fenomena ekonomi vol2 no 1 rosalina ask

21
ISSN : 2086-5341 Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 31

Upload: stiesatria

Post on 29-Dec-2015

103 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 31

Page 2: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 32

Page 3: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 33

Page 4: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 34

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN FASILITAS KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA

PEGAWAI PADA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN CILACAP

Rosalina Anindia Sari Kartika Dosen STIE SATRIA Purwokerto

ABSTRAKSI

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil judul : “Pengaruh Lingkungan Kerja

Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik dan Fasilitas Kerja terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap”

Hipotesis yang diajukan adalah : (1) Lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap (2) Lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap (3) Lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap (4) Fasilitas kerja secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap (5) Fasilitas kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis analisis regresi berganda, uji F, uji t dan elastisitas. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan : (1) Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai, diterima (2) Hipotesis kedua, ketiga, keempat dan kelima lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secaraparsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai diterima.

Kata Kunci : Lingkungan Kerja Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik, Fasilitas Kerja

Semangat Kerja.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi maupun perusahaan, karyawan atau pegawai mempunyai peranan penting. Hal ini dapat dilihat dari segala aktivitas yang dilakukan oleh para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk mencapai tujuan yang diantaranya adalah menyediakan keterangan-keterangan lengkap dan akurat,

Page 5: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 35

menciptakan suasana kantor yang harmonis dan menyeluruh, mencapai hasil pekerjaan secara efektif dan efisien serta memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal. Dengan demikian sangat penting bagi pimpinan kantor untuk memperhatikan hal ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan semangat kerja karyawannya.

Semangat kerja merupakan sikap yang perlu dimiliki oleh karyawan, sedangkan semangat kerja itu sendiri adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan baik (Nitisemito 1996). Semangat kerja dipengaruhi oleh faktor material maupun non material. Pemenuhan kebutuhan yang sifatnya material bukanlah satu-satunya faktor penentu yang dapat membuat karyawan bersemangat dalam bekerja. Pemenuhan kebutuhan non material seperti lingkungan kerja dan fasilitas kerja adalah faktor yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan.

Lingkungan kerja perlu mendapatkan perhatian baik dari pimpinan atau manajer maupun para pegawai karena lingkungan kerja yang baik timbulnya semangat kerja karyawan. Di samping lingkungan kerja fisik dan non fisik, keberadaan fasilitas yang ada di kantor juga mempengaruhi semangat kerja pegawai. Jika fasilitas kerja kurang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas, maka pegawai akan merasa kesulitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu pihak pimpinan perlu memperhatikan ketersediaan fasilitas kerja tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik dan Fasilitas Kerja terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap”

B. Perumusan masalah

Pegawai Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang harus memiliki semangat kerja yang

tinggi. Hal tersebut dikarena jenis pekerjaan yang ditangani oleh para pegawainya

banyak berhubungan dengan pekerjaan yang tidak ringan. Dinas Cipta Karya dan Tata

Ruang bertanggung jawab terhadap kebersihan dan keindahan tata kota. Oleh karena itu,

perlu suatu penataan yang terencana dan terprogram agar keindahan kota tetap terjaga.

Lingkungan kerja fisik yang baik seperti minimnya kebisingan, ruang kerja yang

nyaman (warna, sirkulasi udara) serta tata ruang yang rapi akan menambah konsentrasi

pegawai sehingga semangat kerja meningkat. Lingkungan kerja non fisik seperti

hubungan yang harmonis baik antara atasan dengan bawahan maupun antar pegawai juga

harus ditingkatkan. Hubungan yang harmonis tersebut menimbulkan rasa tentram dan

nyaman pada diri pegawai sehingga pegawai memiliki semangat kerja yang tinggi.

Tersedianya fasilitas kerja yang layak dan memadai akan menyebabkan pegawai bekerja

dengan efektif dan efesien, sehingga hasil kerja pegawai dapat sesuai dengan yang

ditentukan instansi.

Page 6: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 36

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis merumuskan pemasalahan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh secara bersama-sama lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja

non fisik dan fasilitas kerja terhadap semangat kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya

dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap?

2. Bagaimana pengaruh secara parsial lingkungan kerja fisik terhadap semangat kerja

pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap?

3. Bagaimana pengaruh secara parsial lingkungan kerja non fisik terhadap semangat

kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap?

4. Bagaimana pengaruh secara parsial fasilitas kerja terhadap semangat kerja pegawai

pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap?

5. Fasilitas kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja

pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap?

C. Pembatasan Masalah

Supaya penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka penulis membuat batasan-

batasan penelitian sebagai berikut :

(1) Variabel dependen (terikat) yang diteliti adalah semangat kerja karyawan.

(2) Variabel independen (bebas) yang diteliti adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan

kerja non fisik dan fasilitas kerja.

(3) Lokasi penelitian di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh lingkungan kerja fisik, lingkungan

kerja non fisik dan fasilitas kerja secara bersama-sama terhadap semangat kerja

pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh lingkungan kerja fisik, lingkungan

kerja non fisik dan fasilitas kerja secara parsial terhadap semangat kerja pegawai

pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.

Page 7: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 37

3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh lingkungan kerja non fisik secara

parsial terhadap semangat kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Kabupaten Cilacap

4. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh fasilitas kerja secara parsial

terhadap semangat kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Kabupaten Cilacap

5. Untuk mengetahui variabel yang lebih berpengaruh terhadap terhadap semangat

kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.

E. Kerangka Pemikiran

Semangat kerja pegawai dipengaruhi oleh lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja

non fisik dan fasilitas kerja. Lingkungan kerja fisik meliputi penerangan kantor,

pewarnaan ruangan, sirkulasi udara dan keamanan. Lingkungan kerja non fisik terdiri

dari : komunikasi, pembagian tugas, kewenangan dan peraturan kerja. Fasilitas kerja

kerja meliputi peralatan kantor dan peralatan untuk kerja.

Hubungan keempat variabel yaitu lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non

fisik dan fasilitas kerja serta semangat kerja dapat dilihat pada gambar kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

SEMANGAT KERJA PEGAWAI (Y)

LINGKUNGAN KERJA FISIK (X1)

LINGKUNGAN KERJA NON FISIK (X2)

FASILITAS KERJA (X3)

Page 8: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 38

F. Hipotesis

(1) Lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secara

bersama-sama berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas

Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.

(2) Lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja kerja

pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.

(3) Lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja

kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.

(4) Fasilitas kerja secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai

pada Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap.

(5) Fasilitas kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap semangat

kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.

METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan studi kasus yang dilakukan pada

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini Lingkungan Kerja Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik, Fasilitas

Kerja dan semangat kerja.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pegawai Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten

Cilacap.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka dan sumber lain yang ada

hubungannya dengan pihak-pihak yang bersangkutan.

Page 9: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 39

5. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Interview

Adalah metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara atau tanya jawab

langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan obyek penelitian.

b. Metode Kuesioner

Adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis

kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan obyek penelitian.

6. Populasi dan responden

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Cipta Karya dan Tata

Ruang Kabupaten Cilacap yang berjumlah 36 orang. Karena populasi berjumlah

relatif sedikit, maka yang dijadikan sebagai responden adalah seluruh karyawan atau

disebut metode sensus (Supranto, 1992).

B. Metode Analisis

1. Definisi Operasional

a. Lingkungan kerja fisik adalah sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang

meliputi cahaya, warna, udara, suara serta musik yang mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Indikator-indikator Lingkungan

kerja fisik :

1) Kondisi penerangan di kantor

2) Pewarnaan ruang kantor

3) Sirkulasi udara di ruangan kantor

4) Kebisingan suara di kantor

5) Ketenangan suasana di kantor

b. Lingkungan kerja non fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan

dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

dibebankan meliputi : suasana kerja, hubungan dengan atasan dan sesama

karyawan serta pelayanan kepada masyarakat.

Indikator-indikator lingkungan kerja non fisik :

1) Hubungan antara pimpinan dengan pegawai

2) Hubungan sesama pegawai

Page 10: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 40

3) Sikap toleransi antar pegawai

4) Penghargaan dari pimpinan terhadap pegawai

5) Pelayanan kerja yang diberikan instansi (kesehatan, ketertiban, olahraga/seni,

rekreasi dan sebagainya)

c. Fasilitas kerja merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh para karyawan

untuk menunjang pelaksanaan tugas dan pekerjaannya dengan sebaik mungkin.

Indikator fasilitas kerja meliputi :

1) Jumlah/kuantitas fasilitas kerja yang tersedia.

2) Keadaan/kualitas fasilitas kerja yang tersedia.

3) Penempatan perlengkapan/peralatan kantor

4) Instruksi/arahan dalam menggunakan fasilitas kerja.

5) Ketersediaan fasilitas pelayanan (kantin, kamar kecil, mushola, tempat pakir

dan sebagainya).

d. Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan

demikian pekerjaan akan dapat lebih cepat dan lebih baik. Indikator-indikator

semangat kerja :

1) Ketepatan waktu kerja (kehadiran dan kepulangan) pegawai

2) Kesanggupan pegawai melaksanakan tugas dan perintah atasan

3) Kesanggupan pegawai untuk bekerjasama dalam pekerjaan

4) Kesanggupan karyawan untuk menerima tanggungjawab yang lebih besar

5) Kegairahan kerja karyawan

2. Untuk menganalisa data, penulis menggunakan data kualitatif yang didapat dari

karyawan melalui kuisioner. Agar data dapat dihitung berdasarkan statistik perlu

diubah menjadi data kuantitatif. Adapun caranya yaitu dengan menggunakan angka

atau skor untuk setiap jawaban dengan menggunakan Skala Likert yaitu (Sugiyono,

2001) :

a. Untuk jawaban a diberi skor 5

b. Untuk jawaban b diberi skor 4

c. Untuk jawaban c diberi skor 3

d. Untuk jawaban d diberi skor 2

e. Untuk jawaban e diberi skor 1

Page 11: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 41

3. Analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu :

a. Pengujian Validitas

Validitas adalah tingkat ketepatan pengguna alat terhadap suatu gejala

(Singarimbun dan Effendy, 1999). Untuk Menguji validitas dari kuesioner diambil

dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment (Supranto, 1992) sebagai

berikut :

Keterangan :

r : Koefisien Korelasi Product Moment

x : Nilai dari jawaban kuisioner

y : Nilai dari total jawaban

N : Jumlah sampel

Dengan menggunakan derajat kebebasan (n-2) dan α = 0,05 maka apabila :

r > r tabel (tabel angka kritik nilai r) berarti kuisioner dinyatakan valid.

r < rtabel berarti kuisioner dinyatakan tidak valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dari suatu alat ukur dalam mengukur suatu

gejala (Singarimbun dan Effendi,1999).

Dalam hal ini digunakan rumus “Spearmen Brown” (Supranto, 1992) yaitu:

Keterangan :

Rxx : Koefisien Reliabilitas

R : Koefisien Korelasi Product Moment

Jika Rxx > r tabel, berarti kuisioner dinyatakan reliabel atau memenuhi syarat

reliabilitas.

Jika Rxx ≤ r tabel, berarti kuisioner dinyatakan tidak reliabel atau tidak

memenuhi persyaratan reliabilitas.

4. Pengujian Asumsi Klasik

Agar model regresi yang diajukan menunjukan persamaan hubungan yang valid atas

BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), model tersebut harus memenuhi asumsi

Page 12: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 42

dasar klasik OLS (Ordinary Least Square), yaitu diantaranya adalah: (Gujarati,

1995)

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu situasi korelasi antara variabel-variabel bebas.

Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan

regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Karena dengan adanya multikolinearitas

akan sangat sulit untuk memisahkan masing-masing variabel bebas yang

mempengaruhi variabel tergantungnya. Untuk mendekati adanya multikolinearitas

diadakan dengan menguji Variance Inflation Factor (VIF) dan matrik korelasi

antara variabel bebas. Kriteria pengujian VIF adalah sebagai berikut (Santoso,

2002) :

VIF > 5, berarti terdapat gejala multikolinearitas

VIF < 5, berarti tidak terdapat gejala multikolinearitas

Kriteria pengujian matrik korelasi antar variabel bebas :

r ≥ 0,5, berarti terdapat gejala multikolinearitas

r < 0,5, berarti tidak terdapat gajala multikolinearitas

b. Uji Heteroskedastisitas

Gejala heteroskedastisitas akan muncul apabila variabel pengganggu untuk setiap

pengamatan tidak lagi konstan, tetapi bervariasi. Pengujian ini digunakan untuk

mengetahui apakah pengganggu dalam persamaan regresi mempunyai varians

yang sama atau tidak. Untuk mendekati ada tidaknya heteroskedastisitas

digunakan Glesjer test (Gujarati, 1995) :

e1 = b0 + b1 + b2 + b3

Kriteria pengujian :

t hitung ≥ t tabel, berarti ada gejala heteroskedastisitas

t hitung < t tabel, berarti tidak ada gejala heteroskedastisitas

5. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menganalisa pengaruh lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik,

fasilitas kerja terhadap semangat kerja pegawai, digunakan Analisis Regresi Linier

Berganda yaitu: (Supranto, 1992)

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Page 13: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 43

Keterangan :

Y : Semangat kerja pegawai

X1 : Nilai lingkungan kerja fisik

X2 : Nilai lingkungan kerja non fisik

X3 : Nilai fasilitas kerja

b0 : Konstanta

b1, b2, b3 : Koefisien Regresi untuk X1, X2,X3

e : Variabel lain yang tidak diteliti

6. Analisis Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

digunakan rumus koefisien determinasi (Supranto, 1992) :

Keterangan :

R2 : Koefisien determinasi

b1, b2, b3 : Koefisien regresi untuk X1, X2,X3

Y : Semangat kerja pegawai

X1 : Nilai lingkungan kerja fisik

X2 : Nilai lingkungan kerja non fisik

X3 : Nilai fasilitas kerja

7. Analisis pengaruh secara Keseluruhan

Untuk mengetahui berarti tidaknya pengaruh pengaruh lingkungan kerja fisik,

lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja terhadap semangat kerja pegawai secara

bersama-sama, maka digunakan Uji F sebagai berikut: (Supranto, 1992)

Keterangan :

F0 : Nilai hitung

R2 : Koefisien determinasi

Page 14: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 44

n : Banyaknya sampel

k : Jumlah variabel

Kriteria hipotesis :

H0 : bj = 0 artinya secara keseluruhan tidak ada pengaruh yang signifikan antara

lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja terhadap

semangat kerja pegawai.

Ha : bj ≠ 0 artinya secara keseluruhan ada pengaruh yang signifikan antara

lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja terhadap

semangat kerja pegawai .

Kriteria test :

Level of significance 95 %

Degree of freedom (k-1) (n-k)

Maka :

H0 diterima jika Fhitung ≤ F tabel (k-1) (n-k)

H0 ditolak jika Fhitung > F tabel (k-1) (n-k)

8. Untuk menguji keberartian koefisien regresi secara parsial, digunakan uji t, dengan

rumus (Supranto, 1992) :

Keterangan :

t = Nilai t hitung

bj = Koefisien regresi

Sbj = Kesalahan baku koefisien regresi

Dengan degree of freedom (n-k) dan level of significant α = 0,05/2, maka :

Kriteria hipotesis :

Ho : bj = 0 artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara

lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja

terhadap semangat kerja pegawai

Page 15: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 45

Ha : bj ≠ 0 artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara

lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja

terhadap semangat kerja pegawai

Kriteria pengujian :

H0 diterima jika – t tabel ≤ thitung ≤ ttabel

H0 ditolak jika – ttabel > thitung atau ttabel < thitung

9. Analisis Elastisitas

Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh lebih

besar besar antara lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja

terhadap semangat kerja pegawai. Untuk itu digunakan rumus elastisitas sebagai

berikut (Pindyck dan Field, 1976) :

Keterangan :

Ej : Elastisitas ke j

: Rata-rata Xj (variabel bebas)

: Rata-rata Y (variabel terikat)

bj : Taksiran bj (Koefisien regresi berganda)

Kriteria test :

Hipotesis diterima jika E3 > E1 dan E3 > E2

Hipotesis ditolak jika E3 ≤ E1 dan E3 ≤ E2

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

Tabel 1. Hasil Perhitungan Validitas dan reliabilitas pertanyaan Butir

Pertanyaan X1 X2 X3 Y r tabel Keterangan

1 2 3 4 5

0,847 0,888 0,717 0,834 0,475

0,831 0,852 0,552 0,718 0,603

0,796 0,837 0,617 0,771 0,637

0,549 0,358 0,469 0,494 0,323

0,329 0,329 0,329 0,329 0,329

Valid Valid Valid Valid Valid

Alpha 0,824 0,761 0,786 0,415 0,329 Reliabel

Page 16: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 46

Cronbach’s

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rhitung untuk X1, X2, X3 dan Y semuanya lebih

besar dibanding dengan rtabel (0,329), sehingga daftar pertanyaan yang digunakan

sebagai alat pengumpul data dapat dinyatakan valid dan reliabel. Dengan demikian

pertanyaan yang digunakan dapat dijadikan instrument penelitian.

B. Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Tabel 2. Hasil pengujian Multikolinieritas menggunakan Nilai Variance Inflation

Factor (VIF)

Variabel VIF

Lingkungan kerja fisik (X1)

Lingkungan kerja non fisik (X2)

Fasilitas Kerja (X3)

1,074

1,085

1,013

Berdasarkan tabel 2 di atas, diperoleh hasil perhitungan VIF untuk

lingkungan kerja fisik (X1) = 1,074, lingkungan kerja non fisik (X2) = 1,085 dan

fasilitas kerja (X3) = 1,013. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa data

penelitian tersebut tidak terdapat multikolinearitas karena nilai VIF masing-

masing variabel lebih kecil dari 5, berarti analisis regresi linier berganda dapat

dipergunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Heteroskedastisitas

Ringkasan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel t hitung t tabel Signifikansi Lingkungan kerja fisik (X1) Lingkungan kerja non fisik (X2) Fasilitas Kerja (X3)

1,089 1,090 0,623

2,035 2,035 2,035

0,273 0,284 0,347

Tabel 3 menunjukkan tidak ada variabel yang mempunyai gejala

heteroskedastisitas karena thitung X1 = 1,089; X2 = 1,090 dan X3 = 0,623 lebih

Page 17: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 47

kecil dari ttabel 2,035, maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur

heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat digunakan.

C. Analisis Regresi Berganda

Hasil perhitungan regresi berganda diperoleh persamaan :

Y = 12,789 + 0,1634 X1 + 0,283 X2 + 0,417 X3

Keterangan :

1. b0 = 12,789 artinya, bahwa semangat kerja pegawai yang dicapai sebesar

12,789 satuan apabila lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non

fisik dan fasilitas kerja tidak ada atau sama dengan nol (=0).

2. b1 = 0,163 artinya, bahwa apabila lingkungan kerja fisik naik sebesar 1 satuan,

sedangkan lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja dianggap

tetap, maka semangat kerja pegawai naik sebesar 0,163 satuan .

3. b2 = 0,283 artinya, bahwa apabila lingkungan kerja non fisik naik sebesar 1

satuan sedangkan lingkungan kerja fisik dan fasilitas kerja

dianggap tetap, maka semangat kerja pegawai naik sebesar 0,283

satuan .

4. b3 = 0,417 artinya, bahwa apabila fasilitas kerja naik sebesar 1 satuan sedangkan

lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik dianggap

tetap, maka semangat kerja pegawai naik sebesar 0,417 satuan .

D. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Hasil perhitungan diperoleh nilai R Square menunjukkan angka 0,619, hal ini

berarti bahwa variabel independen penelitian (lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja

non fisik dan fasilitas kerja) dapat menjelaskan variasi variabel dependen (semangat

kerja karyawan) sebesar 61,9 %, dan sisanya sebesar 38,1 % dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

E. Analisis Uji F

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai F hitung yang diperoleh sebesar

17,331 dan nilai F tabel dengan alpha (α) 0,05 dan derajat kebebasan (n-k) (k-1)

diperoleh nilai 3,285. Sehingga F hitung lebih besar dari nilai F tabel (25,512 > 2,866).

Page 18: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 48

Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen, sehingga menerima hipotesis pertama yang

diajukan, yaitu lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja

secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja

pegawai. Hasil analisis uji F dapat digambarkan dalam kurva normal uji F sebagai

berikut :

3,285 17,331

Gambar 2. Kurva normal Uji F

F. Analisis Secara Parsial (Uji t)

1. Nilai t hitung lingkungan kerja fisik sebesar 2,390 lebih besar dari nilai t tabel

2,035 atau (2,390 > 2,035). Hal ini berarti bahwa lingkungan kerja fisik secara

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai.

Oleh karena itu hipotesis kedua, diterima.

2. Nilai t hitung lingkungan kerja non fisik sebesar 3,986 lebih besar dari nilai t

tabel 2,035 atau (3,986 > 2,035). Hal ini berarti bahwa lingkungan kerja non

fisik secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja

pegawai. Oleh karena itu hipotesis ketiga, diterima.

3. Nilai t hitung fasilitas kerja sebesar 5,712 lebih besar dari nilai t tabel 2,035 atau

(5,712 > 2,035). Hal ini berarti bahwa fasilitas kerja secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai. Oleh karena itu

hipotesis keempat, diterima.

Daerah Peneriamaan Ho

Daerah Penolakan Ho

Page 19: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 49

Analisis secara parsial (uji t) dapat digambarkan dalam kurva normal uji t sebagai

berikut :

Gambar 3. Kurva normal uji t

G. Analisis elastisitas

Perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai elastisitas lingkungan kerja fisik (E1)

sebesar 0,152, besarnya nilai elastisitas lingkungan kerja non fisik (E2) sebesar 0,175

dan nilai elastisitas untuk fasilitas kerja (E3) sebesar 0,351.

Nilai elastisitas fasilitas kerja (E3) merupakan nilai yang paling besar dibanding

nilai elastisitas lingkungan kerja fisik (E1) dan elastisitas lingkungan kerja non fisik

(E2) atau (0,351 > 0,152 dan 0,351 > 0,175). Oleh karena itu, hipotesis kelima yang

menyatakan bahwa fasilitas kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh

terhadap semangat kerja pegawai, diterima.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

1. Lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secara bersama-

sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai. Hal ini

dibuktikan melalui perhitungan uji F yaitu, nilai F hitung sebesar 25,512, sedangkan

nilai F tabel yang diperoleh sebesar 3,285. Nilai F hitung lebih besar dari nilai F

tabel (25,512 > 2,866), sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa

lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secara bersama-

sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai,

diterima.

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

-tTabel tTabel tX2 tX1 tX3 -2,035 2,035 2,390 3,986 5,712

Daerah penolakan Ho

Page 20: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 50

2. Lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai,

hal ini dibuktikan dari nilai t hitung lingkungan kerja fisik sebesar 2,390 lebih besar

dari nilai t tabel 2,035 atau (2,390 > 2,035). Hal ini berarti bahwa lingkungan kerja

fisik secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja

pegawai. Oleh karena itu hipotesis kedua, diterima.

3. Lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja, hal ini

dibuktikan dari nilai t hitung lingkungan kerja non fisik sebesar 3,986 lebih besar dari

nilai t tabel 2,035 atau (3,986 > 2,035). Hal ini berarti bahwa lingkungan kerja non

fisik secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja

pegawai. Oleh karena itu hipotesis ketiga, diterima.

4. Fasilitas kerja secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja, hal ini dibuktikan

dari nilai t hitung fasilitas kerja sebesar 5,712 lebih besar dari nilai t tabel 2,035

atau (5,712 > 2,035). Hal ini berarti bahwa fasilitas kerja secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai. Oleh karena itu hipotesis

keempat, diterima.

5. Nilai elastisitas fasilitas kerja (E3) merupakan nilai yang paling besar dibanding nilai

elastisitas lingkungan kerja fisik (E1) dan elastisitas lingkungan kerja non fisik (E2)

atau (0,351 > 0,152 dan 0,351 > 0,175). Oleh karena itu, hipotesis kelima yang

menyatakan bahwa fasilitas kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh

terhadap semangat kerja pegawai, diterima.

B. Implikasi

1. Supaya semangat kerja pegawai Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten

Cilacap meningkat, maka pihak Instansi harus memperhatikan lingkungan kerja fisik,

lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja. Hal itu dikarenakan berdasarkan

penelitian yang dilakukan, ketiga faktor tersebut berpengaruh terhadap peningkatan

semangat kerja pegawai. Perhatian terhadap kebersihan, kerapian, pewarnaan dan

kebisingan ditingkatkan. Hubungan antara pimpinan dengan bawahan dan hubungan

antar pegawai diusahakan kondusif dan harmonis. Ketersediaan fasilitas kerja yang

memadai baik secara kuantitas maupun kualitas hendaknya diperhatikan juga.

Page 21: Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask

ISSN : 2086-5341

Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 51

2. Fasilitas kerja lebih diperhatikan oleh pihak Instansi. Pekerjaan yang harus dilakukan

oleh pgawai Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang berhubungan erat dengan ketersediaan

fasilitas kerja yang baik. Kebersihan dan keindahan kota erat hubungannya dengan

sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas. Oleh

karena itu ketersediaan fasilitas kerja merupakan suatu hal pokok yang harus ada

dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta.

Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia. Bandung.

Pyndick, R.S dan Field, D.R, 1976. Economic Models and Economic Forecast and Case Study, Mc Graw Hill Moyukusha.

Santoso, Singgih, 2002. SPSS Statistik Parametik, PT. Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan, 1999. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta

Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung

Supranto, J, 1992. Statistik Teori dan Aplikasi II. Erlangga. Jakarta