ggrm_ar 2011

102
2011 Annual Report Laporan Tahunan PT. GUDANG GARAM Tbk

Upload: agung-wicaksono

Post on 25-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    a

    2011Annual ReportLaporan Tahunan

    PT. GUDANG GARAM Tbk

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    b

    6 Company Profile Profil Perseroan 8 Financial Highlights Data Keuangan Pokok10 The Report of The Board of Commissioners Laporan Dewan Komisaris 14 The Report of The Board of Directors Laporan Direksi20 Managements Discussion of Financial Condition &

    Result of Operations Analisa dan Pembahasan oleh Manajemen atas

    Kondisi Keuangan & Kinerja Operasional 26 Operations Kegiatan Operasional 30 Risk Management Manajemen Risiko34 Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Sosial Perusahaan38 Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan42 Corporate Data Data Perseroan49 Consolidated Financial Statements Laporan Keuangan Konsolidasi

    contents daftar isi

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    1

    Gudang Garam is a leading brand. Our focus is consumer

    satisfaction. Our operations create jobs and sustain commerce.

    Gudang Garam selalu terdepan. Fokus kami adalah kepuasan

    konsumen. Operasi kami menciptakan lapangan kerja dan

    mendukung jalannya sistem perekonomian.

    Motor sports events marketing

    Music tour sponsorship

    Exhibitions

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    2

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    3

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    4 gudang garam products

    produk-produk gudang garam

    Machine made Sigaret Kretek Mesin (SKM)

    Hand made Sigaret Kretek Tangan (SKT)

    Low-tar, low-nicotine Rokok rendah tar dan nikotin

    KLOBOT SRiweDARi DJAJA MeRAH SeRieS

    iNTeRNATiONAL SeRieS SURYA SeRieS

    SURYA PROFeSSiONAL PRO MiLD SURYA SLiM PReMiUM SURYA SLiM SeRieS SURYA SiGNATURe SeRieS

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    5

    KLOBOT SRiweDARi DJAJA MeRAH SeRieS

    iNTeRNATiONAL SeRieS SURYA SeRieS

    SURYA PROFeSSiONAL PRO MiLD SURYA SLiM PReMiUM SURYA SLiM SeRieS SURYA SiGNATURe SeRieS

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    6 company profile

    profil perseroan

    As the fourth largest consumer society in the world, Indonesia represents a growing and diverse market. About 65 per cent of adult males are smokers within the total population of over 240 million constituting a market of over 75 million. Gudang Garam with a market share of about 20 per cent (based on purchases of excise duty by the cigarette industry) is a leading producer of kretek, the clove cigarette, and a major consumer brand recognised throughout the archipelago. The Company is a very large employer, offering livelihoods to a workforce of about 44,600, many of whom are engaged in cigarette manufacturing (mostly in hand rolling kretek), and others in distribution and supporting sectors. Employee welfare is a priority, including proper safety practices, health facilities and training in leadership, managerial, clerical and technical skills through a mixture of internal and external courses.

    Gudang Garam contributes also indirectly to livelihoods among about four million tobacco and clove farmers, as well as the daily business of retailers and hawkers across the archipelago. The industry is a major source of revenue for Government in excise duty as well as corporate income tax.

    Gudang Garam has established primary and secondary kretek manufacturing operations at two main sites. First, in the town of Kediri, with a population of 249,000, a busy regional commercial centre and home to the company headquarters. The second is at a site 130 kilometres away in Gempol. Both sites ensure we are well postioned to meet future demand.

    Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia merupakan pasar yang tumbuh dan beragam. Dari total penduduk yang mencapai lebih dari 240 juta jiwa diperkirakan 65% atau kurang lebih 75 juta orang laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok. Gudang Garam, dengan pangsa pasar sebesar 20% (dihitung berdasarkan data pembelian pita cukai oleh seluruh industri rokok), merupakan produsen rokok kretek terkemuka dengan produk-produk yang sudah dikenal luas oleh masyarakat di seluruh Nusantara. Perseroan juga menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44.600 orang yang sebagian besar terlibat dalam produksi rokok (khususnya sigaret kretek tangan) dan selebihnya dalam bidang distribusi dan sarana penunjang lainnya. Kesejahteraan karyawan menjadi perhatian utama termasuk keselamatan kerja dan penyediaan fasilitas kesehatan. Di samping itu, Perseroan melakukan berbagai pelatihan kepemimpinan, manajerial, administrasi, dan ketrampilan teknik, yang diselenggarakan di dalam maupun di luar perusahaan.

    Gudang Garam secara tidak langsung juga mendukung penciptaan lapangan kerja (kurang lebih empat juta orang) di sektor perkebunan tembakau dan cengkeh serta sektor distribusi, seperti pengecer dan pedagang asongan yang tersebar di seluruh Indonesia. Industri rokok sendiri merupakan sumber utama pendapatan cukai dan pajak bagi Pemerintah.

    Gudang Garam memiliki fasilitas produksi rokok kretek di dua lokasi. Pertama, di kota Kediri, dengan jumlah penduduk 249.000 jiwa yang merupakan lokasi kantor pusat Perseroan. Fasilitas produksi kedua berjarak 130 kilometer dari kota ini, tepatnya di Gempol. Dari kedua fasilitas produksi ini Perseroan mampu memenuhi permintaan produk rokok yang ada.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    7

    The company produces a wide range of kretek cigarettes including low-tar, low-nicotine variants and traditional hand-rolled kretek. Gudang Garam operates an inhouse printing facility and two active subsidiaries: PT Surya Pamenang, producing paper board used for the manufacture of Gudang Garam packaging and PT Surya Madistrindo, sole distributor of the companys products.

    Under reference GGRM on the Indonesian Stock Exchange (IDX), the companys shares were traded in a range from Rp 33,300 to Rp 67,000 per share during 2011. There were no changes to the issued and paid up capital of the company in 2011 and a dividend of Rp 880 per share was distributed from 2010 earnings, as approved at the Annual General Meeting of Shareholders.

    VisionTo be a nations pride, as a leading and responsible company providing added value for shareholders and sustainable benefits for stakeholders.

    MissionGudang Garams founding principles known as the Catur Dharma, these principles embrace timeless and ever-relevant values including harmony and respect for one another, the value of hard work, honesty and diligence, care for health, respect towards faith, and the recognition of mutual cooperation, considering our employees as partners in business.

    Perseroan menghasilkan berbagai jenis rokok kretek, termasuk rokok rendah tar dan nikotin serta produk tradisional sigaret kretek tangan. Gudang Garam memiliki fasilitas percetakan kemasan rokok, dan di samping itu juga memiliki dua anak perusahaan utama yaitu PT Surya Pamenang, yang memproduksi kertas karton untuk kemasan, dan PT Surya Madistrindo, sebagai distributor tunggal produk Perseroan.

    Saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode GGRM diperdagangkan pada kisaran harga Rp 33.300 hingga Rp 67.000 per lembar saham sepanjang tahun 2011. Jumlah modal disetor dan ditempatkan Perseroan tidak mengalami perubahan pada tahun 2011 sementara Perseroan membagikan dividen senilai Rp 880 per saham dari laba tahun 2010 sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.

    Visi Menjadi Perusahaan terkemuka kebanggaannasional yang bertanggung jawab dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham, serta manfaat bagi segenap pemangku kepentingan secara berkesinambungan.

    MisiCatur Dharma yang merupakan misi Perseroan: Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi

    masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan. Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah

    prasyarat kesuksesan. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerja

    sama dengan orang lain. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    8 financial highlights

    data keuangan pokok

    * Profit, Total Equity, and margin and ratio analysis through 2010 were restated due to the implementation of Indonesian Financial Accounting Standard (PSAK) No.1 (Revised 2009). In accordance with PSAK No. 1, non-controlling interest is presented within equity; and profit or loss is attributed to the owners of the Company and to the non-controlling interest based on the ownership interest proportionally.

    ** Earnings per Share are computed by dividing profit for the year attributable to owners of the Company with the weighted average of total outstanding or issued shares during the year.

    *** Source Market Shares Data: Market share for 2009-2011 has been calculated based upon purchases of excise duty for the entire cigarette industry. For the years prior to 2009 market share is based upon purchases of excise duty for kretek producers, members of GAPPRI (Association of Clove-Blended Cigarette Manufacturers of Indonesia).

    Year (Rp million)

    SalesDomestic Net SalesExport Net SalesNet Sales

    ProfitGross ProfitOperating ProfitProfit *Profit Attributable to Owners of the Company *

    Per Share DataOutstanding Shares(in thousand shares)Earning per Share **

    Balance SheetTotal AssetsTotal LiabilitiesTotal Equity *Addition to Fixed AssetsNet Working Capital

    Margin and Ratio Analysis (%)Gross Profit MarginOperating Profit MarginProfit Margin *Profit Margin Attributable to Owners of the Company *Current RatioProfit to Equity Ratio *Profit to Asset Ratio *Debt to Equity Ratio *Debt to Asset Ratio

    Market Share and Sales Volume Data(in million sticks)Market Share (estimated %)***Domestic SalesExport SalesSKT Sales (hand made)SKM Sales (machine made)

    2002

    20,022,755 916,329

    20,939,084

    4,831,077

    3,455,030 2,086,893 2,086,891

    1,924,088 1,085

    15,452,703 5,742,994 9,709,709

    1,838,171 5,963,960

    23.07%16.50%9.97%9.97%

    207.90%21.49%13.51%59.15%37.16%

    33.9% 61,405

    4,134 11,851

    53,688

    2003

    22,180,076 957,300

    23,137,376

    4,521,746

    2,930,647 1,838,675 1,838,673

    1,924,088

    956

    17,338,899 6,368,018

    10,970,881 1,429,331 5,865,970

    19.54%12.67%

    7.95%7.95%

    196.84%16.76%10.60%58.04%36.73%

    36.1% 62,662

    4,650 10,486 56,826

    2004

    23,213,296 1,078,396

    24,291,692

    4,834,265 2,918,260 1,791,182

    1,790,209

    1,924,088

    930

    20,591,389 8,394,061

    12,197,328 2,315,100 5,483,685

    19.90%12.01%

    7.37%7.37%

    168.49%14.69%

    8.70%68.82%40.76%

    33.0% 65,196

    4,681 9,154

    60,723

    2005

    23,708,499 1,138,846

    24,847,345

    5,142,640 3,148,692 1,890,873 1,889,646

    1,924,088 982

    22,128,851 9,001,696 13,127,155

    848,870 6,220,916

    20.70%12.67%

    7.61%7.61%

    173.29%14.40%

    8.54%68.57%40.68%

    30.0% 61,569 4,426 7,731

    58,264

    2006

    25,176,353 1,162,944

    26,339,297

    4,716,675 2,190,332

    1,009,496 1,007,822

    1,924,088

    524

    21,733,034 8,558,428

    13,174,606 217,203

    6,960,842

    17.91%8.32%3.83%3.83%

    188.62%7.66%4.64%

    64.96%39.38%

    28.1% 59,394 4,969 7,419

    56,944

    8

    Annual Report 2011 Laporan Tahunan

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    99

    * Laba, Jumlah Ekuitas, dan analisa laba dan rasio tahun 2010 dan sebelumnya disajikan kembali karena penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009). Menurut PSAK No. 1, kepentingan non-pengendali disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan laba atau rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk

    dan kepada kepentingan non-pengendali berdasarkan proporsi kepemilikan.** Laba per Saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk dengan total rata-rata tertimbang saham beredar atau

    ditempatkan dalam tahun yang bersangkutan.*** Sumber Data Pangsa Pasar: Pangsa pasar untuk 2009-2011 telah dihitung berdasarkan pembelian pita cukai untuk industri rokok secara keseluruhan. Untuk tahun

    sebelum tahun 2009, pangsa pasar didasarkan pada pembelian pita cukai bagi produsen rokok kretek, anggota GAPPRI (Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia)

    Tahun (Rp juta)

    PenjualanPenjualan Bersih Lokal

    Penjualan Bersih EksporPenjualan Bersih

    LabaLaba Kotor

    Laba Usaha Laba *

    Laba yang Dapat Diatribusikan KepadaPemilik Entitas Induk *

    Data per SahamSaham dalam Peredaran (dalam ribuan saham)

    Laba per Saham **

    NeracaJumlah Aset

    Jumlah KewajibanJumlah Ekuitas *

    Penambahan Aset TetapModal Kerja Bersih

    Analisa Laba dan Rasio (%)Marjin Laba Kotor

    Marjin Laba Usaha Marjin Laba *

    Marjin Laba yang Dapat Diatribusikan KepadaPemilik Entitas Induk *

    Rasio LancarRasio Laba terhadap Ekuitas *

    Rasio Laba terhadap Aset *Rasio Utang terhadap Ekuitas *

    Rasio Utang terhadap Aset

    Data Pangsa Pasar dan Jumlah Penjualan

    (dalam jutaan batang)Pangsa Pasar (perkiraan dalam %) ***

    Penjualan LokalPenjualan Ekspor

    Penjualan SKTPenjualan SKM

    2011

    39,790,610 2,093,742

    41,884,352

    10,129,368 6,838,642 4,958,102 4,894,057

    1,924,088

    2,544

    39,088,705 14,537,777

    24,550,928 1,664,684

    16,847,435

    24.18%16.33%11.84%11.68%

    224.48%20.19%12.68%59.21%37.19%

    20.1% 62,498

    6,109 10,878 57,729

    2007

    25,895,603 1,493,762

    27,389,365

    4,314,732

    2,528,677 1,445,949 1,443,585

    1,924,088

    750

    23,779,951 9,640,418 14,139,533

    288,579 8,349,245

    15.75%9.23%5.28%5.27%

    195.14%10.23%6.08%

    68.18%40.54%

    26.9% 57,676

    6,255 8,011

    55,920

    2008

    28,545,339 1,706,304

    30,251,643

    5,156,507 3,165,635

    1,880,492 1,880,492

    1,924,088

    977

    24,072,959 8,553,688

    15,519,266 956,152

    9,338,044

    17.05%10.46%

    6.22%6.22%

    221.74%12.12%7.81%

    55.12%35.53%

    26.5% 58,150 7,416 9,127

    56,439

    2009

    31,122,728 1,850,352

    32,973,080

    7,165,516 5,206,837 3,485,901 3,455,702

    1,924,088

    1,796

    27,230,965 8,848,424 18,382,541 1,148,010

    11,623,254

    21.73%15.79%10.57%10.48%

    246.00%18.96%12.80%48.13%32.49%

    22.9% 57,894

    6,343 10,161 54,076

    2010

    35,779,822 1,912,175

    37,691,997

    8,865,587 5,857,861 4,214,789 4,146,282

    1,924,088

    2,155

    30,741,679 9,421,403

    21,320,276 1,193,272

    14,426,360

    23.52%15.54%11.18%

    11.00%

    270.08%19.76%13.71%

    44.19%30.65%

    22.0% 61,465 6,420 11,334 56,551

    Annual Report 2011 Laporan Tahunan

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    10 the report of the board of commissioners

    laporan dewan komisaris

    Clockwise:

    Juni Setiawati Wonowidjojo

    Yudiono Muktiwidjojo

    Frank W. van Gelder

    Lucas Mulia Suhardja

    Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    10

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    11

    Shareholder valueIn completing the year 2011 we are pleased to report Gudang Garam generated considerable shareholder value by achieving sound sales growth of 11 per cent to Rp 41.88 trillion and maintained profitability. Profit grew 18 per cent to Rp 4.96 trillion being Rp 2,544 earnings per share. Profit attributable to owners of the Company grew at almost similar percentage to Rp 4.89 trillion. Dividends paid to shareholders during the year amounted to Rp 880 per share, up from Rp 650 per share disbursed during the previous year.

    The company has capitalised on the general improvement in consumer confidence and steady growth prospects in the economy. The quality, taste and choice available in the Gudang Garam range, continued to be highly effective in sustaining our brands and in maintaining customer loyalty. Several price adjustments during the year have been vital to preserve margins given higher costs, as raw materials prices continued to rise following the poor harvest in 2010 and 2011. Market coverage has been satisfactory, a further new brand was launched during the last quarter, and promotions, sponsorships and activities programmes have been effective.

    Nilai bagi pemegang sahamMerupakan suatu kebahagiaan bagi kami untuk melaporkan bahwa hingga akhir tahun 2011, Gudang Garam mampu memberikan nilai yang cukup besar bagi pemegang saham setelah membukukan peningkatan penjualan/pendapatan usaha sebesar 11% menjadi Rp 41,88 triliun, dan mempertahankan profitabilitas. Laba naik 18% menjadi Rp 4,96 triliun atau Rp 2.544 per lembar saham. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan/Entitas Induk naik dengan persentase yang hampir sama menjadi Rp 4,89 triliun. Pada tahun 2011 dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham adalah Rp 880 per lembar saham, lebih tinggi dari yang dibayarkan tahun sebelumnya sebesar Rp 650 per lembar saham.

    Meningkatnya kepercayaan konsumen dan pertumbuhan ekonomi turut menunjang keberhasilan Perseroan. Kualitas, cita rasa dan keragaman produk Gudang Garam tetap menjadi faktor penting yang membuat merek perusahaan mampu bertahan, dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Penyesuaian harga perlu dilakukan untuk mempertahankan marjin karena harga bahan baku terus meningkat akibat gagal panen pada tahun 2010 dan 2011. Kondisi sebaran produk kami di pasar baik, produk baru kami luncurkan pada triwulan terakhir 2011, dan berbagai kegiatan promosi serta sponsor acara berjalan dengan efektif.

    Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    11

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    12

    In the traditional more price sensitive hand-rolled market, demand eased over the past twelve months, however we view the increasing preference for low tar low nicotine machine made (SKM LTN) products as an indicator of the future direction of the market. We see further room for growth in this sector and Gudang Garam is well prepared, given substantial manufacturing capacity and a wide distribution network. In its first full year since launch, sales of the SKM LTN brand Surya Professional Mild have typified this trend and continued to perform well.

    The Board of Commissioners held regular formal meetings and met frequently with the Board of Directors to review aspects of company operations, audit and controls. Members of the Board of Commissioners attended trade shows, participated in seminars and consulted with advisors as a means of ensuring they remained fully conversant with trends and current issues impacting the industry. Under supervision of the Board of Commissioners, the Audit Committee discharged its duties to review internal audits, and quarterly consolidated financial statements, in accordance with an annual audit plan. The Board of Commissioners also reviewed the business and marketing plans of the company, in light of prevailing market and economic conditions, and taking account of the competitive and legislative environment. Capital expenditure proposals were reviewed in line with routine business needs and corporate social responsibility programmes were timely and effective, continuing to focus on the local communities surrounding our operations, including our own employees. AppreciationThere were no changes to the membership of either of the Boards of Gudang Garam in 2011. We take this opportunity to thank our customers, our business partners, employees and shareholders for their support during the past year. We look forward to a challenging year ahead.

    For and on behalf of the Board of Commissioners

    Juni Setiawati wonowidjojoPresident Commissioner

    ThE REPORT OF ThE BOARD OF COMMISSIONERS LAPORAN DEWAN KOMISARIS

    Sepanjang 12 bulan terakhir terjadi penurunan permintaan produk sigaret kretek tangan, yang merupakan produk tradisional dan lebih peka terhadap penyesuaian harga dibandingkan jenis rokok lainnya. Di sisi lain, kami melihat adanya peralihan konsumen ke produk sigaret kretek mesin rendah tar rendah nikotin (SKM LTN), suatu indikator tren pasar di masa mendatang. Dengan kapasitas produksi dan jaringan distribusi yang memadai, Gudang Garam siap mengantisipasi perkembangan yang ada. Sepanjang tahun 2011, produk kami Surya Professional Mild mampu mengikuti tren konsumen dan terus menunjukkan perkembangan yang berarti.

    Dewan Komisaris mengadakan rapat resmi secara rutin dan melakukan banyak pertemuan dengan Direksi guna membahas berbagai aspek kegiatan operasional, audit dan kontrol. Anggota Dewan Komisaris menghadiri pameran dagang, berpartisipasi dalam seminar dan berkonsultasi sesuai kebutuhan untuk mendapatkan pengetahuan tentang tren dan isu-isu terkini yang relevan terhadap industri. Dengan pengawasan Dewan Komisaris, Komite Audit menjalankan berbagai tugas, seperti mengkaji hasil audit internal dan laporan keuangan konsolidasi triwulanan sesuai rencana audit tahunan. Dewan Komisaris juga mempelajari rencana usaha dan pemasaran yang disusun Perseroan, dengan melihat kondisi perekonomian dan pasar dewasa ini, dan dengan memperhatikan persaingan usaha dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Usulan belanja modal dikaji agar terjadi kesesuaian dengan kebutuhan rutin bisnis, sedangkan program tanggung jawab sosial Perseroan kami usahakan berjalan pada waktu dan sasaran yang tepat, dengan memprioritaskan kebutuhan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi usaha, termasuk karyawan Perseroan.

    Ucapan terima kasihPada tahun 2011 tidak ada perubahan keanggotaan Dewan Komisaris maupun Direksi Perseroan. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan, mitra usaha dan karyawan, serta para pemegang saham atas segala dukungan yang telah diberikan sepanjang tahun lalu. Kami siap menyongsong tahun berikutnya yang penuh dengan tantangan.

    Untuk dan atas nama Dewan Komisaris

    Juni Setiawati wonowidjojoPresiden Komisaris

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    13

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    14

    Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    14

    Clockwise:

    Susilo Wonowidjojo

    heru Budiman

    Fajar Sumeru

    Edijanto

    herry Susianto

    Buana Susilo

    the report of the board of directors

    laporan direksi

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    15

    Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    15

    Sustaining growthIndonesia closed 2011 on a very positive note. Government achieved the target of 6.5% GDP growth, while keeping inflation in check and interest rates at historical lows. Sovereign ratings were raised to investment grade status by leading international ratings agencies. Strong corporate results in 2011 indicated positive investor sentiment particularly evident over the second half of last year, alongside consumer sentiment and retail sector sales. The outlook for the Indonesian economy in the year ahead remains positive with a slight easing in growth anticipated from the impact of higher international oil and gas prices. The effects of recession in Europe and slow growth in the US may also have some effect, although Indonesia has a strong domestic economic bias, and is less dependent on exports than many of its ASEAN neighbours.

    Mempertahankan tingkat pertumbuhanIndonesia menutup tahun 2011 dengan sangat baik. Target laju pertumbuhan PDB sebesar 6,5% yang ditetapkan pemerintah tercapai, sementara inflasi maupun suku bunga dapat ditekan. Peringkat utang negara dinaikkan oleh lembaga pemeringkat internasional sehingga statusnya menjadi layak investasi. Kinerja korporasi yang baik selama tahun 2011 membuktikan bahwa investor menyambut baik perkembangan ini, terutama pada paruh tahun kedua, seiring dengan membaiknya sambutan konsumen dan penjualan sektor ritel. Prospek perekonomian Indonesia tahun mendatang masih positif meski pertumbuhan diperkirakan akan sedikit melambat sebagai imbas dari kenaikan harga minyak dan gas bumi di pasar internasional. Resesi yang melanda Eropa dan lambannya pertumbuhan ekonomi di AS mungkin akan berdampak kepada kondisi Indonesia, meski perekonomian Indonesia termasuk kuat karena tidak terlalu bergantung pada ekspor seperti sebagian besar negara ASEAN lainnya.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    16

    Several issues, including energy development and commodity price swings, could still slow growth. As Government revisits the issue of domestic fuel prices, the potential for further delays in infrastructure development remains an area of concern. The current allocation of fiscal spending offers little scope for much needed investment in more and wider roads to carry goods, for expanding airports under pressure from a growing interest in cut price air travel, or for ports and power generation to sustain trade and economic activity. These are all key steps in the Governments MP3EI programme to accelerate growth above 7% annually. The kretek industry and Gudang GaramIndustry sales volumes continued to grow, with the strongest growth in low tar, low nicotine machine made (SKM LTN) brands, an indication of stronger buying power among middle-income consumer segments. In addition to satisfactory sales among our leading well-established brands, the SKM LTN Surya Professional Mild range has had a very encouraging reception in the market since its launch, and has maintained growth in 2012. Sales volumes of our hand made cigarette (SKT) brands fell back by 4 per cent however machine made cigarette (SKM), representing 84 per cent of annual sales volumes, has continued to grow. Gudang Garam net sales revenue rose 11 per cent to Rp 41.88 trillion, on overall volume growth of 1.1 per cent.

    exciseThere was further simplification in the number of producer tiers and more uniformity in assessing excise duty. In January 2011, increases of 7.1 per cent for SKM and 4.1 per cent for SKT were implemented and post reporting date further adjustments of 9.6 per cent and 6.6 per cent respectively were introduced for 2012. Gudang Garams payment of excise duty and VAT increased 7.4 per cent from Rp 20.8 trillion in 2010 to Rp 22.3 trillion year-on-year. Backed by promotion activity, Gudang Garam brands have maintained their popularity and several key value price increases enabled us to meet both the effects of higher excise and raw materials costs and ensure profitability remained at satisfactory levels.

    ThE REPORT OF ThE BOARD OF COMMISSIONERS

    Penyelesaian masalah ketersediaan energi dan fluktuasi harga komoditi mungkin tidak dapat berlangsung cepat. Saat Pemerintah meninjau kembali harga bahan bakar minyak domestik, perhatian juga harus ditujukan kepada potensi tertundanya pengembangan infrastruktur. Alokasi belanja fiskal saat ini memberikan ruang gerak yang tidak banyak kepada Pemerintah untuk menunjang sektor perdagangan dan ekonomi dengan cara memperlebar dan menambah panjang jalan untuk memperlancar transportasi barang, memperluas bandara-bandara yang ada yang kini sulit mengimbangi lonjakan jumlah penumpang seiring menurunnya tarif penerbangan, atau dengan membangun pelabuhan dan pusat pembangkit listrik. Negara kemudian berharap banyak kepada inisiatif Pemerintah berupa Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi riil di atas 7% per tahun.

    industri kretek dan Gudang GaramVolume penjualan industri kretek terus meningkat, dimana produk dengan laju pertumbuhan tertinggi adalah sigaret kretek mesin rendah tar rendah nikotin (SKM LTN), yang menunjukkan peningkatan daya beli konsumen berpenghasilan menengah. Di antara produk Perseroan yang sudah lama dikenal, produk Surya Professional Mild mampu membukukan angka penjualan yang memuaskan dan dapat diterima baik oleh konsumen sejak pertama kali diperkenalkan hingga tahun 2012 ini. Volume penjualan produk Sigaret Kretek Tangan (SKT) mengalami penurunan 4% sementara volume Sigaret Kretek Mesin (SKM), yang merupakan 84% dari total volume penjualan tahunan Perusahaan, terus meningkat. Penjualan/pendapatan usaha Gudang Garam meningkat 11% menjadi Rp 41,88 triliun sementara kenaikan volume secara keseluruhan adalah 1,1%.

    CukaiPenggolongan produsen rokok kembali disederhanakan dan penghitungan cukai terus diseragamkan. Pada bulan Januari 2011 Pemerintah memberlakukan kenaikan cukai sebesar 7,1% untuk SKM dan 4,1% untuk SKT, dan pada Januari 2012 besaran cukai disesuaikan lagi masing-masing sebesar 9,6% dan 6,6%. Cukai dan PPN yang dibayarkan Gudang Garam meningkat 7,4%, dari Rp 20,8 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 22,3 triliun di tahun 2011. Promosi tetap kami jalankan sehingga produk Gudang Garam tetap dikenal oleh konsumen, oleh karenanya keputusan penyesuaian harga jual sejumlah produk di tahun 2011 efektif membantu Perseroan mengakomodasi kenaikan beban cukai dan bahan baku, dan mempertahankan profitabilitas.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    17

    Legislation and brand promotionNo major legislative announcements have been made during the reporting period to introduce further controls on the consumption of tobacco products. We understand that there is a draft regulation to restrict smoking in public spaces and to invoke a stronger health warning. Gudang Garam complies with standing regulations, supports Government measures to inform adults on all aspects of health and cigarette smoking and promotes responsible retailing of our products. We do not condone under-age smoking.

    We believe adult customers deserve freedom of choice and we regularly seek market feedback on product quality, standards of manufacturing, and customer satisfaction. Gudang Garam products remain widely available with programmes including market visits, use of regular market research as well as ongoing improvements in logistics and distribution. Raw materials and operationsTobacco prices increased significantly in 2011, the result of adverse weather conditions in the tobacco growing areas impacting the 2010 harvest. Weather also affected clove supplying areas in 2011 with prices rising to Rp 220,000 per kilo during the past twelve months. In anticipation of decreased availability and continued rising prices we undertook significant purchases of raw materials during the year. Capital expenditures amounted to Rp 1.7 trillion and were primarily for day to day and year to year maintenance and replacement of machinery and equipment at both Kediri and Gempol manufacturing facilities. A further amount of about Rp 183.6 billion within an increase of Rp 783 billion in fixed assets represented progress towards completing the new building in Jakarta for our centralised marketing and brand management team, among other departments and operations.

    LAPORAN DEWAN KOMISARIS

    Peraturan dan promosi merekSepanjang tahun 2011 Pemerintah tidak menerbitkan peraturan seputar pengaturan konsumsi produk tembakau. Kami menyadari telah disusunnya suatu rancangan peraturan tentang larangan merokok di tempat umum dan peringatan yang lebih keras tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Gudang Garam mematuhi ketentuan yang berlaku, mendukung langkah yang diambil pemerintah untuk menyampaikan kepada konsumen dewasa tentang berbagai aspek kesehatan dan rokok, dan melakukan penjualan ritel dengan penuh tanggung jawab. Kami tidak mengizinkan penjualan rokok kepada anak-anak.

    Menurut kami, konsumen dewasa berhak memilih produk yang mereka inginkan, dan kami terus mengupayakan masukan tentang kualitas produk, standar produksi, dan tingkat kepuasan konsumen. Ketersediaan produk Gudang Garam di pasar tetap terjaga berkat pelaksanaan sejumlah program, di antaranya kunjungan ke pasar/pelanggan, riset pasar secara rutin, dan perbaikan di bidang logistik dan distribusi.

    Bahan baku dan kegiatan usahaharga tembakau naik secara cukup signifikan pada tahun 2011, sebagai akibat kondisi cuaca yang tidak menentu pada tahun 2010 di wilayah perkebunan tembakau dan kemudian berimbas pada hasil panen. Gangguan cuaca juga terjadi di wilayah penghasil cengkeh pada tahun 2011 sehingga harga pernah mencapai kisaran Rp 220.000/kg dalam dua belas bulan terakhir. Guna mengantisipasi ketersediaan dan terus meningkatnya harga, kami melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah besar selama tahun berjalan. Belanja modal mencapai Rp 1,7 triliun terutama untuk keperluan pemeliharaan rutin harian dan tahunan, serta untuk penggantian mesin dan peralatan yang ada di fasilitas produksi kami di Kediri dan Gempol. Aset tetap meningkat Rp 783 miliar, dan Rp 183,6 miliar di antaranya untuk pembangunan gedung baru di Jakarta yang akan digunakan sebagai tempat berkantornya tim pemasaran dan brand management, serta departemen dan unit usaha lainnya.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    18

    Board activitiesThe Board of Directors continued to meet both formally and from day to day during the year to undertake routine management of the operations of the company. These included the completion of the annual business plan and objectives, risk assessment and reviews of market and economic conditions, as well as monitoring performance against targets and in accordance with regulatory reporting requirements throughout the year. Directors attended trade seminars, consultations with professsional advisors and communication with customers and retailers in the supply chain, to ensure they remained informed of market conditions and key sector issues. Members of the Board of Directors and the Board of Commissioners are appointed and discharged in the General Meeting of Shareholders. The rights and obligations of both Boards are stipulated in the Companys articles of association.

    For and on behalf of the Board of Directors

    Susilo wonowidjojoPresident Director.

    ThE REPORT OF ThE BOARD OF COMMISSIONERS

    Kegiatan Dewan Komisaris dan DireksiDireksi melaksanakan pertemuan baik formal maupun informal sepanjang tahun 2011 untuk membahas pengelolaan usaha Perseroan. Kegiatan Direksi mencakup penyusunan rencana dan target usaha tahunan, penilaian risiko dan kajian kondisi pasar dan perekonomian, serta pemantauan kinerja Perseroan berdasarkan target dan ketentuan pelaporan lainnya. Direksi menghadiri seminar dagang, berkonsultasi sesuai dengan kebutuhan, serta berkomunikasi sampai ke tingkat konsumen dan pengecer untuk mendapatkan informasi terkini tentang kondisi pasar dan topik atau permasalahan yang relevan. Direksi dan Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. hak maupun kewajiban Dewan Komisaris dan Direksi tercantum dalam anggaran dasar Perseroan.

    Untuk dan atas nama Direksi

    Susilo wonowidjojoPresiden Direktur

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    19LAPORAN DEWAN KOMISARIS

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    20 managements discussion of financial condition and results of operations

    penjelasan manajemen tentang kondisi keuangan & hasil usaha

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    21

    Overview

    Sales growth of 11 per cent in 2011 to Rp 41.88 trillion was substantially attributed to greater pricing power, with volume growth at 1.1 per cent year on year.

    Market share has eased, as the focus remains on delivering profitability and the protection of margins which have continued to show steady improvement over the last three years. Effective price increases were backed by brand promotion and market presence. The improvement in sales revenues relative to manufacturing costs, operating expenses, and well-contained finance costs have been the main drivers for boosting bottom line earnings which increased 18 per cent to Rp 4.96 trillion.

    Tinjauan

    Penjualan/pendapatan usaha meningkat 11% pada tahun 2011 menjadi Rp 41,88 triliun, terutama karena kenaikan harga dan pertumbuhan volume sebesar 1,1% dibanding tahun sebelumnya.

    Pangsa pasar sedikit menurun karena fokus Perseroan pada upaya mempertahankan profitabilitas dan marjin, yang selama tiga tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan. Penerapan kenaikan harga jual selama tahun 2011 berjalan efektif karena dukungan promosi dan kesiapan distribusi. Peningkatan penjualan/pendapatan usaha yang secara relatif lebih baik ketimbang pertumbuhan beban produksi, beban usaha, dan beban pinjaman, menjadi faktor utama naiknya laba Perseroan sebesar 18% menjadi Rp 4,96 triliun.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    22

    Income Statement

    Sales/operating revenueSales grew 11.1 per cent to Rp 41.88 trillon (2010: 14.3 per cent to Rp 37.69 trillion) mainly due to price adjustments. Average prices increased by 9 per cent for SKM being over 84 per cent of total volumes (83 per cent in 2010) and by 10 per cent for SKT. Sales volume increased 1.1 per cent to 68.6 billion sticks compared with 5.7 per cent growth in the previous year to 67.9 billion sticks. In the product mix SKM sales volumes were 2 per cent higher at 57.7 billion sticks with some slight reduction in volumes for SKT to 10.9 billion sticks from 11.3 billion sticks in 2010.

    Cost of Sales increased 10.2 per cent, to Rp 31.8 trillion and Gross Profit was 14.3 per cent higher at Rp 10.1 trillion (2010: 24 per cent higher at Rp 8.8 trillion). Gross margin continued to improve up from 23.5 per cent in 2010 to 24.2 per cent, taking into account purchases of excise duty, amounting to Rp 22.3 trillion or 70 per cent of total cost of sales. Raw materials costs increased 16.4 per cent to Rp 7.58 trillion, with higher prices mostly for tobacco and cloves.

    Profit before income tax Please note in line with new PSAK No. 1 (Revised 2009) effective 2011, all Other income (Expenses) items, being mainly finance-related, have been grouped under Operating Expenses. In consequence, the Operating Profit line previously reported, is no longer stated in the audited financial statements. For continuity, the Operating Profit and Operating Profit Margin on a like for like basis, are shown in the Ten Year Financial highlights on page 8-9.

    MANAGEMENTS DISCUSSION OF FINANCIAL CONDITION AND RESULTS OF OPERATIONS

    Laporan Laba Rugi

    Penjualan/pendapatan usahaPenjualan naik 11,1% menjadi Rp 41,88 triliun (2010: 14,3% menjadi Rp 37,69 triliun) dikarenakan terutama oleh penyesuaian harga jual. harga jual rata-rata mengalami kenaikan sebesar 9% untuk produk SKM, yang kontribusinya lebih dari 84% terhadap total volume penjualan Perseroan (83% pada tahun 2010), dan sebesar 10% untuk produk SKT. Pada tahun 2011, volume penjualan meningkat 1,1% menjadi 68,6 miliar batang sementara pada tahun 2010 naik 5,7% menjadi 67,9 miliar batang. Dilihat dari bauran produk, volume penjualan SKM naik 2% menjadi 57,7 miliar batang sedangkan volume penjualan SKT mengalami sedikit penurunan dari 11,3 miliar batang pada tahun 2010 menjadi 10,9 miliar batang pada tahun 2011.

    Beban pokok penjualan naik 10,2% menjadi Rp 31,8 triliun, dan laba kotor naik 14,3% menjadi Rp 10,1 triliun (2010: naik 24% menjadi Rp 8,8 triliun). Marjin laba kotor terus mengalami kenaikan, dari 23,5% pada tahun 2010 menjadi 24,2%, dan pembelian pita cukai mencapai Rp 22,3 triliun atau 70% dari jumlah beban pokok penjualan. Beban bahan baku meningkat 16,4% menjadi Rp 7,58 triliun; kenaikan ini disebabkan naiknya harga pembelian, terutama untuk tembakau dan cengkeh.

    Laba sebelum pajak penghasilan Berdasarkan ketentuan PSAK No. 1 (Revisi 2009) baru yang mulai diberlakukan pada tahun 2011, semua komponen Pendapatan (Beban) lain-lain, kini dikelompokkan dalam Beban Usaha. Oleh karena itu, Laba Usaha tidak lagi disajikan tersendiri dalam laporan laba rugi konsolidasian yang telah diaudit. Walaupun demikian, untuk mempertahankan konsistensi, Laba Usaha dan Marjin Laba Usaha tetap kami sajikan dalam Data Keuangan Pokok di halaman 8-9, menggunakan cara perhitungan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    23

    Profit before tax rose 17.5 per cent to Rp 6.61 trillion. Operating expenses, comprising selling, general and administrative expenses were 9 per cent higher year on year (2010: 54 per cent higher). The bulk of additional resources and personnel are now in place following the changes initiated in distribution in 2009. Although not on the same scale as the marketing promotions surrounding the 2010 World Cup, we continued to support our brands with advertising and event sponsorships and these were included in selling expenses, which increased 11 per cent to Rp 2.03 trillion. General and administrative expenses increased 7 per cent to Rp 1.3 trillion comprising employee compensation, up 8 per cent to Rp 599 billion, reflecting the expanding role of the distribution arm, further office representation and ongoing improvement programmes for logistics and market reach, plus systems for data collection and analysis.

    Interest expenses, were moderately higher - by 6 per cent to Rp 253 billion. For much of the year our average utilization of borrowing facilities was broadly in line with the level of just over Rp 2 trillion reported at the close of 2010. Raw materials purchases after the harvest in August were significantly higher than evident for the past two years, requiring an increase in borrowing requirement to Rp 6.16 trillion during the last four months of the year. Increased cash flow from the solid improvement in sales over the year helped contain the level of finance related expenses.

    The Rupiah, relative to the US Dollar, continued to appreciate steadily from the previous year until August, after which the US Dollar strengthened, however foreign exchange related costs were not material on overseas sourcing of spare parts and selected materials. Exports remained at about five per cent of total sales revenues. ProfitProfit rose to Rp 4.96 trillion, a healthy increase of 18 per cent for the year. Strong pricing power, backed by brand promotion has proven highly effective in supporting margins. Profit attributable to owners of the Company rose by 18 per cent to Rp 4.89 trillion, and earnings per share for the year were Rp 2,544 (2010: Rp 2,155).

    ANALISA DAN PEMBAhASAN OLEh MANAJEMEN ATAS KONDISI KEUANGAN DAN KINERJA OPERASIONAL

    Laba sebelum pajak meningkat 17,5% menjadi Rp 6,61 triliun. Beban usaha yang mencakup beban penjualan, beban umum dan administrasi, mengalami peningkatan sebesar 9% dari tahun sebelumnya (2010: naik 54%). Penambahan personil dan sumber daya lain dalam jumlah yang cukup signifikan telah terjadi seiring dengan perubahan struktur distribusi yang dimulai pada tahun 2009. Meski tidak segencar kegiatan seputar Piala Dunia 2010, pengenalan produk tetap dijalankan melalui serangkaian penayangan iklan dan sponsor acara. Biaya-biaya ini dibukukan sebagai beban penjualan yang meningkat sebesar 11% menjadi Rp 2,03 triliun. Beban umum dan administrasi meningkat sebesar 7% menjadi Rp 1,3 triliun, diantaranya karena kenaikan kompensasi karyawan sebesar 8% menjadi Rp 599 miliar. Kenaikan kompensasi karyawan sejalan dengan ekspansi distribusi, penambahan staf kantor, dan berjalannya program perbaikan logistik, pemasaran, serta pengadaan sistem pengumpulan dan analisa data.

    Beban bunga sedikit meningkat, sebesar 6%, menjadi Rp 253 miliar. Di awal tahun sampai dengan lebih dari separuh waktu 2011, fasilitas kredit yang diambil Perseroan tidak jauh berbeda dengan angka penutupan tahun 2010, yaitu sedikit di atas Rp 2 triliun. Karena nilai pembelian bahan baku setelah panen di Agustus secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dua tahun terakhir, maka Perseroan menaikkan penggunaan fasilitas kredit pada empat bulan terakhir tahun 2011, hingga mencapai Rp 6,16 triliun pada akhir tahun. Beban pinjaman tahun 2011 tetap berada pada tingkat yang diinginkan karena naiknya penerimaan kas hasil penjualan.

    Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sempat menguat hingga bulan Agustus 2011, namun kemudian melemah. Meski demikian, rugi kurs dari transaksi pengadaan suku cadang dan sejumlah bahan dari luar negeri tidaklah material. Penjualan ekspor masih menyumbang sekitar 5% dari total penjualan/pendapatan usaha Perseroan. LabaLaba naik hingga Rp 4,96 triliun atau 18% pada tahun 2011. Marjin tetap baik karena didukung oleh strategi harga dan promosi. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan/Entitas Induk naik 18% menjadi Rp 4,89 triliun, sehingga laba per saham Perseroan untuk tahun 2011 mencapai Rp 2.544 (2010: Rp 2.155).

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    24

    Financial Position

    AssetsCurrent asset growth was the most significant change year to year, being the substantial addition to inventory, up from Rp 20 trillion at the close of 2010 to Rp 28 trillion at reporting date mostly due to raw material price and volume increases. The largest element represented purchases of tobacco and cloves, with finished goods inventory up Rp 550 billion, purchases of excise duty ribbons higher by Rp 340 billion and goods in process up by Rp 405 billion. Cash on hand at year end amounted to Rp 1 trillion, providing sufficient liquidity for day to day needs with total receivables higher at Rp 938 billion, including related parties, as business growth has continued.

    Additions to fixed assets of Rp 783 billion, represented additional machinery and equipment for production purposes, together with progress on new office premises in Jakarta, deducted by current year depreciation.

    Capital expendituresThere were no major capital expenditures other than replacements, routine maintenance and repairs during the year, and disbursements for the new building in Jakarta.

    LiabilitiesFinancing facilities are in place with a number of leading banks for routine working capital needs and to maintain a prudent level of liquidity at all times to meet commitments as and when they arise. Facilities are on a revolving short-term basis, with interest periods of 1 to 3 months and the option to rollover, effect partial payments or full payments, as required.

    The higher level of short-term loans of Rp 6.16 trillion at year-end (2010: Rp 2.68 trillion) relates to higher working capital needs, specifically raw material purchases and was utilized at this level during the last four months of the year. Interest rates were generally lower, from a range of about 7.65 per cent to 12.25 per cent in 2010 to 7.00 per cent to 8.25 per cent over the course of 2011, as initial fears of rising inflation receded and gave way to stimulus measures to encourage domestic growth.

    MANAGEMENTS DISCUSSION OF FINANCIAL CONDITION AND RESULTS OF OPERATIONS

    Posisi Keuangan

    AsetPerubahan paling signifikan yang kami catat tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya adalah kenaikan aset lancar, karena meningkatnya nilai persediaan dari Rp 20 triliun pada akhir tahun 2010 menjadi Rp 28 triliun pada tanggal pelaporan, sebagai akibat naiknya harga beli dan volume bahan baku. Komponen terbesar kenaikan persediaan adalah pembelian tembakau dan cengkeh, naiknya nilai barang jadi sebesar Rp 550 miliar, naiknya nilai persediaan pita cukai dan PPN sebesar Rp 340 miliar, dan naiknya nilai barang dalam pengolahan sebesar Rp 405 miliar. Saldo kas pada akhir tahun sebesar Rp 1 triliun cukup untuk mendanai operasional Perseroan. Seiring pertumbuhan usaha, saldo piutang, termasuk piutang dari pihak berelasi, mengalami kenaikan menjadi Rp 938 miliar pada akhir tahun.

    Penambahan aset tetap sebesar Rp 783 miliar adalah karena pengadaan mesin dan peralatan produksi, serta pembangunan gedung kantor baru di Jakarta, dikurangi dengan penyusutan tahun berjalan.

    Belanja modalPerseroan tidak membukukan belanja modal dalam jumlah besar di luar peremajaan aset, pemeliharaan dan perbaikan rutin untuk tahun ini, dan pembangunan gedung baru di Jakarta.

    KewajibanPerseroan memanfaatkan fasilitas kredit dari sejumlah bank untuk modal kerja rutin dan untuk menjaga likuiditas, agar Perseroan dapat memenuhi komitmen yang ada pada waktunya. Fasilitas kredit adalah berupa pinjaman bergulir jangka pendek 1 hingga 3 bulan, yang dapat diperpanjang dan dilunasi sebagian atau seluruhnya sesuai kebutuhan.

    Saldo pinjaman jangka pendek pada penutupan tahun meningkat menjadi Rp 6,16 triliun (2010: Rp 2,68 triliun) karena Perseroan memerlukan tambahan modal kerja, khususnya untuk pembelian bahan baku yang nilainya secara signifikan lebih tinggi pada empat bulan terakhir 2011. Tingkat bunga yang dikenakan kepada Perseroan secara umum menurun, dari kisaran 7,65% hingga 12,25% pada tahun 2010, menjadi 7,00% hingga 8,25% pada tahun 2011. Penurunan tingkat bunga lebih disebabkan oleh terkendalinya inflasi dan stimulus Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan di dalam negeri.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    25

    The increase in excise duty and VAT payables, up 9.9 per cent to Rp 5.5 trillion is broadly in line with the increase of excise purchased and the increase of tariff. Trade payables to third parties, up from Rp 343 billion to Rp 1,475 billion at reporting date, represented amounts due for raw material purchases. equityTotal equity increased 15 per cent to Rp 24.55 trillion (2010: 16 per cent to Rp 21.32 trillion). At the same time, the equity attributable to owners of the Company increased by an almost similar percentage to Rp 24.40 trillion (2010: 16 per cent to Rp 21.20 trillion). This took account of profit retained, after outgoing dividend payments to shareholders/owners. The Debt to Equity ratio increased to 59 per cent (2010: 44 per cent), well within the range maintained over past years.

    CashflowNet cash flow from operating activities for 2011 was a small negative balance of Rp 90 billion (2010: Rp 2,873 billion). Cash received from customers amounted to Rp 41,864 billion an increase of 11 per cent while cash paid to suppliers of Rp 39,932 billion increased by 20 per cent, mainly for tobacco and clove purchases to replenish inventory and to employees.

    Rp 1,828 billion was invested in acquiring fixed assets mainly replacement plant and equipment and payments for the development of an additional building in Jakarta.

    Cash from financing activities was generated by loan drawings of Rp 6,288 billion with repayments of short-term loans totaling Rp 2,807 billion. Dividend payments amounted to Rp 1,727 billion. The closing cash at year-end decreased from Rp 1,249 billion to Rp 1,095 billion.

    DividendAt the Annual General Shareholders meeting June 24th 2011 a resolution to declare a dividend to the owners of the Company of Rp 1,693 billion, representing Rp 880 per share, was approved and distributed from 2010 earnings in line with stated company dividend policy, which allows for dividend of 20 per cent to 40 per cent of net income to be declared. All proposed resolutions to shareholders in respect of dividend payments take full account of the current cash flow of the company, the level of capital expenditure, gearing plus the availability and cost of financing from banks. Dividends declared in 2010 amounted to Rp 1,250 billion, representing Rp 650 per share.

    ANALISA DAN PEMBAhASAN OLEh MANAJEMEN ATAS KONDISI KEUANGAN DAN KINERJA OPERASIONAL

    Kenaikan utang cukai dan PPN sebesar 9,9% menjadi Rp 5,5 triliun sejalan dengan kenaikan jumlah persediaan cukai dan PPN, dan kenaikan tarif. Utang usaha Perseroan kepada pihak ketiga, yang naik dari Rp 343 miliar menjadi Rp 1.475 miliar, adalah untuk pembelian bahan baku. ekuitasEkuitas Perseroan naik 15% menjadi Rp 24,55 triliun (2010: 16% menjadi Rp 21,32 triliun). Sementara itu, ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan/Entitas Induk naik dengan persentase yang hampir sama menjadi Rp 24,40 triliun (2010: 16% menjadi Rp 21,20 triliun). Kenaikan ini berasal dari laba yang ditahan setelah dikurangi dengan pembayaran dividen kepada pemegang saham atau pemilik. Rasio Utang terhadap Ekuitas meningkat menjadi 59% (2010: 44%), tidak jauh berbeda dibandingkan dengan rasio pada tahun-tahun sebelumnya.

    Arus kasPenerimaan kas bersih dari aktivitas operasi tercatat minus Rp 90 miliar (2010: Rp 2.873 miliar). Penerimaan kas dari penjualan mencapai Rp 41.864 miliar atau naik 11%, sementara pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan tercatat sebesar Rp 39.932 miliar atau naik 20%, terutama untuk pembelian tembakau dan cengkeh, dan juga untuk pembayaran kepada karyawan.

    Perusahaan menginvestasikan dana sebesar Rp 1.828 miliar untuk perolehan aset tetap - sebagian besar untuk penggantian mesin dan peralatan serta untuk pembangunan gedung baru di Jakarta.

    Kas dari aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan pinjaman sebesar Rp 6.288 miliar, dan untuk pelunasan pinjaman jangka pendek sebesar Rp 2.807 miliar. Pembayaran dividen berjumlah Rp 1.727 miliar. Saldo kas pada akhir tahun turun dari Rp 1.249 miliar menjadi Rp 1.095 miliar.

    DividenRapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 24 Juni 2011 menyetujui pembagian dividen untuk pemilik entitas induk sebesar Rp 1.693 miliar, atau Rp 880 perlembar saham, yang diambil dari laba tahun 2010 dan masih sesuai dengan kebijakan pembagian dividen, yaitu sebesar 20% hingga 40% dari laba bersih Perseroan. Semua usulan berkaitan dengan pembagian dividen yang diajukan kepada pemegang saham dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi arus kas, rencana belanja modal, rasio utang terhadap ekuitas, serta ketersediaan dan tingkat bunga pinjaman. Dividen yang dibagikan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 1.250 miliar atau Rp 650 per lembar saham.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    26 operations

    Kegiatan operasional

    Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    26

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    27

    Market performance and trendsBased on purchases of excise duty for the entire cigarette sector, industry sales volumes were up 9.3 per cent in 2011 to 319 billion sticks, with kretek cigarettes accounting for 94 per cent of the total and white cigarette sales the remaining 6 per cent. The leading growth category was machine made (SKM) at 12 per cent to 203 billion sticks, while hand made (SKT) sales volumes increased by 4.4 per cent to just over 97 billion sticks. White cigarette sales volumes grew at a rate of 4.5 per cent, but lost market share to the other categories.

    For the third successive year SKM production has gained proportionately in the overall mix between machine made and hand rolled kretek and it is clear that this is being driven by a shift towards SKM LTN, or the light and mild kretek variants. This shift also reflects, to a certain degree, increased spending power a capability to bridge the gap between SKT and SKM prices. however it should be noted the highest rise in SKM LTN consumption, according to market survey findings (see next page), happened among the lower priced ranges, a trend also evident in the SKM full flavour category, but at a lower growth rate.

    Gudang Garam, with a wide product range and significant machine made capacity as well as room for growth in SKT production remains well positioned to manage such changes in the market. Our productivity and precision in automated systems, is suited to accommodate different formulations, filters and variations, including low tar, low nicotine cigarettes. The traditions of hand made kretek are clearly still of great value to local communities and we remain flexible to adjust to suit market demand.

    Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    Kinerja pasar dan trenBerdasarkan data pembelian pita cukai untuk keseluruhan jenis rokok, volume penjualan industri rokok naik 9,3% pada tahun 2011 menjadi 319 miliar batang; dimana prosentase rokok kretek mencapai 94%, sementara rokok putih sebesar 6%. Kenaikan terbesar dibukukan oleh SKM, yakni sebesar 12% menjadi 203 miliar batang; sedangkan volume penjualan SKT naik 4,4% menjadi 97 miliar batang. Volume penjualan rokok putih meningkat 4,5%, namun terjadi penurunan pangsa pasar.

    Proporsi angka produksi SKM dibandingkan SKT selama tiga tahun berturut-turut terus membesar karena konsumen kian banyak yang beralih ke jenis rokok SKM LTN. Fakta ini sedikit banyak juga menandai peningkatan daya beli konsumen. Namun perlu diberi catatan bahwa sesuai temuan survei pasar (lihat halaman berikut), produk SKM LTN yang mencatat kenaikan tertinggi adalah produk dengan harga yang lebih murah. Tren serupa terjadi pada produk SKM Full Flavour (SKM FF) meskipun kenaikannya tidak setinggi kategori SKM LTN.

    Dengan keragaman produk dan memadainya kapasitas produksi SKM, serta masih terbukanya peluang untuk meningkatkan produksi SKT, Gudang Garam memiliki kemampuan untuk mengakomodir perubahan yang terjadi di pasar. Tingkat produktivitas dan sistem otomatisasi produksi presisi tinggi yang dimiliki Perseroan mendukung penciptaan produk yang berbeda formulasi dan filter, serta variatif, termasuk untuk produk rendah tar rendah nikotin. Permintaan rokok kretek buatan tangan jelas masih tinggi, dan kami siap memenuhi dan mengikuti pertumbuhan pasar.

    27

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    28

    Market survey findingsMarket research findings underpinned our own field experience; overall sector volume growth estimated at 8.3 per cent in the survey compares favourably with 9.3 per cent volume growth cited earlier, and based on purchases of excise duty. Against this backdrop, the SKM LTN which represents the largest market segment of the total market, has accelerated from an overall rate of volume growth of about 14 per cent for 2010 to 23 per cent in 2011.

    Examining the trends across three different pricing ranges for SKM LTN shows some interesting variations. The ranges comprise high being priced over Rp 9,000, medium at Rp 6,000-9,000 and low being the cheapest at less than Rp 6,000 per pack.

    SKM LTN being the largest category at 35 per cent of total cigarette volumes, enjoyed fastest growth, rising by 76 per cent year on year in the low priced segment and 43 per cent in the medium category indicating stronger interest in the light and mild variant among low and middle income adults. A relatively low growth rate in the high priced ranges is indicative of the fact that the majority of higher income earners have already switched to SKM LTN. The next largest category SKM full flavour (SKM FF) at 29 per cent of the total market showed highest growth being 16 per cent in the low price segment, again underpinning a switch from SKT as consumer preferences change. SKT growth, contributing 28 per cent of total market volume, showed its highest growth rate in the high price range, but at only 6 per cent, indicating growth among the higher income earners.

    OPERATIONS

    Temuan survei pasarhasil survei pasar konsisten dengan fakta yang sebelumnya kami temukan; secara keseluruhan, pertumbuhan volume industri rokok diperkirakan sebesar 8,3%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan angka pertumbuhan yang sebelumnya kami sebutkan yaitu sebesar 9,3%, yang dihitung berdasarkan data pembelian cukai. Pertumbuhan industri rokok tersebut diwarnai oleh kenaikan volume SKM LTN, yang merupakan segmen terbesar, secara signifikan dari sekitar 14% pada tahun 2010 menjadi 23% pada tahun 2011.

    Mempelajari pertumbuhan SKM LTN secara lebih mendalam, patut dicatat variabilitas yang menarik di antara tiga rentang harga. Tercatat ada tiga rentang harga, rentang harga tinggi adalah di atas Rp 9.000, yang sedang adalah Rp 6.000-9.000 dan yang rendah adalah kurang dari Rp 6.000 per bungkus.

    SKM LTN dengan pangsa pasar terbesar dan mencapai 35% dari total volume industri rokok, mengalami pertumbuhan paling signifikan yaitu sebesar 76% di segmen harga rendah dan 43% di segmen harga sedang. Ini mengindikasikan bahwa varian SKM LTN kian menarik minat konsumen dewasa berpendapatan rendah dan menengah. Namun demikian, pertumbuhan produk SKM LTN di segmen harga tinggi tidak sesignifikan dua segmen di bawahnya karena mayoritas konsumen yang berpenghasilan tinggi telah beralih ke SKM LTN sebelumnya. Kategori terbesar selanjutnya yakni SKM FF, yang pangsa pasarnya adalah 29%, juga mencetak pertumbuhan paling signifikan yaitu sebesar 16% di segmen harga murah; yang mengindikasikan peralihan konsumen dari SKT. Di sisi lain, SKT dengan pangsa pasar sebesar 28% mengalami pertumbuhan paling signifikan di segmen harga tinggi, walaupun hanya sebesar 6%. Fakta ini menunjukkan adanya pertumbuhan jumlah konsumen SKT yang berpenghasilan lebih baik.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    29OPERASIONAL

    Gudang Garam salesIn 2011, total sales volumes were up by 1.1 per cent to 68.6 billion sticks. SKM sales were 2 per cent higher at 57.7 billion sticks. SKT volume growth dipped 4 per cent to 10.9 billion sticks. The brand Surya Professional Mild in the SKM LTN category launched late 2010 showed very promising first full year performance and is continuing to win acceptance in the market. A new brand with distinctive packaging, Surya16 Exclusive was launched in December 2011.

    Production and operations Routine replacement and maintenance capital expenditures were undertaken during the year. Raw materials inventories were 45 per cent higher year on year with replenishment at significantly higher prices after poor harvests in 2010 affected availability of tobacco and clove shortages were experienced. Current stocks remain adequate for our needs in the foreseeable future.

    Human ResourcesEmployee levels reduced by over 3 per cent during 2011 to 44,669 (versus gains of 5 per cent in 2010 to 46,189 employees) as a number of retirements took place among local hand rollers in Kediri. Recruitment in previous years was sufficient to cover the retirements and we will monitor our needs for the future. Surya Madistrindo, the distribution subsidiary has completed its major recruitment activity. Training programmes, internal and external courses for manufacturing equipment continued routinely.

    Penjualan Gudang GaramPada tahun 2011, volume penjualan Perseroan naik 1,1% menjadi 68,6 miliar batang. Volume penjualan SKM naik sebesar 2% menjadi 57,7 miliar batang sedangkan volume penjualan SKT mengalami penurunan sebesar 4% menjadi 10,9 miliar batang. Produk Surya Professional Mild, yang termasuk dalam kategori SKM LTN dan diluncurkan Perseroan pada akhir tahun 2010, memperlihatkan kinerja penjualan yang baik sepanjang tahun 2011 dan semakin mendapatkan tempat di pasar. Surya 16 Exclusive, sebuah produk baru dengan disain kemasan yang unik dan berbeda dengan produk kami yang sudah ada, diluncurkan pada bulan Desember 2011.

    Kegiatan produksi dan operasi Sepanjang tahun 2011, Perseroan melaksanakan penggantian dan perawatan rutin mesin dan peralatan. Persediaan bahan baku naik sebesar 45% karena tingginya harga beli menyusul kurangnya pasokan akibat kegagalan panen tahun 2010. Persediaan bahan baku Perseroan memadai untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan panjang. Sumber Daya ManusiaJumlah karyawan pada akhir tahun 2011 menurun sebanyak 3% menjadi 44.669 orang (pada akhir tahun 2010 bertambah sebanyak 5% menjadi 46.189 orang) karena sejumlah karyawan produksi SKT memasuki masa purna karya. Rekrutmen karyawan yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya memadai untuk mengantisipasi hal ini dan kami akan terus memantau kebutuhan sumber daya manusia di masa mendatang. Surya Madistrindo, anak perusahaan yang bergerak di bidang distribusi telah menyelesaikan sebagian besar aktivitas perekrutan karyawannya. Program pelatihan, kursus internal dan eksternal tentang cara pengoperasian dan pemeliharaan mesin produksi secara rutin kami laksanakan.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    30 risk management

    manajemen risiko

    Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    30

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    31

    An overview of major risks and company policy

    Financial risksTo avoid exposure to foreign exchange rate movements, the company maintains a preference to undertake financing in Rupiah.

    Foreign exchange exposure does arise from time to time in periodical purchases of machinery/equipment from overseas suppliers and, to lesser degree, from the routine procurement of imported raw materials such as filter material, flavours, and spare parts. Such exposure is for relatively short durations and is partially mitigated by export proceeds in foreign currency. The extent of the exposure is also small, taking into consideration the scale of the financial operations of the company, in its entirety.

    Financing requirements are primarily for working capital purposes and met through revolving short-term credit facilities obtained from several domestic and foreign banks on a one-year basis. All credit facilities are annually reviewed and are renewable subject to consent from both parties. The amounts drawn down and the relative interest periods directly correlate to the funding requirements and money market conditions. Interest periods are generally for 1 to 3 months and at the end of each period the company has the option to repay or rollover for further period. The company is exposed to market fluctuations of interest rates prevailing at the time of any drawdown as well as at any rollover date.

    Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    Sekilas tentang risiko utama dan kebijakan risiko

    Risiko keuanganUntuk menghindari risiko gejolak nilai tukar valuta asing, Perseroan mempertahankan kebijakan untuk melakukan pendanaan dalam Rupiah.

    Risiko nilai tukar valuta asing terjadi dari waktu ke waktu, khususnya saat dilakukan pengadaan peralatan/mesin dari luar negeri; dan dalam skala yang lebih kecil, dari pengadaan rutin bahan baku pembantu impor, misalnya filter, perasa, serta suku cadang. Risiko ini berjangka relatif pendek dan sebagian dapat dieliminasi dengan hasil penjualan ekspor dalam mata uang asing. Dampak dari risiko nilai tukar valuta asing relatif kecil jika dibandingkan dengan skala keuangan Perseroan secara keseluruhan.

    Kebutuhan pendanaan terutama adalah untuk modal kerja, yang dipenuhi dari fasilitas pinjaman jangka pendek dari sejumlah bank lokal dan asing. Seluruh fasilitas pinjaman ditinjau setiap tahun dan dapat diperbaharui dengan persetujuan kedua belah pihak. Jumlah dan periode pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan pendanaan dan kondisi pasar uang. Periode bunga pinjaman pada umumnya adalah 1 hingga 3 bulan dan pada akhir periode bunga, Perseroan memiliki opsi untuk melunasi atau memperpanjang pinjaman tersebut. Perseroan menghadapi risiko pergerakan suku bunga di pasar karena suku bunga untuk setiap pinjaman ditetapkan pada tanggal penarikan dan perpanjangan pinjaman tersebut.

    31

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    32

    Supply risksA substantial level of inventory is maintained in order to minimize the impact of any fluctuations in availability of raw materials. Weather conditions affect the outcome of the harvest of the primary raw materials, being tobacco and cloves. The purchases of these materials made each year are taken with a view as to the quality, quantity and price at harvest time and the existing inventory levels held. The overriding objective is to maintain stability of the quality and the cost of raw materials. As at reporting date, tobacco and clove inventory increased 44 per cent to Rp 21.1 trillion (2010: up 15 per cent to Rp 14.6 trillion).

    Receivable risksReceivables are short term, in general less than one month and well spread over a large number of customers in the retail value chain, with no undue concentrations. Management believes that all receivables are collectible at reporting date.

    Regulatory change and inherent risksWe recognize and expect further changes in the regulation of advertising by the tobacco sector an impact of equal significance for all producers. We firmly support responsible retailing and do not condone under age smoking. We believe the enhancements we have made in the distribution and marketing of our products will be effective in support of sales and will ensure our products are fresh and readily available in the market for the convenience of our adult customers. We will continue to monitor the situation and the developments with regard to draft Government regulations on the safety of tobacco products.

    We are routinely attuned to changes in the method and application of excise duty, which, dependent upon their extent have a varying impact on our operations and the market at large. We give careful consideration to such changes, however this is a risk factor not confined to Gudang Garam, but applicable to the entire industry.

    RISK MANAGEMENT MANAJEMEN RISIKO

    Risiko pasokanPerseroan memiliki tingkat persediaan yang memadai untuk memperkecil dampak yang mungkin ditimbulkan oleh naik turunnya ketersediaan bahan baku di pasar. Kondisi cuaca sangat mempengaruhi hasil panen bahan baku utama yaitu tembakau dan cengkeh. Pengadaan bahan baku setiap tahun dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas, kuantitas, harga, dan tingkat persediaan Perseroan. Tujuan yang ingin dicapai Perseroan adalah stabilitas kualitas dan biaya bahan baku. Pada akhir tahun 2011, persediaan tembakau dan cengkeh meningkat sebesar 44% menjadi Rp 21,1 triliun (2010: meningkat 15% menjadi Rp 14,6 triliun).

    Risiko piutangPiutang Perseroan pada umumnya berjangka pendek kurang dari sebulan dan tersebar di sejumlah pelanggan yang ada di mata rantai distribusi, sehingga tidak terjadi konsentrasi yang tidak semestinya. Manajemen berkeyakinan bahwa semua piutang yang ada pada tanggal laporan keuangan dapat tertagih.

    Perubahan peraturan dan risiko terkaitPerseroan menyadari akan adanya pengetatan dalam periklanan rokok yang dampaknya tentunya akan dirasakan oleh semua produsen. Kami dengan tegas mendukung penjualan rokok secara bertanggungjawab dan tidak membenarkan penjualan rokok kepada orang yang belum dewasa. Kami percaya pembenahan yang kami lakukan di distribusi dan pemasaran akan mendukung penjualan secara efektif dan memastikan produk kami selalu tersedia bagi konsumen dan layak untuk dikonsumsi. Kami akan terus memantau situasi dan perkembangan seputar rancangan peraturan pemerintah tentang pengamanan penggunaan produk tembakau.

    Perseroan juga memantau dengan seksama perubahan ketentuan cukai pada industri rokok yang dapat berpengaruh pada operasi Perseroan dan pemasaran produk rokok secara luas. Dampak dari risiko ini tidak hanya relevan untuk Perseroan namun juga untuk industri rokok secara keseluruhan.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    33

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    34 corporate social responsibility

    tanggung jawab sosial perusahaan

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    35

    Our Corporate social responsibility programmes are local, community-focused and relief based.

    BackgroundGudang Garams business values, based upon on the founders philosophy, provide a solid foundation for best practice in good corporate governance and have continued to guide management in fulfilling corporate responsibility to all stakeholders, including employees and the surrounding community.

    Gudang Garams founding principles, known as the Catur Dharma, encompass timeless and ever relevant values including harmony and respect for one another, the value of hard work, honesty and diligence, attention to health and faith and the recognition of mutual cooperation regarding employees as partners in business. We are committed to carry out our social responsibility and to contribute to community development. We participate and collaborate regularly with our neighbouring communities and regard the implementation of our social responsibility, both as an investment for the future, and as an opportunity to ensure both company and community will grow together and support each other.

    CommunityThe management recognises that Gudang Garam has achieved its current position with support from the surrounding community and as such there is an ongoing need to maintain this relationship through social activities that create harmony and provide synergy with local government social welfare activity. Programmes in cooperation with local foundations and orphanages, help provide children with uniforms and basic necessities. We supported a house renovation programme for local communities in Kediri, known as Bedah Rumah. In addition funds were provided for installing a water pipeline to deliver clean water supplies for better public health in Kediri.

    Program pengembangan masyarakat dan penanggulangan bencana

    Latar belakangGudang Garam tumbuh dan berkembang besar berdasarkan falsafah pendiri Perusahaan yang kemudian menjadi dasar tata kelola perusahaan yang baik. Nilai-nilai tersebut dijadikan panduan untuk senantiasa memenuhi tanggung jawab Perseroan kepada segenap pemangku kepentingan, termasuk kepada karyawan dan masyarakat sekitar.

    Gudang Garam memegang teguh falsafah Catur Dharma, yang tidak lekang oleh waktu, yaitu:1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi

    masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah

    prasyarat kesuksesan3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan

    kerjasama dengan orang lain4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama

    Kami percaya bahwa tidak ada perusahaan yang dapat berdiri sendiri dan berkelanjutan tanpa menjadi bagian dari masyarakat yang lebih luas dalam melakukan aktivitas usahanya. Kami aktif berpartisipasi dalammengelola bisnis yang selaras dengan lingkungan dan memandang bahwa implementasi tanggung jawab sosial merupakan investasi untuk masa depan dan juga kesempatan untuk memastikan agar Perseroan dan masyarakat dapat tumbuh bersama dan saling mendukung.

    MasyarakatKami menyadari bahwa Gudang Garam dapat mencapai posisi saat ini berkat dukungan dari masyarakat sekitarnya. Untuk itu, Perseroan menganggap perlu untuk mempertahankan hubungan ini melalui kegiatan sosial yang menciptakan keharmonisan dan sinergi dengan kegiatan sosial pemerintah daerah setempat. Perseroan memberikan bantuan kepada anak-anak binaan sejumlah yayasan dan panti asuhan, seperti membagikan seragam sekolah, bahan kebutuhan pokok serta bantuan lain yang bermanfaat bagi masyarakat. Gudang Garam menjadi sponsor program Bedah Rumah, dengan merenovasi rumah warga di Kediri. Perseroan juga mendanai kegiatan pengadaan air bersih dengan memasang pipa air untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Kediri.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    36

    educationGudang Garam supports the education infrastructure by donating school desks, chairs and bookshelves, opening internship opportunities to high-school and university students, and welcoming comparative studies/academic visits from various educational institutions. The Gudang Garam English Camp for The Junior high School, is an English scholarship programme for secondary level students to enable them to speak English more fluently. One hundred fifty students from five junior high schools in Kediri benefited from this programme during the year.

    ReligionReligious events contribute to maintaining peace and harmony through the acceptance of all religious beliefs within the local community. Gudang Garam provides support for a broad range of activities organized by local religious associations, and as part of our longstanding annual involvement, Gudang Garam contributes to renovation work for places of worship as needs and opportunities arise. Breaking the fast (Buka Puasa) at all levels during the fasting month is carried out with all community leaders and government officials, religious leaders, local security and defense forces.

    environment As the state of the environment is of increasing concern, Gudang Garam continues to provide support for local communities to promote cleanliness, and healthy living conditions and other facilities to create and maintain a greener approach to living and the environment.

    SportOver the years Gudang Garam has been actively supporting local sport programs, in particular table tennis and basketball. Athletes were sponsored to participate in local, regional and overseas sporting events.

    Health careIn 2011 a total of 953 Gudang Garam employees volunteered for blood donation programmes managed by the Indonesian Red Cross. The company also provided support for Islamic circumcision ceremonies for 412 boys, mainly from orphanages and Islamic boarding schools. Under a team of doctors and hospitals, a free health care and treatment program was organized in Kediri for about 1,001 residents of local villages.

    CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

    PendidikanGudang Garam memberikan bantuan sarana sekolah seperti seragam, meja, kursi dan lemari buku, serta membuka kesempatan magang bagi pelajar dan mahasiswa, serta melayani kunjungan akademis/studi banding dari berbagai institusi pendidikan. Pada tahun 2011, Perseroan menyelenggarakan kegiatan English Camp for The Junior High School, sebuah program beasiswa Bahasa Inggris yang ditujukan bagi para siswa sekolah di tingkat SLTP agar mereka mampu berbahasa Inggris dengan lebih fasih. Sebanyak 150 pelajar dari lima SMPN di Kota Kediri mendapat manfaat dari program ini.

    Kegiatan keagamaanSelain pendidikan, Perseroan juga kerap berpartisipasi dalam menjaga tali silaturahmi yang terjalin dengan baik antar umat beragama khususnya di wilayah Kediri. Gudang Garam terus mendukung berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh paguyuban keagamaan setempat dan terus memberikan bantuan untuk sarana peribadatan dan prasarana lainnya. Selama bulan Ramadhan, Perusahaan tetap aktif berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan keagamaan seperti kegiatan buka puasa bersama seluruh lapisan masyarakat, mulai dari para pemimpin masyarakat, pemuka agama dan pejabat pemerintah termasuk aparat keamanan setempat.

    Lingkungan hidup dan alam sekitarKondisi lingkungan perlu semakin dicermati, dan untuk itu Gudang Garam terus mendukung upaya masyarakat meningkatkan kebersihan lingkungan dan memperbaikikondisi kesehatan. Perseroan juga menyumbangkan berbagai fasilitas untuk menciptakan sekaligus memelihara lingkungan sekitar dan alam yang lebih hijau.

    Olah ragaSelama bertahun-tahun Gudang Garam banyak memberikan bantuan untuk penyelenggaraan program olah raga di daerah, terutama tenis meja dan bola basket. Selain itu Perseroan juga menjadi sponsoruntuk olahragawan yang mengikuti turnamen di tingkat daerah maupun kabupaten dan di luar negeri.

    Pelayanan kesehatanPada tahun 2011, 953 orang karyawan Gudang Garam ikut menyumbangkan darah dalam program yang diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia. Perseroan juga menyelenggarakan khitanan masal yang diikuti 412 anak yang mayoritas berasal dari panti asuhan, pondok pesantren dari keluarga tidak mampu. Dengan bantuan tim dokter dan rumah sakit, Gudang Garam menyelenggarakan program pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis bagi sekitar 1.001 warga desa di Kediri.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    37TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAhAAN

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    38 corporate governance

    tata kelola perusahaan

    The Board of Commissioners and Board of Directors of Gudang Garam approach governance through best practices in professional, accountable management of every aspect of the company as the means to strengthen the companys competitive position.

    Board of CommissionersThe Board of Commissioners is a non-executive body representing the interests of all shareholders of the company with role to monitor the management of the company. The Board consists of a minimum of three members, one of whom is appointed as President Commissioner. Members of the Board of Commissioners are appointed for a period of five years by the General Meeting of Shareholders.

    Yudiono Muktiwidjojo and Frank W. van Gelder serve as independent members of the Board of Commissioners in line with capital market regulations.

    Currently, the Board of Commissioners of PT Gudang Garam Tbk consists of four individuals.

    Board of DirectorsThe company operates under the leadership and management of the Board of Directors, consisting of a minimum of three members, one of whom is appointed as President Director. Directors are appointed for a period of five years with the approval of General Meeting of Shareholders.

    Members of the Board of Directors may not hold any other position which has the potential to cause conflict of interest with the company or which violates the companys statutes, except with the agreement of the Board of Commissioners, which is obliged to report such exceptions to the General Meeting of Shareholders.

    PT Gudang Garam Tbks Board of Directors consisted of six individuals at reporting date.

    Dewan Komisaris dan Direksi Gudang Garam mendukung penerapan praktek tata kelola perusahaan yang baik dan bertanggung jawab dalam setiap aspek perusahaan untuk senantiasa memperkuat daya saing Perseroan.

    Dewan KomisarisDewan Komisaris adalah badan non-eksekutif yangmewakili kepentingan seluruh pemegang saham dan berperan mengawasi manajemen Perseroan. Dewan Komisaris beranggotakan sedikitnya tiga orang anggota, di mana salah seorang di antaranya diangkat sebagai Presiden Komisaris. Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

    Yudiono Muktiwidjojo dan Frank W. van Gelder ditunjuk menjadi Komisaris Independen Perseroan sesuai peraturan pasar modal.

    Saat laporan ini dibuat, Dewan Komisaris PT Gudang Garam Tbk. beranggotakan empat orang.

    DireksiPerseroan dipimpin dan dikelola oleh Direksi yang beranggotakan sedikitnya tiga orang; salah seorang di antaranya ditunjuk menjadi Presiden Direktur. Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

    Anggota Direksi tidak diperbolehkan merangkap jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan Perseroan atau bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan, kecuali atas persetujuan Dewan Komisaris dan hal tersebut wajib dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

    Saat laporan ini dibuat, Direksi PT Gudang Garam Tbk. beranggotakan enam orang.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    39

    The Board of Commissioners held quarterly meetings to discuss strategic policy and realization. There were meetings of the Directors every quarter and coordination meetings among departments every month.

    There are regular meetings between Commissioners and Directors whenever necessary to take immediate decisions. During the year the attendance of Board of Commissioners and Board of Directors was nearly 100 per cent while in routine day to day meetings their attendance among Board members was on average above 80 per cent.

    RemunerationRemuneration of the Board of Commissioners is determined by the Board of Directors. The Board of Commissioners is consulted with regard to the Board of Directors remuneration.

    In 2011 and 2010 the aggregate remuneration of the Board of Commissioners and the Board of Directors was Rp 43,318 million and Rp 40,818 million respectively.

    Audit CommitteeThe Audit Committee is a committee appointed by and responsible to the Board of Commissioners. The Audit Committee consists of independent parties and is chaired by Frank W. van Gelder, an Independent Commissioner and comprises of two other members, Jusuf halim, an experienced accountant and Bambang Susilo who also has a professional background in accounting.

    The Committees primary objective is to assist the Board of Commissioners in ensuring good corporate governance practices are adhered to and adequate corporate controls are maintained.

    Dewan Komisaris melaksanakan rapat berkala setiap triwulan untuk membahas kebijakan strategis dan realisasinya. Pertemuan anggota Direksi dijadwalkan setiap triwulan sedangkan pertemuan koordinasi kerja antar direktorat terkait dilakukan setiap bulan.

    Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi dapat dilakukan setiap saat bilamana ada hal-hal yang segera memerlukan suatu keputusan. Kehadiran anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam pertemuan yang terjadwal hampir 100% sedangkan pertemuan/rapat lainnya terjadi dengan kehadiran rata-rata di atas 80%.

    RemunerasiRemunerasi anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh Direksi sedangkan remunerasi anggota Direksi ditetapkan dengan berkonsultasi dengan Dewan Komisaris.

    Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing berjumlah Rp 43.318 juta dan Rp 40.818 juta.

    Komite AuditKomite Audit adalah komite yang ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Komite Audit terdiri dari pihak-pihak independen dan diketuai oleh Frank W. van Gelder, Komisaris Independen serta dua anggota lainnya, Jusuf halim, seorang akuntan yang berpengalaman dan Bambang Susilo yang juga memiliki latar belakang professional di bidang akuntansi.

    Tugas utama Komite adalah untuk membantu Dewan Komisaris dalam memastikan berjalannya dan terpeliharanya praktek tata kelola perusahaan danpengawasan perusahaan yang memadai.

  • Annual Report 2011 Laporan Tahunan

    40

    In 2011 the Audit Committee (AC) carried out its regular oversight of all financial reports to be issued to external parties including an assessment of the quality of quarterly financial reporting. The AC paid particular attention to all aspects of risk management relating to the operations of the company. The AC maintained its examination of the effectiveness of the audit plan, the reports of internal auditors and worked specifically on strengthening the internal controls in the company. The AC kept close contact with the Independent External Auditor reviewing the execution of their plan of work and their findings.

    In encompassing these specific programmes, the AC maintained its brief on reviewing their applicability within the overall governance standards framework. A number of meetings were held with the Directors, the Commissioners, Internal Auditors and the Independent External Auditor to review and discuss matters rising from audit activity and the implementation of a proper plan of follow-up action on all issues needing attention.

    During 2011, the AC met regularly and reviewed draft full year 2010 financial statements, those for the first quarter, the half-year and the third quarter 2011 financial statements of the company and discussed issues relating thereto with the internal audit department. There were no outstanding or unresolved issues. In addition the Audit Committee met with the independent auditors on reviewing the full year 2011 financial statements. New accounting standards were reviewed and their implementation in respect of the interim financial statements.

    During the year, the AC held eight meetings and their average attendance was 92%.

    CORPORATE GOVERNANCE

    Pada tahun 2011 Komite Audit melaksanakan pengawasan rutin pada seluruh laporan keuangan yang dikeluarkan untuk pihak eksternal termasuk penilaian kualitas pelaporan keuangan 3 bulanan. Komite Auditmemberikan perhatian pada seluruh aspek pengelolaan risiko yang berkaitan dengan operasional Perseroan. Komite Audit tetap melakukan pemeriksaan keefektifan rencana audit, laporan-laporan auditor internal danbekerja secara spesifik untuk memperketat pengawasan internal di perusahaan. Komite Audit tetap menjalin hubungan dengan Auditor Eksternal Independen untuk mengkaji eksekusi rencana kerja serta tindak-lanjut atastemuan-temuan mereka.

    Dalam cakupan program-program spesifik ini, Komite Audit memberikan laporan singkatnya dalam mengkaji penerapan keseluruhan kerangka kerja standar tatakelola. Sejumlah pertemuan telah diadakan dengan Direksi, Dewan Komisaris, Auditor Internal dan Auditor Eksternal Independen untuk mengkaji dan mendiskusikan hal-hal yang timbul dari kegiatan audit dan penerapan rencana tindak lanjut pada setiapmasalah yang membutuhkan perhatian.

    Sepanjang tahun 2011, Komite Audit mengadakan pertemuan secara rutin dan mengkaji draft laporan keuangan tahun 2010 maupun laporan keuangan kuartal pertama, laporan keuangan tengah tahunan dan laporan keuangan kuartal ketiga 2011, serta mendiskusikan berbagai masalah yang terkait dengan departemen audit internal. Tidak terdapat permasalahan yang masih berjalan atau belum diselesaikan. Sebagai tambahan, Komite Audit mengadakan pertemuan dengan pihak auditor independen dalam penelaa