formulasi gel masker peel off ekstrak air...
TRANSCRIPT
1
FORMULASI GEL MASKER PEEL OFF EKSTRAK AIR BONGKAHAN GAMBIR
(Uncaria gambir Roxb.) DENGAN BASIS KITOSAN DAN POLIVINIL ALKOHOL
Yuni Anggraeni1)
, Sabrina1)
, Putri Laras Pertiwi 1)
1)Departemen Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Abstract: Formulation of peel off gel mask from the water extract of gambir (Uncaria
gambir Roxb.) (EABG) using base chitosan and polyvinyl alcohol (PVA) has been carried
out. The objective of this research was to study the characteristics of peel off gel mask EABG
using base chitosan and PVA. Peel off gel mask was prepared in five formula with variations
of combinations gelling agent PVA : chitosan 10:0, 9.5:0.5, 9:1, 8.5:1.5, and 8:2 that
successively named formula I, II, III, IV, and V. The fifth formula of gel mask was
characterized including viscocity, gel spreadability, film mask formation time, tensile
strength and elongation at break of the film mask, physical stability, and catechin content in
the gel mask. The result showed that the increasing concentration of chitosan in the formula
caused the appearance of gel mask became more opaque, gel viscocity increased, gel
spreadability decreased, film mask formation time reduced, and tensile strength and
elongation at break of the film mask decreased. The fifth formula showed good physical
stability after cycling test. Catechin content in formula I, II, III, IV, and V respectively were
1.12±0.01%, 1.09±0.01%, 1.24±0.04%, 1.23±0.04%, and 1.15±0.02%.
Key word: chitosan, gambir, gel mask, peel off, polyvinyl alcohol.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu dan teknologi kosmetika menyebabkan meningkatnya jumlah dan
variasi kosmetika yang beredar di pasaran. Beberapa industri kosmetika sudah memanfaatkan
bahan alam di dalam produknya, salah satunya produk kosmetika yang mengandung gambir
(Uncaria gambir Roxb.). Gambir termasuk keluarga Rubiacea yang mempunyai potensi yang
cukup besar sebagai bahan baku kosmetika. Gambir dapat dimanfaatkan sebagai anti oksidan,
anti penuaan dini, anti jerawat dan tabir surya. [1,2,3,4,5,6]
Ekstrak gambir dapat diformulasi dalam berbagai jenis sediaan kosmetik, salah satunya
adalah gel masker peel off. Gel masker peel off merupakan salah satu jenis sediaan masker
yang praktis dan mudah saat penggunaannya, selain itu sediaan masker ini telah diaplikasikan
untuk anti penuaan dini. Tujuan dari penggunaan masker peel off antara lain dapat
mengangkat sel-sel kulit mati, mengembalikkan kesegaran dan kelembutan kulit, bahkan
dengan pemakaian secara teratur dapat mengurangi kerutan halus pada kulit wajah.[7]
2
Polimer yang sudah banyak digunakan dalam sediaan gel masker peel off adalah PVA
(polivinil alkohol) yang merupakan salah satu jenis basis gel yang dapat menghasilkan gel
yang cepat mengering dan membentuk lapisan film yang transparan, kuat, plastis dan melekat
baik pada kulit.[8,9]
Polimer lain yang cukup berpotensi dalam sediaan gel masker peel off adalah kitosan.
Kitosan adalah polimer alam yang telah banyak digunakan dalam bidang kosmetika karena
dapat digunakan sebagai pembentuk gel dan lapisan film, sebagai pengental, anti bakteri dan
anti fungi dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit.[10,11,12]
.
Berdasarkan hasil penelitian Rong Huei Chen dan Ruei Shyun Heh menyatakan bahwa
kitosan dengan polivinil alkohol dalam sediaan masker mampu mencegah penguapan air pada
kulit sehingga dapat menjaga kelembapan kulit. Sifat–sifat inilah yang menjadikan kitosan
dapat digunakan sebagai basis gel.[13]
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan formulasi gel masker peel off
EABG (Uncaria gambir Roxb.) dengan basis kitosan dan polivinil alkohol (PVA). Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari karakteristik gel masker peel off EABG
dengan basis kitosan dan PVA.
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan
Bongkahan gambir (Uncaria gambir Roxb.) (Payakumbuh, Indonesia), katekin standar
(Universitas Andalas), kitosan (PT. Biotech Surindo, Indonesia), asam laktat (Brataco
Chemika, Indonesia), polivinil alkohol (PT. Martina Berto), tween 80 (Brataco Chemika,
Indonesia), propilenglikol (Brataco Chemika, Indonesia), nipagin (Brataco Chemika,
Indonesia), nipasol (Brataco Chemika, Indonesia), etanol 96% (Brataco Chemika, Indonesia),
trietanolamin (Brataco Chemika, Indonesia), natrium asetat (Merck) dan asam asetat (Merck).
Pembuatan Ekstrak
Serbuk bongkahan gambir sebanyak 500 gram ditambah dan dicampur dengan 1000 ml
air suling kemudian dipanaskan di dalam penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas
air mendidih) dengan suhu 90oC selama 20 menit. Selanjutnya infus gambir dipekatkan
dengan evaporator dan dikeringkan dengan oven pada suhu 50oC selama beberapa hari sampai
kadar susut pengeringan kurang dari 10%.
Penapisan Fitokimia Ekstrak
3
Penapisan fitokimia dilakukan terhadap ekstrak yang diperoleh yang meliputi
identifikasi golongan alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan triterpenoid, tanin, kuinon,
minyak atsiri, dan kumarin dengan metode Farnsworth, N.R. (1966).[14]
Karakterisasi Nonspesifik Ekstrak
Susut Pengeringan
Serbuk ekstrak sebanyak 1 gram dimasukkan ke dalam wadah krus porselen yang sudah
dikeringkan dan ditimbang. Ekstrak diratakan dengan cara menggoyangkan wadah, kemudian
dimasukkan ke dalam oven dan dikeringkan pada suhu 105oC hingga bobot tetap. Susut
pengeringan dihitung dengan membandingkan bobot ekstrak yang sudah dikeringkan dengan
bobot ekstrak awal dikali seratus persen.[14]
Kadar Abu Total
Ditimbang dan digerus sebanyak 1 gram serbuk ekstrak kering, kemudian dimasukkan
ke dalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijarkan perlahan–lahan hingga arang
habis. Abu didinginkan kemudian ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara.[15]
Kadar Abu Tidak Larut Asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total dididihkan dengan asam sulfat
encer selama 5 menit kemudian campuran disaring dengan kertas saring bebas abu dan
residunya dibilas dengan air panas. Abu yang tersaring dimasukkan kembali dalam wadah
kemudian dibakar dalam tanur sampai bobot tetap. Kadar abu tidak larut asam dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.[15]
Karakterisasi Spesifik Ekstrak
Organoleptik
Organoleptik dari ekstrak kering bongkahan gambir ditentukan melalui pengamatan
dengan mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan rasa.
Penetapan Kadar Katekin dalam EABG
Larutan induk standar katekin dibuat dengan melarutkan 10 mg standar katekin dalam etil
asetat hingga 50 mL sehingga didapat konsentrasi 0,20 mg/ml atau 200 ppm. Dibuat seri
konsentrasi 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 ppm, 70 ppm dan 80 ppm dari larutan
4
induk standar katekin dan dibuat kurva standar dari seri konsentrasi tersebut. Larutan uji
EABG dibuat dengan konsentrasi 40 ppm kemudian diukur absorbansinya. Kadar katekin
dalam larutan uji dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresi linier kurva
standar.[15]
Pembuatan Gel Masker Peel Off
Dibuat larutan kitosan 10% dengan melarutkan kitosan dalam asam laktat 4% hingga
terbentuk massa basis gel kitosan (M1). PVA didispersikan dalam air suling dingin
selanjutnya ditambahkan air suling hangat dan dipanaskan diatas penangas air dengan suhu
90oC sambil diaduk hingga terbentuk massa basis gel PVA (M2). Massa M1 dimasukkan ke
dalam massa M2 dan diaduk hingga homogen.
Tween 80 dicampurkan ke dalam air (M3). Nipagin dan nipasol dilarutkan ke dalam
propilenglikol (M4). EABG dilarutkan dengan etanol 95% (M5). Kemudian M3 dan M4
dicampurkan ke dalam M2 dan diaduk sampai homogen. M5 ditambahkan ke dalam M2
kemudian diaduk hingga homogen. Kelima formula sediaan gel masker peel off yang
dihasilkan kemudian dievaluasi.
Tabel 1. Formula gel masker peel off EABG
Komposisi Bahan
Jumlah (%) Formula
I II III IV V EABG
PVA
Larutan kitosan 10%
Propilenglikol
Tween 80
Nipagin
Nipasol
Etanol 96%
Trietinolamin
Air suling add
2
10
-
10
1
0,1
0,08
15
3-5
tetes
100
2
9,5
5
10
1
0,1
0,08
15
3-5
tetes
100
2
9
10
10
1
0,1
0,08
15
3-5
tetes
100
2
8,5
15
10
1
0,1
0,08
15
3-5
tetes
100
2
8
20
10
1
0,1
0,08
15
3-5
tetes
100
Evaluasi Gel Masker Peel off
Pemeriksaan Organoleptik
Pemeriksaan organoleptik meliputi warna dan bau
Pemeriksaan Homogenitas
5
Gel dioleskan diatas kaca objek, kemudian dikatupkan dengan kaca objek lain, lalu
diamati homogenitas gel tersebut.
Pemeriksaan pH
Gel dimasukkan ke dalam wadah, lalu diukur pHnya dengan pH meter yang telah
dikalibrasi dengan dapar standar pH 4,010 dan pH 6,862.[16]
Pemeriksaan Viskositas
Sediaan gel diukur viskositasnya dengan viskometer Haake 6+ dengan spindel nomor
5.[16]
Pengujian Stabilitas Gel dengan Cycling Test
Gel masker peel off disimpan pada suhu 4oC selama 48 jam lalu dikeluarkan dan
ditempatkan pada suhu 40oC selama 48 jam. Perlakuan ini adalah satu siklus. Percobaan
diulang sebanyak 3 siklus.[25]
Kondisi fisik sediaan sebelum cyling test dibandingkan dengan
kondisi fisik sediaan setelah cycling test. Pemeriksaan meliputi organoleptis, pH,
homogenitas, viskositas, dan sineresis.
Pengujian Waktu Kering Gel
1 gram gel masker peel off dioleskan pada kulit lengan dengan panjang 7 cm dan lebar
7 cm. kemudian dihitung kecepatan mengering gel hingga membentuk lapisan film dari gel
masker peel off dengan menggunakan stop watch.
Pengujian Daya Sebar Gel
1 gram gel masker peel off diletakkan di atas kertas grafik yang sudah dilapisi plastik
transparan selanjutnya ditutup dengan plastik transparan yang lain dan diukur diameternya
dari lima titik sudut. Beban 19 gram diletakkan di atas lapisan gel, didiamkan selama 1 menit
dan dicatat diameter gel yang menyebar. Kemudian beban terus ditambahkan menjadi 39
gram, 59 gram, 79 gram, dan maksimal 99 gram yang masing-masingnya dicatat diameter gel
yang menyebar.. Dibuat grafik hubungan antara beban dan luas gel yang menyebar.
Percobaan dilakukan tiga kali (triplo).[17]
Pengujian Sifat Mekanik Film Masker Peel Off
6
Sifat mekanik (kekuatan tarik dan elongasi atau perpanjangan putus) film masker peel
off ditentukan dengan alat tensile tester (strograph R.I). Film masker peel off dipotong
dengan pisau khusus sehingga berbentuk seperti dumbel dengan standar dumbel yang
digunakan ASTM D 1822 L. Tebal area pengukuran pada film masker peel off diukur dengan
menggunakan alat mikrometer. Selanjutnya film masker peel off dijepit dikedua ujung alat
dan ditarik oleh beban 100 kg dengan kecepatan chart speed 50 mm/menit hingga film
terputus. Kekuatan tarik film dihitung dengan rumus:
� =�
�=
�
� × �× 100%
Keterangan: σ = kekuatan tarik (kg/cm2); F = beban untuk memutuskan sampel (kg); A = luas penampang
sampel yang ditarik (cm2); t = tebal sampel (cm); l = lebar sampel (cm)
Elongasi atau perpanjangan putus film dihitung dengan rumus:
� = � − �
�× 100%
Keterangan: E = perpanjangan putus film (%); La = panjang film pada saat putus (cm); Lo = panjang film awal
(cm)
Penetapan Kadar Katekin dalam Gel Masker Peel Off
Pembuatan dapar asetat pH 5,5
Dapar asetat pH 5,5 dipilih sebagai simulasi kondisi pH kulit manusia. Untuk
menyiapkan 1000,0 ml larutan dapar asetat, 3,60 g natrium asetat anhidrat dilarutkan dalam
250 ml air suling. Kemudian 3 ml asam asetat 2 N ditambahkan secara perlahan dan diaduk
homogen. Selanjutnya air suling ditambahkan untuk mencukup volumenya hingga 1000,0
ml.[18]
Pembuatan Kurva Kalibrasi Katekin dalam Dapar Asetat pH 5,5.
Standar katekin ditimbang seksama sebanyak 10,0 mg, kemudian dilarutkan dalam
larutan dapar asetat pH 5,5 dalam labu tentukur sampai 50,0 ml. Didapat larutan dengan
konsentrasi 200 ppm. Kurva standar dibuat dari seri konsentrasi larutan standar 20 ppm, 30
ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 ppm, 70 ppm dan 80 ppm yang diukur serapannya dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 278 nm.
Penentuan Persen Perolehan Kembali Ekstraksi Katekin dari dalam Sediaan
7
Larutan pembanding. Sebanyak 2 mg ekstrak gambir dilarutkan dalam 25 ml dapar
asetat pH 5,5. Kemudian larutan disaring dengan kertas saring yang telah dijenuhkan terlebih
dahulu dengan dapar asetat pH 5,5 lalu filtrat diukur pada panjang gelombang 278 nm.
Larutan blangko. Sebanyak 100 mg basis gel dilarutkan dalam 20 mL dapar asetat pH
5,5 dan diaduk selama 45 menit, kemudian digenapkan dalam labu ukur hingga 25 mL.
Larutan basis gel disentrifus kemudian disaring dengan kertas saring yang telah dijenuhkan
terlebih dahulu dengan dapar asetat pH 5,5.
Larutan Uji. 2 mg ekstrak gambir ditambahkan ke dalam 100 mg basis gel yang
kemudian diperlakukan dengan perlakuan yang sama seperti larutan blanko. Serapan filtrat
sampel tersebut diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 278 nm,
dan dihitung kadarnya dengan menggunakan persamaan kurva standar katekin dalam dapar.
Persen perolehan kembali dihitung dengan membandingkan kadar katekin dalam larutan uji
dengan kadar katekin dalam larutan pembanding dikali seratus persen.
Penetapan Kadar Aktual Katekin dalam Sediaan
Larutan uji. Sebanyak 100 mg gel masker peel off diberi perlakuan yang sama seperti
larutan uji pada penentuan persen perolehan kembali. Filtrat sampel tersebut diukur dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 278 nm. Kadar katekin dihitung dengan
menggunakan persamaan kurva standar katekin dalam dapar.
Analisis Data
Data hasil uji waktu kering, daya sebar, viskositas, kekuatan tarik dan elongasi atau
perpanjangan putus dianalisa menggunakan program pengolahan data statistik SPSS 15 yang
meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji parametrik (ANOVA) atau non parametrik
(Kruskal Wallis) dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference).
HASIL
Penapisan Fitokimia
EABG positif mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tannin
katekuat, dan kuinon.
Karakteristik EABG
Susut pengeringan, kadar abu, dan kadar abu tidak larut asam EABG memenuhi syarat
mutu ekstrak sehingga layak untuk diformulasi dengan kadar katekin yang cukup tinggi.
8
Tabel 2. Data Karakteristik EABG
Jenis Karakterisasi Hasil Syarat
Parameter Spesifik
Identitas
a. Organoleptik
b. Kadar katekin
Ekstrak kering bongkahan gambir
(Uncaria gambir Roxb.)
Bentuknya kering, bewarna kuning
kecoklatan
62,75±0,98%
Bongkahan gambir (Uncaria
gambir Roxb.)
Bentuknya kering bewarna
kuning kecoklatan19
Mutu I lebih 60% 19
Parameter nonspesifik
a. Susut
pengeringan
b. Kadar abu
c. Kadar abu tidak
larut asam
8,08±0,16%
4,10±0,14%
0,32%±0,02%
<10%
<5% 19
<2% 20
Evaluasi Gel Masker Peel Off
Sediaan gel masker peel off berwarna coklat dan berbau etanol. Formula I berwarna
coklat yang jernih sedangkan formula II-V berwarna coklat buram. Tekstur gel yang
dihasilkan homogen tanpa adanya partikel kasar ataupun gumpalan.
Tabel 3. Data pH dan Viskositas Sediaan Sebelum dan Sesudah cycling test
Formula pH Viskositas
1 2 1 2
I 5,527 5,380 1286 1426
II 5,585 5,485 2243 2583
III 5,582 5,462 3773 3996
IV 5,566 5,430 5513 6100
V 5,551 5,415 6983 7603
Keterangan: 1 = sebelum cycling test; 2 = sesudah cycling test
Tabel 4. Data Waktu Kering Gel
Formula Waktu kering gel (menit)
I 28,5 ± 0,2
II 26,3 ± 0,8
III 23,8 ± 1,5
IV 20,7 ± 1,0
V 19 ± 1,3
9
Tabel 5. Data Daya Sebar Gel Masker Peel Off
Gambar 1. Kurva daya sebar gel masker peel off
Tabel 6. Data sifat mekanik gel masker peel off
Formula Kekuatan
tarik (kg/cm2)
Perpanjangan
putus (%)
I 402,63±19,04 506,67±11,55
II 361,66±27,79 473,33±23,09
III 312,63±8,34 436,67±23,09
IV 289,81±22,28 383,33±28,86
V 269,09±9,92 346,67±5,77
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0 20 40 60 80 100 120
Lu
as
seb
ar
(cm
2)
Beban (gram)
I
II
III
IV
V
Beban
(gram)
Luas (cm2)
Formula
I II III IV V
0 30,43±0,63 25,31±0,16 16,05±1,16 12,39±0,97 10,42±0,29
19 32,29±0,91 29,50±0,11 20,69±0,52 18,60±0,89 15,45±1,43
39 34,07±1,74 30,57±0,96 22,61±0,35 21,37±1,03 18,70±1,74
59 35,78±1,90 31,49±0,76 24,63±1,56 22,53±0,43 21,72±0,54
79 40,14±1,12 33,14±0,89 26,58±1,88 24,48±1,09 23,06±0,15
99 44,87±1,49 34,97±1,62 28,81±1,60 27,12±1,00 26,20±0,62
10
(a) (b)
Gambar 2. Kurva kekuatan tarik (a) dan perpanjangan putus (b) film gel masker peel off
Tabel 7. Data kadar katekin dalam gel
Formula Kadar Katekin (%)
I 1,12±0,01
II 1,10±0,01
III 1,24±0,04
IV 1,23±0,04
V 1,15±0,02
PEMBAHASAN
Organoleptik dan Homogenitas Sediaan Gel Masker Peel Off
Sediaan gel masker peel off berwarna coklat yang dihasilkan dari warna EABG dan
berbau etanol karena kandungannya yang cukup tinggi yaitu 15%. Formula I berwarna coklat
yang jernih sedangkan formula II-V berwarna coklat buram. Hal ini disebabkan oleh adanya
kitosan dalam formula II-V yang kelarutannya agak kurang dalam pH sediaan yang di atas
5,5 sehingga terlihat buram. Tekstur gel yang dihasilkan homogen tanpa adanya partikel
kasar ataupun gumpalan.
pH Sediaan Gel Masker Peel Off
Sebagaimana yang tertera pada Tabel 3, pH sediaan berada di dalam rentang pH kulit
(4,5-6,5) yaitu 5,5. pH sediaan tidak bisa dibuat lebih netral karena dibatasi oleh kelarutan
kitosan yang sukar larut pada pH di atas 5. pH 5,5 dianggap sebagai pH yang tepat karena
pada pH yang lebih asam dikhawatirkan akan menimbulkan iritasi pada kulit.
Viskositas Sediaan Gel Masker Peel Off
0
100
200
300
400
500
I II III IV V
Kek
ua
tan
Ta
rik
(kg
/cm
2)
Formula
0
100
200
300
400
500
600
I II III IV V
Per
pa
nja
ng
an
pu
tus
(%)
Formula
11
Penggunaan gelling agent kombinasi PVA dan kitosan dengan kadar total 10%
memberikan nilai viskositas sediaan yang cukup rendah yaitu antara 1200-7000 cPs seperti
yang tertera pada Tabel 3. Semakin besar kadar kitosan yang digunakan dalam sediaan
menyebabkan viskositas yang semakin tinggi. Namun, viskositas tertinggi yang dihasilkan
(formula V) masih memberikan kemudahan dalam penggunaan sediaan. Justru pada sediaan
dengan viskositas yang paling rendah (formula I) terlihat terlalu encer. Dalam hal ini, kitosan
memberikan kontribusi sebagai peningkat viskositas yang bermakna (p ≤ 0,05).
Stabilitas Sediaan Gel Masker Peel Off Sesudah cycling test
Sesudah cycling test, kelima sediaan gel masker peel off tetap memberikan warna dan
tingkat homogenitas yang sama dengan sebelum cycling test. Hanya saja bau etanolnya
sedikit berkurang. Hal ini dimungkinkan oleh adanya penguapan etanol dari dalam sediaan
yang juga dianggap menjadi penyebab meningkatnya viskositas sediaan pada kelima formula.
Pada Tabel 3 dapat dilihat viskositas kelima formula lebih tinggi sesudah cycling test
dibandingkan dengan sebelumnya. Terkait dengan penguapan etanol ini, dapat diatasi dengan
penggunaan kemasan yang lebih kedap.
Setelah pemeriksaan cycling test, nilai pH dari ke lima formula mengalami
penurunan, namun nilai pH tersebut masih berada dalam rentang pH normal kulit yaitu 4,5–
6,5.[21]
Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dan sesudah cycling test, kelima formula gel
masker peel off tidak mengalami sineresis. Sineresis merupakan gejala alamiah pengerutan
gel karena sebagian cairannya terkelupas keluar. Hal ini terjadi karena struktur matriks serat
gel yang terus mengeras dan akhirnya mengakibatkan keluarnya air dari gel.[22]
Waktu Kering Gel
Pengujian waktu kering gel bertujuan untuk mengetahui berapa lama gel mengering
pada permukaan kulit dan membentuk lapisan film setelah pemakaian. Kelima formula gel
masker peel off memenuhi waktu kering gel masker peel off yang baik, yaitu antara 15-30
menit.[23]
Berdasarkan hasil uji waktu kering, makin besar penggunaan kitosan dalam sediaan
maka semakin cepat waktu kering gel dengan perbadaan yang bermakna (p ≤ 0,05).
Daya Sebar Gel
Pengujian daya sebar gel bertujuan untuk melihat kemampuan menyebar gel di atas
permukaan kulit saat pemakaian.[17]
Berdasarkan uji daya sebar dapat disimpulkan bahwa
12
semakin meningkatnya penggunaan kitosan dalam formula menyebabkan daya sebar gel
semakin berkurang secara bermakna (p ≤ 0,05). Hal ini dapat dihubungkan dengan hasil
pengujian viskositas, di mana kitosan menyebabkan peningkatan viskositas sediaan. Sediaan
dengan viskositas yang lebih tinggi tentu saja memberikan daya sebar yang lebih rendah
karena daya mengalirnya lebih rendah. Maka dari itu, profil daya sebar dari kelima sediaan
berbanding terbalik dengan viskositas.
Sifat Mekanik Film Masker Peel Off
Pengujian sifat mekanik film gel masker peel off meliputi kekuatan tarik dan elongasi
atau perpanjangan putus. Pengukuran kekuatan tarik pada film gel masker peel off bertujuan
untuk mengetahui tarikan maksimum yang dapat dicapai sampai film dapat tetap bertahan
sebelum putus. Pengukuran elongasi (perpanjangan putus) pada gel masker peel off bertujuan
untuk mengetahui perubahan panjang maksimum suatu bahan pada saat mengalami
peregangan sebelum film itu akhirnya putus.[23,24]
Bedasarkan hasil kekuatan tarik dan elongasi gel masker peel off dapat disimpulkan
bahwa meningkatnya penggunaan kitosan dalam formula akan menyebabkan nilai kekuatan
tarik dan elongasi semakin berkurang secara bermakna (p ≤ 0,05).
Penetapan Kadar Katekin dalam Gel Masker Peel Off
Persen perolehan kembali katekin dari sediaan gel masker peel off adalah 98,6±2,7%.
Data ini menunjukkan bahwa metode ekstraksi katekin dari sediaan yang digunakan cukup
sesuai. Data persen perolehan kembali ini digunakan untuk mengkoreksi data yang diperoleh
pada penetapan kadar katekin dari sediaan gel masker peel off.
Tabel 7 menunjukkan data kadar katekin dalam masing-masing formula gel yang
seharusnya 1,255 %. Adanya penurunan kadar katekin dalam sediaan masih belum diketahui
secara pasti penyebabnya. Banyak faktor yang masih perlu dikaji.
KESIMPULAN
Peningkatan jumlah kitosan dalam kombinasi gelling agent PVA dan kitosan
menyebabkan penampilan sediaan gel menjadi lebih buram, menyebabkan peningkatan
viskositas gel dan pengurangan daya sebar gel, waktu kering gel, kekuatan tarik serta
elongasi atau perpanjangan putus film gel yang bermakna (p ≤ 0,05).
13
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Apea-Bah et al.. 2009. Assesment of the DPPH and α-glucosidase inhibitory potential
of gambir and qualitative identification of major bioactive compound. Journal of
Medicinal Plants Research. Hal : 737–755.
[2]. Anggraini, T. et al. 2010. Antioxidative activity and catechin content of four kinds of
Uncaria gambir extracts from West Sumatra, Indonesia. African Journal of
Biochemistry Research Vol. 5(1), Hal : 33-38.
[3]. Shinji, I. 2001. Anti-Aging-Aggent. US Patent 2001/0012524 A1
[4]. Ju Hee Kim, et al. 2009. Compunds with elastase inhibition and free radical
scavenging activities from callistemon lanceolatus. Journal of Medicinal Plants
Research. Vol. 3(11). Hal : 914-920.
[5]. Nand, P. et. al. 2012. In Vitro Antibacterial And Antioxidant Potential Of Medicinal
Plants Used In The Treatment Of Acne. International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences. Vol 4 (1). Hal : 185-190.
[6]. Momtaz, S. 2007. Tyrosinase inhibitors isolated from Ceratonia siliqua (L.) and
Sideroxylon inerme (L.). In the department of Plant Science, Faculty of Natural and
Agricultural Sciences, University of Pretoria.
[7]. Basuki, K.S. 2001. Tampil Cantik dengan Perawatan Sendiri. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
[8]. Rekso, G.T dan Sunarni, A. 2007. Karakteristik Hidrogel Polivinil Alkohol Kitosan
Hasil Iradiasi Sinar Gamma. Jakarta : Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi
(PATIR)- BATAN.
[9]. Slavtcheff, C.S. 2000. Komposisi Kosmetik untuk Masker Kulit Muka. Indonesia
Patent 2000/0004913.
[10]. Rowe, R.C., Sheskey, P.J. dan Quinn, M.e., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipient. Edisi 6. London : Pharmaceutical Press. Hal : 17-19, 159-161, 441-445,
564-565, 549-553, 592-594, 596-598, 754-755.
[11]. Nawanopparatsakul, S. et al. 2005. Skin Irritation Test of Curcuminoids Facial Mask
Containing Chitosan As a Binder.
[12]. Dutta, P.K., Dutta, J., dan Tripathi, V.S. 2004. Chitin and chitosan : chemistry,
properties and applications. Journal of Scientific and Industrial Research. Vol. 63.
Hal : 20-31.
14
[13]. Rong Huei Chen dan Ruei Shyun Heh. 2000. Film – forming time, skin hydration
effects, and physicochemical properties of moisture masks containing different water-
soluble chitosans. Journal of Cosmetic Science. Hal : 1-13.
[14]. Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal
Pharmaceutical. Science. Hal : 55:3, 225-157.
[15]. Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat. Jakarta : Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Hal 1-17.
[16]. Lucida, H., Bakhtiar, A., Putri, W.A. 2007. Formulasi sediaan antiseptik mulut dari
katekin gambir. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 1
[17]. Anonim. 2000. Standar Nasional Indonesia Syarat Mutu Gambir SNI 01-3391-2000.
Jakarta : Dewan Standar Nasional Indonesia.
[18]. Anonim. 2007. United States Pharmacopoeia 30th Edition. USA: The Official
Compendia of Standards.
[19]. Anonim. 2000. Standar Nasional Indonesia Syarat Mutu Gambir SNI 01-3391-2000.
Jakarta : Dewan Standar Nasional Indonesia.
[20]. Departemen Kesehatan RI. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta :
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Hal : 1-17.
[21]. Tranggono, R dan Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Hal. 118, 182.
[22]. Brinker, C.J. dan Scherer, G.W. 1990. Sol Gel Science. San Diago : Academic Press.,
Inc. Hal : 373-37
[23]. Alyanak, D. 2004. Water Vapour Permeable Edible Membranes, a Thesis in
Biotechnology and Bioengineering program, Izmir Institute of Technology
[24]. Krochta, J.M dan Johnston, C.D.M. 1997. Edible and biodegradable polymer films:
Challenge and opportunities. Journal Food Technology 951 (2). Hal : 61-74.
[25]. Butler, H. 2000. Poacher’s Perfumes, Cosmetics and Soap 10th
Edition. London:
Kluwer Academic Publishers. Hal: 697-713.