implementasi-dan-analisa-rip-routing-dinamik-pc-router.pdf

Upload: teliksadi

Post on 09-Oct-2015

293 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • IMPLEMENTASI DAN ANALISA

    RIP ROUTING DINAMIK DI PC ROUTER

    ( di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah jaringan komputer )

    Di Susun Oleh :

    Nama : AHMAD

    NIM : 2010081011

    Prodi : Teknik Informatika

    FAKULTAS ILMU KOMPUTER

    UNIVERSITAS KUNINGAN Jln Cut Nyak Dhien Cijoho Kuningan

    Phone: 0232 - 874824

    Fax: 0232 874824

    2013

  • KATA PENGANTAR

    Router adalah peralatan utama yang banyak digunakan pada jaringan Wide area Network

    (WAN) atau Local Area Network (LAN). Dengan router, informasi dapat diteruskan ke alamat-

    alamat yang berjahuan dan berada di jaringan computer yang berlainan, dengan menggunakan

    protocol routing. Namun ketika sebuah jaringan sudah dibuat sering terjadi permasalahan

    terutama jika ada sebuah link terputus merupakan permasalahan yang harus segera ditangani,

    apalagi jika konfigurasi routing dilakukan dengan static maka diperlukan konfigurasi ulang

    pada router untuk mencari rute atau jalur alternative untuk mencapai tujuan.

    Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang

    digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Karena

    itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini

    menggunakan algoritma Distance Vector Routing. RIP sangat tepat digunakan sebagai protocol

    routing dibandingkan dengan menggunakan routing statik karena RIP bisa melakukan update

    table routing sehingga paket yang dikirimkan dapat sampai ke tujuan. RIP akan mengirimkan

    update routing table yang lengkap setiap 30 detik kepada semua router yang aktif. Dan RIP

    membutuhkan power CPU yang rendah dan memory yang kecil dari pada protokol yang lainnya

    sehingga dapat menghemat biaya untuk membangun sebuah router. Pada Proyek Akhir ini

    routing RIP akan di implementasikan pada PC router dengan menggunakan linux ubuntu.

    Kuningan, Juli 2013

    Penyusun

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan IT saat ini menuju dengan konsep-kosenp social networkingnya, openess,

    share, colaborations, mobile, easy maintenance, one click, terdistribusi / tersebar, scalability,

    Concurency dan Transparan, Saat ini terdapat trend teknologi yang masih terus digali dalam

    penelitian-penelitian para pakar IT di dunia, yaitu Cloud Computing.

    Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka

    perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi

    yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan

    informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing

    mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak

    hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk

    menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengisian dan

    pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar

    informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing.

    Pemeliharaan jalur dilakukan oleh Routing Dinamik.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah routing dinamis ini adalah :

    1. Pengertian routing dinamis ?

    2. Contoh Routing dinamis?

    3. Kelebihan dan kekurangan contoh Routing dinamis?

    4. Perbandingan routing static dan dinamis?

    C. Tujuan

    Tujuan yang bisa didapat dari penulisan makalah ini adalah :

    1. Untuk mengetahui Routing dinamis dan jenis-jenisnya.

    2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasikan Routing dinamis

    D. MANFAAT

    Manfaat yang bisa dihasilkan dari penulisan makalah ini adalah :

    a) Agar mengetahui Routing dinamis.

    b) Agar mengetahui kelebihan, kekurangan,serta penggunaan dari Routing dinamis.

    E. LANDASAN TEORI

    Routing adalah kegiatan menentukan jalur pengiriman data dalam suatu jaringan,

    menentukan jumlah host dalam jaringan, dan lain-lain. Suatu router membuat keputusan

  • berdasarkan IP address yang dituju dan juga dari topologi jaringan. Agar keputusan routing

    tersebut benar, router harus mengenal seluruh seluk beluk jaringan (topologi). Dalam

    routing dinamis, informasi tentang topologi jaringan juga diperoleh dari router yang lain.

    Jenis routing

    1. Static Routing

    Static routing adalah metode routing yang tabel jaringannya dibuat secara manual

    oleh administrator jaringannya.

    2. Dinamic Routing

    Dynamic routing adalah teknik routing dengan menggunakan beberapa aplikasi

    networking yang bertujuan menangani routing secara otomatis. Tabel routing (ARP

    table) akan dimaintain oleh sebuah protokol routing, biasanya daemon

    RIP (Routing Information Protocol)

    Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis

    yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area

    Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway

    Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama

    kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa

    kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan

    sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh

    teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol

    OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal

    sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan

    dalam RFC 2080 (1997).

    Cara Kerja RIP

    1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.

    2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing .

    3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .

    4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.

    5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut

    dalam waktu tertentu

    6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di

    setiap network yang terhubung

    RIP mengirim pesan routing-update secara berkala dan ketika perubahan

    topologi jaringan.Ketika router menerima update routing yang termasuk juga perubahan

  • entri, itu update routing tabel nya untuk mencerminkan rute baru. Nilai metrik jalan

    meningkat dengan 1, dan pengirim diindikasikan sebagai Hop berikutnya. RIP router

    hanya mempertahankan rute terbaik (rute dengan nilai metrik terendah) untuk sampai ke

    tujuan. Setelah memperbarui tabel routing nya, router segera dimulai transmisi untuk

    menginformasikan update routing router jaringan lain dari perubahan. Pembaruan ini

    dikirim secara terpisah dari update secara teratur dijadwalkan bahwa RIP router kirim.

    RIP routing menggunakan metrik tunggal (count Hop) untuk mengukur jarak antara

    sumber dan tujuan jaringan. Setiap Hop di jalan dari sumber ke tujuan diberikan sebuah

    nilai jumlah Hop, yang biasanya 1. Ketika router menerima update routing yang berisi

    entri tujuan jaringan baru atau diubah, router menambahkan 1 dengan nilai metrik

    ditunjukkan dalam memperbarui dan memasuki jaringan pada tabel routing. Alamat IP

    pengirim digunakan sebagai Hop berikutnya.

    Pengertian Quagga

    Quagga adalah sebuah aplikasi untuk routing protocol [6]. Quagga tersusun atas

    bebrapa daemon. Satu untuk tiap protokol routing dan yang lain disebut Zebra yang

    berlaku sebagai kernel routing manager. Tiap daemon memiliki kon_gurasi dan terminal

    interface masing-masing yang bias diakses melalui telnet. Quagga bekerja secara

    terpisah dari Operating Sistem di mana Quagga di-install. Harus ditekankan bahwa

    Quagga hanya memiliki kemampuan routing dan fungsi yang berhubungan dengannya,

    seperti route maps dan access list.

    Quagga tidak menyediakan servis non-routing seperti DHCP server, NFS server

    atau akses ssh. Arsitektur Quagga dibagi menjadi 2 yaitu :

    1. Zebra merupakan bagian penghubung antara linux kernel dengan aplikasi

    routing protocol.

    2. Routing daemon merupakan aplikasi pengatur routing protokol. Misal: ospfd,

    adalah aplikasi yang mengatur routing protokol OSPF, ripd adalah aplikasi yang

    mengatur routing protokol RIP.

    MRTG (Multi Router Trafik Grapher)

    MRTG adalah plikasi yang digunakan untuk memantau beban trafik pada link

    jaringan. Trafik adalah banyaknya data yang lewat pada suatu link jaringan dalam

    satuan waktu. MRTG akan membuat halaman HTML berisi gambar GIF yang

    mengambarkan trafik melalui jaringan secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

    MRTG ini dapat digunakan untuk melihat trafik dari router, server, komputer client dan

    komputer gateway.

  • Karakteristik dari RIP:

    1. Distance vector routing protocol

    2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute

    3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable

    4. Secara default routing update 30 detik sekali

    5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update

    6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update

    Kelebihan dan Kekurangan

    1. Kelebihan

    RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk

    mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi

    perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan

    informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).

    Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup

    dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan

    2. Kekurangan

    Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP

    mempunyai masalah serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :

    A. Terbatasnya diameter network, Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa

    menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa

    menjadi masalah pada network yang besar.

    B. Konvergensi yang lambat, Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP

    mempunyai metode yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di atas,

  • misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada

    kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari table

    routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3 belum

    mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai table routing yang

    lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop (yang melalui router 2). Waktu subnet 3

    dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini kepada router 2 dan router 2

    melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ). Karena ini

    adalah routing baru maka ia akan memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2

    akan mengupdate routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3

    bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel

    routing diupdate lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5

    hop. Demikian seterusnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus

    looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.

    C. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24, RIP membaca IP address

    berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai

    masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan

    seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar,

    mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi

    pada RIPv2.

    D. Jumlah host Terbatas.

    E. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.

    F. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM), Ketika

    pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi

    lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.

    VERSI RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL)

    Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.

    1. RIP versi 1

    Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan

    routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan

    untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan

    untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata

    lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak

    ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.

    2. RIP versi 2

    Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada

    tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk

    membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing

    (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki

  • fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus

    Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur

    memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.

    3. RIPng

    RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan

    dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet

    Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:

    A. Dukungan dari jaringan IPv6.

    B. RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat

    itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.

    C. RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;

    D. RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng

    membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry

    route.

    F. BATASAN MASALAH

    1. Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah.

    Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.

    2. Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam

    jaringan RIP.

    3. Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).

    4. RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.

    Konfigurasi RIP:

    Hanya diperlukan 2 langkah untuk mengkonfigurasi RIP:

    1. Meng-enable RIP dengan perintah router rip.

    2. Menentukan setiap network major yang akan digunakan untuk menjalankan RIP dengan

    perintah network. Gambar berikut menunjukkan sebuah network dengan 4 router

    dengan 4 nomor network major.

  • BAB II

    IMPLEMENTASI DAN ANALISA

    RIP ROUTING DINAMIK DI PC ROUTER

    A. ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

    1.1 Kebutuhan Perangkat Keras

    Perangkat keras yang dibutuhkan dalam proyek akhir ini antara lain:

    1. PC/komputer untuk router dengan spesifikasi P IV atau lebih RAM 512 Mb,

    mempunyai Ethernet card sebanyak 3 buah untuk PC router ke-1 (R0) dan PC router

    ke-2 (R1), Ethernet card sebanyak 2 buah untuk PC router ke-3 (R2) dan hardisk min

    10 Gb.

    2. PC atau laptop untuk host dengan spesifikasi PIII atau lebih, RAM 128, min hardisk 10

    GB, Ethernet card realtek sebanyak 1 buah.

    3. Kabel UTP cross

    Gambar 3.1 Perancangan perangkat keras

  • 1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

    Selain perangkat keras, dalam pengerjaan proyek akhir ini ada beberapa perangkat lunak

    yang dibutuhkan, diantaranya :

    1. Linux ubuntu untuk PC router

    2. Windows atau linux untuk host di router R0 dan router R1

    3. Quagga-0.99.16

    4. MRTG untuk monitoring trafik router

    Quagga adalah sebuah aplikasi untuk routing protocol, Quagga bekerja secara

    terpisah dari Operating Sistem di mana Quagga di-install. Harus ditekankan bahwa

    Quagga hanya memiliki kemampuan routing dan fungsi yang berhubungan dengannya,

    seperti route maps dan access list. MRTG adalah aplikasi yang digunakan untuk

    mengetahui besar paket yang lewat atau trafik suatu jaringan jaringan komputer dalam

    bentuk grafik dan dapat dilihat dengan menggunakan browser yang mendukung

    grafik/gambar.

    1.3 Perancangan Sistem

    Berikut arsitektur dari Perancangan system yang akan di implementasikan.

    Gambar 3.2 Arsitektur jaringan

  • Pada gambar Arsitektur Jaringan RIP routing dynamic digunakan beberapa device

    antara lain :

    A. 3 Buah Router

    B. 2 Buah Personal Computer

    C. Kabel Cross Dan Kabel Straigh

    Beberapa parameter yang dilakukan dalam perancangan implementasi dan analisis RIP

    Dynamic routing dalam proyek akhir ini. Berikut Skenario tahap analisis :

    1. Menganalisa penentuan jalur terpendek pada RIP dapat dilihat dengan Traceroute.

    2. Mencoba memutuskan salah satu kabel LAN yang terhubung antara R0 dan R1 untuk

    membuktikan apakah routing sudah dapat melakukan automatic update table routing

    pada RIP.

    3. Menganalisa trafik routing RIP dibandingkan dengan routing static dengan

    mengggunakan tools monitoring MRTG.

    B. IMPLEMENTASI

    Dalam pengimplementasian proyek akhir ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan,

    diantaranya :

  • 2.1 Hal-hal yang harus dipersiapkan

    Sebelum memulai pengimplementasian dalam proyek akhir ini ada beberapa hal yang harus

    dipersiapkan, diantaranya adalah :

    1. PC/Komputer untuk router Dalam proyek akhir kali ini menggunakan komputer

    dengan processor pentium IV, RAM min 521 Mb, hardisk min 10 GB, mempunyai

    Ethernet card sebanyak 3 buah untuk router R0 dan router R1. Sedangakan router R2

    mempunyai Ethernet card sebanyak 2 buah untuk dan hardisk min 10 Gb.

    2. PC atau Laptop sebagai host Dalam proyek akhir ini menggunakan komputer atau

    laptop dengan spesifikasi : processor core duo, RAM 512, hardisk 40 GB, Ethernet

    realtek 1 buah. Komputer digunakan sebagai host pada router R dan router R1.

    3. Kabel UTP

    Kabel UTP sangat diperlukan untuk menghubungkan antar router maupun router

    dengan host sehingga dibutuhkan kabel sebagai penghubungnya. Dalam proyek akhir

    ini kabel UTP yang digunakan merupakan kabel UTP cross namun berbeda dengan

    kabel yang menghubungkan antara router R0 dan router R2 yaitu menggunakan kabel

    straight karena kabel cross tidak bisa digunakan pada Ethernet yang terhubung antara

    router mR0 dan router R2.

    4. Ubuntu 9.10

    Dalam proyek akhir ini pada PC router menggunakan linux ubuntu 9.10 karena

    sudah mendukung aplikasi routing Quagga dan mudah untuk konfigurasinya. Dan pada

    PC 2 juga menggunakan linux ubuntu.

    5. Os xp sp2

    System operasi pada PC 1 menggunakan system operasi xp sp2.

    6. Quagga

    Quagga dalam proyek ini di guanakan sebagai aplikasi protocol routing karena

    merupakan salah satu dari sekian banyak routing software yang support RIPv1, RIPv2.

  • 7. MRTG (Multi Router Trafik Grapher)

    MRTG dalam proyek akhir ini digunakan karena untuk memonitoring trafik

    jaringan pada masing-masing router. MRTG (Multi Router Trafik Grapher) merupakan

    sebuah tool untuk memonitor trafik yang terjadi di dalam sebuah jaringan. Dan trafik

    jaringan akan di tampilkan dalam bentuk grafik jadi mudah untuk memantaunya.

    2.2 Konfigurasi

    Dalam konfigurasi proyek akhir ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan konfigurasi

    yaitu :

    2.2.1 Konfigurasi Routing Dynamic Dengan RIP

    1. Konfigurasi dasar pada masing-masing PC router:

    Langkah-langkah konfigurasi routing RIP pada masing-masing PC yaitu :

    a) Install Quagga

    #apt-get install Quagga

    b) Mengaktifkan Daemon

    Setelah menginstall Quagga selanjutnya memilih daemons yang akan di pakai

    dan di aktifkan. Karena akan menggunakan routing RIP maka pilih daemon protocol

    zebra dan rip. #vim /etc/Quagga/daemons Lalu rubah no menjadi yes zebra=no

    ripd=no Menjadi zebra=yes ripd=yes

    c) Membuat file zebra.conf dan ripd.conf

    #touch /etc/Quagga/zebra.conf #touch /etc/Quagga/ripd.conf

    d) Menyalin file dokumentasi Quagga zebra.conf.sample dengan ripd.conf.sample

    #cp/usr/share/doc/Quagga/examples/zebra.conf.sample/etc/Quagga/zebra.conf

    #cp/usr/share/doc/Quagga/examples/zebra.conf.sample/etc/Quagga/zebra.conf

    e) Aktifkan daemon routing protocol

    #etc/init.d/Quagga restart

    f) Buka terminal lalu masuk

    ke root #sudo su

    g) Konfigurasi zebra.conf

    root # telnet localhost 2602 Trying 127.0.0.1... Connected to

    localhost.localdomain. Escape character is '^ ]'. Hello, this is Quagga (version 0.98.3).

    Copyright 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al. User Access Verification Password: zebra

  • Router>en Password:zebra Router#conf t Router(config)#interface (Interface pada

    router) Router(config-if)#ip address (alamat ethernet router Router(config-if)#no

    shutdown Router(config-if)#ex Router(config)#ex Router#wr Configuration saved to

    2. Konfigurasi

    ripd.conf

    Router# telnet localhost 2602 Trying 127.0.0.1... Connected to

    localhost.localdomain. Escape character is '^ ]' Hello, this is Quagga (version 0.98.3).

    Copyright 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al. User Access Verification Password:

    zebra ripd> Naik ke privillages berikutnya dengan perintah enable ripd> enable

    Masuk ke mode configurasi dengan perintah configure terminal ripd# configure

    terminal Mengaktifkan tipe routing ripd(config)# router RIP Aktifkan IP forward #sysctl

    p /etc/sysctl.conf

    3. Setting IP pada masing-masing interface

    4. Restart daemons

    #/etc/init.d/quagga restart

    2.2.2 Konfigurasi routing Static

    1. Konfigurasi dasar pada masing-masing PC router:

    Berikut ini adalah Langkah-langkah konfigurasi routing RIP pada masing-masing PC

    yaitu :

    a) Menginstall quagga

    #apt-get install quagga

    b) Memilih daemon

    Setelah menginstall quagga selanjutnya memilih daemons yang akan di pakai

    dan di aktifka. Karena akan menggunakan routing static maka pilih daemon protocol

    zebra. #vim /etc/quagga/daemons Lalu rubah no menjadi yes. zebra=no Menjadi

    zebra=yes

    c) Membuat file zebra.conf

    #touch /etc/quagga/zebra.conf

    d) Menyalin file dokumentasi quagga zebra.conf.sample

    #cp/usr/share/doc/quagga/examples/zebra.conf.sample/etc/quagga/zebra.conf

  • e) Aktifkan daemon Router

    #etc/init.d/quagga restart

    f) Buka terminal lalu masuk ke root

    #sudo su Masuk ke aplikasi zebra root # telnet localhost 2602 Trying 127.0.0.1...

    Connected to localhost.localdomain. Escape character is '^ ]'. Hello, this is Quagga

    (version 0.98.3). Copyright 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al. User Access Verification

    Password: zebra Router>en Password:zebra Router#conf t Router(config)#interface

    (Ethernet pada router) Router(config-if)#ip address(alamat interface Ethernet router)

    Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ex Router(config-if)#interface eth1

    Router(config-if)#ip address (alamat interface pad router) Router(config-if)#no

    shutdown Router(config-if)#ex R0(config)#ip route (network yang ada di router) (alamat

    interface pad router) R0(config)#ex R0#wr Configuration saved to

    /etc/quagga/zebra.conf R0#ex

    g) Aktifkan IP forward

    #sysctl p /etc/sysctl.conf

    h) Setting IP pada masing-masing interface

    i) Restart daemons

    #/etc/init.d/quagga Restart

    2.2.3 Konfigurasi MRTG

    a) Install Apache2 Web Server, SNMPD, and MRTG

    ~$ sudo apt-get install apache2 snmpd MRTG

    b) Membuat direktori untuk halaman Apache Web

    ~$ sudo mkdir /var/www/MRTG

    c) Setting MRTG Configuration

    ~$ sudo nano /etc/MRTG.cfg # Global configuration

    RunAsDaemon: yes

    EnableIPv6: no

    WorkDir: /var/www/MRTG Options[_]: bits,growright WriteExpires: Yes Title[^]:

    trafik Analysis for

    d) Setting CRON untuk running setiap 5 menit

    ~$ sudo nano /etc/cron.d/MRTG 0-55/5 * * * * rootif [ ! -d /var/lock/MRTG ]; then

    mkdir /var/lock/MRTG; fi; if [ -x /usr/bin/MRTG ] && [ -r /etc/MRTG.cfg ]; then env

    LANG=C /usr/bin/MRTG /etc/MRTG.cfg 2>&1 | tee -a /var/log/MRTG/MRTG.log ; fi

  • e) Assign the SNMP community name

    ~$ sudo nano /etc/snmp/snmpd.conf #### # First, map the community name

    (COMMUNITY) into a security name # (local and mynetwork, depending on where the

    request is coming # from): # sec.name source community #com2sec paranoid default

    public com2sec readonly default public #com2sec readwrite default private

    f) Restart the SNMP service

    ~$ sudo /etc/init.d/snmpd restart

    g) Membuat file MRTG configuration

    ~$ sudo su #cfgmaker public@localhost > /etc/MRTG.cfg Atau

    cfgmaker --global 'WorkDir:/var/www/MRTG' --global 'Options[_]: bits,growright' --

    output /etc/MRTG/MRTG.cfg [email protected]

    h) Membuat file index untuk webserver

    #indexmaker /etc/MRTG.cfg > /var/www/MRTG/index.html Mengkopy seluruh gambar

    PNG # cp -av /var/www/MRTG/*.png /var/www/html/myMRTG

    i) Menjalankan Perintah MRTG

    # MRTG /etc/MRTG/myMRTG.cfg

    # env LANG=C /usr/bin/MRTG

    /etc/MRTG/MRTG.cf

    2.3 Pelaksanaan Pengujian

    2.3.1 Hasil table routing RIP

    Untuk melihat hasil table routing RIP menggunakan perintah show ip route.

    Berikut adalah hasil dari table routing pada masing- masing router dimana nilai R>

    berarti network RIP yang sedang berjalan.

    Gambar table routing RIP Pada router R0

  • Gambar table routing RIP Pada router R1

    Gambar table routing RIP Pada router R2

    2.3.2 Hasil ping antar PC 1 dengan PC 2 Untuk menganalisa apakah routing RIP sudah dapat melakukan jalur terpendek

    untuk mencapai router tujuan dengan cara melakukan traceroute antar PC 1 dan PC 2.

    Gambar Traceroute dari PC 1 ke PC 2

  • Gambar Ping dari PC 2 ke PC 1

    2.3.3 Hasil Pemilihan Jalur Terpendek pada Routing Untuk menganalisa apakah routing RIP sudah dapat melakukan jalur terpendek untuk

    mencapai router tujuan dengan cara melakukan traceroute antar PC 1 dan PC 2.

    Gambar Traceroute dari PC 1 ke PC 2 Gambar

    Gambar 4.13 Traceroute dari PC 2 ke PC 1

  • 2.3.4 Hasil Adanya Automatic Update Table Routing Untuk menganalisa apakah routing sudah dapat melakukan automatic update

    table routing pada RIP maka akan Mencoba memutuskan sebuah salah satu kabel LAN

    yang terhubung antara router R0 dan router R1. Berikut hasil table routing pada

    masing-masing router :

    Tabel routing router R0 sebelum link terputus

    Gambar Tabel routing router R0 setelah link terputus

    Gambar Tabel routing router R1 sebelum link terputus

  • Gambar Tabel routing router R1 setelah link terputus

    Gambar Tabel routing router R2 sebelum link terputus

    Gambar Tabel routing router R2 setelah link terputus

    2.3.5 Perbandingan Trafik Routing RIP Dengan Routing Static Untuk Menganalisa trafik routing RIP dibandingkan dengan routing static yaitu

    mengggunakan tools monitoring.

    Berikut hasil perbandingan dari trafik routing RIP dengan routing static.

    a. Trafik Routing RIP Hasil monitoring routing RIP yang dilakukan selama 2 jam lebih 54 menitpada

    masing-masing router.

  • Gambar trafik routing RIP di route R0

    Gambar 4.21 trafik routing RIP di router R1

    Gambar 4.22 trafik routing RIP di router R2

    b. Trafik Routing Static Hasil monitoring routing static yang dilakukan selama 2 jam lebih 11 menit pada

    masing-masing router.

    Gambar 4.23 trafik routing static di router R0

  • Gambar 4.24 trafik routing static di router R1

    Gambar 4.25 trafik routing static di router R2

    Dari gambar hasil monitoring trafik routing RIP diatas pada masing-masing router.

    Terlihat pada garis trafik MRTG yang berwarna biru yang sudah dilingkarin dengan warna

    merah terjadi saat tidak ada aktivitas ping atau pengiriman data antar router namun terlihat hasil

    trafik tersebut bergaris tebal menunjukan adanya aktifitas router melakukan transfer data

    sedangkan pada trafik yang diberi tanda panah merah itu terjadi saat tidak ada aktivitas ping

    atau pengiriman data namun hasil trafik menunjuk saat waktu tertentu trafik menjadi naik

    sehingga terbukti routing RIP ini akan mengirimkan update routing terus menerus dalam selang

    waktu yang tertentu. Sedangkan dari gambar hasil monitoring trafik routing static diatas pada

    masing-masing router. Terlihat pada garis trafik MRTG yang berwarna biru yang sudah

    dilingkarin dengan warna merah terjadi saat tidak ada aktivitas ping atau pengiriman data antar

    router hasilnya trafik tersebut hanya bergaris tipis seperti tidak ada perubahan ini menunjukan

    tidak adanya aktifitas router melakukan transfer data sedangkan pada trafik yang diberi tanda

    panah merah itu trafik menjadi naik karena adanya aktifitas router melakukan ping atau

    pengiriman data sehingga. Berbeda pada routing RIP walaupun sebenarnya tidak ada aktivitas

    pengiriman data antar router namun terlihat adanya perubahan trafik sehingga menunjukan

    adanya aktivitas route melakukan pengiriman.

  • BAB III

    1.1 Kesimpulan A. Implementasi routing RIP pada PC router sudah berhasil. PC router sudah dapat

    digunakan sebagai router.

    B. Host 1 dan host 2 dapat menentukan jalur terpendek untuk menuju network tujuan.

    C. Hasil dari analisa table routing RIP yaitu router dapat melakukan automatic update table

    routing ketika terjadinya link terputus.

    D. Dari hasil monitoring Trafik yang melewati router trafik pada routing RIP lebih bebas

    dibandingkan dengan routing statik.

    1.2 Saran Sebelum melakukan konfigurasi routing RIP pada PC router sebaiknya pastikan semua

    interface ethernet antar router sudah terhubung dengan baik . Gunakan NIC yang kompatible

    dengan PC yang akan dijadikan router. Gunakan sistem operasi yang kompatibel dengan

    kebutuhan routing RIP . Saat menjalankan routing RIP sebaiknya tidak menghubungkan host

    di tiap router pastikan terlebih dahulu routing RIP sudah berjalan ditiap router. Jangan lupa

    aktifkan Ip forward pada tiap router.

  • DAFTAR PUSTAKA

    http://www.linux.or.id

    www2.rad.com/1995/rip/conten.htm

    http://www.cisco.com

    Andri Kristanto, Jaringan Komputer, Graha Ilmu, 2003

    Whitten, J.L.Bentley, L.D., Dittman, K.C. TCP/IP routing propesional refrence.

    Indianapolis, McGraw-Hill, 2008

    Flood, J.E, "Telecommunication Switching, trafik and Network", Prentice Hall, 1994

    Comer, S, Internetworking dengan TCP/IP, volume 1, Prentice-Hall, 1995

    Bellman, R. E., "Dynamic Programming", Princeton University Press, Princeton, N.J. ,

    1957

    Bertsekas, D. P., and Gallaher, R. G., "Data Networks", Prentice-Hall, Englewood Cliffs,

    N.J., 1987.

    http://openmaniak.com/quagga.php