etiket preskrip 1
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 ETIKET preskrip 1
1/5
ETIKET
Pada umumnya apoteker di apotek telah menyiapkan etiket dalam bentuk
tercetak dengan rapi. Etiket merupakan salah satu titik tumpu keberhasilan terapi.
Dengan kata lain, apabila apoteker tidak menyiapkan etiket dengan baik dan tidak
memberikan informasi dengan jelas, maka tidak mustahil pasien akan salah dalammenggunakan obat. oleh karena itu, estetika dan penampilan etiket harus dijaga
dengan baik.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa salah satu penilaian pasien terhadap
pelayanan apoteker adalah melalui etiket yang diterimanya. Apabila penampilannya
tidak rapi dan tidak indah, pasien akan menyimpulkan bahwa obat yang diterima
tidak disiapkan dengan baik, yang akhirnya dapat mempengaruhi kepercayaan
pasien terhadap apoteker yang bersangkutan.
Mengingat betapa pentingnya sebuah etiket, maka pembuatan etiket pun
menjadi bahan pertimbangan. ila perlu, etiket ditulis diatas kertas yang berkualitasbaik. !ang penting untuk diperhatikan bahwa ukuran etiket harus sepadan dengan
ukuran kemasan yang akan digunakan, tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil,
tetapi dapat mencakup semua informasi yang perlu disampaikan kepada pasien.
a. Identitas Apotek dan Apotek Pengelola Apotek
Pada etiket, identitas apotek termasuk nama, alamat dan nomor telepon
apotek serta identitas apoteker pengelola apotek meliputi nama dan nomor i"in
merupakan komponen penting. Pada umumnya informasi tentang kedua identitas
tersebut sudah tercetak dengan rapi pada lembar etiket. Dengan adanya identitas
tersebut, pasien dapat dengan mudah mengidenti#kasi apotek yang menyiapkan
obat tersebut.
b. Identitas Pasien
$ama pasien merupakan komponen yang tidak dapat ditinggalkan pada saat
menyiapkan etiket obat. Dengan menuliskan nama pasien dengan tepat akan dapat
menghindari kesalahan pemberian obat. %eterangan seperti &ayi', &Anak',
&$yonya' atau &(uan' seringkali disertakan untuk memperjelas identitas pasien.
Meskipun tidak la"im, beberapa apoteker menuliskan usia pasien pada etiket obat.
c. Aturan Penggunaan Obat
Aturan penggunaan obat yang tertera dalam resep harus ditulis dengan jelas
pada etiket obat sehingga pasien dapat mengikuti dengan tepat. Ada dua hal yang
dimaksud dengan jelas pada penulisan etiket. Pertama, tulisan tidak dibuat dalam
bentuk singkatan atau dalam istilah medis yang mungkin saja tidak mudah
dipahami oleh pasien. %edua, angka tidak ditulis dalam bentuk angka melainkan
dieja, seperti &satu', &dua', &tiga', dan seterusnya. Dengan demikian, kesalahan
pembacaan angka dapat dihindarkan.
-
8/17/2019 ETIKET preskrip 1
2/5
%etentuan lain yang perlu diperhatikan pada penulisan etiket obat ialah
keterangan tambahan untuk obat dengan cara penggunaan khusus, seperti pada
mata, telinga, rektal, )agina, dan sebagainya. *al ini penting terutama untuk
bentuk sediaan yang belum banyak diketahui oleh pasien, seperti bentuk
supositoria dan o)ula yang tidak ditelan.
+nformasi mengenai )olume sediaan obat bentuk cair juga membantu pasien
mendapatkan takaran yang tepat. Dengan menyertakan tulisan &ml' untuk obat
yang perlu menggunakan sendok teh -th / cochleare teae0 akan mendorong
pasien tidak menggunakan sendok teh yang tersedia di rumah oleh karena
)olumenya yang tidak diketahui dengan tepat.
Aturan penggunaan obat seperti &1unakan bila perlu' perlu dihindari karena
tidak cukup membuat pasien paham aturan yang sebenarnya. +nformasi semacam
ini hanya bisa digunakan jika pasien telah mendapatkan informasi lisan baik dari
dokter maupun apoteker. Meskipun demikian, karena informasi lisan lebih sulit
diingat dibandingkan informasi tertulis, keterangan yang jelas dan lengkapmengenai aturan penggunaan obat harus dituliskan pada etiket.
Salah satu cara untuk menghindarkan kesalahan penggunaan obat, terutama
antara obat pemakaian dalam dan obat pemakaian luar, maka etiket dicetak pada
kertas dengan warna berbeda. 2bat pemakaian dalam, ialah obat yang ditelan
untuk masuk saluran cerna, diberikan dengan etiket berwarna putih, sedangkan
obat pemakaian luar diserahkan dengan etiket warna biru. Pada etiket warna biru
harus tertulis &2A( 34A5' dibagian bawah etiket.
1ambar etiket
d. Tanggal Peracikan Obat
5esep dibuat untuk tujuan terapi seorang pasien pada waktu tertentu. 2bat yang
disiapkan berdasarkan permintaan resep tentu saja sesuai dengan kondisi pasien
pada waktu tertentu. 2leh karena itu, dengan menuliskan tanggal peracikan obat
pada etiket akan menunjukkan kebutuhan terapi seorang pasien pada waktu
tersebut.
e. Nomor Resep
5esep merupakan dokumen proses terapi pasien pada waktu tertentu. Sebagai
surat bukti, resep perlu disimpan untuk ukuran waktu tertentu, sesuai ketentuan
perundang6undangan. 4ntuk kepentingan dokumentasi tersebut, resep yang
disimpan perlu disertai dengan nomor identitas yang khas di setiap apotek. Pada
-
8/17/2019 ETIKET preskrip 1
3/5
etiket, nomor identitas resep tersebut harus tertera untuk mempermudah
penelusuran jika diperlukan pada masa yang akan datang.
f. Identitas Apoteker yang Menyiapkan Obat
Pada umumnya, sebuah apotek memiliki sejumlah petugas, baik apoteker atau
tenaga kefarmasian lain yang terlibat dalam penyiapan obat. Meskipun identitas
apoteker pengelola apotek telah tertera pada lembar etiket, identitas apoteker atau
petugas yang menyiapkan obat perlu pula disertakan sebagai bentuk
pertanggungjwaban atas kegiatan preofesional yang dilakukan. +dentitas tersebut
dapat berupa paraf atau inisial yang dapat membedakan antara satu petugas
dengan petugas lain.
g. Nama dan Kekuatan obat
Saat ini, informasi mengenai nama obat perlu diketahui pasien. Dengan
mengetahui nama obat yang digunakan, pasien akan dapat mengidenti#kasi
apabila terjadi efek yang tidak diinginkan daari obat tersebut. 2leh karena itu, obat
dengan kandungan sejenis tidak akan digunakan di kemudian hari.
2leh karena banyak nama dagang yang beredar dengan kandungan bahan
aktif yang sama, apabila dokter menghendaki pasien memperoleh obat dengan
nama dagang, maka nama generik perlu pula disetakan. 4ntuk obat yang
mengadung kombinasi bahan aktif, penulisan nama dagang dianggap cukup. Akan
tetapi, jika apoteker menganggap pasien perlu mengenali bahan aktif, maka
penulisan lengkap dapat diberikan.
Sejumlah obat yang tersedia dipasaran memiliki beberapa kekuatan, seperti
Amo7ycillin 89mg dan 99mg. Apabila kekuatan obat ditulis pada etiket, maka
akan dapat dengan mudah diketahui dosis obat yang diberikan pada pasien.
. !atas "aktu Penggunaan Obat
Saat ini, obat racikan di apotek tidak lagi berasal dari bahan baku obat,
missal serbuk parasetamol dan serbuk phenobarbital -contoh :0. Sering kali dokter
menghendaki agar apoteker menyiapkan obat racikan dari obat jadi sebagaimana
tertulis pada resep, missal tablet parasetamol dan tablet phenobarbital -contoh80
Apabila apoteker menyiapkan obat racikan dari obat jadi produksi industry
farmasi, maka batas waktu penggunaan obat tidak lagi dapat mengacu pada
tanggal kadaluarsa yang tertera pada kemasan obat. Setelah obat dikeluarkan dari
R/ Parasetamol tab 500mg ½ tab
Phenobarbital tab 10mg ½ tab
m.f.l.a pulv d.t.d. No.X
R/ Parasetamol 200mg Phenobarbital 75mg
m.f.l.a pulv d.t.d. No. X
-
8/17/2019 ETIKET preskrip 1
4/5
kemasan untuk kemudian diracik, obat tidak lagi terlindung dari kemasan yang
disiapkan untuk menjaga kondisi obat selama penyimpanan. Dengan demikian, agar
obat yang digunakan pasien tetap terjaga sesuai dengan ketentuan monogra#
farmakope, apoteker yang menyiapkan obat racikan perlumenyertakan batas waktu
penggunaan obat pada etiket obat. atas waktu penggunaan tersebut tentu saja
lebih pendek daripada tanggal kadaluarsa yang ditetapkan industri farmasi sepertitertera pada kemasan obat -(hompson, 899;0.
(erdapat beberapa factor yang menentukan batas waktu penggunaan obat.
factor pertama adalah karakteristik setiap bahan penyusun. Perhatian perlu
diberikan untuk bahan yang mudah terurai seperti asetosal. %arakteristik kombinasi
bahan juga berperan dalam menentukan batas waktu penggunaan obat.
%arena pada umumnya bahan obat tidak stabil jika berada dlaam kondisi
terlarut -adanya kandungan air, misalnya larutan0 dibandingkan dalam keadaan
kering seperti serbuk dan kapsul, maka bentuk sediaan yang dikehendaki
mempengaruhi batasan penggunaan obat. Metode peracikan juga berpengaruh,misal ada atau tidaknya panas saat peracikan.
Selain faktor bahan dan metode, karakteristik wadah yang digunakan dan
kondisi penyimpanan obat sangat berpengaruh pada stabilitas obat. beberapa
bahan membutuhkan kondisi penyimpanan dalam wadah dengan ketentuan khusus.
Apabila persyaratan ini tidak tercapai, maka obat tidak lagi memiliki akti)itas yang
terjamin sebagaimana yang ditetapkan dalam monogra# farmakope.
Meskipun banyak factor yang memengaruhi batas waktu penggunaan obat,
4SP menetapkan bahwa penentuan waktu dapat didasarkan pada hal berikut
-(hompson, 899;0.
4ntuk obat disiapkan dalam bentuk padat dan kering, batas waktu yang
ditetapkan tidak lebih dari 8< dari tanggal kadaluarsa atau = bulan,
tergantung periode yang tercapai terlebih dahulu. 4ntuk obat yang disiapkan dalam bentuk padat dan kering tetapi dari
bahan baku obat, misal serbuk parasetamol, batas waktu penggunaan
obat = bulan sejak tanggal peracikan obat. jika serbuk bahan obat
tersebut memiliki batas kadaluarsa lebih pendek dari = bulan, misal ;
bulan, maka batas penggunaan obat ditetapkan :68bulan. 4ntuk obat yang disiapkan dalam bentuk cairan mengandung air, batas
waktu penggunaan obat adalah :; hari sejak tanggal peracikan dan obatharus disimpan pada suhu dingin.
4ntuk obat yang disiapkan alam bentuk yang diasumsikan relati)e stabil
dalam penyimpanan yang sesuai, batas waktu penggunaan obat dapat
mencapai >9 hari sejak tanggal peracikan selama obat tersebut disimpan
pada kondisi yang sesuai.i. Identitas Penulis Resep
-
8/17/2019 ETIKET preskrip 1
5/5
Dengan mencantumkan nama dokter penulis resep pada etiket obat,
apoteker membantu pasien untuk tetap memiliki informasi tentang dokter yang
ttelah meresepkan obat tersebut padanya. *al ini penting terutama jika pasien ingin
melakukan konsultasi lebih lanjuta dengan dokter tersebut terkait dengan terapi
atau efek samping yang muncul setelah penggunaan obat
#ara Pengukuran
eker gelas dan Erlenmeyer adalah alat ukur yang memiliki skala
pengukuran. Akan tetapi, skala yang tertera tersebut tidak terjamin keakuratannya
karena hanya merupakan perkiraan.
*al lain yang perlu diingat berkaitan dengan pengukuran )oume ialah adanya
fenomena meniskus. ?ika cairan dituang kedalam wadah gelas, maka bagian
permukaan akan menjadi bentuk konkaf yang terjadi akibat kontak antara cairan
dengan wadah - 1ambar :0. 2leh karena itu, pada saat mengukur )olume cairan,
pastikan bahwa mata sejajar dengan meniskus.
-1ambar :0
$aktor%$aktor Mempengarui &osis
(erdapat berbagai faktor yang berpengaruh terhadap dosis obat. @aktor
utama, yaitu karakteristik #sikokimia obat yang meliputi kelarutan, koe#sien partisi
-sifat #sika0, p*, p%a, asam, basa, garam -sifat kimia0, +ndeks terapi dan toksisitas.
5ute pemakaian obat secara peroral, topikal, rektal, parenteral, dan sebagainya
juga merupakan hal yang berpengaruh pada dosis obat.
@aktor yang tidak kalah pentingnya adalah faktor penderita seperti umur,
berat badan, jenis kelamin, obesitas dan kondisi pato#siologis tertentu.