ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
PREVIEW
INTERNATIONAL
STANDARD
ISO 37001 First edition 2016-10-15
Anti-bribery
management systems Requirements with guidance for use
Diterjemahkan dan diedit oleh: Iskandar Sadikin
www.lembayungcenter.com [email protected]
FOR LEMBAYUNG CENTER INDONESIA
TRAINING PURPOSE ONLY
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
© ISO 2016 – All rights reserved COPYRIGHT PROTECTED DOCUMENT © ISO 2016, Published in Switzerland All rights reserved. Unless otherwise specified, no part of this publication may be reproduced or utilized otherwise in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopying, or posting on the internet or an intranet, without prior written permission. Permission can be requested from either ISO at the address below or ISO’s member body in the country of the requester. ISO copyright office Ch. de Blandonnet 8 • CP 401 CH-1214 Vernier, Geneva, Switzerland Tel. +41 22 749 01 11 Fax +41 22 749 09 47 www.iso.org
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
ANTI-BRIBERY MANAGEMENT SYSTEMS SISTEM MANAJEMEN ANTI SUAP
CONTENT DAFTAR ISI Foreword Kata Pengantar
Introduction Pendahuluam
Scope 1 Ruang Lingkup
Normative references 2 Acuan Normatif
Terms and definitions 3 Istilah dan Definisi
Context of the organization 4 KONTEKS ORGANISASI
Understanding the organization and its context 4.1 Pemahaman Organisasi dan Konteksnya
Understanding the needs and expectations of stakeholders
4.2 Pemahaman Kebutuhan dan Ekspektasi Para
Pemangku Kepentingan
Determining the scope of the anti-bribery management system
4.3 Penetapan Ruang Lingkup Sistem Manajemen
Anti Suap
Anti-bribery management system 4.4 Sistem Manajemen Anti Suap
Bribery risk assessment 4.5 Asesmen Risiko Penyuapan
Leadership 5 KEPEMIMPINAN
Leadership and commitment 5.1 Kepemimpinan dan Komitmen
Governing body 5.1.1 Badan Pengelola
Top management 5.1.2 Manajemen Puncak
Anti-bribery policy 5.2 Kebijakan Anti Suap
Organizational roles, responsibilities and authorities
5.3 Peran, Tanggungjawab dan Kewenangan
Organisasional
Roles and responsibilities 5.3.1 Peran dan Tanggungjawab
Anti-bribery compliance function 5.3.2 Fungsi Kepatuhan Anti Suap
Delegated decision-making 5.3.3 Pendelegasian Pengambilan Keputusan
Planning 6 PERENCANAAN
Actions to address bribery risks and opportunities
6.1 Tindakan Untuk Menangani Risiko dan Peluang
Suap
Anti-bribery objectives and planning to achieve them
6.2 Sasaran dan Perencanaan Untuk Mencapainya
Support 7 DUKUNGAN
Resources 7.1 Sumber Daya
Competence 7.2 Kompetensi
General 7.2.1 Umum
Employment procedures 7.2.2 Prosedur Penugasan
Awareness and training 7.3 Kepedulian dan Pelatihan
Communication 7.4 Komunikasi
Documented 7.5 Pendokumentasian
General 7.5.1 Umum
Creating and updating 7.5.2 Pembuatan dan Pemutakhiran
Control of documented information 7.5.3 Pengendalian Informasi Terdokumentasi
Operation 8 OPERASI
Operational planning and control 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
Due diligence 8.2 Uji Kelayakan
Financial controls 8.3 Pengendalian Finansial
Non-financial controls 8.4 Pengendalian Non-Finansial
Implementation of anti-bribery controls by controlled organizations and by business associates
8.5 Implementasi Pengendalian Anti Suap oleh
Organisasi yang Terkendali dan Asosiasi Bisnis
Anti-bribery commitments 8.6 Komitmen Anti Suap
Gifts, hospitality, donations and similar benefits 8.7 Hadiah, pemberian, donasi, dan yang sejenis
Managing inadequacy of anti-bribery controls 8.8 Mengelola Ketidakcukupan Pengendalian Anti
Suap
Raising concerns 8.9 Peningkatan Kekhawatiran
Investigating and dealing with bribery 8.10 Investigasi dan Penanganan Suap
Performance evaluation 9 EVALUASI KINERJA
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
Monitoring, measurement, analysis and evaluation
9.1 Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan Evaluasi
Review by anti-bribery compliance function 9.2 Peninjauan Oleh Fungsi Kepatuhan Anti Suap
Internal audit 9.3 Audit Internal
Top management review 9.4 Tinjauan Manajemen Puncak
Governing body review 9.5 Tinjauan Badan Pengelola
Improvement 10 PERBAIKAN
Nonconformity and corrective action 10.1 Ketidaksesuaian dan Tindakan Korektif
Continual improvement 10.2 Perbaikan Berkesinambungan
Bibliography Daftar Pustaka
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
Foreword PRAKATA
ISO (the International Organization for Standardization) is a worldwide federation of national standards bodies (ISO member bodies). The work of preparing International Standards is normally carried out through ISO technical committees. Each member body interested in a subject for which a technical committee has been established has the right to be represented on that committee. International organizations, governmental and non-governmental, in liaison with ISO, also take part in the work. ISO collaborates closely with the International Electrotechnical Commission (IEC) on all matters of electrotechnical standardization.
The procedures used to develop this document and those intended for its further maintenance are described in the ISO/IEC Directives, Part 1. In particular the different approval criteria needed for the different types of ISO documents should be noted. This document was drafted in accordance with the editorial rules of the ISO/IEC Directives, Part 2 (see www.iso.org/directives).
Attention is drawn to the possibility that some of the elements of this document may be the subject of patent rights. ISO shall not be held responsible for identifying any or all such patent rights. Details of any patent rights identified during the development of the document will be in the Introduction and/or on the ISO list of patent declarations received (see www.iso.org/patents).
Any trade name used in this document is information given for the convenience of users and does not constitute an endorsement.
For an explanation on the meaning of ISO specific terms and expressions related to conformity assessment, as well as information about ISO's adherence to the World Trade Organization (WTO) principles in the Technical Barriers to Trade (TBT) see the following URL: www.iso.org/iso/foreword.html.
The committee responsible for this document is Project Committee ISO/PC 278, Anti-bribery management systems.
ISO (the International Organization for
Standardization) adalah federasi dunia badan-
badan standardisasi nasional (badan-badan
anggota ISO). Pekerjaan menyiapkan Standar
Internasional biasanya dilakukan melalui komite
teknis ISO. Tiap anggota yang berminat dalam
subyek yang telah ditetapkan komite teknisnya
berhak untuk diwakili pada komite tersebut.
Organisasi-organisasi internasional, pemerintah
dan non-pemerintah, dalam bekerja sama dengan
ISO, juga ambil bagian dalam pekerjaan tersebut.
ISO berkolaborasi secara erat dengan
International Electrotechnial Commission (IEC)
dalam semua hal mengenai standarisasi
elektroteknik.
Prosedur yang digunakan untuk mengembangkan
dokumen ini dan maksud pemeliharaannya lebih
lanjut diuraikan dalam ISO/IEC Directives, Part
1. Secara khusus, perbedaan kriteria persetujuan
yang dibutuhkan untuk jenis dokumen ISO yang
berbeda harus dicatat. Dokumen ini dibuat
drafnya sesuai dengan aturan editorial dalam
ISO/IEC Directives, Part 2 (lihat
www.iso.org/directives).
Perhatian perlu diberikan bahwa kemungkinan
beberapa elemen dalam dokumen ini mungkin
merupakan subyek hak paten. ISO tidak
bertanggung jawab untuk mengidentifikasikan
berbagai atau seluruh hak paten tersebut. Rincian
berbagai hak paten selama pengembangan
dokumen ini akan disajikan dalam Pendahuluan
dan/atau dalam daftar deklarasi paten ISO yang
diterima (lihat www.iso.org/patents).
Berbagai nama perdagangan yang digunakan
dalam dokumen ini memberikan informasi guna
kenyamanan para pengguna dan tidak merupakan
rekomendasi.
Untuk uraian arti istilah dan ekspresi spesifik ISO
berkaitan dengan asesmen kesesuaian, seperti
halnya informasi tentang keterkaitan ISO dengan
prinsip-prinsip World Trade Organization (WTO)
dalam Technical Barriers to Trade (TBT) lihat
URL berikut: www.iso.org/iso/foreword.html.
Komite yang bertanggungjawab atas dokumen ini
adalah Project Committee ISO/PC 278, Anti-
bribery management systems.
Introduction PENDAHULUAN Bribery is a widespread phenomenon. It raises serious social, moral, economic and political concerns, undermines good governance, hinders development and distorts competition. It erodes justice, undermines human rights and is an obstacle to the relief of poverty. It also increases the cost of doing business, introduces
Suap adalah fenomena yang tersebar luas. Ini
menimbulkan kekhawatiran sosial, moral,
ekonomi dan politis yang serius, merongrong tata
kelola, menghambat pembangunan dan
mengganggu kompetisi. Ini mengikis keadilan,
merongrong hak asasi manusia dan merintangi
upaya mengentaskan kemiskinan. Juga
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
uncertainties into commercial transactions, increases the cost of goods and services, diminishes the quality of products and services, which can lead to loss of life and property, destroys trust in institutions and interferes with the fair and efficient operation of markets. Governments have made progress in addressing bribery through international agreements such as the Organization for Economic Co-operation and Development Convention on Combating Bribery of Foreign Public Officials in International Business Transactions[15] and the United Nations Convention against Corruption[14] and through their national laws. In most jurisdictions, it is an offence for individuals to engage in bribery and there is a growing trend to make organizations, as well as individuals, liable for bribery.
However, the law alone is not sufficient to solve this problem. Organizations have a responsibility to proactively contribute to combating bribery. This can be achieved by an anti-bribery management system, which this document is intended to provide, and through leadership commitment to establishing a culture of integrity, transparency, openness and compliance. The nature of an organization's culture is critical to the success or failure of an anti-bribery management system.
A well-managed organization is expected to have a compliance policy supported by appropriate management systems to assist it in complying with its legal obligations and commitment to integrity. An anti-bribery policy is a component of an overall compliance policy. The anti-bribery policy and supporting management system helps an organization to avoid or mitigate the costs, risks and damage of involvement in bribery, to promote trust and confidence in business dealings and to enhance its reputation.
This document reflects international good practice and can be used in all jurisdictions. It is applicable to small, medium and large organizations in all sectors, including public, private and not-for-profit sectors. The bribery risks facing an organization vary according to factors such as the size of the organization, the locations and sectors in which the organization operates, and the nature, scale and complexity of the organization's activities.
meningkatkan biaya berbisnis, menghasilkan
ketidakpastian terhadap transaksi komersil,
menaikkan harga barang dan jasa, menurunkan
mutu produk dan layanan yang bisa mengarah
kepada menurunnya kehidupan dan properti,
menghancurkan kepercayaan dalam institusi dan
menganggu kegiatan pasar yang “fair” dan efisien.
Beberapa Pemerintahan telah membuat kemajuan
dalam menangani suap melalui perjanjian
internasional seperti Organization for Economic
Co-operation and Development Convention on
Combating Bribery of Foreign Public Officials in
International Business Transactions dan United
Nations Convention against Corruption dan
melalui hukum-hukum nasionalnya. Di hampir
semua yurisdiksi, ini merupakan perlawanan bagi
perseorangan untuk menanangani suap dan ada
tren pertumbuhan untuk membuat organisasi
sebagaimana perseorangan juga
bertanggungjawab dalam menghadapi suap.
Bagaimanaupun juga, hukum itu sendiri tidak
cukup untuk menyelesaikan masalah ini.
Organisasi memiliki tanggung jawab untuk
berkontribusi secara pro aktif memerangi suap.
Hal ini bisa dicapai dengan sistem majamenen
anti suap yang dokumennya dimaksudkan untuk
menyediakan – dan melalui komitmen
kepemimpinan untuk menciptakan suatu budaya
integritas, transparansi, keterbukaan dan
kepatuhan. Sifat budaya suatu organisasi kritis
bagi sukses atau gagalnya suatu sistem
manajemen anti suap.
Organisasi yang dikelola dengan baik diharapkan
memiliki kebijakan yang didukung oleh sistem
manajemen yang memadai untuk membantu
mematuhi kewajiban hukum dan komitmen
terhadap integritas. Kebijakan anti suap adalah
komponen suatu kebijakan kepatuhan yang
menyeluruh. Kebijakan anti suap dan sistem
manajemen yang mendukung – membantu suatu
organisasi guna menghindari atau mitigasi biaya,
risiko dan kerusakan terkait suap, untuk
memajukan kepercayaan dari keyakinan dalam
urusan bisnis serta guna meningkatkan
reputasinya.
Dokumen ini merefleksikan praktik internasional
yang baik dan dapat digunakan dalam seluruh
yurisdiksi. Dapat diterapkan kepada organisasi
kecil, medium dan besar di seluruh sektor,
termasuk sektor publik, privat dan nirlaba. Risiko
suap yang dihadapi organisasi – beragam sesuai
faktor seperti ukuran organisasi, lokasi dan sektor
di mana organisasi beroperasi, serta sifat, skala
dan kompleksitas aktivitas organisasi.
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
This document specifies the implementation by the organization of policies, procedures and controls which are reasonable and proportionate according to the bribery risks the organization faces. Annex A provides guidance on implementing the requirements of this document.
Conformity with this document cannot provide assurance that no bribery has occurred or will occur in relation to the organization, as it is not possible to completely eliminate the risk of bribery. However, this document can help the organization implement reasonable and proportionate measures designed to prevent, detect and respond to bribery.
In this document, the following verbal forms are used: — “shall” indicates a requirement; — “should” indicates a recommendation; — “may” indicates a permission; — “can” indicates a possibility or a capability. Information marked as “NOTE” is for guidance in understanding or clarifying the associated requirement.
This document conforms to ISO’s requirements for management system standards. These requirements include a high level structure, identical core text, and common terms with core definitions, designed to benefit users implementing multiple ISO management system standards. This document can be used in conjunction with other management system standards (e.g. ISO 9001, ISO 14001, ISO/IEC 27001 and ISO 19600) and management standards (e.g. ISO 26000 and ISO 31000).
Dokumen ini menspesifikasikan implementasi
oleh organisasi dengan kebijakan, prosedur dan
pengendalian yang masuk akal dan proporsional
sesuai dengan risiko suap yang dihadapi
organisasi. Lampiran A menyediakan petunjuk
implementasi persyaratan dokumen ini.
Kesesuaian dengan dokumen ini tidak merupakan
jaminan bahwa suap telah terjadi atau akan terjadi
dalam hubungannya dengan organisasi,
sebagaimana juga tidak mungkin untuk
menghapus sepenuhnya risiko suap.
Bagaimanapun juga, dokumen ini dapat
membantu organisasi mengimplementasikan cara
yang masuk akal dan proporsional yang didesain
guna mencegah, mendeteksi dan merespons suap.
Dalam dokumen ini, bentuk formal berikut
digunakan:
“shall” mengindikasikan persyaratan;
“should” mengindikasikan rekomendasi;
“may” mengindikasikan hal yang dibolehkan;
“can” mengindikasikan kemungkinan atau
kapabilitas.
Informasi yang ditandai sebagai “CATATAN”
adalah pentunjuk untuk memahami atau
mengklarifikasi persyaratan terkait.
Dokumen ini sesuai dengan persyaratan ISO
untuk standar sistem manajemen. Persyaratan ini
termasuk struktur level tinggi, teks inti yang
identik, dan istilah umum dengan definisi inti,
didesain untuk memberi manfaat bagi pengguna
yang mengimplementasikan berbagai standar
sistem manajemen ISO. Dokumen ini dapat
digunakan bersama dengan standar sistem
manajemen lain (seperti: ISO 9001, ISO 14001,
ISO/IEC 27001 dan ISO 19600) serta standar
manajemen (seperti ISO 26000 dan ISO 31000)
INTERNATIONAL STANDARD ISO 37001:2016(E)
STANDAR INTERNASIONAL
ISO 37001:2016 (E-I)
Anti-bribery management systems — Requirements with guidance for use
Sistem Manajemen Anti Suap –
Persyaratan dengan Petunjuk Penggunaan
Scope 1 RUANG LINGKUP This document specifies requirements and provides guidance for establishing, implementing, maintaining, reviewing and improving an anti-bribery management system. The system can be stand-alone or can be integrated into an overall management system. This document addresses the following in relation to the organization's activities:
bribery in the public, private and not-for-profit
sectors;
bribery by the organization;
Dokumen ini menspesifikasikan persyaratan dan
menyediakan petunjuk untuk membuat,
mengimplementasikan, meninjau dan
memperbaiki Sistem Manajemen Anti Suap.
Sistem ini bisa berdiri sendiri atau bisa
diintegrasikan ke dalam sistem manajemen yang
menyeluruh.
Dokumen ini menunjukkan hal-hal berikut dalam
hubungannya dengan aktivitas organisasi:
suap dalam sektor publik, privat dan nirlaba;
suap oleh organisasi;
suap oleh personil organisasi atas nama
organisasi atau manfaatnya;
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
bribery by the organization's personnel acting
on the organization's behalf or for its benefit;
bribery by the organization's business
associates acting on the organization's behalf
or for its benefit;
bribery of the organization;
bribery of the organization's personnel in
relation to the organization’s activities;
bribery of the organization's business
associates in relation to the organization’s
activities;
direct and indirect bribery (e.g. a bribe offered or accepted through or by a third party).
This document is applicable only to bribery. It sets out requirements and provides guidance for a management system designed to help an organization to prevent, detect and respond to bribery and comply with anti-bribery laws and voluntary commitments applicable to its activities.
This document does not specifically address fraud, cartels and other anti-trust/competition offences, money-laundering or other activities related to corrupt practices, although an organization can choose to extend the scope of the management system to include such activities. The requirements of this document are generic and are intended to be applicable to all organizations (or parts of an organization), regardless of type, size and nature of activity, and whether in the public, private or not-for-profit sectors. The extent of application of these requirements depends on the factors specified in 4.1, 4.2 and 4.5.
NOTE 1 See Clause A.2 for guidance. NOTE 2 The measures necessary to prevent, detect and mitigate the risk of bribery by the organization can be different from the measures used to prevent, detect and respond to bribery of the organization (or its personnel or business associates acting on the organization's behalf). See A.8.4 for guidance.
suap oleh associates bisnis organisasi yang
bertindak atas nama organisasi atau
manfaatnya;
suap kepada organisasi;
suap personil organisasi dalam hubungan
dengan aktivitas organisasi;
suap oleh associates bisnis organisasi dalam
hubungan dengan aktivitas organisasi;
suap langsung atau tidak langsung (seperti
suap yang ditawarkan atau diterima melalui
atau oleh pihak ketiga).
Dokumen ini hanya diterapkan kepada suap. Ini
terdiri dari persyaratan-persyaratan dan
menyediakan petunjuk sistem manajemen yang
didesain untuk membantu suatu organisasi guna
mencegah, mendeteksi dan merespons suap dan
mematuhi hukum anti suap serta komitmen
sukarela yang diterapkan kepada aktivitas-
aktivitasnya.
Dokumen ini tidak secara khusus menunjukkan
“fraud”, kartel dan gerakan anti trust/kompetisi,
pencucian uang atau aktivitas lain berkaitan
dengan praktik korup, meskipun suatu organisasi
dapat memilih untuk memperluas ruang lingkup
sistem manajemennya dengan memasukkan
aktivitas tersebut.
Persyaratan dokumen ini adalah generik dan
dimaksudkan agar dapat diterapkan seluruh
organisasi (atau bagian suatu organisasi), tanpa
melihat jenis, ukuran dan sifat aktivitasnya, serta
apakah sektor publik, privat atau nirlaba. Luas
penerapan persyaratan ini tergantung kepada
faktor-faktor yang ditentukan dalam 4.1, 4.2 dan
4.5.
CATATAN 1 Lihat Klausul A.2 untuk petunjuk.
CATATAN 2 Cara yang diperlukan untuk mencegah,
mendeteksi dan mitigasi risiko suap oleh organisasi dapat
berbeda dari cara yang digunakan untuk mencegah, mendeteksi dan merespons suap organisasi (atau personilnya
atau associate bisnis yang bertindak atas nama organisasi).
Lihat A.8.4 untuk petunjuk.
Normative references 2 Referensi Normatif There are no normative references in this document.
Tidak ada referensi normatif dalam dokumen ini.
Terms and definitions 3 Istilah dan Definisi For the purposes of this document, the following terms and definitions apply.
ISO and IEC maintain terminological databases for use in standardization at the following addresses:
ISO Online browsing platform: available
at http://www.iso.org/obp
Untuk tujuan dokumen ini, istilah dan definisi
berikut diterapkan.
ISO dan IEC memelihara basis data terminologis
untuk digunakan dalam standardisasi di alamat
berikut:
ISO Online browsing platform: ada di
http://www.iso.org/obp
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
IEC Electropedia: available at http://www.electropedia.org/
IEC Electropedia: ada di
http://www.electropedia.org/
bribery offering, promising, giving, accepting or soliciting of an undue advantage of any value (which could be financial or non-financial), directly or indirectly, and irrespective of location(s), in violation of applicable law, as an inducement or reward for a person acting or refraining from acting in relation to the performance (3.16) of that person's duties Note 1 to entry: The above is a generic definition. The meaning of the term “bribery” is as defined by the anti-bribery law applicable to the organization (3.2) and by the anti-bribery management system (3.5) designed by the organization.
3.1
Suap Tawaran, janji, pemberian, penerimaan atau
bujukan - keuntungan yang tidak pantas berupa
sesuatu yang berharga (bisa finansial atau non
finansial), langsung maupun tidak langsung, dan
terlepas dari lokasi, dengan melanggar hukum
yang berlaku, sebagai bujukan atau hadiah bagi
orang yang bertindak atau tidak melakukan
tindakan dalam hubungannya dengan kinerja
(3.16) tugas orang tersebut.
Catatan 1 untuk dimasukkan: Yang di atas tadi adalah definisi generik. Arti istilah “suap” seperti yang didefinisikan oleh
hukum anti suap yang diterapkan di organisasi (3.2) dan
sistem manajemen anti suap (3.5) yang didesain oleh organisasi.
organization person or group of people that has its own functions with responsibilities, authorities and relationships to achieve its objectives (3.11). Note 1 to entry: The concept of organization includes, but is not limited to sole-trader, company, corporation, firm, enterprise, authority, partnership, charity or institution, or part or combination thereof, whether incorporated or not, public or private. Note 2 to entry: For organizations with more than one operating unit, one or more of the operating units can be defined as an organization.
3.2
Organisasi Orang atau kelompok orang yang memiliki fungsi
dengan tanggung jawab, kewenangan dan
hubungan untuk mencapai sasaran (3.11).
Catatan 1 untuk dimasukkan: Konsep organisasi termasuk, tapi tidak terbatas dengan penjual, perusahaan, korporasi,
firma, enterprise, otoritas, kemitraan, yayasan atau institusi,
atau bagian atau kombinasinya, apakah inkoporasi atau tidak, publik atau privat.
Catatan 2 untuk dimasukkan: Bagi organisasi dengan lebih dari satu unit operasi, satu atau lebih dari unit operasi dapat
didefinisikan sebagai satu organisasi.
interested party (preferred term) stakeholder (admitted term) person or organization (3.2) that can affect, be affected by, or perceive itself to be affected by a decision or activity Note 1 to entry: A stakeholder can be internal or external to the organization.
3.3
Pihak berkepentingan (istilah yang
dipakai)
Pemangku kepentingan (istilah yang
diakui) Orang atau organisasi (3.2) yang dapat
mempengaruhi, dipengaruhi, atau dipersepsikan
terpengaruh oleh keputusan atau aktivitas.
Catatan 1 untuk dimasukkan: Pemangku kepentingan dapat
internal dan eksternal organisasi.
requirement need that is stated and obligatory Note 1 to entry: The core definition of “requirement” in ISO management system standards is “need or expectation that is stated, generally implied or obligatory”. “Generally implied requirements” are not applicable in the context of anti-bribery management.
Note 2 to entry: “Generally implied” means that it is custom or common practice for the organization and interested parties that the need or expectation under consideration is implied.
Note 3 to entry: A specified requirement is one that is stated, for example in documented information.
3.4
Persyaratan Kebutuhan yang ditetapkan dan merupakan
kewajiban
Catatan 1 untuk dimasukkan: Definisi inti tentang
“persyaratan” dalam Standar Sistem Manajemen ISO adalah
“kebutuhan atau ekspektasi yang ditetapkan, implied atau
wajib secara umum”
Catatan 2 untuk dimasukkan: “Generally implied” artinya
praktik yang umum atau sama bagi organisasi dan pihak yang
berkepentingan dengan pertimbangan “implied”.
Catatan 3 untuk dimasukkan: Suatu persyaratan yang
dispesifikasikan adalah yang ditetapkan, contohnya dalam informasi terdokumentasi.
management system set of interrelated or interacting elements of an organization (3.2) to establish policies (3.10) and objectives (3.11) and processes (3.15) to achieve those objectives
3.5
Sistem Manajemen Sekumpulan elemen organisasi (3.2) yang saling
terkait atau saling interaksi untuk menetapkan
kebijakan (3.10) dan sasaran (3.11) dan proses
(3.15) untuk mencapai sasaran tersebut.
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
Note 1 to entry: A management system can address a single discipline or several disciplines. Note 2 to entry: The management system elements include the organization’s structure, roles and responsibilities, planning and operation. Note 3 to entry: The scope of a management system may include the whole of the organization, specific and identified functions of the organization, specific and identified sections of the organization, or one or more functions across a group of organizations.
Catatan 1 untuk dimasukkan: Sistem manajemen dapat
berupa disiplin tunggal atau beberapa disiplin.
Catatan 2 untuk dimasukkan: elemen sistem manajemen
termasuk struktur organisai, peran dan tanggung jawab, perencanaan dan operasi.
Catatan 3 untuk dimasukkan: Ruang lingkup sistem
manajemen bisa termasuk keseluruhan organisasi, fungsi
organisasi yang spesifik dan teridentifikasi, seksi organisasi yang spesifik dan teridentifikasi, atau satu fungsi atau lebih
lintas suatu grup organisai.
top management person or group of people who directs and controls an organization (3.2) at the highest level. Note 1 to entry: Top management has the power to delegate authority and provide resources within the organization.
Note 2 to entry: If the scope of the management system (3.5) covers only part of an organization, then top management refers to those who direct and control that part of the organization. Note 3 to entry: Organizations can be organized depending on which legal framework they are obliged to operate under and also according to their size, sector, etc. Some organizations have both a governing body (3.7) and top management, while some organizations do not have responsibilities divided into several bodies. These variations, both in respect of organization and responsibilities, can be considered when applying the requirements in Clause 5.
3.6
Manajemen Puncak Orang atau kelompok yang mengarahkan dan
mengendalikan suatu organisasi (3.2) pada level
tertinggi.
Catatan 1 untuk dimasukkan: Manajemen puncak memiliki
kekuatan untuk mendelegasikan kewenangan dan menyediakan
sumber daya di organisasi.
Catatan 2 untuk dimasukkan: Bila ruang lingkup sistem
manajemen (3.5) hanya meliputi bagian organisasi, maka
manajemen puncak mengacu kepada mereka yang mengarahkan dan mengendalikan bagian organisasi tsb.
Catatan 3 untuk dimasukkan: Organisasi dapat diorganisasikan tergantung kepada kerangka kerja legal yang
wajib untuk beroperasi di bawah dan juga sesuai ukurannya,
sektornya, dst. Beberapa organisasi memiliki badan tata
kelola (3.7) dan manajemen puncak, sementara beberapa
organisasi tidak memiliki tanggung jawab yang dipecah ke
dalam beberapa badan. Variasi ini, baik menyangkut respek terhadap organisasi maupun tanggung jawab – dapat
dipertimbangkan ketika menerapkan persyaratan dalam
Klausul 5.
governing body group or body that has the ultimate responsibility and authority for an organization's (3.2) activities, governance and policies and to which top management (3.6) reports and by which top management is held accountable. Note 1 to entry: Not all organizations, particularly small organizations, will have a governing body separate from top management (see 3.6, Note 3 to entry). Note 2 to entry: A governing body can include, but is not limited to, board of directors, committees of the board, supervisory board, trustees or overseers.
3.7
Badan Tata Kelola Kelompok atau badan yang memiliki tanggung
jawab tertinggi dan otoritas tentang aktivitas suatu
organisasi (3.2), tata kelola dan kebijakan serta
kepadanyalah manajemen puncak (3.6) melapor
serta kepadanyalah manajemen puncak
bertanggungjawab.
Catatan 1 untuk dimasukkan: Tidak semua organisasi, khususnya organisasi kecil memiliki badan tata kelola yang
terpisah dari manajemen puncak (lihat 3.6, Catatan 3 untuk
dimasukkan).
Catatan 2 untuk memasukkan: Suatu tata kelola dapat termasuk tetapi tidak terbatas kepada Dewan Direksi, Dewan
Komisaris, Dewan Penasehat, trustees atau Pengawas.
anti-bribery compliance function person(s) with responsibility and authority for the operation of the anti-bribery management system (3.5)
3.8
Fungsi Kepatuhan Anti Suap Orang (-orang) dengan tanggung jawab dan
otoritas operasi sistem manajemen anti suap
(3.5)
effectiveness extent to which planned activities are realized and planned results achieved.
3.9
Efektivitas Luasnya aktivitas yang direncanakan -
dilaksanakan dan hasil yang direncanakan dicapai.
policy intentions and direction of an organization (3.2), as formally expressed by its top management (3.6) or its governing body (3.7)
3.10
Kebijakan Maksud dan arah suatu organisasi (3.2)
dinyatakan secara formal oleh manajemen
puncak (3.6) atau badan tata kelola (3.7).
objective result to be achieved. Note 1 to entry: An objective can be strategic, tactical or operational.
3.11
Sasaran Hasil yang harus dicapai.
Cacatan 1 untuk dimasukkan: Suatu sasaran dapat bersifat
strategis, taktis atau operasional.
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
Note 2 to entry: Objectives can relate to different disciplines (such as financial, sales and marketing, procurement, health and safety, and environmental goals) and can apply at different levels (such as strategic, organization-wide, project, product and process (3.15)). Note 3 to entry: An objective can be expressed in other ways, e.g. as an intended outcome, a purpose, an operational criterion, as an anti-bribery objective, or by the use of other words with similar meaning (e.g. aim, goal, or target). Note 4 to entry: In the context of anti-bribery management systems (3.5), anti-bribery objectives are set by the organization (3.2), consistent with the anti-bribery policy (3.10), to achieve specific results.
Catatan 2 untuk dimasukkan: Sasaran dapat berkaitan dengan disiplin yang berbeda (seperti tujuan finansial,
penjualan dan pemasaran, pengadaan, kesehatan dan
keselamatan, serta lingkungan) dan dapat diterapkan pada level yang berbeda (seperti strategis, organisasi secara luas,
proyek, produk dan proses (3.15)).
Catatan 3 untuk dimasukkan: Suatu sasaran dapat
diekspresikan dengan cara lain, seperti: sebagai hasil yang
diinginkan, sebagai tujuan, kriteria operasional, sebagai sasaran anti suap, atau dengan menggunakan kata-kata lain
dengan makna yang sama (contohnya: aim, goal, atau target).
Catatan 4 untuk dimasukkan: Dalam konteks sistem
manajemen anti suap (3.5), sasaran anti suap disusun oleh
organisasi (3.2), konsisten dengan kebijakan anti suap (3.10) untuk mencapai hasil tertentu.
risk effect of uncertainty on objectives (3.11) Note 1 to entry: An effect is a deviation from the expected — positive or negative. Note 2 to entry: Uncertainty is the state, even partial, of deficiency of information related to, understanding or knowledge of, an event, its consequence or likelihood.
Note 3 to entry: Risk is often characterized by reference to potential “events” (as defined in ISO Guide 73:2009, 3.5.1.3) and “consequences” (as defined in ISO Guide 73:2009, 3.6.1.3), or a combination of these. Note 4 to entry: Risk is often expressed in terms of a combination of the consequences of an event (including changes in circumstances) and the associated “likelihood” (as defined in ISO Guide 73:2009, 3.6.1.1) of occurrence.
3.12
Risiko Efek ketidakpastian atas sasaran (3.11) Catatan 1 untuk dimasukkan: Efeknya adalah suatu deviasi dari yang diharapkan – baik poritif maupun negatif.
Catatan 2 untuk dimasukkan: Ketidakpastian adalah keadaan,bahkan parsial tentang defisiensi informasi berkaitan
dengan: pemahaman atau pengetahuan tentang suatu
kejadian, konsekuensinya atau kemungkinannya.
Catatan 3 untuk dimasukkan: Risiko sering bercirikan
referensi kepada potensi “events” (sebagaimana didefinisikan dalam ISO Guide 73:2009, 3.5.1.3) dan “konsekuensi”
(seperti didefinisikan dalam ISO Guide 73:2009, 3.6.1.3), atau kombinasinya. Catatan 4 untuk dimasukkan: Risiko sering diekspresikan dalam istilah kombinasi antara konsekuensi suatu kejadian
(termasuk perubahan situasi) dan bertalian dengan
“kecenderungan” (seperti didefinisikan dalamISO Guide 73:2009, 3.6.1.1) suatu kejadian.
competence ability to apply knowledge and skills to achieve intended results
3.13
Kompetensi Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
documented information information required to be controlled and maintained by an organization (3.2) and the medium on which it is contained Note 1 to entry: Documented information can be in any format and media, and from any source.
Note 2 to entry: Documented information can refer to: — the management system (3.5), including
related processes (3.15); — information created in order for the organization to
operate (documentation);
— evidence of results achieved (records).
3.14
Informasi terdokumentasi Informasi yang dipersyaratkan untuk dikendalikan
dan dipelihara oleh organisasi (3.2) dan media
isinya.
Catatan 1 untuk dimasukkan: Informasi terdokumentasi dapat
dalam bentuk berbagai format dan media dan dari berbagai sumber.
Catatan 2 untuk dimasukkan: Informasi terdokumentasi dapat
mengacu kepada:
sistem manajemen (3.5) termasuk proses –proses terkait (3.15);
informasi yang dibuat untuk beroperasinya organisasi (dokumentasi);
bukti hasil yang dicapai (catatan).
process set of interrelated or interacting activities which transforms inputs into outputs
3.15
Proses Sekumpulan aktivitas yang saling terkait atau
saling interaksi yang mentransformasikan
masukan menjadi keluaran.
performance measurable result Note 1 to entry: Performance can relate either to quantitative or qualitative findings.
3.16
Kinerja Hasil yang bisa diukur
Catatan 1 untuk dimasukkan: Kinerja dapat berkaitan baik dengan temuan kuantitatif ataupun kualitatif.
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
Note 2 to entry: Performance can relate to the management of activities, processes (3.15), products (including services), systems or organizations (3.2).
Catatan 2 untuk dimasukkan: Kinerja dapat berkaitan dengan
manajemen aktivitas, proses (3.15), produk (termasuk layanan), sistem atau organisasi (3.2).
outsource (verb) make an arrangement where an external organization (3.2) performs part of an organization’s function or process (3.14) Note 1 to entry: An external organization is outside the scope of the management system (3.5), although the outsourced function or process is within the scope. Note 2 to entry: The core text of ISO management system standards contains a definition and requirement in relation to outsourcing, which is not used in this document, as outsourcing providers are included within the definition of business associate (3.26).
3.17
Alih daya (kata kerja) Membuat pengaturan dimana organisasi (3.2)
eksternal melaksanakan sebagian fungsi atau
proses (3.14) organisasi.
Catatan 1 untuk dimasukkan: Organisasi eksternal ada di luar
ruang lingkup sistem manajemen (3.5) meskipun fungsi atau
proses yang dialihdayakan berada di dalam ruang lingkupnya.
Catatan 2 untuk dimasukkan: Teks inti standar sistem
manajemen ISO berisi definisi dan persyaratan dalam hubungannya dengan alih daya yang tidak digunakan dalam
dokumen ini meskipun penyedia alih daya termasuk dalam
definisi asosiasi bisnis (3.26).
monitoring determining the status of a system, a process (3.15) or an activity Note 1 to entry: To determine the status, there can be a need to check, supervise or critically observe.
3.18
Pemantauan Menentukan suatu status suatu sistem, proses
(3.15) atau aktivitas.
Catatan 1 untuk dimasukkan: Untuk menentukan status,
dibutuhkan adanya pengecekan, supervisi atau observasi kritis.
measurement process (3.15) to determine a value
3.19
Pengukuran Proses (3.15) untuk menentukan suatu nilai.
audit systematic, independent and documented process (3.15) for obtaining audit evidence and evaluating it objectively to determine the extent to which the audit criteria are fulfilled Note 1 to entry: An audit can be an internal audit (first party) or an external audit (second party or third party), and it can be a combined audit (combining two or more disciplines). Note 2 to entry: An internal audit is conducted by the organization (3.2) itself, or by an external party on its behalf. Note 3 to entry: “Audit evidence” and “audit criteria” are defined in ISO 19011
3.20
Audit Proses (3.15) yang sistematis, independen dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasi objektivitas untuk menentukan
luasnya suatu kriteria audit dipenuhi.
Catatan 1 untuk dimasukkan: Audit bisa audit internal (pihak pertama) atau audit eksternal (pihak kedua atau ketiga), serta
bisa audit kombinasi (mengkombinasikan dua atau lebih
disiplin).
Catatan2 untuk dimasukkan: Audit internal dilakusanakan
oleh organisasi (3,2) sendiri atau oleh pihak yang bertindak atas namanya.
Catatan 3 untuk dimasukkan: “Bukti Audit” dan “Kriteria
Audit” didefiniskan dalam ISO 19011.
conformity fulfilment of a requirement (3.4)
3.21
Kesesuaian Pemenuhan suatu persyaratan (3.4).
nonconformity non-fulfilment of a requirement (3.4)
3.22
Ketidaksesuaian Tidak terpenuhinya suatu persyaratan (3.4).
corrective action action to eliminate the cause of a nonconformity (3.22) and to prevent recurrence
3.23
Tindakan koreksi Tindakan untuk mengeliminasi penyebab
ketidaksesuaian (3.22) dan untuk mencegah
terjadi lagi.
continual improvement recurring activity to enhance performance (3.16)
3.24
Perbaikan berkesinambungan Aktivitas yang berulang untuk meningkatkan
kinerja (3.16)
personnel organization's (3.2) directors, officers, employees, temporary staff or workers, and volunteers Note 1 to entry: Different types of personnel pose different types and degrees of bribery risk (3.12) and can be treated differently by the organization's bribery risk assessment and bribery risk management procedures.
3.25
Personil Direktur, pejabat, pegawai, staf atau pekerja
temporer, dan relawan organisasi (3.2).
Catatan 1 untuk dimasukkan: Tipe yang berbeda para personil
memiliki posisi dan derajat yang berbeda pula tentang risiko (3.12) suap serta dapat diperlakukan secara berbeda pula
dalam asesmen risiko organisasi dan prosedur manajemen
risiko suap.
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
Note 2 to entry: See A.8.5 for guidance on temporary staff or workers.
Catatan 2 untuk dimasukkan: Lihat A.8.5 untuk petunjuk
terhadap staff atau pekerja temporer.
business associate external party with whom the organization (3.2) has, or plans to establish, some form of business relationship Note 1 to entry: Business associate includes but is not limited to clients, customers, joint ventures, joint venture partners, consortium partners, outsourcing providers, contractors, consultants, sub-contractors, suppliers, vendors, advisors, agents, distributors, representatives, intermediaries and investors. This definition is deliberately broad and should be interpreted in line with the bribery risk(3.12) profile of the organization to apply to business associates which can reasonably expose the organization to bribery risks. Note 2 to entry: Different types of business associate pose different types and degrees of bribery risk, and an organization (3.2) will have differing degrees of ability to influence different types of business associate. Different types of business associate can be treated differently by the organization's bribery risk assessment and bribery risk management procedures. Note 3 to entry: Reference to “business” in this document can be interpreted broadly to mean those activities that are relevant to the purposes of the organization’s existence.
3.26
Asosiasi bisnis Pihak eksternal dengan siapa organisasi (3.2)
memiliki atau merencanakan untuk mengadakan
berbagai bentuk hubungan bisnis.
Catatan 1 untuk dimasukkan: Asosiasi bisnis termasuk tapi
tidak terbatas kepada klien, pelanggan, mitra, mitra usaha,
mitra konsorsium, penyedia alih daya, kontraktor, konsultan, sub-kontraktor, pemasok, vendors, penasehat, agen,
distributor, perwakilan, perantara dan pemodal. Definisi ini
bisa diperluas dan harus diinterpretasikan sejalan dengan profil risiko (3.12) suap organisasi yang diterapkan kepada
asosiasi bisnis yang secara masuk akal – organisasi dapat
terkena risiko suap.
Catatan 2 untuk dimasukkan: Tipe asosiasi bisnis yang
berbeda memiliki tipe dan derajat risiko suap yang berbeda
pula, dan suatu organisasi (3.2) akan memiliki derajat
kemampuan yang berbeda untuk mempengaruhi tipe asosiasi
bisnis yang berbeda. Tipe asosisi bisnis yang berbeda dapat diperlakukan secara berbeda oleh asesmen risiko suap
organisasi dan prosedur manajemen risiko suap.
Catatan 3 untuk dimasukkan: Referensi “bisnis” dalam
dokumen ini dapat diinterpretasikan secara luas agar aktivitas
tsb yang relevan dengan tujuan eksistensi organisasi.
public official person holding a legislative, administrative or judicial office, whether by appointment, election or succession, or any person exercising a public function, including for a public agency or public enterprise, or any official or agent of a public domestic or international organization, or any candidate for public office Note 1 to entry: For examples of individuals who can be considered to be public officials, see Clause A.21.
3.27
Pejabat publik Orang yang memegang jabatan di kantor
legislatif, administratif atau yudisial, baik karena
ditunjuk, dipilih atau suksesi, atau siapapun orang
yang mengerjakan fungsi publik, termasuk
lembaga publik atau perusahaan publik atau agen
organisasi publik domestik maupun internasional,
atau calon pejabat kantor publik. Catatan 1 untuk dimasukkan: Contoh individu yang dipertimbangkan termasuk sebagai pejabat publik, lihat
Klausul A.21.
third party person or body that is independent of the organization (3.2) Note 1 to entry: All business associates (3.26) are third parties, but not all third parties are business associates
3.28
Pihak ketiga Orang atau lembaga yang independen terhadap
organisasi (3.2).
Catatan 1 untuk dimasukkan: Seluruh asosiasi bisnis (3.26)
adalah pihak ketiga, namun tidak seluruh pihak ketiga adalah asosiasi bisnis.
conflict of interest situation where business, financial, family, political or personal interests could interfere with the judgment of persons in carrying out their duties for the organization (3.2)
3.29
Konflik kepentingan Situasi dimana kepentingan bisnis, finansial,
famili, politik atau pribadi dapat menganggu
penilaian orang dalam melaksanakan tugasnya
bagi organisasi (3.2).
due diligence process (3.15) to further assess the nature and extent of the bribery risk (3.12) and help organizations (3.2) make decisions in relation to specific transactions, projects, activities, business associates (3.26) and personnel
3.30
Uji kelayakan Proses (3.15) untuk menilai lebih lanjut sifat dan
luasnya risiko suap (3.12) dan membantu
organisasi (3.2) membuat keputusan dalam
hubungannya dengan transaksi, proyek, aktivitas,
asosiasi bisnis (3.26) dan personil tertentu.
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
Annex A (informative) Guidance on the use of this International
Standard
Lampiran A (informasi)
Petunjuk Penggunaan Standar
Internasional ini
General A.1 Umum
Scope of the anti-bribery management system A.2 Ruang Lingkup Sistem Manajemen Anti Suap
Standalone or integrated anti-bribery management system
A.2.1 Sistem Manajemen Anti Suap yang Berdiri
Sendiri atau yang Terintegrasi
Facilitation and extortion payments A.2.2 Fasilitasi dan Pemerasan
Reasonable and proportionate A.3 Rasionalisasi dan Proporsionalitas
Bribery Risk Assessment A.4 Asesmen Risiko Suap
Roles and responsibilities of governing body and top management
A.5 Peran dan Tanggungjawab Badan Pengelola dan
Manajemen Puncak
Anti-bribery compliance function A.6 Fungsi Kepatuhan Anti Suap
Resources A.7 Sumber Daya
Employment procedures A.8 Prosedur Penugasan
Due diligence on personnel A.8.1 Uji kelayakan Personil
Performance bonuses A.8.2 Bonus Kinerja
Conflicts of interest A.8.3 Konflik Kepentingan
Bribery of the organization’s personnel A.8.4 Suap Personil Organisasi
Temporary staff or workers A.8.5 Staf atau Pekerja Temporer
Awareness and training A.9 Kepedulian dan Pelatihan
Due diligence A.10 Uji Kelayakan
Financial controls A.11 Pengendalian Finansial
Non-financial controls A.12 Pengendalian Non Finansial
Implementation of the anti-bribery management system by controlled organizations and business associates
A.13 Implementasi Sistem Manajemen Anti Suap
Oleh Organisasi Terkendali dan Asosiasi Bisnis
General A.13.1 Umum
Controlled organizations A.13.2 Organisasi Terkendali
Business associates A.13.3 Asosiasi Bisnis
Anti-bribery commitments A.14 Komitmen Anti Suap
Gifts, hospitality, donations and similar benefits A.15 Hadiah, pemberian, donasi, dan yang sejenis
Internal audit A.16 Audit Internal
Documented information A.17 Informasi Terdokumentasi
Investigating and dealing with bribery A.18 Investigasi dan Pengelolaan Suap
Monitoring A.19 Pemantauan
Public officials A.20 Pejabat Publik
Anti-bribery initiatives A.21 Inisiatif Anti Suap
Bibliography [1] ISO 9000, Quality management systems — Fundamentals and vocabulary [2] ISO 9001, Quality management systems — Requirements [3] ISO 19011, Guidelines for auditing management systems [4] ISO 14001, Environmental management systems — Requirements with guidance for use [5] ISO/IEC 17000, Conformity assessment — Vocabulary and general principles [6] ISO 19600, Compliance management systems — Guidelines [7] ISO 22000, Food safety management systems — Requirements for any organization in the food chain [8] ISO 26000, Guidance on social responsibility [9] ISO/IEC 27001, Information technology — Security techniques — Information security management systems — Requirements [10] ISO 31000, Risk management — Principles and guidelines [11] ISO Guide 73, Risk management — Vocabulary [12] ISO/IEC Guide 2, Standardization and related activities — General vocabulary [13] BS 10500, Specification for an anti-bribery management system [14] United Nations Convention against Corruption, New York, 2004. Available at: http://www.unodc.org/documents/treaties/UNCAC/Publications/Convention/08-50026_E.pdf [15] Organization for Economic Co-operation and Development, Convention on Combating Bribery of Foreign Public Officials in International Business Transactions and Related Documents, Paris, 2010
ISO 37001:2016 Rev. 00 (E-I)
[16] Organization for Economic Co-operation and Development, Good Practice Guidance on Internal Controls, Ethics, and Compliance, Paris, 2010 [17] Organization for Economic Co-operation and Development, Commentaries on the Convention on Combating Bribery of Foreign Public Officials in International Business Transactions, 21 November 1997 [18] United Nations Global Compact/Transparency International, Reporting guidance on the 10th principle against corruption, 2009 [19] International Chamber of Commerce, Transparency International, United Nations Global Compact and World Economic Forum, RESIST: Resisting Extortion and Solicitation in International Transactions, A company tool for employee training, 2010 [20] International Chamber of Commerce, Rules on Combating Corruption, Paris, 2011 [21] Transparency International, Business Principles for Countering Bribery and associated tools, Berlin, 2013 [22] Transparency International, Corruption Perceptions Index [23] Transparency International, Bribe Payers Index [24] World Bank, Worldwide Governance Indicators [25] International Corporate Governance Network, ICGN Statement and Guidance on Anti-Corruption Practices, London, 2009 [26] World Economic Forum, Partnering Against Corruption Principles for Countering Bribery, An Initiative of the World Economic Forum in Partnership with Transparency International and the Basel Institute on Governance, Geneva [27] Committee of the Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO): Internal Control – Integrated Framework, May 2013