holistic corporate social responsibility: …

89
1 HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: IMPLEMENTASI PADA BANK BNI SYARIAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat- Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Nabila Khairunnisa NIM: 1113085000075 Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1441 H/2020

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

1

HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY:

IMPLEMENTASI PADA BANK BNI SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-

Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Nabila Khairunnisa

NIM: 1113085000075

Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1441 H/2020

Page 2: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

2

Page 3: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

3

Page 4: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

4

Page 5: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

5

Page 6: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

6

Abstract

This research analyzes the integration value of the application of

Corporate Social Responsibility (CSR) in a holistic manner which is examined

through 4 aspects, namely: Financial Performance, Social Aspects,

Environmental Aspects and Religious Aspects seen from Maqashid Syariah. The

object of this research is PT BNI Syariah. This research uses descriptive

qualitative analysis. Sources of data were obtained from interviews with PT BNI

Syariah and BNI Syariah annual reports for the 2014-2018 period. Then the data

is supported by theory and previous research results, in the form of scientific

journals, books and so on.

The conclusion of this study shows that PT BNI Syariah is sufficiently

integrated multidisciplinary which is more holistic in implementing corporate

social responsibility, which includes aspects of financial performance, social

aspects, environmental aspects and religious aspects seen from maqashid sharia.

The implementation of CSR activities at PT BNI Syariah has fulfilled these four

aspects. This can be seen from the various kinds of CSR activities they carry out

and the amount of CSR funds that increases every year.

Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), holistic, Financial

Performance, Social Aspects, Environmental Aspects and Maqashid Syariah.

Page 7: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

7

Abstrak

Penelitian ini menganalisis nilai integrasi penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) secara holistik yang dikaji melalui 4 aspek, yaitu: Kinerja

Keuangan, Aspek Sosial, Aspek Lingkungan dan Aspek Keagamaan dilihat dari

Maqashid Syariah. Objek penelitian ini adalah PT BNI Syariah. Penelitian ini

menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Sumber data diperoleh dari wawancara

dengan PT BNI Syariah dan laporan tahunan BNI Syariah periode 2014-2018.

Kemudian datanya didukung oleh teori dan hasil penelitian sebelumnya, berupa

jurnal ilmiah, buku dan lain sebagainya.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT BNI Syariah

sudah cukup terintegrasi multidisiplin yang lebih holistik dalam melaksanakan

tanggung jawab sosial perusahaan, yang meliputi aspek kinerja keuangan, aspek

sosial, aspek lingkungan dan aspek keagamaan dilihat dari aspek maqashid

syariah. Pelaksanaan kegiatan CSR di PT BNI Syariah telah memenuhi keempat

aspek tersebut. Hal ini terlihat dari berbagai macam kegiatan CSR yang mereka

lakukan dan besaran dana CSR yang terus meningkat setiap tahunnya.

Kata Kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), holistik, Kinerja Keuangan,

Aspek Sosial, Aspek Lingkungan dan Maqashid Syariah.

Page 8: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu

kewajiban perusahaan yang bertanggungjawab bukan hanya untuk konsumen,

pemegang saham, ataupun karyawannya. Kini perusahaan juga melakukan

program CSR kepada lingkungan sekitar. Hal ini sebagaimana sesuai dengan isi

pasal 74 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

tanggung jawab sosial, dan lingkungan sumber daya alam dan tidak dibatasi

kontribusinya serta dimuat dalam laporan keuangan. Juga terdapat dalam pasal 15,

17, dan 34 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Undang-undang tersebut mewajibkan industri atau korporasikorporasi

untuk melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan merupakan suatu beban yang

memberatkan. Pembangunan suatu negara bukan hanya menjadi tanggung jawab

pemerintah dan industri saja, tetapi setiap manusia juga berperan untuk

mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat.

Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan

semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi keuangan, sosial, dan aspek

lingkungan (Triple bottom line). Sinergi tiga elemen ini merupakan kunci dari

konsep pembangunan berkelanjutan.

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah dikenal sejak awal tahun

1970, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang

berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan kebutuhan hukum,

Page 9: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

9

penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk

berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. CSR tidak hanya

merupakan kegiatan kreatif perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan

aturan hukum semata (Siregar, 2007).

CSR dalam konteks Islam didasarkan atas konsep Islam yaitu kehidupan

manusia yang baik, dimana penekanan persaudaraan dan keadilan sosial dan

ekonomi perlu keseimbangan kehidupan secara material dan keperluan spiritual

(Chapra, 1992). Berbeda dengan nilai Barat, kebebasan masyarakat di mana

agama dipertimbangkan sebagai kenyataan pribadi. (Rice, 1999)

Dalam perspektif Islam, CSR ini sudah melekat dalam ajaran Islam.

Tujuan syariah Islam (Magashid Syariah) itu adalah maslahah, sehingga tujuan

bisnis adalah maslahah juga, bukan sekedar mencari keuntungan. Untuk itu tujuan

perusahaan ataupun bisnis bukan hanya memaksimumkan keuntungan, namun

lebih kepada kemakmuran kesejahteraan bagi para pemegang saham. Lebih lanjut

tujuan perusahaan bukan hanya bisnis semata, namun harus memasukkan unsur-

unsur kepentingan akhirat dan tentunya ridho Allah SWT Hasil studi Keraf dan

Imam (1995) menunjukkan penemuan yang pro dan kontra relevansi CSR dalam

bisnis.

Sofyan Syafri Harahap (2007: 405) mengatakan bahwa tanggung jawab

etika dan corporate social responsibility di Indonesia tidak perlu dipertanyakan

lagi. Hal tersebut bisa dilihat dari partisipasi perusahaan baik secara langsung

maupun tidak langsung melalui pemerintah atau penyaluran ke organisasi sosial

dalam berbagai kegiatan, seperti mensponsori acara olahraga, membersihkan

polusi dan limbah cair, membantu korban bencana alam, membangun infrastruktur

Page 10: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

10

pendidikan dan kesehatan. Selain itu, mereka juga membantu mengadakan

kegiatan keagamaan seperti: pengajian, MTQ, beasiswa dan pengembangan karir.

Sementara itu, Bradshaw dalam Sofyan Syafri Harahap (2007: 400)

mengungkapkan bahwa ada tiga bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.

Pertama, Corporate Philantropy adalah tanggung jawab perusahaan yang

terbatas pada kegiatan amal atau kebaikan saja, belum memiliki rasa tanggung

jawab yang kuat. Demikian cakupan tanggung jawabnya hanya seputar melakukan

kegiatan amal, memberikan kontribusi dalam bentuk sponsor atau kegiatan-

kegiatan lain yang kemungkinan tidak terkait langsung dengan aktivitas

perusahaan. Kedua, Tanggung Jawab Perusahaan adalah tanggungjawab

perusahaan terhadap aktivitas CSR telah menjadi bagian dari tanggungjawab

perusahaan karena ketentuan hukum atau bagian dari kesediaan atau persetujuan

perusahaan. Ketiga, Kebijakan Perusahaan tanggungjawab CSR yang telah

menjadi bagian dari kebijakan perusahaan.

Penelitian terdahulu terkait CSR telah banyak dilakukan. Penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh (Lozano, 2013) menjelaskan bahwa secara internal,

kepemimpinan dan kasus bisnis adalah pendorong yang paling penting, sementara

driver eksternal yang paling penting adalah reputasi, tuntutan dan harapan

pelanggan, dan peraturan dan perundang-undangan. Penelitian ini mengusulkan

model penggerak keberlanjutan perusahaan, yang mempertimbangkan driver

internal dan eksternal, dan melengkapi ini dengan driver itu hubungkan mereka.

Ini menawarkan perspektif holistik tentang bagaimana perusahaan dapat lebih

proaktif dalam perjalanan mereka untuk menjadi lebih berorientasi keberlanjutan.

Page 11: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

11

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Khabibah & Mutmainah, 2013)

meneliti hubungan antara CSR dan CFP pada perbankan syariah di Indonesia.

Dalam penelitian menunjukan menunjukan bahwa ada hubungan antara corporate

social responsibility dan Corporate Financial Performance. Penelitian ini

menunjukan bahwa ada hubungan positif antara CSR dan ROE pada tahun

berikutnya dan terdapat hubungan negtif antara CSR dan CAR pada tahun

berikutnya.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Mason & Simmons, 2013)

berjudul Embedding Corporate Social Responsibility in corporate governance a

stakeholder system approach. Dalam penelitian ini peneliti mengusulkan model

konseptual yang mewakili alasan dan metode menanamkan CSR dalam tata kelola

perusahaan. Adopsi dari a perspektif pemangku kepentingan mengidentifikasi

keterbatasan saat ini Pendekatan CSR, mengakui perlunya memasukkan

efektivitas dan penilaian ekuitas dampak CSR, dan menggambarkan konstituensi

pemangku kepentingan utama dan faktor-faktor itu menentukan arti-penting

mereka. Harapan terkait CSR dari empat konstituensi pemangku kepentingan —

investor, pelanggan danpemasok, karyawan, dan masyarakat dan lingkungan

kelompok — telah diidentifikasi, dan kami berpendapat bahwa ini mendorong

pengembangan filosofi dan strategi CSR.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Nugraha, Suwandi Sumartias,

Evi Novianti, & Komariah, 2015) dengan judul “Implementasi Kegiatan

Corporate Social Responsibility “Go Green Economic” Berbasiskan Kearifan

Lokal” menemukan bahwa Hasil program CSR menunjukkan adanya peningkatan

yang cukup signifikan pada aspek ekonomis, sosial dan kesadaran lingkungan

Page 12: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

12

bagi masyarakat sekitar PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk. Karena menurut

mereka Kepedulian dan tanggung jawab perusahaan/industri merupakan salah satu

wujud nyata dari eksternal relations berupa program pemberdayaan masyarakat

dapat dilakukan melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam

bentuk pembinaan intensif terhadap pelaku usaha kecil mikro menengah (UKMM)

Pengrajin Batik Tradisional.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Aprianthiny, 2015) dengan

tujuan untuk untuk mengetahui implementasi, perkembangan dan kendala yang

dihadapi dalam mengimplementasikanCorporate Social Responsibility (CSR) PT.

Tirta Mumbul Jaya Abadi, Singaraja Bali menjelaskan bahwa PT. Tirta Mumbul

Jaya Abadi dalam mengimplementasikan Program CSR sepenuhnya bermanfaat

untuk mensejahterakan masyarakat. (2) perkembangan Coporate Social

Responsibility PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi sebagai modal sosial pada tahun

2013-2014 mengalami peningkatan yang cukup baik.

Kemudian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Rahmayanti, 2011)

dengan judul “Implementasi Corporate Social Responsibility dalam Membangun

Reputasi Perusahaan” menemukan bahwa bahwa pelaksanaan program CSR yang

dilakukan oleh PT. KAI (Persero) Daop 6 Yogyakarta bervariasi dan responsif

terutama untuk menanggapi kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekitar

perusahaan. Namun, pelaksanaan program ini masih berada dalam ranah amal dan

pelayanan, bukan perwujudan dari investasi sosial .

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Yentifa, Handayani, Akuntansi,

& Padang, 2007) dengan judul “Implementasi Program "Corporate Social

Page 13: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

13

Responsibility" (CSR) PT. Semen Padang” menjelaskan bahwa PT. Semen

Padang telah mengimplementasikan program CSR sebagaimana yang

diamanatkan dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, dimana seluruh perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di

bidang dan/atau yang berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk

menyelenggarakan Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu suatu bentuk

kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial perusahaan untuk ikut

memberikan manfaat terhadap masyarakat dan lingkungan dimana perusahaan itu

beroperasi.

Penelitian yang dilakukan oleh (Siregar, 2016) dengan judul “penerapan

corporate social responsibility (csr) dalampandangan islam” Islam sangat

mendukung CSR karena tidak dapat dipungkiri bahwa bisnis menciptakan banyak

masalah sosial yang tidak terduga. akibatnya, adalah tanggung jawab perusahaan

dan perusahaan untuk memperbaiki masalah tersebut. Ini masuk akal karena

mereka perlu mengeksplorasi berbagai sumber daya alam untuk keberlanjutan

bisnis, oleh karena itu, mereka harus bertanggung jawab atas masyarakat dan

lingkungan sebagai balasannya.

Penelitian yang dilakukan oleh (Anto, 2008) dengan judul “Persepsi Stake

Holder terhadap pelaksanaan Corporate Social Responsibility : kasus pada bank

syariah DIY” menjelaskan bahwa para stake holder memiliki pandangan yang

sama mengenai manfaat dari kegiatan Corporate Social Responsibility pada bank

syariah terutama pada fungsi brand image dan memperkuat daya saing

perusahaan, selain itu para stakeholder beranggapan bahwa bank syariah

Page 14: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

14

seharusnya lebih memilki tanggung jawab sosial yang tinggi dari pada bank

konvensional.

Penelitian lain yang meneliti mengenai implementasi CSR pada

perusahaan seperti yang dilakukan oleh (Silviani & Panggabean, 2015) dalam

penelitian nya yang berjudul “evaluasi pelaksanaan corporate social responsibility

di PT Bank Rakyat Indonesia Persero” hasil penelitian tersebut menjelaskan

bahwa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu bank

BUMN yang memiliki program khusus untuk aktivitas CSR yang diatur oleh

pemerintah, yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). PKBL ini

berpedoman pada Peraturan Menteri Negara BUMN No.PER-20/MBU/2012

tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan. Hasil yang didapat, visi dan misi BRI sudah mendukung aktivitas

CSR. BRI sudah memenuhi isuisu dalam ISO 26000 dan sudah melaporkan

implementasi ISO 26000 sesuai dengan standar GRI 4.0 (RS).

Demikian pula, PT. BNI Syariah sebagai korporasi berkomitmen untuk

memprioritaskan kualitas kinerja serta pencapaian kinerja tersebut tidak hanya

diukur melalui laba. Dalam upaya mewujudkan salah satu misi perusahaan terkait

upaya mewujudkan lingkungan yang ramah lingkungan bagi masyarakat sekitar,

BNI Syariah melaksanakan program CSR secara berkelanjutan dan sistematis

melalui program-program di atas. Perseroan berharap masyarakat dapat

merasakan manfaat kehadiran BNI Syariah di lingkungannya dalam meningkatkan

taraf hidup dan kesejahteraannya. Hal ini terlihat dari lebih dari 130 penghargaan

yang diraih BNI Syariah, salah satunya yang diraih secara konsisten adalah

peringkat 1 dalam kategori Corporate Social Responsibility-Economic Review

Page 15: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

15

versi Majalah Infobank tahun 2015. Pada tahun 2016, bank ini meraih

penghargaan sebagai peringkat 1 Penghargaan Corporate Social Responsibility-

Economic terbaik dari Anugrah Perbankan Indonesia (Penghargaan Perbankan

Indonesia). Penghargaan ini menunjukkan bahwa BNI Syariah merupakan salah

satu bank syariah terbaik di Indonesia, khususnya dalam melaksanakan program

CSR kepada masyarakat.

Bank BNI Syariah sebagai sebagai korporasi yang dalam masyarakat juga

menerapkan CSR sebagaimana semestinya. CSR ini telah disesuaiakan dengan

kaidah – kaidah Islam. Berdasarkan atar belakang dan fenomena diatas, maka

peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Holistic Corporate Social

Responsibility : Implementasi pada Bank BNI Syariah”

B. Batasan Masalah

Untuk menjaga agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan menghindari

kemungkinan pembahasan yang menyimpang dari pokok permasalahan yang

hendak diteliti, maka peneliti perlu melakukan pembatasan masalah. Adapun

batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Integrasi nilai dan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR),

serta keterkaitan aspek lingkungan, sosial, dan kinerja keuangan Bank

BNI Syariah.

2. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) menurut teori

maqashid syariah pada Bank BNI Syariah.

Page 16: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

16

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah

1. Bagaimana nilai integrasi dan kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) pada Bank BNI Syariah?

3. Bagaimana penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) menurut

teori maqashid syariah pada Bank BNI Syariah?

D. Tujuan penelitan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, adapun

tujuan dari penelitian ini sebagai berikut

1. Menganalisis nilai integrasi dan kegiatan CSR pada Bank BNI Syariah.

2. Mengkaji praktik penerapan CSR pada Bank BNI Syariahdari sudut

pandang maqashid syariah.

E. Manfaat penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Kontribusi Teoritis

a. Bagi Peneliti

Sebagai bahan kajian tentang konsep atau teori dan praktek

CSR pada bank syariah, dan memberikan wawasan yang tentang

CSR menurut perspektif Islam serta holistic CSR yang meliputi

aspek lingkungan, sosial dan keuangan pada perusahaan

perbankan syariah.

Page 17: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

17

b. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti

selanjutnya sebagai bahan referensi untuk lebih dikembangkan

dalam pembahasan holistic CSR pada perusahaan perbankan

syariah.

2. Kontribusi Praktisi

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai strategi bisnis dalam

meningkatkan kinerja perusahaan, apakah penerapan CSR dapat

meningkatkan kinerja keuangan. Begitu pula perhatian perusahaan

terhadap aspek lingkungan dan sosial, yang tentunya memberikan

dampak positif.

b. Bagi Praktisi

Sebagai bahan masukkan dan pertimbangan dalam

pengambilan kebijakan dan keputusan terkait pelaporan dan

pengungkapan CSR. Laporan CSR apakah sudah memenuhi aturan

Undang-Undang atau hanya sekadar syarat, namun

implementasinya belum sesuai dengan harapan.

Page 18: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

18

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Holisctic Corporate Social Responsibility

a. Pengertian Corporate Social Responsibility

Istilah CSR pertama kali digunakan dalam tulisan Howard Rothmann

Browen yang berjudul Social Responsibility of The Businessman pada tahun

1953. Selanjutnya, muncul beberapa istilah yang bermakna hampir sama

dengan Corporate Social Responsibility (CSR), seperti: Corporate Giving,

Corporate Philanthropy, Corporate Community Relation dan Community

Development. Secara global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-

an dan semakin populer setelah diterbitkannya buku Cannibals with Forks:

The Triple Bottom Line in 21st Century Business karya John Elkington pada

tahun 1998.

Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep single bottom line

yang hanya berorientasi pada profit. Konsep triple bottom line menambahkan

unsur people dan planet sebagai faktor yang mempengaruhi profit yang

menjadi tujuan utama perusahaan. Definisi Corporate Social Responsibility

(CSR) menurut ISO (International Organization for Standaridization) 26000

adalah:

“The responsibility of an organization for the impacts of its decision

and activities on society and the environment, through transparency and

ethical behavior that : Contribute to sustainable development, including

Page 19: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

19

health and welfare of society, Takes into account the expectation of

stakeholders, Is in compliance with applicable law and consistent with

international norms of behavior, Is integrated throughout the organization

and practices in its relationship”.

CSR diartikan sebgai pertanggungjawaban sebuah organisasi atas

dampak dari keputusan dan aktivitas yang dilaksanakan di masyarakat dan

lingkungan, melalui transparansi dan perilaku etis yang berbentuk antara lain:

(1) kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, termasuk

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,

(2) memenuhi harapan stakeholders,

(3) sesuai dengan hukum yang berlaku dan sejalan dengan norma-

norma perilaku yang berlaku secara internasional, dan

(4) terintegrasi dengan keseluruhan organisasi dan pelaksanaannya

dengan pihak-pihak terkait.

Beberapa definisi CSR yang diungkapkan oleh beberapa ahli sebagai

berikut:

Menurut Suharto (2008) CSR adalah operasi bisnis dengan komitmen

yang tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan finansial, melainkan juga

untuk membangun sosial-ekonomi kawan secara holistik, melembaga dan

berkelanjutan. Kemudian menurut Widjaja & Yeremia (2008) CSR merupakan

bentuk kerjasamaantara perusahaan (tidak hanya Perseroan Terbatas) dengan

segala hal (stake-holders) yang secara langsung maupun tidak langsung

berinteraksi dengan perusahaan untuk tetap menjamin keberadaan &

kelangsungan hidup usaha (sustainability) perusahaan.

Page 20: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

20

Sedangkan menurut Kotler & Nance, 2005 Mendefinisikannya CSR

sebagai komitmen korporasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

sekitar melalui kebijakan praktik bisnis dan pemberian kontribusi sumber daya

korporasi. Dari .pengertian tersebut tampak bahwa CSR merupakan social

responsibility dan perusahaan dalam hubungannya dengan pihak internal dan

eksternal.

Untuk memalhami letak konflik antara yang menganggap teori

mengenai CSR sangat dibutuhkan dalam perusahaan maupun yang

menganggap tidak perlu. Berikut ini adalah beberapa teori mengenai CSR:

b. Teori Mengenai CSR

1. Teori Akuntabilitas Korporasi (Corporate Accountability Theory)

Menurut teori ini, perusahaan harus bertanggung jawab atas semua

konsekuensi yang ditimbulkan baik sengaja maupun tidak sengaja kepada

para pemangku kepentingan (stakeholder). Secara teori tersebut

menyatakan CSR tidak hanya sekedar aktivitas kedermawanan (charity)

atau aktivitas saling mengasihi (stewardship) yang bersifat sukarela kepada

sesame seperti yang dipahami para pebisnis selama ini, tetapi juga harus

dipahami sebagai suatu kewajiban asasi yang melekat dan menjadi “roh

kehidupan” dalam sistem serta praktik bisnis.

Alasannya, CSR merupakan konsekuensi logis dari adanya hak

asasi yang diberikan Negara kepada perusahaan untuk hidup dan

berkembang dalam suatu area lingkungan. Jika tidak ada keselarasan

antara hak dan kewajiban asasi perusahaan, dalam area tersebut akan hidup

Page 21: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

21

dua pihak yaitu, gainers (perusahaan) dan losers yaitu masyarakat

(Dellaportas,dkk,2005) dalam Lako (2011).

2. Teori Stakeholder

Hal pertama mengenai teori stakeholder adalah bahwa stakeholder

merupakan sistem yang secara eksplisit berbasis pada pandangan tentang

suatu organisasi dan lingkungannya, mengenai sifat saling mempengaruhi

antara keduanya yang kompleks dan dinamis. Stakeholder dan organisasi

saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari hubungan sosial keduanya

yang berbentuk responsibilitas dan akuntabilitas. Oleh karena itu

organisasi memiliki akuntabilitas terhadap stakeholdernya (Marzully dan

denies, 2012).

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas

yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus

memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan

suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh

stakeholder kepada perusahaan tersebut. Gray, Kouhy dan Adams

mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada

dukungan stakeholders sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk

mencari dukungan tersebut. Semakin powerful stakeholder, maka semakin

besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap

sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya

(Handoko,2014).

Page 22: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

22

3. Teori Sustainabilitas Koporasi

Menurut teori ini, agar bisa hidup dan tumbuh secara

berkelanjutan, korporasi harus mengintegrasikan tujuan bisnis dengan

tujuan sosial dan ekologi secara utuh (Lako, 2011). Dalam perspektif teori

ini, masyarakat dan lingkungan adalah pilar dasar dan utama yang

menentukan keberhasilan bisnis suatu perusahaan sehingga harus selalu

diproteksi dan diberdayakan (Lako, 2011). Pembangunan, pengembangan

serta perluasan bisnis yang akan dilakukan perusahaan harus

mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi, sosial dan lingkungan

sehingga tidak meninggalkan dampak negatif di masa yang akan datang.

c. Prinsip-Prinsip CSR

Tanggungjawab sosial (Corporate Social Responsibility)

mengandung dimensi yang sangat luas dan kompleks.Di samping itu,

tanggungjawab CSR juga mengandung interprestasi yang sangat berbeda,

terutama dikaitkan dengan kepentingan pemangku kepentingan

(Stakeholder).Karena itu dalam rangka memudahkan pemahaman dan

penyederhanaan, banyak ahli mencoba menggarisbawahi pinsip dasar yang

terkandung dalam tanggungjawab CSR. David (2008) mengurai prinsip-

prinsip tanggungjawab CSR menjadi tiga, antara lain yaitu:

1. Sustainability

Berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan

aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di

masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan bagaimana

Page 23: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

23

penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan

memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Karena itu

sustainability berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana society

memanfaatkan sumberdaya agar tetap memperhatikan generasi masa

datang.

2. Accountability

Merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab atas

aktivitas yang telah dilakukan.Akuntabilitas dibutuhkan, ketika aktivitas

perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal. Konsep

ini menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas perusahaan terhadap pihak

internal dan eksternal (David, 2008). Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai

media bagi perusahaan membangun image dan network terhadap para

pemangku kepentingan.Tingkat keluasan dan keinformasian laporan

perusahaan memiliki konsekuensi sosial maupun ekonomi. Tingkat

akuntanbillitas dan tanggungjawab perusahaan menentukan legitimasi

stakeholder eksternal, serta meningkatkan transaksi saham perusahaan.

Keterbukaan perusahaan atas aktivitas tanggungjawab sosial menentukan

respon masyarakat bagi perusahaan. Namun informasi yang bersifat

negatif justru menjadi bumerang perusahaan, dan cenderung memunculkan

image negatif.

Menurut David (2008) menyatakan akuntabilitas dan keterbukaan

memiliki kemanfaatan secara sosial dan ekonomi. Lebih lanjut dinyatakan

bahwa informasi yang disampaikan perusahaan bermanfaat bagi para

Page 24: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

24

pemangku kepentingan dalam mendukung pengambilan keputusan. Agar

informasi dalam laporan perusahaan sebagai wujud akuntabilitas

memenuhi kualifikasi, maka akuntabilitas seharusnya mencerminkan

karakteristik antara lain:

1. Understand-ability to all paries concerned

2. Relevance to the users of the information provided.

3. Reability and terms of accuracy of measurement, representation of

impact and freedom from bias

4. Comparability, which implies consistency, both over time and between

different organisations

3. Transparancy

Merupakan perinsip penting bagi pihak eksternal.Transaparansi

bersinggungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan berikut dampak

terhadap pihak eksternal. David (2008) menyatakan:

“Transparancy, as principle, means that the eksternal inpact of the actions

of the organisation can be ascertained from that organisation as reporting

and pertinent pack as are not this guised within that reporting. The effect

of the action of the organisation, including eksternal impacts, should be

apparent to all from using the information provided by the organisation’s

reporting mechanism”.

Transparansi merupakan satu hal yang amat peting bagi pihak

eksternal, berperan untuk mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman,

Page 25: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

25

khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari

lingkungan.

d. Konsep Piramida CSR

Dalam pandangan Archie B. Carrol, CSR adalah puncak piramida

yang erat terkait dan bahkan identik dengan tanggung jawab filantropis

(Zaim Saidi, Hamid Abidin. 2004). Dan menurut Carrol, konsep piramida

yang dikembangkannya akan menjustifikasi secara teoritis dan logis

mengapa sebuah perusahaan melakukan CSR. Berikut Carrol menjelaskan

konsep piramidanya:

Gambar 2.1 Piramida CSR

Page 26: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

26

1) Tanggung jawab ekonomis

Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah

fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi

sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup dan berkembang.

Perusahaan adalah organisasi yang bertujuan mencari laba (profit oriented)

sehingga selalu diharapkan untuk berkembang menjadi perusahaan yang

besar. Kelangsungan hidup perusahaan hanya dapat dipertahankan jika

perusahaan memperoleh keuntungan dan disebut sebagai tanggung jawab

ekonomis.

Perusahaan selalu berusaha meningkatkan kinerja ekonomisnya

sehingga tanggung jawab ekonomi diartikan sebagai profit maximization.

Berdasarkan sudut pandang tersebut perusahaan yang tidak menghasilkan

laba dianggap sebagai perusahan yang tidak sehat, karena perusahaan

didirikan dengan modal yang harus diperoleh kembali dalam jangka waktu

tertentu bersama dengan laba yang diharapkan. Secara ekonomis

keuntungan perusahaan diekspresikan dalam bentuk uang. Dalam

pencarian keuntungan ini tidak diperoleh perusahaan secara sepihak tetapi

melalui interaksi antara perusahaan dengan lingkungannya. Bisnis yang

baik (good business) bukan perusahaan yang hanya menguntungkan secara

ekonomi tetapi juga yang baik secara moril (ethic).

Menurut Friedman yang dikutip oleh Bertens (2003) bahwa jika

suatu perusahaan sudah mencapai keuntungan secara ekonomis maka

perusahaan sudah memenuhi tanggung jawab sosialnya. Dengan alasan

Page 27: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

27

bahwa jika perusahaan mempunyai keuntungan secara ekonomis maka

perusahaan tersebut akan mempunyai aspek sosial terhadap pemerintah,

tenaga kerja dan masyarakat.

Tjager at.el (2003) menyatakan bahwa jika perusahaan

melaksanakan tanggung jawab ekonomisnya maka akan mempunyai

implikasi yang luas terhadap lingkungan sosialnya karena aktivitas

perusahaan akan memberikan penghasilan bagi tenaga kerja, peluang baru

bagi masyarakat disekitarnya dan akan mewarnai aktifitas perekonomian

nasional dengan membayar pajak bagi pemerintah.

2) Tanggung Jawab Legal, Obey the Law

Perusahaan harus taat hukum. Dalam proses mencari laba,

perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah

ditetapkan pemerintah. Dalam prakteknya, banyak masalah yang timbul

dalam hubungan perusahaan dengan hukum. Hukum merupakan sudut

pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan dan apa

yang tidak boleh dilakukan. Dibandingkan dengan standar dan etika,

hukum lebih jelas dan pasti karena hukum ditulis diatas putih dan jika

dilanggar ada sanksi tertentu. Hukum dipahami sebagai suatu sistem

norma yang mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat yang

mempunyai sanksi jika tidak dilaksanakan, juga sebagai sarana pemecahan

konflik yang rasional karena di dasari fakta-fakta (Tjager at.al, 2003).

Dalam hubungannya dengan perusahaan, proses terbentuknya

undang-undang dan peraturan (aktualisasi hukum) memerlukan waktu

Page 28: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

28

yang lama tidak akan pernah bisa sempurna, sehingga perusahaan yang

kurang tanggung jawab sosialnya bisa memanfaatkan celah-celah dalam

hukum (the loopholes of the law). Dalam bisnis sudut pandang hukum

sangatlah penting. Bisnis harus menaati hukum (peraturan) yang berlaku.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang taat pada hukum

walaupun itu tidak cukup tanpa disertai dengan etika. Dengan demikian

hukum dan etika saling melengkapi, karena dari segi normatif etika

mendahului hukum. Sehingga sering didengar bahwa perusahaan sudah

belaku etis bila telah mentaati hukum. Artinya tanggung jawab hukum

perusahaan sudah dipandang memenuhi kewajibannya bila telah bertindak

legal dan mematuhi peraturan yang berlaku.

3) Tanggung Jawab Etis (Be Ethical)

Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis

yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi

rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. Termasuk dalam tanggung

jawab etis adalah kepekaan korporat dalam menjunjung kearifan dan adat

lokal. Pengenalan terhadap kebiasaan, opinion leader, kebudayaan, bahasa

daerah, kepercayaan dan tradisi menjadi sebuah keharusan dalam

menjalankan tanggung jawab etis tersebut.

Menurut Tjager at.el (2003) para praktisi ekonomi di Indonesia

baru cenderung memenuhi tangung jawab hukum “compliance driven”

dari pada “ethic driven”. Seharusnya pelaku bisnis selain mengacu kepada

hukum juga harus mengacu kepada nilai-nilai etika dan merupakan

Page 29: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

29

kebutuhan untuk diterapkan dalam perusahaan. Sehingga perusahaan tidak

hanya patuh pada peraturan yang ada tetapi menyadari bahwa pengelolaan

perusahaan membutuhkan kesadaran etika. Proses negosiasi, konsolidari

dan kompromi dari setiap standard dan harapan komunitas lokal

merupakan tantangan bagi setiap perusahaan, terutama yang bersifat

multinasional.

4) Tanggung Jawab Filantropis (Be A Good Citizen)

Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan

berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi

yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah

untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Para pemilik dan

pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab ganda,

yaitu kepada perusahaan dan kepada publik, tetapi diharapkan agar

perusahaan dapat memupuk kemandirian komunitas.

Tanggung jawab ini didasari itikad perusahaan untuk

berkontribusi pada perbaikan komunitas secara mikro maupun makro.

Berdasarkan uraian diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa perusahaan

mempunyai tanggung jawab yang lebih luas terhadap stakeholder-nya,

yang bisa dilakukan melalui penerapan CSR, sementara penerapan

CSR itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari strategi perusahaan, yang

pada akhirnya akan memberi keuntungan terhadap posisi perusahaan

tersebut. Rahman (2009) dan Fajar (2005) dari CSR Review

menyatakan bahwa pelaksanaan CSR oleh perusahaan dibagi menjadi

empat kategori, yaitu :

Page 30: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

30

a. Kelompok Hitam Merupakan perusahaan yang tidak

melakukan praktek CSR sama sekali, dimana mereka

menjalankan bisnis semata-mata untuk kepentingan sendiri,

bagaimana mendapatkan hasil semaksimal mungkin dan tidak

peduli kepada lingkungan dan masyarakat sekitar serta tanpa

mempertimbangkan efek negatif yang ditimbulkan dari

aktivitas perusahaan tersebut.

b. Kelompok Merah Merupakan perusahaan yang mulai

melakukan CSR tetapi memandangnya sebagai beban, yaitu

komponen biaya yang akan mengurangi keuntungan, karena

CSR dianggap tidak memiliki dampak posotif bagi perusahaan.

Perusahaan melakukan CSR karena keterpaksaan akibat

tekanan dari masyarakat atau pihak lain. Perusahaan selalu

menggunakan alasan ekonomis dimana kondisi perusahaan

masih dalam tahap perkembangan, sehingga masih fokus untuk

mendapat keuntungan yang maksimal.

c. Kelompok Biru Merupakan perusahaan yang berpendapat

bahwa kegiatan CSR akan memberikan dampak positif

terhadap bisnis dan menganggap CSR sebagai investasi jangka

panjang, yang akan memberikan dampak bagi perusahaan

berupa citra positif dan bagi masyarakat berupa kontribusi

dalam pembangunan berkelanjutan. Perusahaan ini telah

menetapkan program yang tepat sasaran, dengan tujuan yang

terukur dan dijalankan secara berkelanjutan. d. Kelompok

Page 31: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

31

Hijau Merupakan perusahaan yang telah melaksanakan CSR

dan menempatkannya sebagai nilai inti dan menganggapnya

sebagai suatu keharusan, bahkan kebutuhan.

CSR telah menjadi filosofi dari setiap langkah dan

keputusan yang diambil oleh perusahaan, yang berkorelasi dengan

kepentingan internal maupun eksternal. Perusahaan sangat

memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan

karyawan serta melaksanakan prinsip transparansi dan

akuntabilitas. Berdasarkan kategori tersebut, maka bisa disusun

indikator pelaksanaan dan metode penilaian CSR dalam

perusahaan.

2. Sasaran CSR

Piramida CSR yang dikembangkan oleh Carol (1979),

menyebutkan tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah triple bottom

lines, yaitu profit, people, dan planet (3P) :

a. Profit Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari

keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi

dan berkembang.

b. People Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap

kesejahteraan manusia.

c. Planet Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan

berkelanjutan keragaman hayati. Mencari keuntungan merupakan

hal penting bagi perusahaan, tetapi hal itu tidak harus melepaskan

Page 32: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

32

diri dari hal lain diluar mencari keuntungan, yaitu mengembangkan

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Jenis-Jenis CSR

Kotler dan Lee (2006) menyebutkan ada 6 (enam) jenis aktivitas

program CSR yang umum dilaksanakan oleh perusahaan, yaitu :

1. Promosi kegiatan sosial (Cause Promotions) Pada aktivitas CSR ini

perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki

perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu

kegiatan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi

dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan

tertentu. Fokus utama dari kategori aktivitas CSR ini adalah

komunikasi persuasif, dengan tujuan menciptakan kesadaran

masyarakat terhadap suatu masalah sosial.

2. Pemasaran terkait kegiatan sosial (Cause Related Marketing) Pada

aktivitas CSR ini perusahaan memiliki komitmen untuk

menyumbangkan persentase tertentu dari penghasilannnya untuk suatu

kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk. Kegiatan ini

biasanya didasarkan kepada penjualan produk tertentu, untuk jangka

waktu tertentu serta untuk aktivitas derma tertentu.

3. Kegiatan filantropis perusahaan (Corporate Philantrophy) Pada

aktivitas CSR ini perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam

bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan

tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai,

bingkisan/paket bantuan atau pelayanan secara gratis. Kegiatan

Page 33: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

33

filantropi biasanya berkaitan dengan berbagai kegiatan sosial yang

menjadi prioritas perhatian perusahaan.

4. Pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela (Community

Volunteering) Pada aktivitas CSR ini perusahaan mendukung dan

mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran atau para

pemegang franchise agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela

guna membantu organisasiorganisasi masyarakat lokal maupun

masyarakat yang menjadi sasaran program.

5. Pemasaran kemasyarakatan korporat (Corporate Societal Marketing)

Pada aktivitas CSR ini perusahaan mengembangkan dan

melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat

dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik,

menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Corporate social marketing ini dilakukan

perusahaan dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat

(behavioral changes) dalam suatu isu tertentu. Fokus dari aktivitas

kategori ini adalah untuk mendorong perubahan perilaku yang

berkaitan dengan:

a. Isu-isu Kesehatan (health issues)

b. Isu-isu Perlindungan Terhadap Kecelakaan (injury prevention

issues)

c. Isu-isu Lingkungan (environmental issues)

d. Isu-isu Keterlibatan Masyarakat (community involvement

issues)

Page 34: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

34

6. Praktika bisnis yang mempunyai tanggung jawab sosial

(Socially Responsible Business Practice). Pada aktivitas CSR

ini perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui

aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta

melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial

dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan

memelihara lingkungan hidup.

4. Hubungan CSR dan Kinerja Keuangan

Aspek ekonomi CSR menurut Uddin (2008) terdiri dari memahami

dampak ekonomi dari operasi perusahaan. Masalah ekonomi telah lama

diabaikan dalam diskusi tanggung jawab sosial perusahaan. Selama

bertahun-tahun aspek ini telah banyak diasumsikan dikelola dengan baik.

Namun, sebenarnya hal tersebut adalah hal yang paling tidak dipahami

oleh banyak orang dalam membentuk agenda kebijakan perusahaan dan

publik, dan kurang terwakili agenda tanggungjawab perusahaan.

Aspek ekonomi CSR sering keliru dan dianggap identik dengan

masalah keuangan, dan karena telah diasumsikan sebagai dua pilar sebuah

bangunan. Namun, tanggung jawab ekonomi tidak hanya masalah

perusahaan yang bertanggung jawab secara finansial, namun juga catatan

angka pekerjaan dan utang dalam laporan tanggungjawab perusahaan

terbaru. Dimensi ekonomi dari agenda keberlanjutan harus lebih

mempertimbangkan dampak ekonomi langsung dan tidak langsung operasi

organisasi terhadap masyarakat sekitar dan para stakeholders perusahaan.

Itulah yang membuat perusahaan bertanggungjawab secara-ekonomi.

Page 35: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

35

5. Hubungan CSR dan Aspek Lingkungan

Lingkungan, satu arti total lingkungan dari kondisi eksternal di

mana suatu organisasi atau komite organisasi berada. Dalam pengertian

umum, lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada di luar manusia

di sekitarnya ataupun yang jauh dari mereka bahwa mereka berinteraksi

dengan atau yang menimpa pada kesejahteraan mereka. Kata lingkungan

termasuk elemen kompleks lanskap budaya seperti permukiman, jalan,

pertanian, dan lain-lain yang dibuat oleh manusia serta unsur-unsur alam

seperti danau, pegunungan, iklim dan cuaca (Ajayi dan Adesina, 2005).

Menurut Ikporukpo (2001) lingkungan adalah totalitas lingkungan

manusia, dimana lingkungan manusia berasal dari lingkungan fisik.

Lingkungan manusia dianggap sebagai konstruk manusia yang diciptakan

oleh manusia dalam perjuangan mereka untuk bertahan hidup dan bertahan

di muka bumi yang disebut lingkungan hunian. Hal ini biasanya

diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu, seperti ukuran populasi,

kegiatan ekonomi dan karakteristik khusus. Hubungan antara lingkungan

fisik dan manusia tidak saling eksklusif. Dengan kata lain, lingkungan

manusia adalah modifikasi lingkungan fisik. Hal ini dilakukan melalui

kegiatan produksi primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Karena

manusia beroperasi di permukaan bumi yang perlu diperhitungkan (Ajayi

dan Adesina, 2005). Degradasi lingkungan sebagian besar disebabkan oleh

kegiatan manusia dan juga dapat menjadi konsckuensi dari bahaya

manusia. Hasilnya adalah bahwa proses alami dari ekosistem yang diubah

Page 36: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

36

dan atau dirusak yang tidak mungkin diperbaiki. Ketika lingkungan

menjadi rusak, semua bentuk kehidupan terancam (Farinloye, 2006).

Uddin (2008) mengatakan bahwa kepedulian terhadap lingkungan

dan pembangunan berkelanjutan adalah pilar utama dari tanggung jawab

sosial perusahaan. Isu lingkungan dan ekologi telah menjadi topik penting

dari diskusi selama tiga puluh tahun terakhir dalam dunia bisnis.

Pengetahuan dan isu-isu dalam' dimensi ini telah berkembang secara

menyeluruh dan mengubah realitas bisnis. Aspek lingkungan diberlakukan

pada 1970-an dengan pemahaman yang benar pertama dampak lingkungan

dari bisnis. Pada saat ini, abad 21. kita dihadapkan dengan tantangan baru.

6. Hubungan CSR dan Aspek Sosial

Hubungan CSR dan Aspek Sosial Di sisi lain, semakin banyaknya

masalah sosial ekonomi sebagai dampak globalisasi menimbulkan

pertanyaan baru dan harapan tentang tata kelola perusahaan dan

tanggungjawab sosial. CSR muncul sebagai doktrin untuk memperluas

spektrum tanggung jawab perusahaan yang didalamnya menyertakan baik

dimensi sosial dan lingkungan. (Dusuki dan Abdullah, 2007). Menurut

Uddin (2008) tanggung jawab sosial merupakan bagian terbaru dari tiga

dimensi tanggung jawab sosial perusahaan dan memiliki perhatian yang

terbanyak dari perushaan. Banyak organisasi menjadi semakin aktif dalam

menangani masalah tanggung jawab sosial berarti bertanggung jawab atas

dampak sosial perusahaan pada orang - bahkan secara tidak langsung. Ini

termasuk orang- orang dalam perusahaan, dalam rantai pasokan

perusahaan, di masyarakat sekitar perusahaan dan sebagai pelanggan dari

perusahaan yang berarti seluruh stakeholder. Hal ini mengacu pada

kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan

yang akan berkontribusi untuk kesejahteraan dan kepentingan masyarakat

serta orang-orang dalam organisasi. Adapun aspek-aspek yang menjadi

Page 37: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

37

kunci aspek-aspek sosial dari CSR untuk suatu organisasi adalah

tanggungjawab terhadap pelanggan, tanggungjawab terhadap pelanggan

dan tanggungjawab terhadap masyarakat.

7. Pengertian Maqashid Syariah

Secara bahasa, maqâshid al-syari'ah terdiri dari dua kata:

maqâshid dan al-syari'ah. Istilah maqâshid berasal dari bahasa Arab

yang merupakan bentuk jamak dari maqsad, yang berarti tujuan,

tujuan, prinsip, niat, tujuan, tujuan akhir. Maqâshid hukum Islam

adalah maksud atau tujuan dibalik hukum. Bagi sejumlah ahli teori

hukum Islam (Jasser Auda, 2015), maqashid merupakan pernyataan

alternatif untuk masalih atau manfaat. Sedangkan al-syari'ah artinya

jalan menuju sumber air atau jalan menuju sumber utama kehidupan.

Mengingat hal tersebut, maqâshid al-syari'ah adalah untuk kepentingan

manusia (Muhammad Syukri Albani Nasution, 2013).

Tujuan prinsip Islam, seperti yang dikemukakan oleh Ibnu al-

Qayyim (w. 748 H / 1347 M) dan yang dipegang oleh dan yang dirujuk

berulang kali oleh Jasser Audah dalam bukunya, adalah sebagai

berikut. Syariah didasarkan pada kearifan dan pencapaian keselamatan

manusia di dunia dan akhirat. Syariah mengandung keadilan, kasih

sayang, hikmah dan kemanfaatan sehingga segala aturan merubah

keadilan menjadi tirani, kasih sayang menjadi dendam, saling

menguntungkan menjadi kerusakan, atau hikmah menjadi omong

kosong, bukanlah syariah meski ada klaim menurut beberapa tafsir.

MA. Sahal Mahfudh (2011) mengatakan bahwa tujuan hukum Islam

ini dapat diimplementasikan untuk melindungi kehidupan manusia

Page 38: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

38

secara komprehensif ketika sekat-sekat daerah dihilangkan dan harus

dipahami sebagai sebuah keterbukaan. Keterbukaan artinya

disesuaikan dengan konteks di mana hukum Islam berada. Oleh karena

itu, pendekatan kontekstual sangat menentukan seperti apa wasilah

(ikatan atau hubungan) Hukum Islam itu. Patut dicatat bahwa hukum

Islam atau fikih tidak hanya diposisikan sebagai alat ukur kebenaran

ortodoksi, tetapi juga diartikan sebagai alat membaca realitas sosial

untuk diperlakukan dan ditindaklanjuti di kemudian hari. Sehingga,

hukum Islam memiliki dua fungsi: sebagai kontrol sosial dan sebagai

rekayasa sosial artinya menjadi alat ukur realitas sosial dengan syariah

ideal yang berujung pada hukum halal (halal) atau haram (haram) dan

boleh atau tidak boleh, dan sekaligus. waktu menjadi sarana rekayasa

sosial.

Teori Maqashid al-Shariah pertama kali dibuat konsep oleh

Imam Juwaini (1085 M). Al-Juwaini menggunakan konsep maslahah

dan mafsadah untuk mengembangkan teori Maqashid al-Shariah

hingga diakui suatu teori untuk digunakan dalam istimbath

(mengungkap) hukum Islam. Teori ini kemudian dikembangkan oleh

muridnya, al-Ghazali (1111 M) juga (Al-Ghazali dan Abu Hamid,

n.d.). Pengertian Maqashid al-Shariah pada masa klasik, khususnya

sebelum masa al-Ghazali, belum menonjolkan Maqashid al-Shariah

sebagai makna konseptual yang utuh atau menjadi definisi operasional

yang dapat menjadi dasar ijtihad. Artinya, konsep Maqashid al-Shariah

saat itu masih berada pada ranah konsep nilai yang belum

Page 39: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

39

dikonstruksikan dalam bentuk karya ijtihadiyah hierarkis yang dapat

dijalankan sebagai upaya menghubungkan Tuhan (sebagai pemilik

tujuan). Saya bertujuan) ke af'al al-mukallifin. (Khadimi Nuruddin

Mukhtar, 2005). Baru kemudian Maqashid al-Shariah menjadi konsep

yang terorganisir secara hierarki yang kemungkinan besar akan

dioperasikan setelah masa Imam Abu Ishaq al-Syathibi. Peran yang

dimainkan sebenarnya tidak hanya untuk menjabarkan definisi dan

konsep nilai Maqashid al-Shariah secara lebih sempurna, tetapi al-

Syathibi telah mampu menampilkan landasan pola pikir dalam bernalar

(ijtihad) berdasarkan Maqashid al-Shariah. Ahmad Imam Mawardi

(2010) terpanggil untuk berkontribusi menggeser posisi Maqashid al-

Shariah dari posisi yang tidak jelas ke posisi fundamental dalam

hukum karena kemampuannya dalam menyampaikan posisi Maqashid

al-Shariah dari filosofi hukum ( hikmah) menjadi landasan berlakunya

hukum. Melalui argumentasi rasionalnya, ia juga dianggap telah

menggeser posisi Maqashid al-Shariah yang dzanni ke yang bersifat

qath'i. Syatibi (2004) juga mengatakan bahwa syariah (ketentuan untuk

mewujudkan Maqashid al-Shariah) yang bertujuan untuk mencapai

kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

Maqashid al-Shariah adalah tujuan atau hikmah (filosofi) Allah yang

memberlakukan hukum demi kepentingan. manfaat hamba-Nya di

dunia dan di akhirat dengan cara mencapai manfaat dan mengurangi

kerugian (kemudharatan).

Page 40: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

40

8. Tahap Pelaksanaan CSR

Saidi dan Abidin (2004) menggambarkan tiga tahap yang

merupakan motivasi perusahaan dalam menjalankan CSR, yaitu :

a. Tahap pertama adalah corporate charity, yaitu dorongan amal

berdasarkan motivasi keagamaan.

b. Tahap kedua adalah corporate philantrophy, yaitu dorongan

kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika

universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan

pemerataan sosial.

Menurut Wibisono (2007), terdapat empat tahapan CSR, yaitu:

1. Tahap perencanaan Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama,

yaitu Awareness Building, CSR Assessement, dan CSR

Manual Building.

a. Awareness Building merupakan langkah utama

membangun kesadaran pentingnya CSR dan komeitmen

manajeman, upaya ini dapat berupa seminar, lokakarya, dan

lain-lain. CSR.

b. Assessement merupakan upaya memetakan kondisi

perusahaan dan mengidentifikasikan aspek-aspek yang

perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah

yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang

kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Langkah

selanjutnya membangun CSR

Page 41: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

41

c. Manual Building, dapat melalui bencmarking, menggali

dari referensi atau meminta bantuan tenaga ahli independen

dari luar perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu

memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola

tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya

pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efisiEN.

2. Tahap implementasi

Pada tahap ini terdapat beberapa poin yang penting

diperhatikan, yaitu penggorganisasian (organizing) sumber

daya, penyusunan (staffing), pengarahan (direction),

pengawasan atau koreksi (controlling), pelaksanaan sesuai

rencana, dan penilaian (evaluation) tingkat pencapaian tujuan.

Tahap implementasi terdiri dari tiga langkah utama, yaitu

sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi.

3. Tahap evaluasi

Tahap evaluasi perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke

waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan

CSR.

4. Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem

informasi baik untuk keperluan pengambilan keputusan

maupun keperluan keterbukaan inforrmasi material dan relevan

mengenai perusahaan.

9. Manfaat CSR

Page 42: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

42

Corporate Social Responsibility memiliki beberapa nama lain yang

identik, antara lain:

a. Corporate Giving / charity (Pemberian / Amal Perusahaan)

Merupakan bentuk awal dari CSR dimana perusahaan hanya

memberikan sumbangan atas dasar tradisi atau agama, dimana

bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang sesaat dan jangka

pendek.

b. Corporate Philanthropy (Kedermawanan Perusahaan) Suatu

bentuk CSR atas dasar norma etika dan hukum universal,

dengan mencari dan mengatasi akar permasalahan dengan

terencana, terorganisasi dan terprogram.

c. Corporate Community / Public Relations (Relasi

Kemasyarakatan Perusahaan) Humas sebagai agen komunikasi

yang mampu menghubungkan setiap elemen yang

berkepentingan, merupakan bagian dari kegiatan CSR yang

bertujuan untuk menampilkan sisi baik perusahaan dan

meminimalkan resiko yang bisa ditimbulkan.

d. Responsible Business (Tanggung Jawab Bisnis) Dimana

perusahaan mengadopsi dan melaksanakan kebijakan dan

pertimbangan praktek bisnis dan investasi untuk meningkatkan

kesejahteraan komunitas.

e. Community Development (Pengembangan Masyarakat) Konsep

dasar Community Development (Susanto, A.B. 2009) adalah

kesadaran bahwa terdapat hubungan timbal balik yang saling

Page 43: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

43

menguntungkan antara perusahaan dan komunitas yang berada

dalam lingkungan sekitarnya. Komunitas lokal mengharapkan

perusahaan bersedia membantu mereka dalam menghadapi

masalah-masalah mereka. Sebaliknya perusahaan mengharapkan

mereka diperlakukan secara adil dan cara pandang suportif. Inti

dari community development harus mengandung unsur

pemberdayaan, dan tidak mendidik mereka sebagai “pengemis”.

f. Corporate Social Investment (Investasi Sosial Perusahaan)

Merupakan investasi dalam bidang sosial yang dilakukan

perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

dimana investasi itu diharapkan bisa kembali dalam bentuk

peningkatan citra positif perusahaan dimata masyarakat.

g. Corporate Citizenship Jörg Andriof and Malcolm McIntosh,

2003 (Kartono, 2009) mendefinisikan hal ini sebagai

keterlibatan perusahaan dalam upaya menjadikan warga Negara

lainnya lebih sadar dan memiliki informasi yang lebih serta

berperan aktif dalam upaya pencerahan berbagai kalangan warga

Negara baik dalam kegiatan dengan melibatkan sektor publik

maupun dalam praktek bisnisnya sendiri. Bahkan dengan

kesadaran dirinya sebagai warga Negara, perusahaan harus

mendapatkan legitimasi penuh dari masyarakat akan eksistensi

dan operasinya. Karenanya perusahaan harus dapat

mengartikulasikan peran, cakupan dampak dan tujuan-tujuan

Page 44: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

44

bisnisnya sebaik-baiknya melalui kesadaran akan kewajiban

pengelolaan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan.

B. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan topic

permasalahan Holistic Social Corporate Responsibility (CSR): aspek

social, lingkungan dan keuangan. Berikut ini adalah tabel penelitian

terdahulu yang relevan:

Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Nama Peneliti

dan Tahun

Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Prof. Dr. Ahmad

Rodoni & Prof.

Dr. Ahmad Thib

Raya (2014)

“Holistic Corporate Social

Responsibility: Implementasi

pada Perusahaan Syariah di

Indonesia”

Perusahaan di Indonesia

menerapkan CSR yang

lebih holistik belum

terintegrasi, meliputi aspek

filosofi dan perspektif

manajerial yang menjadi

tanggung jawab sosial

perusahaan Syariah yang

terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Praktik CSR di perusahaan

Syariah ini belum

menggunakan konsep CSR

oleh perspektif Islam.

Studi ini juga

menunjukkan bahwa tiga

aspek penting dari CSR

Page 45: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

45

dilakukan tidak saling

berhubungan, yang

mencakup tanggung jawab

lingkungan, sosial dan

ekonomi.

2 Kahfi Aditya

Ramadhan

(2015)

“Implementasi Corporate

Social Responsibility (CSR):

Studi Komparatif PT Bank

Syariah Mandiri dan Bank

Asing Konvensional”

Bank Syariah Mandiri

memiliki keunggulan pada

resource dana yang

mendukung serta cakupan

wilayah yang luas karena

Bank Syariah Mandiri

memiliki kantor cabang

yang tersebar di berbagai

wilayah di Indonesia.

Akan tetapi,

kelemahannya adalah

sumber daya manusia pada

tiap cabang yang kurang

mencukupi.

Bertolak belakang dengan

Bank Syariah Mandiri,

Bank Mizuho Indonesia

memiliki resource sumber

daya manusia yang

mencukupi. Tetapi

kelemahannya adalah

sumber dana yang terbatas

serta branding dari Bank

Mizuho belum terlalu

dikenal masyarakat

sehingga mempersulit

proses penyaluran CSR.

Page 46: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

46

3 Budi Gautama

Siregar (2015)

“Penerapan Corporate

Social Responsibility (CSR)

dalam Pandangan Islam”

Menurut Islam, CSR yang

dilakukan harus bertujuan

untuk menciptakan

kebajikan yang dilakukan

bukan melalui aktivitas-

aktivitas mengandung

unsur riba, melainkan

dengan praktik yang

diperintahkan Allah

berupa zakat, infak,

sedekah, dan wakaf.

Selain itu, pelaksanaan

CSR dalam Islam juga

merupakan salah satu

upaya mereduksi

permasalahan-

permasalahan sosial yang

terjadi di masyarakat

dengan mendorong

masyarakat keseimbangan

distribusi kekayaan di

masyarakat.

Praktik CSR dalam islam

menekankan pada etika

bisnis islami dan juga

memerintahkan praktik

CSR pada lingkungan.

4 Pablo Alamo,

Javier Gallan-

Barerra & Diana

Nino-Munaz

(2019)

“Implementation of a Holistic

Corporate Social

Responsibility Method with a

Regional Scope”

Penelitian ini menerapkan

solusi holistik untuk

mengatasi kebutuhan CSR

Page 47: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

47

di universitas tradisional di

Kolombia.

Metodologi yang

disarankan mengikuti

pendekatan humanistik

dan secara strategis

mengidentifikasi dan

memprioritaskan peluang

yang tersedia untuk

universitas ini dalam suatu

wilayah.

Metodologi yang

diusulkan menyajikan cara

yang efisien untuk

merancang strategi CSR

untuk institusi pendidikan

tinggi swasta.

5 Aat Ruchiat

Nugraha,

Suwandi

Sumartias, Evi

Novianti dan

Kokom

Komariah

(2015)

“Implementasi Corporate

Social Responsibility Go

Green Economic Berbasiskan

Kearifan Lokal”

Kegiatan CSR PT

Indocement Tunggal

Perkasa, Tbk dilakukan

secara intensif dan terbuka

sehingga telah memenuhi

prinsip transparency

terhadap para stakeholder.

Strategi implementasi

CSR yang dilakukan oleh

Page 48: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

48

PT Indocement Tunggal

Perkasa, Tbk

menggunakan konsep

development with

community (bersama-sama

membangun pembinaan

dimana masyarakat

dijadikan rekanan kegiatan

CSR).

6 Kadek Desy

Aprianthiny

(2015)

“Implementasi Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan

(CSR) Sebagai Modal Sosial

pada PT Tirta Mumbul Jaya

Abadi, Singaraja Bali”

Implementasi CSR pada

PT. Tirta Mumbul Jaya

Abadi dikategorikan

sebagai modal sosial

karena salah keberhasilan

perusahaan keberlanjutan

usaha. satu adalah

Keberlanjutan usaha itu

dapat dilihat dari

organisasi pihak internal

dan pihak eksternal.

Kendala-kendala yang

dihadapi PT. Tirta

Mumbul Jaya Abadi dalam

usahanya melalui program

CSR yaitu kurangnya

pemahaman masyarakat

terhadap kegiatan industri.

Sehingga terkesan industry

tidak memberikan

terhadap Bunsbue

perbaikan kehidupan

masyarakat di dampak

Page 49: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

49

sekitar wilayah usaha.

7 Rykanita Pri

Ramadhani H.

US (2014)

“Implementasi Corporate

Social Responsibility

terhadap Kepercayaan dan

Loyalitas Nasabah Ditinjau

dari Perspektif Syariah:

(Studi Kasus pada PT Bank

BNI Syariah Cabang

Makassar”

Dari kacamata nilai-nilai

syariah, yaitu hubungan

kepada Allah

(hambluminallah),

hubungan kepada manusia

(habluminannas) dan

hubungan kepada alam

9hablum fil ardhi), CSR

yang dilakukan oleh BNI

Syariah Cabang Makassar

memerhatikan ketiga

aspek tersebut.

Kegiatan CSR yang

dilaksanakan Bank BNI

Syariah Cabang Makassar

memberikan dampak

kepercayaan dan loyalitas

terhadap entitas tersebut.

Citra dari BNI Syariah

Cabang Makassar juga

mengalami peningkatan di

mata masyarakat yang

berbanding lurus dengan

peningkatan kepercayaan

nasabah terhadap Bank

BNI Syariah Cabang

Makassar.

8 Zakaria Ali

Aribi dan Simon

Gao (2010)

Corporate Social

“Responsibility Disclosure, A

Comparison Between Islamic

Financial Institutions And

Terdapat perbedaan

pengungkapan CSR antara

Islamic Financial

Institutions dengan

Page 50: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

50

Conventional Financial

Institutions”

Conventional Financial.

Letak perbedaan beragam

pada aspek-aspek yang

dinilai, namun pada

pengungkapan, Islamic

Financial Institutions lebih

tinggi dibandingkan

dengan Conventional

Financial Institutions.

9 MB Hendrie

Anto dan Dwi

Retno Astuti

(2008)

“Persepsi Stakeholder

Terhadap Pelaksanaan

Corporate Social

Responsibility: Kasus pada

Bank Syariah di DIY”

Berbagai kelompok

stakeholder bank syariah

memnjukkan persepsi

yang sama terhadap

terhadap berbagai aspek

dalam CSR, yang pada

intinya CSR justru akan

memberikan dampak

positif bagi eksistensi bank

syariah tersebut.

10 Vicente Lima

Crisóstomo,

Fátima de Souza

Freire dan Paulo

Henrique Nobre

Parente (2014)

“An Analysis of Corporate

Social Responsibility in

Brazil: Growth, Firm Size,

Sector and Internal

Stakeholders Involved in

Policy Definition”

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada

korelasi negatif antara

CSR dan nilai perusahaan.

Selain itu, terdapat

hubungan netral antara

CSR dan kinerja keuangan

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu pemetaan dari pola pikir peneliti

terhadap topik yang akan dibahas dalam penenlitiannya. Dalam hal ini peneliti

Page 51: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

51

memiliki kerangka pemikiran yang berlandaskan konsep CSR dan penerapanya

secara holistic pada suatu perusahaan.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan proses penting dalam

pengelolaan biaya dan keuntungan kegiatan bisnis dengan stakeholder baik secara

internal (pekerja, stakeholders, dan penanaman modal) maupun eksternal

(kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota masyarakat, kelompok

masyarakat sipil dan perusahaan lain), dimana tidak hanya terbatas pada konsep

pemberian bantuan saja, tapi konsepnya luas dan tidak bersifat statis dan pasif,

akan tetapi merupakan hak dan kewajiban yang dimiliki bersama antar

stakeholder dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu mengenai

program peningkatan atau mempertahankan citra positif perusahaan di mata

masyarakat ternyata membawa dampak yang cukup signifikan. Oleh karena itu

analisis mengenai penerapan corporate social responsibility suatu perusahaan

wajib dikaji secara holistik.

Page 52: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Secara teoritis variabel dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau

obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu

obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Suryabrata (2010)

mengatakan Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian. Sementara itu sugiyono menjelaskan bahwa variabel adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Kerlinger (1973) dalam Sugiyono menyatakan bahwa variabel

adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa

variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.

B. Definisi Operasional Variabel

Setiap variabel yang telah ditetapkan harus diberi defenisi operasionalnya.

Defenisi operasioanl variabel penting bagi peneliti lain yang ingin mengulangi

penelitian tersebut. Selain itu definisi operasional dipergunakan untuk

menentukan instrumen alat-alat ukur apa saja yang dipergunakan dalam

penelitian. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data

Page 53: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

53

dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup

variabel. Variabel yang dimasukkan dalam operasioanal adalah variabel kunci/

penting yang dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggung jawabkan

(referensi harus jelas).

Defenisi operasional adalah definisi yang dirumuskan oleh peneliti

tentang istilah-istilah yang ada pada masalah peneliti dengan maksud untuk

menyamakan persepsi antara peneliti dengan orang-orang yang terkait

denga penelitian (Sanjaya:2013). Dalam merumuskan definisi operasional, kita

boleh saja mengutip pendapat ahli, tetapi kita perlu memilih pendapat mana yang

lebih mendekati pada pendapat kita sendiri, dengan kata lain tidak asal dalam

mengutip.

Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi

atau petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Informasi ilmiah yang dijelaskan dalam definisi operasional sangat membantu

peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang

sama, karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya

melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep

yang sama. Dengan demikian, ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan

prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.

Setelah variabel-variabel penelitian didefinisikan secara teoritis dan secara

operasional, setiap variabel dapat dijabarkan dalam beberapa deskriptor dan

masing-masing deskriptor dioperasionalkan dengan beberapa indicator.

Page 54: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

54

Dalam penelitian ini, ada beberapa variabel-variabel yang digunakan sebagai

acuan dalam mengukur corporate social responsibility secara holistic pada suatu

perusahaan.

Menurut ASO (2004) dalam Okeudo (2012) driver utama dari CSR

yaitu:

1. Enlightenment self-interest - menciptakan sinergi dari etika, masyarakat

kohesif dan ekonomi global yang berkelanjutan yaitu pasar, tenaga kerja dan

masyarakat dapat berfungsi dengan baik secara bersamaan.

2. Investasi sosial - berkontribusi terhadap infrastruktur fisik dan modal sosial

semakin dilihat sebagai bagian penting dari melakukan bisnis.

3. Transparansi dan kepercayaan - bisnis memiliki dua peringkat kepercayaan

dalam persepsi publik. Ada peningkatan harapan bahwa perusahaan akan

lebih terbuka, lebih akuntabel dan bersiap untuk melaporkan secara terbuka

kinerja mereka dalam arena sosial dan lingkungan.

4. Peningkatan harapan publik perusahaan bisnis global diharapkan untuk

melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar menyediakan pekerjaan dan

kontribusi terhadap perekonomian melalui pajak dan tenaga kerja.

Berdasarkan teori di atas, menurut Ahmad Rodhoni dan Ahmad Thib

Raya (2014) ada beberapa variabel yang dapat digunakan sebagai faktor

prediksi apakah sebuah perusahaan telah mempraktekkan kegiatan CSR

secara holistik. Variabel tersebut diantaranya adalah hubungan CSR dengan

aspek keuangan, aspek lingkungan serta aspek sosial. Selain itu, untuk

menilai penerapan CSR secara holistik pada suatu perusahaan, peneliti

berpendapat perlu melihat penerapan CSR dari sudut pandang islam.

Page 55: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

55

Perbuatan yang bertanggung jawab sangat mendasar dalam prinsip Islam.

Manusia memiliki kebebasan bertindak, tetapi ia juga memiliki tanggung

jawab terhadap lingkungan alam dan sosial dan kepada Allah SWT. Jadi,

manusia adalah makhluk yang harus memiliki tanggung jawab karena ia

memiliki hak untuk memilih secara sadar apa yang akan ia raih (Risna

Nurjanah, 2017). Variabel yang digunakan untuk melihat penerapan CSR

secara islam adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip Maqashid Syariah.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur

Aspek Kinerja

Keuangan

Kemampuan CSR

sebagai alat terbaik untuk

memaksimalkan return

keuangan dalam jangka

panjang.

a. Manfaat ekonomi

dirasakan bukan hanya

oleh perushaan tetapi juga

lingkungan dimana

perusahaan beroperasi.

b. Perusahaan memberikan

kontribusi ekonomi dalam

bentuk pajak.

c. Tidak melakukan tindakan

yang dapat merusak

kepercayaan seperti

korupsi, suap atau

penghindaran pajak.

Wawancara dan

penelitian

kualitatif

Aspek Lingkungan Kemampuan CSR

memberikan dampak

positif kepada

lingkungan ekologi

disekitar perusahaan

tersebut.

a. Program CSR yang

dilaksanakan perusahaan

memberikan dampak baik

untuk lingkungan.

b. Meningkatkan kinerja

lingkungan memiliki efek

menguntungkan bagi

perusahaan tersebut.

Wawancara dan

penelitian

kualitatif

Aspek Sosial Kegiatan CSR

perusahaan memiliki

dampak sosial

perusahaan pada orang

secara langsung maupun

tidak langsung.

a. Tanggung jawab

perusahaan memberikan

perlakuan yang baik

kepada

nasabah/pelanggan.

b. Tanggung jawab

perusahaan mengurus

kesejahteraan dan

Wawancara dan

penelitian

kualitatif

Page 56: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

56

keselamatan pegawai.

c. Tanggung jawab

perusahaan untuk

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Aspek Maqashid

Syariah

Kegiatan CSR yang

dilakukan perusahaan

sesuai dengan filosofi

islam yang

memberlakukan hukum

demi kemaslahatan dunia

dan akhirat.

a. Implementasi CSR

dilaksanakan dari segi

keagamaan.

b. Implementasi CSR

dilaksanaan dari segi

peningkatan kualitas

hidup (kesehatan,

pertolongan pertama

terhadap bencana).

c. Implementasi CSR

dilaksanakan dari segi

peningkatan kualitas

pendidikan.

d. Implementasi CSR

dilaksanakan dari segi

peningkatan kualitas

hidup generasi muslim.

e. Implementasi CSR

dilaksanakan dari segi

perlindungan terhadap

property muslim.

Wawancara dan

penelitian

kualitatif

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini

akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Hariwijaya (2007:43)

mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang tidak menggunakan

model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai

dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam

penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara

sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan

penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang

Page 57: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

57

dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat

peneliti sendiri. Deskriptif karena dari analisi tersebut akan dijelaskan secara

terperinci dan mendalam suntuk menjawab rumusan masalah.

Dengan penelitian kualitatif ini peneliti akan melakukan observasi langsung

ke lapangan dan mengumpulkan data-data yang akan dianalisis berdasarkan

pengamatan dan pengetahuan peneliti yang bertujuan untuk menggambarkan,

meiringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, dan fenomena realitas yang tengah

terjadi di masyarakat yang menjadi objek penelitian. (Bungin,2007:68 ) .

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini lebih banya menggunakan

data kualitatif. Straus dan Corbin ( 2003 ) yang menyatakan, bahwa istilah

penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak

diperbolehkan melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Sumber

data yang digunakan penelitian ini dibagi ke dalam dua katagori data yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian.

Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian. Data primer dapat berupa opini subjek, hasil observasi terhadap suatu

perilaku atau kejadian dan hasil pengujian. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh langsung dari hasil wawancara yang dilakukan kepada bagian keuangan

umum BNI Syariah Kantor Wilayah Jabodetabek Plus.

Page 58: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

58

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58).

Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu

dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari berbagai literature terkait CSR

dan laporan tahunan BNI Syariah dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.

E. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Mengumpulkan informasi mengenai gambaran umum objek

penelitian

b. Memahami Corporate Social Responsibility Perusahaan

c. Melakukan analisis terkait data yang telah diperoleh

d. Menarik kesimpulan dan memberikan saran yang dianggap perlu

untuk perbaikan dalam mengatasi permasalahan

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini, maka

metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu ( Sugiono,

2008:422). Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data tentang CSR pada bank BNI Syariah

Page 59: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

59

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasidan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstrusikan makna dalam satu topik

tertentu hal ini menurut Esterberg dalam Sugiyono ( 2008:410 ). Data yang

diperoleh dari hasil wawancara ini adalah semua yang digunakan untuk proses

penelitian.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif kualitatif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data sehingga diperoleh

gambaran yang cukup jelas tentang masalah yang dihadapi, kemudian ditarik

suatu kesimpulan sesuai keadaan yang sebenarnya. Setelah mendapatkan data-

data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah

mengolah data yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data,

serta mengambil kesimpulan. Untuk menganalisis data ini menggunakan teknik

analisis data kualitatif, karena data-data yang diperoleh merupakan kumpulan

keterangan-keterangan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada

saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari

informan. Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu

Page 60: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

60

sehingga datanya sudah tidak jenuh. Aktivitas dalam menganalisis data kualitatif

yaitu antara lain (Sugiyono, 2008:335):

a. Reduksi Data (Reduction Data)

Reduksi data diartikan sebagai peroses pemilihan, pemisahan, perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Laporan atau data yang

diperoleh dilapangan akan dituangkan dalam bentuk uraian yang

lengkap dan terperinci. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya

akan cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.

Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutya. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian

dituangkan dalam uraian laporan lengkap dan terperinci. Laporan

lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada

hal-hal penting kemudian dicari tema atau polanya.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti

dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari

penelitian. Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil

wawancara yang dituangkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif,

Page 61: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

61

dan didukung oleh dokumen-dokumen, serta foto-foto maupun gambar

sejenisnya untuk diadakanya suatu kesimpulan.

c. Penarikan Kesimpulan (Concluting Drawing)

Penarikan Kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus

sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu selama proses

pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari

pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis

dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentatif. Dalam

penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan

intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi

dan wawancara.

Page 62: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil Perusahaan PT BNI Syariah

Sejarah Singkat

PT Bank BNI Syariah (selanjutnya disebut BNI Syariah atau Perseroan)

merupakan hasil proses spin off dari Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk yang telah beroperasi sejak sejak 29 April 2000. Proses

spin off dilandasi oleh terbitnya UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah. BNI Syariah secara resmi beroperasi pada 19 Juni 2010 setelah

mendapat Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/41/KEP. GBI/2010

tanggal 21 Mei 2010, setelah sebelumnya pendirian Perseroan telah ditetapkan

berdasarkan Akta No.160 dan telah disahkan melalui Surat Keputusan Menteri

Hukum & HAM Nomor: AHU-15574, AH.01.01 Tahun 2010, Tanggal 25 Maret

2010.

Agar dapat memberikan pelayanan yang unggul kepada nasabah,

Perseroan juga didukung oleh sistem teknologi informasi terdepan yang telah

tersertifikasi ISO 9001:2008, sehingga memungkinkan BNI Syariah untuk

menyajikan layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Pada Mei

2015, dalam rangka menunjang ekspansi bisnis dan menjaga likuiditasnya,

Perseroan menerbitkan Sukuk Mudharabah Bank BNI Syariah I senilai Rp500

miliar dan mendapat peringkat idAA+(sy) dari Pefindo. Pada Mei 2018, Sukuk

tersebut telah dilunasi oleh Perseroan.

Page 63: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

63

Tahun 2018, dalam rangka merespon tren dan tantangan industri

perbankan ke depan, BNI Syariah melakukan transformasi secara menyeluruh.

Dengan mengangkat tema “Leading Transformational Change” BNI Syariah

melakukan transformasi pada semua aspek, mulai dari niat/maksud, strategi,

proses hingga hasil yang hendak dicapai.

Salah satu program transformasi yang dijalankan BNI Syariah adalah

transformasi digital. BNI Syariah ingin menjadi pemimpin di bidang digital

banking di industri perbankan syariah di Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan

tersebut, selain meningkatkan kapasitas sistem teknologi informasi, BNI Syariah

juga membentuk dua Divisi baru, yaitu Divisi Digital Banking dan Divisi

Transactional Banking.

Pada akhir tahun 2018, jaringan usaha BNI Syariah tersebar mencapai 3

Kantor wilayah, 68 Kantor Cabang, 196 Kantor Cabang Pembantu, 16 Kantor

Kas, 23 Mobil Layanan Gerak, dan 52 Payment Point. Selain itu, nasabah BNI

Syariah juga dapat memanfaatkan jaringan Kantor Cabang BNI Konvensional

(Sharia Channelling Office/SCO) yang tersebar di 1.584 outlet di seluruh wilayah

Indonesia dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan aset.

Visi

Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja.

Misi

Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada

kelestarian lingkungan.

Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan

syariah. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

Page 64: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

64

Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya

dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.

Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah

2. Konsep CSR Bank Bni Syariah

CSR dapat didefinisikan sebagai: Tanggung jawab perusahaan kepada

para pemamangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif

dan memaksimalkan dampak positif yang mencangkup aspek ekonomi sosial dan

lingkungan (triple bottom line). Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan. Ranah tanggungjawab sosial (Corporate Social Responsibility)

mengandung dimensi yang sangat luas dan kompleks.Di samping itu,

tanggungjawab CSR juga mengandung interprestasi yang sangat berbeda,

terutama dikaitkan dengan kepentingan pemangku kepentingan (Stakeholder).

Konsep CSR BNI Syariah adalah tanggung jawab sosial yang wajib

diberikan perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar sebagai bentuk

kepedulian terhadap kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar. BNI Syariah

menyadari bahwa keberlangsungan usahanya tidak hanya berdasarkan aspek

ekonomi (profit), namun erat kaitannya dengan kinerja karyawan, pemenuhan

kebutuhan nasabah dan masyarakat umum (people) serta keberlanjutan

lingkungan (planet). Oleh karena itu, BNI Syariah berkomitmen untuk

menjalankan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Responsibility/CSR) yang bertujuan untuk memberikan manfaat yang

berkesinambungan bagi seluruh pemangku kepentingan.

Pelaksanaan kegiatan CSR BNI Syariah mengacu pada konsep

pembangunan berkelanjutan (Sustainability Development) yang telah menjadi

Page 65: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

65

acuan di berbagai negara dalam hal penciptaan keseimbangan antara pelaku

usaha, pemangku kepentingan dan regulator. Selain itu, International

Organization for Standardization (ISO) pada tahun 2010 telah merilis ISO 26000

tentang Panduan Tanggung Jawab Sosial (Guidance on Social Responsibility).

Tabel 5.2 Pertumbuhan Dana CSR BNI Syariah dalam 5 Tahun

No Kategori

Penyaluran

Dana CSR

Realisasi Penyaluran Dana (IDR)

2014 2015 2016 2017 2018

1 Bidang Ekonomi 74,500,000 3,222,922,261 792,380,143 3,411,514,700 222,020,000

2 Bidang Pendidikan 1,209,578,000 1,819,942,026 2,796,223,700 1,589,517,050 1,688,335,250

3 Bidang Sosial dan

Dakwah

717,765,584 4,347,377,025 7,792,159,368 6,030,956,513 8,680,764,286

4 Bidang

Kemanusiaan dan

Kesehatan

2,608,624,467 3,391,176,866 495,762,840 727,678,000 10,054,035,101

5 Total Realisasi

Dana

4,610,468,051 12,781,418,178 11,878,526,051 11,759,666,263 20,645,154,637

Program CSR BNI Syariah dijalankan oleh Yayasan Hasanah Titik

(YHT), yaitu sebuah lembaga sosial, kemanusiaan dan keagamaan. YHT

sebelumnya merupakan Unit Pengelola Zakat (UPZ) BAZNAS yang berdiri sejak

tahun 2010 dan bertugas untuk mengelola infaq dan shodaqoh PT Bank BNI

Syariah. Dalam kegiatan operasionalnya YHT berlandaskan Maqoshid syariah

yaitu menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada individu setiap manusia

terpenuhi, pengelolaan zakat, creating shared value dakwah first, business follow

maksudnya adalah upaya menyelaraskan bisnis dan pembangunan sosial

masyarakat menjadi satu kesatuan. Memberikan solusi terhadap persoalan-

persoalan ekonomi, sosial, dan lingkungan bukanlah pekerjaan sampingan, tapi

Page 66: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

66

haruslah embedded di dalam jantung strategi perusahaan, dan sustainable

livelihood.

Pada Mei 2014, UPZ BAZNAZ berubah badan hukum menjadi Yayasan

Hasanah Titik yang juga bertangggungjawab terhadap pengelolaan program CSR

BNI Syariah. YHT dikelola oleh SDM yang mempunyai kapabilitas dan serta

kapasitas di bidangnya.

Untuk menjaga transparansi dan kredibilitasnya, sejak tahun 2015 YHT

menggunakan jasa auditor independen untuk menilai kinerja keuangan dan

kinerja ketepatan penyaluran program sosial yang menggunakan dana zakat.

Hingga tahun 2018, YHT selalu memperoleh opini wajar dalam semua hal

material.

Untuk menjalankan program kerjanya, YHT memiliki anggaran yang

diperoleh dari zakat, infaq dan shodaqoh di lingkungan BNI Syariah, baik yang

berasal dari perusahaan maupun dari pegawai.

Pengelolaan zakat Perusahaan yang digunakan sebagai dana CSR diputus

dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), dan selanjutnya

melalui Surat BNI Syariah No. SFD/6/015 tanggal 31 Mei 2016, BNI Syariah

melimpahkan Dana Zakat Perusahaan tahun 2015 kepada Dompet Dhuafa melalui

Yayasan Hasanah Titik untuk mengelola Dana Zakat Perseroan ke dalam

program-program pemberdayaan yang bersifat langsung maupun jangka panjang,

dan bersinergi dengan Divisi Kesekretariatan & Komunikasi Perusahaan yang

membawahi unit CSR.

Untuk memenuhi kaidah hukum pengelolaan zakat sesuai dengan undang-

undang, Yayasan Hasanah Titik (YHT) menggandeng Lembaga Amil Zakat

Page 67: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

67

(LAZ) Dompet Dhuafa (DD) sebagai Mitra Pengelola Zakat (MPZ). Kerja sama

Yayasan Insan Hasanah Mulia Titik dengan Dompet Dhuafa telah dilakukan sejak

tahun 2015. Hal ini yang menegaskan bahwa secara hukum pengelolaan zakat

keluarga besar BNI Syariah oleh Yayasan Insan Hasanah Mulia Titik sah secara

hukum.

B. Implementasi Program CSR

CSR merupakan komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis,

untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan

ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan

keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. Ada

enam kecenderungan utama yang semakin menegaskan arti penting CSR, yaitu

meningkatnya kesenjangan antara kaya dan miskin, posisi negara yang semakin

berjarak pada rakyatnya, makin mengemukanya arti kesinambungan, makin

gencarnya sorotan kritis dan resistensi dari publik, bahkan yang bersifat anti

perusahaan, tren ke arah transparansi, dan harapan-harapan bagi terwujudnya

kehidupan yang lebih baik dan manusiawi pada era milenium baru.

Social responsivenes merupakan perilaku korporasi yang secara responsif

dapat mengadaptasi kepentingan sosial masyarakat. Social responsiveness

merupakan tindakan antisipasi dan preventif. Dari pemaparan Sethi dapat

disimpulkan bahwa social obligation bersifat wajib, social responsibility bersifat

anjuran dan social responsivenes bersifat preventif.

Program CSR PT BNI Syariah membagi target penerima program menjadi

3 bagian yaitu Red zone untuk kelompok masyarakat yang rentan terhadap

pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, kesehatan. kelompok

Page 68: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

68

masyarakat ini hampir tidak mempunyai sumber penghasilan. Kemudian green

zone yaitu kelompok masyarakat dengan tingkat kerentanan yang lebih ringan,

Biasanya yang masuk dalam kelompok ini adalah masyarakat yang sudah

mempunyai sumber penghasilan, hanya saja belum optimal untuk memenuhi

kebutuhan dasar. Seperti buruh dan kelompok pekerja tak tetap, kelompok

masyarakat ini mulai terbangun kesadaran untuk menciptakan hidup yang lebih

baik dan menjamin keberlangsungan untuk masa depan. Terakhir untuk kelompok

masyarakat yang telah siap secara mental untuk diintervensi dengan program

pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan.

Sejak adanya program CSR PT BNI Syariah, sudah banyak masyarakat

yang terbantu diantaranya:

a. Bidang ekonomi:

1) 17 Pesantren penerima program pengembangan ekonomi pesantren

2) 1 Kampung domba di Caringin, Bogor

3) Pemberdayaan ekonomi kecil di 6 komunitas ibu rumah tangga

4) 10 Pemberdayaan ekonomi kelompok melalui duta hasanah BNI Syariah

5) Modal usaha untuk masyarakat dhuafa

6) Peningkatan keterampilan anak-anak dhuafa di SMU Bogor

b. bidang pendidikan

1) 17 Taman baca/Perpustakaan

2) 20 Sekolah penerima manfaat perpustakaan keliling (±2000 siswa)

3) 730 Penerima beasiswa dari anak PGd BNI Syariah

4) 5 Sekolah penerima program renovasi

c. bidang kesehatan dan lingkungan

Page 69: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

69

1) 6000an penerima program layanan kesehatan sejak tahun 2012

2) 6 desa penerima manfaat program MCK

3) 1.000 Penerima manfaat program kacamata gratis

4) Konservasi mangrove di Tanjung Pasir

d. Tanggap Bencana

Tanggap bencana di 63 lokasi bencana sejak tahun 2012, dengan lebih

kurang diterima manfaat oleh 25.000 lebih korban bencana.

e.sosial dakwah

1) 22.278 yatim dhuafa penerima program santunan sejak 2015

2) ± 1.800 Keluarga miskin penerima program odoloF di Jabodetabek

3) 2 Pembangunan masjid di lebak dan Mentawai

4) Bantuan sosial lain melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti BNI

Syariah seluruh cabang di Indonesia, Kepolisian RI, TNI, Mitra lembaga

sosial lain

Sedangkan selama tahun 2018, BNI Syariah telah menetapkan pokok-

pokok program sesuai dengan prioritas dan kesesuaiannya dengan pilar program

pengembangan sosial BNI syariah, dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk pemenuhan kebutuhan dasar

a. Santunan (bantuan sembako, yatim dhuafa, kebencanaan, layanan

pengurusan jenazah, bantuan hewan kurban, pendidikan muallaf)

b. Bantuan biaya pendidikan (Beasiswa PGd BNI Syariah dan masyarakat

umum)

c. kesehatan (layanan ambulance gratis, layanan kesehatan gratis, biaya

berobat)

Page 70: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

70

d. Sarana dan Prasarana Pengembangan (banteng hasanah di batas negeri)

2. Middle Up Program

a. Pendidikan (pustaka hasanah, mobil pintar hasanah, bantuan perlengkapan

sekolah dan bantuan operasional guru)

b. kesehatan (layanan ambulance gratis, layanan kesehatan gratis, biaya

berobat)

c. Bantuan biaya pendidikan (Beasiswa PGd BNI Syariah dan masyarakat

umum)

d. Upgrading (pelatihan manajemen masjid, pelatihan usaha)

3. Exit Program

a. Program pemerdayaan (modal usaha, pengembangan usaha kelompok)

Semua program CSR yang telah dilakukan oleh PT BNI Syariah

dilaksanakan dengan system kemitraan yaitu kemitraan pengelolaan zakat dan

kemitraan pelaksanaan program, hal ini dikarenakan semua pendanaan untuk

program CSR bersumer dari dana zakat, infak, bagi hasil, bagi hasil sumbangan

dari pihak luar dan beragai sumber amalan sedekah lainnya. Berikut disajikan

pengembangan sosial berkelanjutan yang telah dilaksanakan PT BNI Syariah

pada tahun 2018

Tabel 4.2

Program CSR PT BNI Syariah tahun 2018

Program Description

Outcome Jumlah Penerima Manfaat Realisasi

Individu Lembaga/

Lokasi

Entrepreneurship

for Community

(Salah satu tagline :

Hasanah untuk Ibu)

Program ini

memfasilitasi

pemberian

modal usaha

meningkatnya

kesejahteraan

ekonomi

masyarakat

90 1 Rp.222.020.000

Page 71: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

71

berupa barang

kebutuhan

usaha dan atau

uang tunai

sebagai modal

awal. Program

yang

dikembangkan

berbasis

kelompok (2-

10 orang),

didampingi

oleh

mitramitra

YHT yang

kompeten

dibidangnya.

Proses

pendampingan

juga dalam

rangka

memberikan

edukasi

manajemen

usaha dan

pengelolaan

keuangan serta

pendidikan

agama melalui

kegiatan

kelompok.

dhuafa

meningkatnya

literasi usaha dan

keuangan syariah

untuk penerima

manfaat

meningkatnya

nilainilai

spiritualitas

penerima manfaat

Hasanah Qurban

Nusantara

(Perayaan Hari

Raya Idul Adha)

Pembagian

hewan qurban

kepada dhuafa

di pelosok

Indonesia.

dilaksanakan

di cabang

seluruh

Indonesia saat

Hari Raya Idul

Adha.

Acara berupa

santunan anak

yatim,

pembagian

hewan qurban,

lomba

bersama Bom

atau Pimpinan

Cabang BNI

Syariah

setempat serta

di 8 titik

perbatasan dan

pedalalaman

Indonesia

Terciptanya

kepedulian

berbagi di hari

raya untuk

karyawan dan

nasabah

Terbangun

loyalitas

kebersamaan

nasabah kepada

BNI Syariah atas

dasar kesamaan

prinsip di atas

nilia-nilai

Hasanah

27960 - Rp. 2.119.641.000

Page 72: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

72

(SIngkawang,

Sanggau,

Batam,

Semau,

Halmahera,

maluku utara,

konawe dan

Tabukan

utara)

Mudik Hasanah memberangkat

kan hafidz dan

dhuafa untuk

mudik

kampung

halaman.

Berjumlah 200

orang.

moda

transportasi :

kereta

Terbangunya

dakwah yang

melahirkan

loyalitas di atas

nilai-nilai hasanah

bagi nasabah dan

calon nasabah.

Terciptanya

jejaring keluarga

besar BNI

Syariah dengan

para penghapal Al

Qur'an

133 - Rp.150.620.000

Peduli Santri

muallaf

membantu

biaya

operasional

pengelolaan

pesantren

muallaf di

Tangerang

Selatan dan

NTT.

Penguatan

keIslaman

saudarasaudara

muallaf

160 - Rp.150.000.000

Benteng Hasanah

di Batas Negeri

menyediakan

sarana untuk

kegiatan

dakwah dan

pemberdayaan

masyarakat di

perbatasan

negeri

(SIngkawang,

Sanggau,

Batam,

Semau,

Halmahera,

maluku utara,

konawe dan

Tabukan

utara)

Tersedianya

sarana prasarana

masyarakat

perbatasan dan

pedalaman

Indonesia untuk

pemanfaatan

pemberdayaan

dan dakwah Islam

- 8 Rp.1.982.927. 900

Santunan Yatim,

Layanan Jenazah

Gratis, Tanggap

Bencana, dan

Bantuan Sosial

Lain

Hasanah For

Hummanity

terdiri dari :

1. Santunan

yatim :

kegiatan

penyaluran

berupa

Pengurangan

kemiskinan dan

kelaparan sesuai

dengan tujuan

SdG's.

Peningkatan

kesejahteraan

22130 29 Rp.4.796. 986.

401

Page 73: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

73

santunan anak

yatim. Berupa

uang tunai.

2. Penyediaan

mob

il jenazah bagi

karyawan,

keluarga

karyawan atau

mitra yang

tidak mampu.

3. mobil

dakwah

Hasanah,

program

dakwah

mobile dengan

menyediakan

tempat wudhu

di tempat -

tempat umum/

renovasi

musholla

melalui

pemenuhan

sebagian

kebutuhan hidup

Beasiswa Hasanah Adalah

program

pemberian

bantuan biaya

pendidikan

untuk

anakanak

pegawai dasar

BNI Syariah

dan

masyarakat

umum.

Program ini

mengakomoda

si seluruh anak

pegawai dasar

seluruh

Indonesia,

yang disaring

dengan tingkat

kesejahteraan

pegawai dan

prestasi

sekolah anak.

meningkatnya

kecerdasan dan

kenyamanan

bersekolah bagi

keluarga pegawai

dasar BNI

Syariah dengan

menyiapkan

program yang

lebih baik.

meningkatkan

kesejahteraan

pegawai dasar

dengan bantuan

biaya pendidikan

1010 - Rp.1.674.508. 350

Pustaka Hasanah Peruntukan

program

Pustaka

Hasanah untuk

menjangkau

wilayahwilaya

h marginal dan

pelosok. untuk

program mobil

cerdas hasanah

target utama

meningkatnya

wawasan dan

kecerdasan

anakanak dengan

materi pustaka

yang tersedia

membangun

kreativitas anak

bangsa dengan

bahan pustaka

709 26 Rp.14.826.900

Page 74: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

74

adalah edukasi

anak-anak

miskin

perkotaan.

Sementara

untuk taman

baca

diperuntukan

kepada

anakanak

dhuafa dan

marginal di

penjuru negeri.

yang

menginspirasi

Hasanah Clinic memberikan

alternatif

untuk

masyarakat

dhuafa dalam

mengakses

fasilitas

kesehatan.

BNI Syariah

memberikan

layanan dan

bantuan

pembayaran

layanan

kesehatan

untuk

masyarakat

umum. Syarat

penerima

program

adalah dhuafa,

baik yang

mempunyai

fasilitas BPJS

maupun tidak.

Layanan yang

diberikan

sama dengan

layanan

berbayar.

Semakin banyak

masyarakat

dhuafa yang

mengakses

program

kesehatan ini

tanpa administrasi

yang

menyulitkan.

Peningkatan

kesehatan mas

yarakat dhuafa

dengan layanan

kesehatan yang

baik dan setara

7974 11 Rp.853.859.800

BNI Syariah peduli

terhadap

penyediaan sarana

ibadah yang baik

dan nyaman

Penyediaan

perlengkapan

sholat dan

bantuan

pembangunan

tempat ibadah

serta

mendukung

kegiatan syiar

Islam

Menjadikan

tempat ibadah

yang nyaman

hingga

mendorong umat

semakin giat

beribadah.

Membangun

sinergi lembaga

keuangan syariah

dengan stake

holder pelaku

dakwah Islam

400 71 Rp.1.143.438. 500

Page 75: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

75

TOTAL 60.566 146 Rp. 20.645.154.

637

Sumber: Annual Report PT BNI Syariah (2018)

Selain memberi bantuan kepada masyarakat sekitar, PT BNI Syariah juga

memerikan kontribusi positive kepada nasabah dalam bentuk mekanisme

penyelasaian segala pengaduan nasabah dengan memberikan sarana pengaduan

sehingga menciptakan kepuasan nasabah.

C. Pembahasan

1. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Maqashid

Syariah pada Bank BNI Syariah

Islam mempunyai prinsip pertanggungjawaban yang seimbang dalam

segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan raga, antara individu dan

keluarga, antara individu dan sosial, dan antara suatu masyarakat dengan

masyarakat yang lain. Tanggung jawab sosial merujuk pada kewajibankewajiban

sebuah perusahaan untuk melindungi dan memberi kontribusi kepada masyarakat

dimana perusahaan itu berada.

Dalam perspektif Islam, Corporate Social Responsibility (CSR)

merupakan realisasi dari konsep ajaran ihsan sebagai puncak dari ajaran etika

yang sangat mulia. Ihsan merupakan melaksanakan perbuatan baik yang dapat

memberikan kemanfaatan kepada orang lain demi mendapatkan ridho Allah swt.

Disamping itu, CSR merupakan implikasi dari ajaran kepemilikan dalam Islam.

Allah SWT adalah pemilik mutlaq (haqiqiyah) sedangkan manusia hanya sebatas

pemilik sementara (temporer) yang berfungsi sebagai penerima amanah.

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Islam secara

rinci harus memenuhi beberapa unsur yang menjadikannya ruh sehingga dapat

Page 76: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

76

membedakan CSR dalam perspektif Islam dengan CSR secara universal yaitu: Al

adl, Al Ihsan, Manfaat dan Amanah. Pada PT BNI Syariah, ke empat konsep

diatas suda terpenuhi dengan penjelasan sebagai berikut:

b) Al-Adl

Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis atau usaha yang

mengandung kezaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan yang

teraplikasikan dalam hubungan usaha dan kontrak- kontrak serta pejanjian bisnis.

Sifat keseimbangan atau keadilan dalam bisnis adalah ketika korporat mampu

menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

PT BNI Syariah telah memerikan kontribusi positif kepada masyarakat

dengan memerikan keadilan kepada seluruh umat, memberikan bantuan kepada

masyarakat, untuk meningkatkan keseimbangan masyarakat, PT BNI Syariah

membuat 3 kelompok target penerima bantuan CSR yaitu golongan Red Zone,

yaitu kelompok masyarakat yang membutuhkan kebutuhan dasar seperti

makanan, pendidikan, kesehatan. kelompok masyarakat ini hampir tidak

mempunyai sumber penghasilan.

Kemudian green zone yaitu kelompok masyarakat dengan tingkat

kerentanan yang lebih ringan, Biasanya yang masuk dalam kelompok ini adalah

masyarakat yang sudah mempunyai sumber penghasilan, hanya saja belum

optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar. Seperti buruh dan kelompok pekerja

tak tetap, kelompok masyarakat ini mulai terbangun kesadaran untuk

menciptakan hidup yang lebih baik dan menjamin keberlangsungan untuk masa

depan. Terakhir untuk kelompok masyarakat yang telah siap secara mental untuk

diintervensi dengan program pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan.

Page 77: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

77

c) Al-Ihsan

Islam hanya memerintahkan dan menganjurkan perbuatan baik bagi

kemanusiaan, agar amal yang dilakukan manusia dapat memberi nilai tambah dan

mengangkat derajat manusia baik individu maupun kelompok. Implementasi

Corporate Social Responsibility (CSR) dengan semangat ihsan akan dimiliki

ketika individu atau kelompok melakukan kontribusi dengan semangat ibadah dan

berbuat karena atas ridho Allah SWT. Ihsan adalah melakukan perbuatan baik,

tanpa adanya kewajiban tertentu untuk melakukan hal tersebut.

Implementasi CSR pada PT BNI Syariah telah memenuhi konsep Al ihsan

dalam islam dimana setiap program kebaikan yang diberikan perusahaan pada

masyarakat tidak pernah menuntuk kewajiban tertentu masyarakat untuk

dilakukan, melainkan bantuan yang diberikan secara ikhlas dengan tujuan mulia

memerikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Program CSR PT BNI Syariah dilakukan dengan landasan maqosid

syariah yaitu menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada individu setiap

manusia terpenuhi, dengan memberikan penjagaan terhadap kodrat kehambaan

setiap individu (muslim) untuk selalu beribadah melalui syariat-syariat agama

yang ditentukan, menjaga terhadap kesehatan jiwa yang diimplementasikan dalam

rangka memenuhi hak setiap individu (muslim) mendapatkan hidup yang

terhormat dan terjaga dari kondisi yang membahayakan jiwa. Penjagaan terhadap

jaminan keberlangsungan keturunan dan membentuk generasi yang lebih baik,

penjagaan terhadap hak kepemilikan harta setiap individu yang baik dan halal,

Page 78: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

78

penjagaan terhadap hak dasar atas pendidikan dalam arti umum dan khusus

sehingga akal dan kecerdasan sebagai manusia bermanfaat untuk menjauhi hal-

hal buruk dan membawa keberkahan sebagai manusia.

d) Manfaat

Konsep ihsan yang telah di jelaskan di atas seharusnya memenuhi unsur

manfaat bagi kesejahteran masyarakat (internal maupun eksternal perusahaan).

Pada dasarnya, perbankan telah memberikan manfaat terkait operasional yang

bergerak dalam bidang jasa yaitu jasa penyimpanan, pembiayaan dan produk atau

fasilitas lain yang sangat dibutuhkan masyarakat. Konsep manfaat dalam

Corporate Social Responsibility (CSR), lebih dari aktivitas ekonomi.

Implementasi CSR pada PT BNI Syariah telah memberikan manfaat

kepada setiap golongan masyarakat. Seperti memberikan bantuan kepada para

santri mualaf dengan membantu biaya operasional pengelolaan pesantren muallaf

di Tangerang Selatan dan NTT, membuat benteng Hasanah di Batas Negeri yaitu

dengan menyediakan sarana untuk kegiatan dakwah dan pemberdayaan

masyarakat di perbatasan negeri (SIngkawang, Sanggau, Batam, Semau,

Halmahera, maluku utara, konawe dan Tabukan utara).

Selain itu PT BNI Syariah juga memberikan santunan yatim, layanan

jenazah gratis, tanggap bencana, dan bantuan sosial lain yaitu dengan kegiatan

penyaluran berupa santunan anak yatim berupa uang tunai, penyediaan mobil

jenazah bagi karyawan, keluarga karyawan atau mitra yang tidak mampu. Mobil

dakwah Hasanah, yaitu program dakwah mobile dengan menyediakan tempat

wudhu di tempat - tempat umum/ renovasi musholla

e) Amanah

Page 79: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

79

Perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR),

harus memahami dan menjaga amanah dari masyarakat yang secara otomatis

terbebani di pundaknya misalnya menciptakan produk yang berkualitas, serta

menghindari perbuatan tidak terpuji dalam setiap aktivitas bisnis. Amanah dalam

perbankan dapat dilakukan dengan pelaporan dan transparan yang jujur kepada

yang berhak, serta amanah dalam pembayaran pajak, pembayaran karyawan, dll.

PT BNI Syariah telah menyampaikan dan mempublikasi segala bentuk kegiatan

CSR dalam laporan tahunan perusahaan dan laporan tanggung jawa sosial

perusahaan setiap tahun nya. Sehingga setiap kegiatan CSR yang dilakukan

perusahaan diketahui darimana sumber pendanaan nya dan kemana disalurkan

nya, tidak ada keraguan terhadap implementasi CSR yang telah dilakukan.

Page 80: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang Penerapan Corporate

Social Responsibility pada PT. BNI Syariah maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. BNI Syariah telah menerapkan

Corporate Social Responsibility secara menyeluruh. Dalam hal ini

perusahaan telah melaksanakan berbagai macam kegitan sosial terhadap

lingkungan dan masyarakat, seperti membantu biaya operasional

pengelolaan pesantren muallaf di Tangerang Selatan dan NTT, membuat

benteng Hasanah di Batas Negeri yaitu dengan menyediakan sarana untuk

kegiatan dakwah dan pemberdayaan masyarakat di perbatasan negeri

(Singkawang, Sanggau, Batam, Semau, Halmahera, maluku utara, konawe

dan Tabukan utara). Selain itu PT BNI Syariah juga memberikan santunan

yatim, layanan jenazah gratis, tanggap bencana, dan bantuan sosial lain

yaitu dengan kegiatan penyaluran berupa santunan anak yatim berupa

uang tunai, penyediaan mobil jenazah bagi karyawan, keluarga karyawan

atau mitra yang tidak mampu. Mobil dakwah Hasanah, yaitu program

dakwah mobile dengan menyediakan tempat wudhu di tempat - tempat

umum/ renovasi musholla.

Page 81: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

81

2. PT BNI Syariah telah mengimplementasikan program CSR yang sesuai

dengan konsep CSR dalam islam yang dilihat dari perspektif islam.

Kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan sesuai dengan filosofi islam

yang memberlakukan hukum demi kemaslahatan dunia dan akhirat. PT

BNI Syariah telah mempraktekkan filosofi mensejahterakan urusan dunia

dan akhirat umatnya dengan memfasilitasi kegiatan keagaamaan serta

kegiatan yang bertujuan untuk meingkatkan taraf hidup ummat seperti

kegiatan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dll.

B. Saran

Adapun saran dari peneliti yang dapat berguna bagi semua pihak, antara

lain adalah:

1. Bagi Perusahaan

Sebaiknya perusahaan dapat menjangkau masyarakat di daerah terpencil

sehingga penyaluran dana CSR dapat dirasakan oleh masyarakat hingga

kepelosok negeri. Dan untuk program-program yang dilaksanakan perusahaan

harus lebih baik lagi dalam pengerjaannya, agar nantinya masyarakat dapat

merasakan sepenuhnya program-program yang dilaksanakan perusahaan.

2. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan untuk dapat memanfaatkan setiap program CSR

yang diberikan PT BNI Syairah kepada masyarakat dengan baik sehingga dapat

memberikan dampak yang signifikan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Page 82: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

82

Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah

satu sumber dan acuan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis

sehingga dapat mengembangkan penelitian yang lebih baik.

Page 83: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

83

LAMPIRAN

DRAFT WAWANCARA UNTUK DIVISI CSR BANK BNI SYARIAH

Narasumber : Betari Ayu

Jabatan : Strategic Support Officer BNI Syariah Kantor Wilayah

Jabodetabek Plus

Waktu : Rabu, 13 Mei 2020

1. Apa yang dimaksud dengan program CSR Bank BNI Syariah?

Jawab: kalau menurut saya CSR Bank BNI Syariah ini maksudnya adalah

program yang membantu setiap pemangku kepentingan perusahaan,

seperti nasabah dan terutama masyarakat disekitar. Intinya bentuk

tanggung jawab sosial bank bni syariah terhadap masyarakat dan

lingkungan di sekitar dari segala aspek baik itu ekonomi, pendidikan,

sosial dan lain sebagainya

2. Apa visi program CSR Bank BNI Syariah?

Jawab: visi program csr kita ya menyesuaikan dengan visi utama

perusahaan

3. Apa misi program CSR Bank BNI Syariah?

Jawab: kalo misi kita itu sama juga dengan misi utama perusahaan, ada

beberapa, pertama memberikan konribusi positif pada masyarakat dan

peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Page 84: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

84

4. Bagaimana landasan pelaksanaan CSR Pada Bank BNI Syariah?

Jawab: Pada dasarnya pelaksanaan CSR di kita mengacu pada

pembangunan berkelanjutan, kemudian juga mengacu pada ISO 26000

mengenai panduan tentang tanggung jawab sosial, dari sana kita

melakukan dan mengimplementasikan CSR perusahaan. Tentunya juga

program CSR perusahaan kita selalu berlandaskan syariat agama islam.

5. Adakah struktur keorganisasian dalam pelaksanaan program CSR Bank

BNI Syariah?

Jawab: ada, untuk mengelola program CSR, BNI membuat suatu yayasan

namanya yayasan hasanah titik, ga terpisah dari perusahaan, tapi yayasan

ini lah nanti yang mengatur dan mengelola program CSR perusahaan.

6. Apa latar belakang program CSR Bank BNI Syariah?

Jawab: itinya perusahaan tidak hanya ingin berorientasi pada profit saja

namun juga kontribusi positif pada masyarakat dan semua pemangku

kepentingan perusahaan.

7. Apa landasan dari program CSR Bank BNI Syariah?

Jawab: program kita berlandaskan 4 hal yaitu Maqoshid syariah,

pengelolaan zakat, creating shared value dakwah first, business follow,

dan sustainable livelihood, intinya kita harus memberikan kontriusi positif

kepada masyarakat, tidak memberatkan.

8. Apa saja kegiatan dalam pelaksanaan program CSR Bank BNI Syariah?

Jawab: banyak ya, kalau saya jelaskan satu-satu agak rumit, perusahaan

kita ada program csr untuk pendidikan, sosial, masyarakat dan lain

Page 85: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

85

sebagainya. Kita juga pernah membuat taman baca, perpustakaan keliling,

merenovasi sekolah, selain itu kita juga pernah membuat MCK untuk

beerapa daerah, dan konservasi mangrove juga.

9. Darimana sumber pendanaan program CSR Bank BNI Syariah?’

Jawab: macam-macam, pada dasarnya dana untuk CSR bank ini

bersumber dari dana zakat, wakaf, infak, dan bagi hasil juga

10. Siapa saja target yang mungkin menerima program CSR Bank BNI

Syariah?

Jawab: target utama kita tentunya masyarakat yang membutuhkan, tapi

kita juga membantu untuk masyarakat yang ingin melakukan

pembangunan ekonomi dan juga masyarakat yang mau diintervensi dan

memahmi konsep perekonomian berkelanjutan.

11. Bidang apa sajakah program CSR Bank BNI Syariah dilakukan?

Jawab: untuk program, kita mengacu pada pilar program dari yht, yaitu

program pendidikan, ekonomi, sosial dakwah, tanggap bencana, kesehatan

dan lingkungan.

12. Adakah dokumen mengenai program CSR Bank BNI Syariah yang bisa

saya dapatkan?

Jawab: ada, kamu bisa dapatkan laporan CSR kita di annual report

perusahaan.

13. Menurut anda, apakah manfaat pelaksanaan program CSR di BNI Syariah

telah memenuhi semua aspek secara holistik? (Diukur dari aspek kinerja

keuangan, aspek lingkungan, aspek sosial serta aspek syariah)

Page 86: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

86

Jawab: Menurut saya, secara garis besar impelemntasi CSR di BNI

Syariah telah memenuhi segala aspek secara holistik. Hal ini bisa dilihat

dari dampak positif yang ditunjukkan dalam hal kinerja keuangan

perusahaan. Selain itu pelaksanaan kegiatan CSR oleh BNI Syariah juga

berdampak positif pada sosial dan lingkungan objek penerima bantuan

CSR. Serta yang tidak kalah penting, implementasi CSR pada BNI

Syariah telah sesuai dengan syariat islam yang berlaku.

Page 87: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

87

DAFTAR PUSTAKA

Rodoni, dkk. 2018. Holistic of Corporate Social Responsibility: Implementation

of Sharia Companies in Indonesia. International Conference on Islamic Finance,

Economics and Business

Pablo, Alamo,dkk.2018. Implementation of a Holistic Corporate Social

Responsibility Method with a Regional Scope.

Rusmaidi, Zaini.2017. Implementasi Corporate Social Responsibility (Csr) Di

Kabupaten Kutai Timur. Universitas Mulawarman

Andreas, Lako. 2011. Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis dan

Akuntansi. Jakarta. Erlangga.

Nur, Marzully, dan Denies Priantinah.2012. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibiity di Indonesia (Studi

Empiris Pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing di Bursa Efek

Indonesia). Jurnal Nominal, Volume 1, No. 1, 22-34

Hani, T. Handoko. 2014. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta

Kotler, Philip, and Nancy Lee (2005), “Corporate Social Responsibility: Doing

the Most Good for Your Company and Your Cause”. John Wiley & Sons Inc.,

Suharto, Edi (2008), Corporate Social Responsibility: Konsep dan Perkembangan

Pemikiran”. Makalah Pembicara WORKSHOP Tanggung jawab Sosial

Perusahaan, PUSHAM –UII Jogjakarta, 6-8 Mei.

Yeremia, Ardi Pratama dan Widjaja Gunawan, 2008, Risiko Hukum dan Bisnis

Perusahaan Tanpa CSR, Jakarta: Forum Sahabat.

Crowther, David (2008) Corporate Social Responsibility. Gulen Aras & Ventus

Publishing Aps

Saidi, Zaim dan Hamid Abidin. 2004. Menjadi Bangsa yang Pemurah:Wacana

dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta:Piramedia.

Page 88: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

88

Bertens, K. (2003). Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Tjager, I Nyoman et al. (2003). Corporate Governance: Tantangan dan

Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia. Prenhallindo. Jakarta.

Fajar, Rudi. 2004. Spektrum Pelaku CSR

Rahman, R. 2009. Corporate Social Responsibility : Antara Teori dan Kenyataan.

Media Pressindo, Yogyakarta

Archie B. Carroll. 1979. A Three-Dimensional Conceptual Model of Corporate

Social Performance, Academy of Management Review

Kotler, P & Lee, N. 2005. Corporate Social Responsibility : Doing the Most Good

for Your Company and Your Cause. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey.

Susanto, AB. 2007. Corporate Social Responsibility : A Strategic Management

Approach. Jakarta Consulting Group, Jakarta.

Page 89: HOLISTIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: …

89