earning surprise, ketepatan waktu pengumuman …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · ball...

25
Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya) 189 Jurnal Riset Manajemen Dan Akuntansi Volume 1- No. 2, Oktober 2014 EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN DAN REAKSI PASAR Rizka Hadya STIE ”KBP” Padang ([email protected]) ABSTRACT The purpose of this study to examine the influence of the earning surprise to the market reaction and moderated by the timeliness of the announcement the financial statements. There are two indications of the company's profit level announcements are good news to increase profits and bad news for loss of profit of the company. Testing is using a linear regression model and event study. The results, that the earning surprise positive will be positive respons by the market. The influence of this reaction goes in the same direction where the earning surprise negative effect negatively to market reaction. Based on the findings of this research, that the timeliness of financial reports announcement strengthens the influence of the earning surprise to the market reaction. Moreover, the results also prove that influence earning surprise negatively to the weak market reaction when the announcement of the financial report was announced in a timely manner. Based on the findings of this research, that the announcement of financial statements indicated a decline in profits or earning negative surpise was announced on time will weaken the influence of earning surprise negatively to market reaction. Keywords: Earning surprise, the timeliness of the announcement the financial statements, market reaction. PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan. Publikasi laporan keuangan memiliki kandungan informasi dimana informasi tersebut berhubungan dengan kondisi perusahaan sebagai salah satu ukuran kinerja perusahaan. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur peningkatan atau penurunan kinerja perusahaan adalah laba. Laba yang meningkat dari periode sebelumnya mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan bagus dan dapat mempengaruhi peningkatan harga saham perusahaan. Oleh sebab itu informasi laba perusahaan merupakan kebutuhan utama bagi para investor, sebab diperlukan sebagai masukan dalam mengambil keputusan investasi. Sering kali pada saat pengumuman laba yang dikeluarkan oleh perusahaan para investor menunjukkan responnya disekitar pengumuman laba tersebut. Salah satu literatur menurut Ball dan Brown (1968) berfokus pada pengumuman profitabititas dengan reaksi pasar. Penelitian ini menemukan bahwa informasi yang terkandung dalam laba aktual berbeda dengan laba estimasi sehingga hal ini akan menyebabkan pasar bereaksi. Kim dan Verrechia (1994) menyatakan laporan keuangan yang disajikan dengan tepat waktu akan mengurangi asimetri

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

189

Jurnal Riset Manajemen Dan Akuntansi

Volume 1- No. 2, Oktober 2014

EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN LAPORAN

KEUANGAN DAN REAKSI PASAR

Rizka Hadya

STIE ”KBP” Padang

([email protected])

ABSTRACT

The purpose of this study to examine the influence of the earning surprise to the

market reaction and moderated by the timeliness of the announcement the financial

statements. There are two indications of the company's profit level announcements are

good news to increase profits and bad news for loss of profit of the company. Testing is

using a linear regression model and event study.

The results, that the earning surprise positive will be positive respons by the

market. The influence of this reaction goes in the same direction where the earning

surprise negative effect negatively to market reaction. Based on the findings of this

research, that the timeliness of financial reports announcement strengthens the

influence of the earning surprise to the market reaction. Moreover, the results also

prove that influence earning surprise negatively to the weak market reaction when the

announcement of the financial report was announced in a timely manner. Based on the

findings of this research, that the announcement of financial statements indicated a

decline in profits or earning negative surpise was announced on time will weaken the

influence of earning surprise negatively to market reaction.

Keywords: Earning surprise, the timeliness of the announcement the financial

statements, market reaction.

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan

hasil dari kegiatan operasional yang

dilakukan oleh perusahaan yang

dilaporkan kepada pihak internal

maupun eksternal perusahaan. Publikasi

laporan keuangan memiliki kandungan

informasi dimana informasi tersebut

berhubungan dengan kondisi

perusahaan sebagai salah satu ukuran

kinerja perusahaan. Salah satu

parameter yang digunakan untuk

mengukur peningkatan atau penurunan

kinerja perusahaan adalah laba. Laba

yang meningkat dari periode

sebelumnya mengindikasikan bahwa

kinerja perusahaan bagus dan dapat

mempengaruhi peningkatan harga

saham perusahaan. Oleh sebab itu

informasi laba perusahaan merupakan

kebutuhan utama bagi para investor,

sebab diperlukan sebagai masukan

dalam mengambil keputusan investasi.

Sering kali pada saat pengumuman laba

yang dikeluarkan oleh perusahaan para

investor menunjukkan responnya

disekitar pengumuman laba tersebut.

Salah satu literatur menurut Ball

dan Brown (1968) berfokus pada

pengumuman profitabititas dengan

reaksi pasar. Penelitian ini menemukan

bahwa informasi yang terkandung

dalam laba aktual berbeda dengan laba

estimasi sehingga hal ini akan

menyebabkan pasar bereaksi. Kim dan

Verrechia (1994) menyatakan laporan

keuangan yang disajikan dengan tepat

waktu akan mengurangi asimetri

Page 2: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

190

informasi, dan untuk mengurangi

asimetri informasi dapat dilaksanakan

dengan menyajikan laporan keuangan

secara full disclousure. Kenley dan

Stubus (1972) dalam Saleh (2004)

menyatakan bahwa ketepatan waktu

dalam pelaporan keuangan dapat

berpengaruh pada nilai laporan

keuangan tersebut. Laporan keuangan

yang disajikan tepat waktu akan

mengefisienkan kinerja pasar saham

untuk fungsi evaluasi dan penetapan

harga serta membantu mengurangi

kebocoran serta insider trading (Owusu

dan Ansah, 2000).

Ketepatan waktu dalam

pengumuman laporan keuangan yaitu

semakin tepat waktu informasi laba

diumumkan maka akan memperkuat

reaksi pasar atas earning surprise, dan

sebaliknya semakin lambat informasi

laba diumumkan maka akan

memperlemah reaksi pasar atas earning

surprise. Ketepatan informasi pada

dasarnya akan memberikan keuntungan

bagi investor sebelum pengumuman

sehingga reaksi pasar cenderung lebih

tinggi. Sebaliknya pengumuman yang

lambat, mengindikasikan kemungkinan

bahwa laba perusahaan tersebut

menurun. Dari sini dapat dilihat bahwa

dengan adanya ketepatan waktu

pengumuman informasi laba dalam

suatu perusahaan dapat meningkatkan

kualitas pengumuman yang

disampaikan oleh perusahaan

(mengurangi asimetri informasi).

Dengan demikian maka dapat dikatakan

keterlambatan pengumuman laporan

keuangan akan menyebabkan distorsi

nilai dan manfaat dari keberadaan

laporan keuangan bersangkutan

penelitian ini dilakukan karena masih

banyak perusahaan publik yang

terlambat menyerahkan laporan

keuangan.

Isu penting yang berkaitan dalam

penelitian empiris ini adalah hubungan

antara keterkejutan laba (earning

surprise) dengan harga saham. Banyak

studi yang telah dilakukan terkait

pemahaman atas isu kandungan

informasi. Sebagai eksistensi dari isu

muatan informasi, dalam dua dekade

terakhir ini isu informasi laba telah

banyak diteliti sebagai variabel yang

menjelaskan perbedaan respon harga

saham disebabkan perubahan laba

perusahaan. Selain itu, isu ketepatan

waktu informasi keuangan pada

hubungan laba dengan harga saham

maka penelitian ini juga didesain untuk

menguji dampak ketepatan waktu

pengumuman laporan keuangan

terhadap adanya unsur surprise dari

laba.

Beberapa penelitian membuktikan

bahwa pasar modal Indonesia masih

tergolong lemah secara efisiensi.

Menurut Hermawan dan Subiyantoro

(2006), bahwa para pelaku pasar di

dalam pasar modal Indonesia masih

sangat mengandalkan informasi dari

laporan keuangan yang diumumkan

tepat pada waktunya.

Atas dasar uraian diatas ada dua

alasan penelitian ini dilakukan.

Pertama, sesuai dengan hipotesis pasar

modal yang efisiensi, karena pasar

modal di Indonesia masih tergolong

efisien dalam bentuk lemah, maka para

pelaku pasar modal di Indonesia masih

sangat mengandalkan laporan keuangan

sebagai sumber informasi di pasar

modal. Oleh karena itu, perlu diteliti

apakah unsur surprise dari laba atau

earning surprise dalam pengumuman

laporan keuangan mempengaruhi reaksi

pasar. Kedua, penelitian ini

mengkaitkan ketepatan waktu

pengumuman laporan keuangan dengan

return saham dipasar modal Indonesia

yang masih sedikit jumlahnya. Oleh

karena itu, perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut dengan periode penelitian

yang berbeda.

Berdasarkan latar belakang diatas,

maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian ini yaitu menguji reaksi pasar

terhadap earning surprise yang di

Page 3: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

191

moderasi dengan ketepatan waktu dari

pengumuman laporan keuangan

khususnya pengumuman laba tersebut

dan periode penelitian lebih panjang

dari penelitian sebelumnya. Dalam

penelitian ini menggunakan tiga model

dalam mendefinisikan earning surprise

dengan menggunakan data cross-

sectional. yaitu: pertama, Analyst

Predicted model yaitu perkiraan laba

dari data konsensus para analis; kedua,

Growth model yaitu perkiraan laba dari

pertumbuhan laba; ketiga, Naive model

yaitu perkiraan laba dari data historis

laba tahun lalu yang baru saja terjadi,

model ini merupakan model yang

paling sederhana.

Permasalahan pokok dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pertama, Apakah earning surprise

berpengaruh terhadap reaksi pasar;

Kedua, Apakah ketepatan waktu

pengumuman laporan keuangan akan

memperkuat hubungan earning surprise

positif terhadap reaksi pasar; Ketiga,

Apakah ketepatan waktu pengumuman

laporan keuangan akan memperlemah

hubungan earning surprise negatif

terhadap reaksi pasar.

KERANGKA TEORITIS DAN

HIPOTESIS

Event study merupakan studi yang

mempelajari reaksi pasar atas suatu

peristiwa yang informasinya

dipublikasikan sebagai suatu

pengumuman. Tujuan studi peristiwa

adalah untuk mengukur hubungan

antara suatu peristiwa atau informasi

dengan reaksi pasar apakah informasi

tersebut dapat mempengaruhi

perubahan harga saham atau besarnya

volume perdagangan saham. Jika

pengumuman mengandung informasi

maka diharapkan pasar akan bereaksi

pada waktu pengumuman tersebut

diterima oleh pasar dan reaksi pasar

ditunjukkan dengan adanya perubahan

harga dari sekuritas yang bersangkut-

an. Dalam penelitian ini informasi yang

diuji adalah informasi laba perusahaan,

khususnya pada adanya kandungan atau

unsur kejutan (surprise) dari laba

tersebut.

Ball dan Brown (1968)

menyatakan bahwa informasi yang

terkandung dalam angka akuntansi

adalah berguna jika laba yang

sesungguhnya berbeda dengan laba

harapan investor. Hal ini didukung oleh

Beaver (1968) yang menyatakan jika

pengumuman laba tahunan

mengandung informasi, maka

variabilitas perubahan harga akan

nampak lebih besar pada saat laba

diumumkan daripada saat lain selama

tahun yang bersangkutan, hal ini

dikarenakan terjadinya perubahan

dalam keseimbangan nilai harga saham

selama periode pengumuman.

Asih dan Gudono (2000)

menyatakan bahwa laba yang

dilaporkan oleh perusahaan merupakan

sinyal mengenai laba di masa yang akan

datang, sehingga penggunaan laporan

keuangan dapat memprediksi laba

perusahaan untuk masa yang akan

datang berdasarkan sinyal yang

disediakan oleh manajemen melalui

laba yang dilaporkan. Dalam hal ini

laba kejutan “surprise” merupakan

suatu signaling technique yang

dimaksudkan untuk menyediakan sinyal

untuk melakukan prediksi yang lebih

akurat.

Suwardjono (2008), menyebut-

kan bahwa laba yang diumumkan via

statement keuangan merupakan signal

dari himpunan informasi yang tersedia

bagi pasar modal. Bila angka atau nilai

laba mengandung informasi, diteorikan

bahwa pasar akan bereaksi terhadap

pengumuman laba. Pada saat

diumumkan, pasar telah mempunyai

harapan tentang berapa besarnya laba

perusahaan atas dasar semua informasi

yang tersedia secara publik. Berbagai

model perkiraan laba merupakan cara

untuk menentukan laba harapan

(expected return). Selisih antara laba

Page 4: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

192

harapan dengan laba aktual (actual

earning), hal ini disebut mengandung

unsur surprise.

Unsur surprise merupakan suatu

kejadian atau suatu hal yang dialami

oleh investor diluar perhitungan atau

harapan mereka sehingga dapat

menimbulkan respon yang mana

bergantung pada surprise yang dialami

oleh investor tersebut. Selain itu,

Beaver (1968) juga menyebutkan

bahwa informasi merupakan perubahan

ekspektasi terhadap sebuah hasil atau

outcome, dan tingkat profitabilitas

dapat merubah penilaian investor

terhadap kemungkinan profitabilitas

dimasa yang akan datang. Dalam hal ini

dapat mempengaruhi respon investor,

dari sini dapat dilihat bahwa

pegumuman laba mempunyai dua unsur

informasi yang berbeda bagi setiap

investor, dapat bersifat baik (good

news) atau buruk (bad news) bagi

investor.

Unsur ketepatan waktu adalah

tersedianya informasi bagi pembuatan

keputusan pada saat dibutuhkan

sebelum informasi tersebut kehilangan

kekuatan untuk mempengaruhi

keputusan. Keterlambatan waktu

pengumuman laporan keuangan atau

informasi laba menyebabkan tanggapan

atau keputusan yang berlaku akan

menjadikan informasi tidak memiliki

nilai tambah lagi. Maka dapat dikatakan

keterlambatan pengumuman laporan

keuangan akan menyebabkan distorsi

nilai dan manfaat dari keberadaan

laporan keuangan bersangkutan

penelitian karena masih banyak

perusahaan publik yang tidak tepat

waktu dalam menyerahkan laporan

keuangan.

Kenley dan Stubus (1972) dalam

Saleh (2004) menyatakan bahwa

ketepatan waktu pelaporan keuangan

dapat berpengaruh pada nilai laporan

keuangan tersebut. Laporan keuangan

yang disajikan tepat waktu akan

mengefisienkan kinerja pasar saham

untuk fungsi evaluasi dan penetapan

harga serta membantu mengurangi

kebocoran serta insider trading (Owusu

dan Ansah, 2000). Chen, Cheng, & Gao

(2005) menguji efek harga dan volume

perdagangan saham di China pada

sekitar tanggal publikasi laporan

keuangan. Adapun batas akhir laporan

keuangan di China adalah akhir April,

dan penelitiannya membagi waktu

pengujian dengan dua periode, yaitu

Januari dan Februari (sebagai variabel

early announcement) dan bulan

Maret/April (sebagai variabel late

announcement). Hasilnya menunjukkan

bahwa pengumuman laba yang lebih

dini (Bulan Januari/Februari) memiliki

reaksi yang lebih besar dibandingkan

pengumuman bulan Maret/April.

Berdasarkan pada Peraturan

Bapepam Nomor X.K.6, Lampiran

Keputusan Ketua Bapepam Nomor:

KEP-134/BL/2006 tentang Kewajiban

Pengumuman Laporan Keuangan

Tahunan, Keputusan tersebut yang

menyatakan bahwa “Setiap Emiten atau

Perusahaan Publik yang pernyataan

pendaftarannya telah menjadi efektif

wajib menyampaikan laporan tahunan

kepada Badan Pengawas Pasar Modal

dan Lembaga Keuangan selambat-

lambatnya 4 (empat) bulan setelah

tahun buku berakhir. Apabila

pengumuman laporan tahunan yang

dimaksud melewati batas waktu

pengumuman laporan keuangan

tahunan sebagaimana diatur dalam

Peraturan Bapepam Nomor X.K.2

tentang Kewajiban Pengumuman

Laporan Keuangan Berkala, maka hal

tersebut diperhitungkan sebagai

keterlambatan pengumuman laporan

keuangan tahunan.

Variabel moderasi dalam

penelitian ini adalah ketepatan waktu

(timelines) pengumuman laporan

keuangan. Menyangkut landasan teori,

berikut adalah argumentasi yang

menyimpulkan bahwa “Kredibilitas/

kualitas laba yang berbeda sebagai

Page 5: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

193

akibat dari faktor ketidaktepatwaktuan

pengumuman laporan keuangan dan

direspon secara berbeda oleh pasar”.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas,

maka ketepatan waktu pengumuman

laporan keuangan dirasakan perlu untuk

meningkatkan relevansi informasi

keuangan. Adapun penentuan ketepatan

waktu pengumuman laporan keuangan,

peneliti membagi batas waktu

pengumuman laporan keuangan

menjadi dua bagian: Pertama,

pengumuman laporan keuangan yang

dikategorikan tepat waktu yaitu pada

bulan Maret; Kedua, batas untuk

penentuan keterlambatan waktu dalam

pengumuman laporan keuangan yaitu

pada bulan Mei atau 120 hari setelah

tahun buku berakhir.

Untuk pengembangan hipotesis,

ada beberapa argumen antara lain:

Argumen pertama, yaitu bahwa

perusahaan dengan unexpected earning

positif diharapkan memberikan respon

yang positif terhadap return saham

sedangkan perusahaan dengan

unexpected earning negatif diharapkan

memberikan respon negatif terhadap

return saham (Gunawan dan Prasetya,

2007). Berdasarkan pernyataan, maka

dapat dikatakan bahwa pengaruh laba

unexpected terhadap return saham

adalah berbanding lurus atau searah.

Jika laba unexpected suatu perusahaan

semakin besar maka semakin banyak

investor yang tertarik untuk berinvestasi

di perusahaan tersebut karena mereka

berharap dapat memperoleh return

saham yang semakin besar pula, dengan

semakin banyaknya investor yang

tertarik untuk berinvestasi di suatu

perusahaan maka harga saham

perusahaan akan semakin tinggi

sehingga return saham juga akan

semakin besar. Demikian sebaliknya,

jika laba unexpected suatu perusahaan

semakin kecil maka semakin sedikit

investor yang tertarik untuk berinvestasi

di perusahaan maka harga saham

perusahaan akan semakin rendah

sehingga return saham juga akan

semakin kecil.

Hipotesis

Berdasarkan uraian mengenai

pengaruh laba unexpected terhadap

return saham maka dapat dirumuskan

hipotesis pertama dalam penelitian ini,

yaitu:

Hipotesis 1: Earning surprise

berpengaruh positif terhadap reaksi

pasar.

Argumentasi kedua, ketepatan

waktu maupun keterlambatan waktu

dalam pengumuman laporan keuangan

merupakan salah satu pencerminan

kualitas kinerja perusahaan dan

karenanya mencerminkan kredibilitas

atau kualitas informasi khususnya

informasi laba yang dilaporkannya.

Dari sudut pandang ketepatwaktuan

pengumuman laporan keuangan,

perusahaan yang menyampaikan

laporan keuangan kepada publik tepat

waktu sesuai dengan aturan adalah

perusahaan yang kinerjanya lebih baik

dibanding dengan perusahaan yang

tidak tepat waktu.

Hal ini didukung oleh penelitian

yang dilakukan Schwartz dan Soo

(1996) yang menunjukkan bahwa

perusahaan yang mengalami kesulitan

keuangan (financial distress) cenderung

tidak tepat waktu dalam menyampaikan

laporan keuangan dibanding perusahaan

yang tidak mengalami kesulitan

keuangan. Penelitian yang dilakukan

Givoly dan Palmon (1982) juga

menunjukkan bahwa

ketidaktepatwaktuan pe-ngumuman

laporan keuangan dipengaruhi oleh

adanya berita buruk (bad news)

sebaliknya ketepatan waktu

penngumuman laporan keuangan

dipengaruhi oleh adanya berita baik

(good news).

Dalam hipotesis kedua dan ketiga

penelitian ini earning surprise dibagi

menjadi dua kelompok yaitu earning

surprise positif dan earning surprise

Page 6: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

194

negatif. earning surprise yang

memberikan signal positif, hal ini

terkait dengan perilaku investor yang

mana segala sesuatu yang positif akan

direspon positif juga oleh investor

tersebut, sebaliknya earning surprise

yang memberikan signal negatif, hal ini

terkait dengan perilaku investor yang

mana segala sesuatu yang negatif akan

direspon negatif juga oleh investor

tersebut, sehingga konsekuensinya

investor harus memberi reaksi terhadap

peningkatan / penurunan laba yang

diekspektasikan.

Untuk menentukan ketepatan

waktu dalam pengumuman laporan

keuangan, maka peneliti membagi

tanggal publikasi laporan keuangan

menjadi 2 periode. Pertama peneliti

menggurutkan tanggal publikasi

laporan keuangan dari yang paling awal

hingga tanggal publikasi laporan

keuangan paling akhir. Penentuan

tanggal untuk bulan Maret ( early

announcement) dan untuk batas waktu

pengumuman laporan keuangan yang

dikatakan terlambat yaitu pada awal

bulan Mei dikatakan tidak tepat waktu

(late announcement).

Berdasarkan uraian diatas

mengenai ketepatan waktu dalam

pengumuman laporan keuangan yaitu

semakin tepat waktu informasi laba

diumumkan maka akan memperkuat

reaksi pasar atas earning surprise

positif, dan semakin tepat waktu

informasi laba diumumkan maka akan

memperlemah reaksi pasar atas earning

surprise negatif. Maka dapat

dirumuskan hipotesis kedua dan

hipotesis ketiga dalam penelitian ini,

yaitu:

Hipotesis 2 : Reaksi pasar atas

earning surprise positif akan lebih kuat

ketika laporan keuangan diumumkan

tepat waktu.

Hipotesis 3 : Reaksi pasar atas

earning surprise negatif akan lebih

lemah ketika laporan keuangan

diumumkan tepat waktu.

METODOLOGI

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

tahun 2007 sampai tahun 2011.

Penelitian ini menggunakan data

sekunder. Dari populasi ini diambil

sampel menggunakan purposive

sampling dengan kategori ketersediaan

data yang telah dibuat. Kriteria yang

mendasari dipilihnya sampel penelitian

ini adalah sebagai berikut: 1)

Perusahaan yang listed (terdaftar di BEI

selama tahun 2007-2011 dan konsisten

sahamnya aktif diperdagangkan pada

periode pengamatan. 2) Perusahaan

yang mempunyai data tanggal

pengumuman laporan keuangan dan

melaporkan laporan keuangannya

secara lengkap di BEI. 3) Perusahaan

yang dijadikan sampel tidak termasuk

dalam industri perbankan, asuransi, dan

agensi kredit. 4) Perusahaan yang

dijadikan sampel tidak melakukan

corporate action seperti dividen saham,

penambahan saham, pendaftaran

perusahaan, delisting, penerbitan saham

baru, warrant maupun convertible

bond.

Hasil pemilihan sampel

berdasarkan kriteria tersebut yaitu 53

perusahaan untuk analyst predicted

model, 78 perusahaan untuk growth

model, dan 118 perusahaan untuk naive

model. Berikut gambaran besar

perolehan data sampel perusahaan yang

akan digunakan dalam penelitian ini,

lama periode penelitian mulai dari

tahun 2007 sampai tahun 2011. Data

yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut: 1) Data laba

aktual atau earning after tax (EAT)

yang tercatat dalam laporan keuangan

tahunan perusahaan dan data prediksi

laba dari konsensus para analis. 2) Data

tanggal pengumuman atau tanggal

penyerahan laporan keuangan tahunan

kepada Bapepam-LK. 3) Data harga

Page 7: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

195

saham individual harian dan data harga

saham gabungan harian atau indeks

harga saham gabungan (IHSG) harian

selama periode pengamatan.

Data-data tersebut diperoleh

dengan teknik dokumentasi dari

beberapa sumber yaitu untuk data

tanggal publikasi laporan keuangan

diperoleh dari Pusat Data Bisnis

Ekonomi (PDBE UGM), Laporan

keuangan tahunan dan data proxy yang

digunakan dalam setiap variabel

diperoleh dari pusat data Bloomberg

UGM, Indonesia Capital Market

Directory, data harga saham harian

individu dan IHSG diperoleh dari

www.yahoofinance.com dan untuk

mengetahui perusahaan yang

melakukan corporate action sumber

diperoleh dari www.ksei.co.id. Data

sampel pada penelitian ini

menggunakan data sampel dari BEI

karena merupakan bursa terbesar dan

representatif di Indonesia.

Metode Analisis Data

Analisis data ini dilakukan guna

mengetahui hasil dari olahan data dan

interpretasi dari hasil-hasil data

tersebut. Langkah pertama yang

dilakukan adalah menentukan periode

penelitian. Periode penelitian ini terdiri

dari dua periode yaitu pertama periode

estimasi (estimation period) selama 100

hari dan periode pengamatan peristiwa

(event period) selama 11 hari bursa,

yang terdiri dari lima hari sebelum

pengumuman (t-5), satu hari pada saat

pengumuman (t-0) dan lima hari

sesudah pengumuman laporan

keuangan (t+5).

Penelitian ini terdiri dari 2 tahap

pengujian. Pertama, pengujian hipotesis

1, yaitu menguji reaksi pasar terhadap

earning surprise (positif/negatif).

Reaksi pasar dalam penelitian ini

diukur dengan abnormal return

(positif/negatif). Metode yang

digunakan adalah metode analisis event

study. Variabel yang digunakan terdiri

dari tiga macam, yaitu sebagai berikut:

a. Variabel Dependen: Digunakan

dalam penelitian ini adalah

abnormal return (AR) sebagai

proksi dari reaksi pasar terhadap

pengumuman laporan keuangan.

Langkah-langkah pengolahan

datanya adalah sebagai berikut:

1. Menghitung return saham harian:

Return merupakan keuntungan

atau pendapatan yang diperoleh

oleh investor dari modal awal

investasi. Nilai return diperoleh

dengan cara:

)1

1

it

ititit

P

PPR

Keterangan: Rit : actual return

saham i pada periode t; Pit : harga

saham i saat periode t; Pit-1 :

harga saham i pada periode ke t-1

2. Menghitung return pasar harian:

Return pasar harian (Rm)

dengan menggunakan proksi

indeks harga saham gabungan

(IHSG) dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

1

1

t

tt

mtIHSG

IHSGIHSGR

Keterangan: Rmt : return pasar

harian pada periode t; IHSGt :

indeks harga saham gabungan

harian pada periode t; IHSGt-1 :

indeks harga saham gabungan

harian periode t-1.

3. Menghitung Expected Return:

Expected return yaitu return

yang diharapkan akan diperoleh

investor dimasa mendatang.

Expected return saham

merupakan tingkat keuntungan

yang diharapkan oleh investor.

Untuk menjelaskan hubungan

tingkat keuntungan yang

diharapkan dari suatu saham atas

respon harga saham dengan

perubahan pasar menggunakan

market model. Setelah melakukan

estimasi market model dengan

analisis regresi linier sederhana

(OLS) menggunakan data time

Page 8: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

196

series untuk return saham harian

dan return pasar harian pada

periode estimasi (t-105 sampai t-

6) maka diperoleh nilai α dan β

dan tingkat signifikansi setiap

perusahaan. Lalu mencari nilai

expected return yang diperoleh

menggunakan rumus sebagai

berikut :

itmtiit RaER 0

Keterangan: ERit : expected

return saham i pada periode

estimasi ke-t; α 0: intercept saham

i; β i : koefisien beta saham i; Rmt

: return pasar pada periode

estimasi t-105 sampai t-6; εit :

error term saham i pada periode

estimasi ke-t .

4. Menghitung Abnormal Return

(AR):

Abnormal return adalah selisih

antara return sesungguhnya

(actual return) dan return yang

diharapkan (expected return).

Nilai AR dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai

berikut:

ititit ERRAR

Keterangan: ARit : abnormal

return harian saham i pada

periode t; Rit : actual return

saham i pada periode t; ERit :

expected return saham i pada

periode t

Untuk menguji hipotesis nol

yang menyatakan bahwa

abnormal return sama dengan

nol, maka digunakan uji t.

Sedangkan untuk menentukan

standarisasi digunakan

Standarisasi Abnormal Return

(SAR). SAR adalah abnormal

return yang telah distandarisasi

untuk setiap sekuritas.

Untuk menentukan nilai SAR

ini, maka langkah pertama adalah

mencari standar error (Sie)

masing-masing sekuritas di

periode estimasi. Rumus yang

dipakai adalah :

t

k

iit

ieT

RRS

1

2

2

)(

Keterangan: Sie : standar error

estimasi saham i selama periode

estimasi; Rit : actual return saham

i pada periode t selama periode

estimasi; R i : return rata-rata

saham i selama periode estimasi;

t-2 : periode estimasi

dikurangi 2

Selanjutnya yaitu dengan

melakukan perhitungan

standarisasi abnormal return

saham selama periode peristiwa

(event period), Standarisasi yang

dimaksud adalah dengan

membagi nilai abnormal return

dengan kesalahan standar estimasi

(Sie). Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut:

ie

it

ieS

ARSAR

Keterangan : SARie : standar

abnormal return selama periode

estimasi; ARit : abnormal return

saham i pada periode t; Sie :

standar error estimasi saham i

selama periode estimasi

Pengujian statistik terhadap

abnormal return mempunyai

tujuan untuk melihat signifikansi

abnormal return yang ada di

periode peristiwa. Untuk

signifikansi abnormal return

tersebut, maka nilai abnormal

return (AR) untuk masing-masing

perusahaan akan dihitung selama

periode jendela 11 hari yaitu 5

hari sebelum pengumuman (t-5),

pada saat pengumuman (t0) dan 5

hari sesudah pengumuman

laporan keungan (t+5).

Selanjutnya yaitu melakukan

pengujian statistik T-test. Dalam

penelitian ini, uji t yang

digunakan untuk menguji

hipotesis nol yang menerangkan

bahwa abnormal return adalah

Page 9: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

197

sama dengan nol yaitu sebagai

berikut:

t hitung = Σ SARit

√ Uji t statistik ini digunakan

untuk mengetahui apakah variabel

independen secara parsial

mempengaruhi variabel dependen

(event) secara individu. Uji t

dilakukan untuk melihat apakah

terdapat abnormal return untuk

tiap-tiap sekuritas pada saat

tanggal pengumuman laporan

keuangan.

Penelitian ini menggunakan

tingkat level signifikansi 10%,

5%, dan 1%. Syarat hipotesis

dapat diterima yaitu: Untuk

pengujian abnormal return, H0

diterima apabila secara signifikan

tidak terdapat reaksi pasar

(abnormal return) minimal pada

saat pengumuman laporan

keuangan (t0) dan (t+1). H0

ditolak apabila terdapat reaksi

pasar minimal pada saat peristiwa

pengumuman laporan keuangan

(t0) dan (t+1).

b. Variabel Independen: Variabel

independen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah earning

surprise yaitu informasi laba yang

diproksikan dengan Unexpected

Earning (UE) yang termuat dalam

laporan keuangan tahunan yang

dipublikasikan

Adanya selisih dari laba yang

sebenarnya terjadi dengan laba yang

diharapkan baik meningkat maupun

penurunan laba, maka hal ini

mengandung unsur surprise.

Informasi laba dikelompokkan

menjadi dua. Pertama, Adanya

peningkatan laba atau laba yang

diperoleh perusahaan pada periode t

lebih besar daripada yang periode

sebelumnya (earning surprise

positif), Kedua, adanya penurunan

laba atau laba yang diperoleh

perusahaan pada periode t lebih

kecil daripada laba periode

sebelumnya (earning surprise

negatif).

Dalam penelitian ini, model

penaksiran laba yang digunakan

untuk menghitung unexpected

earnings menggunakan 3 model,

sebagai berikut:

1) Analyst Predicted model:

Analyst Predicted yaitu

perkiraan laba atas konsensus dari

para analis. Model perhitungan

unexpected earning diperoleh

dengan menggunakan data

prediksi laba dari para analis

keuangan. Dirumuskan sebagai

berikut:

UEit = Eit – Prediksi laba pada

tahun t

Keterangan: UE it : unexpected

earning perusahaan i pada tahun

t; Eit : laba aktual perusahaan i

pada tahun t; Prediksi laba pada

tahun t: prediksi laba dari para

analis pada tahun t.

Model penaksiran laba dengan

menggunakan prediksi laba dari

para analis (analyst predicted

model), hasil untuk perolehan

earning surprise adalah perolehan

laba aktual perusahaan pada tahun

t akan lebih besar dari prediksi

laba konsensus atau laba harapan

dari analis pada tahun t. Dengan

adanya peningkatan laba saat ini

atau laba yang diperoleh

perusahaan saat ini lebih besar

daripada prediksi laba dari para

analis, sehingga dapat dikatakan

bahwa terdapat earning surprise

positif, maka hal ini akan

memberikan respon positif (good

news) bagi pasar. Sebaliknya,

perusahaan masuk kelompok

earning surprise negatif jika laba

yang direalisasi lebih kecil dari

laba harapan para analis. Dengan

kata lain, Laba yang diperoleh

perusahaan saat ini lebih kecil

atau lebih rendah daripada

Page 10: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

198

prediksi laba dari para analis,

sehingga dapat dikatakan bahwa

terdapat earning surprise negatif,

maka hal ini akan memberikan

respon negatif (bad news) bagi

pasar.

2) Growth model

Penghitungan unexpected

earnings dengan menggunakan

model growth dilakukan dengan

cara menghitung selisih

pertumbuhan laba tahun sekarang

dengan pertumbuhan laba tahun

sebelumnya, dirumuskan

sebagai berikut:

UEit = Growth t – Growth t-1

Keterangan: UE it : unexpected

earning untuk perusahaan i pada

tahun t;

Growth : pertumbuhan laba,

dimana growth diperoleh dari

perhitungan:

laba aktual - laba t-1

laba t-1

Model penaksiran laba dengan

growth model ini diharapkan

pertumbuhan laba perusahaan

pada waktu ke t akan lebih besar

dari pertumbuhan laba pada

waktu t-1. Dengan adanya

peningkatan pertumbuhan laba

saat ini atau pertumbuhan laba

yang diperoleh perusahaan saat

ini lebih besar daripada

pertumbuhan laba tahun

sebelumnya sehingga dapat

dikatakan bahwa terdapat earning

surprise positif, maka hal ini akan

memberikan respon yang positif

(good news) bagi pasar.

Sebaliknya, pertumbuhan laba

perusahaan pada waktu ke t lebih

kecil dari pertumbuhan laba pada

waktu t-1. Dengan adanya

penurunan pertumbuhan laba saat

ini atau laba yang diperoleh

perusahaan saat ini lebih kecil

daripada pertumbuhan laba tahun

sebelumnya sehingga dapat

dikatakan bahwa terdapat earning

surprise negatif bagi perusahaan,

maka hal ini akan memberikan

respon negatif (bad news) bagi

pasar.

3) Naive model

Model ini berasumsi bahwa

laba periode sebelumnya

merupakan prediktor yang baik

untuk memprediksi laba masa

depan. Rumus yang digunakan

untuk menghitung unexpected

earnings dengan menggunakan

model naive ini adalah:

UEit = laba t - laba t-1

laba t-1

Keterangan: UEit : unexpected

earning untuk perusahaan i pada

tahun t; Laba t : laba aktual untuk

periode t; Laba t-1 : laba

aktual periode t-1.

Adanya peningkatan laba atau

laba yang diperoleh perusahaan

pada periode t lebih besar

daripada yang periode

sebelumnya (earning surprise

positif), maka hal ini akan

memberikan respon yang positif

(good news) bagi pasar.

Sebaliknya, adanya penurunan

laba atau laba yang diperoleh

perusahaan pada periode t lebih

kecil daripada laba periode

sebelumnya (earning surprise

negatif), maka hal ini akan

memberikan respon yang negatif

(bad news) bagi pasar.

c. Variabel Moderasi: Variabel

moderasi dalam penelitian ini

adalah ketepatan waktu (timeliness)

dalam penyampain laporan

keuangan tahunan.

Dalam penelitian ini, kelompok

yang termasuk dalam laporan keuangan

yang tepat waktu (diberi angka 1) dan

kelompok yang termasuk dalam laporan

keuangan yang tidak tepat waktu atau

terlambat (diberi angka 0). Definisi

untuk tidak tepat waktu dalam

penelitian ini adalah sesuai dengan

peraturan Bapepam-LK tentang

Page 11: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

199

pengumuman laporan keuangan

tahunan yang disampaikan kepada

Bapepam-LK yaitu melewati tanggal 30

April. Peneliti juga menentukan

ketepatan laporan keuangan dengan

membagi tanggal publikasi laporan

keuangan menjadi 2 periode. Pertama

peneliti mengurutkan tanggal publikasi

dari yang paling awal hingga tanggal

publikasi paling akhir. Sehingga

peneliti mengambil penentuan tanggal

untuk Maret sebagai aerly

announcement dan bulan Mei sebagai

late announcement.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis 1

Pengujian hipotesis 1 dalam

penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah earning surprise

yang diproksikan dengan unexpected

earning (UE) berpengaruh secara

positif signifikan terhadap reaksi pasar

yang diproksikan dengan abnormal

return (AR). Pengujian hipotesis 1

dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui signifikansi pengaruh UE

terhadap AR. Model persamaan yang

digunakan dalam model regresi linear

ini adalah :

ARit = α + β1 UEit + ε it

Keterangan: ARit : abnormal return

perusahaan i pada periode t; α :

konstanta; β1: koefisien beta perusahaan

i pada periode t; UE it : unexpected

earning perusahaan i pada periode t; εit

: error term dalam model

Pengujian untuk hipotesis ini,

regresi dilakukan sebanyak 11 kali

regresi selama periode peristiwa yaitu

mulai dari t-5 sampai t+5. Dari hasil

regresi diatas, apabila minimal pada t0

atau t+1 diperoleh nilai beta (β1) positif

signifikan, maka pengujian untuk

hipotesis 1 terdukung. Interpretasi

untuk hipotesis 1 yaitu : H0 ditolak :

apabila nilai beta (β1) positif signifikan,

maka secara signifikan terdapat

hubungan antara earning surprise yang

diproksikan dengan unexpected earning

terhadap reaksi pasar yang diproksikan

dengan abnormal return. Hipotesis 1

diterima (Ha diterima).

Pengujian hipotesis 2 dan hipotesis 3

Hipotesis 2 dan hipotesis 3 dalam

penelitian ini, variabel ketepatan waktu

pengumuman laporan keuangan

merupakan variabel yang digunakan

sebagai moderasi dengan menggunakan

dummy variabel. Pengujian hipotesis

dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui signifikansi pengaruh

moderasi (moderating effect) dari

ketepatan waktu terhadap hubungan

antara unexpected return (UE) dengan

abnormal return (AR). Maka,

selanjutnya untuk hipotesis 2 dan 3

dilakukan pengujian dengan model

regresi linear berganda dimana variabel

independennya lebih dari satu. Model

persamaan yang digunakan untuk

hipotesis 2 dan 3 adalah, sebagai

berikut:

ARit = α + β 1UEit + β 2TLit + β 3UEit*

TLit+ ε it

Keterangan: ARit : abnormal return

perusahaan i pada periode t; UEit :

unexpected earning perusahaan i pada

periode t; TLit : timeliness (dummy),

ketepatan waktu perusahaan i pada

periode t; α : konstanta; β: koefisien

beta perusahaan i pada periode t;

UEit*TLit :Tingkat unexpected earning

dengan ketepatan waktu pengumuman;

εit : error term dalam model.

Persamaan regresi diatas

mengandung bentuk interaksi antara

variabel moderasi dengan variabel

independen (UE*TL). Bentuk interaksi

tersebut mewakili efek moderasi

(moderating effect) dari variabel TL

terhadap hubungan antara UE dengan

AR. Untuk mengatahui apakah interaksi

yang terjadi tersebut merupakan

interaksi positif (positive interaction),

maka interaksi akan terjadi jika nilai β3

adalah positif sehingga koefisien regresi

untuk nilai TL=1 lebih positif

dibandingkan dengan koefisien regresi

untuk nilai TL=0. Hal itu berarti bahwa

efek moderasi (moderating effect) dari

Page 12: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

200

variabel moderasi mendukung dan

menguatkan efek utama (main effect)

pada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

Sebaliknya, interaksi negatif akan

terjadi apabila nilai β3 adalah negatif

sehingga slope/koefisien regresi untuk

nilai TL =1 lebih negatif dibandingkan

dengan slope/koefisien regresi untuk

nilai TL=0. Hal itu berarti efek

moderasi dari variabel moderasi tidak

mendukung atau justru melemahkan

efek utama pada hubungan antara

variabel independen dengan variabel

dependen.

Hipotesis2, regresi dilakukan

sbanyak 11 kali regresi selama periode

peristiwa. Selain itu, karena adanya

pemisahan sampel untuk earning

surprise positif dan earning surprise

negatif, maka dalam hipotesis 2 dan 3

ini, pegujian regresi dilakukan dua kali

yaitu untuk sampel perusahaan yang

mempunyai nilai earning surprise

positif dan untuk sampel perusahaan

yang mempunyai nilai earning surprise

negatif. Dari hasil regresi diatas,

apabila minimal pada t0 atau t+1

diperoleh nilai beta (β3) positif

signifikan, maka pengujian untuk

hipotesis 2 terdukung dan apabila

minimal pada t0 atau t+1 diperoleh nilai

beta (β3) negatif signifikan, maka

hipotesis 3 terdukung.

Interpretasi untuk hipotesis 2 dan

3 yaitu sebagai berikut: Hipotesis 2:

H0 (ditolak): Jika nilai β3 adalah positif

dan signifikan, maka ketepatan waktu

dalam pengumuman laporan keuangan

berpengaruh positif atau memperkuat

hubungan earning surprise positif

terhadap reaksi pasar. (Ha diterima).

Hipotesis 3: H0 (ditolak) : Jika nilai β3

adalah negatif dan signifikan, maka

ketepatan waktu dalam pengumuman

laporan keuangan berpengaruh negatif

atau memperlemah hubungan earning

surprise negatif terhadap reaksi pasar.

(Ha diterima).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perolehan nilai abnormal return

dan earning surprise dengan

menggunakan tiga model terlihat bahwa

secara rata-rata nilai earning surprise

positif di respon positif oleh pasar

dimana respon pasar ini berjalan searah,

begitu juga dengan earning surprise

negatif di respon negatif oleh pasar.

Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Earning Surprise (UE) terhadap

Abnormal Return (AR). Periode

pengamatan 11 hari yaitu: 5 hari

sebelum pengumuman (t-5), 1 hari saat

pengumuman (t0) dan 5 hari sesudah

pengumuman laporan keuangan

tahunan (t+5). Untuk melihat adanya

reaksi pasar yang mana mendukung

untuk hipotesis pertama dalam

penelitian ini adalah difokuskan pada

nilai koefisien beta 1 (β1) yang positif

dan signifikan minimal pada saat

pengumuman (t0) atau satu hari (t+1)

setelah pengumuman. Pengujian

dilakukan secara individu (parsial).

Penelitian ini menggunakan tingkat

level signifikansi 1%, 5%, dan 10%.

Pengujian dengan menggunakan regresi

linear berganda dengan menggunakan

software SPSS 16.

Analyst Predicted model Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa

hasil yang diperoleh untuk earning

surprise dengan menggunakan analyst

predicted model, dimana hasil yang

diperoleh memberikan hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan bahwa pasar

akan bereaksi positif terhadap earning

surprise minimal pada saat

pengumuman laporan keuangan (t0)

atau (t+1) satu hari setelah

pengumuman laporan keuangan. Nilai

koefisien beta 1 (β1) untuk 53

perusahaan yang mempunyai earning

surprise baik earning surprise positif

(UE+) maupun earning surprise negatif

(UE-) dan pengujian t (t-hitung) selama

periode peristiwa, dimana nilai β1 yang

Page 13: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

201

positif selama periode peristiwa terjadi

pada hari ke -3, -1, 0, +2, +4, dan nilai

β1 yang negatif selama periode

peristiwa terjadi pada hari ke -5, -4, -2,

+1, dan +3, dimana nilai koefisien β1

secara statistik tidak signifikan pada

seluruh hari periode peristiwa tersebut.

Hasil pengujian terhadap hipotesis

pertama disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Pengaruh earning surprise terhadap reaksi pasar

Keterangan :

*** Signifikan pada level 1%

** Signifikan pada level 5%

* Signifikan pada level 10% Sedangkan nilai koefisien beta 1

(β1) yang secara statistik positif dan

signifikan hanya pada hari t+5. Hasil ini

dibuktikan dengan nilai koefisien beta 1

(β1) yaitu sebesar 1,649 dengan nilai t-

hitung sebesar 8,343 signifikan pada

level 1%, pengaruh earning surprise

terhadap pasar terlihat pada periode t+5

atau 5 hari sesudah pengumuman

laporan keuangan diumumkan. Ini

artinya bahwa earning surprise

berpengaruh positif signifikan terhadap

reaksi pasar. Hal ini juga menunjukkan

adanya reaksi pasar yang lambat dalam

merespon adanya earning surprise

tersebut.

Growth model Selanjutnya reaksi pasar untuk

earning surprise yang diperoleh dengan

menggunakan growth model. Hasil

yang diperoleh untuk earning surprise

dengan menggunakan growth model

yaitu sesuai dengan yang diharapkan

bahwa earning surprise berpengaruh

positif terhadap pasar minimal pada

saat pengumuman laporan keuangan

(t0) atau (t+1) satu hari setelah

pengumuman laporan keuangan.

Dijelaskan bahwa nilai koefisien

beta 1(β1) untuk 78 perusahaan yang

mempunyai earning surprise baik

earning surprise positif (UE+) maupun

earning surprise negatif (UE-) dan

pengujian t (t-hitung) selama periode

peristiwa, dimana nilai β1 yang positif

selama periode peristiwa terjadi pada

hari ke -4, -2, 0, +3 dan nilai β1 yang

negatif selama periode peristiwa terjadi

pada hari ke -5, -3, -1, +1, +2, dan +5,

dimana nilai β1 secara statistik tidak

signifikan pada seluruh hari periode

peristiwa tersebut.

Sedangkan untuk nilai koefisien

β1 yang secara statistik positif dan

signifikan hanya pada hari t+4. Hasil ini

dibuktikan dengan nilai koefisien beta 1

(β1) yaitu sebesar 0,384 dengan nilai t-

hitung sebesar 1,789 signifikan pada

level 10%, pengaruh ini terlihat pada

periode t+4 atau 4 hari sesudah

pengumuman laporan keuangan

diumumkan. Ini artinya bahwa earning

ARit = α + β 1UEit + ε it

Periode Analyst Predicted model Growth model Naive model

β1 T-sta β 1 T-sta β 1 T-sta

-5 -0,100 -0,645 -0,106 -0,602 0,004 0,012

-4 -0,154 -0,628 0,076 0,296 0,768 1,771 *

-3 0,366 1,192 -0,201 -0,807 0,033 0,077

-2 -0,039 -0,240 0,190 0,793 -0,284 -0,485

-1 0,169 1,145 -0,103 -0,441 -0,260 -0,603

0 0,070 0,545 0,189 1,135 0,107 0,291

1 -0,106 -0,473 -0,060 -0,200 -0,435 -0,756

2 0,082 0,404 -0,187 -0,924 -0,211 -0,743

3 -0,044 -0,222 0,365 0,700 1,434 2,178 ***

4 0,007 0,031 0,384 1,789 * -0,080 -0,248

5 1,649 8,343 *** -0,065 -0,276 0,056 0,212

Page 14: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

202

surprise berpengaruh positif signifikan

terhadap reaksi pasar. Hal ini juga

menunjukkan adanya reaksi pasar yang

lambat dalam merespon adanya earning

surprise tersebut.

Naive model Terakhir yaitu earning surprise

dengan menggunakan naive model.

Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat

bahwa pengaruh earning surprise

terhadap pasar juga memberikan hasil

yang sesuai dengan yang diharapkan

bahwa pasar akan bereaksi positif

signifikan atas earning surprise

minimal pada saat pengumuman

laporan keuangan (t0) atau (t+1) satu

hari setelah pengumuman laporan

keuangan.

Dijelaskan bahwa nilai koefisien

beta 1 (β1) untuk 118 perusahaan yang

mempunyai earning surprise baik

earning surprise positif (UE+) maupun

earning surprise negatif (UE-) dan

pengujian t (t-hitung) selama periode

peristiwa. Nilai β1 yang positif selama

periode peristiwa terjadi pada hari ke -

5, -3, 0, +5 dan nilai β1 yang negatif

selama periode peristiwa terjadi pada

hari ke -2, -1, +1, +2, dan +4, dimana

nilai β1 secara statistik tidak signifikan

pada seluruh hari periode peristiwa

tersebut.

Sedangkan nilai β1 yang secara

statistik positif dan signifikan yaitu

terjadi pada hari t-4 dan t+3. Hasil ini

dibuktikan dengan nilai β1 yaitu

sebesar 0,768 dengan nilai t-hitung

sebesar 1,771 signifikan pada level

10%, pengaruh terlihat pada periode t-4

atau 4 hari sebelum pengumuman

laporan keuangan diumumkan.

Kemudian nilai β1 sebesar 1,434

dengan nilai t-hitung sebesar 2,178

signifikan pada level 1%, pengaruh ini

terlihat pada periode t+3 atau 3 hari

sesudah pengumuman laporan

keuangan diumumkan. Artinya, earning

surprise berpengaruh positif dan

signifikan terhadap reaksi pasar.

Dengan kata lain earning surprise

berpengaruh positif terhadap reaksi

pasar. Hal ini juga menunjukkan adanya

reaksi pasar yang sangat cepat (t-4)

dalam merespon adanya earning

surprise positif (UE+) tersebut dan

reaksi pasar kembali terjadi pada hari

ke 3 sesudah pengumuman laporan

keuangan diumumkan.

Secara keseluruhan, berdasarkan

pada tabel 4.1 yang digunakan pada

hasil uji hipotesis pertama dengan

ketiga model yaitu analist predicted

model, growth model, dan naive model

yang digunakan dalam memprediksi

earning surprise, dapat dijelaskan

bahwa secara umum dari perhitungan

earning surprise yaitu terdapat

pengaruh earning surprise terhadap

reaksi pasar pada periode di sekitar

tanggal pengumuman laporan

keuangan.

Pada ketiga model ini respon

pasar terhadap earning surprise

pengaruhnya berjalan searah, reaksi

pasar positif dan signifikan atas earning

surprise positif (UE+), hal ini

mengindikasikan bahwa earning

surprise positif (UE+) berpengaruh

positif terhadap reaksi pasar.

Sebaliknya, reaksi pasar negatif dan

signifikan atas earning surprise negatif

(UE-), hal ini mengindikasikan bahwa

earning surprise negatif berpengaruh

negatif terhadap reaksi pasar.

Untuk analyst predicted model,

hasil pengujian terbukti bahwa pasar

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap earning surprise positif

(UE+), ini artinya bahwa earning

surprise positif (UE+) berpengaruh

positif terhadap reaksi pasar begitu juga

sebaliknya pasar bereaksi negatif dan

signifikan terhadap earning surprise

negatif (UE-), ini artinya bahwa

earning surprise negatif (UE-)

berpengaruh negatif terhadap reaksi

pasar. Untuk growth model dan naive

model, hasil pengujian untuk hipotesis

pertama juga terbukti bahwa pasar

bereaksi positif dan signifikan terhadap

Page 15: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

203

earning surprise positif, ini artinya

bahwa earning surprise positif (UE+)

berpengaruh positif terhadap reaksi

pasar. Begitu juga untuk earning

surprise negatif (UE-) akan

berpengaruh negatif terhadap reaksi

pasar.

Berdasarkan pada data yang diperoleh

dan digunakan dalam penelitian ini

dapat dilihat bahwa respon pasar atas

earning surprise berjalan searah, Hasil

pengujian untuk hipotesis pertama

terbukti bahwa pasar bereaksi positif

dan signifikan terhadap earning

surprise positif (UE+), ini artinya

bahwa earning surprise berpengaruh

positif terhadap reaksi pasar. (H 1

diterima). Hasil pengujian hipotesis

kedua disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2

Pengaruh earning surprise, ketepatan waktu pengumuman LK, dan

interaksi antara earning surprise dan ketepatan waktu pengumuman LK untuk

earning surprise potitif (UE+)

ARit = α + β 1UEit + β 2TLit + β 3UEit* TLit+ ε it

Analyst Predicted model

Periode β1 T-sta β 2 T-sta β 3 T-sta

-5 -0,175 -1,053 -17,187 -2,904 ***

-4 -0,262 -0,938 -13,422 -0,827

-3 0,156 0,300 41,942 1,671

-2 -0,083 -0,508 -11,741 -1,384

-1 0,320 2,590 *** 5,219 0,713

0 0,021 0,189 -0,476 -0,068

1 -0,122 -4,473 -4,856 -0,302

2 0,024 0,157 7,888 0,883

3 -0,113 -1,112 6,943 1,302

4 0,006 0,014 35,257 2,129

5 1,869 9,158 *** -24,647 -6,899 ***

Growth model

Periode β1 T-sta β 2 T-sta β 3 T-sta

-5 0,325 0,762 -0,025 -0,074 1,730 1,699 *

-4 0,119 0,192 0,304 0,625 0,143 0,094

-3 0,215 0,400 0,160 0,378 0,116 0,087

-2 0,437 0,871 0,236 0,596 -0,344 -0,278

-1 -0,817 -1,408 -0,171 -0,374 0,834 0,584

0 -0,151 -0,357 0,420 1,285 0,291 0,215

1 -0,109 -0,172 0,248 0,498 1,262 0,818

2 -0,238 -0,591 0,386 1,231 -1,209 -1,259

3 -0,219 -0,147 -1,496 -1,299 4,284 1,212

4 -0,067 -0,116 0,009 0,019 0,615 0,432

5 0,658 1,036 0,860 1,784 * -0,341 -0,226

Naive model

Periode β1 T-sta β 2 T-sta β 3 T-sta

-5 0,010 0,023 0,301 0,958 1,540 1,210

-4 -0,301 -0,723 0,146 0,473 -0,011 -0,009

-3 0,788 1,595 0,118 0,322 1,199 0,805

-2 -0,612 -1,306 -0,078 -0,225 0,239 0,168

-1 1,310 2,039 *** -0,761 -1,628 1,910 1,005

0 -0,992 -1,745 * 0,063 0,150 -0,499 -0,290

1 -0,933 -1,553 0,743 1,702 * -0,733 -0,411

2 0,085 0,203 -0,344 -1,111 0,083 0,065

3 1,528 1,563 -1,359 -1,923 ** -6,401 -2,288 ***

Page 16: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

204

Keterangan :

*** Signifikan pada level 1%

** Signifikan pada level 5%

* Signifikan pada level 10%

Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen earning surprise

positif (UE+) terhadap variabel

dependen abnormal return yang

dimoderasi dengan ketepatan waktu

pengumuman laporan keuangan.

Earning surprise dikelompokkan

berdasarkan waktu/ tanggal

pengumuman laporan keuangan baik

yang tepat waktu maupun tidak tepat

waktu, serta nilai earning surprise juga

dibagi menjadi dua bagian yaitu

pertama kelompok earning surprise

positif yang digunakan untuk pengujian

hipotesis kedua dan kelompok earning

surprise negatif yang digunakan untuk

pengujian hipotesis ketiga. Harapan

dari model ini yaitu pengaruh earning

surprise positif (UE+) terhadap reaksi

pasar akan semakin kuat ketika

pengumuman laporan keuangan

ketepatan waktu, maka dengan adanya

moderasi ketepatan waktu

pengumuman laporan keuangan akan

dapat memperkuat pengaruh hubungan

antara earning surprise positif (UE+)

dan reaksi pasar. Observasi ini

dilakukan secara parsial selama periode

pengamatan 11 hari yaitu 5 hari

sebelum pengumuman (t-5), 1 hari saat

pengumuman (t0), dan 5 hari sesudah

pengumuman (t+5). Diharapkan reaksi

terjadi minimal pada saat pengumuman

laporan keuangan (t0) atau 1 hari

setelah pengumuman laporan keuangan

(t+1). Pengujian ini menggunakan

tingkat signifikansi 1%, 5%, dan 10%.

Pengujian variabel moderasi akan

terdukung apabila dari hasil regresi

linear dibuktikan dengan nilai 3

bernilai positif dan signifikan. Nilai dari

3 berfungsi sebagai variabel yang

memperkuat hubungan yang muncul

antara hubungan variabel dependen

terhadap variabel independen dimana

nilai dari 3 harus positif dan signifikan

sehingga dapat diambil kesimpulan

yaitu secara statistik bahwa ketepatan

waktu pengumuman laporan keuangan

memperkuat hubungan antara earning

surprise positif (UE+) terhadap reaksi

pasar. Atas penjelasan faktor 3 ini,

maka hipotesis 2 selama periode

jendela yang mempunyai 3 yang

bernilai positif dan signifikan maka

akan memperkuat berpengaruh secara

signifikan terhadap hubungan antara

earning surprise terhadap reaksi pasar.

Analyst Predicted model Hasil di tabel 4.2 berdasarkan

pada nilai earning surprise yang

diperoleh dengan menggunakan analyst

predicted model, hasil menunjukkan

bahwa nilai beta 3 (3) dari variabel

moderasi tidak dapat diperoleh. Hal ini

disebabkan karena keterbatasan dari

ketersediaan data sampel yang

digunakan. Dimana peneliti tidak

menemukan data sampel perusahaan

yang mempunyai earning surprise

positif (UE+) yang mengumumkan

laporan keuangannya tidak tepat waktu,

sehingga waktu dilakukan regresi

dengan memasukkan variabel moderasi

tidak ada hasil untuk perolehan nilai

4 0,500 0,874 -0,332 -0,788 -1,936 -1,132

5 -0,152 -0,312 0,691 1,957 ** 3,317 2,382 ***

Page 17: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

205

beta 3 (3). Ada banyak kemungkinan

lain yang menjadi penyebab hal ini

salah satunya dapat disebabkan oleh

penyimpangan dari variabel ketepatan

waktu pengumuman laporan keuangan

yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan oleh Teets dan

Wasley (1996) yang menemukan bahwa

semakin besar penyimpangan

unexpected earnings maka semakin

rendah earnings response coefficient

yang diperoleh terutama jika regresi

yang digunakan adalah regresi yang

bukan menggunakan data time series.

(H 2a ditolak).

Growth model Berdasarkan pada tabel 4.4, hasil

yang diperoleh dengan menggunakan

growth model, dapat dijelaskan bahwa

nilai beta 3 (3) positif tidak signifikan

selama periode jendela adalah pada

periode t-4, -3, -1, t0, +1, +3, dan t+4,

dan nilai beta 3 (3) yang negatif tidak

signifikan selama periode jendela

adalah pada periode t-2, t+2, dan t+5,

dimana nilai beta 3 (3) secara statistik

tidak signifikan pada seluruh hari

periode peristiwa tersebut.

Namun pada periode t-5 atau lima

hari sebelum pengumuman laporan

keuangan terdapat nilai beta 3 (3)

positif dan signifikan yaitu nilai beta 3

(3) sebesar 1,730 dengan nilai t

hitung sebesar 1,699 (signifikan pada

level 10%), hal ini mengindikasikan

bahwa ketepatan waktu pengumuman

laporan keuangan memperkuat

pengaruh hubungan antara earning

surprise potitif terhadap reaksi pasar.

(H 2b ditolak).

Naive model Selanjutnya yaitu hasil regresi

linear berdasarkan pada nilai earning

surprise dengan menggunakan naive

model. Hasil yang diperoleh dengan

menggunakan naive model

menunjukkan bahwa nilai beta 3 (3)

positif tidak signifikan selama periode

jendela adalah pada periode t-5, t-3, t-2,

t-1, dan t+2, dan nilai beta 3 (3) yang

negatif tidak signifikan selama periode

jendela adalah pada periode t-4, t0, t+1

dan t+4, dimana nilai beta3 (3) secara

statistik tidak signifikan pada seluruh

hari periode peristiwa tersebut. Nilai

koefisien beta 3 (3) pada periode t+5

atau lima hari sesudah pengumuman

laporan keuangan terdapat nilai beta 3

(3) positif dan signifikan yaitu sebesar

3,317 dengan nilai t hitung sebesar

2,382 (signifikan pada level 1%), hal ini

mengindikasikan bahwa ketepatan

waktu pengumuman laporan keuangan

memperkuat pengaruh hubungan antara

earning surprise positif terhadap reaksi

pasar. Namun pada periode t+3 atau

tiga hari sesudah pengumuman laporan

keuangan juga terdapat nilai koefisien

beta 3 (3) negatif dan signifikan yaitu

sebesar -6, 401 dengan nilai t hitung

sebesar -2,288 (signifikan pada level

1%), hal ini mengindikasikan bahwa

ketepatan waktu pengumuman laporan

keuangan memperlemah pengaruh

hubungan antara earning surprise

positif terhadap reaksi pasar. Hasil ini

berlawanan dengan harapan yaitu

harapannya bahwa ketepatan waktu

pengumuman laporan keuangan akan

memperkuat hubungan antara earning

surprise dan reaksi pasar, dimana nilai

koefisien beta 3 yang diharapkan yaitu

positif dan signifikan. Sehingga dengan

menggunakan model naive. (H 2c

ditolak).

Hasil yang diperoleh untuk

hipotesis kedua dari penelitian ini yaitu

tidak ada model yang mendukung

hipotesis kedua ini. Ada beberapa

kemungkinan yang menjadi penyebab

tidak terdukungnya hipotesis, hal ini

salah satunya dapat disebabkan oleh

penyimpangan dari variabel earning

surprise yang cukup besar. Hal ini

sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Teets dan Wasley (1996) dalam Arifin

yang menemukan bahwa semakin besar

penyimpangan unexpected earnings

Page 18: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

206

maka semakin rendah earnings

response coefficient yang diperoleh

terutama jika regresi yang digunakan

bukan menggunakan data time series.

Penyebab lain yang menyebabkan

hipotesis ini tidak terbukti adalah

karena keterbatasan sampel yang dapat

digunakan dalam menguji hipotesis ini.

Seperti yang kita lihat bahwa data yang

digunakan adalah data cross sectional.

Selain itu, tingkat signifikansi, dari

tabel 4.2 kita dapat melihat perbedaan

tanda dari koefisien pada ketiga model.

Hasil menunjukkan bahwa tanda yang

sesuai dengan harapan adalah saat

meregresi dengan menggunakan growth

dan naive model. Hal ini sesuai dengan

pendapat dari Teets dan Wasley (1996)

dalam arifin (2003) dimana

penyimpangan untuk variabel interaksi

ini lebih besar pada data analyst

predicted model dibandingkan data

growth dan naive model.

Ketepatan waktu pelaporan

keuangan bisa berpengaruh pada nilai

laporan keuangan tersebut (Kenley dan

Stubus, 2005). Ketepatan waktu dalam

laporan keuangan merupakan

karakteristik signifikan dari informasi

akuntansi, informasi yang usang kurang

bermanfaat bagi pelaku pasar dalam

proses pembuatan keputusan investasi

mereka (Owusu,1994). Laporan

keuangan yang dilaporkan tepat waktu

dapat mengurangi asimetri informasi

(Kim dan Verrechia, 1997). Informasi

yang usang akan tidak berguna karena

tidak relevan lagi dengan tindakan

pengambilan keputusan yang akan

dipilih. Suatu informasi dikategorikan

relevan jika informasi tersebut tersedia

tepat waktu bagi pengambil keputusan

sebelum mereka kehilangan

kesempatan atau kemampuan untuk

mempengaruhi keputusan yang diambil.

Informasi relevan apabila informasi

memiliki nilai prediksi, nilai umpan

balik dan tersedia tepat waktu.

Berdasarkan undang-undang No.

8 tahun 1996 tentang peraturan pasar

modal disebutkan bahwa semua

perusahaan yang terdaftar di pasar

modal wajib meyampaikan laporan

keuangan yang telah diaudit secara

berkala kepada Bapepam-LK selambat-

lambatnya 120 hari terhitung sejak

tanggal berakhirnya tahun buku dan

kemudian laporan keuangan tersebut

diumumkan kepada masyarakat.

Apabila perusahaan tersebut terlambat

menyampaikan laporan keuangan maka

dikenakan sangsi administrative sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan

sanksi dan denda yang dikenakan pada

perusahaan yang terlambat

menyampaikan laporan keuangan

cukup berat, akan tetapi pada

kenyataannya masih ada perusahaan

yang menyampaikan laporan keuangan

dengan tidak tepat waktu. Adapun

faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan adalah

faktor berita buruk perusahaan seperti

kesulitan keuangan, opini auditor, dan

keterlambatan auditor (Bandi, 2000).

Perusahaan yang mendapatkan

keuntungan memiliki kecenderungan

untuk menyampaikan laporan keuangan

tepat waktu sebab laba dianggap

sebagai berita baik (good news)

sehingga perusahaan ingin segera

menyampaikan berita tersebut kepada

pihak yang berkepentingan (Singvi dan

Desai, 1971).

Hipotesis Ketiga

Pengujian hipotesis ketiga ini

tujuannnya yaitu tidak jauh berbeda

dengan hipotesis kedua, yaitu dimana

hipotesis 3 bertujuan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen Earning

Surprise negatif (UE-) terhadap

variabel dependen Abnormal Return

(AR) yang dimoderasi dengan

ketepatan waktu pengumuman laporan

keuangan. Dimana fungsi dari interaksi

dari variabel moderasi dari ketepatan

waktu pengumuman laporan keuangan

akan memperlemah pengaruh earning

surprise tarhadap reaksi pasar.

Page 19: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

207

Observasi ini dilakukan selama periode

pengamatan 11 hari yaitu 5 hari

sebelum pengumuman 1 hari saat

pengumuman dan 5 hari sesudah

pengumuman baik pada saat

pengumuman laporan keuangan

tahunan, pengujian dilakukan secara

individu. Penelitian ini menggunakan

level signifikansi 1%, 5% dan 10%.

Pengujian variabel moderasi

dibuktikan dengan nilai 3 dari hasil

regresi linear. Nilai dari 3 berfungsi

sebagai variabel yang memperlemah

hubungan antara variabel dependen

terhadap variabel independen dimana

nilai dari 3 harus negatif dan signifikan

sehingga dapat diambil kesimpulan

yaitu ketepatan waktu pengumuman

laporan keuangan memperlemah

pengaruh earning surprise terhadap

reaksi pasar. Atas penjelasan faktor 3

ini, maka hipotesis 3 selama periode

jendela yang mempunyai 3 yang

bernilai negatif dan signifikan maka

akan memperlemah berpengaruh secara

signifikan terhadap hubungan antara

earning surprise terhadap reaksi pasar.

Hasil pengujian dengan menggunakan

pengujian regresi linear berganda

dengan menggunakan software SPSS

16, hasil pengujian terhadap hipotesis

ketiga ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3

Pengaruh earning surprise, ketepatan waktu pengumuman LK, dan interaksi

antara earning surprise dan ketepatan waktu pengumuman LK untuk earning

surprise negatif (UE-)

ARit = α + β 1UEit + β 2TLit + β 3UEit* TLit+ ε it

Analyst Predicted model

Periode β1 T-sta β 2 T-sta β 3 T-sta

-5 -0,249 -0,419 0,233 0,639 -1,579 -1,004

-4 -0,889 -0,962 0,179 0,314 -5,743 -2,477 ***

-3 2,137 1,982 ** 0,314 0,474 2,808 0,983

-2 -0,763 -1,237 0,100 0,264 -6,488 -4,912 ***

-1 0,103 0,181 -0,006 -0,017 -0,007 -0,004

0 -0,210 -0,422 -0,277 -0,912 0,976 0,743

1 -0,127 -0,148 1,464 3,064 *** 2,951 1,451

2 0,322 0,405 0,894 1,894 * -2,241 -1,105

3 -0,215 -0,275 0,448 0,940 0,784 0,378

4 -1,439 -1,852 * 0,829 1,794 * 3,139 1,605

5 1,291 1,782 * -0,149 -0,324 -1,596 -0,802

Growth model

Periode β1 T-sta β 2 T-sta β 3 T-sta

-5 0,856 2,285 *** 0,186 0,663 0,514 0,475

-4 0,148 0,226 -0,400 -0,819 -0,930 -0,470

-3 1,000 1,491 0,020 0,040 3,347 1,695

-2 0,660 0,947 -0,817 -1,611 -2,113 -1,041

-1 0,592 1,159 -0,014 -0,036 0,589 0,376

0 0,111 0,301 -0,592 -2,288 *** -0,653 -0,623

1 0,582 0,667 1,224 1,965 ** -0,242 -0,095

2 -0,277 -0,445 -0,407 -0,877 -3,614 -2,028 **

3 -0,049 -0,065 -0,136 -0,237 2,624 1,146

4 0,627 1,542 0,279 0,921 -2,515 -2,182 ***

5 -0,086 -0,195 0,329 1,002 2,799 2,247 ***

Naive model

Periode β1 T-sta β 2 T-sta β 3 T-sta

-5 -1,533 -1,291 2,232 2,886 *** -2,003 -0,603

Page 20: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

208

Keterangan :

*** Signifikan pada level 1%

** Signifikan pada level 5%

* Signifikan pada level 10%

Analyst Predicted model Berdasarkan tabel 4.3, hasil

dengan menggunakan analyst predicted

model, dijelaskan bahwa nilai beta 3

(3) negatif tidak signifikan selama

periode jendela adalah pada periode t-5,

t-1, t+2, dan t+5, dan nilai beta 3 (3)

yang positif tidak signifikan selama

periode jendela adalah pada periode t-3,

t0, t+1, t+3, dan t+4, dimana nilai beta

3 (3) secara statistik tidak signifikan

pada seluruh hari periode peristiwa

tersebut. Sedangkan nilai beta 3 (3)

selama periode jendela adalah negatif

signifikan pada periode t-2 dan t-4.

Hasil uji model parsial (uji t) pada t-2

memperlihatkan bahwa variabel

moderasi ketepatan waktu

pengumuman laporan keuangan

memberikan nilai koefisien beta 3 (3)

negatif dan signifikan sebesar -6,488

dengan nilai t hitung sebesar -4,912

signifikan pada level 1%. Selanjutnya

hasil pengujian terbukti pada t-4

memperlihatkan bahwa ketepatan

waktu pengumuman laporan keuangan

memberikan nilai koefisien beta 3 (3)

negatif dan signifikan sebesar -5,743

dengan nilai t hitung sebesar -2,477

signifikan pada level 1%. Hasil ini

menunjukkan bahwa ketepatan waktu

pengumuman LK memperlemah

pengaruh hubungan antara earning

surprise negatif terhadap reaksi pasar.

Dengan menggunakan ketepatan

waktu pengumuman laporan keuangan,

dapat dilihat hasil yang berbeda

berdasarkan tanda untuk koefisien dari

interaksi antara variabel earning

surprise dan ketepatan waktu

(timelines). Berdasarkan hasil tersebut

dapat dilihat bahwa yang menyatakan

dukungan terhadap hipotesis ketiga

adalah pengujian dengan menggunakan

analyst predicted model. Hipotesis

ketiga terdukung dimana terdapat nilai

beta 3 (3) negatif dan signifikan pada

t-4 dan t-2 yaitu nilai beta 3 (3) sebesar

-5,743 dengan nilai t hitung sebesar -

2,477 signifikan pada level 1% dan

pada t-2 nilai beta 3 (3) -6,488 dengan

nilai t hitung sebesar -4,912 signifikan

pada level 1%, dan hal ini

mengindikasikan bahwa ketepatan

waktu pengumuman laporan keuangan

memperlemah pengaruh earning

surprise negatif terhadap reaksi pasar.

(H 3a diterima).

Hal ini sejalan dengan penelitian

Ball dan Kothari (1991) dan penelitian

Malhotra, Thenmozhi, dan Kumar

(2007) perusahaan yang mengumumkan

laporan keuangan tepat waktu dengan

adanya earning surprise negatif (UE-)

akan direspon negatif. Lang dan

Lundolm (1993) menyatakan bahwa

terdapat persepsi umum bahwa

perusahaan akan dengan segera

memberikan informasi ketika

perusahaan kinerjanya baik daripada

ketika perusahaan kinerjanya buruk.

Salah satu penjelasan dari tindakan ini

-4 1,240 0,626 -0,608 -0,425 -0,278 -0,045

-3 -0,836 -0,440 0,356 0,259 -7,593 -1,311

-2 0,631 0,227 -2,594 -1,319 0,185 0,022

-1 -1,543 -0,945 1,788 1,563 -4,037 -0,825

0 2,162 1,620 0,496 0,515 0,865 0,208

1 -1,349 -0,518 2,227 1,205 3,955 0,497

2 0,066 0,059 -0,389 -0,482 2,163 0,624

3 -0,517 -0,201 1,218 0,657 4,949 0,622

4 -0,424 -0,399 1,009 1,344 -2,275 -0,707

5 0,180 0,220 0,505 0,860 2,790 1,120

Page 21: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

209

didasarkan pada teori sinyal. Teori

sinyal menyatakan bahwa dalam situasi

perusahaan mendapatkan keuntungan

manajemen perusahaan tersebut akan

menggunakan informasi tersebut untuk

memberikan sinyal kepada investor

agar mendukung kelangsungan posisi

manajemen saat ini dan kompensasi

yang lebih tinggi pada manajemen.

Pada saat perusahaan mengalami

keuntungan maka kepercayaan diri

manajemen semakin meningkat untuk

meminta pemegang saham mendukung

kontrak kompensasi, sehingga mereka

akan secara sukarela mengungkapkan

laporan keuangannya sesegera

mungkin. Sementara kinerja perusahaan

yang buruk mungkin akan mengulur

waktu untuk mengumumkan laporan

keuangan (Singvi dan Desai, 1971).

Manajemen dalam kondisi kinerja yang

buruk akan lebih memilih untuk

membatasi akses informasi akuntansi.

Akan tetapi ada kalanya jenis informasi

negatif tertentu akan diungkapkan oleh

manajemen untuk mengurangi

kewajiban hukum, misalnya dituntut di

pengadilan atau diharuskan

mengungkapkan kerugian yang lebih

besar. Terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan

perusahaan. Faktor-faktor tersebut salah

satunya yaitu tingginya risiko

perusahaan. Resiko yang dihadapi

perusahaan merupakan berita buruk

pihak manajemen cenderung akan

menunda penyampaian laporan

keuangan yang berisi berita buruk,

karena waktu yang ada digunakan

untuk menekan debt to equity ratio

serendah-rendahnya (Govaly dan

Palmon, 1982).

Implikasi lain dari penemuan ini

adalah bahwa pasar bereaksi terhadap

pengumuman tingkat profitabilitas

suatu perusahaan tanpa memperhatikan

waktu dari pengumuman laporan

keuangan. Hal ini dapat disebabkan

karena adanya peraturan dari Bapepam-

LK yang mengharuskan perusahaan

untuk menyampaikan laporan keuangan

dengan tepat waktu, serta kemungkinan

disebabkan karena untuk mengurangi

kewajiban hukum, misalnya dituntut di

pengadilan atau diharuskan

mengungkapkan kerugian yang lebih

besar dengan adanya nilai laba

perusahaan yang turun dan hal ini akan

menyebabkan adanya sinyal bad news

atau berita buruk yang akan

dipublikasikan, sehingga perusahaan

lebih memilih untuk mengumumkan

laporan keuangan dengan tepat waktu.

Growth model Berdasarkan pada tabel 4.3, hasil

yang diperoleh dengan menggunakan

growth model, dapat dijelaskan bahwa

nilai beta 3 (3) negatif tidak signifikan

selama periode jendela adalah pada

periode t-4, t-2, t0, dan t+1, dan nilai

beta 3 (3) yang positif tidak signifikan

selama periode jendela adalah pada

periode t-5, t-3, t-1, dan t+3, dimana

nilai beta 3 (3) secara statistik tidak

signifikan pada seluruh hari periode

peristiwa tersebut. Sedangkan nilai

beta 3 (3) selama periode jendela

adalah negatif signifikan pada periode

t+2 dan t+4. Hasil uji model parsial (uji

t) pada t+2 memperlihatkan bahwa

earning surprise memberikan nilai

koefisien beta 3 (3) negatif dan

signifikan sebesar -3,614 dengan nilai t

hitung sebesar -2,028 signifikan pada

level 5%. Selanjutnya hasil pengujian

terbukti pada t+4 memperlihatkan

bahwa earning surprise memberikan

nilai koefisien beta3 (3) negatif dan

signifikan sebesar -2,515 dengan nilai t

hitung sebesar -2,182 signifikan pada

level 1%. Hasil menunjukkan bahwa

ketepatan waktu pengumuman laporan

keuangan memperlemah pengaruh

hubungan antara earning surprise

negatif terhadap reaksi pasar. Hasil

yang diperoleh dengan menggunakan

growth model juga menunjukkan

bahwa nilai beta 3 (3) pada periode t+5

Page 22: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

210

adalah positif signifikan. Pada t+5 atau

5 hari sesudah pengumuman laporan

keuangan terdapat nilai beta 3 (3)

positif dan signifikan yaitu sebesar

2,799 dengan nilai t hitung sebesar

2,247 signifikan pada level 1%, hal ini

mengindikasikan bahwa ketepatan

waktu pengumuman laporan keuangan

memperkuat pengaruh earning surprise

negatif terhadap reaksi pasar. (H 3b

ditolak).

Naive model Selanjutnya yaitu hasil regresi

linear berdasarkan pada nilai earning

surprise dengan menggunakan naive

model. Berdasarkan pada tabel 4.3,

hasil yang diperoleh dengan

menggunakan naive model, dapat

dijelaskan bahwa nilai beta 3 (3)

negatif tidak signifikan selama periode

jendela yaitu pada periode t-5, t-4, t-3,

t-1, t+4, dan nilai beta 3 (3) yang

positif tidak signifikan selama periode

jendela adalah pada periode t-2, t0, t+1,

t+2, t+3 dan t+5, dimana nilai beta 3

(3) secara statistik tidak signifikan

pada semua periode peristiwa tersebut.

Hasil yang diperoleh dengan

menggunakan naive model

menunjukkan bahwa nilai rata-rata beta

3 selama periode jendela tidak

signifikan. Hal ini mengindikasikan

bahwa ketepatan waktu pengumuman

laporan keuangan tidak memperkuat

ataupun memperlemah pengaruh

earning surprise positif terhadap reaksi

pasar. (H 3c ditolak).

Berdasarkan pengujian hipotesis

dengan menggunakan data growth dan

naive model, tidak memberikan

dukungan terhadap hipotesis ketiga.

Selain tidak memberikan dukungan

terhadap hipotesis ketiga, tanda dari

koefisien untuk variabel ini tidak sesuai

dengan yang diharapkan. Hal ini

disebabkan karena dari jumlah sampel

dan pola yang berbeda terhadap ketiga

model karena ada cukup banyak jumlah

sampel perusahaan yang berbeda antara

growth model, naive model dengan

analyst predicted model sehingga dapat

memberikan hasil yang perbedaannya

cukup signifikan.

Berdasarkan perbedaan tersebut

dapat kita lihat bahwa pasar baru akan

memperhatikan waktu penyampaian

laporan keuangan khususnya untuk

laporan keuangan yang diumumkan

dengan tepat waktu, serta untuk

kenaikan maupun penurunan tingkat

profitabilitas yang sifatnya tetap sampai

masa yang akan datang. Hal ini

menunjukkan bahwa investor bersikap

lebih rasional terhadap pengumuman

yang sifatnya jangka pendek. Dengan

demikian ketepatan waktu

pengumuman laporan keuangan atau

informasi laba perusahan dapat menjadi

suatu acuan bagi investor dalam

memutuskan investasi mereka pada

pasar modal khususnya saham.

Ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan dapat berkaitan dengan

variabilitas kinerja perusahaan, dimana

kinerja digunakan sebagai proksi

asimetri informasi antara investor dan

manajer. Sehingga juga akan

mempengaruhi tingkat signifikansi

yang diperoleh dalam pengujian

hipotesis.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

PENELITIAN

Berdasarkan pada hasil pengujian

dapat diambil beberapa kesimpulan

yaitu bahwa earning surprise yang

positif (UE+) direaksi positif oleh

pasar. Hal ini juga dapat dikatakan

bahwa earning surprise positif

berpengaruh positif terhadap reaksi

pasar, pengaruh ini berjalan searah

dimana earning surprise negatif

berpengaruh negatif terhadap reaksi

pasar. Hasil ini konsisten terhadap

analyst predicted model, growth model

dan naive model. Hasil berikutnya yaitu

pengaruh earning surprise positif

(UE+) terhadap reaksi pasar semakin

kuat ketika pengumuman laporan

keuangan diumumkan dengan tepat

Page 23: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

211

waktu. Berdasarkan pada hasil temuan

penelitian ini, bahwa ketepatan waktu

pengumuman laporan keuangan

memperkuat pengaruh earning surprise

terhadap reaksi pasar. Hasil yang

mendukung hipotesis hanya konsisten

untuk growth model. Namun, hasil ini

tidak mendukung hipotesis penelitian

untuk analyst predicted, dan naive

model, khususnya untuk analyst

predicted model terdapat keterbatasan

sampel penelitian sehingga hasil ini

belum terdukung karena keterbatasan

sampel yang diperoleh.

Mengingat pentingnya informasi

yang terkandung dalam laporan

keuangan maka adanya unsur surprise

dari laba dan ketepatan waktu

pelaporan memegang peranan penting.

Hasil penelitian ini memberikan

dukungan terhadap Ball dan Brown

(1968), Yeo dan Ziebart (1994), Cready

dan Gurun (2009) yang menyatakan

bahwa pasar bereaksi positif ketika

terdapat earning surprise yang positif.

Namun terdapat perbedaan pendapat

terhadap hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kothari, Lewellen dan

Warner (2006) dalam Cready dan

Gurun (2009) dalam penelitiannya

mengatakan bahwa earning surprise

berhubungan negatif dengan return

pasar. Pengaruh earning surprise

negatif (UE-) terhadap reaksi pasar

semakin lemah ketika pengumuman

laporan keuangan diumumkan tepat

waktu. Berdasarkan pada hasil temuan

penelitian ini, bahwa pengumuman

laporan keuangan yang diindikasikan

adanya penurunan laba atau terdapat

earning surpise negatif dan diumumkan

tepat waktu akan memperlemah

pengaruh earning surprise negatif

terhadap reaksi pasar. Hasil ini

konsisten untuk analyst predicted

model, namun untuk growth model

hasil ini belum terdukung karena dari

hasil regresi yang diperoleh bahwa

pengumuman laporan keuangan yang

diumumkan tepat waktu tidak hanya

memperlemah pengaruh earning

surprise terhadap reaksi pasar akan

tetapi juga memperkuat pengaruh

earning surprise terhadap reaksi pasar.

Dan naive model hasil ini belum

terdukung karena dari hasil regresi yang

diperoleh bahwa pengumuman laporan

keuangan yang diumumkan tepat waktu

tidak memperlemah pengaruh earning

surprise terhadap reaksi pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Ball, Ray and Philip Brown., (1968).

An Empirical Evaluation of

Accounting Income Number.

Journal of Accounting Research,

Vol 6. pp. 159-178.

Beaver, William H., (1968). The

information Concent of Annual

earning announcement. Journal of

Accounting Research . pp. 67-92.

Cheng, G., Cheng, Louis, T.W., & Gao,

N., (2005). Information Content

and Timing of Earning

Announcements. Journal of

Business Finance and

Accounting, Vol.32(1) & (2),

pp.65-95.

Cready, William M., Gurun, Umit G.,

(2009). Market Return and

Aggregate Earning News.

Working Papers, University of

Texas at Dallas.

Easton, P. D. dan M. Zmijewski.

(1998). Cross-sectional Variation

in the Stock Market Response

to Accounting Earnings

Announcements. Journal of

Accounting and Economics 11,

pp.117-141.

Fama, E. F. & French, K. R., (1998).

The Cross-Section of Expected

Stock Returns. Journal of

Finance, Vol.47, pp.427-466.

Givoly, D., dan D. Palmon., (1982).

Timelines of Annual Earnings

Announcements: Some Empirical

Evidence. The Accounting

Review 57 pp: 486-508.

Page 24: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: 189-213

212

Husnan, Suad., (2005). Dasar-dasar

Teori Portofolio dan Analisis

Sekuritas. Edisi 4. AMP YKPN,

Yogyakarta.

Husnan, Suad., Hanafi, Mamduh., dan

Wibowo, Amin., (1996). Dampak

Pengumuman Laporan Keuangan

Terhadap Kegiatan Perdagangan

Saham dan Variabilitas Tingkat

Keuntungan. Kelola No.11/V.

Jogiyanto, H.M., (2007). Teori

Portofolio dan Analisis Investasi.

Edisi 4. BPFE, Universitas Gajah

Mada. Yogyakarta.

Kim, Oliver., & Robert E. Verrechia.,

(1994). Market Liquidity and

Volume Around Earning

Announcement. Journal of

Accounting and Economics. pp.

41-67.

Lako, A (2002). Reaksi Pasar terhadap

Publikasi Laba Emiten. Bank dan

Manajemen. No. 64. (Januari-

Februari). 45-51

Lang, M., dan R. Lundolm, (1993).

CrossSectional Determinants of

Analyst Rating of Corporate

Disclousure, Journal of Financial

Economics 3.

Malhotra, M., Thenmozhi, M., Kumar,

G, A., (2007), Announcement

effect of rights issue on stock

returns: a study of selected indian

manufacturing comanies. Journal

of Services Research, Vol 7,

pp.215-231.

Owusu, Stephen & Ansah., (2000).

Timeliness of Corporate Financial

Reporting in Emerging Capital

Market: Empirical Evidence Fram

The Zimbabwe Stock Exchange.

Journal Accounting and Business.

Vol.30.p.241.

Pinello, A., (2007). Investors

differential reaction to positive

versus negative earning surprises.

Working Paper , Georgia State

University.

Saleh, Rachmad., (2004). Studi Empiris

Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek

Jakarta. Simposium Nasional

Akuntansi, VII: pp. 897-910.

Scott, W.R., (2000). Financial

Accounting Theory. Second Ed.,

Prentice-Hall International, Inc.

Singvi S. S., dan H. B. Desai, (1971).

An Empirical Analysis of the

Quality of Corporate Financial

Disclousure, The Accounting

Review 46.

Suwardjono., (2008). The Impact of

Accounting Methods on The

Association Between Unexpected

Earnings and Abnormal Return:

The Case of Oil and Gas Industry

Teets, W.R. dan C.E. Wasley,. (1996).

Estimating Earnings Response

Coeficients: Pooled vs Firm-

specific Models. Journal of

Accounting and Economics

21(June): 279-295.

Watts, R., L., 1986, Systematic

Abnormal Return After Quartely

Earnings Announcements,

Journal of Financial Economics,

pp.127-150.

Ulfyana, Dian farisa, and Agus

purwanto., (2011). Analisis

Pengaruh Laba Unexpected,

Large Working Capital Accruals,

Ukuran Perusahaan, Earning Per

Share, dan Investment

Opportunity Set Terhadap Return

Saham. Dissertasi. Universitas

Diponegoro.

Utami, Wiwik dan Suharmadi.,

(1998). Pengaruh Informasi

Penghasilan Perusahaan

Terhadap Harga Saham Di Bursa

Efek Jakarta. Jurnal Riset

Akuntansi Indonesia, Vol. 1 No. 2,

Juli: 255-268.. Unpublished

Desertasi. Kent State University.

Page 25: EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5.rizka.pdf · Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

Earning Surprise, Ketepatan Waktu ….. (Rizka Hadya)

213