetapkan tujuan, sasaran, program untuk mengurangi

tingkat risiko yang akan ditinjau 6 bulan sekali.

3) Kemajuan pencapaian tujuan, sasaran, dan program harus

dipantau secara berkala dan ditulis dalam formulir

manajemen HSE.

4) Setiap karyawan harus menerapkan kontrol yang telah

ditentukan di setiap area kerjanya.

5) Apabila kontrol tidak dapat diaplikasikan, karyawan dapat

berpatisipasi untuk memberikan kontrol dengan

menyarankan ke supervisor atau manajer.

6) Seluruh karyawan harus melaksanakan pemantauan dan

pengukuran dari kontrol yang ada.

7) Setiap manajer maupun manajer HSE harus meninjau

kontrol tersebut setiap 6 bulan sekali untuk

mengakomodasi saran dari karyawan terhadap kontrol

yang ada.

e. Review

Setelah dilakukan penerapan pengendalian tersebut, tindakan

tinjauan kembali atau review dilakukan menunjuk tim khusus yang

Page 66: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

akan meninjau dan menilai apakah risiko tersebut sudah berkurang

sampai tingkat yang bisa diterima oleh karyawan. Pelaksanaan

review tersebut dilakukan dengan jangka waktu 6 bulan sekali

dengan melihat apakah ada kegiatan baru yang ada di perusahaan,

desain tempat kerja yang berubah maupun perubahan sistem kerja

serta terjadi kecelakaan yang serius. Untuk semua dokumen

HIRADC harus disimpan oleh safety officer atau supervisor yang

telah diketahui oleh departemen QHSE.

Page 67: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 14. Kerangka Pemikiran

Sumber : Hasil pendataan tahun 2012

kemungkinan

bahaya

Keparahan

bahaya

Upaya pengendalian

Aman

Perbaikan analisis

Kurang aman

Tempat kerja

B3

Pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia

Sumber-sumber bahaya

Identifikasi bahaya Tidak ada identifikasi

Bahaya fisik bahaya kesehatan Kecelakaan kerja

Analisis bahaya

Page 68: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian

deskriptif, yaitu metode penelitian tersebut bersifat memberikan gambaran

tentang Task Based Risk Assisment bahan chemical di PT Eastern logistics

Lamongan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Eastern Logistics yang terletak di Jalan

raya Daendels 64 – 65 km Tanjung Pakis, Desa Kemantren, Kecamatan

paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah penerapan OHSAS

18001:2007 terutama klausul 4.3.1 Klausul 4.3.1 Hazard Identification Risk

Assessment and Determining Control di area warehouse chemical PT Eastern

Logistics. Sikap kerja individu adalah perilaku atau tidkana yang dilakukan

oleh pekerja pada waktu melaksanakan pekerjaan. Keadaan adalah kondisi

lingkungan kerja dari setiap aktivitas dan gejala adalah suatu hal yang

potensial dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan bagi karyawan.

Page 69: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

D. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data ini diperoleh dari observasi tempat kerja, inspeksi,

wawancara dan diskusi dengan karyawan PT Eastern Logistics yang

berkaitan dengan kegiatan program magang.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data ini diperoleh dari data administrasi departemen HSE,

HSE manual, dari Phortall, buku literatur dan standar peraturan-

peraturan yang digunakan berkaitan dengan kegiatan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan data-data sebagai

berikut :

1. Data Primer

a. Observasi dan Penilaian

Untuk dapat menganalisis obyek penelitian maka penulis perlu

mengadakan observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan

langsung pada pekerja pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia

di PT. Eastern Logistics

b. Wawancara

Wawancara yaitu melakukan wawancara dan diskusi dengan

pihak-pihak yang terkait pada pekerjaan pengangkutan dan

penyimpanan bahan kimia di PT Eastern Logistics.

Page 70: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2. Data sekunder

Untuk melengkapi data yang dipergunakan dalam penelitian, maka

penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dengan membaca

beberapa reverensi yang berkaitan dengan laporan ini yang berasal dari

perusahaan.

F. Pelaksanaan

Kegiatan praktek kerja lapangan dilaksanakan dari hari pertama hari senin

tanggal 01 Februari sampai 30 April 2012. Pada tahap pelaksanaan meliputi :

1. Menjelaskan latar belakang, permasalahan serta isu terbaru tentang K3

yang ada di perusahaan tempat diadakannya Penelitian.

2. Mengobservasi secara umum kondisi K3 perusahaan.

3. Mengobservasi berdasarkan wawancara dan diskusi.

4. Pengamatan secara langsung terhadap kondisi lingkungan perusahaan.

5. Melaksanakan program dan kegiatan yang dilakukan Departemen QHSE

sesuai rekomendasi dari pembimbing perusahaan.

6. Pencarian data pelengkap melalui arsip-arsip atau dokumen perusahaan

dan buku-buku referensi yang ada di Departemen QHSE sesuai

rekomendasi dari pembimbing perusahaan.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh penulis kemudian dianalisa untuk mengetahui dan

menentukan potensi bahaya atau penyebab kecelakaan beserta sumbernya

Page 71: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

dengan menggunakan tabel matrik, kemudian ditinjau upaya pengendalian

terhadap potensi bahaya yang telah teridentifikasi disesuaikan dengan hirarki

pengendalian sesuai dengan standar perusahaan dan OHSAS 18001 : 2007.

Page 72: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Area Kerja

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di lapangan tentang

Implementasi Task Based Risk Assessment pada area warehouse

chemical di PT. Eastern Logistics.

Warehouse adalah sebuah bagian dari departemen Operation di PT.

Eastern Logistics yang di dalamnya terdapat banyak kegiatan/aktivitas

yang banyak mengandung faktor dan potensi bahaya ataupun keadaan

nearmiss yang kadang kurang di sadari oleh para tenaga kerja.

Warehouse di sewakan kepada klien untuk menyimpan barang-barang

keperluan mereka terutama barang-barang yang menunjang proses

pengeboran migas mulai dari bahan kimia maupun bahan non kimia,

untuk bahan-bahan kimia dalam pengangkutan dan penyimpanannya di

Warehouse chemical harus sesuai dengan MSDSnya.

2. Identifikasi Bahaya

Proses identifikasi bahaya yang dilakukan penulis selama

melaksanakan program magang di PT Eastern Logistics yaitu dengan

melakukan pengamatan, penilaian, dan diskusi untuk menganalisa

potensi bahaya dan faktor bahaya pada pekerjaan pengangkutan dan

Page 73: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

penyimpanan bahan kimia di warehouse chemical PT Eastern Logistics,

antara lain:

a. Identifikasi Bahaya Bongkar / Muat Tanki Nitrogen (iso tank)

1) Anggota tubuh bersentuhan dengan nitrogen.

2) Jatuh dari atas tanki nitrogen (iso tank)

3) Menggunakan tenaga berlebih

4) Salah cara angkat manual

5) Tanki nitrogen meledak

6) Penurunan kadar oksigen di tempat kerja.

b. Identifikasi Membuka dan Memasang Lashing

1) Jatuh dari kendaraan

2) Terpeleset, tersandung dan jatuh jalan di dek / bak truk.

3) Menggunakan tenaga berlebih

4) Terbentur oleh alat bantu lashing

5) Alat lashing terputus

6) Terjepit diantara barang yang dilashing

7) Muatan bahan kimia atau sampah tumpah.

c. Bongkar / Muat Bejana Bertekanan (gas asitilen)

1) Kebocoran gas asitilen di tempat pengangkatan

2) Kebocoran gas asitilen kontak dengan oksigen cair.

3) Menggunakan tenaga berlebih.

4) Salah cara angkat

5) Terbentur pipa ketika di rolling

Page 74: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

6) Tangan dan kaki terjepit ketika mengatur pipa

7) Menggunakan tenaga berlebih

d. Bongkar / Muat Bejana Bertekanan (gas oksigen)

1) Kebocoran gas oksigen di tempat pengangkatan

2) Kebocoran gas oksigen kontak dengan oksigen cair.

3) Menggunakan tenaga berlebih.

4) Salah cara angkat

5) Terbentur pipa ketika di rolling

6) Tangan dan kaki terjepit ketika mengatur pipa

7) Menggunakan tenaga berlebih

e. Bongkar Muat Barite

1) Barite kontak dengan tubuh

2) Memforsir tenaga berlebih

3) Salah cara angkat manual

4) Jumbo bag jatuh saat diangkat

5) Barite bocor di tempat kerja

f. Bongkar / Muat Bentonaite

1) Bentonaite kontak dengan tubuh

2) Memforsir tenaga berlebih

3) Salah cara angkat manual

4) bentonaite jatuh saat diangkat

5) jumbo bag bentonaite bocor di tempat kerja

Page 75: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

g. Bongkar Muat KCl

1) KCl kontak dengan tubuh

2) Memforsir tenaga berlebih

3) Salah cara angkat manual

4) KCl jatuh saat diangkat

5) jumbo bag KCl bocor di tempat kerja

h. Memasang Dan Membuka Lashing KCl

1) Jatuh dari kendaraan

2) Terpeleset, tersandung dan jatuh jalan di dek / bak truk.

3) Menggunakan tenaga berlebih

4) Terbentur oleh alat bantu lashing

5) Alat lashing terputus

6) Terjepit diantara barang yang dilashing

7) Muatan bahan kimia atau sampah tumpah.

i. Bongkar Muat Gas Hydrogen

1) Kebocoran gas hydrogen

2) Menggunakan tenaga berlebih

3) Tangan dan kaki terjepit saat mengatur pipa

4) Salah cara angkat

5) Jari atau tangan terpukul alat bantu

6) Terbentur pipa saat dirolling

j. Bongkar muat gas helium

1) Kebocoran gas helium

Page 76: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

2) Menggunakan tenaga berlebih

3) Tangan dan kaki terjepit saat mengatur pipa

4) Salah cara angkat

5) Jari atau tangan terpukul alat bantu

6) Terbentur pipa saat dirolling

k. Bongkar Muat Gas Karbon Dioksida

1) Kebocoran gas karbon dioksida

2) Menggunakan tenaga berlebih

3) Tangan dan kaki terjepit saat mengatur pipa

4) Salah cara angkat

5) Jari atau tangan terpukul alat bantu

6) Terbentur pipa saat dirolling

l. Strapping drum methanol :

1) Tangan / jari terjepit alat strapping

2) Menggunakan tenaga berlebih

3) Tali strapping putus

4) Bahan kimia bersentuhan langsung dengan tubuh

5) Tangan / kaki terjepit diantara drum

m. Menata drum di atas palet :

1) Tangan / kaki terjepit diantara drum

2) Bahan kimia bersetuhan langsung dengan anggota tubuh

3) Menggunakan tenaga terlebih

4) Palet patah saat drum ditata

Page 77: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

5) Salah cara angkat manual

n. Strapping tabung oksigen :

1) Tangan / jari terjepit alat strapping

2) Tangan / kaki terjepit diantara tabung

3) Tabung jatuh dan menggelinding saat akan distrapping

4) Tabung mengalami kebocoran

5) Menggunakan tenaga berlebih

6) Salah cara angkat manual

o. Bongkar / muat totetank

1) Operator crane tidak kompeten

2) Operator crane bekerja sambil merokok

3) Operator crane bekerja sambil mengoperasikan Handphone

4) Tangan terjepit saat memasang sling dihook crane

5) Sling terputus saat dilakukan pengangkatan

6) Totetank tumpah atau bocor saat diangkat

7) Memakai tenaga berlebih

8) Bahan kimia kontak langsung dengan anggota tubuh

3. Penilaian risiko (risk Assessment)

Risiko merupakan kombinasi dari probability (kemungkinan) dan

saverity (keparahan) dari suatu kejadian membahayakan yang terjadi,

sehingga untuk mempermudah dalam menganalisa, penulis sajikan

penilaian risiko tersebut dalam bentuk matrik analisa risiko berdasarkan

Page 78: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

kegiatan pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia yang ada di area

PT. Eastern Logistics.

4. Pengendalian Resiko

Setelah dilakukan pengamatan dan identifikasi serta penilaian

potensi bahaya maka potensi bahaya yang ada harus segera dikendalikan,

hal ini bertujuan untuk menurunkan tingkat risiko yang mungkin timbul

sehingga tidak membahayakan bagi tenaga kerja maupun karayawan.

Pengendalian yang dilakukan di area warehouse PT. Eastern Logistics

antara lain pengendalian rekayasa teknik, isolasi, pengendalian

administrasi dan penggunaan alat pelindung diri (APD). Langkah-

langkah pengendaliannya antar lain :

a. Rekayasa teknik

1) Desain peralatan agar aman bekerja (trolly, hand pallet )

2) Penggunaan alat bantu yang aman.

3) Pemasangan safety sign di semua area.

4) Lashing peralatan dengan aman

5) Barikade tempat kerja dengan tingkat bahaya besar.

6) Preventive maintenance pada peralatan yang kritis.

7) Pemasangan peralatan proteksi dari bahaya (Fire extinguiser,

eyewash, body shower).

b. Pengendalian Secara Administratif

Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu

sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang

terpapar potensi bahaya, metode pengendalian ini sangat tergantung

Page 79: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dari perilaku pekerjanya dan memerlukan pengawasan yang teratur

unuk dipatuhinya pengendalian administrasi ini. Contoh

pengendalian secara administrasi ini adalah :

1) Mengadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

2) Membuat prosedur atau instruksi kerja.

3) Membuat sign tanda bahaya.

4) Penerapan house keeping tempat kerja dengan baik.

5) Melakukan pengawasan pekerjaan dan konsentrasi dalam

bekerja.

c. Pemberian pelatihan (training) dan penjelasan tentang proses

pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia yang benar dan sesuai

standart yang berlaku. Serta penerapannya akan dipantau oleh QHSE

department .

d. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri secara umum merupakan sarana pengendali

yang digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara apabila

sistem pengendali yang lebih permanen belum dapat terapkan. APD

merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem pengenda resiko di

tempat kerja. Alat pelindung diri yang disediakan perusahaan antara

lain :

1) Pelindung kepala : safety helmet

2) Pelindung mata : goggle (kacamata) untuk pekerjaan debu.

3) Pelindung telinga : ear muff, ear plug.

Page 80: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

4) Pelindung pernafasan : masker dan respirator.

5) Pelindung tangan : gloves (sarung tangan) untuk potensi bahaya

panas, mekanik, electric, kimia.

6) Pelindung untuk pekerjaan di ketinggian : safety belt, safety

hardness dan personal basket

7) Pelindung kaki : safety shoes untuk semua pekerjaan.

8) Alat pelindung badan appron dan coverall.

Setelah dilakukan pengamatan pada area warehouse chemical didapatkan

hasil identfikasi bahaya yang kemudian dari identifikasi tersebut dilakukan

penilaian resiko dan pengendaliannya, hasil identifikasi bahaya, penilaian

risiko dan pengendalian risiko dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 81: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4 .Identifikasi Bahaya, penilaian resiko dan pengendalian Bongkar / Muat Tanki Nitrogen (iso tank)

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Anggota tubuh

bersentuhan

dengan nitrogen

2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: memakai sarung tangan

1 2 2 Low

Jatuh dari atas

tanki nitrogen 2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pemasangan pengaman pada sisi tanki

Administration: penerapan prosedur bekerja di ketinggian

PPE: menggunakan body harness

1 2 2 Low

Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : mengunakan alat bantu yang sesuai

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE:-

1 2 2 Low

Salah cara

angkat manual 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : mengunakan alat bantu yang sesuai

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE: -

1 2 2 Low

Bersambung

Page 82: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Sambungan Tanki nitrogen

meledak 4 2 8 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : menyiapkan APAR di area yang mudah

dijangkau

Administration:-

PPE:PPE Mandatory

2 2 4 low

Penurunan

kadar oksigen di

tempat kerja

3 2 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: larangan bekerja melebihi batas waktu yang

ditentukan PPE: menggunakan masker

1 3 3 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 5. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian Membuka dan memasang lashing

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Jatuh dari

kendaraan 2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: melakukan tool box meeting sebelum bekerja

PPE: PPE Mandatory

1 3 3 low

Terpeleset,

tersandung dan

jatuh jalan di

dek / bak truk

2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memasang penyangga pada sisi truk

Administration: penerapan prosedur bekerja di ketinggian

PPE:memakai body harness

1 1 2 low

Bersambung

Page 83: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Sambungan Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE: PPE Mandatory

1 2 2 low

Terbentur alat

bantu lashing 2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: melakukan tool box meeting sebelum bekerja

PPE:menggunakan sarung tangan

1 2 2 low

Alat lashing

terputus

2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : - Administration: pengecekan alat sebelum dipergunakan

PPE:PPE Mandatory

1 2 2 low

Terjepit diantara

barang yang di

lashing

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan anggota tubuh dengan

benar saat bekerja

Administration: melakukan tool box meeting sebelum bekerja

PPE:PPE Mandatory

1 3 3 low

Muatan bahan

kimia tumpah 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : menyediakan body shower di area kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling PPE:menggunakan masker, sarung tangan

1 3 3 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Page 84: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 6. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian Bongkar muat gas asitilen

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Kebocoran gas

asitilen 4 2 8 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: menggunakan masker

2 2 4 low

Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : menggunakan alat bantu yang sesuai

Administration: melakukan tool box meeting sebelum bekerja

PPE: PPE mandatory

1 2 2 low

Salah cara

angkat 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : mengunakan alat bantu yang sesuai

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE:

1 2 2 low

Terbentur pipa

ketike di rolling

2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan anggota badan dengan

benar saat bekerja

Administration:

PPE: PPE mandatory

2 2 4 low

Tangan dan kaki

terjepit ketika

mengatur pipa

2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan anggota badan dengan

benar saat bekerja

Administration: melakukan tool box meeting sebelum bekerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Bersambung

Page 85: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Sambungan Jatuh saat

diangkat

3 3 9 High Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : menggunakan alat yang sesuai

Administration: melakukan tool box meeting sebelum bekerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 Low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 7. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Bongkar Muat Barite

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Barite kontak

dengan tubuh 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE PPE mandatory

1 3 3 Low

Debu terhirup 2 4 8 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE:memakai masker

2 2 4 Low

Tali jumbo bag

putus

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : mengganti tali jumbo bag yang sudah tak

layak

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE:

1 2 2 Low

Bersambung

Page 86: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Sambungan Barite bocor di

tempat kerja

2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

1 2 2 Low

Forklift

menabrak 3 2 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration:penerapan prosedur pengoperasian forklift

PPE:-

2 2 4 Low

Operator tidak

kompeten 3 3 9 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: memberikan training dan pelatihan

PPE:-

2 2 4 Low

Operator bekerja

sambil merokok 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration:penerapan prosedur kerja

PPE:-

1 3 3 Low

Crew bekerja

sambil bercanda 2 4 8 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration:penerapan prosedur kerja

PPE:-

1 2 2 Low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Page 87: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 8. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Bongkar Muat Gas Oksigen

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Kebocoran gas

oksigen di

tempat kerja

4 2 8 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE PPE mandatory

2 2 4 low

Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration:penerapan prosedur manual handling

PPE:-

1 2 2 low

Salah cara

angkat manual 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE:-

1 2 2 low

Terbentur pipa

ketika di rolling 2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 2 2 Low

Bersambung

Page 88: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Sambungan Tangan dan kaki

terjepit ketika

mengatur pipa

2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Jatuh saat

diangkat 3 3 9 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE:-

1 3 3 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 9.Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Bonkar Muat Bentonaite

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Bentonaite

kontak langsung

dengan tubuh

2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash di

area kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE PPE mandatory

2 2 4 med

Jumbo bag bocor 2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Bersambung

Page 89: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Sambungan Tali jumbo bag

terputus 2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : melakukan penggantian yang rusak

Administration: melakukan pengecekan secara berkala

PPE:-

1 3 3 Low

Operator forklift

tidak kompeten 3 3 9 High Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: penerapan prosedur pengoperasian forklift

PPE:-

2 2 4 Low

Forklift

menabrak 3 2 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration:penerapan prosedur pengoperasian forklift

PPE:-

1 3 3 Low

Debu terhirup 2 4 8 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling PPE:memakai masker

1 3 3 Low

Operator

merokok 2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pemasangan sign dilarang merokok

Administration: penerapan prosedur kerja PPE:-

1 3 3 Low

Crew bercanda 2 4 8 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: melakukan toolbox meeting sebelum kerja

PPE:-

1 2 2 Low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Page 90: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 10. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Bongkar Muat Kcl

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

KCl kontak

langsung dengan

tubuh

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE PPE mandatory

1 3 3 low

Jumbo bag KCl

bocor 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Tali jumbo bag

terputus 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penggantian tali yang rusak

Administration: pengecekan secara berkala

PPE: PPE Mandatory

1 3 3 low

Operator tidak

kompeten 3 3 9 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : dilakukan pelatihan dan training

Administration: penerapan prosedur pengoperasian forklift

PPE: PPE Mandatory

2 2 4 low

Bersambung

Page 91: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Sambungan forklift

menabrak 3 2 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: penerapan prosedur pengoperasian forklift

PPE: PPE Mandatory

1 3 3 low

Debu terhirup 2 4 8 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE:memakai masker

1 3 3 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 11. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Membuka Dan Melhasing KCl

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Jatuh dari

kendaraan saat

membuka/melas

hing

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : membuat pegangan pada sisi bak truk

Administration: penerapan prosedur bekerja di ketinggian

PPE body harness

1 3 3 low

Terpeleset,tersan

dung saat

berjalan di bak

truk

2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : membuat pegangan pada sisi bak truk

Administration:penerapan prosedur bekerja di ketinggian

PPE:body harness

1 2 2 low

Bersambung

Page 92: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Sambungan Terbentur alat

bantu lashing 2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 2 2 low

Tangan/kaki

terjepit diantara

barang yang

dilashing

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Alat lashing

putus 2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penggantian pada tali yang rusak

Administration: pengecekan secara berkala

PPE:

1 2 2 low

Jumbo bag KCl

bocor 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

1 2 2 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Page 93: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 12. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Bongkar Muat Gas Hydrogen

Potensi bahaya Penilaian Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR Salah cara

angkat manual

1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE: PPE Mandatory

1 2 2 low

Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur manual handling PPE:-

1 2 2 low

Kebocoran gas

hydrogen 3 2 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

1 2 2 low

Tangan/ kaki

terjepit saat

dirolling

2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Tangan/ jari

terjepit saat

ditata

2 3 6 Med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Bersambung

Page 94: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Sambungan Tabung

hydrogen jatuh

saat diangkat

3 3 9 High Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE:-

1 3 3 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 13. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian Bongkar muat gas helium

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko

Risk

Level

Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level

sev prob NR Sev prob NR Salah cara

angkat manual 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur manual handling PPE:-

1 2 2 low

Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur manual handling PPE:-

1 2 2 low

Kebocoran gas

helium 3 2 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Bersambung

Page 95: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Sambungan Tangan / kaki

terjepit saat

dirolling

2 3 6 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Tangan / jari

terjepit ketika

menata tabung

helium

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE:-

1 3 3 low

Tabung helium

jatuh saat

dilakukan

pengangkatan

3 3 9 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE:-

2 2 4 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 14. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Bongkar Muat Gas Karbon Dioksida

Potensi bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Salah cara

angkat manual 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur manual handling PPE:

1 2 2 low

Bersambung

Page 96: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Sambungan Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur manual handling PPE:-

1 2 2 low

Kebocoran gas

karbon dioksida 3 2 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: memakai masker

1 2 2 low

Tangan terjepit

saat dirolling 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Jari/ tangan

terjepit saat

menata tabung

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Tabung karbon

dioksida jatuh

saat dilakukan

pengangkatan

3 3 9 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Page 97: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 15. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Strapping Drum Methanol

Bersambung

Potensi bahaya Penilaian Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR Tangan/jari

terjepit alat

strapping

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: memakai sarung tangan

1 3 3 low

Tangan/kaki

terjepit diantara

drum

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Kontak methanol

dengan anggota

tubuh

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Drum methanol

bocor 2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE:-

1 2 2 low

Salah cara

angkat manual 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration:penerapan prosedur manual handling

PPE:-

1 2 2 low

Page 98: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Sambungan Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur manual handling PPE:-

1 2 2 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 16. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Menata Drum Engine Oil Diatas Palet

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Tangan/kaki

terjepit diantara

drum

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: memakai sarung tangan

1 3 3 low

Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :-

Administration:penerapan prosedur manual handling

PPE:-

1 2 2 low

Drum engine oil

bocor 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

1 3 3 low

Bersambung

Page 99: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Sambungan Salah cara

angkat manual 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE:-

1 2 2 low

Palet patah saat

drum ditata 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : membuat palet dari bahan yang tidak

mudah patah dan rusak

Administration: pengecekan sebelum bekerja

PPE: -

1 2 2 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 17. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Menata Drum Methanol Diatas Palet

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Tangan/kaki

terjepit diantara

drum

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: PPE mandatory

1 2 2 low

Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pembuatan alat untuk mempermudah

pekerjaan

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE:-

1 2 2 low

Bersambung

Page 100: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Sambungan Drum engine oil

bocor 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

2 2 4 Low

Salah cara

angkat manual 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE:-

1 2 2 Low

Palet patah saat

drum ditata 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penggantian palet yang sudah tak layak

Administration: pengecekan palet secara berkala

PPE:-

2 2 4 Low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 18. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Strapping Tabung Oksigen

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Tangan/ jari

terjepit alat

strapping

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan tangan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE : memakai sarung tangan

1 2 2 low

Bersambung

Page 101: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Sambungan Tangan/kaki

terjepit diantara

tabung

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur kerja

PPE: memakai sarung tangan

1 2 2 low

Tabung jatuh

saat distrapping 2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : menggunakan alat yang layak

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

1 2 2 low

Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE:-

1 2 2 low

Tabung

mengalami

kebocoran

2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: memakai masker

1 2 2 low

Salah cara

angkat manual 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penerapan prosedur manual handling

Administration: melaksanakan toolbox meeting PPE:-

1 2 2 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Page 102: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 19. Identifikasi Bahaya, Penilaian Rsiko Dan Pengendalian Bongkar Muat Totetank

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Operator tidak

kompeten 4 3 12 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: melakukan seleksi awal pada operator sebelum

masuk

PPE:-

2 3 6 med

Tangan terjepit

saat memasang

sling ke hook

crane

4 2 8 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : memposisikan badan dengan benar saat

bekerja

Administration: penerapan prosedur memasang sling

PPE: memakai sarung tangan

1 3 3 low

Sling terputus 2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : mengganti sling yang sudah tidak layak

Administration: pengecekan secara berkala

PPE: -

1 2 2 low

Menggunakan

tenaga berlebih 1 3 3 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: penerapan prosedur manual handling

PPE: PPE mandatory

1 2 2 low

Totetank bocor 2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE:-

1 3 3 low

Bersambung

Page 103: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Sambungan Bahan kimia

bersentuhan

langsung dengan

tubuh

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : penyediaan body shower dan eye wash

diarea kerja

Administration: penerapan prosedur chemical handling

PPE: PPE mandatory

2 2 4 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 20. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Transportasi Drum Methanol

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Operator trailer

tidak kompeten 3 3 9 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : -

Administration: melakukan seleksi awal sebelum operator

mulai bekerja

PPE: ppe mandatory

2 2 4 low

Operator trailer

mengantuk 3 2 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: penggantian dengan operator yang kondisinya

fit

PPE:-

1 2 2 low

Operator trailer

mengemudi

sambil merokok

2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pemasangan rambu dilarang merokok

Administration: toolbox meeting sebelum bekerja

PPE:-

1 2 2 low

Bersambung

Page 104: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Sambungan Operator trailer

mengemudi

melebihi batas

kecepatan

4 3 12 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pemasangan rambu batas kecepatan

Administration: toolbox meeting sebelum bekerja

PPE:-

2 3 6 med

Operator trailer

mengemudi

sambil

mengoperasikan

handphone

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: toolbox meeting sebelum bekerja

PPE:-

1 2 2 low

Emisi gas buang

trailer 4 3 12 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pengecekan dan perawatan mesin secara

berkala

Administration: hasil uji emisi gas buang

PPE: pemakaian masker, kacamata

2 2 4 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Tabel 21. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Transportasi Jumbo Bag Barite

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Operator trailer

tidak kompeten 3 3 9 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: melakukan seleksi awal sebelul operator mulai

bekerja

PPE: ppe mandatory

2 2 4 low

Bersambung

Page 105: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Sambungan Operator trailer

mengantuk 3 2 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: penggantian dengan operator yang kondisinya

fit

PPE:-

1 2 2 Low

Operator trailer

mengemudi

sambil merokok

2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pemasangan rambu dilarang merokok

Administration: toolbox meeting sebelum bekerja

PPE:-

1 2 2 Low

Operator trailer

mengemudi

melebihi batas

kecepatan

4 3 12 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pemasangan rambu batas kecepatan

Administration: penerapan prosedur pengoperasian trailer

PPE:-

2 3 6 Med

Operator trailer

mengemudi

sambil

mengoperasikan

handphone

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: toolbox meeting sebelum bekerja

PPE:-

1 2 2 low

Emisi gas buang

trailer 4 3 12 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pengecekan dan perawatan mesin secara

berkala

Administration: hasil uji emisi gas buang

PPE: pemakaian masker, kacamata

2 2 4 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012

Page 106: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 22. Identifikasi Bahaya, Penilaian Rsiko Dan Pengendalian Transportasi Tabung Oksigen

Potensi

bahaya

Penilaian

Resiko Risk

Level Detrmening control (pengendalian)

Risk residu Risk

level sev prob NR sev prob NR

Operator trailer

tidak kompeten 3 3 9 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: melakukan seleksi awal sebelum operator

mulai bekerja

PPE: PPE mandatory

2 2 4 low

Operator trailer

mengantuk 3 2 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: penggantian dengan operator yang kondisinya

fit

PPE:-

1 2 2 low

Operator trailer

mengemudi

sambil merokok

2 2 4 Low Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pemasangan rambu dilarang merokok

saat bekerja

Administration: tool box meeting sebelum bekerja

PPE:-

1 2 2 low

Operator trailer

mengemudi

melebihi batas

kecepatan

4 3 12 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pemasangan rambu batas kecepatan

Administration: penerapan prosedur pengoperasian trailer

PPE:-

2 3 6 med

Operator trailer

mengemudi

sambil

mengoperasikan

handphone.

2 3 6 med Elimination : -

Substitution : -

Engineering control :

Administration: toolbox meeting sebelum bekerja.

PPE: ppe mandatory

1 2 2 low

Bersambung

Page 107: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Sambungan Emisi gas buang

trailer 4 3 12 high Elimination : -

Substitution : -

Engineering control : pengecekan dan perawatan mesin secara

berkala

Administration: hasil uji emisi gas buang PPE: pemakaian masker, kacamata

2 4 4 low

Sumber : Hasil Pendataan, April 2012.

Page 108: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

B. Pembahasan

1. Analisa faktor bahaya dan potensi bahaya pada area warehouse chemical

PT Eastern logistics, yaitu :

a. Potensi bahaya terbesar yang ada pada pekerjaan pengangkutan dan

penyimpanan bahan kimia di warehouse chemical yaitu pekerjaan

pada saat pengangkutan bahan kimia, dan yang paling berbahaya

yaitu operator alat berat yang tidak kompeten. Pengendalian yang

dilakukan PT Eastern Logistics yaitu dengan seleksi awal sebelum

bekerja, dan semua operator harus memiliki SIO (Surat Ijin

Operator) sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral No : 111/K/70/MEM/2003 tentang Pemberlakuan SNI

Kompetensi Kerja Tenaga Teknik Khusus Minyak dan Gas Bumi

Sebagai Standart Wajib Di Bidang MIGAS. Peralatan yang

digunakan juga sudah sesuai dengan Keputusan Dirjen MIGAS No,

84.K/38/DJM/1998 dimana Semua Operator Alat angkut dan juru

ikat telah disertifikasi oleh MIGAS. Sedangkan untuk potensi bahaya

terkecil terdapat pada pekerja yang salah dalam cara mengangkat,dan

menggunakan tenaga berlebih.

b. Faktor bahaya terbesar yang ada pada pekerjaan pengangkutan dan

penyimpanan bahan kimia di warehouse chemical yaitu tumpahan

bahan kimia, bahan kimia bersentuhan langsung dengan tubuh.

Pengendalian yang telah dilakukan PT Eastern Logistics yaitu

dengan meyediakan APD (Alat Pelindung Diri) di area kerja, serta

Page 109: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

menyediakan eye wash dan body shower hal ini sesuai dengan

Undang-Undang No.1 Tahun 1970 pasal 12 huruf b tentang

Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja yaitu “Memakai alat-alat

pelindung diri yang diwajibkan”.

2. Pembahasan Hasil Analisa

a. Dalam OHSAS 18001 : 2007 klausa 4.3.1 sumber bahaya yang

teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan tingkat resiko yang

merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan

penyakit akibat kerja. Berdasarkan hasil penilaian resiko tersebut

kita dapat mengidentifikasi atau menentukan tindakan yang akan

dilakukan terhadap setiap resiko. Berdasarkan tabel-tabel tersebut

dapat diketahui beberapa bahaya yang mempunyai tingkat

resiko/bahaya tertentu yang bila tidak diatasi akan dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dan dapat pula

menimbulkan penyakit akibat kerja pada tenaga kerja, untuk itu

perusahaan mempunyai konsekuensi untuk mengambil langkah

pengendalian pada proses pengangkutan dan penyimpanan bahan

kimia dalam skala prioritas yang lebih besar. PT. Eastern Logistics

selain melakukan pengendalian pada proses tersebut secara

substitusi, rekayasa teknik, administrasi, mewajibkan pemakaian

APD, pemberian training dan juga melakukan upaya lain yaitu

dengan meminta permit kerja dan melakukan pekerjaan sesuai

dengan prosedur yang telah ditentukan untuk pekerjaan dengan

Page 110: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

bahaya yang tinggi sebelum pekerja melakukan pekerjaannya. Dari

penilaian resiko yang telah dilakukan, ternyata resiko yang

mempunyai tingkat pada level high juga masih terdapat di beberapa

pekerjaan pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia. Perusahaan

seharusnya segera melakukan tindak lanjut dalam mereduksi resiko

yang ada pada proses dengan tetap mempertimbangkan sumber daya

yang akan dialokasikan untuk mereduksi resiko.

Bahan kimia yang ada di area kerja PT Eastern Logistics telah

dilakukan pelabelan sesuai LDKB (Lembar Data Keselamatan

Bahan) bahan kimia tersebut. Sesuai dengan Kepmenaker R.I. No.

Kep. 187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya

yang berisi ”Pengusaha atau Pengurus yang menggunakan,

menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia

berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia

berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja dengan cara menyediakan Lembar Data Keselamatan

Bahan (LDKB) dan label”. Kesesuaian dengan Permen LH No

3/2008 tentang tata cara pemberian symbol dan label bahan

berbahaya dan beracun simbol B3 telah dilaksanakan sesuai dengan

Undang-Undangyang berlaku. Penyimpanan dan pelabelan bahan

kimia berbahaya di PT Eastern Logistics telah dilakukan dan sesuai

standart yang berlaku.

Page 111: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

b. Skala Prioritas

Dari hasil penilaian resiko pada pekerjaan di area warehouse

chemical tersebut didapat skala prioritas yaitu untuk tingkat bahaya

sangat tinggi (urgent) terdapat pada pekerjaan pengisian tanki

nitrogen, untuk tingkat bahaya serius (hight) terdapat pada pekerjaan

transportasi bahan kimia kususnya pada operator yang kurang

kompeten, untuk tingkat bahaya sedang (medium) yaitu bahan kimia

kontak langsung dengan anggota tubuh, untuk tingkat bahaya kecil

(low) yaitu terdapat pada pekerjaan manual handling terutama

kesalahan cara angkat manual.

c. Tindakan Pengendalian

Perusahaan harus merencanakan pengelolaan dan pengendalian

kegiatan-kegiatan, pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia

yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal

ini dapat dicapai dengan mendokumentasikan dan menerapkan

kebijakan standar bagi tempat kerja, prosedur, instruksi kerja,

apabila melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya besar dan

penggunaan Alat Pelindung Diri yang disesuaikan dengan potensi

bahaya yang ada untuk mengatur dan mengendalikan resiko yang

ada pada kegiatan, pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia.

Setelah pengendalian yang dilakukan selanjutnya langkah

implementasi untuk melaksanakan kontrol dari bahaya tersebut. PT.

Eastern Logistics sudah menerapkan langkah pengendalian dengan

Page 112: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

melaksanakan kontrol yang telah ditetapkan pada beberapa jenis

pengangkutan bahan kimia yang ada di warehouse PT Eastern

Logistics. Penerapan langkah-langkah pengendalian tersebut

dilakukan agar bahaya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja

tidak terjadi di area warehouse chemical PT. Eastern Logistics.

Dalam penerapan pengendalian tersebut juga melibatkan karyawan

dengan menerapkan, memantau dan pengukuran dari penerapan

pengendalian bahaya dengan cara memberi saran kepada supervisor

maupun manager warehouse agar ada perbaikan berkelanjutan.

Setelah dilakukan penerapan pengendalian tersebut, tindakan

tinjauan kembali atau review dilakukan dengan menunjuk tim khusus

yang akan meninjau dan menilai apakah resiko tersebut sudah

berkurang sampai tingkat yang bisa diterima oleh karyawan dengan

jangka waktu 6 bulan sekali dan apakah ada kegiatan baru yang ada

di perusahaan, desain tempat kerja maupun sistem kerja serta ada

kecelakaan yang serius.

3. Pembuatan Task Based Risk Assessment ini telah sesuai dengan OHSAS

18001 : 2007 klausa 4.3.1 bahwa sumber bahaya yang teridentifikasi

harus dinilai untuk menentukan tingkat resiko yang merupakan tolok

ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Serta

pembuatan Task Based Risk Assessment ini bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor dan potensi bahaya yang ada di tempat kerja,

kemudian dilakukan penilaian terhadap potensi bahaya tersebut dan

Page 113: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

selanjutnya dilakukan pengendalian terhadap potensi bahaya tersebut

sehingga dapat berkurang atau dihilangkan.

Page 114: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di area warehouse chemical

PT. Eastern Logistics mengenai Task Based Risk Assessment pada pekerjaan

mempunyai banyak bahaya dan risiko yang dapat menimbulkan kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Potensi dan faktor bahaya terbesar terdapat pada pekerjaan pengoperasian

forklift, serta dengan tingkat bahaya yang dapat berakibat pada karyawan

dan lingkungan. Potensi bahaya tersebut berhubungan dengan :

a. Bahaya operasional/pekerjaan akan berhubungan dengan

penggunaan sarana prasarana dan pengoperasian peralatan yang

kurang baik seperti kesalahan pemberian sinyal kepada operator,

tertabrak kendaraan, peralatan overload, bahaya penggunaan heavy

material.

b. Bahaya kondisional berhubungan dengan keadaan lingkungan alam

di PT. Eastern Logistics seperti kondisi cuaca yang dapat berubah

sewaktu waktu seperti panas yang cukup ekstrim dan hujan badai

yang lebat sehingga berakibat kapal menabrak diding jetty karena

ombak yang besar, orang terjatuh kelaut karena angin besar dan

sebagainya.

Page 115: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

2. Manajemen PT Eastern Logistics Lamongan Shorebase telah menyadari

pentingnya menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman, nyaman,

dan sehat bagi tenaga kerja dengan melaksanakan program K3L, salah

satunya adalah penerapan risk assesment, dengan melaksanakan Hazard

Identification Risk Assessment and Determining Control (HIRADC)

terutama tentang Task Based Risk Assessment (TBRA) yang merupakan

bagian dari planning point dalam OHSAS 18001 : 2007 klausa 4.3.1.

3. Dampak dari potensi dan faktor bahaya tersebut berakibat langsung pada

karyawan maupun lingkungan yang berupa cidera ringan sampai

kematian serta kerusakan lingkungan dan perusahaan maupun dampak

pada wilayah yang luas.

4. Dari hasil penilaian yang dilakukan tidak banyak potensi bahaya yang

tinggi (high), untuk nilai bahaya sedang (médium) banyak ditemukan

pada pekerjaan handling chemical di warehouse , sedangkan untuk

bahaya ringan (low) juga jarang ditemukan dalam pekerjaan di area

warehouse chemical.

5. Penerapan enginering control masih belum bisa dilaksanakan efisien di

beberapa area karena belum ada pengkajian terhadap enginering control

tersebut serta penerapan penggunaan APD sebagai langkah terakhir

dalam hirarki kontrol masih belum dilaksanakan dengan baik oleh

pekerja.

Page 116: IMPLEMENTASI TASK BASED RISK ASSESSMENT... · risk assessment and determine the steps control so it can be a safe workplace. Retrieval of data on hazard identification and risk assessment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat memberikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Diperlukan pembuatan Task Based Risk Assessment di seluruh area

pekerjaan PT Eastern Logistics.

2. Memberikan pengertian yang jelas tentang istilah risk assesment dalam

bentuk training sebagai upaya mencegah dan mengendalikan kecelakaan

kerja kepada seluruh tenaga kerja.Sebaiknya pengendalian potensi

bahaya yang nilai resiko sisanya masih tinggi dalam pekerjaan

transporasi bahan kimia menjadi prioritas utama.

3. Diperlukan pemberian training kepada karyawan agar dalam pengelolaan

dan penanganan material yang berat dapat dikendalikan dengan baik serta

sesuai dengan prosedur perusahaan.

4. Penerapan enginering control masih belum bisa dilaksanakan dengan

efisien perlu dilakukan review ulang oleh manajemen agar ada solusi

untuk mengendalikan potensi bahaya tersebut.

5. Perlu adanya penumbuhan kesadaran dan motivasi karyawan maupun

karyawan mitra kerja (klien/kontraktor) dengan cara memberikan

penghargaan, bonus serta reward, terhadap karyawan yang melaksanakan

program K3L dengan baik.