gambaran kebutuhan psikologis remaja … · collection was carried out by giving a projective...
TRANSCRIPT
GAMBARAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS REMAJA
PENYANDANG TUNA RUNGU DIUNGKAP DENGAN
THEMATIC APPERCEPTION TEST (T.A.T)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Samira Pelangi Widjanarko
NIM: 099114001
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Indah pada saatNya..
Karya ini aku persembahkan
kepada setiap orang yang ingin dipahami secara psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
GAMBARAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS REMAJA PENYANDANG TUNA
RUNGU DIUNGKAP DENGAN THEMATIC APPERCEPTION TEST (T.A.T)
Samira Pelangi Widjanarko
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan psikologis remaja akhir penyandang
tuna rungu. Pertanyaan utama penelitian ini adalah bagaimana gambaran kebutuhan psikologis remaja
akhir penyandang tuna rungu, dan sub pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana dinamika kebutuhan
(need) dan tekanan (press) remaja penyandang tuna rungu. Subjek berjumlah 3 orang yang berusia
antara 16-18 tahun dengan kriteria tinggal bersama kedua orang tuanya. Pengumpulan data dilakukan
dengan pemberian stimulus projektif berupa tes T.A.T. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
remaja akhir penyandang tuna rungu memiliki kebutuhan akan penerimaan, kebutuhan menyerang
orang lain serta kebutuhan bebas untuk dirinya sendiri. Tekanan yang dimiliki oleh remaja penyandang
tuna rungu adalah perlakuan tidak baik, ketidakmampuan serta kesendirian. Berdasarkan pada
dinamika yang dimiliki oleh remaja penyandang tuna rungu, terlihat bahwa penyandang tuna rungu
cenderung memiliki anxious-ressistant attachment.
Kata Kunci: kebutuhan psikologis, remaja penyandang tuna rungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PSYCHOLOGICAL NEEDS OF DEAF ADOLESCENT ACKNOWLEDGED
BY A THEMATIC APPERCEPTION TEST (TAT)
Samira Pelangi Widjanarko
ABSTRACT
This research is aimed to get to know the psychological needs of young adolescent. The
central question in this research is to describe the psychological needs of deaf adolescent while the
subquestion is how are the dynamics of need press of deaf adolescent. Subjects in this research was 3
persons aged between 16 and 18 years old under the criteria still living with their parents. The data
collection was carried out by giving a projective stimulus based on the TAT test. The result of the test
shows that deaf adolescent have the need of acceptance, the need attacking other people and the need
to free themselves. Deaf adolescent experience the pressure of bad treatment, inability and loneliness.
Based on the dynamics of young deaf adolescents it can be said that they tend to have an anxious-
resistant attachment.
Key words: psychological needs, deaf adolescent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
bimbingan dan rahmat-Nya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar dari Fakultas Psikologis
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan ini penulis hendak
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis,
1. Ibu Dr. Tjipto Susana selaku dosen pembimbing akademik dan dosen
pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan dari awal masa
perkuliahan hingga penulisan skripsi yang akhirnya dapat terselesaikan.
Terima kasih atas kesempatan, diskusi dan nasehat yang telah diberikan.
2. Bapak V. Didik Suryo Hartoko atas bimbingannya melakukan analisis
tematik dan pembahasan. Terima kasih atas diskusi dan ilmu yang
diberikan.
3. Para dosen penguji, Ibu Agnes Indar Etikawati, M.Si, Psi dan Bapak C.
Wijoyo Adinugroho, M.Psi, yang telah meluluskan saya.
4. Ibu Kumoro Wati S.Pd selaku kepala sekolah SLB B Karnnamanohara atas
kesempatan dan diskusinya selama pengambilan data sera ibu Milah yang
selalu membantu dan mendampingi selama pengambilan data.
5. Ketiga subjek beserta orang tua atas partisipasinya dalam penelitian ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih. Kiranya Tuhan memberikan
anugerah yang terbaik dalam menjalani hidup ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Yang berharga dalam hidup saya, Papa, Mama dan Mirko untuk semua
dukungan doa, cinta dan kasihnya yang luar biasa.
7. Separuh jiwa saya, Paulus Narendra Utama atas cinta dan dukungannya
yang luar biasa. Terima kasih atas kesabarannya yang tiada henti dalam
menemani pembuatan skripsi yang lama ini.
8. UNISON Training & Outdoor Activity atas ilmu psikologi terapan dan
kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu saya. Terima kasih sudah
membimbing saya.
9. Ellisa Briyandhani Yuniarti atas waktu dan tenaganya untuk selalu
membantu. Terima kasih selalu memberi masukan dan selalu membuat aku
tertawa.
10. Teman seperjuangan Made Ayu, Odilia Elisetiawati, Francisca Okvi
Widyaningrum dan Fransisca Dina terima kasih atas diskusi dan
dukungannya. Terima kasih atas canda tawa yang selalu ada.
11. Semua pihak yang membantu saya untuk menyelesaikan studi ini, skripsi ini
dan kehidupan ini. Terima kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu untuk kepatutan
skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat membantu siapa pun yang membacanya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv
HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ......................................................................... 7
2. Manfaat Praktis .......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Kebutuhan Psikologis .................................................................... 9
1. Pemahaman tentang Kebutuhan Psikologis ............................... 9
2. Review Literatur tentang Kebutuhan Psikologis ....................... 11
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Psikologis ........ 14
4. Tipe-tipe Kebutuhan .................................................................. 18
5. Dampak Kebutuhan Psikologis .................................................. 24
B. Remaja Tuna Rungu ...................................................................... 24
1. Pengertian Remaja Tuna Rungu ................................................ 24
2. Review Literatur tentang Reamaja Tuna Rungu dan
Permasalahan Psikologis pada Penyandang Tuna Rungu ......... 26
3. Tuna Rungu dalam Tinjauan yang Mendetail ........................... 28
4. Karakteristik Tuna Rungu .......................................................... 30
C. Thematic Apperception Test (T.A.T) ............................................. 33
1. Pengertian Thematic Apperception Test (T.A.T) ....................... 33
2. Review Literatur tentang Thematic Apperception Test (T.A.T) 34
3. Kartu-kartu TAT ........................................................................ 35
4. Analisis Level Tematik .............................................................. 39
D. Kerangka Penelitian ....................................................................... 41
E. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 44
A. Metode Penelitian .......................................................................... 44
B. Fokus Penelitian ............................................................................. 44
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 46
E. Analisis Data .................................................................................. 52
F. Validitas Penelitian ........................................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 54
A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 54
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 54
C. Dinamika Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press)
Subjek 1, 2, dan 3 ........................................................................... 80
D. Pembahasan Penelitian .................................................................. 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 93
A. Kesimpulan .................................................................................... 93
B. Saran .............................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 96
LAMPIRAN ........................................................................................................ 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Kebutuhan Menurut Murray ......................................................... 19
Tabel 2. Contoh Analisi Level Tematik Pada Kartu 13MF ................................... 41
Tabel 3. Panduan Pertanyaan Wawancara Untuk Subjek ...................................... 50
Tabel 4. Panduan Pertanyaan Wawancara Untuk Significan Others Subjek ........ 51
Tabel 5. Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 1 ................. 57
Tabel 6. Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 2 ................. 67
Tabel 7. Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 3 ................. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Dinamika kebutuhan psikologis (need) dan tekanan (press) subjek 1 ....... 85
Gambar 2. Dinamika kebutuhan psikologis (need) dan tekanan (press) subjek 2 ....... 86
Gambar 3. Dinamika kebutuhan psikologis (need) dan tekanan (press) subjek 3 ....... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuna rungu (Deaf) adalah keadaan dimana seseorang mengalami
kerusakan pada indera pendengaran (Suharmini, 2007) yang mengakibatkan (1)
penyandang tidak dapat menyampaikan pikiran perasaan dan kehendak kepada
orang lain; (2) penyandang tidak dapat memahami lingkungan pergaulan karena
sulit untuk mengungkapkan keinginan hati dan mengerti maksud orang lain; (3)
pengetahuan mereka terbatas sehingga sulit untuk memahami berbagai hal; (4)
pikiran mereka kurang berkembang karena perkembangan bahasa mereka yang
terganggu (Sadjaah, 2005). Selain itu, kesulitan dalam memahami bahasa
mengakibatkan penyandang tuna rungu cenderung mengartikan sesuatu secara
negatif atau salah yang sering menjadi tekanan bagi emosinya. Tekanan pada
emosinya ini dapat menghambat perkembangan pribadinya seperti menutup diri,
agresif maupun ragu-ragu (Somantri, 2006).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Hurlock (dalam Sadjaah, 2005) jika
tingkat perkembangan bahasa – bicara berada di bawah rata-rata kualitas usia
“anak mendengar” (hearing children), maka anak akan terus mengalami
hambatan dalam hubungan sosial. Ketika anak-anak sebaya mulai berbicara
menggunakan kata-kata dan seorang anak mengunakan isyarat atau gaya bicara
bayi, maka kesempatan bagi anak tersebut untuk mempelajari keterampilan
bermain akan menghilang serta mengancam penerimaan sosialnya. Kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
seperti ini dapat mengakibatkan reaksi sosial, dimana secara psikologis dapat
mengganggu kepribadian anak.
Sementara itu, Erikson (dalam Alwisol, 2009) mengatakan bahwa masa
remaja merupakan masa krisis. Hal ini dikarenakan pada masa ini remaja
berusaha untuk menemukan indentitas dirinya. Kekacauan indentitas mungkin
terjadi seperti terbaginya gambaran diri, ketidakmampuan membina persahabatan
yang akrab, dan lain sebagainya. Kekacauan identitas yang berlebih dapat
mengakibatkan penyesuaian diri yang patologis dalam bentuk regresi ke
perkembangan sebelumnya.
Penelitian terkait dengan permasalahan perkembangan psikososial anak
penyandang tuna rungu pernah dilakukan Dammeyer (2009). Penelitian ini
menemukan bahwa perkembangan psikososial anak yang mengalami kehilangan
pendengaran 3,7 kali lebih sulit dibandingkan dengan anak yang memiliki
kemampuan pendengaran yang baik. Sementara itu, penelitian mengenai
permasalahan kesehatan mental pernah dilakukan oleh Eldik, Treffers, Veerman,
dan Verhulst (2004). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 41% anak
penyandang tuna rungu mengalami permasalahan emosi atau perilaku atau 2,6
kali dibandingkan dengan hearing children. Selain itu, kecemasan, depresi dan
permasalahan sosial cenderung muncul pada mereka yang berusia antara 12 – 18
dibandingkan dengan mereka yang berusia antara 4 – 11 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Dammeyer (2009) dan Eldik, dkk (2004)
hanya memaparkan permasalahan psikologis pada tuna rungu tanpa
mengeksplorasi lebih dalam kebutuhan-kebutuhan psikologis yang mendasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
munculnya permasalahan-permasalahan psikologis ini. Kebutuhan psikologis
yang tidak terpenuhi dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan psikologis,
seperti tertekan (Murray dalam Hall & Lindzey, 1993). Selain itu, Maslow (dalam
Alwisol, 2009) juga mengungkapkan akibat dari kegagalan pemenuhan kebutuhan
psikologis. Kegagalan memenuhi kebutuhan cinta menjadi sumber hampir semua
bentuk psikopatologi, dan kegagalan memenuhi kebutuhan keamanan dapat
mengakibatkan obsesif-kompulsif.
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran
kebutuhan psikologis remaja penyandang tuna rungu. Alasan peneliti melihat
kebutuhan psikologis sebagi aspek yang penting untuk diteliti karena pada
dasarnya setiap kebutuhan akan menuntut untuk dipenuhi. Menurut Murray, pada
dasarnya setiap tingkah laku seseorang terdorong untuk melakukan pemenuhan
kebutuhan yang muncul. Pemenuhan kebutuhan ini akan membuat seseorang
mendatangkan kondisi yang menenangkan maupun memuaskan. Begitu pula
sebaliknya, kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi akan menimbulkan perasaan
yang mengecewakan hingga kondisi menekan (Hall & Lindzey, 1993). Maka,
kebutuhan-kebutuhan psikologis yang tidak dapat terpenuhi akan menimbulkan
permasalahan-permasalahan psikologis, seperti cemas, depresi.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu terkait dengan kebutuhan
psikologis. Penelitian mengenai kebutuhan psikologis pada remaja penyandang
cerebral palsy pernah dilakukan oleh Widyaningrum (2010). Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, observasi dan tes
projektif: Thematic Apperception Test (T.A.T). Beberapa kebutuhan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menonjol pada remaja cerebral palsy yaitu: need of affiliation, need of
understanding dan need of sentience.
Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Widyaningrum (2010),
diketahui gambaran kebutuhan psikologis subjek. Pada dasarnya, hasil dari
penelitian kebutuhan psikologis pada subjek remaja penyandang cerebral palsy
tidak dapat disamakan terhadap remaja penyandang tuna rungu. Hal ini terjadi
karena perbedaan kondisi yang dialami oleh remaja penyandang cerebral palsy
dibandingkan dengan penyandang tuna rungu.
Penelitian tentang profil kebutuhan remaja penyandang tuna rungu telah
dilakukan oleh Sumampouw dan Setiasih (2003) di Surabaya. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara terhadap guru dan 4
orang tua subjek serta alat tes psikologi Edwards Personal Preferences Scale
(EPPS) dan Standard Progressive Matrices (SPM). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa remaja penyandang tuna rungu memiliki kebutuhan yang menonjol pada
need of autonomy, need of succorance, dan need of exhibition. Selain itu, mereka
juga memiliki need of achievement yang tergolong dalam kategori rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumampouw dan Setiasih (2003)
memiliki beberapa kelemahan dari metode pengumpulan data yang digunakan.
Penggunaan EPPS sebagai alat ukur kebutuhan psikologis hanya mencakup
sebatas 15 kebutuhan saja (Kaplan & Saccuzzo, 2012). Selain itu, EPPS
merupakan tes kepribadian yang bersifat objektif, sehingga memungkinkan
subjek untuk melakukan faking good terhadap respon yang diberikan agar sesuai
dengan norma yang ada di dalam masyarakat (Aiken & Groth-Marnat, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan metode projektif (T.A.T) dalam
mendapatkan data sehingga data yang diperoleh dapat mencakup lebih dari 15
kebutuhan dan lebih mendalam serta menghindari faking good. Selain itu,
penggunaan metode projektif (T.A.T) dapat digunakan untuk melihat tema-tema
yang sering muncul pada subjek serta mengungkap informasi berkaitan dengan
kebutuhan, tekanan, emosi, perasaan sentimen, kerumitan dan konflik yang
dialami subjek (Aiken & Groth-Marnat, 2009; Anastasi & Urbina, 1998).
Ditambah lagi, Sumampouw dan Setiasih (2003) menggunakan kuesioner untuk
mendapatkan data demografis serta latar belakang subjek. Hal ini dinilai peneliti
kurang dapat menggali informasi secara mendalam. Oleh karena itu, peneliti akan
melakukan wawancara tertulis semi terstruktur terhadap subjek serta wawancara
langsung terhadap significan others untuk mendapatkan informasi yang lebih
mendalam mengenai diri subjek.
A. Reber dan Reber (2010) mengatakan bahwa cara paling efektif untuk
melihat kebutuhan psikologis seseorang adalah dengan menggunakan alat tes
projektif Thematic Apperception Test (T.A.T). Selain itu, untuk kebutuhan klinis
dan asesmen, T.A.T sering digunakan oleh klinisi karena dapat mengungkap hal-
hal yang tidak disadari, terutama berkaitan dengan need dan press. T.A.T
merupakan salah satu tes projektif dengan metode analisis isi, dimana subjek
diminta untuk menceritakan kejadian dalam kartu yang dirancang secara ambigu
(Bellak & Abrams, 1997).
Dari sebuah penelitian dengan menggunakan T.A.T yang dilakukan
terhadap seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun, terungkap bahwa remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tersebut mengalami banyak gangguan penyimpangan seksual. Ia juga
menunjukkan gejala schizophrenia yang meliputi halusinasi, ketertarikan pada
ilmu hitam dan paranoid grandiosity (Pam & Rivera, 1995). Selain itu, T.A.T
dapat memantulkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh
remaja dalam cerita-ceritanya. Seorang remaja putri berusia 16,5 tahun diberikan
dua kali tes T.A.T dalam selisih jangka waktu 8 bulan. Dalam jangka waktu 8
bulan, remaja putri tersebut mengalami beberapa perubahan yang terlihat dalam
perbandingan cerita-cerita T.A.T-nya. Meskipun cerita-cerita T.A.T-nya sangat
mirip, namun ceritanya mengalami perubahan tone menjadi lebih bahagia, lebih
damai, dan memiliki usaha untuk menjadi independen yang memungkinkannya
untuk menjadi sukses, serta memiliki hubungan heteroseksual (Bellak, Levinger,
Lipsky, 1948).
Oleh karena setiap kebutuhan akan menuntut untuk dipenuhi, dan
Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) mengatakan bahwa kebutuhan yang tidak
dapat dipenuhi akan membuat seseorang menjadi kecewa dan tertekan, maka
penelitian ini penting untuk dilakukan terhadap penyandang tuna rungu yang
memiliki kesulitan dalam berkomunikasi (Sadjaah, 2005). Selain itu, Erikson
(dalam Alwisol, 2009) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa krisis,
dimana remaja berusaha untuk menemukan indentitas dirinya. Kekacauan
identitas yang berlebih dapat mengakibatkan penyesuaian diri yang patologis
dalam bentuk regresi ke perkembangan sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti
ingin meneliti mengenai kebutuhan psikologis remaja penyandang tuna rungu
dengan menggunakan metode projektif T.A.T. Dengan menggunakan T.A.T,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dapat diketahui tema-tema yang sering muncul pada subjek serta mengungkap
informasi berkaitan dengan kebutuhan, tekanan, emosi, perasaan sentimen,
kerumitan dan konflik yang dialami subjek. Hal ini dikarenakan dalam penelitian
sebelumnya, Sumampouw dan Setiasih (2003) menggunakan alat tes psikologis
EPPS sebagai alat ukur kebutuhan psikologis, dimana EPPS hanya mencakup 15
kebutuhan saja dan memungkinkan subjek untuk melakukan faking good.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada apa yang telah dipaparkan diatas, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran kebutuhan psikologis yang
dimiliki oleh remaja penyandang tuna rungu?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebutuhan
psikologis remaja penyandang tuna rungu .
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
wawasan pengetahuan dan pemahaman ilmu psikologi, terutama psikologi
kepribadian dan psikologis perkembangan mengenai kebutuhan psikologis
(need) dan tekanan (press) pada remaja penyandang tuna rungu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Manfaat Praktis
a. Gambaran mengenai kebutuhan psikologis yang dimiliki oleh remaja
penyandang tuna rungu diharapkan dapat membantu para penyandang
tuna rungu lebih memahami dirinya.
b. Penelitian ini juga bermanfaat bagi keluarga para penyandang tuna
rungu agar dapat lebih menyadari mengenai kebutuhan-kebutuhan
psikologis yang dimiliki para penyandang tuna rungu sehingga dalam
upaya melakukan pemenuhan kebutuhan psikologis dapat memberikan
bantuan agar kebutuhan psikologis para penyandang tuna rungu dapat
terpenuhi secara maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuhan Psikologis
1. Pemahaman tentang Kebutuhan Psikologis
Menurut Murray (dalam Alwisol, 2009), pemahaman diri harus
dilakukan secara personal. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang
semuanya memiliki pengaruh yang sama dalam menentukan perilaku. Setiap
perilaku individu, perlu dipahami dengan fungsi lainnya. Oleh karena itu,
setiap individu memiliki perilakunya sendiri sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhannya sendiri.
Kebutuhan-kebutuhan ini saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Hal ini dikarenakan tidak ada kebutuhan yang berdiri sendiri
dan setiap kebutuhan memiliki kekuatan yang berbeda. Ada kebutuhan
tertentu yang perlu dipuaskan sebelum kebutuhan lainnya, misalnya orang
harus terbebas dari sakit, lapar dan haus sebelum berusaha memuaskan
kebutuhan memahami atau bermain. Ada kebutuhan yang berlawanan dengan
kebutuhan lainnya, misalnya kebutuhan otonomi berkonflik dengan kebutuhan
afiliasi. Ada kebutuhan yang bergabung dengan kebutuhan lainnya, misalnya
agresi mungkin bergabung dengan dominan. Ada juga kebutuhan menjadi
bagian dari kebutuhan lain sehingga dalam beroperasi memudahkan
kebutuhan lainnya, misalnya kebutuhan merendah mungkin melayani
kebutuhan afiliasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Kebutuhan menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993; Alwisol,
2009) merupakan suatu konstruk pada bagian otak yang memiliki suatu
kekuatan dan mengatur beberapa hal seperti persepsi, apersepsi, konasi dan
mengubah situasi yang ada dan yang tidak memuaskan. Kebutuhan dapat
langsung dibangkitkan melalui proses internal tertentu, tetapi lebih sering
dibangkitkan oleh pengaruh lingkungan. Kebutuhan menunjukkan dirinya
dengan mengarahkan individu untuk mendapatkan atau menghindari,
mengarahkan perhatian dan merespon tekanan-tekanan tertentu. Setiap
kebutuhan biasanya dibarengi oleh perasaan atau emosi tertentu yang khas
dan memiliki cara tertentu untuk mengekspresikannya. Kebutuhan dapat
bersifat lama atau sementara. Biasanya, kebutuhan bertahan lama dan
memunculkan serangkaian perilaku yang mengubah situasi awal menjadi
situasi yang menenangkan atau memuaskan individu tersebut.
Adanya kebutuhan dapat disimpulkan dari: (1) hasil akhir dari
tingkah laku, (2) pola-pola khusus dari tingkah laku, (3) perhatian dan respon
yang terjadi terhadap kelompok stimuli tertentu, (4) ekspresi terhadap suasana
emosi tertentu, (5) ekspresi kepuasan atau ketidakpuasan pada hasil akhir,(6)
ungkapan atau laporan subjektif mengenai perasaan, maksud dan tujuan (Hall
& Lindzey, 1993; Alwisol, 2009).
Berdasarkan pada definisi kebutuhan psikologis diatas, kebutuhan
merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang dimiliki oleh setiap individu
yang memiliki suatu kekuatan dan mengatur beberapa hal seperti persepsi,
apersepsi, konasi dan mengubah situasi yang ada dan yang tidak memuaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Kebutuhan dapat muncul dari proses internal maupun eksternal. Pada
dasarnya, dalam diri individu terdapat banyak kebutuhan psikologis dan
kebutuhan-kebutuhan psikologis tersebut saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi sesuai dengan kekuatan dari masing-masing kebutuhan
tersebut. Secara umum, kebutuhan merupakan faktor penentu dari munculnya
suatu tingkah laku tertentu. Kebutuhan yang dapat dipuaskan akan membawa
individu pada situasi yang menenangkan, sebaliknya bila kebutuhan tidak
dapat dipuaskan, individu akan merasa tertekan.
2. Review Literatur tentang Kebutuhan Psikologis
Terdapat beberapa penelitian terdahulu terkait dengan kebutuhan
psikologis. Penelitian mengenai kebutuhan psikologis pada remaja
penyandang cerebral palsy penah dilakukan oleh Widyaningrum (2010).
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kebutuhan-kebutuhan psikologis
pada remaja penyandang cerebral palsy serta melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan psikologis. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, observasi dan tes projektif:
Thematic Apperception Test (T.A.T). Peneliti melibatkan 4 subjek yang
berusia antara 15-18 tahun. Dari hasil penelitian diperoleh beberapa
kebutuhan yang menonjol yaitu: need of affiliation, need of understanding dan
need of sentience. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
psikologis remaja cerebral palsy antara lain keinginan dari dalam diri serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
penerimaan dan perlakuan dari lingkungan sekitar baik orang tua, guru
maupun teman.
Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Widyaningrum (2010),
diketahui gambaran kebutuhan psikologis subjek. Pada dasarnya, hasil dari
penelitian kebutuhan psikologis pada subjek remja penyandang cerebral palsy
tidak dapat digeneralisasikan terhadap penderita tuna rungu. Hal ini
dikarenakan perbedaan kondisi yang dialami oleh remaja penyandang
cerebral palsy dibandingkan dengan remaja penyandang tuna rungu.
Penelitian tentang profil kebutuhan remaja tuna rungu telah
dilakukan oleh Sumampouw dan Setiasih (2003) di Surabaya. Tujuan dari
penelitian ini adalah melihat profil kebutuhan remaja tuna rungu.
Pengumpulan data dilakukan terhadap 13 remaja tuna rungu dengan
menggunakan kuesioner dan wawancara terhadap guru dan 4 orang tua
subjek. Selain itu, peneliti juga menggunakan tes psikologi Edwards Personal
Preferences Scale (EPPS) dan Standard Progressive Matrices (SPM).
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa remaja tuna rungu memiliki
kebutuhan yang menonjol pada need of autonomy, need of succorance, dan
need of exhibition. Selain itu, mereka juga memiliki need of achievement yang
tergolong dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil analisa dari wawancara
dengan orang tua subjek, need of autonomy, need of succorance, dan need of
exhibition cenderung menonjol pada remaja tuna rungu karena remaja tuna
rungu cenderung mendapatkan bantuan, perlindungan dan kekhawatiran yang
berlebihan dari orang tua. Hal ini membuat remaja tuna rungu menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tergantung pada keluarga. Selain itu, dijelaskan juga bahwa kondisi tersebut
menyebabkan remaja tuna rungu merasa terkekang, ingin merasakan
kebebasan dan mencapai keinginan-keinginan mereka sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumampouw dan Setiasih (2003)
memiliki beberapa kelemahan dari metode pengumpulan data yang
digunakan. Penggunaan EPPS sebagai alat ukur kebutuhan psikologis hanya
mencakup sebatas 15 kebutuhan saja (Kaplan & Saccuzzo, 2012). Selain itu,
EPPS merupakan tes kepribadian yang bersifat objektif, sehingga
memungkinkan subjek untuk melakukan faking good terhadap respon yang
diberikan agar sesuai dengan norma yang ada di dalam masyarakat (Aiken &
Groth-Marnat, 2009). Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan metode
projektif (T.A.T) dalam mendapatkan data sehingga data yang diperoleh dapat
mencakup lebih dari 15 kebutuhan dan lebih mendalam serta menghindari
faking good. Selain itu, penggunaan metode projektif (T.A.T) dapat
digunakan untuk melihat tema-tema yang sering muncul pada subjek serta
mengungkap informasi berkaitan dengan kebutuhan, tekanan, emosi, perasaan
sentimen, kerumitan dan konflik yang dialami subjek (Aiken & Groth-Marnat,
2009; Anastasi & Urbina, 1998). Ditambah lagi, Sumampouw dan Setiasih
(2003) menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data demografis serta
latar belakang subjek. Hal ini dinilai peneliti kurang dapat menggali informasi
secara mendalam. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan wawancara
terhadap subjek serta significan others untuk mendapatkan informasi yang
lebih mendalam mengenai diri subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Munculnya Kebutuhan Psikologis
Berdasarkan pemahaman Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993;
Alwisol, 2009) mengenai kebutuhan psikologis, Murray membuat dinamika
psikologis dimana kebutuhan psikologis dipengaruhi oleh:
a. Tekanan (Press)
Tekanan merupakan faktor penentu dari perilaku yang efektif
dan penting dalam lingkungan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
tekanan merupakan suatu sifat atau atribut dari lingkungan atau seseorang
yang memudahkan atau menghalangi seseorang dalam usahanya
memenuhi kebutuhannya. Murray mengatakan, “Tekanan suatu objek
ialah apa yang dapat dilakukan oleh objek itu terhadap subjek atau untuk
subjek – daya yang dimiliki oleh objek untuk mempengaruhi
kesejahteraan subjek dengan cara tertentu”.
Murray membagi tekanan menjadi dua, yaitu: beta press
(tekanan beta) dan alpha press (tekanan alfa). Beta press merupakan
objek-objek dari lingkungan sebagaimana sebjek mempersepsikan atau
menginterpretasikannnya, sedangkan alpha press merupakan sifat-sifat
dari objek-objek lingkungan itu seperti pada kenyataannya. Misalnya
sepasang suami istri sepulang kerja, suami bercerita mengenai rapat yang
sangat menekan dengan pimpinannya. Dia merasa istrinya tidak
memperhatikannya dan menyimpulkan bahwa istrinya tidak mendukung
masalahnya. Kesimpulan yang dilakukan oleh suami, bahwa istrinya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mendukung masalahnya disebut dengan tekanan beta. Pada kenyataannya,
istri memang hanya mendengarkan secara sepintas, bukan karena dia tidak
memperhatikan suaminya tetapi karena dia memikirkan pengumuman
yang dilakukan presiden perusahaannya bahwa dirinya dan sejawat
eksekutif lainnya akan terkena pemotongan gaji. Sebelumnya, pasangan
ini pernah menjumlah pendapatan mereka berdua agar memungkinkan
bagi suami untuk mendirikan perusahaan sendiri dan istri itu takut
memberitakan berita buruk tersebut kepada suaminya. Perhatian istri yang
terpecah merupakan tekanan alfa dalam situasi ini, dimana suami
menangkapnya menjadi tekanan beta: tidak mendukung.
Daftar tekanan dengan peristiwa-peristiwa yang dialami selama
masa kanak-kanak:
1) Tidak ada dukungan keluarga, pertentangan kultural, pertentangan
dalam keluarga, disiplin yang berubah-ubah, orang tua yang
berpisah, ketidakhadiran orang tua: ayah, ibu, kemiskinan,
keluarga tidak tentram
2) Bahaya atu kemalangan, tidak ada dukungan fisik, ketinggian air,
kesendirian, kegelapan, cuaca buruk, kilat, kebakaran, kecelakaan,
bintang
3) Kekurangan atau kehilangan makanan, harta benda, persahabatan,
variasi
4) Penyimpanan, menahan benda-benda
5) Penolakan, tidak peduli dan cemoohan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
6) Saingan, orang seusia yang menunjukkan sikap bersaing
7) Kelahiran saudara kandung
8) Agresi, perlakuan buruk oleh laki-laki lebih tua, wanita lebih tua,
perlakuan buruk oleh orang-orang seusia atau orang-orang seusia
yang sering bertengkar
9) Dominasi, paksaan dan larangan, disiplin, pendidikan Agama
10) Pengasuhan, pemanjaan
11) Pertolongan, tuntutan-tuntutan akan kelembutan
12) Rasa hormat, pujian, penghargaan
13) Afiliasi, persahabatan
14) Seks, kesempatan mengalami rayuan, homoseksual, heteroseksual,
persetubuhan orang tua
15) Penipuan atau pengkhianatan
16) Perasaan rendah diri, fisik, social, intelektual
b. Reduksi Tegangan (Tension Reduction)
Menurut Murray, apabila suatu kebutuhan muncul, individu
akan berada dalam keadaan tegang dan pemuasan kebutuhan akan
membawa individu ke dalam kondisi reduksi tegangan. Seiring dengan
berjalannya waktu, individu belajar untuk memperhatikan objek-objek
serta akan melakukan kembali tindakan yang mengakibat reduksi
tegangan.
Dalam perkembangannya, individu belajar untuk tidak hanya
memberikan respon demi mereduksi tegangan dan mengalami kepuasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
saja, tetapi individu juga belajar untuk memberikan respon yang
mengembangkan tegangan sehingga pada saat mereduksi tegangan,
individu akan mengalami kepuasan yang lebih besar.
c. Tema
Tema merupakan satuan perilaku molar dan saling
mempengaruhi. Tema meliputi keadaan yang menggerakkan tekanan
dan kemudian memunculkan kebutuhan. Tema terjadi ketika kebutuhan
dengan tekanan saling berinteraksi sehingga memungkinan untuk
melihat perilaku secara umum. Dari sini, dapat digambarkan situasi-
situasi yang mendesak atau yang menyebabkan munculnya kebutuhan-
kebutuhan khusus serta akibat yang dimunculkan dari adanya
kebutuhan-kebutuhan ini.
d. Integrasi Kebutuhan
Pada dasarnya kebutuhan tidak memiliki hubungan dengan
objek-objek khusus di lingkungan, namun melalui pengalaman, individu
menghubungkan objek tertentu dengan kebutuhan tertentu. Integrasi
kebutuhan terjadi ketika individu mengintegrasikan antara kebutuhan
dengan pikiran mengenai objek dan tindakan instrumental. Pada keadaan
saat integrasi kebutuhan ada, maka individu akan menggunakan cara
yang semestinya dalam mencari objek untuk melakukan pemenuhan
kebutuhan sesuai dengan gambaran integrasi kebutuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
e. Tema – Kesatuan
Pada dasarnya tema kesatuan merupakan kesatuan antara
kebutuhan dan tekanan yang saling berhubungan yang didapatkan
melalui pengalaman masa kanak-kanak serta memberikan arti dan
kesatuan pada perilaku individu. Tema kesatuan biasanya beroperasi
secara tak sadar. Murray menyebut tema-kesatuan dengan “kunci ke
arah hakikatnya yang unik”.
4. Tipe-tipe Kebutuhan
Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) membedakan tipe kebutuhan
ke dalam lima kelompok, yaitu:
a. Viscerogenic and Psychogenic Needs (Kebutuhan Viskerogenik atau
Kebutuhan Primer dan Kebutuhan Psikogenik atau Kebutuhan
Sekunder)
Kebutuhan viskerogenik merupakan kebutuhan yang
berhubungan dengan organ-organ tubuh terutama berkaitan dengan
kepuasan fisik. Contoh: kebutuhan akan udara, air, makan, seks, laktasi,
kencing dan defekasi. Sedangkan kebutuhan psikogenik merupakan
kebutuhan yang berasal dari kebutuhan viskerogenik dan tidak memiliki
hubungan dengan kepuasan fisik. Contoh: kebutuhan berprestasi,
pengakuan, otonomi, eksibisi, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tabel 1.
Daftar Kebutuhan Menurut Murray
Kebutuhan Batasan Singkat Emosi yang
Terlibat
Press yang
Menyumbang
N Abasement
(merendah)
Tunduk secara pasif
kepada kekuatan eksternal,
merasa bersalah bila orang
lain berbuat kesalahan,
menerima inferioritas,
fitnahan, kesalahan,
kekalahan, menyalahkan
atau membahayakan diri.
Malu
Berdosa
Rendah diri
Agresi
Kekuasaan
orang lain
N Achievement
(berprestasi)
Untuk menyelesaikan
sesuatu yang sulit dan
menarik, menguasai,
mengatasi rintangan, dan
mencapai standar, berbuat
sebaik mungkin, bersaing
mengungguli orang lain.
Semangat
Ambisi
Tugas
Saingan
N Affiliation
(berafiliasi)
Mendekati dan
menyenangi kerjasama
dengan orang lain,
mendapat afeksi dari orang
yang disenangi, menjadi
teman bagi orang lain,
berbaik hati, berbuat
sesuatu bersama dengan
orang lain.
Kepercayaan
Afeksi
Cinta
Empati
Positif: banyak
teman
Negatif: tidak
memiliki teman
N Agression
(menyerang)
Mengatasi oposisi dengan
kekerasan, berkelahi,
membalas penghinaan,
menghukum, melukai,
membunuh, meremahkan,
mengutuk dan memfitnah.
Menyerang pendapat orang
lain, mempermainkan
orang lain.
Marah
Mengamuk
Benci
Agresi
Superioritas
Penolakan
N Autonomy
(mandiri)
Untuk menjadi bebas,
melawan paksaan atau
hambatan, menghindari
kekuasaan orang lain,
mandiri, tidak terikat,
Terhambat
Marah
Positif: toleran,
terbuka
Negatif:
hambatan fisik,
kekuasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menolak kelaziman.
Berdiri sendiri dalam
membuat keputusan,
menghindari urusan dan
campur tangan orang lain.
N
Counteraction
(mengimbangi)
Memperbaiki kegagalan
dengan berjuang lagi,
menghilangkan pelecehan,
mengatasi kelemahan,
menekan takut,
mengembalikan nama baik,
mempertahankan harga
diri.
Kebanggaan
Bersalah
Tuntutan
tanggung jawab
N Defendance
(membela diri)
Mempertahankan diri
terhadap serangan, kritik
dan celaan,
menyembunyikan atau
membenarkan perbuatan
tercela, menyembunyikan
kegagalan, penghinaan.
Malu
Kecemasan
Kecil
Ancaman moral
Beban yang
terlalu berat
N Deference
(menghormati)
Mengagumi dan
menyokong atasan,
memuji, menyanjung.
Menyuruh orang lain
memutuskan sesuatu
mengenai dirinya, tunduk,
menyesuaikan diri dengan
harapan orang lain, berbuat
lebih baik dari contohnya.
Inferioritas
Keamanan
Wibawa
Kekuatan
oraganisasi
N Dominance
(menguasai)
Mengontrol lingkungan
orang lain, mempengaruhi
dengan sugesti, persuasi
atau perintah, membuat
orang lain mengerjakan
apa yang disuruhnya.
Untuk diperlakukan
sebagai pemimpin.
Keyakinan diri
Dikagumi
Inferioritas
orang lain
N Exhibition
(penonjolan
diri)
Untuk mengesankan,
dilihat dan didengar,
membuat orang lain
kagum, bergairah,
terpesona, terhibur,
terkejut, terangsang,
terpikat. Menjadi pusat
Kebanggaan
Superioritas
Ekstasi
Lingkungan
yang toleran
Sanjungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
perhatian, menonjolkan
prestasi, menyatakan
keberhasilannya.
N Harm
Avoidance
(menghindari
bahaya)
Menghindari rasa sakit,
luka, penyakit, kematian.
Melarikan diri dari situasi
bahaya, tindakan
pencegahan. Untuk
melindungi diri sendiri
tanpa mengadakan
perlawanan.
Rasa aman
Kecurigaan
Situasi yang
tidak menentu
Bahaya yang
tersembunyi
N Inavoidance
(menghindari
rasa hina)
Menghindari penghinaan,
keluar dari situasi yang
memalukan, kondisi yang
bisa menimbulkan
pelecehan, makian, ejekan,
atau sikap masa bodoh.
Menahan diri untuk
bertindak karena takut
gagal.
Gamang
Takut
Kekuatan luar
yang kuat dan
tidak dapat
diduga
N Nurturance
(merawat,
memelihara)
Memberi simpati,
membantu, melindungi,
menyenangkan orang lain
yang tidak berdaya atau
bayi atau orang yang
lemah, membantu orang
dalam bahaya. Untuk
mengampuni dan berlaku
dermawan untuk orang
lain.
Kasih sayang
Terharu
Lembut hati
Situasi yang
mengiba
meminta
bantuan
N Order
(teratur)
Membuat semua teratur,
menjaga kebersihan,
susunan, organisasi,
keseimbangan, kerapian,
ketelitian. Untuk berbuat
secara teratur dengan
perencanaan yang cermat
sebelumnya.
Tenang
Tidak terburu-
buru
Disiplin
Kerapian
N Play
(bermain)
Bersenang-senang tanpa
tujuan lain, tertawa dan
berkelakar, relaksasi dari
stress secara
menyenangkan, ikut dalam
permainan, sport, menari,
Gembira
Santai
Tanpa beban
Tugas yang
ringan
Waktu luang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
minum dan berjudi. Untuk
mentertawakan segala hal.
N Rejection
(penolakan)
Memisahkan diri dari
orang yang tidak
disenangi. Mengucilkan,
melepaskan, mengusir,
tidak mempedulikan,
menghina atau
memutuskan hubungan
dengan objek yang tidak
dikehendaki.
Benci
Menghina
Tidak senang
Lingkungan
yang tidak
menguntungkan
N Sentience
(keharuan)
Mencari dan menikmati
kesan yang menyentuh
perasaan. Untuk memiliki
dan menikmati keindahan,
kesempurnaan yang abadi.
Terharu
Ke-Ilahian
Ketenteraman
Keindahan
Ketenangan
N Sex (seks) Membangun hubungan
erotik, nelakukan
hubungan seksual.
Memperoleh rangsangan
fisik dan psikologik,
memuaskan libido.
Terangsang
Cinta
Rangsangan
erotik
N Succorance
(membuat
orang iba)
Mendapat kepuasan
dengan memperoleh
seimpati dari orang lain,
mendekat kepada
pelindungnya, untuk
dinasehati, dimaafkan.
Membuat orang lain
mengerti dan membantu
dirinya.
Kecemasan
Tidak berdaya
Tanpa harapan
Positif: simpati
lingkungan
Negatif: ditolak
lingkungan
N Under-
standing
(memahami)
Menanyakan atau
menjawab pertanyaan
umum, tertarik pada teori,
memikirkan, merumuskan,
menganalisa dan
menggeneralisir. Untuk
memahami apa saja
fenomena yang
merangsang dirinya.
Eksplorasi
Paranoid
Lingkungan
akademik
Diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a. Proactive and Reactive Needs (Kebutuhan Proaktif dan Kebutuhan
Reaktif)
Kebutuhan proaktif adalah kebutuhan yang hampir selalu
ditentukan dari dalam diri. Kebutuhan ini bergerak dengan spontan
sebagai akibat dari sesuatu yang berasal dari dalam diri orang tersebut
bukan akibat dari lingungan. Sedangkan kebutuhan reaktif merupakan
kebutuhan yang digerakkan dari luar diri individu sebagai akibat dari
respon individu terhadap lingkungan.
b. Overt and Covert Needs (Kebutuhan Terbuka dan Kebutuhan Tertutup)
Kebutuhan terbuka merupakan kebutuhan yang nyata, dimana
kebutuhan ini dapat dilihat secara langsung atau segera yang tercermin
dalam tingkah laku motorik. Sedangkan kebutuhan tertutup merupakan
kebutuhan yang laten atau tersembunyi, dimana kebutuhan ini biasanya
dikekang, dihambat atau ditekan yang biasanya muncul dalam bentuk
fantasi atau impian. Kebutuhan tertutup merupakan hasil dari
penginternalisasian superego, dimana superego menentukan perilaku-
perilaku yang pantas atau dapat diterima.
c. Focal and Diffuse Types of Needs (Kebutuhan yang Memusat dan
Kebutuhan yang Menyebar)
Kebutuhan yang memusat berarti kebutuhan yang memiliki
hubungan yang erat dengan objek-objek tertentu, sedangkan kebutuhan
yang menyebar berarti kebutuhan ini bersifat umum yang berlaku hampir
di setiap keadaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Effect and Modal Types of Needs (Kebutuhan Akibat dan Kebutuhan
Modal)
Kebutuhan akibat adalah kebutuhan yang mengarah pada suatu
keadaan yang diinginkan, sedangkan kebutuhan modal adalah
kecenderungan untuk melakukan perilaku-perilaku tertentu demi perilaku
itu sendiri.
5. Dampak Kebutuhan Psikologis
Menurut Murray, pada dasarnya setiap tingkah laku seseorang
terdorong untuk melakukan pemenuhan kebutuhan yang muncul. Pemenuhan
kebutuhan ini akan membuat seseorang berada pada kondisi yang
menenangkan maupun memuaskan. Begitu pula sebaliknya, kebutuhan yang
tidak dapat dipenuhi akan menimbulkan perasaan yang mengecewakan hingga
kondisi menekan (Hall & Lindzey, 1993).
B. Remaja Tuna Rungu
1. Pengertian Remaja Tuna Rungu
Dalam Santrock (2002) masa remaja merupakan masa transisi dari
masa anak-anak menuju masa dewasa. Hurlock (1980) membagi masa remaja
menjadi masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal
berlangsung kira-kira antara usia 13-16 tahun, dan masa remaja akhir
berlangsung antara usia 16-18 tahun. Sementara itu, pemilihan subjek remaja
dilakukan oleh peneliti dengan asumsi bahwa remaja penyandang tuna rungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sudah matang dalam berbahasa dibandingkan dengan anak penyandang tuna
rungu. Atkinson, dkk mengatakan bahwa masa remaja ditandai dengan adanya
pubertas, dimana ditandai dengan pematangan biologis. Pubertas ditandai
dengan pertumbuhan fisik yang cepat serta perkembangan organ reproduksi
secara bertahap dan karakteristk seks sekunder (payudara yang berkembang
pada perempuan, tumbuhnya janggut pada laki-laki).
Sementara itu, Erikson (dalam Alwisol, 2009) mengatakan bahwa
masa remaja merupakan masa krisis. Hal ini dikarenakan pada masa ini
remaja berusaha untuk menemukan indentitas dirinya. Kekacauan indentitas
mungkin terjadi seperti terbaginya gambaran diri, ketidakmampuan membina
persahabatan yang akrab, dan lain sebagainya. Kekacauan identitas yang
berlebih dapat mengakibatkan penyesuaian diri yang patologis dalam bentuk
regresi ke perkembangan sebelumnya.
Menurut kamus psikologi (Reber, A & Reber, 2010) tuna rungu
adalah hilangnya kemampuan mendengar yang berkepanjangan baik sebagian
ataupun total. Multi Salim (dalam Suharmini, 2007) menambahkan
kehilangan kemampuan mendengar yang dikarenakan oleh rusaknya sebagian
atau seluruh organ pendengaran yang mengakibatkan perkembangan bahasa
yang terhambat.
Berdasarkan definisi remaja tuna rungu diatas, dapat dikatakan
bahwa remaja tuna rungu adalah yang sedang mengalami pubertas dan
mengalami kehilangan kemampuan mendengar yang dikarenakan oleh
rusaknya indera pendengaran sehingga menghambat perkembangan bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Review Literatur tentang Remaja Tuna Rungu dan Permasalahan
Psikologis pada Penyandang Tuna Rungu
Penelitian terkait dengan perkembangan psikososial anak tuna rungu
pernah dilakukan Dammeyer (2009) di Denmark. Lima skala dan kuesioner
yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa isyarat, bahasa lisan,
kemampuan mendengar dan kesulitan psikososial diberikan kepada 334 anak
dengan gangguan pendengaran. Dari penelitian ini ditemukan bahwa
perkembangan psikososial anak yang mengalami kehilangan pendengaran 3,7
kali lebih sulit dibandingkan dengan anak yang memiliki kemampuan
pendengaran yang baik. Dalam penelitian ini, penggunaan skala dan
kuestioner dinilai kurang dapat menggali informasi mengenai perkembangan
psikososial anak tuna rungu. Hal ini dikarenakan tidak semua pernyataan di
dalam skala mampu menggambarkan situasi dalam diri subjek dan subjek
diharuskan tetap memberi rating.
Penelitian tentang permasalahan kesehatan mental pernah dilakukan
di Belanda oleh Eldik, Treffers, Veerman, dan Verhulst (2004). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat keoptimalan tugas perkembangan anak
penderita tuna rungu dengan mengetahui jenis dan tingkat permasalahan
emosi atau perilaku yang dialami. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan Child Behavior Checklist (CBCL) yang dilengkapi oleh orang
tua serta checklist data mengenai kondisi sosio-ekonomi dan komunikasi.
Dalam CBCL dapat dilihat permasalahan mengenai internalisasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
eksternalisasi, penarikan diri, keluhan somatisasi, kecemasan atau depresi,
permasalahan sosial, pemikiran dan atensi serta kenakalan dan perilaku agresi.
Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan 238 penderita tuna rungu dengan
rentang usia antara 4 – 18 tahun.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa 41% penderita tuna rungu
mengalami permasalahan emosi atau perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa
penderita tuna rungu 2,6 kali lebih cenderung mengalami permasalahan emosi
atau perilaku dari pada anak-anak normal di Belanda. Permasalahan kesehatan
mental ini muncul karena rendahnya komunikasi antara orang tua dengan
anak. Selain itu, kecemasan, depresi dan permasalahan sosial cenderung
muncul pada mereka yang berusia antara 12 – 18 dibandingkan dengan
mereka yang berusia antara 4 – 11 tahun. sementara itu, penderita tuna rungu
dengan inteligensi yang rendah cenderung memiliki permasalahan sosial,
pemikiran dan perhatian (Eldik, Treffers, Veerman & Verhulst, 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Eldik, dkk (2004) hanya
memaparkan permasalahan psikologis pada tuna rungu tanpa mengeksplorasi
lebih dalam kebutuhan-kebutuhan psikologis yang mendasari munculnya
permasalahan-permasalahan psikologis ini. Kebutuhan psikologis yang tidak
terpenuhi dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan psikologis, seperti
cemas, depresi. Penelitian Eldik, dkk (2004) ini hanya memaparkan
permasalahan psikologis yang dialami oleh penderita tuna rungu yang
disebabkan oleh rendahnya komunikasi antara orang tua dengan anak, tanpa
melihat lebih dalam kebutuhan-kebutuhan psikologis yang mendasarinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Selain itu, penelitian ini memiliki kelemahan dalam metode pengumpulan
data yang menggunakan CBCL yang dilengkapi oleh orang tua. Penggunaan
CBCL kurang efektif untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya pada subjek
karena terdapat kemungkinan pengisian yang tidak sesuai serta pertanyaan
checklist yang kurang mewakili kondisi yang sebenarnya. Ditambah lagi
dengan pengisian checklist yang dilakukan oleh orang tua subjek.
Keberhasilan metode sangat bergantung pada seberapa jauh orang tua
mengenal subjek, sedangkan dalam hasil dijelaskan bahwa komunikasi antara
orang tua dengan anak tergolong rendah.
3. Tuna Rungu dalam Tinjauan yang Mendetail
a. Jenis – jenis Tuna Rungu
Andreas Dwidjosumarto (dalam Somantri, 2006)
mengklasifikasikan jenis tuna rungu berdasarkan pada tarafnya yang dapat
diketahui dengan menggunakan tes audiometris. Klasifikasi untuk
kehilangan pendengaran sebagian (hard of hearing) dibagi menjadi 2,
yaitu:
1) Tingkat I, hilangnya kemampuan mendengar antara 35 sampai 54 dB.
Kondisi ini mengakibatkan penderita perlu melakukan latihan bicara
dan bantuan pendengaran secara khusus.
2) Tingkat II, hilangnya kemampuan mendengar antara 55 sampai 69 dB.
Pada kasus tertentu, penderita perlu bersekolah di sekolahan khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
serta membutuhkan latihan bicara dan bantuan latihan berbahasa
secara khusus.
Sementara itu, kehilangan pendengaran seluruhnya (deaf) dapat
diklasifikan menjadi 2, yaitu:
1) Tingkat III, hilangnya kemampuan mendengar antara 70 sampai 89
dB. Pada tingkat ini, penderita memerlukan layanan pendidikan
khusus.
2) Tingkat IV, hilangnya kemampuan mendengar 90 dB ke atas. Pada
tingkat ini, penderita memerlukan layanan pendidikan khusus.
b. Penyebab Tuna Rungu
Dalam Somantri (2006) penyebab ketunarunguan dibagi menjadi
3 waktu kejadian, yaitu: sebelum dilahirkan, saat dilahirkan dan setelah
kelahiran (post natal).
1) Sebelum dilahirkan:
a) Salah satu atau kedua orang tua menderita atau memiliki gen sel
bawaan sifat abnormal, misalnya dominat genes, recesive gen.
b) Pada masa kehamilan ibu terserang penyakit, sangat riskan terjadi
pada tri semester pertama karena pada saat itu ruang telinga
terbentuk. Penyakit tersebut antara lain rubella, moribili, dll.
c) Pada masa kehamilan ibu meminum terlalu banyak obat, ibu adalah
seorang pencandu alkohol, ibu tidak menginginkan seorang anak
sehingga meminum obat penggugur kandungan. Hal ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengakibatkan anak dalam kandungan keracunan obat-obatan
sehingga menyebabkan ketunarunguan.
2) Saat dilahirkan:
a) Ibu mengalami kesulitan saat melahirkan sehingga persalinan
dibantu dengan penyedotan.
b) Prematur, bayi yang lahir sebelum waktunya.
3) Setelah kelahiran:
a) Anak mengalami infeksi, seperti infeksi pada otak (meningitis),
infeksi umum (difteri, morbili).
b) Anak yang diberi obat-obatan ototoksi.
c) Anak mengalami kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya alat
pendengaran bagian dalam, seperti jatuh.
4. Karakteristik Tuna Rungu
Penderita tuna rungu memiliki karakteristik dan perkembangan yang
berbeda bila dibandingkan dengan orang biasa. Beberapa karakteristik tuna
rungu dalam Somantri (2006) sebagai berikut:
a. Perkembangan Bicara dan Bahasa
Pendengeran berkaitan erat dengan perkembangan bahasa dan
bicara. Akibat dari ketunarunguan, setelah masa meraban, anak tuna rungu
tidak mengalami proses peniruan. Proses peniriuan anak tuna rungu hanya
sebatas peniruan visual saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Dalam kehidupan sehari-hari bahasa merupakan alat komunikasi
yang digunakan manusia dalam melakukan interaksi sosial. Menurut
Depdikbud (dalam Somantri, 2006), bahasa memiliki peran antara lain:
1) Bahasa sebagai alat untuk melakukan interaksi sosial
2) Bahasa untuk mengungkapkan perasaan, kebutuhan dan keinginan
3) Bahasa untuk mengatur dan menguasai tingkah laku orang lain
4) Bahasa untuk bertukar informasi
5) Bahasa untuk mendapatkan pengetahuan
Berdasarkan pada peran bahasa menurut Depdikbud (dalam
Somantri, 2006), perkembangan kemampuan berbahasa dan bicara anak
tuna rungu, sulit untuk mencapai penguasaan bahasa melalui
pendengarannya. Beberapa media komunikasi yang dapat digunakan
antara lain:
1) Menggunakan bicara sebagai alat komunikasi dan membaca ujaran
sebagai sarana menerima informasi, bagi tuna rungu yang mampu
bicara.
2) Menggunakan media tulisan dan membaca sebagai sarana
komunikasi
3) Menggunakan bahasa isyarat
b. Perkembangan Kognitif
Pada dasarnya, anak tuna rungu memiliki potensi inteligensi
yang sama dengan anak normal lainnya, tetapi secara fungsional
perkembangan inteligensi sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berbahasa, keterbatasan informasi dan daya abstraksi. Akibatnya,
ketunarunguan menghambat anak untuk mendapatkan pengetahuan yang
luas sehingga secara fungsional menghambat perkembangan
inteligensinya. Dapat dikatakan bahwa rendahnya tingkat inteligensi anak
tuna rungu bukan karena adanya hambatan intelektual, melainkan tidak
adanya kesempatan bagi fungsi kognitifnya untuk berkembang.
Meskipun demikian, tidak semua aspek inteligensi pada anak
tuna rungu terhambat. Aspek inteligensi yang bersifat verbal adalah yang
perkembangannya terhambat, seperti merumuskan pengertian
menghubungkan, menarik kesimpulan dan meramalkan kejadian. Aspek
inteligensi yang bersifat visual dan motorik biasanya tidak mengalami
hambatan tetapi berkembang lebih cepat.
c. Perkembangan Emosi
Kurangnya pemahaman akan bahasa lisan maupun tulisan sering
membuat anak tuna rungu mengartikan sesuatu secara negatif atau salah
dan terkadang menjadi tekanan bagi emosinya. Tekanan terhadap emosi
ini dapat menjadi penghambat untuk perkembangan pribadinya dengan
menunjukkan sikap menutup diri, berperilaku agresif, maupun bertindak
sebaliknya dengan menunjukkan kebimbangan dan keragu-raguan.
d. Perkembangan Sosial
Manusia adalah makhluk sosial, maka manusia selalu
memerlukan kebersamaan dengan orang lain. Begitu pula dengan anak
tuna rungu, tidak lepas dari kebutuhan ini. Meskipun demikian, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
anak tuna rungu memiliki kekurangan secara fisik, biasanya
mengakibatkan kelainan dalam melakukan penyesuaian diri terhadap
lingkungan. Namun, kelainan penyesuaian diri ini bukan sebagai akibat
dari ketunarunguan itu semata, karena kelainan secara fisik hanya
merupakan variabel dalam kelainan psikologis. Maka, dapat dikatakan
kelainan penyesuaian diri bukan merupakan reaksi langsung, tetapi hanya
akibat reaksi anak dan lingkungan yang tidak memahami keadaannya.
Masyarakat biasanya memandang mereka sebagai individu yang
kekurangan dan menilai mereka sebagai orang yang kurang berkarya.
Karena pandangan masyarakat yang seperti ini, anak tuna rungu merasa
kurang berharga. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan fungsi
sosialnya.
C. Thematic Apperception Test (T.A.T)
1. Pengertian Thematic Apperception Test (T.A.T)
TAT merupakan sebuah alat tes dengan teknik projektif yang
dikembangkan oleh Christina Morgan dan Henry Murray. Pengembangan ini
didasarkan pada fakta bahwa ketika seseorang melakukan interpretasi
terhadap situasi sosial yang ambigu, orang tersebut akan menjawab dengan
menggambarkan kepribadiannya sendiri seolah-olah dia sedang menghadapi
fenomena itu. Dengan menggunakan asumsi bahwa sebuah cerita yang
dikarang seseorang itu mirip dengan buku yang ditulis oleh pengarang,
dimana dalam buku tersebut pembaca dapat mengetahui dan memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pandangan hidup dan karakternya. Oleh karena itu, diciptakanlah TAT yang
merupakan beberapa gambar ambigu yang dirancang untuk merangsang
imajinasi pengamatnya dan mengungkap daerah-daerah yang bersifat
motivasional spesifik serta mendeteksi peluang-peluang konflik (Alwisol,
2009).
2. Review Literatur tentang Thematic Apperception Test (T.A.T)
Dari sebuah penelitian dengan menggunakan TAT yang dilakukan
terhadap seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun, terungkap bahwa remaja
tersebut mengalami banyak gangguan penyimpangan seksual. Dalam
ceritanya, ia menceritakan mengenai pemerkosaan, inses, pedophilia, sadisme,
exhibitionisme, necrophilia, dan hermaphroditisme. Ia juga menunjukkan
gejala schizophrenia yang meliputi halusinasi, ketertarikan pada ilmu hitam
dan paranoid grandiosity (Pam & Rivera, 1995).
Selain itu, TAT dapat memantulkan permasalahan-permasalahan
yang sedang dihadapi oleh remaja dalam cerita-ceritanya. Sebuah biro di New
York menangani seorang remaja putri yang berusia 16,5 tahun yang pada
dasarnya merupakan remaja normal, namun memiliki keluhan perilaku
terhadap ibunya. Delapan bulan kemudian ia kembali ke biro tersebut karena
keluhan emosional minor. Dalam jangka waktu delapan bulan, remaja putri
tersebut mengalami beberapa perubahan yang terlihat dalam perbandingan
cerita-cerita TAT-nya. Meskipun cerita-cerita TAT-nya sangat mirip, namun
ceritanya mengalami perubahan tone menjadi lebih bahagia, lebih damai, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
memiliki usaha untuk menjadi independen yang memungkinkannya untuk
menjadi sukses, serta memiliki hubungan heteroseksual (Bellak, Levinger,
Lipsky, 1948).
3. Kartu-kartu T.A.T
Dalam Bellak dan Abrams (1997) dikatakan bahwa T.A.T terdiri
dari 30 kartu bergambar mengenai orang yang berada pada situasi kesendirian
maupun sosial yang berbeda dan satu kartu kosong. Dari 31 kartu tersebut,
terdapat 10 kartu yang dapat digunakan untuk semua usia dan jenis kelamin
atau yang biasa disebut dengan kartu standar (1, 2, 3BM, 4, 6BM, 7GF, 8BM,
9GF, 10, 13MF), dan 21 kartu lainnya sebagai kartu tambahan sesuai dengan
hasil asesmen serta kebutuhan yang akan diungkap (3GF, 5, 6GF, 7BM, 8GF,
9BM, 11, 12M, 12F, 12BG, 13B, 13G, 14, 15, 16, 17BM, 17GF, 18BM,
18GF, 19, 20, kartu kosong). Dalam penelitian, peneliti hanya menggunakan
10 kartu standar karena kartu standar mampu mewakili situasi sosial sehari-
hari.
Berikut gambaran serta tema-tema yang sering muncul dalam kartu
standar:
a. Kartu 1
Gambar seorang anak laki-laki yang memandangi biola
didepannya. Jika melakukan suatu tes hanya dengan satu kartu saja, Kartu
ini adalah pilihan terbaik dalam subjek membuat pernyataan mengenai
kepribadiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Dalam kartu ini tema yang biasanya muncul mengenai hubungun
dengan figur orang tua. Kebutuhan lain yang sering muncul dalam kartu
ini juga adalah kebutuhan berpretasi, terlihat bagaimana subjek mencapai
kesuksesannya. Agresifitas, body image atau self image dan perilaku
obsesif kompulsif juga dapat terlihat dalam kartu ini.
b. Kartu 2
Dalam kartu ini digambarkan mengenai situasi pedesaan dengan
seorang wanita muda sebagai latar depan dengan membawa buku.
Dibelakangnya seorang laki-laki bekerja diladang dan seorang wanita
yang lebih tua melihat ke arah laki-laki tersebut.
Dalam kartu ini dapat dilihat hubungan dalam keluarga, dengan
variasi tema dari kebutuhan untuk otonomi dari keluarga dan kebutuhan
untuk patuh terhadap kekolotan. Selain itu, dalam kartu ini dapat juga
dilihat kecenderungan perilaku obsesif kompulsif serta konsep subjek
mengenai peran gender.
c. Kartu 3BM
Dalam kartu ini digambarkan seorang anak laki-laki duduk
dilantai yang membenamkan kepalanya di lengannya diatas sofa. Sebuah
pistol terletak disampingnya.
Dalam kartu ini, kebanyakan laki-laki melihatnya sebagai sosok
laki-laki, jika subjek laki-laki melihatnya sebagai sosok perempuan, perlu
diperhatikan namun bukan untuk mendiagnosa bahwa adanya tendensi
homoseksual serta respon serupa dikartu lainnya. Dari cerita dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
diketahui pola depresi subjek dan kepada siapa perilaku agresif (ekstra-
agresi dan intra-agresi) ditujukan oleh subjek.
d. Kartu 4
Dalam kartu ini digambarkan seorang wanita yang memang bahu
seorang pria dimana wajah dan tubuh pria seperti mengalihkan pandangan
seolah ingin meninggalkan wanita tersebut.
Dalam kartu ini dapat dilihat variasi dari kebutuhan dan sentimen
terhadap hubungan antara pria dan wanita. Selain itu, kartu ini dapat
melihat mengenai permasalahan seksual dan cinta segitiga.
e. Kartu 6BM
Dalam kartu ini terlihat seorang wanita agak tua yang berdiri
membelakangi seorang pria muda. Ibu tersebut melihat kearah bawah
dengan ekspresi bingung.
Dalam kartu ini dapat dilihat mengenai permasalahan dalam
relasi ibu dan anak laki-laki (relasi dengan orang tua yang berbeda jenis
kelamin), serta dalam hubungannya dengan istri maupun wanita lainnya.
Tema Odipal juga sering muncul dalam kartu ini.
f. Kartu 7GF
Dalam kartu ini terlihat seorang wanita agak tua duduk diatas
sofa disamping seorang anak perempuan yang sedang berbicara atau
membacakan sesuatu untuk anak perempuan tersebut. Anak perempuan
tersebut memegang bonek dan memalingkan wajahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dalam kartu ini dapat dilihat relasi ibu dan anak perempuan
(relasi dengan orang tua yang sama jenis kelamin). Selain itu, dalam kartu
ini dapat pula dilihat mengenai harapan seorang anak.
g. Kartu 8BM
Dalam kartu ini terlihat wajah seorang remaja laki-laki dibagian
depan gamabar. Terlihat sebuah laras senapan dan dibelakangnya terlihat
seperti sedang dilakukan operasi bedah.
Tema mengenai agresifitas sering muncul dalam kartu ini dengan
cerita seseorang yang tertembak kemudian di operasi. Selain itu, dalam
kartu ini juga terlihat mengenai ambisis subjek seperti laki-laki tersebut
bermimpi untuk menjadi seorang dokter.
h. Kartu 9GF
Dalam kartu ini terlihat seorang wanita yang memegang majalah
dan dompet sambil mengamati seorang wanita muda lainnya dari balik
sebuah pohon, dimana wanita muda tersebut menggunakan gaun pesta
berlari disepanjang pantai.
Tema dalam kartu ini yang sering muncul adalah mengenai
perasaan wanita ke wanita serta persaingan perempuan kakak beradik
maupun kebencian anak perempuan atau ibu. Hal ini sangat penting
karena dapat mengarahkan pada tendensi depresi dan bunuh diri. Subjek
laki-laki biasanya menceritakan kartu ini dengan konotasi romantis atau
agresif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
i. Kartu 10
Dalam kartu ini terlihat seseorang yang menyandarkan kepalanya
di orang lain. Gender orang dalam kartu ini sangat ambigu. Bagi subjek
yang melihatnya sebagai seorang pria dan wanita, dapat dilihat tingkat
keintiman pengalaman subjek dalam memiliki hubungan dengan lawan
jenis. Selain itu, jika subjek menceritakan orang dalam gambar tersebut
sebagai pria dengan pria maupun wanita dengan wanita, hal ini dapat
menyatakan adanya ketertarikan terhadap sesama jenis yang terpendam
maupun aktifitas homoseksual dalam kehidupan nyata.
j. Kartu 13MF
Dalam kartu ini terlihat seorang pria muda yang sedih
membenamkan kepalanya kedalam lengannya, dengan bayangan seorang
wanita di tempat tidur.
Kartu ini sangat baik untuk mengungkapkan konflik seksual baik
pada pria maupun wanita. Pada subjek wanita, dapat diperoleh tema
mengenai ketakutan terhadap pemerkosaan, penyerangan atau kekerasan
dari pria. Pada subjek pria, dapat diperoleh tema perasaan bersalah
mengenai aktifitas seksual dan dengan mudah dapat terlihat perasaan jijik
terhadap homoseksual.
4. Analisis Level Tematik
Dalam Bellak dan Abrams (1997) dikatakan bahwa setiap
psikoterapis memiliki tipenya sendiri dalam melakukan interpretasi. Mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
masing-masing mungkin benar tetapi penginterpretasian bisa berbeda dengan
maksud sesungguhnya dari penyataan subjek. Permasalahan serupa juga
muncul dalam melakukan analisis T.A.T. Upaya untuk menghindari
interpretasi yang asal-asalan, interpretasi T.A.T dilakukan dengan
menggunakan analisis Blank. Hal ini terutama berlaku dalam pemecahan tema
menjadi tema deskriptif, interpretif dan diagnostik.
a. Tema Deskriptif
Tema deskriptif sangat dekat dengan observasi dan merupakan
rinkasan cerita yang memiliki arti untuk menjelaskan psikodinamika
subjek. Tujuan dari tema deskriptif ini adalah untuk mengetahui isi cerita
subjek serta memilih kalimat-kalimat dalam cerita subjek yang memiliki
arti penting. Dalam tema deskriptif ini mengandung karakteristik tokoh
utama, perilaku atau kebutuhan, tekanan baik dari orang lain maupun
lingkungan, kecemasan, konflik, mekanisme pertahanan diri dan id-ego-
superego.
b. Tema Interpretif
Tema interpretif merupakan tema yang dinyatakan dalam kalimat
yang bersifat hipotesis dengan dilakukan generalisasi. Fungsi tema
interpretif selain untuk mendapatkan hipotesis, juga untuk membantu
interpreter menangkap arti dari yang dimaksud subjek. Tema interpretif
juga membantu dalam melakukan pengisian Form Bellak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
c. Tema Diagnostik
Tema diagnostik merupakan penyataan yang pasti bukan lagi
bersifat hipotesis. Dalam tema diagnostik ini, interpreter menemukan arti
dari tema-tema interpretif yang meliputi konsep diri, kebutuhan, tekanan,
kecemasan, konflik dan mekanisme pertahanan diri. Contohnya, tokoh
utama yang mencintai seorang wanita tetapi wanita tersebut
membencinya. Dari sini terlihat bahwa tokoh utama memiliki kebutuhan
mencintai atau afiliasi yang bertemu dengan tekanan dari kebencian atau
penolakan.
Tabel 2.
Contoh Analisi Level Tematik Pada Kartu 13MF
Tema Deskriptif Tema Interpretif Level Diagnostik
Seorang gadis miskin yang
kelaparan meninggal
karena suaminya tidak
mampu memanggil seorang
dokter.
Jika ada seseorang yang
miskin, ia harus
membiarkan istrinya
meninggal,
Perasaan penderitaan
oral.
Agresi terhadap istri.
Proyeksi.
Suaminya menelpon polisi.
menelpon polisi, Ketidaksadaran akan
perasaan bersalah.
Patah hati, suaminya
menghasilkan banyak uang
tanpa ketentraman jiwa.
menghasilkan banyak
uang yang terganggu Kebutuhan akan
pendapatan (uang),
untuk keamanan.
Perasaan bersalah
D. Kerangka Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana gambaran
kebutuhan psikologis remaja akhir penyandang tuna rungu. Alasan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
melihat kebutuhan psikologis sebagai aspek yang penting untuk diteliti karena
penderita tuna rungu memiliki kelemahan secara fisik, dimana organ
pendengarannya mengalami kerusakan sehingga penyandang tuna rungu tidak
mengalami proses peniruan yang mengakibatkan kesulitan dalam menyampaikan
sesuatu. Hal ini berkaitan dengan penyampaian hal yang diinginkan atau
dibutuhkan oleh penyandang tuna rungu tersebut. Selain itu, secara psikologis,
kebutuhan psikologis yang tidak terpenuhi dapat membuat seseorang menjadi
cemas dan tertekan. Kondisi seperti ini dapat mempengaruhi kehidupan pribadi
dan kehidupan sosial penyandang tuna rungu. Pada dasarnya, penyandang tuna
rungu hanya memiliki sedikit kosa kata dan sebagai akibatnya fungsi kognitif
penyandang tuna rungu tidak memiliki kesempatan untuk berkembang. Hal ini
mengakibatkan aspek inteligensi yang bersifat verbal perkembangannya
terhambat, seperti merumuskan pengertian menghubungkan, menarik kesimpulan
dan meramalkan kejadian. Selain itu, pengungkapan kebutuhan psikologis dengan
menggunakan metode projektif T.A.T dapat menggali secara mendalam
kebutuhan psikologis remaja penyandang tuna rungu yang tidak disadari.
Kebutuhan psikologis menjadi penting bagi penyandang tuna rungu
karena pada dasarnya setiap kebutuhan akan menuntut untuk dipenuhi. Menurut
Murray, pada dasarnya setiap tingkah laku seseorang terdorong untuk melakukan
pemenuhan kebutuhan yang muncul. Pemenuhan kebutuhan ini akan membuat
seseorang mendatangkan kondisi yang menenangkan maupun memuaskan. Begitu
pula sebaliknya, kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi akan menimbulkan
perasaan yang mengecewakan hingga kondisi menekan (Hall & Lindzey, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pada kerangka penelitian, peneliti menyusun pertanyaan
penelitian. Pertanyaan penelitian disusun menjadi dua macam, yaitu central
question dan subquestion.
1. Central Question : Bagaimana gambaran kebutuhan psikologis (need) remaja
penyandang tuna rungu?
2. Subquestion adalah pertanyaan yang mengarahkan pada pertanyaan utama
penelitian. subquestion pada penelitian ini adalah : Bagaimana dinamika
kebutuhan psikologis (need) dan tekanan (press) remaja penyandang tuna
rungu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan
metode projektif. Dalam Moleong (2008) dikatakan pendekatan kualitatif
merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari
dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar
yang berkonteks khusus. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
pojektif karena dengan metode projektif memungkinkan untuk melihat motif,
nilai, keadaan emosi dan kebutuhan yang sulit diungkap dalam situasi yang wajar
dengan cara individu memprojeksikan pribadinya melalui objek di luar dirinya
(Karmiyati & Suryaningrum, 2008).
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat mengenai gambaran
kebutuhan psikologis remaja penyandang tuna rungu. Kebutuhan psikologis
merupakan kebutuhan merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang dimiliki oleh
setiap individu yang memiliki suatu kekuatan dan mengatur beberapa hal seperti
persepsi, apersepsi, konasi dan mengubah situasi yang ada dan yang tidak
memuaskan. Adanya suatu kebutuhan dalam diri seseorang dapat disimpulkan
dari: (1) hasil akhir dari tingkah laku, (2) pola-pola khusus dari tingkah laku, (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
perhatian dan respon yang terjadi terhadap kelompok stimuli tertentu, (4) ekspresi
terhadap suasana emosi tertentu, (5) ekspresi kepuasan atau ketidakpuasan pada
hasil akhir, (6) ungkapan atau laporan subjektif mengenai perasaan, maksud dan
tujuan (Hall & Lindzey, 1993; Alwisol, 2009). Selain itu, penelitian ini juga
berfokus pada tekanan (press), untuk melihat bagaimana dinamika kebutuhan
psikologis (need) dengan tekanan (press) pada remaja penyandang tuna rungu.
Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993; Alwisol, 2009) mengatakan bahwa
“Tekanan suatu objek ialah apa yang dapat dilakukan oleh objek itu terhadap
subjek atau untuk subjek – daya yang dimiliki oleh objek untuk mempengaruhi
kesejahteraan subjek dengan cara tertentu”.
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek remaja akhir penyandang tuna rungu
yang berusia antara 16-20 tahun (Alwisol, 2009), sesuai dengan tujuan penelitian
yaitu melihat kebutuhan psikologis remaja tuna rungu. Subjek remaja dipilih
peneliti karena masa remaja merupakan usia bermasalah dimana individu
menghadapi transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa (Hurlock, 1980).
Sejalan dengan itu, Erikson (dalam Alwisol, 2009) mengatakan bahwa masa
remaja merupakan masa krisis. Hal ini dikarenakan pada masa ini remaja
berusaha untuk menemukan indentitas dirinya. Kekacauan identitas yang berlebih
dapat mengakibatkan penyesuaian diri yang patologis dalam bentuk regresi ke
perkembangan sebelumnya. Selain itu, pemilihan subjek remaja dilakukan
peneliti dengan asumsi bahwa remaja penyandang tuna rungu sudah matang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dalam berbahasa dibandingkan dengan anak penyandang tuna rungu. Hal ini
berkaitan dengan sistem pendidikan di Indonesia yang lebih menggunakan bahasa
verbal dari pada bahasa isyarat, sehingga kosa kata yang dimiliki oleh
penyandang tuna rungu hanya sedikit.
Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan cara purposive
sampling, yaitu subjek yang tinggal bersama kedua orang tuanya, karena subjek
yang tidak tinggal bersama kedua orang tuanya atau bercerai tidak dapat mewakili
kondisi penyandang tuna rungu secara umum.
Subjek dalam penelitian ini adalah murid dari SLB B Karnnamanohara.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan Smith (2008), bahwa seorang mahasiswa pemula diperbolehkan
melakukan penelitian dengan jumlah subjek 3 orang. Selain itu, penelitian seperti
ini hanya mengukur sampel dengan ukuran kecil karena maksud dari penelitian
seperti ini lebih pada menyampaikan secara detail mengenai persepsi dan
memahami suatu kelompok tertentu dari pada membuat suatu generalisasi. Selain
itu, bahaya dalam penelitian seperti ini jika sampel berukuran terlalu besar dapat
membuat peneliti kewalahan untuk melakukan analisis yang cukup tajam karena
jumlah data kualitatif yang besar.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah secara tertulis
dengan menggunakan alat tes projektif: Thematic Apperception Test (T.A.T) dan
wawancara semi terstruktur. Pengumpulan data dilakukan secara tertulis karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
hal ini berkaitan dengan sistem pendidikan di Indonesia yang lebih menggunakan
bahasa verbal dari pada bahasa isyarat, sehingga perekaman cerita T.A.T dan
wawancara tidak memungkinkan untuk dilakukan, serta artikulasi penyandang
tuna rungu yang kurang jelas secara verbal menyulitkan untuk melakukan
verbatim.
T.A.T merupakan sebuah alat tes dengan teknik projektif yang
dikembangkan oleh Christina Morgan dan Henry Murray. Pengembangan ini
didasarkan pada fakta bahwa ketika seseorang melakukan interpretasi terhadap
situasi sosial yang ambigu, orang tersebut akan menjawab dengan
menggambarkan kepribadiannya sendiri seolah-olah dia sedang menghadapi
fenomena itu. T.A.T merupakan beberapa gambar ambigu yang dirancang untuk
merangsang imajinasi pengamatnya dan mengungkap daerah-daerah yang bersifat
motivasional spesifik serta mendeteksi peluang-peluang konflik (Alwisol, 2009).
Penggunaan T.A.T dapat digunakan untuk melihat tema-tema yang sering muncul
pada subjek serta mengungkap informasi berkaitan dengan kebutuhan, tekanan,
emosi, perasaan sentimen, kerumitan dan konflik yang dialami subjek (Aiken &
Groth-Marnat, 2009; Anastasi & Urbina, 1998).
T.A.T terdiri dari 30 kartu bergambar mengenai orang yang berada pada
situasi kesendirian maupun sosial yang berbeda dan satu kartu kosong (Bellak dan
Abrams, 1997). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 10 kartu standar
T.A.T (1, 2, 3BM, 4, 6BM, 7GF, 8BM, 9GF, 10, 13MF) untuk mengungkapkan
kebutuhan psikologis remaja tuna rungu. Hal ini dilakukan oleh peneliti karena 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kartu standar T.A.T mampu mewakili situasi sosial sehari-hari.Berikut ringkasan
tema-tema yang sering muncul dalam kartu standar:
Kartu 1 : kebutuhan berpretasi, hubungan dengan figur orang tua, agresifitas,
self-image.
Kartu 2 : hubungan dalam keluarga, peran gender
Kartu 3BM : tendensi homoseksualitas, depresi
Kartu 4 : hubungan laki-laki-perempuan, cinta segitiga, permasalahan
seksual
Kartu 6BM : relasi ibu dan anak laki-laki (relasi dengan orang tua yang berbeda
jenis kelamin)
Kartu 7GF : relasi ibu dan anak perempuan (relasi dengan orang tua yang sama
jenis kelamin), harapan anak
Kartu 8BM : agresifitas, ambisi
Kartu 9GF : perasaan wanita ke wanita, depresi dan tendensi bunuh diri
Kartu 10 : homoseksual
Kartu 13MF : konflik seksual baik laki-laki maupun perempuan, kebutuhan oral,
kesulitan ekonomi
Kesepuluh gambar ini akan disajikan satu per satu dan subjek diminta
untuk menceritakan secara tertulis apa yang dilihatnya dalam gambar tersebut.
Instruksi yang diberikan untuk melakukan penyajian gamabar sebagai berikut:
“Ini merupakan tes imajinasi kreativitasmu. Saya akan menunjukkan 10
gambar kepadamu dan saya minta kamu untuk menuliskan sebuah cerita mengenai apa
yang terjadi dalam gambar tersebut. Ceritakanlah secara spontan dan sedramatik
mungkin yang meliputi 5 hal yaitu: Apa yang sedang terjadi dengan tokoh dalam gambar
tersebut? Apa yang terjadi sebelumnya? Apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh tokoh
tersebut? Bagaimana akhir ceritanya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dalam penelitian, peneliti sendiri yang melakukan tes T.A.T terhadap
subjek, mulai dari adminitrasi, pengetesan hingga analisis. Kualifikasi orang yang
melakukan penyajian T.A.T antara lain pernah mengikuti mata kuliah Tes
Projektif: Thematic Apperception Test dan lulus mata kuliah ini dengan nilai
minimal B. Kualifikasi lainnya, pernah menjadi asisten praktikum baik
pengetesan maupun analisis tes T.A.T. Selain itu, untuk menjaga validitas data,
peneliti akan disupervisi oleh orang yang berpengalaman dalam melakukan
pengetesan dan analisis tes T.A.T baik dalam melakukan praktek maupun
pengajaran, yaitu Bapak V. Didik Suryo Hartoko.
Selain dengan menggunakan T.A.T sebagai metode pengumpulan data,
peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur sebagai metode tambahan guna
mengetahui keadaan subjek. Hal ini dilakukan peneliti untuk memudahkan
peneliti dalam melakukan penggalian pada saat pengetesan T.A.T. Wawancara
semi terstruktur dilakukan baik terhadap subjek maupun significan others subjek.
Dengan menggunakan wawancara semi terstruktur, peneliti dapat secara fleksibel
mengembangkan pertanyaan sesuai dengan kondisi dan jawaban yang diberikan
oleh subjek dan significan others. Oleh karena itu, sebelum melakukan
wawancara peneliti perlu menyusun panduan pertanyaan supaya tetap pada tujuan
dan fokus dan penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.
Panduan Pertanyaan Wawancara Untuk Subjek
No. Pertanyaan Tujuan Pertanyaan
1. Masalah apa yang sedang anda hadapi saat ini?
(Bagaimana anda menyelesaikannya?)
Untuk melihat cara pemecahan
masalah subjek.
2. Menurut anda, anda itu seperti apa? (Apa saja
kelebihan dan kelemahan yang anda dimiliki?)
Untuk melihat konsep diri subjek.
3. Cita-cita anda ingin menjadi apa? (Apa yang
sudah anda lakukan untuk meraih cita-cita
anda?)
Untuk melihat harapan masa
depan serta usaha dalam
pencapaian.
4. Pengalaman apa yang paling menyenangkan
dan menyedihkan yang anda ingat dari masa
kecil?
Untuk melihat bagaimana subjek
menyikapi masa lalu yang
menyenangkan maupun tidak.
5. Menurutmu, orang tua anda itu bagaimana?
(Anda cenderung dekat dengan ayah atau ibu?
Apa kelebihan dan kelemahan dari ayah dan ibu
anda?)
Untuk melihat relasi subjek
dengan orang tuanya serta
pandangan subjek mengenai
orang tuanya.
6. Bagaimana hubungan anda dengan saudara
anda (kakak atau adik)?
Untuk melihat relasi subjek
dengan saudaranya serta
persaingan persaudaraan dalam
keluarga.
7. Bagaimana hubungan anda dengan teman-
teman anda? (Apakah anda termasuk orang
yang mudah bergaul? Anda lebih suka bergaul
dengan sesama
Untuk melihat relasi interpersonal
subjek.
jenis atau beda jenis? Masalah apa yang sering
timbul dalam pertemanan?)
8. Bagaimana hubungan anda dengan pacar anda?
(Masalah apa yang sering timbul dalam
pacaran?) (untuk subjek yang memiliki pacar).
Untuk melihat relasi subjek
dengan lawan jenisnya.
9. Menurut anda, orang yang menyandang tuna
rungu itu seperti apa? (Menurut anda,
bagaimana pandangan orang lain yang bukan
tuna rungu terhadap orang yang menyandang
tuna rungu?)
Untuk melihat pandangan subjek
mengenai ketunarunguan yang
dialaminya baik dari pandangan
subjek sendiri maupun pandangan
orang lain menurut subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.
Panduan Pertanyaan Wawancara Untuk Significan Others Subjek
No. Pertanyaan Tujuan Pertanyaan
1. Menurut anda, subjek itu seperti apa? (Apa saja
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki subjek?
Bagaimana perilaku subjek di rumah, sekolah
maupun komunitas?)
Untuk melihat pandangan
significan others terhadap subjek
dari beberapa setting.
2. Bagaimana hubungan anda dengan subjek? Untuk melihat hubungan subjek
dengan significan others.
3. Menurut anda, bagaimana subjek bergaul
dengan teman sebayanya? (Apakah subjek
sering mengalami permasalahan?)
Untuk melihat relasi interpersonal
subjek jika dilihat oleh significan
others.
4. Menurut anda, orang yang menyandang tuna
rungu itu seperti apa? (Menurut anda,
bagaimana pandangan penyandang tuna rungu
terhadap ketunarunguan yang dialaminya?)
Untuk melihat pandangan
significan others terhadap
ketunarunguan yang dialami oleh
subjek.
Tahapan dalam melakukan pengambilan data:
1. Mencari subjek yang bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.
2. Melakukan rapport, perkenalan, menjelaskan tujuan penelitian dan
memastikan kesanggupan subjek serta significan others subjek untuk
menjadi partisipan dalam penelitian ini.
3. Membuat jadwal wawancara sesuai kesepakatan subjek, significan
others subjek dan peneliti.
4. Melakukan wawancara.
5. Melakukan pengetesan T.A.T.
Data yang diperoleh melalui wawancara dan hasil interpretasi dari T.A.T
digabungkan untuk diinterpretasi lebih lanjut. Proses ini dilakukan hingga peneliti
menemukan data yang mampu menggambarkan pengalaman subjek secara utuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(Creswell, 2007). Data wawancara dan T.A.T yang dilakukan dengan subjek
direkam secara tertulis dan data wawancara yang dilakukan dengan significan
others subjek direkam dengan digital recorder.
E. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis tematik dengan
melakukan interpretasi terhadap tema-tema yang mengandung kebutuhan-
kebutuhan subjek. Dalam Bellak dan Abrams (1997) dikatakan bahwa analisis
tematik dibagi ke dalam 3 tahap, yaitu:
a. Tema Deskriptif
Dalam tema deskriptif peneliti meringkas cerita yang memiliki
arti untuk sesuai dengan tujuan penelitian.
b. Tema Interpretif
Dalam tema interpretif peneliti merumuskan deskripsi cerita
dalam bentuk yang lebih umum.
c. Tema Diagnostik
Dalam tema diagnostik peneliti membatasi tema-tema yang
sesuai dengan tujuan dan fokus penelitian ini.
F. Validitas Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep dependabilitas.
Dalam Poerwandari (2005), dikatakan bahwa konsep dependabilitas
menggantikan konsep reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Bagian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dependabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskursus. Diskursus
adalah sejauh mana peneliti peka dan teliti mendiskusikan temuan dan analisisnya
dengan orang lain. Dalam penelitian ini, peneliti mendiskusikannya dengan dosen
pembimbing. Selain itu, untuk menjaga validitas data, peneliti disupervisi oleh
orang yang berpengalaman dalam melakukan analisis tematik, yaitu Bapak V.
Didik Suryo Hartoko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama dua minggu,
yaitu 18 Oktober – 1 November 2013, yang dilakukan terhadap 3 remaja
penyandang tuna rungu yang tinggal bersama kedua orang tuanya. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode wawancara baik terhadap subjek maupun
significan others subjek agar peneliti memiliki gambaran mengenai latar belakang
subjek yang dapat membantu dalam penggalian cerita TAT. Setelah dilakukan
wawancara, peneliti memberikan stimulus projektif berupa 10 kartu standar
Thematic Apperception Test kepada subjek. Waktu pengambilan data dilakukan
setiap hari pada pukul 13.15-15.00 dengan berbagai variasi jumlah kartu yang
terselesaikan sesuai dengan kemampuan masing-masing subjek. Pengambilan
data dilakukan di sekolah SLB B Karnnamanohara.
B. Hasil Penelitian
Berikut adalah profil subjek dalam penelitian ini:
1. Subjek 1
a. Profil Subjek 1
1) Gambaran diri subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Subjek seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun. Subjek
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Bagi subjek, penyandang
tuna rungu itu sama seperti orang biasa lainnya. Tingkat
ketunarunguan telinga kiri dan kanan subjek adalah 95dB dan 98dB
(tergolong kehilangan pendengaran seluruhnya atau deaf). Hobi subjek
adalah bermain sepak bola. Subjek adalah anggota dari sebuah klub
sepak bola di Sleman dan sering melakukan pertandingan ke berbagai
daerah, seperti Magelang, Kalasan, dll. Masalah yang sedang subjek
hadapi saat ini adalah subjek tidak memiliki uang untuk membeli
sepatu sepak bola yang baru. Untuk menyelesaikan masalahnya,
subjek menabung dengan bekerja setiap hari libur ikut ibunya
berjualan di pasar.
Subjek memandang dirinya baik, gaya, gaul, malas
membantu orang tua di rumah dan rajin Sholat 5 waktu. Menurut
subjek, kelebihan yang dimiliki subjek adalah suka membantu orang
lain, ikhlas, menjadi anggota klub sepak bola dan pernah bertanding di
beberapa daerah, serta memiliki banyak teman baik yang normal
maupun tuna rungu baik laki-laki maupun perempuan. Menurut
subjek, kelemahan yang dimiliki subjek adalah malas membantu orang
tua dan agak pelit.
2) Relasi dengan keluarga
Pengalaman masa kecil yang menyenangkan yang masih
diingat oleh subjek adalah ketika jalan-jalan di Malioboro bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
ayah dan ibunya. Sedangkan pengalaman masa kecil yang
menyedihkan yang masih diingat oleh subjek adalah menunggu ayah
sampai malam pulang kerja dari Solo.
Subjek menyadari bahwa orang tua sering bertengkar. Subjek
memandang ayahnya sebagai sosok yang baik, suka memberi uang dan
menyayangi subjek. Sedangkan ibunya dipandang subjek sebagai
sosok yang agak baik, suka marah dan selalu khawatir. Subjek
memiliki hubungan baik dengan kakak maupun adiknya. Selain itu,
menurut orang tua subjek, subjek adalah anak yang menurut, rajin
membersihkan kamarnya dan suka membantu adiknya belajar terutama
pelajaran matematika.
3) Relasi dengan teman sebaya
Menurut subjek, subjek merupakan orang yang mudah
bergaul. Subjek memiliki banyak teman baik yang normal maupun
tuna rungu, baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, orang tua
subjek juga mengatakan bahwa subjek aktif dalam muda-mudi di
daerah tempat tinggalnya, di sekolah dan di klub sepak bolanya
sehingga subjek memiliki banyak teman.
4) Akademis dan cita-cita
Saat ini subjek duduk di bangku SMA kelas 1. Subjek
memiliki keinginan untuk bersekolah di SMA 3 Yogyakarta. Tetapi
orang tua subjek tidak mengijin karena takut subjek tidak dapat
mengikuti pelajaran serta takut pada pergaulan anak kota. Maka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
subjek melanjutkan bersekolah di yayasan yang sama dengan SMP
nya. Mata pelajaran yang paling disukai subjek adalah matematika,
dan yang paling tidak disukai subjek adalah tata busana.
Subjek memiliki cita-cita ingin menjadi pemain sepak bola
dan guru untuk anak-anak tuna rungu. Dalam menggapai cita-citanya,
subjek menjadi anggota di sebuah klub sepak bola dan rajin berlatih
serta bertanding. Selain itu, untuk meraih cita-citanya menjadi guru,
subjek membantu guru di sekolahnya mengajar saat jam pelajaran
kosong.
b. Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 1
Tabel 5.
Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 1
Cluster Need Press yang
Muncul
Kartu
Kebutuhan
(Need):
1. Bebas untuk
dirinya
sendiri:
Kebutuhan
bermain
Kartu 1: “Sebelum belajar, anak itu
bermain”
Kartu 7GF: “Anak ingin bermain
teman-teman”
Kebutuhan
menghindari
beban
Kartu 1: ” Mungkin anak itu merasa
sakit pusing. Anak pemarah karena
susah belajar. Mungkin anak itu
stres. Mungkin anak itu membuang
buku karena tidak mau belajar”
Kebutuhan
mendapat
stimulasi
Kartu 2: “Waktu kecil Esta tinggal
dirumah di desa. Esta merasa sedih
ditinggal desa karena sepi. Oleh
karena itu Esta rajin belajar supaya
pintar dan bisa keluar dari desa.”
Kebutuhan
otonomi: bebas
menentukan
pilihan
Kartu 7GF: “Anak perempuan marah
kepada ibu. Anak ingin bermain
teman-teman. Ibunya sudah selesai
membaca cerita, anak sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
bermain temannya.”
Kartu 9GF: “Ibu khawatir anak
kabur, kabur dari rumah. Ibu marah
kepada anak karena anak harus
memakai baju karena ada tamu. “
2. Keinginan
menyerang
orang lain:
Kebutuhan
agresi: frustasi
karena
kesulitan
belajar
Kartu 1: “Anak pemarah karena
susah belajar. Mungkin anak itu
stres. Mungkin anak itu membuang
buku karena tidak mau belajar”
Kebutuhan
agresi terhadap
keluarga
Kartu 3BM: “Keluarga Aldo sudah
meninggal karena dibunuh oleh
orang jahat yang mau meminta uang,
tetapi keluarga Aldo tidak mau
kasih”
Kebutuhan
agresi terhadap
pasangan
Kartu 4: “Pak Ari merasa sudah puas
pemarah bu Wita”
Kebutuhan
agresi terhadap
ibu karena
keinginan
bermain
dihambat
Kartu 7GF: “Anak perempuan marah
kepada ibu. Anak ingin bermain
teman-teman.”
Kebutuhan
agresi terhadap
saudara
Kartu 13MF: “Laki-laki ketakutan
melihat saudara perempuan dibunuh
karena saudara perempuan
dirampok.”
3. Keinginan
untuk dapat
diterima:
Kebutuhan
diterima /
dipahami oleh
ibu
Kartu 6BM: “Ibu tidak suka dengan
berceraian. Ibu senang anak laki-laki
kembali bersama istri”
Kartu 10: “Anak memeluk mama.
Dia memeluk mama karena rindu
sudah lama tidak bertemu mama
karena dia bekerja di luar kota.”
Kartu 9GF: “Ibu khawatir anak
kabur, kabur dari rumah. Ibu marah
kepada anak karena anak harus
memakai baju karena ada tamu. “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kebutuhan
ditolong oleh
figur otoritas
Kartu 8BM: “Pasien tidak punya
uang karena miskin, dibayar oleh
bos pasien. Pasien itu sakit perutnya
harus dioperasi. Bos merasa sedih
dan kasihan karena pasien tidak
punya uang.”
Kartu 13MF: “Laki-laki mau lapor
kepada polisi mau mencari
pembunuh.”
Kebutuhan rasa
aman: memiliki
rumah,
keluarga dan
pekerjaan
Kartu 3BM: “Aldo tertidur di kursi
di pinggir rel kereta api. Aldo tidak
punya rumah, tidak punya keluarga
dan tidak bekerja”
Kebutuhan rasa
aman: harapan
kesetiaan dari
pasangan
Kartu 4: “Pak Ari marah karena bu
Wita berselingkuh”
Kebutuhan rasa
aman bersama
ibu
Kartu 10: “Dia merasa senang
karena tidak mau melepaskan
pelukkan. Mereka tidak mau
berpisah selalu tidur bareng-bareng
karena sayang.”
Kebutuhan
afiliasi dengan
pasangan
Kartu 4: “Pak Ari memaafkan bu
Wita karena masih sayang dan
mereka hidup bersama lagi”
Need of
Nurturance:
membantu
keluarga
Kartu 2: ” Esta berpikir nanti kalau
sudah selesai kuliah dan kerja, dia
membantu orang tua dan kakaknya”
Kebutuhan oral Kartu 3BM: “Sebagai pengamen
uang yang sedikit dan makan 1 kali
atau 2”
Kartu 8BM: “Pasien tidak punya
uang karena miskin, dibayar oleh
bos pasien.”
Tekanan
(Press):
1. Perlakuan
tidak baik Tuntutan
berprestasi
Kartu 1: “Mungkin anak itu merasa
sakit pusing. Anak pemarah karena
susah belajar. Mungkin anak itu
stres. Mungkin anak itu membuang
buku karena tidak mau belajar.”
Perlakuan buruk
dari pasangan:
pengkhianatan
Kartu 4: “Wajah pak Ari galak, bu
Wita cemas. Pak Ari marah karena
bu Wita berselingkuh.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tuntutan untuk
patuh pada ibu
Kartu 6BM: “Ibu marah karena anak
laki-laki bercerai dengan istri karena
menurut ibu bercerai membuat
Tuhan marah dan bercerai itu tidak
baik.”
Kartu 7GF: “Anak melihat teman-
temannya bermain. Anak ingin
bermain teman-teman. Ibunya sudah
selesai membaca cerita, anak sedang
bermain temannya.”
Kartu 9GF: “Ibu khawatir anak
kabur, kabur dari rumah. Ibu marah
kepada anak karena anak harus
memakai baju karena ada tamu.
Ibu merasa khawatir dan panggil
anak kembali. Ibu tenang anak tidak
kabur.”
Persaingan dengan
saudara
Kartu 13MF: “Laki-laki ketakutan
melihat saudara perempuan dibunuh
karena saudara perempuan dirampok
karena memakai perhiasan banyak
emas.”
2. Ketidak-
mampuan Hidup yang
berkekurangan
Kartu 3BM: “Aldo tidak punya
rumah, tidak punya keluarga dan
tidak bekerja. Aldo tidak bekerja
karena waktu keluarga Aldo
dibunuh, Aldo masih kecil, Aldo
tidak bisa sekolah.”
Perasaan rendah
diri
Kartu 8BM: “Dokter mengoperasi
pasien. Pasien tidak punya uang,
dibayar oleh bos pasien. Pasien itu
sakit perutnya harus dioperasi. Bos
merasa sedih karena pasien tidak
punya uang.”
3. Kesendirian Kesendirian Kartu 2: “Esta merasa sedih
ditinggal desa karena sepi. Oleh
kerena itu Esta rajin belajar supaya
pintar dan bisa keluar dari desa.”
Kecemasan
perpisahan
Kartu 2: “Esta merasa kasihan
dengan kakak dan ibunya yang tidak
bisa keluar dari desa. Esta berpikir
nanti kalau sudah selesai kuliah dan
kerja, dia membantu orang tua dan
kakaknya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Ketidakhadiran ibu Kartu 10: “Anak memeluk mama.
Dia memeluk mama karena rindu
sudah lama tidak bertemu mama”
c. Dinamika Psikologis Subjek 1
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh, subjek memiliki
kebutuhan yang mendukung kebutuhan lainnya sehingga memudahkan
kebutuhan lainnya dalam beroperasi. Subjek memiliki kebutuhan rasa
aman dalam bentuk memiliki rumah, keluarga dan pekerjaan. Untuk dapat
memiliki rumah, keluarga dan pekerjaan, kebutuhan otonomi akan
membantu subjek mendapatkannya. Sementara itu, kebutuhan otonomi
dapat dibantu oleh kebutuhan agresi dalam usaha subjek mencapai
sesuatu. Contohnya dalam kartu 7GF diceritakan:
“Seorang ibu membaca cerita untuk anak perempuannya. Anak tidak melihat
ibu tetapi mendengarkan suara. Anak melihat teman-temannya bermain. Anak
perempuan marah kepada ibu. Anak ingin bermain teman-teman. Ibunya
sudah selesai membaca cerita, anak sedang bermain temannya”.
Disini terlihat bahwa kebutuhan otonomi subjek adalah bebas
memilih untuk bermain atau mendengarkan cerita ibu. Anak perempuan
tersebut ingin bermain bersama teman-temannya, dalam usahanya anak
perempuan tersebut bersikap agresif dengan menunjukkan kemarahan.
Sementara itu, kebutuhan lain yang saling mendukung adalah
dalam usaha subjek untuk menghindari beban, subjek dapat memunculkan
sikap agresif yang mungkin dapat ditimbulkan dari perasaan frustasi
akibat beban tersebut. Contohnya dalam kartu 1 diceritakan:
“Orang di dalam gambar sedang membaca buku. Sebelum belajar, anak itu
bermain. Mungkin anak itu merasa sakit pusing. Anak pemarah karena susah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
belajar. Mungkin anak itu stres. Mungkin anak itu membuang buku karena
tidak mau belajar”.
Dalam cerita ini terlihat bahwa subjek memiliki kesulitan dalam
memahami sebuah buku yang digambarkan subjek sebagai beban. Oleh
karena itu, dalam melampiaskan rasa frustasinya subjek menunjukkan
sikap agresif dengan membuang buku.
Di sisi lain, subjek memiliki beberapa kebutuhan yang saling
berlawanan atau berkonflik. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan
pasangan, namun di sisi lain subjek memiliki kebutuhan agresi terhadap
pasangannya karena pasangannya berselingkuh. Contohnya dalam kartu 4
diceritakan:
“Pak Ari dan bu Wita sedang berpelukan. Wajah pak Ari galak, bu Wita
cemas. Pak Ari marah karena bu Wita berselingkuh. Pak Ari merasa sudah
puas pemarah bu Wita. Bu Wita minta maaf kepada pak Ari dan memelukan.
Bu Wita pikirkan takut cerai oleh pak Ari. Pak Ari sudah berfikiran tidak mau
bercerai. Pak Ari memaafkan bu Wita dan mereka hidup bersama lagi”.
Sedangkan pada subjek 3, kebutuhan yang saling berkonflik
terlihat dalam kartu 7GF. Subjek memiliki kebutuhan dipahami oleh figur
ibu, namun disisi lain subjek memiliki kebutuhan agresi terhadap ibu
karena figur ibu menghambat subjek dalam melakukan keinginannya.
Berdasarkan pada tabel kebutuhan psikologis (Need) dan tekanan
(Press), terlihat bagaimana lingkungan sekitar menekan subjek. Meskipun
demikian, terdapat pula tekanan yang muncul dari dalam diri subjek
sendiri. Subjek memiliki perasaan rendah diri, yang terlihat dalam cerita
subjek di kartu 8BM, dimana subjek menggambarkan dirinya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
seorang pasien yang tidak berdaya. Perasaan rendah diri ini muncul
sebagai akibat dari kebutuhan untuk ditolong oleh figur otoritas.
Sementara itu, ketidakhadiran orang tua menimbulkan tekanan
bagi subjek sehingga memunculkan kebutuhan rasa aman bagi subjek
dimana subjek berkeinginan untuk memiliki keluarga. Hal ini terlihat
dalam kartu 10. Selain itu, akibat dari kecemasan perpisahan membuat
subjek ingin membantu keluarganya. Hal ini terlihat dalam kartu 2 dimana
subjek merasa cemas berpisah dengan keluarganya sehingga subjek
membantu keluarganya.
Perlakuan kurang baik yang dialami oleh subjek dalam bentuk
tuntutan untuk patuh terhadap ibu menimbulkan subjek memiliki
kebutuhan untuk diterima dan dipahami oleh ibu. Hal ini terlihat dalam
cerita subjek di krtu 6BM dan 7 GF. Selain itu, ketidakhadiran sosok ibu
juga menimbulkan kebutuhan rasa aman bersama ibu, yang terlihat dalam
kartu 10. Sementara itu, kehadiran seorang saudara dipandang subjek
sebagai seorang pesaing, yang menimbulkan kebutuhan untuk melakukan
agresi terhadap saudara akibat dari persaingan tersebut. Hal ini terlihat
dalam cerita di kartu 13MF. Perlakuan buruk lain yang dialami subjek
muncul dari pasangannya, yang terlihat dalam kartu 4. Hal ini
digambarkan subjek dengan adanya pengkhianatan sehingga menimbulkan
kebutuhan rasa aman dalam bentuk kesetiaan dari pasangan.
Lingkungan sekitar subjek memiliki tuntutan terhadap subjek
untuk berprestasi, dimana tuntutan berprestasi ini digambarkan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sebagai beban sehingga menimbulkan kebutuhan menghindari beban serta
kebutuhan agresi sebagai akibat dari frustasi karena kesulitan belajar. Hal
ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 1:
“Mungkin anak itu merasa sakit pusing. Anak pemarah karena susah belajar.
Mungkin anak itu stres. Mungkin anak itu membuang buku karena tidak mau
belajar”.
Subjek memandang menjadi berprestasi merupakan sebuah
beban. Oleh karena itu, dalam ceritanya subjek mengkondisikan tokoh
merasa pusing dan stres serta marah karena kesulitan belajar.
2. Subjek 2
a. Profil Subjek 2
1) Gambaran diri subjek
Subjek seorang remaja perempuan berusia 16 tahun. subjek
merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Bagi subjek, orang tuna
rungu itu ingin mendengar. Tingkat ketunarunguan telinga kiri dan
kanan subjek adalah 110dB dan 100dB (tergolong kehilangan
pendengaran seluruhnya atau deaf). Subjek memiliki hobi jalan-jalan.
Masalah yang sedang dihadapi subjek saat ini adalah subjek memiliki
seorang pacar tetapi subjek tidak ingin teman-temannya tahu kalau
subjek berpacaran karena malu.
Subjek memandang dirinya baik hati, pintar dan suka
menolong. Menurut subjek, kelebihan yang dimiliki subjek adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
sabar dan suka membantu orang lain. Sedangkan kelemahan yang
dimiliki subjek adalah pelit dan cepat marah.
2) Relasi dengan keluarga
Pengalaman menyenangkan masa kecil subjek yang masih
subjek ingat adalah bermain sendiri dirumah. Sedangkan pengalaman
menyedihkan masa kecil subjek yang masih subjek ingat adalah
ketakutan ketika ditinggal sendiri dirumah saat orang tua bekerja.
Menurut kedua orang tua subjek, subjek memang sering ditinggal
sendiri dirumah karena orang tua bekerja. Saat subjek pulang sekolah,
subjek selalu sendiri dirumah.
Menurut subjek, orang tua subjek galak terhadap subjek,
meskipun subjek merasa dekat dengan keduanya. Subjek memandang
ayahnya sebagai orang yang baik hati, suka mengajak subjek jalan-
jalan, galak dan agak pelit. Sedangkan ibu dipandang subjek sebagai
orang yang menyayangi, suka memeluk dan suka marah-marah.
Subjek memiliki hubungan yang baik dengan kakaknya
meskipun sering bertengkar, karena menurut subjek kakak subjek suka
mengusili subjek. Saat ini kakak subjek sedang melakukan kerja
praktek di perkebunan kelapa sawit di Kalimantan. Subjek selalu
menjalin komunikasi dengan kakaknya yang sedang jauh. Bagi orang
tuanya, subjek sangat perhatian terhadap keluarganya dan tidak senang
jika ada pertengkaran di dalam keluarganya. Jika keluarganya sakit,
subjek akan berusaha untuk menghibur dan merawat. Menurut orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
tua subjek, subjek memiliki empati yang tinggi pada orang lain serta
subjek sangat sayang pada anak kecil.
Menurut orang tua subjek, semenjak subjek beranjak dewasa,
subjek lebih mudah marah dibandingkan waktu subjek masih kecil,
terutama jika di nasehati. Menurut kedua orang tua, hal ini merupakan
salah satu bentuk pemberontakan dari subjek yang ingin lebih mandiri.
Bagi orang tua subjek, ketunarunguan membuat subjek merasa sepi
dan ingin sekali bisa mendengar. Menurut orang tua subjek, subjek
ingin menjadi seorang foto model, namun kedua orang tua subjek
tidak memperbolehkan subjek sehingga untuk melampiaskannya
subjek sering bercermin dan berfoto-foto sendiri.
3) Relasi dengan teman sebaya
Menurut subjek, subjek memiliki banyak teman baik laki-laki
maupun perempuan di sekolah. Tetapi subjek kurang memiliki teman
dilingkungan sekitar rumahnya. Hal ini juga terlihat dalam ungkapan
subjek mengenai pengalaman masa kecil yang menyenangkan yang
masih subjek ingat bahwa subjek selalu bermain sendiri dirumah. Hal
ini juga dikatakan oleh orang tua subjek bahwa subjek sering bermain
sendiri berkeliling kompleks dengan menggunakan sepeda. Menurut
subjek, subjek terkadang merasa tidak dengan teman-teman subjek
karena teman-teman subjek senang mengganggu subjek. Permasalahan
yang sering muncul dengan teman-teman adalah senang bergosip.
4) Akademis dan cita-cita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Subjek memiliki cita-cita ingin bekerja di sebuah pertanian
jamur, dimana ayahnya bekerja. Menurut ayah subjek, subjek sering
diajak ke tempat kerjanya untuk melihat-lihat. Selain itu, kakak subjek
juga berkuliah di fakultas pertanian. Untuk menggapai cita-citanya,
subjek rajin membaca dan rajin belajar. Menurut subjek, mata
pelajaran yang paling disenangi subjek adalah pertanian. Selain
pertanian, matematika dan bahasa Indonesia juga merupakan mata
pelajaran yang disukai subjek. Sedangkan mata pelajaran yang tidak
disukai subjek adalah tata busana dan peternakan.
b. Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 2
Tabel 6.
Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 2
Cluster Need Press yang
Muncul
Kartu
Kebutuhan
(Need):
1. Bebas untuk
dirinya
sendiri:
Kebutuhan
menghindari
beban
Kartu 3BM: “Novita tidur di
ruang tamu, Novita tidur karena
capek. Novita merasa malas dan
dipikirkan PR nya belum
selesai. Novita tetap tidur, PR
tidak kerjakan.”
Kartu 13MF: “Kakak sakit
pusing dan capek karena
merawat adik sakit.”
Kebutuhan
otonomi: bebas
menentukan
pilihannya
Kartu 9GF: “Nana pergi ke
rumah teman tapi ibu datang
membawa baju untuk Nana.
Nana mau cuek dan malas
memakai baju dari ibu.”
Kebutuhan
bermain
Kartu 9GF: “tapi di pikirkan
teman Nana mau mengajak ma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Nana untuk bermain. Nana
pergi ke rumah teman.”
2. Keinginan
menyerang
orang lain:
Kebutuhan
agresi terhadap
lingkungan
Kartu 8BM: “Orang yang
membunuh ma Andri. Teman
Andri mencari Andri tapi tidak
ada Andri. Andri mati
membunuh oleh orang karena
Andri berebut pekerjaan orang
itu.”
3. Keinginan
untuk dapat
diterima:
Kebutuhan
diterima dan
dipahami oleh
guru
Kartu 1: “Rizky sedang sedih
karena tidak bisa bermain biola.
Rizky bingung karena tidak ada
guru mengejar bermain biola
karena Rizky malas. Rizky
merasa kesal dan dipikirkan
guru gak mau mengejar bermain
biola. Rizky tidak mau belajar
lagi.”
Kebutuhan
diterima oleh
lingkungan
sekitar
Kartu 2: “Mika melihat dan
terharu pada orang desa, karena
orang desa tidak ada bekerja,
orang desa pengen bekerja tapi
gak ada tempat. Mika merasa
terharu pada orang desa dan
dipikirkan Mika mengejar orang
desa supaya pintar dan bekerja.”
Kartu 8BM: “Andri tidak
diterima pekerjaan sebuah
kantor karena Andri malas.”
Kebutuhan
diterima dan
dicintai oleh
pasangan
Kartu 10: “Mereka sedang
berpelukan dan istri mau cepat
punya anak. Tapi istri masih
belum punya anak karena terlalu
muda.”
Kebutuhan
afiliasi dengan
pasangan
Kartu 4: “Anggi tidak mau
melihat ma Febi, Febi cerewet
ma Anggi. Anggi merasa kesal
dan dipikirkan Anggi mau pergi
tapi Febi berkata tidak boleh
pergi karena Febi takut sendiri.
Anggi tidak pergi, bersama Febi
lagi.”
Kebutuhan rasa
aman bersama
Kartu 6BM: ”Nenek sedih
karena Andri mau ke luar negri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
ibu Andri mau bekerja ke luar
negri. Andri merasa bingung
karena kasihan nenek sendiri di
rumah dan dipikirkan Andri
mengajak nenek pergi ke luar
negri supaya tidak sendiri lagi.
Andri ingin membawa nenek ke
luar negri.”
Kebutuhan rasa
aman bersama
ayah
Kartu 7GF: “Nadia biar
mendengar ibu membaca buku.
Nadia pengen bertemu bapak.
Nadia merasa sedih dan
dipikirkan Nadia senang karena
bapak suka membaca buku.
Nadia senang karena bapak
tidak pergi karena Nadia sayang
ma bapak.”
Kebutuhan rasa
aman:
menghindari
pelaku
kekerasan
Kartu 8BM: “Andri merasa
takut dan khawatir tapi
dipikirkan orang mau ngobrol
ma Andri.”
Need of
Nurturance:
membantu
orang lain yang
kesusahan
Kartu 2: “Mika melihat dan
terharu pada orang desa, karena
orang desa tidak ada bekerja,
orang desa pengen bekerja tapi
gak ada tempat. Mika merasa
terharu pada orang desa dan
dipikirkan Mika mengejar orang
desa supaya pintar dan bekerja.”
Tekanan
(Press):
1. Perlakuan
tidak baik Tidak ada
dukungan dari
lingkungan
Kartu 2: “Mika melihat dan
terharu pada orang desa, karena
orang desa tidak ada bekerja,
orang desa pengen bekerja tapi
gak ada tempat.”
Tidak ada
dukungan dari
pasangan
Kartu 4: “Anggi mau pergi tapi
Febi berkata tidak boleh pergi”
Tidak ada
dukungan dari ibu
Kartu 7GF: “Nadia tidak sayang
ibu karena ibu malas dan tidak
pernah membantu Nadia pada
waktu belajar.”
Persaingan
dengan orang
Kartu 8BM: ” Andri mati
membunuh oleh orang karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
seusia Andri berebut pekerjaan orang
itu. Andri tidak diterima
pekerjaan sebuah kantor karena
Andri malas.”
Tuntutan untuk
patuh pada ibu
Kartu 9GF: “Nana pergi ke
rumah teman tapi ibu datang
membawa baju untuk Nana.
Nana mau cuek dan malas
memakai baju dari ibu. Nana
merasa tidak sabar pada ibu”
Tuntutan untuk
merawat saudara
Kartu 13MF: “Kakak sakit
pusing dan capek karena
merawat adik sakit.”
2. Ketidak-
mampuan Kesulitan
mempelajari
sesuatu
Kartu 1: “Rizky sedang sedih
karena tidak bisa bermain biola.
Rizky bingung karena tidak ada
guru mengajar bermain biola
karena Rizky malas.”
Kartu 3BM: “Novita tidur di
ruang tamu, Novita tidur karena
capek. Novita merasa malas dan
dipikirkan PR nya belum
selesai. Novita tetap tidur, PR
tidak kerjakan.”
Kesulitan
mendapatkan
sesuatu
Kartu 10: “Mereka sedang
berpelukan dan istri mau cepat
punya anak. Tapi istri masih
belum punya anak karena terlalu
muda.”
3. Kesendirian Kesendirian Kartu 4: “Anggi mau pergi tapi
Febi berkata tidak boleh pergi
karena Febi takut sendiri.”
Kartu 6BM: “Andri merasa
bingung karena kasihan nenek
sendiri di rumah dan dipikirkan
Andri mengajak nenek pergi ke
luar negri supaya tidak sendiri
lagi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
c. Dinamika Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 2
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh, subjek memiliki
kebutuhan yang mendukung kebutuhan lainnya sehingga memudahkan
kebutuhan lainnya dalam beroperasi. Contohnya kebutuhan bermain
didukung oleh kebutuhan otonomi dimana subjek ingin bebas menentukan
pilihannya sendiri. Hal ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 9GF:
“Nana pergi kerumah teman tapi ibu datang membawa baju untuk Nana.
Nana mau cuek dan malas memakai baju dari ibu. Nana merasa tidak sabar
tapi di pikirkan teman Nana mau mengajak ma Nana untuk bermain. Nana
pergi ke rumah teman.”
Di sisi lain, subjek memiliki kebutuhan yang saling berlawanan.
Subjek memiliki kebutuhan diterima oleh lingkungan sekitar yang
berlawanan dengan kebutuhan subjek untuk bersikap agresif terhadap
lingkungan sekitarnya. Contohnya dalam kartu 8BM diceritakan:
“Orang yang membunuh ma Andri. Teman Andri mencari Andri tapi tidak
ada Andri. Andri merasa takut dan khawatir tapi dipikirkan orang mau
ngobrol ma Andri. Andri mati membunuh oleh orang karena Andri berebut
pekerjaan orang itu. Andri tidak diterima pekerjaan sebuah kantor karena
Andri malas”.
Berdasarkan pada tabel kebutuhan psikologis (Need) dan tekanan
(Press), terihat bagaimana lingkungan sekitar menekan subjek. Meskipun
demikian, terdapat pula tekanan yang muncul dari dalam diri subjek
sendiri. Subjek memiliki kesulitan dalam mempelajari sesuatu, sehingga
menimbulkan subjek memiliki kebutuhan untuk menghindari beban. Hal
ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 3BM, dimana subjek kesulitan
mengerjakan pekerjaan rumahnya sehingga lebih memilih untuk tidur dari
pada mengerjakan pekerjaan rumahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Selain itu, subjek juga memiliki kesulitan dalam mendapatkan
sesuatu, yang menimbulkan subjek memiliki kebutuhan untuk diterima
dan dicintai oleh pasangan. Hal ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 10,
dimana tokoh perempuan belum bisa memiliki anak karena masih terlalu
muda sehingga ia mengharapkan pengertian dari suaminya, yang dalam
cerita subjek suami sedang memeluk istri. Sementara itu, subjek memiliki
perasaan kesendirian, yang terlihat dalam kartu 4 dan 6BM sehingga
menimbulkan kebutuhan akan rasa aman baik dari pasangan maupun dari
ibu, yang diceritakan oleh subjek dalam bentuk keengganan untuk
berpisah dengan pasangan maupun ibu.
Subjek membutuhkan dukungan dari seorang ibu, namun tidak
subjek dapatkan, yang menjadikan tekanan bagi subjek sehingga
menimbulkan subjek membutuhkan rasa aman dari ayahnya. Hal ini
terlihat dalam cerita subjek di kartu 7GF, dimana seorang anak perempuan
yang lebih memilih untuk dibacakan cerita oleh ayah dari pada ibunya
meskipun ibu sedang duduk disamping anak tersebut dan sedang
membacakan cerita.
Seorang ibu digambarkan oleh subjek sebagai seorang penuntut
untuk patuh, yang menimbulkan subjek memiliki keinginan untuk mandiri
bebas dalam menentukan pilihannya (Need of Autonomy). Hal ini terlihat
dalam cerita subjek di kanrtu 9GF, dimana seorang anak perempuan ingin
pergi bermain, namun ibu meminta anak tersebut untuk berganti pakaian
yang tidak subjek sukai. Selain itu, subjek juga merasa memiliki tuntutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
untuk merawat saudaranya, yang diceritakan subjek dalam kartu 13MF.
Tuntutan untuk merawat saudara ini dipandang subjek sebagai sebuah
beban sehingga menimbulkan subjek memiliki kebutuhan untuk
menghindari beban.
3. Subjek 3
a. Profil Subjek 3
1) Gambaran diri subjek
Subjek seorang remaja laki-laki tunggal berusia 17 tahun.
Bagi subjek, orang tuna rungu itu sama seperti orang biasa lainnya.
Tingkat ketunarunguan telinga kiri dan kanan subjek adalah 95dB dan
98dB (tergolong kehilangan pendengaran seluruhnya atau deaf).
Masalah yang sedang subjek hadapi saat ini adalah orang tua subjek
yang selalu menuntut subjek untuk membantu pekerjaan di rumah.
Meskipun subjek merasa terlalu dituntut, subjek menyikapinya dengan
berusaha membantu.
Subjek memandang dirinya sebagai seorang yang suka
bercanda. Menurut subjek, kelebihan yang dimiliki subjek adalah suka
memotret dan suka menolong orang lain. Kelemahan yang dimiliki
subjek adalah suka mengganggu teman perempuan.
2) Relasi dengan keluarga
Pengalaman menyenangkan masa kecil yang masih diingat
oleh subjek adalah ketika pergi berenang bersama teman-teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sekolah saat duduk di bangku TK. Sedangkan pengalaman
menyedihkan masa kecil yang masih diingat oleh subjek adalah ketika
berebut mainan dengan teman disekolah.
Subjek memandang orang tuanya terkadang galak, terkadang
menyenangkan. Menurut subjek, subjek sering bertengkar dengan
kedua orang tuanya. Meskipun demikian, subjek merasa dekat dengan
kedua orang tuanya. Ayah subjek dipandang subjek sebagai seorang
yang sabar dan sayang terhadap subjek, meskipun suka menyuruh
subjek. Ibu subjek dipandang sebagai seorang yang menyayangi
subjek dan suka marah-marah. Subjek tidak memiliki saudara
kandung, dan ingin memiliki saudara kandung karena subjek merasa
kesepian.
3) Relasi dengan teman sebaya
Subjek memiliki banyak teman baik laki-laki maupun
perempuan, baik anak sekolahan maupun mahasiswa. Permasalahan
yang sering timbul dalam pertemanan adalah karena subjek sering usil.
Menurut kedua orang tua subjek, subjek memiliki banyak sekali teman
di beberapa komunitas. Komunitas yang subjek ikuti adalah komunitas
motor byson, komunitas pemanah dan sedang mencari komunitas
fotografi. Menurut ayah subjek, subjek jarang mau bergaul dengan
orang di sekitar tempat tinggalnya. Dalam acara pemuda pemudi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
terkadang, subjek hanya mau mengikuti acara jika ditemani oleh
ayahnya.
4) Akademis dan cita-cita
Hobi subjek adalah memotret dan subjek bercita-cita untuk
menjadi seorang fotografer. Saat ini subjek ingin memiliki sebuah
kamera, tetapi ibu subjek belum membelikan kamera untuk subjek
karena subjek belum termasuk dalam sebuah komunitas fotografi.
Mata pelajaran yang paling disukai subjek adalah matematika, dan
yang paling tidak disukai subjek adalah peternakan.
b. Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 3
Tabel 7.
Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 3
Cluster Need Press yang
Muncul
Kartu
Kebutuhan
(Need):
1. Bebas untuk
dirinya
sendiri:
Kebutuhan
bermain
Kartu 7GF: “Anak itu ingin
membeli mainan. Setelah selesai
membaca, ibu memberi mainan
untuk anaknya.”
Kebutuhan
otonomi: bebas
menentukan
pilihannya
Kartu 3BM: “Fitri ingin
menabung sendiri mau membeli
baju itu.”
Kebutuhan
mendapatkan
sesuatu
Kartu 3BM: “Fitri ingin membeli
baju baru yang mahal. Fitri ingin
menabung sendiri mau membeli
baju itu.”
Kartu 7GF: “Anak itu ingin
membeli mainan. Setelah selesai
membaca, ibu memberi mainan
untuk anaknya.”
2. Keinginan
menyerang Kebutuhan
agresi terhadap
Kartu 13MF: “Ariel marah sama
istri karena istri galak sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
orang lain: pasangan anak.”
Kebutuhan
agresi terhadap
ibu karena
keinginan
bermain
dihambat
Kartu 7GF: “Seorang ibu sedang
membaca buku, tetapi anaknya
tidak mau melihat ibu. Anak itu
ingin membeli mainan. Anak itu
marah dan ibu membiarkan anak
itu marah supaya anak itu tenang
dan mendengarkan membaca
buku.”
3. Keinginan
untuk dapat
diterima:
Kebutuhan
diterima oleh
teman
Kartu 1: “Arif sedang berpikir
cara membuat lagu. Karena
teman mau minta lagu baru. Arif
merasa pusing dan berpikirkan
berat. Akhirnya Arif bisa
membuat lagu baru untuk
teman.”
Kebutuhan
diperhatikan oleh
ibu
Kartu 6BM: “Nenek merasa
sedih dan menangis. Nenek ingin
bertemu anaknya.”
Kebutuhan
dipahami oleh
ibu
Kartu 7GF: “Seorang ibu sedang
membaca buku, tetapi anaknya
tidak mau melihat ibu. Anak itu
ingin membeli mainan. Anak itu
marah dan ibu membiarkan anak
itu marah supaya anak itu tenang
dan mendengarkan membaca
buku”.
Kebutuhan
dipahami orang
tua
Kartu 3BM: “Fitri sedang
menangis karena orang tua
marah sama Fitri. Orang tua
marah karena Fitri ingin
membeli baju baru yang mahal.”
Kebutuhan
afiliasi dengan
pasangan
Kartu 4: “Ayu merayu Firman
jalan-jalan. Ayu mengajak
Firman jalan-jalan, tetapi Firman
tidak mau karena Firman sedang
kerja. Ayu merasa sedih dan
kecewa. Ayu ingin jalan-jalan
sendiri. Firman tidak mau
mengantar, Ayu pergi sendiri.”
Kebutuhan rasa
aman:
menghindari
pelaku kekerasan
Kartu 8BM: “Pasien itu dioperasi
karena ditembak oleh penjahat.
Penjahat mau perampok
harta.Adik pasien merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
ketakutan dan takut kakaknya
meninggal.”
Kartu 9GF: “Wati bersembunyi
karena takut dipukul oleh Dian.
Dian mau minta uang pada Wati
karena Dian melihat Wati punya
banyak uang. Wati merasa
ketakutan dan berharap tidak
ketemukan oleh Dian.
Kebutuhan rasa
aman bersama
pasangan
Kartu 10: “Irfan dan Wita sedang
mempelukan. Mereka berpelukan
karena kangen sudah lama tidak
bertemu karena Irfan bekerja di
kota lain. Mereka merasa senang
dan tidak mau berpisah lagi.
Akhirnya Irfan dan Wita tidak
berpisah dan tidak mau pergi
jauh-jauh karena mereka mau
menikah.”
Kebutuhan
ditolong oleh
figur otoritas
Kartu 6BM: “Kemudian pak
polisi membawa nenek ke rumah
sakit.”
Kebutuhan Oral Kartu 2: “Devi merasa kasihan
karena keluarga itu miskin.”
Need of
Nurturance:
membantu
keluarga
Kartu 2: “Devi merasa sedih dan
ingin membantu mereka.
Kemudian Devi datang dan
memberi bantuan.”
Tekanan
(Press):
1. Perlakuan
tidak baik Perlakuan buruk
dari pelaku
kekerasan
Kartu 8BM: “Pasien itu dioperasi
karena ditembak oleh penjahat.
Penjahat mau perampok harta.”
Kartu 9GF: “Wati bersembunyi di
dekat pohon mangga. Wati
bersembunyi karena takut dipukul
oleh Dian.”
Pertengkaran
dengan
pasangan
Kartu 13MF: “marah sama istri
karena istri galak sama anak.”
Tidak ada
dukungan dari
keluarga
Kartu 2: “Devi belum kenal
keluarga itu, tapi Devi sering
lewat dan melihat di depan
rumah. Devi merasa sedih dan
ingin membantu mereka.”
Tidak ada Kartu 3BM: “Fitri sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dukungan dari
orang tua
menangis karena orang tua marah
sama Fitri. Orang tua marah
karena Fitri ingin membeli baju
baru yang mahal. Fitri merasa
kecewa dan berpikir bahwa orang
tua pelit. Fitri ingin menabung
sendiri mau membeli baju itu.”
Tidak ada
dukungan dari
pasangan
Kartu 4: “Ayu ingin jalan-jalan
sendiri. Firman tidak mau
mengantar, Ayu pergi sendiri.”
Tuntutan untuk
patuh terhadap
ibu
Kartu 7GF: “Anak itu marah dan
ibu membiarkan anak itu marah
supaya anak itu tenang dan
mendengarkan membaca buku.
Setelah selesai membaca, ibu
memberi mainan untuk anaknya.”
2. Ketidak-
mampuan Kesulitan
menciptakan
sesuatu
Kartu1: “Arif sedang berpikir
cara membuat lagu. Karena teman
mau minta lagu baru. Arif merasa
pusing dan berpikirkan berat.”
3. Kesendirian Ketidakhadiran
ibu
Kartu 6BM: “Nenek merasa sedih
dan menangis. Nenek ingin
bertemu anaknya.”
Ketidakhadiran
pasangan
Kartu 10: “Irfan dan Wita sedang
mempelukan. Mereka berpelukan
karena kangen sudah lama tidak
bertemu karena Irfan bekerja di
kota lain.”
c. Dinamika Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 3
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh, subjek memiliki
kebutuhan yang mendukung kebutuhan lainnya sehingga memudahkan
kebutuhan lainnya dalam beroperasi. Untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya, subjek dibantu oleh kebutuhan otonomi dan kebutuhan
agresi untuk meraihnya. Contohnya dalam kartu 3BM diceritakan:
“Fitri sedang menangis karena orang tua marah sama Fitri. Orang tua
marah karena Fitri ingin membeli baju baru yang mahal. Fitri merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
kecewa dan berpikir bahwa orang tua pelit. Fitri ingin menabung sendiri mau
membeli baju itu”.
Kebutuhan lain yang saling mendukung adalah kebutuhan
bermain yang didukung oleh kebutuhan agresi. Hal ini terlihat dalam kartu
7GF, dimana seorang anak ingin bermain namun dipaksa oleh ibunya
untuk membaca buku sehingga anak tersebut marah. Sementara itu, subjek
tidak memiliki kebutuhan yang saling berlawanan.
“Seorang ibu sedang membaca buku, tetapi anaknya tidak mau melihat ibu.
Anak itu ingin membeli mainan. Anak itu marah dan ibu membiarkan anak itu
marah supaya anak itu tenang dan mendengarkan membaca buku”.
Berdasarkan pada tabel kebutuhan psikologis (Need) dan tekanan
(Press), terihat bagaimana lingkungan sekitar menekan subjek. Meskipun
demikian, terdapat pula tekanan yang muncul dari dalam diri subjek
sendiri. Subjek memiliki kesulitan dalam menciptakan sesuatu atas
permintaan dari teman, yang menimbulkan kebutuhan untuk diterima oleh
teman. Hal ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 1, dimana seorang
teman meminta untuk dibuatkan lagu, yang membuat tokoh utama pusing
dan harus berpikir keras.
Subjek merasa tidak mendapatkan dukungan dari pasangan yang
membuat subjek memiliki kebutuhan untuk berafiliasi dengan pasangan.
Hal ini terlihat dalam kartu 4, dimana tokoh utama ingin ditemani
pasangannya jalan-jalan tetapi pasangan tidak mau menemani. Subjek
dituntut untuk patuh terhadap ibu, yang menimbulkan subjek memiliki
kebutuhan otonomi untuk bebas menentukan pilihannya sendiri serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
kebutuhan agresi terhadap ibu karena menghambat keinginan subjek. Hal
ini terlihat dalam kartu 7GF, dimana ibu menuntut anak untuk
mendengarkan cerita ibu, namun anak ingin membeli mainan sehingga
anak menjadi marah.
Subjek membutuhkan dukungan dari orang tua, namun tidak
subjek dapatkan, yang menjadikan tekanan bagi subjek sehingga
menimbulkan keinginan subjek untuk dipahami oleh orang tuanya. Hal ini
terlihat dalam cerita subjek di kartu 3BM, dimana subjek ingin membeli
baju yang mahal dan orang tua tidak memperbolehkan sehingga subjek
memilih untuk menabung sendiri. Subjek mendapatkan perlakuan buruk
dari pelaku kekerasan yang menimbulkan subjek memiliki kebutuhan akan
rasa aman dalam usahanya untuk menghindari pelaku kekerasan. Hal ini
terlihat dalam kartu 8BM dan 9GF, dimana diceritakan tokoh utama
sedang bersembunyi dibalik sebuah pohon karena takut dipukul oleh
temannya yang ingin meminta uang.
C. Dinamika Kebutuhan Psikologis (Need) dan Tekanan (Press) Subjek 1, 2 dan
3
Hasil dari penelitian ini menunjukkan kebutuhan-kebutuhan psikologis
remaja penyandang tuna rungu. Berdasarkan pada tabel kebutuhan subjek 1, 2,
dan 3 (tabel terlampir), dapat disimpulkan bahwa ketiga subjek memiliki
kebutuhan yang cenderung sama. Kebutuhan ini terbagi dalam tiga cluster, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
keinginan bebas untuk dirinya sendiri, keinginan untuk menyerang orang lain dan
keinginan untuk dapat diterima orang lain.
Keinginan bebas untuk dirinya sendiri digambarkan oleh ketiga subjek
dengan kebutuhan otonomi untuk bebas menentukan pilihannya sendiri,
kebutuhan menghindari beban dan kebutuhan bermain. Murray (dalam Hall &
Lindzey, 1993) mendeskripsikan kebebasan dengan melawan paksaan atau
hambatan, menghindari kekuasaan orang lain, mandiri, tidak terikat, berdiri
sendiri dalam membuat keputusan, menghindari urusan dan campur tangan orang
lain. Pada subjek 1 terlihat dalam 4 dari 10 kartu (kartu 1, 2, 7GF dan 9GF), pada
subjek 2 dalam 3 dari 10 kartu (kartu 3BM, 9GF dan 13MF), serta pada subjek 3
dalam 2 dari 10 kartu (kartu 3BM dan 7GF). Contoh dalam cerita subjek 1 di
kartu 7GF:
“Seorang ibu membaca cerita untuk anak perempuannya. Anak tidak melihat ibu tetapi
mendengarkan suara. Anak melihat teman-temannya bermain. Anak perempuan marah
kepada ibu. Anak ingin bermain teman-teman. Ibunya sudah selesai membaca cerita,
anak sedang bermain temannya”.
Keinginan untuk menyerang orang lain digambarkan oleh ketiga subjek
dalam bentuk yang lebih agresif, baik terhadap keluarga, orang tua, saudara,
pasangan, lingkungan maupun karena frustasi. Pada subjek 1 terlihat dalam 5 dari
10 kartu (kartu 1, 3BM, 4, 7GF dan 13MF), pada subjek 2 dalam 1 dari 10 kartu
(kartu 8BM), serta pada subjek 3 dalam 2 dari 10 kartu (kartu 7GF dan 13MF).
Contoh dalam cerita subjek 3 di kartu 7GF:
“Seorang ibu sedang membaca buku, tetapi anaknya tidak mau melihat ibu. Anak itu
ingin membeli mainan. Anak itu marah dan ibu membiarkan anak itu marah. Setelah
selesai membaca, ibu memberi mainan untuk anaknya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Keinginan untuk diterima digambarkan oleh ketiga subjek dalam bentuk
penerimaan, pemahaman, pertolongan maupun rasa aman. Maslow (dalam
Alwisol, 2009) mendeskripsikan penerimaan dengan menjadi bagian dari
kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan karena orang sangat peka
terhadap kesendirian, pengasingan, penolakan lingkungan dan kehilangan sahabat
atau cinta. Pada subjek 1 terlihat dalam 8 dari 10 kartu (kartu 2, 3BM, 4, 6BM,
8BM, 9GF, 10 dan 13MF), pada subjek 2 dalam 7 dari 10 kartu (kartu 1, 2, 4,
6BM, 7GF, 8BM dan 10), serta pada subjek 3 dalam 8 dari 10 kartu (kartu 1, 2,
3BM, 4, 6BM, 8BM, 9GF dan 10). Contoh dalam cerita subjek 2 di kartu 10,
dimana keinginan untuk dapat diterima orang lain digambarkan oleh subjek 2
dengan munculnya kebutuhan untuk diterima oleh pasangan karena ia masih
terlalu muda untuk memiliki seorang anak:
“Mereka sedang berpelukan dan istri mau cepat punya anak. Tapi istri masih belum
punya anak karena terlalu muda”.
Kebutuhan-kebutuhan ketiga subjek memiliki dinamika yang mencakup
kebutuhan yang saling mendukung dan berkonflik. Kebutuhan yang saling
mendukung pada subjek 1 terlihat dalam kartu 7GF. Subjek memiliki kebutuhan
untuk mendapatkan sesuatu, dimana untuk mendapatkan sesuatu ini subjek perlu
memiliki kebutuhan otonomi yang didukung oleh kebutuhan agresi untuk
meraihnya. Kebutuhan yang saling mendukung juga terlihat dalam kartu 1.
Subjek memiliki kebutuhan untuk menghindari beban, dimana subjek dapat
memunculkan sikap agresif yang mungkin dapat ditimbulkan dari perasaan
frustasi akibat beban tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Sementara itu, subjek 2 terlihat dalam kartu 9GF. Subjek memiliki
kebutuhan bermain yang didukung oleh kebutuhan otonomi dimana subjek ingin
bebas menentukan pilihannya sendiri. Sedangkan pada subjek 3, kebutuhan yang
saling mendukung terlihat dalam kartu 3BM, dimana untuk mendapatkan sesuatu
yang diinginkan, subjek didukung oleh kebutuhan otonomi.
Di sisi lain, ketiga subjek juga memiliki kebutuhan yang saling
berlawanan atau berkonflik. Pada subjek 1, terlihat dalam kartu 4. Subjek
memiliki kebutuhan afiliasi dengan pasangan, namun di sisi lain subjek juga
memiliki kebutuhan agresi terhadap pasangannya karena pasangannya
berselingkuh. Pada subjek 2, kebutuhan yang saling berkonflik terlihat dalam
kartu 8BM, dimana subjek memiliki kebutuhan diterima oleh lingkungan sekitar
yang berlawanan dengan kebutuhan subjek untuk bersikap agresif terhadap
lingkungan sekitarnya. Sedangkan pada subjek 3, kebutuhan yang saling
berkonflik terlihat dalam kartu 7GF, dimana subjek memiliki kebutuhan dipahami
oleh figur ibu, namun disisi lain subjek memiliki kebutuhan agresi terhadap ibu
karena figur ibu menghambat subjek dalam melakukan keinginannya.
Berdasarkan pada dinamika kebutuhan yang berkonflik ini, terlihat
bahwa ketiga subjek memiliki kebutuhan yang ambivalen, dimana ketiga subjek
memiliki keinginan untuk diterima tetapi juga memiliki keinginan untuk
menyerang terhadap figur yang bersangkutan. Seorang ahli keterikatan
(attachment), Mary Ainsworth (dalam Santrock, 1995), mengklasifikasikan
keterikatan menjadi 3 tipe; yaitu security attachment (aman), anxious-avoidant
attachment (cemas dan menghindar) dan anxious-resistant (cemas dan menolak).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Sikap ambivalen ketiga subjek ini mungkin mencerminkan anxious-resistant
attachment. Anxious-resistant attachment menurut Ainsworth dicirikan dengan
memperlihatkan ketidakamanan dengan menolak figur kelekatan terutama ibu.
Contohnya, seseorang yang bersandar pada figur kelekatannya tetapi pada waktu
yang bersamaan menolak keterikatannya misalnya dengan menendang atau
mendorong jauh-jauh.
Dalam Wenar dan Kerig (2000) dikatakan bahwa individu dengan
resistant attachment akan merasa sangat sedih ketika berpisah dengan pengasuh,
namun setelah bertemu kembali individu tersebut akan berusaha untuk melakukan
perlawanan secara agresi terhadap kedekatan atau menunjukkan ambivalensi
dengan meminta untuk digendong yang kemudian diikuti usaha untuk mendorong
pengasuh secara agresif.
Anxious-resistant attachment ini juga terlihat dalam dinamika kebutuhan
psikologis (Need) dan tekanan (Press) ketiga subjek yang cenderung sama. Hal
ini terlihat dalam ketiga gambara dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 1. Dinamika kebutuhan psikologis (need) dan tekanan (press) subjek 1
Keinginan menyerang
orang lain (Need)
(kartu 1, 7GF, 13MF)
(kartu 3BM)
Ketidakmampuan
(Presss)
Kesendirian
(Presss)
(kartu 2, 10)
Keinginan untuk diterima
(Need)
(kartu 4, 6BM, 9GF, 13 MF)
(kartu 3BM, 8 BM)
Perlakuan tidak baik
(Presss)
Bebas untuk dirinya
sendiri (Need)
(kartu 1, 7GF, 9GF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 2. Dinamika kebutuhan psikologis (need) dan tekanan (press) subjek 2
(kartu 3BM)
Ketidakmampuan
(Presss)
(kartu 1, 10)
Kesendirian
(Presss)
(kartu 4, 6BM)
Keinginan
menyerang orang
lain (Need)
(kartu 8BM)
Keinginan untuk
diterima (Need)
(kartu 2, 4, 7GF,
8BM)
Bebas untuk dirinya
sendiri (Need)
(kartu 9GF, 13MF)
Perlakuan tidak baik
(Presss)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 3. Dinamika kebutuhan psikologis (need) dan tekanan (press) subjek 3
Dinamika kebutuhan psikologis (need) dan tekanan (press) pada ketiga
subjek cenderung sama. Kesamaan ini terutama terlihat dari perlakuan tidak baik
yang dialami oleh ketiga subjek yang mengakibatkan keinginan untuk diterima,
bebas untuk dirinya sendiri dan keinginan untuk menyerang orang lain. Perlakuan
tidak baik yang dialami oleh ketiga subjek ini mencakup tuntutan, tidak adanya
dukungan, persaingan dan pertengkaran maupun diperlakukan dengan buruk.
Kebutuhan yang ditimbulkan oleh perlakuan yang tidak baik
memperlihatkan dengan jelas bahwa ketiga subjek mengalami anxious-resistant
attachment. Perlakuan tidak baik yang dialami oleh ketiga subjek mengakibatkan
Ketidakmampuan
(Presss)
(kartu 1)
Keinginan untuk
diterima (Need)
(kartu 2, 3BM, 4,
8BM, 9GF)
Perlakuan tidak baik
(Presss)
Bebas untuk dirinya
sendiri (Need)
(kartu 3BM, 7GF)
Keinginan
menyerang orang
lain (Need)
(kartu 7GF, 13MF)
Kesendirian
(Presss)
(kartu 6BM, 10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
ketiga subjek memunculkan kebutuhan yang ambivalen, dimana terkadang ketiga
subjek menginginkan penerimaan, kebebasan maupun keinginan untuk
menyerang. Dalam Wenar dan Kerig (2000) dikatakan bahwa resistensi
dipandang individu sebagai usaha untuk merebut perhatian dari pengasuh,
sementara kemarahan muncul akibat frustrasi dari inkonsistensi pengasuh.
Sementara itu, kesamaan ketiga subjek juga terlihat pada tekanan
kesendirian yang mengakibatkan ketiga subjek ingin diterima. Tekanan
kesendirian ini berbentuk kesendirian maupun ketidakhadiran seseorang yang
berarti. Meskipun diperlakukan secara tidak baik, ketika mengalami kesendirian
ketiga subjek menginginkan penerimaan. Hal ini mungkin mencerminkan
anxious-resistant attachment.
Sedangkan press ketidakmampuan yang dimiliki oleh ketiga subjek
memberikan efek yang berbeda bagi masing-masing subjek. Ketidakmampuan di
definisikan secara berbeda oleh masing-masing subjek. Subjek 1 mendefinisikan
ketidakmampuan dengan kekurangan (kartu 2 dan 3BM) serta perasaan rendah
diri (kartu 8BM), sedangkan subjek 2 dan 3 mendefinisikan ketidakmampuan
dengan kesulitan baik kesulitan mempelajari sesuatu (subjek 2 kartu 1 dan 3 BM),
kesulitan mendapatkan sesuatu (subjek 2 kartu 10) maupun kesulitan menciptakan
sesuatu (subjek 3 kartu 1).
Efek ketidakmampuan pada subjek 1 terlihat dengan jelas bagaimana
subjek 1 mengalami anxious-resistant attachment. Saat subjek mengalami
tekanan akibat ketidakmampuan yang dimilikinya, subjek merasa bingung apa
yang harus dilakukannya sehingga kadang kala subjek akan menyerang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
kadang kala subjek ingin diterima. Hal serupa juga terjadi pada subjek 2, dimana
ketidakmampuan mengakibatkan subjek 2 ingin bebas dan ingin diterima. Dalam
Wenar dan Kerig (2000) dikatakan bahwa hal ini diakibatkan oleh pengasuh yang
tidak dapat diprediksi, dimana pengasuh terkadang sangat dekat, kadang tidak
dekat maupun mudah kesal. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Maslow
(dalam Alwisol, 2009), bahwa kebutuhan akan rasa aman sudak muncul sejak
bayi, dimana bayi akan merasa lebih aman berada dalam suasana keluarga yang
teratur, terencana, terorganisir dan disiplin, karena suasana semacam itu
mengurangi kemungkinan adanya perubahan dadakan maupun kekacauan yang
tidak terbayangkan sebelumnya. Pengasuhan yang bebas, tidak menggunakan
batasan-batasan, misalnya tidak mengatur interval kapan bayi tidur dan kapan
makan, akan membuat bayi bingung dan takut, bayi tidak terpuaskan kebutuhan
keamanan dan keselamatannya.
Secara keseluruhan, ketiga subjek secara dominan cenderung mengalami
tekanan dari perlakuan tidak baik dan dominan untuk memunculkan keinginan
untuk diterima. Oleh karena itu, tema yang dibangun oleh ketiga subjek berkisar
mengenai tekanan dari lingkungan serta usaha-usaha yang dilakukan subjek untuk
pada akhirnya dapat diterima. Menurut Maslow (dalam Alwisol, 2009), kegagalan
memenuhi kebutuhan cinta dan Belongingness menjadi sebab hampir semua
bentuk psikopatologi. Pengalaman kasih sayang anak-anak menjadi dasar
perkembangan kepribadian yang sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan
oleh frustasi keinginan sosial tetapi lebih karena tidak adanya keintiman
psikologis dengan orang lain. Sementara itu, Murray (dalam Hall & Lindzey,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
1993; Alwisol, 2009) mengatakan bahwa “Tekanan suatu objek ialah apa yang
dapat dilakukan oleh objek itu terhadap subjek atau untuk subjek – daya yang
dimiliki oleh objek untuk mempengaruhi kesejahteraan subjek dengan cara
tertentu”.
D. Pembahasan Penelitian
Hasil dari penelitian ini menunjukkan 3 cluster kebutuhan psikologis
(Need) dan 3 cluster tekanan (Press). Selain cluster, terlihat pula dinamika antara
kebutuhan dengan kebutuhan dan antara kebutuhan (Need) dengan tekanan
(Press). Cluster-cluster yang peneliti temukan mungkin serupa dengan
kebutuhan-kebutuhan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Sumampouw dan Setiasih (2003).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumampouw dan Setiasih (2003)
diperoleh kebutuhan yang menonjol yaitu need of autonomy, need of succorance,
dan need of exhibition. Need of autonomy diartikan oleh Murray (dalam Hall &
Lindzey, 1993) dengan keiginan untuk bebas, melawan paksaan maupun
menghindari kekuasaan orang lain. Hal ini serupa dengan cluster bebas untuk
dirinya sendiri yang muncul pada ketiga subjek. Sementara itu, need of
succorance diartikan oleh Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) dengan
mendapatkan kepuasan dengan memperoleh simpati dari orang lain, membuat
orang lain mengerti dan membantu dirinya. Hal ini serupa dengan cluster
keinginan dapat diterima yang terdiri atas kebutuhan diterima, ditolong, afiliasi
dan rasa aman. Sedangkan need of exhibition diartikan oleh Murray (dalam Hall
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
& Lindzey, 1993) dengan keinginan untuk mengesankan, dilihat dan didengar
oleh orang lain serta menjadi pusat perhatian. Hal ini mungkin serupa dengan
cluster keinginan untuk menyerang orang lain yang terdiri atas kebutuhan agresi.
Mungkin dengan menyerang orang lain, ketiga subjek menjadi lebih diperhatikan
dan didengar. Seperti contohnya pada subjek 1 kartu 7GF:
“Seorang ibu membaca cerita untuk anak perempuannya. Anak tidak melihat ibu
tetapi mendengarkan suara. Anak melihat teman-temannya bermain. Anak perempuan
marah kepada ibu. Anak ingin bermain teman-teman. Ibunya sudah selesai membaca
cerita, anak sedang bermain temannya.”
Dalam cerita terlihat seorang ibu yang memaksa anaknya untuk
mendengarkan ceritanya sehingga membuat anak menjadi marah. Anak marah
karena ingin bermain bersama teman-temannya. Kemarahan ini mungkin karena
anak ingin didengar dan diperhatikan oleh ibunya bahwa anak tersebut ingin
bermain.
Namun, penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sumampouw dan Setiasih (2003), karena penelitian ini menghasilkan dinamika
psikologis yang tidak terdapat dalam penelitian sebelumnya. Hasil dinamika
dalam penelitian ini adalah dinamika antara kebutuhan dengan kebutuhan dan
antara kebutuhan (Need) dengan tekanan (Press). Ditemukannya dinamika dalam
penelitian karena metode pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan alat tes projektif: T.A.T. Penggunaan T.A.T dapat untuk melihat
konflik yang direpresi oleh subjek, dimana hal ini tidak dapat dilihat dengan
menggunakan EPPS. Selain itu, dengan menggunakaan T.A.T pemberian tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
diagnostik dapat disesuaikan dengan cerita yang dimunculkan subjek, seperti
kebutuhan mendapatkan stimulasi, kebutuhan mendapatkan sesuatu.
Hasil lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa ketiga
subjek mengalami anxious-resistant attachment. Hal ini terlihat dari sikap
ambivalen ketiga subjek yang menunjukkan bahwa subjek mengalami perasaan
tidak aman (insecure).
Selain temuan dan kelebihan-kelebihan ini, penelitian ini memiliki
kelemahan dalam melakukan pendekatan baik terhadap subjek maupun significan
others subjek. Keterbatasan ini mempengaruhi hasil wawancara, dimana
wawancara kurang dapat menghasilkan data yang mendalam baik keadaan subjek
maupun relasi subjek dengan keluarga, sehingga hasil wawancara kurang dapat
disesuaikan dengan cerita TAT subjek.
Kelemahan lainnya adalah terbatasnya perbendaharaan yang dimiliki
oleh subjek sehingga menyulitkan subjek untuk menyampaikan ceritanya. Hal ini
mungkin dikarenakan penyandang tuna rungu di Indonesia lebih menggunakan
bahasa lisan sehingga perbendaharaan kata penyandang tuna rungu cenderung
sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kebutuhan psikologis remaja penyandang tuna rungu yang dominan
muncul adalah kebutuhan diterima. Kebutuhan akan penerimaan muncul dari
banyak figur baik itu ayah, ibu, orang tua, keluarga, teman, guru maupun
lingkungan sekitar. Selain itu, kebutuhan akan rasa aman juga muncul dominan
dengan berbagai variasi, seperti kebutuhan rasa aman dengan menghindari pelaku
kekerasan, perlindungan dari pasangan maupun kebersamaan dengan ayah, ibu
atau pasangan. Terdapat pula kebutuhan lain yang muncul dalam bentuk yang
agresif, yaitu kebutuhan agresi. Selain itu, keinginan untuk bebas juga muncul
dalam bentuk kebutuhan otonomi maupun menghindari beban.
Sementara itu, lingkungan sekitar yang menekan menimbulkan tekanan
(press). Tekanan yang dominan muncul pada remaja penyandang tuna rungu
adalah perlakuan tidak baik yang berupa tuntutan, persaingan, maupun tidak
adanya dukungan dari orang terdekat. Selain itu, kesendirian dan
ketidakmampuan juga menjadi tekanan tersendiri bagi remaja akhir penyandang
tuna rungu.
Selain itu, penemuan lain dari penelitian ini terlihat dari konflik antar
kebutuhan serta ambivalensi sikap subjek terhadap tekanan yang dialaminya
menunjukkan bahwa ketiga subjek mengalami anxious-resistant attachment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
B. Saran
Beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti:
1. Bagi peneliti selanjutnya
a. Berdasarkan pada kelemahan penelitian ini, peneliti mengusulkan supaya
peneliti selanjutnya melakukan pendekatan yang mendalam dengan subjek
maupun significan others subjek sehingga hasil wawancara dapat lebih
mendalam.
b. Berdasarkan pada kondisi penyandang tuna rungu, subjek penelitian
berikutnya bisa mencari penyandang tuna rungu yang biasa menggunakan
bahasa isyarat, tetapi tentu saja dengan bantuan interpreter.
c. Berdasarkan pada hasil penelitian ini, penelitian lebih lanjut dapat
dilakukan mengenai anxious-resistant attachment pada remaja penyandang
tuna rungu.
2. Bagi keluarga
Kebutuhan psikologis yang muncul sangat tergantung dari relasi
subjek dengan keluarga. Oleh karena itu, agar remaja penyandang tuna rungu
dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya serta mengurangi tekanan yang
dialaminya, sebaiknya keluarga melakukan penerimaan tidak bersyarat bagi
penyandang tuna rungu. Seperti yang dikatakan oleh Maslow, kegagalan
memenuhi kebutuhan dimiliki dan cinta menjadi sebab hampir semua bentuk
psikopatologi, contohnya dalam penelitian ini adalah anxious-resistant
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
attachment. Oleh karena itu, penerimaan tidak bersyarat penting untuk
diberikan kepada penyandang tuna rungu.
3. Bagi praktisi klinis
Melihat kondisi yang dialami oleh remaja penyandang tuna rungu,
praktisi klinis dapat melakukan penyuluhan dan pengertian terhadap orang tua
yang memiliki anak tuna rungu akan pentingnya penerimaan dan rasa aman
sehingga tidak menimbukan anxious-resistant attachment, dimana anxious-
resistant attachment ini akan menetap hingga dewasa dan dapat menyulitkan
pasangan hidup anak tuna rungu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, L., & Groth-Marnat, G. (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi.
Jakarta: Penerbit Indeks.
Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Anastasi, A., & Urbina, S. (2007). Tes Psikologi (Edisi 7). Jakarta: Penerbit Indeks.
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E., & Bern, D. (1987). Pengantar Psikologi
(Edisi 11). Batam: Interaksara.
Bellak, L., & Abrams, D. (1997). The TAT, The CAT, The SAT in Clinical Use. 6th
ed.
Boston: Allyn & Bacon.
Bellak, L., Levinger, L., & Lipsky, E. (1950). An Adolescent Problem Reflected In
The TAT. New York City: Jewish Board of Guardians. Journal of Clinical
Psychology, 6, 295-297. Diunduh pada 5 Juli 2013, pukul 14.18 dari http://e-
resources.pnri.go.id/index.php?option=com_library&Itemid=53&key=7
Creswell, J. W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among
Five Approaches. California: Sage Pulications, Inc.
Dammeyer, Jesper. (2009). Psychological Development in a Danish Population of
Children With Cochlear Implants and Deaf and Hard-of-Hearing Children.
Journal of Deaf Studies and Deaf Education. Oxford University Press.
Eldik, T., Treffers, A., Veerman, J., & Verhulst, F. (2004). Mental Health Problems
of Deaf Dutch Children As Indicated by Parents' Responses to the Child
Behavior Checklist. American Annals of the Deaf, 148, 390-395. Canada: Gallaudet
University Press.
Hall, C. S., & Lindzey, G. (1993). Teori-Teori Holistik (Organismik –
Fenomenologis); Editor A. Supratiknya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hurlock, E.B. (1953). Developmental Psychology. USA: McGraw-Hill Publication.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Kaplan, R., & Saccuzzo, D. (2012). Pengukuran Psikologi (Edisi 7). Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Karmiyati, D., & Suryaningrum, C. (2008). Pengantar Psikologi Proyektif. Malang:
UMM Press.
Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif Ed. Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Pam, A., & Rivera, J. (1995). Sexual Pathology And Dangerousness From A
Thematic Apperception Test Protocol. Professional Psychology: Research &
Practice, 26, 72-77. Diunduh pada 5 Juli 2013, pukul 14.33 dari
http://web.ebscohost.com/ehost/detail?sid=c19cf038-af51-466b-9caf-
70162a4624d0%40sessionmgr113&vid=1&hid=124&bdata=JnNpdGU9ZWhvc
3QtbGl2ZQ%3d%3d#db=ssa&AN=512574382
Poerwandari, K. (2005). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia.
Jakarta: LPSP3 Universitas Indonesia.
Reber, A., & Reber, E. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sadjaah, Edja. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran
Dalam Keluarga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (Edisi
5). Jakarta: Erlangga.
Smith, Jonathan A. (2008). Qualitative Psychology : A Practical Guide To Research
Methods (2nd Ed). London: Sage Publication.
Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Suharmini, Tin. (2007). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Sumampouw, A., & Setiasih. (2003).Profil Kebutuhan Remaja Tuna Rungu. Anima
Indonesian Psychological Journal, 18, 376-392.
Widyaningrum, Renny. (2010). Kebutuhan-kebutuhan Psikologis Pada Remaja
Cerebral Palsy. Skripsi: Universitas Katolik Soegija Pranata. Diunduh pada 18
Agustus 2013, pukul 19.52 dari
http://eprints.unika.ac.id/3140/1/06.40.0154_Renny_Widyaningrum.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Subjek 1
A. Analisis Tematik
1. Kartu 1
Cerita : Orang di dalam gambar sedang membaca buku. Sebelum belajar, anak itu
bermain. Mungkin anak itu merasa sakit pusing. Mungkin anak itu stres.
Mungkin anak itu membuang buku.
Inquiry : Buku yang sedang dibaca buku apa? Mungkin buku pelajaran IPA.
Sebelumnya, anak itu bermain apa? Mungkin bermain sepak bola. Bermain
bersama siapa? Mungkin teman sekolah. Mengapa anak merasa sakit pusing?
Karena sulit belajar. Mengapa anak itu sulit belajar? Belajar yang sulit.
Mengapa anak itu stress? Karena sulit belajar. Bagaimana perasaan anak itu?
Anak pemarah karena susah belajar. Kenapa anak itu membuang buku? Karena
tidak mau belajar. Usia anak berapa kira-kira? 10 tahun. Jenis kelamin apa?
Laki-laki. Tokoh utamanya siapa? Anak usia 10 tahun.
Sumber cerita : Dari televisi
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Orang di dalam gambar
sedang membaca buku.
Sebelum belajar, anak itu
bermain sepak bola bersama
teman sekolah.
Jika ada seorang anak
yang kesulitan dalam
belajar, maka anak itu
akan marah dan
membuang buku.
Kebutuhan bermain
Mungkin anak itu merasa
sakit pusing. Anak pemarah
karena susah belajar.
Mungkin anak itu stres.
Mungkin anak itu membuang
buku karena tidak mau
belajar.
Kebutuhan agresi:
frustasi karena
kesulitan belajar
Kebutuhan
menghindari beban
(Tuntutan berprestasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
2. Kartu 2
Cerita : Esta seorang anak yang masih muda dan kuliah di kampus UNY. Ibunya
bernama Ibu Turi sudah tua. Kakak laki-laki Esta bernama Abel. Mereka tinggal
di desa terpencil. Kakak dan ibu Esta bekerja disebagai petani. Waktu kecil Esta
tinggal dirumah di desa. Esta merasa sedih ditinggal desa karena sepi. Oleh
karena itu Esta rajin belajar supaya pintar dan bisa keluar dari desa. Esta merasa
kasihan dengan kakak dan ibunya yang tidak bisa keluar dari desa. Esta berpikir
nanti kalau sudah selesai kuliah dan kerja, dia membantu orang tua dan
kakaknya.
Inquiry : Digambar, Esta sedang apa? Sedang kuliah. Sebelum kuliah Esta ngapain?
Mandi duulu baru makan siap berangkat. Tokoh utamanya siapa? Esta. Usianya
berapa? 20 tahun.
Sumber cerita : pikiran saya.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Esta seorang anak yang masih
muda dan kuliah di kampus
UNY. Waktu kecil Esta
tinggal dirumah di desa. Esta
merasa sedih ditinggal desa
karena sepi. Oleh kerena itu
Esta rajin belajar supaya
pintar dan bisa keluar dari
desa.
Jika ada seorang anak
yang rajin belajar supaya
dapat keluar dari desa
karena merasa kesepian
dan merasa kasian pada
keluarganya di desa,
maka ia akan membantu
keluarganya.
Kebutuhan mendapat
stimulasi
(Kesendirian)
Esta merasa kasihan dengan
kakak dan ibunya yang tidak
bisa keluar dari desa.
Esta berpikir nanti kalau
sudah selesai kuliah dan kerja,
dia membantu orang tua dan
kakaknya.
(kecemasan
perpisahan)
Need of Nurturance:
membantu keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
3. Kartu 3BM
Cerita : Aldo tertidur di kursi di pinggir rel kereta api. Aldo tidak punya rumah, tidak
punya keluarga dan tidak bekerja. Aldo merasa sedih dan kecewa karena tidak
punya keluarga. Sebagai pengamen uang yang sedikit dan makan 1 kali atau 2.
Aldo pikirkan bekerja keras untuk mempunyai rumah. Akhirnya Aldo lolos
mempunyai rumah kecil.
Inquiry : Keluarga Aldo ada dimana? Sudah meninggal. Meninggal kenapa? Karena
dibunuh oleh orang jahat. Mengapa orang jahat membunuh keluarga Aldo?
Karena orang jahat mau meminta uang, tetapi keluarga Aldo tidak mau kasih.
Mengapa Aldo tidak bekerja? Karena waktu keluarga Aldo dibunuh, Aldo
masih kecil, Aldo tidak bisa sekolah. Usia Aldo berapa? 28 tahun.
Sumber cerita : pikiran saya.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Aldo tertidur di kursi di
pinggir rel kereta api. Aldo
tidak punya rumah, tidak
punya keluarga dan tidak
bekerja. Aldo tidak bekerja
karena waktu keluarga Aldo
dibunuh, Aldo masih kecil,
Aldo tidak bisa sekolah.
Jika ada seseorang yang yang
tidak mempunyai keluarga
dari kecil dan tidak dapat
bersekolah, maka orang
tersebut tidak memiliki
rumah, keluarga dan
pekerjaan.
Kebutuhan rasa
aman: memiliki
rumah, keluarga
dan pekerjaan
(Hidup yang
berkekurangan)
Aldo merasa sedih dan
kecewa karena tidak punya
keluarga. Keluarga Aldo
sudah meninggal karena
dibunuh oleh orang jahat yang
mau meminta uang, tetapi
keluarga Aldo tidak mau
kasih.
Jika ada seseorang yang tidak
mendapatkan yang
diinginkannya, maka ia akan
membunuh.
Kebutuhan
agresi terhadap
keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Sebagai pengamen uang yang
sedikit dan makan 1 kali atau
2. Aldo pikirkan bekerja keras
untuk mempunyai rumah.
Akhirnya Aldo lolos
mempunyai rumah kecil.
Kebutuhan oral
4. Kartu 4
Cerita : Pak Ari dan bu Wita sedang berpelukan. Wajah pak Ari galak, bu Wita cemas.
Pak Ari marah karena bu Wita berselingkuh. Pak Ari merasa sudah puas
pemarah bu Wita. Bu Wita minta maaf kepada pak Ari dan memelukan. Bu Wita
pikirkan takut cerai oleh pak Ari. Pak Ari sudah berfikiran tidak mau bercerai.
Pak Ari memaafkan bu Wita dan mereka hidup bersama lagi.
Inquiry : Mengapa pak Ari tidak mau bercerai? Karena merasa kasihan pada anaknya.
Mengapa bu Wita takut dicerai pak Ari? Karena bu Wita takut hidup sendiri.
Mengapa bu Wita takut hidup sendiri? Karena bu Wita belum bekerja.
Mengapa akhirnya pak Ari memaafkan bu Wita? Karena masih sayang kepada
bu Wita. Tokoh utamanya siapa? Pak Ari.
Sumber cerita : melihat gambar.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Pak Ari dan bu Wita sedang
berpelukan. Wajah pak Ari
galak, bu Wita cemas. Pak Ari
marah karena bu Wita
berselingkuh. Pak Ari merasa
sudah puas pemarah bu Wita.
Bu Wita minta maaf kepada pak
Ari dan memelukan. Bu Wita
pikirkan takut cerai oleh pak Ari
karena bu Wita takut hidup
sendiri dan belum bekerja.
Jika ada seorang istri yang
berselingkuh, maka suami
akan marah pada istri.
Kebutuhan rasa
aman: harapan
kesetiaan dari
pasangan
Kebutuhan agresi
terhadap pasangan
(Perlakuan buruk
dari pasangan:
pengkhianatan)
Kebutuhan afiliasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Pak Ari sudah berfikiran tidak
mau bercerai karena kasihan
pada anaknya. Pak Ari
memaafkan bu Wita karena
masih sayang dan mereka hidup
bersama lagi.
terhadap pasangan
5. Kartu 6BM
Cerita : Ibu marah karena anak laki-laki bercerai dengan istri. Anak laki-laki bertengkar
dengan istri sudah pergi. Anak laki-laki merasa stress karena istri sudah pergi.
Ibu merasa marah dan kecewa karena anak laki-laki bercerai. Anak laki-laki
ingin kembali bersama istri. Ibu tidak suka dengan berceraian. Ibu senang anak
laki-laki kembali bersama istri.
Inquiry : Mengapa ibu tidak suka anaknya bercerai? Karena menurut ibu bercerai
membuat Tuhan marah dan bercerai itu tidak baik. Mengapa tidak baik? Karena
bapak dan ibu tidak bersatu lagi. Mengapa anak laki-laki bercerai dengan istri?
Karena anak laki-laki tidak akan memberi makan dengan istri. Mengapa anak
laki-laki tidak memberi makan istri? Karena anak laki-laki belum punya uang.
Mengapa anak laki-laki belum punya uang? Karena anak laki-laki bekerja tapi
bos belum kasih. Mengapa anak laki-laki kembali bersama istri? Karena anak
laki-laki tidak akan stress. Mengapa anak laki-laki tidak stress jika kembali
bersama istri? Karena merasa senang. Tokoh utamanya siapa? Ibu.
Sumber cerita : melihat gambar.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Ibu marah karena anak laki-
laki bercerai dengan istri
karena menurut ibu bercerai
membuat Tuhan marah dan
bercerai itu tidak baik. Anak
laki-laki bertengkar dengan
istri sudah pergi. Anak laki-
Jika ada seorang anak
laki-laki yang bercerai
dengan istrinya namun
ibunya tidak senang,
maka anak laki-laki
akan menurut pada
ibunya supaya ibunya
(Tuntutan untuk
patuh pada ibu)
Kebutuhan diterima
oleh ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
laki merasa stress karena istri
sudah pergi. Anak laki-laki
bercerai karena anak laki-laki
tidak akan memberi makan
dengan istri. Anak laki-laki
ingin kembali bersama istri.
Ibu tidak suka dengan
berceraian. Ibu senang anak
laki-laki kembali bersama istri.
senang.
6. Kartu 7GF
Cerita : Seorang ibu membaca cerita untuk anak perempuannya. Anak tidak melihat ibu
tetapi mendengarkan suara. Anak melihat teman-temannya bermain. Anak
perempuan marah kepada ibu. Anak ingin bermain teman-teman. Ibunya sudah
selesai membaca cerita, anak sedang bermain temannya.
Inquiry : Mengapa anak tidak melihat ibu yang sedang membaca cerita? Karena anak
sudah bosan. Apakah anak senang dibacakan buku sama ibu? Tidak senang.
Mengapa anak tidak senang? Karena anak mau bermain. Siapa tokoh utama
dalam cerita? Ibu dan anak.
Sumber cerita : melihat gambar.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Seorang ibu membaca cerita
untuk anak perempuannya.
Anak tidak melihat ibu tetapi
mendengarkan suara. Anak
melihat teman-temannya
bermain. Anak perempuan
marah kepada ibu. Anak ingin
bermain teman-teman. Ibunya
sudah selesai membaca cerita,
anak sedang bermain
Jika ada seorang anak
perempuan yang ingin
bermain dengan teman-
temannya tetapi ibu
membaca cerita, maka
anak tersebut akan
marah.
Kebutuhan otonomi:
bebas menentukan
pilihan
Kebutuhan agresi
terhadap ibu karena
keinginan bermain
dihambat
Kebutuhan bermain
(Tuntutan untuk patuh
pada ibu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
temannya.
7. Kartu 8BM
Cerita : Dokter mengoperasi pasien. Pasien tidak punya uang, dibayar oleh bos pasien.
Pasien itu sakit perutnya harus dioperasi. Bos merasa sedih karena pasien tidak
punya uang. Besok bos memberi uang untuk pasien. Pasien sudah sembuh dan
pekerja lagi.
Inquiry : Mengapa pasien tidak punya uang? Karena pasien miskin. Mengapa bos
membayar operasi pasien? Karena bos merasa kasihan pasien. Siapa tokoh
utamanya? Bos.
Sumber cerita : Melihat gambar.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Dokter mengoperasi pasien.
Pasien tidak punya uang karena
miskin, dibayar oleh bos pasien.
Pasien itu sakit perutnya harus
dioperasi. Bos merasa sedih dan
kasihan karena pasien tidak
punya uang. Besok bos memberi
uang untuk pasien. Pasien sudah
sembuh dan pekerja lagi.
Jika ada seseorang yang
sedang dioperasi dan
tidak memiliki uang
untuk membayarnya,
maka atasan dari orang
tersebut akan
membayarnya.
Kebutuhan oral
Kebutuhan ditolong
oleh figur otoritas
(Perasaan rendah diri)
8. Kartu 9GF
Cerita : Ibu khawatir anak kabur, kabur dari rumah. Ibu marah kepada anak. Ibu merasa
khawatir dan panggil anak kembali. Ibu tenang anak tidak kabur.
Inquiry : Mengapa ibu marah pada anak? Karena anak harus memakai baju. Mengapa
anak harus memakai baju? Karena ada tamu. Apa yang dirasakan oleh anak?
Sial, anak tidak mau ganti bajunya. Apa yang dipikirkan anak? Anak itu tidak
mau menemui tamu. Mengapa akhirnya anak tidak jadi kabur? Karena ibunya
tidak khawatir. Siapa tokoh utamanya? Anak.
Sumber cerita : Melihat gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Ibu khawatir anak kabur, kabur
dari rumah. Ibu marah kepada
anak karena anak harus memakai
baju karena ada tamu.
Ibu merasa khawatir dan panggil
anak kembali. Ibu tenang anak
tidak kabur.
Jika ada seorang anak
yang dipaksa oleh
ibunya melakukan
sesuatu maka ia akan
kabur.
Kebutuhan dipahami
oleh ibu
Kebutuhan otonomi:
bebas menentukan
pilihan
(Tuntutan untuk patuh
terhadap ibu)
9. Kartu 10
Cerita : Anak memeluk mama. Dia memeluk mama karena rindu sudah lama tidak
bertemu mama. Dia merasa senang karena tidak mau melepaskan pelukkan.
Mereka tidak mau berpisah selalu tidur bareng-bareng.
Inquiry : Mengapa mereka sudah lama tidak bertemu? Karena anak bekerja di luar
kota. Apakah anak keluar dari pekerjaannya supaya tidak berpisah dengan ibu
lagi? Anak ganti pekerjaan. Mengapa mereka tidak mau berpisah? Karena anak
sayang. Siapa tokoh utamanya? Mama.
Sumber cerita : Melihat gambar.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Anak memeluk mama. Dia
memeluk mama karena rindu
sudah lama tidak bertemu mama
karena dia bekerja di luar kota.
Dia merasa senang karena tidak
mau melepaskan pelukkan.
Mereka tidak mau berpisah
selalu tidur bareng-bareng karena
sayang.
Jika ada seorang anak
yang rindu karena
sudah lama tidak
bertemu dengan
ibunya, maka ia akan
memeluk ibunya.
Kebutuhan diterima
oleh ibu
Kebutuhan rasa
aman bersama ibu
(Ketidakhadiran
ibu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
10. Kartu 13MF
Cerita : Laki-laki ketakutan melihat saudara perempuan dibunuh karena saudara
perempuan dirampok. Laki-laki merasa takut dan memikir mau pembalas.
Saudara perempuan dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi. Laki-laki mau lapor
kepada polisi mau mencari pembunuh.
Inquiry : Mengapa saudara perempuan dirampok? Karena memakai perhiasan banyak
emas. Mengapa laki-laki merasa takut? Karena melihat darah. Siapa tokoh
utama dalam cerita? Laki-laki.
Sumber cerita : Melihat gambar.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Laki-laki ketakutan melihat
saudara perempuan dibunuh
karena saudara perempuan
dirampok karena memakai
perhiasan banyak emas.
Jika ada seseorang yang
melihat seorang
perempuan menggunakan
banyak perhiasan, maka ia
akan merampok dan
membunuhnya.
Kebutuhan agresi
terhadap saudara
(Persaingan dengan
saudara)
Laki-laki merasa takut dan
memikir mau pembalas.
Saudara perempuan dibawa
ke rumah sakit untuk diotopsi.
Laki-laki mau lapor kepada
polisi mau mencari
pembunuh.
Seseorang yang melihat
saudaranya dibunuh akan
melaporkan pada polisi.
Kebutuhan ditolong
oleh figur otoritas
Subjek 2
A. Analisis Tematik
1. Kartu 1
Cerita : Rizky sedang sedih karena tidak bisa bermain biola. Rizky bingung karena
tidak ada guru mengejar bermain biola. Rizky merasa kesal dan dipikirkan guru
gak mau mengejar bermain biola. Rizky tidak mau belajar lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Inquiry : Mengapa guru tidak mau mengajar bermain biola? Karena mungkin Rizky
malas. Mengapa Rizky tidak mau bermain biola lagi? Karena gak ada guru
mengejar dan merasa kesal. Mengapa Rizky kesal tidak ada guru yang
mengajar? Karena Rizky mau belajar walau sedikit. Apakah Rizky senang
belajar bermain biola? Ya. Siapa tokoh utama dalam cerita? Rizky. Berapa
usia Rizky? 10 tahun.
Sumber cerita : membaca koran.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Rizky sedang sedih karena tidak
bisa bermain biola. Rizky
bingung karena tidak ada guru
mengejar bermain biola karena
Rizky malas. Rizky merasa kesal
dan dipikirkan guru gak mau
mengejar bermain biola. Rizky
tidak mau belajar lagi.
Jika ada seorang anak
yang ingin belajar
sesuatu tetapi tidak ada
guru yang mengajari
karena anak itu malas,
maka anak it tidak mau
belajar lagi.
Kebutuhan diterima
dan dipahami oleh
guru
(Kesulitan
mempelajari
sesuatu)
2. Kartu 2
Cerita : Mika melihat dan terharu pada orang desa, karena orang desa tidak ada bekerja,
orang desa pengen bekerja tapi gak ada tempat. Mika merasa terharu pada orang
desa dan dipikirkan Mika mengejar orang desa supaya pintar dan bekerja. Mika
mengajak orang desa mau belajar bekerja.
Inquiry : Tokoh utamanya siapa? Mika. Usia Mika berapa? 26 tahun.
Sumber cerita : Melihat televisi
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Mika melihat dan terharu pada
orang desa, karena orang desa
tidak ada bekerja, orang desa
pengen bekerja tapi gak ada
tempat. Mika merasa terharu
Jika ada seseorang
yang merasa terharu
melihat orang lain tidak
memiliki perkerjaan,
maka ia akan
Need of Nurturance:
membantu orang lain
yang kesusahan
Kebutuhan diterima
oleh lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
pada orang desa dan dipikirkan
Mika mengejar orang desa
supaya pintar dan bekerja. Mika
mengajak orang desa mau
belajar bekerja.
membantu. sekitar
(Tidak ada dukungan
dari lingkungan)
3. Kartu 3BM
Cerita : Novita tidur di ruang tamu, Novita tidur karena capek. Novita merasa malas
dan dipikirkan PR nya belum selesai. Novita tetap tidur, PR tidak kerjakan.
Inquiry : Mengapa Novita tidur di ruang tamu? Karena capek. Mengapa Novita capek?
Karena PR belum selesai kerjakan. Mengapa Novita tidak menyelesaikan PR
nya? Karena Novita tidur. Mengapa Novita lebih memilih untuk tidur dari
pada mengerjakan PR? Karena malas kerjakan PR. Mengapa Novita tidak tidur
di kamar tidur? Karena Novita malas tidur di kamar. Mengapa Novita malas
tidur di kamar? Karena tidak enak. Apakah kamar Novita tidak nyaman? Ya.
Mengapa kamar Novita tidak enak? Karena tidak suka tidur kasur. Mengapa
tidak suka tidur di kasur? Karena badan tidak enak. Enaknya tidur dimana? Di
ruang tamu. Mengapa ruang tamu? Karena enak tidur. Berapa usia Novita? 19
tahun.
Sumber cerita : Melihat televisi.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Novita tidur di ruang tamu,
Novita tidur karena capek.
Novita merasa malas dan
dipikirkan PR nya belum selesai.
Novita tetap tidur, PR tidak
kerjakan.
Jika ada seseorang yang
capek dan malas
mengerjakan sesuatu,
maka ia akan tidur dan
tidak mengerjakannya.
Kebutuhan
menghindari beban
(kesulitan
mempelajari
sesuatu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
4. Kartu 4
Cerita : Anggi tidak mau melihat ma Febi, Febi cerewet ma Anggi. Anggi merasa kesal
dan dipikirkan Anggi mau pergi tapi Febi berkata tidak boleh pergi. Anggi tidak
pergi, bersama Febi lagi.
Inquiry : Mengapa Febi cerewet? Karena Anggi tidak boleh pergi. Mengapa Anggi
tidak boleh pergi? Karena Febi takut sendiri. Mengapa Febi takut sendiri?
Karena tidak ada saudara dan teman lain. Apakah akhirnya Anggi dan Febi
berdamai? Ya. Tokoh utamanya siapa? Anggi. Usia Anggi berapa? 27 tahun.
Sumber cerita : Membaca koran.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Anggi tidak mau melihat ma
Febi, Febi cerewet ma Anggi.
Anggi merasa kesal dan
dipikirkan Anggi mau pergi tapi
Febi berkata tidak boleh pergi
karena Febi takut sendiri.
Anggi tidak pergi, bersama Febi
lagi.
Jika ada seseorang yang
ingin pergi tetapi
pasangannya tidak
memperbolehkan karena
takut sendiri, maka ia
tidak pergi.
Kebutuhan afiliasi
dengan pasangan
(Tidak ada dukungan
dari pasangan)
(Ketakutan
kesendirian)
5. Kartu 6BM
Cerita : Nenek sedih karena Andri mau ke luar negri. Andri mau bekerja ke luar negri.
Andri merasa bingung karena kasihan nenek sendiri di rumah dan dipikirkan
Andri mengajak nenek pergi ke luar negri supaya tidak sendiri lagi. Andri ingin
membawa nenek ke luar negri.
Inquiry : Mengapa Andri tidak mau nenek sendiri di rumah? Karena tidak ada saudara
dan membantu. Apa hubungan Andri dengan nenek? Ibu dan anak. Apakah
akhirnya nenek ikut ke luar negri? Ya. Siapa tokoh utama dalam cerita?
Andri. Usia Andri berapa? 24 tahun.
Sumber cerita : Melihat televisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Nenek sedih karena Andri mau
ke luar negri. Andri mau bekerja
ke luar negri. Andri merasa
bingung karena kasihan nenek
sendiri di rumah dan dipikirkan
Andri mengajak nenek pergi ke
luar negri supaya tidak sendiri
lagi. Andri ingin membawa
nenek ke luar negri.
Jika ada seorang anak
yang akan bekerja
keluarga negri tetapi
tidak tega
meninggalkan ibunya
sendiri, maka ia akan
mengajak ibunya ke
luar negri.
Kebutuhan rasa
aman bersama ibu
(Ketakutan
kesendirian)
6. Kartu 7GF
Cerita : Nadia biar mendengar ibu membaca buku. Nadia pengen bertemu bapak. Nadia
merasa sedih dan dipikirkan Nadia senang karena bapak suka membaca buku.
Nadia senang karena bapak tidak pergi.
Inquiry : Mengapa Nadia pengen bertemu bapak? Karena Nadia suka ma bapak.
Mengapa Nadia suka ma bapak? Karena bapak suka membaca buku. Nadia
lebih suka dengan bapak atau ibu? Suka bapak. Mengapa Nadia tidak suka
dengan ibu? Karena ibu tidak pernah membaca buku. Mengapa Nadia senang
bapak tidak pergi? Karena Nadia sayang ma bapak. Apakah Nadia sayang
dengan ibu? Tidak. Mengapa Nadia tidak sayang ibu? Karena ibu tidak pernah
membantu Nadia pada waktu belajar. Mengapa ibu tidak pernah membaca
buku dan membantu Nadia waktu belajar? Karena ibu malas membantu Nadia.
Apakah ibu sayang Nadia? Ya. Siapa tokoh utamanya? Nadia. Berapa usia
Nadia? 7 tahun.
Sumber cerita : Melihat televisi.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Nadia biar mendengar ibu
membaca buku. Nadia pengen
bertemu bapak. Nadia merasa
sedih dan dipikirkan Nadia
Jika ada seorang anak
yang ibunya tidak
pernah membacakan
buku dan membantu saat
Kebutuhan rasa
aman bersama ayah
(Tidak ada dukungan
dari ibu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
senang karena bapak suka
membaca buku. Nadia senang
karena bapak tidak pergi karena
Nadia sayang ma bapak. Nadia
tidak sayang ibu karena ibu
malas dan tidak pernah
membantu Nadia pada waktu
belajar.
belajar, maka anak
tersebut lebih senang
bersama ayahnya yang
suka membaca buku.
7. Kartu 8BM
Cerita : Orang yang membunuh ma Andri. Teman Andri mencari Andri tapi tidak ada
Andri. Andri merasa takut dan khawatir tapi dipikirkan orang mau ngobrol ma
Andri. Andri mati membunuh oleh orang.
Inquiry : Mengapa orang tersebut membunuh Andri? Karena Andri nakal jahat itu oleh
orang. Mengapa Andri nakal / jahat dengan orang itu? Karena orang itu suka
nakal. Mengapa Andri mencari temannya? Karena mau ketemu. Mengapa
Andri dan orang itu nakal? Karena merebut pekerjaan. Mengapa Andri dan
orang itu berebut pekerjaan? Karena Andri berebut pekerjaan orang itu.
Mengapa Andri merebut pekerjaan orang itu? Karena Andri tidak punya
pekerjaan. Mengapa Andri tidak punya pekerjaan? Karena Andri tidak diterima
pekerjaan sebuah kantor. Mengapa Andri tidak diterima di kantor tersebut?
Karena Andri malas. Siapa tokoh utama ceritanya? Andri. Berapa usia Andri?
30 tahun.
Sumber cerita : Membaca koran.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Orang yang membunuh ma
Andri. Teman Andri mencari
Andri tapi tidak ada Andri.
Andri merasa takut dan
khawatir tapi dipikirkan orang
mau ngobrol ma Andri. Andri
Jika ada seseorang
yang malas dan
merebut pekerjaan
orang lain, maka ia
akan dibunuh.
Kebutuhan agresi
terhadap lingkungan
Kebutuhan rasa aman:
menghindari pelaku
kekerasan
(Persaingan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
mati membunuh oleh orang
karena Andri berebut
pekerjaan orang itu. Andri
tidak diterima pekerjaan
sebuah kantor karena Andri
malas.
orang seusia)
Kebutuhan diterima
oleh lingkungan
sekitar
8. Kartu 9GF
Cerita : Nana pergi kerumah teman tapi ibu datang membawa baju untuk Nana. Nana
mau cuek dan malas memakai baju dari ibu. Nana merasa tidak sabar tapi di
pikirkan teman Nana mau mengajak ma Nana untuk bermain. Nana pergi ke
rumah teman.
Inquiry : Mengapa Nana malas memakai baju dari ibu? Karena tidak enak ganti baju.
Mengapa tidak enak ganti baju? Karena tidak suka. Apakah Nana tidak suka
dengan baju itu atau karena baju itu pemberian ibu? Tidak suka dengan baju.
Nana merasa tidak sabar kepada siapa? Ibu. Mengapa Nana merasa tidak
sabar kepada ibu? Karena disuruh mencoba baju. Siapa tokoh utama dalam
cerita? Nana. Berapa usia Nana? 17 tahun.
Sumber cerita : Melihat televisi.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Nana pergi ke rumah teman tapi
ibu datang membawa baju untuk
Nana. Nana mau cuek dan malas
memakai baju dari ibu. Nana
merasa tidak sabar pada ibu tapi
di pikirkan teman Nana mau
mengajak ma Nana untuk
bermain. Nana pergi ke rumah
teman.
Jika ada seorang ibu
yang membawa baju
untuk anaknya tetapi
anak tidak mau
memakai bajunya,
maka anak merasa
tidak sabar dan ingin
bermain bersama
teman.
Kebutuhan
otonomi: bebas
menentukan
pilihannya
(Tuntutan untuk
patuh pada ibu)
Kebutuhan untuk
bermain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
9. Kartu 10
Cerita : Istri sayang ma suami. Istri baik-baik. Suami merasa senang tapi dipikirkan
tidak pergi. Istri peluk ma suami.
Inquiry : Mereka sedang apa? Berpelukan. Apa yang dipikirkan istri? Istri mau cepat
punya anak. Mengapa mereka sedang berpelukan? Karena mau sayang.
Bagaimana akhir ceritanya? Istri masih belum punya anak. Mengapa istri
belum punya anak? Karena istri terlalu muda. Berapa usia istri? 19 tahun.
Siapa tokoh utama dalam cerita? Istri.
Sumber cerita : Melihat orang.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Istri sayang ma suami. Istri baik-
baik. Suami merasa senang tapi
dipikirkan tidak pergi. Istri peluk
ma suami. Mereka sedang
berpelukan dan istri mau cepat
punya anak. Tapi istri masih
belum punya anak karena terlalu
muda.
Ada sepasang suami istri
yang sedang berpelukan,
mereka belum memiliki
anak karena istri masih
terlalu muda.
Kebutuhan diterima
dan dicintai oleh
pasangan
(Kesulitan
mendapatkan
sesuatu)
10. Kartu 13MF
Cerita : Kakak sakit pusing dan capek karena merawat adik sakit. Bapak dan ibu mau
pergi ke luar kota. Kakak merasa bingung dan dipikirkan tidak ada obat untuk
adik. Adik belum sembuh tapi masih sakit.
Inquiry : Mengapa tidak ada obat untuk adik? Karena tidak ada uang. Mengapa tidak
ada uang? Karena kakak belum bekerja. Mengapa kakak belum bekerja?
Karena masih kuliah. Mengapa akhirnya adik masih sakit? Karena kanker.
Apakah tidak pergi ke dokter? Tidak. Mengapa? Karena belum uang. Apakah
orang tua tidak memberi uang? Tidak tapi lupa. Mengapa lupa? Orang tua
belum memberi tapi terburu-buru. Siapa tokoh utama? Kakak.
Sumber cerita : Melihat televisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Kakak sakit pusing dan capek
karena merawat adik sakit.
Bapak dan ibu mau pergi ke luar
kota. Kakak merasa bingung dan
dipikirkan tidak ada obat untuk
adik. Adik belum sembuh tapi
masih sakit.
Jika ada seorang adik
yang sedang sakit, maka
kakak merawatnya dan
merasa capek dan
pusing.
(Tuntutan untuk
merawat saudara)
Kebutuhan
menghindari beban
Subjek 3
A. Analisis Tematik
1. Kartu 1
Cerita : Arif sedang berpikir cara membuat lagu. Karena teman mau minta lagu baru.
Arif merasa pusing dan berpikirkan berat. Akhirnya Arif bisa membuat lagu baru
untuk teman.
Inquiry : Mengapa teman meminta lagu baru sama Arif? Karena Arif bisa membuat
lagu. Apakah sebelumnya Arif pernah membuat lagu? Pernah. Apakah Arif
seorang musisi? Iya. Siapa tokoh utama dalam cerita? Arif. Berapa usia Arif?
7 tahun.
Sumber cerita : Dari otak.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Arif sedang berpikir cara
membuat lagu. Karena teman
mau minta lagu baru. Arif
merasa pusing dan berpikirkan
berat. Akhirnya Arif bisa
membuat lagu baru untuk teman.
Jika ada seseorang
yang diminta membuat
lagu oleh temannya,
maka ia akan pusing
dan berpikir berat.
Kebutuhan diterima
oleh teman
(Kesulitan
menciptakan sesuatu)
2. Kartu 2
Cerita : Devi melihat seorang ibu menunggu suaminya sedang kerja. Devi belum kenal
keluarga itu, tapi Devi sering lewat dan melihat di depan rumah. Devi merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
sedih dan ingin membantu mereka. Kemudian Devi datang dan memberi
bantuan.
Inquiry : Mengapa Devi merasa sedih? Karena keluarga itu kelaparan. Mengapa Devi
ingin membantu mereka? Karena Devi merasa kasihan. Mengapa keluarga itu
kelaparan? Karena keluarga itu miskin. Mengapa Devi sering lewat dan
melihat di depan rumah? Karena Devi mau berangkat ke kampus. Mengapa
Devi belum kenal keluarga itu? Karena bukan tetangga. Tokoh utama dalam
cerita siapa? Devi.
Sumber cerita : Dari otak.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Devi melihat seorang ibu
menunggu suaminya sedang
kerja. Devi belum kenal keluarga
itu, tapi Devi sering lewat dan
melihat di depan rumah. Devi
merasa sedih dan ingin
membantu mereka. Kemudian
Devi datang dan memberi
bantuan. Devi merasa kasihan
karena keluarga itu miskin.
Jika ada seseorang yang
merasa kasihan pada
sebuah keluarga yang
miskin, maka ia akan
memberikan bantuan.
Need of Nurturance:
membantu keluarga
Kebutuhan oral
(Tidak ada dukungan
dari keluarga)
3. Kartu 3BM
Cerita : Fitri sedang menangis karena orang tua marah sama Fitri. Orang tua marah
karena Fitri ingin membeli baju baru yang mahal. Fitri merasa kecewa dan
berpikir bahwa orang tua pelit. Fitri ingin menabung sendiri mau membeli baju
itu.
Inquiry : Apakah akhirnya Fitri bisa membeli bajunya sendiri? Iya. Siapa tokoh utama
dalam cerita? Fitri. Berapa usia Fitri? 13 tahun.
Sumber cerita : Dari membaca buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Fitri sedang menangis
karena orang tua marah
sama Fitri. Orang tua
marah karena Fitri ingin
membeli baju baru yang
mahal. Fitri merasa kecewa
dan berpikir bahwa orang
tua pelit. Fitri ingin
menabung sendiri mau
membeli baju itu.
Jika ada seorang anak
yang ingin membeli
sesuatu tetapi orang tua
tidak memberi, maka anak
tersebut akan berusaha
sendiri untuk
mendapatkannya.
Kebutuhan dipahami
orang tua
Kebutuhan mendapatkan
sesuatu
Kebutuhan otonomi:
bebas menentukan
pilihannya
(Tidak ada dukungan
dari orang tua)
4. Kartu 4
Cerita : Firman dan Ayu obrol dan sambil berpelukan. Ayu mengajak Firman jalan-
jalan, tetapi Firman tidak mau. Ayu merasa sedih dan kecewa. Ayu ingin jalan-
jalan sendiri. Firman tidak mau mengantar, Ayu pergi sendiri.
Inquiry : Mengapa mereka mengobrol sambil berpelukan? Karena Ayu merayu Firman
jalan-jalan. Mengapa Firman tidak mau jalan-jalan? Karena Firman sedang
kerja. Apa hubungan Firman dan Ayu? Suami-istri. Siapa tokoh utama dalam
cerita? Firman dan Ayu.
Sumber cerita : Melihat di TV.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Firman dan Ayu obrol dan
sambil berpelukan. Ayu merayu
Firman jalan-jalan. Ayu
mengajak Firman jalan-jalan,
tetapi Firman tidak mau karena
Firman sedang kerja.
Ayu merasa sedih dan kecewa.
Ayu ingin jalan-jalan sendiri.
Firman tidak mau mengantar,
Jika ada seorang istri
mengajak suaminya jalan-
jalan tetapi suaminya tidak
mau karena sedang
bekerja, maka istri akan
pergi sendiri
Kebutuhan afiliasi
dengan pasangan
(Tidak ada
dukungan dari
pasangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Ayu pergi sendiri.
5. Kartu 6BM
Cerita : Pak polisi datang ke rumah nenek mau memberitahu bahwa anaknya
kecelakaan di tempat kerja. Karena terjepit lift yang rusak. Nenek merasa sedih
dan menangis. Nenek ingin bertemu anaknya. Kemudian pak polisi membawa
nenek ke rumah sakit.
Inquiry : Mengapa anak bisa terjepit lift yang rusak? Anak berjalan ke ruangannya.
Apa hubungan nenek dan anak? Ibu dan anak. Siapa tokoh utama dalam
cerita? Nenek.
Sumber cerita : Membaca di buku.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Pak polisi datang ke rumah
nenek mau memberitahu bahwa
anaknya kecelakaan di tempat
kerja. Karena terjepit lift yang
rusak. Nenek merasa sedih dan
menangis. Nenek ingin bertemu
anaknya. Kemudian pak polisi
membawa nenek ke rumah sakit.
Jika ada seorang ibu
yang diberitahu bahwa
anaknya mengalami
kecelakaan, maka ibu
tersebut akan merasa
sedih.
Kebutuhan
diperhatikan oleh ibu
Kebutuhan ditolong
oleh figur otoritas
(Ketidakhadiran ibu)
6. Kartu 7GF
Cerita : Seorang ibu sedang membaca buku, tetapi anaknya tidak mau melihat ibu.
Anak itu ingin membeli mainan. Anak itu marah dan ibu membiarkan anak itu
marah. Setelah selesai membaca, ibu memberi mainan untuk anaknya.
Inquiry : Mengapa anak itu marah? Karena ingin membeli mainan. Mengapa ibu
membiarkan anak itu marah? Supaya anak itu tenang dan mendengarkan
membaca buku. Apa yang dipikirkan oleh anak? Anak berpikir ibu yang galak.
Siapa tokoh utama dalam cerita? Ibu dan anak.
Sumber cerita : melihat di TV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Seorang ibu sedang membaca
buku, tetapi anaknya tidak
mau melihat ibu. Anak itu
ingin membeli mainan. Anak
itu marah dan ibu membiarkan
anak itu marah supaya anak
itu tenang dan mendengarkan
membaca buku. Setelah
selesai membaca, ibu
memberi mainan untuk
anaknya.
Jika ada seorang anak
yang ingin membeli
mainan tetapi ibu
membiarkan anak,
maka anak akan
marah.
Kebutuhan agresi
terhadap ibu karena
keinginan bermain
dihambat
Kebutuhan dipahami ibu
Kebutuhan bermain
Kebutuhan mendapatkan
sesuatu
(Tuntutan untuk patuh
terhadap ibu)
7. Kartu 8BM
Cerita : Dokter sedang beroperasi pasien ditunggu oleh adik pasien. Pasien itu dioperasi
karena ditembak oleh penjahat. Adik pasien merasa ketakutan dan takut
kakaknya meninggal. Pasien bisa sembuh dan adik merasa senang.
Inquiry : Mengapa penjahat menembak pasien? Karena penjahat mau perampok harta.
Mengapa adik pasien ketakutan? Takut ditembak. Siapa tokoh utama dalam
cerita? Adik pasien. Usia berapa? 20 tahun.
Sumber cerita : Membaca di buku.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Dokter sedang beroperasi pasien
ditunggu oleh adik pasien.
Pasien itu dioperasi karena
ditembak oleh penjahat. Penjahat
mau perampok harta.
Adik pasien merasa ketakutan
dan takut kakaknya meninggal.
Pasien bisa sembuh dan adik
merasa senang
Jika ada seorang pasien
yang ditembak karena
barang berharganya
dirampok, maka adik
pasien akan khwatir.
Kebutuhan rasa
aman: menghindari
pelaku kekerasan
(Perlakuan buruk
dari pelaku
kekerasan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
8. Kartu 9GF
Cerita : Wati bersembunyi di dekat pohon mangga. Wati bersembunyi karena takut
dipukul oleh Dian. Wati merasa ketakutan dan berharap tidak ketemukan oleh
Dian. Kemudian Dian pergi, selamatlah Wati karena tidak jadi dipukul.
Inquiry : Mengapa Dian ingin memukul Wati? Karena mau minta uang. Mengapa Dian
mau minta uang? Karena Dian tidak punya uang. Mengapa Dian tidak punya
uang? Karena uangnya sudah habis untuk membeli baju. Mengapa Dian
meminta uang pada Wati? Dian melihat Wati punya banyak uang. Uang yang
Dian minta pada Wati mau untuk apa? Untuk beli makan. Mengapa Dian
menghabiskan uangnya untuk membeli baju? Karena baju yang mahal.
Apakah Wati mau memberi Dian uang? Tidak. Mengapa tidak mau? Karena
Dian boros. Siapa tokoh utamanya? Wati.
Sumber cerita : Melihat di TV.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Wati bersembunyi di dekat
pohon mangga. Wati
bersembunyi karena takut
dipukul oleh Dian. Dian mau
minta uang pada Wati karena
Dian melihat Wati punya banyak
uang. Wati merasa ketakutan dan
berharap tidak ketemukan oleh
Dian. Kemudian Dian pergi,
selamatlah Wati karena tidak jadi
dipukul.
Jika ada seseorang
memiliki sesuatu yang
banyak, maka orang lain
yang melihat ingin
meminta.
Kebutuhan rasa
aman: menghindari
pelaku kekerasan
(Perlakuan buruk
dari pelaku
kekerasan)
9. Kartu 10
Cerita : Irfan dan Wita sedang mempelukan. Mereka berpelukan karena kangen sudah
lama tidak bertemu. Mereka merasa senang dan tidak mau berpisah lagi.
Akhirnya Irfan dan Wita tidak berpisah dan tidak mau pergi jauh-jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Inquiry : Mengapa mereka sudah lama tidak bertemu? Karena Irfan bekerja di kota
lain. Apakah akhirnya Irfan berganti pekerjaan supaya bisa bersama Wita?
Iya. Mengapa mereka tidak mau berpisah lagi? Karena mereka mau menikah.
Siapa tokoh utama dalam cerita? Irfan dan Wita.
Sumber cerita : Dari otak.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Irfan dan Wita sedang
mempelukan. Mereka berpelukan
karena kangen sudah lama tidak
bertemu karena Irfan bekerja di
kota lain. Mereka merasa senang
dan tidak mau berpisah lagi.
Akhirnya Irfan dan Wita tidak
berpisah dan tidak mau pergi
jauh-jauh karena mereka mau
menikah.
Jika ada pasangan yang
mau menikah dan
sudah lama tidak
bertemu karena laki-
laki bekerja di luar
kota, maka mereka
tidak mau berpisah
lagi.
Kebutuhan rasa
aman: bersama
pasangan
(Ketidakhadiran
pasangan)
10. Kartu 13MF
Cerita : Ariel menangis istri meninggal. Istrinya meninggal karena bunuh diri. Ariel
merasa sedih dan bingung mau dibawa kemana mayat istrinya. Akhirnya Ariel
menelpon ambulan untuk membawa istrinya di rumah sakit.
Inquiry : Mengapa istri bunuh diri? Karena Ariel marah sama istrinya. Mengapa Ariel
marah sama istrinya? Karena istri galak sama anaknya. Mengapa istri galak
sama anaknya? Karena anak mau minta uang kepada ibu untuk membeli jajan.
Siapa tokoh utamanya? Ariel.
Sumber cerita : Membaca buku.
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Ariel menangis istri meninggal.
Istrinya meninggal karena bunuh
Jika ada seorang istri
yang galak pada anak dan
Kebutuhan Agresi
terhadap pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
diri. Ariel marah sama istri
karena istri galak sama anak.
Ariel merasa sedih dan bingung
mau di bawa kemana mayat
istrinya. Akhirnya Ariel
menelpon ambulan untuk
membawa istrinya di rumah
sakit.
suami marah karenanya,
maka istri bunuh diri dan
suami merasa sedih.
(Pertengkaran
dengan pasangan)
Kebutuhan psikologis subjek 1, 2 dan 3
Cluster Kebutuhan yang muncul Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3
Keinginan
untuk dapat
diterima:
Kebutuhan diterima dan dipahami,
diperhatikan (oleh keluarga, orang
tua, ibu, teman, guru, lingkungan
sekitar, pasangan)
6BM, 10,
9GF
1, 2,
8BM, 10
1, 3BM,
6BM
Kebutuhan ditolong oleh figur otoritas 8BM,
13MF 6BM
Kebutuhan rasa aman (memiliki
rumah, keluarga dan pekerjaan,
harapan kesetiaan dari pasangan,
menghindari pelaku kekerasan,
bersama ibu, ayah, pasangan
3BM, 4,
10
6BM,
7GF,
8BM
8BM,
9GF, 10
Kebutuhan afiliasi dengan pasangan 4 4 4
Need of Nurturance (membantu
keluarga, membantu orang lain yang
kesusahan)
2 2 2
Kebutuhan oral 3BM,
8BM 2
Keinginan
untuk
Kebutuhan agresi (frustasi karena
kesulitan belajar, terhadap keluarga,
1, 3BM,
4, 7GF, 8BM
7GF,
13MF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
menyerang
orang lain:
terhadap orang tua, terhadap
pasangan, terhadap saudara, terhadap
lingkungan, terhadap ibu karena
keinginan bermain dihambat
13MF
Bebas
untuk
dirinya
sendiri:
Kebutuhan bermain 1, 7GF 9GF 7GF
Kebutuhan menghindari beban 1
3BM,
13MF
Kebutuhan mendapatkan stimulasi 2
Kebutuhan otonomi: bebas
menentukan pilihan
7GF,
9GF 9GF 3BM
Kebutuhan mendapatkan sesuatu
3BM,
7GF
Tekanan subjek 1, 2 dan 3
Cluster Tekanan yang muncul Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3
Perlakuan tidak
baik
Tuntutan: berprestasi, patuh
pada ibu, merawat saudara
1, 6BM,
7GF, 9GF
9GF,
13MF 7GF
Tidak ada dukungan dari
lingkungan, pasangan, ibu,
keluarga
2, 4, 7GF 2, 3BM,
4
Perlakuan buruk dari pasangan:
pengkhianatan, pelaku
kekerasan
4 8BM,
9GF
Persaingan dengan saudara,
orang seusia 13MF 8BM
Pertengkaran dengan pasangan 13MF
Ketidakmampuan Hidup yang berkekurangan 3BM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Perasaan rendah diri 8BM
Kesulitan mempelajari sesuatu,
mendapatkan sesuatu,
menciptakan sesuatu
1, 3BM,
10 1
Kesendirian Kesendirian 2 4, 6BM
Kecemasan perpisahan 2
Ketidakhadiran orang tua, ibu,
pasangan
10 6BM, 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI