hiper-realitas

41
Makalah Teori Kritis Simulacra dan Hyper-reality: Super Junior, Representasi Ketampanan Lewat pencitraan dan konstruksi Media Medika Obetetriana/0906637172 1. PENDAHULUAN Dari keseluruhan program hiburan yang disiarkan di tv, pasti salah satu satunya adalah acara musik. Jika diperhatikan, acara musik di setiap statsiun tv swasta Indonesia jenisnya sama hanya sedikit dibedakan pada packagingnya, misal indoor atau outdoor. Selebihnya, acara- acara musik itu dipandu oleh MC yang terdiri dari artis perempuan cantik, pria tampan, dan aktor lawak untuk memeriahkan suasana dan menghibur penontonnya. Selain menyuguhkan musik-musik yang menjadi hits/single terbaru, acara musik di TV juga biasanya menyajikan tayangan yang menggambarkan fenomena dalam dunia musik saat itu, misalnya menampilkan Udin Sedunia,seorang penyiar radio yang terkenal karena lagu yang ia buat dan ia post lewat jejaring youtube, fenomena Briptu Norman yang lipsing lagu india, dan lain lain. Acara musik tentu sangat berhubungan erat dengan rating karena rating akan mempengaruhi pihak pengiklan apakah akan memasang iklan pada acara tersebut. Sumber dana produksi sebuah acara tv sebagian besar dari iklan. Untuk itu, sebuah acara musik harus selalu menyajikan tayangan tayangan yang

Upload: ag-eka-wenats-wuryanta

Post on 05-Jul-2015

426 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

salah satu topik dalam pengantar teori kritis

TRANSCRIPT

Page 1: Hiper-realitas

Makalah Teori Kritis

Simulacra dan Hyper-reality: Super Junior, Representasi

Ketampanan Lewat pencitraan dan konstruksi Media

Medika Obetetriana/0906637172

1. PENDAHULUAN

Dari keseluruhan program hiburan yang disiarkan di tv, pasti salah satu satunya

adalah acara musik. Jika diperhatikan, acara musik di setiap statsiun tv swasta

Indonesia jenisnya sama hanya sedikit dibedakan pada packagingnya, misal

indoor atau outdoor. Selebihnya, acara-acara musik itu dipandu oleh MC yang

terdiri dari artis perempuan cantik, pria tampan, dan aktor lawak untuk

memeriahkan suasana dan menghibur penontonnya.

Selain menyuguhkan musik-musik yang menjadi hits/single terbaru, acara musik

di TV juga biasanya menyajikan tayangan yang menggambarkan fenomena

dalam dunia musik saat itu, misalnya menampilkan Udin Sedunia,seorang

penyiar radio yang terkenal karena lagu yang ia buat dan ia post lewat jejaring

youtube, fenomena Briptu Norman yang lipsing lagu india, dan lain lain.

Acara musik tentu sangat berhubungan erat dengan rating karena rating akan

mempengaruhi pihak pengiklan apakah akan memasang iklan pada acara

tersebut. Sumber dana produksi sebuah acara tv sebagian besar dari iklan.

Untuk itu, sebuah acara musik harus selalu menyajikan tayangan tayangan yang

terbaru, menyajikan musik-musik yang memang sedang trend dan disukai

masyarakat agar masyarakat tertarik untuk menonton acara tersebut sehingga

rating acara musik itu akan naik dan pemasang iklan tertarik untuk

memasangkan iklan produknya pada acara yang ber-rating tinggi tersebut.

Salah satu fenomena dalam dunia musik yang menyedot perhatian public di

Indonesia dan yang sedang terjadi sekarang yakni fenomena Boyband yang

banyak bermunculan di Industri musik dan pertelevisian Indonesia. Nama

Boyband SM*SH muncul kepermukaaan sebagai gebrakan pertama dan yang

mempelopori lahirnya era baru Boyband Indonesia.

Page 2: Hiper-realitas

Ditengah kebosanan dan kejenuhan publik akan musik Indonesia sebelum

boyband, yakni menjamurnya band band yang berasal dari seluruh daerah di

Indonesia yang menyanyikan lagu cinta dengan nama band yang ear-catching.

Singe-single mereka menjadi hits dan menjadikan mereka muncul sebagai

bintang tetapi tidak lama kemudian, bintang itu pun akhirnya tenggelam karena

situasi, yakni persaingan yang ketat dimana banyak bermunculan band band

baru yang lebih inovatif dan kreatif. Karena tidak bisa mempertahankan

kreatifitas dan posisinya akhirnya mereka tenggelam dalam persaingan. Sedikit

banyak begitulah alur yang terlihat, walau ada beberapa band yang bisa

bertahan lebih lama dikarenakan beberapa factor pendukung, misalnya

ketersediaan modal produksi, kreatifitas yang terus dikembangkan, dan memang

popularitasnya selalu naik misal karena issue, gossip, dll contohnya Dewa19,

Ungu, Seventeen, dll.

Kembali ke era baru Boyband dengan SM*SH sebagai pelopornya, acara musik

di tv berlomba lomba untuk menampilkan SM*SH di TV, duet SM*SH dengan

penyanyi lain, bahkan infotainment pun tidak mau ketinggalan.

Kemunculan Boyband SM*SH menuai pro-kontra di masyarakat. Pihak yang pro

mendukung boyband SM*SH karena dianggap memberi angin segar bagi dunia

musik Indonesia yang mulai monoton dan menghidupkan kembli era Boyband

yang dulu pernah ada dan kemudian redup, misalnya Trio Libels, ME,dll. Pihak

yang kontra menganggap SM*SH telah melakukan plagiarism konsep terhadap

konsep Boyband-Boyband yang sekarang juga tengah menjadi trend di Korea

Selatan. Tetapi Plagiarism atau bukan belum ada yang bisa menentukan dan

membuktikannya sampai sekarang. Untuk mengklarifikasi dan meredam

issue/tuduhan plagiarism terhadap SM*SH, SM*SH sendiri telah mengakui kalau

mereka memang terinspirasi oleh boyband korea tetapi menolak untuk disebut

sebagai plagiat. Hal tersebut membuktikan bahwa memang industri musik negeri

gingseng tersebut memang memberikan pengaruh tersendiri terhadap dinamika

musik Indonesia.

Salah satu boyband asal Korea Selatan yang memiliki banyak fans di Indonesia

dan terkenal tidak hanya di Asia bahkan Dunia serta cukup berpengaruh di

industry musik asia adalah Super Junior. Boyband yang beranggotakan 13 pria

Page 3: Hiper-realitas

muda asal Korea Selatan ini memiliki penggemar di banyak Negara di dunia

terutama asia dan Super Junior merupakan sebuah fenomena yang menarik

untuk dikaji karena pasalnya boyband ini memiliki jutaan fans/penggemar yang

tergabung dalam banyak fansclub yang juga tersebar diseluruh dunia bahkan

ada fansclub yang lingkupnya internasional, jadi anda harus mendaftar dan

memiliki kartu member fansclub jika ingin menjadi fans resmi dan diakui menjadi

fans Super Junior yang kerap disebut ELF ini.

Fansclub ini melakukan banyak kegiatan bersama misalnya menonton konser

bersama, mengadakan acara gathering atau kumpul kumpul dan diskusi yang

biasanya dilakukan via online lewat forum-forum diskusi di internet dan tema

diskusinya tentu saja tentang idola mereka, Super Junior. pertanyaan yang

sering muncul adalah hal apa yang sebenarnya dimiliki oleh boyband ini dan apa

saja yang mereka lakukan sampai melahirkan fenomena yang begitu luar biasa,

dicintai dan digemari banyak orang dari berbagai kelompok umur terutama

remaja wanita padahal mereka tidak kenal secara personal, bahkan banyak yang

tidak pernah bertemu langsung. Pada intinya mengapa mereka bisa begitu

memuja dan mengidolakan orang “asing” yang bahkan orang “asing” tersebut

juga tidak mengenal para penggemarnya satu per satu.

Berbagai pendapat dilontarkan oleh para penggemarnya tentang Super Junior,

apa yang mereka suka, apa pendapat mereka, mengapa mereka begitu tergila

gila kepada Super Junior, dan jawaban mereka rata-rata sama yakni musik, dan

ketampanan yang dimiliki masing masing personil. Konsep tampan itu kini

menjadi homogen bagi Super Junior, dan kesadaran yang mereka miliki adalah

bahwa yang memiliki ciri ciri wajah seperti Super Junior -lah yang termasuk pria

tampan. Homogenitas tentang criteria pria tampan dikonstruksikan atau dibentuk

oleh media dan salah satu representasinya adalah Super Junior, hal ini

(konstruksi ketampanan ini) yang juga menginspirasi salah satunya boyband

SM*SH.

Ada kesamaan yang bisa dilihat dari boyband boyband tersebut, yakni wajah

putih bersih, tubuh proporsional, bentuk wajah lonjong atau segitiga, hidnung

mancung, ceria, pembawaan hangat dan ramah, charming, pembawaan yang

Page 4: Hiper-realitas

romantis, mempesona dan menjadi idaman setiap wanita. Kesadaran semu yang

diciptakan yakni bahwa pria yang ideal adalah yang memiliki ciri tersebut.

Citra tersebut mempengaruhi kesadaran dan penilaian orang apalagi yang

menjadi fans fanatik dari suatu boyband dalam melihat dunia dengan kata lain

pandangan yang dimiliki akan menjadi sempit karena akan selalu berpatok

kepada apa yang dimiliki, melekat, dan dilakukan oleh boyband tersebut.

Pencitraan dalam konstruksi seperti apa kriteria pria tampan yang ideal itu

ditampilkan terus menerus sehingga melekat pada diri publik, sehingga publik

terutama fans akan memiliki standar yang sama atau homogen tentang seperti

apa pria yang tampan itu.

Manusia modern memang dibuat dan dikondisikan untuk tidak bisa dan tidak

akan dapat lepas dari kepentingan kapitalisme dengan ritual intinya (produksi,

konsumsi, distribusi). Situasi sekarang ini sudah bukan lagi situasi dimana

produksi barang dilakukan untuk semata mata memenuhi kebutuhan, kapitalis

bertindak lebih juh dengan menciptakan sebuah kebutuhan (perasaan dan hasrat

membutuhkan sesuatu yang sebenarnya tidak menjadi kebutuhan pokok/tidak

terlalu dibutuhkan) lewat kesadaran yang dibentuk. Produk kapitalisme pun

menjadi satu atau berbaur dengan kesadaran yang dikonstruk oleh media.

Tulisan ini akan membahas konstruksi oleh media dalam membentuk dan

menanamkan kesadaran tentang pria tampan yang ideal dimana konstruksi

media tentang pria tampan yang ideal itu direpresentasikan oleh boyband asal

Korea Selatan, Super Junior.

Konstruksi yang diangkat oleh media tersebut didukung dengan perkembangan

teknologi informasi yang semakin maju, keberadaan internet yang bukan menjadi

barang asing di Indonesia telah melancarkan tersampaikannya pesan pesan

media yang memberikan konstruksi dan menciptakan sebuah realitas baru itu.

Bagaimana konstruksi media atas boyband tersebut dibangun serta pencitraan

dan sign-sign tertentu serta realitas seperti apa yang timbul dan terbentuk karena

konstruksi yang dibuat media tentang pria ideal pada boyband selengkanya akan

dibahas dalam makalah ini menggunakan konsep simulacra dan hyper-reality

dari Jean Baudrillard.

Page 5: Hiper-realitas

2. ISI

FENOMENA

Korean Wave atau Hallyu atau demam Korea sudah mulai terasa di Indonesia

sekitar tahun 1990-an yakni mulai banyaknya drama Korea yang diputar di

Indonesia. (diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Korean_wave) Seiring

dengan perkembangan korea wave di berbagai Negara asia termasuk asia

tenggara dan Indonesia tentunya, Korean Wave dari drama-drama serial

bergeser ke arah musik. Boyband-boyband mulai digandrungi para remaja di

Indonesia. Salah satu boyabnd yang booming dan oleh beberapa pengamat

musik dan budaya dianggap berpengaruh terhadap trend di Industri musik dan

hiburan Indonesia adalah Super Junior.

Salah satu pengamat musik dan budayawan yang mengakui pengaruh artis K-

pop di Indonesia adalah Benny Benke. Benke mengatakan genre musik

boyband Super Junior yakni K-pop adalah kependekan dari Korean Pop atau

musik pop Korea yang berasal dari Korea Selatan. Kegandrungan akan musik K-

Pop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Demam Korea (Korean Wave)

di berbagai Negara termasuk Indonesia.

Page 6: Hiper-realitas

Super Junior yang juga dikenal SJ atau Suju atadalah sebuah boyband asal

negeri gingseng Korea Selatan. Boyband ini beranggotakan 13 orang pria muda

yakni, Leeteuk, Heechul, Han Geng, Yesung, Kang-In, Shindong, Sungmin,

Eunhyuk, Donghae, Siwon, Ryeowook, Kibum, dan Kyuhyun. Album mereka

yang diberi nama SuperJunior05 (TWINS) dirilis pada tahun 2005. Super Junior

berada dibawah sebuah agen bakat Korea dan label rekaman, SME (SM

Entertainment) milik salah satu pengajar Harvard yang juga asal korea selatan,

Soo-Man Lee.

Perekrutan anggota Super Junior dilakukan lewat sebuah casting audition yang

diadakan SM Entertainment pada tahun 2000. Super Junior memulai debutnya

pada 6 november 2005 dan baru beranggotakan 12(tidak termasuk Kyu hyun).

Super Junior dengan 12 orang memulai debutnya dalam program musik salah

satu stasiun tv Korea, yakni SBS Online Songs tentunya pada tanggal 6

November 2005 dengan membawakan single pertama mereka, “TWINS” (Knock

Out). Album perdana mereka terjual 28.536 kopi di bulan pertama rilis dan single

debutnya menempatI #3 di chart bulanan pada Desember 2005. Masih pada

bulan desember 2005, Super Junior merilis album bersama boyband yang lebih

senior, DBSK bertajuk “Show Me Your Love” yang menjadi single terlaris di korea

dan asia pada Desember 2005 dengan 49.945 salinan yang terjual selama bulan

itu. Memulai kesuksesan nya di belantika musik korea dan asia, Super Junior

menambahkan 1 anggota baru, anggota ketigabelas pada mei 2006 yakni

Kyuhyun.

Super Junior banyak meraih sukses, fans nya pun semakin banyak dan tersebar

bukan hanya Korea bahkan merambah asia, termasuk Indonesia. Super Junior

dibentuk dengan pencitraan sekelompok anak muda, pria yang ceria,

bersahabat, tampan, digemari dan dicintai oleh target audience nya yakni

sebagian besar terdiri dari wanita dan pelajar, selain itu dicitrakan pula sebagai

sekelompok pemuda yang bertalenta terutama menyanyi dan menari. Karena

targetnya adalah perempuan yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa dengan

kategori umur yang tidak jauh dari personil Super Junior, yakni maksimal

20-an/dibawah 30-an, maka publikasi dari segala macam bentuk aktivitas, hasil

Page 7: Hiper-realitas

karya, dan program yang menampilkan Super Junior dilakukan lewat internet dan

tv cabel sebagai media yang dekat dengan target audience.

Dari awal debut, internet adalah media yang paling berpengaruh dalam

menyebarkan “demam suju”. Single berjudul “U” yang dirilis masa awal debut

bisa di download gratis pada 25 Mei 2006 di website resmi resmi Super Junior.

Strategi SM Entertainment untuk emmpopulerkan Super Junior adalah dengan

menyebarkan “demam suju” seluas luasnya dengan menggunakan berbagai

media terutama media yang banyak diakses oleh target audience dan bisa

dijangkau di seluruh dunia, yakni internet. Single “U” telah didownload oleh lebih

dari 400 ribu pendownload hanya dalam waktu lima jam dan total pendownload

mencapai angka lebih dari 1,7 juta pendownload menuju server beberapa jam

setelahnya. Di korea, single “U” pun menduduki peringkat #1 di semua tangga

lagu koea dan menjadikan Super Junior boyband paling popular sepanjang

tahun.

Super Junior meraih bnyak penghargaan tidak lama setelah mereka debut,

penghargaan-penghargan tersebut diantaranya menjadi nominasi dalam 7

kategori terpisah acara musik bergengsi dikorean yakni M.NET / KM Musik

Festival yang digelar di 17 November, 2007 dan berhasil memenangkn beberapa

nominasi diantaranya “Netizen Choice Award”, “Mobile Popularitas”, “Best Artist

of the Year” (Daesang) yakni penghargaan tertinggi bagi palku seni di korea

selatan.

Dari keempat album yang dirilis oleh Super Junior, yakni Super Junior05/TWINS

(2005), Don’t Don (2007), Sorry Sorry (2009), dan Bonamana (2010), albumnya

yang paling booming di Indonesia adalah album Sorry Sorry dengan single

andalannya berjudul sama, Sorry Sorry. Super Junior mulai menjadi

perbncangan dimana mana terutama dikalangan pelajar terutama wanita,

pengamat hiburan dan tentunya pecinta K-Pop(musik Korea). Para penggemar

Super Junior/fans nya pun bergabung membentuk satu wadah/komunitas yang

disebut ELF dan di Indonesia disebut ELF Indonesia.

Seberapa-digandrungi nya Super Junior bisa dilihat dari jumlah penggemarnya

yang terus menerus bertambah. Seperti yang dilansir dari asiangrup, sebuah

Page 8: Hiper-realitas

situs berita online seputar artis artis asia, Super Junior mendapat gelar artis

dengan jumlah follower (pengikut) terbanyak di Twitter versi Star News. Tanggal

4 Mei lalu, Star News mengumpulkan nama-nama artis idola Korea dan,

membandingkan jumlah fans mereka di situs jejaring sosial yang mereka punya

seperti Twitter dan me2day. Dari survei itu, Super Junior memiliki jumlah fans

terbanyak. Selama ini tiga belas personel Super Junior sangat aktif di Twitter.

Kecuali Han Geng, Kang In, dan Sung Min, sepuluh personel lainnya memiliki

situs Twitter. Star News menulis, Lee Teuk ( 363.930 follower), Hee Chul

(463.825 follower), Dong Hae (493.885 follower), Si Won (444.642 follower), Ye

Sung (339.883 follower), Shin Dong (352.605 follower), Eun Hyuk (350.564

follower), Ryeo Wook (301.543 follower), Ki Bum (140.802 follower), Kyu Hyun

(269.583 follower).

Dari data Star News tersebut terlihat rata rata personil Super Junior memiliki

follower lebih dari 100 ribu orang. Star news menyimpulkan bahwa dengan data

tersebut Super Junior menempati posisi teratas artis Korea dengan jumlah

follower tertinggi dari seluruh dunia.

Selain dilihat dari jumlah follower di twitter, banyaknya jumlah penggemar Super

Junior pun bisa dilihat dari banyaknya “like” di facebook page mereka, artinya

Super Junior adalah sebuah fenomena dilihat dari angka penggemaranya yang

mencapai ratusan ribu.

Di Indonesia tentunya ada banyak fans Super Junior yang biasa disebut ELF.

Memang belum ada data pasti tentang berapa jumlah elf di Indonesia. Sebuah

EO, promoter musik yang berencana mendatangkan Super Junior ke Indonesia

masih berusaha mendata berapa jumlah elf di Indonesia dan pihaknya

memperkirakan jumlah elf bisa mencapai angka puluhan ribu, hal itu tergambar

dari jumlah “like” di banyak elf indonesia’s page di facebook.

Banyaknya elf (penggemar Super Junior) tentu tidak diragukan lagi. Timbul

sebuah pertanyaan di banyak pihak yang sadar akan fenomena boyband korea

di Indonesia dan Korean wave, apa sebenarnya yang mereka suka dari

boyband/artis artis korea terutama Super Junior?

Page 9: Hiper-realitas

Berbagai jawaban didapat para ELF lewat forum forum elf di Internet, dan dari

berbagai jawaban yang diberikan, ketampanan adalah alasan pertama yang

diikuti skill/talenta lain.

Ketampanan pada personil Super Junior memang sebuah nilai plus bagi

Boyband ini yang juga menjadi cirri khas dari Super Junior dan tentu saja

boyband boyband Korea lain. Jika diperhatikan sekilas ada kemiripan diantara

personil personil Super Junior atau boyband Korea lain. Kesamaan/kemiripan

tersebut yakni dagu lancip/segitiga, wajah lonjong, tubuh proporsional, wajah dan

kulit bersih, baby face, camera face, good looking, bahkan cenderung “cantik”,

terawat, dan fashionable.

Super Junior dicitrakan sebagai boyband dengan anggota yang berjiwa muda,

dinamis, hangat, ceria, dan tampan. Untuk menonjolkan pencitraan tersebut, dan

untuk menampilkan sisi-sisi dari citra yang ignin dibangun tersebut, Super Junior

tidak hanya bernyanyi tapi kerap membintangi sebuah film bioskop berjudul

Wonder Boys. Dalam film tersebut sangat ditonjolkan sisi keampanan dan sisi

Charming dari masing masing personil Super Junior, misalnya dengan teknik

pengambilan gambar yang kebanyakan close up pada wajah.

Selain film, pencitraan yang dilakukan SM Entertainment terhadap Super Junior

banyak juga lewat reality show, iklan, video video keseharian Super Junior yang

di upload ke internet (youtube), dan lain lain. Usaha tersebut dilakukan agar

Super Junior mendapat pengakuan dan semua pihak memiliki pandangan

tertentu kepada Super Junior seperti yang dicitrakan, yakni tampan, ceria,

berkepribadian hangat, dan bertalenta. Tidak tanggung-tanggung, untuk

mendapatkan kesempurnaan dan kesan tampan yang diinginkan, pihak SM

Entertainment melakukan operasi plastic pada artis artisnya dan hampir semua

personil Super Junior pernah merasakan yang namanya operasi plastic.

Kriteria tampan yang melekat pada boyband Korea terutama Suju ikut juga

mempengaruhi pendapat masyarakat terutama ELF dan para penikmat dunia

hiburan tentang penilaian mereka terhadap seorang pria. Masyarakat setuju

kalau Super Junior itu terdiri dari para pemuda tampan dengan criteria wajah

segitiga, kulit putih bersih, fashionable, hidung mancung, tubuh proporsional,

dan baby face. Masyarakat terutama remaja wanita di Indonesia pun memuja

Page 10: Hiper-realitas

Suju sampai membeli semua photobook yang harganya bisa mencapai ratusan

bahkan jutaan rupiah dan mengikuti konser suju di luar negeri.

Melihat fenomena tersebut, para “pengontrol” dunia hiburan Indonesia lantas

mengikuti dan mengadopsi trend dari negeri gingseng tersebut. Kalau kita

melihat layar tv, banyak artis muda bermunculan dengan kriteria yang sama,

yakni mengusung konsep Boyband yang fashionable, wajah tampan dengan

hidung mancung, dagu segitiga, wajah lonjong, kulit putih, bersih, dan baby face.

Dengan kata lain konstruksi media tentang criteria pria tampan yang

direpresentasikan dengan Super Junior telah menyebabkan homogenitas pada

pemikiran masyarakat sehingga pemikiran masyarakat menjadi lebih sempit

dalam menilai sesuatu.

Teori

Jean Budrillard, seorang teoritisi asal perancis barat yang lahir di Reims pada 5

januari 1929, berteori tentang masyarakat postmodern dimana asumsi utamanya

adalah bahwa media, simulasi, dan cyberblitz telah mengkonstruksi dan

mengkonstitusi suatu bidang pengalaman baru, tahapan sejarah, dan tipe

masyarakat yang baru. Fondasi filsafatnya adalah kritisiSM Entertainment

terhadap pemikiran tradisional dan ilmiah yang menurutnya telah mengganti

realitas dengan ilusi tentang kebenaran. Lanskap pemikirannya yang luas

dipengaruhi oleh semangat zaman yang tengah mengalami krisis modernitas

besar (The Great Depression) yang pertama.

Baudrillard telah menghasilkan banyak buku dan artikel lewat pemikiran

pemikirannya. Karya-karya awal Baudrillard yang banyak yang mengkaji soal

kemungkinan konsumsi. Pemikiran Baudrillard dapat dipetakan sebagai

pelacakan terhadap kehidupan tanda-tanda (the life of the signs) dan pengaruh

teknologi dalam kehidupan sosial (http://plato.stanford.edu/entries/baudrillard/)

Baudrillard banyak membahas tentang makna yang tertanam dalam objek-objek

dalam kehidupan sehari-hari dan sistem-sistem struktural melalui objek yang

Page 11: Hiper-realitas

terorganisasi dalam masyarakat modern (misalnya prestise/gengsi atau nilai-

tanda sebuah mobil sport baru) yang coba ia tuangkan lewat bukunya. Buku

buku tersebut diantaranya

1. tahun 1968 ia menulis buku The System Of Objects yang sangat terpengaruh oleh karya Barthes yakni The Fashion System (1967). Dalam The System Of Objects Baudrillard mengadopsi metode semiologi Barthesian untuk menggali dan mengetahui hubungan dan mistifikasi objek-subjek yang ada dalam realitas masyarakat modern.

2. Tahun 1969 atau satu tahun setelah menerbitkan buku pertamanya, buku keduanya berjudul Communications pun terbit. c mmunication adalah sebuah buku yang membahas mengenai struktur komunikasi tanda (sign) dalam masyarakat Barat pada masa itu (1960-an) dan masih berlaku dan tidak berbeda jauh dengan masa sekarang.

3. Tahun 1970 baudrillard menerbitkan buku berjudul La Societe de Consommation/The Consumer Society yang membahas tentang consumer society/masyarakat konsumsi Barat

4. Tahun 1972 baudrillard menerbitkan buku kembali berjudul For a Critique of the Political Economy of the Sign

5. Tahun 1973 baudrillard menerbitkan buku berjudul The Mirror Of Production . (http://plato.stanford.edu/entries/baudrillard/).

Kelima buku yang ditulis baudrillard merupakan karya awal baudrillard dan oleh

para pengamat teori kritis karya karya awal baudrillard itu merupakan tahap awal

yang disebut sebagai tahap kritis dari baudrillard walau baudrillard sendiri tidak

pernah membagi / mengkategorikan pikirannya kedalam bentuk bentuk ata

kelompok kelompok khusus.

Karya awal baudrillard dianggap sebagai tahap awal kritisnya salah satunya

adalah karena pemikiran baudrillard sangat dipengaruhi oleh beberapa pemikir

seperti Marx, Mauss, dan Saussure dengan pemikiran Marx yang paling utama

atau dominan. Cara berpikir baudrillard adalah dengan mengadopsi pemikiran

pemikiran tokoh tokoh tersebut sehingga menghasilkan pemikiran yang benar

benar “baudrillard” dimana kecenderungan pemikirannya terlihat lebih kea rah

konsumsi dan komunikasi massa.

Pemikiran kritis baudrillaard yakni bahwa Baudrillard ingin mengkonstruksi ulang

masyarakat kapitalis, karena keadaan saat ini sudah tidak memungkinkan lagi

untuk masyarakat keluar dari kapitalisme seperti yang menjadi harapan Marx dan

Page 12: Hiper-realitas

kini menurut baudrillard, dunia sudah dipenuhi dengan konsumsi dan simbol-

simbol.

Berangkat dari inilah, Baudrillard memandang bahwa apa yang dikatakan Marx

mengenai nilai guna dan nilai tukar tidak lagi relevan. Bangunan (konstruksi)

masyarakat kapitalisme yang memandang produksi sebagai penggerak ekonomi

kini harus dibangun ulang bahwa masyarakat kapitalisme melihat konsumsilah

sebagai penggerak ekonomi, bahkan pada sosial, politik, dan budaya juga. Mode

of production dibawa kearah mode of consumption.

Konsumsi kini disadari dilakukan bukan semata-mata karena kebutuhan dan

kegiatan diproduksi bukan semata-mata untuk menghasilkan kebutuhan dasar

namun untuk salah satunya untuk meningkatkan kebanggaan simbolik.

Seseorang yang menggunakan mobil Lamborgini akan mendapatkan prestise

dibandingkan orang yang menggunakan mobil BMW Mini Cooper karena orang

dengan mobil sport akan lebih disimbolkan sebagai orang yang maskulin

daripada city car.

Jean Baudrillard sering dianggap sebagai pemikir barisan depan yang mengkaji

persoalan masyarakat konsumer secara cukup komprehensif karena tidak saja

mengkritik filsafat ekonomi politik Marx, melainkan memasukkan perkara

konsumsi ini dalam linguistik struktural seperti yang dirintis Saussure dengan

semiologinya. Hasil analisis Baudrillard yakni konsumsi dewasa ini bukanlah

konsumsi objek-objek material, melainkan konsumsi akan nilai- nilai; konsumsi

atas tanda.

Diskusi tentang masyarakat konsumer (consumer society) Baudrillard dimulai

dengan diagnosisnya akan nilai tanda (sign value). Nilai tanda (sign value)

adalah “ideologi” yang dihidupi oleh masyarakat yang menjalankan logika sosial

konsumsi. Dalam sign value, motif terakhir tindakan konsumsi bukanlah

pelayanan dan nilai guna suatu barang, melainkan produksi dan manipulasi

penanda-penanda sosial. Konsumsi menjadi motif utama dan penggerak realitas

sosial, budaya bahkan politik (Kellner,1994: 3).

Page 13: Hiper-realitas

Terjadi transformasi dari mode of production ke mode of consumption.

Transformasi tersebut adalah bentuk pergeseran dari use-value dan exchange-

value nya Marx ke arah dominasi nilai tanda dan nilai simbol. Konsumsi

menjadikan seluruh aspek kehidupan tak lebih sebagai objek. Konsumsi adalah

sistem objek-objek yang mengklasifikasi dan membentuk makna dalam

kehidupan masyarakat kapitalisme lanjut. Sign value dijalankan oleh pergeseran

nilai tersebut yang terjadi seiring dengan perubahan karakter masyarakat

postmodern.

Baudrillard pada awalnya tidak memberikan sumbangan pikirannya tersendiri,

akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa pemikir walau pada perkembangannya

baudrillard emmiliki “suara” dan pendapatnya sendiri. Bukti bahwa pemikiran

baudrillard itu dipengaruhi oleh marx salah satunya yakni bahwa Baudrillard

mengeksplorasi kritik terhadap pandangan MarxiSM Entertainment dalam

bukunya, The System of Objects yang menyatakan bahwa ketika sebuah produk

dikonsumsi, yang dikonsumsi adalah makna-makna yang disebarluaskan melalui

media, misalnya iklan. Melalui asumsi tersebut Baudrillard menjelaskan tentang

keberlimpahan (profusion) tanda-tanda yang menyebar dengan luas. Relasi

antara tanda dan konsumsi ini merupakan poin penting memahami teori

konsumsi Baudrillard.

Objek diperlakukan sebagai tanda, konsumsi dan reproduksi dibuat sedemikian

rupa melalui iklan, display, kemasan, fashion agar masyarakat konsumer

memperlakukan konsumsi sebagai tanda, citra, dan pesan. Pilihan konsumsi

bukan lagi berdasarkan pada komoditas.

Baudrillard melihat bahwa dalam masyarakat konsumer, objek-objek dimiliki,

diatur, dikonsumsi, dan diinvestasi melalui makna oleh subjek yang kemudian

mengubah dan mendefinisikan ulang objek-objek tersebut. Baudrillard percaya

bahwa konsumsi objek-objek menentukan tatanan sosial masyarakat. Dengan

mengadaptasi teori Strukturalis, Baudrillard berargumen akan adanya relasi

timbal-balik antara individu dan sistem makna dalam masyarakat. Sistem makna

memaksakan kekuasaannya terhadap individu dengan cara bahwa melalui

sistem makna tersebutlah individualitas mendapat makna.

Page 14: Hiper-realitas

Sistem makna inilah yang menjadi prioritas, bukan interpretasi atau penilaian

subjek. Sistem makna dibangun berdasarkan sistem objek yang terorganisasi

melalui, salah satunya, kode-kode fashion. Sistem objek ini menjalankan apa

yang disebut “integrasi ideologis” (ideological integration). Integrasi ideologis

mengandung makna bahwa subjek baru mendapat makna sebagai “seseorang”

(person) melalui proses “personalisasi” (personalisation) yang diatur oleh sistem

objek dan sistem tanda .

Menjelaskan lebih jauh tentang keterkaitan dari makna, sign, masyarakat

consumer, realitas, dan hal lain yang telah disinggung sebelumnya, baudrillard

adalah sebuah teoritisi yang khas dengan istilah istilah yang diperkenalkannya

dalam pemikirannya yang berhubungan dengan masyarakat consumer, yakni

simulasi, simulacra, dan hyperreality.

Media massa dan informasi sekarang ini, yakni media massa dalam masyarakat

yang disebut baudrillard dengan consumer society, tidak lagi menjadi sarana

komunikasi utuh tetapi menjadi sarana representasi makna dari simbol simbol

(signs) yang merupakan produk kapitalis dengan tujuan menggiring publik

kepada hiper-realita dalam sebuah simulacrum.

Ketika peta dunia dibuat, yang harus dilakukan adalah menggambar daerah

teritori lalu kemudian membubuhkan garis teritori diatasnya, membuat kontur

tanah dan warna untuk membedakan mana dataran tinggi, rendah, lautan, dan

lain lain. Peta dunia merupakan bentuk dari simulasi daerah di dunia. Simulasi

dunia lewat peta sesungguhnya telah mengacaukan keadaan/ bentuk dunia

sebenarnya, bahwa pada dasarnya alam tidak se-simple di peta dengan skala

dan berbagai simbol lainnya. Dalam kenyataan, terdapat kerutan kerutan tanah

dalam dataran yang tidak tergambar di peta padahal hal tersebut nyata. Manusia

menjadikan peta sebagai patokan untuk mengetahui bentuk/isi dari suatu wilayah

sehingga yang tergambar dan menjadi mindset menusia tentang bentuk dan

keadaan suatu wilayah adalah kenyataan/ simulasi lewat peta. Padahal,

kebenaran sebenarnya tentang sebuah daerah tidaklah seperti yang tergambar

di peta.

Page 15: Hiper-realitas

Allegori simulasi yang indah seperti peta itulah yang sekarang mengikat dan

melingkari kehidupan kita sehingga kita tidak tahu kebenaran yang nyata karena

sesungguhnya kebenaran yang nyata itu sedang bersembunyi dibalik sebuah

simulasi dengan tingkat advance yang berkembang menjadi sebuah simulacrum.

Perbedaan jelas antara simulasi, simulacra, dan simulacrum yakni simulasi

merupakan sebuah tiruan dari sesuatu, objek/keadaan dimana masih

mudah/bisa dibedakan atau ditemukan perbedaannya antara yang asli dan

palsu/mana realitas sebenarnya dan mana realitas buatan. Ketika sebuah

simulasi bercampur dengan kenyataan sebenarnya, direpresentasikan dan

dibuat se-nyata mungkin serta melibatkan pengalaman/sisi emosi dari

masyarakat maka akan membentuk sebuah simulacra. Simulacra merupakan

“simulasi” yang lebih advance yang mencapai sebuah titik dimana sebuah realita

menjadi sulit bahkan tidak bisa dibedakan lagi mana yang kenyataan sebenarnya

dan mana kenyataan yang dikonstruksikan (dibentuk). Keadaan tersebut

diistilahkan dengan Hyperreal atau realitas yang berlebih.

Simulacra membuat sesuatu menjadi lebih nyata dari yang nyata, itu adalah cara

bagaimana sebuah kenyataan sebenarnya terhapus. Simulacrum bisa juga

dikatakan sebagai representasi, misalnya dilakukan oleh pencitraan. Sebuah

simbol dicitrakan sedemikian rupa menjadi seperti yang diinginkan, padahal

sebenarnya tidak seperti itu. tetapi karena terus menerus disuguhi dengan

symbol (sign) yang dicitrakan dan memang dibentuk untuk menjadi sesuatu yang

diinginkan, maka akan sulit membedakan mana yang nyata mana yang bukan

yang sekali lagi ditekankan bahwa keadaaan ini akan menggiring ke sebuah

realitas berlebih atau hyperreality.

The simulacrum is never what hides the truth - it is truth that hides the fact thatthere is none.The simulacrum is true.

-Ecclesiastes-

Dengan segala pemikirannya tentang tanda, system makna, integrasi ideologi,

objek, dll tidak semata mata hanya melakukan rekonstruksi namun juga

Page 16: Hiper-realitas

melakukan konstruksi terhadap masyarakat konsumer itu sendiri . Kekurangan

dari pemikiran baudrillard adalah bahwa ia tidak pernah memberikan solusi dari

bagaimana mengatasi kapitalisme yang semakin berkembang hebat.

Budrillard dan pada pemikir yang mempengaruhinya

Baudrillard dipengaruhi oleh pemikiran Marx, Masa kapitalisme menandai

runtuhnya era feodaliSM Entertainment dan menciptakan struktur baru konsumsi

berdasarkan pasar, uang, dan keuntungan. Konsumsi bukan lagi untuk

memenuhi kebutuhan dasar manusi, justru malah menjadi suatu kebutuhan yang

terpisah dari kebutuhan dasar manusia.

Kapitalisme membangun sistem ideologis konsumsi sehingga masyarakat

tersugesti bahwa konsumsi adalah sebuah aspek penting dari kehidupan sehari-

hari (Storey, 2008:144). Fetish komoditi yang terjadi di kalangan buruh

mengumandangkan kemenangan nilai-tukar atas nilai-guna. Fetish atau

pemujaan komoditi memiliki arti bahwa dalam proses produksi, barang-barang

tidak diproduksi sebagai sarana memenuhi kebutuhan sehari-hari. Barang-

barang produksi diberi nilai-nilai baru yang jauh dari nilai aslinya sebagai benda

pakai dan bertransformasi menjadi komoditi. Komoditi tidak lain adalah barang

produksi yang memiliki nilai-tukar. Komoditi menempati status istimewa dalam

mode produksi (mode of production).

Fetishism produksi membuat komoditi memancarkan pesona fetish-nya sebagai

objek pemujaan konsumer. Karakter fetish dalam komoditi ini membuat kaum

buruh sebagai orang-orang yang memproduksi komoditi justru mengalami

keterpisahan dari barang yang mereka produksi. Kaum buruh tidak memiliki

kuasa atas komoditi sebab komoditi itu menjadi klaim dari pemilik kapital untuk

dipertukarkan dalam pasar untuk memperoleh keuntungan. Untuk memiliki

barang tersebut, kaum buruh harus membeli dan menjadi konsumen atas

barang-barang yang mereka produksi sendiri. Marx menyatakan bahwa kaum

buruh teralienasi dari komoditi yang mereka produksi.

Komoditi sesegera mungkin akan menjadi sebuah sarana standar hidup

masyarakat yang memiliki cara khas untuk melaksanakan fungsi relasi dan

Page 17: Hiper-realitas

mengekspresikan relasi sosialnya. Dalam masyarakat pasar, komoditi

menyembunyikan dan mengganti bentuk-bentuk relasi sosial antar manusia. Hal

ini terjadi karena keterlibatan dari fetishism bahwa produk produk buatan

manusia bergeser fungsinya/bertransformasi bertransformasi menggantikan

produk-produk sosial yang memungkinkan terjadinya kegiatan produksi barang.

Marx mengistilahkan proses tersebut sebagai reifikasi. Istilah singkat dari reifikasi

adalah pematerian, maksudnya jika ada penilaian untuk sebuah kesuksesan,

maka kesusksesan itu diukur dari apa yang dimiliki/objek tertentu . Relasi sosial

yang mengandung reifikasi itu didefinisikan oleh kekuatan fetish komoditi.

Dengan ini, relasi sosial yang diwakilkan dalam sebuah objek muncul dan berada

dibawah control manusia. Dengan demikian, manusia tidak benar-benar sebagai

subjek yang independent terhadap dirinya melainkan di stir oleh fetish komoditi.

Baudrillard dipengaruhi oleh pemikiran Mauss, Baudrillard terpengaruh

Mauss mengenai gift exchange dalam buku Mauss yang paling terkenal, yaitu

Essai sur le don (the Gift). Bagi Mauss, meskipun hadiah itu berupa komoditas

yang tak menuntut balasan namun tetap saja ada unsur balasan. Kehadiran

hadiah menyiratkantiga kewajiban: memberi, menerima, dan membalas.

Baudrillard dipengaruhi Saussure, Baudrillard dalam pemikirannya menjadi

ragu terhadap pemikiran Marx dan menganggap pemikiran Marx menjadi tidak

relevan lagi untuk saat ini karena terpengaruh dari semiotika Ferdinand de

Saussure dan Roland Barthes.

Menurutnya dalam masyarakat konsumer, dunia terbentuk dari hubungan

berbagai tanda (sign) dan kode acak, tanpa referensi relasional yang jelas.

Sebuah sign bukan lagi representasi dari realitas karena realitas itu dibentuk dan

diatur sedemikian rupa jadi bukan realitas yang sebenarnya. Sign yang fakta

digabung dengan yang semu lewat produksi citra (pencitraan) sehingga saling

tumpang tindih dan bergabung menjadi satu kesatuan yang sulit lagi dibedakan

mana yang nyata dan mana yang tidak nyata atau mana kenyataan yang benar

sebenar benarnya. Realitas itu adalah realitas yang ada dan kita hidupi

sekarang.

Page 18: Hiper-realitas

Analisis

Asumsi pemikiran baudrillard, yakni media, simulasi, dan cyberblitz telah

mengkonstruksi dan mengkonstitusi suatu bidang pengalaman baru, tahapan

sejarah, dan tipe masyarakat yang baru adalah sebuah penjelasan tentang

fenomena pada dunia hiburan kita sekarang dimana terjadi homogenitas dalam

menilai ketampanan seorang pria.

Lewat Super Junior, agen bakat dan label rekman SM Entertainment (SM

Entertainment) membentuk sebuah hyper-reality dalam masyarakat dan hiper-

realitas itu bisa ditemukan di Indonesia. Pihak SM Entertainment bisa dikatakan

pandai membaca keadaan pasar. SM Entertainment mungkin telah mengetahui

kemungkinan-kemungkinan konsumsi, kecenderungan selera orang, the power of

sign, symbol, dan technology.

Menurut baudrilard, keadaan yang terjadi saat ini sudah tidak memungkinkan

lagi untuk masyarakat keluar dari kapitalisme seperti yang menjadi harapan Marx

dan kini menurut baudrillard, dunia sudah dipenuhi dengan konsumsi dan simbol-

simbol. Konsumsi kini disadari dilakukan bukan semata-mata karena kebutuhan

dan kegiatan diproduksi bukan semata-mata untuk menghasilkan kebutuhan

dasar namun untuk salah satunya untuk meningkatkan kebanggaan simbolik.

Misalnya orang akan merasa bangga saat bercerita kalau dirinya telah menonton

konser Super Junior live di Singapura daripada bercerita telah menonton lewat

internet.

Terjadi transformasi dari mode of production ke mode of consumption.

Transformasi tersebut adalah bentuk pergeseran dari use-value dan exchange-

value nya Marx ke arah dominasi nilai tanda dan nilai simbol. menonton konser

Super Junior, atau membeli souvenir atau photo book nya bukanlah sebuah

kebutuhan dasar manusia. Jika dipikir lagi untuk apa membeli barang barang

seperti itu, dan apa kegunaannya? Tetapi karena telah terjadi transformasi

menjadi mode of consumption dan bukan lagi mode of production, seorang elf

rela mengeluarkan uang berjuta-juta rupiah demi memuaskan konsumsi

matanya, konsumsi telinga, dan konsumsi prestigenya.

Page 19: Hiper-realitas

Media massa dan informasi sekarang ini, yakni media massa dalam masyarakat

yang disebut baudrillard dengan consumer society, tidak lagi menjadi sarana

komunikasi utuh tetapi menjadi sarana representasi makna dari simbol simbol

(signs) yang merupakan produk kapitalis dengan tujuan menggiring publik

kepada hiper-realita dalam sebuah simulacrum. Misalnya, di tv jarang sekali ada

tayangan tayangan yang menayangkan performance dari Super Junior tetapi

mengapa pengaruh Korean wave terutama Super Junior begitu besar di

Indonesia. Hal itu terjadi karena media media lain misalnya internet yang gencar

menayangkan symbol symbol dari dunia hiburan korea atau symbol symbol yang

khas dari Super Junior, misalnya avatar personil Super Junior, foto foto mereka

yang bertebaran di Internet, iklan iklan yang tersebar di mana mana bahkan

sampai segala jenis video dari mulai video cuplikan acara yang mereka

hadiri/bintangi, sampai video video buatan fans tentang mereka.

Allegori simulasi yang indah seperti ketampanan Super Junior telah melingkari

dan mengikat kesadaran dan pikiran kita para penikmat hiburan. Tidak jarang

karena banyaknya boyband korea yang diperkenalkakn dan dicitrakan agar

digemari public, serta banyaknya actor actor tampan yang membintangi drama

korea yang banyak ditayangkan di tv, membuat banyak orang berfikir “orang

korea itu ganteng-ganteng ya!” . Dalam kenyataannya, mungkin tidak seperti itu

(semua orang korea ganteng). Drama korea di tv, boyband, termasuk

kedalamnya Super Junior merupakan sebuah simulacra, model simulasi yang

dibentuk dan dicitrakan sedemikian rupa, bercampur dengan kebenaran yang

benar benar nyata sehingga sulit untuk dibedakan mana yang realitas dan mana

yang realitas buatan. Keadaan seperti itu disebut oleh baudrillard sebagai

hyperreality atau realitas yang berlebih.

SM Entertainment mengadakan sebuah audisi bakat untuk proyeknya yakni

Super Junior, sebuah Boyband dengan citra tampan, ceria, hangat, dan

bertalenta.

Audisi yang dilakukan menghasilkan 13 pemuda yang sekarang tergabung dalam

Super Junior. Syarat utama yang diajukan SM Entertainment saat audisi adalah

pemuda yang bertalenta, minimal bisa bernyanyi dan menari. Syarat selanjutnya

Page 20: Hiper-realitas

merujuk pada pencitraan yang dilakukan SM Entertainment adalah para pemuda

bertalenta yang berwajah tampan. SM Entertainment membuat sebuah simulasi

ketampanan lewat Super Junior. Jika diperhatikan, terdapat kemiripan pada

wajah ketigabelas personilnya, yakni hidung mancung, baby face, kulit putih

besih, bentuk wajah yang segitiga/lonjong, dan badan proporsional.

Untuk membuat simulasi tersebut, SM Entertainment melakukan

“penyempurnaan” kepada wajah ketigabelas personil Super Junior, yakni

dengan melakukan operasi plastik. Disebut simulasi karena masih bisa

dibedakan, apalagi dengan melihat foto personil sebelum operasi plastic

sehingga masih mudah untuk dibedakan bagian wajah yang asli dan hasil

operasi.

Selanjutnya SM Entertainment melakukan bimbingan dan pengembangan

kepribadian untuk menciptakan citra sebagai kelompok pria yang ceria,

hangat,dan bertalenta. Di Korea, bukanlah hal yang mudah untuk bisa menjadi

seorang selebritis apalagi selebritis tenaar, pasti ada pengorbanan yang besar.

Super Junior misalnya, setiap anggotanya harus mengikuti training dari SM

Entertainment, rata rata selama 2-3 tahun bahkan ada yang sampai 5 tahun.

Saat training, Super Junior diajarkan apa yang boleh dan tidak boleh mereka

lakukan sebagai selebritis dan dibentuk sesuai dengan pencitraan yang

dikehendaki SM Entertainment.

Dengan pencitraan yang dibentuk SM Entertainment untuk Super Junior, SM

Entertainment membantuk sebuah hiper-realitas dalam masyaarkat consumer.

Setelah debut, terbukti Super Junior menyabet banyak penghargaan, artinya

Super Junior berhasil untuk menjadi artis yang digemari masyarakat bahkan

dalam tingkat asia. Masyarakat terutama penggemar Super Junior tidak

terkecuali di Indonesia rata rata memiliki pendapat yang sama dimana mereka

mengaku memberi dukungan dan mengidolakan Super Junior karena beberapa

hal, yang pertama adalah ketampanan mereka dan kedua kepribadian dan

talenta yang dimiliki.

SM Entertainment melakukan konstruksi lewat media, dari mulai cetak sampai

Internet yang bisa menjangkau public di seluruh dunia. Dia mengkinstruksikan

Page 21: Hiper-realitas

sebuah ketampanan ideal yang di citrakan dan direpresentasikan lewat Super

Junior. SM Entertainment berhasil membuat banyak orang terutama penggemar

Super Junior mengakui ketampanan dari personil Super Junior. Konstruksi

tersebut mempengaruhi pendapat, kesadaran, dan penilaian dari pihak yang

percaya pencitraan tersebut. Jika sebelum menonton konser/pertunjukan suju

criteria pria tampan yang saya miliki adalah A, maka setelah menonton

pertunjukan suju, bisa sekali, dua kali, ketiga kali, bahkan jika terus disuguhkan

maka lama kelamaan saya akan kehilangan kesadaran dan criteria pria tampan

menurut saya tidak lagi A, tapi berubah menjadi Super Junior.

Konsep ketampanan yang dibentuk oleh SM Entertainment dan dicitrakan

kepada Super Junior merupakan simulacrum. Ciri simulacrum yakni di

masyarakat sudah tidak bisa dibedakan lagi mana ketampanan yang sebenarnya

mana ketampanan yang dikonstruksikan. Sebuah ketampanan tidak memiliki

sejarah, pandangan orang menjadi sempit dan homogeny ketika mereka

terpengaruh oleh sebuah pencitraan yang didukung lewat konstruksi dari media

yang terus menyuguhkan sisi sisi tertentu dari Super Junior. saking sudah tidak

bisa dibedakan lagi maka criteria ketampanan itu selalu mengikuti konstruksi dari

media dan pra “pengontrol” dalam kapitalis. Misalnya criteria tampan tahun 70-

an, atau saat jamannay boyband trio libels akan berbeda di jaman maraknya

Boyband K-Pop seperti sekarang.

Rangkaian Konstruksi criteria sebuah ketampanan pria yang dilakukan lewat

media terlihat dari beberapa reality show yang menampilkan Super Junior

misalnya lewat reality show Exploration Human Body. Exploration Human Body

(EHB) adalah sebuah variety shows yang menjawab berbagai pertanyaan

tentang keunikan keunikan tubuh misalnya bagaimana caranya untuk

mengurangi kepekaan pada indera pengecap, dll. Selama belasan episode, EHB

mengeksplore fakta-fakta unik dalam tubuh manusia sambil juga mengeksplore

pencitraan dari suju lewat tingkah tingkahnya. EHB episode Super Junior adalah

sebuah variety show yang paling banyak ditonton sepanjang sejarah ehb bahkan

penggemar yang di Indonesia pun bisa mengakses acara ini lewat internet.

Page 22: Hiper-realitas

Menurut Marx, Fetish atau pemujaan komoditi memiliki arti bahwa dalam proses

produksi, barang-barang tidak diproduksi sebagai sarana memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Barang-barang produksi diberi nilai-nilai baru yang jauh dari nilai

aslinya sebagai benda pakai dan bertransformasi menjadi komoditi. Komoditi

tidak lain adalah barang produksi yang memiliki nilai-tukar. Komoditi menempati

status istimewa dalam mode produksi (mode of production). Pencitraan terhadap

Super Junior mungkin tidak akan begitu mempengaruhi kesadaran seseorang,

jika intensitasnya untuk melihat performance Super Junior hanya sedikit atau

sekali sekali.

Dalam ilmu Public Relation, pencitraan memiliki tujuan salah satunya agar public

merubah perilakunya sesuai dengan yang diharapkan oleh sebuah perusahaan

dengat kata lain merubah perilaku public menjadi favorable. Lewat pencitraan

Super Junior, harapan SM Entertainment agar suju digemari oleh publiknya yakni

remaja wanita yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dll nampaknya tercapai.

Fans-fans fanatic yang rela membeli berbagai photobook berharga ratusan ribu

bahkan jutaan, harga tiket konser di luar negeri yang bisa menguras kantong

orang tua mereka masing masing sudah mengindikasikan sebuah fetish atau

pemujaan terhadap barang konsumsi demi sekedar kepuasan dan mendapat

prestige atas kepemilikan pengalaman bisa menyaksikan ketampanan Super

Junior lewat performance-nya langsung.

Dengan fetish public yang menggemari Super Junior, akan menyebabkan apa

yang disebut sebagai alienasi total atau keterasingan total. Sekali mereka suka

dan tersihir dengan ketampanan Super Junior, selanjutnya akan memuja Super

Junior dan memilikir asa keingintahuan yang besar seputar apa yang sedang

Super Junior lakukan, siapa yang dekat dengan mereka, mereka sedang dimana,

dll yang sebenarnya masih banyak hal yang bisa diurusi dan lebih penitng untuk

disimak misal masalah masalah social di Indonesia. Orientasi para penggemar

Super Junior bukan lagi terletak pada musik tetapi pada apa yang dilakukan

Super Junior dan pada ketampanannya. Karena menurut pengamat musik

sendiri, kualitas vocal Super Junior belum menjadi sebuah ketertarikan khusus.

Page 23: Hiper-realitas

Pemujaan atau fetish terhadap Super Junior akan menimbulkan apa yang

disebut marx sebagai reifikasi. Istilah singkat dari reifikasi adalah pematerian,

maksudnya jika ada penilaian untuk sebuah kesuksesan, maka kesusksesan itu

diukur dari apa yang dimiliki/objek tertentu . satu orang akan menjadi sorotan dan

pusat perhatian ketika memiliki sebuah photobook Super Junior mahal yang

harganya mencapai jutaan rupiah yang tentunya tidak bisa dimiliki anak lain.

Populaaritas dalam kehidupan social dengan sendirinya akan naik dengan ia

memiliki tiket konser Super Junior atau photobooknya.

Super Junior dalam simulacrum nya, menciptakan sebuah hyper-reality. Hyper-

reality itu terletak pada konsep pria tampan yang dibentuk lewat simulacrum yang

terdiri dari gabungan banyak simbol dan pencitraan atas Super Junior, misalnya

dalam aspek fashion, penampakan fisik, dan lain lain.

Dampak dari simulacra konsep/criteria ganteng dengan representasinya yakni

Super Junior membuat orang terutama penggemar kehilangan kesadaran akan

sebuah konsep ketampanan. Selera mereka menjadi homogen atau sama.

Selain itu mereka cenderung memiliki pandangan dan penilaian yang lebih

sempit, misalnya jika melihat seorang pria maka pria tersebut akan dibandingkan

dengan Super Junior. Sisi kritis akan berkurang bahkan cenderung hilang karena

termakan oencitraan dan terjebak dalam hyper-reality tau realitas yang berlebih.

Ketika kritis mengahruskan kita untuk tahu mengapa sesuatu itu dikatakan A,

maka dengan memuja bahkan menjadikan ciri ciri ketampanan ala boyband

layaknya Super Junior sifat kritis akan berkurang karena sesungguhnya hiper

realita yang ditimbulkan/simulacra yang ada tidak memilikireferensi atau

sejarah/asal usul yang jelas. Siapa yang bisa menjawab seperti apa idealnya pria

yang tampan?

Menurutnya dalam masyarakat konsumer, dunia terbentuk dari hubungan

berbagai tanda (sign) dan kode acak, tanpa referensi relasional yang jelas.

Sebuah sign bukan lagi representasi dari realitas karena realitas itu dibentuk dan

diatur sedemikian rupa jadi bukan realitas yang sebenarnya. Sign yang fakta

digabung dengan yang semu lewat produksi citra (pencitraan) sehingga saling

tumpang tindih dan bergabung menjadi satu kesatuan yang sulit lagi dibedakan

Page 24: Hiper-realitas

mana yang nyata dan mana yang tidak nyata atau mana kenyataan yang benar

sebenar benarnya. Realitas itu adalah realitas yang ada dan kita hidupi

sekarang.

3. PENUTUP

Kriteria tampan yang ideal di masyarakat sudah memasuki fase hyper-reality

karena simulacra atau tidak bisa lagi dibedakan mana criteria yang sebenarnya,

mana criteria yang berasal dari pencitraan dan konstruksi media.

Kebenaran atau realita yang ada di masyarakat sekarang, criteria tampan adalah

mengikuti konstruksi media dan para “pengontrol” kapitalisme.

Super junior merupakan representasi dari sebuah konsep ketampanan yang

ideal dari konstruksi dan pencitraan dai media. karena pencitraan dan konstruksi

yang dilakukan terus menerus tersebut maka penilaian dan kesadaran akan

criteria pria tampan menjadi sebuah homogenitas di benak public atau dengan

kata lain selera orang menjadi sama. Pandangan dan cara orang menilai pun

menjadi sempit karena berpatok kepada konstruksi media dengan

representasinya Super Junior.

Page 25: Hiper-realitas

DAFTAR PUSTAKA

Kellner, Douglas, Baudrillard Reader, Cambridge, Blackwell, 1994

Kellner, Douglas, Jean Baudrillard, diunduh dari

http://plato.stanford.edu/entries/baudrillard/, 2007

Pawlett, William, “Against Banality – The Object System, the Sign System and

the Consumption System”, International Journal of Baudrillard

Studies, Volume 5, Number 1 (January, 2008)

Kellner, Douflas, Baudrillard and the Art Conspiracy, diunduh dari

http://gseis.ucla.edu/faculty/kellner/index.html

Baudrillard, Jean, Seduction (Terjemahan Brian Singer), New World

Perspectives,1990

Baudrillard, Jean, Simulacra and Simulation (Terjemahan Sheila Faria Glaser),

Michigan

Baudrillard, Jean, The Violance of The Global (Terjemahan Francois Debrix),

diunduh dari http://www.ctheory.net/printer.asp?id=385

Baudrillard, Jean, Screened Out (Terjemahan Chris Turner), New York,

Verso,2002

Witwer, Julia(ed.), Jean Baudrillard, Vital Illusion, New York, Columbia University

Press, 2000

Lane, Richard J, Jean Baudrillard, New York, Routledge, 2001

Radike, Tectona(ed.), Teori-Teori Kritis: Menantang Pandangan Utama Studi

Politik Internasional (Terjemahan Teguh Wahyu Utomo), Yogyakarta,

BACA!, 2010

Page 26: Hiper-realitas

REFERENSI TAMBAHAN

http://archive.kaskus.us/thread/4415842/60

http://indah11108009.wordpress.com/2010/03/17/sejarah-super-junior/

http://www.asiangrup.com/index.php?

option=com_content&task=view&id=3160&Itemid=192

http://shadowz999.wordpress.com/2011/02/02/go-registrate-elf-indonesia/

http://asianfansclub.wordpress.com/2010/08/13/rangking-ketampanan-member-

super-junior-menurut-staff-sm-entertainment/

http://www.scribd.com/doc/52665465/POSMODERNISME-DAN-BUDAYA-

KONSUMEN#source:facebook

http://haryantosujatmiko.multiply.com/journal/item/57/

Kemegahan_Citra_Konsumerisme_thanks_to_Mr._Ditia_Prabowo

LAMPIRAN 1

Page 27: Hiper-realitas

LAMPIRAN 2

Banyaknya facebook page dan penggemar Super Junior di

Indonesia

Obrolan para fans di sebuah cyber forum, membicarakan ketampanan personil Super Junior

Page 28: Hiper-realitas

LAMPIRAN 3

Bahkan ada poling untuk penggemar, siapa personil Super Junior yang paling Tampan

Page 29: Hiper-realitas

Personil Super Junior