friendship - edit 001

14
A Cup of Friendship By : Atari - “Everyone wants to ride with you in the limo, but what you want is someone who will take the bus with you when the limo breaks down.” Oprah Winfrey - Lee Donghae mungkin cuma remaja biasa seperti lainnya—kecuali kalau yang dimaksud orang-orang ketika mengatakannya adalah status sosialnya, atau betapa beruntungnya dia dengan wajah tampan itu, betapa kayanya dia dan sebagainya. Tapi yang Lee Donghae inginkan bukan apa yang mereka bilang sebagai keberuntungannya. Yang dia inginkan adalah waktu berputar kembali, atau dia akan menukar semua ‘kelebihan’ yang anak lelaki itu miliki asalkan bisa mengembalikan persahabatannya. Penyesalan memang selalu datang terakhir. Dan Donghae benci ketika akhirnya harus merasakan itu. Rasanya tidak enak, seperti ketika kau sakit tenggorokan dan rasanya ada yang mengganjal di kerongkonganmu. Donghae tidak bisa ‘menelan’ perasaan itu, setiap hari dia merasa seperti manusia paling buruk sedunia. Yang bisa dia lakukan sekarang hanya menghela napas dan memandang jendela. Merenungi semuanya tapi tidak tahu bagaimana ini akan berakhir. Setidaknya dia berharap akhir kisah nya bukanlah semacam dia kehilangan posisinya sebagai k apten dan gelandang unggulan tim Sepak Bola Hannyoung High School . Atau seperti hubungannya dengan Jessica yang selesai beberapa jam yang lalu melalui sambungan telepon genggam.

Upload: dhinta-kilafilin

Post on 18-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bu

TRANSCRIPT

A Cup of FriendshipBy : Atari

-

Everyone wants to ride with you in the limo, but what you want is someone who will take the bus with you when the limo breaks down. Oprah Winfrey-

Lee Donghae mungkin cuma remaja biasa seperti lainnyakecuali kalau yang dimaksud orang-orang ketika mengatakannya adalah status sosialnya, atau betapa beruntungnya dia dengan wajah tampan itu, betapa kayanya dia dan sebagainya.Tapi yang Lee Donghae inginkan bukan apa yang mereka bilang sebagai keberuntungannya. Yang dia inginkan adalah waktu berputar kembali, atau dia akan menukar semua kelebihan yang anak lelaki itu miliki asalkan bisa mengembalikan persahabatannya.

Penyesalan memang selalu datang terakhir.

Dan Donghae benci ketika akhirnya harus merasakan itu. Rasanya tidak enak, seperti ketika kau sakit tenggorokan dan rasanya ada yang mengganjal di kerongkonganmu. Donghae tidak bisa menelan perasaan itu, setiap hari dia merasa seperti manusia paling buruk sedunia.Yang bisa dia lakukan sekarang hanya menghela napas dan memandang jendela. Merenungi semuanya tapi tidak tahu bagaimana ini akan berakhir. Setidaknya dia berharap akhir kisahnya bukanlah semacam dia kehilangan posisinya sebagai kapten dan gelandang unggulan tim Sepak Bola Hannyoung High School. Atau seperti hubungannya dengan Jessica yang selesai beberapa jam yang lalu melalui sambungan telepon genggam.

Donghae tidak ingin serakah lagi, dia hanya ingin Ambersahabatnya yang tomboy itu untuk memaafkannya jadi mereka bisa bersahabat kembali seperti di waktu itu, masa-masa kecil mereka yang diam-diam Donghae rindukan. -

Drama selalu ada, dan Donghae tidak bisa menyalahkan Tuhan untuk itukalau dipikir darimana cerita-cerita melankolis menjijikkan yang sering muncul di televisi itu berasal kalau bukan dari kehidupan pribadi atau sekedar mendengar cerita orang-orang tua itu.Dan cerita Donghae juga memiliki salah satunya. Ketika itu dia hanyalah anak lelaki berkacamata yang kurang pergaulan. Tidak banyak yang mengenal Lee Donghae setahun lalu, kecuali kenyataan kalau dia berteman dengan Amber sejak kecil dan mengekorinya seperti anak ayam sepanjang koridor sekolah.Persahabatan sederhana yang dimulai dengan kejadian tidak biasa, menurut Donghae.

Pertama kali Lee Donghae mengenal Amber Liu adalah di hari ulang tahunnya yang ke enam. Anak lelaki itu sedang mencoba beberapa hadiah yang didapatkannya dari kakak perempuan dan orangtuanya, kalau beruntung kadang terselip hadiah dari neneknya yang pikun.Taman sedang sepi, jadi Donghae berada di sana sepanjang hari untuk menggambar bebek dengan krayon pemberian kakaknya. Yeah, diam-diam Lee Donghae bermimpi menjadi Piccaso kecil, meskipun gambarnya tidak lebih mirip dari pada ekor cacing atau bulatan-bulatan abstrak yang membentang di sepanjang kertas putih.

Tangan Donghae baru akan mengambil krayon biru saat bertabrakan dengan tangan lain. Anak lelaki itu melihat di sampingnya telah duduk anak lain, anak bermata sipit yang dengan cengir lebar hingga terlihat beberapa bagian dari giginya yang ompong.Aku pinjam, ya? suara anak itu sedikit cempreng darinyatipikal suara anak perempuan, kecuali tampilan anak itu lebih terlihat seperti anak lelaki seusianya.

Donghae tidak pernah suka berbagi. Bisa jadi itu alasan lain teman-temannyadi sekolahtidak terlalu menyukainya karena dia pelit. Tidak! katanya, merebut krayon dari tangan anak itu.

Pelit! Aku cuma pinjam sebentar! Donghae tidak membiarkan anak itu menjangkaunya lebih jauh. Anak lelaki itu dengan terburu-buru memasukkan krayon tadi ke mulutnya sampai dia tersedak.

Hei! melihat Donghae kesulitan bernapas dengan krayon biadab di mulutnya.. Amberbocah ompong itusegera berlari ke belakang tubuh Donghae, dan berusaha membuat krayon itu keluar dari mulutnya, dari menepuk-nepuk punggung Donghae, mencengkeram tengkuk anak lelaki itu agar muntah, dan terakhir, mendekap perutnya kuat-kuat supaya krayon itu dimuntahkandan akhirnya krayon itu meloncat keluar melalui mulut Donghae.

Amber memandang jijik pada krayon di tanah, lalu pada Donghae yang masih berusaha bernapas. Kalau tidak mau pinjam tidak perlu sampai begitu, kan?

Itu salahmu, kalau kau tidak berusaha mencuri krayonku! kata Donghae akhirnya.

Aku tidak mencuri! Aku bilang aku cuma meminjam! muka Amber memerah karena baru saja berteriak. Tapi, bagi Donghae itu malah terlihat lucu, dan anak lelaki itu tertawa setelahnya sampai terjungkal.Amber ingin marah, tapi, bocah itu berpikir yang tadi lucu juga. Lee Donghae dan Amber Liu tertawa keras bersama hari itu.

Lalu semuanya mengalir, seolah mereka telah mengenal lama sekali. Donghae hanya memperkenalkan dirinya pada Amber, dan keesokannya mereka selalu menghabiskan waktu bersama di taman itu,. Atau mereka akan menginap di rumah salah satunyayang kebetulan atau keajaibanberdampingan satu sama lain.

Bermusim-musim berlalu dengan cepat, menyisakan kedua sahabat itu sebagai remaja dengan persahabatan yang masih erat.

Donghae sempat berpikir dia dan Amber mungkin saja akan memutuskan ikatan mereka karena sibuk bermain bersama Jonghyunseseorang yang masuk ke lingkaran persahabatan mereka saat masih duduk di kelas dua Menengah Pertama.Tapi, Amber selalu punya tempat terbaik sendiri untuknya.

Seperti saat mereka hanya membagi sebuah rahasia berdua, atau mempunyai kebiasaan yang hanya mereka lakukan berdua. Amber punya sedikit kesulitan soal pengendalian diri., Dia berusaha membuat dirinya tidak melampiaskan apapun pada Donghae atau si kecil Leoadiknya yang manishanya karena kejengkelan sepele.Maka Donghae membawa Amber ke bukit di belakang pemukiman mereka. Tempat dengan pohon-pohon tinggi, dan sepi.

Amber akan berteriak, atau mungkin hanya sekedar menangis. Orang-orang tidak pernah melihat Amber menangis, tapi Donghae tidak merasa itu menyenangkan, menjadi satu-satunya yang mengetahui berapa kali sahabatmu menangis dalam seminggu. Dia tidak suka wajah merah dan mata Amber yang sembab dengan rambut kacau mirip Troll.

Lalu mereka akan melihat bintang-bintang, menghitung berapa banyak jumlah titik-titik terang yang membentuk konstelasi rasi bintang yang dapat mereka temukan setelah Donghae membiarkan Amber sendiri.

Aku berpikir, tidakkah kita terlihat seperti Polaris? Tanya Amber yang berbaring di sampingnya.

Lalu aku adalah Pisces karena namaku berarti Laut yang merupakan rumah bagi para ikan? Jangan menyinggungku, Amber! kata Donghae mendengus.

Kau dan otakmu, maksudku, bukankah kita seperti Polaris? Bintang paling terang yang menunjukkan jalan? Kau harus tahu betapa hebatnya mereka, grandpa menceritakan padaku tentang para budak yang mengikuti Polaris agar bisa kembali pada kebebasan mereka sebagai manusia. Well, aku agak sedikit kecewa karena Polaris masih kalah terang dengan Sirius tapi, siapa yang perduli. Aku dan kau, kita saling membutuhkan seperti penjelajah kutub, dan para budak itu membutuhkan bintang utara! Apa kau sedang mencoba membuat Haiku lagi? Donghae menopang kepalanya dengan tangan. Anak lelaki itu memandang Amber dengan tatapan mengejek yang menjengkelkan.

Amber melempar anak lelaki itu dengan rumput-rumputan yang dicabutnya. Kau bodoh atau apa? kemudian mereka kembali menikmati suara simponi jangkrik sepanjang sisa malam itu.Donghae mengerti maksud Amber, dia lebih dari mengerti. Polaris bisa jadi adalah penunjuk jalan atau bintang paling terang bagi mereka yang merasa membutuhkan, dan itulah Amber bagi Donghae, gadis itu membuatnya tetap berada di jalan yang tepat semenjak orang tuanya memutuskan berpisah dan Donghae merasa kehilangan panutannya setelah ayahnya pergi. Amber di sana, menjadi panutannya.Sementara Amber memutuskan memiliki Donghae di sisinya adalah keajaiban, Donghae seperti Polaris yang membuat Amber merasa dia tidak sendirian ketika gelap, ketika orang-orang tidak mengerti dirinya dan saat dia kesepian karena orang tuanya yang terlalu terpaku pada Leo kecil. Atau ketika mereka melihatnya dengan tatapan menilai hanya karena Amber berbeda dengan gayanya.-

Anak lelaki itu ingat kala mereka duduk di kelas 2 SMA pada awal semester satu, jatuh cinta dan berpacaran bukan hal baru atau sesuatu yang asing.

Dan itu adalah awal Donghae berpikir dia harus berubah untuk gadis paling cantik yang pernah dilihatnyaJessicasi Cheerleader berkaki jenjang yang duduk di depannya siang itu di kantin.

Amber melirik anak lelaki itu menopang dagu.. uh, itu agak mengerikan, dia berpikir. Kau harus mengajaknya berkencan, Man! suara Amber.

Donghae menengok, wajahnya berkata kalau dia tidak akan mampu. Demi kaus kakinya yang bau, mereka punya Choi Siwon di sekolah ini! Dan lelaki itu adalah saingannya yang berat, bahkan dalam ukuran tinggi badan atau lesung pipi Lee Donghae pasti kalah.Jangan menatapku begitu! Kau tidak akan tahu sebelum mencoba.,Gadis itu, Jessica, tidak akan tahu di sini ada Lee Donghae yang mencintainya sedalam sumur nenekku!

Kau juga seharusnya tahu jawabannya, Donghae menaruh kepalanya di meja, membenamkan wajahnya di antara kedua sikunya.

Mau kuberitahu rahasia?

Kepala anak lelaki itu menegak, Amber selalu tahu bagaimana membuat Donghae mendengarkannya. Apa? Amber menyeringai, Donghae tidak tahu berapa kecepatan Amber ketika mengambil kacamatanya lalu mengacak habis rambutnya yang telah ia tata dengan jel selama 30 menit. Sial!Apa yang kau lakukan? Wajah Donghae mengatakan dia tidak senang.

Aku mencoba memberikanmu tips. Tunggu di sini! Amber tiba-tiba sudah menarik seseorang ke depannyaJessicatersenyum begitu manis setelah beberapa kata bisikan Amber masuk ke telinganya.

Donghae berusaha menahan dirinya tidak lumer seperti keju di depan gadis paling cantik di sekolah itu. Kau manis sekali Donghae-ya, baiklah, Sabtu malam di Teapot. Sampai jumpa! Oh! Apakah tadi Jessica baru saja mengedip padanya? Donghae buru-buru melihat Amber.Apakah kau seorang penyihir? Baru saja Jessica mengedip padaku?

Hei! Aku berharap juga begitu, aku ingin sekali menyihir kepalamu menjadi labu! Kalau aku tidak bilang pada gadis itu kau mengajaknya kencan tapi takut gagap di depannya, matilah kau Lee Donghae! Be a man, please! Ia berpikir Amber benar. Sebagai laki-laki, fatal untuk harga dirinya mundur sebelum berperang. Mungkin Choi Siwon punya senyuman paling mempesona di seluruh antero sekolah, tapi Donghae juga punya kelebihan yang hanya dia sendiri belum sadari.-

Donghae kembali ke masa sekarang.. Dia ingat betul, kalau bukan karena Amber, dia tidak akan memiliki kesempatan duduk berdua di dalam suasana kencan dengan sosok Jessica yang kelewat sempurna buatnya.

Dia juga tidak akan merasakan bagaimana menyenangkannya berada di rerumputan hijau, membawa sebuah bola putih hitam dengan kaki-kakinya menuju gawang lawan. Amber tahu Donghae mencintai Sepak bola. Anak perempuan itu membawanya pada pelatih Park dan mengatakan betapa beruntungnya orangtua itu bila memasukkan Donghae ke dalam timnya. Setelah acara menguntit dan desak-mendesak, pelatih Park mau memasukkan Donghae bergabung bersama timnya.Ketika mereka menang dalam sebuah pertandingan, semua orang begitu tergugu dengan permainan Lee Donghae. Bagaimana kakinya (yang tidak panjang) itu membawanya berlari cepat melintasi lapangan dan dengan gesitnya dia berkelit dari serangan para pemain dari tim lawan yang mencoba menghentikannya. Dan Amber ada di tribun depan bersama Jonghyun, berseru dalam teriakan-teriakan penuh sorak dan dukungan untuknya.

Ketika Donghae mengingatnya, dia merasa dia tidak membutuhkan semuanya. Sebenarnya tujuan awalnya tidak sampai sejauh itu, dia hanya ingin mendapatkan perhatian Jessica dan bermain sekali sebagai pemain gelandang di tim Sepak bola. Hanya saja orang-orang menaruh harapan mereka begitu saja di pundak Donghae, dan dia tahu dia tidak akan bisa mengecewakan orang-orang.-

Pelan-pelan orang-orang mulai tahu siapa itu Lee Donghae, mereka berteman dengannya, mengajaknya berbicara dan anak lelaki itu pikir ini menakjubkan. Dia bisa mempunyai teman selain Amber mengasumsikan bahwa Amber akan bangga padanya dengan perubahan ini.

Wajah anak perempuan itu memang tersenyum begitu manis, tapi Donghae tidak terlalu pintar untuk menangkap satu kilatan di mata Amber yang coklatsebuah sorot kesepian.

Berbeda dengan yang anak lelaki itu rasakan. Amber merasa ada yang berbeda. Donghae seperti mulai sibuk dengan teman-teman barunya, sementara dulu dia akan selalu bersama Amber karena masalahnya dengan cara bersosialisasi. Sekarang untuk bertemu dengan anak lelaki itu saja terkesan sulit karena jadwal latihan Donghae yang padat, lalu teman-teman baru Donghae yang populer selalu berhasil merebut perhatian Donghae darinya ketika mereka hendak bicara berdua, dengan menyelanya atau menarik Donghae pergi begitu saja.

Mungkin, benar kata Jonghyun. Dia cemburu karena Donghae tidak bersamanya lagi, mengobrol dengannya, jalan dengannya, makan siang dengannya. Donghae yang sekarang akan mengobrol dengan anak-anak populer, jalan dengan anak populer, makan siang dengan anak populer, dan berpesta di rumah anak-anak populer. Lingkaran dimana Amber tidak akan pernah merasa nyaman. Tapi, dengan label sahabat terbaik sepanjang masa, Amber tahu dia harus merasa senang untuk Donghae.

-

Donghae berpikir persahabatannya dengan Amber akan baik-baik saja.

Tapi dia salah. Semua dimulai ketika Donghae mulai suka berbohong, tidak menepati janjinya, dan datang terlambat dalam tiap janji temu mereka. Seolah waktu Donghae disedot habis hanya untuk sekelompok teman barunya yang populer itu.

Amber dengan masalah pengendalian dirinya mulai jengah. Dia sudah berusaha menahan untuk tidak memaki Donghae di sekolah atau di manapun ketika anak lelaki itu melupakannya, sampai tidak memberikannya perhatian untuk bicara selama 5 menit.

Ada apa denganmu? Apakah waktu bersama kita sudah tidak penting lagi?

Kau kenapa, sih? Kau PMS ya? Tanya Donghae seraya terkekeh. Dia terlalu lambat untuk menyadari Amber sedang marahdan sungguhan.

Astaga! kalau kau mau tahu, sekarang kau sangat sibuk dengan teman barumu, apa kau tidak ingat denganku dan Jonghyun? Apakah kau ingat kapan terakhir kali kita di bukit?

Amber, aku tidak melupakanmu., Aku berterimakasih karena kau membuatku berada di posisiku yang sekarang, jadi mengertilah!

Cukup! Kesabaran Amber rasanya menguap.

Kau yang seharusnya mengerti, Lee Donghae, aku cuma Amber menarik napas, Meminta waktu sebentar, apa kau ingat ini hari apa?Ini akhir pekan, jadi apa? Aku ada kencan dengan Jessica, menyingkirlah sebentar, Amber.

Donghae akhirnya meninggalkan Amber di kamar anak lelaki itu. Yang dia lupakan, malam ini adalah ulang tahun Amber yang ke 17. Biasanya mereka tidak pernah melewatkan ini, Donghae akan menemani Amber sampai tengah malam lalu mengucapkan selamat sebagai orang yang pertama dan disusul keluarganya.

Malam ini. Tidak begitu.. Malam ini Amber sendirian.

-

Donghae mengusap wajahnya kasar dengan tangan. Dia juga ingat memori yang itu. Saat dia meninggalkan Amber karena kesal.

Keesokannya, Amber tidak mau bicara padanya dan menjauhinya. Donghae merasakan itu, walau awalnya dia tidak yakin. Tapi dengan teman-temannya dia menjadi sibuk, apalagi persiapan pertandingan liga musim gugur sudah ada di depan mata.Remaja itu berpikir bahwa karma memang ada. Perjalanan dari rumahnya ke rumah Jessica terbilang tidak sebentar. Anak itu dengan gayanya mencoba membawa mobil sendiri setelah mendapatkan SIMnya.

Sehabis hujan jalanan menjadi licin, dan Donghae kaget saat seekor kucing tiba-tiba masuk ke dalam jarak pandang jalannya. Dengan panik pemuda itu membanting setirnya hingga menabrak trotoar jalan yang sepi.

Saat sadar di rumah sakit. Donghae telah kehilangan semuanya. Dia mengalami cedera akut di pergelangan ligament kakinya membuatnya tidak lagi dapat bermain di tim Sepak bola-nya. Kata lainnya, pelatih Park menukar posisinya dengan Siwon sebagai kapten tim (mereka bilang untuk sementara, entah sampai kapan) dan Jessica memutuskannya secara sepihak lewat ponselJessica bilang Donghae berubah dan tidak perhatian lagi padanya karena sibuk berlatihPacar yang sangat hebat, batin Donghae.Dia merasa buruk. Semuanya pergi. Dia seperti tersesat.Dia merasa jahat karena baru merenungi semuanya sekarang. Betapa baik dan berjasanya Amber. Bagaimana bisa dia melupakan janji-janji mereka, ulang tahun sahabat terbaiknya itu, dan mengacaukan segalanya.

Dia ingat bagaimana dia berbohong. Waktu itu akhir pekan pada minggu pertama bulan Februari, ia telah berjanji sebelumnya pada Amber dan Jonghyun untuk menonton film Horror yang telah mereka tunggu sejak 3 bulan lalu, dan Jessica mengajaknya pergi di hari yang sama yang Donghae tidak dapat tolak karena, Jessica pacarnya jadi dia tidak boleh mengecewakannya. Kau di mana, Donghae? Filmnya akan segera mulai? suara Amber dari sambungan telepon.Donghae melihat Jessica dan teman-temannya yang sibuk mengobrol dari kaca etalase Caf tempat mereka Hangout. Anak lelaki itu memutar kepalanya, Maaf, aku rasa aku tidak bisa ikut. Ada Jonghyunkan? Berikan salamku padanya, aku harus mengantar ibuku ke rumah sepupu kami, so, sampai jumpa! dan dia menutup telpon sebelum Amber bahkan menjawab sesuatu.

Percayalah, Donghae sudah beberapa kali mencoba menghubungi Amber, tapi anak itu tidak pernah mengangkatnya, membalas pesannya, menjawab voicemailnya.

Dan dia tahu, Amber mungkin tidak akan mau melihatnya lagi.

-

Hari itu, Donghae berdiri di halte buskecelakaan beberapa minggu lalu membuat mobilnya rusak beratdan ibu-nya memutuskan Donghae untuk menggunakan bus sementara waktu sampai benda itu keluar dari bengkel dan trauma yang anak lelaki itu alami hilang.Musim gugur terasa tidak terlalu baik tahun ini (mungkin karena dia sendirian atau tubuhnya yang terasa dingin akibat suhu yang mulai menurun).

Bagaimana kakimu? suara itu.. Donghae tidak perlu menebak-nebak terlalu lama karena saat dia menoleh, dia menatap seseorang yang berusaha ia hubungi.

Kenapa lidahnya kaku sekali?

Ba-baik, Demi apa saja! Lee Donghae, kau memang payah! Di depanmu Amber berdiri dan hanya ini yang bisa kau katakan padanya?.Baguslah, tidak naik mobil?

Benda rongsokmaksudku, mobilku masih ada di bengkel dan kurasa aku sedikit trauma. Dan kau?

Menemani sahabatku Amber memberikan senyuman terbaiknya. Dan perasaan Donghae kembali nyaman, kini dia mulai merasa bahwa dia tidak sendirian menjalani kehilangan ini.

Maafkan aku, Am, aku

..Kau tidak perlu menjelaskan apapun. Kita sahabat, dan meskipun kau menjengkelkan, aku tidak akan bisa marah lebih dari sehari padamu. Ngomong-ngomong aku sudah tahu semuanya.. Dan Jessica

Ganti Donghae menyela. Aku tidak mempermasalahkannya, dari awal aku memang tidak berharap banyak pada kehidupan seperti itu.. Dan meskipun sampai sekarang aku masih menyukai Jessica, gadis itu mungkin bukan yang terbaik.

Amber tahu Donghae telah mengambil hikmah dari semua yang terjadi dan merenunginya secara dewasa. Walaupun bukan gayanya, Amber kemudian memeluk Donghaekau tidak bisa berharap pelukan itu manis seperti di filmkarena pelukan itu lebih mirip seperti pelukan sahabat sesama lelakikarena dia Amber.

Sebaiknya kita cepat masuk, atau busnya akan meninggalkan kita! kata Amber setelah sadar bus sudah menunggu di depan mereka.

Yang Donghae pelajari, meskipun kau berada di tingkat di mana orang-orang memujamumungkin karena statusmu, fisikmu atau apa sajakau tidak bisa memutuskan untuk begitu saja terlalu menikmatinya dan tidak menghiraukan orang-orang yang telah menyayangimu sepanjang hidup mereka.Dan seperti penjelajah kutub yang tersesat di tengah badai, Donghae tidak selalu berhasil menemukan Polaris-nya, tapi Polaris-nyaAmberyang menemukannya kembali dengan sinarnya. Dan kali ini, Donghae akan mengikuti kemanapun Amber menginginkannya pergi selama mereka selalu bersama.

FIN

Haiku, puisi jepang abad 19 yang terdiri dari 5,7, dan 5 morae