fish canning.docx
TRANSCRIPT
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
1/26
FISH CANNING
Canning is a modern technological advancement in
food processing. Canning improves shelf life enabling
storage of the canned product for several years. The
canning process involves hermetically sealing the product
in a container, heat sterilizing the sealed product and
cooling to room temperature for storage (Emokpae, 1979).
Fish may be easily damaged during handling.
Therefore, most operations involving handling in the
canning industry, such as filing of containers are manually
carried out. Certain services like the addition of brine;
edible oil and sauces are metered into containers
mechanically. The usual pre-canning operations include
heading, gutting, cleaning and cutting to sizes, addition of
oils, sauces salt or brine, and cooling. The pre-canning
operations ensure that the fish are easier to handle once
the products are less fragile. Excess moisture are removed
from the fish during the processing operations. The
removal of excess water ensures that shrinkage due to
water exuding from the fish is reduced inside the can
during the final heat treatment stage. This may be thefactor responsible for the tight packing given to sardines
in cans (Eyo, 1999).
During canning process, heat is normally transferred
through the fish by conduction. This is a very slow
process, which could result in uneven cooking of the fish.
Using heat transfer by convection, shorter time is required
to heat the can and produce even cooling of the fish. This
is achieved by surrounding the can in fluid. Heat transfer
involves the use of rotary retort. The movement of the
headspace bubble during rotation forces an increase in the
liquid movement within the can. This consequently causes
an increase in convection heat transfer. Even cooking of
the product within the can is assured. The headspace alsoallows for the expansion of the content during heating. An
ideal headspace is achieved by sealing can under pressure.
If air is present in the headspace, oxidation of the content
may occur. The lid is attached in two double seaming
operations using solder and a plastic sealing compound on
the inside of can. The operation using the rotator retort is
referred to as heat sterilization (Ito, 2005).
The application of heat sterilization calls for an
understanding of the effect of heat on fish tissue. The fish
to be canned must be in the prime condition. It must be
free from any form of spoilage. During heat treatment,
water exudes from the fish. This may cause problem in
non-fatty fish. If the fish is fatty or oily, the oil may act asphysical barrier to water exuding from the fish. The latter
enable canned oily fish retain their succulence through
heat process. The heat treatment given to canned food is
generally that, which gives complete protection from
spoilage organisms (Okonta and Ekelemu, 2005).
Asian J. Agric. Sci., 3(6) 437-452, 2011
439
Fish spoilage, particularly canned fish have to be
protected againstBacillus mophilus and Clostridium
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
2/26
botilium. This is achieved by the use of condensed steam
under pressure in a sterilizer. When the cans are sealed in
the network, steam is admitted and the temperature of the
retort is allowed to rise to 1000C. This temperature is
maintained for sufficient time to allow all air be flushed
from the retort. The drain and steam exit are shut while
allowing steam into the retort. Air entering the retort with
the steam can escape. Temperature range of 115 to 1200C
is attained. The pressure and temperature are both
automatically controlled soon after the required steam has
been admitted (Olokor, 1997).
In cooling the cans, chlorinated water is used. The
pressure in the retort is initially maintained by admitting
compressed air into the retort. Loss in pressure can cause
distortion and damage to cans. Chlorinated cooling water
is then admitted to the retort. At this stage, the internal
sealant is still molten and the vacuum created in the scan
may cause suction of drops of chlorinated water into the
can. If the water has no residual chlorine, this may be the
source of bacteria responsible for food poisoning. The
residual chlorine level generally does not exceed 20 mg/L.As the cooling continues, the pressure is reduced till
normal atmospheric temperature is attained. The cans are
mechanically removed to the can drier to prevent
contamination. The cans are labeled, and parked into
cartons (Opara and Al-Jufiaili, 2006).
Canning is an expensive venture. Therefore, a
number of factors would have to be considered when
setting up a canner. The market for the canned products
must exist. The consideration for export market for
canned products is generally based on the product line.
For example, fish such as tuna are highly priced.
Therefore, it makes sense to export these lines. The
species of fish desired must be in limitless supply. Sincefresh fish is preferred in the case of small sized fish,
canning industries should be sited not too far from
ports/harbors. A considerable proportion of landed fish
head of live weight. Disposal of waste is therefore an
important factor considered. There must be and gut will
become waste to be used for fish meals. For sardines,
such waste constitutes 50% enough and suitable labor and
management staff (Oyelese, 2006).
Since fish and fish products are perishable. It is
essential that products be rendered safe and
bacteriological stable by the use of heat. This heat process
must be limited so as to change the flavor and texture as
little as possible (Tawari, 2006).
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
3/26
IKAN pengalengan
Canning adalah kemajuan teknologi modern di
pengolahan makanan . Canning meningkatkan umur simpan yang memungkinkan
penyimpanan produk kalengan selama beberapa tahun . itu
Proses pengalengan melibatkan tertutup penyegelan produk
dalam wadah , panas sterilisasi produk disegel dan
pendinginan sampai suhu ruang untuk penyimpanan ( Emokpae , 1979) .
Ikan dapat mudah rusak selama penanganan .
Oleh karena itu , sebagian besar operasi yang melibatkan penanganan di
industri pengalengan , seperti pengajuan kontainer secara manual
dilakukan . Layanan tertentu seperti penambahan air garam;
minyak goreng dan saus yang dicampurkan ke dalam wadah
mekanis . Biasa operasi pra - pengalengan termasuk
pos , mengeruk , membersihkan dan memotong untuk ukuran , penambahan
minyak , saus garam atau air garam, dan pendinginan . The pre - pengalengan
operasi memastikan bahwa ikan yang lebih mudah untuk menangani sekali
produk kurang rapuh . Kelembaban Kelebihan dihapus
dari ikan selama operasi pengolahan . itu
penghapusan kelebihan air memastikan penyusutan yang disebabkan
air memancarkan dari ikan berkurang di dalam kaleng
selama tahap perlakuan panas akhir . Ini mungkin
faktor yang bertanggung jawab untuk membungkus ketat diberikan kepada sarden
dalam kaleng ( Eyo , 1999) .
Selama proses pengalengan , panas biasanya ditransfer
melalui ikan dengan konduksi . Ini adalah sangat lambat
proses , yang dapat mengakibatkan memasak tidak merata ikan .
Menggunakan perpindahan panas secara konveksi , waktu yang lebih singkat diperlukan
untuk memanaskan kaleng dan menghasilkan bahkan pendinginan ikan . ini
dicapai dengan sekitar kaleng dalam cairan . perpindahan panas
melibatkan penggunaan retort rotary . Pergerakan
headspace gelembung selama rotasi memaksa peningkatan
Gerakan cairan dalam kaleng . Ini akibatnya menyebabkan
peningkatan konveksi perpindahan panas . Bahkan memasak dari
produk dalam kaleng terjamin . Headspace juga
memungkinkan untuk perluasan konten selama pemanasan . sebuah
headspace yang ideal dicapai dengan penyegelan kaleng di bawah tekanan .
Jika udara hadir dalam headspace , oksidasi konten
mungkin terjadi . Tutupnya terpasang dalam dua seaming ganda
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
4/26
operasi menggunakan solder dan senyawa penyegelan plastik di
bagian dalam kaleng . Operasi menggunakan retort rotator adalah
disebut sebagai sterilisasi panas ( Ito , 2005 ) .
Penerapan sterilisasi panas panggilan untuk
pemahaman tentang efek panas pada jaringan ikan . ikan
untuk kaleng harus dalam kondisi prima . Pasti
bebas dari segala bentuk pembusukan . Selama perlakuan panas ,
air memancarkan dari ikan . Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam
ikan non - lemak . Jika ikan berlemak atau berminyak , minyak dapat bertindak sebagai
penghalang fisik untuk memancarkan air dari ikan . yang terakhir ini
ikan berminyak memungkinkan kaleng mempertahankan kesegaran mereka melalui
proses panas . Perlakuan panas yang diberikan kepada makanan kaleng adalah
secara umum bahwa , yang memberikan perlindungan lengkap dari
organisme pembusukan ( Okonta dan Ekelemu , 2005 ) .
Asian J. Agric . Sci . , 3 ( 6 ) 437-452 2011
439
Ikan pembusukan , terutama ikan kaleng harus
dilindungi terhadap Bacillus mophilus dan Clostridium
botilium . Hal ini dicapai dengan menggunakan uap terkondensasi
di bawah tekanan dalam sterilisasi a . Ketika kaleng disegel dalam
jaringan , uap diakui dan suhu
retort diperbolehkan untuk naik ke 1000C . Suhu ini adalah
dipertahankan untuk waktu yang cukup untuk memungkinkan semua udara akan memerah
dari retort . Tiriskan dan keluar uap ditutup sementara
memungkinkan uap ke dalam retort . Air memasuki retort dengan
uap dapat melarikan diri . Kisaran suhu dari 115 sampai 1200C
tercapai . Tekanan dan suhu keduanya
dikendalikan secara otomatis segera setelah uap yang diperlukan memiliki
dirawat ( Olokor , 1997) .
Dalam pendinginan kaleng , air yang mengandung klor digunakan . itu
tekanan dalam retort pada awalnya dikelola oleh mengakui
kompresi udara ke dalam retort . Rugi tekanan dapat menyebabkan
distorsi dan kerusakan kaleng . Air pendingin diklorinasi
kemudian mengaku retort . Pada tahap ini , internal
sealant masih cair dan vakum dibuat dalam scan
dapat menyebabkan hisap tetes air yang mengandung klor ke dalam
bisa. Jika air tidak memiliki residu klorin , ini mungkin
sumber bakteri yang bertanggung jawab untuk keracunan makanan . itu
Tingkat residu klorin umumnya tidak melebihi 20 mg / L.
Sebagai pendinginan berlanjut, tekanan berkurang sampai
suhu atmosfer normal tercapai. The kaleng
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
5/26
mekanis dipindahkan ke kaleng kering untuk mencegah
kontaminasi . Kaleng diberi label , dan diparkir ke
karton ( Opara dan Al - Jufiaili , 2006) .
Canning adalah usaha mahal . Oleh karena itu,
sejumlah faktor harus dipertimbangkan ketika
mendirikan pabrik pengalengan a . Pasar untuk produk kalengan
harus ada . Pertimbangan untuk pasar ekspor untuk
produk kalengan umumnya didasarkan pada lini produk .
Misalnya, ikan seperti tuna sangat murah.
Oleh karena itu, masuk akal untuk mengekspor garis-garis ini . itu
jenis ikan yang diinginkan harus dalam pasokan terbatas . karena
ikan segar lebih disukai dalam kasus ikan berukuran kecil ,
industri pengalengan harus diletakkan tidak terlalu jauh dari
port / pelabuhan . Sebagian besar ikan yang didaratkan
kepala berat hidup . Oleh karena itu, pembuangan limbah adalah
faktor penting yang dipertimbangkan . Harus ada kemauan dan usus
menjadi limbah yang akan digunakan untuk makanan ikan . Untuk sarden ,
limbah tersebut merupakan 50 % cukup dan cocok tenaga kerja dan
staf manajemen ( Oyelese , 2006 ) .
Karena ikan dan produk ikan yang tahan lama . sekarang
penting bahwa produk akan diberikan aman dan
bakteriologis stabil dengan menggunakan panas . Proses panas ini
harus dibatasi sehingga dapat mengubah rasa dan tekstur sebagai
sesedikit mungkin ( Tawari , 2006)
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
6/26
mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh kita yang telah
rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan (komposisi) tubuh kita.
Tabel Komposisi Ikan Segar per 100 gram Bahan
Protein dalam ikan berguna untuk :
1. Mempercepat pertumbuhan badan (baik tinggi maupun berat).
2. Meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Mencerdaskan otak/mempertajam pikiran.
4. Meningkatkan generasi/keturunan yang baik.
Ikan memiliki kadar protein yang sangat tinggi yaitu sekitar 20 %. Di samping itu protein yang terkandung dalam ikan
mempunyai mutu yang baik, sebab sedikit mengandung kolesterol dan sedikit lemak.
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
7/26
Di samping kelebihan tersebut, ikan memiliki kelemahan yakni mudah membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami
pembusukan daripada daging unggas dan mamalia karena pada saat ditangkap ikan selalu berontak sehingga banyak kehilangan
glikogen dan glukosa. Glikogen dan glukosa pada hewan yang mati dapat mengalami glikolisis menjadi asam piruvat yang
selanjutnya diubah menjadi asam laktat. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap maka akan banyak kehilangan
glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati
normal. Nilai pH yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah
dengan baik agar layak untuk dikonsumsi.
Pengolahan ikan ini dilakukan untuk memperbaiki cita rasa dan meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimumkan
manfaat hasil tangkapan maupun hasil budidaya. Pengolahan ikan meliputi cara memilih ikan segar, perlakuan pada ikan, dan
cara menghambat kebusukan.
PEMILIHAN IKAN
Pemilihan ikan yang segar dapat mengurangi waktu pembusukan. Dalam keadaan seperti ikan segar ini, biarpun ada kuman-
kuman pembusuk tetapi belum cukup kuat untuk menghancurkan daging ikan. Dengan pengaruh panas maka kuman-kuman ini
jumlahnya bertambah banyak, sehingga daging mulai lunak dan proses pembusukan terjadi. Berikut meruapakan tanda-tanda ikan
yang segar:
a. Ikan bercahaya seperti ikan hidup (warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang).
b. Jika ikan tersebut bersisik, sisik tersebut masih tertanam kuat pada dagingnya (kuat) dan mengkilat.
c. Insang berwarna merah cerah.
d. Badan kaku atau liat.
e. Baunya masih seperti ikan hidup / segar.
f. Mata ikan jernih dan terang.
g. Daging kenyal
h. Mata jernih menonjol
i. Sirip kuat
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
8/26
j. Dinding perut kuat
Tanda-tanda ikan yang sudah busuk:
a. mata suram dan tenggelam;
b. sisik suram dan mudah lepas;
c. warna kulit suram dengan lendir tebal;
d. insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;
e. dinding perut lembek;
f. warna keseluruhan suram dan berbau busuk.
CARA MEMPERTAHANKAN KESEGARAN IKAN
Cara memperlakukan ikan yang sudah ditangkap, sangat mempengaruhi kecepatan pembusukan ikan tersebut. Ikan yang dari
semula diperlakukan dengan tidak baik akan menghasilkan ikan bermutu tidak baik pula. Perlakuan terhadap ikan yang baik
adalah sebagai berikut :
a. Usahakan ikan tidak mati secara perlahan-lahan, tetapi mati dengan cepat.
b. Setelah ikan mati, dinginkan dengan es untuk mengurangi pembusukan.
c. Ikan tidak dilempar-lemparkan dan tidak terkena benda tajam.
d. Buang bagian tubuh ikan yang mudah busuk, misalnya isi perut dan insang.
e. Cuci dengan air bersih.
CARA MENGHAMBAT PEMBUSUKAN
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
9/26
Setelah ikan bersih, dilakukan metode untuk menghambat pembusukan. Pada prinsipnya, cara untuk menghambat pembusukan
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pendinginan dan pengawetan.
PENDINGINAN
Pendinginan dapat dilakukan dengan diberi es dan juga dimasukkan ke dalam kulkas. Sebenarnya pemakaian es sangat baik,
karena hal hal berikut :
a. Es sanggup mendinginkan ikan dengan cepat, panas dari ikan ditariknya sehingga ikan cepat dingin dan pembusukan
terhambat.
b. Es berasal dari air sehingga tidak akan menimbulkan kesulitan apa-apa dan tidak membahayakan kesehatan orang.
c. Es melindungi ikan dari kekeringan dan ikan tidak cukup didinginkan saja tetapi harus dijaga jangan sampai kering, kalau
kering akan timbul perubahan pada otot serta warna dagingnya.
d. Es mudah dibuat dan diperoleh.
Langkah-langkah pendinginan ikan dengan es adalah dengan mempersiapkan peti / cool box tempat ikan, lalu tempat tersebut
dibersihkan dan diberi lapiSan es yang cukup. Ikan-ikan yang telah dibersihkan disusun berjajar di dalam peti tersebut, lalu
ditutupi dengan pecahan es. Perbandingan yang baik antara ikan dan es adalah 2 : 1 atau 1 : 1. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pendinginan dengan menggunakan es adalah:a. Lapisan es dan ikan tidak boleh lebih tinggi dari 50 cm, sebab kalau lebih tinggi akan menyebabkan ikan disebelah bawah akan
tergencet dan rusak.
b. Jika tinggi peti es lebih dari 50 cm, sebaiknya diberi sekat hidup untuk menahan beban ikan di sebelah atas.
c. Jenis ikan yang berkulit dan berduri kasar jangan dicampur dengan ikan yang berkulit halus.
d. Makin cepat ikan diberi es makin baik, sebab pembusukan tidak sempat berlangsung.
PENGAWETAN
Naiknya pendapatan masyarakat menuntut ikan yang lebih baik dan lebih segar. Hal ini akan mendorong perbaikan mutu ikan
yang dihasilkan sejak ditangkap sampai ke tangan konsumen sehingga dibutuhkan waktu ketahanan ikan segar dalam waktu yang
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
10/26
cukup lama. Pada umumnya pendinginan hanya dapat menghambat pembusukan dalam waktu yang lebih pendek bila
dibandingkan dengan pengawetan. Pengawetan ikan dapat dilakukan dengan cara pemindangan.
Pada intinya pemindangan merupakan perebusan ikan dalam air garam. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu ikan pindang
adalah kesegaran ikan, garam, & kondisi lingkungan (kebersihan alat dan bahan, proses pembuatan pindang, dan penyimpanan
hasil pemindangan). Banyak cara pemindangan yang telah dilakukan, di antaranya :
1. Perebusan dengan larutan garam jenuh selama 10 menit
2. Penambahan bumbu (bawang & kunyit)
3. Perebusan dalam air garam 10 %
Tetapi dari hasil pemindangan seperti di atas, ikan akan mudah busuk karena kadar air yang tinggi. Pengawetan dapat dilakukan
dengan perendaman dalam es dan air laut, asam cuka dan air laut, garam dan air laut, asam cuka dan kalium sorbat, penambahan
zat pengawet (asam sorbat, kalium, natrium sorbat, antibiotik klortetrasiklin (CTC), dan ortotetrasiklin (OTC)), tetapi
penambahan zat pengawet tersebut mahal dan masih terdapat sifat toksik.
PENGALENGAN IKAN
Pengawetan pun dapat dilakukan dengan pengalengan,yaitusalah satu cara penyimpanan dan pengawetan bahan pangan yang
dikemas secara hermetic dalam suatu wadah yang disebut can (kaleng) dan kemudian disterilkan, sehingga diperoleh produkpangan yang tahan lama dan tidak mengalami kerusakan baik fisik, kimia maupun biologis.
Ikan merupakan salah satu komoditi hasil perairan yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia karena beberapa
kelebihannya. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat potensial dan biasanya kandungan protein sekitar
15-24% tergantung dari jenis ikannya. Protein ikan mempunyai daya cerna yang sangat tinggi yaitu sekitar 95% (Rahayu, 1992).
Ikan segar merupakan salah satu komoditi yang mudah mengalami kerusakan (high perishable food). Kerusakan ini dapat
disebabkan oleh proses biokimiawi maupun oleh aktivitas mikribiologi. Kandungan air hasil perikanan pada umumnya tinggi
mencapai 56.79% sehingga sangat memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi biokimiawi oleh enzim yang berlangsung pada tubuh
ikan segar. Sementara itu, kerusakan secara mikrobiologis disebabkan karena aktivitas mikroorganisme terutama bakteri.
Kandungan protein yang cukup tinggi pada ikan menyebabkan ikan mudah rusak bila tidak segera dilakukan pengolahan dan
pengawetan. Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan tersebut. Salah satu usaha untuk
meningkatkan daya simpan dan daya awet pada produk ikan adalah dengan pengalengan ikan (Winarno, 1980).
Teknik pengawetan pangan yang dapat diterapkan dan banyak digunakan adalah pengawetan dengan suhu tinggi, contohnya
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
11/26
adalah pengalengan ikan tuna. Tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang umur simpan, dan meningkatkan nilai ekonomis
dari ikan serta dapat memperbanyak penganekaragaman pangan yang berbahan baku ikan.
Prinsip pengalengan yaitu mengemas bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat sehingga udara dan zat-zat
maupun organisme yang merusak atau membusukkan tidak dapat masuk, kemudian wadah dipanaskan sampai suhu
tertentu untuk mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang ada.
Industri di bidang pengolahan pangan berprospek cerah karena pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. PT. Aneka Tuna
Indonesia merupakan industri pengolahan pangan yang bergerak di bidang pengolahan hasil perikanan, khususnya pengalengan
ikan, yaitu pengalengan ikan tuna. Seluruh produksi dari PT. Aneka Tuna Indonesia diekspor ke luar negeri, yaitu Jepang,
Kanada, negara-negara di Eropa dan Timur Tengah. Di PT. Aneka Tuna Indonesia, ikan yang digunakan sebagai bahan baku
adalah ikan tuna dari jenis Skipjack tuna (Katsuwanus pelamis), Yellow fin tuna (Thunnus albacore), dan Albacore (Thunnus
alalunga), sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah air, minyak kedelai (soya bean oil), dan larutan garam (brine).
Pengalengan didefinisikan juga sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak secara hermetis (kedap terhadap udara,
air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua
mikroba patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan
kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa.
Namun, karena dalam pengalengan makanan digunakan sterilisasi komersial (bukan sterilisasi mutlak), mungkin saja masih
terdapat spora atau mikroba lain (terutama yang bersifat tahan terhadap panas) yang dapat merusak isi apabila kondisinya
memungkinkan. Itulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan pada kondisi yang sesuai, segera setelah proses
pengalengan selesai.
Dalam industri pengalengan makanan, yang diterapkan adalah sterilisasi komersial (commercial sterility). Artinya, walaupun
produk tersebut tidak 100 persen steril, tetap cukup bebas dari bakteri pembusuk dan patogen (penyebab penyakit), sehingga
tahan untuk disimpan selama satu tahun atau lebih dalam keadaan yang masih layak untuk dikonsumsi.
KEUNTUNGAN PENGALENGAN
Secara umum proses pengalengan ikan dalam skala industri umumnya dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan itu, meliputi
pemilihan bahan baku, penyiangan, pencucian, penggaraman, pengisian bahan baku, pemasakan awal (precooking), penirisan,
pengisian medium pengalengan, penghampaan udara, penutupan kaleng, pemasakan (retorting), pendinginan, dan pemberianlabel.
Pada prinsipnya hampir semua produk asal laut dapat dikalengkan, seperti teripang, cumi-cumi, kerang, kepiting, ubur-ubur,
udang, berbagai jenis ikan, dan sebagainya. Hanya saja, pada umumnya ikanlah yang paling banyak dikalengkan. Beberapa jenis
ikan yang biasa dikalengkan adalah cakalang, tuna, lemuru, sardin, salmon, kembung, banyar, kenyar, bengkunis, corengan,
tembang, layang, bentong, dan juhi.
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
12/26
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
13/26
2. Ikan tersebut telah melalui proses penyiangan, sehingga terhindar dari sumber mikroba kontaminan, yaitu yang terdapat padaisi perut dan insang.
3. Pemanasan telah cukup untuk membunuh mikroba pembusuk dan penyebab penyakit.4. Ikan termasuk ke dalam makanan golongan berasam rendah, yaitu mempunyai kisaran pH 5,6 6,5. Adanya medium
pengalengan dapat meningkatkan derajat keasaman (menurunkan pH), sehingga produk dalam kaleng menjadi awet. Pada
tingkat keasaman yang tinggi (di bawab pH 4,6), Clostridium botulinum tidak dapat tumbuh.
5. Penutupan kaleng dilakukan secara rapat hermetis, yaitu rapat sempurna sehingga tidak dapat dilalui oleh gas, mikroba, udara,uap air, dan kontaminan lainnya. Dengan demikian, produk dalam kaleng menjadi lebih awet.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa pemanasan tidak dapat membunuh semua mikroba, khususnya thermofilik (tahan
terhadap panas). Mikroba tahan panas tersebut tidak akan tumbuh pada kondisi penyimpanan yang normal. Apabila penyimpanan
dilakukan pada ruang yang bersuhu cukup tinggi atau terkena cahaya matahari langsung, mikroba tahan panas tersebut akan aktif
kembali dan merusak produk.
Penyimpanan produk harus dilakukan pada suhu yang cukup rendah, seperti pada suhu kamar normal dengan kelembaban rendah.
Akan menjadi lebih baik lagi bila disimpan pada lemari pendingin. Kondisi penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu ikan
dalam kaleng. Suhu yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kerusakan cita rasa, warna, tekstur, dan vitamin yang dikandung oleh
bahan akibat terjadinya reaksi-reaksi kimia.
Karena itu, makanan kaleng sebaiknya tetap disimpan dalam ruang bersuhu rendah (di bawah 10 derajat Celcius) untuk
mencegah kerusakan dan pembusukan. Simpanlah produk pada kelembaban rendah untuk mencegah karat pada bagian luar
kaleng dan tumbuhnya jamur. Jauhkan produk dari terpaan cahaya matahari langsung.
Pengalengan merupakan suatu Clotridium botulinum pengolahan makanan dimana produk dikemas dalam kaleng dengan tujuan
untuk meningkatkan daya simpan produk tersebut. Peningkatan daya simpan terjadi karena dalam pengolahan menggunakan suhu
tinggi dan sistem pengemasan yang kedap udara.
Mekanisme Pengalengan Pengalengan bahan pangan pada prinsipnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Bahan pangan dikemas dulu secara hermetis, baru kemudian dipanaskan.
2. Bahan pangan dipanaskan lebih dahulu baru dikemas (dipak) secara hermetis baik setelah dingin maupun panas. Penggunaan
kemasan secara dingin itu sering disebut sebagai pengalengan aseptis.
- Penutupan Kaleng
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
14/26
Mesin penutup kaleng memiliki empat bagian penting yang berhubungan langsung dengan proses penutupan. Keempat bagian itu
adalah:
1. Seaming chuck
Merupakan bagian yang berbentuk lempeng atau piringan bulat yang ukurannya tepat seperti tutup kaleng (memiliki ukuran yang
sama seperti bagian counter sink). Adapun fungsi seaming chuck ini adalah untuk menahan kaleng body agar tidak meleset pada
operasi penutupan oleh rol pertama dan kedua.
2. Can lifter plate
Merupakan lempengan bulat yang menyangga kaleng dari bawah sehingga bagian atas kaleng menempel pada seaming chuck dan
tepat berada pada posisi operasi rol pertama dan kedua.
3. First operation seaming roll
Pada alat penutup kaleng double seamer, proses penutupan kaleng yang sebenarnya dilakukan oleh dua pasang rol yang posisinya
saling bersilangan. Rol pertama ini ada dua (sepasang) yang posisinya adalah saling diagonal. Rol pertama memiliki lekukan
yang lebih dalam dan lebar yang berfungsi untuk membentuk keliman awal.
4. Second operation seaming roll
Ini adalah rol kedua yang berfungsi untuk menyempurnakan hasil dari rol pertama. Rol kedua ini memiliki lekukan yang dangkal
dan sempit sehingga menghasilkan keliman ganda yang lebih rapat.
- Pada prinsipnya operasi penutupan kaleng dilakukan sebagai berikut:
Kaleng diletakkan tepat ditengah-tengah lifter, pada saat pedal ditekan lifter akan naik sehingga kaleng melekat pada seaming
chuck, yang mana pada seaming chuck telah terdapat tutup kaleng.
Rol pertama mulai bekerja, sambil berputar rol pertama akan mendekati posisi tutup kaleng. Karena lekukan pada rol pertama,
maka tutup kaleng akan melipat ke bawah. Keliman pertama terbentuk. Setelah rol pertama mengelilingi seluruh bagian tutup
kaleng maka rol pertama akan menjauhi tutup kaleng.
Setelah itu rol kedua yang berputar akan mendekati tutup yang telah dilipat oleh rol pertama tadi, karena lekukanya lebih sempit
dan dangkal maka keliman yang terbentuk oleh rol kedua ini akan lebih rapat.
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
15/26
Setelah rol kedua menyelesaikan tugasnya maka akan segera menjauhi chuck dan lifter bersama kaleng yang telah tertutup akan
turun, dan selesailah operasi penutupan kaleng tersebut. Seluruh operasi penutupan kaleng memerlukan waktu sekitar 10 detik.
PROSES PENGALENGAN
Tahapan Proses Pengalengan
Pada dasarnya prinsip-prinsip pengolahan dalam pengalengan, baik dilakukan di rumah maupun di pabrik ternyata sama saja.
Tahapan pengalengan terdiri dari :
Penyiapan wadah, penyiapan bahan mentah, pengisian ke dalam wadah, dan proses pengalengan.
Penyiapan Wadah
Penyiapan wadah terdiri dari proses :
1. Pembersihan wadah sebelum dipakai
Wadah perlu dicuci terlebih dahulu, dan kemudian dibersihkan dari sisa-sisa air pencuci.
2. Pemberian kode
Pada wadah perlu diberikan kode tentang tingkat kualitas bahan yang diisikan , tanggal, tempat, dan nomor dari batch
pengolahan. Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan pemeriksaan jika ada suatu kerusakan atau kelainan yang terjadi pada
produk akhir yang dihasilkan.
Penyiapan Bahan Mentah
Penyiapan bahan umumnya terdiri dari pemilihan/sortasi dan grading, pencucian, pengupasan atau pemotongan bahan mentah
1. Pemilihan (Sortasi/Grading)
Sortasi dan grading dapat dilakukan berdasarkan ukuran/diameter, berat jenis atau warna.
2. Pembersihan (Washing)
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
16/26
Pembersihan dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran dari bahan baku; dapat dilakukan dengan cara pencucian
dengan air dingin untuk menghilangkan bagian-bagian yang tidak diinginkan untuk daging dan ikan. Pencucian dapat dilakukan
dengan cara merendam atau menyemprot bahan dengan air.
3. Pengupasan
Tujuan pengupasan ialah membuang bagian-bagian yang tidak dapat dimakan dan tidak diinginkan, seperti kulit, tangkai, bagian-
bagian yang cacat atau busuk, dll. Pengupasan dapat dilakukan dengan :
Pisau (sebaiknya stainless steel)
Secara mekanis
Larutan alkali (lye peeling)
Konsentarsi larutan alkali (NaOH) yang dipakai tergantung dari jenis dan tingkat kematangan bahan, umumnya sekitar 1,52,0
%. Pada cara pengelupasan dengan larutan NaOH, bahan biasanya direndam dalam larutan tersebut, kemudian dicuci dengan air
yang telah ditambah asam.
4. Penambahan Bahan Tertentu
Larutan garam dengan konsentrasi 1- 3 % sebagai media untuk ikan Minyak dipakai untuk pengalengan ikan Larutan sirup (sukrosa atau glukosa) untuk pengalengan buah-buahan
Pengisian (Filling)
Pengisian bahan ke dalam wadah (kaleng atau botol) harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak udara
tertahan dalam wadah. Pengisian bahan jangan terlalu penuh dan harus disisakan tempat kosong di bagian atas wadah ( head
space ). Volume head space tak lebih dari 10 % dari kapasitas wadah. Gunanya head space adalah supaya waktu proses
sterilisasi masih ada tempat untuk pengembangan isi. Pengisian bahan dilakukan dengan tangan atau mesin. Besar head space
dalam wadah sangat penting. Bila terlalu kecil akan sangat berbahaya, karena ujung kaleng akan pecah akibat pengembangan isi
selama pengolahan. Bila head space tidak cukup, kecepatan pemindahan panas menurun, dengan demikian waktu pengolahan
lebih lama. Sebaliknya apabila head space terlalu besar, udara yang terkumpul di dalam ruang tersebut lebih banyak, sehingga
dapat menyebabkan oksidasi dan perubahan warna bahan yang dikalengkan.
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
17/26
Dalam pengalengan buah- buahan, kaleng diisi dengan buah-buahan dahulu, kemudian ditambahkan larutan gula; konsentrasinya
berbeda-beda tergantung dari jenis buah dan kualitas produknya. Buah-buahan yang sudah manis menggunakan larutan gula yang
lebih encer. Demikian pula untuk menghasilkan produk dengan kualitas lebih rendah dipakai larutan gula yang encer, sedangkan
untuk kualitas baik dipakai larutan kental. Dalam pengalengan buah-buahan, sirup berfungsi sebagai :
Bahan pemanis Pemberi flavor Mengurangi rasa asam Membantu dalam pengawetan bahan, karena sifat osmotiknya. Mengusir udara dan gas dari wadah dan bahan serta mengurangi tekanan selama pengolahan Pada beberapa bahan pangan misalnya apel dapat mencegah pencoklatan
Penambahan garam ke dalam wadah dapat berbentuk larutan garam atau tablet garam, kemudian ditambahkan air secukupnya
untuk memperoleh konsentrasi yang diinginkan.
Proses Pengalengan
Terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Pembuangan Udara/Penghampaan / (Exhausting)
2. Penutupan Wadah (Sealing)
3. Sterilisasi (Processing)
4. Pendinginan (Cooling)
1. Pembuangan Udara/Penghampaan/Exhausting
Sebelum wadah ditutup, biasanya dilakukan penghampaan/exhausting untuk memperoleh keadaan vakum parsial.
Tujuan penghampaan:
Untuk memperoleh keadaan vakum dalam wadah yaitu dengan jalan mengeluarkan udara terutama oksigen (O2) yang ada dalam
head space
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
18/26
Maksud penghampaan :
Mencegah terjadinya tekanan yang berlebihan dalam wadah pada waktu sterilisasi Mengeluarkan O2 dan gas-gas dari makanan dan kaleng Mengurangi kemungkinan terjadinya karat atau korosi Agar tutup kaleng tetap cekung mencegah reaksi oksidasi yang dapat menimbulkan kerusakan flavor serta kerusakan vitamin, misalnya vitamin A dan
vitamin C
Udara dan gas yang dikeluarkan dari isi kaleng ditampung dalam head space yaitu ruangan antara tutup wadah dan permukaan
bahan. Head space ini perlu untuk menampung gas-gas yang timbul akibat reaksi-reaksi kimia dalam bahan dan juga agitasi
(pengadukan) serta isi kaleng selama sterilisasi.
Cara Melakukan Penghampaan
Penghampaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
Exhausting termal
Wadah yang telah diisi bahan dipanaskan untuk mengeluarkan gas-gas, baru ditutup. Hal ini dimungkinkan karena daya larut
udara pada suhu tinggi dalam head space rendah, sehingga akan keluar bersama-sama dengan uap air. Wadah akan diisi oleh uap
air. Pada pendinginan kembali, uap air dalam head space akan mengembun kembali, dan terjadilah keadaan vakum.
Cara pengisian panas-panas.
Bahan makanan dipanaskan sampai 7182 oC, kemudian diisikan panas-panas ke dalam wadah dan langsung ditutup.
Secara mekanis menggunakan pompa vakum
Dengan cara menginjeksikan uap air panas ke dalam head space untuk menggantikan udara dan gas-gas, selanjutnya wadahditutup, lalu didinginkan agar uap air mengembun dan terjadi keadaan vakum.
Kombinasi dari cara-cara tersebut di atas.
2. Penutupan Wadah (Sealing)
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
19/26
Tujuan Penutupan Wadah (Sealing)
Tujuan penutupan wadah : Memasang tutup dari wadah sedemikian rupa, sehingga faktor-faktor penyebab kerusakan tidak dapat
masuk lagi ke dalamnya setelah dilakukan sterilisasi.
Penutupan kaleng dilakukan dengan alat khusus. Penutupan kaleng harus sempurna, sebab kebocoran dapat merusak produknya.
Sebelum wadah ditutup diperiksa dahulu apakah head space-nya sudah cukup dan sesuai dengan perhitungan. Setelah ditutup
sempurna, kaleng/wadah perlu dibersihkan jika ada sisa-sisa bahan yang menempel pada dinding kaleng / wadah. Pencucian
dilakukan dengan air panas (suhu sekitar 82,2 oC) yang mengandung larutan H2PO4 dengan konsentrasi 1,0 1,5 %, kemudian
dibilas dengan air bersih beberapa kali. Cara penutupan wadah dapat dilihat pada Gambar 6.8.
3. Sterilisasi (Processing)
Cara Melakukan Sterilisasi pada Pengalengan
Sterilisasi (Processing) pada pengalengan adalah proses pemanasan wadah serta isinya pada suhu dan jangka waktu tertentu
untuk menghilangkan atau mengurangi faktorfaktor penyebab kerusakan makanan, tanpa menimbulkan gejala lewat pemasakan
(over cooking) pada makanannya. Suhu yang digunakan biasanya 121 oC selama 2040 menit, tergantung dari jenis bahan
makanan. Setiap jenis bahan pangan mempunyai suhu dan lama sterilisasi yang berbeda, tergantung dari :
Kecepatan penetrasi panas ke dalam bahan pangan.
Kecepatan penetrasi panas dipengaruhi pula oleh konsistensi bahan
Ketahanan panas (heat resistance) dari bakteri penyebab kerusakan dan penyakit.
Faktor ini ditentukan oleh jenis bakteri, jumlah bakteri pada saat akan dilakukan sterilisasi dan pH dari bahan pangan.
Pada umumnya suhu sterilisasi yang biasa dilakukan pada ikan di atas 100 oC ( pada 121 oC).
4. Pendinginan (Cooling)
Tujuan Pendinginan :
mencegah lewat pemasakan (over cooking) dari bahan pangan
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
20/26
mencegah tumbuhnya spora-spora dari bakteri perusak bahan pangan yang belum mati
Cara Pendinginan :
Kaleng / wadah yang sudah dipanaskan kemudian didinginkan dengan air dingin sampai suhunya 3540 oC. Pendinginan dapat
dilakukan :
# di dalam otoklaf sebelum autoklaf dibuka atau
# di luar otoklaf dengan jalan menyemprotkan air dingin. Air pendingin sebaiknya mengalami khlorinasi terlebih dahulu.
Pendinginan dilakukan sampai suhunya sedikit di atas suhu kamar, maksudnya agar air yang menempel pada dinding wadah
cepat menguap, sehingga terjadinya karat dapat dicegah.
Tujuan dan Syarat Penyimpanan (Storage )
Tujuan penyimpanan : agar makanan yang dikalengkan tidak berubah kualitasnya maupun kenampakannya sampai saat akan
diangkut / dipasarkan. Suhu penyimpanan yang dapat mempertahankan kualitas bahan yang disimpan adalah 15oC. Suhu
penyimpanan yang tinggi dapat mempercepat terjadinya :
korosi kaleng
perubahantekstur, warna, rasa serta aroma makanan kaleng
Syarat-syarat penyimpanan yang baik :
1. Suhu rendah
2. RH rendah
3. Ventilasi atau pertukaran udara di dalam ruangan penyimpanan harus baik.
KERUSAKAN MAKANAN KALENG
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
21/26
Pada umumnya kerusakan utama pada makanan kaleng ditimbulkan oleh kurang sempurnanya proses termal dan pencemaran
kembali sesudah pengolahan. Kerusakan makanan kaleng dapat disebabkan tiga hal yaitu :
1. Keadaan terlipatnya sambungan-sambungan kaleng
2. Kontaminasi bakteriologisdari air pencuci atau air pendingin.
3. Peralatan pengalengan bekerja kurang baik
KERUSAKAN PRODUK
Walau dikatakan awet, produk akan berubah juga dengan berlalunya masa simpan. Umumnya produk kalengan mempunyai daya
simpan antara 2 sampai 3 tahun. Tergantung pada jenis produk dan tingkat pengolahan. Produk biasanya tidak menuntut kondisipenyimpanan tertentu, dapat disimpan pada suhu kamar dan di mana saja. Namun penyimpanan pada suhu rendah dan tempat
yang kering akan memperpanjang masa simpan. Tempat yang lembap dan basah dapat menyebabkan pengkaratan kaleng yang
tidak diinginkan.
Kerusakan produk yang lain dapat disebabkan oleh kurang sempurnanya pengolahan. Kurangnya suhu dan waktu pemanasan
dapat memberi peluang bagi tumbuhnya mikroba yang mungkin berbahaya bagi manusia. Misalnya, Clostridium botulinum.
Bakteri ini paling tahan panas dan dapat hidup pada kondisi anaerobik (tanpa oksigen). Botulinin, sang racun dilaporkan sangat
mematikan. Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan menjadi kaku, mata berkunang-kunang, dan kejang-kejang
yang membawa kematian karena sukar bernafas. Untungnya racun botulinin peka terhadap pemanasan.
Tetapi Pemanasan produk ber-pH tinggi seperti pada produk daging ikan, pemanasan ringan sebelum dikonsumsi membantu
pencegahan keracunan botulinin.
Kebusukan produk kaleng ada yang bisa dilihat secara kasat mata dari kondisi kalengnya (seperti pengembungan kaleng atau
kecembungan pada sisi tertentu). Tetapi ada juga yang tidak terdeteksi dari luar. Kerusakan produk kaleng menurut Winarno dkk
(1984) dapat digolongkan sebagai berikut:
flat sourkaleng tidak cembung, tetapi isinya sangat asam flipper, kaleng kelihatan normal, tetapi jika salah satu ujung ditekan, maka akan cembung ke arah yang berlawanan. springer, salah satu ujung datar, sedang ujung lainnya cembung. Jika ditekan akan cembung ke arah berlawanan. swell(cembung) yang dibedakan atassoft swelldan hard swell. Kaleng menjadi cembung karena adanya bakteri pembentukan
gas.
MACAM-MACAM KERUSAKAN YANG SERING DIJUMPAI ANTARA LAIN :
a. Perubahan Warna
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
22/26
Warna produk yang dikalengkan menjadi pucat.
Warna produk menjadi hitam/coklat pada permukaan makanan
Perubahan warna karena adanya tembaga, besi dan timbal
b. Kerusakan karena Sulfida
Beberapa jenis bakteri termofil ternyata dapat membentuk gas H2S. Kaleng tidak menjadi cembung dan tetap vakum, ditemukan
pada makanan kaleng dari jagung, kacang polong, bayam, asparagus.
c. Flat Sours
Flat sours disebabkan oleh bakteri yang membentuk asam, tetapi tidak menimbulkan gas. Bakteri ini termasuk fakultatif anaerob.
Kaleng tetap datar/cekung. Jenis ini sukar diperiksa, karena baru diketahui setelah kalengnya dibuka.
d. Penggembungan Kaleng
Penyebabnya adalah bakteri-bakteri yang membentuk gas. Organisme yang tidak membentuk spora dalam bahan makanan yang
asam termasuk tipe fakultatif atau obligat aerob. Dalam makanan yang tidak asam, swell tersebut disebabkan bakteri obligat
anaerob. Penggembungan kaleng dapat disebabkan karena timbulnya gas CO2atau H2. Isi kaleng dapat mengalami perubahan
warna, rasa, dan terbentuk senyawa yang berbau tidak sedap. Pada kaleng yang berisi buah-buahan, dapat terjadi penggembungan
kaleng karena adanya reaksi asam dari buah-buahan dengan senyawa logam dan menghasilkan H2.
Proses ini berjalan sangat lambat, baru terlihat setelah beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Kerusakan ini terutama terjadi
pada makanan yang asam. Penggembungan kaleng dapat pula terjadi karena pengisian kaleng terlalu penuh (over filling),
sehingga waktu disterilkan kaleng menjadi gembung. Meskipun demikian makanan kaleng ini tidak rusak.
e. Lain-lain
Hal ini disebabkan adanya kebocoran kaleng, sehingga kaleng menjadi kurang vakum.
KELEMAHAN PRODUK KALENG
Karena diolah dengan suhu tinggi, produk pengalengan aseptik umumnya kehilangan cita rasa segarnya.
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
23/26
Pemanasan suhu tinggi juga menurunkan nilai gizi produk. Khususnya komponen yang mudah rusak oleh panas. Misalnya,
vitamin dan lemak tak jenuh. Fortifikasi (penambahan) vitamin dapat dilakukan untuk mengganti kehilangan selama proses.
Produk kaleng juga umumnya kehilangan sifat segar. Lihat saja teksturnya. Umumnya lebih lunak dari bahan segarnya. Satu
lagi yang tidak menguntungkan ialah timbulnya rasa taintkaleng (rasa seperti besi)yang terkadang cukup mengganggu.
Rasa ini timbul terutama bila coatingkaleng tidak sempurna.
MIKROBA PENYEBAB KEBUSUKAN MAKANAN KALENG
Kebusukan makanan kaleng dapat disebabkan oleh kapang, khamir dan bakteri. Tanda-tanda kebusukan makanan kaleng oleh
mikroorganisme dapat dilihat dari (a) penampakan abnormal dari kaleng (kembung, basah atau label yang luntur), (b)
penampakan produk yang tidak normal serta bau yang menyimpang; (c) produk hancur dan pucat; dan (d) keruh atau tanda-tanda
abnormal lain pada produk cair. Dari ketiga jenis mikroba tersebut, bakteri merupakan penyebab kerusakan yang utama.
Kerusakan oleh kapang
Kapang mempunyai kisaran pH pertumbuhan yang luas, yaitu 1.5-11.0. Kebanyakan kapang dapat hidup pada aw> 0.70.
Kebusukan makanan kaleng yang disebabkan oleh kapang sangat jarang terjadi, tetapi mungkin saja terjadi. Kebanyakan kapang
tidak tahan panas sehingga adanya kapang pada makanan kaleng disebabkan oleh kurangnya pemanasan (under process) atau
karena terjadi kontaminasi setelah proses. Kapang memerlukan oksigen untuk tumbuh sehingga pertumbuhan pada kaleng hanya
mungkin terjadi apabila kaleng bocor.
Kapang lebih tahan asam, sehingga kapang terutama membusukkan makanan asam, seperti buah-buahan asam dan minuman
asam. Kapang seperti Bysochamys fulva, Talaromyces flavus, Neosartorya fischeri dan lain-lain telah diketahui sebagai
penyebab kebusukan minuman sari buah kaleng dan produk-produk yang mengan-dung buah. Spora kapang-kapang ini ternyata
mampu bertahan pada pemanasan yang digunakan untuk mengawetkan produk tersebut. Spora kapang ini tahan terha-dap
pemanasan selama 1 menit pada 92oC dalam kondisi asam atau pada makanan yang diasamkan. Akan tetapi untuk mencapai
konsistensi yang seperti ini, kapang tersebut memerlukan waktu untuk membentuk spora, sehingga sanitasi sehari-hari terhadap
peralatan sangat penting untuk mencegah pertumbuhan kapang ini dan pembentukan sporanya. Pada umumnya kapang yang
tumbuh pada makanan yang diolah dengan panas tidak menyebabkan penyakit pada manusia.
Kerusakan oleh khamir
Khamir mempunyai kisaran pH pertumbuhan 1.5-8.5. Namun kebanyakan khamir lebih cocok tumbuh pada kondisi asam, yaitu
pada pH 4-4.5, sehingga kerusakan oleh khamir lebih mungkin terjadi pada produk-produk asam. Kebanyakan khamir dapat
hidup pada aw>0.80. Suhu lingkungan yang optimum untuk pertum-buhan khamir adalah 25-30oC dan suhu maksimum 35-47oC.
Beberapa khamir dapat tumbuh pada suhu 0oC atau lebih rendah. Khamir tumbuh baik pada kondisi aerobik, tetapi khamir
fermentatif dapat tumbuh secara anaerobik meskipun lambat.
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
24/26
Khamir hanya sedikit resisten terhadap pemanasan, dimana kebanyakan khamir dapat terbunuh pada suhu 77oC. Oleh karena itu,
khamir dapat dengan mudah dibunuh dengan suhu pasteurisasi. Jika makanan kaleng busuk karena pertumbuhan khamir, maka
dapat diduga pemanasan makanan tersebut tidak cukup atau kaleng telah bocor. Pada umumnya kebusukan karena khamir
disertai dengan pembentukan alkohol dan gas CO2 yang menyebabkan kaleng menjadi kembung. Khamir dapat membusukkan
buah kaleng, jam dan jelly serta dapat menggembungkan kaleng karena produksi CO2. Seperti halnya kapang, khamir yang
tumbuh pada makanan yang diolah dengan pemanasan tidak menyebabkan penyakit pada manusia.
Kerusakan oleh bakteri
Kebanyakan bakteri dapat hidup pada aw >0.90, sehingga kerusakan oleh bakteri terutama terjadi pada produk-produk yang
berkadar air tinggi. Beberapa bakteri memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya, yang disebut bakteri aerobik. Untuk beberapa
bakteri lainnya, oksigen bersifat racun. Bakteri ini dinamakan anaerob. Contoh bakteri yang bersifat anaerobik adalah
Clostridium. Ada juga bakteri yang dapat tumbuh pada kondisi tanpa dan dengan adanya oksigen. Kelompok ini disebut fakultatif
anaerobik, contohnya Bacillus. Tabel 1 memperlihatkan beberapa jenis bakteri pembentuk spora yang dapat menyebabkan
kerusakan makanan berda-sarkan suhu pertumbuhan dan tingkat keasaman bahan pangan.
Tabel 1. Bakteri pembentu spora yang berperan dalam kerusakan makanan
Kelompok bakteri
Tingkat Keasamanan Pangan
Asam (3.7
-
5/24/2018 FISH CANNING.docx
25/26
Micrococcus
TIPS MENYIMPAN MAKANAN KALENG
Trik memilih makanan kaleng yang baik mungkin sudah sering Anda terapkan saat berbelanja di pasar, mall, maupunsnack
shop.Atau mungkin sudah tau juga menyimpanchocolate souvenirberharga Anda. Tapi, tahukah Anda bahwa cara
penyimpanan yang baik juga menentukan umur makanan kaleng? Tentunya berbeda dengan makanan sekali makan seperti nasi
uduk,nasi timbel,dll. Nah, agar tetap aman dikonsumsi dalam waktu cukup lama, beberapa tips berikut ini mungkin perlu Anda
simak:
1. Pastikan kemasan dalam kondisi bersih dan tersegel baik sebelum disimpan.
2. Pilihlah tempat penyimpanan yang bersih, kering, sejuk dan mempunyai temperatur ruang yang stabil, misalnya di dalam
lemari, kabinet dapur atau rak tertutup.
3. Agar makanan kaleng tidak tersimpan terlalu lama, pilihlah tempat yang mudah dijangkau dan sering Anda gunakan sebagai
tempat penyimpanan. Hindari menyimpannya di tempat yang tersembunyi, gelap, terlalu dekat dengan lantai atau langit-lan***
ruangan.
4. Simpan makanan kaleng Anda dengan aturan seperti berikut:
- Kelompokkan produk berdasarkan jenis makanan yang dikalengkan.
- Letakkan produk yang baru Anda beli di belakang produk lama.
- Susun produk berdasarkan tanggal kadaluarsa terdekat. Bila perlu, tulis waktu kadaluarsanya pada secarik kertas dan tempelkan
di atas label produk, menghadap keluar.
5. Untuk makanan kaleng yang kemasannya sudah terbuka, sebaiknya simpan dalam kulkas. Jangan lupa, rapatkan kembali
kemasannya atau pindahkan ke dalam wadah tertutup lainnya.
TIP PEMILIHAN DAN PENANGANAN PRODUK KALENG YANG BAIK
Pilih kaleng yang tidak bocor. Bentuk boleh tidak sempurna (sedikit penyok), tetapi pastikan tidak ada kebocoran ataupengkaratan terutama di lipatan kaleng tutup atau sambungan kaleng.
http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Baverage_Food_Promo/?PostID=265017http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Baverage_Food_Promo/?PostID=265017http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Baverage_Food_Promo/?PostID=265017http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Baverage_Food_Promo/?PostID=265017http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Baverage_Food_Promo/?PostID=135038http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Baverage_Food_Promo/?PostID=135038http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Baverage_Food_Promo/?PostID=135038http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Eat_Place_Restaurant/?PostID=264541http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Eat_Place_Restaurant/?PostID=264541http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Eat_Place_Restaurant/?PostID=264541http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Eat_Place_Restaurant/?PostID=264541http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Baverage_Food_Promo/?PostID=135038http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Baverage_Food_Promo/?PostID=265017http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Food_Beverage/Baverage_Food_Promo/?PostID=265017 -
5/24/2018 FISH CANNING.docx
26/26
Perhatikan tanggal kadaluarsa. Memang tidak semua produk kaleng yang melampaui tanggal kadaluarsa, selalu sudah rusak.Tetapi demi keamanan dan kelezatan produk, pilih produk yang belum melampaui tanggal kadaluarsa. Bila terpaksa harus
mengkonsumsi produk lewat masa kadaluarsa, pastikan tidak ada penampakan dan rasa yang menyimpang.
Perhatikan tanda-tanda kerusakan kaleng. Jangan mengkonsumsi produk kaleng yang mempunyai tanda-tanda kerusakanseperti yang telah dibahas di atas.
Khusus untuk produk kaleng aseptik, pilih ukuran kaleng sesuai dengan keperluan sekali pakai. Jangan menyimpan sisa poduktetap dalam kalengnya. Pindahkan dari kaleng ke wadah lain.
Produk kaleng yang sudah dibuka sebaiknya cepat dipakai karena keawetannya sudah tak sama lagi dengan produk awalnya.Produk yang sudah terbuka hendaknya disimpan di refrigerator.
Sedapat mungkin simpan di tempat yang kering dan sejuk. Hindari dari genangan air atau kelembapan yang tinggi. Pastikan membeli produk yang diproduksi