f0152135n22.ppt

93
Overview Perkembangan SPAP

Upload: ilham-syahrimanda

Post on 26-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Overview Perkembangan SPAP

  • SPAP
    (Standar Profesional Akuntan Publik)

    Standar = ukuran mutu minimum yang harus dipenuhiProfessional = perilaku dan cara bersikap yang mencerminkan integritas dan kompetensi yang diharapkan serta sesuai dengan norma, kaidah dan aturan yang berlaku.Akuntan = orang yang telah melalui suatu proses pendidikan kompetensi akuntansi dan telah memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan dalam UU nomor ..Publik = masyarakat umum yang mempunyai kepentingan dengan hasil kerja akuntan
  • SPAP

    Standar yang dikeluarkan oleh IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) yang merupakan pedoman perilaku dan ukuran kinerja minimal yang harus dipatuhi/dicapai oleh akuntan publik dalam memberikan jasa profesinya,
  • Mengapa SPAP diperlukan ?

    Mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan profesinyaMemberikan kepastian dan jaminan hukum secara profesi, baik kepada pemakai jasa akuntan publik,maupun bagi akuntan publik sendiriSebagai jawaban atas persyaratan yang dituntut publik (masyarakat) atas kualifikasi dan jasa yang diberikan akuntan publik
  • Proses Kodifikasi
    Pernyataan Standar Audit

    1973 Norma Pemeriksaan Akuntan1994 Standar Profesional Akuntan Publik1999 Melakukan perombakan besar atas

    SPAP 1 Agustus 1994, yang

    kemudian baru diterbitkan per 1 Januari 2001

    2004 IAI akan melakukan full adobtion terhadap ISA2013 IAPI mengadopsi secara penuh ISA menggantikan SPAP mulai 1 Januari 2013.
  • Konvergensi dan pengadopsian ISA Why?

    Dunia telah menjadi suatu pasar global atas barang dan jasa dengan pertumbuhan yang pesat Rekomendasi dari World BankBatas negara menjadi tidak lagi relevan dalam hal aksesibilitas terhadap modal dan penciptaan kemakmuran Teknologi memungkinkan arus perdagangan dan informasi secara virtual dan real time Begitu banyak informasi yang tersedia di pasar dan media untuk diseminasi beragam Perlunya integritas proses yang dirancang untuk memastikan bahwa informasi yang tersedia dapat diandalkan, relevan, dan diorganisasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan Standar profesi terkait praktik akuntansi dan audit yang beragam
  • Konvergensi dan pengadopsian ISA How?

    Penerjemahan

    Mengikuti ketentuan penerjemahan dan pengadopsian IFAC

    Modifikasi

    Memodifikasi kode etik dan standar profesi untuk menyesuaikannya dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan profesi, serta praktik audit di Indonesia

  • Tantangan konvergensi dan pengadopsian ISA di Indonesia

    Kendala bahasa; memerlukan proses penerjemahan

    Perlu modifikasi terhadap isi kode etik dan standar profesi untuk menyesuaikannya dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan profesi, serta praktik audit di Indonesia

    Kebijakan penerjemahan dan persetujuan yang ketat dari IFAC dalam proses pengadopsian kode etik dan standar profesinya

    Sumber daya manusia yang kompeten

    Biaya dan waktu

  • Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

    Per, 1 Januari 2001

  • SA 100: Pernyataan standar auditing pengantar

    110: Tanggung jawab & fungsi auditor independen150: Standar auditing 161: Hubungan antara standar auditing dengan standar pengendalian mutu
  • SA seksi 110: Tanggung jawab & fungsi auditor independen

    01 Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
  • 02 Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. 03 Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
  • SA 200: Standar umum

    201: Sifat standar umum 210: Pelatihan dan keahlian auditor independen 220: Independensi 230: Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama dalam pelaksanaan pekerjaan auditor
  • SA seksi 220: Independensi

    02 Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). 04 Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari masyarakat. 07Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham, atau komite audit.
  • SA 300: Standar Pekerjaan Lapangan

    310: Penunjukan auditor independen311: Perencanaan & supervisi 312: Risiko audit & materialitas dalam pelaksanaan audit 313: Pengujian substantif sebelum tanggal neraca 314: Penentun risiko & pengendalian intern- pertimbangan & karakteristik sistim informasi komputer
  • 315:Komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti 316: Pertimbangan atas kecurangan dalam audit laporan keuangan 317: Unsur tindakan pelanggaran hukum oleh klien318: Pemahaman bisnis klien 319: Pertimbangan pengendalian intern dalam audit laporan keuangan 320: Surat perikatan audit
  • 322: Pertimbangan auditor atas fungsi audit intern dalam audit laporan keuangan 323: Perikatan audit tahun pertama-saldo awal 324: Pelaporan atas pengolahan transaksi oleh organisasi jasa 325: Komunikasi masalah yang berhubungan dengan pengendalian intern yang ditemukan dalam suatu audit 326: bukti audit327:Teknik dan pembantuan komputer
  • 329: Prosedur analitis330: proses konfirmasi331: Persediaan333: Representasi manajemen324: Pihak yang memiliki hubungan istimewa 325: Auditng dalam lingkungan sistim informasi komputer 326: Penggunaan pekerjaan spesialis
  • 337: Permintaan keterangan dari penasehat hukum klien339: kertas kerja341: Pertimbangan auditor atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya342: Audit atas estimasi akuntansi 343: Lingkungan sistem informasi komputer Mikro berdisi sendiri
  • 344: Lingkungan sistem informasi komputer on-line computer system 345: Lingkungan sistem informasi komputer database system 350: Sampling audit 360: Komunikasi dengan manajemen 380: Komunikasi dengan komite audit390: Komunikasi dengan auditor utama dengan auditor lain
  • SA seksi 318: Pemahaman bisnis klien

    02 Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis yang cukup untuk memungkinkan auditor mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi, dan praktik, yang, menurut pertimbangan auditor, kemungkinan berdampak signifikan atas laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit.
  • 03 Tingkat pengetahuan auditor untuk suatu perikatan mencakup pengetahuan umum tentang ekonomi dan industi yang menjadi tempat beroperasinya entitas, dan pengetahuan yang lebih khusus tentang bagaimana entitas beroperasi.11 Auditor harus menjamin bahwa asisten yang ditugasi dalam suatu perikatan audit memperoleh pengetahuan memadai tentang bisnis untuk memungkinkan mereka melaksanakan pekerjaan audit yang didelegasikan kepada mereka.
  • SA seksi 320: Surat perikatan audit

    02 Auditor dan klien harus setuju atas syarat-syarat perikatan. Syarat-syarat yang telah disetujui bersama perlu dicatat dalam suatu surat perikatan (engagement letter).04 Baik klien maupun auditor berkepentingan untuk mengirim surat perikatan, lebih baik sebelum dimulainya suatu perikatan, untuk menghindari salah paham berkenaan dengan perikatan tersebut.
  • 11 Sebelum menyelesaikan perikatannya, auditor yang diminta untuk mengubah perikatan tersebut ke perikatan yang memberikan tingkat keyakinan yang lebih rendah, harus mempertimbangkan kelayakan permintaan tersebut.18 Jika auditor tidak dapat menyetujui perubahan perikatan dan tidak diperbolehkan oleh klien untuk meneruskan perikatan semula, auditor harus menarik diri dari perikatan dan mempertimbangkan apakah ada kewajiban, baik secara kontrak atau yang lain, untuk melaporkan keadaan yang menyebabkan penarikan dirinya kepada pihak lain, seperti dewan komisaris atau pemegang saham.
  • SA seksi 360: Komunikasi dengan manajemen

    12 Selama berlangsungnya audit, auditor melakukan pembicaraan dengan manajemen mengenai berbagai hal yang mencakup berikut ini:

    pemahamanatas bisnis klien;

    rencana audit;

    dampapak perundangan atau standar profesional atas audit;

    informasi yang diperlukan untuk menentukan risiko audit;

    penjelasan, bukti, dan representasi dari manajemen atau dari tingkat yang lebih rendah dalam organisasi;

    pengamatan dan saran yang dihasilkan dari audit tentang hal-hal efisiensi operasional atau administratif, strategi bisnis, dan unsur lain yang menarik perhatian,

    informasi yang tidak diaudit yang diinginkan oleh manajemen untuk publikasikan dengan laporan keuangan auditan yang menurut pertimbangan auditor tidak konsisten atau tampak menyesatkan pembaca.

  • SA 400: Standar pelaporan pertama, kedua dan ketiga

    410: Kepatuhan terhadap standar akuntansi keuangan di Indonesia 412: Penggunaan frasa standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik413: Makna frasas standar akuntansi keuangan di Indonesia420: Konsistensi penerapan standar akuntansi keuangan di Indonesia431: Pengungkapan memadai dalam laporan keuangan 435: Pelaporan auditor atas informasi segmen
  • SA seksi 420: Konsistensi penerapan standar akuntansi keuangan di Indonesia

    02Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya.21 Jika auditor independen tidak mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan tahun sebelumnya, ia harus melaksanakan prosedur yang praktis dilaksanakan dan memadai sesuai dengan keadaan yang dihadapi oleh auditor untuk memberikan keyakinan bagi dirinya bahwa prinsip akuntansi digunakan secara konsisten di antara tahun sekarang dengan tahun sebelumnya.
  • Sa 500: Standar Pelaporan keempat

    504: Pengaitan nama auditor dengan laporan keuangan508: Laporan auditor atas laporan keuangan auditan530: Pemberian tanggal atas laporan auditor independen534: Pelaporan atas laporan keuangan yang disusun untuk digunakan di negara lain543: Bagian audit dilaksanakan oleh auditor independen lain544: Ketidaksesuaian dengan standar akuntansi keuangan d Indonesia
  • 550: Informasi lain dalam dokumen yang berisi laporfan keuangan audit/an551:Pelaporan tentang informasi yang melampiri laporan keuangan pokok dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor552: Pelaporan atas laporan keuangan ringkasan dan data keuangan pilihan558: Informasi tambahan yang diharuskan 560: Peristiwa kemudian 561: Penemuan kemudian fakta yang ada pada tanggal laporan auditor
  • SA seksi 508: Laporan auditor atas laporan keuangan auditan

    01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan berkaitan dengan audit atas laporan keuangan historis yang ditujukan untuk menyajikan posisi keuangan, hal usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 03 Pernyataan pendapat auditor harus didasarkan atas audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing dan atas temuan-temuannya.
  • SA 600: Tipe tipe lain laporan

    622: Perikatan untuk menerapkan prosedur yang disepakati atas unsur, akun atau pos tertentu dalam laporan keuangan 623: Laporan khusus 625: Laporan tentang penerapan prinsip akuntansi 634: Surat untuk penjamin emisi dan pihak tertentu lain yang meminta
  • SA seksi 634: Surat untuk penjamin emisi dan pihak tertentu lain yang meminta

    01 Seksi ini memberikan panduan bagi akuntan dalam melaksanakan dan melaporkan hasil perikatan untuk menerbitkan suatu surat untuk penjamin emisi dan pihak lain tertentu yang meminta (surat tersebut dikenal dengan nama comfort letter), dalam kaitannya dengan laporan keuangan dan informasi keuangan tambahan tertentu yang dimasukkan kedalam pernyataan pendaftaran yang diserahkan kepada Bapepam sesuai dengan undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan Menteri Keuangan, peraturan Bapepam, peraturan bursa yang berkenaan dengan pasar modal (untuk selanjutnya semua peraturan yang berkenaan dengan pasar modal disebut dengan peraturan perundang-undangan pasar modal) dan penawaran efek yang lain.
  • 02Jasa akuntan yang bersangkutan dengan penyediaan comfort letter berkembang dengan diberlakukannya ketentuan perundang-undangan pasar modal.
  • SA 700: Topik khusus

    710: Pertimbangan khusus dalam audit bisnis kecil 722: Informasi keuangan interim
  • SA seksi 710: Pertimbangan khusus dalam audit bisnis kecil

    01 Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi keuangan entitas apa pun tanpa memperhatikan ukuran bisnisnya.03.Tujuan Seksi ini adalah untuk membantu auditor dalam menerapkan berbagai Seksi atau Pernyataan Standar Auditing dalam situasi yang khusus dijumpai dalam bisnis kecil.
  • Pertimbangan Perikatan

    14.Auditor mungkin menentukan bahwa tidak mungkin ia memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk membentuk pendapatannya atas laporan keuangan karena kelemahan yang timbul dari karakteristik bisnis kecil, seperti tidak diselenggarakannya pencatatan. 15.Untuk kepentingan kedua belah pihak, baik auditor maupun klien, auditor harus mengirimkan surat perikatan audit sebelum dimulainya perikatan audit, untuk menghindari kesalahpahaman mengenai perikatan auditor.
  • SA 800: Audit kepatuhan

    801: Audit kepatuhan yang diterapkan atas entitas pemerintahan dan penerima lain bantuan keuangan pemerintah 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian dan pelaporan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam perikatan, sebagaimana didefinisikan berikut ini, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
  • SPAP Berbasis ISA

  • Judul dan Klasifikasi Standar Perikatan Audit (SPA)

    Prinsip-Prinsip Umum Dan Tanggung JawabPenilaian Risiko dan Respons terhadap Risiko yang telah DinilaiBukti AuditPenggunaan Pekerjaan Pihak LainKesimpulan Audit dan PelaporanArea-Area Khusus
  • Prinsip-Prinsip Umum Dan Tanggung Jawab

    SPA 200, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Suatu Audit BerdasarkanStandar Perikatan AuditSPA 210, Persetujuan atas Syarat-syarat Perikatan AuditSPA 220, Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan KeuanganSPA 230, Dokumentasi AuditSPA 240, Tanggung Jawab Auditor Terkait Dengan Kecurangan Dalam Suatu Audit AtasLaporan Keuangan.SPA 250, Pertimbangan Atas Peraturan Perundang-Undangan Dalam Audit LaporanKeuangan.SPA 260, Komunikasi Dengan Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola.SPA 265, Pengomunikasian Defisiensi Dalam Pengendalian Internal Kepada Pihak YangBertanggung Jawab Atas Tata Kelola Dan Manajemen.
  • SPA 200, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Suatu Audit BerdasarkanStandar Perikatan Audit

    SPA ini mengatur tanggung jawab keseluruhan seorang auditor independen ketika melaksanakan audit atas laporan keuangan berdasarkan SPATujuan auditor secara keseluruhan adalah: Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan sebagai suatu keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, Menerbitkan laporan tentang laporan keuangan dan mengomunikasikannya (sebagaimana yang disyaratkan oleh SPA) berdasarkan temuan auditor.
  • SPA 210, Persetujuan atas Syarat-syarat Perikatan Audit

    SPA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati syarat perikatan audit dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas.Ketentuan perikatan audit yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan audit dan harus mencakup:Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan; Tanggung jawab auditor; Tanggung jawab manajemen; Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan; dan Pengacuan ke bentuk dan isi laporan yang akan dikeluarkan oleh auditor dan suatu pernyataan bahwa dalam keadaan tertentu terdapat kemungkinan laporan yang dikeluarkan berbeda bentuk dan isinya dengan yang diharapkan.
  • SPA 220, Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

    SPA ini mengatur tanggung jawab tertentu auditor dalam memperhatikan prosedur pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuanganSistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu merupakan tanggung jawab firm,dan firm berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai bahwa: Firm dan personelnya mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. Laporan yang diterbitkan oleh firm atau rekan perikatan telah sesuai dengan kondisinya.
  • SPA 230, Dokumentasi Audit

    SPA ini berkaitan dengan kewajiban auditor dalam menyusun dokumentasi audit untuk keperluan audit atas laporan keuangan.Sifat dokumentasi auditMemberikan bukti sebagai dasar bagi auditor untuk menarik suatu kesimpulan tentang pencapaian tujuan keseluruhan auditorMemberikan bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan SPA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan dokumentasi auditMembantu tim perikatan untuk merencanakan dan melaksanakan audit. Membantu anggota tim perikatan yang bertanggung jawab dalam supervisi untuk mengarahkan dan mensupervisi proses auditMemungkinkan tim perikatan untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan mereka.
  • SPA 240, Tanggung Jawab Auditor Terkait Dengan Kecurangan Dalam Suatu Audit Atas Laporan Keuangan

    SPA ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan kecurangan, dalam suatu audit atas laporan keuangan.Tanggung Jawab untuk Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Auditor yang melaksanakan audit berdasarkan SPA bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji materialDalam memperoleh keyakinan memadai, auditor bertanggung jawab untuk menjaga skeptisisme profesional selama audit
  • SPA 250, Pertimbangan Atas Peraturan Perundang-Undangan Dalam Audit Laporan Keuangan

    SPA ini mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan peraturan perundang-undangan dalam audit atas laporan keuangan.Prosedur audit berikut ini untuk membantu dalam menemukan kejadian atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan :Meminta keterangan kepada manajemen dan, apabila relevan, pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, mengenai tingkat kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-undangan tersebut; danMenginspeksi korespondensi, jika ada, dengan pihak berwenang yang menerbitkan izin atau peraturan.
  • SPA 260, Komunikasi Dengan Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola

    SPA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuanganAuditor harus mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan audit atas laporan keuangan, termasuk bahwa:Auditor bertanggung jawab untuk membentuk dan menyatakan opini atas laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen dengan pengawasan dari pihak yangbertanggung jawab atas tata kelola; danAudit atas laporan keuangan tidak membebaskan manajemen atau pihak yangbertanggung jawab atas tata kelola dari tanggung jawab mereka. (Ref: Para. A9-A10)
  • SPA 265, Pengomunikasian Defisiensi Dalam Pengendalian Internal Kepada Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola Dan Manajemen

    Dalam SAP ini dijelaskan bahwa Komunikasi atas Defisiensi dalam Pengendalian Internal adalah sebagai berikut :Pengomunikasian secara tertulis atas defisiensi signifikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mencerminkan pentingnya hal ini, dan membantu pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam memenuhi tanggung jawab pengawasan mereka. Dalam kasus audit untuk entitas yang lebih kecil, auditor dapat berkomunikasi dengan struktur yang lebih sederhana kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dibandingkan dengan kasus untuk entitas yang lebih besar.
  • Penilaian Risiko dan Respons terhadap Risiko yang telah Dinilai

    SPA 300, Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan.SPA 315, Pengindentifikasian Dan Penilaian Risiko Salah Saji Material Melalui PemahamanAtas Entitas Dan Lingkungannya.SPA 320, Materialitas Dalam Perencanaan Dan Pelaksanaan Audit.SPA 330, Respons Auditor Terhadap Risiko Yang Telah Dinilai.SPA 402, Pertimbangan Audit Terkait Dengan Entitas Yang Menggunakan Suatu OrganisasiJasa.SPA 450, Pengevaluasian Atas Salah Saji Yang Diidentifikasi Selama Audit.
  • SPA 300, Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan.

    SPA ini mengatur tanggung jawab auditor untuk merencanakan audit atas laporan keuangan. SPA ini ditulis dalam konteks audit berulang. Pertimbangan tambahan dalam perikatan audit tahun pertama diidentifikasi secara terpisahManfaat perencanaan audit:Membantu auditor untuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap area yang penting dalam audit.Membantu auditor untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang potensial secara tepat waktu.Membantu auditor untuk mengorganisasi dan mengelola perikatan audit dengan baik, sehingga perikatan tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
  • SPA 315, Pengindentifikasian Dan Penilaian Risiko Salah Saji Material Melalui Pemahaman Atas Entitas Dan Lingkungannya

    Standar Perikatan Audit (SPA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untukmengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material dalam laporan keuangan, melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas.Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material pada:Tingkat laporan keuangan; dan (Ref: Para A105-A108)Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan, (Ref: Para. A109-A103) untuk menyediakan suatu basis bagi perancangan dan pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut.
  • SPA 320, Materialitas Dalam Perencanaan Dan Pelaksanaan Audit.

    Penentuan Materialitas dan Materialitas Pelaksanaan dalam Perencanaan Audit yang diatur dalam SAP ini adalah sebagai berikut :Pada saat menetapkan strategi audit secara keseluruhan, auditor harus menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhanAuditor harus menetapkan materialitas pelaksanaan untuk menilai risiko salah saji material dan menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit selanjutnya
  • SPA 330, Respons Auditor Terhadap Risiko Yang Telah Dinilai.

    Auditor harus merancang dan mengimplementasikan respons keseluruhan untuk menanggapi risiko salah saji material yang telah dinilai pada tingkat laporan keuanganAuditor harus merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terhadap efektivitas operasi pengendalian yang relevan jika:Penilaian auditor terhadap risiko salah saji material pada tingkat asersi mencakup suatu harapan bahwa pengendalian beroperasi secara efektifProsedur substantif tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat pada tingkat asersi.
  • SPA 402, Pertimbangan Audit Terkait Dengan Entitas Yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

    SPA ini mengatur tentang tanggung jawab auditor pemakai untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat ketika suatu entitas pemakai memanfaatkan jasa dari satu atau lebih organisasi jasaPemahaman tentang bagaimana entitas pemakai memanfaatkan jasa organisasi jasa dalam kegiatan operasi entitas pemakai:Sifat jasa yang disediakan oleh organisasi jasa dan signifikansi jasa tersebut bagi entitas pemakai, Sifat dan materialitas transaksi yang diproses atau akun-akun atau proses pelaporan keuangan yang dipengaruhi oleh organisasi jasaTingkat interaksi antara aktivitas organisasi jasa dan aktivitas entitas pemakai Sifat hubungan antara entitas pemakai dan organisasi jasa, termasuk persyaratan perjanjian
  • SPA 450, Pengevaluasian Atas Salah Saji Yang Diidentifikasi Selama Audit.

    SPA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang diidentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi terhadap laporan keuangan. Sebelum mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, auditor harus menentukan kembali materialitas yang ditentukan berdasarkan SPA 320 untuk mengonfirmasi apakah materialitas tersebut masih tepat dalam konteks hasil aktual keuangan entitas.
  • Bukti Audit

    SPA 500, Bukti Audit.SPA 501, Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik Atas Unsur Pilihan.SPA 505, Konfirmasi Eksternal.SPA 510, Perikatan Audit Tahun Pertama - Saldo Awal.SPA 520, Prosedur Analitis.SPA 530, Sampling Audit.SPA 540, Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, DanPengungkapan Yang Bersangkutan.SPA 550, Pihak Berelasi.SPA 560, Peristiwa Kemudian.SPA 570, Kelangsungan Usaha.SPA 580, Representasi Tertulis.
  • SPA 500, Bukti Audit.

    Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat sesuai dengan keadaan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepatJika informasi yang digunakan sebagai bukti audit telah disusun dengan menggunakan pekerjaan pakar manajemen, auditor, harus mempertimbangkan signifikansi pekerjaan pakar tersebut untuk tujuan auditor, dengan:Mengevaluasi kompetensi, kapabilitas, dan objektivitas pakar tersebutMemperoleh pemahaman atas pekerjaan pakarMengevaluasi kesesuaian pekerjaan pakar tersebut sebagai bukti audit untuk asersi yang relevan
  • SPA 501, Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik Atas Unsur Pilihan.

    Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat berkaitan dengan:Eksistensi dan kondisi persediaan;Kelengkapan informasi tentang litigasi dan klaim yang melibatkan entitas; danPenyajian dan pengungkapan informasi segmen sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
  • SPA 505, Konfirmasi Eksternal

    SPA ini berhubungan dengan penggunaan prosedur konfirmasi eksternal oleh auditor untuk memperoleh bukti audit berdasarkan persyaratan SPA 330 dan SPA 500SPA juga mencakup generalisasi berikut yang relevan terhadap bukti audit:Bukti audit lebih andal ketika diperoleh dari sumber independen di luar entitas.Bukti audit yang diperoleh secara langsung oleh auditor lebih andal daripada bukti audit yang diperoleh secara tidak langsung atau oleh kesimpulan sendiri.Bukti audit lebih andal dalam bentuk format dokumen, baik dalam bentuk kertas, elektronik atau media lainnya.
  • SPA 510, Perikatan Audit Tahun Pertama - Saldo Awal

    Standar Perikatan Audit (SPA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor yang berhubungan dengan saldo awal dalam perikatan audit tahun pertama.Prosedur Audit tahun pertama -Saldo Awal diatur dalam SPA ini yaitu:Auditor harus membaca laporan keuangan terkini, jika ada, dan laporan auditor pendahulu, jika ada, untuk informasi yang relevan dengan saldo awal, termasuk pengungkapanAuditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah saldo awal mengandung kesalahan penyajian material dan berdampak terhadap laporan keuangan periode berjalan
  • SPA 520, Prosedur Analitis

    SPA ini penggunaan prosedur analitis oleh auditor sebagai pengujian substantifPada waktu merancang dan melaksanakan prosedur analitis substantif, sendiri atau dalam kombinasi dengan pengujian rinci, auditor harus:Menentukan kecocokan prosedur analitis substantif untuk asersi yang tersediaMengevaluasi keandalan data yang dijadikan dasar oleh auditor untuk mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio
  • SPA 540, Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, Dan Pengungkapan Yang Bersangkutan.

    SPA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor atas estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi nilai wajar, dan pengungkapan yang bersangkutan dalam suatu audit atas laporan keuanganDalam merespons risiko kesalahan penyajian yang telah dinilai, auditor harus:Menentukan apakah peristiwa yang terjadi sampai dengan tanggal laporan auditor menyediakan bukti audit tentang estimasi akuntansi. Menguji bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dan data yang dipakai sebagai dasar pengujian.Menguji efektivitas operasi atas pengendalian terhadap bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi.Mengembangkan estimasi tunggal atau suatu kisar angka untuk mengevaluasi estimasi tunggal tersebut yang dibuat oleh manajemen.

  • SPA 550, Pihak Berelasi.

    Standar Perikatan Audit (SPA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor atas hubungan dan transaksi pihak berelasi dalam suatu audit atas laporan keuangan.Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi dan menentukan apakah di antara risiko tersebut merupakan risiko signifikan.
  • SPA 560, Peristiwa Kemudian.

    Standar Perikatan Audit (SPA) ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor berkaitan dengan peristiwa kemudian dalam suatu audit atas laporan keuanganKerangka pelaporan keuangan tersebut biasanya mengidentifikasi dua jenis peristiwa:Peristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi yang ada pada tanggal laporan keuanganPeristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan
  • SPA 570, Kelangsungan Usaha

    SPA ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan yang berkaitan dengan penggunaan asumsi kelangsungan usaha.Penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melibatkan pertimbangan:Tingkat ketidakpastian yang terkaitan dengan hasil suatu peristiwa atau kondisi meningkatkan secara signifikan hasil yang terjadi.Setiap pertimbangan tentang masa depan didasarkan atas informasi yang tersedia ketika pertimbangan dilakukan
  • SPA 580, Representasi Tertulis.

    SPA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan.Representasi tertulis adalah informasi yang perlu diperoleh auditor dalam hubungannya dengan audit atas laporan keuangan entitas.
  • Penggunaan Pekerjaan Pihak Lain

    SPA 600, Pertimbangan Khusus - Audit Atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen).SPA 610, Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal.SPA 620, Penggunaan Pekerjaan Seorang Pakar Auditor.
  • SPA 600, Pertimbangan Khusus - Audit Atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen).

    Standar Perikatan Audit (SPA) berlaku untuk audit grup dan berkaitan dengan pertimbangan khusus yang berlaku untuk audit grup, terutama yang melibatkan auditor komponen.
  • SPA 610, Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal.

    Dalam menentukan apakah pekerjaan auditor internal kemungkinan cukup untuk tujuan audit, auditor eksternal harus mengevaluasi:Objektivitas fungsi audit internal;Kompetensi teknis auditor internal;Apakah pekerjaan auditor internal kemungkinan dilaksanakan dengan kecermatan dan kehati-hatian profesionalApakah komunikasi antara auditor internal dengan auditor eksternal kemungkinan efektif.

  • SPA 620, Penggunaan Pekerjaan Seorang Pakar Auditor.

    SPA ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor atas pekerjaan individu atau organisasi di bidang keahlian selain akuntansi atau auditAuditor harus memperoleh suatu pemahaman yang cukup tentang bidang keahlian pakar untuk memungkinkan auditor dalamMenentukan sifat, ruang lingkup dan objektivitas pekerjaan pakar untuk tujuan auditor; danMengevaluasi kecukupan pekerjaan tersebut untuk tujuan auditor.
  • Kesimpulan Audit dan Pelaporan

    SPA 700, Perumusan Suatu Opini Dan Pelaporan Atas Laporan Keuangan.SPA 705, Modifikasi Terhadap Opini Dalam Laporan Auditor Independen.SPA 706, Paragraf Penekanan Suatu Hal Dan Paragraf Hal Lain Dalam Laporan AuditorIndependen.SPA 710, Informasi Komparatif Angka Korespondensi Dan Laporan Keuangan Komparatif.SPA 720, Tanggung Jawab Auditor Atas Informasi Lain Dalam Dokumen Yang Berisi Laporan Keuangan Auditan.
  • SPA 700, Perumusan Suatu Opini Dan Pelaporan Atas Laporan Keuangan.

    Standar Perikatan Audit (SPA) ini mengatur tanggung jawab auditor dalam merumuskan suatu opini atas laporan keuangan.Auditor harus merumuskan suatu opini tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
  • SPA 705, Modifikasi Terhadap Opini Dalam Laporan Auditor Independen.

    SPA ini mengatur tanggung jawab auditor untuk menerbitkan suatu laporan yang tepat dalam kondisi ketika, dalam merumuskan suatu opini berdasarkan SPA 700Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika:Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperolehAuditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.
  • SPA 706, Paragraf Penekanan Suatu Hal Dan Paragraf Hal Lain Dalam Laporan Auditor Independen.

    SPA ini mengatur komunikasi tambahan dalam laporan auditor ketika auditor menganggap perlu untuk:Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang sedemikian pentingMenarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal selain yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan
  • SPA 710, Informasi Komparatif Angka Korespondensi Dan Laporan Keuangan Komparatif.

    SPA ini mengatur tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan informasi komparatif dalam audit atas laporan keuangan. Sifat informasi komparatif yang disajikan dalam laporan keuangan suatu entitas bergantung pada ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
  • SPA 720, Tanggung Jawab Auditor Atas Informasi Lain Dalam Dokumen Yang Berisi Laporan Keuangan Auditan.

    SPA ini mengatur tanggung jawab auditor atas informasi lain dalam dokumen yang berisi laporan keuangan auditan dan laporan auditor terkaitAuditor harus melakukan pengaturan yang tepat dengan manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk memperoleh informasi lain sebelum tanggal laporan auditor
  • Area-Area Khusus

    SPA 800, Pertimbangan Khusus - Audit Atas Laporan Keuangan Yang Disusun Sesuai Dengan Kerangka Bertujuan Khusus.SPA 805, Pertimbangan Khusus - Audit Atas Laporan Keuangan Tunggal Dan Unsur, Akun, Atau Pos Spesifik Dalam Suatu Laporan Keuangan.SPA 810, Perikatan Untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan.


  • SPA 800, Pertimbangan Khusus - Audit Atas Laporan Keuangan Yang Disusun Sesuai Dengan Kerangka Bertujuan Khusus.

    SPA 800 mengatur pertimbangan khusus dalam penerapan SPA 100 700 dalam audit atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus.SPA ini tidak menghilangkan ketentuan yang tercantum dalam SPA-SPA lain, dan juga tidak ditujukan untuk mengatur seluruh pertimbangan khusus yang mungkin relevan dengan kondisi perikatan.



  • SPA 805, Pertimbangan Khusus - Audit Atas Laporan Keuangan Tunggal Dan Unsur, Akun, Atau Pos Spesifik Dalam Suatu Laporan Keuangan.

    Laporan keuangan tunggal, atau unsur, akun, atau pos spesifik dalam suatu laporan keuangan mungkin disusun sesuai dengan kerangka umum atau kerangka khusus.
  • SPA 810, Perikatan Untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan.

    Standar Perikatan Audit (SPA) ini mengatur tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan perikatan untuk melaporkan ikhtisar laporan keuangan yang berasal dari laporan keuangan auditan sesuai dengan SPA oleh auditor yang sama
  • SPAP (Standar professional Akuntan Publik) Vs. ISA (International Standard on Auditing)

  • SPAP

    SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) merupakan kodifkasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika.Pernyataan standar teknis yang dikodifkasi dalam buku SPAP ini terdiri dari:

    Pernyataan Standar auditing

    pernyataan standar atestasi

    pernyataan jasa akuntansi dan review

    Pernyataan Jasa Konsultasi

    pernyataan standar pengendalian mutu

  • ISA

    International Standar on Auditing (ISA) tidak membagi standar auditing dengan kategori seperti halnya SPAPPendekatan pekerjaan audit di ISA dibagi dalam enam tahap, yaitu:Tahap pertama dimulai dengan persetujuan penugasan (agreement of engagement)Tahap kedua melakukan pengumpulan informasi, pemahaman bisnis dan sistim akuntansi klien, serta penentuan unit yang akan diaudit.Tahap ketiga adalah pengembangan strategi audit. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan access inherent list.Tahap keempat adalah execute the audit, yaitu mulai melaksanakan audit. Pada saat melaksanakan audit maka akan dilakukan test of control, substantive and analytical procedure dan other substantive procedure.Tahap kelima, mulai membentuk opini.Tahap terakhir adalah membuat laporan audit.
  • Perbedaan

    Menurut AICPA.org/FRC dan menurut Linberg & Seifert bahwa terdapat 5 perbedaan yang signifikan antara lain :

  • Dokumentasi prosedur audit

    Secara konseptual bahwa dokumentasi prosedur audit antara SPAP dengan ISA atau Standar Audit berbedaPada ISA atau SA lebih menekankan kepada kearifan profesional (professional judgement).ISA 230 paragraf 14 mensyaratkan auditor untuk menyusun dokumentasi audit didalam suatu berkas audit dan melengkapi proses administratif penyusunan berka audit final tepat waktu setelah tanggal laporan auditor, dan penerapan yang terkait serta penjelasan materialitas yang mengindikasikan bahwa batas waktu penyelesaian penyusunan berkas audit final biasanya tidak lebih dari 60 hari setelah tanggal laporan aduitor.
  • Dokumentasi prosedur audit

    Paragraf 15 pada ISA 230 juga mensyaratkan setelah penyusunan audit final telah selesai, maka auditor tidak boleh memusnahkan dokumentasi audit sebelum periode retensi berakhir.ISA 230 mengenai dokumentasi audit dinyatakan bahwa bagi kantor akuntan publik harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk retensi dokumentasi penugasan. penugasan audit kurang dari lima tahun sejak tanggal laporan auditan atau tanggal laporan auditan kelompok perusahaan. (ISA)SPAP bahwa periode retensi paling sedikit tujuh tahun
  • Dokumentasi prosedur audit

    Paragraf 17 ISA 230 mensyaratkan bahwa setelah tanggal penyelesaian dokumentasi, Auditor tidak boleh memusnahkan dokumentasi audit sebelum akhir dari periode retensi yang bersangkutan.
  • Pertimbangan kelangsungan usaha (going-concern)

    ISA tidak membatasi paling sedikit 12 bulan, sedangkan SPAP membatasi hingga 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.Pada ISA 570 mengasumsikan bahwa manajemen mempunyai tanggung jawab untuk menilai kemampuan entitas untuk melangsungkan usahanya sebagai going concern tanpa mempertimbangkan apakah kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan oleh manajemen atau tidakSalah satu dari tujuan ISA 570 yaitu untuk memperoleh bukti audit yang memadai terkait dengan penggunaan asumsi going concern oleh manajemenPada SPAP juga mensyaratkan bahwa auditor harus mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial mengenai kelangsungan usaha entitas untuk periode waktu yang memadai.ISA 570 menetapkan pertimbangan asumsi kelangsungan usaha seluruh penugasan atau perikatan.
  • Penilaian dan pelaporan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

    Menurut ISA bahwa penilaian dan pelaporan pengendalian internal tidak ada kaitannya dengan efektifitas pengendalian internal klien yang diauditmenekankan kepada relevansinya dimana hal tersebut terlihat pada laporan auditornyaSPAP mengkaitkan penilaian dan pelaporan pengendalian internal dengan efektifitasnya.Menurut ISA juga mensyaratkan auditor harus menguji pengendalian internal entitas yang diauditnya guna memastikan bahwa sistem yang diterapkan adalah mencukupi dan berfungsi sebagaimana yang ditetapkan.
  • Penilaian dan respons terhadap risiko terhadap risiko yang dinilai

    ISA mensyaratkan prosedur penilaian risiko tertentu agar diperoleh suatu pemahaman yang lebih luas mengenai suatu entitas dan lingkungannya, tentunya dengan tujuan untuk mengidentifikasi risiko salah saji materialISA mensyaratkan auditor harus memperoleh suatu pemahaman risiko bisnis entitas misalnya risiko operasi dan risiko strategisSPAP tidak sekomprehensif ISA
  • Penggunaan auditor lain untuk bagian suatu audit

    ISA tidak mengijinkan auditor utama menggunakan referensi hasil audit daripada auditor lainSPAP membolehkan auditornya mempunyai opsi untuk menerbitkan laporan audit yang dikatakan sebagai division of responsibilityDengan kata lain merujuk kepada laporan dan kertas kerja auditor lain atau sebelumnya dalam laporan auditor yang diterbitkan.
  • Dari kelima perbedaan mendasar tersebut tampak jelas bahwa standar audit berbasis ISA mengharuskan auditor untuk berpikir kritis, sejak saat memperoleh undangan dari suatu perusahaan untuk suatu perikatan audit sampai tahap perumusan dan penerbitan laporan

  • Perikatan Audit

    SPAP SA seksi 310 tentang penunjukan auditor independen Namun, karena Indonesia telah melakukan konvergensi terhadap IFRS (International Financial Reporting Standard) yang telah diterbitkan dengan nama SAK Juni 2013, dan dengan adanya penerbitan ISA (International Standard on Audit) tahun 2013 di Indonesia dengan nama SA (Standar Audit), maka hal-hal yang mencerminkan perikatan audit yang lebih komprehensif terdapat pada Exposure Draft SA (SPA) 201 tentang Persetujuan Atas Syarat-Syarat Perikatan Audit yang berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode dimulai atau setelah tanggal 1 januari 2013. Ruang lingkup dari SPA ini adalah berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati syarat perikatan audit dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas. SPA ini juga menetapkan bahwa terdapat prakondisi tertentu untuk suatu audit, tanggung jawab manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas.