holistic corporate social responsibility: …
TRANSCRIPT
1
HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY:
IMPLEMENTASI PADA BANK BNI SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-
Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Nabila Khairunnisa
NIM: 1113085000075
Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1441 H/2020
2
3
4
5
6
Abstract
This research analyzes the integration value of the application of
Corporate Social Responsibility (CSR) in a holistic manner which is examined
through 4 aspects, namely: Financial Performance, Social Aspects,
Environmental Aspects and Religious Aspects seen from Maqashid Syariah. The
object of this research is PT BNI Syariah. This research uses descriptive
qualitative analysis. Sources of data were obtained from interviews with PT BNI
Syariah and BNI Syariah annual reports for the 2014-2018 period. Then the data
is supported by theory and previous research results, in the form of scientific
journals, books and so on.
The conclusion of this study shows that PT BNI Syariah is sufficiently
integrated multidisciplinary which is more holistic in implementing corporate
social responsibility, which includes aspects of financial performance, social
aspects, environmental aspects and religious aspects seen from maqashid sharia.
The implementation of CSR activities at PT BNI Syariah has fulfilled these four
aspects. This can be seen from the various kinds of CSR activities they carry out
and the amount of CSR funds that increases every year.
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), holistic, Financial
Performance, Social Aspects, Environmental Aspects and Maqashid Syariah.
7
Abstrak
Penelitian ini menganalisis nilai integrasi penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) secara holistik yang dikaji melalui 4 aspek, yaitu: Kinerja
Keuangan, Aspek Sosial, Aspek Lingkungan dan Aspek Keagamaan dilihat dari
Maqashid Syariah. Objek penelitian ini adalah PT BNI Syariah. Penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Sumber data diperoleh dari wawancara
dengan PT BNI Syariah dan laporan tahunan BNI Syariah periode 2014-2018.
Kemudian datanya didukung oleh teori dan hasil penelitian sebelumnya, berupa
jurnal ilmiah, buku dan lain sebagainya.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT BNI Syariah
sudah cukup terintegrasi multidisiplin yang lebih holistik dalam melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan, yang meliputi aspek kinerja keuangan, aspek
sosial, aspek lingkungan dan aspek keagamaan dilihat dari aspek maqashid
syariah. Pelaksanaan kegiatan CSR di PT BNI Syariah telah memenuhi keempat
aspek tersebut. Hal ini terlihat dari berbagai macam kegiatan CSR yang mereka
lakukan dan besaran dana CSR yang terus meningkat setiap tahunnya.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), holistik, Kinerja Keuangan,
Aspek Sosial, Aspek Lingkungan dan Maqashid Syariah.
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu
kewajiban perusahaan yang bertanggungjawab bukan hanya untuk konsumen,
pemegang saham, ataupun karyawannya. Kini perusahaan juga melakukan
program CSR kepada lingkungan sekitar. Hal ini sebagaimana sesuai dengan isi
pasal 74 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
tanggung jawab sosial, dan lingkungan sumber daya alam dan tidak dibatasi
kontribusinya serta dimuat dalam laporan keuangan. Juga terdapat dalam pasal 15,
17, dan 34 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Undang-undang tersebut mewajibkan industri atau korporasikorporasi
untuk melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan merupakan suatu beban yang
memberatkan. Pembangunan suatu negara bukan hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah dan industri saja, tetapi setiap manusia juga berperan untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat.
Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan
semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi keuangan, sosial, dan aspek
lingkungan (Triple bottom line). Sinergi tiga elemen ini merupakan kunci dari
konsep pembangunan berkelanjutan.
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah dikenal sejak awal tahun
1970, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang
berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan kebutuhan hukum,
9
penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk
berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. CSR tidak hanya
merupakan kegiatan kreatif perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan
aturan hukum semata (Siregar, 2007).
CSR dalam konteks Islam didasarkan atas konsep Islam yaitu kehidupan
manusia yang baik, dimana penekanan persaudaraan dan keadilan sosial dan
ekonomi perlu keseimbangan kehidupan secara material dan keperluan spiritual
(Chapra, 1992). Berbeda dengan nilai Barat, kebebasan masyarakat di mana
agama dipertimbangkan sebagai kenyataan pribadi. (Rice, 1999)
Dalam perspektif Islam, CSR ini sudah melekat dalam ajaran Islam.
Tujuan syariah Islam (Magashid Syariah) itu adalah maslahah, sehingga tujuan
bisnis adalah maslahah juga, bukan sekedar mencari keuntungan. Untuk itu tujuan
perusahaan ataupun bisnis bukan hanya memaksimumkan keuntungan, namun
lebih kepada kemakmuran kesejahteraan bagi para pemegang saham. Lebih lanjut
tujuan perusahaan bukan hanya bisnis semata, namun harus memasukkan unsur-
unsur kepentingan akhirat dan tentunya ridho Allah SWT Hasil studi Keraf dan
Imam (1995) menunjukkan penemuan yang pro dan kontra relevansi CSR dalam
bisnis.
Sofyan Syafri Harahap (2007: 405) mengatakan bahwa tanggung jawab
etika dan corporate social responsibility di Indonesia tidak perlu dipertanyakan
lagi. Hal tersebut bisa dilihat dari partisipasi perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui pemerintah atau penyaluran ke organisasi sosial
dalam berbagai kegiatan, seperti mensponsori acara olahraga, membersihkan
polusi dan limbah cair, membantu korban bencana alam, membangun infrastruktur
10
pendidikan dan kesehatan. Selain itu, mereka juga membantu mengadakan
kegiatan keagamaan seperti: pengajian, MTQ, beasiswa dan pengembangan karir.
Sementara itu, Bradshaw dalam Sofyan Syafri Harahap (2007: 400)
mengungkapkan bahwa ada tiga bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.
Pertama, Corporate Philantropy adalah tanggung jawab perusahaan yang
terbatas pada kegiatan amal atau kebaikan saja, belum memiliki rasa tanggung
jawab yang kuat. Demikian cakupan tanggung jawabnya hanya seputar melakukan
kegiatan amal, memberikan kontribusi dalam bentuk sponsor atau kegiatan-
kegiatan lain yang kemungkinan tidak terkait langsung dengan aktivitas
perusahaan. Kedua, Tanggung Jawab Perusahaan adalah tanggungjawab
perusahaan terhadap aktivitas CSR telah menjadi bagian dari tanggungjawab
perusahaan karena ketentuan hukum atau bagian dari kesediaan atau persetujuan
perusahaan. Ketiga, Kebijakan Perusahaan tanggungjawab CSR yang telah
menjadi bagian dari kebijakan perusahaan.
Penelitian terdahulu terkait CSR telah banyak dilakukan. Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh (Lozano, 2013) menjelaskan bahwa secara internal,
kepemimpinan dan kasus bisnis adalah pendorong yang paling penting, sementara
driver eksternal yang paling penting adalah reputasi, tuntutan dan harapan
pelanggan, dan peraturan dan perundang-undangan. Penelitian ini mengusulkan
model penggerak keberlanjutan perusahaan, yang mempertimbangkan driver
internal dan eksternal, dan melengkapi ini dengan driver itu hubungkan mereka.
Ini menawarkan perspektif holistik tentang bagaimana perusahaan dapat lebih
proaktif dalam perjalanan mereka untuk menjadi lebih berorientasi keberlanjutan.
11
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Khabibah & Mutmainah, 2013)
meneliti hubungan antara CSR dan CFP pada perbankan syariah di Indonesia.
Dalam penelitian menunjukan menunjukan bahwa ada hubungan antara corporate
social responsibility dan Corporate Financial Performance. Penelitian ini
menunjukan bahwa ada hubungan positif antara CSR dan ROE pada tahun
berikutnya dan terdapat hubungan negtif antara CSR dan CAR pada tahun
berikutnya.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Mason & Simmons, 2013)
berjudul Embedding Corporate Social Responsibility in corporate governance a
stakeholder system approach. Dalam penelitian ini peneliti mengusulkan model
konseptual yang mewakili alasan dan metode menanamkan CSR dalam tata kelola
perusahaan. Adopsi dari a perspektif pemangku kepentingan mengidentifikasi
keterbatasan saat ini Pendekatan CSR, mengakui perlunya memasukkan
efektivitas dan penilaian ekuitas dampak CSR, dan menggambarkan konstituensi
pemangku kepentingan utama dan faktor-faktor itu menentukan arti-penting
mereka. Harapan terkait CSR dari empat konstituensi pemangku kepentingan —
investor, pelanggan danpemasok, karyawan, dan masyarakat dan lingkungan
kelompok — telah diidentifikasi, dan kami berpendapat bahwa ini mendorong
pengembangan filosofi dan strategi CSR.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Nugraha, Suwandi Sumartias,
Evi Novianti, & Komariah, 2015) dengan judul “Implementasi Kegiatan
Corporate Social Responsibility “Go Green Economic” Berbasiskan Kearifan
Lokal” menemukan bahwa Hasil program CSR menunjukkan adanya peningkatan
yang cukup signifikan pada aspek ekonomis, sosial dan kesadaran lingkungan
12
bagi masyarakat sekitar PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk. Karena menurut
mereka Kepedulian dan tanggung jawab perusahaan/industri merupakan salah satu
wujud nyata dari eksternal relations berupa program pemberdayaan masyarakat
dapat dilakukan melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
bentuk pembinaan intensif terhadap pelaku usaha kecil mikro menengah (UKMM)
Pengrajin Batik Tradisional.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Aprianthiny, 2015) dengan
tujuan untuk untuk mengetahui implementasi, perkembangan dan kendala yang
dihadapi dalam mengimplementasikanCorporate Social Responsibility (CSR) PT.
Tirta Mumbul Jaya Abadi, Singaraja Bali menjelaskan bahwa PT. Tirta Mumbul
Jaya Abadi dalam mengimplementasikan Program CSR sepenuhnya bermanfaat
untuk mensejahterakan masyarakat. (2) perkembangan Coporate Social
Responsibility PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi sebagai modal sosial pada tahun
2013-2014 mengalami peningkatan yang cukup baik.
Kemudian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Rahmayanti, 2011)
dengan judul “Implementasi Corporate Social Responsibility dalam Membangun
Reputasi Perusahaan” menemukan bahwa bahwa pelaksanaan program CSR yang
dilakukan oleh PT. KAI (Persero) Daop 6 Yogyakarta bervariasi dan responsif
terutama untuk menanggapi kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekitar
perusahaan. Namun, pelaksanaan program ini masih berada dalam ranah amal dan
pelayanan, bukan perwujudan dari investasi sosial .
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Yentifa, Handayani, Akuntansi,
& Padang, 2007) dengan judul “Implementasi Program "Corporate Social
13
Responsibility" (CSR) PT. Semen Padang” menjelaskan bahwa PT. Semen
Padang telah mengimplementasikan program CSR sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, dimana seluruh perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan/atau yang berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk
menyelenggarakan Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu suatu bentuk
kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial perusahaan untuk ikut
memberikan manfaat terhadap masyarakat dan lingkungan dimana perusahaan itu
beroperasi.
Penelitian yang dilakukan oleh (Siregar, 2016) dengan judul “penerapan
corporate social responsibility (csr) dalampandangan islam” Islam sangat
mendukung CSR karena tidak dapat dipungkiri bahwa bisnis menciptakan banyak
masalah sosial yang tidak terduga. akibatnya, adalah tanggung jawab perusahaan
dan perusahaan untuk memperbaiki masalah tersebut. Ini masuk akal karena
mereka perlu mengeksplorasi berbagai sumber daya alam untuk keberlanjutan
bisnis, oleh karena itu, mereka harus bertanggung jawab atas masyarakat dan
lingkungan sebagai balasannya.
Penelitian yang dilakukan oleh (Anto, 2008) dengan judul “Persepsi Stake
Holder terhadap pelaksanaan Corporate Social Responsibility : kasus pada bank
syariah DIY” menjelaskan bahwa para stake holder memiliki pandangan yang
sama mengenai manfaat dari kegiatan Corporate Social Responsibility pada bank
syariah terutama pada fungsi brand image dan memperkuat daya saing
perusahaan, selain itu para stakeholder beranggapan bahwa bank syariah
14
seharusnya lebih memilki tanggung jawab sosial yang tinggi dari pada bank
konvensional.
Penelitian lain yang meneliti mengenai implementasi CSR pada
perusahaan seperti yang dilakukan oleh (Silviani & Panggabean, 2015) dalam
penelitian nya yang berjudul “evaluasi pelaksanaan corporate social responsibility
di PT Bank Rakyat Indonesia Persero” hasil penelitian tersebut menjelaskan
bahwa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu bank
BUMN yang memiliki program khusus untuk aktivitas CSR yang diatur oleh
pemerintah, yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). PKBL ini
berpedoman pada Peraturan Menteri Negara BUMN No.PER-20/MBU/2012
tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkungan. Hasil yang didapat, visi dan misi BRI sudah mendukung aktivitas
CSR. BRI sudah memenuhi isuisu dalam ISO 26000 dan sudah melaporkan
implementasi ISO 26000 sesuai dengan standar GRI 4.0 (RS).
Demikian pula, PT. BNI Syariah sebagai korporasi berkomitmen untuk
memprioritaskan kualitas kinerja serta pencapaian kinerja tersebut tidak hanya
diukur melalui laba. Dalam upaya mewujudkan salah satu misi perusahaan terkait
upaya mewujudkan lingkungan yang ramah lingkungan bagi masyarakat sekitar,
BNI Syariah melaksanakan program CSR secara berkelanjutan dan sistematis
melalui program-program di atas. Perseroan berharap masyarakat dapat
merasakan manfaat kehadiran BNI Syariah di lingkungannya dalam meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraannya. Hal ini terlihat dari lebih dari 130 penghargaan
yang diraih BNI Syariah, salah satunya yang diraih secara konsisten adalah
peringkat 1 dalam kategori Corporate Social Responsibility-Economic Review
15
versi Majalah Infobank tahun 2015. Pada tahun 2016, bank ini meraih
penghargaan sebagai peringkat 1 Penghargaan Corporate Social Responsibility-
Economic terbaik dari Anugrah Perbankan Indonesia (Penghargaan Perbankan
Indonesia). Penghargaan ini menunjukkan bahwa BNI Syariah merupakan salah
satu bank syariah terbaik di Indonesia, khususnya dalam melaksanakan program
CSR kepada masyarakat.
Bank BNI Syariah sebagai sebagai korporasi yang dalam masyarakat juga
menerapkan CSR sebagaimana semestinya. CSR ini telah disesuaiakan dengan
kaidah – kaidah Islam. Berdasarkan atar belakang dan fenomena diatas, maka
peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Holistic Corporate Social
Responsibility : Implementasi pada Bank BNI Syariah”
B. Batasan Masalah
Untuk menjaga agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan menghindari
kemungkinan pembahasan yang menyimpang dari pokok permasalahan yang
hendak diteliti, maka peneliti perlu melakukan pembatasan masalah. Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Integrasi nilai dan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR),
serta keterkaitan aspek lingkungan, sosial, dan kinerja keuangan Bank
BNI Syariah.
2. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) menurut teori
maqashid syariah pada Bank BNI Syariah.
16
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
1. Bagaimana nilai integrasi dan kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada Bank BNI Syariah?
3. Bagaimana penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) menurut
teori maqashid syariah pada Bank BNI Syariah?
D. Tujuan penelitan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, adapun
tujuan dari penelitian ini sebagai berikut
1. Menganalisis nilai integrasi dan kegiatan CSR pada Bank BNI Syariah.
2. Mengkaji praktik penerapan CSR pada Bank BNI Syariahdari sudut
pandang maqashid syariah.
E. Manfaat penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Kontribusi Teoritis
a. Bagi Peneliti
Sebagai bahan kajian tentang konsep atau teori dan praktek
CSR pada bank syariah, dan memberikan wawasan yang tentang
CSR menurut perspektif Islam serta holistic CSR yang meliputi
aspek lingkungan, sosial dan keuangan pada perusahaan
perbankan syariah.
17
b. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti
selanjutnya sebagai bahan referensi untuk lebih dikembangkan
dalam pembahasan holistic CSR pada perusahaan perbankan
syariah.
2. Kontribusi Praktisi
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai strategi bisnis dalam
meningkatkan kinerja perusahaan, apakah penerapan CSR dapat
meningkatkan kinerja keuangan. Begitu pula perhatian perusahaan
terhadap aspek lingkungan dan sosial, yang tentunya memberikan
dampak positif.
b. Bagi Praktisi
Sebagai bahan masukkan dan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan dan keputusan terkait pelaporan dan
pengungkapan CSR. Laporan CSR apakah sudah memenuhi aturan
Undang-Undang atau hanya sekadar syarat, namun
implementasinya belum sesuai dengan harapan.
18
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Holisctic Corporate Social Responsibility
a. Pengertian Corporate Social Responsibility
Istilah CSR pertama kali digunakan dalam tulisan Howard Rothmann
Browen yang berjudul Social Responsibility of The Businessman pada tahun
1953. Selanjutnya, muncul beberapa istilah yang bermakna hampir sama
dengan Corporate Social Responsibility (CSR), seperti: Corporate Giving,
Corporate Philanthropy, Corporate Community Relation dan Community
Development. Secara global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-
an dan semakin populer setelah diterbitkannya buku Cannibals with Forks:
The Triple Bottom Line in 21st Century Business karya John Elkington pada
tahun 1998.
Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep single bottom line
yang hanya berorientasi pada profit. Konsep triple bottom line menambahkan
unsur people dan planet sebagai faktor yang mempengaruhi profit yang
menjadi tujuan utama perusahaan. Definisi Corporate Social Responsibility
(CSR) menurut ISO (International Organization for Standaridization) 26000
adalah:
“The responsibility of an organization for the impacts of its decision
and activities on society and the environment, through transparency and
ethical behavior that : Contribute to sustainable development, including
19
health and welfare of society, Takes into account the expectation of
stakeholders, Is in compliance with applicable law and consistent with
international norms of behavior, Is integrated throughout the organization
and practices in its relationship”.
CSR diartikan sebgai pertanggungjawaban sebuah organisasi atas
dampak dari keputusan dan aktivitas yang dilaksanakan di masyarakat dan
lingkungan, melalui transparansi dan perilaku etis yang berbentuk antara lain:
(1) kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, termasuk
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,
(2) memenuhi harapan stakeholders,
(3) sesuai dengan hukum yang berlaku dan sejalan dengan norma-
norma perilaku yang berlaku secara internasional, dan
(4) terintegrasi dengan keseluruhan organisasi dan pelaksanaannya
dengan pihak-pihak terkait.
Beberapa definisi CSR yang diungkapkan oleh beberapa ahli sebagai
berikut:
Menurut Suharto (2008) CSR adalah operasi bisnis dengan komitmen
yang tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan finansial, melainkan juga
untuk membangun sosial-ekonomi kawan secara holistik, melembaga dan
berkelanjutan. Kemudian menurut Widjaja & Yeremia (2008) CSR merupakan
bentuk kerjasamaantara perusahaan (tidak hanya Perseroan Terbatas) dengan
segala hal (stake-holders) yang secara langsung maupun tidak langsung
berinteraksi dengan perusahaan untuk tetap menjamin keberadaan &
kelangsungan hidup usaha (sustainability) perusahaan.
20
Sedangkan menurut Kotler & Nance, 2005 Mendefinisikannya CSR
sebagai komitmen korporasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitar melalui kebijakan praktik bisnis dan pemberian kontribusi sumber daya
korporasi. Dari .pengertian tersebut tampak bahwa CSR merupakan social
responsibility dan perusahaan dalam hubungannya dengan pihak internal dan
eksternal.
Untuk memalhami letak konflik antara yang menganggap teori
mengenai CSR sangat dibutuhkan dalam perusahaan maupun yang
menganggap tidak perlu. Berikut ini adalah beberapa teori mengenai CSR:
b. Teori Mengenai CSR
1. Teori Akuntabilitas Korporasi (Corporate Accountability Theory)
Menurut teori ini, perusahaan harus bertanggung jawab atas semua
konsekuensi yang ditimbulkan baik sengaja maupun tidak sengaja kepada
para pemangku kepentingan (stakeholder). Secara teori tersebut
menyatakan CSR tidak hanya sekedar aktivitas kedermawanan (charity)
atau aktivitas saling mengasihi (stewardship) yang bersifat sukarela kepada
sesame seperti yang dipahami para pebisnis selama ini, tetapi juga harus
dipahami sebagai suatu kewajiban asasi yang melekat dan menjadi “roh
kehidupan” dalam sistem serta praktik bisnis.
Alasannya, CSR merupakan konsekuensi logis dari adanya hak
asasi yang diberikan Negara kepada perusahaan untuk hidup dan
berkembang dalam suatu area lingkungan. Jika tidak ada keselarasan
antara hak dan kewajiban asasi perusahaan, dalam area tersebut akan hidup
21
dua pihak yaitu, gainers (perusahaan) dan losers yaitu masyarakat
(Dellaportas,dkk,2005) dalam Lako (2011).
2. Teori Stakeholder
Hal pertama mengenai teori stakeholder adalah bahwa stakeholder
merupakan sistem yang secara eksplisit berbasis pada pandangan tentang
suatu organisasi dan lingkungannya, mengenai sifat saling mempengaruhi
antara keduanya yang kompleks dan dinamis. Stakeholder dan organisasi
saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari hubungan sosial keduanya
yang berbentuk responsibilitas dan akuntabilitas. Oleh karena itu
organisasi memiliki akuntabilitas terhadap stakeholdernya (Marzully dan
denies, 2012).
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus
memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan
suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh
stakeholder kepada perusahaan tersebut. Gray, Kouhy dan Adams
mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada
dukungan stakeholders sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk
mencari dukungan tersebut. Semakin powerful stakeholder, maka semakin
besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap
sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya
(Handoko,2014).
22
3. Teori Sustainabilitas Koporasi
Menurut teori ini, agar bisa hidup dan tumbuh secara
berkelanjutan, korporasi harus mengintegrasikan tujuan bisnis dengan
tujuan sosial dan ekologi secara utuh (Lako, 2011). Dalam perspektif teori
ini, masyarakat dan lingkungan adalah pilar dasar dan utama yang
menentukan keberhasilan bisnis suatu perusahaan sehingga harus selalu
diproteksi dan diberdayakan (Lako, 2011). Pembangunan, pengembangan
serta perluasan bisnis yang akan dilakukan perusahaan harus
mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi, sosial dan lingkungan
sehingga tidak meninggalkan dampak negatif di masa yang akan datang.
c. Prinsip-Prinsip CSR
Tanggungjawab sosial (Corporate Social Responsibility)
mengandung dimensi yang sangat luas dan kompleks.Di samping itu,
tanggungjawab CSR juga mengandung interprestasi yang sangat berbeda,
terutama dikaitkan dengan kepentingan pemangku kepentingan
(Stakeholder).Karena itu dalam rangka memudahkan pemahaman dan
penyederhanaan, banyak ahli mencoba menggarisbawahi pinsip dasar yang
terkandung dalam tanggungjawab CSR. David (2008) mengurai prinsip-
prinsip tanggungjawab CSR menjadi tiga, antara lain yaitu:
1. Sustainability
Berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan
aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di
masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan bagaimana
23
penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan
memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Karena itu
sustainability berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana society
memanfaatkan sumberdaya agar tetap memperhatikan generasi masa
datang.
2. Accountability
Merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab atas
aktivitas yang telah dilakukan.Akuntabilitas dibutuhkan, ketika aktivitas
perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal. Konsep
ini menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas perusahaan terhadap pihak
internal dan eksternal (David, 2008). Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai
media bagi perusahaan membangun image dan network terhadap para
pemangku kepentingan.Tingkat keluasan dan keinformasian laporan
perusahaan memiliki konsekuensi sosial maupun ekonomi. Tingkat
akuntanbillitas dan tanggungjawab perusahaan menentukan legitimasi
stakeholder eksternal, serta meningkatkan transaksi saham perusahaan.
Keterbukaan perusahaan atas aktivitas tanggungjawab sosial menentukan
respon masyarakat bagi perusahaan. Namun informasi yang bersifat
negatif justru menjadi bumerang perusahaan, dan cenderung memunculkan
image negatif.
Menurut David (2008) menyatakan akuntabilitas dan keterbukaan
memiliki kemanfaatan secara sosial dan ekonomi. Lebih lanjut dinyatakan
bahwa informasi yang disampaikan perusahaan bermanfaat bagi para
24
pemangku kepentingan dalam mendukung pengambilan keputusan. Agar
informasi dalam laporan perusahaan sebagai wujud akuntabilitas
memenuhi kualifikasi, maka akuntabilitas seharusnya mencerminkan
karakteristik antara lain:
1. Understand-ability to all paries concerned
2. Relevance to the users of the information provided.
3. Reability and terms of accuracy of measurement, representation of
impact and freedom from bias
4. Comparability, which implies consistency, both over time and between
different organisations
3. Transparancy
Merupakan perinsip penting bagi pihak eksternal.Transaparansi
bersinggungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan berikut dampak
terhadap pihak eksternal. David (2008) menyatakan:
“Transparancy, as principle, means that the eksternal inpact of the actions
of the organisation can be ascertained from that organisation as reporting
and pertinent pack as are not this guised within that reporting. The effect
of the action of the organisation, including eksternal impacts, should be
apparent to all from using the information provided by the organisation’s
reporting mechanism”.
Transparansi merupakan satu hal yang amat peting bagi pihak
eksternal, berperan untuk mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman,
25
khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari
lingkungan.
d. Konsep Piramida CSR
Dalam pandangan Archie B. Carrol, CSR adalah puncak piramida
yang erat terkait dan bahkan identik dengan tanggung jawab filantropis
(Zaim Saidi, Hamid Abidin. 2004). Dan menurut Carrol, konsep piramida
yang dikembangkannya akan menjustifikasi secara teoritis dan logis
mengapa sebuah perusahaan melakukan CSR. Berikut Carrol menjelaskan
konsep piramidanya:
Gambar 2.1 Piramida CSR
26
1) Tanggung jawab ekonomis
Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah
fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi
sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup dan berkembang.
Perusahaan adalah organisasi yang bertujuan mencari laba (profit oriented)
sehingga selalu diharapkan untuk berkembang menjadi perusahaan yang
besar. Kelangsungan hidup perusahaan hanya dapat dipertahankan jika
perusahaan memperoleh keuntungan dan disebut sebagai tanggung jawab
ekonomis.
Perusahaan selalu berusaha meningkatkan kinerja ekonomisnya
sehingga tanggung jawab ekonomi diartikan sebagai profit maximization.
Berdasarkan sudut pandang tersebut perusahaan yang tidak menghasilkan
laba dianggap sebagai perusahan yang tidak sehat, karena perusahaan
didirikan dengan modal yang harus diperoleh kembali dalam jangka waktu
tertentu bersama dengan laba yang diharapkan. Secara ekonomis
keuntungan perusahaan diekspresikan dalam bentuk uang. Dalam
pencarian keuntungan ini tidak diperoleh perusahaan secara sepihak tetapi
melalui interaksi antara perusahaan dengan lingkungannya. Bisnis yang
baik (good business) bukan perusahaan yang hanya menguntungkan secara
ekonomi tetapi juga yang baik secara moril (ethic).
Menurut Friedman yang dikutip oleh Bertens (2003) bahwa jika
suatu perusahaan sudah mencapai keuntungan secara ekonomis maka
perusahaan sudah memenuhi tanggung jawab sosialnya. Dengan alasan
27
bahwa jika perusahaan mempunyai keuntungan secara ekonomis maka
perusahaan tersebut akan mempunyai aspek sosial terhadap pemerintah,
tenaga kerja dan masyarakat.
Tjager at.el (2003) menyatakan bahwa jika perusahaan
melaksanakan tanggung jawab ekonomisnya maka akan mempunyai
implikasi yang luas terhadap lingkungan sosialnya karena aktivitas
perusahaan akan memberikan penghasilan bagi tenaga kerja, peluang baru
bagi masyarakat disekitarnya dan akan mewarnai aktifitas perekonomian
nasional dengan membayar pajak bagi pemerintah.
2) Tanggung Jawab Legal, Obey the Law
Perusahaan harus taat hukum. Dalam proses mencari laba,
perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah
ditetapkan pemerintah. Dalam prakteknya, banyak masalah yang timbul
dalam hubungan perusahaan dengan hukum. Hukum merupakan sudut
pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan. Dibandingkan dengan standar dan etika,
hukum lebih jelas dan pasti karena hukum ditulis diatas putih dan jika
dilanggar ada sanksi tertentu. Hukum dipahami sebagai suatu sistem
norma yang mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat yang
mempunyai sanksi jika tidak dilaksanakan, juga sebagai sarana pemecahan
konflik yang rasional karena di dasari fakta-fakta (Tjager at.al, 2003).
Dalam hubungannya dengan perusahaan, proses terbentuknya
undang-undang dan peraturan (aktualisasi hukum) memerlukan waktu
28
yang lama tidak akan pernah bisa sempurna, sehingga perusahaan yang
kurang tanggung jawab sosialnya bisa memanfaatkan celah-celah dalam
hukum (the loopholes of the law). Dalam bisnis sudut pandang hukum
sangatlah penting. Bisnis harus menaati hukum (peraturan) yang berlaku.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang taat pada hukum
walaupun itu tidak cukup tanpa disertai dengan etika. Dengan demikian
hukum dan etika saling melengkapi, karena dari segi normatif etika
mendahului hukum. Sehingga sering didengar bahwa perusahaan sudah
belaku etis bila telah mentaati hukum. Artinya tanggung jawab hukum
perusahaan sudah dipandang memenuhi kewajibannya bila telah bertindak
legal dan mematuhi peraturan yang berlaku.
3) Tanggung Jawab Etis (Be Ethical)
Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis
yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi
rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. Termasuk dalam tanggung
jawab etis adalah kepekaan korporat dalam menjunjung kearifan dan adat
lokal. Pengenalan terhadap kebiasaan, opinion leader, kebudayaan, bahasa
daerah, kepercayaan dan tradisi menjadi sebuah keharusan dalam
menjalankan tanggung jawab etis tersebut.
Menurut Tjager at.el (2003) para praktisi ekonomi di Indonesia
baru cenderung memenuhi tangung jawab hukum “compliance driven”
dari pada “ethic driven”. Seharusnya pelaku bisnis selain mengacu kepada
hukum juga harus mengacu kepada nilai-nilai etika dan merupakan
29
kebutuhan untuk diterapkan dalam perusahaan. Sehingga perusahaan tidak
hanya patuh pada peraturan yang ada tetapi menyadari bahwa pengelolaan
perusahaan membutuhkan kesadaran etika. Proses negosiasi, konsolidari
dan kompromi dari setiap standard dan harapan komunitas lokal
merupakan tantangan bagi setiap perusahaan, terutama yang bersifat
multinasional.
4) Tanggung Jawab Filantropis (Be A Good Citizen)
Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan
berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi
yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Para pemilik dan
pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab ganda,
yaitu kepada perusahaan dan kepada publik, tetapi diharapkan agar
perusahaan dapat memupuk kemandirian komunitas.
Tanggung jawab ini didasari itikad perusahaan untuk
berkontribusi pada perbaikan komunitas secara mikro maupun makro.
Berdasarkan uraian diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa perusahaan
mempunyai tanggung jawab yang lebih luas terhadap stakeholder-nya,
yang bisa dilakukan melalui penerapan CSR, sementara penerapan
CSR itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari strategi perusahaan, yang
pada akhirnya akan memberi keuntungan terhadap posisi perusahaan
tersebut. Rahman (2009) dan Fajar (2005) dari CSR Review
menyatakan bahwa pelaksanaan CSR oleh perusahaan dibagi menjadi
empat kategori, yaitu :
30
a. Kelompok Hitam Merupakan perusahaan yang tidak
melakukan praktek CSR sama sekali, dimana mereka
menjalankan bisnis semata-mata untuk kepentingan sendiri,
bagaimana mendapatkan hasil semaksimal mungkin dan tidak
peduli kepada lingkungan dan masyarakat sekitar serta tanpa
mempertimbangkan efek negatif yang ditimbulkan dari
aktivitas perusahaan tersebut.
b. Kelompok Merah Merupakan perusahaan yang mulai
melakukan CSR tetapi memandangnya sebagai beban, yaitu
komponen biaya yang akan mengurangi keuntungan, karena
CSR dianggap tidak memiliki dampak posotif bagi perusahaan.
Perusahaan melakukan CSR karena keterpaksaan akibat
tekanan dari masyarakat atau pihak lain. Perusahaan selalu
menggunakan alasan ekonomis dimana kondisi perusahaan
masih dalam tahap perkembangan, sehingga masih fokus untuk
mendapat keuntungan yang maksimal.
c. Kelompok Biru Merupakan perusahaan yang berpendapat
bahwa kegiatan CSR akan memberikan dampak positif
terhadap bisnis dan menganggap CSR sebagai investasi jangka
panjang, yang akan memberikan dampak bagi perusahaan
berupa citra positif dan bagi masyarakat berupa kontribusi
dalam pembangunan berkelanjutan. Perusahaan ini telah
menetapkan program yang tepat sasaran, dengan tujuan yang
terukur dan dijalankan secara berkelanjutan. d. Kelompok
31
Hijau Merupakan perusahaan yang telah melaksanakan CSR
dan menempatkannya sebagai nilai inti dan menganggapnya
sebagai suatu keharusan, bahkan kebutuhan.
CSR telah menjadi filosofi dari setiap langkah dan
keputusan yang diambil oleh perusahaan, yang berkorelasi dengan
kepentingan internal maupun eksternal. Perusahaan sangat
memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan
karyawan serta melaksanakan prinsip transparansi dan
akuntabilitas. Berdasarkan kategori tersebut, maka bisa disusun
indikator pelaksanaan dan metode penilaian CSR dalam
perusahaan.
2. Sasaran CSR
Piramida CSR yang dikembangkan oleh Carol (1979),
menyebutkan tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah triple bottom
lines, yaitu profit, people, dan planet (3P) :
a. Profit Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari
keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi
dan berkembang.
b. People Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap
kesejahteraan manusia.
c. Planet Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan
berkelanjutan keragaman hayati. Mencari keuntungan merupakan
hal penting bagi perusahaan, tetapi hal itu tidak harus melepaskan
32
diri dari hal lain diluar mencari keuntungan, yaitu mengembangkan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Jenis-Jenis CSR
Kotler dan Lee (2006) menyebutkan ada 6 (enam) jenis aktivitas
program CSR yang umum dilaksanakan oleh perusahaan, yaitu :
1. Promosi kegiatan sosial (Cause Promotions) Pada aktivitas CSR ini
perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki
perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu
kegiatan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi
dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan
tertentu. Fokus utama dari kategori aktivitas CSR ini adalah
komunikasi persuasif, dengan tujuan menciptakan kesadaran
masyarakat terhadap suatu masalah sosial.
2. Pemasaran terkait kegiatan sosial (Cause Related Marketing) Pada
aktivitas CSR ini perusahaan memiliki komitmen untuk
menyumbangkan persentase tertentu dari penghasilannnya untuk suatu
kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk. Kegiatan ini
biasanya didasarkan kepada penjualan produk tertentu, untuk jangka
waktu tertentu serta untuk aktivitas derma tertentu.
3. Kegiatan filantropis perusahaan (Corporate Philantrophy) Pada
aktivitas CSR ini perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam
bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan
tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai,
bingkisan/paket bantuan atau pelayanan secara gratis. Kegiatan
33
filantropi biasanya berkaitan dengan berbagai kegiatan sosial yang
menjadi prioritas perhatian perusahaan.
4. Pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela (Community
Volunteering) Pada aktivitas CSR ini perusahaan mendukung dan
mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran atau para
pemegang franchise agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela
guna membantu organisasiorganisasi masyarakat lokal maupun
masyarakat yang menjadi sasaran program.
5. Pemasaran kemasyarakatan korporat (Corporate Societal Marketing)
Pada aktivitas CSR ini perusahaan mengembangkan dan
melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat
dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik,
menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Corporate social marketing ini dilakukan
perusahaan dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat
(behavioral changes) dalam suatu isu tertentu. Fokus dari aktivitas
kategori ini adalah untuk mendorong perubahan perilaku yang
berkaitan dengan:
a. Isu-isu Kesehatan (health issues)
b. Isu-isu Perlindungan Terhadap Kecelakaan (injury prevention
issues)
c. Isu-isu Lingkungan (environmental issues)
d. Isu-isu Keterlibatan Masyarakat (community involvement
issues)
34
6. Praktika bisnis yang mempunyai tanggung jawab sosial
(Socially Responsible Business Practice). Pada aktivitas CSR
ini perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui
aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta
melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan
memelihara lingkungan hidup.
4. Hubungan CSR dan Kinerja Keuangan
Aspek ekonomi CSR menurut Uddin (2008) terdiri dari memahami
dampak ekonomi dari operasi perusahaan. Masalah ekonomi telah lama
diabaikan dalam diskusi tanggung jawab sosial perusahaan. Selama
bertahun-tahun aspek ini telah banyak diasumsikan dikelola dengan baik.
Namun, sebenarnya hal tersebut adalah hal yang paling tidak dipahami
oleh banyak orang dalam membentuk agenda kebijakan perusahaan dan
publik, dan kurang terwakili agenda tanggungjawab perusahaan.
Aspek ekonomi CSR sering keliru dan dianggap identik dengan
masalah keuangan, dan karena telah diasumsikan sebagai dua pilar sebuah
bangunan. Namun, tanggung jawab ekonomi tidak hanya masalah
perusahaan yang bertanggung jawab secara finansial, namun juga catatan
angka pekerjaan dan utang dalam laporan tanggungjawab perusahaan
terbaru. Dimensi ekonomi dari agenda keberlanjutan harus lebih
mempertimbangkan dampak ekonomi langsung dan tidak langsung operasi
organisasi terhadap masyarakat sekitar dan para stakeholders perusahaan.
Itulah yang membuat perusahaan bertanggungjawab secara-ekonomi.
35
5. Hubungan CSR dan Aspek Lingkungan
Lingkungan, satu arti total lingkungan dari kondisi eksternal di
mana suatu organisasi atau komite organisasi berada. Dalam pengertian
umum, lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada di luar manusia
di sekitarnya ataupun yang jauh dari mereka bahwa mereka berinteraksi
dengan atau yang menimpa pada kesejahteraan mereka. Kata lingkungan
termasuk elemen kompleks lanskap budaya seperti permukiman, jalan,
pertanian, dan lain-lain yang dibuat oleh manusia serta unsur-unsur alam
seperti danau, pegunungan, iklim dan cuaca (Ajayi dan Adesina, 2005).
Menurut Ikporukpo (2001) lingkungan adalah totalitas lingkungan
manusia, dimana lingkungan manusia berasal dari lingkungan fisik.
Lingkungan manusia dianggap sebagai konstruk manusia yang diciptakan
oleh manusia dalam perjuangan mereka untuk bertahan hidup dan bertahan
di muka bumi yang disebut lingkungan hunian. Hal ini biasanya
diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu, seperti ukuran populasi,
kegiatan ekonomi dan karakteristik khusus. Hubungan antara lingkungan
fisik dan manusia tidak saling eksklusif. Dengan kata lain, lingkungan
manusia adalah modifikasi lingkungan fisik. Hal ini dilakukan melalui
kegiatan produksi primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Karena
manusia beroperasi di permukaan bumi yang perlu diperhitungkan (Ajayi
dan Adesina, 2005). Degradasi lingkungan sebagian besar disebabkan oleh
kegiatan manusia dan juga dapat menjadi konsckuensi dari bahaya
manusia. Hasilnya adalah bahwa proses alami dari ekosistem yang diubah
36
dan atau dirusak yang tidak mungkin diperbaiki. Ketika lingkungan
menjadi rusak, semua bentuk kehidupan terancam (Farinloye, 2006).
Uddin (2008) mengatakan bahwa kepedulian terhadap lingkungan
dan pembangunan berkelanjutan adalah pilar utama dari tanggung jawab
sosial perusahaan. Isu lingkungan dan ekologi telah menjadi topik penting
dari diskusi selama tiga puluh tahun terakhir dalam dunia bisnis.
Pengetahuan dan isu-isu dalam' dimensi ini telah berkembang secara
menyeluruh dan mengubah realitas bisnis. Aspek lingkungan diberlakukan
pada 1970-an dengan pemahaman yang benar pertama dampak lingkungan
dari bisnis. Pada saat ini, abad 21. kita dihadapkan dengan tantangan baru.
6. Hubungan CSR dan Aspek Sosial
Hubungan CSR dan Aspek Sosial Di sisi lain, semakin banyaknya
masalah sosial ekonomi sebagai dampak globalisasi menimbulkan
pertanyaan baru dan harapan tentang tata kelola perusahaan dan
tanggungjawab sosial. CSR muncul sebagai doktrin untuk memperluas
spektrum tanggung jawab perusahaan yang didalamnya menyertakan baik
dimensi sosial dan lingkungan. (Dusuki dan Abdullah, 2007). Menurut
Uddin (2008) tanggung jawab sosial merupakan bagian terbaru dari tiga
dimensi tanggung jawab sosial perusahaan dan memiliki perhatian yang
terbanyak dari perushaan. Banyak organisasi menjadi semakin aktif dalam
menangani masalah tanggung jawab sosial berarti bertanggung jawab atas
dampak sosial perusahaan pada orang - bahkan secara tidak langsung. Ini
termasuk orang- orang dalam perusahaan, dalam rantai pasokan
perusahaan, di masyarakat sekitar perusahaan dan sebagai pelanggan dari
perusahaan yang berarti seluruh stakeholder. Hal ini mengacu pada
kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan
yang akan berkontribusi untuk kesejahteraan dan kepentingan masyarakat
serta orang-orang dalam organisasi. Adapun aspek-aspek yang menjadi
37
kunci aspek-aspek sosial dari CSR untuk suatu organisasi adalah
tanggungjawab terhadap pelanggan, tanggungjawab terhadap pelanggan
dan tanggungjawab terhadap masyarakat.
7. Pengertian Maqashid Syariah
Secara bahasa, maqâshid al-syari'ah terdiri dari dua kata:
maqâshid dan al-syari'ah. Istilah maqâshid berasal dari bahasa Arab
yang merupakan bentuk jamak dari maqsad, yang berarti tujuan,
tujuan, prinsip, niat, tujuan, tujuan akhir. Maqâshid hukum Islam
adalah maksud atau tujuan dibalik hukum. Bagi sejumlah ahli teori
hukum Islam (Jasser Auda, 2015), maqashid merupakan pernyataan
alternatif untuk masalih atau manfaat. Sedangkan al-syari'ah artinya
jalan menuju sumber air atau jalan menuju sumber utama kehidupan.
Mengingat hal tersebut, maqâshid al-syari'ah adalah untuk kepentingan
manusia (Muhammad Syukri Albani Nasution, 2013).
Tujuan prinsip Islam, seperti yang dikemukakan oleh Ibnu al-
Qayyim (w. 748 H / 1347 M) dan yang dipegang oleh dan yang dirujuk
berulang kali oleh Jasser Audah dalam bukunya, adalah sebagai
berikut. Syariah didasarkan pada kearifan dan pencapaian keselamatan
manusia di dunia dan akhirat. Syariah mengandung keadilan, kasih
sayang, hikmah dan kemanfaatan sehingga segala aturan merubah
keadilan menjadi tirani, kasih sayang menjadi dendam, saling
menguntungkan menjadi kerusakan, atau hikmah menjadi omong
kosong, bukanlah syariah meski ada klaim menurut beberapa tafsir.
MA. Sahal Mahfudh (2011) mengatakan bahwa tujuan hukum Islam
ini dapat diimplementasikan untuk melindungi kehidupan manusia
38
secara komprehensif ketika sekat-sekat daerah dihilangkan dan harus
dipahami sebagai sebuah keterbukaan. Keterbukaan artinya
disesuaikan dengan konteks di mana hukum Islam berada. Oleh karena
itu, pendekatan kontekstual sangat menentukan seperti apa wasilah
(ikatan atau hubungan) Hukum Islam itu. Patut dicatat bahwa hukum
Islam atau fikih tidak hanya diposisikan sebagai alat ukur kebenaran
ortodoksi, tetapi juga diartikan sebagai alat membaca realitas sosial
untuk diperlakukan dan ditindaklanjuti di kemudian hari. Sehingga,
hukum Islam memiliki dua fungsi: sebagai kontrol sosial dan sebagai
rekayasa sosial artinya menjadi alat ukur realitas sosial dengan syariah
ideal yang berujung pada hukum halal (halal) atau haram (haram) dan
boleh atau tidak boleh, dan sekaligus. waktu menjadi sarana rekayasa
sosial.
Teori Maqashid al-Shariah pertama kali dibuat konsep oleh
Imam Juwaini (1085 M). Al-Juwaini menggunakan konsep maslahah
dan mafsadah untuk mengembangkan teori Maqashid al-Shariah
hingga diakui suatu teori untuk digunakan dalam istimbath
(mengungkap) hukum Islam. Teori ini kemudian dikembangkan oleh
muridnya, al-Ghazali (1111 M) juga (Al-Ghazali dan Abu Hamid,
n.d.). Pengertian Maqashid al-Shariah pada masa klasik, khususnya
sebelum masa al-Ghazali, belum menonjolkan Maqashid al-Shariah
sebagai makna konseptual yang utuh atau menjadi definisi operasional
yang dapat menjadi dasar ijtihad. Artinya, konsep Maqashid al-Shariah
saat itu masih berada pada ranah konsep nilai yang belum
39
dikonstruksikan dalam bentuk karya ijtihadiyah hierarkis yang dapat
dijalankan sebagai upaya menghubungkan Tuhan (sebagai pemilik
tujuan). Saya bertujuan) ke af'al al-mukallifin. (Khadimi Nuruddin
Mukhtar, 2005). Baru kemudian Maqashid al-Shariah menjadi konsep
yang terorganisir secara hierarki yang kemungkinan besar akan
dioperasikan setelah masa Imam Abu Ishaq al-Syathibi. Peran yang
dimainkan sebenarnya tidak hanya untuk menjabarkan definisi dan
konsep nilai Maqashid al-Shariah secara lebih sempurna, tetapi al-
Syathibi telah mampu menampilkan landasan pola pikir dalam bernalar
(ijtihad) berdasarkan Maqashid al-Shariah. Ahmad Imam Mawardi
(2010) terpanggil untuk berkontribusi menggeser posisi Maqashid al-
Shariah dari posisi yang tidak jelas ke posisi fundamental dalam
hukum karena kemampuannya dalam menyampaikan posisi Maqashid
al-Shariah dari filosofi hukum ( hikmah) menjadi landasan berlakunya
hukum. Melalui argumentasi rasionalnya, ia juga dianggap telah
menggeser posisi Maqashid al-Shariah yang dzanni ke yang bersifat
qath'i. Syatibi (2004) juga mengatakan bahwa syariah (ketentuan untuk
mewujudkan Maqashid al-Shariah) yang bertujuan untuk mencapai
kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
Maqashid al-Shariah adalah tujuan atau hikmah (filosofi) Allah yang
memberlakukan hukum demi kepentingan. manfaat hamba-Nya di
dunia dan di akhirat dengan cara mencapai manfaat dan mengurangi
kerugian (kemudharatan).
40
8. Tahap Pelaksanaan CSR
Saidi dan Abidin (2004) menggambarkan tiga tahap yang
merupakan motivasi perusahaan dalam menjalankan CSR, yaitu :
a. Tahap pertama adalah corporate charity, yaitu dorongan amal
berdasarkan motivasi keagamaan.
b. Tahap kedua adalah corporate philantrophy, yaitu dorongan
kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika
universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan
pemerataan sosial.
Menurut Wibisono (2007), terdapat empat tahapan CSR, yaitu:
1. Tahap perencanaan Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama,
yaitu Awareness Building, CSR Assessement, dan CSR
Manual Building.
a. Awareness Building merupakan langkah utama
membangun kesadaran pentingnya CSR dan komeitmen
manajeman, upaya ini dapat berupa seminar, lokakarya, dan
lain-lain. CSR.
b. Assessement merupakan upaya memetakan kondisi
perusahaan dan mengidentifikasikan aspek-aspek yang
perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah
yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang
kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Langkah
selanjutnya membangun CSR
41
c. Manual Building, dapat melalui bencmarking, menggali
dari referensi atau meminta bantuan tenaga ahli independen
dari luar perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu
memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola
tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya
pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efisiEN.
2. Tahap implementasi
Pada tahap ini terdapat beberapa poin yang penting
diperhatikan, yaitu penggorganisasian (organizing) sumber
daya, penyusunan (staffing), pengarahan (direction),
pengawasan atau koreksi (controlling), pelaksanaan sesuai
rencana, dan penilaian (evaluation) tingkat pencapaian tujuan.
Tahap implementasi terdiri dari tiga langkah utama, yaitu
sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi.
3. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke
waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan
CSR.
4. Pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem
informasi baik untuk keperluan pengambilan keputusan
maupun keperluan keterbukaan inforrmasi material dan relevan
mengenai perusahaan.
9. Manfaat CSR
42
Corporate Social Responsibility memiliki beberapa nama lain yang
identik, antara lain:
a. Corporate Giving / charity (Pemberian / Amal Perusahaan)
Merupakan bentuk awal dari CSR dimana perusahaan hanya
memberikan sumbangan atas dasar tradisi atau agama, dimana
bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang sesaat dan jangka
pendek.
b. Corporate Philanthropy (Kedermawanan Perusahaan) Suatu
bentuk CSR atas dasar norma etika dan hukum universal,
dengan mencari dan mengatasi akar permasalahan dengan
terencana, terorganisasi dan terprogram.
c. Corporate Community / Public Relations (Relasi
Kemasyarakatan Perusahaan) Humas sebagai agen komunikasi
yang mampu menghubungkan setiap elemen yang
berkepentingan, merupakan bagian dari kegiatan CSR yang
bertujuan untuk menampilkan sisi baik perusahaan dan
meminimalkan resiko yang bisa ditimbulkan.
d. Responsible Business (Tanggung Jawab Bisnis) Dimana
perusahaan mengadopsi dan melaksanakan kebijakan dan
pertimbangan praktek bisnis dan investasi untuk meningkatkan
kesejahteraan komunitas.
e. Community Development (Pengembangan Masyarakat) Konsep
dasar Community Development (Susanto, A.B. 2009) adalah
kesadaran bahwa terdapat hubungan timbal balik yang saling
43
menguntungkan antara perusahaan dan komunitas yang berada
dalam lingkungan sekitarnya. Komunitas lokal mengharapkan
perusahaan bersedia membantu mereka dalam menghadapi
masalah-masalah mereka. Sebaliknya perusahaan mengharapkan
mereka diperlakukan secara adil dan cara pandang suportif. Inti
dari community development harus mengandung unsur
pemberdayaan, dan tidak mendidik mereka sebagai “pengemis”.
f. Corporate Social Investment (Investasi Sosial Perusahaan)
Merupakan investasi dalam bidang sosial yang dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
dimana investasi itu diharapkan bisa kembali dalam bentuk
peningkatan citra positif perusahaan dimata masyarakat.
g. Corporate Citizenship Jörg Andriof and Malcolm McIntosh,
2003 (Kartono, 2009) mendefinisikan hal ini sebagai
keterlibatan perusahaan dalam upaya menjadikan warga Negara
lainnya lebih sadar dan memiliki informasi yang lebih serta
berperan aktif dalam upaya pencerahan berbagai kalangan warga
Negara baik dalam kegiatan dengan melibatkan sektor publik
maupun dalam praktek bisnisnya sendiri. Bahkan dengan
kesadaran dirinya sebagai warga Negara, perusahaan harus
mendapatkan legitimasi penuh dari masyarakat akan eksistensi
dan operasinya. Karenanya perusahaan harus dapat
mengartikulasikan peran, cakupan dampak dan tujuan-tujuan
44
bisnisnya sebaik-baiknya melalui kesadaran akan kewajiban
pengelolaan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan.
B. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan topic
permasalahan Holistic Social Corporate Responsibility (CSR): aspek
social, lingkungan dan keuangan. Berikut ini adalah tabel penelitian
terdahulu yang relevan:
Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Nama Peneliti
dan Tahun
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Prof. Dr. Ahmad
Rodoni & Prof.
Dr. Ahmad Thib
Raya (2014)
“Holistic Corporate Social
Responsibility: Implementasi
pada Perusahaan Syariah di
Indonesia”
Perusahaan di Indonesia
menerapkan CSR yang
lebih holistik belum
terintegrasi, meliputi aspek
filosofi dan perspektif
manajerial yang menjadi
tanggung jawab sosial
perusahaan Syariah yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Praktik CSR di perusahaan
Syariah ini belum
menggunakan konsep CSR
oleh perspektif Islam.
Studi ini juga
menunjukkan bahwa tiga
aspek penting dari CSR
45
dilakukan tidak saling
berhubungan, yang
mencakup tanggung jawab
lingkungan, sosial dan
ekonomi.
2 Kahfi Aditya
Ramadhan
(2015)
“Implementasi Corporate
Social Responsibility (CSR):
Studi Komparatif PT Bank
Syariah Mandiri dan Bank
Asing Konvensional”
Bank Syariah Mandiri
memiliki keunggulan pada
resource dana yang
mendukung serta cakupan
wilayah yang luas karena
Bank Syariah Mandiri
memiliki kantor cabang
yang tersebar di berbagai
wilayah di Indonesia.
Akan tetapi,
kelemahannya adalah
sumber daya manusia pada
tiap cabang yang kurang
mencukupi.
Bertolak belakang dengan
Bank Syariah Mandiri,
Bank Mizuho Indonesia
memiliki resource sumber
daya manusia yang
mencukupi. Tetapi
kelemahannya adalah
sumber dana yang terbatas
serta branding dari Bank
Mizuho belum terlalu
dikenal masyarakat
sehingga mempersulit
proses penyaluran CSR.
46
3 Budi Gautama
Siregar (2015)
“Penerapan Corporate
Social Responsibility (CSR)
dalam Pandangan Islam”
Menurut Islam, CSR yang
dilakukan harus bertujuan
untuk menciptakan
kebajikan yang dilakukan
bukan melalui aktivitas-
aktivitas mengandung
unsur riba, melainkan
dengan praktik yang
diperintahkan Allah
berupa zakat, infak,
sedekah, dan wakaf.
Selain itu, pelaksanaan
CSR dalam Islam juga
merupakan salah satu
upaya mereduksi
permasalahan-
permasalahan sosial yang
terjadi di masyarakat
dengan mendorong
masyarakat keseimbangan
distribusi kekayaan di
masyarakat.
Praktik CSR dalam islam
menekankan pada etika
bisnis islami dan juga
memerintahkan praktik
CSR pada lingkungan.
4 Pablo Alamo,
Javier Gallan-
Barerra & Diana
Nino-Munaz
(2019)
“Implementation of a Holistic
Corporate Social
Responsibility Method with a
Regional Scope”
Penelitian ini menerapkan
solusi holistik untuk
mengatasi kebutuhan CSR
47
di universitas tradisional di
Kolombia.
Metodologi yang
disarankan mengikuti
pendekatan humanistik
dan secara strategis
mengidentifikasi dan
memprioritaskan peluang
yang tersedia untuk
universitas ini dalam suatu
wilayah.
Metodologi yang
diusulkan menyajikan cara
yang efisien untuk
merancang strategi CSR
untuk institusi pendidikan
tinggi swasta.
5 Aat Ruchiat
Nugraha,
Suwandi
Sumartias, Evi
Novianti dan
Kokom
Komariah
(2015)
“Implementasi Corporate
Social Responsibility Go
Green Economic Berbasiskan
Kearifan Lokal”
Kegiatan CSR PT
Indocement Tunggal
Perkasa, Tbk dilakukan
secara intensif dan terbuka
sehingga telah memenuhi
prinsip transparency
terhadap para stakeholder.
Strategi implementasi
CSR yang dilakukan oleh
48
PT Indocement Tunggal
Perkasa, Tbk
menggunakan konsep
development with
community (bersama-sama
membangun pembinaan
dimana masyarakat
dijadikan rekanan kegiatan
CSR).
6 Kadek Desy
Aprianthiny
(2015)
“Implementasi Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan
(CSR) Sebagai Modal Sosial
pada PT Tirta Mumbul Jaya
Abadi, Singaraja Bali”
Implementasi CSR pada
PT. Tirta Mumbul Jaya
Abadi dikategorikan
sebagai modal sosial
karena salah keberhasilan
perusahaan keberlanjutan
usaha. satu adalah
Keberlanjutan usaha itu
dapat dilihat dari
organisasi pihak internal
dan pihak eksternal.
Kendala-kendala yang
dihadapi PT. Tirta
Mumbul Jaya Abadi dalam
usahanya melalui program
CSR yaitu kurangnya
pemahaman masyarakat
terhadap kegiatan industri.
Sehingga terkesan industry
tidak memberikan
terhadap Bunsbue
perbaikan kehidupan
masyarakat di dampak
49
sekitar wilayah usaha.
7 Rykanita Pri
Ramadhani H.
US (2014)
“Implementasi Corporate
Social Responsibility
terhadap Kepercayaan dan
Loyalitas Nasabah Ditinjau
dari Perspektif Syariah:
(Studi Kasus pada PT Bank
BNI Syariah Cabang
Makassar”
Dari kacamata nilai-nilai
syariah, yaitu hubungan
kepada Allah
(hambluminallah),
hubungan kepada manusia
(habluminannas) dan
hubungan kepada alam
9hablum fil ardhi), CSR
yang dilakukan oleh BNI
Syariah Cabang Makassar
memerhatikan ketiga
aspek tersebut.
Kegiatan CSR yang
dilaksanakan Bank BNI
Syariah Cabang Makassar
memberikan dampak
kepercayaan dan loyalitas
terhadap entitas tersebut.
Citra dari BNI Syariah
Cabang Makassar juga
mengalami peningkatan di
mata masyarakat yang
berbanding lurus dengan
peningkatan kepercayaan
nasabah terhadap Bank
BNI Syariah Cabang
Makassar.
8 Zakaria Ali
Aribi dan Simon
Gao (2010)
Corporate Social
“Responsibility Disclosure, A
Comparison Between Islamic
Financial Institutions And
Terdapat perbedaan
pengungkapan CSR antara
Islamic Financial
Institutions dengan
50
Conventional Financial
Institutions”
Conventional Financial.
Letak perbedaan beragam
pada aspek-aspek yang
dinilai, namun pada
pengungkapan, Islamic
Financial Institutions lebih
tinggi dibandingkan
dengan Conventional
Financial Institutions.
9 MB Hendrie
Anto dan Dwi
Retno Astuti
(2008)
“Persepsi Stakeholder
Terhadap Pelaksanaan
Corporate Social
Responsibility: Kasus pada
Bank Syariah di DIY”
Berbagai kelompok
stakeholder bank syariah
memnjukkan persepsi
yang sama terhadap
terhadap berbagai aspek
dalam CSR, yang pada
intinya CSR justru akan
memberikan dampak
positif bagi eksistensi bank
syariah tersebut.
10 Vicente Lima
Crisóstomo,
Fátima de Souza
Freire dan Paulo
Henrique Nobre
Parente (2014)
“An Analysis of Corporate
Social Responsibility in
Brazil: Growth, Firm Size,
Sector and Internal
Stakeholders Involved in
Policy Definition”
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada
korelasi negatif antara
CSR dan nilai perusahaan.
Selain itu, terdapat
hubungan netral antara
CSR dan kinerja keuangan
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah suatu pemetaan dari pola pikir peneliti
terhadap topik yang akan dibahas dalam penenlitiannya. Dalam hal ini peneliti
51
memiliki kerangka pemikiran yang berlandaskan konsep CSR dan penerapanya
secara holistic pada suatu perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan proses penting dalam
pengelolaan biaya dan keuntungan kegiatan bisnis dengan stakeholder baik secara
internal (pekerja, stakeholders, dan penanaman modal) maupun eksternal
(kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota masyarakat, kelompok
masyarakat sipil dan perusahaan lain), dimana tidak hanya terbatas pada konsep
pemberian bantuan saja, tapi konsepnya luas dan tidak bersifat statis dan pasif,
akan tetapi merupakan hak dan kewajiban yang dimiliki bersama antar
stakeholder dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu mengenai
program peningkatan atau mempertahankan citra positif perusahaan di mata
masyarakat ternyata membawa dampak yang cukup signifikan. Oleh karena itu
analisis mengenai penerapan corporate social responsibility suatu perusahaan
wajib dikaji secara holistik.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau
obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Suryabrata (2010)
mengatakan Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. Sementara itu sugiyono menjelaskan bahwa variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Kerlinger (1973) dalam Sugiyono menyatakan bahwa variabel
adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
B. Definisi Operasional Variabel
Setiap variabel yang telah ditetapkan harus diberi defenisi operasionalnya.
Defenisi operasioanl variabel penting bagi peneliti lain yang ingin mengulangi
penelitian tersebut. Selain itu definisi operasional dipergunakan untuk
menentukan instrumen alat-alat ukur apa saja yang dipergunakan dalam
penelitian. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data
53
dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup
variabel. Variabel yang dimasukkan dalam operasioanal adalah variabel kunci/
penting yang dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggung jawabkan
(referensi harus jelas).
Defenisi operasional adalah definisi yang dirumuskan oleh peneliti
tentang istilah-istilah yang ada pada masalah peneliti dengan maksud untuk
menyamakan persepsi antara peneliti dengan orang-orang yang terkait
denga penelitian (Sanjaya:2013). Dalam merumuskan definisi operasional, kita
boleh saja mengutip pendapat ahli, tetapi kita perlu memilih pendapat mana yang
lebih mendekati pada pendapat kita sendiri, dengan kata lain tidak asal dalam
mengutip.
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi
atau petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Informasi ilmiah yang dijelaskan dalam definisi operasional sangat membantu
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang
sama, karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya
melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep
yang sama. Dengan demikian, ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan
prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.
Setelah variabel-variabel penelitian didefinisikan secara teoritis dan secara
operasional, setiap variabel dapat dijabarkan dalam beberapa deskriptor dan
masing-masing deskriptor dioperasionalkan dengan beberapa indicator.
54
Dalam penelitian ini, ada beberapa variabel-variabel yang digunakan sebagai
acuan dalam mengukur corporate social responsibility secara holistic pada suatu
perusahaan.
Menurut ASO (2004) dalam Okeudo (2012) driver utama dari CSR
yaitu:
1. Enlightenment self-interest - menciptakan sinergi dari etika, masyarakat
kohesif dan ekonomi global yang berkelanjutan yaitu pasar, tenaga kerja dan
masyarakat dapat berfungsi dengan baik secara bersamaan.
2. Investasi sosial - berkontribusi terhadap infrastruktur fisik dan modal sosial
semakin dilihat sebagai bagian penting dari melakukan bisnis.
3. Transparansi dan kepercayaan - bisnis memiliki dua peringkat kepercayaan
dalam persepsi publik. Ada peningkatan harapan bahwa perusahaan akan
lebih terbuka, lebih akuntabel dan bersiap untuk melaporkan secara terbuka
kinerja mereka dalam arena sosial dan lingkungan.
4. Peningkatan harapan publik perusahaan bisnis global diharapkan untuk
melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar menyediakan pekerjaan dan
kontribusi terhadap perekonomian melalui pajak dan tenaga kerja.
Berdasarkan teori di atas, menurut Ahmad Rodhoni dan Ahmad Thib
Raya (2014) ada beberapa variabel yang dapat digunakan sebagai faktor
prediksi apakah sebuah perusahaan telah mempraktekkan kegiatan CSR
secara holistik. Variabel tersebut diantaranya adalah hubungan CSR dengan
aspek keuangan, aspek lingkungan serta aspek sosial. Selain itu, untuk
menilai penerapan CSR secara holistik pada suatu perusahaan, peneliti
berpendapat perlu melihat penerapan CSR dari sudut pandang islam.
55
Perbuatan yang bertanggung jawab sangat mendasar dalam prinsip Islam.
Manusia memiliki kebebasan bertindak, tetapi ia juga memiliki tanggung
jawab terhadap lingkungan alam dan sosial dan kepada Allah SWT. Jadi,
manusia adalah makhluk yang harus memiliki tanggung jawab karena ia
memiliki hak untuk memilih secara sadar apa yang akan ia raih (Risna
Nurjanah, 2017). Variabel yang digunakan untuk melihat penerapan CSR
secara islam adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip Maqashid Syariah.
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur
Aspek Kinerja
Keuangan
Kemampuan CSR
sebagai alat terbaik untuk
memaksimalkan return
keuangan dalam jangka
panjang.
a. Manfaat ekonomi
dirasakan bukan hanya
oleh perushaan tetapi juga
lingkungan dimana
perusahaan beroperasi.
b. Perusahaan memberikan
kontribusi ekonomi dalam
bentuk pajak.
c. Tidak melakukan tindakan
yang dapat merusak
kepercayaan seperti
korupsi, suap atau
penghindaran pajak.
Wawancara dan
penelitian
kualitatif
Aspek Lingkungan Kemampuan CSR
memberikan dampak
positif kepada
lingkungan ekologi
disekitar perusahaan
tersebut.
a. Program CSR yang
dilaksanakan perusahaan
memberikan dampak baik
untuk lingkungan.
b. Meningkatkan kinerja
lingkungan memiliki efek
menguntungkan bagi
perusahaan tersebut.
Wawancara dan
penelitian
kualitatif
Aspek Sosial Kegiatan CSR
perusahaan memiliki
dampak sosial
perusahaan pada orang
secara langsung maupun
tidak langsung.
a. Tanggung jawab
perusahaan memberikan
perlakuan yang baik
kepada
nasabah/pelanggan.
b. Tanggung jawab
perusahaan mengurus
kesejahteraan dan
Wawancara dan
penelitian
kualitatif
56
keselamatan pegawai.
c. Tanggung jawab
perusahaan untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Aspek Maqashid
Syariah
Kegiatan CSR yang
dilakukan perusahaan
sesuai dengan filosofi
islam yang
memberlakukan hukum
demi kemaslahatan dunia
dan akhirat.
a. Implementasi CSR
dilaksanakan dari segi
keagamaan.
b. Implementasi CSR
dilaksanaan dari segi
peningkatan kualitas
hidup (kesehatan,
pertolongan pertama
terhadap bencana).
c. Implementasi CSR
dilaksanakan dari segi
peningkatan kualitas
pendidikan.
d. Implementasi CSR
dilaksanakan dari segi
peningkatan kualitas
hidup generasi muslim.
e. Implementasi CSR
dilaksanakan dari segi
perlindungan terhadap
property muslim.
Wawancara dan
penelitian
kualitatif
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini
akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Hariwijaya (2007:43)
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang tidak menggunakan
model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai
dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam
penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara
sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan
penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang
57
dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat
peneliti sendiri. Deskriptif karena dari analisi tersebut akan dijelaskan secara
terperinci dan mendalam suntuk menjawab rumusan masalah.
Dengan penelitian kualitatif ini peneliti akan melakukan observasi langsung
ke lapangan dan mengumpulkan data-data yang akan dianalisis berdasarkan
pengamatan dan pengetahuan peneliti yang bertujuan untuk menggambarkan,
meiringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, dan fenomena realitas yang tengah
terjadi di masyarakat yang menjadi objek penelitian. (Bungin,2007:68 ) .
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini lebih banya menggunakan
data kualitatif. Straus dan Corbin ( 2003 ) yang menyatakan, bahwa istilah
penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperbolehkan melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Sumber
data yang digunakan penelitian ini dibagi ke dalam dua katagori data yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian.
Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Data primer dapat berupa opini subjek, hasil observasi terhadap suatu
perilaku atau kejadian dan hasil pengujian. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh langsung dari hasil wawancara yang dilakukan kepada bagian keuangan
umum BNI Syariah Kantor Wilayah Jabodetabek Plus.
58
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58).
Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu
dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari berbagai literature terkait CSR
dan laporan tahunan BNI Syariah dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.
E. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Mengumpulkan informasi mengenai gambaran umum objek
penelitian
b. Memahami Corporate Social Responsibility Perusahaan
c. Melakukan analisis terkait data yang telah diperoleh
d. Menarik kesimpulan dan memberikan saran yang dianggap perlu
untuk perbaikan dalam mengatasi permasalahan
F. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini, maka
metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu ( Sugiono,
2008:422). Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang CSR pada bank BNI Syariah
59
b. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasidan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstrusikan makna dalam satu topik
tertentu hal ini menurut Esterberg dalam Sugiyono ( 2008:410 ). Data yang
diperoleh dari hasil wawancara ini adalah semua yang digunakan untuk proses
penelitian.
G. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif kualitatif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data sehingga diperoleh
gambaran yang cukup jelas tentang masalah yang dihadapi, kemudian ditarik
suatu kesimpulan sesuai keadaan yang sebenarnya. Setelah mendapatkan data-
data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah
mengolah data yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data,
serta mengambil kesimpulan. Untuk menganalisis data ini menggunakan teknik
analisis data kualitatif, karena data-data yang diperoleh merupakan kumpulan
keterangan-keterangan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada
saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari
informan. Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu
60
sehingga datanya sudah tidak jenuh. Aktivitas dalam menganalisis data kualitatif
yaitu antara lain (Sugiyono, 2008:335):
a. Reduksi Data (Reduction Data)
Reduksi data diartikan sebagai peroses pemilihan, pemisahan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Laporan atau data yang
diperoleh dilapangan akan dituangkan dalam bentuk uraian yang
lengkap dan terperinci. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
akan cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutya. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian
dituangkan dalam uraian laporan lengkap dan terperinci. Laporan
lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada
hal-hal penting kemudian dicari tema atau polanya.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti
dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari
penelitian. Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil
wawancara yang dituangkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif,
61
dan didukung oleh dokumen-dokumen, serta foto-foto maupun gambar
sejenisnya untuk diadakanya suatu kesimpulan.
c. Penarikan Kesimpulan (Concluting Drawing)
Penarikan Kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus
sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu selama proses
pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari
pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis
dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentatif. Dalam
penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan
intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi
dan wawancara.
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil Perusahaan PT BNI Syariah
Sejarah Singkat
PT Bank BNI Syariah (selanjutnya disebut BNI Syariah atau Perseroan)
merupakan hasil proses spin off dari Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk yang telah beroperasi sejak sejak 29 April 2000. Proses
spin off dilandasi oleh terbitnya UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. BNI Syariah secara resmi beroperasi pada 19 Juni 2010 setelah
mendapat Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/41/KEP. GBI/2010
tanggal 21 Mei 2010, setelah sebelumnya pendirian Perseroan telah ditetapkan
berdasarkan Akta No.160 dan telah disahkan melalui Surat Keputusan Menteri
Hukum & HAM Nomor: AHU-15574, AH.01.01 Tahun 2010, Tanggal 25 Maret
2010.
Agar dapat memberikan pelayanan yang unggul kepada nasabah,
Perseroan juga didukung oleh sistem teknologi informasi terdepan yang telah
tersertifikasi ISO 9001:2008, sehingga memungkinkan BNI Syariah untuk
menyajikan layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Pada Mei
2015, dalam rangka menunjang ekspansi bisnis dan menjaga likuiditasnya,
Perseroan menerbitkan Sukuk Mudharabah Bank BNI Syariah I senilai Rp500
miliar dan mendapat peringkat idAA+(sy) dari Pefindo. Pada Mei 2018, Sukuk
tersebut telah dilunasi oleh Perseroan.
63
Tahun 2018, dalam rangka merespon tren dan tantangan industri
perbankan ke depan, BNI Syariah melakukan transformasi secara menyeluruh.
Dengan mengangkat tema “Leading Transformational Change” BNI Syariah
melakukan transformasi pada semua aspek, mulai dari niat/maksud, strategi,
proses hingga hasil yang hendak dicapai.
Salah satu program transformasi yang dijalankan BNI Syariah adalah
transformasi digital. BNI Syariah ingin menjadi pemimpin di bidang digital
banking di industri perbankan syariah di Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut, selain meningkatkan kapasitas sistem teknologi informasi, BNI Syariah
juga membentuk dua Divisi baru, yaitu Divisi Digital Banking dan Divisi
Transactional Banking.
Pada akhir tahun 2018, jaringan usaha BNI Syariah tersebar mencapai 3
Kantor wilayah, 68 Kantor Cabang, 196 Kantor Cabang Pembantu, 16 Kantor
Kas, 23 Mobil Layanan Gerak, dan 52 Payment Point. Selain itu, nasabah BNI
Syariah juga dapat memanfaatkan jaringan Kantor Cabang BNI Konvensional
(Sharia Channelling Office/SCO) yang tersebar di 1.584 outlet di seluruh wilayah
Indonesia dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan aset.
Visi
Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja.
Misi
Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
64
Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah
2. Konsep CSR Bank Bni Syariah
CSR dapat didefinisikan sebagai: Tanggung jawab perusahaan kepada
para pemamangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif
dan memaksimalkan dampak positif yang mencangkup aspek ekonomi sosial dan
lingkungan (triple bottom line). Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan. Ranah tanggungjawab sosial (Corporate Social Responsibility)
mengandung dimensi yang sangat luas dan kompleks.Di samping itu,
tanggungjawab CSR juga mengandung interprestasi yang sangat berbeda,
terutama dikaitkan dengan kepentingan pemangku kepentingan (Stakeholder).
Konsep CSR BNI Syariah adalah tanggung jawab sosial yang wajib
diberikan perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar sebagai bentuk
kepedulian terhadap kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar. BNI Syariah
menyadari bahwa keberlangsungan usahanya tidak hanya berdasarkan aspek
ekonomi (profit), namun erat kaitannya dengan kinerja karyawan, pemenuhan
kebutuhan nasabah dan masyarakat umum (people) serta keberlanjutan
lingkungan (planet). Oleh karena itu, BNI Syariah berkomitmen untuk
menjalankan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility/CSR) yang bertujuan untuk memberikan manfaat yang
berkesinambungan bagi seluruh pemangku kepentingan.
Pelaksanaan kegiatan CSR BNI Syariah mengacu pada konsep
pembangunan berkelanjutan (Sustainability Development) yang telah menjadi
65
acuan di berbagai negara dalam hal penciptaan keseimbangan antara pelaku
usaha, pemangku kepentingan dan regulator. Selain itu, International
Organization for Standardization (ISO) pada tahun 2010 telah merilis ISO 26000
tentang Panduan Tanggung Jawab Sosial (Guidance on Social Responsibility).
Tabel 5.2 Pertumbuhan Dana CSR BNI Syariah dalam 5 Tahun
No Kategori
Penyaluran
Dana CSR
Realisasi Penyaluran Dana (IDR)
2014 2015 2016 2017 2018
1 Bidang Ekonomi 74,500,000 3,222,922,261 792,380,143 3,411,514,700 222,020,000
2 Bidang Pendidikan 1,209,578,000 1,819,942,026 2,796,223,700 1,589,517,050 1,688,335,250
3 Bidang Sosial dan
Dakwah
717,765,584 4,347,377,025 7,792,159,368 6,030,956,513 8,680,764,286
4 Bidang
Kemanusiaan dan
Kesehatan
2,608,624,467 3,391,176,866 495,762,840 727,678,000 10,054,035,101
5 Total Realisasi
Dana
4,610,468,051 12,781,418,178 11,878,526,051 11,759,666,263 20,645,154,637
Program CSR BNI Syariah dijalankan oleh Yayasan Hasanah Titik
(YHT), yaitu sebuah lembaga sosial, kemanusiaan dan keagamaan. YHT
sebelumnya merupakan Unit Pengelola Zakat (UPZ) BAZNAS yang berdiri sejak
tahun 2010 dan bertugas untuk mengelola infaq dan shodaqoh PT Bank BNI
Syariah. Dalam kegiatan operasionalnya YHT berlandaskan Maqoshid syariah
yaitu menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada individu setiap manusia
terpenuhi, pengelolaan zakat, creating shared value dakwah first, business follow
maksudnya adalah upaya menyelaraskan bisnis dan pembangunan sosial
masyarakat menjadi satu kesatuan. Memberikan solusi terhadap persoalan-
persoalan ekonomi, sosial, dan lingkungan bukanlah pekerjaan sampingan, tapi
66
haruslah embedded di dalam jantung strategi perusahaan, dan sustainable
livelihood.
Pada Mei 2014, UPZ BAZNAZ berubah badan hukum menjadi Yayasan
Hasanah Titik yang juga bertangggungjawab terhadap pengelolaan program CSR
BNI Syariah. YHT dikelola oleh SDM yang mempunyai kapabilitas dan serta
kapasitas di bidangnya.
Untuk menjaga transparansi dan kredibilitasnya, sejak tahun 2015 YHT
menggunakan jasa auditor independen untuk menilai kinerja keuangan dan
kinerja ketepatan penyaluran program sosial yang menggunakan dana zakat.
Hingga tahun 2018, YHT selalu memperoleh opini wajar dalam semua hal
material.
Untuk menjalankan program kerjanya, YHT memiliki anggaran yang
diperoleh dari zakat, infaq dan shodaqoh di lingkungan BNI Syariah, baik yang
berasal dari perusahaan maupun dari pegawai.
Pengelolaan zakat Perusahaan yang digunakan sebagai dana CSR diputus
dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), dan selanjutnya
melalui Surat BNI Syariah No. SFD/6/015 tanggal 31 Mei 2016, BNI Syariah
melimpahkan Dana Zakat Perusahaan tahun 2015 kepada Dompet Dhuafa melalui
Yayasan Hasanah Titik untuk mengelola Dana Zakat Perseroan ke dalam
program-program pemberdayaan yang bersifat langsung maupun jangka panjang,
dan bersinergi dengan Divisi Kesekretariatan & Komunikasi Perusahaan yang
membawahi unit CSR.
Untuk memenuhi kaidah hukum pengelolaan zakat sesuai dengan undang-
undang, Yayasan Hasanah Titik (YHT) menggandeng Lembaga Amil Zakat
67
(LAZ) Dompet Dhuafa (DD) sebagai Mitra Pengelola Zakat (MPZ). Kerja sama
Yayasan Insan Hasanah Mulia Titik dengan Dompet Dhuafa telah dilakukan sejak
tahun 2015. Hal ini yang menegaskan bahwa secara hukum pengelolaan zakat
keluarga besar BNI Syariah oleh Yayasan Insan Hasanah Mulia Titik sah secara
hukum.
B. Implementasi Program CSR
CSR merupakan komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis,
untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan
ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan
keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. Ada
enam kecenderungan utama yang semakin menegaskan arti penting CSR, yaitu
meningkatnya kesenjangan antara kaya dan miskin, posisi negara yang semakin
berjarak pada rakyatnya, makin mengemukanya arti kesinambungan, makin
gencarnya sorotan kritis dan resistensi dari publik, bahkan yang bersifat anti
perusahaan, tren ke arah transparansi, dan harapan-harapan bagi terwujudnya
kehidupan yang lebih baik dan manusiawi pada era milenium baru.
Social responsivenes merupakan perilaku korporasi yang secara responsif
dapat mengadaptasi kepentingan sosial masyarakat. Social responsiveness
merupakan tindakan antisipasi dan preventif. Dari pemaparan Sethi dapat
disimpulkan bahwa social obligation bersifat wajib, social responsibility bersifat
anjuran dan social responsivenes bersifat preventif.
Program CSR PT BNI Syariah membagi target penerima program menjadi
3 bagian yaitu Red zone untuk kelompok masyarakat yang rentan terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, kesehatan. kelompok
68
masyarakat ini hampir tidak mempunyai sumber penghasilan. Kemudian green
zone yaitu kelompok masyarakat dengan tingkat kerentanan yang lebih ringan,
Biasanya yang masuk dalam kelompok ini adalah masyarakat yang sudah
mempunyai sumber penghasilan, hanya saja belum optimal untuk memenuhi
kebutuhan dasar. Seperti buruh dan kelompok pekerja tak tetap, kelompok
masyarakat ini mulai terbangun kesadaran untuk menciptakan hidup yang lebih
baik dan menjamin keberlangsungan untuk masa depan. Terakhir untuk kelompok
masyarakat yang telah siap secara mental untuk diintervensi dengan program
pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan.
Sejak adanya program CSR PT BNI Syariah, sudah banyak masyarakat
yang terbantu diantaranya:
a. Bidang ekonomi:
1) 17 Pesantren penerima program pengembangan ekonomi pesantren
2) 1 Kampung domba di Caringin, Bogor
3) Pemberdayaan ekonomi kecil di 6 komunitas ibu rumah tangga
4) 10 Pemberdayaan ekonomi kelompok melalui duta hasanah BNI Syariah
5) Modal usaha untuk masyarakat dhuafa
6) Peningkatan keterampilan anak-anak dhuafa di SMU Bogor
b. bidang pendidikan
1) 17 Taman baca/Perpustakaan
2) 20 Sekolah penerima manfaat perpustakaan keliling (±2000 siswa)
3) 730 Penerima beasiswa dari anak PGd BNI Syariah
4) 5 Sekolah penerima program renovasi
c. bidang kesehatan dan lingkungan
69
1) 6000an penerima program layanan kesehatan sejak tahun 2012
2) 6 desa penerima manfaat program MCK
3) 1.000 Penerima manfaat program kacamata gratis
4) Konservasi mangrove di Tanjung Pasir
d. Tanggap Bencana
Tanggap bencana di 63 lokasi bencana sejak tahun 2012, dengan lebih
kurang diterima manfaat oleh 25.000 lebih korban bencana.
e.sosial dakwah
1) 22.278 yatim dhuafa penerima program santunan sejak 2015
2) ± 1.800 Keluarga miskin penerima program odoloF di Jabodetabek
3) 2 Pembangunan masjid di lebak dan Mentawai
4) Bantuan sosial lain melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti BNI
Syariah seluruh cabang di Indonesia, Kepolisian RI, TNI, Mitra lembaga
sosial lain
Sedangkan selama tahun 2018, BNI Syariah telah menetapkan pokok-
pokok program sesuai dengan prioritas dan kesesuaiannya dengan pilar program
pengembangan sosial BNI syariah, dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk pemenuhan kebutuhan dasar
a. Santunan (bantuan sembako, yatim dhuafa, kebencanaan, layanan
pengurusan jenazah, bantuan hewan kurban, pendidikan muallaf)
b. Bantuan biaya pendidikan (Beasiswa PGd BNI Syariah dan masyarakat
umum)
c. kesehatan (layanan ambulance gratis, layanan kesehatan gratis, biaya
berobat)
70
d. Sarana dan Prasarana Pengembangan (banteng hasanah di batas negeri)
2. Middle Up Program
a. Pendidikan (pustaka hasanah, mobil pintar hasanah, bantuan perlengkapan
sekolah dan bantuan operasional guru)
b. kesehatan (layanan ambulance gratis, layanan kesehatan gratis, biaya
berobat)
c. Bantuan biaya pendidikan (Beasiswa PGd BNI Syariah dan masyarakat
umum)
d. Upgrading (pelatihan manajemen masjid, pelatihan usaha)
3. Exit Program
a. Program pemerdayaan (modal usaha, pengembangan usaha kelompok)
Semua program CSR yang telah dilakukan oleh PT BNI Syariah
dilaksanakan dengan system kemitraan yaitu kemitraan pengelolaan zakat dan
kemitraan pelaksanaan program, hal ini dikarenakan semua pendanaan untuk
program CSR bersumer dari dana zakat, infak, bagi hasil, bagi hasil sumbangan
dari pihak luar dan beragai sumber amalan sedekah lainnya. Berikut disajikan
pengembangan sosial berkelanjutan yang telah dilaksanakan PT BNI Syariah
pada tahun 2018
Tabel 4.2
Program CSR PT BNI Syariah tahun 2018
Program Description
Outcome Jumlah Penerima Manfaat Realisasi
Individu Lembaga/
Lokasi
Entrepreneurship
for Community
(Salah satu tagline :
Hasanah untuk Ibu)
Program ini
memfasilitasi
pemberian
modal usaha
meningkatnya
kesejahteraan
ekonomi
masyarakat
90 1 Rp.222.020.000
71
berupa barang
kebutuhan
usaha dan atau
uang tunai
sebagai modal
awal. Program
yang
dikembangkan
berbasis
kelompok (2-
10 orang),
didampingi
oleh
mitramitra
YHT yang
kompeten
dibidangnya.
Proses
pendampingan
juga dalam
rangka
memberikan
edukasi
manajemen
usaha dan
pengelolaan
keuangan serta
pendidikan
agama melalui
kegiatan
kelompok.
dhuafa
meningkatnya
literasi usaha dan
keuangan syariah
untuk penerima
manfaat
meningkatnya
nilainilai
spiritualitas
penerima manfaat
Hasanah Qurban
Nusantara
(Perayaan Hari
Raya Idul Adha)
Pembagian
hewan qurban
kepada dhuafa
di pelosok
Indonesia.
dilaksanakan
di cabang
seluruh
Indonesia saat
Hari Raya Idul
Adha.
Acara berupa
santunan anak
yatim,
pembagian
hewan qurban,
lomba
bersama Bom
atau Pimpinan
Cabang BNI
Syariah
setempat serta
di 8 titik
perbatasan dan
pedalalaman
Indonesia
Terciptanya
kepedulian
berbagi di hari
raya untuk
karyawan dan
nasabah
Terbangun
loyalitas
kebersamaan
nasabah kepada
BNI Syariah atas
dasar kesamaan
prinsip di atas
nilia-nilai
Hasanah
27960 - Rp. 2.119.641.000
72
(SIngkawang,
Sanggau,
Batam,
Semau,
Halmahera,
maluku utara,
konawe dan
Tabukan
utara)
Mudik Hasanah memberangkat
kan hafidz dan
dhuafa untuk
mudik
kampung
halaman.
Berjumlah 200
orang.
moda
transportasi :
kereta
Terbangunya
dakwah yang
melahirkan
loyalitas di atas
nilai-nilai hasanah
bagi nasabah dan
calon nasabah.
Terciptanya
jejaring keluarga
besar BNI
Syariah dengan
para penghapal Al
Qur'an
133 - Rp.150.620.000
Peduli Santri
muallaf
membantu
biaya
operasional
pengelolaan
pesantren
muallaf di
Tangerang
Selatan dan
NTT.
Penguatan
keIslaman
saudarasaudara
muallaf
160 - Rp.150.000.000
Benteng Hasanah
di Batas Negeri
menyediakan
sarana untuk
kegiatan
dakwah dan
pemberdayaan
masyarakat di
perbatasan
negeri
(SIngkawang,
Sanggau,
Batam,
Semau,
Halmahera,
maluku utara,
konawe dan
Tabukan
utara)
Tersedianya
sarana prasarana
masyarakat
perbatasan dan
pedalaman
Indonesia untuk
pemanfaatan
pemberdayaan
dan dakwah Islam
- 8 Rp.1.982.927. 900
Santunan Yatim,
Layanan Jenazah
Gratis, Tanggap
Bencana, dan
Bantuan Sosial
Lain
Hasanah For
Hummanity
terdiri dari :
1. Santunan
yatim :
kegiatan
penyaluran
berupa
Pengurangan
kemiskinan dan
kelaparan sesuai
dengan tujuan
SdG's.
Peningkatan
kesejahteraan
22130 29 Rp.4.796. 986.
401
73
santunan anak
yatim. Berupa
uang tunai.
2. Penyediaan
mob
il jenazah bagi
karyawan,
keluarga
karyawan atau
mitra yang
tidak mampu.
3. mobil
dakwah
Hasanah,
program
dakwah
mobile dengan
menyediakan
tempat wudhu
di tempat -
tempat umum/
renovasi
musholla
melalui
pemenuhan
sebagian
kebutuhan hidup
Beasiswa Hasanah Adalah
program
pemberian
bantuan biaya
pendidikan
untuk
anakanak
pegawai dasar
BNI Syariah
dan
masyarakat
umum.
Program ini
mengakomoda
si seluruh anak
pegawai dasar
seluruh
Indonesia,
yang disaring
dengan tingkat
kesejahteraan
pegawai dan
prestasi
sekolah anak.
meningkatnya
kecerdasan dan
kenyamanan
bersekolah bagi
keluarga pegawai
dasar BNI
Syariah dengan
menyiapkan
program yang
lebih baik.
meningkatkan
kesejahteraan
pegawai dasar
dengan bantuan
biaya pendidikan
1010 - Rp.1.674.508. 350
Pustaka Hasanah Peruntukan
program
Pustaka
Hasanah untuk
menjangkau
wilayahwilaya
h marginal dan
pelosok. untuk
program mobil
cerdas hasanah
target utama
meningkatnya
wawasan dan
kecerdasan
anakanak dengan
materi pustaka
yang tersedia
membangun
kreativitas anak
bangsa dengan
bahan pustaka
709 26 Rp.14.826.900
74
adalah edukasi
anak-anak
miskin
perkotaan.
Sementara
untuk taman
baca
diperuntukan
kepada
anakanak
dhuafa dan
marginal di
penjuru negeri.
yang
menginspirasi
Hasanah Clinic memberikan
alternatif
untuk
masyarakat
dhuafa dalam
mengakses
fasilitas
kesehatan.
BNI Syariah
memberikan
layanan dan
bantuan
pembayaran
layanan
kesehatan
untuk
masyarakat
umum. Syarat
penerima
program
adalah dhuafa,
baik yang
mempunyai
fasilitas BPJS
maupun tidak.
Layanan yang
diberikan
sama dengan
layanan
berbayar.
Semakin banyak
masyarakat
dhuafa yang
mengakses
program
kesehatan ini
tanpa administrasi
yang
menyulitkan.
Peningkatan
kesehatan mas
yarakat dhuafa
dengan layanan
kesehatan yang
baik dan setara
7974 11 Rp.853.859.800
BNI Syariah peduli
terhadap
penyediaan sarana
ibadah yang baik
dan nyaman
Penyediaan
perlengkapan
sholat dan
bantuan
pembangunan
tempat ibadah
serta
mendukung
kegiatan syiar
Islam
Menjadikan
tempat ibadah
yang nyaman
hingga
mendorong umat
semakin giat
beribadah.
Membangun
sinergi lembaga
keuangan syariah
dengan stake
holder pelaku
dakwah Islam
400 71 Rp.1.143.438. 500
75
TOTAL 60.566 146 Rp. 20.645.154.
637
Sumber: Annual Report PT BNI Syariah (2018)
Selain memberi bantuan kepada masyarakat sekitar, PT BNI Syariah juga
memerikan kontribusi positive kepada nasabah dalam bentuk mekanisme
penyelasaian segala pengaduan nasabah dengan memberikan sarana pengaduan
sehingga menciptakan kepuasan nasabah.
C. Pembahasan
1. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Maqashid
Syariah pada Bank BNI Syariah
Islam mempunyai prinsip pertanggungjawaban yang seimbang dalam
segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan raga, antara individu dan
keluarga, antara individu dan sosial, dan antara suatu masyarakat dengan
masyarakat yang lain. Tanggung jawab sosial merujuk pada kewajibankewajiban
sebuah perusahaan untuk melindungi dan memberi kontribusi kepada masyarakat
dimana perusahaan itu berada.
Dalam perspektif Islam, Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan realisasi dari konsep ajaran ihsan sebagai puncak dari ajaran etika
yang sangat mulia. Ihsan merupakan melaksanakan perbuatan baik yang dapat
memberikan kemanfaatan kepada orang lain demi mendapatkan ridho Allah swt.
Disamping itu, CSR merupakan implikasi dari ajaran kepemilikan dalam Islam.
Allah SWT adalah pemilik mutlaq (haqiqiyah) sedangkan manusia hanya sebatas
pemilik sementara (temporer) yang berfungsi sebagai penerima amanah.
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Islam secara
rinci harus memenuhi beberapa unsur yang menjadikannya ruh sehingga dapat
76
membedakan CSR dalam perspektif Islam dengan CSR secara universal yaitu: Al
adl, Al Ihsan, Manfaat dan Amanah. Pada PT BNI Syariah, ke empat konsep
diatas suda terpenuhi dengan penjelasan sebagai berikut:
b) Al-Adl
Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis atau usaha yang
mengandung kezaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan yang
teraplikasikan dalam hubungan usaha dan kontrak- kontrak serta pejanjian bisnis.
Sifat keseimbangan atau keadilan dalam bisnis adalah ketika korporat mampu
menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
PT BNI Syariah telah memerikan kontribusi positif kepada masyarakat
dengan memerikan keadilan kepada seluruh umat, memberikan bantuan kepada
masyarakat, untuk meningkatkan keseimbangan masyarakat, PT BNI Syariah
membuat 3 kelompok target penerima bantuan CSR yaitu golongan Red Zone,
yaitu kelompok masyarakat yang membutuhkan kebutuhan dasar seperti
makanan, pendidikan, kesehatan. kelompok masyarakat ini hampir tidak
mempunyai sumber penghasilan.
Kemudian green zone yaitu kelompok masyarakat dengan tingkat
kerentanan yang lebih ringan, Biasanya yang masuk dalam kelompok ini adalah
masyarakat yang sudah mempunyai sumber penghasilan, hanya saja belum
optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar. Seperti buruh dan kelompok pekerja
tak tetap, kelompok masyarakat ini mulai terbangun kesadaran untuk
menciptakan hidup yang lebih baik dan menjamin keberlangsungan untuk masa
depan. Terakhir untuk kelompok masyarakat yang telah siap secara mental untuk
diintervensi dengan program pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan.
77
c) Al-Ihsan
Islam hanya memerintahkan dan menganjurkan perbuatan baik bagi
kemanusiaan, agar amal yang dilakukan manusia dapat memberi nilai tambah dan
mengangkat derajat manusia baik individu maupun kelompok. Implementasi
Corporate Social Responsibility (CSR) dengan semangat ihsan akan dimiliki
ketika individu atau kelompok melakukan kontribusi dengan semangat ibadah dan
berbuat karena atas ridho Allah SWT. Ihsan adalah melakukan perbuatan baik,
tanpa adanya kewajiban tertentu untuk melakukan hal tersebut.
Implementasi CSR pada PT BNI Syariah telah memenuhi konsep Al ihsan
dalam islam dimana setiap program kebaikan yang diberikan perusahaan pada
masyarakat tidak pernah menuntuk kewajiban tertentu masyarakat untuk
dilakukan, melainkan bantuan yang diberikan secara ikhlas dengan tujuan mulia
memerikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Program CSR PT BNI Syariah dilakukan dengan landasan maqosid
syariah yaitu menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada individu setiap
manusia terpenuhi, dengan memberikan penjagaan terhadap kodrat kehambaan
setiap individu (muslim) untuk selalu beribadah melalui syariat-syariat agama
yang ditentukan, menjaga terhadap kesehatan jiwa yang diimplementasikan dalam
rangka memenuhi hak setiap individu (muslim) mendapatkan hidup yang
terhormat dan terjaga dari kondisi yang membahayakan jiwa. Penjagaan terhadap
jaminan keberlangsungan keturunan dan membentuk generasi yang lebih baik,
penjagaan terhadap hak kepemilikan harta setiap individu yang baik dan halal,
78
penjagaan terhadap hak dasar atas pendidikan dalam arti umum dan khusus
sehingga akal dan kecerdasan sebagai manusia bermanfaat untuk menjauhi hal-
hal buruk dan membawa keberkahan sebagai manusia.
d) Manfaat
Konsep ihsan yang telah di jelaskan di atas seharusnya memenuhi unsur
manfaat bagi kesejahteran masyarakat (internal maupun eksternal perusahaan).
Pada dasarnya, perbankan telah memberikan manfaat terkait operasional yang
bergerak dalam bidang jasa yaitu jasa penyimpanan, pembiayaan dan produk atau
fasilitas lain yang sangat dibutuhkan masyarakat. Konsep manfaat dalam
Corporate Social Responsibility (CSR), lebih dari aktivitas ekonomi.
Implementasi CSR pada PT BNI Syariah telah memberikan manfaat
kepada setiap golongan masyarakat. Seperti memberikan bantuan kepada para
santri mualaf dengan membantu biaya operasional pengelolaan pesantren muallaf
di Tangerang Selatan dan NTT, membuat benteng Hasanah di Batas Negeri yaitu
dengan menyediakan sarana untuk kegiatan dakwah dan pemberdayaan
masyarakat di perbatasan negeri (SIngkawang, Sanggau, Batam, Semau,
Halmahera, maluku utara, konawe dan Tabukan utara).
Selain itu PT BNI Syariah juga memberikan santunan yatim, layanan
jenazah gratis, tanggap bencana, dan bantuan sosial lain yaitu dengan kegiatan
penyaluran berupa santunan anak yatim berupa uang tunai, penyediaan mobil
jenazah bagi karyawan, keluarga karyawan atau mitra yang tidak mampu. Mobil
dakwah Hasanah, yaitu program dakwah mobile dengan menyediakan tempat
wudhu di tempat - tempat umum/ renovasi musholla
e) Amanah
79
Perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR),
harus memahami dan menjaga amanah dari masyarakat yang secara otomatis
terbebani di pundaknya misalnya menciptakan produk yang berkualitas, serta
menghindari perbuatan tidak terpuji dalam setiap aktivitas bisnis. Amanah dalam
perbankan dapat dilakukan dengan pelaporan dan transparan yang jujur kepada
yang berhak, serta amanah dalam pembayaran pajak, pembayaran karyawan, dll.
PT BNI Syariah telah menyampaikan dan mempublikasi segala bentuk kegiatan
CSR dalam laporan tahunan perusahaan dan laporan tanggung jawa sosial
perusahaan setiap tahun nya. Sehingga setiap kegiatan CSR yang dilakukan
perusahaan diketahui darimana sumber pendanaan nya dan kemana disalurkan
nya, tidak ada keraguan terhadap implementasi CSR yang telah dilakukan.
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang Penerapan Corporate
Social Responsibility pada PT. BNI Syariah maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. BNI Syariah telah menerapkan
Corporate Social Responsibility secara menyeluruh. Dalam hal ini
perusahaan telah melaksanakan berbagai macam kegitan sosial terhadap
lingkungan dan masyarakat, seperti membantu biaya operasional
pengelolaan pesantren muallaf di Tangerang Selatan dan NTT, membuat
benteng Hasanah di Batas Negeri yaitu dengan menyediakan sarana untuk
kegiatan dakwah dan pemberdayaan masyarakat di perbatasan negeri
(Singkawang, Sanggau, Batam, Semau, Halmahera, maluku utara, konawe
dan Tabukan utara). Selain itu PT BNI Syariah juga memberikan santunan
yatim, layanan jenazah gratis, tanggap bencana, dan bantuan sosial lain
yaitu dengan kegiatan penyaluran berupa santunan anak yatim berupa
uang tunai, penyediaan mobil jenazah bagi karyawan, keluarga karyawan
atau mitra yang tidak mampu. Mobil dakwah Hasanah, yaitu program
dakwah mobile dengan menyediakan tempat wudhu di tempat - tempat
umum/ renovasi musholla.
81
2. PT BNI Syariah telah mengimplementasikan program CSR yang sesuai
dengan konsep CSR dalam islam yang dilihat dari perspektif islam.
Kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan sesuai dengan filosofi islam
yang memberlakukan hukum demi kemaslahatan dunia dan akhirat. PT
BNI Syariah telah mempraktekkan filosofi mensejahterakan urusan dunia
dan akhirat umatnya dengan memfasilitasi kegiatan keagaamaan serta
kegiatan yang bertujuan untuk meingkatkan taraf hidup ummat seperti
kegiatan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dll.
B. Saran
Adapun saran dari peneliti yang dapat berguna bagi semua pihak, antara
lain adalah:
1. Bagi Perusahaan
Sebaiknya perusahaan dapat menjangkau masyarakat di daerah terpencil
sehingga penyaluran dana CSR dapat dirasakan oleh masyarakat hingga
kepelosok negeri. Dan untuk program-program yang dilaksanakan perusahaan
harus lebih baik lagi dalam pengerjaannya, agar nantinya masyarakat dapat
merasakan sepenuhnya program-program yang dilaksanakan perusahaan.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan untuk dapat memanfaatkan setiap program CSR
yang diberikan PT BNI Syairah kepada masyarakat dengan baik sehingga dapat
memberikan dampak yang signifikan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
82
Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu sumber dan acuan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis
sehingga dapat mengembangkan penelitian yang lebih baik.
83
LAMPIRAN
DRAFT WAWANCARA UNTUK DIVISI CSR BANK BNI SYARIAH
Narasumber : Betari Ayu
Jabatan : Strategic Support Officer BNI Syariah Kantor Wilayah
Jabodetabek Plus
Waktu : Rabu, 13 Mei 2020
1. Apa yang dimaksud dengan program CSR Bank BNI Syariah?
Jawab: kalau menurut saya CSR Bank BNI Syariah ini maksudnya adalah
program yang membantu setiap pemangku kepentingan perusahaan,
seperti nasabah dan terutama masyarakat disekitar. Intinya bentuk
tanggung jawab sosial bank bni syariah terhadap masyarakat dan
lingkungan di sekitar dari segala aspek baik itu ekonomi, pendidikan,
sosial dan lain sebagainya
2. Apa visi program CSR Bank BNI Syariah?
Jawab: visi program csr kita ya menyesuaikan dengan visi utama
perusahaan
3. Apa misi program CSR Bank BNI Syariah?
Jawab: kalo misi kita itu sama juga dengan misi utama perusahaan, ada
beberapa, pertama memberikan konribusi positif pada masyarakat dan
peduli terhadap kelestarian lingkungan.
84
4. Bagaimana landasan pelaksanaan CSR Pada Bank BNI Syariah?
Jawab: Pada dasarnya pelaksanaan CSR di kita mengacu pada
pembangunan berkelanjutan, kemudian juga mengacu pada ISO 26000
mengenai panduan tentang tanggung jawab sosial, dari sana kita
melakukan dan mengimplementasikan CSR perusahaan. Tentunya juga
program CSR perusahaan kita selalu berlandaskan syariat agama islam.
5. Adakah struktur keorganisasian dalam pelaksanaan program CSR Bank
BNI Syariah?
Jawab: ada, untuk mengelola program CSR, BNI membuat suatu yayasan
namanya yayasan hasanah titik, ga terpisah dari perusahaan, tapi yayasan
ini lah nanti yang mengatur dan mengelola program CSR perusahaan.
6. Apa latar belakang program CSR Bank BNI Syariah?
Jawab: itinya perusahaan tidak hanya ingin berorientasi pada profit saja
namun juga kontribusi positif pada masyarakat dan semua pemangku
kepentingan perusahaan.
7. Apa landasan dari program CSR Bank BNI Syariah?
Jawab: program kita berlandaskan 4 hal yaitu Maqoshid syariah,
pengelolaan zakat, creating shared value dakwah first, business follow,
dan sustainable livelihood, intinya kita harus memberikan kontriusi positif
kepada masyarakat, tidak memberatkan.
8. Apa saja kegiatan dalam pelaksanaan program CSR Bank BNI Syariah?
Jawab: banyak ya, kalau saya jelaskan satu-satu agak rumit, perusahaan
kita ada program csr untuk pendidikan, sosial, masyarakat dan lain
85
sebagainya. Kita juga pernah membuat taman baca, perpustakaan keliling,
merenovasi sekolah, selain itu kita juga pernah membuat MCK untuk
beerapa daerah, dan konservasi mangrove juga.
9. Darimana sumber pendanaan program CSR Bank BNI Syariah?’
Jawab: macam-macam, pada dasarnya dana untuk CSR bank ini
bersumber dari dana zakat, wakaf, infak, dan bagi hasil juga
10. Siapa saja target yang mungkin menerima program CSR Bank BNI
Syariah?
Jawab: target utama kita tentunya masyarakat yang membutuhkan, tapi
kita juga membantu untuk masyarakat yang ingin melakukan
pembangunan ekonomi dan juga masyarakat yang mau diintervensi dan
memahmi konsep perekonomian berkelanjutan.
11. Bidang apa sajakah program CSR Bank BNI Syariah dilakukan?
Jawab: untuk program, kita mengacu pada pilar program dari yht, yaitu
program pendidikan, ekonomi, sosial dakwah, tanggap bencana, kesehatan
dan lingkungan.
12. Adakah dokumen mengenai program CSR Bank BNI Syariah yang bisa
saya dapatkan?
Jawab: ada, kamu bisa dapatkan laporan CSR kita di annual report
perusahaan.
13. Menurut anda, apakah manfaat pelaksanaan program CSR di BNI Syariah
telah memenuhi semua aspek secara holistik? (Diukur dari aspek kinerja
keuangan, aspek lingkungan, aspek sosial serta aspek syariah)
86
Jawab: Menurut saya, secara garis besar impelemntasi CSR di BNI
Syariah telah memenuhi segala aspek secara holistik. Hal ini bisa dilihat
dari dampak positif yang ditunjukkan dalam hal kinerja keuangan
perusahaan. Selain itu pelaksanaan kegiatan CSR oleh BNI Syariah juga
berdampak positif pada sosial dan lingkungan objek penerima bantuan
CSR. Serta yang tidak kalah penting, implementasi CSR pada BNI
Syariah telah sesuai dengan syariat islam yang berlaku.
87
DAFTAR PUSTAKA
Rodoni, dkk. 2018. Holistic of Corporate Social Responsibility: Implementation
of Sharia Companies in Indonesia. International Conference on Islamic Finance,
Economics and Business
Pablo, Alamo,dkk.2018. Implementation of a Holistic Corporate Social
Responsibility Method with a Regional Scope.
Rusmaidi, Zaini.2017. Implementasi Corporate Social Responsibility (Csr) Di
Kabupaten Kutai Timur. Universitas Mulawarman
Andreas, Lako. 2011. Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis dan
Akuntansi. Jakarta. Erlangga.
Nur, Marzully, dan Denies Priantinah.2012. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibiity di Indonesia (Studi
Empiris Pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Nominal, Volume 1, No. 1, 22-34
Hani, T. Handoko. 2014. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta
Kotler, Philip, and Nancy Lee (2005), “Corporate Social Responsibility: Doing
the Most Good for Your Company and Your Cause”. John Wiley & Sons Inc.,
Suharto, Edi (2008), Corporate Social Responsibility: Konsep dan Perkembangan
Pemikiran”. Makalah Pembicara WORKSHOP Tanggung jawab Sosial
Perusahaan, PUSHAM –UII Jogjakarta, 6-8 Mei.
Yeremia, Ardi Pratama dan Widjaja Gunawan, 2008, Risiko Hukum dan Bisnis
Perusahaan Tanpa CSR, Jakarta: Forum Sahabat.
Crowther, David (2008) Corporate Social Responsibility. Gulen Aras & Ventus
Publishing Aps
Saidi, Zaim dan Hamid Abidin. 2004. Menjadi Bangsa yang Pemurah:Wacana
dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta:Piramedia.
88
Bertens, K. (2003). Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Tjager, I Nyoman et al. (2003). Corporate Governance: Tantangan dan
Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia. Prenhallindo. Jakarta.
Fajar, Rudi. 2004. Spektrum Pelaku CSR
Rahman, R. 2009. Corporate Social Responsibility : Antara Teori dan Kenyataan.
Media Pressindo, Yogyakarta
Archie B. Carroll. 1979. A Three-Dimensional Conceptual Model of Corporate
Social Performance, Academy of Management Review
Kotler, P & Lee, N. 2005. Corporate Social Responsibility : Doing the Most Good
for Your Company and Your Cause. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey.
Susanto, AB. 2007. Corporate Social Responsibility : A Strategic Management
Approach. Jakarta Consulting Group, Jakarta.
89