perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
SERTA KAITANNYA DENGAN
HASIL BELAJAR BIOLOGI
SKRIPSI
OLEH :
WAWAN SUTRISNO
K4308124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
SERTA KAITANNYA DENGAN
HASIL BELAJAR BIOLOGI
OLEH :
WAWAN SUTRISNO
K4308124
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam
PROGRAN STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Wawan Sutrisno. IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universiatas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono; (2) Pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono; (3) Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment research) menggunakan Posttest Only Control Design. Model pembelajaran sebagai variabel bebas. Motivasi belajar siswa dan hasil belajar biologi sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data hasil belajar biologi menggunakan angket, teknik tes dan lembar observasi. Pengukuran motivasi belajar siswa menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan uji kruskal wallis.
Hasil uji hipotesis: 1) pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa diperoleh nilai sig. sebesar 0,042. 2) pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi diperoleh nilai sig. sebesar 0,754 (kognitif), 0,014 (afektif) dan 0,000 (psikomotor). 3) pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar biologi diperoleh nilai sig. sebesar 0,202 (kognitif), 0,000 (afektif) dan 0,045 (psikomotor). Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa 1) Ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono. 2) Ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi ranah afektif dan psikomotor tetapi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono. 3) Ada pengaruh secara signifikan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ranah afektif dan psikomotor tetapi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono.
Kata kunci: Learning Cycle 7E, motivasi belajar siswa, hasil belajar biologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Wawan Sutrisno. THE IMPLEMENTATION OF LEARNING CYCLE 7E MODEL ON THE STUDENT LEARNING MOTIVATION AND THE RELATION OF IT TO BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. July. 2012.
The aims of this research are to find out: (1) the effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation of the XI Science Graders of SMA Negeri (Public Senior High School) 1 Banyudono; (2) the effect of Learning Cycle 7E model on the Biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono; and (3) the effect of student learning motivation on biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono.
This study was a quasi-experiment research and used was Posttest Only Control Design. Learning model as independent variable. Student learning motivation and biology learning achievement as dependent variable. The population of this research was all students in class XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in the school year of 2011/2012. The sampling technique used was cluster random sampling. Techniques of collecting data used for biology learning achievement were questionnaire, test and observation sheet. The student learning motivation was measured using questionnaire. Technique of analyzing data used was Kruskal Wallis test.
The result of hypothesis test: 1) the effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation have sig. value 0,042. 2) the effect of Learning Cycle 7E model on the biology learning achievement have sig. value 0,754 (cognitive), 0,014 (affective) and 0,000 (psychomotor). 3) the effect of student learning motivation on the biology learning achievement have sig. value 0,202 (cognitive), 0,000 (affective) and 0,045 (psychomotor). The result of hypothesis test can be concluded that 1) there was a significant effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono. 2) There was a significant effect of Learning Cycle 7E model on the Biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in affective and psychomotor domains, but not in cognitive domain. 3) There was a significant effect of student learning motivation on the biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in affective and psychomotor domains, but not in cognitive domain.
Keywords: Learning Cycle 7E, student learning motivation, biology learning achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk
mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan
belajar membangun kesempatan untuk berhasil.
(Mario Teguh)
Janganlah kamu berikap lemah, dan janganlah (pula) kamu
bersedih hati padahal kamulah orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang beriman
(Surah Al-Imran Ayat 139)
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya
(Surah Al-Baqarah Ayat 286)
Yakinlah, bahwa kehidupan yang anda kejar, cukup berharga
untuk diperjuangkan sampai mati
(NN)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Dalam naungan Ridho ALLAH SWT, kupersembahkan karya ini untuk:
“Bapak dan Ibu”
Yang senantiasa memberikan doa, dukungan, Cinta, Kasih
Sayang dan pengorbanan yang tiada henti.....
“Pak Puguh dan Bu Tutik”
terima kasih atas bimbingan, kesabaran dan waktu yang
telah diberikan.....
“Bapak dan ibu dosen pendidikan biologi UNS”
terima kasih atas ilmunya semoga bermanfaat.....
“Irma Y Wardhani, Teman –
teman biologi 2008 serta sahabat-sahabatku”
Terima kasih atas doa, dukungan, nasehat dan kebersamaan
yang tidak akan pernah terlupakan.....
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
”IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL
BELAJAR BIOLOGI” dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui
berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk
bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Hj. Sri Dwiastuti, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
5. Puguh Karyanto, M.Si, Ph.D selaku Pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dan saran.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banyudono yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
7. Dra. Sri Haryanti selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA yang
senantiasa membantu kelancaran penelitian dan kerja samanya.
8. Siswa - siswi kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Negeri 1 Banyudono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan dukungan baik moral
maupun spriritual.
10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. .................................................................................................... Latar
Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. .................................................................................................... Peru
musan Masalah .................................................................................. 3
C. .................................................................................................... Tujua
n Penelitian ....................................................................................... 4
D. .................................................................................................... Manf
aat Penelitian ..................................................................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 5
A. .................................................................................................... Tinja
uan Pustaka ....................................................................................... 5
1. ............................................................................................... B
elajar ........................................................................................... 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. ............................................................................................... F
aktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ................................... 6
3. ............................................................................................... M
otivasi Belajar .............................................................................. 6
4. ............................................................................................... H
asil Belajar................................................................................... 9
5. ............................................................................................... L
earning Cycle 7E ......................................................................... 12
B. .................................................................................................... Hasil
Penelitian Yang Relevan ................................................................... 20
C. ............................ Kerangka Berpikir ................................................
............................. 21
D. .................................................................................................... Hipot
esis .................................................................................................... 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 25
A. .................................................................................................... Temp
at dan Waktu Penelitian ..................................................................... 25
1. ............................................................................................... Temp
at Penelitian ................................................................................. 25
2. ............................................................................................... Wakt
u Penelitian .................................................................................. 25
B. .................................................................................................... Popul
asi dan Sampel .................................................................................. 26
1. ............................................................................................... Popul
asi Penelitian ............................................................................... 26
2. ............................................................................................... Samp
el Penelitian ................................................................................. 26
3. .......................................... Teknik Pengambilan Sampel ........... 27
C. .................................................................................................... Tekni
k Pengumpulan Data ......................................................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
1. ............................................................................................... Varia
bel Penelitian ............................................................................... 26
2. ........................................ Metode Pengumpuan Data .................
......................................... 27
3. ............................................................................................... Tekni
k Penyusunan Instrumen .............................................................. 28
4. ..............................Analisis Instrumen ........................................
..............................30
D. .................................................................................................... Ranc
angan Penelitian ................................................................................ 35
E. ................................ Teknik Analisis Data .......................................
................................. 38
1. ............................................................................................... Uji
Keseimbangan ............................................................................. 38
2. ............................................................................................... Uji
Hipotesis ..................................................................................... 40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 41
A. .................................................................................................... Desk
ripsi data ........................................................................................... 41
1. ............................................................................................... D
eskripsi Data Ketelaksanan Sintaks Pembelajaran ........................ 41
a. ..................................................... Observasi Aktivitas
Guru......................................................... ................................ 41
b. ..................................................... Observasi Aktivitas
Siswa................................................. .................................. 42
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi ........................................... 43
3. Deskripsi Motivasi Belajar Biologi ............................................. 45
B. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 47
1. Hipotesis Pertama ....................................................................... 47
2. Hipotesis Kedua.......................................................................... 48
3. Hipotesis Ketiga ......................................................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
C. Pembahasan Hasil Analisis ................................................................ 50
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 58
A. .................................................................................................... Simp
ulan ................................................................................................... 58
B. .................................................................................................... Impli
kasi ................................................................................................... 58
C. .................................................................................................... Saran
...................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60
LAMPIRAN ................................................................................................. 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama Dan Baru .............................. 10
Tabel 2.2 Tahap-Tahap Dalam Model Learning Cycle 7E .......................... 15
Tabel 3.1 Rangkuman Uji Validitas .............................................................. 31
Tabel 3.2 Rangkuman Uji Reliabilitas ........................................................... 33
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Tes Kognitif .............................. 34
Tabel 3.4 Rangkuman Uji Daya Pembeda Tes Kognitif ................................. 35
Tabel 3.5 Rancangan Penelitian Ramdomize Control Only Design ................ 36
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan
Mengunakan Uji Kolmogorof-Smirnov .......................................... 38
Tabel 3.7 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal dengan
Mengunakan Uji Levene’s ............................................................. 39
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Keseimbangan Kemampuan Awal
dengan Menggunakan T-test.......................................................... 40
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru .................................................... 41
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa .................................................... 42
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif ............................. 43
Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif............................... 44
Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor ........................ 44
Tabel 4.6 Deskripsi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen. .................................................................................. 45
Tabel 4.7 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ...................... 46
Tabel 4.8 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ............... 46
Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa
Tinggi, Sedang dan Rendah ........................................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan Model Pembelajaran ............................................... 48
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Hasil Belajar Biologi
Berdasarkan Model Pembelajaran ............................................... 48
Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Motivasi Belajar
Siswa Terhadap Hasil Belajar Biologi ...................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan perubahan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E
Menjadi 7E ............................................................................... 13
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................... 23
Gambar 3.1 Waktu Penelitian ...................................................................... 26
Gambar 3.2 Skema Paradigma Penelitian .................................................... 37
Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif
dan Psikomotor Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ................ 44
Gambar 4.2 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen .............................................................................. 45
Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif
dan Psikomotor Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi, Sedang
dan Rendah............................................................................... 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ............................................................... 64
Lampiran 2. Analisis Instrumen ................................................................. 143
Lampiran 3. Data Hasil penelitian .............................................................. 162
Lampiran 4. Uji Prasyarat .......................................................................... 172
Lampiran 5. Uji Hipotesis .......................................................................... 175
Lampiran 6. Dokumentasi .......................................................................... 177
Lampiran 7. Perizinan ............................................................................... 182
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber
daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk
mencapai pembangunan. Salah satu wahana tersebut adalah peningkatan sumber
daya manusia yang berkualitas. Sebagai faktor penentu keberhasilan
pembangunan, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui
berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah
berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dilakukannya pembaharuan
dan perbaikan guna meningkatkan mutu pendidikan.
Terkait dengan perbaikan mutu pendidikan di atas terdapat tiga hal utama
yang perlu dilakukan dalam pembaharuan pendidikan, yaitu pembaharuan
kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas model
pembelajaran. Model pembelajaran yang baik dalam proses belajar mengajar
berguna agar siswa belajar secara efektif, efisien dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Pengembangan model pembelajaran tidak dilakukan secara asal,
melainkan mempunyai tujuan yang hendak di capai yaitu meningkatkan dan
memelihara perhatian anak didik terhadap relevensi proses pembelajaran,
memberikan kesempatan fungsinya motivasi, membentuk sikap positif terhadap
guru dan sekolah memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar
individual dan mendorong anak untuk belajar. Menurut Bloom proses belajar baik
disekolah maupun diluar sekolah, menghasilkan menghasilkan tiga pembentukan
kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy Bloom, yaitu kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik (Sardiman, 2007:23). Inti utama dari pembelajaran
adalah siswa yang belajar. Belajar dalam arti perubahan dan peningkatan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh prestasi belajar
yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Belajar biologi sebenarnya suatu hal yang menyenangkan. Tetapi hal itu
adakalanya akan berbalik menjadi suatu yang tidak menyenangkan dan
membosankan. Salah satu yang menyebabkan ketidaksenangan dan kebosanan
siswa dalam mempelajari biologi adalah masih banyaknya guru yang menerapkan
sistem pembelajaran yang menonton, baik dalam mengenal materi yang diajarkan
maupun cara-cara pembelajaran serta media pembelajaran yang mendukung
terlaksananya prosses pembelajaran. Ketidaksenangan dan kebosanan siswa akan
mengakibatkan turunnya motivasi belajar siswa dan berujung pada menurunnya
hasil belajar siswa.
Dari uraian di atas menggambarkan bahwa motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran biologi masih sangat rendah sehingga akan mengakibatkan prestasi
belajar menurun. Memberikan motivasi kepada seorang siswa berarti
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu
(Sardiman, 2007:77). Oleh karena itu penting menciptakan kondisi tertentu agar
siswa selalu termotivasi dan ingin terus belajar. Memandang situasi dan kondisi
itu, maka seorang guru yang kreatif harus dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam mempelajari biologi dengan mengusahakan suatu cara atau metode
lain yang dapat membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar biologi.
Sehubungan dengan hal di atas maka alternatif pemecahan masalah yang
dapat digunakan adalah dengan mengimplementasikan suatu pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered) dimana siswa diajak lebih aktif
mempresentasikan atau mengkomunikasikan pemahamannya dalam beberapa
langkah atau siklus melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E. Model
pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan
mengembangkan daya nalar siswa. Tahapan model Learning Cycle 7E terdiri dari
Elicit, Engage, Exploration, Explaination, Elaboration, Evaluation dan Extend.
Dalam penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E memiliki kelebihan
antara lain merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang
telah mereka dapatkan sebelumnya: memberikan motivasi kepada siswa untuk
menjadi lebih aktif dan menambah rasa ingin tahu siswa; melatih siswa belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 menemukan konsep melalui eksperimen; melatih siswa untuk menyampaikan
secara lisan konsep yang telah mereka pelajari; memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan
konsep yang telah dipelajari.; guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan
pembelajaran yang saling mengisi satu sama lainnya. Learning Cycle 7E
merupakan perwujudan dari filosofi konstruktivisme, dimana pengetahuan
dibangun dalam pikiran pebelajar. Learning Cycle 7E pada dasarnya sesuai
dengan teori konstruktivis Vigostky yang menyatakan bahwa pengetahuan
melekat pada tindakan interaksi lingkungan budaya. Jadi kerja sama yang menjadi
dasar dari belajar. Vigostky juga menekankan adanya hakikat sosial dari belajar
dan menyarankan menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan
yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual (Mujis dan
Reynolds, 2008:27).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Implementasi Model Learning Cycle 7E Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Serta Kaitannya Dengan Hasil Belajar Biologi”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan umum dalam penelitian ini
adalah bagaimana pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Permasalahan umum tersebut
dapat dirinci sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012?
2. Apakah ada pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012?
3. Apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh
model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran biologi. Secara khusus tujuan penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
1. Pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
2. Pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
3. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
D. Manfaat Penelitian
1. Model Learning Cycle 7E dapat digunakan untuk menyelenggarakan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
2. Meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
biologi
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi bekal untuk terjun langsung ke dunia
pendidikan sebagai seorang calon pendidik.
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi sebagai acuan penelitian
berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
Belajar menurut Yamin (2008:120) merupakan proses seseorang
memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap. Dalam pengertian yang umum,
belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif
permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Menurut Sardiman
(2007:3) belajar yang dilakukan siswa yang akan menghasilkan perubahan
tingkah laku dan kemampuan. Hal senada juga diungkapkan oleh Uno (2010:194)
belajar merupakan proses perubahan perilaku setelah mempelajari suatu objek
(pengetahuan, sikap atau keterampilan) tertentu. Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas pada diri seseorang yang
disadari atau disengaja yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku dan
kemampuan. Perubahan tingkah laku dan kemampuan siswa meliputi tiga ranah
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan,
sikap pengertian dan harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Selain itu
belajar juga dikatakan sebagai tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah
penentu terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh
sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar yang dipelajari oleh
siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia atau hal-hal
yang dijadikan bahan ajar.
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar bagi manusia dan
merupakan proses yang tidak ada henti-hentinya. Belajar merupakan sebuah
proses yang kesinambungan yang mengubah pebelajar dalam berbagai cara
(Suparno, 2001:4). Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan
kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-
kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, yang dibelajarkan dengan bahan ajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6 menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar,
adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar,
menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan diriya. Hal ini akan
memperkuat keinginan seseorang untuk semakin mandiri.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Slameto (2003:54-72) membagi faktor–faktor yang mempengaruhi proses
belajar menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal dibagi lagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor
psikologi dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat
tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan siswa. Faktor kelelahan meliputi kelelahan fisik
dan kelelahan rohani. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar
siswa meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang keluarga. Faktor
sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran dan metode belajar.
Pengelolaan lingkungan yang tepat tentunya memberikan hasil belajar yang
maksimal. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media
masa dan teman bergaul. Faktor eksternal khususnya faktor sekolah
mengindikasikan bahwa pembelajaran yang kurang mampu mengelola lingkungan
kelas untuk menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan akan
menyebabkan hasil belajar kurang dapat dicapai secara maksimal.
3. Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku kearah tujuan. Menurut Brophy (1998:3) Motivation is a theorical
construct used to explain the initiation, direction, intensity, and persistence of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7 behavior, especially goal-directed behavior. Motivasi adalah sebuah teori yang
membangun yang digunakan untuk menjelaskan permulaan, pengarahan,
intensitas dan ketekunan perilaku, khususnya perilaku yang mengarah tujuan.
Selanjutnya, Santrock (2009:199) mengemukakan bahwa motivasi melibatkan
proses yang memberikan energi, mengarahkan dan mempertahankan. Dengan
demikian, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung energi,
memiliki arah dan dapat dipertahankan. Pendapat senada juga diungkapkan oleh
Yamin (2008:95) motivasi merupakan perilaku yang akan menentukan kebutuhan
(needs) atau wujud perilaku tujuan. Needs merupakan kecenderungan dalam diri
seseorang yang bersifat relatif permanen bagi orang-orang yang termotivasi dan ia
merupakan perubahan internal dalam diri akibat stimulus -stimulus yang didapat
dari lingkungannya. Motivasi juga dapat merupakan tujuan dan alat dalam
pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam
mengajar. Sebagai alat motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya
intelegensi hasil belajar yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam
bidang pengetahuan, nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dari pendapat
diatas dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu
Ditinjau dari tipe motivasi, para ahli membagi motivasi menjadi dua jenis
yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi
ekstrinsik bukan merupakan keinginan dalam diri siswa untuk belajar. Tujuan
individu melakukan kegiatan adalah mencapai tujuan yang terletak diluar aktivitas
belajar itu sendiri atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar.
Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan
berdasarakan suatu penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Kebutuhan- kebutuhan yang timbul dari
dalam diri subyek yang belajar ini yang disebut motivasi intrinsik. Akan tetapi
bukan berarti motivasi instrisik dapat berdiri sendiri tanpa sokongan dari luar
seperti peran guru, orang tua dalam menyadari anak didiknya untuk belajar, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8 memeiliki pengetahuan, peran yang seperti ini akan berpengaruh pada diri
seseorang dalam menanamkan kesadaran dalam belajar. Pada intinya motivasi
intrinsik adalah dorongan untuk mencapai suatu tujuan yang dapat dilalui dengan
belajar, dorongan belajar itu tumbuh dari dalam diri subyek belajar. Antara
motivasi intrinsik dan ekstrinsik saling menambah atau memperkuat, bahkan
motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik (Wena, 2011:34).
Hakikat motivasi belajar menurut Uno (2008:23) adalah dorongan internal
dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Prinsip-prinsip motivasi adalah memberi penguatan, sokongan,
arahan, pada perilaku yang erat kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam belajar.
Memberikan motivasi kepada siswa berarti memberdayakan afeksi mereka agar
dapat melakukan sesuatu, melalui penguatan langsung (eksternal), penguatan
pengganti, dan penguatan diri sendiri. Hal itu mempunyai peranan besar dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar.
Keller (1983) mendefinisikan motivasi sebagai intensitas dan arah suatu
perilaku serta berkaitan dengan pilihan yang dibuat seseorang untuk mengerjakan
atau menghindari suatu tugas serta menunjukkan tingkat usaha yang
dilakukannya. Secara operasional motivasi belajar ditentukan oleh indikator-
indikator sebagai berikut. a) tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran, b)
tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, c) tingkat keyakinan
siswa terhadap kemempuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, d)
tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Jadi, untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dapat diketahui dari
seberapa jauh perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, seberapa jauh siswa
merasakan ada kaitan atau relevansi isi pembelajaran dengan kebutuhannya,
seberapa jauh siswa merasa yakin terhadap kemampuan dalam mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran, serta seberapa jauh siswa merasa puas terhadap
kegiatan belajar yang telah dilakukan. Keempat variabel tersebut merupakan
kondisi-kondisi yang nampak dalam diri siswa selama mengikuti pembelajaran
(Wena, 2011:33).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dalam kegiatannya pembelajaran, motivasi merupakan tanggung jawab
seorang guru agar pengajaran yang diberikan berhasil dengan baik. Keberhasilan
ini banyak bergantung pada usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar
peserta didik. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar
pada peserta didik. Apabila mempunyai motivasi yang kuat, peserta didik akan
menujukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan
belajar atau pendidikan yang dilaksanakan. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya
sulit untuk berhasil.
4. Hasil belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan-ketrampilan (Suprijono, 2011:5). Dalam
sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
a) Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan
berpikir dan pemecahan masalah. Menurut Taksonomi Bloom yang direvisi
pada tahun 2001 dalam Yamin (2008:33) mengungkapkan bahwa tujuan
belajar ranah kognitif membedakan antara proses kognitif dan dimensi
pengetahuan. Ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan
intelektual yang terdiri dari enam aspek dan disusun secara berjenjang meliputi
mengingat (remember), mengerti (understand), mengaplikasikan (apply),
menganalisis (analyze), menilai (evaluate) dan mencipta (create). Dimensi
pengetahuan adalah fakta, konsep, prosedur dan metakognisi.
Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan “berpikir”, mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sebelumnya dipelajari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ranah kognitif
adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang
sering berawal dari tingkat “mengingat” sampai ke tingkat paling tinggi yaitu “
mencipta”. Kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan (mengingat),
memahami dan menerapkan hanya membutuhkan proses berfikir rendah (lower
level of thinking process), sedangkan menganalisis, mengevaluasi dan
menciptakan membutuhkan proses berfikir tingkat tinggi (higher level of
thinking process). Perbedaan taksonomi Bloom lama dan baru ditunjukkan
pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama Dan Baru Tingkatan Lama Baru/dimensi proses kognitif
C1 Pengetahuan (Knowlwdge) Ingatan (Remember) C2 Pemahaman (Understand) Pemahaman (Understand) C3 Penerapan (Apply) Penerapan (Apply) C4 Analisis (Analyze) Analisis (Analyze) C5 Sintesis (Synthesis) Evaluasi (Evaluate) C6 Evaluasi (Evaluate) Cipta (Create)
b) Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan sikap dan nilai. tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya dalam
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan dan teman sekelas,
kebiasaan belajar dan hubungan sosial.
Menurut Sudjana (2008:30) ada beberapa jenis ranah afektif sebagai
hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana
sampai tingkat yaang kompleks.
a. Receving (attending) yakni semacam kepekaan yang dalam menerima
rangsang (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk
masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kontrol dan seleksi
gejala atau rangsangan dari luar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi,
perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada
dirinya.
c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimiulus tadi. Dalam evaluasi ini temasuk di dalamnya ketersediaan
menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan
kesepakatan terhadap nilai tersebut.
d. Organisasi yakni pengembangan dari pengembangan dari nilai ke dalam
suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas yang telah dimilikinya. yang termasuk ke dalam
organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain.
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat
tertinggi dalam hirarki nilai. Peserta didik telah mimiliki sistem nilai yang
mengontrol tingkah lakunya sehingga membentuk karakteristik pola hidup.
c) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan perilaku yang dimunculkan oleh hasil
kerja fungsi tubuh manusia. Hasil psikomotor tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Anita harrow dalam
Yulaelawati (2004:63) mengelola taksonomi ranah psikomotor menurut
derajad koordinasi yang meliputi koordinasi ketidaksengajaan dan kemampuan
yang dilatihkan. Taksonomi ini dimulai dengan gerak refleks yang sederhana
pada tingkatan rendah ke gerakan otot yang lebih kompleks pada tingkatan
tertinggi. Hirarki ranah psikomotor dapat digolongkan meliputi gerakan
refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap (perceptual), kegiatan fisik dan
komunikasi tidak berwacana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1. Gerakan refleks
merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi
stimulus.
2. Gerakan dasar
Merupakan pola gerakan yang di vaariasi yang terbentuk berdasarkan
campuran gerakan refleks daan gerakan yang lebih kompleks.
3. Gerakan tanggap (perceptual)
Merupakan penafsiran terhadap segala rangsang yang membuat seseorang
mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
4. Kegiatan fisik
Merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental,
ketahanan, kecerdasan, kegesitan dan kekuatan suara.
5. Komunikasi tidak berwacana
Merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh. Gerakan tubuh ini
merentang dari ekspresi mimik muka sampai dengan gerakan koreografi.
5. Learning Cycle 7E
Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang
berlandaskan pada pandangan konstruktif. Pandangan ini berasumsi bahwa
mengajar bukan sebagai proses di mana gagasan-gagasan guru (dosen) diteruskan
pada para peserta didik, melainkan sebagai proses untuk mengubah dan
membangun gagasan-gagasan peserta didik yang sudah ada. Seperti yang
diungkapkan oleh Renner et al (1988) dalam Nuhoglu dan Yalcin (2006:28), “The
leaning cycle is a well established inductive approach to learning scienc “. Model
Learning Cycle menekankan pada model pembelajaran yang berorientasi
kehakikat sains yaitu sebagai produk, proses dan alat untuk mengembangkan
sikap ilmiah. Siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran siklus adalah suatu kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Siklus belajar (Learning Cycle) merupakan salah satu model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13 pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas
tiga tahap, yaitu Eksplorasi (exploration), Pengenalan konsep (concept
introduction), dan Penerapan konsep (concept application). Pada proses
selanjutnya, Tiga siklus tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap yang
sering disebut dengan Learning Cycle 5E. Tahapan dari Learning Cycle 5E yaitu
engage, explore, explain, extend dan evaluate (Wena, 2011:171). Pada proses
selanjutya Eisenkraft (2003:57) mengembangkan siklus belajar menjadi tujuh
tahap. Tujuh tahap dari model Learning Cycle 7E adalah menekankan pada
pentingnya memperoleh pemahaman konsep sebelumnya atau transfer konsep.
Dalam model ini, guru tidak lagi mengabaikan pengetahuan awal siswa dalam
proses pembelajaran. Perubahan model Learning Cycle 5E menjadi 7E
ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Elicit
Engage
Engage
Explore Explore
Explain Explain
Elaborate
Elaborate
Evaluate
Evaluate
Extend
Gambar 2.1 Tahapan Perubahan Model Learning Cycle 5E Menjadi 7E
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Menurut Eisenkraft (2003:58-59) tahapan-tahapan model Learning Cycle
7E dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Elicit
Pada fase ini, guru berusaha menimbulkan atau mendatangkan
pengetahuan awal siswa. Pada fase ini guru dapat mengetahui sampai dimana
pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa
agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan kepenasaran
tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini
dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang
akan dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah yang diketahui siswa
seperti kejadian dalam kehidupan sehari-hari.
b. Engage
Fase digunakan untuk memfokuskan perhatian siswa, merangsang
kemampuan berpikir serta membangkitkan minat dan motivasi siswa
terhadap konsep yang akan diajarkan. Fase ini dapat dilakukan dengan
demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk
membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keigintahuan siswa.
c. Explore
Pada fase ini siswa memperoleh pengetahuan dengan
pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan
dipelajari. Siswa diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil tanpa pengajaran langsung dari guru. Pada fase ini siswa diberi
kesempatan untuk mengamati data, merekam data, mengisolasi variabel,
merancang dan merencanakan eksperimen, membuat grafik, menafsirkan
hasil, mengembangkan hipotesis serta mengatur temuan mereka. Guru
merangkai pertanyaan, memberi masukan, dan menilai pemahaman.
d. Explain
Pada fase ini siswa diperkenalkan pada konsep, hukum dan teori baru.
Siswa menyimpulkan dan mengemukakan hasil dari temuannya pada fase
explore. Guru mengenalkan siswa pada beberapa kosa kata ilmiah, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
memberikan pertanyaan untuk merangsang siswa agar menggunakan istilah
ilmiah untuk menjelaskan hasil eksplorasi.
e. Elaborate
Fase yang bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbol,
definisi, konsep, dan keterampilan pada permasalahan yang berkaitan dengan
contoh dari pelajaran yang dipelajari.
f. Evaluate
Fase evaluasi model pembelajaran Learning Cycle 7E terdiri dari
evaluasi formatife dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatife tidak boleh dibatasi
pada siklus-siklus tertentu saja, sebaiknya guru selalu menilai semua
kegiatan siswa.
g. Extend
Pada tahap ini bertujuan untuk berfikir, mencari menemukan dan
menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan
kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep
yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka
pelajari.
Ketujuh tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan
siswa untuk menerapkan model Learning Cycle 7E pada pembelajaran di kelas.
Guru dan siswa mempunyai peran masing-masing dalam setiap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tahapan dari siklus belajar.
Arah pembelajaran serta aktivitas guru dan siswa dalam setiap tahap dalam model
Learning Cycle 7E dapat dijabarkan dalam Tabel 2.
Tabel 2.2 Tahap-Tahap Dalam Model Learning Cycle 7e
Fase 7e Arah pembelajaran Kegiatan guru Kegiatan siswa Elicit 1) Memfokuskan
perhatian siswa
2) Menyelidiki Pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
1) Memfokuskan siswa terhadap materi yang akan dipelajari
2) Mengajukan pertanyaan
1) Memfokuskan diri terhadap apa yang disampaikan oleh guru
2) Mengingat kembali materi yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3) Menstiumulus
berfikir
kepada siswa dengan pertanyaan seperti “Apa yang kamu pikirkan?”atau “Apa yang kamu ketahui?” yang sesuai dengan permasalahan
3) Menampung
semua jawaban siswa
Dipelajari 3) Mengajukan
pendapat jawaban berdasarkan pengetahuan sebelumnya atau pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari
Engage 1) Demonstrasi/ menyajikan fenomena
2) Bertukar informasi dan pengalaman
1) Menyajikan demonstrasi atau bercerita tentang fenomena alam yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari
2) Memberikan pertanyaan untuk merangsang motivasi dan keingintahuan siswa
1) Memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan atau mendemonstrasi-kan sebuah fenomena
2) Mencari dan
berbagi informasi yang mendukung konsep yang
Explore 1) Menganalisis apa yang telah dieksplorasi
2) Diskusi 3) Aktivitas
keterampilan berfikir: Membandingkan, mengklarifikasi, menganalisis
1) Membimbing siswa dalam menyiapkan laporan (data dan kesimpulan) eksperimen
2) Menganjurkan
siswa untuk menjelaskan laporan
1) Melakukan presentasi dengan cara menjelaskan data yang diperoleh dari hasil eksperimen
2) Mendengarkan penjelasan kelompok lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kesalahan, memecahkan masalah
eksperimen dengan kata-kata mereka sendiri
3) Memfasilitasi
siswa untuk melakukan presentasi laporan eksperimen
4) Mengarahkan
siswa pada data dan petunjuk telah diperoleh dari pengalaman sebelumnya atau dari hasil eksperimen untuk mendapatkan kesimpulan
5) Memberikan
pertanyaan arahan kepada siswa mengenai eksperimen yang dilakukan ketika diperlukan
6) Memberi waktu
yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan eksperimen
3) Mengajukan pertanyaan terhadap penjelasan kelompok
4) Mendengarkan dan
memahami penjelasan/ klarifikasi yang disampaikan oleh guru (jika ada)
5) Menyimpulkan
hasil eksperimen berdasarkan data yang telah didapat dan petunjuk (penjelasan) dari guru
6) Diskusi dalam
kelompok untuk menjawab permasalahan yang disajikan dalam LKS
7) Membuat
kesimpulan awal berdasarkan data yang diperoleh dari hasil eksperimen
Explain 1) Menganalisis apa yang telah dieksplorasi
2) Diskusi
1) Membimbing siswa dalam menyiapkan laporan (data dan kesimpul-an) eksperimen
1) Melakukan presentasi dengan cara menjelaskan data yang diperoleh dari hasil eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3) Aktivitas Keterampilan berfikir: membandingkan, mengklarifikasi, menganalisis kesalahan
2) Menganjurka siswa untuk menjelaskan laporan eksperimen dengan kata-kata mereka sendiri
3) Memfasilitasi
siswa untuk melakukan presentasi laporan eksperimen
4) Mengarahkan
siswa pada data dan petunjuk telah diperoleh dari pengalaman sebelumnya atau dari hasil eksperimen untuk mendapatkan kesimpulan
2) Mendengarkan penjelasan kelompok lain
3) Mengajukan
pertanyaan terhadap penjelasan kelompok lain
4) Mendengarkan dan
memahami penjelasan/ klarifikasi yang disampaikan oleh guru (jika ada)
5) Menyimpulkan hasil eksperimen berdasarkan data yang telah didapat dan petunjuk (penjelasan) dari guru
Elabo-rate
1) Menerapkan apa yang telah dijelaskan pada fase Explain
2) Mengaplikasi pengetahuan yang telah didapatkan
1) Mengajak siswa untuk menggunakan istilah umum
2) Memberikan soal atau permasalahan dan mengarahkan siswa untuk menyelesaikan
3) Menganjurkan siswa untuk menggunakan konsep yang telah mereka
1) Menggunakan istilah umum dan pengetahuan yang baru
2) Menggunakan Informasi sebelumnya yang didapat untuk bertanya, mengemukakan pendapat dan membuat keputusan
3) Menerapkan pengetahuan yang baru untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dapatkan menyelesaikan soal-soal
Extend 1) Memecahkan masalah
2) Membuat
keputusan 3) Aktivitas dalam
berfikir: Membandingkan, mengklarifikasi menggunakan konsep yang telah dipejari sebelumnya
1) Memperlihatkan hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep yang lain
2) Memberikan pertanyaan Untuk membantu siswa melihat hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep/ topik yang lain
3) Mengajukan
pertanyaan tambahan yang sesuai dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi konsep dari materi yang dipelajari
1) Melihat hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep yang lain
2) Membuat hubungan antara konsep yang telah dipelajari dengan kehidupan sehari-hari sebagai gambaran aplikasi konsep yang nyata
3) Menggunakan pengetahuan dari hasil eksperimen untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, terkait dengan konsep yang telah dipelajari
4) Berfikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari
Evaluate 1) Melakukan
penilaian Internal dan eksternal terhadap aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terbangun
1) Memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari
2) Melakukan penilaian kinerja melalui
1) Mengerjakan kuis
2) Menjawab pertanyaan lisan yang diajukan oleh guru (baik berupa pendapat maupun fakta)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Melakukan tes
3) Penilaian penampilan
4) Menghasilkan sebuah karya
observasi selama proses pembelajaran
3) Memberikan kuis
3) Mempunyai
kemampuan dan keterampilan untuk menjelaskan konsep yang telah dipelajari
(Lorsbach, 2006: Einskraft, 2009 dalam Hardiansyah, 2010: 20)
Adapun keunggulan dan kelemahan dari model siklus belajar adalah:
1. Keunggulan
a. Dapat menumbuhkan kegairahan belajar peserta didik.
b. Meningkatkan motivasi belajar, kerja sama, saling belajar, keakraban, saling
menghargai, partisipasi, kemampuan berbahasa peserta didik.
c. Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan.
d. Kegiatan belajar lebih mantap.
e. Pengetahuan yang didapatkan lebih melekat.
2. Kelemahan
a. Persiapannya memerlukan banyak tenaga, pikiran, alat dan waktu.
b. Memerlukan pendidik yang mampu mengelola kelas dan mengatur kerja
kelompok dengan baik.
c. Membutuhkan media, fasilitas dan biaya yang cukup besar.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Learning Cycle 7E
Beberapa penelitian telah dilakukan yang menunjukkan keefektifan
penerapan pembelajaran Learning Cycle 7E. Hasil penelitian yang telah dilakukan
Tika (2008:200) menyimpulkan bahwa model pembelajaran learning cycle 5E
dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian
yang telah dilakukan Soeprodjo et al (2008:229) di SMA Negeri 1 Temanggung
yang menyimpulkan bahwa model Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap hasil
belajar. Hasil penelitian dari Susilawati et al (2010:324) menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21 model Learning Cycle 7E secara signifikan dapat lebih meningkatkan
keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional. Peningkatan ranah kognitif siswa pada pembelajaran Learning
Cycle 7E lebih tinggi dibandingkan hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran
konvensional. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Liu et al (2009:355)
menjelaskan bahwa pembelajaran dengan model Learning Cycle dapat efektif
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari
serta dapat meningkatkan motivasi belajar.
2. Motivasi Belajar
Penelitian tentang motivasi belajar cukup banyak dilakukan di berbagai jenjang
pendidikan dan berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran. Hasil penelitian Supartini
(2008:30) di SMK Al-Hidayah 1 Jakarta menyimpulkan bahwa motivasi belajar
berperan signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi, upaya untuk
meningkatkan hasil belajar dapat dilakukan dengan memberikan fokus lebih
terhadap motivasi belajarnya. Selain itu juga hasil penelitian dari Tonang
(2007:17) di SMP Kristen BPK Penabur Jakarta menunjukkan bahwa motivasi
belajar berperan penting dalam proses pembelajaran. Makin besar motivasi yang
diberikan, makin tinggi hasil belajar yang diperoleh. Hasil penelitian yang sama
juga diungkapkan oleh Hamdu dan Agustina (2011:95) di SD Tarumanegara kota
Tasikmalaya menyimpulkan bahwa motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
memiliki pengaruh yang signifikan. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang besar
terhadap hasil belajar siswa. Semakin tinggi motivasi belajar siswa maka semakin
tinggi pula tingkat prestasi belajarnya, sebaliknya semakin rendah pemberian
motivasi maka semakin rendah pula tingkat prestasi belajarnyaa.
C. Kerangka Berpikir
Belajar dan mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dengan peserta didik dalam situasi pendidikan. Setiap proses
interaksi belajar mengajar ditandai dengan sejumlah unsur yakni tujuan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22 dicapai, adanya guru dengan peserta didik sebagai individu yang terlibat dalam
proses interaksi tersebut, adanya bahan pelajaran dan adanya metode sebagai alat
untuk menciptakan situasi belajar-mengajar. proses interaksi belajar-mengajar
pada prinsipnya sagat bergantung pada guru dan peserta didik. Oleh karena itu,
dari guru dalam belajar mengajar dituntut kesabaran, keuletan, dan sikap terbuka
di samping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Demikian
pula dari peserta didik di tuntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar.
Faktor–faktor yang mempengaruhi proses belajar menjadi dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap proses belajar siswa meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat
(Slameto, 2003:54-72). Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pengajaran dan metode belajar. Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam
pembelajaran biologi adalah kurangnya keterlibatan atau peran serta siswa dalam
kegiatan belajar. masih banyaknya guru yang menerapkan sistem pembelajaran
yang menonton. Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukkan
adanya partisipasi siswa secara menyeluruh. Siswa cenderung pasif dan berperan
sebagai objek dalam pembelajaran, hanya mendengarkan dan menulis informasi
yang diberikan oleh guru. Ketidaksenangan dan kebosanan siswa akan
mengakibatkan turunnya motivasi belajar siswa dan berujung pada kurang
optimalnya hasil belajar yang dicapai siswa.
Dalam pembelajaran biologi membutuhkan model pembelajaran yang
efektif. Misalnya Learning Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E
merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa.
Melalui kegiatan yang ada tiap fase Learning Cycle 7E mewadai siswa untuk
secara aktif membangun konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan
lingkungan fisik maupun sosial.
Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara
sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Motivasi belajar
Pengaruh Motivasi belajar meningkat
Faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2003:54-72)
Faktor internal meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologi, faktor kelelahan
Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat
Faktor psikoalogi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan belajar
Faktor sekolah : Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran dan metode belajar
Model pembelajaran
Pelaksanaan pada pembelajaran konvensional kurangnya keterlibatan atau peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan berperan sebagai objek dalam pembelajaran, hanya
mendengarkan dan menulis informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran monoton sehingga menyebabkan turunnya motivasi belajar siswa
Hasil belajar biologi yang dicapai siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik kurang optimal.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E
Pengaruh Hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat mengalami peningkatan menjadi lebih baik dan optimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
D. HIPOTESIS
Berdasarkan tinjauan pustaka dan dihubungkan dengan permasalahan yang
ada, maka peneliti mengajukan hipotesis berikut :
1. Ada pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar
siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
2. Ada pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa
kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
3. Ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA
SMA N 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Banyudono semester genap
tahun pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan secara bertahap dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi permohonan pembimbing, survei sekolah
yang bersangkutan, pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, pembuatan
instrumen penelitian, dan perijinan penelitian. Persiapan penelitian
direncanakan pada bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi uji coba instrumen penelitian di SMA
Negeri 1 Teras, pelaksanaan penelitian, dan pengambilan data yang
dilaksanakan di SMA Negeri I Banyudono pada bulan Februari 2012 sampai
April 2012
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian, meliputi analisa data dan penyusunan laporan
yang dilaksanakan bulan April 2012 sampai Juni 2012.
Ketiga tahapan diatas mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan
sampai tahap penyelesaian disusun pada gambar 3.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tahap Kegiatan penelitian Bulan ke (dalam tahun 2011-2012) 08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06
Persiapan
1. Permohonan pembimbing √
2. Survei sekolah √ 3. Konsultasi judul √ 4. Konsultasi draf
proposal √ √
5. Konsultasi instrument dan seminar proposal
√
Pelaksanaan
1. Ijin penelitian dan melengkapi instrument
√
2. Try out instrumen penelitian
√ √
3. Pelaksanaan penelitian dan konsultasi bab I, II, dan III
√ √
Pengolahan data dan penyusunan laporan
Pengolahan data hasil penelitian dan penyusunan laporan
√ √ √
Gambar 3.1 Waktu Penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:80) populasi dalalah wilayah generalisai yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh
siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri I Banyudono tahun pelajaran
2011/2012.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2009:81). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari
dua kelompok yaitu kelompok XI IPA 1 sebanyak 32 siswa sebagai kelompok
kontrol dan kelompok XI IPA 2 sebanyak 32 siswa sebagai kelompok eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling
dengan asumsi bahwa populasi terdistrubusi dalam kelompok pada katagori
kelas. Pengambilan sampel selanjutnya dilakukan pada katagori kelas secara
acak. Dari seluruh populasi kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Banyudono
dilakukan pengambilan secara random dua kelompok untuk dijadikan sampel
yaitu satu sebagai kelompok kontrol dan satu sebagai kelompok eksperimen
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan dua variabel terikat yaitu:
a. Variabel Bebas
Penerapan model pembelajaran yaitu Learning Cycle 7E dan
konvensional.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan hasil
belajar.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data
antara lain :
a). Teknik Dokumentasi
Fungsi dari teknik dokumentasi pada penelitian yang akan dilakukan
adalah untuk mendapatkan nilai Ujian Mid Semester kelas XI semester gasal
tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran biologi yang digunakan untuk uji
keseimbangan.
b). Teknik Angket
Angket digunakan untuk mengambil data motivasi belajar siswa dan
hasil belajar afektif. Pengukuran motivasi dan hasil belajar pada ranah afektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
menggunakan angket dalam bentuk ceklist yaitu bentuk angket dimana
pengisi angket tinggal memberi tanda cek (√) pada kolom yang telah
disediakan.
c). Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengambil data penguasaan konsep
biologi pada ranah kognitif. Tes berbentuk tes objektif yaitu dalam bentuk
pilihan ganda.
d). Metode observasi
Metode observasi dimanfaatkan untuk mengukur keterlaksanaan
sintak model Learning Cycle 7E yang diterapkan pada kelas eksperimen.
Lembar observasi dinilai oleh observer yang berjumlah dua orang. Data
tersebut digunakan sebagai penguat bahwa di kelas eksperimen benar-benar
diterapkan model Learning Cycle 7E. Selain itu untuk pengukuran hasil
belajar ranah psikomotor juga menggunakan lembar observasi yang dinilai
oleh tiga observer.
3. Teknik Penyusunan Instrumen
a. Pengukuran Motivasi Belajar Siswa
Pengukuran motivasi belajar menggunakan angket dalam bentuk
ceklist. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam
Arikunto (2009:180) sebagai berikut:
SS : sangat setuju dengan skor 5 S : setuju dengan skor 4 RR : ragu-ragu dengan skor 3 TS : tidak setuju dengan skor 2 STS : sangat tidak setuju dengan skor 1
Uji kesahihan angket motivasi belajar diukur dengan uji validitas dan
uji reliabilitas (Arikunto, 2009:64-113).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29 b. Pengukuran Ranah Kognitif
Pengukuran ranah kognitif menggunakan teknik tes dengan langkah-
langkah penyusunan sebagai berikut:
1. Pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai dengan Kompetensi Dasar
2. Penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif
3. Pembuatan alat ukur sesuai indikator
4. Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan
5. Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang mencakup 6 jenjang
kemampuan yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3 (memakai), C4
(menganalisis), C5 (menilai), C6 (mencipta)
6. Penyusunan item soal ranah kognitif
7. Pengujian kesahihan item dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas
menurut Arikunto (2009:64-82)
8. Item diuji lagi dengan uji tingkat kesukaran item dan uji daya pembeda
item soal.
9. Berdasarkan pengujian-pengujian yang dilakukan, soal digunakan untuk
postes.
c. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Afektif
Pengukuran hasil belajar ranah afektif menggunakan angket dalam
bentuk ceklist. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert
dalam Arikunto (2009:180) sebagai berikut:
SS : sangat setuju dengan skor 5 S : setuju dengan skor 4 RR : ragu-ragu dengan skor 3 TS : tidak setuju dengan skor 2 STS : sangat tidak setuju dengan skor 1
Menurut Sudjana (2008:30) ada lima tingkatan bidang afektif yaitu:
penerimaan (receiving), tanggapan (responding), penilaian (valuing),
organisasi (organizing), karakterisasi (characterizing). Uji kesahihan angket
ranah afektif diukur dengan uji validitas dan uji reliabilitas (Arikunto,
2009:64-113).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30 b. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Psikomotor
Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan lembar
observasi. Cara pemberian skor lembar observasi dengan Ya dan Tidak (1 dan
0). Pengukuran ranah psikomotorik dengan lembar observasi dilakukan pada
saat kegiatan belajar mengajar.
Hirarki ranah psikomotorik menurut Anita harrow dalam Yulaelawati
(2004:63) meliputi 5 jenjang kemampuan yaitu meliputi gerakan refleks,
gerakan dasar, gerakan tanggap (perceptual), kegiatan fisik dan komunikasi
tidak berwacana. Uji kesahihan diukur dengan uji validitas dan reliabilitas
menurut Arikunto (2009:64-113).
4. Analisis Instrumen
Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar dan ranah afektif siswa
digunakan angket tertutup. Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes
obyektif. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen yang
berupa tes dan angket diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas
instrumen. Untuk mengetahui kualitas instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian maka instrumen diuji dengan statistik sebagai berikut:
a. Validitas
Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur
apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009:60). Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas konstruk, isi,
dan butir soal. Instrumen yang akan dibuat terlebih dulu dibuat kisi-kisi yang
selanjutnya dituangkan dalam instrumen berupa angket dan tes. Sebelum try
out angket dan tes divalidasi konstruk dan isi (konten) oleh ahli yaitu dosen
pembimbing maupun dosen ahli. Validitas butir soal dan butir angket dihitung
dengan menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
rxy =
}}{{ 2222 yyNxxNyxxyN
Keterangan : rxy : koefisien korelasi antara x dan y, dua variable yang dikorelasikan N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) x : skor untuk butir ke-i y : skor total (dari subyek uji coba)
Jika harga rxy < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item
pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika rxy > r tabel maka item
pertanyaan dinyatakan valid. Dari perhitungan uji validitas try out soal kognitif
didapatkan 21 item valid, untuk try out angket afektif didapatkan 29 item valid,
sedangkan try out angket motivasi belajar didapatkan 37 item valid. Secara
ringkas hasil try out disajikan dalam Tabel 3.1 selengkapnya pada Lampiran 2.
Tabel 3.1 Rangkuman Hasil Uji Validitas
Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Valid Invalid
Kognitif 40 21 19 Afektif 35 29 6 Motivasi Belajar 37 37 0
b. Reliabilitas
Reliabel memiliki arti tingkat kepercayaan. Berasal dari dua suku kata
Rely dan Ability atau dapat dipercaya (Agus dan Islandscript, 2011:37). Suatu
tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang. Reliabilitas
instrumen tes hasil belajar kognitif diukur menggunakan rumus Kuder
Richardson (KR-20) sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
r11=
1nn
2
2
SpqS
Dengan : reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah ( q = 1 - p ) ∑pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians )
Sedangkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket motivasi
belajar dan ranah afektif digunakan rumus Alpha yaitu sebagai berikut:
r11 =
1nn
2
2
1St
si
Dengan : = indeks reliabilitas instrumen
n = cacah butir instrumen Σ = variansi total
2is = variansi butir ke-i
(Riduwan, 2009:108-115)
Acuan penilaian reliabilitas dari butir soal atau item menurut Riduwan
(2004: 98) adalah:
0,8 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST) 0,6 – 0,799 : Tinggi (T) 0,4 – 0,599 : Cukup (C) 0,2 – 0,399 : Rendah (R) 0,00 – 0,199 : Sangat Rendah (SR)
Hasil uji reliabilitas tes try out kognitif, afektif, psikomotorik, dan
aktivitas belajar siswa secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.2 dan
selengkapnya pada Lampiran 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 3.2 Rangkuman Uji Reliabilitas
Instrumen Penelitian
Jumlah Item Valid
No Item
Indeks Reliabilitas Keputusan Uji
Kognitif 21 1-14 0,723 Reliabilitas tinggi 15-21 0,652 Reliabilitas tinggi
Afektif 29 1-29 0,904 Reliabilitas sangat tinggi Motivasi 37 1-37 0,936 Reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan Tabel 3.2 hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa hasil
uji reliabilitas tes kognitif pertama (No. item 1-14) dan kedua (No. item 15-21)
masing-masing diperoleh r11= 0.723 dan r11= 0.652 yang berarti bahwa
koefisien reliabilitas soal tes kognitif tinggi. Hasil uji reliabilitas angket afektif
diperoleh r11 = 0.902 hal ini berarti koefisien reliabilitas angket afektif sangat
tinggi. Hasil uji reliabilitas angket motivasi belajar siswa diperoleh r11 = 0.937
hal ini berarti koefisien reliabilitas angket motivasi belajar siswa sangat tinggi.
c. Analisis Butir soal
a. Uji Taraf Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir soal
digunakan rumus sebagai berikut :
P =
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :
0,10 – 0,30 : Sukar 0,30 – 0,70 : Sedang 0,70 – 1,00 : Mudah
(Arikunto, 2009:207-210)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif secara ringkas
disajikan pada Tabel 3.3 dan selengkapnya pada Lampiran 2
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Tes Kognitif
Instrumen Penelitian Jumlah Butir Soal Valid Kriteria
Mudah Sedang Sukar Kognitif 21 10 9 2
Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa hasil uji taraf
kesukaran diperoleh soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah
sebanyak 10 soal, sedang 9 soal, dan sukar sebanyak 2 soal.
b. Daya Pembeda
Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika
kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok
siswa yang kurang pandai. Arikunto (2009:213-214) mengemukakan
bahwa untuk mengetahui daya beda butir soal digunakan rumus indeks
diskriminasi sebagai berikut:
D =
Keterangan : J : Jumlah peserta tes
: Banyaknya peserta kelompok atas : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2009:218) adalah
sebagai berikut:
D : 0.00 – 0.20 : Jelek (poor) D: 0.20 – 0.40 : Cukup (satisfactory) D: 0.40 – 0.70 : Baik (good) D: 0.70 – 1.00 : Baik sekali (excellent). D: Negatif : Semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif
dibuang
Butir soal yang baik memiliki indeks diskriminasi 0,4 – 0,7. Hasil
analisis uji daya pembeda try out tes kognitif secara ringkas disajikan pada
Tabel 3.4 dan selengkapnya pada Lampiran 2.
Tabel 3.4 Rangkuman Uji Daya Pembeda Tes Kognitif
Instrumen Penelitian
Jumlah Butir Soal Valid
Kriteria
Negatif Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Kognitif 21 0 6 10 5 0
Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari hasil uji daya beda
diperoleh soal yang mempunyai indeks deskriminasi baik sebanyak 5 soal,
cukup sebanyak 10 soal, jelek sebanyak 6 soal. Untuk soal yang
mempunyai indeks deskriminasi jelek direvisi secara redaksional.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental
research) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi
perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Kedua kelompok
baik kontrol maupun eksperimen diberi perlakuan berupa strategi pembelajaran
yang berbeda. Motivasi belajar digolongkan menjadi 3 tingkatan berdasarkan
mean dan standar deviasi menurut Sudijono (2007:324) yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36 Tinggi : X > X + 1SD Keterangan: SD : standar deviasi Sedang: X - 1SD X X + 1SD X : skor siswa Rendah: X < X - 1SD X : rerata skor seluruh siswa
Hasil perhitungan motivasi belajar siswa sebagai berikut:
a. Mean : 142,313 b. SD : 8,539 c. X < 150,852 : Motivasi Belajar Siswa Rendah d. 133,773 < X < 150,852 : Motivasi Belajar Siswa Sedang e. X > 133,773 : Motivasi Belajar Siswa Tinggi
Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design. Adapun bentuk
rancangannya disajikan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design
Group Treatment Post Test Eksperimen (R) X T2
Control (R) - T2
Keterangan: X : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen yaitu dengan
penerapan Learning Cycle 7E T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelompok control (R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)
(Sugiyono. 2009: 76)
Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa pendekatan pembelajaran
Learning Cycle 7E dan pendekatan konvensional terhadap variabel terikat yang
berupa motivasi dan hasil belajar tertuang dalam paradigma penelitian. Skema
paradigma penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 3.2 Skema Paradigma Penelitian
Keterangan : X = Model pembelajaran. X0 = Model pembelajaran Konvensional X1 = Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Ya = Motivasi belajar siswa. Ya1 = Motivasi belajar siswa tinggi. Ya2 = Motivasi belajar siswa sedang. Ya3 = Motivasi belajar siswa rendah. X0Ya1Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor)
pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar tinggi.
X0Ya2Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar sedang.
X0Ya3Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar rendah.
X1Ya1Yb = Hasil belajar biologi(ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar tinggi.
X1Ya2Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar sedang.
X1Ya3Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan pada saat kedua kelompok sebelum dikenai
perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut
seimbang. Sebelum uji-t, dilakukan uji prasyarat yaitu uji kolmogorof-smirnov
dengan SPSS untuk uji normalitas dan uji Levene’s dengan SPSS untuk uji
homogenitas.
a. Uji normalitas
perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji kolmogorof-smirnov
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal populasi yang terdistribusi normal)
2) Signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai Probabiiltas sigificance lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H0 diterima.
4) Kesimpulan:
a) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 diterima.
b) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0
ditolak.
Hasil perhitungan uji normalitas kemampual awal dengan mengunakan
uji kolmogorof-smirnov secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan Mengunakan Uji Kolmogorof-Smirnov
Kemampuan Awal Probabilitas sigificance Kriteria Keputusan Kontrol Eksperimen
Tes Kognitif 0,207 0,937 Probabilitas sig. >0,05
H0 diterima
Berdasarkan Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa
untuk kelompok kontrol dan eksperimen memiliki nilai signifikasi lebih dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
0,05 maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini
menggunakan uji Levene’s dari SPSS.
1) Hipotesis
H0 : μ1 = μ2 (samua variansi homogen)
H1 : μ1 ≠ μ2 (tidak semua variansi homogen)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai Probabilitas sigificance lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H0 diterima
4) Kesimpulan:
a) Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima.
b) Tidak semua variasi homogen jika H0 ditolak.
Hasil perhitungan uji homogenitas kemampual awal dengan
mengunakan uji Levene’s secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan Mengunakan Uji Levene’s
Kemampuan Awal
Probabiiltas sigificance Kriteria Keputusan
Tes Kognitif 0,747 Probabilitas sig. >0,05 H0 diterima
Berdasarkan Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa
untuk kelompok kontrol dan eksperimen memiliki nilai signifikasi lebih dari 0,05
maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan semua variansi homogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40 c. Uji Keseimbangan
Perhitungan uji keseimbangan sampel menggunakan T-test.
1) Hipotesis
H0 : μ1 = μ2 (kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama)
H1 : μ1 ≠ μ2 (kedua kelas memiliki kemampuan awal yang tidak sama)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai Probabilitas sigificance lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H0 diterima.
4) Kesimpulan:
a) Kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 diterima.
b) Kedua kelas memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0 ditolak.
Hasil perhitungan uji keseimbangan kemampuan awal dengan
menggunakan T-test secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.8
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Keseimbangan Kemampuan Awal Dengan Menggunakan T-test
Kemampuan Awal
Probabilitas sigificance Kriteria Keputusan
Tes kognitif 0,213 Probabilitas sig. >0,05 H0 diterima
Berdasarkan Tabel 3.8 diketahui nilai signifikasi kemampuan awal
siswa lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji kruskal-wallis. Perhitungan uji hipotesis
dilakukan menggunakan SPSS 16. Uji kruskal-wallis merupakan uji non
parametrik yang digunakan untuk menguji tiga atau lebih sampel independen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Berdasarkan judul penelitian, maka tercakup satu variabel bebas, yaitu
model pembelajaran serta dua variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa dan
hasil belajar biologi. Gambaran secara jelas hasil penelitian tersaji dalam deskripsi
data.
1. Deskripsi Data Keterlaksanan Sintaks Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen meliputi beberapa
tahapan yang dilakukan sesuai dengan sintaks model Learning Cycle 7E dan
diukur dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat seberapa jauh
keterlaksanaan model Learning Cycle 7E. Lembar observasi tersebut dirancang
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi
keterlaksanaan sintaks dilakukan setiap kali pertemuan yang meliputi aktivitas
guru dan siswa pada saat pembelajaran. Data hasil observasi diperoleh dari lembar
observasi yang diisi oleh dua orang observer pada saat kegiatan pembelajaran
pada kelas eksperimen dengan menerapkan model Learning Cycle 7E.
a. Observasi Aktivitas Guru
Secara ringkas hasil observasi aktivitas guru dalam model Learning Cycle
7E disajikan dalam Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru
No Tahapan Pembelajaran
Keterlaksanan Sintaks Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Elicit 2 Engagement 3 Eksplorasi 4 Explanation 5 Elaborasi 6 Extend 7 Evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan Tabel 4.1, secara umum dalam pembelajaran guru
melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada pertemuan pertama, hasil pengamatan
terhadap aktivitas guru cukup baik, namun pada saat kegiatan Engage dan
Extend tidak berjalan secara maksimal.
Pada pertemuan kedua dan ketiga kegiatan pembelajaran sudah berjalan
dengan baik. Peran guru sebagai fasilitator semakin baik. Sehingga secara umum
dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran semakin
baik dalam setiap pertemuannya.
b. Observasi Aktivitas Siswa
Secara ringkas hasil observasi aktivitas siswa dalam model Learning Cycle
7E disajikan dalam Tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa
No Tahapan Pembelajaran
Keterlaksanan Sintaks Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Elicit 2 Engagement 3 Eksplorasi 4 Explanation 5 Elaborasi 6 Extend 7 Evaluasi
Pengamatan terhadap aktivitas siswa menitikberatkan terhadap
keaktifan siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan Tabel 4.2 secara umum
kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Pada pertemuan pertama siswa
masih bingung dengan kegiatan Engagement dan Extend. Siswa masih cenderung
pasif dalam memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
Pertemuan kedua dan ketiga pembelajaran terus meningkat permasalahan
yang terjadi pada pertemuan pertama semakin berkurang. Siswa mulai terbiasa
dengan berdiskusi, berpendapat, dan menjawab pertanyaan. Berdasarkan Hasil
Observasi aktivitas siswa meningkat dalam setiap pertemuannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi
Data hasil belajar biologi diambil dari dua kelas yaitu kelas XI IPA1
sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa dengan model pembelajaran
konvensional dan kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32
siswa dengan model Learning Cycle 7E.
Hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada materi
sistem pernapasan, secara ringkas disajikan dalam Tabel 4.3, 4.4 dan 4.5
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
No Interval Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 52-59 1 3,125 % 0 0,000 % 2 60-67 10 31,250 % 9 28,125 % 3 68-75 5 15,625 % 6 18,750 % 4 76-83 10 31,250 % 15 46,875 % 5 84-91 6 18,750 % 2 6,250 %
Rata-rata 74,107 74,554 SD 9,822 7,516
Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif
No Interval Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 66-71 4 12,500 % 0 0,000 % 2 72-77 12 37,500 % 9 28,125 % 3 78-83 14 43,750 % 11 34,375 % 4 84-89 2 6,250 % 10 31,250 % 5 90-95 0 0,000 % 2 6,250 %
Rata-rata 77,091 80,991 SD 4,696 5,841
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor
No Interval Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 10-18 10 31,250% 0 0,000 % 2 19-27 13 40,625% 0 0,000 % 3 28-36 7 21,875% 0 0,000 % 4 37-45 2 6,250% 0 0,000 % 5 46-54 0 0,000 % 1 3,125% 6 55-63 0 0,000 % 3 9,375% 7 64-72 0 0,000 % 3 9,375% 8 73-81 0 0,000 % 9 28,125% 9 82-90 0 0,000 % 9 28,125%
10 91-99 0 0,000 % 7 21,875% Rata-rata 23,047 80,404
SD 8,515 10,843
Berdasarkan Tabel 4.3, 4.4 dan 4.5 maka dapat dibuat diagram batang
perbandingan hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada
kelas kontrol dan eksperimen yang tersaji dalam Gambar 4.1
Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen
0102030405060708090
Ranah kognitif Ranah afektif Ranah psikomotor
74,10777,091
23,047
74,55480,991
80,404
Nil
ai r
ata-
rata
kontrol
eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3. Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa
Data motivasi belajar biologi siswa diambil dari dua kelas yaitu kelas XI
IPA1 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa dengan model pembelajaran
konvensional dan kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32
siswa dengan model Learning Cycle 7E.
Berikut ini disajikan secara ringkas Tabel data motivasi belajar siswa
berdasakan model pembelajaran.
Tabel 4.6 Deskripsi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol Dan Eksperimen
Kelompok Nilai tertinggi Nilai Terendah Rata-rata SD Kontrol 160 118 140,125 8,665 Eksperimen 163 129 144,5 7,951
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dibuat diagram batang perbandingan motivasi
belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen yang tersaji dalam Gambar 4.2
Gambar 4.2 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data motivasi belajar siswa tersebut dikategorikan menjadi tiga yaitu
motivasi belajar tinggi, motivasi belajar sedang, dan motivasi belajar rendah. Data
sebaran motivasi belajar siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dapat disajikan secara ringkas pada Tabel 4.7 dan 4.8
137138139140141142143144145
motivasi belajar siswa
140,125
144,5
Nila
i rat
a-ra
ta
Kontrol
Eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 4.7 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol
No Motivasi Belajar Skor Frekuensi 1 Tinggi X1>150,852 2 2 Sedang 133,773<X2<150,852 21 3 Rendah X3<133,733 9
Tabel 4.8 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen
No Motivasi Belajar Skor Frekuensi 1 Tinggi X1>150,852 7 2 Sedang 133,773<X2<150,852 21 3 Rendah X3<133,733 4
Tabel 4.7 dan 4.8 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mempunyai
motivasi belajar tinggi pada kelas eksperimen yaitu 7 siswa, lebih banyak
daripada kelas kontrol yaitu 2 siswa, jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar
sedang pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 21 siswa. Sedangkan
jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada kelas kontrol yaitu 9
siswa lebih banyak daripada kelas eksperimen yaitu 4 siswa.
Penggolongan hasil belajar biologi tidak hanya dilihat dari model
pembelajaran pada kelas kontrol dan eksperimen tetapi juga didasarkan dari
motivasi belajar siswa. Perbandingan hasil belajar biologi berdasarkan dari
motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas kontrol dan eksperimen
secara ringkas disajikan pada Tabel 4.9
Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa Tinggi, Sedang dan Rendah
No
Motivasi Belajar
Hasil Belajar Biologi Kognitif Afektif Psikomotor
Mean SD Mean SD Mean SD 1 Tinggi 70,370 7,019 83,908 4,551 69,213 29,679 2 Sedang 75,624 8,361 79,402 5,425 51,835 29,546 3 Rendah 72,894 9,986 74,218 3,078 39,179 30,165
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berdasarkan Tabel 4.9 maka dapat dibuat diagram batang perbandingan
hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor ditinjau dari motivasi
belajar siswa tinggi, sedang dan rendah yang tersaji dalam Gambar 4.3
Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi, Sedang dan Rendah
B. UJI HIPOTESIS
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah
tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% yaitu H0 ditolak jika nilai sig. < α (0,05). Hal
ini berarti jika nilai sig. < 0,05 maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan sebaliknya
jika nilai sig. > 0,05 maka hipotesis nihil diterima.
1. Hipotesis Pertama
Hasil analisis pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E
terhadap Motivasi belajar siswa menggunakan uji Kruskal-Wallis. Secara ringkas
disajikan dalam Tabel 4.10
0102030405060708090
Tinggi Sedang Rendah
70,3775,624 72,894
83,908 79,40274,218
69,213
51,83539,179
Nil
ai r
ata-
rata
Motivasi belajar siswa
kognitif
afektif
psikomotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 4.10 Rangkuman Analisis uji Kruskal-Wallis Motivasi Belajar Berdasarkan Model Pembelajaran
Variabel Chi-Square Df Asym. Sig Kriteria Keputusan Motivasi Belajar 4,151 1 0,042 Asym. Sig < 0,05 H0B ditolak
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diinterpretasikan berikut :
1). H0B ditolak HaB diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan rata-
rata motivasi belajar berdasarkan model pembelajaran (kelompok kontrol
dengan model pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen dengan
model Learning Cycle 7E) sehingga diinterpresentasikan penerapan model
Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa
2. Hipotesis Kedua
Hasil analisis pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E
terhadap hasil belajar menggunakan uji Kruskal-Wallis. Secara ringkas disajikan
dalam Tabel 4.11
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Hasil Belajar Biologi Berdasarkan Model Pembelajaran
Hasil Belajar
Chi-Square Df Asym. Sig Kriteria Keputusan
Kognitif 0.098 1 0,754 Asym. Sig > 0,05 H0A diterima Afektif 6,049 1 0,014 Asym. Sig < 0,05 H0A ditolak Psikomotor 47,459 1 0,000 Asym. Sig < 0,05 H0A ditolak
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
1) H0A diterima HaA ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata hasil belajar biologi ranah kognitif berdasarkan model pembelajaran
(kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensinal dan kelompok
eksperimen dengan model Learning Cycle 7E) sehingga diinterpresentasikan
penerapan model Learning Cycle 7E tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
biologi ranah kognitif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) H0A ditolak HaA diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan rata-
rata hasil belajar biologi ranah psikomotor berdasarkan model pembelajaran
(kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional dan kelompok
eksperimen dengan model Learning Cycle 7E) sehingga diinterpresentasikan
penerapan model Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap hasil belajar
biologi ranah psikomotor.
3) H0A ditolak HaA diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan rata-
rata hasil belajar biologi ranah afektif berdasarkan model pembelajaran
(kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional dan kelompok
eksperimen dengan model Learning Cycle 7E) sehingga diinterpresentasikan
penerapan model Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap hasil belajar
biologi ranah afektif.
3. Hipotesis Ketiga
Hasil analisis penerapan Motivasi Belajar Siswa terhadap hasil belajar
biologi menggunakan uji Kruskal-Wallis. Secara ringkas disajikan dalam Tabel
4.12
Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Biologi
Hasil Belajar Chi-Square Df Asym. Sig Kriteria Keputusan Kognitif 3,203 2 0,202 Asym. Sig > 0,05 H0c diterima Afektif 18,682 2 0,000 Asym. Sig < 0,05 H0c ditolak Psikomotor 6,430 2 0,040 Asym. Sig < 0,05 H0c ditolak
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diinterpretasikan berikut :
1) H0C ditolak HaC ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan rata-
rata hasil belajar biologi ranah psikomotor berdasarkan motivasi belajar
siswa. sehingga diinterpresentasikan motivasi belajar siswa berpengaruh
terhadap hasil belajar biologi ranah psikomotor.
2) H0C ditolak HaC diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan rata-
rata hasil belajar biologi ranah afektif berdasarkan motivasi belajar siswa .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
sehingga diinterpresentasikan penerapan motivasi belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar biologi ranah afektif.
3) H0C diterima HaC ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata hasil belajar biologi ranah kognitif berdasarkan motivasi belajar
siswa. Sehingga diinterpresentasikan motivasi belajar siswa tidak
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif
C. PEMBAHASAN
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan Tabel 4.10 hasil uji Kruskal-Wallis diketahui bahwa
penerapan model Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Ada pengaruh karena ada perbedaan yang signifikan rata-rata motivasi belajar
siswa berdasarkan model pembelajaran antara kelompok kontrol dan eksperimen.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, model pembelajaran
menempati peranan yang tidak kalah penting dari komponen lainnya dalam
kegiatan pembelajaran. Tidak ada satu pun kegiatan pembelajaran yang tidak
menggunakan model pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Djamarah dan
Zain (2010:73) model pembelajaran memiliki kedudukan sebagai alat motivasi
ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman
(2007:90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Karena itu, model pembelajaran berfungsi sebagai alat
perangsang dari luar yang dapat membangkitkan motivasi belajar seseorang.
Hasil penelitian yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang ada bahwa
penerapan model Learning Cycle 7E mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Penerapan model Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap motivasi belajar
karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam model
pembelajaran ini siswa diajak untuk melakukan kegiatan demonstrasi, diskusi,
praktikum, atau kegiatan lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan
siswa dan mengembangkan rasa keigintahuan siswa. Model pembelajaran ini
mampu merangsang siswa rasa ingin tahu siswa untuk mencari hubungan konsep
yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk menemukan jawaban dari rasa ingin
tahu mereka. Eisenkraft (2003:58) menyatakan bahwa dalam model Learning
Cycle 7E terdapat tahapan elicit dan engage. Pada tahap elicit guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul
respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan rasa ingin tahu tentang jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sedangkan pada fase engage
digunakan untuk memfokuskan perhatian siswa, merangsang kemampuan berpikir
serta membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap konsep yang akan
diajarkan.
Selain itu, tahapan-tahapan dalam model pembelajaran siklus mengajak
siswa untuk tidak hanya mendengar penjelasan guru tetapi juga untuk berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat menggali dan
memperkaya pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari,
tahapan dalam model Learning Cycle 7E juga dapat menciptakan kerjasama
antarsiswa, siswa dapat berinteraksi dengan baik dengan teman anggota
kelompoknya maupun dengan anggota kelompok lain hal ini akan memberikan
motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dalam berdiskusi untuk
menyelesaikan permasalahan. Senada dengan pernyataan Wenna (2011:172)
dalam pembelajaran siklus, siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi
dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya
terhadap konsep yang dia pelajari.
Sehubungan dengan pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap
motivasi belajar siswa, Hasret dan Necati (2006:30) dalam penelitiannya juga
menyimpulkan bahwa model Learning Cycle merupakan model pembelajaran
yang dapat membantu memecahkan permasalahan dalam pembelajaran sains.
Model pembelajaran ini memfasilitasi siswa untuk belajar dengan efektif dan
dengan cara yang menarik sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa
akan termotivasi untuk menemukan konsep yang mereka pelajari dengan
melakukan kegiatan eksperimen dan siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka milki dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Hipotesis Kedua
Berdasarkan Tabel 4.11 hasil uji Kruskal-Wallis diketahui bahwa
penerapan model Learning Cycle 7E tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
ranah kognitif. Tidak ada pengaruh karena tidak ada perbedaan yang signifikan
rata-rata hasil belajar belajar ranah kognitif berdasarkan model pembelajaran
antara kelompok kontrol dan eksperimen.
Menurut Purniati et al (2009:3) model Learning Cycle mampu
meningkatkan pemahaman konsep. Dengan berpegang pada fase dalam model
Learning Cycle dimana siswa mengemukakan konsep atau gagasan mereka yang
sudah mereka miliki dan menguji gagasan ini timbul secara terbuka, didiskusikan,
dan diuji. Melalui aktifitas-aktifitas seperti itu, kemampuan siswa dalam
memahami konsep akan meningkat. Akan tetapi deduksi teori diatas tidak
terbukti. Setelah dianalisis hasil penelitian kelompok kontrol dan eksperimen
tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar ranah kognitif, yang
berarti bahwa model Learning Cycle 7E tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
ranah kognitif. Hal ini akan dibahas berdasarkan kondisi nyata yang peneliti alami
disaat penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Faktor psikologis dimana siswa masih belum terbiasa dengan model
pembelajaran aktif dimana sumber belajar tidak hanya didapat dari seorang
guru. Siswa sudah terbiasa dengan penyampaian materi yang disampaikan
guru secara lengkap. Akibatnya pemahaman siswa tentang materi masih
belum tersampaikan dengan baik.
2. Terdapat kendala yang dihadapi pada saat menerapkan model Learning Cycle
7E adalah kendala waktu. Hal ini dibuktikan dengan keterlaksanaan sintaks
model Learning Cycle 7E yang belum berjalan dengan baik pada pertemuan
pertama. Dalam menerapkan Learning Cycle 7E dibutuhkan managemen
waktu yang baik supaya semua sintaks dalam pembelajaran ini bisa berjalan
dengan baik. Dibutuhkan pendidik yang mampu mengelola kelas dan
mengatur kerja kelompok dengan baik. Sejalan dengan pernyataan dari
Simatupang (2008:67) Efektifitas rendah apabila pendidik tidak bisa
menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran. Model Learning Cycle
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
7E memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun
rencana dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga dibutuhkan waktu yang
lama supaya siswa mampu beradaptasi dengan model Learning Cycle 7E
sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan kognitif siswa.
3. Transfer informasi antar kelompok dipengaruhi oleh kemampuan
berkomunikasi yang masih kurang sebagai modal awal sehingga belum
berjalan efektif dan dimungkinkan terjadi ketimpangan informasi. Hal ini
terlihat dari penyampaian presentasi yang 80% masih terpacu dengan
membaca laporan ilmiah hasil kerja kelompok, kurang jelasnya penyampaian
ide-ide yang ada. Tetapi hal tersebut masih merupakan nilai lebih karena
termasuk proses belajar untuk terampil berkomunikasi seperti berdiskusi,
menyampaikan ide, gagasan atau pendapat dan mempresentasikan yang tidak
diperoleh dari kelas kontrol. Diketahui dari beberapa siswa yang mengajukan
pertanyaan, diskusi cukup baik ditandai banyaknya pembahasan materi.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa bias yang terjadi dari
penerapan model Learning Cycle 7E untuk kelas eksperimen adalah bias proses
yang berpengaruh terhadap hasil belajar, dimana belum semua ranah hasil belajar
pada kelas eksperimen dapat lebih unggul dari kelas kontrol karena proses
pembelajaran belum berjalan secara maksimal.
Selain faktor diatas bias yang terjadi juga dimungkinkan faktor instrumen
yang digunakan untuk pengukuran hasil belajar kognitif. Instrumen yang
digunakan menggunakan tes pilihan ganda dengan tingkat reliabilitas tinggi yang
telah diuji validitasnya. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (2009:165)
dimana tes berbentuk pilihan ganda mempunyai beberapa kelemahan diantaranya
soal-soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali
saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
Berdasarkan Tabel 4.11 hasil uji Kruskal-Wallis diketahui bahwa
penerapan model Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap hasil belajar ranah
afektif dan ranah psikomotor. Ada pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap
hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotor karena ada perbedaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
signfikan rata-rata hasil belajar afektif dan psikomotor berdasarkan model
pembelajaran antara kelompok kontrol dan eksperimen.
Hasil belajar siswa pada ranah psikomotor dan afektif pada kelompok
eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Karena pada
kelompok eksperimen siswa secara aktif belajar dengan mengamati melalui
kegiatan praktikum, interaksi dan komunikasi melalui kegiatan kelompok dan
diskusi kelas serta refleksi pada setiap akhir pembelajaran. Sedangkan kelompok
kontrol siswa belajar dengan kegiatan demonstrasi yang hanya dilakukan oleh
beberapa siswa dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Model Learning
Cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan
mengembangkan daya nalar siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Simatupang (2008:63) kegiatan dalam fase Learning Cycle telah dirangkai dengan
sedemikan rupa sehingga tujuan kompetensi belajar dapat tercapai.
Berkaitan dengan model Learning Cycle, Soeprodjo (2008:228) dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa penerapan model Learning Cycle dapat
meningkatkan hasil belajar. Model learning cycle 7E mampu mengajak siswa
untuk aktif mengemukakan gagasan/ide siswa dengan bahasa mereka sendiri.
Siswa dapat menyelesaikan permasalahan dengan melakukan serangkaian
kegiatan yang ada pada sintaks model Learning Cycle 7E. Siswa didorong untuk
berani mengemukakan pendapat. Siswa dituntut untuk aktif melalui diskusi untuk
menyelesaikan masalah. Dimana siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil
yang bekerja sama dan bertanggung jawab dalam meyelesaikan masalah maupun
tugas yang diberikan oleh guru. Siswa dilatih untuk bekerja sama dan
mengembangkan konsep yang telah mereka miliki dengan cara berdiskusi dan
melakukan kegiatan eksperimen. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru, serta keterbukaan
terhadap pendapat orang lain sehingga kompetensi psikomotorik dan afektif dapat
tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan Tabel 4.12 hasil uji Kruskal-Wallis diketahui bahwa motivasi
belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar ranah afektif dan psikomotor.
Ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ranah afektif dan
psikomotor karena ada perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar afektif
dan psikomotor berdasarkan motivasi belajar siswa.
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh
terhadap pencapaian prestasi belajar. Motivasi belajar dipandang sebagai
dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,
termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku
pada seseorang. Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa
yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil
belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas
usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang
diperolehnya. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan menujukkan minat,
aktivitas, dan partisipasinya dalam mengikuti pelajaran, sehingga motivasi yang
kuat mampu mendorong siswa untuk siap bertindak dalam menghadapi
permasalahan yang diberikan dan memiliki sikap belajar yang positif. Siswa yang
sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan
memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut,
Siskandar (2008:448) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jika motivasi belajar siswa tinggi, maka hasil
belajar siswa juga akan meningkat. Sejalan dengan pernyataan Hamdu dan
Agustina (2011:95) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa motivasi
belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya
adalah motivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, maka
prestasi belajar yang dicapai akan optimal. Sebaliknya jika siswa memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
motivasi belajar rendah, maka prestasi belajar yang dicapai akan kurang optimal.
Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian dari Supartini (2008:30) yang
menyimpulkan bahwa pemberian motivasi mempengaruhi prestasi belajar,
semakin tinggi pemberian motivasi kepada siswa maka semakin tinggi pula
tingkat prestasi belajarnya, sebaliknya semakin rendah pemberian motivasi maka
semakin rendah pula tingkat prestasi belajarnya.
Berdasarkan Tabel 4.12 hasil uji Kruskal-Wallis diketahui bahwa motivasi
belajar siswa tidak berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif.
Tidak ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil biologi belajar ranah
kognitif karena tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar biologi
ranah kognitif berdasarkan motivasi belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan
banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa, motivasi
adalah salah satu faktor intern yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, akan
tetapi satu faktor saja tidak pasti dapat menentukkan hasil belajar yang optimal.
Menurut Slameto (2003:54) hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan siswa (faktor psikologis).
Reber (dalam Syah, 2003:148) mendefinisikan intelegensi merupakan
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangasangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan cara yang tepat .
Syah (2003:148) menyatakan bahwa tingkat kecerdasan atau intelegensi
(IQ) siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini berarti,
semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses, dan sebaliknya semakin rendah kemampuan
intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh
sukses. Hal yang sama juga diungkapan oleh Ekowati (2006) yang menyatakan
bahwa terdapat kontribusi positif antara intelegensi (kecerdasan) terhadap hasil
belajar siswa. Selain motivasi terdapat faktor lain yaitu intelegensi yang juga
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa. Seorang siswa yang
memiliki motivasi tinggi tetapi intelegensinya kurang maka hasil belajar
kognitifnya juga akan kurang optimal. Aritonang (2008:17) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa tidak hanya motivasi belajar yang mempengaruhi hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
belajar. Tetapi juga masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil
belajar seperti cara guru mengajar, karakter guru, suasana kelas dan fasilitas
belajar yang digunakan. Sejalan dengan pernyataan Mappeasse (2009:2) Motivasi
belajar hanya sebagian dari variabel yang berpengaruh terhadap hasil belajar yang
dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain yang mempengaruhi antara lain
minat belajar, lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya
Sehubungan dengan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
ranah kognitif, Djali (2002:99) menyatakan faktor yang mempengaruhi hasil
belajar tidak hanya motivasi belajar, tetapi juga waktu belajar dan kondisi fisik.
Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen pada pertemuan pertama dan kedua
dilaksanakan pada siang hari yaitu jam ke 5 dan 6. Waktu belajar pada siang hari,
siswa biasanya kurang antusias dan juga kondisi fisiknya sudah lelah. Apabila
kondisi fisik siswa sudah lelah, siswa akan cenderung tidak bergairah dalam
belajar sehingga kurang tergerak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang ada
dalam pembelajaran. Walaupun pada awalnya siswa memiliki motivasi yang
cukup, tetapi jika waktu belajar dan kondisi fisiknya kurang mendukung maka
hasil belajar kognitifnya pun akan kurang maksimal. Jadi dapat disimpulkan
faktor internal yang turut berpengaruh selain motivasi belajar antara lain aspek
fisiologis (kesehatan siswa) dan aspek psikologis (intelegensi, perhatian, minat
dan bakat) serta faktor eksternal lain yaitu lingkungan belajar, dukungan orang
tua, sarana dan prasarana yang mendukung dalam pembelajaran, serta
keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar diluar sekolah yang turut
mempengaruhi ketercapaian hasil belajar.
Selain faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi hasil
belajar, Suryabrata (1989) dalam Aritonang (2008:14) mengungkapkan bahwa
faktor instrumen juga berpengaruh terhadap hasil belajar. Faktor instrumen
merupakan faktor yang berhubungan dengan perangkat pembelajaran seperti
kurikulum, struktur program, sarana dan prasarana pembelajaran. Terjadinya bias
pada penelitian ini juga dimungkinkan instrumen hasil belajar ranah kognitif yang
digunakan oleh peneliti belum bisa mengukur hasil belajar ranah kognitif dengan
optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Implementasi Model Learning Cycle 7E
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Serta Kaitannya Dengan Hasil Belajar Biologi
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E terhadap
motivasi belajar siswa pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono tahun
pelajaran 2011/2012
2. Ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E
terhadap hasil belajar biologi ranah afektif dan psikomotor tetapi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif
pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
3. Ada pengaruh secara signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar ranah
afektif dan psikomotor tetapi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap
hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA N 1
Banyudono tahun pelajaran 2011/2012
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Hasil peneiltian secara teoritis dapat digunakan sebagai bahan kajian
dan referensi pada penelitian sejenis tentang model Learning Cycle 7E dan
motivasi belajar siswa.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagi bahan pertimbangan bagi
guru dalam memberikan pembelajaran biologi dengan menerapkan model
Learning Cycle 7E sebagai alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar dan
hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
C. SARAN
1. Guru
a. Guru mata pelajaran biologi hendaknya selalu menerapkan model
pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
belajar siswa sehingga hasil belajar biologi dapat tercapai secara optimal.
b. Guru dalam menerapkan model Learning Cycle 7E hendaknya mampu
menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik supaya sintaks model
Learning Cycle 7E dapat berjalan dengan baik.
2. Peneliti
Penelitian ini hanya terbatas pada materi sistem pernapasan di tingkat
SMA, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada materi yang lain dan
dengan variabel yang lebih luas.