ecline analysis geothermal
TRANSCRIPT
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 1/17
ANALISA PENURUNAN LAJU
PRODUKSI
Ali Ashat
Lab. Geothermal Institut Teknologi Bandung
1. PendahuluanMetoda decline curve analysis merupakan suatu metode yang sering
digunakan untuk estimasi perhitungan cadangan yang dapat diambil dari
suatu lapangan yang mencerminkan tingkat keekonomian dari lapangan
tersebut (qe) dan memprediksi kinerja produksi suatu lapangan berdasarkan
data historis yang ada. Perhitungan decline curve didasarkan atas penurunan
laju produksi di masa mendatang. Dengan asumsi bahwa laju produksi secara
kontinu mengikuti kecenderungan (trend) yang sudah ada, maka besarnya
cadangan akan dapat diperkirakan dari model trend yang telah dibuat. Analisa
decline juga dapat diterapkan untuk memperkirakan penurunan tekanan jika
suatu sumur atau reservoir diproduksikan pada laju alir konstan. Dengan
bantuan analisa decline ini juga dapat diperkirakan laju produksi pada suatu
waktu tertentu sehingga dapat direncanaka kapan sumur makeup perlu dibor
agar produksi total lapangan dapat memenuhi yang diharapkan.
1.1. Persamaan Dasar
Persamaan dasar yang digunakan untuk decline curve analysis adalah
persamaan yang dikembangkan oleh oleh Arps’ sebagai berikut:
b
i
bDit
qt q
/1)1(
)(+
= …………………….…………………… 1
Dimana :
q(t) = 1aju alir massa pada waktu tertentu (t), satuan massa/satuan waktu
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 2/17
qi = Produksi minyak awal, pada saat t = 0 , satuan massa/satuan waktu
b = Konstanta Arps’ atau eksponent, dimensionless
Di = - dq(t)/dt/q(t) = initial decline rate, per satuan waktu
Beberapa asumsi yang dipakai dalam persamaan (1) adalah sebagai berikut :
1. Sumur diproduksikan pada kondisi tekanan bawah sumur konstan
(constant bottomhole pressure )
2. Tidak ada perubahan area pengurasan
3. Permeabilitas dan skin factor yang konstan
4. Persamaan 1 hanya diaplikasikan untuk boundary-dominated
Dilihat dari harga b, maka persamaan di atas dapat dikembangkan menjadi
tiga jenis decline , yaitu : exponential decline , harmonic dan hyperbolic decline .
Dalam model exponential , plot dalam kertas semilog antara laju produksi dan
waktu menunjukkan garis lurus. Sedangkan model harmonic menunjukkan
lengkungan yang lebih besar dari pada model hyperbolic (Gambar 1).
Sebaliknya plot dalam kertas semilog antara laju produksi dan kumulatif
produksi (Q) menunjukkan bahwa model harmonic berupa garis lurus
sedangkan model exponential menunjukkan lengkungan yang lebih besar dari
model hyperbolic (Gambar 2). Perbedaan masing-masing model ini disebabkan
oleh perbedaan nilai b dalam persamaan Arps di atas dan bersifat unik yang
berbeda antara satu lapangan dengan lapangan lainnya. Secara garis besar
penurunan persamaan tiap-tiap model decline curve dan prosedur
perhitungannya akan di bahas pada bagian berikut ini.
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 3/17
G
Gam
1.2 E
Deng
persa
mbar 1
bar 2 Ploalam Ke
ponenti
n menu
aan exp
lot antaemilog u
Antaratas Semi
l Declin
unkan
onential
a laju prtuk ma
aju Prodog Untu
e
ersama
ecline se
duksi (q)ing-masi
ksi (Q)Masing-
n (1) di
agai ber
terhadag model
erhadapMasing
mana b
kut:
waktu (
decline c
Produksodel Dec
= 0 m
) dalam
urve
Kumulaline Curv
ka aka
ertas
if (Q)e
didapa
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 4/17
Dit e
qit q =)( = qi e-Di t ……………………….………………….. 2
Jika diubah dalam bentuk log maka persamaan (2) akan menjadi :
ln[q(t)] = ln (qi) + ln(e -Di t ) …..….…………………………….……. 3
Atau secara sederhana dituliskan menjadi:
ln[q(t)] = ln (qi) - Di t ……….…………………………………. 4
Penulisan dalam bentuk logaritmik persamaan (4) dimana ln(x) = 2,303. Log (x) ,
maka :
Log [q(t)] = log (qi) -303,2
Dit …………………………………………. 5
Dari persamaan (4) dapat dilakukan plot antara antara laju produksi (q )
terhadap waktu (t ) pada kertas semilog dengan slope – Di/2,303 dan intercept
log (qi ). Dengan melakukan ekstrapolasi dari persamaan (4) akan didapat
perkiraan laju produksi pada masa mendatang sampai dicapai laju produksi
ekonomis (qe ) dari lapangan yang bersangkutan.
Kurva laju produksi terhadap produksi kumulatif untuk exponential decline
akan linear pada grafik kartesian. Jika persamaan (2) diintegralkan maka akan
didapat :
Q(t) = dt qiedt t q t Dit t
∫ −
∫ =00
)( ………………………..………… 6
Atau,
Q(t) =
t
Dit e
Di
qi
0⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡− −…………………………….………………..7
Jika persamaan (7) disederhanakan akan menjadi :
Q(t) = - ( ) Di
qiqie
Di
Dit +−1 ………………………….…………………8
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 5/17
Kombinasi antara persamaan (2) dengan (8) akan didapat :
Q(t) = - Di
qit q
Di+)(
1…………………………………………………. 9
Atau,
q(t) = - Di Q(t) + qi ……………………………………………………10
Persamaan (10) menggambarkan hubungan antara laju produksi (q(t) )
terhadap produksi kumulatif (Q(t) ) dengan slope – Di dan intercept qi (lihat
Gambar 1) Dari persamaan di atas jika dilakukan integrasi terhadap luasdaerah di bawah kurva dengan batas atas adalah qi dan batas bawah qa maka
akan didapat nilai cadangan yang dapat diproduksikan (recoverable reserve ).
Sedangkan ekstrapolasi lebih lanjut dari qa menuju q = 0 akan memberikan
nilai cadangan di tempat (in place reserve ) dari lapangan yang bersangkutan.
1.3 Harmonic Decline
Dari persamaan (1), jika b = 1, maka akan didapat model harmonic decline
dengan persamaan sebagai berikut :
q (t) = Dit
qi
+1 ……………… ………………………………………11
Bentuk logaritmik dari persamaan (11) adalah :
Log q(t) = log (qi) – log (1+Di t) ……………………………………12
Dari persamaan (3), q(t) adalah fungsi linear dari (1+Di t ), sedangkan plotnya di
kertas log log akan memperlihatkan garis lurus dengan slope –1 dan intercept
log(qi) .
Untuk mendapatkan plot antara laju produksi terhadap produksi kumulatif
maka persamaan (1) diintegralkan menjadi :
Q(t) = dt Dit
qidt t q
t t
∫ ∫ +=
0 01
)( …………………………………………13
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 6/17
Atau,
Q(t) = )1log(303,2)1ln( Dit Di
qi
Dit Di
qi
+=+ ………….………………14
Kombinasi antara persamaan (1) dan (13) akan didapatkan plot antara laju
produksi terhadap produksi kumulatif untuk harmonic decline yaitu :
Q(t) = 2,303 ( ))(loglog t qqi Di
qi− …………………………………….15
Atau jika disederhanakan akan menjadi :
Log q(t) = log qi - )(303,2
t Qqi
Di⎟⎟ ⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ ………………………………. …16
Dari persamaan (15) akan didapatkan plot antara log q(t) terhadap Q(t) dengan
slope –(Di/2,303 qi ) dan intercept log (qi ).
1.4 Hyperbolic Decline
Untuk hyperbolic decline harga b terletak antara 0 dan 1, 0<b<1, sehingga
didapat persamaan sebagai berikut :
Q(t) =b
bDit
qi/1)1( +
…………………………………………..………17
Bentuk logaritmik dari persamaan (17) adalah :
Log q(t) = log(qi) – b
1
log (1+bDi t) ……………………….………18
Dari persamaan (18) jika dilakukan plot dalam kertas log log antara q(t)
terhadap (1+bDi t) , maka akan diperoleh garis lurus dengan slope 1/b dan
intercept log qi . Sedangkan untuk membuat plot antara laju produksi
terhadap produksi kumulatif persamaan (17) diintegralkan menjadi :
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 7/17
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 8/17
Prosedur untuk mencari harga n :
1. Asumsikan harga n, misal ambil 0.5
2. Masukan ke persamaan q -n = ao + a1t + a2t2 (kita punya data q dan t,
buat tabel, plot dan masukan persamaan untuk mencari a,b,c lalu kita
dapatkan n baru.
3. Masukan n baru, n baru = n0 – ⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ −
2
20
1
21
a
aa
4. Jika n baru lebih besar daripada 1 maka kita masukan n asumsi baru
dengan nilai yang mendekati angka 1 misalanya 0.999999 (mendekati 1)
5. Jika n baru lebih kecil daripada 0 maka kita masukan n asumsi baru
dengan n = 0.000001 (mendekati 0)
6. Kembali ke langkah 2 dan 3
7. Jika n hasil perhitungan step 6 ini lebih besar dari 1 maka, harmonic,
kalau n lebih kecil dari 0 eksponensial.
Prosedur untuk mencari harga ao,a1 dan a2
q -n = ao + a1t + a2t
∑∑∑ ++=− 2
21 t at a Naq o
n …………………………………………………23
∑∑∑∑ ++=− 3
2
2
1 t at at at q o
n 24
∑∑∑∑ ++=− 4
2
3
1
22 t at at at q o
n ………………………………………… 25
Dalam bentuk matrik disederhanakan sebagai berikut :
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 9/17
⎥⎥⎥⎥⎥
⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢
⎢⎢
⎣
⎡
=⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
∑
∑
∑
∑∑∑∑∑∑∑∑
−
−
−
2
3
2
1
432
2
2
3
t q
t q
q
a
a
a
t t t
t t t
t t N
n
n
n
N = Jumlah data produksi
Matrik diatas bisa diselesaikan dengan solusi persaman linier sebagai berikut :
a. Untuk hyperbolic decline
1. qi = a1 -(1/n)
2. Di =a2/(n x a1)
b. Untuk exponential decline (Constant Percentage)
1. Plot ln(q) vs time
2. Hitunga Slope & Intercept
3. Di = -slope
4. q i = e Intercept
c. Untuk harmonic decline
1. Plot (1/q) vs time
2. Hitung Slope & Intecept
3. qi = 1/intercept
4. Di = q i x Slope
3. Penyelesaian Decline Hyperbolic Menurut Sherman
3.1. Dasar TeoriPada umumnya laju produksi akan turun menurut laju penurunan tertentu:
dt
dq
q D
1−= …………………….……………………… 26
Laju penurunan ini sering diekspresikan dalam bentuk fungsi pangkat :
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 10/17
naq D = …………………….……………………… 27
sehingga bila pers. 1 digabung dengan pers. (27) akan menghasilkan :
dt
dq
qaqn 1
−= …………………….……………………… 28
Jika n = 0 maka laju produksi akan turun secara ekponensial sedangkan jika
n = 1 maka laju produksi akan turun secara harmonic. Jika n antara 0 dan 1
maka laju produksi disebut turun secara hyperbolic.
Persamaan konvensional penurunan produksi secara hyperbolic adalah
( ) nii t nDqq /11 −+= …………………….……………………… 29
Penggunaan persamaan decline akan sangat disesuaikan dengan data
produksi. Sebenarnya semua pola penurunan produksi dapat diekspresikan
dalam bentuk penurunan hyperbolic karena penurunan eksponensial dan
harmonic dapat dikatakan sebagai kasus khusus dari hyperbolic. Penurunan
secara eksponensial dan harmonic biasanya dipakai karena alasan
kemudahan misalnya pada saat tahap disain dimana data tidak tersedia dalam
jumlah yang memadai. Persamaan penurunan secara eskponensial dan
harmonic biasanya dituliskan dalam bentuk seperti dibawah ini:
( )t Dqq ii −= exp …………………….……………………… 30
( ) 11
−+= t Dqq ii…………………….……………………… 31
Berdasarkan pada hubungan persamaan decline yang diekpresikan dalam
bentuk
dt
dqaqn −=+1 …………………….……………………… 32
Maka akan menghasilkan
( ) ⎟ ⎠
⎞⎜⎝
⎛ −=++dt
dqqna lnln1ln …………………….…………………… 33
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 11/17
dengan demikian pers. 33 menunjukkan bahwa turunan pertama produksi
terhadap waktu akan memberikan trend garis lurus pada skala log-log.
Kemiringan akan sama dengan (n+1). Sedangkan intercept memberikan nilai a.
Arti fisik dari a seperti pada pers. 32 adalah turunan produksi terhadap
waktu ketika lajunya sama dengan 1.
Untuk mendapatkan turunan produksi terhadap waktu akan dijelaskan
kemudian. Ketika nilai m sudah kita dapat maka variable lain yang perlu
diperoleh adalah decline awal. Seperti yang diekpresikan dibawah ini:
nii aq D = …………………….……………………… 34
Dengan memasukkan pers. 34 kedalam pers. 29, maka
( ) nnii t naqqq
/11
−+= …………………….……………………… 35
yang mana laju awal dapat ditentukan berdasarkan beberapa data point yang
mewakili
( ) ( ) nn j ji nat qq
/1−− −= …………………….……………………… 36
pengambilan nilai laju awal yang terbaik diperkirakan berdasarkan nilai laju
awal rata-rata.
( )∑=
=m
j jii q
mq
1
1…………………….……………………… 37
3.2. Penyelesaian Turunan Produksi Terhadap Waktu
Pendekatan numerik untuk turunan diselesaikan dengan interpolasi
polynomial La Grange (l j(t j)).
( )∑=
=m
j
k j j t Lqdt
dq
1
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 12/17
sebagai catatan, pendekatan ini tidak memasukkan error. Secara umum
dengan semakin banyaknya data maka ketelitiannya akan semakin baik.
Metode yang umum digunakan untuk perhitungan turunan ini adalah Metode
3 titik dan 5 titik. Metode ini akan menjadi mudah bila jarak antar titik sama
untuk semua data t t t j j Δ+=+1 untuk 0≠Δt .
Perhitungan untuk Metode 5 titik
( )( )2112 88
12
1++−− −+−
Δ=⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ j j j j
j
qqqqt dt
dq
Sedangkan untuk Metode 3 titik
( )t
dt
dq j j
j Δ
−=⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ −+
2
11
Untuk turunan data pertama dapat dihitung menggunakan pendekatan
( )t
dt
dq j j
j Δ
−=⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ −+
2
11
4. Tekanan Statik Dan Normalisasi Laju Alir Masa
Pengamatan tekanan statik dan laju alir fluida produksi di lapangan
merupakan hal penting yang perlu dilakukan dalam proses evalusi perilaku
suatu lapangan. ‘ Decline curve analysis ’ atau analisa penurunan kurva
tekanan dan laju alir dalam hal ini merupakan metode yang biasa
dipergunakan dalam proses evaluasi tersebut.
‘ Decline curve analysis ’ dalam penggunaannya membutuhkan data tekanan
statik kepala sumur dan laju alir fluida produksi yang menerus (‘ continous ’)
namun pada kenyataannya data-data tersebut tidak tersedia secara lengkap
dikarenakan alasan-alasan berikut ini :
• Pengukuran tekanan statik sumur produksi biasanya hanya dilakukan
pada saat unit pembangkit listrik tidak beroperasi .
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 13/17
• Tekanan operasi kepala sumur biasanya tidak selalu konstan (bervariasi)
sehingga harga laju alir yang diperoleh tidak mencerminkan penurunan
laju alir yang sebenarnya.
Pada dasarnya persamaan yang digunakan dalam ‘ Declie curve analysis ’ ini
adalah persamaan empiris gas dan biasa dipergunakan pada sumur-sumur di
Lapangan Geysers.
W = C (p2 – pf 2)n ………………………..……..……..…………… 38
dimana :
W = laju alir masa dalam hal ini laju alir uap (kg/s).
C = parameter empiris.
P = tekanan statik kepala sumur (bar).
Pf = tekanan alir atau tekanan operasi (bar).
N = faktor turbulensi (0.5 hingga 1)
Ketika proses produksi berlangsung, p akan menurun secara menerus, namun
bila dibandingkan dengan C, penurunan C relatif kecil, demikian juga dengann yang hampir konstan. Persamaan tekanan statik kepala sumur berdasarkan
persamaan 38 dapat disajikan sebagai berikut :
p2 = (W/C)1/n + pf 2 ………....………………...…..….…………39
Bila diasumsikan C dan n konstan, maka C dan n dapat digantikan dengan
harga C dan n awal yang didapat dari uji produksi atau data produksi
beberapa minggu setelah sumur berproduksi pertama kali.
Ci = W / (pi2 – pfi
2)n ………………..………….......….……………40
dimana i menunjukkan kondisi awal.
Seperti telah disebutkan di atas, laju produksi di lapangan bervariasi
tergantung dengan tekanan alir atau operasi pada saat itu sehingga sangat
sulit menentukan harga penurunan laju alir yang sesungguhnya tanpa
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 14/17
menormalisasi laju alir tersebut pada satu tekanan alir tertentu terlebih
dahulu. Proses normalisasi tersebut dapat dilakukan dengan persamaan
berikut ini yang berasal dari persamaan 38 :
Wn = {(p2 – pstd2)n / (p2 – pf
2)} W …………….…...….………… 41
dimana :
Wn = laju alir masa yang telah dinormalisasi (kg/s).
Pstd = tekanan alir standar (tertentu) (bar).
Dalam hal ini harga p merupakan harga tekanan statik sebenarnya yang
diperoleh dari persamaan 39.
5 Contoh Analisa Decline
Suatu sumur memiliki data produksi bulanan sebagai berikut:
Waktu Tekanan Kepala Sum ur Tercatat Laju Alir Tercatat Wak tu Tekanan Kepala Sumur Tercatat Laju Alir Tercatat
Bu lan barg kg/s B ulan barg kg /s0 33.0 5.6 45 24.9 31.6
1 25.5 27.8 46 32.5 0.0
2 17.3 41.2 47 20.7 39.9
3 22.3 34.4 48 19.6 40.1
4 17.0 41.5 49 19.0 40.6
5 16.7 43.6 50 21.3 37.8
6 16.5 42.7 51 21.3 39.4
7 33.0 5.6 52 16.3 42.18 16.8 42.1 53 19.2 40.5
9 19.0 39.6 54 32.1 0.0
10 22.3 36.5 55 32.2 0.0
11 16.7 42.5 56 32.1 0.0
12 34.6 0.0 57 32.1 0.0
13 21.4 37.5 58 27.9 23.9
14 21.9 32.9 59 26.7 25.1
15 16.6 42.6 60 31.8 0.0
16 26.3 45.1 61 22.7 34.3
17 22.1 35.3 62 20.2 38.5
18 16.9 43.0 63 20.2 39.9
19 15.9 41.9 64 27.6 20.9
20 19.1 37.0 65 23.9 30.8
21 19.6 36.1 66 20.6 37.2
22 28.8 37.3 67 24.0 34.4
23 33.9 0.0 68 17.9 40.0
24 20.9 39.9 69 18.9 39.5
25 20.9 39.7 70 17.3 40.8
26 27.1 28.2 71 16.8 41.0
27 19.5 41.3 72 17.0 40.5
28 25.1 27.3 73 18.0 38.3
29 29.5 21.8 74 17.4 38.7
30 30.7 19.7 75 17.7 38.6
31 21.8 37.9 76 17.2 39.9
32 33.0 0.0 77 16.2 41.1
33 33.2 0.0 78 15.7 41.4
34 29.5 20.9 79 16.8 39.3
35 26.7 16.0 80 16.8 39.4
36 33.1 0.0 81 16.5 39.7
37 33.1 0.0 82 16.3 39.2
38 28.9 21.8 83 29.8 0.0
39 29.2 21.0 84 16.1 40.3
40 28.8 20.4 85 16.3 38.7
41 32.7 0.0
42 17.8 44.8
43 19.5 42.8
44 19.3 41.7
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 15/17
Kemampuan produksi sumur berdasarkan uji deliverabilitas direpresentasikan
dalam bentuk:
W = 0.4851(p2 – pf 2)0.6791
Sebelum dilakukan analisa decline maka data produksi tersebut diatas harus
dinormalisasikan terlebih dahulu pada tekanan kepala sumur yang sama
misal 20 bara. Sebagai contoh untuk perhitungan normalisasi kita ambil data
pada bulan ke-0. Pertama kali yang perlu kita hitung adalah tekanan reservoir
(jika kita asumsikan atmosferik pressure = 0.84):
p2 = (W/C)1/n + pf 2
p2 = (5.6/0.4851)1/0.6791 + (33.0+0.84)2
p = 34.38 bar
Sekarang kita hitung laju alir normalisasi pada tekanan kepala sumur 20 bar:
W = C (p2 – pf 2)n
W = 0.4851 (34.382 – 202)0.6791
W = 44.73 kg/s
Hasil perhitungan selengkapnya untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel
berikut:
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 16/17
Jika diplot antara laju alir terhadap waktu maka akan dihasilkan gambar
seperti di bawah ini.
WaktuTekanan Kepala Sumur
Tercatat
Laju Alir
Tercatat
Tekanan Reservoir
Hasil Perhitungan
Laju Alir
NormalisasiWaktu
Tekanan Kepala
Sumur Tercatat
Laju Alir
Tercatat
Tekanan Kepala
Sumur Normalisasi
Laju Alir
Normalisasi
Bulan barg kg/s (bara) kg/s Bulan barg kg/s (bara) kg/s
0 33.0 5.6 33.54 44.73 45 24.9 31.6 33.65 42.77
1 25.5 27.8 34.38 40.77 46 32.5 0.0 33.35 41.98
2 17.3 41.2 32.90 38.30 47 20.7 39.9 33.50 42.393 22.3 34.4 31.97 40.13 48 19.6 40.1 32.92 40.84
4 17.0 41.5 32.66 38.13 49 19.0 40.6 32.76 40.40
5 16.7 43.6 31.91 39.86 50 21.3 37.8 33.15 41.45
6 16.5 42.7 32.56 38.67 51 21.3 39.4 33.74 43.01
7 33.0 5.6 32.11 44.73 52 16.3 42.1 31.75 37.70
8 16.8 42.1 34.38 38.49 53 19.2 40.5 32.82 40.57
9 19.0 39.6 32.04 39.31 54 32.1 0.0 32.97 40.96
10 22.3 36.5 32.35 42.02 55 32.2 0.0 33.00 41.03
11 16.7 42.5 33.37 38.76 56 32.1 0.0 32.94 40.88
12 34.6 0.0 32.14 47.56 57 32.1 0.0 32.94 40.88
13 21.4 37.5 35.44 41.38 58 27.9 23.9 33.72 42.97
14 21.9 32.9 33.13 37.94 59 26.7 25.1 33.07 41.23
15 16.6 42.6 31.84 38.75 60 31.8 0.0 32.69 40.21
16 26.3 45.1 32.14 57.39 61 22.7 34.3 32.91 40.81
17 22.1 35.3 39.10 40.57 62 20.2 38.5 32.69 40.22
18 16.9 43.0 32.82 39.53 63 20.2 39.9 33.21 41.60
19 15.9 41.9 32.43 36.92 64 27.6 20.9 32.60 39.97
20 19.1 37.0 31.46 36.86 65 23.9 30.8 32.62 40.03
21 19.6 36.1 31.43 36.89 66 20.6 37.2 32.49 39.68
22 28.8 37.3 31.45 55.59 67 24.0 34.4 33.85 43.32
23 33.9 0.0 38.43 45.69 68 17.9 40.0 31.86 38.00
24 20.9 39.9 34.74 42.82 69 18.9 39.5 32.24 39.02
25 20.9 39.7 33.66 42.67 70 17.3 40.8 31.81 37.86
26 27.1 28.2 33.61 44.57 71 16.8 41.0 31.60 37.32
27 19.5 41.3 34.32 41.80 72 17.0 40.5 31.52 37.08
28 25.1 27.3 33.28 39.49 73 18.0 38.3 31.24 36.35
29 29.5 21.8 32.42 45.13 74 17.4 38.7 31.07 35.87
30 30.7 19.7 34.53 46.52 75 17.7 38.6 31.23 36.32
31 21.8 37.9 35.05 42.50 76 17.2 39.9 31.39 36.75
32 33.0 0.0 33.54 43.18 77 16.2 41.1 31.31 36.53
33 33.2 0.0 33.80 43.69 78 15.7 41.4 31.18 36.19
34 29.5 20.9 33.99 44.45 79 16.8 39.3 30.97 35.62
35 26.7 16.0 34.27 34.35 80 16.8 39.4 31.01 35.74
36 33.1 0.0 30.50 43.53 81 16.5 39.7 30.91 35.45
37 33.1 0.0 33.93 43.56 82 16.3 39.2 30.65 34.75
38 28.9 21.8 33.94 43.66 83 29.8 0.0 30.63 34.71
39 29.2 21.0 33.98 43.75 84 16.1 40.3 30.94 35.55
40 28.8 20.4 34.01 42.40 85 16.3 38.7 30.38 34.03
41 32.7 0.0 33.51 42.43
42 17.8 44.8 33.52 42.83
43 19.5 42.8 33.67 43.31
44 19.3 41.7 33.85 41.83
Penurunan Laju Produksi
0
10
20
30
40
50
60
70
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Bulan ke-
L a j u A l i r ,
k g / s
8/16/2019 Ecline Analysis Geothermal
http://slidepdf.com/reader/full/ecline-analysis-geothermal 17/17
Gambar 4 Grafik Penurunan Laju Produksi
Setelah dilakukan analisa terhadap laju penurunan produksi dengan
menggunakan Spivey Method 1 maka tipe decline yang paling cocok adalah
model decline Exponential seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 5 Hasil Pemodelan Decline dengan Menggunakan Spivey Method 1
Decline Spivey Algorithm 1
0
10
20
30
40
50
60
70
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Time
R a t e
Rate
Rate Model