endometriosis

11
ENDOMETRIOSIS A. Pengertian Endometriosis ialah lapisan selaput yang sepatutnya melapisi dinding dalam rahim (uterus) ada di luar rongga uterine atau pada otot rahim. B. Etiologi Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim. Lokasi tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium, tuba falopii, jaringan yang menunjang uterus, daerah di antara vagina dan rectum, juga di kandung kemih. Endometriosis bukanlah suatu infeksi menular seksual, sehingga tidak ada hubungannya dengan apakah seorang remaja pernah berhubungan seksual atau tidak. C. Manifestasi Klinis Simptom endometriosis termasuk: - Sakit ketika melakukan hubungan seks (dyspareunia). - Sakit ketika ovulasi. - Sakit pinggang. - Rasa sakit ketika hendak buang air besar, terutama ketika haid. - Perdarahan sebelum dan antara waktu haid.

Upload: mark-white

Post on 27-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Yu

TRANSCRIPT

BAB IIENDOMETRIOSISA. Pengertian

Endometriosis ialah lapisan selaput yang sepatutnya melapisi dinding dalam rahim (uterus) ada di luar rongga uterine atau pada otot rahim.

B. Etiologi

Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim. Lokasi tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium, tuba falopii, jaringan yang menunjang uterus, daerah di antara vagina dan rectum, juga di kandung kemih. Endometriosis bukanlah suatu infeksi menular seksual, sehingga tidak ada hubungannya dengan apakah seorang remaja pernah berhubungan seksual atau tidak.

C. Manifestasi Klinis

Simptom endometriosis termasuk:

Sakit ketika melakukan hubungan seks (dyspareunia).

Sakit ketika ovulasi.

Sakit pinggang.

Rasa sakit ketika hendak buang air besar, terutama ketika haid.

Perdarahan sebelum dan antara waktu haid.

Tidak subur dan sukar hamil.

Gangguan kesehatan, terutama ketika haid seperti cepat sakit kepala, dan cepat lelah. (Prof.Dr.Nik Mohd Nasri Ismail,2005)

D. PathofisiologiEndometriosis berasal dari kata endometrium, yaitu jaringan yang melapisi dinding rahim. Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim. Lokasi tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium, tuba falopii, jaringan yang menunjang uterus, daerah di antara vagina dan rectum, juga di kandung kemih. Endometriosis bukanlah suatu infeksi menular seksual, sehingga tidak ada hubungannya dengan apakah seorang remaja pernah berhubungan seksual atau tidak. Untuk memahami masalah endometriosis ini, kita perlu memahami siklus menstruasi. Dalam setiap siklus menstruasi lapisan dinding rahim menebal dengan tumbuhnya pembuluh darah dan jaringan, untuk mempersiapkan diri menerima sel telur yang akan dilepaskan oleh indung telur yang terhubungkan dengan rahim oleh saluran yang disebut tuba falopii atau saluran telur. Apabila, telur yang sudah matang tersebut tidak dibuahi oleh sel sperma, maka lapisan dinding rahim tadi luruh pada akhir siklus. Lepasnya lapisan dinding rahim inilah yang disebut dengan peristiwa menstruasi. Keseluruhan proses ini diatur oleh hormon, dan biasanya memerlukan waktu 28 sampai 30 hari sampai kembali lagi ke awal proses. Salah satu teori mengatakan bahwa darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim, sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim.Teori lain mengatakan bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari rahim melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening, kemudian mulai tumbuh di lokasi baru. Namun, ada pula teori yang mengatakan bahwa beberapa perempuan memang terlahir dengan sel-sel yang "salah letak", dan dapat tumbuh menjadi endometrial implant kelak. Berbagai penelitian masih terus dilakukan untuk memahami endometriosis ini dengan baik sehingga dapat menentukan cara yang tepat untuk mengobatinya. Dalam kasus endometriosis, walaupun jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan menjadi "imigran gelap" di rongga perut seperti sudah disebutkan tadi, struktur jaringan dan pembuluh darahnya juga sama dengan endometrium yang berada di dalam rahim. Si imigran gelap (yang selanjutnya akan kita sebut endometrial implant) ini juga akan merespons perubahan hormon dalam siklus menstruasi.Menjelang masa menstruasi, jaringannya juga menebal seperti saudaranya yang berada di "tanah air". Namun, bila endometrium dapat luruh dan melepaskan diri dari rahim dan ke luar menjadi darah menstruasi, endometrial implant ini tidak punya jalan ke luar. Sehingga, mereka membesar pada setiap siklus, dan gejala endometriosis (yaitu rasa sakit hebat di daerah perut) cenderung makin lama makin parah. Intensitas rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis ini sangat tergantung pada letak dan banyaknya endometrial implant yang ada pada kita. Walaupun demikian, endometrial implant yang sangat kecil pun dapat menyebabkan kita kesakitan luar biasa apabila terletak di dekat saraf.(Utamadi, Gunadi, 2004). Setiap bulan, selaput endometrium akan berkembang dalam rahim dan membentuk satu lapisan seperti dinding.Lapisan ini akan menebal pada awal siklus haid sebagai persediaan menerima telur tersenyawa (embrio). Bagaimanapun jika tidak ada, dinding ini akan runtuh dan dibuang sebagai haid.Endometriosis yang ada di luar rahim juga akan mengalami proses sama seperti dalam rahim dan berdarah setiap bulan. Oleh kerana selaput ini ada di tempat tidak sepatutnya, ia tidak boleh keluar dari badan seperti lapisan endometrium dalam rahim. Pada masa sama, selaput ini akan menghasilkan bahan kimia yang akan mengganggu selaput lain dan menyebabkan rasa sakit. Lama kelamaan, lapisan endometriosis ini semakin tebal dan membentuk benjolan atau kista (kantung berisi cecair) dalam ovari.Endometriosis perlu dibuang segera kerana ia akan menyebabkan:-Tidak mampu ovulasi. -Folikel tidak pecah.Luteolisis. -Oosit tidak matang. -Hubungan seks menjadi sakit dan ini mengakibatkan ia jarang dilakukan. -Kadar keguguran yang tinggi (45 %). (Prof.Dr.Nik Mohd Nasri Ismail,2005)

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Laparoskopi Membuat lubang kecil pada pusar dan memasukkan sebuah batang yang diujungnya memiliki kamera yang dihubungkan dengan monitor TV sehingga dapat dilihat langsung kondisi organ kandungan didalam sana, tanpa harus menyayat perut.

2. MRI (magnetic imaging resonance)

Dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi serta besar/ luas.

3. Thorax X ray

Untuk mengidentifikasi keadaan pulmo.

4. Analisa Gas Darah

Menunjukan efektifitas dari pertukaran gas dan usaha pernafasan.

F. Pengobatan

Menurut sebuah penelitian baru di Italia wanita yang lebih banyak makan buah-buahan dan sayuran lebih jarang mengalami endometriosis. Endometriosis terjadi bila jaringan yang melapisi uterus tumbuh di luar uterus dan mulai menutupi organ-organ lain dalam abdomen. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan pendarahan, nyeri, dan rasa tidak nyaman. Kelainan ini merupakan salah satu penyakit kandungan yang paling sering terjadi. Para peneliti memutuskan untuk mengamati peran apa yang dimainkan oleh pola makan dalam terjadinya kelainan tersebut. Mereka melakukan survey terhadap 504 orang wanita yang didiagnosa menderita endometriosis, untuk diperbandingkan dengan 504 wanita yang tidak menderita penyakit tersebut. Semua partisipan berusia di bawah 65 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan dan sayuran hijau melindungi wanita dari penyakit tersebut.

Dibandingkan dengan mereka yang memakannya dalam jumlah paling sedikit, mereka yang memakannya dalam jumlah paling banyak memiliki risiko 40 persen lebih kecil terhadap penyakit tersebut. Namun memakan daging merah menyebabkan efek yang berlawanan. Mereka yang memakan paling banyak daging merah dan ham mengalami peningkatan risiko 100 persen dibandingkan yang makan paling sedikit. Wanita dapat mengurangi risiko terhadap endometriosis dengan lebih sedikit memakan daging merah. Penelitian yang dipimpin oleh Dr Fabio Parazzini ini diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction. Ia mengatakan, Penelitian kami menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola makan dan risiko endometriosis dan sekarang kita membutuhkan penelitian prospektif yang tepat untuk mempelajari faktor-faktor tersebut. Bila penemuan ini telah dikonfirmasikan, maka dengan pola makan yang tepat kasus endometriosis dapat turun sebanyak 3-4%, yang berarti mengurangi 800.000 wanita yang dapat terkena penyakit ini di Eropa. Endometriosis mempengaruhi kualitas hidup penderitanya dan bila ada penyesuaian yang dapat dilakukan dalam pola makan untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tersebut, sangat penting bagi kami untuk memperoleh bukti yang jelas tentang makanan apa yang melindungi dan apa yang meningkatkan risiko, katanya Dr Janice Rymer, seorang konsultan kandungan dan kebidanan di Londons Guy and St Thomas hospital, mengatakan: Hal ini sangat menarik. Tidak ada alasan mengapa faktor pola makan tidak endometriosis karena kita belum tahu dengan pasti apa sebenarnya penyebab endometriosis. Jadi faktor pola makan mungkin merupakan faktor yang penting. Ia mengatakan beberapa pasienya yang mengalami endometriosis mengatakan bahwa perubahan pola makan memang bermanfaat. Seorang juru bicara dari British Nutrition Foundation mengatakan bahwa terlalu dini untuk membuat kesimpulan, namun penemuan ini dapat menjanjikan sesuatu. Endometriosis adalah penyakit yang terkait-estrogen. Makanan tampaknya memodifikasi beberapa penyakit terkait-estrogen seperti kanker endometium dan ovarium. Ia mengatakan makanan yang mengandung zat yang dikenal sebagai phytoestrogen ditemukan dalam kedelai, sayuran hijau tua, kacang-kacangan mengurangi kadar estrogen dalam aliran darah dan tampaknya mempunyai sifat protektif terhadap penyakit ini. Telah dilakukan beberapa penelitian tentang efek diet dalam endometriosis, namun penelitian pada hewan memang menunjukkan bahwa makanan-makanan tertentu dapat memberikan perlindungan seperti asam lemak omega-3 yang ditemukan pada ikan, katanya. (Kalbefarma,2004)

G. Pathways

G. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri kronik berhubungan dengan respon penggantian jaringan endometrial (abdominal, peritoneal) terhadap siklus rangsang hormon ovarium.

b. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan senggama yang menimbulkan rasa sakit dan infertilitas.

c. Ansietas yang berhubungan dengan penyakit alami yang tidak dapat diperkirakan.

d. Resiko terhadap ketidak evektivan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi,mitos, dan potensi kehamilan.

Menstruasi metaplasia

Sisa epitel embrional

Respon estrogen-progesteron

Endometrium

Adenomatosis

Endometriosis Eksterna

Ovarium

Luka parut

Steril

Inflamasi

Uterus

Dispaereunia

Vesica Urinaria

Disuria

Rectum

Nyeri Defekasi

Mestruasi

Nyeri Senggama

Darah menempel peritonium

Nyeri pelvis

Krista pecah

Akut abdomen

Nyeri pinggang belakang

Ansietas

Disinformasi

Resti in efektif terapi