fakultas pertanian universitas sebelas maret …/faktor-faktor-yang... · nationally the wetland...

81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI PADI MENGKONVERSI LAHAN SAWAH MENJADI KOLAM IKAN DI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Disusun Oleh : THORIQUL MUSTAGHFIRIN H 0407073 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vandung

Post on 16-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI

PADI MENGKONVERSI LAHAN SAWAH MENJADI KOLAM IKAN

DI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

Disusun Oleh :

THORIQUL MUSTAGHFIRIN

H 0407073

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI

PADI MENGKONVERSI LAHAN SAWAH MENJADI KOLAM IKAN

DI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP)

Disusun Oleh :

THORIQUL MUSTAGHFIRIN

H 0407073

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI

PADI MENGKONVERSI LAHAN SAWAH MENJADI KOLAM IKAN

DI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Thoriqul Mustaghfirin

H 0407073

telah di pertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : 26 Oktober 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Dr. Ir. Eny Lestari, MSi. NIP. 19601226 198601 2 001

Anggota I

Arip Wijianto, SP, MSi NIP. 19771226 200501 1 002

Anggota II

Ir. Sugihardjo, MS NIP. 19590305 198503 1 004

Surakarta, Oktober 2011 Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225 198601 1 001

Page 4: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan segala puji syukur hanya kepada Allah

SWT atas segala petunjuk dan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan

skripsi ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

mendalam kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, yaitu kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dwiningtyas Padmaningrum, SP, MSi, selaku Ketua Jurusan Penyuluhan dan

Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Dr. Ir. Eny Lestari, MSi., selaku Pembimbing Utama sekaligus yang telah

membimbing dan meluangkan waktu serta memberikan masukan.

4. Arip Wijianto, SP., M.Si., selaku Pembimbing Akademis sekaligus sebagai

Pembimbing Pendamping yang telah membimbing dan meluangkan waktu

serta memberikan masukan.

5. Ir. Sugihardjo, MS selaku dosen penguji tamu yang telah memberikan

masukan, saran, dan kritikan yang membangun sehingga penyusunan skripsi

menjadi lebih baik.

6. Penyuluh Pertanian Kecamatan Polanharjo, yang telah memberikan banyak

informasi guna penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Camat beserta para pegawai kecamatan Polanharjo yang telah banyak

membantu dan memberikan informasi serta data-data guna terselesaikannya

skripsi ini.

8. Kepala Desa (Desa Ponggok, Desa Nganjat, Desa Jimus, Desa Ngaran, dan

Desa Turus) beserta para pegawai kelurahan yang telah banyak membantu dan

memberikan informasi serta data-data guna terselesaikannya skripsi ini.

9. Keluarga Penulis (Ayah, Ibu, dan Kakak-kakak) yang telah memberikan doa,

semangat serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

10. Teman-teman (Rahmad, Nanang, Wahid, Lukman, Apep, Budi, Bangkit, Ayu,

Vera, Pasol, Sofa, Titin, keluarga besar PKP angkatan 2007) terima kasih atas

persahabannya, perhatian, bantuan, dan dukungannya kepada penulis.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini

yang tidak bisa disebut satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan dan

pengorbanan yang telah diberikan, Amin. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan

yang disebabkan keterbatasan penulis dan mengharapkan kritik dan saran

membangun. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Surakarta, Oktober 2011

Penulis

Page 6: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

RINGKASAN ................................................................................................ xi

SUMMARY ................................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 4

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5

B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 17

C. Hipotesis ............................................................................................ 18

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................. 19

E. Pembatasan Masalah .......................................................................... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian ................................................................... 26

B. Teknik Penentuan Lokasi ................................................................... 26

C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel .......................................... 27

D. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 30

F. Metode Analisis Data ......................................................................... 31

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis ............................................................................. 32

Page 7: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

B. Pembagian Wilayah Administrasi ..................................................... 32

C. Kependudukan ................................................................................... 33

D. Keadaan Sosial ................................................................................... 38

E. Keadaan Pertanian ............................................................................. 39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden ........................................................................... 42

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Padi ............. 43

C. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Petani padi Mengkonversi

Lahan Sawah Menjadi Kolam Ikan ................................................... 52

D. Hubungan Antara Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Petani Padi Dengan Keputusan Petani Padi Mengkonversi Lahan

Sawah menjadi Kolam Ikan ............................................................... 58

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 66

B. Saran ................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69

LAMPIRAN .................................................................................................... 72

Page 8: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Pengukuran Variabel Faktor-Faktor Internal .................... 20

Tabel 2.2 Kriteria Pengukuran Variabel Faktor Eksternal Lingkungan

Sosial .............................................................................................. 21

Tabel 2.3 Kriteria Pengukuran Variabel Faktor Eksternal Lingkungan

Ekonomi ......................................................................................... 22

Tabel 2.4 Kriteria Pengukuran Variabel Faktor Eksternal Sumber

Informasi ........................................................................................ 23

Tabel 2.5 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan ............................................ 23

Tabel 3.1 Luas Kolam Ikan per Kecamatan di Kabupaten Klaten ................. 27

Tabel 3.2 Penentuan Desa Sampel di Kecamatan Polanharjo Kabupaten

Klaten ............................................................................................. 28

Tabel 3.3 Penentuan Jumlah Sampel Responden di Kecamatan Polanharjo

Kabupaten Klaten ........................................................................... 29

Tabel 3.4 Jenis dan Sumber Data yang Dibutuhkan ...................................... 30

Tabel 4.1 Jumlah Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Polanharjo Tahun

2006 – 2009/2010........................................................................... 33

Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kecamatan Polanharjo Tahun 2006 –

2009/2010....................................................................................... 34

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Polanharjo Berdasarkan Jenis

Kelamin Tahun 2009/2010............................................................. 35

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin di Kecamatan Polanharjo Tahun 2009/2010 ................... 36

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan

Polanharjo Tahun 2010 .................................................................. 37

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Kecamatan Polanharjo Tahun 2010 ............................................... 38

Tabel 4.7 Sarana Pendidikan, Jumlah Murid dan Jumlah Guru di

Kecamatan Polanharjo Tahun 2009/2010 ...................................... 39

Page 9: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Tabel 4.8 Luas Panen dan Jumlah Produksi Pertanian di Kecamatan

Polanharjo Tahun 2009/2010 ......................................................... 40

Tabel 4.9 Jumlah Ternak di Kecamatan Polanharjo Tahun 2009/2010 ......... 40

Tabel 4.10 Luas Kolam Ikan dan Jumlah Produksi di Kecamatan Polanharjo

Tahun 2009/2010 ........................................................................... 41

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Produktif dan Non

Produktif......................................................................................... 42

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Keluarga ......................................................................................... 43

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ...................................... 43

Tabel 5.4 Dstribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal .................. 45

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pedapatan ............................... 46

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan ............................ 47

Tabel 5.7 Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Sosial 48

Tabel 5.8 Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan

Ekonomi ......................................................................................... 50

Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi .................. 51

Tabel 5.10 Distribusi Tahapan Pengambilan Keputusan Pada Tahap

Pengetahuan ................................................................................... 52

Tabel 5.11 Distribusi Tahapan Pengambilan Keputusan Pada Tahap

Persuasi .......................................................................................... 53

Tabel 5.12 Distribusi Tahapan Pengambilan Keputusan Pada Tahap

Keputusan....................................................................................... 55

Tabel 5.13 Distribusi Tahapan Pengambilan Keputusan Pada Tahap

Pelaksanaan .................................................................................... 56

Tabel 5.14 Distribusi Tahapan Pengambilan Keputusan Pada Tahap

Konfirmasi ..................................................................................... 57

Tabel 5.15 Hasil Analisis Hubungan Antara Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan Petani Padi Dengan Keputusan Petani

Padi Mengkonversi Lahan Sawah Menjadi Kolam Ikan ............... 59

Page 10: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Padi Mengkonversi Lahan Sawah Menjadi Kolan Ikan di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten ..................................................................... 18

Page 11: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ................................................................... 72

Lampiran 2. Identitas Responden .................................................................... 85

Lampiran 3. Tabulasi Data .............................................................................. 86

Lampiran 4. Frekuensi Variabel X dan Y ........................................................ 88

Lampiran 5. Output Perhitungan Rank Spearman .......................................... 92

Lampiran 6. Peta Kecamatan Polanharjo ........................................................ 94

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian .................................................................... 95

Lampiran 8. Foto Penelitian ............................................................................. 96

Page 12: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

RINGKASAN

Thoriqul Mustaghfirin, H0407073, “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI PADI MENGKONVERSI LAHAN SAWAH MENJADI KOLAM IKAN DI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN”. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Eny Lestari, MSi. dan Arip Wijianto, SP, MSi.

Secara nasional sumberdaya lahan sawah mempunyai peranan penting dalam memproduksi bahan pangan terutama beras. Namun, pada perkembangannya luas lahan sawah di Indonesia semakin menyusut, salah satu penyebabnya adalah konversi (alih fungsi) lahan sawah menjadi non sawah. Masalah konversi lahan yang semakin meningkat akan membawa dampak semakin sempitnya lahan sawah, hal ini disebabkan sebagian besar lahan sawah yang ada digunakan untuk budidaya kolam ikan. Perkembangan perikanan yang semakin meningkat membutuhkan lahan yang tidak sedikit, dengan semakin sempitnya lahan di pekarangan kebutuhan lahan untuk perikanan akan memanfaatkan lahan persawahan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan, mengkaji tahapan pengambilan keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan, dan mengkaji hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dengan keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan.

Metode dasar yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survey. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive di Kecamatan Polanharjo. Penarikan sampel menggunakan metode multystage cluster random sampling sebanyak 40 responden dari lima desa yaitu Ponggok, Nganjat, Jimus, Ngaran, dan Turus. Metode analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu umur petani tergolong dalam kategori usia muda, pendidikan formal dalam kategori tinggi (SLTA), pendapatan dalam kategori rendah (Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000/musim tanam), luas lahan sawah dalam kategori sempit (< 25 Ha). Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan sosial dalam kategori tinggi, lingkungan ekonomi dalam kategori sedang, dan sumber informasi dalam kategori sangat tinggi. Tahapan keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan, meliputi tahap pngetahuan dalam kategori tidak tepat, tahap persuasi dalam kategori sangat tepat, tahap keputusan dalam kategori tepat, pelaksanaan dalam kategori tepat, dan tahap konfirmasi dalam kategori tepat. Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 95% dapat diketahui adanya hubungan yang sangat signifikan antara lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi dengan keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan.

Page 13: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

SUMMARY

Thoriqul Mustaghfirin, H0407073, "THE FACTORS THAT INFLUENCING THE DECISION OF RICE FARMERS CONVERTING RICE FIELD INTO FISH POND IN POLANHARJO DISTRICT KLATEN REGENCY". Agricultural Faculty of Sebelas Maret University in Surakarta. Under the guidance of Dr. Ir. Eny Lestari, MSi. and Arip Wijianto, SP, MSi.

Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development of land area of rice fields in Indonesia is increasingly shrinking, one reason is the conversion (transfer function) to non wetland rice fields. The problem of increasing land conversion will bring the limited impact of rice fields, it is because most of the existing wetland pond are used for fish cultivation. The development of the fishery which increasing are needs much land, the limited land in the courtyard, the demand of space for fisheries will used for rice field.

This research aims to asses the factors that influence the farmers decisions to convert rice fields into fish ponds, to assess decision-making stages of rice farmers to convert rice fields into fish ponds, and assess the relationship between the factors that influencing the decision of making by farmers to convert rice field into fish pond.

The basic method that used is a quantitative approach with survey techniques. The determination of research location have done by purposive in Polanharjo District. The sampling using multystage cluster random sampling method by 40 respondents from five villages, namely Ponggok, Nganjat, Jimus, Ngaran, and Turus. The methods of data analysis that used was Spearman Rank correlation test.

Based on the research results can be seen that the factors that influencing the decision of rice farmers include internal factors and external factors. Internal factors are the age of farmers belonging to the category of young age, high in the category of formal education (high school), low-income category (Rp 1.000.000 - Rp 3.000.000/plant season), lowland rice fields in the category of narrow (<25 ha). While external factors is the social environment in the high category, the economic environment in the category of being, and sources of information in very high category. The stages decision of rice farmers converting rice fields into fish ponds, knowledge stage is not appropriate category, persuasion stage in the very precise category, decision stage in the appropriate category, implementation stage in the appropriate category, and confirmation stage in the appropriate category. The spearman rank correlation test based on 95% confidence level can be known a very significant relationship between social environment and economic environment with the decision rice farmers converting rice fields into fish ponds.

Page 14: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan struktur perekonomian yang

bercorak agraris. Tersedianya sumber daya alam yang melimpah dengan

sistem pengelolaan yang bersifat tradisional merupakan salah satu karakteristik

yang dimiliki negara agraris. Daya dukung yang dimiliki Indonesia baik dari

segi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber Daya Alam (SDA)

merupakan potensi yang dapat dikembangkan sebagai modal pembangunan.

Pembangunan pertanian pada dasarnya merupakan bagian yang integral dari

pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat pedesaan yang bekerja di sektor pertanian.

Salah satu kegiatan pertanian yang menjadi tumpuan hidup masyarakat

pedesaan adalah padi sawah. Dalam periode 1970-1990 laju pertumbuhan

produksi padi cukup tajam, rata-rata 4,3% per tahun (Puslittan, 2010),

sehingga mampu menopang kebutuhan pangan nasional. Namun pada

perkembangan selanjutnya pertumbuhan produksi tersebut tidak mampu

mengimbangi pertumbuhan kebutuhan konsumsi beras nasional, hal ini

disebabkan laju pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, serta aktivitas

pembangunan dalam berbagai bidang yang memungkinkan terjadinya

penyusutan lahan sawah.

Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, serta aktivitas pembangunan

dalam berbagai bidang tentu saja akan menyebabkan ikut meningkatnya

permintaan akan lahan. Permintaan akan lahan tersebut terus bertambah,

sedangkan lahan yang tersedia jumlahnya terbatas. Permintaan lahan

dilakukan tidak hanya pada lahan yang tidak produktif, tetapi juga dilakukan

pada lahan yang masih produktif. Permintaan lahan pertanian ini dilakukan

dengan merubah lahan sawah menjadi kolam ikan dalam skala kecil maupun

dalam skala besar oleh petani tradisional. Kegiatan alih fungsi (konversi) lahan

ini bukannya tidak mengandung resiko. Bahkan pada saat petani memutuskan

Page 15: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

untuk melakukan konversi lahan sawah menjadi kolam ikan, mereka harus

siap menghadapi resiko yang lebih besar disamping hasil yang sangat

menjanjikan.

Konversi lahan merupakan konsekuensi logis dari peningkatan aktivitas

dan jumlah penduduk serta proses pembangunan lainnya. Konversi lahan pada

dasarnya merupakan hal yang wajar terjadi, namun pada kenyataannya

konversi lahan menjadi masalah karena terjadi di atas lahan sawah yang masih

produktif. Sensus Pertanian 2003 menunjukkan hasil yang cukup

mengejutkan, konversi lahan sawah selama tahun 2000-2002 mencapai

563.000 hektar atau rata-rata sekitar 188.000 hektar per tahun. Dengan luas

sawah 7,75 juta hektar pada tahun 2002, pengurangan luas sawah akibat

konversi lahan mencapai 7,27% selama 3 tahun atau rata-rata 2,42% per tahun

(Deptan, 2010).

Lahan sawah dapat memberikan manfaat baik dari segi ekonomi, sosial

maupun lingkungan. Oleh karena itu, semakin sempitnya lahan sawah akibat

konversi akan mempengaruhi segi ekonomi, sosial dan lingkungan tersebut.

Jika fenomena konversi lahan sawah menjadi kolam ikan terus terjadi secara

tak terkendali, maka hal ini akan menjadi ancaman tidak hanya bagi petani dan

lingkungan, tetapi hal ini bisa menjadi masalah nasional.

Kecamatan Polanharjo yang terletak di Kabupaten Klaten merupakan

wilayah yang masih memiliki banyak lahan pertanian yang produktif.

Pemandangan pertama yang terlihat saat memasuki wilayah Polanharjo adalah

puluhan petak sawah yang terhampar luas di samping kiri dan kanan.

Belakangan ini luasan lahan sawah di Kecamatan Polanharjo semakin

berkurang. Hal ini disebabkan oleh semakin maraknya fenomena konversi

lahan sawah menjadi kolam ikan di wilayah tersebut.

B. Perumusan Masalah

Pengalihfungsian lahan sawah produktif di Provinsi Jawa Tengah setiap

tahun mencapai luasan 2.000-2.500 hektare (BPS, 2009). Kondisi tersebut

dinilai cukup menghawatirkan lantaran bisa berdampak pada penurunan

produksi pangan lokal. Konversi lahan sawah ke penggunaan non sawah dapat

Page 16: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menimbulkan dampak negatif secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Bagi

ketahanan pangan nasional, konversi lahan sawah merupakan ancaman yang

sangat serius, mengingat konversi lahan tersebut sulit dihindari.

Secara nasional sumberdaya lahan sawah mempunyai peranan penting

dalam memproduksi bahan pangan. Lahan sawah juga memiliki peranan besar

dalam memproduksi sayuran dan palawija. Oleh karena itu konversi lahan

sawah secara langsung akan mengurangi kuantitas ketersediaan pangan yang

selanjutnya berdampak pada penurunan produktivitas usahatani.

Masalah konversi lahan yang semakin meningkat akan membawa

dampak semakin sempitnya lahan sawah, hal ini disebabkan sebagian besar

lahan sawah yang ada digunakan untuk budidaya kolam ikan. Perkembangan

perikanan yang semakin meningkat membutuhkan lahan yang tidak sedikit,

dengan semakin sempitnya lahan di pekarangan kebutuhan lahan untuk

perikanan akan memanfaatkan lahan persawahan. Konversi lahan sawah

menjadi kolam ikan membutuhkan penanganan yang terpadu antar berbagai

sektor, karena apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak

terhadap ketahanan pangan nasional.

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain adalah :

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi untuk

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan?

2. Bagaimana tahapan pengambilan keputusan petani padi untuk

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan?

3. Bagaimana hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

dengan keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam

ikan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi untuk

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan.

2. Mengkaji tahapan pengambilan keputusan petani padi untuk mengkonversi

lahan sawah menjadi kolam ikan.

Page 17: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

3. Mengkaji hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

dengan keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam

ikan.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah dan instansi yang terkait yaitu Dinas Pertanian dan

Perikanan Kabupaten Klaten, diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.

3. Bagi peneliti lain, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penelitian

selanjutnya yang terkait dengan judul penelitian ini.

4. Bagi masyarakat, dapat memberikan pertimbangan dalam memanfaatkan

lahan sawahnya.

Page 18: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pestaka

1. Pengambilan Keputusan

a. Pengertian Keputusan

Keputusan didefinisikan sebagai pengakhiran dari pada proses

pemikiran tentang apa yang dianggap sebagai masalah, sebagai suatu

yang merupakan penyimpangan yang dikehendaki, di rencakan, atau

disetujui, dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif

pemecahannya (Atmosudirdjo, 1984). Sementara itu Hasan (2002)

memberikan pengertian bahwa keputusan merupakan suatu

pemecahan sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui

pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.

Brincloe dalam Salusu (1996) menjelaskan bahwa sebenarnya

ada empat tingkat keputusan, yaitu :

1) Keputusan otomatis, keputusan ini dibuat dengan sangat sederhana.

Meski sederhana, informasi tetap diperlukan. Hanya, informasi

yang ada itu sekaligus melahirkan satu keputusan.

2) Keputusan berdasar informasi yang dibutuhkan, tingkat informasi

disini mulai sedikit kompleks, artinya informasi yang ada sudah

memberi aba-aba untuk mengambil keputusan. Akan tetapi,

keputusan belum segera dibuat, karena informasi itu masih perlu

dipelajari.

3) Keputusan berdasar berbagai pertimbangan, keputusan jenis ini

lebih kompleks lagi. Lebih banyak informasi yang diperlukan.

Informasi-informasi itu harus dikumpulkan dan dianalisis.

4) Keputusan berdasar ketidakpastian ganda, keputusan tingkat empat

ini merupakan keputusan yang paling kompleks. Jumlah

informasi yang diperlukan semakin bertambah banyak. Selain itu,

Page 19: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dalam setiap informasi yang sudah ada atau informasi yang masih

akan diharapkan, terdapat ketidakpastian.

Untuk setiap jenis keputusan dalam rumah tangga

dikelompokkan menjadi lima tingkatan, yaitu :

1) Keputusan yang dibuat oleh istri sendiri tanpa melibatkan suami

sama sekali

2) Keputusan dibuat bersama oleh suami istri tetapi dengan pengaruh

istri yang lebih besar

3) Keputusan yang dibuat bersama oleh suami dan istri yang senilai

4) Keputusan yang dibuat bersama oleh suami istri dengan pengaruh

suami yang lebih besar

5) Keputusan dibuat oleh suami sendiri tanpa melibatkan istri sama

sekali (Sajogyo, 1983).

b. Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses untuk memilih

satu cara atau arah tindakan dari beberapa alternatif yang ada demi

tercapainya hasil yang diinginkan. Proses pengambilan keputusan

hanyalah merupakan prosedur yang logis untuk mengidentifikasi

masalah, menganalisanya dan menghasilkan pemecahan. Proses

pengambilan keputusan melibatkan tiga unsur yang perlu, yaitu

pengambilan keputusan didasarkan pada fakta, melibatkan analisis

informasi faktual dan membutuhkan unsur pertimbangan, dan

penilaian yang subyektif terhadap situasi berdasarkan pengalaman dan

pandangan umum (Downey, 1992).

Teori komunikasi yang paling awal, dinyatakan bahwa individu

dipandang sebagai pengambil keputusan sendiri, tetapi di dalam

pengamatan akhir-akhir ini, pendapat tersebut sudah tidak dapat

diterima lagi. Setiap proses pengambilan keputusan yang dilakukan

oleh setiap individu sangat tergantung pada pilihan-pilihan yang

diambil oleh lembaga-lembaga sosial atau birokrasi pemerintah. Hal

ini semakin terlihat di negara-negara dunia ketiga. Khususnya

Page 20: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

mengenai pengaruh keluarga, kekerabatan dan tetangga dalam proses

pengambilan keputusan (Mardikanto, 1993).

Menurut Mardikanto et al (1996), secara umum dapat

dikatakan bahwa, pengambilan keputusan dalam keluarga petani

adalah ayah atau suami yang menjadi kepala keluarga itu. Tetapi,

Galbraith dalam Mardikanto (1996) menyatakan bahwa, status

seseorang di dalam keluarganya sangat ditentukan oleh besarnya

sumbangan ekonomi yang dapat diberikan dalam keluarganya.

Menurut Roger (1983), proses pengambilan keputusan terdiri

dari lima tahap, yaitu :

1) Pengetahuan, dimana seseorang mengetahui adanya inovasi dan

memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi itu

berfungsi

2) Persuasi, dimana seseorang membentuk sikap berkenaan atau tidak

berkenaan terhadap inovasi

3) Keputusan, dimana seseorang terlibat di dalam kegiatan dan

membawanya kepada pemilihan untuk menerima atau menolak

inovasi

4) Pelaksanaan, dimana seseorang mengambil keputusan untuk

menerima/melaksanakan inovasi

5) Konfirmasi, dimana sesorang mencari penguat bagi keputusan

inovasi yang telah dibuatnya. Pada tahap ini mungkin terjadi

dimana seseorang merubah keputusannya jika ia memperoleh

informasi yang bertentangan

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Menurut Hasan (2002) Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan adalah :

a. Keadaan intern organisasi yaitu bersangkut paut dengan apa yang ada

di dalam organisasi tersebut,

Page 21: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Keadaan ekstern organisasi yaitu bersangkut paut dengan apa yang

ada diluar organisasi. Meliputi keadaan ekonomi, sosial, politik,

hukum, budaya, dan sebagainya,

c. Tersedianya saluran informasi yaitu dalam pengambilan keputusan

informasi haruslah lengkap dan memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga

keputusan yang dihasilkan dapatlah berkualitas dan baik,

d. Kepribadian dan kecakapan yaitu nilai-nilai kepribadian dan

kecakapan yang turut juga mewarnai tepat tidaknya keputusan yang

diambil.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hasan diatas, maka

dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut :

a. Umur

Semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk

ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, dengan demikian mereka

berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun

sebenarnya mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi

inovasi tersebut (Soekartawi, 1988). Lionberger dalam (Mardikanto et

al, 1996) menyatakan bahwa semakin tua (diatas 50 tahun), biasanya

semakin lamban mengadopsi inovasi, dan cenderung hanya

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh

warga masyarakat.

Menurut Hernanto (1984), umur petani mempengaruhi fisik

dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan

usahataninya. Selaras dengan bertambahnya umur seseorang akan

memupuk pengalaman-pengalaman yang merupakan sumber daya

yang sangat berguna bagi kesiapannya untuk belajar lebih lanjut

(Vecca dan Valker dalam Mardikanto, 1996).

b. Pendidikan Formal

Menurut Khairuddin (1992), pendidikan adalah proses yang

dilakukan secara sadar baik formal maupun informal yang bertujuan

Page 22: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

untuk meningkatkan pengetahuan dan pembentukan kepribadian.

Rendahnya tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat adaptifitas

masyarakat terhadap modernisasi, mereka lebih cenderung

mempertahankan pola-pola yang sudah ada, yang sudah pasti dan

mereka kenal dengan baik. Adanya suatu perubahan dianggap sebagai

suatu hal yang tidak pasti dan mengandung resiko. Biasanya bersedia

melakukan perubahan apabila ada jaminan bahwa perubahan tersebut

akan membawa hasil yang lebih baik bagi mereka.

Pendidikan akan membawa pengaruh terhadap beberapa hal,

antara lain :

1) Peningkatan kemampuan untuk menentukan pilihan dalam

pemuasan kebutuhan hidup

2) Peningkatan kemampuan untuk memecahkan berbagai

permasalahan yang dihadapi baik tingkat individu maupun pada

tingkat sosial

3) Keterbukaan terhadap ide-ide baru dan pandangan baru

menyangkut berbagai segi kehidupan (Khairuddin, 1992).

Menurut Krasner dan Ullman (1973), menyatakan bahwa

sebuah pendidikan penting dan diperlukan untuk setiap orang. Tujuan

dari pendidikan adalah memberikan pengalaman yang akan mengubah

seseorang menuju arah yang lebih baik. Pendidikan juga bisa

didefinisikan sebagai suatu kesuksesan dalam menjadi bagian dari

masyarakat, menggunakan kurikulum, serta meningkatkan perilaku

sosial yang selalu mengikuti dalam kehidupan. Bagaimanapun,

pendidikan merupakan sebuah persiapan yang baik untuk kehidupan

yang lebih baik atau suatu kehidupan yang baik akan membuat

seseorang menjadi berbeda dengan yang lain, sebagai contoh sifat

alamiah yang berkaitan dengan perilaku.

c. Pendapatan

Pendapatan merupakan faktor yang sangat penting dalam

menunjang perekonomian keluarga. Tingkat pendapatan merupakan

Page 23: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

salah satu indikator sosial ekonomi seseorang di masyarakat

disamping pekerjaan, kekayaan dan pendidikan (Hernanto, 1993).

Menurut (Sulistyowati, 2004), pendapatan sering kali di hubungkan

dengan kebaranian mengambil resiko untuk melakukan suatu

perubahan yang terkadang memerlukan biaya yang tinggi, sehingga

semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pemenuhan

seseorang untuk melakukan perubahan.

d. Luas Lahan

Lionberger dalam Mardikanto (1993), penggunaan lahan yaitu

luas lahan yang diusahakan. Luas sempitnya lahan berpengaruh pada

sistem pertanian yang dilakukan. Petani dengan kepemilikan lahan

yang rata-rata luas akan lebih mudah menerima perubahan dalam

sistem pertanian. Biasanya semakin luas lahan yang dimiliki maka

semakin cepat seseorang dalam mengadopsi karena kemampuan

ekonomi lebih baik.

Lahan usahatani yang sempit akan membatasi petani berbuat

rencana yang lebih lapang. Keadaan demikian akan membuat petani

serba salah, bahkan dapat menyebabkan keputusasaan. Tanah sawah

yang sempit dengan kualitas yang kurang baik akan menjadikan beban

bagi petani pengelola usahatani (Hernanto, 1993).

e. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial memberikan pengaruh yang sangat

mendalam terhadap anggota masyarakat. Hubungan individu dengan

lingkungan sosial bersifat timbal balik, lingkungan dapat

mempengaruhi individu begitu pula individu dapat mempengaruhi

lingkungan (Walgito, 2004). Sehingga masyarakat sebagai pelaksana

usahatani dalam pengambilan keputusan terkait dengan usahataninya

tidak selalu dapat dengan bebas dilakukannya sendiri tetapi sangat

ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di sekelilingnya dan

pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh lingkungan sosialnya

(Mardikanto, 1996).

Page 24: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Faktor sosial dalam kehidupan masyarakat tani Indonesia

antara lain rasa perhubungan antara keluarga, sanak saudara kaum

sedesa mempunyai pengaruh sangat besar. Perhubungan kekeluargaan

ini terbukti amat besar manfaatnya oleh orang desa (Tohir, 1991).

Sedangkan menurut Mardikanto (2003), lingkungan sosial yang dapat

mempengaruhi perubahan adalah kebudayaan, opini publik,

pengambilan keputusan dalam keluarga dan kekuatan lembaga sosial.

f. Lingkungan Ekonomi

Selain lingkungan sosial yang berpengaruh dalam pengambilan

keputusan, lingkungan ekonomi juga menjadi salah satu bagian

didalamnya. Hal ini karena pembangunan pertanian dilakukan untuk

mencapai tujuan ekonomi yaitu perbaikan pendapatan petani demi

kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Lingkungan ekonomi yang

dimaksudkan antara lain tersediannya kredit dana atau kredit

usahatani, tersedianya sarana produksi dan peralatan usahatani, dan

pemasaran hasil (Mardikanto, 1996).

g. Sumber Informasi

Menurut Rogers (1983), saluran komunikasi dalam keputusan

inovasi adalah alat yang dipergunakan untuk menyebarluaskan suatu

inivasi yang mungkin berpengaruh terhadap kecepatan pengambilan

keputusan inovasi. Saluran inovasi terdiri dari saluran interpersonal

dan media massa serta saluran lokal dan saluran kosmopolit. Saluran

interpersonal adalah saluran yang melibatkan pertemuan tatap muka

(sumber dan penerima) antara dua orang atau lebih, sedangkan saluran

media massa adalah alat-alat penyampaian pesan yang memungkinkan

sumber mencapai suatu audiens dalam jumlah yang besar dan

menembus ruang dan waktu misalnya radio, televisi, surat kabar, dan

buku.

Sumber dan saluran komunikasi memberi rangsangan

(informasi) kepada seseorang selama proses keputusan inovasi

berlangsung. Seseorang pertama kali mengenal dan mengetahui

Page 25: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

inovasi terutama dari saluran media massa. Pada tahap persuasi,

seseorang membentuk persepsinya terhadap inovasi dari saluran yang

lebih dekat dan antar pribadi. Seseorang yang telah memutuskan untuk

menerima inovasi (pada tahap keputusan) ada kemungkinan untuk

meneruskan atau menghentikan penggunaannya (Hanafi, 1987).

3. Petani

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi

sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya dibidang pertanian, peternakan,

perikanan (termasuk penangkapan ikan), dan pemungutan hasil laut. Petani

sebagai pengelola usahatani keluaraganya berfungsi mengambil keputusan

dalam mengorganisasian faktor-faktor produksi yang sesuai dengan

pemilihannya. Pengambilan keputusan akan melalui tiga tahapan, yaitu :

a. Menentukan data, keterangan untuk mengambil keputusan

(intelegence activity) atau pengkajian

b. Mengetahui pilihan berbuat dari ragam pilihan yang ada (design

activity)

c. Memilih diantara alternatif (choice alternative) (Hernanto, 1993).

Soejitno dalam (Mardikanto dan Sri Sutarni, 1982) merumuskan

batasan pengertian petani sebagai berikut : petani adalah penduduk atau

orang-orang yang untuk sementara atau secara tetap memiliki dan atau

menguasai sebidang “tanah pertanian” dan mengerjakannya sendiri, baik

dengan tenaganya sendiri (beserta keluarganya) maupun dengan

menggunakan tenaga orang lain atau orang upahan, termasuk dalam

pengertian “menguasai” di sini adalah menyewa, menggarap (menyakap)

dan memaro (bagi hasil). Sedang buruh tani tidak bertanah tidak masuk

dalam kategori petani.

Wolf (1985) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan petani

adalah bagian dari suatu masyarakat yang kompleks, dengan bekerja

melalui bercocok tanam di pedesaan dengan mengusahakan tanaman dan

hewan ternak, dan sekaligus berkedudukan sebagai pelaku ekonomi serta

sebagai kepala rumah tangga di dalam kehidupannya.

Page 26: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Mosher dalam (Mardikanto, 2009) memberikan gambaran yang

agak luas tentang petani, yakni:

a. Petani sebagai manusia, petani sebagai manusia merupakan seorang

yang rasional yang memiliki harapan-harapan, keinginan-keinginan,

dan kemaunan untuk menjadi lebih baik. Petani sebagai manusia,

umumnya adalah kepala keluarga di dalam rumah tangganya. Karena

itu, sebenarnya tidak ada satupun petani yang tidak selalu ingin

memperbaiki kehidupan dan kesejahteraan keluarganya.

b. Petani sebagai juru tani, adalah petani yang melakukan kegiatan

bertani, yang memiliki pengalaman dan telah belajar dari

pengalamannya. Hasil belajarnya tersebut tercermin dari kebiasaan-

kebiasaan yang mereka terapkan dalam kegiatan bertani.

c. Petani sebagai pengelola usahatani, selain sebagai manusia dan juru

tani, seorang petani umunya juga pengelola atau manajer dari

usahataninya. Hal ini berarti bahwa, petani adalah orang yang

memiliki wewenang untuk mengambil keputusan sendiri tentang

usahatani yang dikelolanya serta terbiasa mempertanggungjawabkan

hasil pengelolaannya itu kepada keluarga serta masyarakat

lingkungannya.

Kay dan William (1999), mengemukakan bahwa peranan bidang

pertanian selalu menjadi faktor yang utama dalam kelangsungan hidup

manusia. Oleh karena itu terdapat beberapa alasan seseorang (petani)

bekerja di bidang pertanian, yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Tenaga kerja tidak hanya pada kegiatan di lapang, tetapi dalam sektor

pertanian yang luas sangat diperlukan tenaga terampil dalam

pembuatan mesin-mesin pertanian, peralatan pertanian, serta staf ahli

di bidang peternakan.

b. Bekerja di bidang pertanian menjadi menarik dan diminati banyak

orang karena memberi harapan bagi petani akan hasil panen yang

nantinya akan diperoleh.

Page 27: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c. Hasil yang diperoleh dari bekerja di bidang pertanian tidak kalah

pentingnya (keuntungan) dibanding dengan bekerja di bidang non

pertanian.

d. Teknologi yang tersedia hanya dalam ukuran atau skala minimum.

Sehingga ini mendorong petani untuk memperluas produksi dengan

biaya-biaya tetap menyangkut teknologi secara ekonomis dan efisien.

4. Lahan Sawah

Lahan adalah tanah usaha tani yang diatasnya tumbuh tanaman.

Ada tanah yang dibuat kolam, tambak, sawah, ada tegalan. Lahan

pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

penting karena bertujuan menyediakan pangan andalah penyumbang

devisa negara (Noor, 1996). Pilihan penggunaan lahan untuk usaha pada

usahatani khusus dipengaruhi oleh keadaan fisik tanah yang menyangkut

jaminan kelangsungan produksi dan pertimbangan keuntungan. Pilihan

pada usahatani tidak khusus dilakukan oleh petani karena dipaksa oleh

keadaan lahan yang dimiliki (Soeharja dalam Hernanto, 1993).

Secara garis besar, manfaat lahan pertanian dapat dibagi atas dua

kategori yaitu : pertama, use values atau nilai penggunaan yang dapat pula

disebut sebagai personal use values. Manfaat ini dihasilkan dari kegaitan

eksploitasi atau kegiatan usahatani yang dilakukan pada sumber daya

lahan pertanian. Kedua, non-use values yang dapat pula disebut sebagai

intrinsic values atau manfaat bawaan. Yang termasuk manfaat ini adalah

berbagai manfaat yang tercipta dengan sendirinya walaupun bukan

merupakan tujuan dari kegiatan eksploitasi yang dilakukan oleh pemilik

lahan (Irawan, 2005).

Tanah sawah merupakan tanah yang sangat penting di Indonesia

karena merupakan sumber daya alam yang utama dalam produksi beras.

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk menanam padi sawah,

baik secara terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan

tanaman palawija. Tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang diairi

Page 28: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

kemudian disawahkan atau dari tanah rawa-rawa yang dikeringkan

(Hardjowigeno, 2005)

5. Kolam Ikan

Pemanfaatan produktif sumber daya lahan dan air telah dipadukan

dalam sistem pertanian tradisional. Petani telah mentransformasikan sawah

menjadi kolam-kolam yang dipisah oleh guludan yang bisa ditanami.

Untuk menghasilkan atau mempertahankan kolam-klam itu, tanah digali

dan digunakan untuk memperbaiki pematang-pematang di sekitarnya.

Sebelum diisi dengan air sungai atau air hujan, kolam disiapkan terlebih

dahulu untuk membesarkan ikan dengan membersihkan, menyehatkan, dan

memupuk dengan input setempat berupa kapur, batang biji teh dan pupuk

kandang (Reijntjes, 1999).

Kolam ikan memerlukan pasokan air yang terus-menerus. Oleh

karenanya, kolam ini harus berlokasi dekat dengan sumber air, seperti

saluran irigasi, sungai, mata air, atau air rumah. Lahan dengan

kemiringan landai akan memudahkan pengeringan dan pembersihan

kolam ikan atau untuk mengalirkan air masuk dan keluar kolam. Lahan

yang datar juga baik, tapi sedikit lebih banyak memerlukan kerja untuk

perawatan dan pasokan airnya. Lahan yang sangat curam jauh lebih

sulit untuk diolah dan memerlukan lebih banyak perawatan

(Anonim, 2010).

6. Konversi Lahan

Utomo dkk dalam Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan

atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi

sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang

direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah)

terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam

artian perubahan/penyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh

faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi

kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya

tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.

Page 29: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Permasalahan tanah di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua

masalah pokok, yaitu adanya penyusutan luasan lahan sawah akibat

terjadinya konversi lahan sawah menjadi lahan nonpertanian, seperti

daerah industri, pemukiman, lapangan golf, dan lain-lain, terutama terjadi

di pulau Jawa dan Bali. Dan juga adanya pelandaian produktivitas dalam

produksi padi (Hardjowigeno, 2005). Sementara itu, Sumaryanto dkk

dalam Irawan dan Supena (1999), menyatakan bahwa terjadinya konversi

lahan sawah sangat dipengaruhi oleh permintaan terhadap lahan menurut

sektor perekonomian, yaitu penggunaan untuk non pertanian dan

pertanian. Konversi lahan sawah ke penggunaan non pertanian

menunjukkan jumlah yang lebih besar dibanding ke penggunaan pertanian

lainnya, seperti untuk pemukiman/perumahan, zona industri, sarana dan

prasarana serta penggunaan lainnya. Sementara penggunaan untuk

pertanian masih terbatas untuk penggunaan sektor peternakan, perkebunan,

tanaman pangan dan perikanan.

Sulit disangkal adanya ekses yang terjadi berupa sejumlah alih

fungsi lahan persawahan. Inilah sebagian permasalahan sosial yang sedang

dihadapi oleh Indonesia. Bagaimana tidak, jika untuk selang waktu

sepuluh tahun saja sejumlah areal persawahan beririgasi teknis di Pulau

Jawa mengalami penyusutan sebesar sejuta hektar. Disinyalir pula lahan

sawah irigasi teknis di Pulau Jawa tinggal 4.6 juta hektar. Fenomena ini

menjadi suatu hal yang kontradiktif dengan kepentingan petani tradisional

yang membutuhkan lahan (Setyobudi, 2001).

Masalah penyusutan lahan pertanian sebagai salah satu faktor

produksi di dalam usaha tani, untuk jangka panjang nampaknya sudah

merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian serius, khususnya jika

dikaitkan dengan upaya melestarikan swasembada pangan. Sehingga

pemecahannya adalah bukannya membendung perluasan pemanfaatan

lahan pertanian untuk keperluan non pertanian, melainkan seberapa jauh

kita memanfaatkan peluang yang masih memungkinkan untuk

Page 30: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

meningkatkan produktifitas pertanian dengan segala konsekuensinya

(Mardikanto, 1994).

Menurut Sabihan dalam (Arsyad dan Ernan, 2008), pencegahan dan

pengendalian terhadap adanya alih fungsi lahan sawah tersebut perlu

dilakukan, mengingat: (1) konversi lahan sawah beririgasi teknis adalah

ancaman terhadap upaya untuk mempertahankan swasembada pangan

nasional, (2) dari segi lingkungan dan pelestarian sumberdaya alam,

ekosistem sawah ternyata relatif stabil dengan tingkat erosi yang relatif

kecil, dan (3) dari sudut pandang struktur sosial budaya masyarakat

Indonesia, alih fungsi lahan sawah akan menyebabkan ketidakseimbangan

hubungan sistematik antara pelaku usaha pertanian dan lahannya

B. Kerangka Berpikir

Keputusan adalah pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu

masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari

alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan

merupakan tindakan yang paling tepat. Apakah seseorang menerima atau

menolak suatu inovasi merupakan suatu proses mental yang dilalui seorang

individu sejak pertama kali mengetahui suatu inovasi hingga memutuskan

untuk menerima atau menolak dan memastikan keputusan tersebut. Proses

pengambilan keputusan sendiri terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan,

persuasi, keputusan, pelaksanaan, dan konfirmasi.

Keputusan petani untuk mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari

petani sendiri (faktor internal) seperti umur, pendidikan formal, luas usahatani,

dan tingkat pendapatan. Semakin tua umur petani biasanya semakin lamban

mengadopsi inovasi. Petani dengan tingkat pendidikan semakin tinggi

biasanya semakin mudah menerima dan mengadopsi inovasi. Semakin luas

usahataninya biasanya petani semakin cepat mengadopsi, karena mempunyai

kemampuan ekonomi yang lebih baik. Petani dengan tingkat pendapatan

semakin tinggi biasanya akan semakin cepat mengadopsi inovasi.

Page 31: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Selain dari diri petani, keputusan petani bisa juga dipengaruhi dari luar

petani (faktor eksternal) seperti lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, dan

sumber informasi. Pertimbangan yang diberikan lingkungan sosial

mempengaruhi pengambilan keputusan petani, bila lingkungan sosial

mendukung maka petani lebih mudah mengadopsi inovasi. Dengan lingkungan

ekonomi yang mendukung biasanya semakin mudah mengadopsi inovasi,

seperti tersedianya dana atau kredit usahatani, tersedianya sarana produksi dan

peralatan usahatani, perkembangan teknologi, serta perkembangan pasar.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini secara sistematis dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Padi Mengkonversi Lahan Sawah Menjadi Kolan Ikan di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

C. Hipotesis

1. Hipotesis Umum

Diduga ada hubungan yang signifikan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan dengan keputusan petani padi

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan

2. Hipotesis Khusus

a. Diduga ada hubungan yang signifikan antara faktor internal dengan

keputusan petani mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan

Faktor Internal : · Umur petani · Tingkat pendidikan formal · Tingkat pendapatan rumah

tangga petani · Luas lahan yang dimiliki Faktor Eksternal : · Lingkungan Sosial · Lingkungan Ekonomi · Sumber Informasi

Tahap Pengambilan Keputusan · Pengetahuan · Persuasi · Keputusan · Pelaksanaan · Konfirmasi

Variabel X

Variabel Y

Page 32: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Diduga ada hubungan yang signifikan antara faktor eksternal dengan

keputusan petani mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional

Faktor-faktor yang memepengaruhi pengambilan keputusan

a. Umur petani adalah usia yang dimiliki oleh petani pada waktu

melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan yang

dinyatakan dalam tahun dan diukur dengan skala ordinal

b. Tingkat pendidikan formal adalah pendidikan formal terakhir yang

pernah dijalani oleh petani pada waktu melakukan alih fungsi lahan

sawah menjadi kolam ikan, diukur dengan skala ordinal

c. Pendapatan adalah pendapatan responden dari bidang pertanian dan

pendapatan dari bidang non pertanian dalam satu musim tanam pada

waktu melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan,

dinyatakan dalam rupiah dan diukur dengan skala ordinal

d. Luas lahan adalah luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani

dalam satuan hektar. Luas lahan yang diukur adalah total luas lahan

pertanian petani sebelum melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi

kolam ikan, diukur dengan skala ordinal

e. Lingkungan sosial adalah lingkungan sosial disekitar petani yang

secara langsung maupun tidak langsung dapat mendorong petani

dalam mengambil keputusan mengkonversi lahan sawah. Diukur

dengan indikator yang berupa pengaruh, dukungan dan bantuan dari

elemen masyarakat, dan diukur dengan skala ordinal

f. Lingkungan ekonomi adalah kekuatan-kekuatan ekonomi yang dapat

mendorong petani dalam mengambil keputusan mengkonversi lahan

sawah. Diukur dengan indikator berupa ketersediaan sarana produksi,

jaminan pasar, jaminan harga dan ketersediaan kredit bagi petani,

diukur dengan skala ordinal

g. Sumber informasi adalah ketersediaan sumber informasi yang dapat

mendorong petani dalam mengambil keputusan mengkonversi lahan

Page 33: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sawah. Diukur dengan indikator berupa ketersediaan sumber informasi

dan dukungan dari sumber informasi tersebut. Diukur dengan skala

ordinal.

Tahap-tahap pengambilan keputusan

a. Pengetahuan yaitu petani mengetahui adanya konversi lahan sawah

menjadi kolam ikan dan memperoleh beberapa pengertian tentang

bagaimana budidaya kolam ikan, diukur dengan skala ordinal

b. Persuasi yaitu petani membentuk sikap berkenaan atau tidak

berkenaan untuk mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan,

diukur dengan skala ordinal

c. Keputusan yaitu petani terlibat dalam kegiatan yang membawanya

pada pemilihan untuk melakukan atau tidak melakukan konversi lahan

sawah menjadi kolam ikan, diukur dengan skala ordinal

d. Pelaksanaan yaitu petani mengkonversi lahan sawah menjadi kolam

ikan, diukur dengan skala ordinal

e. Konfirmasi yaitu petani berusaha mencari penguat terhadap keputusan

melakukan konversi lahan sawah menjadi kolam ikan yang telah

dibuatnya, diukur dengan skala ordinal

2. Pengukuran Variabel Tabel 2.1 Kriteria Pengukuran Variabel Faktor-Faktor Internal.

Variabel Indikator Kriteria Skor a. Umur petani Usia petani yang

dinyatakan dalam tahun pada saat melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan

· > 60 · 50 - 59 · 40 - 49 · 30 - 39 · < 29

1 2 3 4 5

b. Tingkat pendidikan formal

Pendidikan formal terakhir petani pada saat melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan

· > SLTA · Tamat SLTA · Tamat SLTP · Tamat SD · Tidak tamad SD

1 2 3 4 5

c. Tingkat pendapatan rumah tangga petani

Pendapatan petani dari bidang pertanian dan non pertanian dalam satu musim tanam pada saat melakukan alih

· > Rp 7.000.000 · Rp 5.100.000 – Rp

7.0000.000 · Rp 3.100.000 – Rp

5.000.000

1 2 3

Page 34: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan

· Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000

· < RP1.000.000

4 5

d. Luas lahan yang dimiliki

Luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani pada saat melakukan alih fungsi lahan

· > 1 Ha · 0,76 – 1 Ha · 0,51 – 0,75 Ha · 0,25 – 0,5 Ha · < 0,25 Ha

1 2 3 4 5

Tabel 2.2 Kriteria Pengukuran Variabel Faktor Eksternal Lingkungan Sosial.

Indikator Kriteria Skor Pengaruh dari elemen masyarakat dalam mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan, Meliputi : kerabat, tetangga, petani lain, kelompok tani, swasta.

Apabila yang mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan hanya satu elemen masyarakat atau tidak ada Apabila yang mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan adalah dua elemen masyarakat Apabila yang mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan adalah tiga elemen masyarakat Apabila yang mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan adalah empat elemen masyarakat Apabila yang mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan adalah lima elemen masyarakat

1 2 3 4 5

Dukungan dari elemen masyarakat dalam mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan, Meliputi : kerabat, tetangga, petani lain, kelompok tani, swasta.

Apabila dalam mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan didukung oleh satu elemen masyarakat atau tidak ada Apabila dalam mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan didukung oleh dua elemen masyarakat Apabila dalam mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan didukung oleh tiga elemen masyarakat Apabila dalam mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan didukung oleh empat elemen masyarakat Apabila dalam mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan didukung oleh lima elemen masyarakat

1 2 3 4 5

Page 35: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Bantuan dari elemen masyarakat dalam mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan, Meliputi : modal, penyediaan bibit, teknik budidaya, pemasaran.

Apabila tidak ada bantuan dari elemen masyarakat Apabila elemen masyarakat memberikan satu bantuan saja Apabila elemen masyarakat memberikan dua bantuan Apabila elemen masyarakat memberikan tiga bantuan Apabila elemen masyarakat memberikan empat bantuan

1 2 3 4 5

Tabel 2.3 Kriteria Pengukuran Variabel Faktor Eksternal Lingkungan Ekonomi.

Indikator Kriteria Skor Ketersediaan sarana produksi Misal : bahan membuat kolam, bibit ikan, pakan, obat-obatan, dan jaring.

Tidak tersedia sarana produksi di daerah, harus keluar daerah Sarana tidak lengkap dan tidak selalu tersedia saat dibutuhkan Sarana tidak lengkap dan selalu tersedia saat dibutuhkan Sarana lengkap tapi kadang tidak tersedia bila dibutuhkan Sarana lengkap dan selalu tersedia

1 2 3 4 5

Jaminan pasar

Pemasaran sulit (petani harus membawa hasil panennya ke pembeli untuk ditawarkan) Pemasaran agak sulit dengan sedikit pembeli (kadang ada pembeli yang datang) Pemasaran cukup mudah dengan cukup pembeli (ada penawaran dari satu pembeli) Pemasaran mudah dengan beberapa pembeli (ada penawaran dari dua pembeli) Pemasaran sangat mudah (ada banyak pembeli dengan berbagai penawaran)

1 2 3 4 5

Jaminan harga

Tidak ada jaminan harga Tidak selalu ada dan harga tidak pasti Selalu ada tapi harganya rendah Selalu ada tapi harganya tidak pasti Selalu ada kepastian harga yang tinggi

1 2 3 4 5

Page 36: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Ketersediaan kredit/modal (dari pemerintah, swasta, pedagang, kelompok tani, petani lain)

Tidak tersedia kredit bagi petani Tersedia kredit bagi petani dari satu pihak saja Tersedia kredit bagi petani dari dua pihak Tersedia kredit bagi petani dari tiga pihak Tersedia kredit bagi petani dari empat atau lebih pihak

1 2 3 4 5

Tabel 2.4 Kriteria Pengukuran Variabel Faktor Eksternal Sumber Informasi.

Indikator Kriteria Skor Ketersediaan sumber informasi, meliputi : kerabat, tetangga, petani lain, kelompok tani, media massa

Tidak ada/hanya satu sumber informasi Terdapat dua sumber informasi Terdapat tiga sumber informasi Terdapat empat sumber informasi Terdapat lima atau lebih sumber informasi

1 2 3 4 5

Dukungan dari sumber informasi dalam mengkonversi lahan sawah, Meliputi : kerabat, tetangga, petani lain, kelompok tani, media massa

Tidak ada/hanya satu sumber informasi yang mendukung Terdapat dua sumber informasi yang mendukung Terdapat tiga sumber informasi yang mendukung Terdapat empat sumber informasi yang mendukung Terdapat lima atau lebih sumber informasi yang mendukung

1 2 3 4 5

Tabel 2.5 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan

Indikator Kriteria Skor Pengetahuan, informasi tentang alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan

Belum pernah medapat informasi Mendapat informasi dari orang lain Mendapat informasi dari orang lain, buku, dan media lain Mendapat informasi dan dukungan Mendapat informasi, pengarahan dan dukungan

1 2 3 4 5

Page 37: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Persuasi, tanggapan terhadap kegiatan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan

Tidak tertarik Kurang tertarik Tertarik tapi tidak ingin melakukan alih fungsi lahan Tertarik dan ingin melakukan alih fungsi sebagian lahannya Tertarik dan ingin melakukan alih fungsi seluruh lahannya

1 2 3 4 5

Keputusan, keputusan petani untuk melakukan alih fungsi atau tidak melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan

Tidak melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan Tidak melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan karena melihat kegagalan orang lain Melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan karena paksaan agen pembaru (kekuasaan) Melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan karena tertarik melihat keberhaasilan orang lain, atau karena pengaruh orang lain Melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan karena kainginan penuh dari diri sendiri untuk mencoba, tanpa dipengaruhi atau paksaan orang lain

1 2 3 4 5

Pelaksanaan, petani melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan

Melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan, tetapi menyewa lahan orang lain Melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan untuk sebagian lahan sawahnya Melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan untuk sebagian lahan sawahnya dan menyewa lahan orang lain Melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan untuk seluruh lahan sawahnya Melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan untuk seluruh lahan sawahnya dan menyewa lahan orang lain

1 2 3 4 5

Page 38: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Konfirmasi, usaha mencari informasi sebagai penguat bagi keputusan yang telah dibuat

Tidak berusaha Hanya menunggu informasi yang akan diterima Aktif mencari informasi, sebatas lingkungan sekitar Aktif mencari informasi, sampai ke luar daerah dan media Aktif mencari informasi dan mengikuti pelatihan budidaya perikanan

1 2 3 4 5

E. Pembatasan Masalah

1. Responden adalah petani yang pernah mengkonversi lahan sawah menjadi

kolam ikan di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten, antara tahun 2003

sampai dengan dilakukan penelitian.

2. Umur dan pendidikan formal petani yang diukur adalah pada saat

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan.

3. Tingkat pendapatan, luas lahan, dan faktor eksternal yang diukur adalah

pada saat sebelum melakukan konversi lahan sawah menjadi kolam ikan.

Page 39: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif.

Penelitian kuantitatif memusatkan pada pengumpulan data yang berupa angka-

angka untuk kemudian dianalisis dengan mengggunakan alat-alat analisis

kuantitatif maupun dengan perhitungan matematika. Penelitian kuantitatif

memiliki keunggulan yaitu mampu memberikan penilaian yang lebih obyektif

(Mardikanto, 2001).

Penelitian dilakukan dengan teknik survei, menurut Singarimbun dan

Effendi (2006), penelitian survei dilakukan dengan cara mengambil sampel

dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data.

Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini adalah dimungkinkannya

pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar.

B. Teknik Penentuan Lokasi

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan

penelitian (Singarimbun dan Effendi, 2006). Penentuan lokasi didasarkan pada

lokasi yang luas kolam ikan terbanyak di masing-masing kecamatan di

Kabupaten Klaten. Kecamatan yang memiliki luas kolam ikan terbanyak dapat

digunakan untuk menggambarkan lokasi yang tepat dimana kegiatan alih

fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan bisa terlihat. Tabel 3.1 berikut ini

menunjukkan luas kolam ikan di masing-masing kecamatan di Kabupaten

Klaten.

Page 40: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tabel 3.1 Luas Kolam Ikan per Kecamatan di Kabupaten Klaten.

No. Kecamatan Kolam (Ha) 1. Prambanan 1.73 2. Gantiwarno 0.35 3. Wedi 0.2 4. Bayat 0.16 5. Cawas 0.81 6. Trucuk 0.21 7. Kalikotes 0.53 8. Kebonarum 0.83 9. Jogonalan 0.77 10. Manisrenggo 0.34 11. Karangnongko 0.82 12. Ngawen 0.45 13. Ceper 2.55 14. Pedan 0.36 15. Karangdowo 0.89 16. Juwiring 3.01 17. Wonosari 0.68 18. Delanggu 1.09 19. Polanharjo 23.46 20. Karanganom 0.17 21. Tulung 0.39 22. Jatinom 0.44 23. Kemalang 0.3 24. Klaten Selatan 0.75 25. Klaten Tengah 0.87 26. Klaten Utara 0.33 Jumlah 44.49

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2009

Berdasarkan tabel 3.1 terlihat bahwa kecamatan yang memiliki luas

kolam ikan terbanyak yaitu Kecamatan Polanharjo. Sehingga Kecamatan

Polanharjo yang dipilih menjadi lokasi penelitian.

C. Penentuan Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani di Kecamatan

Polanharjo yang mengkonversi lahan sawah mereka menjadi kolam ikan.

2. Sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik acak

kelompok banyak tahap (multistage cluster random sampling) yaitu suatu

teknik dengan model pengelompokan secara bertahap, yang pada akhirnya

Page 41: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dalam setiap kelompok yang terkecil dilakukan penarikan sampel secara

acak sederhana sebanyak menurut proporsionalnya atau minimal satu

(Mardikanto, 2001). Pemilihan teknik sampling ini karena tidak

didapatkan frame sampelnya, yaitu data petani yang mengkonversi lahan

sawah menjadi kolam ikan di kecamatan Polanharjo.

Pengambilan sampel dilakukan secara bertahap berdasar wilayah

desa yang ada di Kecamatan Polanharjo.

a. Tahap pertama, populasi dibagi menjadi desa sampel, dengan

mempertimbangkan luas kolam pada masing-masing desa. Semua

desa dibagi menjadi lima kelas dahulu berdasar pada luas kolam,

kemudian dari masing-masing kelas diambil satu desa secara acak.

Tabel 3.2 Penentuan desa sampel di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

No. Desa Luas kolam (m2) Kategori kelas 1. 2. 3.

Sidowayah Janti Ponggok

70.950 61.935 47.227

Tinggi

1. 2. 3.

Nganjat Wangen Karanglo

28.300 18.046 12.624

Cukup tinggi

1. 2. 3.

Polan Jimus Kahuman

5.250 3.565 2.750

Sedang

1. 2. 3.

Borongan Sidoharjo Ngaran

1.840 1.480 1.300

Cukup rendah

1. 2. 3.

Keprabon Turus Kepungan

498 300 158

Rendah

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2009

b. Tahap kedua, dari desa yang terpilih diambil secara acak dengan

jumlah yang proporsional dimana jumlah sampel yang diambil

sebanyak 40 responden

Page 42: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Penentuan jumlah petani responden untuk masing-masing desa

ditentukan dengan rumus :

ni = nN

nk

Keterangan :

ni = Jumlah responden dari masing-masing desa

nk = Jumlah petani dari tiap desa

N = Jumlah petani seluruh desa

n = Jumlah total petani responden yang diambil

Tabel 3.3 Penentuan jumlah sampel responden di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

No Desa Jumlah petani yang

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan

Sampel

1. Ponggok 135 17 2. Nganjat 98 12 3. Jimus 43 5 4. Ngaran 31 4 5. Turus 18 2

Jumlah 325 40

Sumber : Data Primer

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Data primer

Menurut Mardikanto (2001) data primer merupakan data yang

diperoleh melalui, wawancara, rekaman percakapan (menggunakan

perekam suara atau audio-visual), pengamatan lapang terhadap kegiatan

yang sedang dilakukan, dan penyampaian/pengiriman angket atau daftar

pertanyaan yang diisi sendiri oleh responden.

2. Data sekunder

Adalah data yang dikumpulkan dari instansi atau lembaga yang

berkaitan dengan penelitian, dengan cara mencatat langsung data yang

bersumber dari dokumentasi yang ada.

Page 43: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Tabel 3.4 Jenis dan Sumber Data yang Dibutuhkan.

Data yang digunakan Sifat Data

Sumber Pr Sk Kn Kl

Data Pokok 1. Identitas responden 2. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan, a. Faktor internal

Umur Tingkat Pendidikan formal Tingkat Pendapatan Luas lahan

b. Faktor eksternal Lingkungan sosial Lingkungan ekonomi Sumber informasi

Data Pendukung 1. Keadaan penduduk 2. Keadaan alam 3. Keadaan pertanian

x x x x x x x x

x x x

x x x x x x x

x x x x x x x

Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Kecamatan Kecamatan Kecamatan

Keterangan : Pr = Primer Kn = Kuantitatif Sk = Sekunder Kl = Kualitatif

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metode sebagai berikut :

1. Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan menggunakan kuisioner

yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan variabel yang

diamati yang telah disiapkan oleh penenliti. Slamet (2006) menyatakan

teknik wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi

melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan yang diteliti. Di

dalam interaksi itu peneliti berusaha mengungkap gejala yang sedang

diteliti melalui kegiatan tanya jawab.

2. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

langsung terhadap sasaran penelitian. Observasi menurut Usman (2000)

adalah proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan

Page 44: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

psikologis. Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah

mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti.

3. Pencatatan, teknik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data yang

diperlukan baik dari responden maupun dari instansi terkait yang ada

hubungannya dengan penelitian ini.

F. Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan dengan keputusan petani padi mengkonversi lahan

sawah menjadi kolam ikan dan tingkat signifikansinya digunakan uji korelasi

Rank Spearman (Siegel, 1997) :

NN

dir

n

is -

-=å=3

1

261

Jika N besar (>10) maka uji signifikansi dari nilai yang didapat

menggunakan uji t dengan taraf signifikan 95% denga rumus :

21

2t

s

sr

Nr

--

=

Kriteria uji :

1. Jika t hitung ³ t tabel maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara

faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dengan

keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan di

Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

2. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara

faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dengan

keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan di

Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

Page 45: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

1. Letak Geografis

Kecamatan Polanharjo merupakan salah satu kecamatan dari 26

kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten. Kecamatan Polanharjo terdiri

dari 18 desa. Jarak Kecamatan Polanharjo dari ibu kota Kabupaten adalah

19 Km. Ketinggian rata-rata 153 meter diatas permukaan laut.

Batas wilayah Kecamatan Polanharjo sebagai berikut,

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

Sebelah Selatan : Kecamatan Ceper

Sebelah Barat : Kecamatan Tulung dan Kecamatan Karanganom

Sebelah Timur : Kecamatan Delanggu

2. Luas Wilayah

Luas Wilayah Kecamatan Polanharjo adalah 23,85 km2. Desa yang

terluas adalah Desa Sidowayah dengan luas 2,28 km2. Sedangkan yang

paling kecil adalah Desa Kebonharjo dengan luas 0,69 km2.

Luas tanah Kecamatan Polanharo adalah 2.384,83 Ha, yang terdiri

dari tanah sawah seluas 1.833,38 Ha dan tanah kering seluas 551,00 Ha.

Tanah sawah terdiri irigasi teknis 1.446,18 Ha, setengah teknis 380,66 Ha,

sederhana 7,00 Ha, dan tadah hujan 0,00 Ha. Sedangkan tanah kering

terdiri dari pekarangan dan bangunan 402,16 Ha, tegalan 0,60 Ha,

kolam/rawa 11,84 Ha, dan tanah lainya 136,40 Ha.

B. Pembagian Wilayah Administrasi

Kecamatan Polanharjo terdiri dari 18 desa, 41 dusun, 115 RW dan

259 RT. Desa dengan dusun terbanyak adalah Desa Janti yaitu sebanyak 4

dusun. Desa dengan dengan jumlah RT terbanyak adalah Desa Janti yaitu

sebanyak 27 RT dan yang paling sedikit adalah Desa Nganjat yaitu 8 RT.

Page 46: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

C. Kependudukan

1. Pertumbuhan Penduduk

Penduduk adalah salah satu komponen kependudukan yang

memegang peranan penting. Sebab selain sebagai pelaku mobilisasi,

penduduk juga merupakan pelaku aktivitas-aktivitas lain yang menjadi

faktor perubahan. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu parameter

perkembangan sebuah daerah, pertumbuhan penduduk yang baik

menunjukkan daerah tersebut berkembang dengan baik. Pertumbuhan

penduduk yang baik juga menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup

masyarakat. Berikut ini sajian data jumlah pertumbuhan penduduk

Kecamatan Polanharjo tahun 2006 – 2009/2010.

Tabel 4.1 Jumlah Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Polanharjo Tahun 2006 – 2009/2010.

No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

Laju Pertumbuhan (%)

1 2006 45.726 0.30 2 2007 45.858 0.29 3 2008 46.047 0.41 4 2009/2010 46.087 0.09

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2009/2010

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui jumlah penduduk di

Kecamatan Polanharjo peningkatannya tidak terlalu besar. Pertumbuhan

jumlah penduduk terbesar terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 0.41%.

Sedangkan yang terendah yaitu terjadi di tahun 2009/2010 sebesar 0.09%.

Pertumbuhan ini mencerminkan bahwa perkembangan kependudukan

Kecamatan Polanharjo sangat lambat.

Selain pertumbuhan penduduk, parameter lain yang digunakan

untuk mengetahui perkembangan sebuah daerah adalah kepadatan

penduduk. Kepadatan penduduk mencerminkan bagaimana kondisi

wilayah sebuah daerah ditinggali penduduk, semakin padat sebuah daerah,

maka semakin terbatas ruang gerak penduduk yang berpengaruh pada

kehidupan mereka.

Page 47: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kecamatan Polanharjo Tahun 2006 – 2009/2010.

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Luas Wilayah (Km2)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2) 2006 45.726 23.84 1.918 2007 45.858 23.84 1.924 2008 46.047 23.84 1.932

2009/2010 46.087 23.84 1.933

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2009/2010

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk

Kecamatan Polanharjo dari tahun 2006 – 2009/2010 selalu mengalami

peningkatan tetapi peningkatannya tidak terlalu besar. Hal ini berkaitan

dengan peningkatan jumlah penduduk yang tidak terlalu besar. Pada tabel

dapat dilihat kepadatan penduduk terbesar pada tahun 2009/2010 yaitu

1.933 Jiwa/Km2. Sedangkan yang terendah pada tahun 2006 yaitu 1.918

Jiwa/Km2. Kondisi ini menunjukkan bahwa ruang gerak penduduk dalam

kecamatan masih cukup luas.

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Data kependudukan memegang peranan penting, karena sumber

daya manusia (penduduk) yang memadai dan berkualitas merupakan salah

satu komponen yang dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi.

Termasuk didalamnya data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,

karena dengan data ini akan bisa dihitung sex ratio di sebuah daerah.

Lewat sex ratio itulah dapat diketahui perbandingan jumlah laki-laki dan

perempuan.

Page 48: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Polanharjo Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009/2010.

No Desa Jumlah Penduduk

Total Laki-laki Perempuan 1 Glagahwangi 1.775 1.786 3.561 2 Kapungan 1.331 1.394 2.725 3 Kahuman 1.432 1.408 2.840 4 Ngaran 1.012 1.111 2.123 5 Borongan 1.283 1.449 2.732 6 Nganjat 649 667 1.316 7 Jimus 791 848 1.639 8 Turus 1.116 1.158 2.274 9 Polan 1.105 1.051 2.156 10 Karanglo 1.187 1.247 2.434 11 Ponggok 983 939 1.922 12 Wangen 1.331 1.390 2.721 13 Keprabon 1.570 1.652 3.222 14 Kranggan 1.587 1.548 3.135 15 Kebonharjo 903 890 1.793 16 Janti 1.256 1.289 2.545 17 Sidowayah 1.690 1.884 3.574 18 Sidoharjo 1.624 1.751 3.375

Jumlah 22.625 23.462 46.087

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2009/2010

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

perempuan lebih besar daripada jumlah penduduk laki-laki, dengan jumlah

23.462 orang (51%) untuk penduduk perempuan dan sebesar 22.625 orang

(49%) untuk penduduk laki-laki. Sehingga dari jumlah tersebut dapat

diketahui sex ratio, yaitu perbandingan banyaknya penduduk laki-laki

dengan penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu,

biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk

perempuan dengan rumus :

%100)( xperempuanpenduduk

lakilakipendudukSRratioSex

åå -

=

SR = 1002346222625

x

SR = 96,43

Page 49: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Dari perhitungan tersebut didapat sex rasio sebesar 96,43 artinya

jika pada suatu wilayah terdapat 100 orang perempuan, maka di wilayah

tersebut terdapat 96 orang laki-laki.

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Selain berdasarkan jenis kelamin, keadaan penduduk berdasarkan

umur juga penting, yaitu untuk mengetahui proporsi penduduk yang

produktif dan yang tidak produktif.

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Polanharjo Tahun 2009/2010.

Kelompok Umur (Tahun)

Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

0 – 4 1.718 1.560 3.278 5 – 9 1.831 1.736 3.570

10 – 14 1.951 1.860 3.811 15 – 19 2.389 2.127 4.516 20 – 24 1.796 1.643 3.439 25 – 29 1.661 1.727 3.388 30 – 34 1.715 1.929 3.644 35 – 39 1.633 1.774 3.407 40 – 44 1.473 1.530 3.003 45 – 49 1.241 1.362 2.603 50 – 54 950 1.192 2.142 55 – 59 1.019 1.197 2.216 60 – 64 985 1.151 2.136

65 + 2.263 2.671 4.934 Jumlah 22.625 23.462 46.087

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2009/2010

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui penduduk di Kecamatan

Polanharjo terbanyak berada di kelompok umur 65+ tahun, yaitu sebanyak

4.934 jiwa, sedangkan yang paling sedikit berada pada kelompok umur

60–64 tahun, yaitu sebanyak 2.136 jiwa. Kemudian berdasarkan kelompok

umur produktif (umur 15-64 tahun) diketahui jumlahnya sebanyak 30.494

jiwa dan non produktif (umur 0-14 tahun dan > 65 tahun) sebanyak 15.593

jiwa. Terkait dengan Angka Beban Tanggungan (ABT), dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Page 50: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

100)6415(

)65()140(x

tahunPtahunPtahunP

ABT-

>+-=

= 10030494

493410659x

+

= 61,88

ABT yang diperoleh dari perhitungan sebesar 61,88, yang berarti

setiap 100 orang penduduk berusia produktif menanggung 61 penduduk

yang tidak produktif. Kondisi ini mencerminkan bahwa ABT di

Kecamatan Polanharjo bisa dikategorikan cukup tinggi.

4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Pekerjaan merupakan suatu hal yang dianggap sebagai faktor yang

sangat penting dalam kehidupan, karena dengan bekerja maka seseorang

akan memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan

juga kebutuhan hidup keluarganya. Keadaan penduduk menurut mata

pencaharian di Kecamatan Polanhaarjo pada tahun 2010 dapat dilihat pada

tabel.

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Polanharjo Tahun 2010.

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Presentase (%) 1 Petani Pemilik 5.968 41.90 2 Petani Penggarap 5.632 39.54 3 Petani Penyakap 497 3.49 4 Buruh Tani 196 1.38 5 Pengrajin Industri Kecil 87 0.61 6 Buruh Industri 152 1.07 7 Buruh Bangunan 511 3.59 8 Pedagang 275 1.93 9 Pengangkutan 57 0.40 10 PNS 460 3.23 11 ABRI 37 0.26 12 Pensiunan 278 1.95 13 Peternak 93 0.65

Jumlah 14.243 100

Sumber : Monografi Kecamatan Polanharjo, 2010

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa penduduk di

Kecamatan Polanharjo sebagian besar (86,31%) bekerja di sektor

Page 51: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pertanian. Hal ini dikarenakan kondisi wilayah yang potensial untuk lahan

pertanian, sehingga sebagian penduduk bekerja di sektor pertanian.

5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia

yang menjadi modal peningkatan pembangunan serta dapat memperlancar

proses pembangunan. Dengan banyaknya penduduk yang mengenyam

pendidikan tinggi merupakan salah satu petunjuk bahwa masyarakat

cenderung mempunyai tingkat pemikiran yang maju, khususnya untuk

memajukan daerahnya sendiri dengan memberdayakan sumber daya yang

ada secara optimal. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di

Kecamatan Polanharjo adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Polanharjo Tahun 2010.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Presentase (%) 1 Tidak Tamat SD 1.575 3.92 2 SD 1.464 3.64 3 SLTP 11.597 28.85 4 SLTA 14.245 35.44 5 Akademi 11.193 27.84 6 Perguruan Tinggi 1.250 0.31

Jumlah 40.199 100

Sumber : Monografi Kecamatan Polanharjo, 2010

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui penduduk terbanyak berada

pada tingkat SLTA yaitu sebanyak 14.245 jiwa. Hal ini menunjukkan

bahwa penduduk di Kecamatan Polanharjo memiliki kualitas sumber daya

manusia yang bagus, yang diharapkan mampu meningkatkan proses

pembangunan yang optimal.

D. Sosial

1. Pendidikan

Faktor pendidikan adalah bagian penting bagi pengembangan

sebuah daerah, sumber daya manusia yang berkualitas bisa didapat lewat

pendidikan. Fasilitas pendidik yang memadai akan sangat menunjang

peningkatan proses pendidikan yang terjadi. Berikut ini data sarana

pendidikan, jumlah murid dan jumlah guru di Kecamatan Polanharjo.

Page 52: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 4.7 Sarana Pendidikan, Jumlah Murid dan Jumlah Guru di Kecamatan Polanharjo Tahun 2009/2010.

No Sarana

Pendidikan Jumlah Jumlah Murid Jumlah Guru

1 SD 30 3.425 283 2 SLTP 3 1.573 111 3 SLTA 1 875 71

Jumlah 34 5.873 465

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2009/2010

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui jumlah SD sebanyak 30 buah

dengan jumlah murid 3.425 siswa dan jumlah guru 283 orang. Sedangkan

jumlah SLTP sebanyak 3 buah dengan jumlah murid 1.573 siswa dan

jumlah guru 111 orang. Jumlah SLTA sebanayk 1 buah dengan jumlah

murid 875 siswa dan jumlah guru 71 orang.

2. Pemeluk Agama dan Tempat Peribadatan

Pembangunan di bidang kehidupan beragama dan kepercayaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa diarahkan agar mampu meningkatkan

kualitas umat beragama sehingga tercipta suasana kerukunan hidup yang

erat. Pemeluk agama di Kecamatan Polanharjo pada tahun 2009/2010

terdiri dari Islam sebanyak 41.768 orang, Kristen Protestan sebanyak 367

orang, Kristen Katolik sebanyak 385 orang dan Hindu sebanyak 6 orang.

Kecamatan Polanharjo terdapat 89 masjid, 89 mushola, 5 gereja dan 1

Vihara.

E. Pertanian

1. Tanaman Pangan

Tanaman Pangan yang diusahakan di Kecamatan Polanharjo

meliputi padi dan jagung. Berikut ini sajian data terkait dengan luas panen

tanaman padi dan jagung, dan jumlah produksi.

Tabel 4.8 Luas Panen dan Jumlah Produksi Pertanian di Kecamatan Polanharjo Tahun 2009/2010.

No Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1 Padi 4.168 22.964 2 Jagung 27 176

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2009/2010

Page 53: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui usaha tani padi mempunyai

luas lahan terluas yaitu 4.168 ha dengan produksi 22.964 ton. Hal ini

berarti bahwa tanaman padi sebagai komoditi makanan pokok masih

merupakan pilihan utama petani dalam usaha tani atau bercocok tanam.

2. Peternakan

Jenis ternak yang terdapat di Kecamatan Polanharjo maliputi sapi,

kerbau, kuda, kambing, ayam petelur, ayam buras dan itik. Berikut sajian

data terkait dengan peternakan.

Tabel 4.9 Jumlah Ternak di Kecamatan Polanharjo Tahun 2009/2010.

No Jenis Ternak Jumlah Ternak Jumlah Pemilik 1 Sapi 82 35 2 Kerbau 284 90 3 Kuda 37 23 4 Kambing 864 162 5 Ayam Petelur 4.971 6 6 Ayam Buras 28.917 4.459 7 Itik 39.875 296

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2009/2010

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa jumlah ternak

terbanyak adalah ayam buras dan itik yaitu 28.917 ekor dan 39.875 ekor.

Sedangkan yang paling sedikit adalah Kuda yaitu sebanyak 37 ekor.

3. Perikanan

Kecamatan Polanharjo merupakan daerah yang berada di bawah

gunung merapi, sehingga memiliki sumber mata air yang sangat

melimpah. Sumber air yang melimpah tersebut dimanfaatkan oleh petani,

salah satunya untuk membudidayakan perikanan. Berukut sajian data yang

menunjukkan jenis ikan dan jumlah produksinya.

Tabel 4.10 Luas Kolam Ikan dan Jumlah Produksi di Kecamatan Polanharjo Tahun 2009/2010.

No Jenis Ikan Jumlah Produksi (Kg) 1 Nila 128.111 2 Lele 14.761 3 Gurame 784 4 Bawal 7.328

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2009/2010

Page 54: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa ikan nila merupakan

jenis ikan yang paling banyak dibudiyakan yaitu sebanyak 128.111 kg.

Luas kolam ikan di Kecamatan Polanharo adalah 256.223 m2, berbeda jauh

dengan luas pertanian yang diusahakan. Padahal dengan dimilkinya air

yang sangat melimpah, sangat potensial untuk pertanian.

Page 55: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Identitas responden merupakan hal yang dapat menggambarkan

keadaan responden. Identitas responden dalam penelitian ini terdiri dari umur

responden dan jumlah anggota keluarga.

1. Umur Responden

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia Produktif dan Non Produktif.

Umur Jumlah (orang) Presentase (%) Produktif (15-60 tahun) Non produktif (>60 tahun)

38 2

95 5

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui jumlah responden dengan

kelompok usia produktif lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah

responden kelompok usia tidak produktif. Terdapat 38 responden dengan

presentase 95% yang berusia produktif dan 2 responden dengan presentase

5% yang berusia tidak produktif. Umur akan mempengaruhi seseorang

dalam merespon sesuatu yang baru walaupun belum banyak mempunyai

pengalaman.

Petani yang tergolong kelompok umur produktif masih aktif

melakukan kegiatan usaha tani dibandingkan dengan petani yang umurnya

sudah tidak produktif lagi. Petani berumur non produktif masih aktif dalam

kegiatan usahatani walaupun dari segi tenaga sudah berkurang

kemampuannya. Mereka masih tetap aktif dalam kegiatan usahatani karena

berbagai alasan diantaranya yaitu untuk memenuhi kebutuhan keluarga

dan untuk mencari kegiatan sampingan.

Page 56: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga.

Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (orang)

Presentase (%)

Sedikit (1-3 orang) Sedang (4-6 orang) Banyak (7-9 orang)

20 19 1

50 47,5 2,5

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 20

responden atau sebesar 50% dalam kategori sedikit (1-3 orang), 19

responden atau sebesar 47,5% dalam kategori sedang (4-6 orang), 1

responden atau sebesar 2,5% dalam kategori banyak (7-9 orang). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan dalam kategori sedikit.

Jumlah tanggungan keluarga merupakan jumlah anggota keluarga

responden yang kebutuhan hidupnya masih dipenuhi oleh responden.

Jumlah tanggungan keluarga akan berpengaruh pada perekonomian

keluarga. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka akan

semakin meningkat pula kebutuhan keluarga. Hal ini tentunya juga akan

membuat biaya hidup yang dikeluarkan semakin besar.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Padi

1. Umur

Umur dalam penelitian ini adalah usia responden pada saat

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan.

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur.

Umur Skor Jumlah (orang) Persentase (%) > 60 1 2 5 50 – 59 2 13 32,5 40 – 49 3 14 35 30 – 39 4 10 25 < 29 5 1 2,5

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Page 57: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa usia petani pada saat

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan sebagian besar berada

pada umur 40-49 tahun sebanyak 14 orang, 50-59 tahun sebanyak 13

orang, dan 30-39 tahun sebanyak 10 orang. Dengan demikian mayoritas

petani termasuk dalam usia muda.

Semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin

tahu apa yang belum mereka ketahui, dengan demikian mereka berusaha

untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya mereka

masih belum berpengalaman dalam adopsi inovasi tersebut (Soekartawi,

1988). Biasanya semakin tua umur petani (di atas 50 tahun) semakin

lamban dalam mengadopsi inovasi, petani lebih fanatik terhadap tradisi

dan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang dapat mengubah cara

berpikir, cara kerja, dan cara hidup. Petani cenderung hanya melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga masyarakat.

Akan tetapi semakin tua umur petani maka pengalaman yang dimiliki

dalam bercocok tanam semakin banyak.

Sebagian besar petani yang mengkonversi lahan sawah termasuk

dalam kategori umur kurang dari 29 tahun sampai 40-49 tahun. Kategori

umur ini tergolong dalam usia muda, usia muda biasanya menandakan

bahwa petani mempunyai kemampuan fisik dan mental yang optimal

untuk menerima informasi. Petani usia muda akan lebih terbuka terhadap

suatu inovasi baru dari pada usia tua. Namun demikian, terdapat juga

petani dalam kelompok tua (di atas 50 tahun) yang mengkonversi lahan

sawahnya. Hal ini dikarenakan dilingkungan sekitar petani banyak lahan

sawah yang di alih fungsikan, sehingga petani terpengaruh untuk

mengalihfungsikan lahan sawahnya.

2. Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan tingkat pendidikan yang diselesaikan

petani responden pada bangku sekolah. Tingkat pendidikan formal yang

pernah ditempuh oleh responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 58: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 5.4 Dstribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal.

Pendidikan Formal Skor Jumlah (orang) Persentase (%) > SLTA 1 2 5 SLTA 2 20 50 SLTP 3 12 30 SD 4 6 15 Tidak Tamat SD 5 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui pendidikan formal responden

pada saat mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan, sebagian

responden mencapai tingkat SLTA sebanyak 20 orang, SLTP sebanyak 12

orang, SD sebanyak 6 orang, dan lebih dari SLTA sebanyak 2 orang.

Tingkat pendidikan formal adalah tingkat pendidikan yang dicapai

oleh responden pada lembaga pendidikan formal di bangku sekolah.

Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang memberikan pengetahuan

yang lebih baik tentang cara berpikir, penerimaan suatu informasi, maupun

penilaian terhadap suatu masalah yang terjadi. Semakin tinggi pendidikan

seseorang maka kemampuan berfikirnya juga semakin baik. Petani yang

tingkat pendidikanya lebih tinggi akan cenderung mempertahankan lahan

sawahnya daripada mengubahnya menjadi kolam ikan. Karena jika

semakin banyak lahan sawah yang diubah menjadi kolam ikan, akan

mengakibatkan penurunan ketahanan pangan nasional.

Pendidikan responden pada saat mengkonversi lahan sawah

menjadi kolam ikan sebagian telah mencapai tingkat SLTA. Hal ini

menunjukkan bahwa petani sudah cukup sadar akan arti pentingnya

pendidikan terutama pendidikan formal. Kondisi responden yang sebagian

besar berpendidikan formal SLTA akan cenderung memiliki pola pikir

yang lebih baik dalam mengelola usahatani serta menentukan keputusan

mengenai semakin meningkatnya kegiatan alih fungsi lahan sawah

menjadi kolam ikan. Petani yang tingkat pendidikannya tinggi pada

umumnya adalah mereka yang berusia muda (di bawah 49 tahun)

Page 59: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

sedangkan yang berpendidikan rendah adalah yang berusia tua (di atas

50 tahun).

3. Pendapatan

Pendapatan petani responden diperoleh melalui kegiatan usahatani

maupun non usahatani. Pendapatan usahatani diperoleh dari selisih

penerimaan total dengan pengeluaran total selama satu musim tanam.

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pedapatan.

Pendapatan Skor Jumlah (orang) Persentase (%) > Rp 7000.000 1 2 5 Rp 5.100.000 – Rp 7.000.000 2 6 15 Rp 3.100.000 – Rp 5.000.000 3 6 15 Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 4 21 52,5 < Rp 1.000.000 5 5 12,5

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui pendapatan responden

sebagian besar tergolong rendah dengan rata-rata pendapatan antara

Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 per musim tanam. Pendapatan yang

tergolong rendah berpengaruh dalam kemampuan petani mencukupi

kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian pendapatan responden

kadang hanya mencukupi untuk kebutuhan kadang juga bisa untuk

ditabung.

Petani yang memiliki pedapatan rendah akan cenderung lebih

memilih untuk merubah lahan sawahnya menjadi kolam ikan. Karena jika

tetap mempertahankan lahan sawahnya pendapatan tidak akan berubah.

Sehingga petani merubah lahan sawahnya dengan harapan akan

memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Sebaliknya petani yang

berpendapatan tinggi akan tetap mempertahankan lahan sawahnya. Karena

pendapatannya sudah tinggi, sehingga petani tidak menginginkan merubah

lahan sawahnya untuk meningkatkan pendapatan.

Petani yang memiliki pendapatan rendah pada umumnya hanya

memperoleh pendapatan dari usahatani saja, tanpa memperoleh

pendapatan dari non usahatani. Petani tidak memiliki pekerjaan diluar

Page 60: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

usahatani dikarenakan daerah petani yang jauh dari kawasan industri dan

juga petani yang tidak memiliki ketrampilan yang cukup untuk membuka

lapangan pekerjaan sendiri. Sedangkan petani yang berpendapatan tinggi

pada umumnya memiliki pendapatan di luar usahatani, antara lain

memiliki hewan ternak, memiliki pekerjaan di luar pertanian dan menjadi

PNS.

4. Luas Lahan

Luas lahan yang diukur disini adalah luas lahan sawah yang dimilki

petani responden pada saat melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi

kolam ikan. Luas lahan sawah yang dimiliki secara tidak langsung

mempengaruhi ekonomi keluarga responden. Karena luas-sempitnya lahan

sawah akan mempengaruhi pendapatan petani.

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan.

Luas Lahan Skor Jumlah (orang) Persentase (%) > 1 Ha 1 0 0 0,76 – 1 Ha 2 0 0 0,51 – 0,75 Ha 3 2 5 0,25 – 0,5 Ha 4 12 30 < 0,25 Ha 5 26 65

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa luas lahan sawah

milik petani pada saat melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam

ikan pada kategori kurang dari 0,25 Ha sebanyak 26 orang, 0,25-0,5 Ha

sebanyak 12 orang, dan 0,51-0,75 Ha sebanyak 2 orang. Hal ini

menunjukkan luas lahan sawah yang dimiliki petani adalah sempit. Petani

yang memiliki lahan sawah sempit akan terkendala dalam

membudidayakan tanaman padi, dengan lahan yang sempit hasil produksi

yang didapat akan sedikit. Hal tersebut akan mempengaruhi pendapatan

petani yang hanya memiliki pekerjaan di bidang pertanian saja.

Menurut Hernanto (1993), lahan usahatani yang sempit akan

membatasi petani berbuat rencana yang lebih lapang. Keadaan demikian

akan membuat petani serba salah, bahkan dapat menyebabkan

Page 61: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

keputusasaan. Tanah sawah yang sempit dengan kualitas yang kurang baik

akan menjadikan beban bagi petani pengelola usahatani.

Petani dengan kepemilikan lahan sawah yang sempit akan lebih

memilih untuk mengkonversi lahan sawahnya menjadi kolam ikan. Karena

dengan lahan sempit akan memperoleh hasil yang sedikit. Sedangkan

biaya produksi semakin lama semakin meningkat. Sedangkan petani

dengan kepemilikan lahan sawah yang luas akan memperoleh hasil yang

lebih banyak. Sehingga petani dengan kepemilikan lahan sawah yang luas

akan cenderung mempertahankan lahan sawahnya.

5. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial memberikan pengaruh yang sangat mendalam

terhadap petani responden. Lingkungan sosial dapat mempengaruhi petani

terhadap keputusan yang akan diambil. Lingkungan sosial disini meliputi

pengaruh elemen masyarakat, dukungan elemen masyarakat dan bantuan

dari elemen masyarakat.

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Sosial.

Lingkungan Sosial Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Rendah 1 0 0 Rendah 2 0 0 Sedang 3 16 40 Tinggi 4 19 47,5 Sangat Tinggi 5 5 12,5

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui pengaruh lingkungan sosial

termasuk dalam kategori tinggi yaitu 19 orang, kategori sedang sebanyak

16 orang, dan kategori sangat tinggi sebanyak 5 orang. Sehingga dapat

dikatakan bahwa petani sangat mengandalkan lingkungan sosial dalam

pengambilan keputusan. Kategori tinggi merupakan adanya empat elemen

masyarakat yang mempengaruhi dan mendukung petani dalam

pengambilan keputusan. Diantaranya adalah kerabat, tetangga, petani lain,

dan kelompok tani. Serta adanya dua bentuk bantuan yang diberikan oleh

elemen masyarakat, meliputi modal dan teknik budidaya.

Page 62: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Masyarakat sebagai pelaksana usahatani dalam pengambilan

keputusan terkait dengan usahataninya tidak selalu dapat dengan bebas

dilakukannya sendiri tetapi sangat ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di

sekelilingnya dan pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh

lingkungan sosialnya (Mardikanto, 1996). Masyarakat tani Indonesia

dalam kehidupannya dipengaruhi oleh faktor sosial antara lain hubungan

keluarga, masyarakat sekitar petani, petani lain, dan kekuatan lembaga

sosial. Perhubungan sosial ini terbukti amat besar manfaatnya oleh orang

desa. Dengan demikian, jika petani ingin melakukan perubahan-perubahan

untuk usahataninya, dia juga harus memperhatikan pertimbangan-

pertimbangan yang diberikan oleh lingkungan sosialnya.

Pengaruh dan dukungan dari elemen masyarakat disini yang

mempengaruhi diantaranya adalah tetangga, petani lain dan kelompok tani.

Sedangkan dukungan dari elemen masyarakat berupa bantuan modal dan

penyediaan bibit. Pengaruh dari tetangga yaitu keberadaan tetangga petani

yang mengkonversi lahannya menjadi kolam ikan, entah itu lahan sawah

ataupun lahan pekarangan. Sehingga petani menjadi tertarik untuk ikut

mengkonversi lahan sawahnya. Pengaruh dari petani lain yaitu petani lain

di sekitar lahan sawah petani responden yang mengkonversi lahan

sawahnya. Pengaruh dari kelompok tani yaitu adanya kelompok tani

tertentu yang mengelola lahan sawah kas desa untuk dialihfungsikan

menjadi kolam ikan. Sedangkan dukungan merupakan adanya dukungan

dari elemen masyarakat terhadap keputusan yang diambil oleh petani.

Selain pengaruh dan dukungan terdapat pula bantuan dari elemen

masyarakat, meliputi modal dan teknik budidaya. Bantuan modal berupa

pemberian bantuan modal dari petani lain, pemerintah, dan juga swasta

dalam membudidayakan perikanan. Teknik budidaya berupa pemberian

informasi dan teknik pengelolaan perikanan dari petani lain.

6. Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi berpengaruh dalam pengambilan keputusan

petani. Karena pembangunan pertanian dilakukan untuk mencapai tujuan

Page 63: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

ekonomi yaitu perbaikan pendapatan petani demi kesejahteraan keluarga

dan masyarakat. Lingkungan ekonomi disini meliputi ketersediaan sarana

produksi, jaminan pasar, jaminan harga dan ketersediaan kredit/modal.

Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Ekonomi.

Lingkungan Ekonomi Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Rendah 1 0 0 Rendah 2 0 0 Sedang 3 24 60 Tinggi 4 16 40 Sangat Tinggi 5 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa pengaruh dari

lingkungan ekonomi tergolong sedang yaitu 24 responden dan tinggi yaitu

16 respoden. Kategori sedang berupa ketersediaan sarana produksi tidak

lengkap tetapi selalu tersedia saat dibutuhkan, pemasaran mudah dengan

beberapa pembeli, selalu ada jaminan harga tetapi harga tidak pasti, dan

tersedia kredit/modal bagi petani dari tiga pihak. Tersedianya kekuatan-

kekuatan ekonomi di lingkungan petani memberikan dampak terhadap

keputusan yang akan diambil oleh petani. Petani akan memberikan

penilaian tersendiri terhadap kekuatan-kekuatan ekonomi tersebut yang

dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil.

Lingkungan ekonomi merupakan kekuatan ekonomi yang berada di

sekitar seseorang. Kegiatan pertanian tidak lepas dari kekuatan ekonomi

yang berkembang di sekitar masyarakat. Kekuatan ekonomi tersebut

meliputi tersedianya dana atau kredit usahatani, tersedianya sarana

produksi dan peralatan produksi, perkembangan teknologi, dan pemasaran.

Lingkungan ekonomi berpengaruh terhadap keputusan petani

dikarenakan ketersediaan sarana produksi, yaitu tersedianya toko-toko

perikanan yang menjual sarana produksi. Jaminan pasar juga

mempengaruhi yaitu kemudahan dalam menjual hasil perikanan didaerah

sekitar petani. Selain itu jaminan harga, yaitu kepastian harga dari pembeli

Page 64: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

apakah tinggi atau rendah. Yang terakhir adalah ketersediaan kredit/modal,

yaitu adanya lembaga atau perorangan yang memberikan bantuan modal.

7. Sumber Informasi

Sumber informasi merupakan ketersediaan sumber informasi

dilingkungan petani responden yang dapat diakses oleh petani. Sumber

informasi disini meliputi ketersediaan sumber informasi dan dukungan dari

sumber informasi.

Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi.

Sumber Informasi Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Rendah 1 0 0 Rendah 2 0 0 Sedang 3 3 7,5 Tinggi 4 12 30 Sangat Tinggi 5 25 62,5

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui sebanyak 25 responden

(62,5%) tergolong dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan 12 responden

(30%) tergolong tinggi dan 3 responden (7,5%) tergolong sedang. Kategori

sangat tinggi adalah terdapat lima sunber informasi dan dukungan dari

sumber informasi tersebut. Sumber informasi yang biasanya diakses oleh

petani diperoleh dari kerabat, tetangga, petani lain, kelompok tani dan

media massa.

Sumber informasi berperan penting bagi petani dalam menentukan

sikap atau keputusan bertindak. Banyak sumber informasi yang dapat

dijadikan sebagai faktor pendukung dalam pengambilan keputusan,

terutama sumber informasi di sekitar lingkungan petani. Petani dapat

dengan mudah dan cepat mengakses sumber informasi yang dibutuhkan,

misalnya kerabat, tetangga di sekitar petani, petani lain yang sama-sama

berusahatani, kelompok tani yang merupakan wadah bagi petani untuk

melakukan perubahan kearah yang lebih baik, dan tentu saja media massa

yang dapat memberikan banyak informasi, baik media cetak ataupun

elektronik.

Page 65: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Sumber informasi sangatlah penting dalam kegiatan pertanian.

Petani tidak akan dapat mengelola lahan sawahnya dengan baik tanpa

adanya sumber informasi yang diakses oleh petani. Sumber informasi

dapat diperoleh dari sekitar yaitu kerabat, tetangga dan petani lain. Selain

itu dapat juga diperoleh dari kelompok tani di sekitar lingkungan petani.

Petani bisa juga dengan mengakses media massa, media massa dapat

berupa media elektronik atau media cetak. Semakin banyak sumber

informasi yang diakses oleh petani semakin bertambah pula pengetahuan

yang dimiliki.

C. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Petani Padi Mengkonversi Lahan

Sawah Menjadi Kolam Ikan

1. Pengetahuan

Tahap pengetahuan bermula ketika seseorang mengetahui adanya

inovasi dan memperoleh beberapa pengertian bagaimana inovasi itu

berfungsi. Proses pengambilan keputusan dalam mengkonversi lahan

sawah menjadi kolam ikan pada tahap pengetahuan, dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 5.10 Distribusi Tahapan Pengambilan Keputusan Pada Tahap Pengetahuan.

Pengetahuan Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Tidak Tepat 1 6 15 Tidak Tepat 2 27 67,5 Ragu-Ragu 3 7 17,5 Tepat 4 0 0 Sangat Tepat 5 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat bahwa 27 responden (67,5%)

dalam kategori tidak tepat, 7 responden (17,5%) dalam kategori ragu-ragu

dan 6 responden (15%) dalam kategori sangat tidak tepat. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tahap pengenalan berada dalam kategori tidak tepat.

Kategori tidak tepat adalah petani hanya memperoleh informasi saja dari

orang lain tanpa adanya pengarahan maupun teknik budidaya yang benar.

Page 66: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tahap munculnya pengetahuan (knowledge) ketika seorang

individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk

memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu

inovasi berfungsi. Pengetahuan meliputi informasi yang diperlukan

mengenai cara pemakaian atau penggunaan inovasi. Petani harus

mengetahui seberapa banyak inovasi itu dapat memberikan keamanan

baginya serta bagaimana menggunakan inovasi sebaik-baiknya. Jika belum

diperoleh informasi yang cukup akan terjadi adanya penolakan atau

pembatalan penggunaan inovasi.

Petani tidak mengetahui dengan pasti dan lengkap tentang kegiatan

alih fungsi lahan sawah, terutama tentang cara budidaya ikan. Petani hanya

mengetahui adanya kegiatan alih fungsi lahan sawah dari kerabat,

tetangga, petani lain, dan kelompok tani. Pada awalnya petani belum

mengetahui bagaimana cara budidaya ikan yang benar dan berapa

keuntungan yang akan didapat. Padahal membudidayan ikan tidaklah

mudah, resiko kegagalannya sangatlah besar apalagi petani belum

mengetahui dengan pasti hasil yang akan mereka peroleh.

2. Persuasi

Tahap persuasi merupakan sikap petani terhadap kegiatan alih

fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan. Petani membentuk sikap

menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi. Seseorang akan

berusaha mengetahui lebih banyak informasi dan menafsirkan informasi

yang diterimanya.

Tabel 5.11 Distribusi Tahapan Pengambilan Keputusan Pada Tahap Persuasi.

Persuasi Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Tidak Tepat 1 0 0 Tidak Tepat 2 0 0 Ragu-Ragu 3 0 0 Tepat 4 7 17,5 Sangat Tepat 5 33 82,5

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Page 67: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa 33 responden (82,5%)

dalam kategori sangat tepat dan 7 responden (17,5%) dalam kategori tepat.

Hal ini berarti pengambilan keputusan petani pada tahap persuasi sangat

tepat. Kategori sangat tepat berarti petani tertarik dan ingin melakukan alih

fungsi seluruh lahan sawahnya.

Tahap Persuasi terjadi ketika individu pengambil keputusan

memiliki sikap positif atau negatif terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak

secara langsung akan menyebabkan apakah individu tersebut akan

menerima atau menolak suatu inovasi. Suatu individu akan membentuk

sikap ini setelah dia tahu tentang inovasi, maka tahap ini berlangsung

setelah tahap pengetahuan dalam proses keputusan inovasi. Tahap

pengetahuan lebih bersifat kognitif (tentang pengetahuan), sedangkan

tahap persuasi bersifat afektif karena menyangkut perasaan individu,

karena itu pada tahap ini individu akan terlibat lebih jauh lagi. Tingkat

ketidakyakinan pada fungsi-fungsi inovasi dan dukungan sosial akan

mempengaruhi pendapat dan kepercayaan individu terhadap inovasi.

Berdasarkan kondisi dilapang menunjukkan bahwa sebagian besar

petani tertarik untuk mengkonversi lahan sawahnya menjadi kolam ikan.

Petani tertarik karena selama bertahun-tahun menggarap sawah hasil yang

diperoleh tidaklah maksimal. Selain karena kondisi lingkungan yang

mendukung, harga sarana produksi yang selalu meningkat juga

mempengaruhi. Selain itu petani tertarik karena melihat keberhasilan

petani lain yang telah mengkonversi lahan sawahnya, dengan memperoleh

keuntungan yang besar.

3. Keputusan

Tahap keputusan yaitu jika seseorang melakukan kegiatan dan

membawanya pada pemilihan menerima atau menolak inovasi. Menerima

inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan suatu inovasi. Menolak

inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi.

Page 68: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 5.12 Distribusi Tahapan Pengambilan Keputusan Pada Tahap Keputusan.

Keputusan Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Tidak Tepat 1 0 0 Tidak Tepat 2 0 0 Ragu-Ragu 3 0 0 Tepat 4 34 85 Sangat Tepat 5 6 15

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat bahwa 34 responden (85%)

dalam kategori tepat, dan 6 responden (15%) dalam kategori sangat tepat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan pada tahap

keputusan adalah tepat. Kategori tepat berarti petani malakukan alih fungsi

lahan sawah menjadi kolam ikan karena tertarik melihat keberhasilan

orang lain atau karena pengaruh orang lain.

Tahap keputusan terjadi ketika individu membuat keputusan apakah

menerima atau menolak suatu inovasi. Menerima berarti bahwa inovasi

tersebut akan digunakan secara penuh, sedangkan menolak berarti

menolak untuk mengadopsi. Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial,

umpamanya pada keadaan suatu individu, maka inovasi ini akan lebih

cepat diterima karena biasanya individu tersebut pertama-tama ingin

mencoba dulu inovasi tersebut pada keadaannya dan setelah itu

memutuskan untuk menerima inovasi tersebut. Walaupun begitu,

penolakan inovasi dapat saja terjadi pada setiap proses keputusan inovasi

ini. Yaitu ketika suatu individu mencoba inovasi dan berfikir akan

mengadopsi inovasi tersebut namun pada akhirnya dia menolak inovasi

tersebut atau individu tersebut sama sekali tidak berfikir untuk mengadopsi

inovasi.

Pengambilan keputusan pada tahap keputusaan adalah tepat, yaitu

petani melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kolam ikan karena

tertarik melihat keberhasilan orang lain. Petani tertarik melihat

keberhasilan orang lain yang memperoleh hasil yang besar, yang

Page 69: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dimungkinkan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan juga bisa untuk

menabung. Dengan hanya melihat dari keuntungannya saja petani tidak

menghiraukan sama sekali dampak yang akan ditimbulkan dari adanya

kegiatan alih fungsi lahan tersebut.

4. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan sikap seseorang untuk

melaksanakan suatu inovasi. Petani mengambil keputusan untuk

mengkonversi lahan sawahnya menjadi kolam ikan. Pengambilan

keputusan petani pada tahap pelaksanaan dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 5.13 Distribusi Tahapan Pengambilan Keputusan Pada Tahap Pelaksanaan.

Pelaksanaan Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Tidak Tepat 1 0 0 Tidak Tepat 2 11 27,5 Ragu-Ragu 3 0 0 Tepat 4 26 65 Sangat Tepat 5 3 7,5

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui 26 responden (65%) dalam

kategori tepat, 11 responden (27,5%) dalam kategori tidak tepat, dan 3

responden (7,5%) dalam kategori sangat tepat. Dari tabel diatas dapat

disimpulkan bahwa pengambilan keputusan pada tahap pelaksanaan adalah

tepat. Kategori tepat berarti petani melakukan alih fungsi lahan sawah

menjadi kolam ikan untuk seluruh lahan sawah yang dimilikinya.

Tahap implementasi terjadi ketika individu pengambil keputusan

mencoba untuk mempraktekkan sebuah inovasi. Sebuah inovasi

merupakan sesuatu yang baru apabila tingkat ketidakpastiannya tinggi.

Ketidakpastian dari hasil-hasil inovasi ini masih akan menjadi masalah

pada tahapan ini. Maka seorang individu akan memerlukan bantuan teknis

dari berbagai sumber informasi untuk mengurangi tingkat ketidakpastian

dari akibatnya. Permasalahan penerapan inovasi akan lebih serius terjadi

Page 70: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

apabila yang mengadopsi inovasi itu adalah suatu organisasi, karena dalam

sebuah inovasi jumlah individu yang terlibat dalam proses keputusan

inovasi ini akan lebih banyak dan terdiri dari karakter yang berbeda-beda.

Setelah petani tertarik karena melihat keberhasilan orang lain

kemudian petani berusaha untuk mencobanya, yaitu dengan mengkonversi

lahan sawahnya menjadi kolam ikan. Dalam pelaksanaannya, ada yang

mengkonversi seluruh lahan sawahnya, sebagian lahan sawahnya, dan ada

juga yang lahan sawahnya dan menyewa. Petani yang memiliki lahan yang

luas biasanya hanya sebagian lahan sawahnya yang dikonversi, karena

hanya sebagai percobaan. Sedangkan yang lahannya sempit sudah pasti

semuanya bahkan ada juga yang masih menyewa lahan sawah orang lain

atau kas desa.

5. Konfirmasi

Tahap konfirmasi yaitu seseorang mencari informasi sebagai

penguat terhadap keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik

kembali keputusannya jika memang diperoleh informasi yang

bertentangan dengan informasi semula. Tahap konfirmasi ini sebenarnya

berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima atau

menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu yang tak terbatas.

Tabel 5.14 Distribusi Tahapan Pengambilan Keputusan Pada Tahap Konfirmasi.

Konfirmasi Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Tidak Tepat 1 0 0 Tidak Tepat 2 0 0 Ragu-Ragu 3 16 40 Tepat 4 20 50 Sangat Tepat 5 4 10

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa 20 responden (50%)

berada pada kategori tepat, 16 responden (40%) pada kategori ragu-ragu,

dan 4 responden (10%) pada kategori sangat tepat. Sehingga dapat

disimpulkan keputusan petani pada tahap konfirmasi adalah tepat.

Page 71: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Kategori tepat berarti petani aktif mencari informasi sampai ke luar daerah

dan media sebagai penguat bagi keputusan yang telah diambilnya.

Tahap konfirmasi terjadi ketika individu pengambil keputusan

mencari penguatan bagi keputusan inovasi yang telah diambil, namun bisa

juga kebalikan dari hal tersebut. Pada tahap konfirmasi, sesorang individu

berusaha menghindari ketidakcocokan atau menguranginya jika hal

tersebut terjadi. Seseorang akan cenderung untuk menjauhkan diri dari

ketidakcocokan dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung yang

memperkuat keputusan itu. Jadi dalam tahap ini, sikap menjadi hal yang

lebih krusial. Keberlanjutan penggunaan inovasi ini akan bergantung pada

dukungan dan sikap individu.

Berdasarkan kondisi di lapang 50% responden pada kategori tepat.

Petani aktif mencari informasi sampai keluar daerah dan dari media

sebagai penguat bagi keputusan yang diambilnya. Dengan demikian petani

akan tetap pada keputusannya tanpa harus menambah atau mengurangi

lahannya. Karena jika menambah tentu saja membutuhkan modal yang

cukup besar, padahal sebagian petani telah mengkonversi seluruh lahan

sawahnya.

D. Hubungan Antara Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Petani Padi dengan Keputusan Petani Padi Mengkonversi Lahan Sawah

Menjadi Kolam Ikan

Untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan petani padi dengan keputusan petani padi

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan menggunakan uji korelasi

Rank Spearman dengan program SPSS 17.0 for windows. Hasil analisis

hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi

dengan keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan

di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut.

Page 72: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 5.15 Hasil Analisis Hubungan Antara Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Padi dengan Keputusan Petani Padi Mengkonversi Lahan Sawah Menjadi Kolam Ikan.

No Faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan (X)

Keputusan petani padi (Y)

rs α t hitung

Keterangan

Faktor Internal (X1) 1 Umur (X1.1) 0,105 0,05 0,651 NS 2 Pendidikan Formal (X1.2) -0,133 0,05 -0,827 NS 3 Pendapatan (X1.3) 0,006 0,05 0,037 NS 4 Luas Lahan Sawah(X1.4) 0,148 0,05 0,922 NS Faktor Eksternal (X2) 5 Lingkungan Sosial (X2.1) 0,422** 0,05 2,869 SS 6 Lingkungan Ekonomi (X2.2) 0,414** 0,05 2,804 SS 7 Sumber Informasi (X2.3) -0,159 0,05 -0,993 NS

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Keterangan : rs : Korelasi Rank Spearman t tabel : 2,021 (α = 0,05) SS : Sangat Signifikan NS : Non Signifikan

1. Hubungan Antara Umur (X1.1) dengan Keputusan Petani Padi

Mengkonversi Lahan Sawah Menjadi Kolam Ikan (Y)

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa nilai rs sebesar 0,651

pada α = 0,05, dengan thitung sebesar (0,651) < ttabel (2,021). Berarti

hubungan antara umur petani dengan keputusan petani padi mengkonversi

lahan sawah menjadi kolam ikan tidak signifikan. Sehingga umur tidak

berhubungan terhadap keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah

menjadi kolam ikan.

Tidak terdapat hubungan antara umur petani dengan keputusan

petani, menunjukkan bahwa semua petani baik tua maupun muda tidak

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau

menolak. Walaupun dalam teori menyatakan bahwa semakin tua umur

petani akan semakin lamban dalam mengadopsi inovasi baru dan

cenderung fanatik pada kegiatan yang sudah biasa dilakukan. Tetapi

kondisi di daerah penelitian menunjukkan bahwa petani yang berusia tua

juga mengambil keputusan untuk mengadopsi inovasi baru.

Page 73: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Petani dengan usia muda atau tua mengambil keputusan yang sama

untuk mengkonversi lahan sawahnya. Pengambilan keputusan tidak

dipengaruhi oleh umur seorang petani, tetapi dipengaruhi oleh keadaan

lingkungan di sekitar petani. Keadaan lingkungan yang mendukung serta

semakin banyaknya petani lain yang mengkonversi lahan sawahnya

membuat seorang petani mengambil keputusan untuk mengkonversi lahan

sawahnya, apalagi jika keuntungan yang diperoleh lebih besar.

2. Hubungan Antara Pendidikan Formal (X1.2) dengan Keputusan Petani

Padi Mengkonversi Lahan Sawah Menjadi Kolam Ikan (Y)

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa nilai rs sebesar

-0,133 pada α = 0,05, dengan thitung sebesar (-0,827) < ttabel (2,021). Berarti

hubungan antara pendidikan formal petani dengan keputusan petani

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan tidak signifikan. Sehingga

pendidikan formal tidak berhubungan terhadap keputusan petani padi

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan.

Tidak terdapat hubungan antara pendidikan formal dengan

keputusan petani menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pendidikan formal

yang ditempuh petani tidak mempengaruhi pengambilan keputusan petani

untuk menerima atau menolak. Berdasarkan analisis di lapang diketahui

bahwa pendidikan formal petani berkisar antara SD, SLTP, SLTA, dan

lebihdari SLTA. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda

sebenarnya hanya membentuk karakter yang berbeda antara petani satu

dengan petani lain. Hal ini berarti bahwa dengan pendidikan formal yang

tinggi belum tentu petani responsif terhadap suatu inovasi dan sebaliknya

petani dengan pendidikan formal yang rendah belum tentu kurang

responsif terhadap suatu inovasi.

Petani yang tingkat pendidikan formalnya tinggi atau rendah

mengambil keputusan yang sama untuk mengkonversi lahan sawah

menjadi kolam ikan. Pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan formal tetapi dipengaruhi oleh bukti nyata lingkungan

sekitar mereka tinggal. Bukti nyata yang dimaksud adalah kondisi

Page 74: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dilingkungan sekitar apakah mendukung atau tidak, serta perbandingan

keuntungan yang diperoleh dari berusahatani padi dengan kolam ikan.

Maka disinilah penilaian petani terhadap suatu inovasi yang akan

memunculkan perilaku yang berbeda antar petani.

3. Hubungan Antara Pendapatan (X1.3) dengan Keputusan Petani Padi

Mengkonversi Lahan sawah Menjadi Kolam Ikan (Y)

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa nilai rs sebesar 0,006

pada α = 0,05, dengan thitung sebesar (0,037) < ttabel (2,021). Berarti

hubungan antara pendapatan petani dengan keputusan petani

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan tidak signifikan. Sehingga

pendapatan tidak berhubungan terhadap keputusan petani padi

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan.

Analisis di lapang menunjukkan pendapatan petani kebanyakan

dalam kategori rendah (Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000), tetapi banyak juga

petani yang berpendapatan tinggi. Tinggi rendahnya pendapatan petani

tidak mempengaruhi dalam pengambilan keputusan menerima atau

menolak suatu inovasi. Petani dengan pendapatan tinggi akan lebih leluasa

mengkonversi lahan sawahnya menjadi kolam ikan karena memiliki modal

yang cukup. Sedangkan petani yang berpendapatan rendah juga

mengkonversi lahan sawahnya menjadi kolam ikan karena ingin

mendapatkan hasil yang lebih dari berusahatani padi setelah melihat

keberhasilan petani lain di lingkungan sekitar.

Tidak ada jaminan bahwa petani dengan pendapatan tinggi akan

mempertahankan lahan sawahnya karena telah memiliki pendapatan yang

dapat mencukupi kebutuhan hidup atau bahkan lebih. Sedangkan petani

yang berpendapatan rendah belum tentu akan mengkonversi lahan

sawahnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yang dapat

meningkatkan pendapatannya. Petani memilih mengkonversi lahan

sawahnya karena hasil yang mereka peroleh dari berusahatani padi tidak

menentu, kadang hasil panennya bagus tetapi sering juga hasilnya kurang

bagus bahkan gagal panen.

Page 75: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Berusahatani padi memang tidaklah mudah, karena selain harus

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup faktor lingkungan

juga sangat mempengaruhi, diantaranya adalah faktor cuaca dan faktor

organisme pengganggu tanaman serta penyakit. Tetapi jika petani

memiliki kemauan dan keuletan serta aktif mencari informasi untuk

meningkatkan pengetahuannya serta meningkatkan keterampilannya dalam

berusahatani padi pastilah akan memperoleh hasil yang maksimal dan

tentu saja akan meningkatkan hasil produksi padi yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendatan keluarga.

4. Hubungan Antara Luas Lahan Sawah (X1.4) dengan Keputusan Petani

Padi Mengkonversi Lahan Sawah Menjadi Kolam Ikan(Y)

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa nilai rs sebesar 0,148

pada α = 0,05, dengan thitung sebesar (0,922) < ttabel (2,021). Berarti

hubungan antara luas lahan sawah dengan keputusan petani mengkonversi

lahan sawah menjadi kolam ikan tidak signifikan. Sehingga luas lahan

sawah tidak berhubungan terhadap keputusan petani padi mengkonversi

lahan sawah menjadi kolam ikan.

Tidak terdapat hubungan antara luas lahan sawah yang dimiliki

petani dengan keputusan petani menunjukkan bahwa luas-sempitnya lahan

sawah yang dimilki petani tidak mempengaruhi keputusan petani untuk

mengkonversi lahan sawahnya. Petani dengan kepemilikan lahan sawah

yang luas akan lebih leluasa dalam mengkonversi lahan sawahnya. Petani

dapat melakukan percobaan terlebih dahulu dengan hanya mengkonversi

sebagian lahan sawahnya untuk mengetahui perbandingan hasil yang akan

diperoleh. Sedangkan petani dengan lahan sawah yang sempit

mengkonversi lahan sawahnya karena dengan lahan yang sempit tentu saja

akan memperoleh hasil yang sedikit pula.

Memiliki lahan sawah sendiri seharusnya petani dapat

mengusahakannya dengan maksimal. Memiliki lahan sawah yang luas

petani dapat memperoleh keuntungan yang besar dari usahatani padi,

dengan tersediannya sumber daya air yang melimpah petani tidak perlu

Page 76: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

lagi mengeluarkan biaya produksi untuk irigasi. Memiliki sumber daya air

yang melimpah petani dapat memanfaatkan lahan sawahnya terus-menerus

dengan merotasi tanamannya dengan tanaman palawija. Berbeda dengan

lahan sawah tadah hujan yang membiarkan lahan sawahnya jika musim

kemarau. Begitu juga dengan petani yang memiliki lahan sawah sempit.

5. Hubungan Antara Lingkungan Sosial (X2.1) dengan Keputusan Petani

Padi Mengkonversi Lahan Sawah Menjadi Kolam Ikan (Y)

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa nilai rs sebesar 0,422

pada α = 0,05, dengan thitung sebesar (2,869) > ttabel (2,021). Berarti

hubungan antara lingkungan sosial dengan keputusan petani mengkonversi

lahan sawah menjadi kolam ikan adalah signifikan. Sehingga lingkungan

sosial berhubungan terhadap keputusan petani padi mengkonversi lahan

sawah menjadi kolam ikan.

Lingkungan sosial meliputi pengaruh dari elemen masyarakat,

dukungan dari elemen masyarakat dan bantuan dari elemen masyarakat.

Semakin tinggi pengaruh dari elemen masyarakat semakin besar pula

kemungkinan petani untuk mengkonversi lahan sawahnya. Pengaruh

elemen masyarakat diketahui dari seberapa banyak elemen masyarakat di

sekitar lingkungan petani yang mengkonversi lahan sawah menjadi kolam

ikan. Elemen masyarakat meliputi kerabat, tetangga, petani lain,

kelompok tani dan swasta.

Dukungan dari elemen masyarakat adalah seberapa banyak elemen

masyarakat di sekitar petani yang mendukung petani untuk mengkonversi

lahan sawahnya menjadi kolam ikan. Semakin banyak elemen masyarakat

yang mendukung semakin besar pula kemungkinan petani untuk

mengkonversi lahan sawahnya. Elemen mayarakat merupakan

pertimbangan bagi petani sebagai saran untuk keputusan yang akan

diambilnya. Sedangkan bantuan elemen masyrakat merupakan seberapa

besar bantuan yang diberikan oleh elemen masyarakat dalam budidaya

kolam ikan. Jenis bantuan berupa bantuan modal, penyediaan bibit, teknik

budidaya dan pemasaran. Semakin banyak jenis bantuan yang diberikan

Page 77: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

semakin besar pula kemungkinan petani untuk mengkonversi lahan

sawahnya.

6. Hubungan Antara Lingkungan Ekonomi (X2.2) dengan Keputusan Petani

Padi Mengkonversi Lahan Sawah Menjadi Kolam Ikan (Y)

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa nilai rs sebesar 0,414

pada α = 0,05, dengan thitung sebesar (2,804) > ttabel (2,021). Berarti

hubungan antara lingkungan ekonomi dengan keputusan petani

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan adalah signifikan.

Sehingga lingkungan ekonomi berhubungan terhadap keputusan petani

padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan.

Lingkungan ekonomi meliputi ketersediaan sarana produksi,

jaminan pasar, jaminan harga, dan ketersediaan modal. Ketersediaan

sarana produksi merupakan kelengkapan berbagai macam sarana produksi

dalam budidaya kolam ikan di daerah sekitar petani. Sarana produksi

meliputi bahan membuat kolam, bibit ikan, obat-obatan, dan jaring.

Sehingga semakin lengkap dan selalu tersedia sarana produksi yang

dibutuhkan semakin besar pula kemungkinan petani mengkonversi lahan

sawahnya.

Jaminan pasar merupakan tingkat kemudahan dalam menjual hasil

produksinya. Pemasaran akan sangat mudah jika banyak pembeli yang

datang ke petani untuk membeli hasil produksinya, sehingga petani tidak

perlu repot-repot membawanya ke pasar. Dengan demikian pemasaran

yang mudah akan mempengaruhi petani untuk mengkonversi lahan

sawahnya. Jaminan harga merupakan kepastian harga yang diberikan oleh

pembeli terhadap hasil panen petani. Harga yang stabil dan cenderung

tinggi menjadikan minat bagi petani untuk mengkonversi lahan sawahnya.

Ketersediaan modal juga menjadi pengaruh terhadap keputusan petani

pada faktor lingkungan ekonomi. Tersediannya modal di sekitar petani

menjadikan pendorong bagi petani yang berpendapatan kurang atau tidak

mempunyai modal.

Page 78: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

7. Hubungan Antara Sumber Informasi (X2.3) dengan Keputusan Petani Padi

Mengkonversi Lahan Menjadi Kolam Ikan (Y)

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa nilai rs sebesar

-0,159 pada α = 0,05, dengan thitung sebesar (-0,993) < ttabel (2,021). Berarti

hubungan antara sumber informasi dengan keputusan petani mengkonversi

lahan sawah menjadi kolam ikan tidak signifikan. Sehingga sumber

informasi tidak berhubungan terhadap keputusan petani padi

mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan.

Sumber informasi merupakan ketersediaan dan dukungan dari

sumber informasi yang ada di sekitar lingkungan petani. Ketersediaan

sumber informasi merupakan banyaknya sumber informasi di sekitar

petani, meliputi kerabat, tetangga, petani lain, kelompok tani, dan media

massa. Dengan demikian banyak sedikitnya sumber informasi yang

terdapat di lingkungan sekitar tidak mempengaruhi keputusan petani untuk

mengkonversi lahan sawahnya. Keputusan yang diambil petani tidak

dipengaruhi oleh banyak sedikitnya sumber informasi di lingkungan

petani. Meskipun banyak sumber informasi atau sedikit dan bahkan tidak

terdapat sumber informasi, petani akan tetap mengambil keputusan untuk

mengkonversi lahan sawahnya.

Dukungan dari sumber informasi merupakan banyaknya sumber

informasi yang mendukung petani pada keputusan untuk mengkonversi

lahan sawah. Sehingga banyak sedikitnya sumber informasi yang

mendukung petani tidak mempengaruhi keputusan yang di ambil. Petani

tidak terlalu mementingkan informasi tentang budidaya ikan, petani

mengambil keputusan dan langsung mencoba tanpa dibekali pengetahuan

yang memadai. Karena yang dilihat petani hanyalah hasil akhirnya saja

yaitu keuntungan yang diperoleh. Dengan demikian keputusan yang

diambil petani sangatlah beresiko, dengan pengetahuan yang kurang

sangat besar kemungkinannya akan mengalami kegagalan dan pada

akhirnya mengalami kerugian.

Page 79: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaji faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah

menjadi kolam ikan di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi meliputi

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu umur petani

tergolong dalam kategori usia muda, pendidikan formal dalam kategori

tinggi (SLTA), pendapatan dalam kategori rendah (Rp 1.000.000 –

Rp 3.000.000/musim tanam), luas lahan sawah dalam kategori sempit

(kurang dari 0,25 Ha). Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan

sosial dalam kategori tinggi, lingkungan ekonomi dalam kategori

sedang, dan sumber informasi dalam kategori sangat tinggi.

2. Tahapan keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi

kolam ikan, meliputi tahap pengetahuan dalam kategori tidak tepat,

tahap persuasi dalam kategori sangat tepat, tahap keputusan dalam

kategori tepat, pelaksanaan dalam kategori tepat, dan tahap konfirmasi

dalam kategori tepat.

3. Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dengan

keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi kolam ikan

adalah sebagai berikut :

a. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur petani

dengan keputusan petani mengkonversi lahan sawah menjadi

kolam ikan. Semakin muda atau tua umur petani tidak

mempengaruhi pengambilan keputusan petani mengkonversi lahan

sawah menjadi kolam ikan.

b. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal

petani dengan keputusan petani mengkonversi lahan sawah menjadi

kolam ikan. Semakin tinggi atau rendah tingkat pendidikan petani

Page 80: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

tidak mempengaruhi keputusan petani mengkonversi lahan sawah

mejadi kolam ikan.

c. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan petani

dengan keputusan petani mengkonversi lahan sawah menjadi

kolam ikan. Semakin tinggi atau rendah pendapatan petani tidak

mempengaruhi keputusan petani mengkonversi lahan sawah mejadi

kolam ikan.

d. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara luas lahan sawah

petani dengan keputusan petani mengkonversi lahan sawah menjadi

kolam ikan. Semakin luas atau sempit luas lahan sawah petani tidak

mempengaruhi keputusan petani mengkonversi lahan sawah mejadi

kolam ikan.

e. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial

dengan keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi

kolam ikan. Semakin tinggi pengaruh dari lingkungan sosial maka

semakin besar pula kemungkinan petani untuk mengkonversi lahan

sawahnya menjadi kolam ikan.

f. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan ekonomi

dengan keputusan petani padi mengkonversi lahan sawah menjadi

kolam ikan. Semakin tinggi pengaruh dari lingkungan ekonomi

maka semakin besar pula kemungkinan petani untuk mengkonversi

lahan sawahnya mejadi kolam ikan.

g. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi

dengan keputusan petani mengkonversi lahan sawah menjadi

kolam ikan. Semakin banyak aatau sedikit sumber informasi di

lingkungan sekitar petani tidak mempengaruhi keputusan petani

mengkonversi lahan sawah mejadi kolam ikan.

Page 81: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Faktor-Faktor-Yang... · Nationally the wetland resources has an important role in producing food, especially rice. However, the development

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut :

1. Petani yang memiliki lahan sawah di Desa Ponggok cukup bagus untuk

dialihfungsikan menjadi kolam ikan, karena di daerah tersebut sumber

airnya sangat deras, sehingga tidak cocok untuk budidaya padi

sebaliknya sangat cocok untuk budidaya kolam ikan.

2. Petani yang memiliki lahan sawah di Desa Ngaran, Turus, Nganjat, dan

Jimus, di daerah tersebut cukup potensial untuk budidaya padi karena

sumber daya air dari mata air tidak terlalu deras sehingga dapat diatur

sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian petani di daerah

tersebut diharapkan tidak mengkonversi lahan sawahnya menjadi kolam

ikan.

3. Petani hendaknya lebih memperhatikan tahapan pengambilan keputusan

pada tahap pengetahuan. Karena tahap pengetahuan merupakan tahap

awal yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan agar

keputusan yang diambil dapat tepat.