ellcome to my blog

Upload: muhammad-ali

Post on 05-Oct-2015

242 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sadbdjd

TRANSCRIPT

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 1/16

    Thursday, 2 September 2010

    SEJARAH KABUPATEN WAJOKebesaran tanah Wajo pada masa dahulu, termasuk kemajuannya di bidang pemerintahan,

    kepemimpinan, demokrasi dan jaminan terhadap hak-hak raknyatnya. Adapun konsep

    pemerintahan adalah :

    1. Kerajaan

    2. Republik

    3. Federasi, yang belum ada duanya pada masa itu

    Hal tersebut semuanya ditemukan dalam LONTARAK SUKKUNA WAJO. Sebagaimana yang

    diungkapkan bahwa beberapa nama pada masa Kerajaan Wajo yang berjasa dalam mengantar

    Tana Wajo menuju kepada kebesaran dan kejayaan antara lain :

    1. LATADAMPARE PUANGRIMAGGALATUNG

    2. PETTA LATIRINGENG TO TABA ARUNG SIMETTENGPOLA

    3. LAMUNGKACE TOADDAMANG

    4. LATENRILAI TOSENGNGENG

    5. LASANGKURU PATAU

    6. LASALEWANGENG TO TENRI RUA

    7. LAMADDUKKELLENG DAENG SIMPUANG, ARUNG SINGKANG (Pahlawan Nasional)

    8. LAFARIWUSI TOMADDUALENG

    Dan masih banyak lagi nama-nama yang berjasa di Tanah Wajo yang menjadi peletak dasar kebesaran dan

    kejayaan Wajo.

    Beberapa versi tentang kelahiran Wajo, yakni :

    1. Versi Puang Rilampulungeng

    2. Versi Puang Ritimpengen

    3. Versi Cinnongtabi

    4. Versi Boli

    5. Versi Kerajaan Cina

    6. Versi masa Kebataraan

    7. Versi masa ke Arung Matoa-an

    Dari versi tersebut, disepakati yang menjadi tahun dari pada Hari Jadi Wajo ialah versi Boli, yakni pada waktu

    pelantikan Batara Wajo pertama LATENRI BALI Tahun 1399, dibawah pohon besar (pohon Bajo). Tempat pelantikan

    sampai sekarang masih bernama Wajo-Wajo, di daerah Tosora Kecamatan Majauleng.

    Terungkap bahwa, pada mulanya LATENRI BALI bersama saudaranya bernama LATENRI TIPPE secara berdua

    diangkat sebagai Arung Cinnongtabi, menggantikan ayahnya yang bernama LAPATIROI. Akan tetapi dalam

    pemerintahannya, LATENRI TIPPE sering berbuat sewenang-wenang terhadap rakyatnya yang diistilahkan

    NAREMPEKENGNGI BICARA TAUWE, maka LATENRI BALI mengasingkan dirinya ke Penrang (sebelah Timur

    Tosora) dan menjadi Arung Penrang. Akan tetapi tak lama kemudian dia dijemput rakyatnya dan diangkat menjadi

    Arung Mata Esso di Kerajaan Boli. Pada upacara pelantikan dibawah pohon Bajo, terjadi perjanjian antara LATENRI

    BALI dengan rakyatnya dan diakhiri dengan kalimat BATARAEMANI TU MENE NA JANCITTA, TANAE MANI

    RIAWANA (Hanya Batara Langit di atasnya perjanjian kita, dan bumi di bawahnya) NARITELLANA PETTA LATENRI

    BALI PETTA BATARA WAJO.

    Berdasarkan perjanjian tersebut, maka dirubahlah istilah Arung Mata Esso menjadi Batara, dan kerajaan baru

    didirikannya, yang cikal bakalnya dari Kerajaan Boli, menjadi Kerajaan Wajo, dan LATENRI BALI menjadi Batara

    Wajo yang pertama.

    Sedangkan untuk menentukan tanggal Hari Jadi Wajo, dikemukakan beberapa versi, yakni :

    1. Versi tanggal 18 Maret, ketika armada Lamaddukkelleng dapat mengalahkan armada Belanda di perairan

    Pulau Barrang dan Koddingareng.

    Andi Brilin UNM

    makassar, sulawesi-

    selatan, Indonesia

    Biasa-biasa aja

    View my complete profile

    Mengenai Saya

    Kontak Saya

    2009 (25)

    2010 (64)

    January (4)

    March (5)

    April (3)

    May (10)

    June (6)

    August (2)

    September (14)

    SEJARAHKABUPATENSINJAI

    SEJARAHKABUPATENBULUKUMBA

    SEJARAHKABUPATENBONE

    SEJARAHKABUPATENTAKALAR

    SEJARAHKABUPATENJENEPONTO

    SEJARAHKABUPATENBARRU

    KOTA PARE-PARE

    SEJARAHKABUPATENSIDRAP

    SEJARAHKABUPATENBANTAENG

    SEJARAHKABUPATENENREKANG

    SEJARAH

    Blog Archive

    silahkan

    Share this on Facebook

    Tweet this

    View stats

    (NEW) Appointment gadget

    >>

    Share it

    .:[Close][Klik 2x]:.

    Ads Pow ered

    by:KumpulBlogger.com

    Demo Targeted Ads

    http://andibrilinunm.blogspot.com/http://kontactr.com/user/andibrilinhttp://kontactr.com/user/andibrilinhttp://kontactr.com/user/andibrilinhttp://kontactr.com/user/andibrilinhttp://kontactr.com/user/andibrilinhttp://kontactr.com/user/andibrilinhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-wajo.htmlhttp://1.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6Vk-8RTcI/AAAAAAAAAMY/rlzQodWhWt0/s1600/wajo.jpeghttp://2.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6Vmf1IOXI/AAAAAAAAAMg/EiMH56YGrEI/s1600/peta+wajo.jpeghttp://www.blogger.com/profile/07206016205948310340http://www.blogger.com/profile/07206016205948310340javascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/search?updated-min=2009-01-01T00:00:00%2B08:00&updated-max=2010-01-01T00:00:00%2B08:00&max-results=25javascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/search?updated-min=2010-01-01T00:00:00%2B08:00&updated-max=2011-01-01T00:00:00%2B08:00&max-results=50javascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_01_01_archive.htmljavascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_03_01_archive.htmljavascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_04_01_archive.htmljavascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_05_01_archive.htmljavascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_06_01_archive.htmljavascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_08_01_archive.htmljavascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-sinjai.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-bulukumba.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-mencatat-bahwa-bone-merupakan.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/kabupaten-takalar-yang-hari-jadinya.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-jeneponto.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-barru.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/kota-pare-pare.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-sidrap.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-bantaeng.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-enrekang.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-pinrang.htmlhttp://sin1.g.adnxs.com/click?AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAEw3iUFg5eQ_AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHh9BC6QV2dHLLuIp30cJXzz0pZTAAAAALWLKwDZBgAAPwEAAAIAAACSqfUAO0IGAAAAAQBVU0QAVVNEAKAAWAIbngAAh4cAAgUAAQIAAJAA4xYN0QAAAAA./cnd=%21iAZ-QAjtsvsBEJLT1gcYu4QZIAI./referrer=andibrilinunm.blogspot.com/clickenc=http%3A%2F%2Fnetwork.adsmarket.com%2Fclick%2FjmVplmScqZmJZ26ZX8p6w4iQa5Zno4GbiGKYmmChep2JkGqWX6CClrdpb5deoHs%3Fdp%3Dsin1CKz2orzaj8eSfBACGPj6kfCC8tWzRyIOMTgwLjI1MS4xNjYuNTQoATDzpducBQ..http://www.facebook.com/share.php?u=http%3A//andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html&t=Check%20out%20this%20sitehttp://www.facebook.com/share.php?u=http%3A//andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html&t=Check%20out%20this%20sitehttp://twitter.com/home?status=Check%20out%20this%20site:%20http%3A//andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.htmlhttp://twitter.com/home?status=Check%20out%20this%20site:%20http%3A//andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.htmljavascript:void(0)http://www.appointron.com/appointron-for-blogger?utm_source=shareit&utm_medium=text_ad&utm_content=textad&utm_campaign=shareithttp://adsensecamp.com/?ref_id=34570javascript:showHideGB()http://kumpulblogger.com/lemparbanner.php?j=1fffae7a477dc915&type=dam&k=5225&b=108600&droll=bc848258http://kumpulblogger.com/lemparbanner.php?j=1fffae7a477dc915&type=dam&k=5133&b=108600&droll=d8300f1ahttp://kumpulblogger.com/lemparbanner.php?j=1fffae7a477dc915&type=dam&k=5051&b=108600&droll=1eaaca40http://kumpulblogger.com/lemparbanner.php?j=1fffae7a477dc915&type=dam&k=5799&b=108600&droll=00bbc7e1http://kumpulblogger.com/minibanner_desc.php?refid=138620http://goo.gl/uJrwjH

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 2/16

    2. Versi tanggal 29 Maret, ketika dalam peperangan terakhir,

    Lamaddukkelleng di Lagosi, dapat memukul mundur pasukan gabungan

    Belanda dan sekutu-sekutunya.

    3. Versi tanggal 16 Mei, ketika Lasangkuru Patau bergelar Sultan Abdul

    Rahman Arung Matoa Wajo, memeluk agama Islam.

    4. Versi ketika Andi Ninnong Ranreng Tuwa Wajo, menyatakan di depan Dr.

    SAM RATULANGI dan LANTO DG. PASEWANG di Sengkang pada Tahun

    1945 bahwa rakyat Wajo berdiri di belakang Negara Kesatuan Indonesia.

    Dari versi tersebut, disepakati yang menjadi tanggal daripada Hari Jadi

    Wajo, ialah versi tanggal 29 Maret, karena sepanjang sejarah belum

    pernah ada pejuang yang mampu mengalahkan Belanda pada

    pertempuran terakhir. Peristiwa ini terjadi pada Tahun 1741.

    Dengan perpaduan dua versi tersebut di atas, maka disepakati: Hari Jadi Wajo ialah Tanggal 29 Maret 1399.

    Kebesaran dan kejayaan Kerajaan Wajo pada masanya, disebabkan oleh berbagai

    aspek sebagaimana telah dikemukakan tedahulu, namun ada hal yang sangat hakiki

    yang perlu mendapatkan perhatian, yakni adanya kepatuhan dan ketaatan Raja dan

    rakyatnya terhadapat Pangadereng, Ade yang diwarisi dan disepakati, Ade

    Assiamengeng, Ade Amaradekangeng, sistem Ade dengan sitilah ADE MAGGILING

    JANCARA, serta berbagai falsafah hidup, pappaseng dan sebagainya.

    Kepatuhan dan ketaatan rakyat Wajo terhadap rajanya, sebaliknya perhatian dan

    pengayoman raja terhadap rakyatnya adalah satu aspek terwujudnya ketentraman

    dan kedamaian dalam menjalankan pemerintahan pada masa itu. Hal ini dapat kita

    lihat, pada saat LA TIRINGENG TO TABA dalam kedudukannya sebagai Arung

    Simettengpola mengadakan perjanjian dengan rakyatnya. Perjanjian ini dikenal

    dengan LAMUNGPATUE RILAPADDEPA (Penanaman batu = Perjanjian

    Pemerintahan di Lapaddeppa).

    Inti dari perjanjian ini ialah bahwa rakyat akan patuh terhadap perintah raja, asalkan

    atas kebaikan dan kemaslahatan rakyat, demikian pula raja akan senantiasa

    mengayomi rakyatnya dengan dasar Ade, Pengadereng (hukum), dengan

    pengakuannya :

    IO TO WAJO, MAUTOSA MUPAMESSA, MUA RIATIMMU, MUPAKEDOI RILILAMU MAELOE PASSUKKA

    RIAKKARUNGEKKU RI BETTENGPOLA, MAPERING TOKKO NA BACU BACUE, ONCOPISA REKKO

    MUELOREKKAMAJA MATTI PAJJEO TO WAJO

    Artinya :

    Ya orang-orang Wajo, sekalipun menimbulkan dalam hatimu atau menggerakkan dalam lidahmu, hendak

    mengeluarkan aku dari jabatan kerajaanku di Bettengpola, engkau akan tersapu bersih dari pada tersapunya batu-

    batu. Apalagi jika kalian bermaksud jahat terhadapku, maka engkau kering bagaikan garam.

    Pada bagian lain Petta Latiringeng To Taba Arung Sao Tanre, Arung Simettengpola mengemukakan

    NAPULEBBIRENGNGI TO WAJJOE MARADEKA NAKKEADE, NAMAFACCING RI GAU SALAE, NAMATINULU

    MAPPALAONG, NASABA RESOFA TEMMANGINGNGI MALOMO NALETEI PAMMASE DEWATA, NAMAFAREKKI

    WARANG PARANG, NASABA WARANG PARANGMITU WEDDING MAPPATUWO, WARANG PARANG MITU

    WEDDING MAPPAMATE.

    Artinya :

    Yang menjadikan orang Wajo mulia ialah Kemerdekaan yang menjunjung tinggi hukum dan hak azasi manusia, ia

    rajin bekerja, karena hanya dengan kerja keras sebagai titian untuk mendapatkan limpahan Rahmat dari Tuhan

    Yang Maha Kuasa. Hemat terhadap harta benda, karena harta benda orang bisa hidup sempurna dan harta benda

    pula bisa mematikan orang.

    Apa yang telah diletakkan oleh Batara Wajo Pertama ini, oleh Batara Wajo dan Arung Matowa berikutnya terus

    dikembangkan sampai masa pemerintahan ARUNG MATOWA WAJO KEEMPAT: LATADAMPARE PUANG

    RIMAGGALATUNG, Wajo mencapai kejayaan. Pada masa pemerintahan inilah selama sepuluh tahun disempurnakan

    segala peraturan hukum adat, pemerintahan dan peradilan, dan mengajarkan etika pemerintahan, merealisasikan

    demokrasi dan hak-hak azasi manusia, konsep negara sebagai abdi rakyat (public servent) dan konsep Rule of Law

    (hukum yang dipertuan bukan raja).

    Salah satu Ade Amaradekangengna yang dimuat secara terpencar dalam Lontarak Sukkuna Wajo, yang selanjutnya

    menjadi motto pada Lambang Daerah Kaubpaten Wajo (walaupun disingkatkan), antara lain berbunyai :

    MARADEKA TOWAJOE NAJAJIAN ALENA MARADEKA, TANAEMMI ATA, NAIYYA TOMAKKETANAE MARADEKA

    MANENG, ADE ASSAMA TURUSENNAMI NAPOPUANG.

    Artinya :

    Orang-orang Wajo, adalah orang merdeka, mereka merdeka sejak dilahirkan, hanya negeri mereka yang abdi,

    sedangkan si pemilik negeri (rakyat) merdeka semua dan hanya hukum adat yang disetuji bersama yang mereka

    KABUPATENPINRANG

    SEJARAHKABUPATENSOPPENG

    SEJARAHKABUPATENTANA TORAJA

    SEJARAHKABUPATENWAJO

    October (1)

    November (17)

    December (2)

    2011 (39)

    2012 (2)

    Copy HTML Ini

    Join this sitew ith Google FriendConnect

    Members (14) More

    Already a member? Sign in

    Pengikut

    Ads Pow ered

    by:KumpulBlogger.com

    Demo Targeted Ads

    http://2.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6VnQccIyI/AAAAAAAAAMo/9NkcietVSh8/s1600/wajo1.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6VoU56DnI/AAAAAAAAAMw/irJ-oo02zDw/s1600/wajo2.jpeghttp://3.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6VpI2m-fI/AAAAAAAAAM4/fFOgBSTGV8s/s1600/wajo3.jpeghttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-pinrang.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-soppeng.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-tana-toraja.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-wajo.htmljavascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_10_01_archive.htmljavascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_11_01_archive.htmljavascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_12_01_archive.htmljavascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/search?updated-min=2011-01-01T00:00:00%2B08:00&updated-max=2012-01-01T00:00:00%2B08:00&max-results=39javascript:void(0)http://andibrilinunm.blogspot.com/search?updated-min=2012-01-01T00:00:00%2B08:00&updated-max=2013-01-01T00:00:00%2B08:00&max-results=2javascript:void(0);javascript:void(0);javascript:void(0);http://kumpulblogger.com/lemparbanner.php?j=e90e0d169597b032&type=dam&k=5802&b=108601&droll=97e8ed18http://kumpulblogger.com/lemparbanner.php?j=e90e0d169597b032&type=dam&k=5807&b=108601&droll=7390aba9http://kumpulblogger.com/lemparbanner.php?j=e90e0d169597b032&type=dam&k=4339&b=108601&droll=ae47e823http://kumpulblogger.com/lemparbanner.php?j=e90e0d169597b032&type=dam&k=5816&b=108601&droll=4dc1628chttp://kumpulblogger.com/minibanner_desc.php?refid=138620http://goo.gl/uJrwjHhttp://www.ziddu.com/register.php?referralid=(ykvorscj5|

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 3/16

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 2 komentar Link ke posting ini

    pertuan.

    Kebesaran dan kemuliaan Tana Wajo disebutkan dalam Lontarak :

    MAKKEDATOI ARUNG SAOTANRE PETTA TO TABA LA TIRINGENG : NAIA PARAJAIENGNGI WAJO, BICARA

    MALEMPUE NAMAGETTENG RI ADE MAPPURAONRONA, NAMASSE RI ADE AMMARADEKANGENNA IA

    TONA PASIAMASENGNGE TAUE RI LALEMPANUA, PASIODANINGNGE TAU TEMMASSEAJINGNGENG,

    NASSEKITOI ASSEAJINGENNA TANAE. NAPOALIE-BIRETTOI TO WAJOE MARADEKAE, NAIATOSI

    NAPOASALAMAKENGNGE TO WAJOE MAPACCINNA ATINNA NAMALEMPU, NAMATIKE, NAMATUTU,

    NAMETAU RI DEWATA SEAUAE, NAMASIRI RIPADANNA TAU. LATONARO KUAE PACCOLLII PADAUNGNGI

    WAJO, PATTAKKEI, PAPPALEPANGNGI, PAPPARANGA-RANGAI, NALORONG LAO ORAI, LAO ALAU, LAO

    MANINAG, LAO MANORANG, MATERENG RAUNNA MACEKKE RIANNAUNGI RI TO WAJOE.

    Artinya :

    Berkata pula Arung Saotanre Tuan Kita To Taba La Tiringeng: Yang membesarkan Wajo, ialah peradilan yang

    jujur, getang pada adat tetapnya dan teguh pada adat kebesarannya. Itu pula yang menyebabkan orang-orang

    saling mengasihi di dalam negeri, saling merindui orang-orang yang tidak bersanak dan mengukuhkan persahabatan

    negeri. Menjadikan pula orang-orang Wajo mulia karena kebebasannya. Yang menyelamatkan orang-orang Wajo,

    ialah ketulusan hatinya dan kejujurannya lagi waspada, berhati-hati, takut kepada Dewata Yang Esa dan menghargai

    harkat sesamanya manusia. Yang demikian itulah yang memutikkan dan mendaunkan Wajo, menangkaikan dan

    memelepahkan serta melebarkannya, menjalar ke barat, timur, selatan dan ke utara, rimbun dan dingin daunnya

    dinaungi oleh orang-orang Wajo.

    Nilai-nilai luhur yang antara lain dikemukakan di atas, maupun dalam Lontarak Sukkuna Wajo adalah kearifan yang

    menjadi jati diri rakyat Wajo, yang seharusnya kita kembangkan dan lestarikan.

    Sumber :

    1. Wajo Abad XV-XVI, Suatu Penggalian Sejarah terpendam Sulawesi Selatan dari Lontara;

    Prof. Mr. Dr. Andi Zainal Abidin, 1985

    2. Munculnya Kerajaan Elektif Wajo, Suatu Percobaan untuk Menemukan Hari Jadi Daerah Wajo;

    Prof. Mr. Dr. Andi Zainal Abidin, 1985

    3. Sejarah Singkat Hari Jadi Wajo;

    Drs. Hamid M. ; Andi Pabbarangi ; Dammar Jabbar, Maret 2000

    4. Panitia Hari jadi Wajo (HJW). ke-610 Tahun 2009

    5. www.wajokab.go.id

    Rekomendasikan ini di Google

    SEJARAH KABUPATEN TANA TORAJASebelum menggunakan kata TANA TORAJA pada mulanya terkenal dengan nama TONDOK

    LEPONGAN BULAN TANA MATARIALLO , yang mengandung arti : Negri Dengan Bentuk

    Pemerintahan Dan Kemasyarakatannya,Merupakan Suatu Kesatuan Yang Bulat Bagaikan Bulan Dan

    Matahari .

    Kata Tana Toraja baru dikenal sejak abad ke XVII yaitu sejak daerah ini mengadakan hubungan

    dengan beberapa daerah tetangga,yang dalam hal ini kerajaan-kerajaan didaerah bugis yakni: Bone,

    Sidenreng dan luwu.

    Adapun beberapa pendapat tentang arti tentang arti kata tana Tana Toraja antara lain dari bahasa

    bugis TO =ORANG,RIAJA = DARI UTARA.Ada pula yang berpendapat bahwa kata Toraja berasal dari

    kata TO RIAJA yang berarti ORANG DARI BARAT, anggapan ini diberikan oleh orang orang dari

    daerah Luwu,pada pemulaan abad ke XIX yang pada saat itu penjajah mulai merentangkan sayapnya

    kedaerah pedalaman Sulawesi selatan.

    Tahun 1906 pasukan penjajah tiba di Rantepao dan Makale melalui palopo. Saat tibanya kaum penjajah di Rantepao dan Makale

    tersebut maka perlawanan gigih mulai juga dilancarkan oleh beberapa penguasa antara lain PONGTIKU, BOMBING,WASARURAN dan

    lain- lain yang menimbulkan cukup banyak korban dipihak kaum penjajah.

    Pemerinta Hindia Belanda mulai menyusun pemerintahannya yang terdiri dari DISTRIK,BUA dan

    KAMPUNG yang masing-masing dipimpin oleh penguasa setempat ( PUANG MADIKA ).

    Setelah 19 tahun Hindia Belanda berkuasa di daerah ini, Tana Toraja dijadikan sebagai

    ONDERRAFDELING dibawah SELFBERSTUUR Luwu di Palopo yang terdiri dari 32 Landchaap dan 410

    kampung dan sebagai controleuur yang pertama yaitu; H.T. MANTING.

    Pada tanggal 18 Oktober 1946 dengan besluit LTGG tanggal 8 Oktober 1946 Nomor 5 ( Stbld Nomor 105 )

    Onderafdeling Makale/Rantepao dipisahkan dari Swapraja yang berdiri sendiri dibawah satu

    pemerintahan yang disebut TONGKONAN ADA.

    Pada saat Pemerintahan berbentuk serikat (RIS ) tahun 1946 TONGKONAN ADA diganti dengan suatu

    pemerintahan darurat yang beranggotakan 7 orang dibantu oleh satu badan yaitu KOMITE NASIONAL

    INDONESIA ( KNI ) yang beranggotakan 15 orang.

    Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Sulawesi Selatan Nomor 482, Pemerintah Darurat diadakan dan pada tanggal 21 Pebruari

    1

    Dengan Surat Keputusan gubernur Kepala Daerah Sulawesi Selatan Nomor 482, Pemerintah Darurat dibubarkan dan pada tanggal 21

    Pebruari 1952 diadakan serah terima Pemerintahan Kepada Pemerintahan Negeri (KPN ) Makale/Rantepao yaitu kepada Wedana ANDI

    ACHMAD.Dan pada saat itu wilayah yang terdiri dari 32 Distrik,410 Kampung dirubah menjadi 15 Distrik dan 133 Kampung.

    Berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1957 dibentuk Kabupaten Daerah Tingkat II Tana-Toraja yang peresmiannya

    dilakuan pada tanggal31 agustus 1957 dengan Bupati Kepala Daerah yang pertama bernama LAKITTA.

    Pada tahun 1961 berdasarkan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 2067 A,Administrasi

    UniversitasNegeri Makassar

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-wajo.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-wajo.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=285195672837047995http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-wajo.html#linkshttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=285195672837047995&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=285195672837047995&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=285195672837047995&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=285195672837047995&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=285195672837047995&target=pinteresthttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-tana-toraja.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6SbJ6dXvI/AAAAAAAAAL4/fOIJ9svT-P0/s1600/tana+toraja.jpeghttp://1.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6Sd3YVCzI/AAAAAAAAAMA/uF78SUlaBu4/s1600/peta+tana+toraja.jpeg

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 4/16

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 0 komentar Link ke posting ini

    Pemerintahan berubah dengan penghapusan sistim Distrik dan Pembentukan Pemerintahan Kecamatan.

    Tana Toraja Pada waktu itu terdiri dari 15 Distrik dengan 410 Kampung berubah menjadi 9 Kecamatan dengan 135 Kampung,Kemudian

    dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 450/XII/1965 tanggal 20 desember 1965 diadakan

    pembentukan Desa Gaya Baru.

    Berdasarkan petunjuk surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi selatan tentang pembentukan Desa Gaya Baru tersebut, ditetapkan

    surat keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tana Toraja Nomor 152/SP/1967 tanggal 7 september1967 tentang pembentukan Des

    Gaya Baru dalam kabupaten daerah Tingkat II Tana Toraja sebanyak 65 Desa Gaya Baru yang terdiri atas 186 Kampung dengan perincian

    sebagai berikut:

    1. Kecamatan Makale 7 Desa 20 Kampung

    2. Kecamatan Sangalla 4 Desa 8 Kampung

    3. Kecamatan Mengkendek 6 Desa 20 Kampung

    4. Kecamatan Saluputti 10 Desa 25 Kampung

    5. Kecamatan Bonggakaradeng 4 Desa 15 Kampung

    6. Kecamatan Rantepao 4 Desa 18 Kampung

    7. Kecamatan Sanggalangi 9 Desa 40 Kampung

    8. Kecamatan Sesean 11 Desa 18 Kampung

    9. Kecamatan Rindingallo 10 Desa 22 Kampung

    Jumlah 65 Desa 186 Kampung

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

    Pemerintahan di Daerah dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa dan Peraturan pelaksanaannya, dari 65

    Desa Gaya Baru tersebut berubah menjadi 45 desa dan 20 Kelurahan.

    Dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor ;168/XI/1982,wilaya Kabupaten Tana Toraja terdiri dari 9

    Kecamatan dan 22 Kelurahan serta 63 Desa.

    Berdasarkan Surat Keputusan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 1988 tanggal 26 September 1988,dibentuk wilaya kerja

    Pembantu Bupati Kepala Daerah Wilaya Utara yang dipimpin oleh seorang Wedana Pembantu Bupati Wilaya Utara yang meliputi;

    1. Kecamatan Rantepao

    2 Kecamatan Sanggalangi

    3. Kecamatan Sesean

    4. Kecamatan Rindingallo

    Adapun pejabat WEDANA Pembantu Bupati Wilaya Utara berturut-turut sebagai berikut:

    1.Drs. Bartho Sattu Tahun 1989-1990

    2.Drs.Soleman Tahun 1990-1996

    3.Drs.A.Palino Popang Tahun 1996-1999

    4.Drs.Y.S. Dalipang Tahun 1999-2000

    Setelah keluarnya Surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 954/XI/1998 tanggal 14 Desember

    1998,wilaya Kabupaten Tana Toraja terdiri dari 9 kecamatan defenitif, 6 Perwakilan Kecamatan, 22 Kelurahan,dan 63 Desa. Dengan

    berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah,dan ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Daerah

    No.18 Tahun 2000 tanggal 29 Desember 2000, 6 Perwakilan Kecamatan menjadi defenitif sehingga jumlah kecamatan seluruhnya menjadi 15

    Kecamatan.Selanjutnya dengan terbitnya Peraturan daerah No.2 Tahun 2001 tanggal 11 april 2001 keseluruhan desa yang ada berubah

    nama menjadi Lembang.

    Setelah ditetapkannya Peraturan Daerah No. 2 tahun 2001 tentang perubahan Pertama

    Peraturan Daerah No. 18 Tahun 2000,Peraturan Daerah Kabupaten Tana-Toraja Nomor 8

    Tahun 2004 tentang perubahan Kedua Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2000, serta

    peraturan daerah nomor 6 Tahun 2005 tentang perubahan Ketiga peraturan Daerah

    Nomor 18 tahun 2000,Wilaya Kabupaten Tana-toraja menjadi 40 kecamatan, 87

    Kelurahan dan 223 Lembang sampai sekarang.

    Sumber : www.torajakab.go.id

    Rekomendasikan ini di Google

    SEJARAH KABUPATEN SOPPENGAsal mula nama Soppeng para pakar dan budayawan belum ada kesepakatan

    bahwa dalam sastra bugis tertua I LAGALIGO telah tertulis nama kerajaan Soppeng

    yang berbunyi :

    IYYANAE SURE PUADA ADAENGNGI TANAE RI SOPPENG, NAWALAINNA SEWO-

    GATTARRENG, NONI MABBANUA TAUWE RI SOPPENG, NAIYYA TAU SEWOE

    IYANARO RI YASENG TAU SOPPENG RIAJA, IYYA TAU GATTARENGNGE IYANARO

    RIASENG TAU SOPPENG RILAU.

    Berdasarkan naskah lontara tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

    penduduk tanah Soppeng mulanya datang dari dua tempat yaitu sewo dan

    Gattareng.

    PENGANGKATAN DATU PERTAMA KERAJAAN SOPPENG

    Didalam lontara tertulis bahwa jauh sebelum terbentuknya Kerajaan Soppeng telah

    ada kekuasaan yang mengatur jalannya Pemerintahan yang berdasarkan

    kesepakatan 60 Pemuka Masyarakat, hal ini dilihat dari jumlah Arung, Sullewatang,

    Paddanreng, dan Pabbicara yang mempunyai daerah kekuasaan sendiri yang dikoordini olih LILI-LILI

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-tana-toraja.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-tana-toraja.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1320513572670022143http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-tana-toraja.html#linkshttp://2.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6SeoeX5XI/AAAAAAAAAMI/SEZFA1Pw97U/s1600/toraja1.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6Sfskx3vI/AAAAAAAAAMQ/ylwR8rmXTtk/s1600/toraja2.jpeghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1320513572670022143&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1320513572670022143&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1320513572670022143&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1320513572670022143&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1320513572670022143&target=pinteresthttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-soppeng.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6PGvfwybI/AAAAAAAAALY/XPgjlegBxSc/s1600/soppeng.jpeg

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 5/16

    Namun suatu waktu terjadi suatu musim kemarau disana sini timbul huru-hara, kekacauan sehingga kemiskinan dan

    kemelaratan terjadi dimana-mana olehnya itu 60 Pemuka Masyarakat bersepakat untuk mengangkat seorang

    junjungan yang dapat mengatasi semua masalah tersebut

    Tampil Arung Bila mengambil inisiatif mengadakan musyawarah besar yang dihadiri 30

    orang matoa dari Soppeng Riaja dan 30 orang Matoa dari Soppeng Rilau, sementara

    musyawarah terganggu dan Arung Bila memerintahkan untuk menghalau burung tersebut

    dan mengikuti kemana mereka terbang.

    Burung Kakak Tua tersebut akhirnya sampai di Sekkanyili dan ditempat inilah ditemukan

    seorang berpakaian indah sementara duduk diatas batu, yang bergelar Manurungnge Ri

    Sekkanyili atau LATEMMAMALA sebagai pemimpin yang diikuti dengan IKRAR, ikrar

    tersebut terjadi antara LATEMMAMALA dengan rakyat Soppeng.

    Demikianlah komitmen yang lahir antara Latemmamala dengan rakyat Soppeng, dan saat

    itulah Latemmamala menerima pengangkatan dengan Gelar DATU SOPPENG, sekaligus

    sebagai awal terbentuknya Kerajaan Soppeng, dengan mengangkat Sumpah di atas Batu yang di beri nama

    LAMUNG PATUE sambil memegang segenggam padi denga mengucapkan kalimat yang artinya isi padi tak akan

    masuk melalui kerongkongan saya bila berlaku curang dalam melakukan Pemerintahan selaku Datu Soppeng.

    PERUMUSAN HARI JADI SOPPENG

    Soppeng yang memiliki sejarah cemerlang dimasa lalu, dengan memperhatikan berbagai masukan agar penempatan

    Hari Jadi Soppeng, diadakan seminar karena kurang tepat bila dihitung dari saat dimulainya Pelaksanaan Undang-

    undang Darurat Nomor 04 Tahun 1957, sebab jauh sebelumnya didalam lontara, Soppeng telah mengenal sistem

    Pemerintahan yang Demokrasi dibawah kepemimpinan Raja dan Datu. Maka dilaksanakanlah Seminar Sehari pada

    Tanggal 11 Maret 2000, yang dihadiri oleh para pakar, Budayawan, Seniman, Ahli Sejarah, Tokoh Masyarakat,

    AlimUlama, Generasi Muda dan LSM, dimana disepakati bahwa hari Jadi Soppeng dimulai sejak Pemerintahan TO

    MANURUNGNGE RI SEKKANYILI atau LATEMMAMALA tahun 1261, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan

    BACKWARD CONTING, dan mengusulkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Soppeng untuk

    dibahas dalam Rapat Paripurna dan mengesahkan untuk dijadikan salam suatu Peraturab Daerah tentang Hari Jadi

    Soppeng.

    Dari hasil rapat Paripurna Dewan perwakilan Rakyat Daerah

    kabupaten Soppeng, Tanggal 12 Maret 2001 telah menetapkan dan

    mengesahkan suatu Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng, Nomor

    09 Tahun 2001, Tanggal 12 Maret 2001, bahwa Hari Jadi Soppeng

    Jatuh pada Tanggal 23 Maret 1261.

    Ringkasan arti dari pemakaian Hari jadi Soppeng yakni angka 2 dan

    angka 3, karena angka tersebut mempunyai makna sejarah dan filosofi

    sebagai berikut :

    1. Angka 2 menunjukkan :

    a. Dua ke Datuan yakni Soppeng Rilau dan Soppeng Riaja

    b. Dua Tomanurung yaitu : TOMANURUNG RI SEKKANYILI DAN TO

    MANURUNG RI GORIE.

    c. Dua Cakkelle/Burung Kakaktua yang memperebutkan setangkai padi, yang merupakan petunjuk para matoa yang

    bermusyawarah mengatasi krisi kelaparan, akhirnya menemukan Tomanurungnge RI SEKKANYILI

    d. Dua Pegangan hidup yaitu kejujuran dan keadilan.

    e. Dua hal yang tidak bisa dihindari yaitu nasib dan takdir.

    f. Dua tanranna namaraja tanaE

    - Seorang pemimpin harus jujur dan pintar

    - Masyarakat hidup aman, tentram dan damai.

    2. Angka 3 menunjujjan :

    a. adanya perjanjian 3 kerajaan yaitu : Bone, Soppeng dan Wajo yang dikenal dengan Tellu PoccoE.

    b. Taring Tellu Menunjukkan tempat bertumpu yang sangat kuat dan stabil.

    c. TELLU RIALA SAPPO, yaitu TAUE RIDEWATAE, TAUE RI WATAKKALE, TAUE RI PADATTA RUPA TAU.

    d. TELLU EWANGENNA LEMPUE, yaitu kejujuran, kebenaran dan keteguhan.

    3. Angka Dua Tellu bermakna :

    a. Dua Tellu bermakna antara lain murah reski.

    b. - Dua temmasarang, artinya Allah dan hambanya tidak pernah berpisah.

    - Tellu temmalaiseng, artinya Allah Malaikat dan hamba selalu bersama-sama.

    c. Tellu Dua Macciranreng, Tellu-Tellu Tea Pettu bermakna berpintal dua sangat rapu, berpintal tiga tidak akan

    putus.

    d. - Mattulu Parajo Dua Siranreng teppettu sirangreng.

    - Marutte Parajo, Mattulu Tellu Tempettu Silariang, bermakna tidak saling membohongi, nanti akan putus jika putus

    bersama.

    4. dipilihnya bulan tiga atau maret Karen :

    a. Bulan Terbentuknya Kabupaten Soppeng

    b. Bulan Pelaksanaan Seminar hari Jadi Soppeng.

    5. selain itu angka dua atau tiga juga bermakna :

    - jika angka 2 + 3 = 5 yang berarti :

    a. makna kata dalam huruf karawi lambing Daerah yaitu ADE, RAPANG,

    WARI, BICARA, SARA

    b. Rukun Islam

    c. Pancasila

    - jika angka 2 X 3 = 6 yang bermakna : Rukun Islam

    http://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6PLtuZ2fI/AAAAAAAAALo/1wDr-SrlhG0/s1600/kalelawar+soppeng.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6PJrHN3gI/AAAAAAAAALg/qIG1ua7ltEo/s1600/peta+soppeng.jpeghttp://2.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6PjzfGaUI/AAAAAAAAALw/A-2V-XdejOQ/s1600/klelawar.jpeg

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 6/16

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 0 komentar Link ke posting ini

    6. dipilihnya tahun 1261 adalah menggunakan BACKWARD COUNTING, yaitu pemerintahan Datu Soppeng pertama

    TAU MANURUNGNGE RI SEKKANYILI atau LATEMMAMALA pada tahun 1261. sehingga dengan demikian hari jadi

    Soppeng ditetapkan pada tanggal 23 Maret 1261.

    Sumber : http://andev.multiply.com

    Rekomendasikan ini di Google

    SEJARAH KABUPATEN PINRANGTersebutlah suatu peristiwa di Sawitto pada waktu pemerintahan La Paleteang Raja

    IV, Kerajaan Sawitto. Dimana pada waktu itu terjadi peperangan antara Sawitto dan

    Gowa, Perang ini terjadi karena Gowa sebagai kerajaan besar, berusaha untuk

    menguasai Sawitto yang kondisi dan potensinya menjanjikan setumpuk harapaan.

    Berbagai upaya yang telah digunakan Gowa untuk menguasai Sawitto melalui agresi

    dan terjadilah perang antar Sawitto dan Gowa sekitar Tahun 1540.

    Prajurit - parjurit Sawitto dengan gigih mengadakan perlawanan abdi kerajaan mati -

    matian mempertahankan dan membela bumi ini berkesudahaan dengan kekalahan

    dipihak Sawitto sehingga raja La Paleteang dan isterinya dibawa ke Gowa sebagai

    tanda kemenangan Gowa atas Sawitto. Awan yang meliputi kesedihan rakyat atas

    kepergian sang raja yang arif dan bijaksana. Upaya yang dilakukan membebaskan

    sang raja bersama permaisuri kerajaan Sawitto. Akhirnya dalam suatu musyawarah

    kerajaan terpilih dua Tobarani, yaitu Tolengo dan To Kipa untuk mengemban tugas membebaskan sang raja beserta

    permaisurinya. Kemudian berangkatlah kedua bersaudara tersebut ke Gowa yang berhasil membawa pulang raja La

    Paleteang beserta permaisurnya. Kedatangan raja bersama permaisuri, disambut dengan luapan kegembiraan dan

    di elu - elukan sepanjang jalan menuju istana. dibalik kegembiraan itu, mereka terharu melihat kondisi sang raja yang

    mengalami banyak perubahan seraya mengatakaan " PINRA KANA NI TAPPA NA DATUE POLE RI GOWA " Yang

    artinya wajah raja menagalami perubahan sekembali dari Gowa. Kata-kata inilah senantiasa terlontar dari orang -

    oraang yang menyertai sang raja. Ketika raja beristrahat sejenak sebelum tiba di istana bertitahlah sang raja kepada

    pengantarnya untuk menyebut tempat tersebut dengan nama PINRA.

    Sumber lain ini mengatakan pemukiman kota Pinrang yang dahulunya rawa-rawa yang

    selalu tergenang air membuat masyarakat senantiasa berpindah-pindah mencari

    wilayah pemukiman yang bebas genangan air, berpindah-pindah atau berubah-ubah

    pemukiman, dalam bahasa bugis disebut "PINRA - PINRA ONROANG" setelah

    masyarakat menemukan tempat pemukiman yang baik, maka diberinya tempat

    tersebut:PINRA-PINRA.Dari kedua sejarah yang berbeda itu lahirlah istilah yang sama

    yaitu " PINRA " kemudian kata itu dalam perkembangannya dipengaruhi oleh intonasi

    dan dialek bahasa bugis sehingga menjadi Pinrang yang sekarang ini diabadikan

    menjadi Kabupaten Pinrang.

    Sebagaimana diketahui bahwa ketika jepang masuk di pinrang sekitar tahun 1943

    sistem Pemerintahan warisan kolonial dengan struktur lengkap yang terdiri dari 4

    (Empat) swapraja, masing - masing Swapraja Sawitto, Swapraja Batu Lappa, Swapraja

    Kassa dan Swapraja Suppa. Ketika Pinrang menjadi onder-afdeling di bawah afdeling

    Parepare Sementara afdeling Parepare adalah salah satu afdeling dari tujuh afdeling

    yang ada di propinsi Sulawesi.

    Dengan ditetapkannya PP Nomor 34/1952 tentang perubahan daerah Sulawesi selatan,pembagian wilayahnya

    menjadi menjadi daerah swatantra. Pertimbangan diundangkannya PP tersebutadalah untuk memenuhi keinginan

    rakyat dan untuk memperbaiki susunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Daerah swantantra yang dibentuk

    adalah sama dengan wilayah afdeling yang ditetapkan dalam keputusan Gubernur Timur besar (GROTE GOSTE)

    tanggal 24 juni 1940 nomor 21, kemudian diubah oleh Keputusan Gubernur Sulawesi nomor 618/1951.Perubahan

    adalah kata afdeling dirubah menjadi daerah swatantra dan onder afdeling menjadi kewedaan. Dengan perubahan

    tersebut maka onder afdeling pinrang berubah menjadi kewedanaan pinrang yang membawahi empat swapraja dan

    distrik.dengan status demikian inilah pemerintahan senantiasa mengalami pasang surut ditengah-tengah pasang

    surutnya keadaan pemerintahan, upaya memperbaiki struktur dan penyelenggaraan pemerintahan di satu

    sisi,disamping memenuhi kebahagiaan dan keinginan rakyat. Maka pada tahun 1959 keluarlah satu undang-undang

    yang dikenal dengan undang-undang nomor 29/1959 yang berlaku pada tanggal 4 juli 1959 tentang pembentukan

    daerah-daerah TK.II di Sulawesi yang praktis. Membentuk Daerah Tingkat II Pinrang pula.namun hal ini belum dapat

    dijadikan sebagai patokan lahirnya Kabupaten Daerah TK.II Pinrang.Berhubung unsur Pemerintahannya yang

    merupakan organ atau bagian yang belum ada.

    Setelah keluarnya surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: UP-

    7/3/5-392 tanggal 28 januari 1960 yang menunjuk H.A.MAKKOELAOE

    menjadi Kepala DaerahTK.II Pinrang. Karena pada saat itu unsur atau

    organ sebagai perangkat daerah otonomi telah terpenuhi. kemudian

    dikaji melalui suatu simposium yang dilakukan oleh kelompok pemuda

    khususnya KPMP Kabupaten Pinrang dan diteruskan kepada DPRD

    untuk dituangkan kedalam suatu PERDA tersendiri.

    Sumber : http://pinrangkab.go.id

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-soppeng.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-soppeng.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=9204754768391198386http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-soppeng.html#linkshttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=9204754768391198386&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=9204754768391198386&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=9204754768391198386&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=9204754768391198386&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=9204754768391198386&target=pinteresthttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-pinrang.htmlhttp://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6NTZRipKI/AAAAAAAAALA/11NVuchjmdE/s1600/pinrang.jpeghttp://3.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6NVCq-6EI/AAAAAAAAALI/MFZyxWsiFLQ/s1600/peta+pinrang.jpeghttp://3.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6NWhfMgkI/AAAAAAAAALQ/B490ZLKLkO0/s1600/pinrang1.jpeg

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 7/16

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 0 komentar Link ke posting ini

    Rekomendasikan ini di Google

    SEJARAH KABUPATEN ENREKANGSejak abad XIV, daerah ini disebut MASSENREMPULU yang artinya meminggir

    gunung atau menyusur gunung, sedang sebutan Enrekang dari ENDEG yang artinya

    NAIK DARI atau PANJAT dan dari sinilah asal mulanya sebutan ENDEKAN. Masih ada

    arti vrsi lain yang dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi

    Pemerintahan telah dikenal dengan nama ENREKANG versi Bugis sehingga jika

    dikatakan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang adalah daerah pegunungan, sudah

    mendekati kepastian sebab jelas bahwa Kabupaten Enrekang terdiri dari gunung-

    gunung dan bukit-bukit sambung menyambung mengambil 85 % dari seluruh luas

    wilayah yang luasnya 1.786.01 Km.

    Pada mula terbentuknya Kabupaten Enrekang yang telah mengalami beberapa kali

    pergantian Bupati sampai sekarang, antara lain :

    Periode 1960 - 1963 dijabat oleh ANDI BABBA MANGOPO

    Periode 1963 - 1964 dijabat oleh M. NUR

    Periode 1964 - 1965 dijabat oleh M. CAHTIF LASINY

    Periode 1965 - 1969 dijabat oleh BAMBANG SOETRESNA

    Periode 1969 - 1971 dijabat oleh ABD. RACHMAN, BA.

    Periode 1971 - dijabat oleh Drs. A. PARAWANSA (Pjs.)

    Periode 1971 - 1978 dijabat oleh MUCH. DAUD ( 2 Thn masa non Fictive )

    Periode 1978 - 1983 dijabat oleh H. ABDULLAH DOLLAR, BA.

    Periode 1983 - 1988 dijabat oleh M. SALEH NURDIN AGUNG

    Periode 1988 - 1993 dijabat oleh H. M. AMIN SYAM

    Periode 1993 - 1998 dijabat oleh H. ANDI RACHMAN

    Periode 1998 6 Oktober 2003 dijabat oleh Drs. H. IQBAL MUSTAFA Wakil Bupati Drs. ZAINI BADAWING

    Periode 2003 2008 dijabat oleh Ir. H. LA TINRO LA TUNRUNG Wakil Bupati H. MUH. LODY SINDANGAN, SH. M.Si.

    Periode 2008 (Mei s/d Oktober 2008) dijabat oleh H. MUH. LODY SINDANGAN, SH. M.Si. (Menjabat selama 5 bulan,

    menggantikan H. La tinro La Tunrung, yang ikut dalam pencalonan Bupati Periode 2008 - 2013)

    Periode 2008 sampai sekarang dijabat oleh Ir. H. LA TINRO LA TUNRUNG Wakil Bupati Drs. NURHASAN.

    Dilantik oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo pada tanggal 9 Oktober 2008, di Lapangan

    Batili Abu Bakar Lambogo.

    Pelantikan Bupati Enrekang yang pertama tepat pada tanggal 19 Pebruari 1960 yang juga menjadi hari terbentuknya

    DAERAH KABUPATEN ENREKANG.

    Kemudian tidak adillah bila kita tidak menyebutkan para mantan Pimpinan Daerah dibidang legistalif sampai

    sekarang antara lain :

    ANDI BABA MANGOPO (merangkap Bupati karena masih DPRD GR) Tahun 1960 1963

    ABD. RAHMAN, BA.

    H. ARIFIN ALI

    MAHATMANTONG

    M. JAFAR

    IBRAHIM TAQWA

    H.M. MIEN KAMASE

    JAMALUDDIN TANTI

    M. SALEH NURDIN AGUNG sebagai Ketua dan Wakilnya MAYOR ABDUL LATIF.

    H. ABD. SAMAD MANNAN sebagai Ketua dan Wakilnya MAYOR CHK HUSAIN GANTARAN, SH.

    H.M. ALI RAHIM sebagai Ketua dan Wakilnya Drs. MUSTAFA CAWIDU dan LETKOL MUSTAFA BK.

    H. JK. SAWATI (periode 1999 2004 )

    - Periode 1999 - .. wakilnya MAYOR CHOIRI

    - Periode 1999 2004 Wakilnya MAYOR CHOIRI dan H. ACHMAD ANGGORO

    - Periode 2004 2005 Wakilnya SAFRUDDIN, SH dan H. ACHMAD ANGGORO

    - Periode 2005 - 2008 H. AHMAD ANGGOR wakilnya SAFRUDDIN,SH dan Drs. H. MUSTAKIM

    PEMERINTAHAN

    Sebelum terbentuknya menjadi Kabupaten berturut-turut mengalami perubahan bentuk :

    PERTAMA : Menurut sejarah pada mulanya Kabupaten Enrekang adalah merupakan suatu kerajaan besar yang

    bernama MALEPONG BULAN, kemudian kerajaan ini bersifat MANURUNG yang terdiri dari 7 kawasann yang lebih

    dikenal dengan PITU MASSENREMPULU yaitu :

    1. ENDEKAN

    2. KASSA

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-pinrang.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-pinrang.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=8889768890239608694http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-pinrang.html#linkshttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=8889768890239608694&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=8889768890239608694&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=8889768890239608694&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=8889768890239608694&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=8889768890239608694&target=pinteresthttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-enrekang.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6K_e7wP3I/AAAAAAAAAKo/YeQ-SbAg6Bg/s1600/enrekang.jpeg

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 8/16

    3. BATU LAPPA

    4. DURI

    5. MAIWA

    6. LETTA

    7. BARINGIN

    ( 7 Massenrempulu ) ini terjadi kira-kira dalam abad ke XIV dan kerajaan tersebut

    berubah menjadi LIMA MASSENREMPULU yakni :

    1. ENDEKAN

    2. DURI

    3. MAIWA

    4. KASSA

    5. BATU LAPPA

    ( Kira kira abad ke XVII )

    Karena Politik Devide At Impera Pemerintah Belanda memecah daerah ini dengan adanya Surat Keputusan dari

    Perintah Kerajaan Belanda (KORTE VERKLARING ) dimana kerajaan KASSA dan kerajaan BATU LAPPA

    dimasukkan ke SAWITTO. Ini terjadi Tahun 1905 ( abad XX ), sehingga untuk tetap pada keadaan LIMA

    MASSENREMPULU tersebut, maka kerajaan-kerajaan yang ada didalamnya dipecah sehingga menjadi :

    1. Kerajaan itu pada Zaman penjajahan Belanda secara Admisnitrasi Belanda menjadi Landshcap

    2. Tiap Landschap dipimpin oleh seorang Arung ( Zelftbesteur ) dan dibantu oleh SULEWATANG dan PABBICARA,

    ARUNG LILI tetapi kebijaksanaan tetap ditangan Belanda sebagai Kontroleur.

    FEDERASI

    DURI

    TALLU BATU PAPAN

    ENDEKAN ( ENREKANG )

    MAIWA

    ALLA

    BUNTU BATU

    MALUA

    KEDUA : Dalam zaman penjajahan sejak Tahun 1012 sampai dengan 1941 berubah kembali menjadi ONDER

    AFDELING yang dikepalai oleh seorang Kontroleur ( Tuan PETORO ).

    KETIGA : Dalam zaman Pendudukan Jepang ( 1941 1945 ) ONDER AFDELING ENREKANG berubah nama

    menjaddi KANRIKAN, Pemerintahan dikepalai oleh seorang BUNKEM KANRIKAN.

    KEEMPAT : Dalam zaman NICA ( NIT 1946 27 Desember 1949 ) kembali Kawasan Massenrempulu menjadi ONDER

    AFDELING ENREKANG.

    KELIMA : Kemudian sejak tanggal 27 Desember 1949 sampai 1960 Kawasan Massenrempulu berubah menjadi

    KEWEDANAAN ENREKANG dengan pucuk pimpinan Pemerintahan disebut Kepala Pemerintahan Negeri Enrekang (

    KPN ENREKANG ) dan meliputi 5 (lima) SWAPRAJA :

    1. SWAPRAJA ENREKANG

    2. SWAPRAJA ALLA

    3. SWAPRAJA BUNTU BATU

    4. SWAPRAJA MALUA

    5. SWAPRAJA MAIWA

    Adapun mantan Kepala Pemerintahan Negeri Enrekang (KPN) :

    ABDUL HAKIM

    ABDUL RAHMAN, BA.

    ABDUL MADJID PATTAROPURA

    NUHUNG

    A T J O

    Yang menjadi catatan atau lembaran sejarah yang tak dapat dilupakan, bahwa dalam perjuangan atau pembentukan

    Kewadanaan Enrekang ( 5 SWAPRAJA) menjadi DASWATI II / DAERAH SWANTARA TINGKAT II ENREKANG atau

    KABUPATEN MASSENREMPULU. (ingat bahwa yang disetujui kelak dengan nama Kabupaten Dati II Enrekang

    mungkin karena latar belakang historisnya).

    Adapun pernyataan . resolusi tesebut :

    Pernyataan Partai / Ormas Massenrempulu di Enrkeang pad tanggal 27 Agustus 1956.

    Resolusi Panitia Penuntut Kabupaten Massenrempulu di Makassar pada tanggal 18 Nopember 1956 yang diketuai

    http://2.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6LBZZkaTI/AAAAAAAAAKw/xkbLCYTMKGA/s1600/peta+enrekang.jpeg

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 9/16

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 0 komentar Link ke posting ini

    oleh ALMARHUM Drs. H.M. RISA.

    Resolusi HIKMA di Pare pare tanggal 29 Nopember 1956.

    Resolusi Raja-raja (ARUM PARPOL / ORMAS MASSENREMPULU ) di Kalosi tanggal 14 Desember 1956

    Diantara Tokoh-tokoh / Sesepuh MASSENREMPULU yang mempelopori terbentuknya Kabupaten Enrekang antara

    lain :

    Drs. H. M. RISA

    Drs. H. M. THALA

    H. ANDI SANTO

    PALISURI

    H. M. YASIN

    ANDI MARAINTANG

    ANDI BASO NUR RASYID

    ANDI TAMBONE

    BOMPENG RILANGI

    ANRI ENRENG

    ABDUL RAHMAN, BA.

    DAN MASIH BANYAK LAGI NAMA YANG TAK SEMPAT DISEBUTKAN

    Berdasarkan PP No. 34 Tahun 1962 dan Undang-Undang NIT Nomor 44 Tahun 1960 Sulawesi terpecah dan sebagai

    pecahannya meliputi Administrasi (AFDELING) Parepare yang lebih dikenal dengan nama Kabupaten Parepare lama,

    dimana kewedanaan Kabupaten Enrekang adalah merupakan salah satu daerah diantara 5 (lima) Kewedanaan

    lainnya.

    Selanjutnya dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 29

    Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74 tentang

    Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi atau daerah

    Swatantra Tingkat II (DASWATI II), maka Kabupaten Parepare

    lama terpecah menjadi 5 (lima) DASWATI II antara lain :

    DASWATI II ENREKANG

    DASWATI II SIDENRENG RAPPANG

    DASWATI II BARRU

    DASWATI II PINRANG

    DASWATI II PARE PARE

    Kelima gabungan darah tersebut dari dulu dikenal dengan

    nama : AFDELING PAREPARE

    Dengan terbentuknya DASWATI II ENREKANG berdasarkan Undang-Undang Nomor : 29 Tahun 1959, maka sebagai

    tindak lanjut pada tanggal 19 februari 1960 dilantiklah saudara H. ANDI BABBA MANGOPO sebagai Bupati yang

    pertama dan hari terbentuknya DASWATI II Enrekang atau KABUPATEN ENREKANG berdasarkan Undang-Undang

    Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pemerintahan Daerah.

    Sehubungan dengan ditetapkannya Perda Nomor : 4,5,6 dan 7 tahun 2002 tanggal 20 Agustus 2002 tentang

    Pembentukan 4 (empat) Kecamatan Definitif dan Perda Nomor 5 dan 6 Tahun 2006 tentang Pembentukan 2

    Kecamatan sehingga pada saat ini enrekang telah memiliki 11 (sebelas ) Kecamatan yang defenitif yaitu :

    Kecamatan Enrekang ibukotanya Enrekang

    Kecamatan Maiwa ibukotanya Maroangin

    Kecamatan Anggeraja ibukotanya Cakke

    Kecamatan Baraka ibukotanya Baraka

    Kecamatan Alla ibukotanya Belajen

    Kecamatan Curio ibukotanya Curio

    Kecamatan Bungin ibukotanya Bungin

    Kecamatan Malua ibukotanya Malua

    Kecamatan Cendana ibukotanya Cendana

    Kecamatan Buntu Batu ibukotanya Pasui hasil pemekaran dari Kecamatan Baraka diresmikan oleh Bapak Bupati

    Enrekang yang dihadiri Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 19 Januari 2007.

    Kecamatan Masalle ibukotanya Loko hasil pemekaran dari Kecamatan Alla.

    Kecamatan Baroko Ibukotanya Baroko hasil pemekaran dari Kecamatan Alla. Diresmikan oleh Bapak Bupati

    Enrekang, dihadiri Bapak Gubernur Prov. Sulawesi Selatan, Para Muspida, Tokoh Agama dan Tokoh-tokoh

    Masyarakat.

    Selanjutnya dari 12 (Duabelas) Kecamatan Defenitif terdapat 112 (seratus dua belas ) desa / kelurahan, yang terdiri

    dari 17 Kelurahan dan 95 desa. Adapun jumlah penduduk Kabupaten Enrekang untuk keadaan sekarang ( 2008)

    dalam memasuki Hari Ulang Tahun (HUT) ke 48 Kabupaten Enrekang sejumlah 168.810 terdiri dari laki-laki sebanyak

    93.939 jiwa, perempuan sebanyak 92.871 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 43.062.

    www.enrekangkab.go.id

    Rekomendasikan ini di Google

    SEJARAH KABUPATEN BANTAENGHari kelahiran Bantaeng adalah merupakan momentum sejarah yang memiliki makna yang sangat dalam dan

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-enrekang.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-enrekang.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5357070954265558569http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-enrekang.html#linkshttp://1.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6LEyA1U5I/AAAAAAAAAK4/EKXceGBv2gM/s1600/gunung+nona.jpeghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5357070954265558569&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5357070954265558569&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5357070954265558569&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5357070954265558569&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5357070954265558569&target=pinteresthttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-bantaeng.html

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 10/16

    mendasar, oleh karena itu maka penentuan hari Jadi Bantaeng harus dilakukan

    sejarah arif dan bijaksanas serta mempertimbangkan berbagai hal dan dimensi,

    antara lain dengan mempergunakan berbagai pendekatan dan penelitian yang

    seksama, seperti seminar , diskusi-diskusi ilmiah dan observasi terhadap data

    lontara, penelitian situs sejarah dan melalui penelitian dokumen-dokumen yang ada.

    Apabila dilihat dari segi yuridis formal, maka hari jadi Bantaeng jatuh pada tanggal 4

    Juli 1959 disaat diundangkan Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang

    pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi.

    Namun, pemberlakuasn Undang-Undangf Nomor 29 tahun 1959, bukanlah

    menunjukkan keberadaaan Bantaeng pertama kali, karena Kabupaten Bantaeng

    sebagai bekas Afdeling pada Zama Pemerintahan Hindia Belanda sudah lama dikenal sebagai pusat pemerintahan

    formal. Bahkan sejak tanggal 11 November 1737 Resident Pertama Pemerintahan Hindia Belanda telah memimpin

    pemerintahan di Bantaeng.

    Dengan status "Buttatoa", maka kita menoleh kepada sejarah jauh sebelumnya, ketika kerajaan Bantaeng

    terbentuk pada abad XII, yang telah ditemukan oleh kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit ketika memperlebar

    usaha dagang dan kekuasaan kewilayah timur edan dicatat dalam berbagai dokumen, antara lain peta wilayah

    Singosari dan buku Prapanca yang berjudul Negara Kertagama.

    Dengan demikian, maka hari jadi Bantaeng, selain bermakna historis juga bermakna simbolik yang menggambarkan

    nilai budaya dan kebesaran Bantaeng dimasa lalu dengan adat istiadatnya yang khas.

    Tanggal 7 (Tujuh) menunjukkan simbol Balla Tujua di Onto, dan Tau Tujua yang memerintah dimasa lalu, yaitu :

    Kare Onto, Bissampole, Sinowa, Gantarangkeke, Mamampang, Mamampang, Katapang dan Lawi-Lawi.

    Selain itu, sejarah menunjukkan, bahwa pada tanggal 7 Juli 1667 terjadi perang

    Makassar, dimana tentara Belanda mendarat lebih dahulu di Bantaeng sebelum

    menyerang Gowa karena letaknya yang strategis sebagai bandar pelabuhan dan

    lumbung pasngan Kerajaan Gowa. Serangan Belanda tersebut gagal, karena

    ternyata dengan semangat patriotiseme rakyat Bantaeng sebagai bagian Kerajaan

    Gowa pada waktu itu mengadakan perlawanan besar-besaran.

    Bulan 12 (dua belas),menunjukkan sistim Hadat 12 atau semacam DPRD

    sekarang, yang terdiri dari perwakilan rakyat melalui Unsur Jannang (Kepala

    Kampung) sebagai anggotanya, yang secara demokratis mennetapkan kebijaksanaan pemerintahan bersama

    Karaeng Bantaeng.

    Tahun 1254 dalam atlas sejarah Dr. Muhammad Yamin, telah dinyatakan wilayah Bantaeng sudah ada, ketika

    kerajaan Singosari dibawah pemerintahan Raja Kertanegaramemperluas wilayahnya ke daerah timur Nusantara

    untuk menjalin hubungan niaga pada tahun 1254-1292. Penentuan autentik Peta Singosari ini jelas membuktikan

    Bantaeng sudah ada dan eksis ketika itu.

    Bahkan menurut Prof. Nurudin Syahadat, Bantaeng sudah ada sejak tahun 500 masehi, sehiongga dijuluki Butta Toa

    atau Tanah Tuo (Tanah bersejarah).

    selanjutnya laporan peneliti Amerika Serikat Wayne A. Bougas menyatakan Bantayan adalah Kerajaan Makassar

    awal tahun 1200-1600, dibuktikan dengan ditemukannya penelitian arkeolog dan para penggali keramik pada bagian

    penting wilayah Bantaeng yakni berasal dari dinasti Sung (960-1279) dan dari dinasti Yuan (1279-1368).

    Dengan demikian, maka sesuai kesepakatan yang telah dicapai oleh para

    pakar sejarah,sesepuh dan tokoh masyarakat Bantaeng pada tanggal 2-4

    Juli 1999. berdasarkan Keputusan Mubes KKB nomor 12/Mubes

    KKB/VII/1999 tanggal 4 Juli 1999 tentang penetapan Hari Jadi Bantaeng

    maupun kesepatan anggota DPRD Tingkat II Bantaeng, telah memutuskan

    bahwa sangat tepat Hari Jadi Bantaeng ditetapkan pada tanggal 7 bulan 12 tahun 1254, Peraturan Daerah Nomor:

    28 tahun 1999.

    Sejak terbentuknya Kabupaten daerah Tingkat II Bantaeng berdasarkasn UU Nomor 29 Tahun 1959, Bupati Kepala

    Daerah Tingkat II yang pertama dilantik pada tanggal 1 Pebruari 1960.

    Adapun pejabat pemerintahan sejak terbentuknya Kabupaten Bantaeng sebagai berikut:

    1. A. Rifai Bulu Tahun 1960-1965

    2. Aru Saleh Tahun 1965-1966

    3. Solthan Tahun 1966-1971

    4. H. Solthan Tahun 1971-1978

    5. Drs. H. Darwis Wahab Tahun 1978-1988

    6. Drs. H. Malingkai Maknun Tahun 1988-1993

    7. Drs. H. said Saggaf Tahun 1993-1998

    8. Drs. H. Azikin Solthan, M. Si Tahun 1998 - 2008

    http://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6Ih5q8thI/AAAAAAAAAKQ/u-p6LSeMYiw/s1600/bantaeng.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6IoL6X8DI/AAAAAAAAAKY/H7Vb488Xxmg/s1600/peta+bantaeng.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6Iu_qYqiI/AAAAAAAAAKg/VB83aGEfu6E/s1600/bantaeng1.jpeg

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 11/16

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 0 komentar Link ke posting ini

    9. Dr.Ir. Nurdin Abdullah, M.Agr Tahun 2008 - Sekarang

    Sumber : www.bantaeng.go.id

    Rekomendasikan ini di Google

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 1 komentar Link ke posting ini

    SEJARAH KABUPATEN SIDRAPSebelum ditetapkan menjadi sebuah Kabupaten, Sidenreng Rappang atau yang lebih

    akarab disingkat SIDRAP, memiliki sejarah panjang sebagai kerajaan Bugis yang

    cukup disegani di Sulawesi Selatan sejak abad XIV, disamping Kerajaan Luwu, Bone,

    Gowa, Soppeng, dan Wajo.

    Berbagai literatur yang ada menyebutkan, eksitensi Kerajaan ini turut memberi warna

    dalam percaturan politik dan ekonomi kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan.

    Sidenreng merupakan salah satu dari sedikit kerajaan yang tercatak dalam kitab "La

    Galigo" yang amat melegenda. Sementara masa La Galigo, menurut Christian Pelras

    yang menulis buku Manusia Bugis, berlangsung pada periode abad ke 11 dan 13

    Masehi. Ini berarti Sidenreng merupakan salah satu kerajaan kuno atau pertama di

    Sulawesi Selatan. Di abad selajutnya, Kerajaan Sidenreng yang berpusat di sekitar

    danau besar (Tappareng karaja) menjadi salah satu negeri yang ramai dan terkenal

    hingga ke benua lain. Ini sesuai dengan catatan seorang Portugis di abad ke-16 M yang menuliskan Sidereng

    sebagai "...Sebuah kota besar dan terkenal, berpusat di sebuah danau yang dapat dilayari, dan dikelilingi tempat-

    tempat pemukiman." (Tiele 1880, IV;413).

    Manuel Pinto, seorang berkebangsaan Portugsi lainnya malah sempat menetap

    selama delapan bulan di Kerajaan Sidenreng dan merekam suasana tahun 1548

    M. Pinto menggambarkan Sidenreng sebagai sebuah negeri yang ramai dengan

    penduduk sekitar 300.000 orang. Ada yang berpendapat bahwa asumsi penduduk

    di tahun 1548 M yang disebut Pinto terlalu besar. Namun dengan kebesaran dan

    kejayaan Sidenreng di masa itu, tak menutup kemungkinan bahwa Sidereng

    mempunyai wilayah yang jauh lebih luas daripada Kabupaten Sidenreng Rappang

    atau wilayah Ajatappareng sekarang ini.

    Ia juga menceritakan aktivitas perdagangan di kerajaan ini yang dikunjungi

    pedangang dari berbagai belahan dunia termasuk Portugis dengan muggunakan jalur laut menuju Tappareng

    Karaja. Pinto menulis, "Sebuah fusta besar (kapal layar portugis yang panjang dan dilengkapi deretan dayung di

    kedua sisinya) dapat berlayar dari laut munuju Sidereng." (Wicki, Documents Indica, II: 420-2).

    Hal ini diperkuat oleh Crawfurd pada 1828 (Descriptive Dictionary; 74, 441) yang menulis, "pada kampung-kakmpung

    di tepi (danau)... berlangsung perdagangan luar negeri yang peset. Perahu-perahu dagang dihela ke hulu sungai

    Cenrana...Kecuali pada musim kemarau, airnya cukup dalam untuk dilewati perahu-perahu paling besar sekalipun."

    Sejarawan lainnya mencatat, "Sidenreng adalah perbatasan wilayah

    pengaruh Luwu dan Siang, terletak di antara dataran yang merupakan

    satu-satunya celah alami antara gugusan gunung yang memisahkan

    pantai barat dan timur semenanjung Sulawesi Selatan." (Andaya 2004,

    Wari san Arung Palakka, Sejarah Sulawesi di Abad XVII).

    Dalam literatur lain, Rappang disebutkan sebagai kerajaan yang

    menguasai daerah hilir Sungai Saddang di abad 15 M. Bersama dengan

    Sidenreng, Sawitto, Alitta, Suppa, dan Bacukiki, mereka membentuk

    persekutuan AjaTappareng (wilayah barat danau) untuk membendung

    dominasi Luwu. Persekutuan itu kemudian diikatkan dalam perkawinan

    antar keluarga raja-raja mereka.

    Sumber : http://putra-putri-sidrap.com

    Rekomendasikan ini di Google

    KOTA PARE-PAREDiawal perkembangannya dataran tinggi yang sekarang ini, yang disebut Kota Parepare, dahulunya adalah

    merupakan semak-semak belukar yang diselang-selingi oleh lubang-lubang tanah yang agak miring tempat

    tumbuhnya semak-semak tersebut secara liar dan tidak teratur, mulai dari utara (Cappa Ujung) hingga ke jurusan

    selatan kota. Kemudian dengan melalui proses perkembangan sejarah sedemikian rupa dataran itu dinamakan Kota

    Parepare.

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-bantaeng.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-bantaeng.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=6246567746665045528http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-bantaeng.html#linkshttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=6246567746665045528&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=6246567746665045528&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=6246567746665045528&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=6246567746665045528&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=6246567746665045528&target=pinteresthttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-sidrap.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-sidrap.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1081331297565298034http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-sidrap.html#linkshttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-sidrap.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6Gp-ybLsI/AAAAAAAAAJ4/96PwYGunLX8/s1600/sidrap.jpeghttp://2.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6GuyBethI/AAAAAAAAAKA/DBe00YNzdAA/s1600/pta+sidrap.jpeghttp://1.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6G9jYKBNI/AAAAAAAAAKI/VnvfVtLmopA/s1600/sidrap1.jpeghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1081331297565298034&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1081331297565298034&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1081331297565298034&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1081331297565298034&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1081331297565298034&target=pinteresthttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/kota-pare-pare.html

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 12/16

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 0 komentar Link ke posting ini

    Lontara Kerajaan Suppa menyebutkan, sekitar abad XIV seorang anak Raja Suppa

    meninggalkan Istana dan pergi ke selatan mendirikan wilayah tersendiri pada tepian pantai

    karena hobbynya memancing. Wilayah itu kemudian dikenal sebagai kerajaan Soreang,

    kemudian satu lagi kerajaan berdiri sekitar abad XV yakni Kerajaan Bacukiki.

    Dalam satu kunjungan persahabatan Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng

    Tonapaalangga (1547-1566) berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang.

    Sebagai seorang raja yang dikenal sebagai ahli strategi dan pelopor pembangunan,

    Kerajaan Gowa tertarik dengan pemandangan yang indah pada hamparan ini dan spontan

    menyebut Bajiki Ni Pare artinya Baik dibuat pelabuhan Kawasan ini. Sejak itulah melekat

    nama Parepare Kota Pelabuhan. Parepare akhirnya ramai dikunjungi termasuk orang-

    orang melayu yang datang berdagang ke kawasan Suppa.

    Melihat posisi yang strategis sebagai pelabuhan yang terlindungi oleh tanjung di depannya, serta memang sudah

    ramai dikunjungi orang-orang, maka Belanda pertama kali merebut tempat ini kemudian menjadikannya kota penting

    di wilayah bagian tengah Sulawesi Selatan. Di sinilah Belanda bermarkas untuk melebarkan sayapnya dan

    merambah seluruh dataran timur dan utara Sulawesi Selatan. Hal ini yang berpusat di Parepare untuk wilayah

    Ajatappareng.

    Pada zaman Hindia Belanda, di Kota Parepare, berkedudukan seorang Asisten Residen dan seorang Controlur atau

    Gezag Hebber sebagai Pimpinan Pemerintah (Hindia Belanda), dengan status wilayah pemerintah yang dinamakan

    Afdeling Parepare yang meliputi, Onder Afdeling Barru, Onder Afdeling Sidenreng Rappang, Onder Afdeling

    Enrekang, Onder Afdeling Pinrang dan Onder Afdeling Parepare.

    Pada setiap wilayah/Onder Afdeling berkedudukan Controlur atau Gezag Hebber. Disamping adanya aparat

    pemerintah Hindia Belanda tersebut, struktur Pemerintahan Hindia Belanda ini dibantu pula oleh aparat pemerintah

    raja-raja bugis, yaitu Arung Barru di Barru, Addatuang Sidenreng di Sidenreng Rappang, Arung Enrekang di

    Enrekang, Addatung Sawitto di Pinrang, sedangkan di Parepare berkedudukan Arung Mallusetasi.

    Struktur pemerintahan ini, berjalan hingga pecahnya Perang Dunia II yaitu pada saat terhapusnya Pemerintahan

    Hindia Belanda sekitar tahun 1942.

    Pada zaman kemerdekaan Indonesia tahun 1945, struktur pemerintahan disesuaikan dengan undang-undang no. 1

    tahun 1945 (Komite Nasional Indonesia). Dan selanjutnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1948, dimana struktur

    pemerintahannya juga mengalami perubahan, yaitu di Daerah hanya ada Kepala Daerah atau Kepala Pemerintahan

    Negeri (KPN) dan tidak ada lagi semacam Asisten Residen atau Ken Karikan.

    Pada waktu status Parepare tetap menjadi Afdeling yang wilayahnya tetap meliputi 5 Daerah seperti yang disebutkan

    sebelumnya. Dan dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan dan pembagian

    Daerah-daerah tingkat II dalam wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, maka ke empat Onder Afdeling tersebut menjadi

    Kabupaten Tingkat II, yaitu masing-masing Kabupaten Tingkat II Barru, Sidenreng Rappang, Enrekang dan Pinrang,

    sedang Parepare sendiri berstatus Kota Praja Tingkat II Parepare. Kemudian pada tahun 1963 istilah Kota Praja

    diganti menjadi Kotamadya dan setelah keluarnya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka status

    Kotamadya berganti menjadi KOTA sampai sekarang ini.

    Didasarkan pada tanggalpelantikan dan pengambilan sumpah Walikotamadya Pertama H. Andi Mannaungi pada

    tanggal 17 Februari 1960, maka dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970

    ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960.

    Sumber : www.pareparekota.go.id

    Rekomendasikan ini di Google

    SEJARAH KABUPATEN BARRU

    Kabupaten Barru dahulu sebelum terbentuk adalah sebuah kerajaan kecil yang masing -

    masing dipimpin oleh seorang Raja yaitu : Kerajaan Berru (Barru), Kerajaan

    Tanete,Kerajaan Soppeng Riaja dan Kerajaan Mallusetasi.

    Dimasa pemerintahan Belanda dibentuk Pemerintahan Sipil Belanda dimana wilayah

    Kerajaan Berru,Tanete dan Soppeng Riaja dimasukkan dalam wilayah ONDER

    AFDELLING BARRU,yang bernaung dibawah AFDELLING PARE PARE sebagai kepala

    Pemerintahan Onder Afdelling diangkat seorang control Belanda yang berkedudukan di

    Barru, sedangkan ketiga bekas kerajaan tersebut diberi status sebagai Self Bestuur

    (Pemerintahan Kerajaan Sendiri) yang mempunyai hak otonom untuk

    menyelenggarakan Pemerintahan sehari-hari baik terhadap eksekutif maupun dibidang

    yudikatif.

    Dari sejarahnya, sebelum menjadi daerah-daerah Swapraja pada permulaan Kemerdekaan Bangsa Indonesia,

    keempat wilayah Swapraja ini merupakan 4 bekas Selfbestuur didalam Afdeling Pare-Pare masing-masing:

    1. Bekas Selbesteuur Mallusetasi yang daerahnya sekarang menjadi kecamatan MalluseTasi dengan Ibu Kota

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/kota-pare-pare.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/kota-pare-pare.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=3555529004291037070http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/kota-pare-pare.html#linkshttp://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6FPk9htSI/AAAAAAAAAJw/UdlCkxr-CT4/s1600/pare-pare.jpeghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=3555529004291037070&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=3555529004291037070&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=3555529004291037070&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=3555529004291037070&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=3555529004291037070&target=pinteresthttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-barru.htmlhttp://1.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6AwBPMQMI/AAAAAAAAAJg/kihRhY3n_f4/s1600/barru.jpeg

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 13/16

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 8 komentar Link ke posting ini

    Palanro. Adalah penggabungan bekas-bekas Kerajaan Lili dibawah kekuasan Kerajaan Ajattapareng oleh

    Belanda sebagai Selfbestuur, ialah Kerajaan Lili Bojo dan Lili Nepo.

    2. Bekas selfbestuur Soppeng Riaja yang merupakan penggabungan 4 Kerajaan Lili dibawah bekas Kerajaan

    Soppeng (Sekarang Kabupaten Soppeng) Sebagai Satu Selfbestuur, ialah bekas Kerajaan Lili Siddo, Lili Kiru-

    Kiru, Lili Ajakkang, dan lili Balusu.

    3. Bekas Selfbestuur Barru yang sekarang menjadi Kecamatan Barru dengan lbu Kotanya Sumpang Binangae

    yang sejak semula memang merupakan suatu bekas kerajaan kecil yang berdiri sendiri.

    4. Bekas Selbestuur Tanete dengan pusat Pemerintahannya di Pancana daerahnya sekarang menjadi 3

    Kecamatan masing-masing Kecamatan Tanete Rilau, Kecamatan Tanete Riaja, Kecamatan Pujananting.

    Seiring dengan perjalanan waktu,maka pada tanggal 24 Pebruari 1960 merupakan tongkak sejarah yang menandai

    awal kelahiran Kabupaten Daerah TK.II Barru dengan Ibukota Barru berdasarkan Undang-Undang Nomor 229 tahun

    1959 tentang pembentukan Daerah-Daerah Tk. II di Sulawesi Selatan. Kabupaten Barru terbagi dalam 7 Kecamatan

    dan 54 Desa/Kelurahan.

    Sebelum dibentuk sebagai suatu Daerah Otonom berdasarkan

    UU No. 29 Tahun 1959 pada tahun 1961, Daerah ini terdiri dari

    4 Wilayah Swapraja didalam kewedanaan Barru Kabupaten

    Pare-Pare lama, masing-masing Swapraja Barru Swapraja

    Tanete, Swapraja Soppeng Riaja dan bekas Swapraja

    Mallusetasi, Ibu Kota Kabupaten Barru sekarang bertempat di

    bekas ibu Kota Kewedanaan Barru.

    Kabupaten Barru yang dikenal dengan motto HIBRIDA (

    Hijau,Bersih,Asri dan Indah) adalah salah satu Kabupaten yang

    terletak dipesisir Pantai Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan

    garis pantai sekitar 78 Km.Secara Geografis terletak diantara

    Koordinat 4'0.5'35" lintang selatan dan 199'35" - 119'49'16"

    Bujur Timur dengan luas wilayah 1.174,72 Km2 (117.472 Ha) dan berada kurang lebih 102 Km sebelah utara Kota

    Makassar Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan, yang dapat ditempuh melalui perjalanan darat kurang lebih 2,5 jam

    .Kabupaten Barru secara Administratif terbagi atas 7 kecamatan, 14 Kelurahan dan 40 Desa sebagaimana pada

    tabel dibawah yang mempunyai batas - batas wilayah :

    Sebelah Utara dengan Kota Pare-Pare dan Kabupaten Sidrap

    Sebelah Timur dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone

    Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

    Sebelah Barat dengan selat Makassar.

    Kabupaten Barru terletak pada jalan Trans Sulawesi dan merupakan daerah lintas Wisata yang terletak antara Kota

    Makassar dan Kota Pare-Pare menuju Kabupaten Tana Toraja sebagai daerah tujuan wisata dari Mancanegara.

    Kabupaten Barru mempunyai ketinggian antara 0-1.700 meter diatas permukaan laut dengan bentuk permukaan

    sebahagian besar daerah kemiringan,berbukit hingga bergunung - gunung dan sebahagian lainnya merupakan

    daerah datar hinggi landai. Di Kabupaten Barru terdapat seluas 71,79 % wilayah ( 84.340 Ha) dengan tipe iklim C

    yakni mempunyai bulan basah berturut-turut 5-6 bulan (Oktober - Maret) dan bulan Kering berturut-turut kurang dari

    2 bulan (April - September). Total hujan selama setahun di Kabupaten Barru sebanyak 113 hari dengan jumlah

    curah hujan sebesar 5.252 mm.Curah hujan di kabupaten Barru berdasarkan hari hujan terbanyak pada bulan

    Desember - Januari dengan jumlah curah hujan 1.335 mm dan 1.138 mm sedangkan hari hujan masing-masing 2

    hari dengan jumlah curah hujan masing- masing 104 mm dan 17 mm

    Sumber : www.barru.go.id

    Rekomendasikan ini di Google

    SEJARAH KABUPATEN JENEPONTOPenetapan Hari Jadi Jeneponto sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi

    Sulawesi Selatan merupakan waktu yang cukup panjang dan melibatkan banyak

    tokoh di daerah ini. Kajian dan berbagai peristiwa penting melahirkan beberapa

    versi mengenai waktu yang paling tepat untuk dijadikan sebagai Hari Jadi

    Jeneponto.

    Kelahiran adalah suatu proses yang panjang, yang merupakan

    momentum awal dan tercatatnya sebuah sejarah Bangsa, Negara, dan Daerah.

    Oleh karena itu, kelahiran tersebut memiliki makna yang sangat dalam bagi

    peradaban manusia.

    Jeneponto merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan,

    yang terletak di bagian selatan, tumbuh dengan budaya dan peradaban tersendiri

    seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman. Menyadari perlunya

    kepastian akan Hari Jadi Jeneponto, maka dilakukan beberapa upaya dengan melibatkan berbagai elemen di daerah ini melalui

    seminar seminar yang dilaksanakan secara terpadu.

    Dari pemikiran yang berkembang dalam pelaksanaan seminar tersebut, diharapkan bahwa kriteria yang paling tepat

    untuk menetapkan Hari Jadi Jeneponto adalah berdasarkan pertimbangan historia, sosio-kultural, dan struktur pemerintahan,

    baik pada masa pra dan pasca kemerdekaan Republik Indonesia, maupun pertimbangan eksistensi dan norma-norma serta

    simbol-simbol adat istiadat yang dipegang teguh, dan dilestarikan oleh masyarakat dalam meneruskan pembangunan.

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-barru.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-barru.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1527118215927191593http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-barru.html#linkshttp://3.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH6BBrLMjXI/AAAAAAAAAJo/i-xjk3rBUws/s1600/0804PotensiWisata.gifhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1527118215927191593&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1527118215927191593&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1527118215927191593&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1527118215927191593&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=1527118215927191593&target=pinteresthttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-jeneponto.htmlhttp://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH560Ar76EI/AAAAAAAAAJQ/SQ2dKTIVBsU/s1600/jeneponto.jpeg

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 14/16

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 0 komentar Link ke posting ini

    Selanjutnya, penelusuran tersebut menggunakan dua pendekatan yaitu

    tanggal, bulan, dan tahun menurut teks dan tanggal kejadiannya, serta

    pendekatan dengan mengambil tanggal-tanggal, bulan-bulan maupun tahun-

    tahun yang mempunyai makna-makna penting yang bertalian dengan lahirnya

    suatu daerah, yang dianggap merupakan puncak kulminasi peristiwa-peristiwa

    yang pernah terjadi.

    Adapun alternatif yang digunakan terhadap kedua pendekatan tersebut di atas

    yaitu:

    Pertama:

    a. November 1863, adalah tahun berpisahnya antara Bangkala dan Binamu dengan Laikang. Ini membuktikan jiwa

    patriotisme Turatea melakukan perlawanan yang sangat gigih terhadap pemerintah Kolonial Belanda.

    b. Tanggal 29 Mei 1929 adalah pengangkatan Raja Binamu. Tahun itu mulai diangkat Todo sebagai lembaga adat

    yang refresentatif mewakili masyarakat.

    c. Tanggal 1 Mei 1959, adalah berdasarkan Undang-undang No. 29 Tahun 1959 menetapkan terbentuknya Daerah

    Tingkat II di Sulawesi Selatan, dan terpisahnya Takalar dari Jeneponto.

    Kedua:

    a. Tanggal 1 Mei 1863, adalah bulan dimana Jeneponto menjalani masa-masa yang sangat penting yaitu dilantiknya

    Karaeng Binamu, yang diangkat secara demokratis oleh Toddo Appaka sebagai lembaga representatif

    masyarakat Turatea.

    b. Mundurnya Karaeng Binamu dari tahta sebagi wujud perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda.

    c. Lahirnya Undang Undang No. 29 Tahun 1959.

    d. Diangkatnya kembali raja Binamu setelah berhasil melawan penjajah Belanda. Kemudian tahun 1863, adalah tahun

    yang bersejarah yaitu lahirnya Afdeling Negeri-negeri Turatea setelah diturunkan oleh pemerintah Belanda dan

    keluarnya Laikang sebagai konfederasi Binamu.

    e. Tanggal 20 Mei 1946, adalah simbol patriotisme Raja Binamu (Mattewakkang Dg Raja) yang meletakkan jabatan

    sebagai raja yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda. Dengan Demikian penetapan Hari Jadi

    Jeneponto yang disepakati oleh pakar pemerhati sejarah, peneliti, sesepuh dan tokoh masyarakat Jeneponto, dari

    seminar Hari jadi Jeneponto yang berlangsung pada hari Rabu, tanggal 21 Agustus 2002 di Gedung Sipitangarri,

    dianggap sangat tepat, dan merupakan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

    Berdasarkan berbagai kesimpulan di atas, maka Hari jadi Jeneponto ditetapkan pada tanggal 1 Mei 1863,

    dan dikukuhkan dalam peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 1 Tahun 2003 tanggal 25 April 2003.

    Sumber : www.jenepontokab.go.id

    Rekomendasikan ini di Google

    SEJARAH KABUPATEN TAKALARKabupaten Takalar yang hari jadinya pada tanggal 10 Pebruari 1960, proses pembentukannya melalui

    tahapan perjuangan yang panjang. Sebelumnya, Takalar sebagai Onder afdeling yang tergabung

    dalam daerah Swatantra MAKASSAR bersama-sama dengan Onder afdeling Makassar, Gowa, Maros,

    Pangkajene Kepulauan dan Jeneponto.

    Onder afdeling Takalar, membawahi beberapa district (adat gemen chap) yaitu: District

    Polombangkeng, District Galesong, District Topejawa, District Takalar, District Laikang, District

    Sanrobone. Setiap District diperintah oleh seorang Kepala Pemerintahan yang bergelar Karaeng,

    kecuali District Topejawa diperintah oleh Kepala Pemerintahan yang bergelar Lomo.

    Upaya memperjuangkan terbentuknya Kabupaten Takalar, dilakukan bersama antara Pemerintah,

    Politisi dan Tokoh-tokoh masyarakat Takalar. Melalui kesepakatan antara ketiga komponen ini,

    disepakati 2 (dua) pendekatan/cara yang ditempuh untuk mencapai cita-cita perjuangan terbentuknya

    Kabupaten Takalar, yaitu:

    1.

    Melalui Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Swatantra Makassar. Perjuangan melalui Legislatif ini, dipercayakan

    sepenuhnya kepada 4 (empat) orang anggota DPRD utusan Takalar, masing-masing H. Dewakang Dg. Tiro, Daradda Dg. Ngambe,

    Abu Dg. Mattola dan Abd. Mannan Dg. Liwang.

    2.

    Melalui pengiriman delegasi dari unsur pemerintah bersama tokoh-tokoh masyarakat. Mereka menghadap Gubernur Provinsi

    Sulawesi Selatan di Makassar menyampaikan aspirasi, agar harapan terbentuknya Kabupaten Takalar segera terwujud. Mereka

    yang menghadap Gubernur Sulawesi adalah Bapak H. Makkaraeng Dg. Manjarungi, Bostan Dg. Mamajja, H. Mappa Dg. Temba, H.

    Achmad Dahlan Dg. Sibali, Nurung Dg. Tombong, Sirajuddin Dg. Bundu dan beberapa lagi tokoh masyarakat lainnya.

    Upaya ini dilakukan tidak hanya sekali jalan. Titik terang sebagai tanda-tanda keberhasilan dari perjuangan tersebut sudah mulai

    nampak, namun belum mencapai hasil yang maksimal yaitu dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1957 (LN No. 2

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-jeneponto.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-jeneponto.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5179598767049614827http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/sejarah-kabupaten-jeneponto.html#linkshttp://4.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH57Fbce_iI/AAAAAAAAAJY/1aseM2-RWLU/s1600/peta+jeneponto.jpeghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5179598767049614827&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5179598767049614827&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5179598767049614827&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5179598767049614827&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=5179598767049614827&target=pinteresthttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/kabupaten-takalar-yang-hari-jadinya.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH55K8s7W_I/AAAAAAAAAJA/TCGjg6DINC0/s1600/TAKALAR.jpeg

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 15/16

    Diposkan oleh Andi Brilin UNM di Thursday, September 02, 2010 0 komentar Link ke posting ini

    Tahun 1957) maka terbentuklah Kabupaten Jeneponto-Takalar

    dengan Ibukotanya Jeneponto. Sebagai Bupati Kepala Daerah yang

    pertama adalah Bapak H. Mannyingarri Dg. Sarrang dan Bapak

    Abd. Mannan Dg. Liwang sebagai ketua DPRD.

    Para politisi dan tokoh masyarakat tetap berjuang, berupaya dengan sekuat

    tenaga, agar Kabupaten Jeneponto-Takalar segera dijadikan menjadi 2 (dua)

    Kabupaten masing-masing berdiri sendiri yaitu: Kabupaten Jeneponto dan

    Kabupaten Takalar.

    Perjuangan panjang masyarakat Kabupaten Takalar, berhasil mencapai

    puncaknya, setelah keluarnya Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959

    (LN Nomor 74 Tahun 1959), tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II

    di Sulawesi Selatan dimana Kabupaten Takalar termasuk didalamnya.

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 itu, maka sejak tanggal

    10 Pebruari 1960, TERBENTUKLAH KABUPATEN TAKALAR, dengan Bupati Kepala Daerah (Pertama) adalah Bapak H. DONGGENG

    DG. NGASA seorang Pamongpraja Senior.

    Selanjutnya Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Takalar Nomor 13 Tahun 1960 menetapkan PATTALLASSANG sebagai IBUKOTA

    KABUPATEN TAKALAR.

    Dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Takalar Nomor 7 Tahun 1990 menetapkan Tanggal 10 Pebruari 1960 sebagai Hari Jadi

    Kabupaten Takalar.

    Berdasarkan struktur pemerintahan pada waktu itu, Bupati Kepala Daerah, dalam melaksanakan tugas pemerintahan, dibantu oleh 4 (empat)

    orang Badan Pemerintahan Harian (BPH), dengan personalianya yaitu:

    BPH Tehnik & Keamanan : H. Mappa Dg. Temba

    BPH Keuangan : Bangsawan Dg. Lira

    BPH Pemerintahan : H. Makkaraeng Dg. Manjarungi

    BPH Ekonomi : Bostan Dg. Mamajja

    Setelah terbentuknya Kabupaten Takalar, maka Districk Polombangkeng dijadikan 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Polombangkeng

    Selatan dan Polombangkeng Utara, Districk Galesong dijadikan 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Galesong Selatan dan Kecamatan

    Galesong Utara, Districk Topejawa, Districk Takalar, Districk Laikang dan Districk Sanrobone menjadi Kecamatan TOTALLASA (Singkatan

    dari Topejawa, Takalar, Laikang dan Sanrobone) yang selanjutnya berubah menjadi Kecamatan Mangarabombang dan Kecamatan

    Mappakasunggu. Perkembangan selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2001 terbentuk lagi sebuah Kecamatan yaitu

    Kecamatan Pattallassang (Kecamatan Ibukota) dan terakhir dengan Perda Nomor 3 Tahun 2007 tanggal 27 April 2007 dan Perda Nomor 5

    Tahun 2007 tanggal 27 April 2007, dua kecamatan baru terbentuk lagi yaitu Kecamatan Sanrobone (Pemekaran dari Kecamatan

    Mappakasunggu) dan Kecamatan Galesong (Pemekaran dari Kecamatan Galesong Selatan dan Kecamatan Galesong Utara). Sehingga

    dengan demikian sampai sekarang Kabupaten Takalar terdiri dari 9 (sembilan) buah Kecamatan, sebagaimana telah disebutkan terdahulu.

    Kesembilan kecamatan ini membawahi sejumlah 82 Desa/Kelurahan, dengan jumlah penduduk + 252,275 jiwa.

    Sejak terbentuknya Kabupaten Takalar hingga saat ini, pejabat Bupati Kepala Daerah silih berganti, demikian pula Ketua Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah, masing-masing yaitu:

    BUPATI KEPALA DAERAH :

    1.

    Donggeng Dg. Ngasa, masa Jabatan 1960-1964.

    2.

    Makkatang Dg. Sibali, masa Jabatan 1965-1967.

    3.

    M. Suaib Pasang, masa Jabatan 1967-1978.

    4.

    Ibrahim Tulle, masa Jabatan 1968-1983.

    5.

    Batong Aminullah, masa Jabatan 1983-1987.

    6.

    Drs.H. Tadjuddin Nur, masa Jabatan 1987-1992.

    7.

    Drs.H. Syahrul Saharuddin, MS, masa Jabatan 1992-1997.

    8.

    Drs.H. Zainal Abidin, M.Si, masa Jabatan 1997-2002.

    9.

    Drs.H. Ibrahim Rewa,MM, masa Jabatan 2002-2007.

    10.

    DR.H.Ibrahim Rewa,MM, masa Jabatan 2007-2012.

    Sumber : www.takalarkab.go.id

    Rekomendasikan ini di Google

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/kabupaten-takalar-yang-hari-jadinya.htmlhttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/kabupaten-takalar-yang-hari-jadinya.html#comment-formhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=7838477014999720573http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/09/kabupaten-takalar-yang-hari-jadinya.html#linkshttp://3.bp.blogspot.com/_1lxBaUGCpXM/TH55QKm2n7I/AAAAAAAAAJI/llheYE1icL4/s1600/peta+takalar.jpeghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=7838477014999720573&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=7838477014999720573&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=7838477014999720573&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=7838477014999720573&target=facebookhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=6694241102353008512&postID=7838477014999720573&target=pinterest

  • 6/10/2014 llcome To My Blog...: September 2010We

    http://andibrilinunm.blogspot.com/2010_09_01_archive.html 16/16

    Newer Posts Older PostsHome

    Subscribe to: Posts (Atom)

    ZIDDU

    Template images by fpm. Powered by Blogger.

    http://andibrilinunm.blogspot.com