edisimarettahun2008.pdf

Upload: alityas

Post on 06-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    1/44

    Edisi Maret 2008

    Penyerahan Piala

    WAHANA TATA NUGRAHA

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    2/44

     i        i       

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    3/44

    Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

    izin dan perkenan Nya lah, INFO HUBDAT dapat kembali hadir menjumpai

    para pembaca dimana pun berada. Memasuki tahun 2008 ini INFO

    HUBDAT tampil dengan format baru, bentuk yang berbeda serta dengan susunan

    kepengurusan baru pula.

    Insya Allah dengan wajah baru dan semangat baru ini INFO HUBDAT dapat terus

    berbenah memperbaiki diri, meningkatkan kualitas baik terhadap format maupunisi atau pun materi penulisan yang dihimpun, dalam rangka mengemban misi

    sebagai salah satu media untuk saling bertukar informasi seputar pengetahuan,

    ilmu dan teknologi transportasi (darat), berbagai kebijakan yang diambil serta

    penyampaian informasi bagi pembaca sekalian, khususnya teman-teman didaerah

    mengenai berbagai kegiatan yang telah maupun tengah berlangsung di Departamen

    Perhubungan khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

    Pada Edisi Maret 2008 ini, kami mengangkat masalah Penanganan Kelebihan muatan

    di jalan, sebagai sajian utama INFO HUBDAT karena masalah ini merupakan masalah

    yang tengah menjadi masalah Nasional, dimana ada sementara pendapat yang

    menuding bahwa kendaraan-kendaraan besar yang melintas di jalan sebagai penyebab

    utama rusaknya permukaan disejumlah ruas jalan, khususnya di jalan Nasional

    dikawasan Pantura.

    Redaksi juga menyajikan beberapa tulisan menarik lainnya yang insyaAllah akandapat menambah wawasan kita terhadap banyak hal sekaligus juga dapat menjadikan

    referensi bagi para Kepala Dinas Perhubungan didaerah dalam melakukan penanganan

    masalah transportasi darat dimasing-masing daerah.

    Redaksi juga senantiasa menunggu feed back atau masukan dari pembaca sekalian

    Wajah Baru

    Semangat Baru

    Dari Redaksi

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    4/44

    Selamat siang,Perkenalkan nama saya Tri Wahono, dari PT. NissanMotor Indonesia. Apakah kita boleh memesanmajalah Perhub Darat untuk menjadi majalah rutin

    kami??Mohon informasinya??

    Terima kasih atas kerjasama yang baik

    Thanks & Best RegardsTri Wahono BrotoSandjojoGovernment Relation Section.Corporate Planning Dept.PT. Nissan Motor IndonesiaJl. MT. Haryono Kav. 10.Jak-Tim. 13330.Telp. 08121049524

    Pak Tri Wahono yang terhormat,

    Redaksi mengucapkan terima kasih dan penghargaanatas perhatian dan minat Bapak untuk mendapatkandan menjadikan majalah Info Hubdat menjadi majalahrutin dari PT. Nissan Motor Indonesia.

    INFO HUBDAT disusun sebagai media untukmenyampaikan berbagai kebijakan disektor

    transportasi, informasi serta banyak hal lain dengansasaran sebaran pembacanya adalah para pegawaidilingkungan Ditjen Hubdat, para Kepala DinasPerhubungan seluruh Indonesia serta seluruh stakeholder, oleh karenanya bila Bapak menginginkanuntuk mendapatkan INFO HUBDAT silahkan

    Surat Pembaca

    Penanggung Jawab :

    Ir. Anton Simbolon

    Redaktur :

    Purwatiningsih, SH

    Redaktur Pelaksana :

    Suyadi

    Penyunting Editor :

    Sulistyo Sutanto, Drs, Msi, SH

    Sekretariat :

    Ni Widianingsih, SE

    Anggota :

    Wijanto, Drs, MMZaenal Arifin, SE

    Hendroputroko, Ir, MEng.SCDjoko Sulaksono, SEM. Malawat, ST, MT

    Amirulloh, S.SitFadli Arief, Ir, DESSAhmad Tani, ATD

    I Made Suartika, ATD, M.Eng.SCRudi Abisena, ST, MT

    Drs. Ali MurshalPuri Artyanti Risprastiwi, A.Md. TK

    Iwan Budiono, S.Sos

    Doddy Arfianto, A.Md.LLAJDesi Waluyanti, A.Md.LLAJ, S.SitDinaryati, SH

    Esron Sinaga, SEAnjar Hermawan, S.KomMuh. Samsul Anwar, SHNawangwulan Dwi A, ST

    Y. Prihantoko, STHusein Saimimma, ST, MTBetta Margunadi, ST, MT

    Ni Widianingsih, SE

    Dede Sudiatna, DrsSubowoRio Susatyo, SHRiza Faisal, SH

    Arif PintokoAchmad Rivai

    Rusdinal A.Md.MIEndy Irawan, SH

    Y k H i t SH

    PemesananMajalah INFOHUBDAT

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    5/44

    Daftar Isi

    SAJIAN UTAMA

    Strategi Menuju Nol Persen09

    Hujan yang mengguyur

    sejak akhir 2007

    hingga awal 2008 te-

    lah mengakibatkan ke-rusakan sejumlah ruas

     jalan di P. Jawa

    bahkan di jalur pantura

    sebelah timur Semarang

    akhir Februari lalu sem-

    pat lumpuh total akibat

    banjir dan kerusakan

     jalan.

    DITJEN HUBDAT SELINTAS

    Dalam rangka

    melaksanakan kembali

    kebijakan nasional

    mengenai diversifikasi

    dan konversi energi serta

    program langit biru,

    Wapres Luncurkan Kembali Taksi BBG05

    Direktorat LLASDP Luncurkan5 Unit Bus Air04

    GRSP-MOTHelmet Action Plan Workshop

    06

    Koneksi Data BasePengujian Kendaraan Bermotor

    08

    ARTIKEL

    Pengaruh Inflasi TerhadapSektor Perhubungan

    13

    Wahana Tata NugrahaLomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota

    25

    Transportasi Perkotaan

    perlu dilakukan pembe-

    nahan secara menyeluruh

    meliputi aspek prasarana

    dan sarana, sdm serta

    lalu lintas

    Pembatasan Umur Kapal Ferry

    Solusi Permasalahan Keselamatan KapalPenyebrangan

    27

    Ensiklopedia

    29 Membangun Kompetensi SDMBidang Perhubungan Darat

    31

    Hukum Pengangkutan Perairan Darat33

    RENUNGAN

    Pemimpin Dambaan Rakyat34

    PERNAK-PERNIK

    Gerakan Perempuan Tanamdan Pelihara Pohon

    37

    Hj. Ani Yudhoyono baru-

    baru ini mengundangtujuh organisasi

    perempuan di Indonesia.

    Futsal Ditjen Hubdat38

    REGULASI

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    6/44

    Ditjen Hubdat Selintas

    Tim Direktorat Jenderal Perhubungan Darat berpartisipasi dalam Kegiatan

    National workshop “Kalimantan Road Network Development Study” di Banjar-masin pada tanggal 28 Pebruari 2008 yang diselegarakan oleh Direktorat

    Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. n

    Peluncuran KMP. LOBSTER type

    Penumpang RO-RO 500 GT untuk

    lintas Tual – Dobo – Benjina pada

    tanggal 26 Nopember 2007. Kapal

    dibangun di galangan PT. Dok &

    Kodja Bahari (Persero) Palembang dan

    direncanakan selesai pada tanggal

    18 Juni 2009. n

    Persiapan peluncuran kapal

    penumpang RO-RO 600 GT untuk

    lintas Toli-Toli – Tarakan pada tanggal

    15 Desember 2007. Kapal dibangun

    di galangan PT. Daya Radar Utama

    Jakarta dan direncanakan selesai pada

    tanggal 18 Juli 2008. n

    Direktorat LLASDP

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    7/44

    Untuk tahap awal, telah

    diluncurkan 1.755 unit

    taksi ber-Bahan Bakar Gas

    (CNG) yang tersebar di wilayah DKI

    Jakarta

    Wapres Luncurkan KembaliTaksi BBG Di Jakarta

    Ditjen Hubdat Selintas

    Kepala Daerah dan para Kepala

    Dinas Perhubungan peserta Lomtib

    LLAK, Wakil Presiden Jusuf Kalla

    mengatakan, 20% anggaran negara

    saat ini dialokasikan kepada subsidi

    Dengan dibayarnya subsidi untuk

    BBM, maka dana untuk anggaran

    pendidikan dan askes (asuransi ke-

    sehatan) berkurang, ”kata Wapres.

    Dalam rangka melaksanakan kebijakan nasional mengenai diversifikasi

    dan konservasi energi serta program langit biru, Pemerintah dalam hal

    ini Departemen Perhubungan telah meluncurkan kembali (Re Launching)

    penggunaan bahan bakar gas pada kendaraan taksi.

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    8/44

    Ditjen Hubdat Selintas

    Workshop yang dihadiri

    oleh lebih dari 100 pe-

    serta dari stakeholder 

    meliputi instansi pemerintah, aka-

    demisi, sektor swasta, dan LSM

    serta negara tetangga yaitu Ditjen

    Malaysia Institute of Road Safety

    Research, Kepolisian Selandia Baru

    dan Ausaid ini dibuka langsung oleh

    Menteri Perhubungan, Ir. Jusman

    Syaffii Djamal.

    Dalam kesempatan itu Menhub me-nekankan sudah saatnya dilakukan

    perubahan paradigma “bahwa pe-

    ngeluaran untuk keselamatan trans-

    portasi jalan bukanlah suatu biaya,

    tetapi sebuah investasi jangka

    panjang”.

    Ia menyampaikan harapannya agar

    melalui workhop ini didapatkan

    solusi yang tepat dalam rangka

    membangkitkan kesadaran mas-

    yarakat akan pentingnya kesela-

    matan berlalu lintas jalan juga

    agar program sejenis dapat terus

    dikembangkan dalam upaya pening-

    katan keselamatan jalan.

    Seperti diketahui bersama bahwa

     jumlah sepeda motor di Indonesia

    meningkat drastis beberapa tahun

    belakangan ini dan diikuti dengan

    meningkatnya jumlah kecelakaan,

    kematian dan luka berat akibat

    kecelakaan sepeda motor. Segala

    akibat yang fatal dari kecelakaan

    tersebut disebabkan oleh rendahnya

    penggunaan helm pengendara se-

    peda motor. Hal ini dapat meng-

    akibatkan kemiskinan dan secara

     jangka panjang dapat menghambat

    perkembangan sosial dan ekonomi

    suatu negara.

    Merespon fenomena yang mem-

    prihatinkan tersebut dilakukan ber-

    GRSP-MOTHelmet Action Plan WorkshopDepartemen Perhubungan RI bersama dengan Global Road Safety

    Partnership International memprakarsai kegiatan GRSP-MOT Helmet 

     Action Plan Workshop yang diselenggarakan selama dua hari,

    5-6 Nopember 2007 di hotel Four Seasons Jakarta.

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    9/44

    Ditjen Hubdat Selintas

    bagai upaya pencegahan salah

    satunya dengan Workhop Helmet 

     Action Plan ini.

    Fenomena maraknya kecelakaan

    sepeda motor sebenarnya tidak ha-

    nya menjadi masalah di Indonesia.

    Negara-negara di Asia Pasifik pun

    mengalami hal yang sama. Untuk

    itu PBB mengeluarkan resolusi

    “Improving Global Road Safety” 

    yang diselenggarakan serentak di

    negara-negara tersebut. Di Indonesia

    sendiri telah dilaksanakan Pekan

    Nasional Keselamatan TransportasiJalan yang dibuka langsung oleh

    Presiden RI tanggal 23 April 2007

    lalu. Dalam kesempatan tersebut

    Presiden menyampaikan 6 prioritas

    yaitu pembentukan lembaga sebagai

    wadah koordinatif antar instansi

    untuk mewujudkan transportasi

     jalan, dirumuskannya cetak biru

    program keselamatan semua instansiterkait, dibangun sistem informasi

    keselamatan jalan, dirumuskan sum-

    ber pendanaan yang membiayai

    program keselamatan transportasi

     jalan secara berkesinambungan

    dan dilakukan sosialisasi terutama

    9 negara ASEAN, China, Amerika,

    Inggris, Australia dan New Zealand.

    Workhop ini menghasilkan 6 prioritas

    pelaksanakan WHO Good Practice

    Guidelines yaitu Helmet, Data Ma-

    nagement and System, Speeding,

    Traffic Management, Occupant

    Restraint dan Drink Drive.

    Pelaksanaan workshop helm selama

    2 hari ini menghasilkan beberapa

    temuan yaitu identifikasi masalah,

    solusi dan mengembangkan ren-

    cana aksi kegiatan untuk me-

    ningkatkan penggunaan helm sertasaling berbagi pengetahuan dan

    mempererat jaringan kerjasama de-

    mi peningkatan keselamatan jalan

    di Indonesia. Rencana kegiatan me-

    liputi berbagai perbaikan seperti

    melengkapi aturan dan penetapan

    standar, penegakan hukum, pe-

    ningkatan kesadaran masyarakat,

    pengembangan standar pelayanandarurat dan memasukkan pendi-

    dikan keselamatan jalan yang ter-

    internalisasi dalam pelajaran di

    sekolah. Sempat pula ditampilkan

    pada acara ini operet “Helm Anak”

    oleh anak anak ALIX

    makaian helm dan aspek teknisnya di

    tuangkan dalam Keputusan Menteri

    Perhubungan no. 188/AJ.403/

    PHB-86 tertanggal 29 Desember

    1986 yang telah diperbarui dengan

    Keputusan Menteri Perhubungan

    no.72 tahun 1993. Dengan diter-

    bitkannya SNI terbaru maka KM ini

    harus direvisi.

    Untuk kepentingan penegakan hu-

    kum, kewajiban pemakaian helm

    beserta denda pelanggaran sebesar

    Rp. 1.000.000,- atau kurungan 1

    bulan, telah diatur dalam UndangUndang Lalu Lintas dan Angkutan

    Jalan no. 14 tahun 1992, pasal

    61 ayat (2-3). Kepolisian Republik

    Indonesia telah menfokuskan pe-

    negakan hukum pada pemakaian

    helm dan hasilnya sukup signifikan,

    terutama di Jakarta dan sekitarnya

    dan sepanjang jalan nasional.

    Direktorat Keselamatan Transportasi

    Darat, Ditjen Hubdat, Departemen

    Perhubungan, memfokuskan pening-

    katan kepedulian keselamatan jalan

    secara umum, dan secara khusus

    pada tingkat penggunaan helm

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    10/44

    Ditjen Hubdat Selintas

    P

    otret pengujian berkala kenda-

    raan bermotor masa depan di-

    mana menggunakan teknolo-

    gi informasi dalam rangka efisiensisistem administrasinya.

    Proses pelaksanaan PKB masa de-

    pan:

    1. Pembayaran dilakukan secara

    on-line di bank oleh pemilik Ken-

    daraan Bermotor

    2. Kendaraan dibawa ke Unit Pen-

    gujian Kendaraan Bermotor un-

    tuk dilaksanakan pengujian

    3. Data-data kendaraan bermotor

    disimpan dalam bentuk e-data,

     jika kendaraan lulus uji, maka

    pada kendaraan tersebut diberi

    RFiD (Radio Frequency Identifi-

    Koneksi Data Base PengujianKendaraan Bermotor

    cation) atau barcode, sedangkan

    pemilik memegang kartu pintar

    (smart card).

    4. Jika kendaraan tidak lulus uji,maka kendaraan tersebut diba-

    wa ke bengkel untuk dilakukan

    perbaikan dan kemudian diuji

    lagi untuk item pengujian yang

    tidak lulus.

    5. Pemeriksaan di jalan, di jembatan

    timbang, dan terminal dapat di-

    lakukan dengan PDA (Personnal

    Data Assistance).

    Pemerintah telah melakukan uji coba

    terhadap aplikasi system teknologi

    informasi PKB ini pada kota Batam,

    propinsi Kepulauan Riau pada tahun

    2007 dengan anggaran APBN.

    Beberapa perusahaan swasta den-

    gan swadana juga membantu

    pemerintah melakukan uji coba

    sistem teknologi informasi ini di be-berapa kota, antara lain :

    1. Badung, Propinsi Bali,

    2. Bandung dan Depok, Propinsi

    Jawa Barat,

    3. Tangerang, Propinsi Banten

    4. Kota Batam, Propinsi Kep. Riau

    5. Banyumas, Purwokerto dan Ci-

    lacap Propinsi Jawa Tengah

    Pemerintah berencana pada awal

    tahun 2010, fungsi buku uji sebagai

    tanda bukti lulus uji dapat diganti

    dengan smart card dan RFiD atau

    Barcode n

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    11/44

    Sajian Utama

    Strategi MenujuNol PersenHujan yang mengguyur sejak akhir 2007 hingga awal 2008telah mengakibatkan kerusakan sejumlah ruas jalan di P. Jawa

    bahkan di jalur pantura sebelah timur Semarang akhir Februari lalu

    sempat lumpuh total akibat banjir dan kerusakan jalan.

    Truk yang melebihi batas angkut dituding turut

    andil sebagai penyebab kerusakan jalan tersebut,

    sehingga Menteri Pekerjaan Umum Djoko

    Kirmanto meminta kepada Departemen Perhubungan

    terutama kepada Direktorat Jenderal Perhubungan

    Darat agar dapat menurunkan toleransi kelebihan muat

    60 persen dari kapasitas angkut yang berlaku saat ini.

    Akan tetapi untuk menegakkan pelanggaran batas

    kelebihan menjadi nol persen secara drastis tidak

    mungkin karena akan berdampak pada perekonomian.

    “Dari hasil kajian mengenai pengurangan pelanggaran

    kelebihan muatan yang dilakukan oleh proyek per-

    contohan beberapa waktu lalu di Sumatera Barat,

    disimpulkan bahwa kalau langsung dilakukan penu-

    runan kelebihan muatan ke tidak ada (nol persen),

    ternyata sistim tidak berjalan. Sehingga dikeluarkan

    suatu strategi program penurunan toleransi pe-

    langgaran secara bertahap dari muatan lebih 90 persenmenjadi 80 persen dan akhirnya menjadi 60 persen,”

    kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Ir. Iskandar

    Abubakar kepada wartawan di Jakarta baru-baru ini.

    Program toleransi pelanggaran kelebihan muat tersebut

    dimaksudkan setiap truk yang mengangkut melebihiIr Iskandar Abu Bakar M Sc

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    12/44

    80 persen dan turunkan lagi menjadi

    60 persen. “Ternyata program pe-

    nurunan itu setelah dievaluasi me-

    nunjukan hasil yang bagus, buktinyabiaya perawatan jalan tahun 2004 –

    2005 turun secara signifikan di mana

    sebelumnya Rp7 miliar per tahun,

    turun menjadi Rp3 miliar per tahun,

    berkurang Rp 4 miliar,” katanya.

    Langkah program itu kemudian di-

    kembangkan untuk daerah Jawa,

    Bali dan Lampung. ”Dan saya pa-da waktu itu melihat kerusakan

     jalan di daerah lain juga menonjol

    sehingga saya mengumpulkan para

    kepala dinas perhubungan Jawa,

    Bali dan Lampung, di daerah Jawa

    Tengah dan saya menyampaikan

    apa yang terjadi di Sumatera Barat

    tersebut bahwa ada langkah positif

    dan berdampak positif dari langkah

    tersebut. Pada waktu itu rapat

    berkesimpulan dan bersepakat un-

    tuk mencoba mengikuti langkah

    di Sumatera Barat tersebut,” kata

    Dirjen.

    Setelah diadakan rapat koordinasi

    maka diperoleh kesepakatan untukwilayah Jawa, Bali dan Lampung

    mengikuti toleransi batas angka

    60 persen yang saat ini masih

    berlangsung dan pada April 2008

    akan masuk pada penuruan batas

    pelanggaran 50 persen.

    Dirjen Perhubungan Darat menga-takan kembali kepada wartawan

    bahwa penurunan batas maksimal

    muatan (tonase) angkutan jalan

    hingga 0% berdasarkan kajian da-

    lam percontohan tidak mungkin di-

    lakukan secara drastis dalam waktu

    dekat karena akan berdampak luar

    biasa bagi perekonomian nasional.

    “Jika hal ini dilakukan secara dras-tis dikhawatirkan terjadi gejolak

    ekonomi di mana akan terjadi ke-

    naikan harga barang akibat tidak-

    efisiennya distribusi barang dan

    selain itu akan terjadi banyak truk

    barang yang berlalu lalang sehingga

    menambah berat beban jalan dan

    akan menambah kemacetan di jalan

    nasional,” katanya.

    Sebagaimana diketahui bahwa ja-

    lan nasional kini maksimal mem-

    punyai daya dukung 10 ton (jalan

    kelas II) sementara industri sangat

    membutuhkan penggunaan ang-

    kutan barang dengan kapasitas

    angkut yang besar untuk efisien

    biaya pengangkutan. Oleh karenaitu, toleransi tersebut diberlakukan

    untuk menjembatani kepentingan

    bersama, terutama dalam distribusi

    produksi industri.

    Dari sekitar 34.000 Km jalan na-

    sional ternyata baru ruas jalan

    Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura)dan sebagian kecil ruas jalan di

    Lampung yang mempunyai daya

    dukung 10 ton sementara sisanya

    masih berdaya dukung 8 ton (jalan

    kelas IIIA).

    Dengan mempertimbangkan kondisi

    tersebut, katanya Ditjen Direktorat

    Jenderal Perhubungan Darat ber-upaya mencari solusi yang dapat

    memperbaiki tingkat pelanggaran

    kelebihan muatan dengan melaku-

    kan berbagai kesepakatan dengan

    pemerintah daerah.

    Toleransi pelanggaran kelebihan

    muatan 60 persen untuk wilayah

    Jawa, Bali dan Lampung yang saat

    ini berlaku merupakan hasil kesepa-

    katan antara pemerintah provinsi

    yang ada di wilayah tersebut dengan

    Ditjen Perhubungan Darat beberapa

    waktu lalu. Kesepakatan sebelumnya

    toleransi melebihi muat mencapai

    sekitar 90 persen toleransi batas

    pelanggaran yang diberlakukan. Halini akan dikurangi secara bertahap

    hingga mencapai 0 persen.

    Dengan mempertimbangkan per-

    tumbuhan industri yang diharapkan

    semakin pesat di tahun-tahun men-

    datang dengan penyediaan infra-

    struktur yang masih minimal ter-

    sebut, maka pemerintah dalam halini perlu kebijaksanaan yang me-

    nguntungkan semua pihak terutama

    dalam perkembangan ekonomi mas-

    yarakat banyak dewasa ini.

    Kesepakatan Yogyakarta

    Sajian Utama

    S ji U

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    13/44

    pala Dinas Provinsi melalui Unit

    Penimbangan Kendaraan Bermotor

    yang berada di wilayahnya, wajib

    melarang melanjutkan perjalanan

    bagi mobil angkutan barang yang

    melanggar >50 persen dari Jumlah

    Barang yang Diizinkan (JBI), berupa

    pengembalian kendaraan ke tempat

    asal perjalanan/atau penurunan

    yang berlebih.

    Kedua, Pelaksanaan kesepakatan

    tersebut dilakukan serentak mulai 1

    Februari 2008 pukul 00.00 waktu

    setempat, sedangkan penindakan

    terhadap pelanggaran muatan tetap

    sesuai dengan ketentuan yang

    berlaku.

    Dalam pelaksanaan kesepakatan

    tersebut yang penting adalah pe-

    ngawasan. Pengawasan adalah kun-

    ci yang penting. Kalau tidak adapengawasan dalam kelebihan mu-

    atan maka jalan akan lebih cepat

    rusak sehingga kunci yang paling

    penting adalah bagaimana kita

    mengawasi itu dengan benar.

    Sementara itu, Direktur Lalu Lintas

    Angkutan Jalan, Soeroyo Alimoeso

    dalam kesempatan terpisah me-ngatakan untuk menegakkan pelak-

    sanaan pengawasan ini, pemerintah

    pusat dengan pemerintah tingkat

    provinsi akan terus mengoptimalkan

     jembatan timbang tanpa memberikan

    peluang terjadinya pungutan liar

    (Pungli).

    Dari sekitar 142 jembatan timbangyang ada, lima diantaranya sudah

    melakukan ujicoba melibatkan swas-

    ta sebagai pemantau pelanggaran

    tonase. Jembatan timbang itu ter-

    letak di Losarang, Jawa Barat,

    Nanggroe Aceh Darussalam, dan

    menyusul di perbatasan Provinsi

    Banten dengan DKI Jakarta.

    Seperti jembatan timbang di Lo-

    sarang, kata Dir. LLAJ, sebenarnya

    ada fungsi kontrol tambahan ka-

    rena dioperasikan oleh pihak ketiga

    (swasta) dengan sistim kompu-

    terisasi on line yang dapat diakses

    siapa saja yang berwenang. Kalau

    terjadi pelanggaran maka diteruskan

    kepada pihak Dinas Perhubungan

    untuk ditilang dan di lokasi itu

    sudah ada gudangnya, katanya.

    Di Losarang sudah dilakukan ujico-

    banya dan sekarang sudah pada

    tahap penindakan dari semula so-sisialisasi dan selanjutanya peni-

    langan.

    Menurut Direktur Lalu Lintas Ang-

    kutan Jalan, Soeroyo Alimoeso,

    dari hasil temuan banyak pelang-

    garan angkutan terjadi pada truk

    pengangkut semen, besi, pasir, dan

    barang kimia.

    Hasil fact finding bersama yang

    dilakukan di Jalur Pantura Jawa

    oleh Ditjen Perhubungan Darat,

    Ditjen Bina Marga (Proyek Pantura)

    dan Pantap layak jalan, tahun 2005

    menunjukkan angkutan semen ber-

    operasi dengan beban gandar lebih

    dari 20 ton, angkutan baja/besi 18-20 ton, angkutan pasir lebih dari

    26 ton, dan angkutan bahan kimia

    12 ton lebih, katanya.

    Menurut dia, selain itu pengawasan

    kini juga di lakukan di hulunya yaitu

    di industri karoseri, karena banyak

    temuan pelanggaran datangnya

    dari pembangunan karoseri. “Se-

    tiap Dinas Perhubungan Provinsi

    sudah mempunyai prototipe sesuai

    standar truk angkutan bagi industri

    karoseri. Ini yang menjadi patokan

    oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil

    (PPNS) LLAJ untuk mengadakan

    pengawasan,” katanya.

    Kalau ini berjalan maka dari hulu-

    nya sudah dapat ditertibkan se-

    hingga untuk menuju nol persen

    pelanggaran akan tercapai, katanya

    dan menambahkan pungli-pun tidak

    ada. Pungli itu ada karena masih

    adanya pelanggaran.

    Sebenarnya, setelah adanya ke-

    sepakatan Yogyakarta yang akan

    menindak semua angkutan barang

    yang mengangkut lebih dari angka

    kesepakatan tersebut dipulangkan

    ke daerah asal barang maka kini

    secara drastis terjadi angka pe-

    nurunan pelanggaran.

    Berdasarkan data menunjukkan bah-

    wa langkah kesepakatan tersebut

    terlihat cukup positif. Tingkat pelang-

    garan di Jawa pada periode 17 mei

    – 17 juli 2006 > 70 persen cuma

    1,14 persen. ”Jadi sebenarnya tidak

    besar-besar amat dan kemudian

    turun terus menjadi 0,29 persenyang lebih 50-70 kurang 1,98

    P i d

    Prosentage Pelanggaran

    Tabel Prosentage Pelanggaran di Jawa Barat

    Sajian Utama

    S ji Ut

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    14/44

    persen atau hampir dua persen.

    Untuk > 30-50 yang melanggar

    2,29 persen atau kurang lebih tiga

    persen,” katanya.

    Menurut dia, menuju strategi nol

    persen diperkirakan akan dicapai

    pada akhir tahun ini dan kita akan

    mengadakan evaluasi bulan depan.

    Di lihat dari data tersebut dapat

    disimpulkan bahwa masyarakat

    pengguna jalan dalam hal ini truk

    angkutan sangat positif dalam arti

    dapat mematuhinya dengan aturan

    tersebut.

    Dengan adanya kesepakatan tersebut

    ki i k l bih

     juga terjadi di DKI Jakarta. Jalan

    nasional yang diprediksi berumur

    ekonomi 10 tahun, tiba-tiba rusak

    pada usia yang relatif singkat antara

    dua – tiga tahun saja.

    Jalan Pantura sebelah timur Se-

    marang antara Demak Jepara dan

    Pati sempat lumpuh total. Sejumlah

    truk angkutan barang tidak bisa

    melewati jalan karena banjir dan

    beratnya kerusakan di jalan tersebut

    karena banyak kubangan yang

    membahayakan truk. Akibat lubang

    ternganga yang tertutup banjir,

    banyak truk yang terguling.

    Dirjen Perhubungan Darat Isakandar

    Ab b k k d b b

    kelebihan muatan dan bencana alam

    saja, tapi kerusakan itu justru lebih

    banyak disebabkan oleh konstruksi

    yang tidak memenuhi standar, kataIskandar.

    Hal tersebut didukung oleh hasil

    penelitian yang dilakukan oleh

    DR. Agus Taufik, seorang dosen

    Universitas Gajah Mada (UGM)

    dalam tesis untuk mengambil dok-

    toral yang menyebutkan, penyebab

    dari kerusakan jalan itu justru lebihbanyak akibat konstruksi yang tidak

    memenuhi standar, yakni sebesar

    44 persen.

    Standar teknis tersebut menyangkut

    kepadatan tanah, beton, dan aspal.

    Kerusakan lain adalah akibat sis-

    tem pengendalian air (drainase), se-

    dangkan akibat kelebihan muatan

    hanya 12 persen saja.

    Penelitian itu sendiri dilakukan di

    28 provinsi dengan 204 responden

    yang dicek kembali dengan data

    yang ada. Sehingga hasilnya akurat

    dan bisa dipertanggungjawabkan.

    Salah satu bukti temuan Taufik

    adalah kerusakan jalan di luar

    Jawa seperti wilayah Indonesia

    Timur. Di mana jalan-jalan itu tidak

    dilalui kendaraan bermuatan berat.

    “Kita bisa lihat sendiri, jalan untuk

    busway saja sudah rusak parah,

    padahal usianya belum lama. De-

    mikian juga dengan jalan lain di

    Jakarta. Ini suatu bukti bahwa

    penyebab kerusakan jalan bukanhanya akibat kelebihan muatan, tapi

     juga air dan konstruksi,” tuturnya.

    Yang penting di masa mendatang

    adalah bagaimana meningkatkan

    d i k t k

    Sajian Utama

    A tik l

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    15/44

    ArtikelLLAJ

    Artinya, tingkat harga

    yang dianggap tinggi

    belum tentu menunjukan

    inflasi. Inflasi dianggap terjadi

     jika proses kenaikan harga ber-langsung secara terus-menerus

    dan saling pengaruh-mempengaruhi.

    Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif

    tergantung tinggi rendahnya nilai inflasi. Inflasi yang

    rendah mempunyai pengaruh yang positif dalam

    arti dapat mendorong perekonomian yang lebih

    baik. Sebaliknya inflasi yang tinggi dan tidak stabil

    memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial

    ekonomi masyarakat. Pertama, inflasi yang tinggi akan

    menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus

    turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun

    dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang

    miskin, bertambah miskin. Kedua, inflasi yang tidak

    stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty )

    bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.

    Didalam Pasal 59 ayat 1 UU No. 14 Tahun 1992

    tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan

    Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor

    dan tidak dapat menunjukkan surat izin mengemudi

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1)

    dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua)

    Pengaruh Infasi TerhadapSektor Perhubungan

    Penyebab dan Penghitungan

    inflasi

    1. Inflasi karena tekanan

    sisi permintaan (demand- pull inflation)

    Inflasi karena tekanan sisi permintaan terjadi ketika

    pendapatan masyarakat meningkat, tapi jumlah

    barang dan jasa yang tersedia untuk dibeli tetap

    sama. Demand-pull inflation  karena itu sering

    digambarkan sebagai keadaan dimana “lebih banyak

    uang memburu jumlah barang yang sama”.

    2. Inflasi karena tekanan sisi supply  (cost-push

    inflation)

    Sedangkan cost-push inflation terjadi ketika harga

    untuk memproduksi barang dan jasa meningkat.

    Ini artinya, barang dan jasa yang tersedia untuk

    dibeli orang menurun jumlahnya karena produksi

    menurun dan turunnya suplai barang dan jasa ini

     juga menyebabkan naiknya harga.

    3. Inflasi karena tekanan faktor ekspektasi

    Faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilakumasyarakat dan pelaku ekonomi apakah lebih

    cenderung bersifat adaptif atau forward looking

    yang biasanya terjadi pada saat menjelang hari-hari

    besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru).

    Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan instansi yang

    Kasubdit Angkutan Jalan, Direktorat LLAJ,

    Anggota Tim Teknis Pengendali Inflasi

    Bank Indonesia – Departemen Keuangan

    Ir. Sugihardjo, M.Si

    Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara

    umum dan terus menerus. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses

    menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Inflasi adalah proses dari suatuperistiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    16/44

    Kelompok nomor 7 yaitu Transpor, Komunikasi dan

    Jasa Keuangan terdiri dari 4 sub kelompok yaitu sub

    kelompok transpor, sub kelompok komunikasi dan

    pengiriman, sub kelompok sarana dan penunjang

    transpor serta sub kelompok jasa keuangan. Jika dirinci

    secara lebih mendalam komoditas-komoditas yang

    berkaitan dengan sub kelompok transpor  dan sub

    kelompok sarana dan penunjang transpor yang diukur

    perubahan harganya untuk selanjutnya dijadikan dasar

    dalam penghitungan inflasi adalah :

    Untuk mendapatkan nilai inflasi, Badan Pusat Statistik

    (BPS) melakukan survai pada komoditas-komoditas dari

    7 kelompok. Proses perubahan harga dari komoditas-

    komoditas tersebut dihitung untuk mendapatkan

    Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan Indeks

    Harga Konsumen (IHK) tersebut adalah nilai inflasi

    yang diumumkan oleh BPS yang biasanya diumumkan

    dalam nilai inflasi bulanan, inflasi tahunan atau inflasi

    dari tahun ke tahun (year on year). Nilai inflasi nasional

    NO. WILAYAH KABUPATEN/KOTA

    1. Sumatera

    Lhokseumawe, Banda Aceh, Padang Sidempuan, Sibolga, Pematang Siantar,

    Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Jambi, Palembang, Bengkulu, Bandar

    Lampung dan Pangkal Pinang

    S /Cil J k T ik l B d Ci b P k

    diperoleh berdasarkan nilai Indeks Harga Konsumen

    dari 45 Kota di seluruh Indonesia yang diambil sebagai

    daerah pengamatan/observasi. Masing-masing kota

    memiliki proporsi yang berbeda terhadap total inflasi

    nasional proporsi terbesar adalah DKI Jakarta yaitu

    sebesar 27,66 %. Daerah-daerah yang dijadikan sebagai

    daerah pengamatan/obeservasi untuk menghitung

    inflasi adalah :

    NO. SUB KELOMPOK RINCIAN KOMODITAS

    1. Transpor

    Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Angkutan Antar Kota, Angkutan

    Dalam Kota, Angkutan Laut, Angkutan Udara, Bahan Pelumas/Oli, Bensin, Mobil,

    Tarif Sewa Motor, Sepeda, Sepeda Motor, Solar, Tarif Taksi, Tarif Kereta Api, Tarif

    Sewa Becak, Tarif Travel, Tarif Sewa Bajaj serta Tarif Sewa Becak Mesin.

    2.

    Sarana dan

    Penunjang

    Transpor

    Accu, Ban Dalam Mobil, Ban Dalam Motor, Ban Luar Mobil, Ban Luar Motor, Helm,

    Busi, Pemeliharaan/Service, Perbaikan Ringan Kendaraan,

    NO. KELOMPOK JUMLAH

    1. Bahan Makanan 11 Sub Kelompok2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3 Sub Kelompok

    3. Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar 4 Kelompok

    4. Sandang 4 Sub Kelompok

    5. Kesehatan 4 Sub Kelompok

    6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 5 Sub Kelompok

    7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 4 Sub Kelompok

    Artikel

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    17/44

    Akumulasi dari perubahan nilai Indeks Harga Konsumen(IHK) dari 45 Kabupaten/Kota ini yang menjadi nilai

    inflasi Nasional.

    Pengendalian Inflasi

    Nilai inflasi mencerminkan perekonomian suatu

    negara, semakin rendah nilai inflasi semakin baik

    perekonomian sebuah negara. Hal itu dapat dilihatpada tabel dibawah ini dimana nilai inflasi Indonesia

    masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara lainnya

    (contoh inflasi bulan Desember 2006). Untuk kawasan

    Asia Tenggara, Singapura adalah negara dengan tingkat

    inflasi terendah yaitu 0,8 %. Inflasi di Singapura

    bahkan lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi yang

    terjadi di Amerika Serikat

    Melihat pentingnya nilai inflasi bagi perekonomian

    negara, maka setiap negara harus berupaya untuk

    menekan nilai inflasinya serendah mungkin karena

    inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak

    negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

    Mengingat inflasi memiliki peranan yang stretegis

    bagi perekonomian negara maka sudah merupakan

    suatu keharusan bagi setiap instansi Pemerintah untukmelakukan upaya-upaya yang dapat menekan tingkat

    inflasi. Sektor perhubungan memiliki keterkaitan

    langsung terhadap tingkat inflasi nasional. Oleh karena

    itu seluruh instansi perhubungan baik di tingkat Pusat

    maupun di tingkat daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

    NO. NEGARAINFLASI DESEMBER

    20061. Amerika Serikat 3

    2. Indonesia 6,6

    3. Singapura 0,8

    4. Filipina 4,33

    5. Thailand 3,5

    6. Malaysia 3,1

    khususnya tarif angkutan kota yang berlaku saat ini

    cenderung merupakan KebijakanPOLITIS bukan sebagai

    Kebijakan TEKNIS. Kenaikan tarif angkutan kota terjadi

    karena adanya desakan akibat faktor tertentu (ex.

    Kenaikan Harga BBM). Bahkan tak jarang penetapan

    tarif angkutan kota hanya bersifat melegalkan kenaikan

    tarif yang sudah terjadi. Pelaksanaan evaluasi tarif

    secara periodik sangat penting untuk mengurangi

    dampak negatif yang timbul. Hal ini sangat penting

    mengingat Pemerintah merencanakan akan membuat

    kebijakan Pembatasan Penggunaan BBM untuk itu perludipersiapkan evaluasi tarif angkutan umum sebagai

    dampak kebijakan Pembatasan BBM.

    Menjaga Kelancaran Distribusi Barang

    Peranan transportasi jalan sangat penting untuk

    mewujudkan sistem distribusi barang yang efisien,apapun pilihan moda transportasi yang digunakan

    sebelumnya baik udara, laut maupun kereta api tetap

    pada akhirnya memerlukan sarana transportasi jalan

    untuk mengirimkan barang sampai kepada pemakai

    (end user ).

    Hambatan dalam transportasi jalan baik akibat

    kemacetan lalu lintas dan kondisi prasarana jalan yang

    tidak memadai/rusak maupun akibat kebijakan lokal

    yang mengekang seperti pelarangan operasi angkutan

    barang pada jam tertentu, peraturan izin bongkar

    muat dan distribusi barang, dapat mengakibatkan

    biaya ekonomi tinggi dalam transportasi jalan serta

    meningkatnya waktu tempuh dalam distribusi barang

    yang juga dapat menyebabkan kenaikan harga barang

    apabila jumlah pasokan barang tidak sebanding dengan

    permintaan.

    Hambatan terbesar saat ini adalah terganggunya

    kelancaran lalu lintas di jalan nasional akibat aktivitas

    lokal baik di wilayah perkotaan maupun luar kota (rural/

    pedesaan). Pembangunan infrastruktur jalan berupa

    Artikel

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    18/44

    lingkar yang beberapa tahun lalu dibangun, kini

    mulai tidak efektif lagi untuk mendukung kelancaran

    pergerakan regional/nasional akibat kemacetan lokal.Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang intensif

    dengan Pemerintah Daerah untuk pengendalian

    pemanfaatan lahan di sepanjang jalan nasional dan jalan

    propinsi, dengan mendorong penerapan kajian dampak

    lalu lintas terhadap bangunan/pusat kegiatan baru

    maupun dalam melakukan penataan terhadap pusat-

    pusat kegiatan lama seperti relokasi atau penataan lay 

    out   (rencana tapak) pasar yang berada di tepi jalan

    nasional. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah juga

    diperlukan terhadap ketentuan

    pelarangan jam operasi kendaraan

    barang yang tidak sinkron antar

    daerah sehingga pergerakan

    angkutan barang regional/

    nasional menjadi terhambat.

    Pembangunan Pusat DistribusiLogistik

    Merupakan suatu upaya untuk

    menciptakan system distribusi

    barang yang efisien sekaligus dapat

    menghindari dampak terhadap

    kemacetan lalu lintas di pusat

    kota. Pemanfaatan pusat distribusilogistik akan jauh lebih efektif

    dibanding kewajiban memasuki

    terminal barang yang banyak

    dibangun oleh Pemerintah Daerah

    tanpa adanya fasilitas bongkar muat

    maupun bursa transaksi barang.

    Pembangunan pusat distribusi

    logistik yang bersifat tradisional

    seperti “pasar induk” (umumnya

    bahan pokok) maupun yang sudah modern dengan

    fasilitas lengkap untuk bongkar muat, pembuatan

    kemasan ( packaging) maupun bursa transaksi barang

    secara elektronik (on-line).

    diwujudkan dengan mengangkut barang secara

    berlebihan sehingga kendaraan pengangkut melakukan

    pelanggaran muatan (overloading )?

    Apakah benar kelebihan muatan tersebut menyebabkan

    harga barang ditingkat konsumen menjadi relative lebih

    murah ?

    Jawaban atas pertanyaan tersebut memerlukan kajian

    yang mendalam sebagai contoh, apabila kesepakatan

    tarif angkutan barang ditetapkan dengan acuan

    Rp/Ton-Km, maka sebenarnya pemilik barang tidak

    berkepentingan terhadap pelanggaran

    muatan karena biaya transportasi

    yang dikeluarkan nilainya akan sama

    dengan apabila kendaraan tidak

    melakukan pelanggaran muatan.

    Dengan kata lain, manfaat dari

    kelebihan muatan tersebut dinikmati

    oleh transporter dan bukan olehkonsumen (end user ). Sebaliknya

    bila tarif angkutan barang ditetapkan

    secara borongan (kendaraan per rit)

    maka adanya praktek pelanggaran

    muatan dapat menimbulkan

    manfaat bagi konsumen (end user )

    karena posisi tawar pemilik barang

    yang lebih kuat sehingga dapatmenekan tarif angkutan agar lebih

    murah, sehingga pihak transporter

    melakukan kompensasi dalam bentuk

    pelanggaran muatan.

    Tentunya basis sistem distribusi

    barang yang efisien tidak boleh

    dibangun dengan melakukan

    pelanggaran muatan, namun harus

    sesuai dengan kaidah keselamatan dan mengacu pada

    peraturan yang berlaku. Namun demikian penegakan

    hukum terhadap pelanggaran muatan yang dilakukan

    secara radikal dan tanpa toleransi juga dapat

    menimbulkan gejolak kenaikan harga bukan hanya

    Dengan telah

    terjadinya konsolidasi

    di pusat distribusi

    logistik yang sesuaidengan permintaan

    pasar, tidak diperlukan

    lagi adanya ketentuan

    “izin bongkar muat”

    yang diberlakukan dibeberapa daerah yang

    dinilai memberatkan

    dan menimbulkan

    biaya ekonomi tinggi.

    Artikel

    ArtikelLLAJ

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    19/44

    ArtikelLLAJ

    Sedangkan Pajak Ken-

    daraan Bermotor

    (PKB) merupakan

    biaya tahun yang harus dikeluarkan oleh pemilik

    kendaraan untuk membayar pajak kendaraan yang

    dimilikinya.

    Meskipun setiap tahun kita sebagai pemilik kendaraan

    bermotor selalu membayar Pajak Kendaraan Bermotortepat pada waktunya, masih banyak diantara kita yang

    belum memahami ketentuan yang mengatur mengenai

    Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan

    Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Hal itu disebabkan

    karena sebagaian besar dari kita biasanya memanfaat

    pertolongan orang lain untuk membantu proses Bea

    Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak

    Kendaraan Bermotor (PKB) dari kendaraan bermotor

    yang kita miliki. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan

    sedikit penjelasan mengenai ketentuan-ketentuan yang

    terkait dengan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

    (BBN-KB) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) agar

    Penghitungan Bea Balik NamaKendaraan Bermotor (BBN-KB)

    dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

    kita sebagai pemilik kendaraan

    bermotor memahami kewajiban

    kita yang harus kita bayarkan

    setiap tahun tersebut.

    Didalam Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

    kendaraan bermotor yang kita miliki kita dapat

    melihat besaran tabel biaya yang harus kita bayarkan

    sebagai pemilik kendaraan. Berikut ini adalah contohpembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2007

    pada kantor SAMSAT Kota Bekasi untuk jenis sepeda

    motor merk Honda NF 125 D KHARISMA Tahun 2004,

    yaitu (tabel 1):

    Dari tabel dibawah, terdapat 2 jenis biaya yang harus

    ditangung oleh pemilik kendaraan bernotor yaitu biaya

    Pajak Kendaraan Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar

    Rp. 151.500,- dan biaya Sumbangan Wajib Dana

    Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) sebesar Rp.

    22.000,-. Terdapat beberapa peraturan/ketentuan yang

    terkait dengan jenis biaya-biaya yang harus dikeluar

    Amirulloh, Ssi.T, MM

    Bagi masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor pasti sudah tidak

    asing lagi dengan istilah Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)dan Pajak Kendaraan Bermotor. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-

    KB) merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik kendaraan atas

    penyerahan kendaraan atas penyerahan pertama (kendaraan baru) atau

    penyerahan kedua dan penyerahan selanjutnya.

    Tabel. 1 Contoh Pembayaran Kendaraan Bermotor

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    20/44

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    21/44

    Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri ini

    selanjutnya masing-masing Gubernur menetapkan

    Peraturan Gubernur yang menjadi dasar pengenaanbiaya PKB dan BBN-KB di Provinsinya masing-masing.

    Berdasarkan penjelasan diatas, maka besaran Bea

    Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak

    Kendaraan Bermotor (PKB) untuk Tahun 2007 dapat

    dihitung sebagai berikut :

    NJKB X Bobot Kendaraan X % Tarif PKB/BBN-KB

    Keterangan :

    NJKB = Nilai Jual Kendaraan Bermotor

    yang ditetapkan didalam Lampiran

    Permendagri Nomor 9 Tahun 2007

    Bobot Kendaraan = Nilai bobot jenis kendaraan yang

    ditetapkan dalam Pasal 3 ayat (7) dan

    (8) Permendagri Nomor 9/2007

    % Tarif PKB dan = Terdapat dalam Pasal 5 dan Pasal 17

    PP BBN-KB 65/2001

    Khusus untuk Kendaraan Umum, Pemerintah memiliki

    kebijakan pemberian keringanan PKB dan BBN-KB

    sebesar 40 %. Kebijakan ini diambil sebagai upaya

    untuk membantu usaha angkutan umum akibat

    kenaikan harga BBM terjadi pada tahun 2005. Dengandemikian maka penghitungan besaran Bea Balik Nama

    Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Kendaraan

    Bermotor (PKB) untuk Tahun 2007 bagi kendaraan

    umum dapat dihitung sebagai berikut :

    NJKB X Bobot Kendaraan X % Tarif PKB/BBN-KB X

    60 %

    Nilai SWDKLLJ

    Pembayaran Premi dalam program asuransi kecelakaan

    dikenal dengan 2 (dua) bentuk yaitu Iuran Wajib (IW)

    dan Sumbangan Wajib (SW). Iuran Wajib (IW) dikutip

    atau dikenakan kepada penumpang alat transportasi

    umum seperti kereta api, pesawat terbang, bus dan

    sebagainya (Pasal 3 ayat (1) huruf a Undang Undang

    Nomor 33 Tahun 1964 jo Pasal 2 ayat (1) PeraturanPemerintah Nomor 17 Tahun 1965). Sedangkan khusus

    penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota

    dan Kereta Api jarak pendek (kurang dari 50 km)

    dibebaskan dari pembayaran iuran wajib tersebut.

    GOL JENIS KENDARAANTARIP

    SWDKLLJ KD/SERT. JUMLAH

    A

    Sepeda motor 50 cc ke bawah, mobil

    ambulance, mobil jenazah dan mobil pemadam

    kebakaran.

    0 3000 3000

    BTraktor, buldozer, forklift, mobil derek, excavator,

    crane dan sejenisnya.10000 3000 13000

    C1

    Sepeda motor, sepeda kumbang dan scooter

    diatas 50 cc s/d 250 cc dan kendaraan bermotor

    roda tiga.

    19000 3000 22000

    C2 Sepeda motor dan scooter diatas 250 cc. 40000 3000 43000

    DPPick up/mobil barang s/d 2.400 cc, sedan, jeep

    dan mobil penumpang bukan angkutan umum.70000 3000 73000

    DU Mobil penumpang angkutan umum s/d 1.600 cc 40000 3000 43000

    Tabel. 3 Besaran Nilai Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)

    Artikel

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    22/44

    Sedangkan untuk Sumbangan Wajib (SW) dikutip

    atau dikenakan kepada pemilik/pengusaha kendaraan

    bermotor (Pasal 2 ayat (1) Undang Undang Nomor

    34 Tahun 1964 jo Pasal 2 (1) Peraturan Pemerintah

    Nomor 18 Tahun 1965). Besaran nilai Sumbangan

    Wajib ini selanjutnya ditetapkan berdasarkan Surat

    Keputusan Menteri Keuangan. Terhitung sejak tanggal

    17 Agustus 2001 sesuai dengan Surat Keputusan

    Menteri Keuangan RI Nmor 416/KMK.06/2001 tanggal

    17 Juli 2001, besaran nilai Sumbangan Wajib DanaKecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) menurut

    masing-masing jenis kendaraan adalah (tabel 3):

    No. MERK/TYPE/THNNJKB

    BOBOT% TARIF

    PKBPKB SWDKLLJ

    JUMLAH

    DIBAYAR

    1.Mercedes

    OH1521/60/2005 *) 360.000.000 1,00 0,6 % 2.160.000 53.000 2.213.000

    2. Honda/NF125D/2004 10.100.000 1,00 1,5 % 151.500 22.000 173.500

    Contoh Penghitungan

    Sejak tahun 2006, Direktorat Jenderal Perhubungan

    Darat mendapatkan buku Peraturan Menteri Dalam

    Negeri serta lampirannya secara lengkap dimana

    yang saat ini berlaku adalah Peraturan Menteri Dalam

    Negeri Nomor 9 Tahun 2007. Berikut ini adalah

    contoh penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor

    (PKB) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65

    Tahun 2001 dengan nilai NJKB (Nilai Jual Kendaraan

    Bermotor) serta berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

    Negeri Nomor 9 Tahun 2007 adalah (tabel 4):

    Keterangan :

    NJKB : Nilai Jual Kendaraan Bermotor

    Bobot : Nilai Bobot berdasarkan Permendagri

    16/2005 Pasal 4 ayat (2)

    SWDKLLJ : Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan

    Lalu Lintas Jalan

    BBN-KB : Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

    PKB : Pajak Kendaraan Bermotor

    *) : Kendaraan Umum

    Pengawasan Pengoperasian Angkutan Umum

    Maraknya pengoperasian angkutan umum illegal yaituangkutan umum dengan tanda nomor kendaraan

    berwarna kuning tulisan hitam namun tidak memiliki

    izin (bodong) merupakan salah satu faktor yang

    menyebabkan kondisi usaha angkutan umum

    mengalami kesulitan. Pengoperasian angkutan umum

    Melihat kondisi tersebut kebijakan, Pemerintah telah

    menetapkan pemberian keringanan biaya Pajak

    Kendaraan Bermotor (PKB) dan Biaya Balik Nama

    Kendaraan Bermotor (BBnKB) untuk angkutan umum

    sebesar 40 % sebagimana telah ditetapkan dalam

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun

    2007 diharapkan dapat menjadi salah satu alat untuk

    menertibkan pengoperasian angkutan umum illegal.

    Untuk itu kepada masing-masing instansi Perhubungan

    di daerah dapat melakukan koordinasi dengan Dinas

    Pendapatan Daerah pada masing-masing Propinsi serta

    Kantor SAMSAT untuk mewajibkan dan menunjukan

    izin angkutan umum yang asli dan masih berlaku sesuaiUU Nomor 14 Tahun 1992 bagi setiap angkutan umum

    yang akan membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

    Terhadap angkutan umum tidak dapat menunjukan

    dokumen izin dalam proses pembayaran Pajak

    Kendaraan Bermotor (PKB) agar dilakukan perubahan

    Tabel. 4 Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

    ArtikelKTD

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    23/44

    KTD

    Indonesia sebagai salah satu

    negara berkembang juga me-

    ngalamai permasalahan yang sa-

    ma di bidang keselamatannya lalu

    lintas jalan. Tingginya jumlah korban

    meninggal (30.364 org/thn), lukaberat (450.000), serta luka ringan

    (2.100.000) dan kerusakan properti

    (13.515.000) menggambarkan ren-

    dahnya tingkat keselamatan.

    Kerugian total jika di hitung dengan

    uang sebesar Rp. 41,396 Triliun

    per tahun, yang ekivalen dengan

    2, 91% dari GDP. Seiring dengan

    peningkatan jumlah kendaraan,

    angka kejadian kecelakaan pada

    tahun 2004 mengalami peningkatan

    sebesar 32,4%.

    Ada beberapa faktor penyebab

    kecelakaan yang terjadi. Apabila

    dibuat prosentase, faktor kecelakaanyang disebabkan manusia sekitar

    90%, kendaraan 7% dan jalan

    3%. Masih rendahnya kesadaran

    masyarakat akan keselamatan juga

    berperan sebagai pemicu tingginya

    angka kecelakaan tersebut Data

    Mengapa Perlu Dibentuk Unit Penelitian Kecelakaan (UPK) ?

    masih belum terbangunnya sistem

    informasi keselamatan lalu lintas

     jalan serta masih kurangnya

    koordinasi antar instansi terkait

    merupakan faktor-faktor lain dari

    tingginya tingkat kecelakaan yangterjadi. Sehingga perlu dirumuskan

    adanya lembaga sebagai wadah

    koordinasi guna mewujudkan ke-

    selamatan. Berdasarkan instruksi

    Presiden Republik Indonesia, yang

    disampaikan pada acara Pekan

    Keselamatan I bulan April tahun

    2007, berisi tentang :

    1. Dirumuskannya adanya lembaga

    sebagai wadah koordinasi untuk

    mewujudkan keselamatan

    2. Dirumuskannya Cetak Biru

    Program Keselamatan semua

    instansi terkait

    3. Dibangun Sistem Informasi

    Keselamatan Transportasi Jalan4. Dirumuskan sumber pendanaan

    5. Dilakukan pendidikan berlalu

    lintas sejak dini

    6. Dilakukan sosialisasi keselamatan

    kepada masyarakat

    Unit Penelitian Kecelakaan (UPK)

    merupakan salah satu bentuk

    wadah penanganan kecelakaan

    secara terkoordinasi. Landasan

    hukum pembentukan UPK adalah

    pasal 43 Tahun 1993 tentangprasarana dan lalu lintas jalan

    pasal 94 ayat (2) yang berbunyi

    “Dalam hal terjadi kecelakaan

    yang mengakibatkan korban

    mati ditindaklanjuti dengan pe-

    nelitian yang dilaksanakan se-

    lambat-lambatnya 3 (tiga) hari

    oleh Kepolisian Negara Republik

    Indonesia, instansi yang ber-

    tanggung jawab di bidang lalu

    lintas dan angkutan jalan, dan

    instansi yang bertanggung jawab

    di bidang pembinaan jalan”.

    b. Unit Kerja pada UPK

    UPK mempunyai beberapaunit kerja yang masing-masing

    melakukan tugas sesuai dengan

    tupoksinya masing-masing, yang

    meliputi :

    Unit Investigasi Kecelakaan

    Dilaporkan bahwa setiap tahun rata-rata 1 juta orang meninggal dan

    lebih dari 50 juta orang luka akibat kecelakaan lalu lintas di jalan,

    dan 75%-nya terjadi di negara-negara berkembang yang secara ekonomikerugiannya mencapai $500 milyar atau 2%-4% dari GDP (tahun 2004).

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    24/44

      - Membuat laporan hasil

    penelitian dan usulan reko-

    mendasi untuk mencegah

    terjadinya kecelakaan yang

    sama;

      - Merekomendasikan kri-

    teria untuk kualifikasi

    sebagai lokasi rawan

    kecelakaan dan lokasi

    banyak kecelakaan;

      - Memonitor lokasi rawan/banyak kecelakaan dalam

     jangka waktu tertentu

    untuk memonitor tindakan

    yang telah dilakukan.

      Unit Penelitian Kecelakaan

    Unit ini bertugas untuk

    mengadakan analisis ter-

    hadap data kecelakaan yangdihasilkan oleh Unit Inves-

    tigasi Kecelakaan. Sedang

    fungsi dari Unit ini adalah :

      - Membentuk dan meme-

    lihara database kecela-

    kaan lalu lintas tingkat pro-

    vinsi;

      - Menganalisis data dalam

    database;

      - Membuat desain penda-

    huluan, perkiraan biaya

    dan manfaat yang di-

    harapkan dari tindakan

    penanganan;

      - Menerbitkan gambaran

    umum statistik data ke-

    celakaan provinsi setiaptahunnya.

    c. Peran dan Fungsi UPK

    Sebagai wadah yang berperan

    dalam menurunkan tingkat ke

    penginvestigasian dan pe-

    nanganan Blackspot kecelakaan

    (termasuk Blank Link, Blank

    Area dan bentuk jalan tertentu

    yang berbahaya (Black Item)). Se-

    dangkan Pencegahan Kecelakaan

    merupakan tindakan yang ber-

    tujuan untuk mengurangi resiko

    terjadinya kecelakaan atau tingkat

    keparahan akibat kecelakaan.

    Hal ini merupakan pendekatanpro-aktif, dan sebagian besar

    dilakukan melalui penerapan

    Teknik Audit Keselamatan Jalan

    dan praktek desain jalan yang

    lebih aman.

    Selain hal tersebut di atas, UPK

    mempunyai fungsi sebagai

    unit yang membantu Ditjen

    Perhubungan Darat dalam pe

    Lalu Lintas, ada beberapa taha-

    pan kegiatan sebagai berikut :

    Identifikasi Lokasi’DRK’ (tahap1)

      Investigasi Faktor Penyebab

    (tahap 2)  diagnosa persoalan

    (tahap 3)  Seleksi tindakan

    penanganan (tahap 4) desain

    dan detil (tahap 5) Monitoring

    dan Evaluasi (tahap 6)

    d. Pembentukan UPK di Indonesia

    Unit Penelitian Kecelakaan (UPK)

    terdiri dari personil yang berasal

    dari Dinas Perhubungan, kepolisian,

    Dinas PU, Bappeda (Sekda) dan

    Asuransi serta instansi terkait lainn-

    ya dimana segala kegiatan yang

    dilaksanakan didalamnya didanaioleh APBN dan APBD. Saat ini

    telah terbentuk UPK di 21 Provinsi

    (Surat Keputusan Gubernur Provinsi

    setempat) dan 3 kabupaten ( dengan

    Surat Keputusan Bupati ) yaitu ;

    DKI Jakarta (UPK tingkat pusat),

    Bengkulu, Jambi, Palembang,

    Lampung, NAD, Jawa Tengah,

    Jawa Timur, Sulawesi Barat, Ka-

    limantan Timur, NTT, Banten, Bali,

    Sulawesi Utara, Sumatera Barat,

    NTB, Gorontalo, Sulawesi Tengah,

    Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan,

    Kalimantan Selatan, Sulawesi Teng-

    gara, Kabupaten Sumba Timur,

    Kabupaten Malang dan Kabupaten

    Tanah Laut.

    II. KESIMPULAN

    Melalui UPK, diharapkan data ke-

    celakaan yang ada khususnya di

    Melalui UPK,

    diharapkan data

    kecelakaan yang

    ada khususnya didaerah dengan

    mudah didapat

    dan diakses.

    ArtikelKTD

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    25/44

    KTD

    A

    dapun tema pokok yang di-

    angkat adalah “Young Road

    Users” mengingat kelompokpengguna jalan ini adalah kelompok

    terbesar yang menghadapi resiko

    kematian, lika-luka dan cacat seumur

    hidupnya. Di Indonesia, rata-rata

    30.000 orang meninggal dunia per-

    tahunnya akibat kecelakaan lalu lin-

    tas dengan kerugian sebesar 2,91%

    dari total pendapatan domestic

    bruto. Kelompok usia 16-30 tahun

    adalah kelompok terbesar yang

    mengalami resiko kecelakaan lalu

    lintas, jumlahnya mencapai 60%

    dari jumlah korban lalu lintas.

    Untuk mewujudkan keselamatan

     jalan, Pemerintah tidak bisa be-

    kerja sendiri. Sektor swasta danmasyarakat pun turut serta untuk

    mengerahkan pikiran dan program

    partisipasi dengan tujuan mencegah

    kecelakaan lalu lintas. Dengan dasar

    ini, maka tema yang disepakati ada-

    lah “Keselamatan Jalan Tanggung

    Gebyar Pekan NasionalKeselamatan Transportasi Jalan

    Global Road Safety Week

    Dr. Ir. Giri Suseno, MSc dengan

    anggota-anggota merupakan utu-

    san dari Kepolisian Republik In-

    donesia Departemen Luar Ne

    Asbekindo, ATPM, ATVSI, ISEA, UI,

    UGM dan Dewan Press.

    Pekan Nasional Keselamatan Trans-

    portasi pertama kali di buka pada

    tanggal 23 April. Pembukaan Pekan

    Nasional Keselamatan Transportasi

    Jalan tersebut dilaksanakan di TMII,

    dengan dihadiri oleh Bapak Presiden

    RI. Dalam sambutannya bapak

    presiden mengajak dialog kepada

    anak-anak (kurang lebih 800 orang)

    yang mewakili anak-anak di seluruh

    dunia. “Anak-anak, siapa yang ingin

    selamat sampai di sekolah,” tanya

    presiden, yang kemudian dijawab

    “Sayaa...,” oleh ratusan anak-anak

    sambil mengacungkan tangannya.

    “Anak-anak tidak mau kan ada

    yang kecelakaan,?” tanya Pre-siden, kemudian langsung dijawab

    “Tidaaak..,” oleh anak-anak secara

    serentak. “Oleh karena itu mari kita

    bersama-sama meningkatkan ke-

    selamatan di jalan,” ajak Presiden.

    Sesuai dengan resolusi PBB no. A/REST/60/5 tanggal 26 Oktober 2005

    tentang “Improving Global Road Safety”, UNESCAP bekerjasama

    dengan WHO untuk pertama kalinya mengadakan “the First United Nations

    Global Road Safety Week in Asia and the Pacific Region”

    selama sepekan pada tanggal 23-29 April 2007.

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    26/44

    lain di dunia, dan Indonesia menjadi

    penyumbang terbesar. “Bagian ter-

    besarnya dari orang-orang yang

    menjadi korban adalah mereka yang

    berada dalam usia produktif, atau

    kepala rumah tangga, sehingga

    bayangkan saja, setiap tahun,

    ribuan orang-orang kehilangan ke-

    pala rumah tangganya,” jelas Giri

    Suseno.

    Pada hari berikutnya berbagai pro-

    gram dilaksanakan terkait dengankampanye keselamatan jalan. Be-

    berapa rangkaian kegiatan yang

    dijalankan oleh pemerintah pusat

    selama sepekan di bulan April 2007

    adalah :

    Peresmian Pekan Nasional

    Keselamatan Transportasi Jalan

    Tahun 2007 (23 April 2007) di

    Taman Mini Indonesia Indah,dihadiri oleh Presiden RI. Pada

    acara peresmian tersebut,

    dibagikan 1000 helm anak secara

    simbolis kepada siswa Sekolah

    Dasar di Jakarta Pusat (sample

    SD Benhil) yang berdasarkan

    penelitian 40% siswanya di antar

    sekolah dengan sepeda motor.

    Acara lainnya adalah operrete

    anak “Zona Selamat Sekolah

    (Zoss), pembagian PIN dan stiker

    ‘Keselamatan Tanggung Jawab

    Kita Semua’ oleh GAIKINDO,

    dan pemasangan slogan ‘Minggu

    Laik Kendaraan’ di bengkel ber-

    setifikat selama seminggu dan

    pemeriksaan gratis selama se-minggu untuk mobil dan motor

    oleh ASBEKINDO.

    Peresmian Taman Lalu Lintas

    Cibubur (24 April 2007) di Bumi

    Perkemahan Cibubur, dihadiri

    oleh Ibu Negara

    Sebagai Tempat Pembunuhan

    Anak Bangsa” (26 April 2007)

    di Hotel Red Top, dalam acara

    tersebut disampaikan Keynote

    Speech Menteri Perhubungan

    dan Presentasi.

    Peresmian Zona Selamat Sekolah

    (28 April 2007) di SD Kanisius

    Yogyakarta, dimana dalam

    acara tersebut disampaikan

    sambutan Sekretaris Daerah,

    Kep Sek, Ketua MSJ dan dibe-

    rikan pula sejumlah helm anaksecara simbolis serta Prosesi

    Menyebrangkan Anak oleh Dirjen

    Perhubungan Darat bersama

    Sekda DIY.

    Safety Riding Rally dan ASTRA

    HONDA Jambore Motor (29

    April 2007) di Polda Metro Jaya

    dan Bumi Perkemahan Cibubur

    dengan acara Konvoy sepedamotor.

    Acara penutup dan pembubaran

    Panita (17 Mei 2007) di SD

    Negeri 09 Bendungan Hilir, Ja-

    karta Pusat , yang didalamnya

    terdapat acara pelatihan “Pe-

    ningkatan Keterampilan Menge-

    mudi Kendaraan Bermotor Roda

    Dua dan Kiat Membonceng

    Anak” untuk guru dan orang

    tua murid, pemberian sertifikat

    pelatihan serta penutupan dan

    pembubaran Pekan Nasional Ke-

    selamatan Transportasi Jalan.

    Selain tingkat pusat, Pekan

    Nasional Keselamatan Transportasi juga dilaksanakan di tingkat daerah,

    yaitu; Jawa Tengah, Surakarta,

    Sragen, Tarakan, Padang, Solok,

    Makassar, Riau, Palembang, Banten,

    Medan dan Banda Aceh.

    dan pemasangan spanduk Pesan

    Keselamatan di Bengkel-bengkel di

    kota Jakarta.

    Menyambut Pekan Nasional Kese-

    lamatan Transportasi Jalan ke-dua

    (The Second Global Road Safety

    Week) tahun 2008 ini, Direktorat

    Jenderal Perhubungan Darat melalui

    Direktorat Keselamatan Transportasi

    Darat telah mempersiapkan beberapa

    program. Pada hari pertama pelaksa-

    naan, acara akan dibuka oleh WakilPresiden Rapublik Indonesia dengan

    dihadiri oleh Menteri Perhubungan,

    Kepala Bappenas, Menteri Kese-

    hatan, Menteri Pendidikan, Menteri

    Dalam Negeri, Menteri Komunikasi

    dan Informasi, Menteri Hukum

    dan HAM, Menteri Pemuda dan

    Olahraga, dan Kapolri.

    Selain itu, akan dibagikan helm yang

    diperuntukkan kepada orang tua dan

    anak-anak pegawai dari beberapa

    Instansi, yaitu ; Departemen Perhu-

    bungan, Bappenas, Departemen

    Kesehatan, Departemen Pendidikan,

    Departemen Dalam Negeri, Depar-

    temen Komunikasi dan Informasi,

    Departemen Hukum dan HAM,

    Departemen Pemuda dan Olahraga,

    dan Kepolisian Republik Indonesia di

    Jakarta.

    Dalam rangka mengisi pekan ke-

    selamatan tersebut, akan dise-

    lenggarakan pula workshop Zona

    Selamat Sekolah (ZoSS) di Jakarta,Road Safety Management Workshop

    di Jakarta, Defensive Driving Trai-

    ning yang diselenggarakan di

    Jakarta, Bogor dan Sragen, serta

     ZoSS Launching di Kota Bogor dan

    Sragen

    BSTP  Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    27/44

    Mengingat masalah trans-

    portasi di perkotaan saat

    Wahana Tata NugrahaLomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota

    dilakukan terus menerus demi

    terwujudnya sistem transportasi

    Pembinaan melalui “Lomba Tertib

    Lalu Lintas dan Angkutan Kota” ataudisebut Lomtib LLAK dilaksanakan

    secara berkesinambungan sejak

    tahun 1992 dan masih berlanjut

    sampai saat ini. Lomba tersebut

    dimaksudkan untuk mendorong

    Transportasi Perkotaan perlu dilakukan pembenahan

    secara menyeluruh meliputi aspek prasarana dan sarana,

    sumber daya manusia serta lalu lintas

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    28/44

    karena disebabkan adanya krisis

    moneter. Pada periode 1992 s/d

    1997 penyerahan Piala Wahana

    Tata Nugraha sebagai wujud peng-

    hargaan Pemerintah terhadap para

    pemenang lomba dilaksanakan

    oleh Presiden RI di Istana Negara.

    Pada fase ke-dua dari tahun 2001

    sampai 2006 penyerahan Piala di-

    wakili oleh Menteri Perhubungan

    dan dilaksanakan di Depertemen

    Perhubungan. Untuk tahun 2007

    penyerahan Piala dilakukan oleh

    Wakil Presiden RI di Istana WakilPresiden.

    Dasar dari Lomtib LLAK yaitu

    pada tahun 1992 s/d tahun 1995

    adalah KM. No. 12 Tahun 1992

    tentang Lomba Tertib Lalu Lintas

    dan Angkutan. Tahun 1996 sampai

    tahun 1999 dasar kegiatan Lomtib

    LLAK adalah KM. 35 Tahun 1996tentang Pedoman Pelaksanaan Lom-

    ba Tertib dan Angkutan Jalan. Pada

    Tahun 2000 s/d Tahun 2005 dasar

    kegiatan Lomtib LLAK adalah KM.

    50 Tahun 2000 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Lomba Tertib Lalu

    Lintas Angkutan Kota. Pada Tahun

    2006 sampai saat ini kegiatan

    lomba didasarkan pada Peraturan

    Menteri Perhubungan Nomor KM.

    13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Lomba Tertib Lalu

    Lintas dan Angkutan Kota.

    Tujuan Lomba

    Lomtib LLAK itu bertujuan untuk;pertama mendorong dan membina

    pemerintah daerah provinsi dan

    pemerintah daerah kabupaten/kota

    dalam meningkatkan tertib lalin dan

    angkutan kota; Kedua mendorongendorong

    peran serta masyarakat dalam upaya

    meningkatkan disiplin berlalu lintas;

    Ketiga memfasilitasi Pemerintah

    Daerah Provinsi dan Pemerintah

    Daerah Kabupaten/Kota dalam

    meningkatkan tertib lalu lintas

    dan angkutan kota dalam rangka

    mewujudkan pelayanan angkutan

    umum sebagai pelayanan publik

    dan sistem transportasi perkotaan

    yang handal dan berkelanjutan;Keempat, mendorong peranserta

    masyarakat dalam upaya meningkat-

    kan disiplin berlalu lintas di jalan;

    serta mendorong terwujudnya sis-

    tem transportasi kota yang efektif,

    berkualitas, tertib, lancar, aman,

    cepat, teratur, selamat, nyaman

    dan efisien.

    JENIS PENGHARGAAN

    Penghargaan Lomtib LLAK terbagi

    dalam beberapa kategori yaitu :

    • Piala Wahana Tata Nugraha,

    diberikan kepada kota-kota yang

    mendapat nilai terbaik sesuai

    dengan penilaian dari Tim

    Penilai Lapangan

    • Piala Wahana Tata Nugraha

    Kencana, diberikan kepada kota

    yang memperoleh Piala WTN 5

    tahun berturut-turut.

    • Plakat Tertib Lalu Lintas dan

    Angkutan Kota

    Selain itu dimungkinkan juga Peng-

    hargaan Wahana Tata Nugraha

    Wirakarya yang diberikan kepada

    Kepala Daerah Kota / Kabupaten

    yang mempunyai prakarsa dan im-

    plementasi yang sangat menonjol

    dan luar biasa dalam bidang pe-

    nyelenggaraan transportasi perko-

    taan.

    Manfaat Dan Keuntungan

    Untuk Kota-kota yang aktif

    mengikuti Lomtib LLAK, diakui

    bahwa rekomendasi yang telah

    diberikan oleh Tim Penilai sangat

    bermanfaat terhadap pembangu-nan kota-kota. Hal ini terlihat

    dengan banyaknya kota yang telah

    membangun dan memperbaiki sis-

    tem transpostasi perkotaannya,

    baik prasarana, sarana, disiplin,

    kelembagaan/organisasi maupun

    koordinasi antar instansi. Di lain

    pihak Pemerintah Pusat telah

    memberikan bantuan konsultasimaupun fisik terhadap kota-

    kota penerima Penghargaan Piala

    WTN dan akan terus melakukan

    pembinaan teknis.

    Disamping itu, ada kecenderungan

    peningkatan Anggaran Daerah setiap

    tahun pada sektor Transportasi

    yang disetujui oleh DPRD untuk

    perbaikan sarana dan prasarana

    sesuai dengan rekomendasi Tim

    Penilai Lapangan.

    Yang lebih penting lagi yaitu tumbuh

    semangat dan komitmen Kepala

    Daerah dan masyarakatnya dalam

    pembangunan transportasi seiring

    dengan penghargaan yang telah

    diterimanya. n

    Daftar Rekapitulasi Peserta Lomba Tertib Lalu Lintas Angkutan Kota

    Tahun 1992 - 2007

    ArtikelLLASDP

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    29/44

    Pernyataan ini merupakan

    pengulangan sikap pe-

    merintah sebagaimana

    diexpose melalui berbagai me-

    dia massa beberapa waktu

    yang lalu setelah terjadinya berbagai kecelakaan kapal

    khususnya yang menimpa kapal-kapal penyeberangan.Perhubungan Laut mengusulkan pembatasan umur kapal

    import maksimal 20 tahun, sementara Perhubungan

    Darat mengusulkan 10 tahun. Apakah kebijakan ini jika

    nanti diterapkan akan menjadi salah satu solusi untuk

    menurunkan tingkat kecelakaan kapal di tanah air?

    Dalam dunia investasi, dikenal ada 2 (dua) jenis umur

    objek investasi, yakni umur teknis (technical lifetime)

    dan umur ekonomis (economical lifetime). Umur teknis

    adalah waktu di mana suatu benda masih mampu

    menunjukkan performa secara teknis sesuai kriteria-

    kriteria yang telah ditentukan atau selama benda

    tersebut masih dapat berfungsi normal. Sementara

    umur ekonomis terkait dengan pemanfaatan benda

    tersebut secara ekonomis dalam time frame tertentu.

    Umur ekonomis tergantung pada biaya operasi dan

    perawatan (operating and maintenance cost ) sertabiaya manfaat (benefit-cost ). Umur teknis setiap

    komponen secara umum akan sama jika diperlakukan

    pada kondisi yang sama, akan tetapi umur ekonomis

    sangat bergantung pada produksi yang dihasilkan

    benda tersebut sesuai dengan peruntukannya.

    Pembatasan Umur Kapal Ferry

    dipergunakan sebagai acuan

    dalam perhitungan depresiasi

    kapal jika menggunakan me-

    tode rancangan optimisasi.

    Depresiasi berkaitan dengan

    analisa investasi kapal tersebut.

    Suatu hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam

    kondisi normal, setiap benda memiliki umur teknis

    sendiri-sendiri tergantung pada material, perlakuan

    pada saat fabrikasi, tingkat perawatan maupun

    lingkungannya. Kapal terdiri dari ribuan komponen

    teknis yang masing-masing memiliki umur teknisnya

    sendiri-sendiri. Komponen utama kapal adalah:

    • Lambung kapal (baja, aluminium, FRP, composite,

    kayu, dll);

    • Instalasi penggerak (Mesin dan sistem propulsi);

    • Permesinan geladak (windlass, winch, dsb);

    • Perlengkapan kapal (safety, navigasi, marpol, dsb);

    Masing-masing komponen utama tersebut memiliki

    umur teknis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, sulit

    bagi kita untuk menentukan umur teknis kapal secara

    utuh.

    Staf Seksi Rancang Bangun Sarana ASDP

    M. Husein Saimima, ST, MT

    Dalam presentasinya pada National Consultation Seminar / Workshop on

    Domestic Ferry Safety di Hotel Millenium tanggal 5 Desember 2007 lalu,

    Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Ditjen Perhubungan Laut, menyatakan

    rencana pemerintah untuk membatasi umur kapal ferry yang diimport.

    Solusi Permasalahan Keselamatan Kapal Penyeberangan

    50

    Bar Chart Umur Kapal Penyeberangan di bawah

    pembinaan Ditjen Perhubungan Darat

    (Posisi Tahun 2007)

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    30/44

    Kondisi Eksisting

    Kapal-kapal penyeberangan yang beroperasi di bawah

    pembinaan Ditjen Perhubungan Darat saat ini yangberoperasi sejumlah 174 unit (semua tipe kapalpenyeberangan), 13,22% berumur di bawah 10 tahun,40,23% berumur 11 – 20 tahun, dan sisanya 46,55%berumur di atas 20 tahun. Secara grafis dapat dilihatpada gambar berikut:

    9.20%

    4.02%

    25.86%

    14.37%

    17.24%

    10.92%

    18.39%

    0 - 5

    6 - 1 0

    1 1 - 1 5

    1 6 - 2 0

    2 1 - 2 5

    2 6 - 3 0

    > 30

    Prosentase Umur Kapal Penyeberangan di bawah

    Pembinaan Ditjen Perhubungan Darat

    (Posisi Tahun 2007)

    Sumber : Subdit Sarana ASDP

    Kriteria Kelaik-lautan Teknis Kapal

    Studi yang dilaksanakan oleh PT. Biro KlasifikasiIndonesia (Persero) Unit Konsultansi dan Supervisipada tahun 2007 terhadap 45 unit kapal penumpang

    RO-RO dan LCT yang beroperasi di 4 (empat) lintaspenyeberangan menyimpulkan bahwa tidak satupunkapal-kapal yang menjadi objek studi tersebut memenuhi

    Nilai R ata-R ata

         8     2 .     6

         7     %

         8     8 .     3

         5     %

         9     3 .     1

         3     %

         9     4

     .     9     7     %

         7     1 .     6

         5     %

         8     1 .     2

         5     %

         8     6 .     9     5

         %

         9     2 .     4

         8     %

         9     2 .

         1     1     %

         8     8 .     9

         6     %

         8     1 .     6

         2     %

         8     5 .     6

         5     %

         8     6 .     9     0

         %

         8     3 .     5

         6     %

         8     7 .     4

         7     %

         7     9 .     9

         0     %

         7     9 .     6

         8     %

         7     5 .     8

         6     %

         6     7 .     8

         5     %

         7     6 .     6

         9     %

         8     3 .     9

         0     %

         8     2 .     5

         8     %

         8     5 .     1

         6     %

         8     6 .     5     6

         %

         7     9 .     5

         2     %

         8     3 .     2

         9     %     8     9 .     1

         9     %

         6     1 .     8

         1     %

         8     2 .     8

         2     %

         8     5 .     1

         3     %

         8     9 .     1

         0     %

         7     2 .     6

         7     %   8

         7 .     1     0

         %

         7     9 .     0

         3     %

         8     0 .     7

         8     %

         7     5 .     5

         7     %

         7     9 .     7

         5     %

         7     8 .     6

         4     %

         6     8 .     2

         9     %

         7     1 .     6

         6     %

         6     6 .     6

         8     %

         6     9 .     5

         4     %

         7     2 .     0

         4     %

         7     3 .     5

         5     %

         6     9 .     4

         2     %

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    100%

    persyaratan kelaiklautan kapal secara sempurna. Secaragrafis dapat dilihat pada grafik berikut:

    Studi tersebut dilaksanakan untuk melihat pemenuhanpersyaratan kelaiklautan teknis kapal yang antara lainmeliputi:1. Dokumentasi Kapal;2. Perlengkapan Navigasi;3. Perlengkapan Radio;4. Keselamatan Secara Umum;5. Alat-alat Keselamatan;6. Perlengkapan Pemadam Kebakaran;

    7. Minimum freeboard;8. Pencegahan Polusi.

    Dari hasil studi tersebut, KMP. DHARMA RUCITRAdibangun pada tahun 1964 atau sudah berumur44 tahun tetapi memenuhi 87,10% persyaratankelaiklautan kapal. KMP. AMBU-AMBU dibangunpada tahun 2005 atau baru berumur 3 tahun tetapihanya memenuhi 82,67%, KMP. NUSA MAKMUR(18 tahun) memenuhi 61,81%, KMP. NUSA MULIA

    (29 tahun) memenuhi 67,85%, KMP. JATRA I (28tahun) memenuhi 88,35%, KMP. JATRA II (28 tahun)memenuhi 93,13%, KMP. JATRA III (23 tahun)memenuhi 94,97% dan merupakan kapal yang palingmemenuhi persyaratan kelaiklautan kapal.

    Berdasarkan uraian dan data di atas, dapat disimpulkanbahwa umur teknis kapal bukan merupakan variabelyang signifikan terhadap pemenuhan kriteria

    kelaiklautan teknis kapal. Oleh sebab itu, pembatasanumur teknis kapal bukan merupakan solusi terbaik

    untuk menurunkan tingkat kecelakaan kapal. n

    Rata-rata Pemenuhan Persyaratan Kelaiklautan Teknis Kapal Penyeberangan

    Setditjen Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    31/44

    Fakta lapangan yang

    mudah ditemui seba-

    gai akibat dari per-

    masalahan SDM tersebut antara lain kemacetan lalu

    lintas yang makin meluas, kesemrawutan jaringan trayekangkutan umum, pengoperasian angkutan barang

    yang tidak memperhatikan kelas jalan yang dilalui,

    kecenderungan semakin turunnya ketertiban dalam

    berlalu lintas, serta kurang terkoneksinya perencanaan

    transportasi dalam perencanaan tata ruang wilayah.

    Kondisi tersebut berdampak kepada efisiensi waktu yang

    terbuang, nilai barang yang diangkut dapat menurun,

    kerusakan jaringan jalan, juga dari sisi pemanfaatan

    energi / bahan bakar terjadi pemborosan. Hal tersebut

    secara makro atau regional menggambarkan sektor

    perhubungan gagal melaksanakan peran dan fungsinya

    sebagai pendukung, pendorong dan penunjang

    pertumbuhan dan perkembangan sektor ekonomi dan

    sosial lainnya.

    Disamping itu, pada beberapa daerah ada pandangan

    bahwa jika lalu lintas pada daerah / bagian daerah

    tersebut mengalami kemacetan maka dipandang

    sebagai ”kemajuan” karena kemacetan lalu lintas tidak

    hanya ”monopoli” kota-kota besar saja.

    Menghadapi situasi demikian tentu ada beberapa

    dengan membangun kom-

    petensi SDM bidang trans-

    portasi darat. Pengertian

    SDM bidang transportasi darat disini tidak hanya

    mencakup pegawai pada kantor pusat DirektoratJenderal Perhubungan Darat, tetapi juga pegawai

    yang ada pada unit-unit pelaksana teknis Direktorat

    Jenderal Perhubungan Darat dan aparat perhubungan

    yang bertugas pada Dinas-dinas Perhubungan Propinsi,

    Kabupaten, dan Kota yang menangani hal-hal terkait

    dengan transportasi darat.

    Mengapa sedemikian luas perspektif pembinaan

    SDM bidang transportasi darat ? Karena meskipun

    sistem pemerintahan telah didesentralisasi (otonomi

    daerah), termasuk dalam pengusulan dan penetapan

    formasi pegawai, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa

    pelayanan transportasi tidak dapat disekat-sekat oleh

    batas-batas wilayah administratif. Sehingga agar

    kebijakan nasional di bidang transportasi darat dapat

    diaplikasikan sampai ke daerah-daerah, diperlukan

    dukungan SDM yang memiliki kompetensi di bidang

    transportasi darat. Demikian pula sebaliknya, dengan

    adanya SDM yang memiliki kompetensi tersebut maka

    daerah-daerah akan dapat memberikan masukan-

    masukan yang positif dan konstruktif ke Pusat guna

    perumusan kebijakan nasional di bidang transportasi

    darat

    Membangun Kompetensi SDM

    Bidang Perhubungan DaratSalah satu isu strategis dalam penyelenggaraan transportasi darat

    yang masih relevan sampai dengan saat ini (bahkan mungkin sampai

    beberapa dekade ke depan, jika tidak ada penanganan secara terencana dan

    komprehensif) adalah tuntutan akan sumber daya manusia (SDM)yang berkualitas di bidang transportasi darat.

    Dadan M. Ramdan, A.TD., M.Si.

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    32/44

    disini dapat juga diartikan sebagai kecakapan dasaruntuk melakukan pekerjaan, yang ditandai dengandimilikinya pengetahuan, kecakapan, dan sikap kerja.

    Memiliki pengetahuan artinya memiliki pengetahuanyang mendasari pelaksanaan pekerjaan, proses,prosedur kerja, serta hasil kerja. Memiliki keterampilanartinya cakap menggunakan fisik dan atau mentalmelaksanakan pekerjaan. Memiliki sikap kerja artinyapenguasaan atau pengendalian diri, atau pemilikansifat interaktif dalam beraktifitas.

    Secara ideal, untuk membangun kompetensi di

    lingkungan pemerintahan harus dimulai denganmenetapkan standar kompetensi yang dapat dilakukandengan langkah-langkah sebagai berikut : Pertamamendeskripsikan jabatan-jabatan inti dari suatuorganisasi beserta uraian tugasnya ( job description),Kedua menetapkan kinerja ideal yang harus dicapai oleh jabatan-jabatan inti tersebut, Ketiga mengidentifikasiaspek pengetahuan kerja, keterampilan kerja danperilaku yang seharusnya dimiliki seseorang untuk

    mencapai kinerja ideal tersebut, Keempat   menyusundeskripsi standar kompetensi dan persyaratan jabatan.Meskipun lebih ditujukan untuk kepentingan sektorswasta dan dunia usaha, Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi telah mengeluarkan keputusan tentangTata Cara Penetapan Standar Kompetensi KerjaNasional, yaitu Nomor KEP-227/MEN/2003 yangdirubah dengan Nomor KEP-69/MEN/V/2004.

    Apa Yang Dilakukan?

    Apa yang dapat dilakukan untuk membangun kom-petensi SDM bidang perhubungan darat ? Mengingatkompetensi mencakup aspek pengetahuan (knowledge),keterampilan (skill ) dan sikap (attitude), maka untukmembangun SDM bidang perhubungan darat me-merlukan waktu yang tidak sebentar, karena harusdilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan,selain komitmen bersama dari semua pihak terkait

    untuk bersama-sama mewujudkan hal ini.

    Pemenuhan atau peningkatan kompetensi SDM inimerupakan bagian dari Program Pembinaan SDM, yangmencakup perencanaan SDM, pemeliharaan/perawatanSDM, dan pengembangan SDM. Namun sebagailangkah awal jangka pendek untuk meningkatkan

    Disamping itu, jangan pula dilupakan peningkatanpengetahuan dan keterampilan para pegawai di bidangadministrasi, keuangan dan ketatausahaan, melalui

    diklat-diklat seperti analis kepegawaian, arsiparis,pengadaan barang dan jasa, akuntasi, dan lain-lain.Mudah-mudahan langkah awal ini dapat mendorongpemenuhan kebutuhan akan sumber daya manusiayang berkualitas di bidang transportasi darat.

    Untuk meningkatkan kompetensi para pegawai,sebagai bagian dari Program Pembinaan SDM,Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pada tahun

    2007 telah mengikutsertakan 46,8% pegawainyapada diklat-diklat teknis yang diselenggarakan tidakhanya oleh Badan Diklat Perhubungan (PusdiklatAparatur-Bogor, Pusdiklat Perhubungan Darat-Jakarta,STTD-Bekasi, Balai Diklat Transportasi Darat-Bali, danBalai Diklat Transjaya-Tegal), juga diselenggarakan olehSetjen Dephub (Biro Kepegawaian dan Organisasi, BiroUmum, dan Pusat Komunikasi Publik), Departemen/Kementerian lain, serta Pemerintah Swedia, Jepang,

    dan Jerman.

    Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi BagianKepegawaian dan Umum Ditjen Perhubungan Darat,untuk tahun 2008 ini upaya peningkatan kompetensipegawai perlu ditingkatkan baik dari sisi kuantitas(jumlah / pegawai sebagai peserta diklat) maupundari sisi kualitas (kesesuaian dan kemanfaatansubstansi diklat dengan unit kerja dimana pegawaiditempatkan) sebagai bagian dari upaya pemeliharaan

    dan pengembangan SDM.

    Diklat Wajib bagi Pegawai Departemen Perhubungan juga dilakukan dan diikuti oleh 132 pegawai DirektoratJenderal Perhubungan Darat meliputi 24 pejabatEselon III, 54 pejabat Eselon IV, dan 54 staf Sarjana.Para pegawai tersebut direncanakan mengikuti DiklatWajib yang dilaksanakan sepanjang tahun 2008. Diklatini diselenggarakan oleh Badan Diklat Perhubungan

    bekerjasama dengan Lembaga Kesehatan Penerbangandan Ruang Angkasa (LAKESPRA) Saryanto MabesTNI-AU Jakarta.

    Diklat Wajib dimaksud diselenggarakan dalam rangkamemberikan penyegaran dan menambah wawasanpegawai Departemen Perhubungan mengenai trans

    Artikel

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    33/44

    Ensiklopedia Sub Bagian Kepegawaian dan OrganisasiBagian Kepegawaian dan Umum

    Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

    No. ISTILAH DEFINISI SUMBER

    20. Mutasi kepegawaian Segala perubahan mengenai seseorang

    Pegawai Negeri Sipil, seperti pengang-katan, pemindahan, pemberhentian,

    perubahan susunan keluarga, dan lain-

    lain.

    Surat Edaran Kepala BAKN No.

    12/SE/1975 tanggal 14 Okto-ber 1975 tentang Wewenang

    Pengangkatan, Pemindahan,

    dan Pemberhentian Pegawai

    Negeri Sipil.

    21. Jabatan Kedudukan yang menunjukkan tugas,

    tanggung jawab, wewenang, dan hak

    seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam

    suatu satuan organisasi Negara.(Jabatan dalam lingkungan birokrasi

    pemerintah adalah Jabatan Karier)

    Penjelasan Pasal 17 UU No. 43

    Tahun 1999.

    22. Jabatan Negeri Jabatan dalam bidang eksekutif yang

    ditetapkan berdasarkan peraturan pe-

    rundang-undangan, termasuk di dalam-

    nya jabatan dalam kesekretariatan

    lembaga tertinggi atau tinggi negara,

    kepaniteraan pengadilan.

    Pasal 1 angka 5 UU No. 43

    Tahun 1999.

    23. Jabatan Karier Jabatan struktural dan fungsional yang

    hanya dapat diduduki Pegawai Negeri

    Sipil setelah memenuhi syarat yang

    ditentukan.

    Pasal 1 angka 6 UU No. 43

    Tahun 1999.

    24. Jabatan struktural Suatu kedudukan yang menunjukkan

    tugas, tanggung jawab, wewenang, dan

    hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam

    rangka memimpin statu satuan organ-isasi negara.

    (Jabatan yang secara tegas ada dalam

    struktur organisasi)

    Pasal 1 angka 10 PP No. 9

    Tahun 2003.

    25. Jabatan fungsional Suatu kedudukan yang menunjukkan Pasal 1 angka 11 PP No. 9

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    34/44

    No. ISTILAH DEFINISI SUMBER

    26. Jabatan organik Jabatan negeri yang menjadi tugaspokok pada suatu satuan organisasi

    pemerintah.

    Pasal 1 angka 7 UU No. 43Tahun 1999.

    27. Manajemen Pegawai Negeri

    Sipil

    Keseluruhan upaya-upaya untuk

    meningkatkan efisiensi, efektifitas

    dan derajat profesionalisme

    penyelenggaraan tugas, fungsi,

    dan kewajiban kepegawaian, yang

    meliputi perencanaan, pengadaan,

    pengembangan kualitas, penempatan,

    promosi, penggajian, kesejahteraan dan

    pemberhentian.

    Pasal 1 angka 8 UU No. 43

    Tahun 1999.

    28. Formasi Penentuan jumlah dan susunan pangkat

    Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan

    untuk mampu melaksanakan tugas

    pokok yang ditetapkan pejabat yang

    berwenang.

    Keterangan :

    Formasi disusun berdasarkan :

    a. jenis pekerjaan;

    b. sifat pekerjaan;

    c. perkiraan beban kerja dan perkiraancapacitas seorang Pegawai Negeri

    Sipil dalam jangka waktu tertentu;

    d. prinsip pelaksanaan pekerjaan;

    e. jenjang dan jumlah pangkat dan

     jabatan yang tersedia dalam satuan

    organisasi yang bersangkutan;

    f. peralatan yang tersedia;

    g. kemampuan keuangan Negara.

    Penjelasan Pasal 15 UU No. 43

    Tahun 1999.

    Pasal 2 PP No.5 Tahun 1976

    tentang Formasi Pegawai

    Negeri Sipil.

    29. Pengadaan Pegawai Negeri

    Sipil

    Proses kegiatan untuk mengisi formasi

    yang lowong, mulai dari perencanaan,

    pengumuman, pelamaran, penyaringan,

    sampai dengan pengangkatan menjadi

    Pasal 1 PP. No.6 Tahun 1976

    tentang Pengadaan Pegawai

    Negeri Sipil.

    Regulasi

  • 8/17/2019 edisimarettahun2008.pdf

    35/44

    Tanpa pengangkutan tidakmungkin bidang-bidangitu hidup - tumbuh dan

    berkembang sebagaimana mes-tinya. Begitu juga halnya dengan pengangkutanperairan darat.

    Pengertian perairan darat yaitu perairan di aerah darat,seperti sungai, terusan dan danau. Pemerintah kita

    memakai istilah “perairan pedalaman” sesuai (KeputusanMenteri Perhubungan tanggal 15 April 1970, No.SK117/M/70, mengenai “Ketentuan-ketentuan tentangPenggunaan Perairan Pedalaman untuk AngkutanUmum dan Angkutan barang Khusus).