Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
ARTICLE
TRADISI KLIWONAN DALAM UPACARA DOA KEAGAMAAN UMAT
HINDHU ( STUDI KASUS DUSUN KALINANAS, DESA, KALIPANG
KECAMATAN, GROGOL KABUPATEN, KEDIRI)”
TRADITION KLIWONAN IN RELIGIOUS CEREMONY OF HINDHU PEOPLE (
CASE STUDY HAMLET KALINANAS VILLAGEKALIPANG DISTRICT GROGOL
DISTRICT KEDIRI 2016/2017
Oleh:
FERI SOFIANTORO
13.1.01.02.0008
Dibimbing oleh :
1. Drs. Sigit Widiatmoko, M.Pd.
2. Drs. Yatmin, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN 2017
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
TRADISI KLIWONAN DALAM UPACARA DOA KEAGAMAAN UMAT
HINDHU ( STUDI KASUS DUSUN KALINANAS, DESA, KALIPANG
KECAMATAN, GROGOL KABUPATEN, KEDIRI)”
FERI SOFIANTORO
13.1.01.02.0008
Fakaultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Pendidikan Sejarah
Nama Dosen Pembimbing
1. Drs. Sigit Widiatmoko, M.Pd.
2. Drs. Yatmin, M.Pd.
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi dengan Keragaman budaya, tradisi dan agama adalah
suatu keniscayaan hidup, sebab setiap orang atau komunitas pasti mempunyai perbedaan
sekaligus persamaan. Di sisi lain pluralitas budaya, tradisi dan agama merupakan kekayaan
tersendiri bagi bangsa Indonesia. Orang Hindu etnis Jawa selalu dikatakan memiliki tradisi
budaya keagamaan yang simpel dan sederhana. Simpel dan sederhana bukan berarti kurang
makna. Simpel dan sederhana di sini adalah mengacu pada bahwa segala sesuatunya bisa
dilakukan dengan cepat dan singkat serta tidak begitu membutuhkan perlengkapan yang
sangat beragam.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai sarana untuk mengetahui sejarah,
pelaksanaan, maksud dan tujuan, serta makna simbolik yang ada pada tradisi kliwonan dalam
upacara keagamaan umat hindhu di Dusun Kalinanas Desa Kalipang Kecamatan Grogol
Kabupaten Kediri.
Data penelitian ini menggunakan data metode kualitatif dimana mendefinisikan
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tradisi Kliwonan pada perhimpunan Hindhu
Darma Indonesia di Dusun Kalinanas Desa Kalipang kecamatan Grogol merupakan suatu
kegiatan rutinan yang dilakukan pada hari Kliwon dalam hitungan kalender jawa merupakan
suatu kegiatan persembahan atau meminta doa kepada dewa yang bertujuan untuk meminta
suatu keberkahan, menghilangkan mala petaka dan rintangan yang ada pada diri sendiri.
Kata Kunci:Tradisi Upacara Kliwonan Pada Agama Hindhu
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
I. Latar Belakang Masalah
Keragaman budaya, tradisi dan
agama adalah suatu keniscayaan hidup,
sebab setiap orang atau komunitas pasti
mempunyai perbedaan sekaligus
persamaan. Di sisi lain pluralitas budaya,
tradisi dan agama merupakan kekayaan
tersendiri bagi bangsa Indonesia. Agama
Hindu adalah agama yang telah
menciptakan kebudayaan yang sangat
kompleks di bidang astronomi, ilmu
pengetahuan, filsafat dan lain-lain
sehingga timbul bermacam-macam
pemahaman oleh para ahli yang juga
berpengaruh terhadap candi-candi.
Hal ini selaras dengan apa yang
dinyatakan dalam Weda Sruti VII. 10,
yaitu “Dharma Sidhiyartha (Panca Tarka)
antara lain: Iksa, Sakti, Desa, Kala dan
Tattva”. Iksa memberi pesan bahwa suatu
praktek keagamaan haruslah benar-benar
menuju pada tujuannya, alias tidak salah
arah. Sakti, yaitu bahwa kegiatan-kegiatan
tersebut harus mempertimbangkan
kemampuan, baik kemampuan finansial
maupun non finansial, tidak dianjurkan
untuk memaksakan kehendak. Desa, yaitu
sesuai dengan kondisi tempat tersebut, adat
dan budayanya, tidak menerapkan adat dan
budaya yang lain. Kala, yaitu
menyesuaikan dengan jaman yang sedang
berlangsung. Tattva, yaitu tidak keluar atau
bertentangan dengan kebenaran, atau
ajaran Veda, Veda selalu menjadi ukuran
yang tertinggi. Orang Hindu etnis Jawa
selalu dikatakan memiliki tradisi budaya
keagamaan yang simpel dan sederhana.
Simpel dan sederhana bukan berarti kurang
makna. Simpel dan sederhana di sini
adalah mengacu pada bahwa segala
sesuatunya bisa dilakukan dengan cepat
dan singkat serta tidak begitu
membutuhkan perlengkapan yang sangat
beragam.
Mengenai puasa bagi orang Hindu
etnis Jawa juga beragam, ada yang puasa
ngebleng alias tidak makan dan tidak
minum sama sekali dan terus ada di dalam
kamar tidak keluar kamar kecuali ke kamar
kecil saja untuk buang air, ada puasa mutih
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
yaitu hanya nasi putih dan air putih saja,
ada juga puasa kepelan yaitu puasa makan
nasi yang hanya sebesar kepalan
(genggaman) tangannya sendiri.
Waktu pelaksanaan upacara pun ada
sedikit perbedaan dengan umat Hindu etnis
Bali. Misalnya kalau di kalender ada tanda
merah maupun hitam (Purnama atauTilem)
pada tanggal 15, umat Hindu etnis Jawa
selalu menyelenggarakannya pada tanggal
14 malam hari, jadi tidak pada tanggal 15
malam hari. Mengapa? Karena sebagian
besar umat Hindu etnis Jawa menerapkan
tahun Candra. Kalau umat Hindu etnis Bali
mereka menerapkan tahun Surya. Bagi
orang Jawa misal tanggal 14 jam 7 sore itu
sudah dianggap sebagai tanggal 15.
Di Jawa ada tradisi Kliwonan, yaitu
persembahyangan bersama untuk wilayah
tertentu dengan mengambil tempat dari
rumah ke rumah secara bergiliran. Bisa
dilaksanakan setiap Kliwon atau pun hari
lainnya yang disepakati seperti misalnya
setiap malam Minggu. Kegiatan ini sangat
strategis untuk mempererat tali
persaudaraan sesama umat Hindu, jadi
tidak harus menunggu dua minggu sekali
saat Purnama dan Tilem untuk saling
bertemu.
II. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif.
Bogdan dan Taylor (dalam
Moleong, 2006) mendefinisikan
metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis
lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Kirk dan Miller
(Moleong, 2006) mendefinisikan
bahwa penelitian kualitatif adalah
tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung dari
pengamatan pada manusia baik
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
dalam kawasannya maupun dalam
peristilahnya.
2. Jenis Penelitian
Sesuai dengan karakteristik data
yang bersifat kualitatif
makapenelitian menggunakan
metode kualitatif deskriptif.
pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat, Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif dengan strategi studi kasus
agar dapat menangkap fenomena-
fenomena yang ada di lapangan
kemudian dikaji lebih mendalam
lagi. Realitas yang ada di lapangan
tradisi kliwonan dalam upacara dan
doa keagamaan umat Hindu ).
Informasi yang diperoleh di lapangan
tersebut kemudian disusun ke dalam
teks yang menekankan pada masalah
proses dan makna.
III. Hasil Pembahasan
Sesuai dengan judul yang dibahas
dan pokok-pokok pemikiran yang
dikemukakan dalam latar
belakang,maka dalam penelitian ini
dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian diantaranya:
1. Bagaimanakah sejarah
masuknya Agama Hindu di
Dusun Kalinanas, Desa
Kalipang, Kecamatan Grogol,
Kabupaten Kediri.
Masuknya agama Hindu
pertama kali didusun Kalinanas
Desa Kalipang Kecamatan
Grogol Kabupaten Kediri pada
tahun 1983. Pada tahun 1983
agama hindu disebar luaskan
kepada masyarakat dusun
Kalinanas pertama kali oleh
Bapak Saki Wiknyo Sudarto
beliau salah satu pejuang
veteran pada tahun 1945.
Ketika agama hindu disebar
luaskan kepada masyarakat
dusun setempat warga
memberikan tanggapan yang
positif dan antusias. Sehingga
dengan adanya kedatangan
agama hindu di dusun
Kalinanas ini yang dibawa oleh
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Bapak Saki Wiknyo Sudarto
banyak warga yang mulai
mengikuti atau memeluk agama
hindu semakin bertambah.
Selain agama Hindu yang ada
di Dusun Kalinanas ada
kepercayaan lain yaitu “Ilmu
Sejati”, ilmu sejati merupakan
sempalan (cabang) dari agama
Islam namun Ilmu Sejati ini
berbeda dari agama Islam.
2. Bagaimana perkembangan
Hindhu di Dusun Kalinanas.
Perkembanngan awal agama
Hindhu di Dusun Kalinanas ini
tidak terlalu menonjol, dimana
pada awal kedatangan agama
Hindu ini belum adanya tempat
untuk beribadah sehingga
mereka menggunakan rumah
nya masing masing untuk
beribadah atau beribadah dari
rumah kerumah, baru pada
tahum 1983 barulah di bangun
tempat peribadatan yaitu yang
bernama “Pure” . dengan di
bangunnya tempat peribadan
yaitu pure masyarakat agama
Hindhu tidak lagi beribadah
dari rumah kerumah. Dengan
adanya tempat peribadan
sehingga masyarakat agama
Hindhu melakukan upacara
keagamaan seperti Tradisi
upacara Kliwonan, galungan,
Kuningan, ( dimana hari
tersebut tidak masuk dalam
kalender .
3. Apa saja macam-macam
Upacara Keagamaan yang
dilakukan oleh Komunitas
Agama Hindu di Dusun
Kalinanas, Desa Kalipang,
Kecamatan Grogol, Kabupaten
Kediri.
a. Upacara Kliwonan
Upacara persembahan
kepada Sanghyang Widhi
Upaya meminta keberkahan
dan menolak segala mala
petaka.
Upacara purnama suci
(sembahyang dewa bulan )
Upacara ini bertujuan
memohon berkah dankarunia
dari Sanghyang Widhi Wasa
yang telah menerangi dunia
beserta isinya. sesui dengan
namanya, pelaksanaannya
dilakukan ketika terjadi bulan
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Purnama yakni setelah jatuh
malam bulan penuh.
b. Upacara Suddhi
Upacara Hindhu sebagai
pengukuhan atau pengesahan
Upacara sesaji sesorang yang
secara tulus iklas dan hati suci
menyatakan menganut agama
Hindhu.
c. Upacar Tilem ( bulan mati
setiap 30 hari sekali )
Upacara ini dirasakan untuk
memohon berkah dan karunia
Sanghyang Widhi, dirayakan
setiap malam pada waktu bulan
mati ( 30 hari sekali ).
d. Upacara Hari besar
Semuanya berdasarkan
kalender Bali dan kalender
Saka. Upacara keagamaan
yang berdasarkan Kalender
Saka seperti Hari Raya Nyepi
dan Siwa Ratri digelar setahun
sekali.
4. Bagaimana rangkaian atau
tatacara upacara Kliwonan
Tatacara yang dilakukan pada
upacara Kliwonan.
pertama,pembukaan
mengucapkan salam ( dalam
agama islam ).
Kedua kidung suci, kidung
suci merupakan puji – pujian
atau menyanyikan gending –
gending jawa.
Ketiga darma Wacana,
dalam tahap ketiga ini
melakukan ceramah atau kutbah
dimana menyampaikan pesan
moral yang baik dan rasa bakti
umat kepada Tuhan.
Tahap keempat permohonan
tirta, merupakan sarana
persembahyangan yang penting
karena tirta ( air ) ini untuk
membersihkan mulut dan
tangan membersihkan dari
kotoran maupun kecemaran
fikiran, adapun cara melaukan
yaitu dengan memercikan di
kepala, diminum dan diusapkan
dimuka. Adapun tirta ini
membersihkan diri dari kotoran
maupun kecemaran pikiran,
setelah melaukan permohonan
irta di lanjukan dengan
sembahyang bersama. Tahap ke
lima yaitu Puja Paramasantri.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
5. Apa saja alat – alat yang di
gunakan dalam Tradisi
Kliwonan.
a. Pajegan.
Sebagai bentuk
persembahan yang berupa
susunan atau makanan dan buah
– buahan dibentuk seperti piala
akan tetapi agak datar, dalam
pembuatan Pajegan tidak diukur
tinggi atau tidaknya akan tetapi
tergantung keiklasan dari
individu masing – masing.
b. Bajra ( genta ).
Suatu suara keroncongan
sapi yang diyakini mampu
mengantarkan permohonan
kepada Dewa.
c. Sangku ( tempat air ).
Masyarakat Hindhu
mrnggunakan sangku sebagai
tempat air suci dalam upacara
pancayadnya ( salah satu
penyangga bumi pusat
terciptanya alam semesta ).
d. Josua.
Dalam agama Hindhu josua
berfungsi sebagai sarana
persembahyangan dan sebagai
perantara untuk
menghubungkan pemuja dan
yang dipuja.
e. Bunga dan bebantenan
Bunga mempunyai dalam
agama Hindu mempunyai
fungsi sebagai simbol
diletakkan di ujung cakupan
tangan pada saat menyembah
dan sesudahnya diletakkan di
atas kepala atau di samping
telinga.
f. Bija ( beras )
Bija adalah biji beras yang
dicuci dengan air bersih atau air
cendana kadangkala di campur
dengan kunyit sehingga
berwarna kuning, maka
disebutlah biji kuning. Bija atau
beras upacara gama Hindhu
berfungsi sebagai
menumbuhkan jiwa kumara (
benih ke-siwa-an ).
g. Canang sari ( rangkaian janur ).
Canang sari mempunyai
makna sebagai simbol untuk
memohon kehadapan sang
Hyang Widhi, Tuhan yang
Maha Esa yaitu permohonan
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
kekuatan Widya ( pengetahuan
).
h. Gamelan jawa lengkap.
Gamelan ini berfungsi untuk
mengiringi upacara keagamaan
misalnya agama Hindhu. Pada
upacara yadnya pasti gamelan
yang di gunakan adalah gong.
Dan gong ini megiringi
jalannya suatu upacara atau
suatu ritual berbagai jenis
tetabuhan dan juga tetarian
yang di anggap sakral.
i. Dak sani ( cok bakal, sesajen )
Daksani ( cok bakal, sesajen
bertujuan untuk mendapatkan
keselamatan dan keberkahan
dari tuahn serta di jauhkan dari
malapetakan.
j. Kidung ( pesinden )
Setiap sembahyang di pure
atau suatu upacara tertentu
selalu menikmati alunan –
alunan yang di nyanyikan
sebelum melakukan
persembahyangan. Kidung atau
pesinden melantunkan nyanyian
– nyanyian jawa atau gending –
gending jawa di lakukan setelah
pembukaan. Pesinden atau
kidung sebutan para wanita
yang bernyanyi untuk
mengiringi gendhing gamelan
dan sangat identik dengan
musik gamelan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN.
a. Kesimpulan.
Berdasarkan kesimpulan di
atas penelitian ini
menggunakan metode
penelitian kualitatif dan
wawancaradapat di simpulkan
bahwa :
1. Kedatangan agama Hindhu di
Desa Kalinanas pertama kali di
bawa oleh bapak SakiWiknyo
Sudarto beliau adalah seorang
pejuang Veteran pada Tahun
1945 dan asli penduduk Dusun
Kalinanas.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
2. Perkembanngan awal agama
Hindhu di Dusun Kalinanas ini
tidak terlalu menonjol, dimana
pada awal kedatangan agama
Hindu ini belum adanya tempat
untuk beribah sehingga mereka
menggunakan rumah nya masing
masing untuk beribadah atau
beribadah dari rumah kerumah,
baru pada tahum 1983.
3. Adapun macam – macam
Upacara dalam agama Hindhu
adalah Upacara Kliwonan,
Upacara Purnama Suci, Upacara
Sidi, dan Upacara Tilem.
4. Tatacara yang dilakukan pada
upacara Kliwonan ini adalah
pertamapembukaan
mengucapkan salam ( dalam
agama islam ). Kedua kidunng
suci, kidung suci merupakan puji
– pujian atau menyanyikan
gending – gending jawa. Ketiga
darma Wacana, dalam tahap
ketiga ini melakukan ceramah
atau kutbah. Tahap ke lima yaitu
Puja Paramasantri
5. Alat – alat yang digunakan
dalam Upacara Kliwonan adalah
Pajegan Pura, bajra, sangku,
josua, bunga dan bebantenan,
bija, canang sari, gamelan jawa
lengkap.
b. Saran.
1. Bagi Dusun Kalinanas
Kecamatan Grogol.
Agar dapat mengelola
lebih baik lagi tradisi
kliwonan, maka perlu
dibentuk adanya panitia
agar lebih tertata lagi ketika
tradisi kliwonan akan
berlangsung. Selain itu
Dusun Kalinanas juga harus
meningkatkan kerjasama
yang telah terjalin antara
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
masyarakat yang terkait
dengan tradisi kliwonan
sehingga tradisi ini dapat
terlaksana dengan baik dan
hikmat.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Diharapkan tidak hanya
berfokus pada tradisi yang
ada di masyarakat sekitar.
Selain tradisi yang diadakan
masih banyak lagi yang bisa
diteliti misal kesenian yang
bersejarah.
E. Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo.
(1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
H.B. Sutopo. 2002. Pengantar Penelitian
Kualitatif. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret Press.
Hadari Nawawii, 1985, Metode Penelitian
Bidang Sosial, Yogyakarta, Penerbit Gajah
Mada Universitas Press.
I.B. Suparta Ardhana. Sejarah
perkembangan agama hindu di Indonesia.
Surabaya: Paramita, 2002.
Kartini, K. (1976). Pengantar Riset Sosial.
Bandung: Mandar Maju.
Koentjaraningrat. (1992). Beberapa Pokok
Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
Koentjaraningrat. 1989. “Sejarah Teori
Antropologi I”.Jakarta. Universitas
Indonesia.
Koentjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta : Aksara Baru
Koran Tribun Bali hari Selasa tanggal 16
Februari 2016
Misbahudin, Iqbal Hasan, (2013), Analisis
Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta,
Bumi Aksara.
Moh. Nazir, (1988), Metode Penelitian,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Moleong, I. 2002. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soekanto,S (1991). Sosiologi Keluarga.
Jakarta : Rineka Cipta.
Soemardjan, Selo. (1986). Perubahan
Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sugiyono.(2008).Metode Penelitian
pedidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif,
dan R&D.Bandung: ALFABETA
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suyono, H. 1985. Pokok- pokok arahan
oleh BKKBN tentang kebijaksanaan
pemerintah pelaksanaan kontrasepsi di
Indonesia. Disampaikan dalam kongres
Nasional III Perkumpulan Andrologi
Indonesia 25 September.
58
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
FERI SOFIANTORO| 13.1.01.02.0008 FKIP– PENDIDIKAN SEJARAH
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Sugiyono.(2011).Metode penelitian
pendidikan.bandung:Alfabeta
Sukmadinata Nana Syaodih (2007),
Metode Penelitian Pendidikan, Bandung;
Remaja Rosda Karya
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Penerbit CV.
Alfabeta: Bandung.
Sugiyono, (2005), Metode Penelitian
Administratif, Bandung: Alfabeta
Sugiyono(2011). Metode penelitian
kuntitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta
Sztompka, P. 2004.Sosiologi Perubahan
Sosial. Jakarta : Prenada Media.
Taylor,S.E.1991.Health Psychology 2nd
Edition.University of California,Los
Angles:M Graw-Hill, Inc.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 07 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA