etanol
DESCRIPTION
laporan kimia organikTRANSCRIPT
![Page 1: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/1.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Furniss BS, et al. 1989. Vogel’s Textbook of Practical Organic Chemistry, 5th
edition. John Wiley and Sons: New York. 400-401.
Mc Murry J. 2000. Organic Chemistry, 5th edition. Brooks/Cole Publishing
Company Pasific Grove: USA. 654-656.
PROSEDUR KERJA
Ethanol of a high degree of purity is frequently required in preparative
organic chemistry. For some purposes ethanol of c.99,5 per cent purity is
satisfactory; this grade may be purchased (the ‘absolute alcohol’ of commerce),
or it may be conveniently prepared by the dehydration of rectified spirit with
calcium oxide. Rectified spirit is the constant boiling point mixture which
ethanol forms with water, and usually contains 95,6 per cent of ethanol by
weight. Whenever the term ‘rectified spirit’ is used in this book, approximately
95 per cent ethanol is to be understood. Ethanol which has been denatured by
the incorporation of certain toxin additives, notably methanol, to render it unfit
for consumption, constitutes the industrial spirit (IMS) of commerce; it is
frequently a suitable solvent for recrystallisations.
Dehydration of rectified spirit by calcium oxide. Pour the contents of a
Winchester bottle of rectified spirit (2-2,5 litres) into a 3-litre round-bottomed
flask and add 500 g of calcium oxide which has been freshly ignited in a muffle
furnance and allowed to cool in desiccator. Fit the flask with a double surface
codenser carrying a calcium chloride guard-tube, reflux the mixture gently for 6
hours (preferably using a heating mantle) and allow to stand overnight.
Reassamble the condenser for donward distillation via a splash head adapter to
prevent carry-over of the calcium oxide in the vapour stream. Attach a receiver
adapter which is protected by means of a calcium chloride guard-tube. Distill
KIMIA ORGANIK II 1
![Page 2: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/2.jpg)
the ethanol gently discarding the first 20 ml of distillate. Preserve the absolute
ethanol (99,5 per cent) in a bottle with a well fitting stopper.
‘Super dry’ ethanol. The yields in several organic preparations (e.g.
malonic ester synteses, reductions involving sodium and ethanol, etc.) are
considerably improved by the use of ethanol of 99,8 per cent purity of higher.
The very high grade ethanol maybe prepared in several ways from commercial
absolute alcohol or from the product of dehydration of rectified spirit with
calcium oxide.
The method of Lund and Bjerrum depends upon the reactions :
Mg + 2 EtOH → H2 + Mg(OEt)2 (1)
Mg(OEt)2 + 2 H2O → Mg(OH)2 + 2 EtOH (2)
Reaction (1) usually proceeds readily provided the magnesium is activated
with iodine and the water content does not exceed 1 per cent. Subsequent
interaction between the magnesium ethanolate and water gives the highly
insoluble magnesium hydroxide; only a slight excess of magnesium is therefore
necessary.
Fit a dry 1,5-or 2-litr round-bottomed flask with a double surface
condenser and a calcium chloride guard-tube. Place 5 g of clean dry magnesium
turnings and 0,5 g og iodine in the flask, followed by 50-75 ml of commercial
absolute ethanol. Warm the mixture until the iodine has a disappeared : if a
lively evolution of hydrogen does not set in, add a further 0,5 g portion of
iodine. Continue heating until all the magnesium is converted into ethanolate,
then add 900 ml of commercial absolute ethanol and reflux the mixture for 30
minutes. Distill of the ethanol directly into the vessel in which it is to be stored,
using an apparatus similar to that described for the dehydration of rectified
spirit. The purity of the ethanol exceeds 99,95 per cent provided adequate
KIMIA ORGANIK II 2
![Page 3: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/3.jpg)
precautions are taken to protect the distillate from atmospheric moisture. The
super-dry ethanol is exceedingly hygroscopic; it may with advantage be stored
over a type 4A molecular sieve.
Absolute alcohol is 99,5 percent ethanol, and is obtained from rectified
spirit. When an aqueous solution of ethanol is fractionated, it forms a constant-
boiling mixture containing 96 per cent ethanol from which 100 per cent ethanol
maybe obtained by adding a small amount of benzene, and the distilling. The
first fraction is the ternary azeotrope, i.e., a constant-boilling mixture containing
three constituents, b.p. 64,8˚C (water, 7-4 per cent; ethanol , 18-5 per cent;
benzene, 74-1 per cent). After all the water has been removed, the second
fraction that distils over is the binary azeotrope, b.p. 68,2˚C (ethanol, 32,4 per
cent; benzene, 67,6 per cent). After all the benzene has been removed, pure
ethanol, b.p. 78,1˚C, distils over
DASAR TEORI
Etanol 95% merupakan campuran azeotrop dengan air yang memberikan
titik didih minimum pada 78,15ºC. Untuk memperoleh alkohol absolut dari etanol
95% tidak bisa dilakukan destilasi fraksi. Untuk menghilangkan 5% air dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan menambah CaO sehingga
bereaksi dengan air membentuk Ca(OH)2, sehingga etanol dapat diperoleh melalui
destilasi sederhana. Etanol absolut tidak stabil, selalu cenderung membentuk
campuran azeotrop bila kontak dengan udara.
Alkohol
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada
KIMIA ORGANIK II 3
![Page 4: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/4.jpg)
minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan
alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah
etanol.
Dalam kimia, alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik
apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-O H ) yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Struktur
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon
hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol-'primer', 'sekunder, dan 'tersier'.
Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH.
Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol sekunder
yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-
metilpropan-2-ol.
Rumus kimia
Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH.
Penggunaan
Alkohol dapat digunakan sebagai bahan baker otomotif. Ethanol dan
methanol dapat dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding gasoline atau
diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai antifreeze di radiator. Untuk menambah
penampilan Mesin pembakaran dalam, methanol dapat disuntikan kedalam mesin
Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam
pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
KIMIA ORGANIK II 4
![Page 5: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/5.jpg)
Nama - nama alkohol
Ada dua cara menamai alkohol: nama umum dan nama IUPAC. Nama
umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkyl, lalu
menambahkan kata “alkohol”. Contohnya, “metal alkohol” atau “etil alkohol”.
Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus
“a” terakhir, dan menambah “ol”. Contohnya, “methanol” dan “etanol”.
Sifat fisika dan pH
Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar. Dan alkohol
merupakan asam lemah.
Methanol dan etanol
Dua alkohol paling sederhana adalah methanol dan etanol (nama umumnya metil
alkohol dan etil alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:
H H H | | | H-C-O-H H-C-C-O-H | | | H H H metanol etanol
Dalam peristilahan umum, “alkohol” biasanya adalah etanol atau grain alkohol.
Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat
umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol
adalah salah satu obat rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang)
yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol
cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi
etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.
KIMIA ORGANIK II 5
![Page 6: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/6.jpg)
Alkohol umum
isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-
CH(OH)-CH3, atau alkohol gosok
etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan
komponen utama dalam antifreeze
gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH
yang terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida
(triasilgliserol)
Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut,
dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang
dikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas
sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan
atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut
juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama
spirtus.
Jenis – jenis alkohol
Alkohol Primer
Pada alkohol primer(1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat
pada satu gugus alkil.
Beberapa contoh alkohol primer antara lain:
KIMIA ORGANIK II 6
![Page 7: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/7.jpg)
Perhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks gugus alkil yang terikat.
Pada masing-masing contoh di atas, hanya ada satu ikatan antara gugus CH2 yang
mengikat gugus -OH dengan sebuah gugus alkil.
Ada pengecualian untuk metanol, CH3OH, dimana metanol ini dianggap sebagai
sebuah alkohol primer meskipun tidak ada gugus alkil yang terikat pada atom
karbon yang membawa gugus -OH.
Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.
Contoh:
Alkohol Tersier
Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang
sama atau berbeda.
Contoh:
KIMIA ORGANIK II 7
![Page 8: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/8.jpg)
Oksidasi Jenis – Jenis Alkohol
Agen pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini biasanya adalah
sebuah larutan natrium atau kalium dikromat (V) yang diasamkan dengan asam
sulfat encer. Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion
dikromat (VI) direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion
kromium (III).
Persamaan setengah-reaksi untuk reaksi ini adalah
Alkohol primer
Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat
tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksisat,
alkohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya
dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.
Oksidasi parsial menjadi aldehid
Oksidasi alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang
berlebihan, dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.
Alkohol yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup
untuk melakukan tahap oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin
setelah terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.
Jika digunakan etanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana, maka akan
dihasilkan aldehid etanal, CH3CHO.
KIMIA ORGANIK II 8
![Page 9: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/9.jpg)
Persamaan lengkap untuk reaksi ini agak rumit, dan kita perlu memahami tentang
persamaan setengah-reaksi untuk menyelesaikannya.
Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering digunakan
dengan berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organik yang terbentuk.
Untuk melakukan ini, oksigen dari sebuah agen pengoksidasi dinyatakan sebagai
[O]. Penulisan ini dapat menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sederhana:
Penulisan ini juga dapat membantu dalam mengingat apa yang terjadi selama
reaksi berlangsung. Kita bisa membuat sebuah struktur sederhana yang
menunjukkan hubungan antara alkohol primer dengan aldehid yang terbentuk.
Oksidasi sempurna menjadi asam karboksilat
Untuk melangsungkan oksidasi sempurna, kita perlu menggunakan agen
pengoksidasi yang berlebih dan memastikan agar aldehid yang terbentuk pada saat
produk setengah-jalan tetap berada dalam campuran.
Alkohol dipanaskan dibawah refluks dengan agen pengoksidasi berlebih. Jika
reaksi telah selesai, asam karboksilat bisa dipisahkan dengan distilasi.
KIMIA ORGANIK II 9
![Page 10: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/10.jpg)
Persamaan reaksi sempurna untuk oksidasi etanol menjadi asam etanoat adalah
sebagai berikut:
Persamaan reaksi yang lebih sederhana biasa dituliskan sebagai berikut:
Atau, kita bisa menuliskan persamaan terpisah untuk dua tahapan reaksi, yakni
pembentukan etanal dan selanjutnya oksidasinya.
Reaksi yang terjadi pada tahap kedua adalah:
Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol
sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat
(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon.
Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak akan dapat merubah produk yang
terbentuk.
Dengan menggunakan persamaan reaksi yang sederhana, yang menunjukkan
hubungan antara struktur, dapat dituliskan sebagai berikut:
KIMIA ORGANIK II 10
![Page 11: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/11.jpg)
Jika anda melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, anda akan melihat
bahwa ada sebuah atom oksigen yang "disisipkan" antara atom karbon dan atom
hidrogen dalam gugus aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat. Untuk
alkohol sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi
berlangsung lebih cepat.
Alkohol Tersier
Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium
dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi.
Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder,
anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -
OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol
tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon
tersebut.
Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut untuk membentuk
ikatan rangkap C=O.
KIMIA ORGANIK II 11
![Page 12: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/12.jpg)
TUJUAN
1. Memahami cara memisahkan campuran azeotrop.
2. Mampu memperoleh alkohol absolut tanpa kontak dengan udara luar.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Labu alas bulat 250 ml 9. Statif & klem
2. Penangas air 10. Adaptor
3. Pendingin balik 11. Erlenmeyer
4. Pendingin Leibig 12. Tabung CaCl2
5. Pipa bengkok 13. Api bunsen
6. Labu hisap 14. Kaki tiga
7. Gelas ukur 15. Corong kaca
8. Termometer 16. Gabus
Bahan :
1. Etanol 95,6 % 100 ml
2. CaO 25 gram
3. CaCl2 anhydrid q.s.
4. Batu didih
KIMIA ORGANIK II 12
![Page 13: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/13.jpg)
MEKANISME REAKSI KIMIA
C2H5OH . XH2O + CaO Ca(OH)2 + C2H5OH absolut
Etanol kalsium oksida kalsium hidroksida etanol absolut
CARA KERJA (1/20 Prosedur)
1. Dimasukkan ke dalam labu alas bulat 250 ml sekitar 100ml etanol 95 %
dan tambahkan 25 gram CaO, tambahkan beberapa butir batu didih.
2. Dipasang pendingin bola, di atas pendingin dipasang tabung CaCl2.
3. Refluks campuran selama 1 jam, diamkan sampai dingin.
4. Lakukan destilasi sederhana untuk memperoleh alkohol absolut, di mana
penampung juga dihubungkan dengan tabung CaCl2 (1 – 2 tetes pertama
dibuang).
5. Tampung hasil dalam labu hisap pada suhu sekitar titik didihnya (78,5oC)
6. Catat titik didih dan timbang hasil yag diperoleh.
KIMIA ORGANIK II 13
![Page 14: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/14.jpg)
SKEMA KERJA
KIMIA ORGANIK II 14
Etanol 95.6 % 100 ml CaO 25 gram Batu didih
Labu alas bulat
Hubungkan dengan pendingin balik (yang ujungnya telah dipasang tabung CaCl2, berisi
CaCl2 anhydrid)
Alirkan air melalui pendingin balik
Panaskan selama 1 jam dengan penangas air
Lakukan proses destilasi dengan penangas air
Buang 2-3 tetes destilat pertama
Tampung destilat berikutnya di labu hisap
(yang telah dihubungkan dengan tabung CaCl2,
Pada suhu 77.5 oC sampai 79.5 oC, tampung destilat di botol hasil
(ditutup kapas, agar etanol tidak menguap)
Timbang hasilnya
![Page 15: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/15.jpg)
GAMBAR PENGGUNAAN DAN PEMASANGAN ALAT
KIMIA ORGANIK II 15
![Page 16: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/16.jpg)
HASIL PERCOBAAN
Hasil teoritis : 75, 8229 gram
Hasil praktikum : 48,5 gram
Presentase hasil : 48,5 gram / 75, 8229 gram X 100 % = 63,965%
Titik didih teoritis : 78,5o C
KIMIA ORGANIK II 16
![Page 17: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/17.jpg)
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Pada praktikum destilasi etanol, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan baik. Pada destilasi etanol, larutan
95,6% ditambahkan dengan CaO, CaO merupakan senyawa yang menarik air 5%
sehingga dihasilkan etanol absolute 95,5% biasa disebut dengan peristiwa
peristiwa dehidrasi atau dehidratasi.
CaO bersifat higrokopis sehingga jangan dibiarkan di udara terbuka karena
CaO akan menjadi tidak stabil. CaO yang digunakan harus memenuhi standart,
yaitu:
1. Tidak bereaksi dengan zat organik
2. Kapasitas mengeringkan besar dan harus dapat bekerja cepat
3. Tidak larut dalam pelarut organik dan mudah dipisahkan
4. Tidak mempunyai efek katalitik untuk terjadinya rekasi kimia dari
senyawa organik, misalnya polimerisasi, reaksi kondensasi, oto-
oksidasi, dan lain-lain
5. Murah/mudah di dapat
CaO merupakan pengering dengan kapasitas mengeringkan besar, tidak
arut dalam etanol, mudah dipisahkan, mudah didapat dan tidak bersifat katalis.
Sebelum etanol dan CaO dicampur, labu destilasi harus diberi batu didih untuk
mencegah terjadinya bumping atau ledakan. Destilasi yang dilakukan adalah
destilasi sederhana karena kedua campuran ini (etanol & air) memiliki perbedaan
titik didih yang jauh, yaitu etanol dengan 78,5°C dan air dengan titik didih 100°C.
Jika perbedaan titik didih rendah yaitu antara 5-10°C maka dapat dipakai destilasi
fraksi.
Pada proses destilasi ini digunakan alat-alat yang dipilih berdasarkan titik
didih, jumlah cairan & sifat khusus cairan. Besarnya labu destilasi dipilih
sedemikian rupa, sehingga isi labu tidak melebihi 2/3nya. Hal ini untuk
menghindari terjadinya letupan. Jika isi labu terlalu sedikit, maka tidak akan
KIMIA ORGANIK II 17
![Page 18: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/18.jpg)
terjadi destilat karena uapnya hanya mengisi labu sehingga terjadi hole up (uap
hanya naik & turun).
Panjang leher labu destilasi disesuaikan dengan titik didih cairan. Karena
titik didih etanol 78,5°C maka memenuhi rentang penggunaan labu leher panjang,
yairu untuk suhu 0–80°C. Panjang pendeknya leher labu ini bergantung pada jarak
antara pipa samping dan labunya. Labu leher pendek umumnya digunakan untuk
destilasi cairan dengan titik didih tinggi dan dihubungkan dengan pendingin
udara. Sedangkan labu leher panjang digunakan untuk cairan dengan titik didih
rendah dan dihubungkan dengan pendingin liebig.
Penggunaan pendingin liebig dimaksudkan agar uap etanol dapat
berkondensasi kembali menjadi larutan etanol absolute. Pendingin liebig dialiri air
supaya uap etanol dapt mengembun menjadi etanol absolute. Panjang pendingin
ini seperti halnya panjang leher labu juga disesuaikan dengan titik didih cairan.
Untuk titik didih < 80 °C digunakan panjang 80 cm (pada praktikum digunakan
panjang ini). Aliran air masuk dan keluar pada pendingin liebig harus tepat dan
tidak boleh terbalik, karena jika terbalik air tidak akan memenuhi pendingin,
sehingga terjadi pemanasan setempat, sehingga pendingin dapat retak.
Pada proses destilasi ini pendingin liebig dihubungkan dengan adaptor
dengan tujuan agar destilat tidak mudah menguap dan untuk menjaga kondisi
disekitarnya jika destilat yang dihasilkan beracun atau mudah terbakar. Selain itu
juga digunakan untuk melindungi destilat dari kontaminasi debu yang ada
disekitar destilat.
Setelah melewati adaptor, maka destilat akan ditampung. 10 % destilat I
yang dihasilkan akan ditampung dalam erlenmayer dan selenjutnya dibuang
karena destilat I yang dihasilkan ini tidak murni dan dengan titik didih yang tidak
sama dengan 78,5 °C. setelah itu destilat selanjutnya ditampung pada labu hisap
yang sudah disambung dengan tabung CaCl2. Tabung CaCl2 ini berisi CaCl2
anhydrat yang berguna untuk menghidratasi ( menarik uai air ) kondisi sekitar dan
dalam labu CaCl2 anhydrat hisap.
Pemasangan tabung CaCl2 digunakan untuk mencegah kontaminasi
dengan udara luar dan menyerap kandungan air yang tidak terdapat dalam
KIMIA ORGANIK II 18
![Page 19: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/19.jpg)
senyawa yang didestilasi. Setelah dipakai refluks, tabung CaCl2 telah jenuh
dengan air dan sudah terkontaminasi. Oleh karena itu, CaCl2 anhydrat harus
dipijar sebelum digunakan kembali untuk menghilangkan kandungan air
kristalnya. Hal tersebut merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh CaCl2
anhydrat yang dimasukkan dalam tabung CaCl2. Selain hal tersebut, CaCl2 yang
digunakan juga harus memenuhi syarat seperti, bersifat anhidrat, bekerja secara
reversible, punya kapasitas pengering/absorbsi air yang tinggi. tidak pecah / retak,
dan murah / ekonomis.
Proses destilasi dihentikan jika cairan dalam labu destilasi tinggal sedikit
( jangan sampai benar-benar habis, karena bias retak ) yang ditandai dengan
penurunan suhu.
Jika didapat titik didih <78,5 °C, disebabkan pada saat proses destilasi
tidak dilakukan proses pengadukan atau penghomogenan cairan dalam labu
destilasi sehingga dapat menyebabkan terjadinya bumping. Peristiwa bumping
pada destilasi ini dapat menyebabkan terjadinya over heating, sehingga cairan
menjadi mudah menguap pada suhu yang lebih rendah dari seharusnya.
Proses destilasi ini juga memerlukan bantuan water bath dan klem. Oleh
karena titik didih yang didestilasi kurang dari 100 °C, maka digunakan penangas
air. Saat pemasangan alat, sumbat atau gabus penghubung harus benar-benar
rapat, karena bahan yang didestilasi mudah menguap sehingga jika tidak rapat
etanol akan menguap dan alcohol absolute yang didapatkan sedikit.
Pada destilasi etanol untuk mendapatkan etanol absolute (99,5%)
digunakan CaO untuk menarik air yang masih ada dalam etanol 95%, peristiwa ini
disebut sebagai peristiwa pengeringan pelarut.
Karena CaO dapat menarik air maka dalam penggunaannya CaO harus
memenuhu standart berupa harus benar-benar murni dan dalam penyimpanannya
CaO harus disimpan ditempat kedap udara, karena jika dibiarkan diudara terbuka
CaO akan menarik uap air dari udara.
Selain CaO, untuk menghilangkan air dalam etanol 95% juga dapat
digunakan bahan-bahan berikut :
KIMIA ORGANIK II 19
![Page 20: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/20.jpg)
Magnesium sulfat anhidrat (MgSO4 anhidrat)
Disebut juga garam inggris yang sering digunakan karena kapasitas
pengeringnya tinggi dan kerjanya cepat serta pengeringnya sempurna.
CaSO4 anhidrat (drierite)
Cara kerja sangat cepat dan efisien, bersifat inert dan tidak larut dalam pelarut
organik. Kelemahannya yaitu kapasitas absorbsinya yan terbatas ketika ia
berubah menjadi hemihidrat 2CaSO4.2H2O
K2CO3 anhidrat
Memiliki kapasitas pengeringan dan efektifitas rata-rata. Digunakan untuk
mengeringkan nitril, keton, ester dan alkohol tetapi tidak bisa digunakan
untuk asam, fenol dan substansi asam lain.
KESIMPULAN
1. Alkohol 95.6 % merupakan campuran azeotrop.
2. Metode yang kita pilih pada destilasi etanol adalah destilasi sederhana.
3. Fungsi penambahan CaO adalah sebagai pengering.
4. Fungsi pemasangan tabung CaCl2 adalah unutk mencegah kontaminasi
dengan udara luar dan menyerap kandungan air yang tidak terdapat dalam
senyawa yang didestilasi.
KIMIA ORGANIK II 20
![Page 21: etanol](https://reader034.vdocuments.us/reader034/viewer/2022051821/55cf9448550346f57ba0e3a3/html5/thumbnails/21.jpg)
TANDA TANGAN PRAKTIKAN
Ni Kadek Ayu Dewinta Pramitha Ni Luh Putu Riyan Dini
(1110173) (1110135)
KIMIA ORGANIK II 21