final report pamsimas i 2008-2012 komponen 2_kalimantan selatan
TRANSCRIPT
Pamsimas Komponen-Propinsi Kalimantan Se
Laporan Akhir
2latan
Maret 2013
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalima
Pamsimas Komponen-Propinsi Kalimantan Se
Laporan Akhir
SuparmantoPMAC / Trainer [email protected]+62 813 515 999 09
ntan Selatan 2
2latan
Maret 2013
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 3
Mitos (baru) Banua Kalsel
Sekapur Sirih
Beberapa saat akan bertolak ke Banua Kalimantan Selatan, terbayang daerah yang penuh sungai
dan dikelilingi hutan lebat. Belum terfikirkan kondisi sanitasi di masyarakatnya dan bagaimana cara
yang cocok di masyarakat untuk peningkatan kualitas sanitasinya. Ternyata memang pada
umumnya hampir sebagian besar kondisi geografis disini adalah wilayah perairan, ada yang hidup
di sepanjang sungai dan ada yang hidup daerah rawa. Namun juga ada yang memilih tempat
tinggal di daerah pegunungan. Bahkan ada sebuah wilayah desa di daerah rawa yang memiliki titian
kayu sepanjang hampir 1,5 kilometer diatas rawa yang digunakan sebagai jalan menuju desa
tersebut.
Kondisi geografis biasanya membentuk apa yang biasa dilakukan oleh manusia secara naluri
sehari-hari, mulai dari membuka mata sampai akan menutup hari. Apa yang dilakukan terus-
menerus pada sekelompok masyarakat akan membentuk tata nilai sebuah keadaan yang normatif
di masyarakat. Ada penilaian-penilaian yang dianggap biasa oleh satu masyarakat, tetapi menjadi
satu hal yang tidak biasa oleh masyarakat lain. Secara tidak sadar kebiasaan yang terjadi seumur
hidup membentuk cara pandang, mindset, atau katakanlah paradigma sekelompok masyarakat
dalam kehidupan. Bagi masyarakat Banjar pun yang kebanyakan hidup di sepanjang sungai atau
daerah rawa melakukan aktifitas hari-harinya beradaptasi dengan kondisi alamnya. Termasuk pada
aktifitas rutin yang dilakukan masyarakat setiap hari adalah buang air besar atau bahera dalam
bahasa Banjar.
Pada saat program baru berjalan, masih banyak masyarakat yang menganggap buang air besar di
sungai atau rawa adalah hal yang biasa. Karena itu sudah terjadi sejak dulu, karena lebih praktis
dan mudah langsung di sungai atau rawa, atau karena-karena yang lainnya. Dan bagi masyarakat,
ini menjadi sebuah pandangan yang tidak mungkin diubah lagi karena memang sudah begitu
adanya.
Pamsimas hadir bukan untuk membedah mana yang benar dan mana yang tidak benar terhadap
perilaku yang ada. Tetapi Pamsimas ingin mengajak menyelami bersama apakah pandangan yang
ada sekarang sudah lebih baik, bagaimana akibatnya pada masyarakat sekitar, bagaimana akibatnya
pada diri sendiri, dan apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai kebaikan.
Biasanya sebuah paradigma sulit untuk digeser ketika tidak ada alternatif paradigma yang lebih
baik dan lebih sesuai dengan perkembangan masalah. Proses fasilitasi di Pamsimas mencoba
menawarkan pilihan yang lebih baik dari yang ada.
Ternyata pilihan-pilihan cara hidup sehat dan berbudaya yang ditawarkan program, dirasa masuk
akal dan dapat diterima secara etika dan estetika di masyarakat. Bahkan menjadi sebuah
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 4
kebanggan bagi masyarakat Banua, bila sudah mewujudkan perubahannya. Salah satu modal sosial
yang sangat membantu dalam mendorong perubahan perilaku sehat adalah masyarakat Banua
memiliki pandangan yang istimewa mengenai kegitan ritual keagamaannya. Masyarakat
menginginkan hubungan spiritual dengan Tuhan tidak terhambat hanya karena perilaku buang air
besar nya tidak sesuai dengan etika sosial dan agama.
Pada wilayah desa sasaran Pamsimas 2008 - 2012, hasil kesadaran masyarakat dalam mewujudkan
aksi perilaku sehatnya dengan membangun sarana sanitasi mencapai 30.793 WC. Beberapa
komentar unik keluar dari segelintir masyarakat yang sudah berubah. “nyaman wahini baisian wc kada
jauh lagi baheranya, lawan kada licak batis ulun, dan lawan kada tadangsar lagi pas kahandakkan bahera”
(sekarang sudah enak punya WC, tidak jauh lagi buang air, tidak kotor juga kaki saya, dan tidak
terpeleset lagi waktu buru-buru mau buang air), “tenyaman, kada uyuh lagi bejalan ke batang” (lebih
enak, tidak capek-capek lagi pergi ke sungai), “nyaman sudah pa ai, kada takutan lagi dijinguk orang”
(sudah enak pak, tidak takut dilihat orang lagi.).
Pembiayaan pembangunan sarana sanitasi di masyarakat murni dari kesadaran masyarakat untuk
punya pilihan yang lebih baik untuk buang air besar, tanpa bantuan biaya sepeserpun. Kalkulasi
cost benefit dari perubahan perilaku ini mencapai 30,78 Milyar rupiah berdasarkan standar harga
sarana sanitasi per unit di Kalimantan Selatihan.
Dalam implementasinya Program Pamsimas 2008 – 2012 menggulirkan dana bantuan yang
bersumber dari APBN, APBD, dan swadaya masyarakat untuk melaksanakan kegiatan intervensi
perubahan perilaku dalam bentuk pelatihan, promosi kesehataan, pembangunan sarana sanitasi
sekolah, dan penguatan kapasitas petugas kesehatan (Dinkes dan Puskemas). Jumlah dana untuk
implementasi kesehatan mencapai 24,4 Milyar rupiah. Bila membandingkan dengan cost benefit dari
sarana sanitasi masyarakat yang lebih besar dari dana implementasi kegiatan kesehatan, dapat
dikatakan program ini surplus di kegiatan perubahan perilaku kesehatan.
Dari kenyataan yang ada di wilayah desa sasaran Pamsimas, masyarakat Banua memiliki potensi
untuk bisa ditingkatkan akses sanitasinya. Tergantung bagaiamana kualitas proses perubahan yang
dilakukan para pendamping program.
Terlepas dari itu semua, penulis mengucapkan selamat kepada sebagian masyarakat Banua yang
sudah mencoba manfaat dari paradigma baru.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 5
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan kasih sayang-
Nya Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 Propinsi Kalimantan Selatan 2008 - 2012 telah dapat
diselesaikan. Dalam laporan ini dipaparkan capaian-capaian indikator yang terkait dengan target Key
Performance Indikator (KPI), yaitu sebuah indikator kunci yang menentukan keberhasilan Program
Pamsimas.
Pamsimas memiliki 5 komponen untuk mencapai tujuan besarnya, salah satunya adalah
Komponen – 2, yaitu komponen yang berkaitan dengan peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat. Hasil capaian pada Komponen-2 ini tidak lepas dari para pelaku program yang menjadi
ujung tombak katalis perubahan di masyarakat. Hasrat untuk mencapai target program begitu
penuh warna dan dinamika. Peluh, sabar, bangga, rasa khawatir, semangat, dan keyakinan selalu
hadir silih berganti saat membangun harapan perubahan melalui pelaksanaan kegiatan program
kesehatan di desa.
Pengumpulan data capaian dilakukan pada semua wilayah desa sasaran periode 2008 – 2012. Total
seluruh desa yang menjadi sasaran program mencapai 530 Desa, yang terdiri dari 482 desa yang
dibiayai melalui APBN dan APBD, dan 48 desa dibiayai murni dari APBD sebagai adopsi
Pemerintah Daerah terhadap Program Pamsimas (replikasi). Pengumpulan data yang dilakukan
secara periodik per Triwulan dilakukan secara bersama-sama antara fasilitator dengan sanitarian.
Data yang sudah terkumpul akan diverifikasi oleh Konsultan untuk menjaga kualitas, konsistensi,
dan reliabilitas data.
Penulis menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada kelompok masyarakat desa atas
kepedulian dan keikhlasan kerjanya yang telah menjadi penggerak perubahan di desanya. Dan
tentunya ucapan terimakasih kepada rekan kerja di lapangan, teman-teman fasilitator (TFM dan FK),
konsultan (DMAC dan PMAC) yang telah mendampingi dan meyakinkan masyarakat untuk bisa
memperbaiki perilaku sehatnya.
Tidak lupa penulis ucapkan salut kepada mitra stakeholder Komponen-2 dari Dinas Kesehatan
Propinsi dan Kabupaten, yang sudah kreatif membuat beberapa kebijakan yang dapat mendorong
isu perubahan perilaku hidup sehat menjadi milik semua masyarakat dan stakeholder.
Secara khusus, perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada Satker PK PAM
Propinsi Kalimantan Selatan, Manajemen Amurwa Internasional, dan Team Leader PMAC yang
sudah memberi kepercayaan penuh kepada penulis dalam menjalankan tugasnya.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 6
Dari pencapaian yang telah ada, tentu saja masih banyak yang perlu dibenahi. Dan berharap pada
masa yang akan datang capaian kinerja ini bisa lebih baik lagi. Oleh karena itu penulis mohon
masukan, kritik, dan saran dari pelaksanaan yang sudah ada.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Banjarmasin, 30 Maret 2013
Provincial Management Advisory Consultan – Trainer Health and Hygiene Spesialist
Suparmanto
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 7
Ringkasan Eksekutif
Program Pamsimas merupakan salah satu program percepatan nasional yang bertujuan untuk
meningkatkan akses air minum yang layak dan menyadarkan perilaku higienis di masyarakat
terhadap sarana sanitasi yang layak. Tujuan besar ini dibagun dari pencapaian 5 komponen
program, yaitu Komponen 1 (Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan
Lokal), Komponen 2 (Peningkatan Perilaku dan Layanan Hidup Bersih dan Sehat), Komponen 3
(Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum), Komponen 4 (Insentif Desa/Kelurahan
dan Kabupaten/Kota), dan Komponen 5 (Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek).
Setiap komponen program memiliki indikator kunci yang akan menjadi panduan dari tujuan
program.
Propinsi Kalimantan Selatan menjalankan Program Pamsimas sejak tahun 2008 hingga tahun
2012. Dalam pencapaian tujuan Komponen-2, dilakukan intervensi kegiatan mulai dari tahap
persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan paska program. Bentuk kegiatan-kegiatan yang
dilakukan adalah membangun komitmen desa untuk siap merubah perilaku sehatnya, pemicuan
perilaku hidup sehat dengan metode CLTS, penguatan kapasitas melalui pelatihan kesehatan,
melakukan promosi kesehatan di tingkat masyarakat dan sekolah dasar, hingga kepada
pembangunan sarana sanitasi di sekolah. Intervensi telah dilakukan di 8 Kabupaten, 530 Desa, dan
2.038 Dusun sasaran (setara). Jumlah total jiwa sasaran mencapai 636.966 jiwa dengan kondisi
akses sanitasi sebesar 46,96 % pada awal program.
Pamsimas Komponen-2 memiliki target indikator untuk mengukur keberhasilan program atau
yang disebut Key Performance Indicator (KPI). Ada empat indikator KPI Komponen-2, yaitu :
1. KPI-2, yaitu jumlah tambah orang yang mempunyai akses fasilitas sanitasi yang layak danberkelanjutan berdasarkan status sosial ekonomi. Target KPI-2 Nasional pada tahun ke-5(Tahun 2012) adalah penambahan akses sanitasi sebanyak 2,4 juta jiwa. Berdasarkanproporsi jiwa sasaran nasional terhadap propinsi, konversi target KPI-2 PropinsiKalimantan Selatan adalah penambahan akses sanitasi sebanyak 85.540 jiwa.
Saat program berakhir tahun 2012, kinerja KPI-2 Prop. Kalimantan Selatan sudah
mencapai 119.321 jiwa.
2. KPI-7, yaitu Persentase masayarakat wilayah dusun sasaran yang bebas dari buang airsembarang tempat (SBS). Target pencapaian dari indikator KPI-7 Nasional pada tahunke-5 program adalah 45,00% masyarakat wilayah Dusun Sasaran sudah SBS.
Kinerja KPI-7 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program sudah mencapai
45,02%. Atau sebanyak 917 Dusun SBS dari 2.038 Dusun sasaran.
3. KPI-8, yaitu Persentase masayarakat wilayah dusun sasaran yang sudah menerapkan
program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Target pencapaian dari indikator KPI-7 pada
tahun ke-5 program adalah 62,00% masyarakat wilayah Dusun Sasaran sudah adopsi
CTPS.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 8
Kinerja KPI-8 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program mencapai 40,68%.
Atau sebanyak 829 Dusun SBS dari 2.038 Dusun sasaran.
4. KPI-9, yaitu Persentase sekolah sasaran yang memiliki sarana sanitasi yang layak dan
menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) Target pencapaian dari indikator KPI-9
pada tahun ke-5 program adalah 77,00% sekolah sasaran yang mempunyai fasilitas
sanitasi yang layak dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kinerja KPI-9 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program sudah mencapai
96,66%. Atau sebanyak 542 SD yang memiliki Sarana Sanitasi Layak dan menerapkan
PHBS dari 559 SD sasaran.
Status pencapaian lainnya adalah 106 desa sasaran sudah menjadi desa yang seluruh
masyarakatnya akses sanitasi atau berpredikat menjadi Desa SBS. Kinerja ini mendapatkan
apresiasi dari Kementerian Kesehatan RI dengan melakukan Deklarasi Desa SBS di Kabupaten
Banjar dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dan kini pada akhir program akses sanitasi di
masyarakat Kalimantan Selatan mencapai 65,70 %, atau meningkat sebesar 18,74 %.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 9
Daftar Isi
Sekapur Sirih 3
Kata Pengantar 5
Ringkasan Eksekutif 7
Daftar Isi 9
Daftar Tabel 10
Daftar Gambar 10
Daftar Foto 11
Daftar Lampiran 11
Pendahuluan 12
1.1 Program Pamsimas 13
Latar Belakang 13
Tujuan dan Sasaran 14
Target Indikator Pamsimas dalam MDG’s 14
Komponen Program 15
1.2 Wilayah Sasaran 16
1.3 Profil Akses Sanitasi Awal 17
1.4 Target KPI Pamsimas Kalimantan Selatan 18
Implementasi 19
2.1 Kegiatan Pemicuan CLTS dalam Pamsimas 20
2.2 Penguatan Kapasitas Masyarakat 23
2.3 Promosi Kesehatan 25
Promkes Masyarakat 25
Promkes Sekolah 26
2.4 Pembangunan Sarana Sanitasi Sekolah 27
2.5 Pembiayaan RRK Kesehatan dalam RKM 28
2.6 Penguatan Kapasitas Stakeholeder Komponen-2 29
2.7 Program Kerja Percepatan Desa SBS 30
Capaian Kinerja 32
3.1 Key Performance Indikator (KPI) 33
KPI 2 33
KPI 7 34
KPI 8 36
KPI 9 37
3.2 Capaian Kinerja Komponen-2 Lainnya 39
Pencapaian Jumlah Desa SBS 39
Deklarasi Desa SBS 40
Cost Benefit dari sarana sanitasi masyarakat 41
Kebijakan lokal pendukung peningkatan akses sanitasi 43
Kesimpulan 44
Apresiasi dan Tantangan 47
Referensi 50
Lampiran 51
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 10
Daftar Tabel
Tabel 1. KPI Pamsimas dalam Target MDG’s 15
Tabel 2. Informasi Kependudukan Wilayah Pamsimas 2008 – 2012
Propinsi Kalimantan selatan
16
Tabel 3. Jumlah Desa Replikasi Pamsimas 2008 -2012 Propinsi
Kalimantan Selatan
17
Tabel 4. Akses Sanitasi Awal Wilayah Program Pamsimas 2008 – 2012 18
Tabel 5. Konversi Target KPI Pamsimas Kalimantan Selatan 18
Tabel 6. Proses Pemicuan Kabupaten Pamsimas 2008 – 2012 21
Tabel 7. Partisipasi Masyarakat Pelatihan Kesehatan Pamsimas 2008 –
2012
23
Tabel 8. Partisipasi Promkes Masyarakat Pamsimas 2008 – 2012 26
Tabel 9. Partisipasi Promkes Sekolah Pamsimas 2008 – 2012 27
Tabel 10. Realisasi Sarana Sanitasi Sekolah Pamsimas 2008 – 2012 28
Tabel 11. Rekapitulasi Biaya RRK Kesehatan dalam RKM Pamsimas
2008 – 2012
29
Tabel 12. Perkembangan KPI-2 Pamsimas Kalsel 2008 - 2012 33
Tabel 13. Pencapaian KPI-7 Kabupaten per Tahun Anggaran 35
Tabel 14. Pencapaian KPI-8 Kabupaten per Tahun Anggaran 36
Tabel 15. Pencapaian KPI-9 Kabupaten 38
Tabel 16. Jumlah Desa SBS per Kabupaten 39
Tabel 17. Cost Benefit dari Sarana Sanitasi Masyarakat 42
Daftar Gambar
Gambar 1 Rasio Terpicu dalam Proses Pemicuan 21
Gambar 2 Penambahan Jiwa Akses Sanitasi per TA 34
Gambar 3 Pencapaian Target KPI 2 34
Gambar 4 Perbandingan Capaian KPI 7 per Kabupaten 35
Gambar 5 Perbandingan Capaian KPI 8 per Kabupaten 37
Gambar 6 Jiwa Adopsi CTPS Akhir 37
Gambar 7 Perkembangan Jumlah Desa SBS Propinsi Kalimantan Selatan 40
Gambar 8 Investasi vs Cost Benefit Pamsimas Komponen-2 Propinsi
Kalimantan Selatan
43
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 11
Daftar Foto
Foto 1 Pemicuan CLTS di masyarakat desa 20
Foto 2 Pendampingan Fasilitator Paska Pemicuan 22
Foto 3 Natural Leader memulai perubahan 22
Foto 4 Yang tua pun tak mau ketinggalan untuk berubah 22
Foto 5 WC seharga satu juta rupiah yang digunakan untuk 3 KK 22
Foto 6 Seorang Kepala Desa menjadi motor penggerak perubahan
dalam kegiatan Promkes Masyarakat
24
Foto 7 Pendampingan Kepala Desa dan Fasilitator menjadi kunci
transformasi
24
Foto 8 Duta Sanitasi Sekolah yang siap menggerakkan perubahan 25
Foto 9 Demo CTPS pada Promkes Masyarakat 25
Foto 10 Memperkenalkan perilaku higiene sejak dini pada Promkes
Sekolah
26
Foto 11 Sarana Sanitasi Sekolah 27
Foto 12 Workshop CLTS Dinkes Kab. Tanah Bumbu 29
Foto 13 KonsolidasiProgram Percepatan Desa SBS bersama Wakil
Bupati Kab. Hulu Sungai Selatan
30
Foto 14 Deklarasi Desa SBS Kab. Hulu Sungai Selatan 40
Foto 15 Demo CTPS oleh Public Figur 41
Daftar Lampiran
Lampiran 1 KPI – 2 Jumlah tambahan jiwa yang memiliki akses sarana
sanitasi yang layak berkelanjutan menurut status sosial
ekonomi
Lampiran 2 KPI – 7 Persentase target masyarakat dusun sasaran yang
bebas buang air besar sembarang tempat (SBS)
Lampiran 3 KPI – 8 Persentase target masyarakat dusun sasaran yang
menerapkan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
Lampiran 4 KPI – 9 Persentase sekolah sasaran yang memiliki sarana
sanitasi yang layak dan menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)
Lampiran 5 Daftar nama Desa SBS
Lampiran 6 Contoh Perdes Desa Stop BABS
Lampiran 7 Contoh SK Dinkes Kabupaten dalam rangka Program Kerja
Percepatan Desa Target SBS
Lampiran 8 Contoh Sertifikasi Desa SBS
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 12
Pendahuluan
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 13
1.1 PROGRAM PAMSIMAS
LATAR BELAKANG
Setiap program pembangunan nasional memiliki harapan akhir yang sama yaitu mewujudkan
kemampuan masyarakat untuk dapat hidup sejahtera secara mandiri. Berbagai bentuk dukungan
yang diberikan pemerintah mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pembentukan karakter
masyarakat juga stakeholder yang memungkinkan masyarakarat untuk dapat hidup lebih baik.
Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)
memberikan dukungan untuk kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan air bersih yang layak
dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk berperilaku lebih higienis dengan menggunakan
sarana sanitasi yang layak.
Beberapa fakta sehari-hari yang ditemui pada masyarakat yang memiliki keterbatasan akses air
minum atau sulit mendapatkan air bersih adalah hilangnya waktu produktif seseorang untuk bisa
mendapatkan air bersih yang layak. Di beberapa wilayah yang sulit air bersih dibutuhkan waktu
minimal 1,5 jam untuk bisa mendapatkan air, dengan memperhitungkan waktu tempuh pulang
pergi ditambah waktu antri. Sehingga satu keluarga sehari-hari kehilangan waktu produktif sekitar
18,75%. Bila diasumsikan satu orang dalam 1 hari bisa mendapatkan pemasukan Rp 50.000,-, bisa
dihitung kehilangan pendapatan per orang setiap hari adalah minimal Rp 9.375,-. Hal ini
disebabkan hilangnya waktu produktif orang tersebut pada saat akan mencari air di wilayah ini.
Setiap hari rutinitas ini terjadi. Bisa dibayangkan bila dalam 1 tahun kerugian finansial yang
dirasakan pada masyarakat di wilayah ini adalah hampir sekitar 2,5 juta rupiah per orang
(diasumsikan 5 hari waktu kerja dalam seminggu).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2006, kondisi masyarakat sulit air bersih ini
terjadi di 52,2% di wilayah Perkotaan dan Perdesaan Indonesia. Begitu pula dengan gambaran
perilaku higienis masyarakat untuk menggunakan sarana sanitasi yang layak pada masyarakat
perkotaan dan perdesaan masih di angka 35,00% (Riskesdas 2006). Dalam dialog dengan masyarakat
desa di Propinsi Kalimantan Selatan di wilayah yang sulit air bersih dan perilaku masyarakat yang
kurang higienis, biasanya seseorang terkena penyakit yang disebabkan buruknya sanitasi sebanyak 2
kali dalam setahun. Penyakit yang terjadi bisa berbagai macam, misalnya Diare, DBD, Kecacingan,
dan lainnya. Seseorang dapat sembuh hingga bekerja kembali membutuhkan waktu setidaknya 3 – 4
hari.
Kembali kepada asumsi pendapatan per orang dalam sehari diatas, jika dalam satu kali kejadian
sakit setidaknya seseorang akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan sekitar 150
– 200 ribu rupiah sehari, belum termasuk biaya obat, pelayanan kesehatan, dan transportasi
menuju tempat berobat. Menurut hasil studi Economis Impact of Sanitation in Indonesia Tahun 2008,
kerugian ekonomi akibat sanitasi buruk di perkotaan sebesar Rp 275.000.-/kapita/tahun,
sedangkan di perdesaan sebesar Rp 224.000,-/kapita/tahun. Kerugian negara dapat mencapai 56
Trilyun Rupiah, karena sanitasi yang buruk dapat menyebabkan meningkatnya pengeluaran biaya
berobat, pemakaian air menjadi berlebihan, mengurangi kunjungan wisata, dan biaya perbaikan
dampak lingkungan
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 14
Kita bisa dengan sederhana menghitung kemungkinan kerugian ekonomi yang dialami negara
selama 1 tahun dengan beberapa fakta sederhana diatas akibat terbatasnya akses air bersih dan
perilaku higienis sarana sanitasi.
Oleh karena itu Program Pamsimas hadir pada tahun 2008 – 2012, menjadi salah satu program
percepatan nasional untuk membangun sarana air minum yang layak dan menyadarkan perilaku
higienis di masyarakat terhadap sarana sanitasi yang layak. Harapannya adalah dapat mengurangi
kerugian-kerugian ekonomi yang dialami baik oleh masyarakat itu sendiri maupun Pemerintah,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembahasan dalam laporan
akhir bidang kesehatan ini hanya terbatas pada lingkup perilaku higienis terhadap akses sanitasi
yang layak.
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan Umum Program Pamsimas adalah terciptanya masyarakat yang berperilaku hidup bersih
dan sehat melalui peningkatan akses masyarakat miskin perdesaan dan pinggiran kota terhadap
pelayanan air minum dan sanitasi.
Tujuan Khusus Program Pamsimas bertujuan untuk:
1 Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat dari masyarakat peserta program;
2 Meningkatkan akses masyarakat di lokasi program terhadap pelayanan air minum dan
sanitasi yang berkelanjutan dan dikelola secara efektif;
3 Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal dalam penyelenggaraan
layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat;
4 Meningkatkan komitmen dan efektifitas pemerintah dalam penyediaan layanan air minum
dan sanitasi yang berkelanjutan.
Sasaran program adalah masyarakat, terutama kelompok miskin di perdesaan dan pinggiran kota
yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi dan belum mendapatkan akses layanan air
minum dan sanitasi, mendapatkan layanan air minum dan sanitasi dan terbangun budaya hidup
bersih dan sehat.
TARGET INDIKATOR PAMSIMAS DALAM MDG’s
PAMSIMAS yang menjadi salah satu bagian strategi pembangunan nasional memiliki peran
penting dan turut berkontribusi dalam mencapai target Millennium Develepment Goals pada sektor
Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG’s), yaitu menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang
belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar pada tahun 2015.
PAMSIMAS Phase I memiliki target indikator atau yang dikenal sebagai Key Performance
Indikator (KPI) memiliki kontribusi dalam target MDG’s. Target KPI Pamsimas ini akan menjadi
bagian dari indikator keberhasilan program.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 15
Berikut ini perbandingan KPI Pamsimas yang berhubungan dengan akses sanitasi dengan target
MDG’s.
Tabel 1.KPI Pamsimas dalam Target MDG,s
DESKRIPSI TARGETAKSES
AIR MINUMAKSES
SANITASI
MDG’s Th 2015 68,90% 62,40%
KPI PAMSIMAS I Th 2012 (Tahun ke-5 Program)
KPI 1 ,Jumlah tambah orang yang mempunyai akses fasilitas air minum yanglayak dan berkelanjutan berdasarkan status sosial ekonomi)
3 – 5 Juta
KPI 2 ,Jumlah tambah orang yang mempunyai akses fasilitas sanitasi yang layakdan berkelanjutan berdasarkan status sosial ekonomi)
1,5 – 2,4 Juta
KPI 7 ,Persentsae masayarakat wilayah dusun sasaran yang bebas dari buang airsembarang tempat (SBS)
45,00%
KPI 8 ,Persentase masayarakat wilayah dusun sasaran yang sudah menerapkanprogram Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
62,00%
KPI 9 ,Persentase sekolah sasaran yang mempunyai fasilitas sanitasi yang layakdan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
77,00%
Sumber : MIS Pamsimas 2012 dan Riskesdas 2010
KOMPONEN PROGRAM
Dalam pencapaian tujuan program, pelaksanaan Program Pamsimas dilakukan secara
komprehensif, yaitu pemberdayaan masyarakat, perubahan perilaku, pengembangan kapasitas,
penyediaan sarana dan prasarana AMPL, insentif desa/kelurahan dan kabupaten/kota, serta
bantuan teknis dan manajemen. Pendekatan ini tertuang dalam Komponen Program sebagai
berikut:
1 Komponen 1 : Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Daerah
2 Komponen 2 : Peningkatan Perilaku dan Layanan Hidup Bersih dan Sehat
3 Komponen 3 : Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum
4 Komponen 4 : Insentif Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota
5 Komponen 5 : Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek
Komponen 2 yang berkaitan dengan perilaku higienis dan sanitasi bertujuan untuk membantu
masyarakat dan lembaga lokal dalam pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh air dan sanitasi
buruk, melalui perubahan perilaku menuju hidup bersih sehat dan peningkatkan akses pada
sanitasi dasar. Kegiatan dan bantuan teknis di bawah komponen ini yang akan diterima oleh
masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat untuk menuju perilaku hidup bersih dansehat, melalui:
a. Buang air besar pada tempatnya (Stop Buang Air Besar Sembarangan)
b. Cuci tangan pakai sabun
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 16
2. Penguatan kapasitas, melalui pelatihan dan pendampingan, tentang perilaku hidup bersihdan sehat serta teknik promosinya bagi LKM, kader/natural leader, tokoh masyarakat,tokoh agama, tokoh adat dan aparatur desa.
3. Pelaksanaan program sanitasi dan kesehatan sekolah yang meliputi promosi danpeningkatan kapasitas bagi masyarakat sekolah (guru dan murid) tentang perilaku hidupbersih dan sehat.
4. Dukungan pemerintah daerah terhadap penguatan kelembagaan lokal (sanitarian
Puskesmas/staf Pustu/Bidan Desa), pelaksanaan dan keberlanjutan perubahan perilaku
menuju hidup bersih dan sehat, melalui pelatihan maupun studi banding.
1.2 WILAYAH SASARAN
Program Pamsimas yang berjalan sejak tahun 2008 hingga 2012 di Propinsi Kalimantan Selatan
memiliki wilayah desa sasaran di 8 kabupaten. Total jumlah desa sasaran adalah 530 desa, dan
Kabupaten Balangan memiliki desa sasaran yang paling besar yaitu sejumlah 71 desa. Dari setiap
desa sasaran tidak semua dusun mendapatkan intervensi pembangunan sarana air minum, hanya
dipilih wilayah dusun yang paling memiliki keterbatasan akses air minum.
Dari seluruh dusun yang ada di desa sasaran dipilih berdasarkan penilaian partisipasif masyarakat
sejumlah 2.038 dusun dari 2.210 dusun. Jumlah penduduk di wilayah sasaran mencapai 636.966
jiwa. Kabupaten Tanah Laut memiliki jumlah penduduk yang paling besar di wilayah sasaran
Pamsimas yaitu mencapai 129.217 jiwa. Gambaran wilayah sasaran dan kependudukan
berdasarkan kabupaten dapat terlihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2.Informasi Kependudukan
Wilayah Program Pamsimas 2008 - 2012Propinsi Kalimantan Selatan
PROPINSI /KABUPATEN
JmlKecamatan
Jml.Desa
JumlahTotal
DUSUN
JumlahDUSUN
PAMSIMAS(Intervensi
SAM)
JumlahKK
JumlahJIWA
A NASIONAL 27.554 22.154 4.626.855 17.871.411
BKALIMANTANSELATAN
90 530 2.210 2.038 177.400 636.966
1 Tanah Laut 11 68 212 193 36.624 129.2172 Hulu Sungai Selatan 11 69 293 287 23.673 81.6633 Balangan 8 71 266 227 13.019 45.0044 Kotabaru 14 64 235 218 17.942 68.4605 Banjar 12 67 262 222 25.758 90.4216 Barito Kuala 16 65 427 378 21.734 77.8317 Hulu Sungai Utara 11 69 318 316 17.286 65.6788 Tanah Bumbu 7 57 197 197 21.364 78.692
Sumber : Laporan Bulanan DMAC dan MIS Pamsimas
Dari 530 desa sasaran, terdapat 48 desa yang merupakan desa replikasi yaitu hasil adopsi
Pemerintah Kabupaten untuk memperluas cakupan wilayah program peningkatan akses air
minum dan sanitasi. Harapan dari replikasi ini adalah Pemda mampu melaksanakan, meneruskan,
dan mengembangkan program yang bertujuan meningkatkan akses air minum dan sanitasi secara
mandiri dengan sumber daya sepenuhnya dari Pemda dan masyarakat.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 17
Sebaran perluasan program melalui desa replikasi setiap kabupaten dapat terlihat pada Tabel 3
berikut ini.
Tabel 3Jumlah Desa Replikasi Pamsimas 2008 - 2012
Propinsi Kalimantan Selatan
Kabupaten Reguler Replikasi Jumlah Keterangan
1 Tanah Laut 59 9 68 -2 Hulu Sungai Selatan 66 3 69 -3 Balangan 62 9 71 -4 Kotabaru 59 5 64 -5 Banjar 61 6 67 -6 Barito Kuala 59 6 65 -7 Hulu Sungai Utara 65 4 69 -
8 Tanah Bumbu 51 6 573 Desa Replikasi Kab. Tanah Bumbu TA2009 tidak terdapat dalam MIS Pamsimas
TOTAL 482 48 530
Sumber : MIS Pamsimas
1.3 PROFIL AKSES SANITASI AWAL
Akses Sanitasi awal yang mendapat sorotan pada Program Pamsimas adalah perilaku higienis
dalam buang air besar dan kebiasaan cuici tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir
(adopsi CTPS). Pada beberapa wilayah kabupaten yang memiliki karakteristik geografis perairan
(sungai dan rawa) terlihat masyarakat yang berperilaku higienis menggunakan sarana sanitasi masih
rendah. Faktor lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kebiasaan perilaku higienis adalah
kebiasaan praktis dalam buang air besar sembarang tempat (BABS) tanpa menyadari akibat sekitar.
Kondisi akses sanitasi WC awal secara rata-rata di Propinsi Kalimantan Selatan adalah sekitar
46,96%. Wilayah dengan akses sanitasi rendah terdapat pada wilayah sasaran Kab. Barito Kuala,
Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Kotabaru, dan Kab. Hulu Sungai Selatan. Untuk kebiasaan perilaku
cuci tangan pakai sabun (adopsi CTPS) dengan air bersih yang mengalir, jauh lebih rendah lagi di
semua kabupaten. Karena memang kebiasaan CTPS ini lebih sulit diterapkan dan sering diabaikan
bahkan untuk daerah yang perilaku akses sanitasi WC nya sudah tinggi. Secara rata-rata adopsi
CTPS di wilayah sasaran adalah 23,15%.
Sebaran akses sanitasi awal di masyarakat wilayah program dapat terlihat pada Tabel 4.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 18
Tabel 4.Akses Sanitasi Awal
Wilayah Program Pamsimas 2008 - 2012
KABUPATENJml.Desa
DusunSasaran
Pamsimas
JumlahPenduduk
(Jiwa)
JiwaAkses
SanitasiWC
DusunSBS
JiwaAdopsiCTPS
DusunCTPS
1 Tanah Laut 68 193 129.217 96.124 71 35.305 33
2 Hulu Sungai Selatan 69 287 81.663 32.768 19 21.907 18
3 Balangan 71 227 45.004 24.098 30 11.531 8
4 Kotabaru 64 218 68.460 23.078 19 13.313 12
5 Banjar 67 222 90.421 41.071 22 28.447 8
6 Barito Kuala 65 378 77.831 14.569 26 10.733 12
7 Hulu Sungai Utara 69 316 65.678 19.005 13 13.741 2
8 Tanah Bumbu 57 197 78.692 48.423 17 12.461 7
Kalimantan Selatan 530 2.038 636.966 299.136 217 147.438 100
Percentage 46,96% 10,65% 23,15% 4,91%
Sumber : IMAS Desa Pamsimas 2008 – 2012
1.4 TARGET KPI PAMSIMAS KALIMANTAN SELATAN
KPI menjadi indikator tercapai atau tidaknya tujuan program. Merujuk pada KPI yang ditetapkan
secara nasional perlu disesuaikan capaian targetnya sesuai dengan kondisi wilayah tertentu. Dari
keempat KPI Komponen 2, yang akan mengalami penyesuaian adalah KPI yaitu penambahan
jumlah jiwa yang menggunakan fasilitas sanitasi yang layak dan berkelanjutan menurut tingkat
sosial ekonomi. Dengan mengasumsikan proporsi jumlah jiwa sasaran di tingkat nasional dengan
jumlah jiwa sasaran yang ada di Propinsi Kalimantan Selatan akan dapat ditentukan target KPI 2
di Propinsi Kalimantan Selatan. Pada tabel dibawah ini disajikan penyesuaian target KPI yang
ada di Propinsi Kalimantan Selatan.
Tabel 5Konversi Target KPI
Pamsimas Kalimantan SelatanProporsi Jiwa
SasaranKalsel terhadap
Nasional
Target KPINasional
Target KPIKalimantan
SelatanKeterangan
Jiwa Sasaran Nasional = 17.871.411 Jiwa0,04
Jiwa Sasaran Kalsel = 636.966 Jiwa
KPI Pamsimas I Th 2012(Tahun ke-5 Program)
KPI 2 ,Jumlah tambah orang yang mempunyai aksesfasilitas sanitasi yang layak dan berkelanjutanberdasarkan status sosial ekonomi)
1,5 – 2,4Juta Jiwa
53.462 –85.540 Jiwa
Disesuaikan(KonversiPropinsi)
KPI 7 ,Persentase masayarakat wilayah dusun sasaranyang bebas dari buang air sembarang tempat (SBS)
45,00% 45,00%Tidak
Berubah
KPI 8 ,Persentase masayarakat wilayah dusun sasaranyang sudah menerapkan program Cuci Tangan PakaiSabun (CTPS)
62,00% 62,00%Tidak
Berubah
KPI 9 ,Persentase sekolah sasaran yang mempunyaifasilitas sanitasi yang layak dan menerapkan pola hidupbersih dan sehat (PHBS)
77,00% 77,00%Tidak
Berubah
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 19
Implementasi
Laporan Akhir Pamsima
2.1. KEGIATAN PEMICUAN CLTS DALAM PAMSIMAS
Pemicuan CLTS merupakan sebuah pendekatan
proses fasilitasi yang membangun kesadaran
masyarakat terhadap apa yang dialami dengan
perilaku sehat yang terjadi di lingkungannya
sendiri selama ini. Dalam proses pemicuan,
transfer kesadaran yang muncul di masyarakat
adalah hasil dari refleksi masyarakat itu sendiri.
Fasilitator pemicuan hanya memberikan arah
dengan mengumpulkan gambaran kenyataan
yang kontekstual di masyarakat agar proses
refleksi berjalan lebih mudah dan sesuai dengan
apa yang masyarakat alami sehari-hari.
Oleh karena itu diwajibkan kepada fasilitator
pengenalan lingkungan dan berbagai detil yang ad
fasilitasi dalam menyadarkan masyarakat sesuai d
pendekatan pemicuan CLTS, kesadaran perilaku
muncul dari dialog refleksi yang dilakukan antar
kegiatan pemicuan akan muncul Natural Leader
menggerakkan masyarakat yang lain menuju perilak
Dalam metode CLTS, penyampaian dialog tidak
refleksi akan memunculkan kebutuhan masyarakat
karena kesadaran sendiri. Sehingga masyarakat tid
harus dikeluarkan sendiri untuk memiliki fasilitas sa
Pendekatan CLTS juga menempatkan bahwa perm
permasalahan pada orang yang belum menerap
permasalahan bagi orang yang sudah berperilaku se
berperilaku higienis, maka alur kontaminasi penyak
mereka hidup. Sehingga dengan metode CLTS
permasalahan bersama.
Pamsimas mempunyai skala prioritas perubahan pe
1. Perilaku Buang Air Besar di tempat yang a
2. Penerapan (adopsi) Cuci Tangan Pakai Sab
Sepanjang tahun 2008 – 2012 di wilayah Pamsima
sebanyak 713 kegiatan di 530 Desa. Dengan jum
dan berhasil memicu sekitar 48% peserta yang ha
yang terpicu. Dari peserta yang terpicu muncul
Foto 1Pemicuan CLTS di masyarakat desa
s Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 20
sebelum melaksanakan pemicuan melakukan
a di masyarakat, agar dapat membantu proses
engan kondisi keseharian masyarakat. Dengan
tidak muncul dari ucapan fasilitator. Tetapi
masyarakat sendiri. Pada saat setelah selesai
atau sosok masyarakat yang memiliki inisiatif
u sehat.
terkesan menggurui. Pemicuan berisi dialog
untuk memiliki fasilitas sanitasi yang lebih baik
ak merasa keberatan dengan adanya biaya yang
nitasi yang layak.
asalahan kesehatan bukan lagi hanya menjadi
kan perilaku higienis, tetapi juga merupakan
hat, karena ketika masih ada orang yang belum
it masih mungkin terjadi di lingkungan tempat
diharapkan permasalahan kesehatan menjadi
rilaku sehat yang akan dibangun, yaitu :
man (STOP BABS)
un (CTPS)
s Kalimantan Selatan telah dilakukan pemicuan
lah peserta pemicuan sebanyak 22.399 peserta,
dir dalam kegiatan atau sekitar 10.754 peserta
dari masyarakat yang menjadi Natural Leader
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 21
sebanyak 1.964 orang. Gambaran proses pemicuan setiap kabupaten dapat terlihat pada Tabel 6.
berikut ini.
Tabel 6.Proses Pemicuan Kabupaten Pamsimas 2008 - 2012
Sumber : Laporan Bulanan DMAC HH
Gambar 1 memperlihatkan rasio masyarakat
yang terpicu dalam proses pemicuan pada
setiap kabupaten. Ada empat kabupaten
yang memiliki efektifitas pemicuan diatas
rata-rata angka propinsi.
Dari masyarakat yang terpicu terbangun
berbagai jenis WC mulai dari yang sederhana
hingga yang permanen. Mulai dari biaya
pembangunan Rp 150.000,- hingga ada yang
mencapai 2 - 3 juta rupiah. Bahkan sempat
ada LKM yang kewalahan melayani
permintaan pembuatan WC murah di
masyarakat karena masyarakat sudah
merasakan kebutuhan sarana sanitasi yang
layak.
No. KabupatenJumlahDesa
JumlahPemicuan
JumlahPeserta
Pemicuan
JumlahPesertaTerpicu
RasioTerpicu
JumlahNaturalLeader
1 Tanah Laut 68 109 2.765 1.296 46,87% 259
2 Hulu Sungai Selatan 69 74 2.714 1.630 60,06% 246
3 Balangan 71 144 3.498 1.561 44,63% 133
4 Kotabaru 64 64 1.677 870 51,88% 313
5 Banjar 67 68 2.339 1.365 58,36% 213
6 Barito Kuala 65 106 3.539 1.804 50,97% 321
7 Hulu Sungai Utara 69 83 3.842 1.310 34,10% 263
8 Tanah Bumbu 57 65 2.025 918 45,33% 216
Total 530 713 22.399 10.754 48,01% 1.964
Gambar 1. Rasio Terpicu dalam Proses Pemicuan
Laporan Akhir P
Pendampingan paska pemicuan menjadi
kunci keberhasilan perubahan perilaku
masyarakat yang konkrit menuju perilaku
sehat. Pemicuan dengan proses yang baik
belum tentu menjadikan masyarakat
benar-benar mewujudkan perubahannya.
Banyak sekali variasi kendala yang
dihadapi masyarakat untuk mewujudkan
perubahan ini. Kendala yang sering
dihadapi mulai dari kondisi geografis,
interaksi sosial, teknis pembangunan
sarana, hingga permasalahan biaya.
Dengan pendampingan yang intensif dari
fasilitator, akan dapat diselami hambatan-
hambatan yang ada, dan kemudian bisa
dicari jalan keluar secara bersama.
Beberapa contoh karya masyarakat yang m
untuk bisa hidup lebih baik dan beradab dap
Pada beberapa kabupaten dengan k
geografis perairan sungai atau rawa,
membutuhkan biaya pembangunan sarana sa
mahal untuk mengatasi konsi geografisnya,
juta rupiah dibutuhkan untuk membangun
Masyarakat yang terpicu di wilayah ini m
sarana sanitasi dengan cara berbagi denga
KK untuk membangun sarana sanitasinya.
Foto 2Pendampingan Fasilitator Paska Pemicuan
akan membantu masyarakat mendapatkan pilihan sarana sanitasi yangtepat dan layak
embangun sarana sanitasinya atas dasar keinginan
at dilihat pada beberapa dokumentasi berikut.
Foto 3Natural Leader memulai perubahan di masyarakat desa
dari dirinya sendiri dulu
amsimas Kompo
arakteristik
umumnya
nitasi lebih
minimal 1
1 unit WC.
embangun
n beberapa
Foto 5WC seharga 1 juta rupiah
yang digunakan untuk 3 KK
Foto 4Yang tua pun tidak mau ketinggalan untuk berubah
nen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 22
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 23
2.2 PENGUATAN KAPASITAS MASYARAKAT
Salah satu intervensi Program Pamsimas dalam mendorong perilaku hidup sehat di masyarakat
adalah dengan cara memperkuat pengetahuan, ketrampilan, dan motivasi pada sekelompok
masayarakat yang potensial sebagai penggerak kesehatan, sehingga masyarakat memiliki
kemampuannya sendiri menyadari dan menjadikan masyarakat di sekitarnya untuk bisa
menerapkan perilaku hidup sehat.
Melalui penguatan kapasitas ini, akan membangun ketrampilan dan sikap positif pada kelompok
potensial ini untuk bisa melakukan promosi kesehatan di wilayah tempat tinggalnya. Penguatan
kapasitas masyarakat untuk bisa melakukan promosi kesehatan di wilayah sasaran dilaksanakan
melalui program pelatihan di sekelompok masyarakat.
Kelompok sasaran ini dimulai dari kelompok-kelompok yang dibentuk Pamsimas, misalnya
Natural Leader, LKM, BPSPAMS, Guru dan Murid SD, bahkan Aparat Desa. Jenis pelatihan yang
sudah dilakukan di Pamsimas Kalimantan Selatan adalah :
1. Pelatihan Tim Promosi Kesehatan (Promkes) Masyarakat dan Sekolah
2. Pelatihan Tim Pemicu
3. Pelatihan Tim Pemasaran Sanitasi
4. Pelatihan Duta Sanitasi di Sekolah
Pelatihan Kesehatan yang diselenggarakan di desa telah dilakukan sebanyak 570 kegiatan tersebar
di 8 kabupaten. Jumlah peserta mencapai 13.050 peserta, partisapasi perempuan yang mengikuti
pelatihan mencapai 48,09% atau sekitar 6.276 peserta perempuan. Pada Tabel 7 dapat terlihat
variasi partisipasi kegiatan pelatihan kesehatan di kabupaten.
Tabel 7Partisipasi Masyarakat Pelatihan Kesehatan Pamsimas 2008 - 2012
No. KabupatenJumlahDesa
JumlahKegiatan
Laki-Laki Perempuan % P Total
1 Tanah Laut 68 68 601 793 56,89 1.394
2 Hulu Sungai Selatan 69 87 1.075 1.046 49,32 2.121
3 Balangan 71 93 1.399 1.047 42,80 2.446
4 Kotabaru 64 64 971 528 35,22 1.499
5 Banjar 67 67 580 670 53,60 1.250
6 Barito Kuala 65 65 629 643 50,55 1.272
7 Hulu Sungai Utara 69 69 972 909 48,33 1.881
8 Tanah Bumbu 57 57 547 640 53,92 1.187
Total 530 570 6.774 6.276 48,09 13.050
Harapan dari penguatan kapasitas di masyarakat adalah munculnya sekelompok masyarakat yang
bisa menjadi katalisator perubahan di desanya. Intervensi program dapat dikatakan berhasil bila
masyarakat dengan segala kekurangan dan kelebihan sumber daya yang ada, mampu
menyelesaikan segala permasalahannya. Begitu juga dengan penguatan kapasitas di pelatihan-
pelatihan kesehatan ini.
Laporan Akhir Pamsim
Beberapa contoh keberhasilan sudah cukup
memuaskan, ada beberapa kegiatan
pelaksanaan Promosi Kesehatan Masyarakat
difasilitasi oleh Kepala Desa. Banyak LKM
yang sudah mampu memproduksi Closet
dengan kualitas konstruksi dan estetika yang
tidak kalah dengan produk yang dijual di Toko
Material. Dan pada satu kabupaten setiap
sekolah memiliki Duta Sanitasi Sekolah di
program tahun 2012.
FoPendampingan Kepala Desa dan F
Transformasi Kapasitasdiperlukan sikap dan hati yang p
Foto 6Seorang Kepala Desa dari Kab. Barito Kuala yang menjadi motor
penggerak perubahan masyarakat dalam kegiatan Promosi Kesehatan
as Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 24
to 7asilitator menjadi kunci transformasi
tidak terjadi dalam sekejapeduli untuk memotivasi masyarakat
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Ka
2.3 PROMOSI KESEHATAN
Kegiatan Promosi Kesehatan (Promkes)
memprioritaskan sasarannya kepada masyarakat
wilayah desa yang masih memiliki perilaku
hidup sehat yang beresiko terhadap penyebaran
penyakit dan masyarakat SD yang merupakan
komunitas potensial yang diharapkan dapat
memutus generasi perilaku beresiko dengan
generasi yang sehat.
Sasaran kegiatan Promkes di Pamsimas terbagi
menjadi 2 kelompok besar yaitu di masyarakat
desa dan masyarakat sekolah (murid).
PROMKES MASYARAKAT
Materi promkes masyarakat dibuat kontekstual sesuai dengan jenis pe
status sanitasinya untuk mencapai masyarakat STOP BABS (SBS) dan m
wilayah yang akses sanitasinya masih rendah akan difokuskan kepada
tidak sehat menjadi sehat meski perubahan dalam level yang paling r
wilayah yang akses sanitasinya cukup baik namun kualitas konstruksi
diarahkan untuk meningkatkan kualitas sarana sanitasinya dengan men
Sanitasi.
Bentuk kegiatan
bermacam-maca
penyuluhan, pag
hingga memanf
untuk melakuk
Kesehatan. Mom
dijadikan m
masyarakat ada
Kabupaten, saat
Pamsimas, bahk
Dunia. Kegiata
Kalsel 2008 - 20
penyuluhan
diselenggarakan
530 desa dan d
orang. Artinya s
Promkes di mas
2 kegiatan.
FDuta Sanitasi Sekola
per
Foto 9Demo CTPS pada Promkes Masyarakat
oto 8h yang siap menggerakkanubahan
limantan Selatan 25
rmasalahan dan derajat
enerapkan CTPS. Pada
perubahan perilaku dari
endah. Sedangkan pada
nya masih belum layak,
awarkan pilihan Tangga
promkes di masyarakat
m mulai dari kegiatan
elaran kesenian rohani,
atkan moment tertentu
an Gebyar Promosi
ent istimewa yang biasa
omentum promkes
lah HUT Desa atau
serah terima kegiatan
an moment hari CTPS
n Promkes Pamsimas
12 yang berupa kegiatan
masyarakat telah
dalam 934 kegiatan di
ihadiri sebanyak 41.600
etiap desa melaksanakan
yarakat sebanyak hampir
Untuk kegiatan Gebyar Promkes sulit dihitung karena dihadiri oleh banyak massa mencapai
ratusan orang. Berikut ini pada Tabel 8 diperlihatkan sebaran jumlah masyarakat yang hadir dalam
kegiatan penyuluhan pada promosi kesehatan masyarakat di setiap kabupaten.
Tabel 8.Partisipasi Promosi Kesehatan Masyarakat
Pamsimas 2008 - 2012
No. KabupatenJumlahDesa
JumlahKegiatan
Laki-Laki Perempuan Total
1 Tanah Laut 68 84 1.474 2.791 4.265
2 Hulu Sungai Selatan 69 183 2.999 4.004 7.003
3 Balangan 71 111 1.725 1.881 3.606
4 Kotabaru 64 64 2.908 2.850 5.758
5 Banjar 65 65 586 1.540 2.126
6 Barito Kuala 67 256 1.548 6.596 8.144
7 Hulu Sungai Utara 69 69 3.831 3.695 7.526
8 Tanah Bumbu 57 102 1.117 2.055 3.172
Kalimantan Selatan 530 934 16.188 25.412 41.600
PROMOSI KESEHATAN SEKOLAH
Promosi Kesehatan Sekolah dibuat untuk mendukung perluasan manfaat kesehatan masyarakat di
desa dengan cara meningkatkan pengetahuan dan perilaku sehat dan sanitasi pada anak-anak
sekolah dasar. Selain itu Promosi Kesehatan Sekolah bertujuan agar murid-murid tersebut dapat
berperan sebagai agen perubahan bagi orang tua mereka, kerabat, tetangga, dan kawan-kawan
mereka.
Siswa sekolah dasar terutama kelas 3, 4, dan 5 SD adalah kelompok umur yang mudah menerima
inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi
yang mereka terima kepada orang lain. Diharapkan
setelah siswa sekolah mendapat pembelajaran
perubahan perilaku di sekolah secara partisipasif,
dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain, serta
tetangga dari siswa sekolah tersebut. Dengan
demikian Promkes Sekolah mempunyai tujuan
membentuk generasi sehat pada masa yang akan
datang di wilayah desanya dan menjadi agen yang
efektif untuk menularkan kebiasaan sehat di
lingkungan rumahnya sendiri.
Materi yang disampaikan mulai dari perilaku sehat
dasar yaitu alur kontaminasi penyakit, kebiasaan
buang air besar dan CTPS, hingga kepada perilaku
ketertiban buang sampah, higienis diri
(membersihkan gigi dan kuku). Bentuk kegiatanM
Foto 10emperkenalkan perilaku hiegene sejak dinisaat Promkes Sekolah
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 26
Promkes Sekolah yang dilaksanakan bermacam-
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 27
macam. Ada wilayah yang melakukan penyuluhan yang disertai demo sikat gigi dan CTPS yang
benar, Lomba Menggambar, bahkan ada yang menyelenggarakan Cerdas Cermat PHBS di SD.
Kegiatan Promkes SD diselenggarakan sebanyak 733 kegiatan pada seluruh wilayah desa
Pamsimas dengan melibatkan 1.776 kelas. Ada beberapa desa yang tidak memiliki SD, sehinggga
tidak diselenggarakan Promkes Sekolah. Namun murid SD wilayah tersebut tetap diikutkan
menjadi sasaran Promkes di kegiatan Promkes Masyarakat.
Tabel 9.Partisipasi Promosi Kesehatan Sekolah
Pamsimas 2008 - 2012
No. KABUPATENJumlahDesa
JumlahKegiatan
Laki-Laki
Perempuan TotalJumlahKelas
Peserta
1 Tanah Laut 68 126 3.922 3.829 7.751 353
2 Hulu Sungai Selatan 69 104 4.089 3.673 7.762 281
3 Balangan 71 85 1.722 1.608 3.330 203
4 Kotabaru 64 69 1.845 1.589 3.434 166
5 Banjar 67 115 3.788 3.877 7.665 192
6 Barito Kuala 65 108 1.533 1.665 3.198 203
7 Hulu Sungai Utara 69 69 1.961 2.101 4.062 217
8 Tanah Bumbu 57 57 1.521 1.533 3.054 161
Kalimantan Selatan 530 733 20.381 19.875 40.256 1.776
Sumber : Laporan Akhir DMAC HH 2013
2.4 PEMBANGUNAN SARANA SANITASI SEKOLAH
Pendekatan upaya perubahan perilaku yang dilakukan Pamsimas selain membangun kesadaran
juga ditunjang dengan pembangunan sarana sanitasi sebagai fasilitas yang memudahkan orang
untuk melakukan perubahan. Di di wilayah
masyarakat, Pamsimas menyediakan air bersih
yang layak, agar masyarakat saat melakukan
kegiatan higiene pribadi lebih terakomodir
dengan adanya air bersih yang mudah terjangkau.
Sedangkan di wilayah sekolah juga dilakukan
intervensi pembangunan sarana sanitasi, agar
pengetahuan dan sikap yang dibangun melalui
Promkes Sekolah dapat dengan mudah
diakomodir dengan adanya sarana sanitasi yang
tersedia. Sehingga pembentukan kebiasaan hidup
sehat lebih mudah dibentuk.
Sarana sanitasi sekolah yang terbangun sejak
tahun 2008 – 2012 mencapai 3.580 unit. Jenis
pembangunan sarana sanitasi di sekolah berupa
rehab dan pembangunan WC SD, sarana CTPS,
Foto 11Sarana Sanitasi Sekolah
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 28
pembuatan tempat sampah, pembangunan SPAL, dan pembuatan incinerator. Pada Tabel 10
terlihat jumlah sarana sanitasi yang terbangun di sekolah per kabupaten.
Tabel 10.Realisasi Sarana Sanitasi Sekolah
Pamsimas 2008 - 2012
No. KabupatenJumlahDesa
WC SPALSaranaCTPS
TempatSampah
Incinerator TOTAL
1 Tanah Laut 68 66 - 168 312 - 546
2 Hulu Sungai Selatan 69 18 - 220 62 - 300
3 Balangan 71 34 31 183 180 - 428
4 Kotabaru 64 55 - 196 63 - 314
5 Banjar 67 79 - 148 125 17 369
6 Barito Kuala 65 98 - 379 347 - 824
7 Hulu Sungai Utara 69 51 - 273 165 - 489
8 Tanah Bumbu 57 29 - 181 100 - 310
Kalimantan Selatan 530 430 31 1.748 1.354 17 3.580
Sumber : Laporan Akhir DMAC HH 2013
Pada Tabel 10. terlihat pembangunan yang terbanyak adalah sarana CTPS, dan pada kabupaten
tertentu memiliki pembangunan sarana sanitasi yang spesifik. Di Kabupaten Balangan secara
intensif membangun SPAL di sekolah setiap tahunnya dan Kabupaten Banjar membangun sarana
sanitasi incinerator.
2.5 PEMBIAYAAN RRK KESEHATAN DALAM RKM
Untuk melaksanakan kegiatan pembangunan kapasitas kelompok masyarakat, promosi kesehatan,
dan pembangunan sarana sanitasi di sekolah diperlukan dana yang terencana dalam Rencana Kerja
Masyarakat (RKM). Sumber dana RKM berasal dari alokasi pembiayaan APBN, APBD, dan
swadaya masyarakat (Incash dan Inkind). Rata-rata jumlah biaya pelaksanaan kegiatan di RKM
adalah sekitar Rp 275.000.000,- untuk semua kegiatan yaitu pembangunan sarana air minum dan
sanitasi, pelatihan-pelatihan, promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat, dan biaya
operasional LKM
Rekapitulasi dana kegiatan kesehatan sepanjang tahun 2008 – 2012 mencapai sekitar 14,6 milyar
rupiah dari 145,7 milyar rupiah total keseluruhan biaya RKM di Propinsi Kalimantan Selatan. Atau
rata-rata sekitar 10,02% dari total biaya RKM. Tabel 11 memperlihatkan komposisi pembiayaan
kegiatan kesehatan per kabupaten selama 2008 – 2012.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 29
Tabel 11Rekapitulasi Biaya RRK Kesehatan dalam RKM
Pamsimas 2008 - 2012
2.6 PENGUATAN KAPASITAS STAKEHOLDER
KOMPONEN 2
Program Pamsimas mempunyai perhatian khusus dan lebih terhadap kesinambungan dari tujuan
program di Komponen 2, yaitu dengan tidak hanya melakukan intervensi penguatan kapasitas di
masyarakat tetapi juga memiliki program intervensi pada jalur stakeholder untuk memperkuat
sistem kerja yang ada di Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten hingga kepada pelaku
kesehatan di tingkat kecamatan, yaitu Sanitarian Puskesmas. Harapannya adalah pada saat paska
program, sistem kerja yang dibangun pada saat Program Pamsimas dapat diadopsi pada saat paska
program untuk mencapai peningkatan akses sanitasi di wilayah kerjanya.
Penguatan kapasitas dilakukan berjenjang mulai dari
stakeholder Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten, Kepala Puskesmas, dan
Sanitarian. Selain itu pada kegiatan-kegiatan tertentu
juga melibatkan Bappeda Kabupaten, Dinas PU,
Camat hingga Kepala Desa. Kegiatan penguatan
kapasitas yang telah dijalankan selama program
adalah :
1. Workshop Monitoring dan Target MDG’s
2. Pelatihan CLTS
3. Advokasi dan Workshop CLTS untuk
Pembentukan Opini Lokal dan Pengambil
Keputusan
4. Advokasi dan Workshop Pemasaran Sanitasi
5. Pelatihan Monitoring dan Supervisi Program
Kesehatan Sekolah
6. Pelatihan Surveilannce Air
No KABUPATENJumlahDesa
Dana RKM(APBN, APBD,
Incash, & Inkind)
PelatihanKesehatan
Kegiatan PHBSMasyarakat &
Sekolah
PembangunanSarana Sanitasi
Sekolah
Total Dana RRKKesehatan
Rp Rp Rp Rp1 Tanah Laut 68 18.700.000.000 249.768.400 657.499.000 597.114.200 1.504.381.6002 Hulu Sungai Selatan 69 18.975.000.000 263.762.237 792.546.113 918.676.598 1.974.984.9483 Balangan 71 19.525.000.000 267.762.550 922.843.100 645.223.300 1.835.828.9504 Kotabaru 64 17.600.000.000 228.800.000 616.000.000 540.040.000 1.384.840.0005 Banjar 67 18.425.000.000 385.200.667 1.099.394.700 1.620.458.823 3.105.054.1906 Barito Kuala 65 17.875.000.000 424.502.750 1.242.356.772 259.173.050 1.926.032.5727 Hulu Sungai Utara 69 18.975.000.000 480.599.500 957.776.750 222.422.750 1.660.799.0008 Tanah Bumbu 57 15.675.000.000 217.404.800 654.063.300 336.798.283 1.208.266.383
Total 530 145.750.000.000 2.517.800.903 6.942.479.735 5.139.907.004 14.600.187.643
Persentase 1,73% 4,76% 3,53% 10,02%
Foto 12Workshop CLTS Dinkes Kab. Tanah Bumbu
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 30
Kegiatan penguatan kapasitas di tingkat stakeholder Komponen-2 didukung dengan
menggunakan Dana Dekonsentrasi yang hingga saat ini sudah terserap Rp. 9.882.459.200,-
dari dana yang direncanakan yaitu Rp 11.088.348.170,-
2.7 PROGRAM KERJA PERCEPATAN DESA SBS
Program Kerja ini berawal dari kondisi pencapaian Desa SBS sejak tahun 2008 hingga penghujung
tahun 2011 baru mencapai 42 Desa SBS. Sedikitnya pencapaian jumlah Desa SBS pada saat itu
membuat kita harus menggunakan strategi untuk mencapai Desa SBS yang lebih banyak lagi.
Akhirnya dilakukan pemetaan akses sanitasi desa – desa paska program (TA 2008 – 2011) yang
memiliki prospek untuk bisa dipercepat menjadi desa SBS.
Pemetaan ini dilakukan selama Desember 2011 – Februari 2012 dengan cara mengintensifkan
DMAC HH dan FK HH melakukan pemutakhiran data akses sanitasi di desa paska program. Dari
hasil pemutakhiran data, kita coba melakukan klasifikasi persentase capaian akses yang akan dibuat
skala prioritas target desa SBS, kemudian ditentukan target waktu untuk setiap klasifikasi. Ada tiga
klasifikasi capaian akses yang akan menjadi target, yaitu :
1. Desa dengan Akses Sanitasi 90% - 99%
ditargetkan menjadi Desa SBS pada
TriWulan I Program Kerja yaitu April –
Juni 2012
2. Desa dengan Akses Sanitasi 80% - 89%
ditargetkan menjadi Desa SBS pada
TriWulan II Program Kerja yaitu Juli –
September 2012
3. Desa dengan Akses Sanitasi 70% - 79%
ditargetkan menjadi Desa SBS pada
TriWulan III Program Kerja yaitu
Oktober – Desember 2012
Dari hasil pemutakhiran data, terlihat 152 Desa
yang memiliki akses 70% - 99% dan menjadi
target Desa SBS. Sehingga pada akhir program
diharapkan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki
196 Desa SBS. Rancangan ini kemudian
disosialisasikan ke DMAC dan FK untuk menjadi
Program Kerja Tahun 2012 dengan cara
membangun kolaborasi bersama stakeholder
(Dinkes Propinsi, Dinkes Kabupaten, dan
Puskesmas)
Hasil konsolidasi internal konsultan kemudian
dikoordinasikan kepada Dinkes Propinsi.
Foto 13Konsolidasi Program Percepatan Desa SBS
bersama Wakil Bupati Kab. Hulu Sungai Selatan
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 31
Sambutan baik dan antusias membangkitkan semangat bersama untuk pencapaian jumlah Desa
SBS yang lebih banyak lagi. Program Kerja Percepatan Desa SBS menjadi menu utama dalam
setiap acara Rapat Koordinasi Dinkes Propinsi/Kabupaten dan Rapat Koordinasi
PMAC/DMAC.
Kemudian para pelaku Pamsimas di Tingkat Propinsi, yaitu PPIU (Kasie PL Dinkes Propinsi),
Advisory Higiene Sanitation Specialist (HSS) dan PMAC HH melakukan Roadshow ke setiap
kabupaten untuk mensosialisasikan target Program Kerja ini kepada para pelaku program di
tingkat kabupaten. Sasaran dari sosialisasi ini adalah Ka Dinkes Kabupaten, Kasie PL Dinkes
Kabupaten, Sanitarian, DMAC, FK, dan TFM. Tujuannya adalah memaparkan peta potensi desa
yang memiliki prospek untuk menjadi Desa SBS dalam waktu dekat dan menjadikan target
Program Kerja ini menjadi target bersama.
Responnya sangat positif, pada beberapa kabupaten membuat kebijakan-kebijakan internal yang
bersifat teknis untuk mencapai target ini. Yaitu :
1. Kabupaten Hulu Sungai Selatan mencanangkan Program 100 Hari Kerja untuk mencapai
target Desa SBS. Kebijakan ini ditetapkan dalam Surat Keputusan No.
443.5/1092.IV/P2PL tanggal 23 Juli Th 2012.
2. Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan membentuk Tim Percepatan Desa SBS yang
ditetapkan dalam Surat Keputusan No. 800/51/DINKES/2012
3. Kabupaten Banjar segera menetapkan prioritas target Desa SBS dalam waktu 10 hari
kepada desa – desa yang aksesnya sudah mencapai diatas 90%
Dan kebijakan ini lahir dari semangat yang di pelaku tingkat kabupaten mulai dari Kepala Dinkes,
PL Dinkes, Sanitarian, DMAC, dan FK. Pada beberapa kabupaten, Program Kerja Percepatan
Desa SBS bukan hanya menjadi urusan Dinas Kesehatan saja, melainkan sudah menggugah
stakeholder lain untuk bisa berkontribusi seperti Bappeda, Asisten II Pemerintah Kabupaten,
bahkan Wakil Bupati.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 32
Capaian Kinerja
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 33
Pada BAB III ini akan disampaikan dalam dua jenis capaian kinerja. Pertama adalah capaian
kinerja yang diukur dari Key Performance Indicator (KPI) Komponen 2, yang merupakan
indikator resmi Program Pamsimas yang menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya capaian
program. Dan yang kedua, capaian kinerja lain yang bisa melengkapi capaian KPI Komponen 2.
3.1 KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)
Key Performance Indicator (KPI) merupakan alat evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui
apakah Pamsimas berhasil mencapai tujuan-tujuan utamanya melalui pengukuran indikator kinerja
utama. Program Pamsimas memiliki 13 Key Performance Indikator. Pada kegiatan Komponen-2
memiliki 4 KPI.
KPI-2, Jumlah tambahan jiwa yang memiliki fasilitas sarana sanitasi yang layak
berkelanjutan menurut status social ekonomi
Pengertian KPI 2 ini adalah tambahan jumlah jiwa akses sanitasi pada saat paska pemicuan CLTS
dan paska sebuah program telah berakhir di desa sasaran, sejak tahun 2008 hingga akhir 2012.
Dari hasil pemutakhiran data yang dilakukan oleh DMAC dan FK, penambahan jiwa akses sanitasi
layak di wilayah Pamsimas 2008 – 2012 mencapai 119.321 jiwa.
Wilayah kabupaten yang mencapai penambahan jiwa akses sanitasi terbesar adalah di Kab. Hulu
Sungai Selatan dengan jumlah penambahan sebesar 19.020 jiwa. Bila dilihat dalam tahun anggaran
program, Pamsimas TA 2009 dan TA 2010 mengalami penambahan jiwa akses sanitasi paling
besar, yaitu Pamsimas TA 2009 dengan penambahan sebesar 34.410 jiwa dan Pamsimas TA 2010
dengan penambahan sebesar 29.060 jiwa.
Sebaran penambahan jiwa akses sanitasi setiap kabupaten dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12.Perkembangan KPI 2
Pamsimas Kalimantan Selatan TA 2008 - 2012
Propinsi / KabupatenJumlahDesa
2008 2009 2010 2011 2012Total
PenambahanJiwa
1 Tanah Laut 68 3.940 2.733 4.007 3.487 3.531 17.6982 Hulu Sungai Selatan 69 1.864 5.207 5.710 4.350 1.889 19.0203 Balangan 71 1.225 1.680 1.641 838 987 6.3714 Kotabaru 64 1.651 3.150 2.909 5.026 1.815 14.5515 Banjar 67 4.781 4.994 7.063 587 854 18.2796 Barito Kuala 65 1.615 9.827 1.725 3.074 1.750 17.9917 Hulu Sungai Utara 69 1.864 2.177 1.749 2.441 1.069 9.3008 Tanah Bumbu 57 3.446 4.642 4.256 2.744 1.023 16.111
Kalimantan Selatan 530 20.386 34.410 29.060 22.547 12.918 119.321
Dapat terlihat perbandingan kinerja KPI – 2 berdasarkan tahun program dengan melihat Gambar
2.
Gambar 2. Penambahan Jiwa Akses Sanitasi per TA
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 34
Bila membandingkan penambahan KPI – 2 yang
sudah dicapai Pamsimas Kalimantan Selatan dengan
target KPI-2 Propinsi pada Tabel 5, maka dapat
disimpulkan pencapaian ini sudah melebihi target
maksimal, mencapai 139,49%. Perbandingannya dapat
dilihat pada Gambar 3.
Penambahan jiwa akses sanitasi yang besar pada wilayah program tahun 2009 dan 2010 terjadi
karena masyarakat di wilayah sasaran Pamsimas TA 2009 dan TA 2010 sudah mengalami dampak
perubahan perilaku yang diintervensi program melalui pemicuan dan kegiatan promosi kesehatan.
Namun pada wilayah program tahun 2008 terlihat lebih rendah. Hal ini dapat disebabkan bentuk
intervensi pada tahun tersebut belum efektif. Perlu perbaikan dalam proses pemicuan, pemilihan
bentuk kegiatan promkes, dan target sasaran personal di masyarakat. Penyebab lain yang mungkin
dapat mendukung adalah monitoring peningkatan akses sanitasi pada wilayah sasaran paska
program dalam 1 kabupaten begitu banyak, hampir sekitar 60 desa. Dan proses monitoring lebih
banyak ditangani oleh FK HH dan DMAC HH yang jumlah personilnya di kabupten hanya 2
orang, tidak sesuai dengan jumlah desa yang harus dipantau.
KPI-7, Persentase target masyarakat dusun sasaran yang bebas buang air besar
sembarang tempat (Dusun SBS)
Perhitungan KPI-7 ini ditentukan hanya pada wilayah dusun yang menjadi sasaran akses air
minum di wilayah desanya pada saat program berjalan. Jadi dusun yang saat itu tidak menjadi
target akses air minum pamsimas, tidak masuk dalam perhitungan indikator ini. Melalui KPI-7 kita
akan dapat melihat seberapa besar efektifitas peningkatan akses air minum mendukung perubahan
perilaku sehat di wilayah target.
Gambar 3. Pencapaian Target KPI 2
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 35
Capaian KPI-7 ditentukan dengan menghitung proporsi jumlah dusun yang sudah SBS pada
wilayah dusun target akses air minum dibandingkan jumlah seluruh dusun yang menjadi target
akses air minum di wilayah desanya pada saat program berjalan. Pada wilayah desa yang tidak
menggunakan satuan wilayah dusun untuk satu level dibawah wilayah pemerintahan desa, dapat
menggunakan satuan wilayah sesuai dengan yang sudah digunakan di desa tersebut dan
diasumsikan setara dengan dusun. Misalnya pada wilayah tertentu, menggunakan nama RT, RW,
atau RK untuk satuan wilayah dibawah pemerintahan desa.
Capaian KPI-7 pada wilayah sasaran Program Pamsimas Kalimantan adalah 45,00% dari 2.038
dusun sasaran yang ada. Persentase Dusun SBS yang tertinggi adalah Kab. Tanah Laut dengan
pencapaian 69,95%. Sedangkan peningkatan akses yang paling besar pada KPI-7 ada di Kab.
Tanah Bumbu dengan peningkatan persentase Dusun SBS sebesar 47,72%. Pencapaian persentase
Dusun SBS setiap kabupaten per tahun program dapat diperlihatkan pada Tabel 13.
Tabel 13.
Pencapaian KPI-7 Kabupaten per TA
Propinsi / KabupatenJumlahDusun
JumlahDusunSasaran
%Awal
DusunSBS
Jumlah Dusun SBS %AkhirDusun
SBS2008 2009 2010 2011 2012 Total
1 Tanah Laut 212 193 36,79% 19 30 43 25 18 135 69,95%
2 Hulu Sungai Selatan 293 287 6,62% 30 23 41 41 20 155 54,01%
3 Balangan 266 227 13,27% 15 18 22 21 28 104 45,81%
4 Kotabaru 235 218 8,72% 19 52 19 7 11 108 49,54%
5 Banjar 262 222 9,91% 14 31 40 18 16 119 53,60%
6 Barito Kuala 427 378 6,88% 6 47 18 10 25 106 28,04%
7 Hulu Sungai Utara 318 316 4,11% 15 29 15 20 - 79 25,00%
8 Tanah Bumbu 197 197 8,63% 22 37 23 21 8 111 56,35%
Kalimantan Selatan 2.210 2.038 10,65% 140 267 221 163 126 917 45,02%
Target Nasional 45,00%
Bila membandingkan pencapaian kinerja
KPI-7 Pamsimas Kalimantan Selatan
dengan Target KPI Nasional, maka kinerja
Program Pamsimas Kalimantan Selatan
sudah mencapai target yang ditentukan.
yaitu sebesar 45% masyarakat dusun
menggunakan sarana sanitasi yang layak.
Pada Gambar 4. terlihat kinerja 6
kabupaten sudah melebihi Target
Nasional. Hanya 2 kabupaten yang
pencapaiannya masih dibawah Target
Nasional, yaitu Kab. Barito Kuala dan
Kab. Hulu Sungai Utara.
Gambar 4Perbandingan Capaian KPI-7 per Kabupaten
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 36
Kendala pada 2 kabupaten ini memang terjadi karena karakteristik geografisnya di dominasi
dengan wilayah perairan yaitu sungai dan rawa. Sehingga memang sulit untuk mendorong semua
masyarakat yang berada dalam satu dusun untuk bisa SBS. Akan tetapi bila dilihat penambahan
jiwa akses sanitasi di kedua kabupaten ini peningkatannya sangat besar, misalnya untuk Kab.
Barito Kuala, peningkatan akses sanitasinya mencapai 17.991 jiwa. Namun memang cukup berat
untuk mencapai seluruh masyarakat dusun tersebut untuk bisa SBS.
KPI-8 Persentase target masyarakat dusun sasaran yang menerapkan cuci
tangan pakai sabun (Dusun CTPS)
Dasar perhitungan KPI-8 adalah sama dengan KPI-7 yaitu perhitungannya berdasarkan dusun
yang menjadi target akses air minum pada saat tahun program berjalan. Indikator perilaku CTPS
dalam Program Pamsimas yang menjadi ukuran adalah kebiasaan cuci tangan pakai pakai sabun
dengan air bersih yang mengalir. Dalam penjelasan indikator CTPS, Program Pamsimas hanya
memprioritas dua dari lima waktu penting, yaitu hanya setelah melakukan kegiatan buang air besar
dan setelah membersihkan anak yang selesai BAB.
Karena saat-saat penting itu merupakan resiko yang paling besar memungkinkan terjadinya alur
kontaminasi penyakit ke dalam tubuh manusia. Membiasakan CTPS pada saat-saat kegiatan kritis
dapat menurunkan angka diare hingga 45%. Pada Tabel 14. diperlihatkan perkembangan dan
capaian KPI-8 Kabupaten pada setiap tahun program.
Tabel 14.
Perkembangan KPI-8 Kabupaten per TA
Propinsi / KabupatenJumlahDusun
JumlahDusunSasaran
%Awal
DusunSBS
Jumlah Dusun SBS %AkhirDusun
SBS2008
2008 2009 2008 2009 2008 2009
1 Tanah Laut 212 193 17,10% 19 29 42 16 18 124 64,25%
2 Hulu Sungai Selatan 293 287 6,27% 27 22 41 40 20 150 52,26%
3 Balangan 266 227 3,54% 12 15 22 17 24 90 39,65%
4 Kotabaru 235 218 5,50% 16 42 18 4 10 90 41,28%
5 Banjar 262 222 3,60% 13 28 38 15 14 108 48,65%
6 Barito Kuala 427 378 3,17% 6 40 18 6 19 89 23,54%
7 Hulu Sungai Utara 318 316 0,63% 13 28 15 20 - 76 24,05%
8 Tanah Bumbu 197 197 3,55% 21 32 20 21 8 102 51,78%
Kalimantan Selatan 2.210 2.038 4,91% 127 236 214 139 113 829 40,68%
Target Nasional 62,00%
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH K
Bila membandingkan pencapaian kinerja
KPI-8 Pamsimas Kalimantan Selatan
dengan Target KPI Nasional, maka
kinerja Program Pamsimas Kalimantan
Selatan belum mencapai target yang
ditentukan. yaitu masih sebesar 40,68%
masyarakat dusun menerapkan perilaku
CTPS.
Pada Gambar 5. terlihat hanya Kab.
Tanah Laut yang sudah melebihi Target
Nasional. Kinerja perilaku CTPS yang
belum tercapai ini banyak disebabkan
karena masyarakat masih belum
memahami manfaat CTPS dalam
kesadarannya. Pemahaman baru sebatas
pengetahuan saja. Tantangan dalam
memberi pemahaman CTPS adalah
masyarakat masih merasa baik-baik saja
ketika setelah BAB cukup mencuci
tangan dengan air saja. Masyarakat
merasa sudah cukup estetis. Berbeda
pada saat kita mendorong orang untuk
menggunakan WC pada saat BAB,
banyak ketidaknyamanan yang bisa
dipicu untuk mengguggah kesadaran
masyarakat.
Pada awal program persentase jiwa yang
adopsi CTPS sekitar 23,13% dan akhir
program persentase jiwa yang adopsi
CTPS mencapai 59,31%. dan jumlah
jiwa adopsi CTPS mencapai 337.993
jiwa.
KPI-9 Persentase target sekolah sasaran yang mempunyai
layak dan penerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
Pada pencapaian KPI-9 terasa lebih mudah untuk dicapai, karena mem
adalah siswa sekolah dasar. Pada usia anak sekolah terutama kelas 3,
informasi dan pengetahuan perilaku sehat lebih mudah untuk dib
dibandingkan pada usia orang dewasa. Figur tauladan pada saat promosi
dalam diri anak-anak. Dan ada perasaan bangga pada saat anak-anak su
sekolah.
GaJiwa Adops
Gambar 5Perbandingan KPI-8 per Kabupaten
Total Jiwa Adopsi CTPS = 377.993 JiwaJumlah Jiwa Sasaran = 637.300 Jiwa
alimantan Selatan 37
fasilitas sanitasi yang
ang sasaran yang dipilih
4, dan 5 SD penerimaan
angun pemahaman bila
kesehatan begitu melekat
dah melakukan PHBS di
mbar 6i CTPS Akhir
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 38
Ketika kebanggaan dimiliki oleh siswa, muncul keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan
dan informasi yang mereka terima kepada orang lain. Yang paling dekat dalam keseharian adalah
keluarga mereka, sehingga dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain, serta tetangga dari siswa
sekolah tersebut. Sehingga Promosi Kesehatan Sekolah dapat mendukung perluasan manfaat
kesehatan masyarakat di desa.
Persentase Sekolah Dasar yang masuk dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dan masih
memiliki sarana sanitasi layak dan masih menerapkan kegiatan PHBS di SD mencapai 96,66%,
hampir seluruh SD masih memiliki sarana sanitasi dan kebiasaan perilaku PHBS sampai sekarang.
Atau sebanyak 542 SD yang memiliki Sarana Sanitasi Layak dan menerapkan PHBS dari 559 SD
sasaran.
Tabel 15
Pencapaian KPI-9 Kabupaten
Propinsi /Kabupaten
Target Sekolah diRKM
Keberlanjutan
% KPI - 9SaranaSanitasi
PHBSSaranaSanitasi
PHBS
1 Tanah Laut 102 121 89 107 87,89%
2 Hulu Sungai Selatan 93 116 93 116 100,00%3 Balangan 48 79 47 79 99,21%4 Kotabaru 63 65 63 65 100,00%
5 Banjar 93 107 93 107 100,00%6 Barito Kuala 29 94 29 84 91,87%7 Hulu Sungai Utara 61 70 60 70 99,24%
8 Tanah Bumbu 70 76 68 74 97,26%
Kalimantan Selatan 559 728 542 702 96,66%
Target Nasional 77,00%
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 39
3.2 CAPAIAN KINERJA KOMPONEN-2 LAINNYA
Pemaparan capaian kinerja yang akan disampaikan di bagian bawah ini adalah capaian-capaian
yang berkaitan dengan Komponen-2 dan berharap dapat saling melengkapi dan mendalami detil
perkembangan yang ada di wilayah program.
Pencapaian Jumlah Desa SBS
Pada BAB II sebelumnya disampaikan bahwa Pamsimas Kalimantan Selatan memiliki Program
Kerja Percepatan Desa Target SBS dengan memetakan kondisi akses sanitasi yang memiliki
potensi untuk bisa menjadi SBS di wilayah desa sasaran Pamsimas 2008 – 2011. Desa yang
ditergetkan adalah desa yang memiliki akses sanitasi diatas 70%, dengan membagi range akses
sanitasi dalam kerangka waktu per TriWulan.
Program kerja mulai dicanangkan pada April 2012, dan pencapaian jumlah Desa SBS di Kalsel
pada saat itu adalah mencapai 42 Desa SBS. Dengan program kerja ini diharapkan jumlah desa
SBS mencapai 196 Desa SBS. Hasilnya adalah pada status Februari 2013, jumlah Desa SBS yang
bertambah adalah 64 Desa SBS. Sehingga jumlah Desa SBS di wilayah Propinsi Kalimantan
Selatan mencapai jumlah 106 Desa SBS. Sebaran jumlah Desa SBS di kabupaten dapat terlihat
pada Tabel 16.
Tabel 16.
Jumlah Desa SBS per Kabupaten
No KABUPATEN 2008 2009 2010 2011 2012 TOTAL
1 Tanah Laut 5 4 7 4 1 21
2 Hulu Sungai Selatan 5 2 5 9 1 22
3 Balangan 1 1 1 2 4 9
4 Kotabaru 2 4 2 0 2 10
5 Banjar 2 4 5 1 4 16
6 Barito Kuala 1 3 2 0 2 8
7 Hulu Sungai Utara 0 2 0 0 0 2
8 Tanah Bumbu 6 8 2 1 1 18
Kalimantan Selatan 22 28 24 17 15 106
Pencapaian jumlah Desa SBS terbanyak terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu mencapai
22 Desa SBS. Hal ini terjadi karena pelaku program di kabupaten dari Dinkes, Sanitarian, DMAC,
dan Fasilitator (TFM dan FK) melakukan kolaborasi yang lebih baik dan lebih konsisten
dibanding kabupaten lain. Bahkan stakeholder lain yaitu Bappeda dan Wakil Bupati turut memicu
perubahan perilaku di desa.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kali
Pada Gambar 7 peningkatan tambahan jumlah
desa SBS paling besar terjadi pada periode Juli
– September 2012. Karena pada saat ini sedang
hangat-hangatnya program kerja menjadi
agenda Pamsimas Kalsel. Namun setelah
September konsistensi dari kolaborasi yang
dibangun mulai mengalami penurunan
sehingga penambahan desa SBS tidak sebesar
sebelumnya.
Deklarasi Desa SBS
Dalam rangka memotivasi wilayah sasaran untuk pencapaian Desa SBS, Kementerian Kesehatan
RI memberikan apresiasi kepada wilayah yang telah berhasil mendorong desa sasaran menjadi
desa SBS. Kementerian Kesehatan RI akan dengan bangga menghadiri langsung acara Deklarasi
Desa SBS bila dikomunikasikan dengan rentang waktu yang cukup.
Di Propinsi Kalimantan Selatan, telah
menyelenggarakan 3 kali acara resmi
Deklarasi Desa SBS di wilayah kabupaten.
Yang pertama di Kabupaten Banjar pada
tanggal 5 Mei 2011 yang mendeklarasikan 5
Desa SBS. Pada acara ini dihadiri Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Kementerian
Kesehatan RI (Dirjen P2 & PL Kemenkes
RI).
Penyelenggaraan yang kedua adalah Deklarasi
Desa SBS di Kabupaten Tanah Laut pada
tanggal 18 April 2012 yang dihadiri oleh
Bupati Kab. Tanah Laut dan
mendeklarasikan 5 Desa SBS pada saat itu.
FoDeklarasi Desa SBS K
PerkembaPamsima
to 14ab. Hulu Sungai Selatan
Gambar 7ngan Jumlah Desa SBSs Kalimantan Selatan
mantan Selatan 40
Dan yang terakhir seremoni Deklarasi Desa
SBS diselenggarakan di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan pada tanggal 18 Oktober
2012 yang mendeklarasikan 18 Desa SBS.
Even terakhir ini juga dihadiri oleh Direktur
Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI,
Bapak Drh. Wilfried H Purba.
Dalam setiap kesempatan kunjungan di
acara Deklarasi Desa SBS, pejabat
Kemenkes RI selalu mengajak masyarakat
dan stakeholder berdialog. Beliau selalu
memberikan tips-tips sederhana namun
sangat bermanfaat sekaligus membuka
wawasan yang sebelumnya tidak terfikirkan
oleh kita tentang manfaat dan pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat.
Foto 15Demo CTPS oleh Public Figur
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 41
Tidak cukup dengan dialog, para pejabat stakeholder pun bersama-sama melakukan demo salah
satu contoh perilaku hidup sehat dengan mempraktekkan cuci tangan pakai sabun yang benar di
depan masyarakat dan murid sekolah. Dan biasanya di akhir acara dilakukan kunjungan lapangan
untuk melihat kualitas air minum yang dihasilkan dari Program Pamsimas dan juga kualitas sarana
sanitasi keluarga yang dibangun dengan kesadaran masyarakat itu sendiri.
COST BENEFIT dari Sarana Sanitasi Masyarakat
Pada bagian capaian kinerja ini, penulis mencoba untuk mengkalkulasikan manfaat yang diterima
masyarakat atau pemerintah pusat maupun lokal. Layaknya sebuah inevstasi, tentu kita ingin
mengetahui apakah investasi atau dalam hal ini Program Pamsimas Komponen-2 memiliki
manfaat yang signifikan, tidak bermanfaat banyak, atau bahkan merugi.
Penulis mencoba menggunakan asumsi setiap KK yang terpicu ataupun yang sudah memiliki
kesadaran akan kebutuhan sarana sanitasi, membangun satu unit sarana sanitasi yaitu WC. Jenis
WC yang dibangun dengan spesifikasi permanen (improved) atau sederhana (unimproved). Dan
penulis juga mempertimbangkan setiap KK yang terpicu tetapi pada saat aktifitas BAB
menumpang dengan tetangga atau keluarganya (shared).
Berdasarkan beberapa kondisi tersebut, maka asumsi yang digunakan untuk menghitung cost benefit
wilayah sasaran Pamsimas Kalimantan Selatan TA 2008 – 2012, adalah :
1. Indikator KPI-2, yaitu penambahan jiwa yang menggunakan fasilitas sanitasi yang layak
dan berkelanjutan. Capaian KPI-2 di Propinsi Kalimantan Selatan adalah 119.321 jiwa
2. Rasio Jiwa dalam 1 KK. Rasio Jiwa / KK di wilayah sasaran Propinsi Kalimantan Selatan
adalah 3,59 (Sumber : Data IMAS Pamsimas 2008 - 2012).
3. Menurut Data Riskesdas 2010 tentang Cara BAB sesuai definisi Joint Monitoring
Program WHO – UNICEF 2008, di wilayah Kalimantan Selatan memiliki karakteristik
cara BAB dengan menggunakan WC Improved sekitar 46,8%, Menumpang (Shared) sekitar
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 42
6,1%, WC Unimproved 30,0%, dan BABS (Open Defecation) 17,0%. Asumsi proporsi cara
BAB ini digunakan, karena penulis memiliki keterbatasan data jenis sarana yang dibangun
oleh masyarakat.
4. Asusmsi biaya pembangunan 1 unit WC adalah rata-rata Rp 1.000.000,-.
Menurut dialog yang pernah dilakukan penulis dan Dinkes Propinsi / Kabupaten
bersama masyarakat, kisaran biaya pembuatan WC adalah antara Rp 150.000,- hingga Rp
3.000.000,-. Tetapi paling sering ditemui adalah masyarakat membangun WC dengan
biaya sekitar Rp 1.000.000,-. Jadi diputuskan biaya pembangunan 1 unit WC dengan harga
Rp 1.000.000,- cukup mewakili untuk asumsi ini.
Berdasarkan hasil capaian dan asumsi yang disebutkan diatas, kita dapat memperkirakan jumlah
WC yang dibangun dan berapa biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk membangun sarana
sanitasi yang layak karena kesadarannya sendiri. Pada Tabel 17 dapat diperlihatkan jumlah sarana
dan biaya yang dikeluarkan masyarakat.
Tabel 17.
Cost Benefit dari Sarana Sanitasi Masyarakat
PROP /KAB
JumlahJiwa
JumlahKK
RasioJiwa/KK
Data Riskesdas 2010tentang Cara BAB sesuai
JMP WHO UNICEF 2008,di Prop. Kalsel (Asumsi)
PenambahanJiwa
AksesSanitasi(KPI-2)
JumlahWC
Terbangun(asumsi
Riskesdas2010 dan
rasioJiwa/KK)
Unit CostWC
(asums)
BiayaPembangunan
WC
Improved
Shared
Unimproved
OD(COST
BENEFITPROGRAM)
Tala 129.217 36.624 3,53 46,8 6,1 30,0 17,0 17.698 4.647 1.000.000 4.647.000.000
HSS 81.663 23.673 3,45 46,8 6,1 30,0 17,0 19.020 5.108 1.000.000 5.108.000.000
Balangan 45.004 13.019 3,46 46,8 6,1 30,0 17,0 6.371 1.707 1.000.000 1.707.000.000
Kotabaru 68.460 17.942 3,82 46,8 6,1 30,0 17,0 14.551 3.533 1.000.000 3.533.000.000
Banjar 90.421 25.758 3,51 46,8 6,1 30,0 17,0 18.279 4.824 1.000.000 4.824.000.000
Batola 77.831 21.734 3,58 46,8 6,1 30,0 17,0 17.991 4.654 1.000.000 4.654.000.000
HSU 65.678 17.286 3,80 46,8 6,1 30,0 17,0 9.300 2.268 1.000.000 2.268.000.000
Tanbu 78.692 21.364 3,68 46,8 6,1 30,0 17,0 16.111 4.052 1.000.000 4.052.000.000
KALSEL 636.966 177.400 3,59 46,8 6,1 30,0 17,0 119.321 30.793 1.000.000 30.793.000.000
Pada Tabel 17. diketahui jumlah WC yang terbangun adalah sekitar 30.793 unit, dan biaya
pembangunan dari sarana sanitasi yang dibangun sendiri adalah sekitar Rp 30.793.000.000,-.
Kemudian kita mengasumsikan investasi Program Pamsimas bersumber dari :
1. Dana RKM Kegiatan Kesehatan 2008 – 2012 yang bersumber dari APBN, APBD,
Incash, dan Inkind. RKM Kegiatan Kesehatan terdiri dari Pembangunan Sarana Sanitasi
Sekolah, Pelatihan Kesehatan, Promosi Kesehatan Masyarakat dan Sekolah. Total Dana
RKM Kesehatan adalah sekitar Rp 14.600.187.643,- (Tabel 11)
2. Dana yang dikeluarkan untuk kegiatan Penguatan Kapasitas Stakeholder Komponen-2
sebesar Rp 9.822.459.200,-
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 43
Bila dihitung secara keseluruhan dana investasi yang sudah dikeluarkan untuk kegiatan
Komponen-2 adalah totalnya sekitar Rp24.422.646.843,-, maka dapat dinyatakan investasi
Pamsimas Komponen-2 Th 2008 – 2012 adalah Surplus sebesar Rp 6.370.353.157,-.
Kebijakan lokal pendukung peningkatan akses sanitasi
Gerakan untuk perilaku hidup bersih dan sehat tidak hanya terjadi di masyarakat dan petugas
kesehatan. Tetapi menjadi sebuah kebutuhan pemerintah lokal mulai dari desa sampai kabupaten.
Pemerintahan Desa di wilayah Kab. Barito Kuala memiliki kebijakan dengan mengeluarkan
Peraturan Desa untuk melakukan perilaku BAB di tempat yang aman. Contohnya di Desa Kolam
Kiri No. 14.09/002/BKR/2011 tentang Penetapan Desa Kolam Kiri sebagai Desa Stop BABS.
Dan masih ada banyak desa yang menerapkan Peraturan Desa sebagai pendorong masyarakatnya
untuk bisa berperilaku hidup sehat.
Begitu juga di level Dinkes Kabupaten mengeluarkan keputusan dalam bentuk Surat Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan untuk melakukan gerakan percepatan SBS pada desa target. Di Kab.
Hulu Sungai Selatan mencanangkan Program 100 Hari Kerja percepatan Desa Target SBS dengan
mengeluarkan SK No 443.5/1092.IV/P2PL tanggal 23 Juli Th 2012.
Kemudian Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan membentuk Tim Percepatan Desa SBS yang
ditetapkan dalam Surat Keputusan No. 800/51/DINKES/2012 dan Kabupaten Banjar dalam
menyambut HUT Kabupaten Banjar mengambil keputusan untuk mempercepat target Desa SBS
dalam waktu 10 hari kepada desa – desa yang aksesnya sudah mencapai diatas 90%.
Gambar 8.Investasi Vs Cost Benefit Pamsimas Komponen-2
Propinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 44
Kesimpulan
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 45
4.1 KESIMPULAN
Program Pamsimas di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan sudah dijalankan sejak tahun 2008
hingga tahun 2012. Begitu banyak bentuk bantuan intervensi yang diberikan pada Komponen-2
baik intervensi di masyarakat maupun di penguatan kapasitas stakeholder sektor kesehatan untuk
meningkatkan capaian akses sanitasi di wilayah ini.
Sesuai dengan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan untuk mengukur kinerja Program
Pamsimas Kalimantan Selatan, maka dengan ini disimpulkan capaian-capaian kinerja yang berhasil
dibuat adalah sebagai berikut :
1. KPI-2, yaitu penambahan jiwa yang mempunyai akses fasilitas sanitasi yang layak dan
berkelanjutan berdasarkan status sosial ekonomi.
Berdasarkan hasil konversi target dari jumlah Jiwa Wilayah Sasaran Nasional kepada
jumlah Jiwa Wilayah Sasaran Kalimantan Selatan, maka pada tahun ke-5 program (Th
2012) Wilayah Kalimantan Selatan mempunyai target KPI-2 sebesar 53.462 – 85.540 Jiwa.
Dan di Wilayah Kalimantan Selatan, pencapaian KPI-2 mencapai 119.321 Jiwa.
Sehingga disimpulkan kinerja KPI-2 Kalimantan Selatan TERCAPAI, dan melebihi
target.
2. KPI-7, yaitu Persentase masayarakat wilayah dusun sasaran yang bebas dari buang air
sembarang tempat (SBS). Target pencapaian dari indikator KPI-7 pada tahun ke-5
program adalah 45,00% masyarakat wilayah Dusun Sasaran sudah SBS.
Kinerja KPI-7 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program sudah mencapai
45,02%. Atau sebanyak 917 Dusun SBS dari 2.038 Dusun sasaran.
Sehingga disimpulkan kinerja KPI-7 Kalimantan Selatan TERCAPAI.
3. KPI-8, yaitu Persentase masayarakat wilayah dusun sasaran yang sudah menerapkan
program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Target pencapaian dari indikator KPI-7 pada
tahun ke-5 program adalah 62,00% masyarakat wilayah Dusun Sasaran sudah adopsi
CTPS.
Kinerja KPI-8 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program mencapai 40,68%.
Atau sebanyak 829 Dusun SBS dari 2.038 Dusun sasaran.
Sehingga disimpulkan kinerja KPI-8 Kalimantan Selatan TIDAK TERCAPAI.
4. KPI-9, yaitu Persentase sekolah sasaran yang mempunyai fasilitas sanitasi yang layak dan
menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Target pencapaian dari indikator KPI-9
pada tahun ke-5 program adalah 77,00% sekolah sasaran yang mempunyai fasilitas
sanitasi yang layak dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kinerja KPI-9 Wilayah Kalimantan Selatan pada tahun ke-5 program sudah mencapai
96,66%. Atau sebanyak 542 SD yang memiliki Sarana Sanitasi Layak dan menerapkan
PHBS dari 559 SD sasaran.
Sehingga disimpulkan kinerja KPI-7 Kalimantan Selatan TERCAPAI, dan melebihi
target.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 46
5. Jumlah Desa SBS yang dicapai wilayah Program Pamsimas TA 2008 – 2012 adalah
mencapai 106 Desa SBS dari 530 desa yang menjadi wilayah sasaran
6. Jiwa Akses Sanitasi di wilayah sasaran Program Pamsimas Propinsi Kalimantan Selatan
TA 2008 – 2012 mencapai 65,70% atau sebesar 418.457 Jiwa dari 636.966 Jiwa.
7. Jiwa Adopsi CTPS di wilayah sasaran Program Pamsimas Propinsi Kalimantan Selatan
TA 2008 – 2012 mencapai 40,70% atau sebesar 377.993 Jiwa dari 636.966 Jiwa.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 47
Apresiasi & Tantangan
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 48
5.1 Apresiasi
Dengan melihat hasil kesimpulan dari capaian indikator KPI Komponen-2, rasanya tidak
berlebihan bila penulis menyampaikan penghargaannya kepada semua pihak yang terlibat dalam
pencapaian tujuan Komponen-2. Baik dari pihak stakeholder dan jajarannya, dari pihak konsultan
atau fasilitator yang terlibat langsung di masyarakat, maupun masyarakat dan lembaga lokal yang
dibentuk Pamsimas. Dari empat indikator KPI yang dicanangkan Program Pamsimas, tiga
diantaranya memenuhi target, bahkan ada yang melebihi.
Program Kerja Percepatan Desa Target SBS yang digulirkan bersama Dinas Kesehatan Propinsi
dan PMAC mendapat respon yang sangat positif. Tindak lanjut pihak kabupaten bukan hanya
terbatas pada sektor kesehatan, melainkan menjadi agenda pemerintah daerah pada sektor lain.
Tidak hanya sampai di lintas sektor, pada jenjang pemerintahan kecamatan dan desa pun
menjadikan moment program kerja ini untuk memperbaiki kualitas citra wilayah tempat
tinggalnya. Kolaborasi yang dilakukan dari lintas Dinas Kesehatan Kabupaten dan Konsultan
(DMAC, TFM & FK) setidaknya memberikan sebuah pengalaman kerja dalam mencapai target
bersama.
Pada sektor konsultan dan fasilitator pun dari waktu ke waktu mencoba untuk memperbaiki
kualitas kerja dan cara pandangnya dalam pendampingan di masyarakat. Pembekalan yang didisain
oleh Centre Management and Advisory Consultant (CMAC) dan Training Development Service
(TDS) melalui Awareness Training, memberikan penyadaran kritis tentang substansi harapan
program. Setidaknya membuat para konsultan dan fasilitator memikirkan lebih dalam tentang
bagaimana seharusnya pendampingan dilakukan agar manfaat dan dampak program bisa
berkesinambungan. Dan penyadaran kritis tidak hanya bermanfaat untuk program tetapi juga
membantu mengembangkan kepribadian personal
5.2 Tantangan
Terlepas dari keberhasilan yang sudah dicapai, penulis ingin mengungkapkan sedikit pengalaman
selama bertugas tentang beberapa hal yang masih menjadi tantangan bersama.
Pertama, dari sisi pendamping program yaitu konsultan (PMAC dan DMAC) dan fasilitator (TFM
dan FK), perlu sebuah AKSI yang NYATA dari pemahaman yang sudah ada tentang bagaimana
mencapai tujuan program. Tidak akan optimal pencapaian tujuan program bila masing-masing
komponen (bidang) berdiri sendiri. Pada beberapa kejadian yang ditemui di lapangan, terkadang
masyarakat ragu dengan kualitas air yang akan dipakai bila masih ada masyarakat yang BABS di
sumber (intake), ada keadaan masyarakat sulit untuk tidak lagi BABS bila air yang digunakan untuk
membersihkan masih sulit terjangkau, begitu pula kita bisa temui BPSPAMS yang sulit
mengembangkan iuran bila tidak ada air yang layak.
Mari kita salami bersama bahwa komponen (bidang) yang ada bukan bagian yang terpisah, tetapi
merupakan bagian-bagian yang harus disinergikan untuk mencapai tujuan program. Kondisi yang
kita miliki masih sebatas pengetahuan belum sampai kepada sebuah paradigma yang meyakinkan
di diri pendamping program. Kita perlu membenahi cara pandang kita terlebih agar bisa
meyakinkan dan mengadvokasi harapan-harapan program dan masyarakat.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 49
Yang kedua, fungsi manajerial pada level pendamping program tingkat konsultan perlu
ditingkatkan melalui pelatihan. Bukan berarti selama ini tidak berjalan, akan tetapi dengan adanya
penyegaran materi ini dapat menambah wawasan kita untuk bisa lebih mencermati tujuan
program. Kita bersama harus punya semangat untuk berbenah dengan mencoba menjawab
kondisi-kondisi yang ada, apakah pekerjaan yang sudah selesai ini dapat bermanfaat atau hanya
sekedar terlaksana, apakah kita sudah memotivasi rekan bawahan untuk bisa lebih berkembang
kemampuannya, apakah kita sudah berupaya meningkatkan kesadaran dan kapasitas fasilitator,
dan sudah seberapa sering kita melakukan konsolidasi antar komponen (bidang) program untuk
membuat racikan strategi pencapaian tujuan.
Yang ketiga, tantangan yang lebih teknis berkaitan langsung dengan Komponen-2. Kita perlu
sama-sama meluruskan pemahaman tentang tehnik komunikasi dalam melakukan pemicuan.
Seseorang bisa berubah cara pandangnya tentang perilaku sehat tentu saja melalui tahapan. Proses
pemicuan tanpa mengenal detil lingkungan di wilayah desa, sulit untuk membuat suasana
pemicuan menjadi kontekstual. Masyarakat akan mudah berkomunikasi pada hal-hal yang
keseharian mereka jalani. Sehingga kita dapat dengan mudah menawarkan keyakinan-keyakinan
yang baru terhadap apa yang dilakukan saat ini melalui dialog refleksi. Pada moment inilah kita
bersama bisa menemukan keyakinan yang baru atau pilihan yang baru.
Terkadang pemicuan masih dilakukan dengan bahasa-bahasa buku, yang tidak ada dalam kosa kata
keseharian masyarakat. Masih belum banyak mengembangkan panduan proses pemicuan yang
ada, sehingga jalannya pemicuan terasa lebih seperti prosedur wajib ketimbang sebuah seni
mempengaruhi orang untuk mempunyai pilihan perilaku yang lebih baik.
Dan yang terakhir adalah sebuah tantangan yang menjadi salah satu kunci kesinambungan untuk
meningkatkan akses sanitiasi masyarakat yaitu meningkatkan kembali pemahaman bersama
tentang peran Sanitarian dalam peningkatan akses sanitasi. Masih ada disorientasi peran selama
Sanitarian menjalankan tugas sehari-harinya. Terkadang Sanitarian mempunyai tugas ganda di
Puskesmas yang tidak ada hubungannya dengan perannya dalam meningkatkan akses sanitasi.
Hal yang menarik adalah, selama penulis berkegiatan di masyarakat bersama Sanitarian atau
Dinkes Kabupaten, penulis merasakan potensi yang sangat besar pada saat pemicuan atau tindak
lanjut yang dihadiri oleh petugas Sanitarian atau Dinkes Kabupaten. Dengan adanya kunjungan
petugas pada saat pemicuan, masyarakat merasa sangat diperhatikan dan muncul rasa menghargai
(respect) dari masyarakat. Seharusnya ini dapat menjadi kekuatan untuk mendorong perubahan.
Seharusnya pencapaian yang kita dapatkan bisa lebih baik dari yang ada. Sekiranya keadaan yang
sudah dipaparkan tidak semuanya terjadi di setiap wilayah sasaran. Namun keadaan yang ada dapat
menjadi ajang pembelajaran bersama.
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 50
Referensi
1. Pedoman Pengelolaan Program Pamsimas 2012
2. Kepmenkes No 852/MENKES/SK/IX/2008
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI, Riset Kesehatan Dasar
2010
4. Penduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Depkes 2009
5. Field Book Pamsimas Promosi Kesehatan Sekolah
6. Field Book Pamsimas Panduan PHBS Aspek Higiene dan Sanitasi
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 51
Lampiran
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 52
STATUS 18 MARET 2013
Penambaha
n Hasil
Pemicuan
Pemutakhiran /
Penambahan
Paska
Implementasi
TOTALSasaran
PAMSIMASKK JIWA JIWA JIWA JIWA JIWA
1 3 4 5 6 7 8 9 1011
(9+10)12 (8+9+10)
13
(8/7)
14
(12/7)
530 2.210 2.038 177.400 636.966 299.136 38.680 80.641 119.321 418.457 46,96 65,70
1 TANAH LAUT 68 212 193 36.624 129.217 96.124 6.830 10.868 17.698 113.822 74,39 88,09
2 HULU SUNGAI SELATAN 69 293 287 23.673 81.663 32.768 5.594 13.426 19.020 51.788 40,13 63,42
3 BALANGAN 71 266 227 13.019 45.004 24.098 2.062 4.309 6.371 30.469 53,55 67,70
4 KOTABARU 64 235 218 17.942 68.460 23.078 4.966 9.585 14.551 37.629 33,71 54,96
5 BANJAR 67 262 222 25.758 90.421 41.071 6.571 11.708 18.279 59.350 45,42 65,64
6 BARITO KUALA 65 427 378 21.734 77.831 14.569 5.891 12.100 17.991 32.560 18,72 41,83
7 HULU SUNGAI UTARA 69 318 316 17.286 65.678 19.005 2.510 6.790 9.300 23.590 28,94 35,92
8 TANAH BUMBU 57 197 197 21.364 78.692 48.423 4.256 11.855 16.111 64.534 61,53 82,01
A
1 TANAH LAUT 9 24 23 4.670 17.195 12.352 52 3.888 3.940 16.292 71,83 94,75
2 HULU SUNGAI SELATAN 9 36 36 2.999 10.577 6.851 195 1.669 1.864 8.715 64,77 82,40
3 BALANGAN 9 28 27 1.147 4.244 1.987 375 850 1.225 3.212 46,82 75,68
4 KOTABARU 9 37 37 1.657 7.420 3.531 159 1.492 1.651 5.182 47,59 69,84
5 BANJAR 9 29 23 3.089 11.435 2.600 444 4.337 4.781 7.381 22,74 64,55
6 BARITO KUALA 8 31 31 1.685 6.134 2.194 646 969 1.615 3.809 35,77 62,10
7 HULU SUNGAI UTARA 9 42 42 2.201 8.854 1.731 206 1.658 1.864 3.595 19,55 40,60
8 TANAH BUMBU 9 30 30 3.750 13.814 8.570 636 2.810 3.446 12.016 62,04 86,98
TOTAL 71 257 249 21.198 79.673 39.816 2.713 17.673 20.386 60.202 49,97 75,56
-B -
1 TANAH LAUT 14 44 43 7.360 26.488 18.934 115 2.618 2.733 21.667 71,48 81,80
2 HULU SUNGAI SELATAN 15 66 66 4.455 16.362 3.421 149 5.058 5.207 8.628 20,91 52,73
3 BALANGAN 15 48 46 2.282 7.902 3.229 253 1.427 1.680 4.909 40,86 62,12
4 KOTABARU 15 71 71 3.778 13.942 8.412 2.149 1.001 3.150 11.562 60,34 82,93
5 BANJAR 15 57 47 6.052 21.323 11.301 429 4.565 4.994 16.295 53,00 76,42
6 BARITO KUALA 15 102 102 4.810 16.982 2.060 2.778 7.049 9.827 11.887 12,13 70,00
7 HULU SUNGAI UTARA 15 67 67 3.459 14.120 5.559 560 1.617 2.177 7.736 39,37 54,79
8 TANAH BUMBU 15 48 48 5.964 21.816 14.903 667 3.975 4.642 19.545 68,31 89,59
TOTAL 119 503 490 38.160 138.935 67.819 7.100 27.310 34.410 102.229 48,81 73,58
C
1 TANAH LAUT 15 54 54 9.285 29.913 24.978 1.131 2.876 4.007 28.985 83,50 96,90
2 HULU SUNGAI SELATAN 12 56 56 5.376 18.376 8.859 2.493 3.217 5.710 14.569 48,21 79,28
3 BALANGAN 14 55 46 2.807 10.035 4.938 179 1.462 1.641 6.579 49,21 65,56
4 KOTABARU 14 52 52 3.156 11.912 2.718 312 2.597 2.909 5.627 22,82 47,24
5 BANJAR 13 60 53 5.979 20.103 8.165 4.433 2.630 7.063 15.228 40,62 75,75
6 BARITO KUALA 12 84 49 3.140 11.262 2.231 262 1.463 1.725 3.956 19,81 35,13
7 HULU SUNGAI UTARA 14 68 67 3.517 12.959 3.001 83 1.666 1.749 4.750 23,16 36,65
8 TANAH BUMBU 15 56 56 4.712 17.608 8.117 1.478 2.778 4.256 12.373 46,10 70,27
TOTAL 109 485 433 37.972 132.168 63.007 10.371 18.689 29.060 92.067 47,67 69,66
-D
1 TANAH LAUT 15 44 41 6.100 22.700 14.970 2.001 1.486 3.487 18.457 65,95 81,31
2 HULU SUNGAI SELATAN 16 64 64 4.817 16.531 6.605 868 3.482 4.350 10.955 39,96 66,27
3 BALANGAN 16 69 56 3.805 13.031 7.506 268 570 838 8.344 57,60 64,03
4 KOTABARU 14 38 34 5.741 21.792 4.563 531 4.495 5.026 9.589 20,94 44,00
5 BANJAR 15 60 51 4.486 15.995 6.062 411 176 587 6.649 37,90 41,57
6 BARITO KUALA 15 96 96 6.122 21.611 1.744 455 2.619 3.074 4.818 8,07 22,29
7 HULU SUNGAI UTARA 14 62 62 3.982 15.016 5.068 592 1.849 2.441 7.509 33,75 50,01
8 TANAH BUMBU 12 34 34 4.490 16.234 10.693 452 2.292 2.744 13.437 65,87 82,77
TOTAL 117 467 438 39.543 142.910 57.211 5.578 16.969 22.547 79.758 40,03 55,81
D
1 TANAH LAUT 15 46 32 9.209 32.921 24.890 3.531 - 3.531 28.421 75,61 86,33
2 HULU SUNGAI SELATAN 17 71 65 6.026 19.817 7.032 1.889 - 1.889 8.921 35 45
3 BALANGAN 17 66 52 2.978 9.792 6.438 987 - 987 7.425 66 76
4 KOTABARU 12 37 24 3.610 13.394 3.854 1.815 - 1.815 5.669 29 42
5 BANJAR 15 56 48 6.152 21.565 12.943 854 - 854 13.797 60 64
6 BARITO KUALA 15 114 100 5.977 21.842 6.340 1.750 - 1.750 8.090 29 37
7 HULU SUNGAI UTARA 17 79 78 4.127 14.729 3.646 1.069 - 1.069 4.715 25 32
8 TANAH BUMBU 6 29 29 2.448 9.220 6.140 1.023 - 1.023 7.163 67 78
TOTAL 114 498 428 40.527 143.280 71.283 12.918 - 12.918 84.201 49,75 58,77
TAHUN 2012
2
PROP. KALIMANTAN SELATAN
TOTAL CAPAIAN PAMSIMAS
2008 - 2012
TAHUN 2009
TAHUN 2010
TAHUN 2011
TAHUN 2008
PERKEMBANGAN %
MASYARAKAT
AKSES JAMBAN
JUMLAH DUSUN /
setara DusunJUMLAH PENDUDUK KPI 2 : Total
Penambahan
Jiw a
% Aw al
Masyarak
at Akses
Jamban
%
Pemutakhir
an
Masyaraka
t Akses
Jamban
( REKAPITULASI )
KPI 2 - PENAMBAHAN MASYARAKAT AKSES SARANA SANITASI (JAMBAN)
PAMSIMAS PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
No Provinsi / Kab/KotaJml.
Desa
STATISTIK DESA
Data Dasar
Masy
Akses
Jamban
PENAMBAHAN JIWA PEMANFAAT
AKSES SANITASI (JAMBAN)Data Akhir
Masy
Akses
Jamban
Lampiran 1
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 53
STATUS 18 MARET 2013
Jumlah
Dusun
SBS
Paska
Pemicuan
Jumlah Dusun
Target SAM
(RKM)
Jumlah
Dusun
Target SAM
yang sdh
SBS
% Aw al
Dusun
SBS
% Akhir
Dusun
SBS (KPI-
7)
TOTALSasaran
PAMSIMASKK JIWA DUSUN DUSUN DUSUN % %
1 3 4 5 6 7 8 9 1011
(8/9)
12
(10/9)
530 2.210 2.038 177.478 637.300 217 2.037 917 10,65 45,02
1 TANAH LAUT 68 212 193 36.624 129.217 71 193 135 36,79 69,95
2 HULU SUNGAI SELATAN 69 293 287 23.673 81.663 19 287 155 6,62 54,01
3 BALANGAN 71 266 227 13.019 45.004 30 226 104 13,27 46,02
4 KOTABARU 64 235 218 17.942 68.460 19 218 108 8,72 49,54
5 BANJAR 67 262 222 25.758 90.421 22 222 119 9,91 53,60
6 BARITO KUALA 65 427 378 21.734 77.831 26 378 106 6,88 28,04
7 HULU SUNGAI UTARA 69 318 316 17.268 65.693 13 316 79 4,11 25,00
8 TANAH BUMBU 57 197 197 21.460 79.011 17 197 111 8,63 56,35
A
1 TANAH LAUT 9 24 23 4.670 17.195 14 23 19 60,87 82,61
2 HULU SUNGAI SELATAN 9 36 36 2.999 10.577 6 36 30 16,67 83,33
3 BALANGAN 9 28 27 1.147 4.244 8 27 15 29,63 55,56
4 KOTABARU 9 37 37 1.657 7.420 3 37 19 8,11 51,35
5 BANJAR 9 29 23 3.089 11.435 1 23 14 4,35 60,87
6 BARITO KUALA 8 31 31 1.685 6.134 1 31 6 3,23 19,35
7 HULU SUNGAI UTARA 9 42 42 2.201 8.854 - 42 15 - 35,71
8 TANAH BUMBU 9 30 30 3.750 13.814 4 30 22 13,33 73,33
TOTAL 71 257 249 21.198 79.673 37 249 140 14,86 56,22
B
1 TANAH LAUT 14 44 43 7.360 26.488 18 43 30 41,86 69,77
2 HULU SUNGAI SELATAN 15 66 66 4.455 16.362 4 66 23 6,06 34,85
3 BALANGAN 15 48 46 2.282 7.902 2 46 18 4,35 39,13
4 KOTABARU 15 71 71 3.778 13.942 11 71 52 15,49 73,24
5 BANJAR 15 57 47 6.052 21.323 7 47 31 14,89 65,96
6 BARITO KUALA 15 102 102 4.810 16.982 4 102 47 3,92 46,08
7 HULU SUNGAI UTARA 15 67 67 3.459 14.120 6 67 29 8,96 43,28
8 TANAH BUMBU 15 48 48 5.964 21.816 10 48 37 20,83 77,08
TOTAL 119 503 490 38.160 138.935 62 490 267 12,65 54,49
C
1 TANAH LAUT 15 54 54 9.285 29.913 24 54 43 44,44 79,63
2 HULU SUNGAI SELATAN 12 56 56 5.376 18.376 4 56 41 7,14 73,21
3 BALANGAN 14 55 46 2.807 10.035 6 46 22 13,04 47,83
4 KOTABARU 14 52 52 3.156 11.912 5 52 19 9,62 36,54
5 BANJAR 13 60 53 5.979 20.103 5 53 40 9,43 75,47
6 BARITO KUALA 12 84 49 3.140 11.262 6 49 18 12,24 36,73
7 HULU SUNGAI UTARA 14 68 67 3.499 12.974 2 67 15 2,99 22,39
8 TANAH BUMBU 15 56 56 4.808 17.927 1 56 23 1,79 41,07
TOTAL 109 485 433 38.050 132.502 53 433 221 12,24 51,04
D
1 TANAH LAUT 15 44 41 6.100 22.700 11 41 25 26,83 60,98
2 HULU SUNGAI SELATAN 16 64 64 4.817 16.531 4 64 41 6,25 64,06
3 BALANGAN 16 69 56 3.805 13.031 10 56 21 17,86 37,50
4 KOTABARU 14 38 34 5.741 21.792 - 34 7 - 20,59
5 BANJAR 15 60 51 4.486 15.995 5 51 18 9,80 35,29
6 BARITO KUALA 15 96 96 6.122 21.611 - 96 10 - 10,42
7 HULU SUNGAI UTARA 14 62 62 3.982 15.016 5 62 20 8,06 32,26
8 TANAH BUMBU 12 34 34 4.490 16.234 - 34 21 - 61,76
TOTAL 117 467 438 39.543 142.910 35 438 163 7,99 37,21
E
1 TANAH LAUT 15 46 32 9.209 32.921 4 32 18 12,50 56,25
2 HULU SUNGAI SELATAN 17 71 65 6.026 19.817 1 65 20 1,54 30,77
3 BALANGAN 17 66 52 2.978 9.792 4 51 28 7,84 54,90
4 KOTABARU 12 37 24 3.610 13.394 - 24 11 - 45,83
5 BANJAR 15 56 48 6.152 21.565 4 48 16 8,33 33,33
6 BARITO KUALA 15 114 100 5.977 21.842 15 100 25 15,00 25,00
7 HULU SUNGAI UTARA 17 79 78 4.127 14.729 - 78 - - -
8 TANAH BUMBU 6 29 29 2.448 9.220 2 29 8 6,90 27,59
TOTAL 114 498 428 40.527 143.280 30 427 126 7,03 29,51
TAHUN 2012
JUMLAH DUSUN SBS
PERKEMBANGAN %
MASYARAKAT
DUSUN SBS
JUMLAH DUSUN /
setara DusunJUMLAH PENDUDUK
( REKAPITULASI )
TOTAL CAPAIAN PAMSIMAS
2008 - 2012
TAHUN 2009
TAHUN 2010
KPI 7 - PERSENTASE MASYARAKAT DUSUN SBS
PAMSIMAS PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
No Provinsi / Kab/KotaJml.
Desa
TAHUN 2011
TAHUN 2008
STATISTIK DESA
2
PROP. KALIMANTAN SELATAN
Lampiran 2
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 54
STATUS 18 MARET 2013
Jumlah
Aw al
Dusun
CTPS
Jumlah Aw al
Jiw a CTPS
Jumlah Akhir
Dusun CTPS
Jumlah
Akhir Jiw a
CTPS
TOTALSasaran
PAMSIMASKK JIWA DUSUN JIWA DUSUN JIWA
1 3 4 5 6 7 8 9 10 1112
(8/4)
13
(11/4)
530 2.210 2.037 177.478 637.300 100 147.438 829 377.993 4,91 40,70
1 TANAH LAUT 68 212 193 36.624 129.217 33 35.305 124 110.311 17,10 64,25
2 HULU SUNGAI SELATAN 69 293 287 23.673 81.663 18 21.907 150 50.553 6,27 52,26
3 BALANGAN 71 266 226 13.019 45.004 8 11.531 90 29.024 3,54 39,82
4 KOTABARU 64 235 218 17.942 68.460 12 13.313 90 31.903 5,50 41,28
5 BANJAR 67 262 222 25.758 90.421 8 28.447 108 54.964 3,60 48,65
6 BARITO KUALA 65 427 378 21.734 77.831 12 10.733 89 26.322 3,17 23,54
7 HULU SUNGAI UTARA 69 318 316 17.268 65.693 2 13.741 76 26.568 0,63 24,05
8 TANAH BUMBU 57 197 197 21.460 79.011 7 12.461 102 48.348 3,55 51,78
A
1 TANAH LAUT 9 24 23 4.670 17.195 1 1.635 19 15.775 4,35 82,61
2 HULU SUNGAI SELATAN 9 36 36 2.999 10.577 5 5.519 27 8.545 13,89 75,00
3 BALANGAN 9 28 27 1.147 4.244 - 320 12 3.447 - 44,44
4 KOTABARU 9 37 37 1.657 7.420 1 2.997 16 5.117 2,70 43,24
5 BANJAR 9 29 23 3.089 11.435 1 2.300 13 7.358 4,35 56,52
6 BARITO KUALA 8 31 31 1.685 6.134 1 2.194 6 3.298 3,23 19,35
7 HULU SUNGAI UTARA 9 42 42 2.201 8.854 - 1.731 13 3.595 - 30,95
8 TANAH BUMBU 9 30 30 3.750 13.814 - 921 21 11.623 - 70,00
TOTAL 71 257 249 21.198 79.673 9 17.617 127 58.758 3,61 51,00
B
1 TANAH LAUT 14 44 43 7.360 26.488 7 16.726 29 20.677 16,28 67,44
2 HULU SUNGAI SELATAN 15 66 66 4.455 16.362 4 2.829 22 8.111 6,06 33,33
3 BALANGAN 15 48 46 2.282 7.902 1 1.253 15 4.909 2,17 32,61
4 KOTABARU 15 71 71 3.778 13.942 6 4.389 42 9.621 8,45 59,15
5 BANJAR 15 57 47 6.052 21.323 4 8.180 28 14.836 8,51 59,57
6 BARITO KUALA 15 102 102 4.810 16.982 4 2.060 40 10.200 3,92 39,22
7 HULU SUNGAI UTARA 15 67 67 3.459 14.120 2 4.227 28 7.732 2,99 41,79
8 TANAH BUMBU 15 48 48 5.964 21.816 5 696 32 14.892 10,42 66,67
TOTAL 119 503 490 38.160 138.935 33 40.360 236 90.978 6,73 48,16
C
1 TANAH LAUT 15 54 54 9.285 29.913 12 1.131 42 26.349 22,22 77,78
2 HULU SUNGAI SELATAN 12 56 56 5.376 18.376 4 2.493 41 14.569 7,14 73,21
3 BALANGAN 14 55 46 2.807 10.035 - 857 22 6.247 - 47,83
4 KOTABARU 14 52 52 3.156 11.912 5 834 18 4.857 9,62 34,62
5 BANJAR 13 60 53 5.979 20.103 2 7.503 38 14.693 3,77 71,70
6 BARITO KUALA 12 84 49 3.140 11.262 6 1.156 18 3.205 12,24 36,73
7 HULU SUNGAI UTARA 14 68 67 3.499 12.974 - 2.981 15 4.726 - 22,39
8 TANAH BUMBU 15 56 56 4.808 17.927 1 899 20 10.433 1,79 35,71
TOTAL 109 485 433 38.050 132.502 30 17.854 214 85.079 6,93 49,42
D
1 TANAH LAUT 15 44 41 6.100 22.700 12 11.623 16 18.134 29,27 39,02
2 HULU SUNGAI SELATAN 16 64 64 4.817 16.531 4 6.099 40 11.534 6,25 62,50
3 BALANGAN 16 69 56 3.805 13.031 7 5.241 17 7.063 12,50 30,36
4 KOTABARU 14 38 34 5.741 21.792 - 2.208 4 6.894 - 11,76
5 BANJAR 15 60 51 4.486 15.995 - 4.430 15 6.123 - 29,41
6 BARITO KUALA 15 96 96 6.122 21.611 - 1.511 6 3.214 - 6,25
7 HULU SUNGAI UTARA 14 62 62 3.982 15.016 - 4.105 20 7.509 - 32,26
8 TANAH BUMBU 12 34 34 4.490 16.234 - 7.460 21 8.043 - 61,76
TOTAL 117 467 438 39.543 142.910 23 42.677 139 68.514 5,25 31,74
D
1 TANAH LAUT 15 46 32 9.209 32.921 1 4.190 18 29.376 3,13 56,25
2 HULU SUNGAI SELATAN 17 71 65 6.026 19.817 1 4.967 20 7.794 1,54 30,77
3 BALANGAN 17 66 51 2.978 9.792 - 3.860 24 7.358 - 47,06
4 KOTABARU 12 37 24 3.610 13.394 - 2.885 10 5.414 - 41,67
5 BANJAR 15 56 48 6.152 21.565 1 6.034 14 11.954 2,08 29,17
6 BARITO KUALA 15 114 100 5.977 21.842 1 3.812 19 6.405 1,00 19,00
7 HULU SUNGAI UTARA 17 79 78 4.127 14.729 - 697 - 3.006 - -
8 TANAH BUMBU 6 29 29 2.448 9.220 1 2.485 8 3.357 3,45 27,59
TOTAL 114 498 427 40.527 143.280 5 28.930 113 74.664 1,17 26,46
TAHUN 2012
TAHUN 2010
TAHUN 2011
TAHUN 2008
%
Pemutakhir
an
Masyaraka
t Dusun
CTPS
JUMLAH DUSUN DAN JIWA ADOPSI CTPS
2
PROP. KALIMANTAN SELATAN
TOTAL CAPAIAN PAMSIMAS
2008 - 2012
TAHUN 2009
KPI 8 - PERSENTASE MASYARAKAT DUSUN ADOPSI CTPS
PAMSIMAS PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
No Provinsi / Kab/KotaJml.
Desa
STATISTIK DESAPERKEMBANGAN %
MASYARAKAT
DUSUN ADOPSI CTPS
JUMLAH DUSUN /
setara DusunJUMLAH PENDUDUK % Aw al
Masyarak
at Dusun
CTPS
Lampiran 3
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 55
STATUS 18 MARET 2013
Sarana
Sanitasi
Sekolah
Program
PHBS
Sekolah
Sarana
Sanitasi
Sekolah
Program
PHBS
Sekolah
Sarana
Sanitasi
Sekolah
Program
PHBS
Sekolah
JML
SEKOLAH
JML
SEKOLAH
JML
SEKOLAH
JML
SEKOLAH
JML
SEKOLAH
JML
SEKOLAH
1 3 4 5 6 7 8 910
(8+9) / (4+5)
530 559 728 556 716 542 702 96,66
1 TANAH LAUT 68 102 121 102 119 89 107 87,89
2 HULU SUNGAI SELATAN 69 93 116 93 116 93 116 100,00
3 BALANGAN 71 48 79 48 79 47 79 99,21
4 KOTABARU 64 63 65 63 65 63 65 100,00
5 BANJAR 67 93 107 93 107 93 107 100,00
6 BARITO KUALA 65 29 94 29 86 29 84 91,87
7 HULU SUNGAI UTARA 69 61 70 60 70 60 70 99,24
8 TANAH BUMBU 57 70 76 68 74 68 74 97,26
A
1 TANAH LAUT 9 6 16 6 16 6 16 100,00
2 HULU SUNGAI SELATAN 9 14 17 14 17 14 17 100,00
3 BALANGAN 9 6 8 6 8 5 8 100,00
4 KOTABARU 9 9 9 9 9 9 9 100,00
5 BANJAR 9 10 10 10 10 10 10 100,00
6 BARITO KUALA 8 2 12 2 9 2 8 78,57
7 HULU SUNGAI UTARA 9 6 8 6 8 6 8 100,00
8 TANAH BUMBU 9 12 14 12 14 12 14 100,00
TOTAL 71 65 94 65 91 64 90 96,86
-B -
1 TANAH LAUT 14 28 28 28 28 28 28 100,00
2 HULU SUNGAI SELATAN 15 21 21 21 21 21 21 100,00
3 BALANGAN 15 8 15 8 15 8 15 100,00
4 KOTABARU 15 15 15 15 15 15 15 100,00
5 BANJAR 15 17 20 17 20 17 20 100,00
6 BARITO KUALA 15 4 19 4 19 4 18 100,00
7 HULU SUNGAI UTARA 15 15 15 15 15 15 15 100,00
8 TANAH BUMBU 15 18 18 16 16 16 16 88,89
TOTAL 119 126 151 124 149 124 148 98,19
C
1 TANAH LAUT 15 30 30 30 30 17 18 100,00
2 HULU SUNGAI SELATAN 12 26 26 26 26 26 26 100,00
3 BALANGAN 14 5 17 5 17 5 17 100,00
4 KOTABARU 14 14 14 14 14 14 14 100,00
5 BANJAR 13 15 23 15 23 15 23 100,00
6 BARITO KUALA 12 2 17 2 12 2 12 73,68
7 HULU SUNGAI UTARA 14 14 14 14 14 14 14 100,00
8 TANAH BUMBU 15 24 24 24 24 24 24 100,00
TOTAL 109 130 165 130 160 117 148 89,83
-D
1 TANAH LAUT 15 22 22 22 22 22 22 100,00
2 HULU SUNGAI SELATAN 16 25 25 25 25 25 25 100,00
3 BALANGAN 16 14 19 14 19 14 19 100,00
4 KOTABARU 14 14 14 14 14 14 14 100,00
5 BANJAR 15 24 24 24 24 24 24 100,00
6 BARITO KUALA 15 7 21 7 21 7 21 100,00
7 HULU SUNGAI UTARA 14 15 15 14 15 14 15 96,67
8 TANAH BUMBU 12 12 12 12 12 12 12 100,00
TOTAL 117 133 152 132 152 132 152 99,65
D
1 TANAH LAUT 15 16 25 16 23 - - 100,00
2 HULU SUNGAI SELATAN 17 7 27 7 27 - - 100,00
3 BALANGAN 17 15 20 15 20 - - 100,00
4 KOTABARU 12 11 13 11 13 - - 100,00
5 BANJAR 15 27 30 27 30 - - 100,00
6 BARITO KUALA 15 14 25 14 25 - - 100,00
7 HULU SUNGAI UTARA 17 11 18 11 18 - - 100,00
8 TANAH BUMBU 6 4 8 4 8 - - -
TOTAL 114 105 166 105 164 - - 99,26
TAHUN 2011
TAHUN 2008
KPI 9 - PERSENTASE SEKOLAH YANG MEMILIKI SARANASANITASI DAN PROGRAM PHBS
PAMSIMAS PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
No Provinsi / Kab/KotaJml.
Desa
TAHUN 2012
RENCANA KEGIATAN
( RKM )REALISASI KEGIATAN KEBERLANJUTAN KPI 9 - % SARANA
SANITASI DAN
PHBS SEKOLAH
YANG MASIH
BERJALAN DI
SEKOLAH
2
PROP. KALIMANTAN SELATAN
TOTAL CAPAIAN PAMSIMAS
2008 - 2011
TAHUN 2009
TAHUN 2010
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 56
TAHUN
PROGRAM
JUMLAH
DESA SBS
% Awal Akses
Sanitasi
% Akhir Akses
Sanitasi
2008 - 2012 106 74,65 100,00
1 TANAH LAUT
1 Gunung Melati 2008 1 75,05 100,00
2 Karang Rejo 2008 1 92,97 100,00
3 Bukit Mulia 2008 1 93,11 100,00
4 Kampung Baru 2008 1 78,02 100,00
5 Panggung 2008 1 80,64 100,00
6 Nusa Indah 2009 1 92,63 100,00
7 Bumi Asih 2009 1 85,22 100,00
8 Sukaramah 2009 1 100,00 100,00
9 Gunung Makmur 2009 1 81,96 100,00
10 Bentok Darat 2010 1 76,94 100,00
11 Kait Kait 2010 1 97,67 100,00
12 Kait Kait Baru 2010 1 95,81 100,00
13 Damit 2010 1 100,00 100,00
14 Kandangan Baru 2010 1 81,24 100,00
15 Tanjung (REP) 2010 1 64,59 100,00
16 Ujung Batu (REP) 2010 1 98,88 100,00
17 Asam Jaya 2011 1 94,14 100,00
18 Mekar Sari 2011 1 80,85 100,00
19 Ambungan (REP) 2011 1 87,66 100,00
20 Tampang (REP) 2011 1 99,37 100,00
21 Durian Bungkuk 2012 1 98,20 100,00
2 HULU SUNGAI SELATAN
1 Bamban Selatan 2008 1 74,18 100,00
2 Bamban Utara 2008 1 69,75 100,00
3 Long Awang 2008 1 75,07 100,00
4 Pakuan Timur 2008 1 73,09 100,00
5 Pandulangan 2008 1 69,90 100,00
6 Garunggang 2009 1 79,60 100,00
7 Ulin 2009 1 79,36 100,00
8 Tawia 2010 1 70,14 100,00
9 Sungai Kupang 2010 1 41,21 100,00
10 Amparaya 2010 1 72,12 100,00
11 Wasah Hilir 2010 1 82,13 100,00
12 Tamiyang 2010 1 36,52 100,00
13 Tambingkar 2011 1 71,51 100,00
14 Kaliring 2011 1 36,35 100,00
15 Kapuh 2011 1 77,37 100,00
16 Wasah Tengah 2011 1 78,89 100,00
17 Paring Agung 2011 1 64,44 100,00
18 Sungai Kali 2011 1 36,25 100,00
19 Gumbil 2011 1 60,08 100,00
20 Batang Kulur Kanan 2011 1 91,06 100,00
21 Batang Kulur Tengah 2011 1 69,03 100,00
22 Batang Kulur Kiri (REP) 2012 1 94,73 100,00
3 BALANGAN
1 Kasai 2008 1 55,05 100,00
2 Halubau 2009 1 35,25 100,00
3 Murung Abuin 2010 1 93,89 100,00
4 Telaga Purun 2011 1 94,41 100,00
5 Merah (REP) 2011 1 90,89 100,00
6 Hampar Raya 2012 1 99,44 100,00
7 Binjai 2012 1 84,20 100,00
8 Timbun Tulang (REP) 2012 1 56,32 100,00
9 Panimbaan (REP) 2012 1 77,56 100,00
4 KOTABARU
1 Sangking Baru 2008 1 97,67 100,00
2 Selambus 2008 1 89,69 100,00
3 Tanjung Sari 2009 1 72,83 100,00
4 Sidomulyo 2009 1 76,43 100,00
5 Sekapung 2009 1 74,95 100,00
6 Ujung 2009 1 83,04 100,00
7 Karang Liwar 2010 1 79,63 100,00
8 Bangun Rejo (Rep) 2010 1 97,50 100,00
9 Bumi Asih 2012 1 53,17 100,00
10 Suka Maju 2012 1 61,42 99,90
5 BANJAR
1 Baru 2008 1 21,34 100,00
2 Kupang Rejo 2008 1 47,24 100,00
3 Awang Bangkal Timur 2009 1 22,21 100,00
4 Gunung Ulin 2009 1 55,76 100,00
5 Lok Tamu 2009 1 71,17 100,00
6 Sungkai Baru 2009 1 97,11 100,00
7 Biih 2010 1 51,50 100,00
8 Mandi Kapau Barat 2010 1 54,70 100,00
9 Surian 2010 1 81,05 100,00
10 Berkat Mulia 2010 1 20,09 100,00
11 Mandi Kapau Timur (REP) 2010 1 90,57 100,00
12 Kertak Empat 2011 1 86,66 100,00
13 Balau 2012 1 92,27 100,00
14 Sungai Besar 2012 1 87,54 100,00
15 Batu Tanam 2012 1 98,47 100,00
16 Keramat Mina 2012 1 99,87 100,00
6 BARITO KUALA
1 Sumber Rahayu 2008 1 47,02 100,00
2 Karang Buah 2009 1 29,77 100,00
3 Karang Dukuh 2009 1 41,30 100,00
4 Karang Bunga 2009 1 36,06 100,00
5 Gandaria 2010 1 88,90 100,00
6 Mentaren 2010 1 75,67 100,00
7 Simpang Jaya 2012 1 87,78 100,00
8 Waringin Kencana (REP) 2012 1 89,13 100,00
7 HULU SUNGAI UTARA
1 Teluk Paring 2009 1 33,81 100,00
2 Murung Asam 2009 1 39,21 100,00
8 TANAH BUMBU
1 Batu Meranti 2008 1 89,98 100,00
2 Dwi Marga Utama 2008 1 83,21 100,00
3 Marga Mulya 2008 1 65,15 100,00
4 Sari Mulya 2008 1 92,48 100,00
5 Sari Utama 2008 1 84,11 100,00
6 Tri Martani 2008 1 89,96 100,00
7 Angsana 2009 1 85,83 100,00
8 Purwodadi 2009 1 92,75 100,00
9 Harapan Jaya 2009 1 50,07 100,00
10 Karang Mulya 2009 1 92,95 100,00
11 Wonorejo, Kusan Hulu 2009 1 97,34 100,00
12 Indra Loka Jaya 2009 1 84,69 100,00
13 Karang Intan 2009 1 95,20 100,00
14 Suka Damai 2009 1 75,22 100,00
15 Pematang Ulin 2010 1 21,91 100,00
16 Sido Mulyo 2010 1 69,31 100,00
17 Banjarsari 2011 1 80,29 100,00
18 Batuah 2012 1 84,83 100,00
DAFTAR DESA SBS
PAMSIMAS KALIMANTAN SELATAN 2008 - 2012
PROPINSI / KABUPATEN
PROPINSI KALIMANTAN
SELATAN
Lampiran 5
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 57
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 58
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 59
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 60
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 61
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 62
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 63
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 64
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 65
Laporan Akhir Pamsimas Komponen-2 PMAC HH Kalimantan Selatan 66